MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI J
PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI
PROFESIONAL:
PROFESIONALISME GURU
Penulis:
Adrian Iriana Prakasa, M.Pd, 08123013046, kangobos@gmail.com
Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, 085217181081, sugito72@yahoo.com
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd. , 081392297979, harirachman@yahoo.com.au
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.
iii
PENDAHULUAN
iv
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru
Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi
materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama
mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan PPPPTK
IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK,
dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan
v
modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan
terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pendidikan (PTP),
dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan
modul ini.
vi
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
KELOMPOK KOMPETENSI J
PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI
Penulis:
Adrian Iriana Prakasa, M.Pd, 08123013046, kangobos@gmail.com
Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, 085217181081, sugito72@yahoo.com
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd. , 081392297979, harirachman@yahoo.com.au
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
ii
Daftar Isi
ix
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus .................................................................... 62
Kegiatan Pembelajaran 3 Memodifikasi Materi Pembelajaran ....................................... 63
A. Tujuan.................................................................................................................... 63
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................. 63
C. Uraian Materi ........................................................................................................ 63
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................................................... 73
E. Latihan / Kasus / Tugas.......................................................................................... 75
F. Rangkuman............................................................................................................ 77
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 78
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus .................................................................... 78
Evaluasi.............................................................................................................................. 79
Penutup ............................................................................................................................. 83
Glosarium .......................................................................................................................... 85
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 87
x
Daftar Gambar
Daftar Tabel
xi
PJOK SD KK J
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembinaan karier guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru
dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan karier akan mengurangi kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan
profesional yang dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan pembinaan karier baik secara
mandiri maupun kelompok. Khusus untuk pembinaan karier dalam bentuk diklat
dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat pembinaan karier dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK
KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut
memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul
merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
1
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
2
PJOK SD KK J
D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang pengembangan potensi peserta didik dan aktualisasi diri
peserta didik meliputi konsep, jenis, program, pelaksanaan, dan evaluasi, serta
pengolahan, pemaknaan, pelaporan penilaian, dan modifikasi materi pembelajaran.
Modul ini dapat Saudara gunakan dalam kegiatan pelatihan moda tatap muka penuh
maupun In-On-In sebagaimana bagan berikut ini.
3
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,
a. Pendahuluan
4
PJOK SD KK J
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok
dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.
5
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
6
PJOK SD KK J
7
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara
aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
3. Lembar Kerja
8
PJOK SD KK J
Kegiatan Pembelajaran 1
Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta
Didik
A. Tujuan
C. Uraian Materi
9
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Pendidikan berjalan setiap saat dan di segala tempat. Setiap orang, baik anak-anak
maupun orang dewasa mengalami proses pendidikan, lewat apa yang dijumpai atau
apa yang dikerjakan. Walaupun seorang individu tidak mendapat pendidikan yang
sengaja diberikan, baik formal maupun informal, secara alamiah setiap orang akan
terus belajar dari lingkungannya, meskipun derajat keterdidikannya bisa berbeda.
Secara historis pendidikan sudah ada sejak manusia ada di muka bumi. Ketika
kehidupan masih sederhana, orang tua mendidik anaknya secara langsung, atau
anak belajar kepada orang tua atau orang lain yang lebih dewasa di lingkungannya
tanpa perantaraan sekolah; seperti cara makan yang baik, cara membersihkan
badan, bahkan tidak jarang anak belajar dari alam sekitarnya. Anak-anak belajar
bercocok tanam, berburu dan berbagai kegiatan kehidupan keseharian lainnya.
Intinya anak belajar agar mampu menghadapi tugas-tugas kehidupan, mencari
pemecahan untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah yang dihadapi sehari-hari.
Ketika kehidupan makin maju dan kompleks, masalah kehidupan dan fenomena
alam kemudian diupayakan dapat dijelaskan secara keilmuan. Pendidikan juga
mulai bermetamorfosa menjadi formal dan bidang keilmuan diterjemahkan menjadi
mata pelajaran/mata kuliah/mata diklat di sekolah. Walaupun demikian sebenarnya
tujuan pendidikan tetap saja sama, yaitu agar peserta didik mampu memecahkan dan
mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapi, dengan cara lebih baik dan lebih
cepat, karena sudah dijelaskan secara keilmuan.
Mata pelajaran di sekolah memiliki fungsi untuk menjelaskan fenomena alam dan
kehidupan sehingga lebih mudah difahami dan lebih mudah dipecahkan
10
PJOK SD KK J
problemanya. Dengan kata lain, mata pelajaran adalah alat untuk membentuk
kecakapan/kemampuan, atau yang sering juga disebut potensi, yang dapat
membantu mengembangkan dan memecahkan serta mengatasi permasalahan hidup
dan kehidupan. Oleh karena itu, muncul pula istilah kecakapan hidup, yaitu
kecakapan untuk memecahkan masalah-masalah aktual kehidupan, yang tentunya
kecakapan tersebut harus dapat dimunculkan melalui usaha pendidikan formal,
yang akhirnya membentuk tuntutan pendidikan kecakapan hidup. Semua mata
pelajaran, termasuk PJOK, tentu harus memiliki kemampuan untuk membekali dan
mengembangkan kecakapan hidup tersebut bagi anak-anak yang dididiknya.
Pada tahap awal dilakukan identifikasi kecakapan hidup yang diperlukan untuk
menghadapi kehidupan nyata di masyarakat. Kecakapan hidup yang teridentifikasi,
kemudian diidentifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mendukung
pembentukan kecakapan hidup tersebut. Tahap selanjutnya diklasifikasikan dalam
bentuk tema-tema/pokok bahasan/topik, yang dikemas dalam bentuk mata
pelajaran. Dari sisi pemberian bekal bagi peserta didik ditunjukkan dengan anak
panah bergaris tegas, yaitu apa yang dipelajari pada setiap mata pelajaran
diharapkan dapat membentuk kecakapan hidup yang nantinya diperlukan pada saat
yang bersangkutan memasuki kehidupan nyata di masyarakat.
Dari pemahaman tersebut, sekali lagi, mata pelajaran adalah alat, sedangkan yang
ingin dicapai adalah pembentukan kecakapan hidup. Kecakapan hidup itulah yang
diperlukan pada saat seseorang memasuki kehidupan sebagai individu yang
mandiri, anggota masyarakat dan warga negara. Kompetensi yang dicapai pada
mata pelajaran hanyalah kompetensi antara untuk mewujudkan kemampuan nyata
yang diinginkan, yaitu kecakapan hidup.
12
PJOK SD KK J
Untuk itu, marilah kita bahas dulu konsep potensi dan aktualisasi diri yang
dimaksud dalam modul ini.
Potensi mengandung arti sesuatu yang kita miliki saat ini yang dapat dikembangkan
menjadi kemampuan atau kecakapan yang lebih baik di masa-masa mendatang.
Setiap anak memiliki potensi yang sangat kaya ketika mereka lahir dan ketika
mereka memasuki usia sekolah. Potensi ini ada yang diwariskan dari orang tua
dalam bentuk keistimewaan yang dibawanya sejak lahir, ada pula yang merupakan
pola asuhan atau pendidikan ketika dirinya masih menjadi seorang anak kecil
sampai dirinya siap masuk sekolah. Semua pengasuhan dan semua pembimbingan
tersebut, baik yang diperolehnya dari orang tua, keluarga, guru atau siapapun yang
ditemuinya, akan membentuk potensi yang siap dikembangkan lagi lebih lanjut di
masa-masa berikutnya. Dan potensi ini menggejala dalam berbagai jenis atau
bidang, seperti dalam hal kecerdasan intelektual, kecerdasan numerikal, kecerdasan
moral, emosional, bahkan kecerdasan sensorimotor (atau yang sering juga disebut
bersifat gerak dan fisikal). Semakin dirinya terlibat dengan lebih banyak dan terarah
dalam suatu bidang, maka potensi di bidang tersebut akan semakin membesar.
1) Motivasi
Siapapun yang pernah mengajar seseorang tentang satu hal pasti akan
menyadari bahwa bahan dasar yang menentukan pembelajaran yang baik
adalah motivasi anak atau yang sedang belajar. Orang yang memiliki motivasi
tinggi, biasanya akan melakukan upaya yang cukup besar, lebih sadar dalam
dan selama proses belajar, serta bersedia untuk berlatih atau belajar dalam
waktu yang lebih lama. Individu yang tidak termotivasi untuk belajar tidak akan
berusaha dengan baik, sehingga hanya melakukannya dengan setengah hati.
Satu cara efektif yang dapat dimanfaatkan guru untuk meningkatkan motivasi
anak adalah melibatkan mereka dalam proses penetapan tujuan (goal setting).
Kunci dari sifat motivasinya adalah relevansi pribadi dan orientasi proses.
Ketika anak diberi kesempatan untuk memilih tujuannya sendiri dan kemudian
13
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Elemen Elemen
Aktivitas Elemen Gerak
Perseptual Konseptual
Tenis dan Rotasi bahu Pelacakan visual pemilihan pukulan
Badminton sebelum pukulan thd bola dan cock bervariasi
Elemen gerakan berkaitan dengan pola-pola gerak dari aksi yang bervariasi.
Misalnya, lemparan bola softball dan lemparan pancing di kolam atau di laut
melibatkan pola gerak yang benar-benar serupa. Karenanya, guru dapat
mengingatkan anak-anak yang sudah memiliki pengalaman melempar bola
softball bahwa melempar pancing itu sama dengan melempar bola softball.
Sedangkan bagi anak yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya, dapat
didorong untuk berlatih lemparan tersebut agar memiliki perasaan gerak yang
lebih baik dalam mempelajari lemparan pancingnya.
14
PJOK SD KK J
3) Kemampuan (abilities)
4) Kecakapan Hidup
15
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
16
PJOK SD KK J
6) Kecakapan Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan berlangsung terus menerus
di mana dua atau lebih orang berinteraksi untuk mencapai tujuan atau hasil
yang diharapkan. Dalam mempelajari cara berkomunikasi yang efektif, peserta
didik harus belajar berbicara, mendengar, membaca serta menulis secara efektif
disesuaikan dengan siapa dia berhadapan. Mereka harus belajar memilih alat
yang paling efektif untuk menyampaikan suatu pesan sesuai dengan tujuan dan
konteks komunikasinya. Mereka harus menggunakan informasi yang tepat dan
relevan serta mengaturnya secara sistematis dan logis untuk audiens yang
dihadapi. Mereka juga harus mengevaluasi keefektifan komunikasi mereka
serta mengidentifikasi langkah-langkah perbaikannya.
Tabel 4 Konteks Kecakapan Komunikasi
17
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
tepat untuk
berkomunikasi untuk
memberi informasi,
membujuk, mendebat
dan menyenangkan serta
mencapai hasil yang
diinginkan.
• Menilai secara kritis
keefektifan komunikasi
mereka.
• memecahkan konflik dan
memecahkan masalah
dengan pihak lain untuk
menyelesaikan tugas.
7) Kreativitas
Kreativitas adalah konsep yang penting tetapi bersifat abstrak. Konsep ini
sudah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda. Beberapa pihak
mendefinisikannya sebagai suatu kemampuan untuk menghasilkan gagasan
yang orisinil dalam menghadapi persoalan.; sedangkan yang lain melihatnya
sebagai suatu proses. Namun demikian, kreativitas tetap dipandang sebagai
suatu kualitas kepribadian juga. Kreativitas merupakan suatu konssep yang
kompleks dan multimuka. Dalam diri individu, perilaku kreatif dipandang
sebagai hasil dari suatu kecakapan kognitif yang kompleks, faktor kepribadian,
motivasi, strategi, dan kecakapan metakognitif.
18
PJOK SD KK J
Iklim kondusif untuk kreativitas: Menghargai sesuatu yang baru dan tidak
umum, memberikan tantangan, menghargai individualitas dan keterbukaan,
mendorong timbulnya diskusi terbuka, absennya konflik, memberikan waktu
untuk berpikir, mendorong keyakinan dan kemauan untuk mengambil resiko,
menghargai dan mendukung gagasan-gagasan baru, dsb.
19
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Keterangan:
• Kelancaran: Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan sebagai
jawaban pada permasalahan, pertanyaan atau tugas yang terbuka.
• Kelenturan: Kemampuan untuk mengambil pendekatan yang berbeda
pada suatu tugas atau persoalan, berpikir tentang gagasan dalam
kategori yang berbeda, atau memandang suatu situasi dari sudut
pandang yang berbeda.
• Keaslian/Orisinalitas: Keunikan, tidak sama dalam pemikiran dan
tindakan.
• Elaborasi: Kemampuan untuk menambahkan detil pada gagasan
tertentu, mengembangkan dan menghiasi atau menyempurnakan suatu
gagasan.
• Kepekaan pada masalah: Kemampuan untuk menemukenali masalah,
mendaftar kesulitan, mendeteksi informasi yang hilang, dan
mempertanyakan banyak pertanyaan yang baik.
• Perumusan masalah: Kemampuan untuk 1) menemukenali masalah
yang sesungguhnya, 2) mengisolasi aspek penting dari suatu masalah, 3)
memperjelas dan menyederhanakan masalah, 4) menemukenali sub-
masalah, 5) mengajukan perumusan masalah alternatif, dan 6)
mendefinisikan masalah secara umum.
• Visualisasi: Kemampuan untuk membayangkan dan menghayal,
‘melihat’ sesuatu dalam ‘mata pikiran’ dan secara mental memanipulasi
citra dan gagasan.
• Berpikir analogis: Kemampuan meminjam gagasan dari satu konteks
dan menggunakannya dengan cara yang berbeda, atau kemampuan
untuk meminjam cara pemecahan masalah dan menggunakannya pada
masalah lain.
• Transformasi: Kemampuan untuk menyesuaikan sesuatu untuk
digunakan secara baru, melihat makna baru, implikasi, dan aplikasi, atau
merubah suatu obyek atau gagasan ke dalam gagasan baru secara
kreatif.
20
PJOK SD KK J
Berpikir kritis adalah proses penarikan makna dari data atau pernyataan yang
diberikan. Hal tersebut berkaitan dengan ketepatan dari pernyataan yang
diberikan. Tujuannya adalah untuk menciptakan dan menilai argumen. Berpikir
kritis adalah mempertanyakan dan membuktikan penilaian yang kita buat,
apakah harus dipercaya atau tidak.
21
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
22
PJOK SD KK J
23
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
24
PJOK SD KK J
25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
26
PJOK SD KK J
Tahapan
Fokus Pembelajaran
Usia
Peserta didik:
27
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
28
PJOK SD KK J
29
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
a. Program Kompetisi
30
PJOK SD KK J
antar sekolah ini adalah hendaknya dibentuk oleh disdik kota/kabupaten dibantu
oleh guru-guru PJOK dari setiap sekolah. Tetapi jika memungkinkan, kompetisi
antar sekolah ini dibatasi hanya untuk setiap kecamatan terlebih dahulu.
