Anda di halaman 1dari 196

1

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI J

PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI

PROFESIONAL:
PROFESIONALISME GURU

Penulis:
Adrian Iriana Prakasa, M.Pd, 08123013046, kangobos@gmail.com
Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, 085217181081, sugito72@yahoo.com
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd. , 081392297979, harirachman@yahoo.com.au

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

2
Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan merupakan upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan
kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah
dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan
profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta profil yang
menunjukan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun
2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta
didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan
melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan
3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

iii
PENDAHULUAN

Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK


KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS)
merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat
dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun
perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda
daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini
diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan
sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk


mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, Maret 2017


Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


NIP 195908011985031002

iv
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru
Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak


lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi
materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama
mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang Sekolah Dasar ini


diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat
meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait
dengan tugas pokok dan fungsinya.

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan PPPPTK
IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK,
dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan

v
modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan
terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pendidikan (PTP),
dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan
modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru ini dapat


meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.

Jakarta, Maret 2017


Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


NIP. 196305211988032001

vi
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI J

PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI

Penulis:
Adrian Iriana Prakasa, M.Pd, 08123013046, kangobos@gmail.com
Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, 085217181081, sugito72@yahoo.com
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd. , 081392297979, harirachman@yahoo.com.au

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

ii
Daftar Isi

Kata Sambutan ................................................................................................................... iii


Kata Pengantar.................................................................................................................... v
Daftar Isi ..............................................................................................................................ix
Daftar Gambar ....................................................................................................................xi
Daftar Tabel ........................................................................................................................xi
Pendahuluan ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ..................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ......................................................................................................... 3
E. Cara Penggunaan Modul ......................................................................................... 3
Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik ...... 9
A. Tujuan ..................................................................................................................... 9
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................... 9
C. Uraian Materi .......................................................................................................... 9
D. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................................... 38
E. Latihan / Kasus / Tugas ......................................................................................... 40
F. Rangkuman ........................................................................................................... 41
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................ 41
Kegiatan Pembelajaran 2 Evaluasi Pembelajaran PJOK ................................................... 43
A. Tujuan ................................................................................................................... 43
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................. 43
C. Uraian Materi ........................................................................................................ 43
D. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................................... 55
E. Latihan / Kasus / Tugas ......................................................................................... 57
F. Rangkuman ........................................................................................................... 61
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................ 61

ix
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus .................................................................... 62
Kegiatan Pembelajaran 3 Memodifikasi Materi Pembelajaran ....................................... 63
A. Tujuan.................................................................................................................... 63
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................. 63
C. Uraian Materi ........................................................................................................ 63
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................................................... 73
E. Latihan / Kasus / Tugas.......................................................................................... 75
F. Rangkuman............................................................................................................ 77
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 78
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus .................................................................... 78
Evaluasi.............................................................................................................................. 79
Penutup ............................................................................................................................. 83
Glosarium .......................................................................................................................... 85
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 87

x
Daftar Gambar

Gambar 1 Alur model pembelajaran tatap muka............................................................ 3


Gambar 2 Alur pembelajaran tatap muka penuh ........................................................... 4
Gambar 3 Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In ............................................ 6
Gambar 4. Hubungan antara kehidupan nyata dan mata pelajaran............................ 12

Daftar Tabel

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul ................................................................................................. 8


Tabel 2 Contoh Kesamaan dalam Elemen Identik dari Dua Olahraga .............................. 14
Tabel 3 Hubungan Saling Menguntungkan Kolaborasi .......................................................... 16
Tabel 4 Konteks Kecakapan Komunikasi ..................................................................................... 17
Tabel 5 Penerapan Kreativitas.......................................................................................................... 19
Tabel 6 Penerapan dalam Kecakapan Teknologi Informasi ................................................. 22
Tabel 7 Penerapan Kecakapan Numerik ...................................................................................... 23
Tabel 8 Penerapan Kecakapan Memecahkan Masalah ........................................................... 24
Tabel 9 Penerapan Kecakapan Pengelolaan Diri....................................................................... 25
Tabel 10 Fokus Pembelajaran pada Nilai dan Sikap ................................................................ 27
Tabel 11 Penerapan Nilai dan Sikap dalam Pembelajaran PJOK ........................................ 28

xi
PJOK SD KK J

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pembinaan karier guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru
dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan karier akan mengurangi kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan
profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan pembinaan karier baik secara
mandiri maupun kelompok. Khusus untuk pembinaan karier dalam bentuk diklat
dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat pembinaan karier dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK
KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut
memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul
merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Dalam rangka mendukung kebijakan program Penguatan Pendidikan Karakter


(PPK), Modul diklat pembinaan karier ini mengintegrasikan lima nilai utama
penguatan karakter bangsa yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan
integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain Saudara
dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, saudara juga diharapkan mampu
mengimplementasikan PPK khususnya PPK berbasis kelas.

1
B. Tujuan

Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam mengembangkan


potensi dan aktualisasi diri peserta didik, meliputi konsep, program, pelaksanaan,
dan evaluasi. Saudara juga diharapkan mampu memahami pengolahan, pemaknaan,
pelaporan penilaian, serta mampu memodifikasi materi pembelajaran.

C. Peta Kompetensi

Mengembangkan potensi dan aktualisasi diri peserta didik,


mengevaluasi, dan memodifikasi materi pembelajaran PJOK

Mengembangkan potensi dan Mengevaluasi pembelajaran PJOK


aktualisasi diri peserta didik

Memodifikasi materi pembelajaran


PJOK

1. Menjelaskan konsep pengembangan 1. Menganalisis hasil


potensi dan aktualisasi diri peserta penilaian pembelajaran
didik 2. Memaknai hasil
2. Menngidentifikasi jenis kegiatan penilaian pembelajaran
pengembangan potensi dan evaluasi pembelajaran
aktualisasi diri peserta didik 3. Melakukan pelaporan
3. Menyusun program pengembangan dan tindak lanjut Hasil
potensi dan aktualisasi diri peserta penilaian pembelajaran
didik
4. Melaksanakan program
pengembangan potensi dan
aktualisasi diri peserta didik
5. Mengevaluasi program 1. Mengidentifikasi materi yang akan
pengembangan potensi dan dimodifikasi
aktualisasi diri peserta didik 2. Menerapkan prinsip dan prosedur
pemodifikasian materi

2
PJOK SD KK J

D. Ruang Lingkup

Modul ini berisi tentang pengembangan potensi peserta didik dan aktualisasi diri
peserta didik meliputi konsep, jenis, program, pelaksanaan, dan evaluasi, serta
pengolahan, pemaknaan, pelaporan penilaian, dan modifikasi materi pembelajaran.

E. Cara Penggunaan Modul

Modul ini dapat Saudara gunakan dalam kegiatan pelatihan moda tatap muka penuh
maupun In-On-In sebagaimana bagan berikut ini.

Gambar 1 Alur model pembelajaran tatap muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya.
Kegiatan tatap muka penuh dilaksanan secara terstruktur pada satu kurun waktu
yang dipandu oleh fasilitator.

3
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.

Gambar 2 Alur pembelajaran tatap muka penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat


untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi


2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul

4
PJOK SD KK J

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok
dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang
akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan
praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator
melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

5
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.

Gambar 3 Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi

6
PJOK SD KK J

2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi


3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul
b. In Service Learning 1 (IN-1)
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi,
brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada
aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

c. On the Job Learning (ON)


1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service
learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari
kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan
kepada peserta.
2) Melakukan Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun
di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan
sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan

7
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara
aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang
akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta
dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi pedagogik J teridiri dari


beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK.01. Pengembangan Potensi dan Aktualisasi TM Penuh, IN1


Peserta Didik
2. LK.02. Memaknai Hasil Penilaian Pembelajaran TM Penuh, IN1
3. LK.03. Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran PJOK TM Penuh, IN 1
Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

IN1 : Digunakan pada in service learning 1

ON : Digunakan pada on the job learning

8
PJOK SD KK J

Kegiatan Pembelajaran 1
Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta
Didik

A. Tujuan

Peserta diklat dapat mengidentifikasi konsep, jenis, menyusun, melaksanakan, dan


mengevaluasi program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik
secara terperinci dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran
ini, serta menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan berintegritas.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi konsep pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta


didik di sekolah dasar secara terperinci.
2. Mengidentifikasi jenis kegiatan pengembangan potensi dan aktualisasi diri
peserta didik di sekolah dasar secara terperinci.
3. Mengidentifikasi penyusunan program pengembangan potensi dan aktualisasi
diri peserta didik di sekolah dasar secara terperinci.
4. Mengidentifikasi pelaksanaan program pengembangan potensi dan aktualisasi
diri peserta didik di sekolah dasar secara terperinci.
5. Evaluasi program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik di
sekolah dasar.

6. Menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan berintegritas.

C. Uraian Materi

1. Konsep Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik

9
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Pendidikan berjalan setiap saat dan di segala tempat. Setiap orang, baik anak-anak
maupun orang dewasa mengalami proses pendidikan, lewat apa yang dijumpai atau
apa yang dikerjakan. Walaupun seorang individu tidak mendapat pendidikan yang
sengaja diberikan, baik formal maupun informal, secara alamiah setiap orang akan
terus belajar dari lingkungannya, meskipun derajat keterdidikannya bisa berbeda.

Mungkin akan muncul pertanyaan, apa sebenarnya manfaat pendidikan, khususnya


pendidikan jasmani dalam dikaitkan dengan potensi dan aktualisasi diri?
Pendidikan sebagai suatu sistem pada dasarnya merupakan suatu sistematisasi dari
proses perolehan pengalaman tersebut di atas. Oleh karena itu secara filosofis
pendidikan diartikan sebagai proses perolehan pengalaman belajar yang berguna
bagi peserta didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan untuk
memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya. Pengalaman belajar yang
diperoleh peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi
problema dalam kehidupan sesungguhnya (Senge, 2000).

Secara historis pendidikan sudah ada sejak manusia ada di muka bumi. Ketika
kehidupan masih sederhana, orang tua mendidik anaknya secara langsung, atau
anak belajar kepada orang tua atau orang lain yang lebih dewasa di lingkungannya
tanpa perantaraan sekolah; seperti cara makan yang baik, cara membersihkan
badan, bahkan tidak jarang anak belajar dari alam sekitarnya. Anak-anak belajar
bercocok tanam, berburu dan berbagai kegiatan kehidupan keseharian lainnya.
Intinya anak belajar agar mampu menghadapi tugas-tugas kehidupan, mencari
pemecahan untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah yang dihadapi sehari-hari.

Ketika kehidupan makin maju dan kompleks, masalah kehidupan dan fenomena
alam kemudian diupayakan dapat dijelaskan secara keilmuan. Pendidikan juga
mulai bermetamorfosa menjadi formal dan bidang keilmuan diterjemahkan menjadi
mata pelajaran/mata kuliah/mata diklat di sekolah. Walaupun demikian sebenarnya
tujuan pendidikan tetap saja sama, yaitu agar peserta didik mampu memecahkan dan
mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapi, dengan cara lebih baik dan lebih
cepat, karena sudah dijelaskan secara keilmuan.