Karena jumlah SD di satu kecamatan biasanya tidak terlalu banyak, maka kompetisi
antar sekolah benar-benar melibatkan semua sekolah yang ada di lingkungan
kecamatan tersebut. Adapun jenis kompetisi dan jumlah cabor yang diprogramkan
tentu perlu dipertimbangkan dengan melihat jumlah sekolah yang ada (tentu
berbeda-beda jumlahnya antar kecamatan), sehingga agenda dan waktu yang
tersedia dapat disesuaikan.
Komponen utama dari model ini adalah (1) pemberdayaan sekolah sebagai sentra
pembinaan olahraga prestasi yang terintegrasi dengan pelayanan kependidikan
lainnya, (2) pemberdayaan masyarakat pendidikan, masyarakat olahraga, dan
pemerintah daerah, untuk bersama-sama mewujudkan satu sentra pembinaan
olahraga yang terintegrasi dengan layanan kependidikan dalam satu wadah sekolah,
di mana para peserta didik berbakat digabungkan dalam satu atau beberapa kelas
yang disebut kelas olahraga.
Dari sisi pengertian, Kelas Olahraga adalah sebuah model pembinaan yang
dilaksanakan di sekolah target yang melibatkan sekelompok peserta didik yang
teridentifikasi “berbakat” olahraga (memiliki keunggulan olahraga) dalam lingkup
sekolah. Dengan model ini, tugas peserta didik dari anggota Kelas Olahraga yang
paling utama adalah mengikuti proses pembinaan olahraga, tetapi dengan tidak
meninggalkan kewajiban mereka dalam bidang akademiknya.
31
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Dari sisi sarana dan prasarana, Kelas Olahraga diharapkan memiliki standard
minimal yang menyamai standard yang baik, minimal untuk satu atau beberapa
cabang olahraga. Oleh karena itu, secara bertahap, sarana dan prasarana
keolahragaan di sekolah yang bersangkutan dapat terus ditingkatkan serta
dipertahankan kualitasnya, syukur-syukur jika mendapat dukungan dari APBD
melalui Dinas Pendidikan Provinsi atau minimal Kota/Kabupaten, yang secara
progresif tentu harus ditingkatkan.
Perekrutan calon peserta didik bagi Kelas Olahraga ini, tentunya didasarkan
pada satu sistem yang mengakui kesatuan utuh calon peserta didik yang
memiliki potensi secara nyata dalam berbagai aspek seperti aspek fisik, aspek
mental, serta aspek moral dan emosional. Oleh karena itu, perekrutannya
didasarkan pada seperangkat tes yang dapat mengukur kualitas fisik dan
motoriknya, yang mengukur keunggulan dan kualitas mental-emosional, serta
sekaligus mengukur aspek kepribadian serta potensi moralnya.
Hal ini dipandang penting, karena atlet olahraga yang unggul, seharusnya
memiliki kesemua kualitas tersebut, agar tidak drop-out dan menimbulkan
masalah dalam perjalanan prosesnya, termasuk menjadi beban berat bagi
pengembangan di masa-masa mendatang.
Secara fisik, perekrutan atlet ini diawali dari pengukuran anthropometrik yang
lengkap, dan hasilnya dibandingkan secara khusus dengan parameter
anthropometrik modern dari setiap cabor yang relevan. Demikian juga dengan
status kesehatan atlet, yang harus diperiksa seksama meliputi penelusuran dan
anamnesa cermat hingga riwayat kesehatan si atlet dan keluarganya. Meskipun
si atlet dianggap telah berprestasi baik dalam cabang yang ditekuninya, tetapi
jika secara anthropometris dan riwayat kesehatan dan berbagai kualitas dasar
fungsi organ-organ tubuhnya tidak memenuhi syarat, si atlet tidak punya
harapan untuk diterima dalam program ini.
32
PJOK SD KK J
Dilihat dari kondisi fisik, si atlet harus mengikuti serangkaian tes kebugaran
jasmani dan tes kemampuan motorik (motor abilities) secara lengkap, sehingga
akan tergambar potensi fisik dan motoriknya secara komprehensif. Tes
semacam sport search yang dikembangkan di Australia, mungkin merupakan
keharusan awal, syukur-syukur tes inipun dapat langsung menggunakan tes
keberbakatan cabang olahraga yang sudah dikembangkan oleh masing-masing
cabor di tingkat dunianya.
Dari sisi psikologis dan mental, atlet perlu dijaring melalui tes yang berkaitan
dengan kemampuan psikologis dan mentalnya dalam menghadapi beban
latihan yang berat. Serangkaian tes psikologis yang bersifat praktek perlu
diberikan kepada setiap calon, untuk melihat ketahanan mental dan
psikologisnya yang berkaitan dengan kecemasan (anxiety), kestabilan
(steadiness), keberanian (courage), kesiapan (readiness), dan kemarahan
(anger). Kualitas emosional yang tergambar, akan menetapkan bahwa atlet
memiliki kualitas atlet yang berdaya juang tinggi serta memiliki kemampuan
fokus pada tujuan yang telah ditetapkan.
Proses ini dilaksanakan secara serius, sehingga tergambar juga dalam beban-
beban latihan dari setiap mikro-siklusnya (microcycle), yang mengharuskan
atlet berlatih pada setiap harinya minimal dua sesi latihan, yaitu pagi dan sore
dengan frequensi 4 sampai dengan 5 hari dalam seminggu.
33
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Bahkan, jika memungkinkan, kondisi mood para atlet pun dapat dipantau
secara rutin, sehingga para pelatih mengetahui cara-cara penanggulangannya
secara sederhana. Latihan yang intensif, tentu akan memberikan stress yang
tinggi bagi kondisi mental atlet; termasuk pada mood atlet yang berkaitan
dengan kesiapan (alertness), kebosanan (boredom), kemarahan (anger),
kecemasan (anxiety) serta keriangan (cheerfulness). Beberapa instrumen mood
inventory sebenarnya tersedia, dan praktek pengukurannya dapat dilakukan
oleh atlet sendiri, untuk diinterpretasikan hasilnya oleh para pelatih.
Mengingat selama ini, akibat jadwal latihan dan kejuaraan yang ketat, para atlet
cenderung ‘memisahkan diri’ secara ekslusif, dan hanya bergaul dengan atlet
lain dari cabang olahraga yang sama. Hal ini kurang baik dari sisi kependidikan,
sehingga dipandang penting, menterjadikan mereka bergaul secara luas dengan
sesama teman satu sekolah meskipun berasal dari cabang olahraga yang
berbeda.
a) Rekrutmen Ketenagaan
Satu faktor penting yang tidak boleh dilupakan oleh kita semua bahwa Kelas
Olahraga perlu didukung oleh barisan SDM pendidik yang unggul pula.
Membina orang-orang unggul memang harus dilakukan oleh orang-orang yang
unggul pula, baik dari sisi kepemimpinan, keahlian substantial, hingga
keunggulan komitmen dan pengabdiannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa para guru dan pelatih yang direkrut untuk bertugas di Sekolah ini adalah
orang-orang pilihan yang siap menjalankan tugasnya dengan satu motto dan
semboyan, yaitu “building for the excellent.”
Kriteria Unggul pertama tentu harus diterapkan untuk para guru yang bertugas
di sekolah, dari mulai guru Matematika, guru Bahasa, guru IPA, guru IPS, guru
Kesenian, hingga Guru Pendidikan Jasmani. Kriteria Unggul kedua, dan ini yang
akhirnya menjadi penentu kualitas Kelas Olahraga ini, yaitu kualitas para
pelatih yang direkrut untuk setiap cabang olahraga.
34
PJOK SD KK J
Lebih penting dari semuanya, Kelas Olahraga inipun harus sekaligus menjadi
Life-Skill Center, yang di samping mempersiapkan atlet yang berhasil dari sisi
prestasinya, juga sekaligus mempersiapkan anak sebagai manusia yang berhasil
dalam karir di luar karir keatletannya. Artinya, para peserta didik anggota Kelas
Olahraga ini diarahkan untuk memiliki keterampilan hidup yang diperlukan
kelak untuk berhasil dalam menempuh hidupnya.
Dari sisi program, hendaknya kelas olahraga ini dapat mengadopsi kurikulum
yang dikembangkan federasi cabor yang dipilih. Kurikulum tersebut biasanya
membagi para atlet dalam beberapa kelompok berdasarkan usia atau
berdasarkan kemampuannya. Untuk di SD mungkin dapat diberlakukan bahwa
kelas olahraga adalah untuk anak kelas V dan kelas VI. Dengan demikian,
kemampuan anak tidak terlalu jauh berbeda. Sejauh mungkin, mereka harus
mengikuti program latihan yang sesuai dengan level-nya. Para peserta didik
secara jelas terpetakan posisinya, apakah ia masuk level pemula, level lanjutan,
atau level mahir. Bahkan untuk olahraga tertentu, misalnya pada cabor senam,
level-level tersebut diperinci lagi misalnya dengan mengelompokkan pelevelan
ini pada peringkat yang lebih detil: pemula dibagi ke dalam tiga level (level 1,
level 2, dan level 3), level lanjutan dibagi ke dalam 3 level (level 4, level 5, dan
level 6), kemudian level lanjutan juga dibagi ke dalam 3 level, yaitu level 7, level
8, dan level 9. Sedangkan di atas itu semua, level 10 mewakili tingkat senior.
35
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
kemampuan melatih dan mendidik anak, juga dalam hal kelengkapan formal
kompetensinya, seperti sertifikat dan brevet yang menyatakan dirinya memiliki
kualifikasi tertentu.
a) Pelatih
Pelaksanaan program Kelas Olahraga yang baik mempersyaratkan hadirnya
para pelatih yang memiliki wawasan kependidikan, bisnis, serta manajemen
yang luas di samping perlu memiliki kemampuan mengatur dan
mengorganisasikan proses pelatihan secara memadai. Pelatih ini bisa dihasilkan
oleh institusi resmi seperti FPOK atau FIK, atau dapat juga merupakan produk
dari sistem pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh induk-induk
organisasi. Dalam hal ini, baik lembaga kependidikan maupun induk organisasi
harus mencoba merumuskan sistem pendidikan pelatih secara serius, bahkan
harus merupakan program bersama. Pelatih dididik secara sistematis, dengan
dibekali pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pelatihan
cabang olahraga yang ditekuninya serta beberapa ilmu pengetahuan
pendukung, serta tidak kalah pentingnya termasuk ilmu-ilmu yang berkaitan
36
PJOK SD KK J
Untuk mendukung ke arah itu, bagi kelas olahraga yang induk organisasi cabornya
sudah menyediakan sistem pengembangannya, dapat langsung mengadopsi sistem
itu sebagai kurikulum bakunya. Bagi cabang olahraga yang kebetulan belum
memiliki sistem, maka diperlukan upaya bersama dari para pelatih yang tergabung
dalam cabang olahraga yang sama untuk bersama-sama merumuskan kurikulum
atau sistem yang diperlukan. Sistem ini sungguh-sungguh diperlukan untuk menjaga
kualitas dan keberlangsungan program, sehingga tidak seperti tumbuhnya jamur di
musim penghujan. Cepat tumbuh dan berkembang, tetapi hanya bertahan pada
musim tertentu saja.
c) Fasilitas sekolah
Pelaksanaan program kelas olahraga di sekolah pada dasarnya merupakan proses
belajar yang berlangsung di sekolah atau di lingkungan sekolah, yang karenanya
tentulah banyak memanfaatkan fasilitas olahraga yang ada di sekolah. Tergantung
fasilitas apa yang tersedia di sekolah, tentu cabor yang dipilih pun sesuai dengan
keberadaan fasilitas tersebut.
37
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
d) Pendanaan
Pembiayaan program kelas olahraga idealnya dapat didukung oleh dana APBD
setiap kota atau kabupaten melalui dinas pendidikannya, yang dikelola secara resmi.
Dana ini diperlukan bagi perumusan program, pembayaran honor pelatih, honor
pengelola, dan jika mungkin meng-cover pula pembiayaan penambahan peralatan.
Apakah para peserta didik yang menjadi peserta kelas olahraga perlu ditanggung
biaya kehidupannya? Itu tergantung kebijakan dan kemampuan daerah. Jika tidak
pun, justru diharapkan orang tua para peserta masih bersedia dan mampu
mengulurkan bantuan bagi kepentingan kemajuan anak-anaknya. Kalau
memungkinkan, mereka mendapat dukungan dari bea-peserta didik pemerintah.
e) Infrastruktur
Infrastruktur lain tetap diperlukan. Kesemua itu meliputi misalnya tersedianya
lapangan, gedung olahraga, stadion, hingga taman-taman kota yang dapat
dimanfaatkan. Di samping itu tentu diperlukan pula peralatan utama seperti bola,
matras, peluru, atau alat-alat pelindung badan. Jika mungkin, kebutuhan untuk
penyediaan dan pembangunan infrastruktur ini dipenuhi oleh pemerintah daerah
kota atau kabupaten, melalui dinas atau sub-dinas yang terkait. Mudah-mudahan
program kelas olahraga ini dapat membuka simpul kejumudan berfikir dari
berbagai pimpinan lembaga/dinas yang selama ini sering terjadi.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang identifikasi
jenis kegiatan untuk pengembangan potensi dan aktualisasi peserta didik
38
PJOK SD KK J
yang disediakan oleh Fasilitator atau yang tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan
lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator!
(LK-1)
e. Berikanlah saran kepada kelompok lain yang memberikan pemaparan!
f. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir
pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-1).
g. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-1).
2. Lembar Kerja
a. Lembar Kerja 01
Berikut adalah lembar kerja 01 (LK-01) yang harus Saudara selesaikan
pada awal pembelajaran jika pelatihan dilakukan dengan model tatap
muka penuh atau in-1 jika pelatihan dilakukan dengan pola in – on – in.
Saudara diminta untuk bekerja secara berkelompok, sehingga tumbuh nilai
gotong royong antar sesama peserta, saling menghormati perbedaan, serta
bertanggung jawab atas bagian pekerjaaan yang harus diselesaikan.
LK-01
Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Peserta Didik
1. Berkelompoklah dengan anggota maksimum 4 orang!
2. Sediakanlah dan pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.!
3. Tuliskanlah hasil identifikasi pengembangan potensi dan aktualisasi peserta didik
sesuai karakter umum peserta didik di sekolah Saudara!
39
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
LK-01
Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Peserta Didik
Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, tanggung
jawab, kejujuran, dan menghargai perbedaan!