Mata pelajaran di sekolah memiliki fungsi untuk menjelaskan fenomena alam dan
kehidupan sehingga lebih mudah difahami dan lebih mudah dipecahkan

10
PJOK SD KK J

problemanya. Dengan kata lain, mata pelajaran adalah alat untuk membentuk
kecakapan/kemampuan, atau yang sering juga disebut potensi, yang dapat
membantu mengembangkan dan memecahkan serta mengatasi permasalahan hidup
dan kehidupan. Oleh karena itu, muncul pula istilah kecakapan hidup, yaitu
kecakapan untuk memecahkan masalah-masalah aktual kehidupan, yang tentunya
kecakapan tersebut harus dapat dimunculkan melalui usaha pendidikan formal,
yang akhirnya membentuk tuntutan pendidikan kecakapan hidup. Semua mata
pelajaran, termasuk PJOK, tentu harus memiliki kemampuan untuk membekali dan
mengembangkan kecakapan hidup tersebut bagi anak-anak yang dididiknya.

Landasan yuridis pendidikan kecakapan hidup mengacu pada UU Nomor 2 tahun


1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan/atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan
datang. Jadi pada akhirnya tujuan pendidikan adalah membantu peserta didik agar
nantinya mampu meningkatkan dan mengembangkan potensi dirinya sebagai
pribadi yang mandiri, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.
Dengan demikian mata pelajaran yang Saudara asuh pun harus dipahami sebagai
alat, dan bukan sebagai tujuan. Artinya, sebagai alat untuk mengembangkan potensi
peserta didik, agar pada saatnya siap digunakan untuk bekal hidup dan kehidupan,
bekerja untuk mencari nafkah dan bermasyarakat.

Bagaimanakah hubungan antara kehidupan nyata dengan mata pelajaran?


Pertanyaan tersebut wajar diajukan mengingat apa yang diajarkan di sekolah adalah
pelajaran-pelajaran yang sepertinya tidak ada hubungannya dengan peranan
seseorang dalam kehidupan nyata. Jika yang dituntut untuk dikembangkan pada diri
individu peserta didik adalah seperangkat kemampuan untuk mampu mengarungi
kehidupan, bukankah seharusnya yang diajarkan dan diujikan di sekolah adalah
tema-tema kehidupan nyata?

Jawaban para ahli terhadap pertanyaan di atas ditunjukkan melalui gambar di


bawah ini:

KEHIDUPAN LIFE MATA


NYATA
SKILL PELAJARA
11
N
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

menunjukkan arah dalam pengembangan kurikulum

menunjukkan arah kontribusi hasil pembelajaran

Gambar 4. Hubungan antara kehidupan nyata dan mata pelajaran

Gambar 5 di atas menunjukkan skema hubungan antara kenyataan hidup,


kecakapan hidup dan mata pelajaran. Anak panah dengan garis putus-putus
menunjukkan alur rekayasa kurikulum, yang meliputi beberapa tahap.

Pada tahap awal dilakukan identifikasi kecakapan hidup yang diperlukan untuk
menghadapi kehidupan nyata di masyarakat. Kecakapan hidup yang teridentifikasi,
kemudian diidentifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mendukung
pembentukan kecakapan hidup tersebut. Tahap selanjutnya diklasifikasikan dalam
bentuk tema-tema/pokok bahasan/topik, yang dikemas dalam bentuk mata
pelajaran. Dari sisi pemberian bekal bagi peserta didik ditunjukkan dengan anak
panah bergaris tegas, yaitu apa yang dipelajari pada setiap mata pelajaran
diharapkan dapat membentuk kecakapan hidup yang nantinya diperlukan pada saat
yang bersangkutan memasuki kehidupan nyata di masyarakat.

Dari pemahaman tersebut, sekali lagi, mata pelajaran adalah alat, sedangkan yang
ingin dicapai adalah pembentukan kecakapan hidup. Kecakapan hidup itulah yang
diperlukan pada saat seseorang memasuki kehidupan sebagai individu yang
mandiri, anggota masyarakat dan warga negara. Kompetensi yang dicapai pada
mata pelajaran hanyalah kompetensi antara untuk mewujudkan kemampuan nyata
yang diinginkan, yaitu kecakapan hidup.

Persoalannya, bagaimanakah kecakapan hidup yang disinggung secara panjang


lebar di atas mampu ditingkatkan melalui program pendidikan jasmani dan
olahraga? Benarkah pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga mampu membekali
kecakapan hidup kepada peserta didik-peserta didik yang mengikuti pelajaran PJOK
dan kegiatan olahraga secara teratur? Syarat apakah yang harus dipenuhi agar PJOK
dan olahraga yang selama ini lebih banyak mengakibatkan sebagian besar peserta

12
PJOK SD KK J

didik kecewa dan diperbodohkan mampu berperan dalam menumbuhkan potensi


kecakapan peserta didik secara bermakna?

Untuk itu, marilah kita bahas dulu konsep potensi dan aktualisasi diri yang
dimaksud dalam modul ini.

Potensi mengandung arti sesuatu yang kita miliki saat ini yang dapat dikembangkan
menjadi kemampuan atau kecakapan yang lebih baik di masa-masa mendatang.
Setiap anak memiliki potensi yang sangat kaya ketika mereka lahir dan ketika
mereka memasuki usia sekolah. Potensi ini ada yang diwariskan dari orang tua
dalam bentuk keistimewaan yang dibawanya sejak lahir, ada pula yang merupakan
pola asuhan atau pendidikan ketika dirinya masih menjadi seorang anak kecil
sampai dirinya siap masuk sekolah. Semua pengasuhan dan semua pembimbingan
tersebut, baik yang diperolehnya dari orang tua, keluarga, guru atau siapapun yang
ditemuinya, akan membentuk potensi yang siap dikembangkan lagi lebih lanjut di
masa-masa berikutnya. Dan potensi ini menggejala dalam berbagai jenis atau
bidang, seperti dalam hal kecerdasan intelektual, kecerdasan numerikal, kecerdasan
moral, emosional, bahkan kecerdasan sensorimotor (atau yang sering juga disebut
bersifat gerak dan fisikal). Semakin dirinya terlibat dengan lebih banyak dan terarah
dalam suatu bidang, maka potensi di bidang tersebut akan semakin membesar.

1) Motivasi

Siapapun yang pernah mengajar seseorang tentang satu hal pasti akan
menyadari bahwa bahan dasar yang menentukan pembelajaran yang baik
adalah motivasi anak atau yang sedang belajar. Orang yang memiliki motivasi
tinggi, biasanya akan melakukan upaya yang cukup besar, lebih sadar dalam
dan selama proses belajar, serta bersedia untuk berlatih atau belajar dalam
waktu yang lebih lama. Individu yang tidak termotivasi untuk belajar tidak akan
berusaha dengan baik, sehingga hanya melakukannya dengan setengah hati.

Satu cara efektif yang dapat dimanfaatkan guru untuk meningkatkan motivasi
anak adalah melibatkan mereka dalam proses penetapan tujuan (goal setting).
Kunci dari sifat motivasinya adalah relevansi pribadi dan orientasi proses.
Ketika anak diberi kesempatan untuk memilih tujuannya sendiri dan kemudian

13
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

didorong untuk mengevaluasi keberhasilannya dalam mencapai tujuan, mereka


selalu dalam posisi untuk melihat dirinya sebagai pembelajar yang kompeten.

2) Pengalaman Masa Lalu

Guru sering menggunakan konsep pengalihan belajar (transfer of learning)


untuk merancang pengalaman belajar. Pada dasarnya, semua anak membawa
pengalaman belajarnya masing-masing ke dalam situasi belajarnya. Jika, di
antara pengalaman-pengalaman yang sudah pernah dipelajari tersebut berisi
elemen yang menyerupai dengan yang sedang dipelajari, guru dapat
memanfaatkan keserupaan tersebut untuk membantu anak dalam
pembelajaran. Misalnya, anak yang ingin belajar keterampilan soft ball, bisa
diingatkan terhadap tugas lain yang mirip yang sudah dipelajari, seperti kasti,
bola bakar, atau rounders.

Tabel 2 Contoh Kesamaan dalam Elemen Identik dari Dua Olahraga

Elemen Elemen
Aktivitas Elemen Gerak
Perseptual Konseptual
Tenis dan Rotasi bahu Pelacakan visual pemilihan pukulan
Badminton sebelum pukulan thd bola dan cock bervariasi

Hoki dan Menjaga Interpretasi Memelihara jarak


Sepak bola keseimbangan akurat ttg gerakan tepat dengan teman
ketika bergerak lawan seregu
dan ketika
memanipulasi
obyek.

Elemen gerakan berkaitan dengan pola-pola gerak dari aksi yang bervariasi.
Misalnya, lemparan bola softball dan lemparan pancing di kolam atau di laut
melibatkan pola gerak yang benar-benar serupa. Karenanya, guru dapat
mengingatkan anak-anak yang sudah memiliki pengalaman melempar bola
softball bahwa melempar pancing itu sama dengan melempar bola softball.
Sedangkan bagi anak yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya, dapat
didorong untuk berlatih lemparan tersebut agar memiliki perasaan gerak yang
lebih baik dalam mempelajari lemparan pancingnya.

14
PJOK SD KK J

3) Kemampuan (abilities)

Semua anak mewarisi berbagai kemampuan yang berbeda yang akan


memungkinkannya berhasil dalam mempelajari berbagai keterampilan gerak.
Misalnya, anak yang mewarisi koordinasi yang baik dalam gerakan otot-otot
kasarnya, diperkirakan akan mengalami sukses yang lebih besar dalam aktivitas
olahraga yang juga didasari oleh koordinasi yang baik. Tidak diragukan lagi,
bahwa anak yang memiliki kemampuan dasar yang baik pada tugas gerak atau
olahraga yang dipelajarinya akan berhasil menjadi atlet yang baik pula nantinya
jika mendapat pelatihan yang baik. Sedangkan bagi anak yang kemampuannya
rendah, tujuan pembelajarannya tidak perlu diarahkan pada peningkatan
prestasi elit, tetapi bisa lebih bersifat rekreasi, dengan keharusan menekuninya
secara lebih tinggi karena memerlukan waktu yang lebih lama dari anak yang
kemampuan awalnya baik.

4) Kecakapan Hidup

Lalu kecakapan apakah yang benar-benar diperlukan agar anak dapat


menempuh kehidupan dengan berhasil. Para ahli merumuskan bahwa
kecakapan hidup sebenarnya amat bervariasi, dan bahkan dapat dikembangkan
dalam bidang-bidang tertentu. Artinya, ketika seorang anak terlibat dalam
pendidikan yang baik, meskipun yang dipelajari adalah bidang yang khusus
seperti PJOK, pada dasarnya PJOK pun harus dapat atau harus menyebabkan
kecakapan hidup dari anak tetap meningkat. Secara lebih khusus para ahli
percaya bahwa potensi PJOK dalam pengembangan kecakapan hidup ini lebih
ke arah pengembangan apa yang disebut kecakapan yang bersifat generik.

5) Kecakapan Bekerjasama (Kolaborasi)

Pemecahan masalah, perencanaan dan pembuatan keputusan dalam kelompok


kecil memerlukan kecakapan kolaborasi, yaitu, kecakapan dalam hal

15
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

mendengarkan, menghargai, berkomunikasi, bernegosiasi, membuat kompromi,


ketegasan kepemimpinan, membuat penilaian, serta mempengaruhi dan
memotivasi orang lain. Peserta didik dengan kecakapan ini akan dapat terlibat
secara efektif dalam tugas dan kerja-kelompok serta bekerja dengan anak lain.
Pada tahap berikutnya, peserta didik akan dapat membentuk hubungan yang
saling menguntungkan.

Tabel 3 Hubungan Saling Menguntungkan Kolaborasi

Jabaran Hasil yang Diharapkan dari Contoh implementasi dalam


Kurikulum Sekolah Pendidikan Jasmani
Pengertian Hubungan Kerja Peserta didik:

Peserta didik akan belajar untuk: • Belajar peranan dan


tanggung jawab yang
• Menjelaskan dan menerima berbagai berbeda-beda sebagai
peranan dan tanggung jawab anggota pemain, pimpinan regu,
individual dalam suatu tim dan pelatih, serta wasit dalam
memiliki keinginan untuk mengikuti permainan beregu.
aturan tim. • Mengembangkan rasa
• Mengakui bawa individu serta tanggung jawab pribadi
kelompok harus menerima dan semangat regu melalui
konsekuensi dari tindakannya masing- olahraga dan kompetisi
masing • Memahami pengaruh
penampilan perorangan
pada penampilan regu.
Mengembangkan sikap yang menyumbang Peserta didik:
pada hubungan kerja yang baik
• Secara aktif
Peserta didik akan belajar untuk: mengekspresikan dan
mengkomunikasikan
• Terbuka dan responsif pada gagasan kepercayaan dan pendapat
orang lain; menghargai dan pribadi serta menerima
mendorong dan mendukung gagasan dan memandang positif
dan usaha orang lain. pandangan sesama teman
• Aktif dalam diskusi dan mengajukan dalam mengerjakan tugas
pertanyaan pada orang lain, juga bersama, sehingga dapat
dalam bertukar, menegaskan, menyelesaikan tugas
mempertahankan, serta memikirkan secara mulus..
kembali gagasan. • Menerima prestasi orang
• Menghargai perbedaan dan lain, menghargai hak
menghindari stereotipe dan berkukuh orang lain, dan memahami
mempertahankan penilaian dini perasaan orang lain ketika
sebelum fakta terungkap. berpartisipasi dalam
• Berkemauan menyesuaikan perilaku aktivitas fisik dan

16
PJOK SD KK J

Jabaran Hasil yang Diharapkan dari Contoh implementasi dalam


Kurikulum Sekolah Pendidikan Jasmani
mereka agar sesuai dengan dinamika olahraga.
kelompok dan situasi yang berbeda.
Mencapai hubungan kerja yang efektif Peserta didik:

Peserta didik akan belajar untuk: • Memaksimalkan kekuatan


dan memperbaiki
• Memilih strategi dan rencana secara kelemahan pemain
bersama-sama untuk menuntaskan perorangan untuk
tugas kelompok. meningkatkan penampilan
• Memahami kekuatan dan kelemahan kelompok.
anggota serta mengembangkan • Merangkum pandangan
kemampuan tersebut untuk yang berbeda melalui
memaksimalkan potensi kelompok. diskusi dan negosiasi,
• memandu, menegosiasi dan membuat serta mengadopsi strategi
kompromi dengan anak lain. yang tepat untuk
• Merefleksi dan mengevaluasi strategi memaksimalkan potensi
yang digunakan oleh kelompok dan regu.
membuat penyesuaian yang dipandang
perlu.

6) Kecakapan Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan berlangsung terus menerus
di mana dua atau lebih orang berinteraksi untuk mencapai tujuan atau hasil
yang diharapkan. Dalam mempelajari cara berkomunikasi yang efektif, peserta
didik harus belajar berbicara, mendengar, membaca serta menulis secara efektif
disesuaikan dengan siapa dia berhadapan. Mereka harus belajar memilih alat
yang paling efektif untuk menyampaikan suatu pesan sesuai dengan tujuan dan
konteks komunikasinya. Mereka harus menggunakan informasi yang tepat dan
relevan serta mengaturnya secara sistematis dan logis untuk audiens yang
dihadapi. Mereka juga harus mengevaluasi keefektifan komunikasi mereka
serta mengidentifikasi langkah-langkah perbaikannya.
Tabel 4 Konteks Kecakapan Komunikasi

Jabaran Hasil yang


Tahapan Contoh implementasi
Diharapkan dari
Usia dalam Pendidikan Jasmani
Kurikulum Sekolah

17
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Jabaran Hasil yang


Tahapan Contoh implementasi
Diharapkan dari
Usia dalam Pendidikan Jasmani
Kurikulum Sekolah
Peserta didik akan belajar Peserta didik:
untuk:
• mendiskusikan
• mendengar dan membaca pengaruh sponsor
secara kritis, serta komersial pada promosi
berbicara dan menulis olahraga dengan cara
dengan lancar untuk logis dan meyakinkan.
berbagai tujuan dan • bertindak sebagai
berbagai jenis audiens. reporter olahraga
• menggunakan cara yang sekolah.
Tahapan Usia SD

tepat untuk
berkomunikasi untuk
memberi informasi,
membujuk, mendebat
dan menyenangkan serta
mencapai hasil yang
diinginkan.
• Menilai secara kritis
keefektifan komunikasi
mereka.
• memecahkan konflik dan
memecahkan masalah
dengan pihak lain untuk
menyelesaikan tugas.

7) Kreativitas
Kreativitas adalah konsep yang penting tetapi bersifat abstrak. Konsep ini
sudah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda. Beberapa pihak
mendefinisikannya sebagai suatu kemampuan untuk menghasilkan gagasan
yang orisinil dalam menghadapi persoalan.; sedangkan yang lain melihatnya
sebagai suatu proses. Namun demikian, kreativitas tetap dipandang sebagai
suatu kualitas kepribadian juga. Kreativitas merupakan suatu konssep yang
kompleks dan multimuka. Dalam diri individu, perilaku kreatif dipandang
sebagai hasil dari suatu kecakapan kognitif yang kompleks, faktor kepribadian,
motivasi, strategi, dan kecakapan metakognitif.

18
PJOK SD KK J

Iklim kondusif untuk kreativitas: Menghargai sesuatu yang baru dan tidak
umum, memberikan tantangan, menghargai individualitas dan keterbukaan,
mendorong timbulnya diskusi terbuka, absennya konflik, memberikan waktu
untuk berpikir, mendorong keyakinan dan kemauan untuk mengambil resiko,
menghargai dan mendukung gagasan-gagasan baru, dsb.

Tabel 5 Penerapan Kreativitas

Deskripsi Pembelajaran yang Contoh Implementasi dalam


Diharapkan Pendidikan Jasmani
Peserta didik akan belajar untuk: Peserta didik:

• Memperkuat kemampuan dan • Mengekspresikan diri melalui


kemauan kreatif mereka: gerak-gerak dasar dan gerak
kelancaran, keaslian, tari, seperti tari daerah,
kelenturan, elaborasi, tarian anak-anak,dan tarian
kepekaan pada persoalan, kreatif.
merumuskan masalah, • Mengkreasi rangkaian
visualisasi, imaginasi, berpikir gerakan dalam senam
analogis, analisis, sintesis, kependidikan.
evaluasi, transformasi, intuisi, • mentransfer keterampilan
berpikir logis, dll. melempar pada aksi
• Mengembangkan sikap-sikap memukul pola dengan alat
kreatif dan ciri-cirinya: seperti raket atau bat.
imaginasi, keingintahuan, • Melatih ‘latihan mental’ pada
keyakinan diri, penilaian shooting dalam basket untuk
mandiri, kemauan kuat dan memperbaiki
komitmen, toleransi untuk penampilannya.
perbedaan, keterbukaan pada • Meningkatkan kepekaan
gagasan baru dan tak biasa, estetika melalui menonton
penundaan penilaian, pertunjukan senam dan
penyesuaian, keinginan pertunjukan tarian.
mengambil resiko logis, dll. • Merancang slogan untuk tim
• Menggunakan dan menerapkan cheer leader dan merancang
model Pemecahan Masalah program untuk acara festifal
Kreatif dan teknik berpikir atau hari olahraga.
kreatif: brainstorming, teknik • Menggunakan ‘peta mental
berpikir 4 W 1 H (What, Why, atau “mental map” untuk
When, Where, How) , daftar merancang rencana
ciri-ciri, checklist gagasan, kompetisi olahraga.
sinektik, dan mind mapping, dll.

19
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Keterangan:
• Kelancaran: Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan sebagai
jawaban pada permasalahan, pertanyaan atau tugas yang terbuka.
• Kelenturan: Kemampuan untuk mengambil pendekatan yang berbeda
pada suatu tugas atau persoalan, berpikir tentang gagasan dalam
kategori yang berbeda, atau memandang suatu situasi dari sudut
pandang yang berbeda.
• Keaslian/Orisinalitas: Keunikan, tidak sama dalam pemikiran dan
tindakan.
• Elaborasi: Kemampuan untuk menambahkan detil pada gagasan
tertentu, mengembangkan dan menghiasi atau menyempurnakan suatu
gagasan.
• Kepekaan pada masalah: Kemampuan untuk menemukenali masalah,
mendaftar kesulitan, mendeteksi informasi yang hilang, dan
mempertanyakan banyak pertanyaan yang baik.
• Perumusan masalah: Kemampuan untuk 1) menemukenali masalah
yang sesungguhnya, 2) mengisolasi aspek penting dari suatu masalah, 3)
memperjelas dan menyederhanakan masalah, 4) menemukenali sub-
masalah, 5) mengajukan perumusan masalah alternatif, dan 6)
mendefinisikan masalah secara umum.
• Visualisasi: Kemampuan untuk membayangkan dan menghayal,
‘melihat’ sesuatu dalam ‘mata pikiran’ dan secara mental memanipulasi
citra dan gagasan.
• Berpikir analogis: Kemampuan meminjam gagasan dari satu konteks
dan menggunakannya dengan cara yang berbeda, atau kemampuan
untuk meminjam cara pemecahan masalah dan menggunakannya pada
masalah lain.
• Transformasi: Kemampuan untuk menyesuaikan sesuatu untuk
digunakan secara baru, melihat makna baru, implikasi, dan aplikasi, atau
merubah suatu obyek atau gagasan ke dalam gagasan baru secara
kreatif.

20
PJOK SD KK J

• Mendaftar ciri-ciri: Suatu teknik berpikir kreatif yang meliputi tindakan


membuat daftar semua ciri-ciri penting dari suatu benda dan
mengusulkan perubahan atau perbaikan yang mungkin dalam berbagai
ciri.