1. Gotong royong
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
2. Tanggung jawab
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
3. Kejujuran
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
40
PJOK SD KK J
F. Rangkuman
41
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
42
PJOK SD KK J
Kegiatan Pembelajaran 2
Evaluasi Pembelajaran PJOK
A. Tujuan
Peserta diklat dapat melakukan analisis hasil penilaian, pemaknaan, dan melakukan
pelaporan dan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran, serta menunjukkan perilaku
gotong royong, religius, dan mandiri dengan membaca dan menelaah materi pada
kegiatan pembelajaran ini.
C. Uraian Materi
43
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
44
PJOK SD KK J
Kemudian laporan penilaian yang memuat diskripsi umum ditulis dalam bentuk
narasi meliputi aspek:
a. Sikap Spiritual
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek menerima, menjalankan dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya, aspek menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air.
b. Sikap Sosial
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek kemampuan mengurus diri
sendiri, rasa keingintahuan, ketepatan melaksanakan tugas, menyelesaikan masalah
bersama dengan benar, sikap percaya diri, menjalankan norma.
c. Pengetahuan
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek mengingat dan memahami
kompetensi per mata pelajaran.
d. Keterampilan
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek melaporkan tugas yang
diberikan, aktif bergaul bersama teman dan guru, menghasilkan karya yang estetis,
menjalankan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat, kemampuan menanya dengan
bahasa yang jelas, logis dan sistematis.
45
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
b. Aspek Anthropometrik
Idealnya guru juga melakukan pengukuran terhadap aspek-aspek antropometrik
anak, seperti tinggi berdiri, tinggi duduk, lebar bahu, lebar dada, lebar panggul,
panjang tungkai, serta bentuk telapak kaki. Mengukur indeks massa tubuh (IMB)
atau body mass indeks juga termasuk yang harus dilakukan. Pengukuran (BMI) IMT
dihitung dari massa badan (M) dan kuadrat tinggi atau height (H), atau IMT=
M/HxH, di mana M adalah massa tubuh dalam kg, dan H adalah tinggi badan dalam
meter. BMI sebagai alat bantu untuk menyatakan seseorang terlalu kurus, ideal, di
atas ideal, gemuk, dan obesitas.
46
PJOK SD KK J
d. Penilaian sikap;
Sikap peserta didik terhadap PJOK dan olahraga adalah unsur yang harus juga
dinilai. Sikap adalah gambaran potensi perilaku yang mewujud dalam
kecenderungan seorang anak untuk menunjukkan pilihannya pada sesuatu. Teknik-
teknik yang dapat digunakan dalam menilai perkembangan sikap anak terhadap
PJOK dan termasuk dalam hal bagaimana anak terdidik secara afektif dan sosial
melalui PJOK, dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3) Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal/Catatan guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
tentang hasil pengamatan tterkait kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang
berkesinambungan dari hasil observasi.
e. Penilaian Pengetahuan;
Penilaian terhadap aspek pengetahuan peserta didik merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari domain kognitif anak. Dalam aspek pengetahuan ini guru dapat
mengukur sejauh mana anak menguasai tentang konsep dan prinsip gerak dari
gerakan atau keterampilan yang dipelajari. Sejauh ini, para guru lebih banyak
mengukur aspek pengetahuan anak dari sisi yang terlalu dangkal dan bersifat
hapalan, misalnya hanya terkait dengan pengetahuan anak tentang ukuran
47
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Secara umum, cara menilai aspek kognitif anak tersebut meliputi teknik:
1) Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Berdasarkan
jenisnya tes tertulis dapat dilakukan dengan tes yang soal dan jawabannya
tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian,
sedangkan berdasarkan waktu pelaksanaannya tes dilakukan dalam situasi
yang disediakan khusus, misalnya: ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester ataupun ulangan kenaikan kelas. Tes dapat juga
dilakukan melekat dalam proses pembelajaran, misalnya dalam bentuk kuis,
untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat menguasai atau menyerap
materi pelajaran.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara verbal
(oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara verbal juga,
sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat
maupun paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan
karakteristik tugasnya. Penugasan yang dimaksud di sini adalah dengan
meminta peserta didik melakukan atau menguraikan sesuatu yang dapat dukur
hasilnya sebagai penguasaan pengetahuannya.
4) Penilaian Keterampilan
Keterampilan anak merupakan aspek utama yang sering diidentikkan dengan pelajaran
PJOK. Hampir 90 persen waktu pembelajaran digunakan dalam pembelajaran praktik
untuk meningkatkan keterampilan anak dalam gerak dan teknik dasar serta
keterampilan keseluruhan. Oleh karena itu, sebagian besar waktu juga lebih banyak
digunakan untuk mengukur kemajuan dalam keterampilan. Pengukuran di wilayah
praktik ini meliputi teknik pengukuran:
1) Praktik
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa melakukan suatu aktivitas
48
PJOK SD KK J
keterampilan gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta
mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan
berbagai macam keterampilan gerak sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
2) Penilaian Portofolio
Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik
yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama
kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian
portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
3) Penilaian Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
penyelidikan dan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran dan
indikator/topik tertentu secara jelas.
49
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
b. Sikap
Perilaku positif harus dijadikan target (output) dari program pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan di sekolah. Peserta didik melalui pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tidak diharapkan hanya bisa melihat apa yang seharusnya
dikerjakan, tetapi harus secara sukarela dan langsung mempraktikkan perilaku
positif dalam setiap aktivitas. Nilai-nilai sosial yang dapat dikembangkan adalah
kerja sama, komitmen, kepemimpinan, ketaatan, jiwa sportif, serta kerelaan
berkorban untuk kepentingan yang lebih besar. Aktivitas fisik dalam pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan juga menyediakan saluran yang sesuai untuk
merilis tekanan emosional, meningkatkan rasa kebanggaan diri, mengembangkan
inisiatif, arah diri, dan kreativitas.
c. Pengetahuan
Program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diselenggarakan di
sekolah seharusnya menjamin peserta didik memiliki pengetahuan dan memahami
pentingnya aktivitas fisik dan keterkaitannya dengan kesehatan seseorang serta
nilai-nilai esensial yang ada didalamnya. Pengetahuan yang diperlukan juga meliputi
prinsip-prinsip ilmiah aktivitas fisik, latihan, dan kesehatan. Contoh dari
pengetahuan lain yang diharapkan dari diselenggarakannya program pendidikan
50
PJOK SD KK J
d. Penilaian Keterampilan
1) Praktik
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa melakukan suatu aktivitas
keterampilan gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta
mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan
berbagai macam keterampilan gerak sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Penilaian domain keterampilan dalam penilaian kinerja yang diterapkan pada
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan akan sangat
tergantung dari jenis keterampilan yang akan dinilai. Guru dapat mengenali
berbagai jenis keterampilan berdasarkan contoh pada tabel tersebut, dan
menentukan/mendesain cara menilai keterampilan gerak berdasarkan jenis KD
dan materi pokok.
Berdasarkan hasil dari uji tulis yang telah dilakukan, skor dapat diolah sebagai
berikut:
Perolehan skor peserta didik (P) dibagi dengan skor maksimum (Max) (sesuai
contoh; 3 soal X 11 = 33) dikalikan dengan satuan penilaian (satuan, atau
puluhan).
Rumus : P/ Max X 100
Contoh : 8/ 11 X 100 Nilai Peserta Didik :72,72
Guru dapat mengenali berbagai jenis keterampilan berdasarkan contoh pada
tabel tersebut, dan menentukan/mendesain cara menilai keterampilan gerak
berdasarkan jenis KD dan materi pokok.
51
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
2) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
peserta didik yang dilakukan secara berkelanjutan dan didasarkan atas
kumpulan informasi perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Jenis-jenis portofolio dapat berupa:
a) Portofolio personal jika dipegang dan dikelola oleh peserta didik.
Biasanya berguna untuk menuliskan aktivitas fisik yang disenangi,
harapan, refleksi diri, serta berbagi gagasan dari pengalaman yang
diperoleh, sepanjang periode pembelajaran.
b) Portofolio terekam dan tersimpan (record-keeping portofolios), portofolio
ini dapat diisi dan disimpan oleh peserta didik, namun sebagian dari
informasi yang direkam juga disimpan oleh guru.
c) Portofolio tematik (thematic portofolios), portofolio ini menggambarkan
kegiatan pembelajaran pada satu pokok bahasan (tema) yang berdurasi
antara dua hingga enam minggu. Contohnya, untuk topik kerja sama pada
sebuah tim permainan, peserta didik dapat mencatatkan refleksi
mengenai pola penyerangan dan bertahan (kognitif), menerapkan
keterampilan gerak pada strategi penyerangan dan bertahan
(psikomotor), dan upaya mencapai hasil (kognitif).
d) Portofolio terintegrasi (integrated portofolios), portofolio ini dapat
digunakan untuk menggambarkan “potret” peserta didik secara
keseluruhan, dan berbagai subyek pembelajaran.
e) Portofolio selebrasi (celebration portofolios) untuk mencatat prestasi
cabang olahraga.
f) Portofolio tahun jamak (multiyears potofolios), yaitu portofolio yang
digunakan dengan jangka beberapa tahun dan digunakan oleh peserta
didik dari satu tingkatan kelas ke kelas yang lebih tinggi.
Diisi nama dokumen yang dibutuhkan untuk mencatat hasil akhir
pembelajaran (contoh perkembangan peserta didik dalam melakukan
keterampilan passing bawah, atau karya kreatif lainnya) Peserta didik/
mengisi apa yang dirasakan setelah mengalami pembelajaran yang
dilaksanakan
52
PJOK SD KK J
Pelaporan hasil belajar hendaknya: Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi
pengembangan peserta didik; Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan
akurat. Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya
bermasalah dalam belajar
53
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
f. Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif
maupun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya seorang
peserta didik mendapat nilai 6 pada mata pelajaran matematika. Namun, makna
nilai tunggal seperti itu kurang dipahami peserta didik maupun orangtua karena
terlalu umum. Laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dan
komprehensif agar “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah
terbaca dan dipahami). Dengan demikian orangtua/wali lebih mudah
mengidentifikasi kompetensi yang belum dimiliki peserta didik, sehingga dapat
menentukan jenis bantuan yang diperlukan bagi anaknya. Dipihak anak, ia dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu
ditingkatkan.
g. Isi Laporan
Pada umumnya orangtua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut;
1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial
dan emosional?
2) Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
3) Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?
4) Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan mengembangkan
prestasi anak lebih lanjut?
h. Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi
tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1
54
PJOK SD KK J
semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang
perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik
memerlukan remedial.
Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai setiap KD dari setiap aspek penilaian. Nilai suatu
KD dapat diperoleh dari tes formatif, tes sumatif, hasil pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung, nilai tugas perseorangan maupun kelompok. Rata-rata nilai KD
dalam setiap aspek akan menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang
bersangkutan.
i. Rapor
Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu
semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi
dasarnya. Model rapor harus dapat menggambarkan pencapaian kompetensi
peserta didik pada setiap mata pelajaran atau tema yang dipelajari. Nilai pada rapor
merupakan gambaran kemampuan peserta didik, berbentuk deskripsi untuk
menggambarkan kompetensi sikap, dan berbentuk nilai dan atau deskripsi untuk
melaporkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil
penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini!
(LK-02)
e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang
Saudara hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka
penuh atau in-2).
f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).
55
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
2. Lembar Kerja
LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan
dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan
dengan pola in – on – in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara
diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu
nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter.
LK-02
Memaknai Hasil Penilaian Pembelajaran
Langkah Kerja:
1. Bekerjalah secara perorangan!
2. Sediakanlah dokumen Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Penilaian Pembelajaran!
3. Tuliskanlah prosedur penilaian proses dan hasil belajar yang harus
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada format
berikut ini!
56
PJOK SD KK J
LK-02
Memaknai Hasil Penilaian Pembelajaran
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama
karakter yang terinternalisasi) melalui kegiatan ini!
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
57
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
2. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Dibawah ini adalah merupakan salah satu prinsip penilaian otentik
adalah ….
A. proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses pembelajaran
B. proses penilaian merupakan bagian yang terpisah dengan proses
pembelajaran
C. penilaian harus mencakup aspek pengetahuan dan sikap
D. penilaian harus mencerminkan masalah abstrak
2. Salah satu prinsip penilaian otentik dibawah ini adalah ….
A. penilaian harus bersifat holistic
B. penilaian yang dilakukan harus mencakup aspek pengetahuan dan
keterampilan
C. penilaian harus menggunakan ukuran, metode, dan criteria yang
sama
D. penilaian harus mencerminkan masalah abstrak maupun konkrit
3. Salah satu prinsip penilaian ontentik adalah ….
A. hanya mencerminkan masalah dunia nyata
B. mencakup satu dari aspek dari tujuan pembelajaran
C. menggunakan metode yang sesuai dengan pengalaman belajar
D. merupakan proses yang terpisah dari pembelajaran
4. Yang dimaksud dari prinsip penilaian ontentik yang bersifat holistik
adalah ….
A. mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
B. bergabung dengan proses pembelajaran
58
PJOK SD KK J
59
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
60
PJOK SD KK J
F. Rangkuman
61
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Setelah Saudara mengetahui skor yang Saudara peroleh dalam mengerjakan soal,
Saudara dapat menetapkan tingkat pemahaman Saudara dalam memahami bahan
atau materi diklat yang terdapat dalam Kegiatan Pembelajaran 2 ini. Jika Saudara
sudah mencapai lebih dari 90%, Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
62
PJOK SD KK J
Kegiatan Pembelajaran 3
Memodifikasi Materi Pembelajaran
A. Tujuan
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Saudara
diharapkan dapat mengidentifikasi materi yang akan dimodifikasi dan memodifikasi
materi pembelajaran sesuai dengan prinsip dan prosedur yang baik, serta
menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan religius.
C. Uraian Materi
Menyadari dan mengakui bahwa anak berbeda satu sama lain, tentu akan mendorong
guru untuk melakukan suatu upaya untuk mengatasinya. Upaya tersebut biasanya
63
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
dilakukan dengan membuat sesuatu yang sudah baku sedikit berbeda dalam hal
penampakannya, yang biasanya disebut upaya memodifikasi. Ketika mengajar anak
yang memiliki banyak perbedaan, tentu guru harus melakukan modifikasi pada
situasi pembelajaran, agar situasinya sesuai dengan kebutuhan anak. Hal itu
dilakukan guru di manapun dan dalam pelajaran apapun, termasuk dalam pelajaran
PJOK. Guru yang melakukan banyak modifikasi dalam berbagai aspek
pembelajaran untuk mengakomodasi perbedaan dan kebutuhan anak, biasanya
disebut guru yang reflektif.