• Sinektik (Synectics): Mempersatukan elemen-elemen yang secara jelas


tidak berhubungan menjadi satu. Teknik ini memanfaatkan analogi dan
metapora untuk membantu anak menganalisis masalah dan membentuk
sudut pandangan yang berbeda.

8) Kecakapan Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses penarikan makna dari data atau pernyataan yang
diberikan. Hal tersebut berkaitan dengan ketepatan dari pernyataan yang
diberikan. Tujuannya adalah untuk menciptakan dan menilai argumen. Berpikir
kritis adalah mempertanyakan dan membuktikan penilaian yang kita buat,
apakah harus dipercaya atau tidak.

9) Kecakapan dalam Teknologi Informasi

Kecakapan dalam teknologi informasi meliputi kemampuan untuk


menggunakan TI tersebut untuk mencari, menyerap, menganalisis, mengolah,
serta menyajikan informasi secara kritis dan cerdas. Di samping itu, TI akan
memotivasi dan memberdayakan para peserta didik untuk belajar pada tingkat
kemampuan dan kecepatan mereka sendiri dan membantu mereka
mengembangkan pembelajaran mandiri, yang akan bermanfaat dalam hidup
mereka.

21
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Tabel 6 Penerapan dalam Kecakapan Teknologi Informasi

Tahapan Deskripsi Pembelajaran Contoh Implementasi dalam


Usia yang Diharapkan Pendidikan Jasmani
Peserta didik akan belajar Peserta didik:
untuk: • browsing informasi di web
• memperbaiki page olahraga favorit.
produktivitas diri. • menggunakan kamera video
• menggunakan dan digital dan alat TI lain untuk
menganalisis informasi. menganalisis keterampilan
• menghasilkan penyajian/ olahraga, serta
Tahapan Usia SD

presentasi multimedia. menyajikannya di kelas.


• memadukan penggunaan
sebanyak mungkin
peralatan TI untuk
memenuhi tugas khusus.
• memilih dan menerapkan
peralatan TI yang tepat
dalam berbagai aspek
pembalajaran, seperti
pemanfaat e-book, gadget,
dsb.

10) Kecakapan Numerik


Kecakapan Numerik mencakup kemampuan untuk menampilkan penghitungan
dasar, dengan menggunakan konsep matematik dasar dalam situasi praktis,
membuat perkiraan yang masuk akal, memahami makna grafik, table dan
konsep bilangan dalam bahasa, mengolah data, menangani uang dan
menginventarisir barang.

22
PJOK SD KK J

Tabel 7 Penerapan Kecakapan Numerik

Tahapan Deskripsi Pembelajaran Contoh Implementasi


Usia yang Diharapkan dalam Pendidikan Jasmani
Peserta didik akan belajar Peserta didik:
untuk:
• menggunakan hasil-hasil
• memecahkan masalah yang statistic untuk
melibatkan angka dan menghitung sumber daya
symbol dengan manusia, anggaran,
menggunakan bukti tempat serta waktu untuk
kuantitatif dan alat yang penyelenggaraan aktivitas
tepat. dan kompetisi olahraga
• menilai ketepatan alat dan sekolah.
Tahapan Usia SD

strategi untuk • menggunakan table


mengumpulkan, mengolah, norma untuk memeriksa
serta menyajikan informasi dan menganalisis hasil tes
kuantitatif. kebugaran jasmani serta
• menyesuaikan diri pada merancang program
tuntutan matematika baru latihan individu.
dalam kondisi yang
berlainan sesuai
kebutuhan.
• menggunakan informasi
kuantitatif untuk
pengaturan dan rencana
pribadi serta untuk
memahami permasalahan
sosial.

23
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

11) Kecakapan Memecahkan Masalah


Pemecahan masalah meliputi penggunaan keterampilan berfikir untuk
memecahkan masalah atau kesulitan. Proses demikian mempersatukan fakta
tentang permasalahannya dan menetapkan jalan tindakan terbaik.

Tabel 8 Penerapan Kecakapan Memecahkan Masalah

Key Deskripsi Pembelajaran Contoh Implementasi


Stage yang Diharapkan dalam Pendidikan Jasmani
Peserta didik akan belajar Peserta didik:
untuk:
• merumuskan rencana
• mengenali kompleksitas jangka panjang dan jangka
permasalahan dan mencari pendek untuk
informasi yang tepat untuk memperbaiki keterampilan
memecahkannya. olahraga dan membina
minat dalam hidup untuk
• merumuskan strategi yang
berpartisipasi dalam
tepat untuk memperoleh
aktivitas fisik.
hasil yang optimal,
mempertimbangkan tujuan • menyelidiki fasilitas
Tahapan Usia SD

jangka panjang olahraga di dalam dan di


maupunnjangka pendek. luar sekolah dalam
mengelola kompetisi antar
• memonitor dan
kelas, untuk
menggambarkan secara
memaksimalkan partisipasi
kritis kemajuan dalam
pemecahan masalah. • merancang metode
pendaftaran yang praktis
• menilai keseluruhan
dan efektif, pelaksanaan
strategi dan mengantisipasi
program, dan
permasalahan yang
mempersiapkan alokasi
mungkin timbul di masa
tugas ketika membantu
depan sebagai konsekuensi
sekolah dalam mengelola
pemilihan pemecahannya.
hari olahraga.

24
PJOK SD KK J

12) Kecakapan Pengelolaan Diri


Kecakapan pengelolaan diri merupakan hal penting untuk membangun self
esteem dan untuk penyelesaian tujuan. Peserta didik yang telah menguasai
kecakapan pengelolaan diri memahami perasaan mereka sendiri dan
mempertahankan keseimbangan emosinya. Mereka bersifat positif dan proaktif
terhadap tugas. Mereka mampu menetapkan tujuan yang tepat, membuat
rencana dan berinisiatif melakukan aksi untuk mencapainya. Mereka mengatur
waktu, uang dan sumber lainnya. Mereka dapat menahan tekanan (stress) dan
menerima ketidakpastian.
Tabel 9 Penerapan Kecakapan Pengelolaan Diri

Deskripsi Pembelajaran yang Contoh Implementasi dalam


Diharapkan Pendidikan Jasmani
Peserta didik akan belajar untuk: Peserta didik:

• menilai perasaan mereka sendiri, • menetapkan tujuan untuk


kekuatan, kelemahan, kemajuan berpartisipasi dalam aktivitas
dan tujuan mereka (self jasmani sesuai dengan
assessment) kebutuhannya, mengembangkan
satu gaya hidup aktif untuk
• menimbang aspek-aspek menghilangkan stress dan
penampilan mereka, sikap dan mengendalikan emosi.
perilaku dalam rangka merubah
atau meningkatkan hasil • menilai penampilan olahraga
berikutnya. (self-reflection). mereka dan menemukan cara
memperbaikinya.
• merasa yakin dengan penilaian
dirinya, penampilan dan • merasa yakin diri dan berani
kemampuannya (selfconfidence). untuk menghadapi tantangan
ketika berpartisipasi dalam
• membuat keptusan yang baik aktivitas jasmani dan
dan pilihan yang aman dalam pertandingan.
mencapai tujuan dan
melaksanakan tugas, • memotivasi diri mereka sendiri
mengembangkan kebiasaan baik dalam aktivitas jasmani dan
serta memelihara gaya hidup menunjukkan semangat pantang
yang sehat (self-discipline). menyerah untuk berlatih secara
teratur.
• bekerja dalam kondisi yang tidak
biasa, menekan dan tidak • menunjukkan sportivitas dalam
menyenangkan, menerima aktivitas jasmani dan
perubahan dan ide baru serta mentransfer semangat pada
dapat menangani perbedaan dan kehidupan sehari-hari.

25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Deskripsi Pembelajaran yang Contoh Implementasi dalam


Diharapkan Pendidikan Jasmani
mengatasi ketidakpastian
(adaptability).

• membuat keputusan dan


memulai tindakan dengan cara
mereka sendiri serta menikmati
kepuasan dari usaha sendiri
(self-motivation)

• menjaga janji dan memenuhi


kewajiban (responsibilities).

• mengontrol emosi dan impuls


serta menjaga keseimbangan
emosi (emotional stability).

13) Kecakapan Belajar


Kecakapan belajar membantu meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam
belajar. Kecakapan ini memperkuat kebiasaan belajar, kemampuan dan sikap
yang mendukung pembelajaran seumur hidup.

14) Nilai dan Sikap


Nilai dan sikap positif merupakan hal penting dalam perkembangan manusia
yang seutuhnya. Hal itu menjadi semacam dasar untuk pembelajaran sepanjang
hayat. Meskiupun tidak bersifat komprehensif, pembelajaran yang difokuskan
pada pengembangan nilai dan sikap dalam pelajaran PJOK dapat dilihat dari
table di bawah ini.

26
PJOK SD KK J

Tabel 10 Fokus Pembelajaran pada Nilai dan Sikap

Tahapan
Fokus Pembelajaran
Usia
Peserta didik:

• mengeksplorasi budaya bangsa kita melalui kegiatan


olahraga dan PJOK.

• menerapkan keterampilan tertentu untuk memikul


Tahapan Usia SD

tanggung jawab dalam kompetisi dan pelajaran PJOK.

• menuntaskan hak dan kewajiban ketika berpartisipasi


dalam PJOK dan olahraga di sekolah dan di masyarakat.

• menghargai budaya olahraga dari Negara yang lain serta


menyadari pengaruhnya terhadap sikap warganya.

• menerapkan ciri teguh dan pantang menyerah dalam


kehidupan sehari hari, mengatur emosi dan menerima
tantangan hidup ketika menghadapi kesulitan.

Adalah penting bagi para guru untuk melakukan reformasi terhadap


kurikulum PJOK ini dengan memprioritaskan reinforsmen pada lima
konsep dari nilai dan sikap, yaitu: identitas dan kebanggaan nasional,
tanggung jawab, komitmen, penghargaan pada orang lain, serta sikap
pantang menyerah. Hal ini penting, mengingat selama ini pendidikan
jasmani dan olahraga kita hampir-hampir tidak pernah diarahkan pada
kelima aspek di atas, karena masih lebih banyak bermain-main di tahap
wacana.

Melalui keikutsertaan dalam pelajaran PJOK yang baik, yang sudah


diarahkan oleh guru pada upaya mengangkat peranan PJOK secara lebih
tegas lagi, maka dapat dipastikan kelima konsep di atas dapat
diwujudkan. Guru dapat menanamkan dan menuai nilai-nilai dan sikap
tersebut pada dan dari peserta didik, baik melalui jalur kegiatan PJOK di
sekolah maupun aktivitas olahraga di luar sekolah. Beberapa contoh
kegiatan dapat dilihat dari table di bawah ini:

27
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Tabel 11 Penerapan Nilai dan Sikap dalam Pembelajaran PJOK

Nilai dan Contoh Perilaku Contoh Implementasi dalam


Sikap dalam Olahraga Pendidikan Jasmani
Menghormati Merancang upacara yang khusuk
simbol bangsa seperti menaikkan bendera nasional
dan menyanyikan lagu kebangsaan
dalam kegiatan kompetisi di sekolah.
Identitas &
Kebanggaan Memahami peranan Mengetahui pengaruh dan dampak
Nasional Indonesia dalam menjadi tuan rumah
pertandingan penyelenggaraan Olimpiade pada
internasional perkembangan PJOK, olahraga,
politik, ekonomi dan budaya
Indonesia.

Secara aktif Menghadiri dan menuntaskan


berpartisipasi seluruh kegiatan atau kompetisi
Tanggung dalam kegiatan dan yang diikuti. Bertanggung jawab
Jawab dapat secara layak menyelesaikan tugas pembagian,
menyelesaikan pengumpulan dan merapikan
tugas yang kembali perlatan PJOK.
diberikan
(Implementasinya melalui Model
Helisson)

Memprogramkan Berpartisipasi dalam program


dan melaksanakan pengembangan kebugaran jasmani
gaya hidup sehat dan system penghargaannya.
dan aktif Merancang dan mencapai target
individu dalam kegiatan jasmani.

Kegiatan jasmani Berkemauan mewakili kelas dan


dan kompetisi sekolah dalam kompetisi olahraga.
Komitmen
Membantu dalam Secara aktif berpartisipasi dan
mempromosikan menyelenggarakan aktivitas fisik di
dan dalam maupun di luar sekolah.
menyelenggarakan Peserta didik senior mengarahkan
aktivitas PJOK peserta didik yuniornya dalam
aktivitas olahraga.

Mentaati peraturan Menghargai penilaian wasit dalam


dan ketentuan serta pertandingan dan menunjukkan

28
PJOK SD KK J

Nilai dan Contoh Perilaku Contoh Implementasi dalam


Sikap dalam Olahraga Pendidikan Jasmani
menunjukkan sifat sikap sportivitas.
fair play

Menerima kekuatan Menerima dan menghargai prestasi


Menghargai dan kekurangan teman seregu dan anggota regu
Orang Lain orang lain lawan.

Mencoba usaha Mencoba hal terbaik dalam


terbaik menyelesaikan tes dan pengukuran
kebugaran jasmani dan mencapai
target yang ditetapkan.

Pantang (Implementasinya melalui Model


Menyerah Perspektif Sejarah Tokoh Olahraga)

Menerima Berpartisipasi dalam berbagai jenis


tantangan sulit dan program kebugaran bersertifikat
berusaha keras dan berusaha keras untuk mencapai
mencapai target hasil yang lebih baik.

(Implementasinya melalui Model


Perspektif Sejarah Tokoh Olahraga)

2. Jenis Kegiatan Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta


Didik
Meskipun saat ini kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam kondisi serba
keterbatasan, namun perlu diupayakan cara-cara yang dianggap masih wajar untuk
menfasilitasi peserta didik-peserta didik berbakat untuk mengekspresikan keberbakatannya.
Upaya-upaya yang diduga dapat diterapkan adalah dengan pengembangan program
Kompetisi Olahraga Ektra-kurikuler olahraga, PJOK Harian (Daily Physical Education), Model
Kelas Olahraga, dll. Apa yang akan diuraikan dalam bagian ini adalah bagian dari Kegiatan
Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik melalui PJOK dan Olahraga di
Sekolah.

29
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

a. Program Kompetisi

Sekolah seharusnya mampu membangkitkan sebuah dorongan untuk terbangunnya


iklim berolahraga di sekolah. Satu kenyataan bahwa sekolah kita, khususnya di
sekolah menengah pertama , iklim itu sudah mulai hilang, padahal iklim tersebut di
jaman dulu sudah terkembangkan dengan baik. Iklim tersebut adalah iklim
kompetisi olahraga sekolah, dari mulai kompetisi antar kelas (Class Meeting), hingga
kompetisi antar sekolah (Schools Meeting). Kompetisi seharusnya mnjadi program
sekolah dan merupakan kewajiban bagi semua sekolah, untuk minimal
menyelenggarakan kompetisi antar kelas di lingkungan sekolah tersebut, atau lajim
di sebut program intramural. Bahkan kalau mungkin sekolah yang bersangkutan
mampu (menciptakan) menyelenggarakan program kompetisi ekstramular (antar
sekolah) dengan bekerja sama dengan sekolah lain yang bertetangga atau dalam
satu wilayah di sebuah kota. Tidak perlu melibatkan banyak sekolah, dua atau tiga
sekolah yang sepakat untuk menyelenggarakan kompetisi ini sudah dipandang
mencukupi.

b. Kompetisi Antar Kelas

Dalam konteks pembinaan jiwa bertanding dan pengembangan nilai-nilai


sportivitas, di sekolah menengah pertama perlu sekali dikembangkan apa yang
disebut Kompetisi Antar Kelas. Namun dalam kaitan ini, kompetisi ini bukan hanya
mempertandingkan sekolah-sekolah yang memiliki kelas olahraga (lihat uraian
berikutnya tentang Kelas Olahraga), tetapi melibatkan sekolah-sekolah yang
memiliki program ekskul olahraga. Bagi peserta didik dari Kelas Olahraga, kompetisi
semacam ini diperlukan untuk membangkitkan rasa kebanggaan mereka, agar
secara luas, mereka dikenal sebagai anggota kelas olahraga yang ada di sekolah itu.
Sedangkan bagi peserta didik yang non-kelas olahraga, keterlibatan mereka akan
menjadi semacam pendorong semangat untuk berkenalan dan mengetahui
keberhasilan program ekstra kurikuler olahraga di sekolah mereka.

c. Kompetisi Antar Sekolah

Kompetisi antar sekolah sebenarnya merupakan perluasan dari kompetisi antar


kelas yang terjadi di lingkungan sekolah masing-masing. Panitia untuk kompetisi

30
PJOK SD KK J

antar sekolah ini adalah hendaknya dibentuk oleh disdik kota/kabupaten dibantu
oleh guru-guru PJOK dari setiap sekolah. Tetapi jika memungkinkan, kompetisi
antar sekolah ini dibatasi hanya untuk setiap kecamatan terlebih dahulu.

Karena jumlah SD di satu kecamatan biasanya tidak terlalu banyak, maka kompetisi
antar sekolah benar-benar melibatkan semua sekolah yang ada di lingkungan
kecamatan tersebut. Adapun jenis kompetisi dan jumlah cabor yang diprogramkan
tentu perlu dipertimbangkan dengan melihat jumlah sekolah yang ada (tentu
berbeda-beda jumlahnya antar kecamatan), sehingga agenda dan waktu yang
tersedia dapat disesuaikan.

d. Model Kelas Olahraga

Komponen utama dari model ini adalah (1) pemberdayaan sekolah sebagai sentra
pembinaan olahraga prestasi yang terintegrasi dengan pelayanan kependidikan
lainnya, (2) pemberdayaan masyarakat pendidikan, masyarakat olahraga, dan
pemerintah daerah, untuk bersama-sama mewujudkan satu sentra pembinaan
olahraga yang terintegrasi dengan layanan kependidikan dalam satu wadah sekolah,
di mana para peserta didik berbakat digabungkan dalam satu atau beberapa kelas
yang disebut kelas olahraga.

Dikaitkan dengan kepentingan sistem keolahragaan nasional (SKN), banyaknya


potensi atlet berprestasi dari kalangan pelajar dan lahirnya kebijakan Kelas
Olahraga ini merupakan langkah awal dan modal dasar untuk membuka sebuah
jalur khusus, yang dapat dipandang sebagai suatu sub-sistem keolahragaan nasional.
Oleh sebab itu, perwujudannya perlu direncanakan secara strategis melalui usaha-
usaha pengkajian yang tepat.

Dari sisi pengertian, Kelas Olahraga adalah sebuah model pembinaan yang
dilaksanakan di sekolah target yang melibatkan sekelompok peserta didik yang
teridentifikasi “berbakat” olahraga (memiliki keunggulan olahraga) dalam lingkup
sekolah. Dengan model ini, tugas peserta didik dari anggota Kelas Olahraga yang
paling utama adalah mengikuti proses pembinaan olahraga, tetapi dengan tidak
meninggalkan kewajiban mereka dalam bidang akademiknya.

31
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

1) Penetapan Rencana Strategis Kelas Olahraga


a) Standard Sarana dan Prasarana

Dari sisi sarana dan prasarana, Kelas Olahraga diharapkan memiliki standard
minimal yang menyamai standard yang baik, minimal untuk satu atau beberapa
cabang olahraga. Oleh karena itu, secara bertahap, sarana dan prasarana
keolahragaan di sekolah yang bersangkutan dapat terus ditingkatkan serta
dipertahankan kualitasnya, syukur-syukur jika mendapat dukungan dari APBD
melalui Dinas Pendidikan Provinsi atau minimal Kota/Kabupaten, yang secara
progresif tentu harus ditingkatkan.

b) Sistem Rekrutmen Calon Peserta didik

Perekrutan calon peserta didik bagi Kelas Olahraga ini, tentunya didasarkan
pada satu sistem yang mengakui kesatuan utuh calon peserta didik yang
memiliki potensi secara nyata dalam berbagai aspek seperti aspek fisik, aspek
mental, serta aspek moral dan emosional. Oleh karena itu, perekrutannya
didasarkan pada seperangkat tes yang dapat mengukur kualitas fisik dan
motoriknya, yang mengukur keunggulan dan kualitas mental-emosional, serta
sekaligus mengukur aspek kepribadian serta potensi moralnya.

Hal ini dipandang penting, karena atlet olahraga yang unggul, seharusnya
memiliki kesemua kualitas tersebut, agar tidak drop-out dan menimbulkan
masalah dalam perjalanan prosesnya, termasuk menjadi beban berat bagi
pengembangan di masa-masa mendatang.

Secara fisik, perekrutan atlet ini diawali dari pengukuran anthropometrik yang
lengkap, dan hasilnya dibandingkan secara khusus dengan parameter
anthropometrik modern dari setiap cabor yang relevan. Demikian juga dengan
status kesehatan atlet, yang harus diperiksa seksama meliputi penelusuran dan
anamnesa cermat hingga riwayat kesehatan si atlet dan keluarganya. Meskipun
si atlet dianggap telah berprestasi baik dalam cabang yang ditekuninya, tetapi
jika secara anthropometris dan riwayat kesehatan dan berbagai kualitas dasar
fungsi organ-organ tubuhnya tidak memenuhi syarat, si atlet tidak punya
harapan untuk diterima dalam program ini.

32
PJOK SD KK J

Dilihat dari kondisi fisik, si atlet harus mengikuti serangkaian tes kebugaran
jasmani dan tes kemampuan motorik (motor abilities) secara lengkap, sehingga
akan tergambar potensi fisik dan motoriknya secara komprehensif. Tes
semacam sport search yang dikembangkan di Australia, mungkin merupakan
keharusan awal, syukur-syukur tes inipun dapat langsung menggunakan tes
keberbakatan cabang olahraga yang sudah dikembangkan oleh masing-masing
cabor di tingkat dunianya.