Pengajaran yang reflektif pada dasarnya adalah pengajaran yang mengakui bahwa
anak berbeda dan guru melakukan sesuatu terhadap kenyataan tersebut. Kadang
pengajaran yang demikian disebut juga pengajaran yang adaptif, sebab guru
melakukan adaptasi terhadap isi pelajaran dan caranya mengajar, untuk
menyesuaikan kebutuhan individu anak dan kelas. Adapun dasar-dasar
pengakomodasian kebutuhan anak tersebut biasanya dikaitkan secara langsung
dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu bahwa
pengajaran dan tugas ajarnya disesuaikan tahap perkembangan anak. Sedangkan
guru yang tidak peka dengan perbedaan dalam hal kebutuhan dan kemampuan
anak dan tidak melakukan sesuatu dengan melakukan modifikasi, dapatlah disebut
guru yang tidak reflektif.
Oleh karena itu dalam modul ini penulis ingin menekankan konsep reflektifnya
daripada menekankan konsep modifikasinya. Modifikasi selama ini sering
disalahartikan oleh guru PJOK di Indonesia, karena PJOK di Indonesia sudah
terlanjur diidentikkan dengan pengajaran atau bahkan pelatihan cabang olahraga,
sehingga alat yang digunakan dan tugas ajar yang diberikan kepada anak biasanya
lebih berupa alat dan tugas ajar yang terkait dengan konsep dan komponen
olahraga. Lalu ketika dinyatakan bahwa alat dan tugas ajar tersebut tidak sesuai
dengan anak yang sedang belajar, maka anjuran yang diberikan kepada guru adalah
guru harus melakukan modifikasi, baik modifikasi terhadap alat maupun
modifikasi terhadap tugas gerak, termasuk peraturannya. Sampai di situ
seolah-olah persoalannya sudah dianggap selesai. Artinya, jika guru sudah
memodifikasi alat maupun tugas gerak yang diberikan, arti modifikasi sudah
selesai.
64
PJOK SD KK J
Tetapi, dalam konsep pengajaran reflektif, upaya mengadaptasi baik alat maupun
tugas ajar termasuk cara dan metode guru dalam mengajar, tidak pernah
selesai. Di dalam pembelajaran yang reflektif, guru harus terus mencari peluang
dan kesempatan untuk terus-menerus memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran dengan cara memodifikasi dan mengadaptasi pembelajaran untuk
kepentingan banyak anak. Sehingga dari situ, guru harus tetap dan dituntut,
malahan, untuk menerapkan teaching skills nya yang berhubungan dengan content
development, misalnya, atau yang berhubungan dengan mencobakan model
pembelajaran lainnya.
Di situlah bedanya antara reflective teaching dengan apa yang disebut modifikasi
pembelajaran. Pengajaran reflektif tidak menunjuk pada metodologi atau gaya
pengajaran tertentu; tetapi lebih menunjuk pada banyak keterampilan mengajar
yang digunakan guru untuk selalu disesuaikan dengan kebutuhan (kalau perlu)
setiap individu anak yang menjadi peserta pembelajaran. Oleh karena itu guru yang
reflektif adalah guru yang dapat merancang dan mengimpelementasikan
program pengajaran dan kependidikan yang kongruen dengan keistimewaan khusus
situasi sekolah atau situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan guru
yang tidak reflektif biasanya dicirikan oleh penggunaan satu pendekatan tunggal
dalam banyak atau semua situasi pembelajaran.
65
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
66
PJOK SD KK J
2) Ukuran Kelas
Variabel yang memiliki dampak tertentu pada apakah guru dapat mencapai
tujuan dalam pelajaran PJOK adalah ukuran kelas (jumlah anak dalam satu
kelas). Jumlah anak yang ikut serta dalam PJOK biasanya berjumlah besar,
karena kadang-kadang dua kelas yang berbeda digabung menjadi satu.
Jumlah anak yang begitu banyak dapat dianggap variabel yang paling
menentukan keberhasilan guru dalam menciptakan pelajaran yang berhasil.
Agar guru mampu memberikan arah pada sekelompok anak yang banyak, guru
tentu harus mendapat kesempatan untuk mengamati dan menganalisis dan
memberi umpan balik. Permasalahan ketersediaan waktu untuk memberikan
instruksi dan perhatian individual untuk setiap anak dalam suatu kelas yang
berjumlah 50 anak tentu akan sangat membatasi guru. Dilihat dari temuan
penelitian menyatakan bahwa “guru yang efektif adalah yang mampu memberi
lebih banyak tutorial pada anak dalam pembelajaran. Mereka bicara pada
kelas secara keseluruhan untuk mengatur struktur dan memberikan
pengarahan umum, tetapi kebanyakan instruksinya yang aktual lebih banyak
diberikan kepada kelompok kecil dan individual.” Ringkasnya, ukuran kelas
akan mempengaruhi pendekatan pengajaran yang digunakan untuk
membantu anak memperoleh pengalaman kependidikan yang berhasil.
3) Jumlah Pertemuan
Dalam kurikulum 2013, sekolah dan guru diberi pilihan untuk menetapkan
apakah alokasi waktu selama 3 jam mau digunakan untuk satu pertemuan
ataukah mau dibagi ke dalam 2 atau 4 pertemuan. Jika alokasi waktu yang
disediakan digunakan dalam 2 pertemuan, maka waktu 4 jam dibagi dua, jadi
masing-masing berdurasi dua jam. Demikian juga jika diplih 4 pertemuan,
maka masing-masing pertemuan terdiri dari 1 jam pertemuan. Jika ada yang
mempertanyakan, efektif manakah antara satu pertemuan dengan 4 jam
langsung dibanding dengan 2 pertemuan atau 4 pertemuan dengan waktu yang
lebih sedikit? Sebagai pedoman, dari sisi manfaat baik kebugaran maupun
keterampilan gerak, ternyata yang jumlah pertemuannya lebih banyak lah yang
akan memberikan manfaat yang lebih besar kepada anak. Alasannya
karena dengan frekuensi yang Tantangan yang harus dijawab guru adalah
67
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
memutuskan tentang apa yang harus diajarkan guru dalam setiap pertemuan
yang dipandang akan bermanfaat bagi anak.
Sebagian guru akan dan telah menjadi sangat ahli dalam memodifikasi kondisi
dengan cara berimprovisasi, tetapi sebagian lain seolah-olah ‘mati-kutu’ dengan
tiadanya alat dan ruangan atau lapangan. Di beberapa sekolah situasinya
sangat khas, di mana sekolah itu biasanya hanya memiliki satu atau dua
buah bola untuk digunakan oleh sekitar 40-50 anak dalam satu waktu.
Biasanya, kondisi kelas yang demikian akan dicirikan oleh panjangnya barisan
anak yang berbanjar menunggu giliran. Hanya dengan upaya memodifikasi lah
guru biasanya mampu memecahkan persoalan keterbatasan alat tersebut
agar membantu anak terbebas dari membuang-buang waktu dengan menunggu
giliran. Tentu, modifikasi yang dimaksud di sini tidak terbatas hanya pada
memodifikasi alat, tetapi juga menyangkut pengaturan tempat yang tersedia,
dan mengatur pengelompokkan anak dalam format pos-pos yang berbeda.
5) Perilaku anak
Variabel lain yang mengharuskan guru menerapkan prinsip tindakan reflektif
adalah perilaku anak-anak didiknya. Kemampuan mengatur formasi atau
pergerakan anak dalam kelas PJOK biasanya akan menetukan juga perilaku
anak yang sedang belajar.
Kemampuan guru dalam mengatur anak satu kelas atau beberapa kelas secara
efektif merupakan sebuah keterampiln mengajar (teaching skills) yang mutlak
perlu dikuasi guru. Seorang guru harus mampu menciptakan dan memelihara
lingkungan belajar yang baik pada saat anak belajar. Situasi belajar yang
68
PJOK SD KK J
kondusif akan menjadi syarat bagi terjaganya perilaku anak yang positif untuk
terjadinya pembelajaran yang efektif.
Bisa jadi arti modifikasi yang akan diuraikan dalam bagian ini agak berbeda dengan
uraian tentang modifikasi yang selama ini sering dijelaskan oleh para penulis lain.
Dalam modul ini, makna modifikasi dikaitkan dengan seluruh aspek pembelajaran,
dari mulai tugas gerak atau keterampilan yang dipelajari, penggunaan metode dan
model pembelajaran, penataan ruang terkait dengan manajemen lapangan,
pengaturan anak dalam ruang, serta termasuk peralatan. Sedangkan penulis lain
biasanya hanya akan menghubungkan upaya modifikasi hanya pada peralatan yang
digunakan.
69
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
yang terdapat dalam pelajaran pendidikan jasmani, yang tentunya tidak mungkin
dapat dicapai oleh pelajaran lain. Oleh karena itu, kedua sub-wilayah dari domain
psikomotor ini akan mendapat bahasan secara mendasar.
1) Keterampilan Gerak
Tugas agar anak menguasai keterampilan gerak dalam PJOK di Sekolah Dasar,
tentu merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan jasmani. Guru
PJOK memiliki tanggung jawab yang unik untuk mengembangkan
keterampilan gerak, yang tujuan utamanya adalah meningkatkan penguasaan
anak terhadap berbagai keterampilan gerak yang diajarkan. Keterampilan apa
saja yang harus dikembangkan? Jawabannya adalah berbagai keterampilan
yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dalam kurikulum 2013, yang meliputi
Aktivitas Pola Gerak Dasar, Aktivitas Kebugaran, Aktivitas Senam, Aktivitas
Ritmik, dan Aktivitas Aquatik.
Untuk dapat menentukan cara dan materi apa yang tepat untuk membuat anak
meningkat keterampilannya, pertama- tama tentunya guru perlu mengetahui
apakah gerangan yang dimaksud dengan keterampilan, dan apa pula ciri dari
keterampilan itu?
Keterampilan yang dimaksud di sini adalah berbagai macam gerak yang sudah
memiliki kualitas dan tujuan tertentu yang biasanya terkait dengan lingkungan.
Dalam bentuknya yang paling dasar, sebuah keterampilan dibangun oleh
berbagai macam gerak, tetapi gerak tersebut sudah diarahkan untuk
menyelesaikan tugas tertentu dan sudah dilatih secara matang, sehingga
memiliki kualitas tertentu. Biasanya para ahli akan membedakannya secara
bertahap dengan menggambarkannya dalam berbagai situasi. Lihat tabel di
bawah ini:
70
PJOK SD KK J
TUGAS DEFINISI
Gerak Peristiwa perpindahan tubuh atau bagian tubuh
dari satu titik ke titik lain
Pola Gerak Serangkaian gerak yang membentuk fungsi
penyelesaian sebuah tujuan, meskipun tuntuan
hasilnya masih rendah
Keterampilan Serangkaian gerak (pola gerak) yang sudah
mampu menyelesaikan tujuan tertentu dengan
tuntutan hasil yang tinggi.
71
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Ketiga aspek di atas jika diuraikan lebih lanjut dapat menunjukkan pada tiga
hal penting dari ciri keterampilan atau performa yang terampil. Contohnya,
ketika seorang pemain (sepak bola, bola basket atau bola voli) mampu
menempatkan bola secara akurat, sesuai yang diinginkan, berarti sudah
menunjukkan adanya kualitas efektivitas. Kemudian ketika pemain itu
melakukannya dengan cara yang benar sesuai dengan tuntutan teknik, dan
ketika melakukannya tidak perlu mengerahkan tenaga yang tidak perlu, berarti
pemain itu sduah menunjukkan adanya kualitas efisiensi. Dan ketika pemain itu
dapat menggunakan pukulan tersebut dalam segala kondisi, termasuk di
tempat yang berbeda-beda, hal itu menunjuk pada kualitas adaptasi.
Kualitas efektivitas merupakan hasil dari tindakan yang beroientasi pada tujuan
atau sasaran tertentu. Sebuah tembakan bebas (free throw) pada basket
dianggap efektif jika bola itu masuk ke keranjang. Seorang pemanah dianggap
efektif jika ia mampu mengarahkan atau menembakkan panahnya tepat ke
pusat targetnya. Dan seorang pemain bertahan dianggap efektif jika ia mampu
menghadang pemain penyerang pada saat berusaha mencetak gol. Dengan
kata lain, seluruh keterampilan gerak bisa dianggap efektif jika mampu
menyelesaikan tujuannya secara terukur dan dalam tahap keberhasilan yang
konsisten. Contohnya, dari sepuluh kali tembakan bebas, seluruh tembakannya
hasilnya sepuluh atau sembilan bola masuk. Sedangkan pemain yang belum
terampil mungkin hanya dua atau tiga kali saja bola yang masuk.
72
PJOK SD KK J
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang identifikasi
lingkup pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini!
(LK-3)
e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang
Saudara hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka
penuh atau in-2).
f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).
2. Lembar Kerja
Berikut adalah lembar kerja 03 (LK-03) yang harus Saudara selesaikan pada
pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh
atau on jika pelatihan dilakukan dengan pola in – on – in. Saudara diminta untuk
bekerja secara mandiri, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta
bertanggung jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan.
73
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
LK-03
Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran PJOK
1. Bekerjalah secara perorangan!
2. Pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi!
3. Pilihlah salah satu kelas, kemudian lakukan analisis aspek apa saja yang dapat
dimodifikasi!
4. Berikan tanda contreng hasil analisis yang Saudara pada format berikut, dan
berikan alasannya!
5. Cocokkanlah hasil kerja kelompok Saudara dengan dokumen yang tersedia, dan
lakukan perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian!
Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kemandirian, tanggung
jawab, dan integritas!
1. Mandiri
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
2. Tanggung jawab
74
PJOK SD KK J
LK-03
Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran PJOK
................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
3. Integritas
................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
75
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
76
PJOK SD KK J
F. Rangkuman
Pengajaran yang reflektif pada dasarnya adalah pengajaran yang mengakui bahwa
anak berbeda dan guru melakukan sesuatu terhadap kenyataan tersebut. Kadang
pengajaran yang demikian disebut juga pengajaran yang adaptif, sebab guru
melakukan adaptasi terhadap isi pelajaran dan caranya mengajar, untuk
menyesuaikan kebutuhan individu anak dan kelas. Adapun dasar-dasar
pengakomodasian kebutuhan anak tersebut biasanya dikaitkan secara langsung
dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu bahwa
pengajaran dan tugas ajarnya disesuaikan tahap perkembangan anak. Sedangkan
guru yang tidak peka dengan perbedaan dalam hal kebutuhan dan kemampuan
anak dan tidak melakukan sesuatu dengan melakukan modifikasi, dapatlah disebut
guru yang tidak reflektif. Modifikasi selama ini sering disalahartikan oleh guru
P J O K di Indonesia, karena PJOK di Indonesia sudah terlanjur diidentikkan dengan
pengajaran atau bahkan pelatihan cabang olahraga, sehingga alat yang digunakan
dan tugas ajar yang diberikan kepada anak biasanya lebih berupa alat dan tugas ajar
yang terkait dengan konsep dan komponen olahraga. Lalu ketika dinyatakan bahwa
alat dan tugas ajar tersebut tidak sesuai dengan anak yang sedang belajar, maka
anjuran yang diberikan kepada guru adalah guru harus melakukan modifikasi,
baik modifikasi terhadap alat maupun modifikasi terhadap tugas gerak,
termasuk peraturannya. Sampai di situ seolah-olah persoalannya sudah dianggap
selesai. Artinya, jika guru sudah memodifikasi alat maupun tugas gerak yang
diberikan, arti modifikasi sudah selesai.