Dari sisi psikologis dan mental, atlet perlu dijaring melalui tes yang berkaitan
dengan kemampuan psikologis dan mentalnya dalam menghadapi beban
latihan yang berat. Serangkaian tes psikologis yang bersifat praktek perlu
diberikan kepada setiap calon, untuk melihat ketahanan mental dan
psikologisnya yang berkaitan dengan kecemasan (anxiety), kestabilan
(steadiness), keberanian (courage), kesiapan (readiness), dan kemarahan
(anger). Kualitas emosional yang tergambar, akan menetapkan bahwa atlet
memiliki kualitas atlet yang berdaya juang tinggi serta memiliki kemampuan
fokus pada tujuan yang telah ditetapkan.

c) Standard Minimal Pelayanan dan Proses Pembinaan

Proses pembinaan yang dilaksanakan di Sekolah Berbasis Olahraga adalah


proses pembinaan lengkap yang dirancang melalui program latihan terpadu
dengan penggunaan simulasi musim pertandingan utuh. Atlet sebagai peserta
didik akan mengikuti program latihan tersebut secara teratur, dari mulai tahap
Persiapan Umum, tahap Persiapan Khusus, serta Tahap atau Musim
Pertandingan, dan diakhiri oleh Tahap Pascapertandingan. Proses pembinaan
berlangsung sebagai sebuah siklus besar yang berulang pada setiap tahunnya,
serta disesuaikan secara apik jika dihadapkan pada pertandingan yang
sesungguhnya.

Proses ini dilaksanakan secara serius, sehingga tergambar juga dalam beban-
beban latihan dari setiap mikro-siklusnya (microcycle), yang mengharuskan
atlet berlatih pada setiap harinya minimal dua sesi latihan, yaitu pagi dan sore
dengan frequensi 4 sampai dengan 5 hari dalam seminggu.

33
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Bahkan, jika memungkinkan, kondisi mood para atlet pun dapat dipantau
secara rutin, sehingga para pelatih mengetahui cara-cara penanggulangannya
secara sederhana. Latihan yang intensif, tentu akan memberikan stress yang
tinggi bagi kondisi mental atlet; termasuk pada mood atlet yang berkaitan
dengan kesiapan (alertness), kebosanan (boredom), kemarahan (anger),
kecemasan (anxiety) serta keriangan (cheerfulness). Beberapa instrumen mood
inventory sebenarnya tersedia, dan praktek pengukurannya dapat dilakukan
oleh atlet sendiri, untuk diinterpretasikan hasilnya oleh para pelatih.

2) Model Implementasi Kelas Olahraga

Mengingat selama ini, akibat jadwal latihan dan kejuaraan yang ketat, para atlet
cenderung ‘memisahkan diri’ secara ekslusif, dan hanya bergaul dengan atlet
lain dari cabang olahraga yang sama. Hal ini kurang baik dari sisi kependidikan,
sehingga dipandang penting, menterjadikan mereka bergaul secara luas dengan
sesama teman satu sekolah meskipun berasal dari cabang olahraga yang
berbeda.

a) Rekrutmen Ketenagaan

Satu faktor penting yang tidak boleh dilupakan oleh kita semua bahwa Kelas
Olahraga perlu didukung oleh barisan SDM pendidik yang unggul pula.
Membina orang-orang unggul memang harus dilakukan oleh orang-orang yang
unggul pula, baik dari sisi kepemimpinan, keahlian substantial, hingga
keunggulan komitmen dan pengabdiannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa para guru dan pelatih yang direkrut untuk bertugas di Sekolah ini adalah
orang-orang pilihan yang siap menjalankan tugasnya dengan satu motto dan
semboyan, yaitu “building for the excellent.”

Kriteria Unggul pertama tentu harus diterapkan untuk para guru yang bertugas
di sekolah, dari mulai guru Matematika, guru Bahasa, guru IPA, guru IPS, guru
Kesenian, hingga Guru Pendidikan Jasmani. Kriteria Unggul kedua, dan ini yang
akhirnya menjadi penentu kualitas Kelas Olahraga ini, yaitu kualitas para
pelatih yang direkrut untuk setiap cabang olahraga.

34
PJOK SD KK J

b) Life Skill Center

Lebih penting dari semuanya, Kelas Olahraga inipun harus sekaligus menjadi
Life-Skill Center, yang di samping mempersiapkan atlet yang berhasil dari sisi
prestasinya, juga sekaligus mempersiapkan anak sebagai manusia yang berhasil
dalam karir di luar karir keatletannya. Artinya, para peserta didik anggota Kelas
Olahraga ini diarahkan untuk memiliki keterampilan hidup yang diperlukan
kelak untuk berhasil dalam menempuh hidupnya.

3) Pengembangan Kelas Olahraga

Dari sisi program, hendaknya kelas olahraga ini dapat mengadopsi kurikulum
yang dikembangkan federasi cabor yang dipilih. Kurikulum tersebut biasanya
membagi para atlet dalam beberapa kelompok berdasarkan usia atau
berdasarkan kemampuannya. Untuk di SD mungkin dapat diberlakukan bahwa
kelas olahraga adalah untuk anak kelas V dan kelas VI. Dengan demikian,
kemampuan anak tidak terlalu jauh berbeda. Sejauh mungkin, mereka harus
mengikuti program latihan yang sesuai dengan level-nya. Para peserta didik
secara jelas terpetakan posisinya, apakah ia masuk level pemula, level lanjutan,
atau level mahir. Bahkan untuk olahraga tertentu, misalnya pada cabor senam,
level-level tersebut diperinci lagi misalnya dengan mengelompokkan pelevelan
ini pada peringkat yang lebih detil: pemula dibagi ke dalam tiga level (level 1,
level 2, dan level 3), level lanjutan dibagi ke dalam 3 level (level 4, level 5, dan
level 6), kemudian level lanjutan juga dibagi ke dalam 3 level, yaitu level 7, level
8, dan level 9. Sedangkan di atas itu semua, level 10 mewakili tingkat senior.

4) Manajemen Kelas Olahraga

Kelas olahraga tentu harus menjalankan pengelolaan programnya sesuai


dengan manajemen olahraga modern, dengan menekankan aspek transparansi
dan keterbukaan dalam hal program, keuangan, serta pelaksanaan
pelatihannya. Termasuk dalam perekrutan pelatih, sekolah dapat melakukan
intervensi dalam hal apakah pelatih yang direkrut dan ditugaskan memiliki

35
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

kemampuan melatih dan mendidik anak, juga dalam hal kelengkapan formal
kompetensinya, seperti sertifikat dan brevet yang menyatakan dirinya memiliki
kualifikasi tertentu.

Selanjutnya, dengan masih memanfaatkan kerjasama dengan induk organisasi


yang memayungi cabang olahraga yang dikembangkannya, setiap klub juga
harus mampu melakukan pemantauan secara berkala untuk memilih peserta
didik yang benar-benar berbakat, terutama dengan memanfaatkan pelaksanaan
program Antar Kelas dan Antar-Sekolah. Peserta didik yang dipandang
berbakat, diusulkan dan dilaporkan kepada pusat pelatihan olahraga wilayah
atau nasional (Pelatda atau Pelatnas) untuk memndapatkan pemantauan lebih
lanjut. Peserta didik yang diterima pada program Pelatda atau Pelatnas akan
menjalani program itu secara berbeda, dan yang harus dipertimbangkan adalah
mendukung kepindahan peserta didik tersebut agar terjamin kelanjutan
sekolahnya serta status keatletan dari sisi domisilinya.

5) Prasyarat Pelaksanaan Kelas Olahraga.

Pelaksanaan program Kelas Olahraga dengan model yang telah dikemukakan di


atas dapat berlangsung dengan baik jika ditunjang oleh beberapa prakondisi
atau prasyarat sebagai berikut:

a) Pelatih
Pelaksanaan program Kelas Olahraga yang baik mempersyaratkan hadirnya
para pelatih yang memiliki wawasan kependidikan, bisnis, serta manajemen
yang luas di samping perlu memiliki kemampuan mengatur dan
mengorganisasikan proses pelatihan secara memadai. Pelatih ini bisa dihasilkan
oleh institusi resmi seperti FPOK atau FIK, atau dapat juga merupakan produk
dari sistem pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh induk-induk
organisasi. Dalam hal ini, baik lembaga kependidikan maupun induk organisasi
harus mencoba merumuskan sistem pendidikan pelatih secara serius, bahkan
harus merupakan program bersama. Pelatih dididik secara sistematis, dengan
dibekali pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pelatihan
cabang olahraga yang ditekuninya serta beberapa ilmu pengetahuan
pendukung, serta tidak kalah pentingnya termasuk ilmu-ilmu yang berkaitan

36
PJOK SD KK J

dengan pedagogi olahraga, sehingga mereka mampu memainkan peranannya


baik sebagai pelatih maupun sebagai pendidik.

b) Program atau Kurikulum


Setiap kelas olahraga sekolah hendaknya mampu melaksanakan programnya
masing-masing secara tersistem, sehingga kemajuan pembelajaran dan hasil
pelatihan yang dilakoni oleh peserta didik mampu berlangsung secara progresif
sesuai dengan tahapan dari kelompok atau keluarga keterampilan yang diperlukan.
Untuk itu, setiap klub dan pusat olahraga harus memiliki kurikulum dan program
yang jelas bagi setiap kelompok atau peringkat peserta didik peserta, sehingga
antara satu peserta didik baru dengan peserta didik yang sudah menjalani
programnya ada perbedaan perlakuan. Dengan kurikulum itupun, akan dapat
diketahui adanya perbedaan peringkat antara satu anak dengan anak lainnya,
sehingga memudahkan tugas pelatih dalam menentukan tingkat kesulitan tugas
gerak dan porsi latihannya.

Untuk mendukung ke arah itu, bagi kelas olahraga yang induk organisasi cabornya
sudah menyediakan sistem pengembangannya, dapat langsung mengadopsi sistem
itu sebagai kurikulum bakunya. Bagi cabang olahraga yang kebetulan belum
memiliki sistem, maka diperlukan upaya bersama dari para pelatih yang tergabung
dalam cabang olahraga yang sama untuk bersama-sama merumuskan kurikulum
atau sistem yang diperlukan. Sistem ini sungguh-sungguh diperlukan untuk menjaga
kualitas dan keberlangsungan program, sehingga tidak seperti tumbuhnya jamur di
musim penghujan. Cepat tumbuh dan berkembang, tetapi hanya bertahan pada
musim tertentu saja.

c) Fasilitas sekolah
Pelaksanaan program kelas olahraga di sekolah pada dasarnya merupakan proses
belajar yang berlangsung di sekolah atau di lingkungan sekolah, yang karenanya
tentulah banyak memanfaatkan fasilitas olahraga yang ada di sekolah. Tergantung
fasilitas apa yang tersedia di sekolah, tentu cabor yang dipilih pun sesuai dengan
keberadaan fasilitas tersebut.