77
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
78
PJOK SD KK J
Evaluasi
1. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil....
A. menyajikan materi pelajaran.
B. Penilaian Kinerja Guru.
C. Sikap guru
D. Keaktipan dalam kegiatan sosial
2. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk kedalam
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)….
A. memperkecil jarak antara pengetahuan,
B. peningkatan keterampilan,
C. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian
D. upaya mencari perubahan.
3. Pilihlah menurut Saudara pernyataan yang paling tepat tentang Diklat
fungsional….
A. Kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan
B. Kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan..
C. Kegiatan guru yang dilakukan secara rutin
D. Kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran
4. Agar proses PKB lebih efektif dan efisien hendaknya dilakukan….
A. Di sekolah sendiri
B. Di luar lingkungan
C. Lembaga tertentu
D. Perguruan tinggi
5. Pada tingkat makro penilaian diperlukan untuk ….
A. penyempurnaan proses belajar-mengajar
B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan
C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas suatu program
6. Fungsi dari penilaian sumatif adalah ….
79
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
80
PJOK SD KK J
81
PJOK SD KK J
Penutup
Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar dan panduan praktik
dari setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang
secara rinci dijabarkan ke dalam uraian materi tentang bekal awal peserta didik,
serta ruang lingkup pembelajaran. Pada modul ini bukan merupakan satu-satunya
rujukan yang dapat digunakan, untuk itu perlu pengetahuan tambahan dari berbagai
sumber lain.
Namun demikian berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci ke
dalam modul ini, diharapkan seorang guru PJOKorkes dapat mengaplikasikannya
dalam pembelajaran PJOKorkes ke dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Selain itu mampu mengelola pembelajaran yang
dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian.
Semoga ini mampu meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru dan
berefek pada meningkatkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
83
PENUTUP
Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi modul ini dan ingin
mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau elektronik lainnya yang
relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi terwujudnya tujuan PJOKokes
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.
84
PJOK SD KK J
Glosarium
C
Cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan
dengan menggunakan internet.
M
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna
P
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan
yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik.
Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan .
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah.
PPK = Penilaian Prestasi Kerja
85
GLOSARIUM
SKP=Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai
oleh seorang PNS
T
TIK = Teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang
fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran).
86
PJOK SD KK J
Daftar Pustaka
Agus Mulyadi, 2012. Tumbuhkembang Peserta didik SD, Bandung: PPPPSDSD dan
PLB.
Departemen Pendidikan Nasional.2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 58 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan Peserta didik SD,
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.2010.Pedoman Pembelajaran di Taman
Kpeserta didik -kpeserta didik . Jakarta: Kemdiknas.
Direktorat PADU, 2002. Kebijakan dan Strategi Direktorat PADU dalam
Pembinaan Pendidikan Peserta didik Dini Usia. Jakarta. Ditjen Dikluepa
Depdiknas;
Dokter Kecil. 2011. Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Peserta didik .Diakses
pada 20 Februari 2012 dari http://dokterkecil. wordpress.com/tag/gizi/
Essa, L. E. 2003. Introduction to Early Childhood Education, Fourth Edition,
Canada: Thomson, Delmar Learning.
Hari Amirullah, Adrian IP. 2016. Modul Guru Pembelajar PJOK SMP Kelompok
Kompetensi J, Bogor: PPPPTK Penjas dan BK
Hurlock, B. Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan 5ed. Jakarta: Erlangga
Jojoh Nurdiana.2012. Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman Kpeserta
didik -kpeserta didik , Bandung : PPPPSDSD dan PLB
Kasina Ahmad dan Hikmah. 2005. Perlindungan dan Pengasuhan Peserta didik
SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas
Peraturan Pemerintah No_46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
87
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah Dan Guru Yang Diberi
Tugas Tambahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.,
Badan PSDMPK PMP.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Anbgka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan
Angka Kreditnya
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496.
Santrock J. W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humaniora
Santrock, John W. 1995. Live-Span Development 5th edition.Jakarta : Erlangga
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586)
Wolfolk,A. 2009. Educational Psychology.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Yusuf, S. 2007. Psikologi Perkembangan Peserta didik dan Remaja. Bandung:
Rosda Karya
88
PJOK SD KK J
i
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
KELOMPOK KOMPETENSI J
PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI
Penulis:
Adrian Iriana Prakasa, M.Pd, 08123013046, kangobos@gmail.com
Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, 085217181081, sugito72@yahoo.com
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd. , 081392297979, harirachman@yahoo.com.au
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
iii
Penutup ............................................................................................................................. 85
Glosarium .......................................................................................................................... 87
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 89
Daftar Gambar
Daftar Tabel
iv
PJOK SD KK J
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembinaan karier guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru
dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan karier akan mengurangi kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan
profesional yang dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan pembinaan karier baik secara
mandiri maupun kelompok. Khusus untuk pembinaan karier dalam bentuk diklat
dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat pembinaan karier dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK
KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut
memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul
merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
1
B. Tujuan
Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam memahami materi
terkait pengembangan kompetensi keprofesionalan guru agar Saudara semakin
mampu memahami berbagai aspek pengembangan kompetensi yang mendukung
profesionalitas Saudara. Oleh karena itu Saudara diharapkan mampu memahami
materi tentang modifikasi pembelajaran, serta tidak kalah pentingnya adalah materi
tentang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk pengembangan diri.
C. Peta Kompetensi
D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang Program Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri,
Analisis Hasil Penilaian, Makna Hasil Penilaian, Evaluasi Hasil Penilaian, Pelaporan
2
PJOK SD KK J
Modul ini dapat Saudara gunakan dalam kegiatan pelatihan moda tatap muka
penuh maupun In-On-In sebagaimana bagan berikut ini.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.
3
Gambar 2 Alur pembelajaran tatap muka penuh
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
1) latar belakang yang memuat gambaran materi
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi
4
PJOK SD KK J
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.
5
Gambar 3 Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
6
PJOK SD KK J
pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.
7
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang
akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta
dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi pedagogik J teridiri dari
beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Keterangan.
8
PJOK SD KK J
Kegiatan Pembelajaran 1
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2
A. Tujuan
C. Uraian Materi
9
materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu
melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru
secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau
pelatihan awal sebagai guru. PKB mendorong guru untuk memelihara dan
meningkastkan standar mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang
berkaitan dengan pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat
memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya
serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan
profesionalnya.Melalui kesadaran untuk memenuhi standar kompetensi profesinya
serta upaya untuk memperbaharui dan meningkastkan kompetensi profesional
selama periode bekerja sebagai guru, PKB dilakukan dengan komitmen secara
holistik terhadap struktur keterampilan dan kompetensi pribadi atau bagian penting
dari kompetensi profesional.Dalam hal ini adalah suatu komitmen untuk menjadi
profesional dengan memenuhi standar kompetensi profesinya, selalu
memperbaharuimya, dan secara berkelanjutan untuk terus berkembang. PKB
merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan pengembangan karir baik
saat ini maupun ke depan. Untuk itu, PKB harus mendorong dan mendukung
perubahan khususnya di dalam praktik-prak tik dan pengembangan karir guru.
Oleh karena itu, agar PKB dapat mendukung kebutuhan individu dan meningkastkan
praktik -praktik keprofesianalan maka kegiatan PKB harus:
1) menjamin kedalaman pengetahuan terkait dengan materi ajar yang d iampu ;
2) menyajikan landasan yang kuat tentang metodologi pembelaran (pedagogik)
untuk mata pelajaran tertentu;
3) menyediakan pengetahuan yang lebih umum tentang proses pembelajaran dan
sekolah sebagai institusi di samping pengetahuan terkait dengan materi ajar
10
PJOK SD KK J
11
Sedangkan untuk mampu melaksanakan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah, program PKB diorientasikan kepada kegiatan
peningkatan kompetensi sesuai dengan tugas-tugas tambahan tersebut (misalnya
kompetensi bagi kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan, dsb).
12
PJOK SD KK J
(3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/ atau pedoman guru.
Publikasi ini mencakup pembuatan:
(a) buku pelajaran per tingkat atau buku pendidikan per judul yang:
• lolos penilaian BSNP
• dicetak oleh penerbit dan ber –ISBN
• dicetak oleh penerbit dan belum ber –ISBN
(b) modul/diklat pembelajaran per semester yang digunakan di tingkat :
• provinsi dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan Provinsi ;
• kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota ;
• sekolah/madrasah setempat .
(c) buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang ber-ISBN
dan/atau tidak ber -ISBN;
(d) karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala sekolah/
madrasah tiap karya;
(e) buku pedoman guru.
13
Gambar 4 Komponen PKB
14
PJOK SD KK J
7) Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu, untuk
men capai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus melibatkan guru secara
aktif se hingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam
penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan, dan lain -lain sesuai
dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah .
8) PKB yang baik harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai
yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota . Oleh k arena itu, kegiatan
PKB harus menjadi bagian terintegrasi dari rencana pengembangan sekolah
dan/atau kabupaten/ kota dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan
yang disetujui bersama antara sekolah, orangtua peserta didik, dan masyarakat.
9) Sedapat mungkin kegiatan PKB dilakspeserta didik an di sekolah atau dengan
sekolah di sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP) untuk menjaga
relevansi kegiatannya dan juga untuk mengurangi dampak negatif pada
lingkungan yang disebabkan jika guru dalam jumlah besar bepergian ke tempat
lain.
10) PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan pekerjaan
yang bermartabat dan memiliki makna bagi masyarakat dalam pencerdasan
bangsa, dan sekaligus mendukung perubahan khusus di dalam praktik -prak tik
dan pengembangan karir guru yang lebih obyektif, transparan dan akuntabel.
15
Gambar 5 Diagram Sumber-sumber PKB
Ini dimaksudkan bahwa kegiatan PKB yang berupa kursus, pelatihan, penataran
maupun berbagai bentuk diklat yang lain dapat diselenggarakan oleh sekolah secara
mandiri (sumber PKB dalam sekolah), contohnya: program Induksi, mentoring,
pembinaan, observasi pembelajaran, kemitraan pembelajaran, dan berbagi
pengalaman antarguru, pengembangan sekolah secara menyeluruh (WSD= whole
school development ) . Lebih rinci lagi, kegiatan PKB yang dapat dilakukan di dalam
sekolah secara mandiri dapat dikelompokkan sebagai berikut.
16
PJOK SD KK J
Sumber PKB jaringan sekolah merupakan kegiatan PKB yang dilakspeserta didik an
melalui kerjasama antar sekolah baik dalam satu rayon (gugus) , antar rayon dalam
kabupaten/kota tertentu , antarprovinsi bahkan imungkinkan melalui jaringan
kerjasama sekolah antarnegara secara langsung maupun melalui teknologi
informasi (sumber PKB jaringan sekolah). Kegiatan PKB dilakukan oleh sekolah
melalui jaringan yang ada dapat berupa:
a) kegiatan KKG/MGMP ;
b) pelatihan/seminar/lokakarya sehari atau lebih;
c) kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha dan industri, dsb;
d) mengundang nara sumber dari sekolah lain , komite seko lah, dinas
pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau dari instansi lain yang relevan.
e) Jika kebutuhan guru dalam rangka pengembangan keprofesional annya belum
terpenuhi melalui kedua sumber dalam sekolah maupun jaringan sekolah,
atau masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut, maka dapat
menggunakan sumber-sumber PKB selain kedua sumber PKB tersebut, yakni
sumber kepakaran luar lainnya. Sumber kepakaran lain ini dapat disediakan
melalui kegiatan di LPMP, P4SD, Perguruan Tinggi atau institusi layanan la in
17
yang diakui oleh pemerintah ataupun melalui pendidikan dan pelatihan jarak
jauh m elalui jejaring virtual atau TIK yang diselenggarakan oleh institusi
layanan luar negeri. Proses PKB dimungkinkan menjadi lebih efektif dan
efisien bila dilakukan di sekolah sendiri atau dilakukan ber sama-sama dengan
sekolah lain yang berdekatan (misalnya melalui KKG atau MGMP). Kegiatan
PKB dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah, misalnya oleh LPMP, Dinas
Pendidikan, PT/LPSD atau penyedia jasa lainnya hanya untuk meme nuhi
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sekolah sendiri.
e. Mekanisme PKB
Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang
dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah
pengembangan kompetensi guru yang dilakspeserta didik an sesuai dengan
kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan profesionalisme. Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat
memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan
kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke
depan berkaitan dengan profesinya itu.
Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan
hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi guru-
guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi
atau dengan kata lain berkinerja rendah diwajibkan mengikuti program PKB yang
diorientasikan untuk mencapai standar tersebut; sementara itu bagi guru-guru yang
telah mencapai standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada
peningkatan keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam
rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik
18
PJOK SD KK J
19
maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
6) Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri di sekolahnya. Oleh
karena itu, untuk mencapai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus
melibaSDan guru secara aktif sehingga betul-betul terjadi perubahan pada
dirinya, baik dalam penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan,
dan lain-lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan
di sekolah.
Guru mengikuti
Koordinator PKB Penilaian Kinerja Guru melakukan
melaksanakan Sumatif dan refleksi kegiatan
monev. kegiatan menerima perki- PKB Format-3
PKB (1.7) raan angka kredit (1.9)
(1.8)
20
PJOK SD KK J
21
Berkenaan dengan hal tersebut, penilaian prestasi kerja dilaksanakan secara
sistematis yang penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja atau tingkat
capaian hasil kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah sebagaimana telah direncanakan,
disusun dan disepakati bersama oleh guru dan/atau guru yang mendapatkan
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dengan atasan
langsung (pejabat penilai)nya. Penilaian prestasi kerja guru dan/atau guru
yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah
yaitu Kepala Sekolah/Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium,
Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel, Ketua Program Keahlian, dan Guru
Pembimbing Khusus secara strategis diarahkan melalui penilaian SKP dan
perilaku kerja sesuai dengan tugas dan fungsi guru dan kepala sekolah.