37
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Jika pelaksanaan Kelas Olahraga di sekolah tidak dapat dilaksanakan karena


dukungan infrastruktur keolahragaan yang diharapkan tidak memadai, maka kelas
olahraga hendaknya dapat dilaksanakan dengan bekerja sama dengan sekolah atau
lembaga lain yang peralatannya dipandang paling memadai.

d) Pendanaan
Pembiayaan program kelas olahraga idealnya dapat didukung oleh dana APBD
setiap kota atau kabupaten melalui dinas pendidikannya, yang dikelola secara resmi.
Dana ini diperlukan bagi perumusan program, pembayaran honor pelatih, honor
pengelola, dan jika mungkin meng-cover pula pembiayaan penambahan peralatan.
Apakah para peserta didik yang menjadi peserta kelas olahraga perlu ditanggung
biaya kehidupannya? Itu tergantung kebijakan dan kemampuan daerah. Jika tidak
pun, justru diharapkan orang tua para peserta masih bersedia dan mampu
mengulurkan bantuan bagi kepentingan kemajuan anak-anaknya. Kalau
memungkinkan, mereka mendapat dukungan dari bea-peserta didik pemerintah.

e) Infrastruktur
Infrastruktur lain tetap diperlukan. Kesemua itu meliputi misalnya tersedianya
lapangan, gedung olahraga, stadion, hingga taman-taman kota yang dapat
dimanfaatkan. Di samping itu tentu diperlukan pula peralatan utama seperti bola,
matras, peluru, atau alat-alat pelindung badan. Jika mungkin, kebutuhan untuk
penyediaan dan pembangunan infrastruktur ini dipenuhi oleh pemerintah daerah
kota atau kabupaten, melalui dinas atau sub-dinas yang terkait. Mudah-mudahan
program kelas olahraga ini dapat membuka simpul kejumudan berfikir dari
berbagai pimpinan lembaga/dinas yang selama ini sering terjadi.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang identifikasi
jenis kegiatan untuk pengembangan potensi dan aktualisasi peserta didik

38
PJOK SD KK J

yang disediakan oleh Fasilitator atau yang tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan
lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator!
(LK-1)
e. Berikanlah saran kepada kelompok lain yang memberikan pemaparan!
f. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir
pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-1).
g. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-1).

2. Lembar Kerja
a. Lembar Kerja 01
Berikut adalah lembar kerja 01 (LK-01) yang harus Saudara selesaikan
pada awal pembelajaran jika pelatihan dilakukan dengan model tatap
muka penuh atau in-1 jika pelatihan dilakukan dengan pola in – on – in.
Saudara diminta untuk bekerja secara berkelompok, sehingga tumbuh nilai
gotong royong antar sesama peserta, saling menghormati perbedaan, serta
bertanggung jawab atas bagian pekerjaaan yang harus diselesaikan.

LK-01
Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Peserta Didik
1. Berkelompoklah dengan anggota maksimum 4 orang!
2. Sediakanlah dan pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.!
3. Tuliskanlah hasil identifikasi pengembangan potensi dan aktualisasi peserta didik
sesuai karakter umum peserta didik di sekolah Saudara!

Jenis Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Peserta Didik


No Nilai Karakter
Peran Saudara
Jenis Kegiatan Tujuan yang
pada Kegiatan
Dikembangkan

... ... ... ... ...

39
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

LK-01
Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Peserta Didik

4. Presentasikanlah hasil kerja kelompok Saudara, dan lakukan perbaikan jika


mendapat saran dari kelompok lain!

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, tanggung
jawab, kejujuran, dan menghargai perbedaan!

1. Gotong royong
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
2. Tanggung jawab
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
3. Kejujuran
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

E. Latihan / Kasus / Tugas

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Apakah yang dimaksud dengan kecakapan hidup dan apa hubungannya
antara kecakapan hidup dan potensi peserta didik. Apa persamaan antara
kecakapan hidup dan potensi Anak. Tambahkanlah contoh-contoh yang
Saudara dapat pahami dari penjelasan materi pelajaran!
2. Bagaimana hubungan antara mata pelajaran PJOK dengan kecakapan
hidup, dan kecakapan apa sajakah yang dapat dikembangkan melalui PJOK
dan bagaimana penjelasannya?
3. Bagaimana Saudara menjelaskan hubungan antara potensi dan
kemampuan gerak serta faktor individual apa saja yang menentukan
keberhasilan pembelajaran?

40
PJOK SD KK J

4. Kecakapan apa sajakah yang termasuk ke dalam kecakapan generik?


Sebutkan beberapa kecakapan tersebut dan bagaimana upaya
pengembangannya dapat dilakukan dalam pembelajaran PJOK?
5. Bagaimana Saudara memahami arti dari motivasi dan peranannya dalam
keberhasilan pembelajaran. Bagaimana pula cara yang tepat untuk
membangkitkan motivasi dalam pembelajaran PJOK? Jelaskan pula
bagaimana program sekolah terkait dengan kompetisi antar kelas dan
antar sekolah dapat diluncurkan untuk mendukung potensi dan aktualisasi
peserta didik?

F. Rangkuman

Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya membekali anak dengan berbagai


kemampuan dan kecakapan untuk mengatasi persoalan kehidupan dengan baik.
Pendidikan juga mulai bermetamorfosa menjadi formal dan bidang keilmuan
diterjemahkan menjadi mata pelajarant di sekolah. Walaupun demikian sebenarnya
tujuan pendidikan tetap saja sama, yaitu agar peserta didik mampu memecahkan
dan mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapi, dengan cara lebih baik dan
lebih cepat, karena sudah dijelaskan secara keilmuan. Kecakapan hidup berkembang
dari yang namanya potensi yang dikembangkan dan diarahkan sedemikian rupa
oleh berbagai aktor pendidikan sehingga anak menguasai berbagai kompetensi
untuk bisa hidup mandiri dan efektif. Kecakapan hidup tersebut meliputi kecakapan
generik dan kecakapan spesifik.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Melalui program PJOK dan olahraga di sekolah, diharapkan anak dapat


mengembangkan potensi dan aktualisasi dirinya, di antaranya jika sekolah
menyediakan program olahraga yang kondusif, seperti program ekstra-kurikuler
olahraga, program daily physical education, program kelas olahraga, termasuk
penyelenggaraan kompetisi antar kelas dan antar sekolah.

41
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

42
PJOK SD KK J

Kegiatan Pembelajaran 2
Evaluasi Pembelajaran PJOK

A. Tujuan

Peserta diklat dapat melakukan analisis hasil penilaian, pemaknaan, dan melakukan
pelaporan dan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran, serta menunjukkan perilaku
gotong royong, religius, dan mandiri dengan membaca dan menelaah materi pada
kegiatan pembelajaran ini.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran.


2. Melakukan pemaknaan hasil penilaian pembelajaran.
3. Melakukan pelaporan dan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran.
4. Menunjukkan perilaku gotong royong, religius, dan mandiri.

C. Uraian Materi

1. Konsep Evaluasi Pembelajaran

Penilaian atau evaluasi merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi


untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Menurut para ahli, tujuan
penilaian adalah (1) Memberikan informasi yang dijadikan umpan balik tentang
kemajuan belajar peserta didik tentang apa yang sudah dipelajarinya selama
periode waktu pembelajaran tertentu, dan menyangkut kompetensi yang sudah
dicapainya selama proses belajar-mengajar, dan (2) Memberikan informasi kepada
para guru dan orang tua mengenai capaian kompetensi atau kemajuan belajar
peserta didik.

Prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran tematik sama dengan prinsip yang


harus dijadikan landasan dalam pembelajaran terpadu, yaitu prinsip utuh dan

43
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

menyeluruh, berkesinambungan, dan objektif. Disamping itu penilaian harus


berbasis unjuk-kerja peserta didik (proses dan produk), melibatkan peserta didik,
memuat refleksi diri peserta didik, menggunakan penilaian non konvensional
(penelitian alternative), memberi umpan balik kepada guru dan peserta didik,
memperhatikan dampak pengiring pembelajaran (misalnya pendidikan karakter),
dan sistematis (Pedoman Tematik Terpadu, 2014, hal. 260). Penilaian berbasis
kinerja menuntut peserta didik berpartisipasi aktif, pembelajarannya memuat
sejumlah tugas, dan peserta didik berusaha untuk dapat mencapat tujuan
pembelajaran. Dengan perkataan lain peserta didik harus dapat mendemontrasikan
kemampuannya sesuai dengan target pembelajaran. Penilaian berbasis kinerja
adalah suatu prosedur penugasan kepada peserta didik untuk mengumpulkan
informasi sejauhmana peserta didik telah belajar.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,


pengetahuan, dan keterampilan menuntut disusunnya instrumen observasi untuk
melihat kemajuan otentik peserta didik. Penilaian kompetensi sikap dilakukan
melalui observasi, jurnal, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation).
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar
peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (ratingscale) yang disertai
rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Penilaian Kompetensi
Pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan perbuatan misalnya berupa
pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok
sesuai dengan karakteristik tugas.

Di pihak lain, penilaian Kompetensi Keterampilan dilakukan melalui penilaian


kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian
portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang dilengkapi rubrik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon
berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan
tuntutan kompetensi. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun
lisan dalam waktu tertentu. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan
dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu

44
PJOK SD KK J

yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,


dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut
dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.

Pada pembelajaran tematik terpadu penilaian dilakukan untuk mengkaji


ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang
terdapat pada tema tersebut. Penilaian dilakukan secara holistik terkait aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama
pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai
dilaksanakan (penilaian hasil belajar).

Kemudian laporan penilaian yang memuat diskripsi umum ditulis dalam bentuk
narasi meliputi aspek:

a. Sikap Spiritual
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek menerima, menjalankan dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya, aspek menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air.

b. Sikap Sosial
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek kemampuan mengurus diri
sendiri, rasa keingintahuan, ketepatan melaksanakan tugas, menyelesaikan masalah
bersama dengan benar, sikap percaya diri, menjalankan norma.

c. Pengetahuan
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek mengingat dan memahami
kompetensi per mata pelajaran.

d. Keterampilan
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek melaporkan tugas yang
diberikan, aktif bergaul bersama teman dan guru, menghasilkan karya yang estetis,
menjalankan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat, kemampuan menanya dengan
bahasa yang jelas, logis dan sistematis.

45
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

2. Analisis Hasil Pembelajaran dalam Penilaian


Penilaian dalam pendidikan jasmani di SD tentu terkait juga dengan upaya guru
untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memperoleh manfaat positif dari
pembelajaran PJOK yang diikutinya, terhadap perubahan holistik mereka. Oleh
karena itu, penilaian dalam PJOK pun perlu dilakukan sebagai proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap keberhasilan
program sebagai umpan balik bagi guru, sekaligus mengetahui perkembangan yang
terjadi pada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta untuk membuat
keputusan tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.
Adapun aspek-aspek yang selengkapnya harus dinilai oleh guru adalah sebagai
berikut:
a. Penilaian Kesehatan Peserta Didik
Pada awal tahun ajaran sebaiknya sekolah melakukan penilaian kesehatan terhadap
seluruh peserta didik. Penilaian kesehatan ini dilakukan oleh tim dokter. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi derajat kesehatan dan penyakit-penyakit yang
didertia oleh peserta didik, misalnya penyakit asma, jantung atau penyakit kronis
lainnya.

b. Aspek Anthropometrik
Idealnya guru juga melakukan pengukuran terhadap aspek-aspek antropometrik
anak, seperti tinggi berdiri, tinggi duduk, lebar bahu, lebar dada, lebar panggul,
panjang tungkai, serta bentuk telapak kaki. Mengukur indeks massa tubuh (IMB)
atau body mass indeks juga termasuk yang harus dilakukan. Pengukuran (BMI) IMT
dihitung dari massa badan (M) dan kuadrat tinggi atau height (H), atau IMT=
M/HxH, di mana M adalah massa tubuh dalam kg, dan H adalah tinggi badan dalam
meter. BMI sebagai alat bantu untuk menyatakan seseorang terlalu kurus, ideal, di
atas ideal, gemuk, dan obesitas.

c. Mengukur derajat kebugaran jasmani secara umum


Jenis instrumen untuk mengukur kebugaran jasmani sangat beragam sesuai dengan
komponen dan cara pengukurannya. Salah satu contoh instrumen yang sudah sangat
dikenal adalah tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI).