PPK bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan guru dan/atau guru
yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah
dan dilaksanakan berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif,
dan transparan. Untuk memenuhi prinsip penilaian yang objektif, terukur,
akuntabel, partispatif, dan transparan diperlukan pedoman penilaian prestasi
kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah. Unsur PPK adalah sebagai berikut
22
PJOK SD KK J
23
pekerjaan dalam tahun yang berjalan. Penilaian tersebut didasarkan kepada
ukuran tingkat capaian SKP yang dinilai dari aspek: Kuantitas, Kualitas, Waktu
dan Biaya. Guru dan/atau guru yang memperoleh tugas lain yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah sebagai pejabat fungsional tertentu, target
SKP nya adalah pemenuhan angka kredit yang akan didapat untuk tahun yang
berjalan mengingat kenaikan pangkat guru dan/atau guru yang memperoleh
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasahdidasarkan kepada
perolehan angka kredit. Dengan demikian, penilaian terhadap komponen SKP
nya mengacu kepada target perolehan angka kredit dari komponen kegiatan
yang direncanakan selama satu tahun. Dalam menentukan tugas jabatan untuk
memperoleh angka kredit yang dicapai mengacu kepada Peraturan Menteri
Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
(Kemdikbud, 2014)
24
PJOK SD KK J
SKP Guru memuat kegiatan tugas jabatan dan target angka kredit yang harus
dicapai dalam kurun waktu tertentu yang kegiatannya bersifat nyata dan
dapat diukur.
➢ SKP memuat kegiatan tugas jabatan, angka kredit dan target yang meliputi
kuantitas, kualitas, waktu, dan/atau biaya, yang harus dicapai dalam satu
tahun yang kegiatannya bersifat nyata dan dapat diukur. Penentuan angka
kredit dalam SKP menggunakan asumsi untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi secara normatif yang harus dicapai dalam waktu 4 (empat)
tahun. Oleh karena itu, target angka kredit dalam satu tahun adalah jumlah
angka kredit kumulatif minimal yang akan dicapai dibagi 4 (empat).
➢ SKP yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui oleh pejabat
penilai, u3ntuk selanjutnya ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak
kerja yang harus ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pejabat Penilai
dan guru yang dinilai
➢ Jika SKP yang telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat Penilai maka
keputusannya diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilai dan hasilnya
bersifat final.
➢ SKP ditetapkan setiap tahun pada awal bulan Januari.
➢ Apabila terjadi perpindahan tempat tugas guru, kepala sekolah, dan guru
yang diberi tugas tambahan setelah bulan Januari maka yang bersangkutan
menyusun SKP pada awal bulan di tempat yang baru sesuai dengan surat
perintah/surat keputusan melaksanakan tugas, dengan terlebih dahulu
dilakukan pengukuran oleh atasan langsung di tempat tugas yang lama.
➢ Apabila terjadi mutasi/perpindahan satminkal/tempat tugas setelah bulan
Januari tahun berjalan, maka guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi
tugas tambahan yang bersangkutan wajib menyusun SKP pada satminkal
lama dan satminkal baru. Pada akhir tahun yang bersangkutan memperoleh
penilaian SKP tempat tugas lama ditambah penilaian SKP tempat tugas
baru, lalu hasilnya dibagi 2 (dua). Pejabat penilai pada tempat tugas lama
25
harus melakukan penilaian SKP dan perilaku kerja sampai dengan yang
bersangkutan ditetapkan Keputusan mutasinya. Sedangkan penentuan
rentang waktu penetapan target SKP pada tempat tugas baru dilakukan
sesuai surat pernyataan perintah melaksanakan tugas pada tempat tugas
bar
➢ SKP Guru yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui, untuk
selanjutnya ditetapkan oleh PejabatPenilai sebagai kontrak kerja yang
harus ditanda-tangani oleh kedua belah pihak (Pejabat Penilai dan Guru
dan/atau yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah)dan digunakan sebagai dasarPPK. Jika SKP Guru yang
telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat Penilai maka keputusannya
diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilaidan bersifat final.
c) Unsur-unsur SKP
➢ Kegiatan Tugas Jabatan
Uraian tugas jabatan guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas
tambahan mengacu kepada unsur utama dan unsur penunjang sebagaimana
yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta berkaitan dengan visi misi
sekolah dan Rencana Kerja Tahunannya (RKT).
➢ Angka Kredit
Angka Kredit yang dimasukkan ke dalam formulir SKP adalah target angka
kredit yang akan dicapai untuk setiap uraian tugas jabatan yang meliputi
beberapa butir kegiatan dalam 1 (satu) tahun berjalan. Angka Kredit
kegiatan tugas jabatan yang akan dilaksanakan meliputi angka kredit untuk
unsur utama dan angka kredit untuk unsur penunjang.
26
PJOK SD KK J
berupa dokumen, konsep, naskah, surat keputusan, paket, laporan, dan lain-
lain. Contoh :
▪ Laporan dan Evaluasi Penilaian Kinerja guru kelas/mata pelajaran dengan
kolom persetujuan antara penilai PK Guru dan guru yang dinilai;
▪ Format Hasil Sebelum Pengamatan, Selama Pengamatan, dan Setelah
Pengamatan;
▪ Format Hasil Pemantauan dan Jurnal Hasil Pemantauan (jika ada);
▪ Format Hasil Nilai per Kompetensi yang memuat skor per indikator dalam
satu kompetensi, untuk semua kompetensi (misal untuk guru kelas/mata
pelajaran adalah 14 kompetensi
27
Contoh;
Khusus untuk target kualitas pelaksanaan pembelajaran adalah target angka
kredit dengan sebutan “baik” atau “amat baik” yang harus dicapai dalam satu
tahun sesuai dengan golongan yang bersangkutan. Untuk rencana
ketercapaian target angka kredit “baik” atau “amat baik” di dalam target
kualitas dicantumkan angka 100 (seratus).
Contoh :
Penulisan target kualitas untuk pelaksanaan pembelajaran.
Dari contoh atas nama Rahmat Peristiwa di atas, target kualitas yang harus
dicapai adalah 100% (seratus persen) yang setara dengan sebutan “baik” atau
“amat baik” pada hasil penilaian kinerja guru.
Penulisan target kualitas untuk PKB dalam kegiatan pengembangan diri.
Contoh:
Rahmat mengikuti diklat dan kegiatan kolektif guru, target kualitas yang
dicantumkan dalam SKP sebagai berikut. 24
➢ Mengikuti diklat selama 60 jam terkait dengan pembelajaran berbasis IT
memiliki target kualitas 100%;
➢ Mengikuti kegiatan kolektif guru dengan 4 paket kegiatan terkait dengan
kegiatan peningkatan kemampuan dalam penyusunan perangkat
pembelajaran memiliki target kualitas 100%
28
PJOK SD KK J
29
30
PJOK SD KK J
31
Prosedur penilaian SKP dalam format di atas mengikuti tata cara pengisian
sebagai berikut.
a) Kolom 1 sampai 7 diisi dengan memindahkan dari SKP yang telah
disetujui oleh atasan langsung.
b) Kolom 8 diisi dengan hasil perolehan angka kredit berdasarkan tata cara
sebagaimana diatur dalam Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
c) Kolom 9 diisi dengan Realisasi Output (RO) yang telah dihasilkan untuk
masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dihitung berdasarkan rumus
sesuai dengan Perka BKN No. 1 Tahun 2013.
Realisasi Output
Penilaian SKP = ----------------------------- X 100
(Aspek Kuantitas) Target Output
Contoh : Achmad Peristiwa di atas di dalam target pelaksanaan
pembelajarannya, ia harus memenuhi 1 (satu) buah laporan hasil
PK Guru. Dalam realisasinya yang bersangkutan dapat memenuhinya.
Maka perhitungan penilaian SKP aspek kuantitasnya adalah:
1 laporan
Penilaian SKP = ----------------------------- X 100 = 100
(Aspek Kuantitas) 1 laporan
d) Kolom 10 diisi dengan Realisasi Kualitas (RK) yang telah dihasilkan untuk
masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dinilai. Penilaian pada RK
dikaitan dengan ketercapaian hasil penilaian kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan rumus
perhitungan sebagai berikut.
g) Kolom 11 diisi dengan Realisasi Waktu (RW) yang telah digunakan untuk
masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dinilai.
32
PJOK SD KK J
33
Dalam melakukan penilaian SKP Guru, pejabat penilai perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Penilaian Tugas Jabatan
Tugas jabatan bagi guru sebagaimana dijelaskan dalam Permenneg
PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional Guru dan
Angka Kreditnya mencakup:
a) Unsur utama:
Penilaian unsur utama dilakukan dengan menggunakan sistem
penilaian kinerja guru (PKG) berdasarkan Permendikbud Nomor
35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
b) Unsur Penunjang:
Penilaian unsur penunjang dilakukan sesuai dengan ketentuan
pada Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan
fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan angka kreditnya
ditetapkan oleh Tim Penilai Angka Kredit.
34
PJOK SD KK J
35
PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember 2014 0,3565
TARGET REALISASI NILAI
NO I. Ke giatan Tugas Jabatan AK AK PENGHITUNGAN
Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SKP
14
2 (k r e atifitas )
(k r e atifitas )
86,07
Nilai Capaian SKP (Baik)
36
PJOK SD KK J
1) Contoh Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP bagi Guru dengan tugas lain sebagai Kepala Sekolah
2 (k re atifitas )
(k re atifitas )
89,83
Nilai Capaian SKP (Baik)
37
3. Penilaian Perilaku Kerja
a. Komponen Perilaku Kerja
Penilaian perilaku kerja yaitu penilaian terhadap perilaku kerja Kepala Sekolah/
Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan,
Kepala Bengkel, Ketua Program Keahlian, dan Guru Pembimbing Khusus dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. Penilaian perilaku meliputi aspek: orientasi
pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama. Unsur perilaku kerja yg
mempengaruhi prestasi kerja yg dievaluasi harus relevan dan berhubungan dengan
pelaksanaan tugas jabatan guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yg dinilai
Uraian pada unsur perilaku kerja adalah sebagai berikut:
38
PJOK SD KK J
Penilaian unsur perilaku kerja bagi guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi
tugas tambahan disesuaikan dengan perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya
di sekolah. sebagai berikut.
39
ASPEK YANG NILAI
NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
dan sikap tidak sopan serta tidak
memuaskan baik untuk perserta didik
orang tua peserta didik, dan satuan
pendidikannya
2 Integritas a Selalu dalam melaksanakan tugas 91 - Sangat
bersikap jujur, ikhlas sesuai dengan 100 baik
norma dan etika satuan pendidikan dan
tidak pernah menyalahgunakan
wewenangnya serta berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya
b Pada umumnya dalam melaksanakan 76 - 90 Baik
tugas bersikap jujur, ikhlas sesuai
dengan norma dan etika sebagai
pendidik dalam satuan pendidikan dan
tidak pernah menyalahgunakan
wewenangnya tetapi berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya.
c Adakalanya dalam melaksanakan tugas 61 - 75 Cukup
bersikap cukup jujur, cukup ikhlas
sesuai dengan norma dan etika sebagai
pendidik dalam satuan pendidikan dan
kadang-kadang menyalahgunakan
wewenangnya serta berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya.
d Kurang bersikap jujur, kurang ikhlas 51 - 60 Kurang
dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan norma dan etika sebagai
pendidik dalam satuan pendidikan dan
sering menyalahgunakan
wewenangnya tetapi kurang berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya
e Tidak pernah jujur, tidak ikhlas dalam 50 ke Buruk
melaksanakan tugas sesuai dengan bawah
norma dan etika sebagai pendidik
dalam satuan pendidikan dan selalu
menyalahgunakan wewenangnya serta
tidak berani menanggung risiko dari
40
PJOK SD KK J
41
ASPEK YANG NILAI
NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
d Kurang berusaha dengan sungguh- 51 - 60 Kurang
sungguh menegakkan pancasila sebagai
ideologi negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal Ika
dan rencana-rencana pemerintah
dalam melaksanakan tugas utamanya
secara berdaya guna dan berhasil guna
serta mengutamakan kepentingan
satuan pendidikan di atas kepentingan
pribadi berdasarkan visi, misi dan
tujuan satuan pendidikan.
e Tidak pernah berusaha dengan 50 ke Buruk
sungguh-sungguh menegakkan bawah
pancasila sebagai ideologi negara,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
Bhineka Tunggal Ika dan rencana-
rencana
pemerintah dengan tujuan untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara berdaya
guna dan berhasil guna serta
mengutamakan kepentingan satuan
pendidikan di atas kepentingan pribadi
berdasarkan visi, misi dan tujuan
satuan pendidikan
4 Disiplin a Selalu mentaati peraturan perundang- 91 - Sangat
undangan dan/atau peraturan 100 baik
kedinasan yang berlaku dengan rasa
tanggung jawab dan selalu mentaati
ketentuan jam kerja dan pemenuhan
beban kerja serta mampu menyimpan
dan/atau memelihara barang-barang
milik negara yang dipercayakan
kepadanya dengan sebaik-baiknya
b Pada umumnya mentaati peraturan 76 - 90 Baik
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tanggung jawab, mentaati
42
PJOK SD KK J
43
ASPEK YANG NILAI
NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
pemenuhan beban kerja serta tidak
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang- barang milik
negara yang dipercayakan kepadanya
dengan kurang baik, serta tidak masuk
atau terlambat masuk kerja dan lebih
cepat pulang dari ketentuan jam kerja
tanpa alasan yang sah lebih dari 31
(tiga puluh satu) hari kerja.
5 Kerjasama a Selalu mampu bekerjasama dengan 91 - Sangat
rekan kerja, atasan/bawahan baik di 100 baik
dalam maupun di luar organisasi/
satuan pendidikan serta menghargai
dan menerima pendapat orang
lain,bersedia menerima keputusan yang
diambil secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama .
b Pada umumnya mampu bekerjasama 76 - 90 Baik
dengan rekan kerja , atasan/bawahan
baik di dalam maupun di luar
organisasi/satuan pendidikan serta
menghargai dan menerima pendapat
orang lain , bersedia menerima
keputusan yang diambil secara sah
yang telah menjadi keputusan bersama.
c Adakalanya mampu bekerja sama 61 - 75 Cukup
dengan rekan kerja, atasan/ bawahan
baik di dalam maupun di luar
organisasi/satuan pendidikan serta
adakalanya menghargai dan menerima
pendapat orang lain, kadang-kadang
bersedia menerima keputusan yang
diambil secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama.
d Kurang mampu bekerjasama dengan 51 - 60 Kurang
rekan kerja, atasan/ bawahan baik di
dalam maupun di luar
organisasi/satuan pendidikan serta
kurang menghargai dan menerima
pendapat orang lain, kurang bersedia
menerima keputusan yang diambil
44
PJOK SD KK J
Aspek ke-enam kepemimpinan bagi guru atau kepala sekolah tidak dinilai kerena bukan
pejabat eselon. Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan.
Penilaian unsur perilaku kerja bagi guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah disesuaikan dengan perilaku guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 jika
guru yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dijelaskan di atas.
Untuk memudahkan penilaian perilaku kerja guru dikembangkan instrumen untuk
mengukur perilaku kerja. Instrumen yang dikembangkan meliputi seluruh aspek penilaian
dalam perilaku kerja.
Instrumen yang dikembangkan menggunakan indikator perhitungan sebagai berikut:
skor 0 menyatakan tidak ada atau tidak tampak;
skor 1 menyatakan sedikit tampak; dan
skor 2 menyatakan tampak jelas dalam perilaku sehari-hari.
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai aspek perilaku kerja adalah dengan menjumlahkan
skor indikator dibagi skor maksimum indikator sebagaimana dalam rumus berikut ini.
Total skor indikator
x100
skor maksimum indikator
Contoh Instumen untuk mengukur setiap aspek perilaku kerja adalah sebagai berikut.
45
ASPEK YANG NILAI
NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
1. Orientasi Pelayanan
INDIKATOR SKOR
46
PJOK SD KK J
TOTAL SKOR
SKOR MAKSIMUM 16
NILAI ASPEK DAN SEBUTAN
Nilai Aspek = Total skor indikator x100
skor maksimum indikator
Untuk memudahkan monitoring dan evaluasi perilaku kerja, pejabat penilai dapat
menggunakan formulir buku catatan penilaian perilaku kerja guru dan/atau guru
yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang
dinilai sebagaimana pada Lampiran berikut.
47
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil
penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini! (LK-
04)
e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang Saudara
hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh atau
in-2).
f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).
2. Lembar Kerja
LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan
dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan
dengan pola in – on – in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara
diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu
nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter.
LK-04
Cara Melakukan PKB
Petunjuk Kerja:
Tahapan
No Uraian Tahapan PKB
PKB
1 2 3
1. Evaluasi Diri ...........................................................................................
...........................................................................................
2. Penilaian ...........................................................................................
Kinerja ...........................................................................................
.........................................................................................
48
PJOK SD KK J
LK-04
Cara Melakukan PKB
3. Perencanaan ...........................................................................................
PKB ...........................................................................................
...........................................................................................
4. Persetujuan ...........................................................................................
Rencana PKB ...........................................................................................
...........................................................................................
5. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
6. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
7. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
8. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
9. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama
karakter yang terinternalisasi) melalui kegiatan ini!
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
49
E. Latihan / Kasus / Tugas
1. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang tidak termasuk kedalam
prinsip kegiata PKB?
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Pengawasan
D. Evaluasi
2. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan
profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan agar mampu….
A. melaksankan tugas pokok
B. meningkatkan tingkat sosial
C. meningkatkan kesejahteraan
D. meningkan profesional
3. Karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran
di sekolah. Pernyataan tersebut adalah….
A. Karya tulis
B. Karya ilmah
C. karya inovati
D. karya seni
4. Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor berapa yang
isinya tentang pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakann sesuai
dengan kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan
profesionalisme
A. nomor 16 Tahun 2009
B. nomor 17 tahun 2009
C. nomor 18 tahun 2009
D. nomor 19 tahun 2009
5. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil....
A. menyajikan materi pelajaran
B. Penilaian Kinerja Guru
50
PJOK SD KK J
C. Sikap guru
D. Keaktipan dalam kegiatan social
6. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk kedalam
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
A. memperkecil jarak antara pengetahuan,
B. peningkatan keterampilan,
C. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian
D. upaya mencari perubahan
7. Pilihlah menurut Saudara pernyataan yang paling tepat tentang Diklat
fungsional.
A. Kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan
B. Kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan..
C. Kegiatan guru yang dilakukan secara rutin
D. Kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran
8. Agar proses PKB lebih efektif dan efisien hendaknya dilakukan
A. Di sekolah sendiri
B. Di luar lingkungan
C. Lembaga tertentu
D. Perguruan tinggi
9. Penilaian Prestasi Kerja (PPK) bagi guru dilaksanakan untuk mengevaluasi
kinerja guru dan/atau guru dalam rangka….
A. pembinaan profesi guru secara objektif
B. peningkatan kinerja guru
C. peningkatan kompetensi
D. sosialisasi program
10.Penilaian yang dilaksanakan terhadap seluruh tugas jabatan dan target yang
harus dicapai selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam tahun yang
berjalan di sebut…
A. SKP
B. TIK
C. PPK
D. PNS
51
F. Rangkuman
52
PJOK SD KK J
Keteterangan
90 – 100 = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79 % = cukup
≥ 60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara telah
menyelesaikan pembelajaran ini. Jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.
53
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus
Kunci Jawaban KP 1
1. D 6. A
2. B 7. C
3. C
8. D
4. D
9. C
5. C
10. D
54
Kegiatan Pembelajaran 2
Teknologi, Informasi, Dan Komunikasi Untuk
Pengembangan Pembelajaran
A. Tujuan
Peserta diklat dapat menganalisis manfaat TIK, dan menganalisis penerapan TIK
dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, serta
menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan berintegritas.
C. Uraian Materi
55
1. Manfaat TIK dalam Pengembangan Pembelajaran PJOK
Sebelum Anda, memahami tentang manfaat dari TIK, maka pelajari penjelasan di
bawah ini:
a. Pengertian Teknologi Informasi Komunikasi
Dalam konteks pembelajaran di kelas, teknologi dapat difahami sebagai alat atau
sarana (Haddad, 2005) yang digunakan untuk melakukan
perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para peserta didik
menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya
bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar peserta didik (Karsenti, 2005).
Teknologi dapat dan benar-benar membantu peserta didik mengembangkan semua
jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat
keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi (MacKinnon, 2005). Kementerian
Negara Riset dan Teknologi juga memberikan rumusan pengertian mengenai TIK
56
sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Lebih jauh
dikemukakan bahwa TIK secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan
dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi. Pemahaman TIK yang demikian ini mencakup
semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.
Silahkan Saudara baca dan pahami materi yang akan disajikan tentang jenis-jenis
perangkat TIK seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini, dapatkah Saudara
mengidentifikasi fungsi dari masing-masing perangkat TIK tersebut?
57
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa TIK mencakup perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware atau perangkat keras adalah
segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang paling mudah
adalah terlihat dan bisa disentuh. Sementara Software atau perangkat lunak adalah
sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut.
Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi, ataupun konten.
58
Dalam rangka Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International
Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan
pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan
empat pilar proses pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai
pengetahuan), Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to
be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk
hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era
globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu
menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut pendapat Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada
lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1) dari pelatihan ke penampilan,
2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja,
3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan
5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-
media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya.
Interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan
tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru
dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik.
Demikian pula peserta didik dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas
dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan
komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri
yang dapat membuat peserta didik belajar secara aktif.
Oleh karena itu hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut
“cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan
dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-
learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya
internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan
teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang
belandaskan tiga kriteria yaitu:
59
1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui,
menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar,
3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigma pembelajaran tradisional.
Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih
luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti
telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer (Soekartawi, Haryono
dan Librero, 2002).
60
secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh peserta didik melalui
gerakan “slow motion” melalui pemutaran CD pembelajaran tersebut.
2) Film yang berhubungan dengan olahraga
Pada saat ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran
film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin
dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama,
disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui
pemutaran film tersebut diharapkan peserta didik dapat mengambil pesan-
pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga
3) Video recorder
Video recorder dapat dipergunakan untuk merekam gerakan peserta didik.
Hasil rekaman diharapkan menjadi feedback serta bahan evaluasi peserta didik
sejauh mana menguasai materi yang diajarkan
4) Internet
Dewasa ini penggunaan internet sangatlah mebantu karena internet akan
mempermudah mengakses sumber-sumber informasi dan pengetahuan
disegala bidang termasuk penjas. Dengan adanya internet, peserta didik tidak
lagi menganggap guru sebagai satu-satunya sumber atau pusat informasi.
Internet juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran
apabila berhalangan hadir dalam proses pembelajaran. Sebab banyak guru
penjas juga berprofesi sebagai atlet, pelatih maupun pembina olahraga.
Media komunikasi antara guru dan peserta didik dapat menggunakan internet.
Peserta didik dapat bertanya dan berbagi informasi mengenai materi penjas
misalnya melalu blog, facebook, twitter, ym dan lain sebagainya sehingga
pertukaran informasi tidak hanya terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah
saja, tetapi waktunya fleksibel bisa kapan dan dimana saja.
61
lebih senang bermain games dibandingkan belajar materi yang diberikan oleh
guru.
2) TIK sebagai sumber belajar menjadikan anak melakukan proses pembelajaran
yang bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat
sosial. Selain itu dapat mengabaikan peningkatan kemampuan anak yang
bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan
sebagainya.
3) Dari segi informasi yang diperoleh dari TIK sebagai penyampai pesan dan
sumber informasi juga kurang optimal, karena tidak terjamin adanya ketepatan
informasi dari internet misalnya sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang
memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh.
62
afeksi dalam olahraga. Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus
merancang sedimikian rupa, mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan,
menyiapkan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan selama proses
pembelajaran dll.
Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai media
pembelajaran dalam pendidikan jasmani, yaitu:
1) Kontrol ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang
dan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang
dengan teliti agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2) Proses pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama,
namun media yang telah dibuat dapat digunakan berkali-kali.
3) SDM yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani
terutama di daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media
pembelajaran.
4) Tidak ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila
menggunakan media tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur
kemanusiaanya hampir tidak ada.
63
lama
4) TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
a) Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata
b) Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk
mempercepat penyerapan bahan ajar
c) Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas
dan mandiri
d) Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahapeserta didik dan guru
e) Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses
pemberian fasilitas
5) TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
a) Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tiap
harinya
b) Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan
pengelolaan back office yang kuat
c) Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan secara
bertahap
d) Orang merupakan sumber daya yang bernilai
6) TIK sebagai sistem pendukung keputusan
a) Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam
pembelajaran
b) Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
c) Profil institusi pendidikan diketahui oleh pemerintah.
64
kualitas sumber daya manusia agar dapat mengoperasikan teknologi yang canggih
tersebut. Pemerintah melalui kebijak nasional dalam bidang TIK telah melakukan
terobosan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2009 - 2014 yang meruapakan penerapan TIK dalam pembelajaran sebagai
pendukung terselenggaranya layanan prima pendidikan untuk membentuk peserta
didik yang cerdas komprehensi.
Semua guru jenjang sekolah dasar (SD) selayaknya dibekali ilmu cara membuat
media pembelajaran interaktif menggunakan power point berbasis macros dan VBA.
Sedangkan Hasil yang diharapkan adalah semua guru PJOK mampu membuat media
pembelajaran interaktif dan diaplikasikan dalam tugasnya, sehingga pelaksanaan
pembelajaraan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan
belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
65
perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap
peserta didik.
Konsep pendidikan jasmani yang diuraikan Nixon dan Jewet, dapat dikatakan
searah dengan pemahaman di Indonesia yang diuraikan Rusli Lutan (2001: 18),
bahwa pendidikan jasmani sebagai sebuah subjek yang penting bagi pembinaan
fisik yang dipandang sebagai mesin dalam konteks pendidikan jasmani yang
mengandung isi pendidikan melalui aktivitas jasmani. Karenanya konsep
pendidikan jasmani perlu dikuasai oleh para calon guru (mahapeserta didik
penjas) dan guru yang bersangkutan, sehingga dalam penerapannya
memperlihatkan kesetaraan pemahaman.
Maka dari itu diharapkan dapat melakukan pemetaan konsep dalam penerapan
pendidikan jasmani berdasarkan jenjang pendidikan (kesesuaian kurikulum
pendidikan jasmani), termasuk memaksimalkan potensi-potensi lokal, dalam hal
ini permainan tradisional yang dapat dimodifikasi. Sebagai batasan atau rumusan
dari konsep pendidikan jasmani, Arma Abdoellah (2003;42) menguraikan
sebagai salah satu aspek dari proses pendidikan keseluruhan peserta didik
melalui kegiatan jasmani yang dirancang secara cermat, yang dilakukan secara
sadar dan terprogram dalam usaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan
jasmani dan sosial serta perkembangan kecerdasan.
Inti dari substansi pendidikan jasmani ialah pengetahuan tentang gerak insani
dalam konteks pendidikan yang terkait dengan semua aspek pengetahuan yang
berlangsung secara didaktik, rekreatif, untuk dipahami dan dapat dilakukan oleh
peserta didik secara utuh. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga
adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan
emosi. Lingkungan beIajar diatur secara seksama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif,
dan afektif setiap peserta didik.
Akhirnya tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terletak dalam
66
peranannya sebagai wadah unik. Penyempurnaan watak, dan sebagai wahana
untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat
yang mulia. Jadi orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang
akan menjadi warga masyarakat yang baik dan berguna. (Baron Piece de
Coubertin, Penggagas Kebangkitan Olympiads Modern, Perancis).
67
Maka untuk Lebih penting lagi, sebaiknya semua guru mendiskusikan dan
mengevaluasi pelajaran, yang memampukan mereka berbagi topik penting ke
seluruh sekolah. Sekarang ini, kebanyakan guru memahami situasi tiap anak dan
berbagi peran tanpa memandang kelas mana yang ditugaskan kepada mereka. ke
arah penyediaan lingkungan yang lebih baik untuk individu anak. Keefektifan
kolaborasi antar guru selama studi pelajaran secara lugas diakui sebagai elemen
yang kuat dalam mengembangkan budaya sekolah yang inklusif dan terbuka.
Penguasaan IPTEK bagi generasi muda dinilai sangat penting . Hal tersebut
dikarenakan Migrasi atau berpindahnya para ilmuwan dan insinyur terbaik
yang dimiliki Indonesia ke negara lain setelah sebelumnya disekolahkan
dandiinvestasikan oleh negara dalam program-program pengembangan
teknologi.Sehingga sebagai generasi selanjutnya kita diharuskan untuk
menguasai IPTEK untuk menyelesaikan masalah – masalah pengembangan
teknologi di Indonesia.
68
digunakan untuk apa teknologi. Bangsa Indonesia masih harus berjuang keras
dalam pengembangan kemampuan Iptek, karena menghadapi beberapa
permasalahan utama dan mendasar, antara lain:
a) tingkatan secara umum dalam menyerap dan mengembangkan Iptek masih
terbatas pada kemampuan untuk menggunakan dan atau modifikasi. Pada
tingkatan seperti ini masih memerlukan upaya lebih besar untuk mampu
mengembangkan, menemukan dan menerapkan teknologi baru. Penemuan,
pengembangan, dan penerapan teknologi yang benar-benar baru dan sesuai
dengan keunggulan komparatif yang ada, untuk yang selanjutnya mampu
menempatkan kita pada keunggulan kompetitif.
b) Pengembangan kemampuan Iptek membutuhkan sumber daya manusia
yang cukup, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya, sementara itu
sumber daya manusia yang tersedia masih sangat terbatas. Gambaran
mengenai keadaan ini dengan segera dapat dipahami bilamana dilakukan
pembandingan dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia di negara-
negara yang telah maju dalam pengembangan kemampuan Ipteknya.
c) Anggaran dari usaha pemerintah yang tersedia untuk kegiatan penelitian
dan pengembangan yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan
kemampuan Iptek masih terbatas pula, sedangkan peran serta swasta dan
kalangan industri belum berjalan secara optimal.
d) Pada tingkatan operasional, sistem dan kelembagaan dalam pengembangan
kemampuan Iptek diperkirakan belum memenuhi kebutuhan minimal yang
dipersyaratkan agar proses pengembangan kemampuan Iptek berjalan
secara efektif dan efisien. Meskipun seara konseptual sistem dan
kelembagaan yang ada nampaknya telah cukup mampu menggerakkan,
mengarahkan, dan mengendalikan derap langkah pengembangan
kemampuan Iptek; namun keluaran yang dihasilkan dalam proses
pengembangan kemampuan Iptek belum berjalan secara efektif dan efisien.
Tingkatan optimal proses pengembangan kemampuan Iptek yang efektif dan
efisien, hanya mungkin dicapai bila kesetaraan dan kesepadanan dalam sisi
peningkatan kapasitas Iptek sebanding dengan kebutuhan pemanfaatannya
dalam dunia industri dan dunia usaha pada umumnya.
69
b. Peranan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Menghadapi masa depan, bahwa kita hurus sudah memahami dan disadari akan
berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan, sebut saja antara lain; cloning, cosmology, cryonics, cyberneties,
exobiology, genetic, engineering dan nanotechnology. Cabang-cabang IPTEK itu
telah memunculkan berbagai perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi
yang menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya.
70
c. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Penjas dan Olahraga
1) Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Kesehatan
Pemanfaatan internet di bidang kesehatan selain mudahnya mengakses
informasi kesehatan secara otomatis juga mempengaruhi pola berfikir
masyarakat di bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Selain
itu, informasi mengenai penyakit hingga terapi sudah sangat marak di situs
internet yang bisa dijadikan referensi pengetahuan kesehatan masyarakat.
71
dengan jasa pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau
ditingkatkan melalui saluran internet dan teknologi berkaitan dengannya.
Pengertian lebih luas tentang, e-Health dapat diartikan sebagai alat
pengembangan teknologi pelayanan kesehatan, namun juga mencakup
pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara berpikir untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi.
Informasi olahraga sangatlah beragam, khususnya pada bidang Sepak bola yang
saat ini sedang mendunia. Kabar tersebut sangatlah dibutuhkan oleh para
pecinta bola, siapapun para pecinta bola pasti ingin mendapatkan kabar
informasi tentang tim atau kabar lainnya yang disukai. Dengan demikian media
internet ini menjadi jembatan dimana pecinta bola ingin mendapatkan
informasi sepak bola, kali ini di dalam artikel akan dijelaskan dimana
pemanfaatan komputer di bidang olahraga, yang di bantu oleh media internet
sebagai penerimaan informasi olah raga.
72
lebih jelas. Dengan demikian pemanfaatan komputer di bidang olahraga
menjadi populer pada saat ini, dikarenakan banyak sekali kelebihan untuk
mengakses informasi olahraga. Berikut perbandingan antara penerimaan
informasi dengan pemanfaatan komputer dan media cetak :
73
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil
penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini! (LK-
05)
e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang Saudara
hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh atau
in-2).
f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).
2. Lembar Kerja
LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan
dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan
dengan pola in – on – in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara
diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu
nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter.
LK-05
Identifikasi Manfaat TIK dalam Pembelajaran
Petunjuk Kerja:
1. Identifikasi dan tuliskan peran TIK sebagai alat bantu fasilitas pembelajaran!
2. Jelaskan pengertian setiap fungsi tersebut!
3. Berikan contoh dalam pelaksanaan pembelajaran PJOK!
74
LK-05
Identifikasi Manfaat TIK dalam Pembelajaran
3. Memperluas/ ………………………………………………. ……………………………………………….
Eksplorasi
Pengetahuan ………………………………………………. ……………………………………………….
Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama karakter yang
terinternalisasi) melalui kegiatan ini!
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
75
b. Mengembangkan keterampilan komunikasi.
c. Membatasi kesempatan atau peluang untuk dapat belajar.
d. Meningkatkan kualitas belajar.
3. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang termasuk sebagai
potensi TIK?
A. Membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran.
B. MeningkaSDan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran.
C. Menambah beban mengajar guru.
D. Menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran.
4. Pilihlah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap di antara yang
berikut ini?
a. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas
pendidikan, dan standar kompetensi.
b. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet.
c. TIK sebagai jaringan tenaga ahli.
d. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib).
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan
pembelajaran menurut saya….
a. hanya menambah beban para guru.
b. perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar
pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur.
c. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam
membelajarkan para peserta didik.
d. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya.
6. Sebagai guru, saya berpendapat bahwa….
A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan kemudian
disosialisasikan kepada para guru.
B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan kebebasan
untuk melakspeserta didik annya dan Kepala Sekolah mendukungnya.
C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
76
menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta mempersiapkan
para guru melalui pelatihan.
D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak
menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah
komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan
dukungan penuh dari Kepala Sekolah.
7. Menurut Saudara, apa saja yang menjadi dampak dari pemanfaatan TIK
dalam kegiatan pembelajaran?
a. Terjadinya pergeseran paradigma dalam berbagai komponen di bidang
pendidikan/ pembelajaran.
b. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi para peserta
didik tetapi hanya sebagai salah satu sumber belajar saja.
c. Peserta didik (peserta didik) bukan lagi sebagai obyek yang harus disuapi
sepenuhnya oleh guru dalam membelajarkan mereka.
d. Pembelajaran tidak lagi berfokus pada guru tetapi telah bergeser menjadi
berfokus pada peserta didik (students-centered instruction).
8. Salah satu ciri kegiatan pembelajaran di masa depan adalah....
a. bersifat mekanis
b. penggunaan metode yang bervariasi.
c. berdasarkan standar
d. menggunakan kendali eksternal
9. Dengan jaringan komputer peserta didik dapat melakukan kegiatan atau
aplikasi....
a. pengolah kata
b. pemrosesan data
c. pencarian informasi
d. desain dan pengembangan
77
F. Rangkuman
78
Kenyataan mengindikasikan bahwa apabila dimanfaatkan secara efektif,
“pendayagunaan TIK dapat mendukung keterampilan berpikir tingkat tinggi
dengan cara melibatkan (engaging) peserta didik melakspeserta didik an tugas-
tugas yang autentik dan kompleks dalam konteks belajar kolaboratif” (Means,
Blando, Olson, Middleton, Morocco, Remz & Zorfass, 1993). Selanjutnya, Soledad
MacKinnon mengemukakan bahwa hanya sebagian kecil aplikasi teknologi
(misalnya: drill, latihan, tutorial) yang berkaitan dengan pembelajaran yang
terarah (directed instruction); sebagian besar lainnya (misalnya: pemecahan
masalah, aplikasi multimedia, telekommunikasi) dapat meningkatkan tidak
hanya pembelajaran yang terarah tetapi juga lingkungan yang konstruktif
tergantung pada bagaimana para guru mengintegrasikannya ke dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
Desain pembelajaran yang dibuat, dapat digunakan untuk waktu yang bervariasi
misalnya untuk satu kali pertemuan tatap muka atau untuk satu semester. Guru
sebaiknya membuat rancangan atau desain pembelajaran untuk setiap kali
pertemuan tatap muka.
79
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Keteterangan
90 – 100 = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79 % = cukup
≥ 60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara telah
menyelesaikan pembelajaran ini. Jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.
Kunci Jawaban KP 2
1. C 6. D
2. A 7. B
3. C 8. A
4. A 9. A
5. B 10. A
80
Evaluasi
1. Pernyataan berikut ini yang tidak termasuk kedalam prinsip kegiata PKB
adalah....
I. pengawasan
J. perencanaan
K. pelaksanaan
L. evaluasi
2. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan agar mampu….
A. melaksankan tugas pokok
B. meningkatkan tingkat sosial
C. meningkatkan kesejahteraan
D. meningkan profesional
3. Karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di
sekolah. Pernyataan tersebut adalah….
A. karya inovati
B. Karya tulis
C. Karya ilmah
D. karya seni
4. Berikut adalah Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor yang berisi
tentang pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakann sesuai dengan
kebutuhan bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalisme,
yaitu....
A. nomor 16 Tahun 2009
B. nomor 17 tahun 2009
C. nomor 18 tahun 2009
D. nomor 19 tahun 2009
5. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil....
A. penilaian kinerja guru
B. menyajikan materi pelajaran
C. sikap guru
D. keaktipan dalam kegiatan social
6. Berikut adalah pernyataan yang tidak termasuk ke dalam Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), yaitu....
A. upaya mencari perubahan
81
B. memperkecil jarak antara pengetahuan,
C. peningkatan keterampilan,
D. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian
82
C. mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik dan
sesama guru
D. mampu bekerja seperti seorang dokter profesional
13. Menurut UU nomor 14 tahun 2005, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi/
kemampuan, yaitu ….
A. kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional
B. sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
C. kompensi kognitif, afektif, pengalaman, dan psikomor
D. kompetensi kepribadian, profesional, afektif, dan social
14. Salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru
adalah....
A. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
B. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
C. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
D. komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta
didik, dan masyarakat
15. Saat ini guru dinyatakan sebagai profesi, dikatakan dikatakan guru profesional
bila....
A. memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
B. memiliki penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
C. memiliki bakat dan kemampuan yang tinggi
D. memiliki bakat kuat, jiwa nasionalisme dan anggota profesi
16. Berikut ini yang termasuk sebagai potensi TIK adalah....
A. membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran.
B. meningkasdan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran.
C. menambah beban mengajar guru.
D. menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran.
17. Berikut adalah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap yaitu....
A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas
pendidikan, dan standar kompetensi.
B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet.
C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli.
D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib).
83
18. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan
pembelajaran menurut saya….
A. hanya menambah beban para guru.
B. perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar
pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur.
C. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam
membelajarkan para peserta didik.
D. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya.
19. Sebagai guru, saya berpendapat bahwa….
A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan kemudian
disosialisasikan kepada para guru.
B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan kebebasan untuk
melakspeserta didik annya dan Kepala Sekolah mendukungnya.
C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta mempersiapkan
para guru melalui pelatihan.
D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak
menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah
komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan
dukungan penuh dari Kepala Sekolah.
20. Dengan jaringan komputer peserta didik dapat melakukan kegiatan atau
aplikasi....
A. pengolah kata
B. pemrosesan data
C. pencarian informasi
D. desain dan pengembangan
84
Penutup
Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar dan panduan praktik
dari setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang
secara rinci dijabarkan ke dalam uraian materi tentang bekal awal peserta didik,
serta ruang lingkup pembelajaran. Pada modul ini bukan merupakan satu-satunya
rujukan yang dapat digunakan, untuk itu perlu pengetahuan tambahan dari berbagai
sumber lain.
Namun demikian berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci ke
dalam modul ini, diharapkan seorang guru Penjasorkes dapat mengaplikasikannya
dalam pembelajaran Penjasorkes ke dalam proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Selain itu mampu mengelola
pembelajaran yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan melakukan
penilaian.
Semoga ini mampu meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru dan
berefek pada meningkatkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
85
Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi modul ini dan ingin
mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau elektronik lainnya yang
relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi terwujudnya tujuan penjasokes
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.
86
Glosarium
C
Cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan
dengan menggunakan internet.
M
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna
P
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan
yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik.
Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan .
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah.
PPK = Penilaian Prestasi Kerja
87
SKP=Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai
oleh seorang PNS
T
TIK = Teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang
fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran).
88
Daftar Pustaka
Agus Mulyadi, 2012. Tumbuhkembang Peserta didik SD, Bandung: PPPPSDSD dan
PLB.
Departemen Pendidikan Nasional.2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 58 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan Peserta didik SD,
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.2010.Pedoman Pembelajaran di Taman
Kpeserta didik -kpeserta didik . Jakarta: Kemdiknas.
Direktorat PADU, 2002. Kebijakan dan Strategi Direktorat PADU dalam
Pembinaan Pendidikan Peserta didik Dini Usia. Jakarta. Ditjen Dikluepa
Depdiknas;
Dokter Kecil. 2011. Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Peserta didik .Diakses
pada 20 Februari 2012 dari http://dokterkecil. wordpress.com/tag/gizi/
Essa, L. E. 2003. Introduction to Early Childhood Education, Fourth Edition,
Canada: Thomson, Delmar Learning.
Hari Amirullah, Adrian IP. 2016. Modul Guru Pembelajar PJOK SMP Kelompok
Kompetensi J, Bogor: PPPPTK Penjas dan BK
Hurlock, B. Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan 5ed. Jakarta: Erlangga
Jojoh Nurdiana.2012. Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman Kpeserta
didik -kpeserta didik , Bandung : PPPPSDSD dan PLB
Kasina Ahmad dan Hikmah. 2005. Perlindungan dan Pengasuhan Peserta didik
SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas
Peraturan Pemerintah No_46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah Dan Guru Yang Diberi
Tugas Tambahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.,
Badan PSDMPK PMP.
89
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Anbgka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan
Angka Kreditnya
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496.
Santrock J. W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humaniora
Santrock, John W. 1995. Live-Span Development 5th edition.Jakarta : Erlangga
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586)
Wolfolk,A. 2009. Educational Psychology.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Yusuf, S. 2007. Psikologi Perkembangan Peserta didik dan Remaja. Bandung:
Rosda Karya
90
91