46
PJOK SD KK J

d. Penilaian sikap;
Sikap peserta didik terhadap PJOK dan olahraga adalah unsur yang harus juga
dinilai. Sikap adalah gambaran potensi perilaku yang mewujud dalam
kecenderungan seorang anak untuk menunjukkan pilihannya pada sesuatu. Teknik-
teknik yang dapat digunakan dalam menilai perkembangan sikap anak terhadap
PJOK dan termasuk dalam hal bagaimana anak terdidik secara afektif dan sosial
melalui PJOK, dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3) Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal/Catatan guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
tentang hasil pengamatan tterkait kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang
berkesinambungan dari hasil observasi.

e. Penilaian Pengetahuan;
Penilaian terhadap aspek pengetahuan peserta didik merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari domain kognitif anak. Dalam aspek pengetahuan ini guru dapat
mengukur sejauh mana anak menguasai tentang konsep dan prinsip gerak dari
gerakan atau keterampilan yang dipelajari. Sejauh ini, para guru lebih banyak
mengukur aspek pengetahuan anak dari sisi yang terlalu dangkal dan bersifat
hapalan, misalnya hanya terkait dengan pengetahuan anak tentang ukuran

47
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

lapangan, tentang sejarah, tentang aturan dan hal-hal seperti itu.

Secara umum, cara menilai aspek kognitif anak tersebut meliputi teknik:
1) Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Berdasarkan
jenisnya tes tertulis dapat dilakukan dengan tes yang soal dan jawabannya
tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian,
sedangkan berdasarkan waktu pelaksanaannya tes dilakukan dalam situasi
yang disediakan khusus, misalnya: ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester ataupun ulangan kenaikan kelas. Tes dapat juga
dilakukan melekat dalam proses pembelajaran, misalnya dalam bentuk kuis,
untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat menguasai atau menyerap
materi pelajaran.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara verbal
(oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara verbal juga,
sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat
maupun paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan
karakteristik tugasnya. Penugasan yang dimaksud di sini adalah dengan
meminta peserta didik melakukan atau menguraikan sesuatu yang dapat dukur
hasilnya sebagai penguasaan pengetahuannya.
4) Penilaian Keterampilan
Keterampilan anak merupakan aspek utama yang sering diidentikkan dengan pelajaran
PJOK. Hampir 90 persen waktu pembelajaran digunakan dalam pembelajaran praktik
untuk meningkatkan keterampilan anak dalam gerak dan teknik dasar serta
keterampilan keseluruhan. Oleh karena itu, sebagian besar waktu juga lebih banyak
digunakan untuk mengukur kemajuan dalam keterampilan. Pengukuran di wilayah
praktik ini meliputi teknik pengukuran:
1) Praktik
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa melakukan suatu aktivitas

48
PJOK SD KK J

keterampilan gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta
mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan
berbagai macam keterampilan gerak sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
2) Penilaian Portofolio

Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik
yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama
kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian
portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
3) Penilaian Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
penyelidikan dan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran dan
indikator/topik tertentu secara jelas.

3. Pemaknaan Hasil Penilaian


a. Kebugaran Jasmani,
Kebugaran jasmani dan kesehatan berkontribusi pada kehidupan yang efektif dan
sejahtera. Terkait dengan kebugaran jasmani ini, peserta didik dituntut dapat
mencapai taraf kebugaran yang diinginkan dan mengetahui secara pasti bahwa
kebugaran jasmani merupakan kebutuhan bagi dirinya sepanjang hayat.
Keikutsertaan peserta didik dalam aktivitas fisik secara reguler dapat mempertajam
dan meningkatkan level kebugaran dan kesehatan, serta keterampilan fisik.
Program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang baik menyediakan

49
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

pengalaman bermakna dan kegemaran, serta motivasi beraktivitas fisik. Semakin


baik dan bermakna program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang
disediakan oleh sekolah, semakin meningkatkan peran serta peserta didik
melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya memberi
sumbangsih dalam menciptakan masyarakat aktif yang sehat dan bugar
(Permendikbud No. 58 Tahun 2014. PMP PJOK SD dan SMA, 2014).

Pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani ini dilakukan secara berangkai dan


terus menerus dengan tahap-tahap yang telah ditentukan. Pada setiap pergantian
kegiatan diberikan jeda waktu selama tiga menit untuk memberi kesempatan testee
melakukan pemulihan. Perlu dipastikan, seluruh peserta didik dapat melakukan
secara benar setiap gerakan agar pelaksanaan pengukuran tidak terganggu masalah
teknis, dan data yang diperoleh valid.

b. Sikap 

Perilaku positif harus dijadikan target (output) dari program pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan di sekolah. Peserta didik melalui pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tidak diharapkan hanya bisa melihat apa yang seharusnya
dikerjakan, tetapi harus secara sukarela dan langsung mempraktikkan perilaku
positif dalam setiap aktivitas. Nilai-nilai sosial yang dapat dikembangkan adalah
kerja sama, komitmen, kepemimpinan, ketaatan, jiwa sportif, serta kerelaan
berkorban untuk kepentingan yang lebih besar. Aktivitas fisik dalam pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan juga menyediakan saluran yang sesuai untuk
merilis tekanan emosional, meningkatkan rasa kebanggaan diri, mengembangkan
inisiatif, arah diri, dan kreativitas.

c. Pengetahuan
Program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diselenggarakan di
sekolah seharusnya menjamin peserta didik memiliki pengetahuan dan memahami
pentingnya aktivitas fisik dan keterkaitannya dengan kesehatan seseorang serta
nilai-nilai esensial yang ada didalamnya. Pengetahuan yang diperlukan juga meliputi
prinsip-prinsip ilmiah aktivitas fisik, latihan, dan kesehatan. Contoh dari
pengetahuan lain yang diharapkan dari diselenggarakannya program pendidikan

50
PJOK SD KK J

jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah kemampuan merancang dan menerapkan


program kebugaran jasmani dan pengendalian berat badan, mengevaluasi
kebugaran, serta keselamatan dalam melakukan aktivitas fisik. Penguasaan
pengetahuan terhadap aturan permainan, strategi, dan teknik juga diperlukan dalam
pembiasaan kemampuan peserta didik dalam menghadapi berbagai permasalahan
pada situasi tekanan emosional yang tinggi. Selain itu peserta didik juga perlu
menguasai pengetahuan tentang proses akuisisi gerak, prinsip dasar gerak (pusat
keseimbangan, pengerahan tenaga, dan berbagai hal lain yang diperlukan dalam
aktivitas fisik).

d. Penilaian Keterampilan
1) Praktik
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa melakukan suatu aktivitas
keterampilan gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta
mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan
berbagai macam keterampilan gerak sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Penilaian domain keterampilan dalam penilaian kinerja yang diterapkan pada
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan akan sangat
tergantung dari jenis keterampilan yang akan dinilai. Guru dapat mengenali
berbagai jenis keterampilan berdasarkan contoh pada tabel tersebut, dan
menentukan/mendesain cara menilai keterampilan gerak berdasarkan jenis KD
dan materi pokok.

Berdasarkan hasil dari uji tulis yang telah dilakukan, skor dapat diolah sebagai
berikut:
Perolehan skor peserta didik (P) dibagi dengan skor maksimum (Max) (sesuai
contoh; 3 soal X 11 = 33) dikalikan dengan satuan penilaian (satuan, atau
puluhan).
Rumus : P/ Max X 100
Contoh : 8/ 11 X 100 Nilai Peserta Didik :72,72
Guru dapat mengenali berbagai jenis keterampilan berdasarkan contoh pada
tabel tersebut, dan menentukan/mendesain cara menilai keterampilan gerak
berdasarkan jenis KD dan materi pokok.

51
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

2) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
peserta didik yang dilakukan secara berkelanjutan dan didasarkan atas
kumpulan informasi perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Jenis-jenis portofolio dapat berupa:
a) Portofolio personal jika dipegang dan dikelola oleh peserta didik.
Biasanya berguna untuk menuliskan aktivitas fisik yang disenangi,
harapan, refleksi diri, serta berbagi gagasan dari pengalaman yang
diperoleh, sepanjang periode pembelajaran. 

b) Portofolio terekam dan tersimpan (record-keeping portofolios), portofolio
ini dapat diisi dan disimpan oleh peserta didik, namun sebagian dari
informasi yang direkam juga disimpan oleh guru. 

c) Portofolio tematik (thematic portofolios), portofolio ini menggambarkan
kegiatan pembelajaran pada satu pokok bahasan (tema) yang berdurasi
antara dua hingga enam minggu. Contohnya, untuk topik kerja sama pada
sebuah tim permainan, peserta didik dapat mencatatkan refleksi
mengenai pola penyerangan dan bertahan (kognitif), menerapkan
keterampilan gerak pada strategi penyerangan dan bertahan
(psikomotor), dan upaya mencapai hasil (kognitif). 

d) Portofolio terintegrasi (integrated portofolios), portofolio ini dapat
digunakan untuk menggambarkan “potret” peserta didik secara
keseluruhan, dan berbagai subyek pembelajaran.
e) Portofolio selebrasi (celebration portofolios) untuk mencatat prestasi
cabang olahraga.
f) Portofolio tahun jamak (multiyears potofolios), yaitu portofolio yang
digunakan dengan jangka beberapa tahun dan digunakan oleh peserta
didik dari satu tingkatan kelas ke kelas yang lebih tinggi.
Diisi nama dokumen yang dibutuhkan untuk mencatat hasil akhir
pembelajaran (contoh perkembangan peserta didik dalam melakukan
keterampilan passing bawah, atau karya kreatif lainnya) Peserta didik/
mengisi apa yang dirasakan setelah mengalami pembelajaran yang
dilaksanakan

52
PJOK SD KK J

4. Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Pembelajaran


Berdasarkan Permendikbud tentang penilaian laporan hasil penilaian dilakukan
oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Laporan oleh pendidik
berbentuk deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian pengetahuan
dan keterampilan. Sedangkan untuk penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk
deskripsi sikap. Laporan di disampaikan kepada kepala sekolah, serta pihak lain
yang terkait. Laporan penilaian sikap spiritual dan sosial disampaikan secara
periodik oleh wali kelas/guru kelas sebagai akumulasi dari laporan dari seluruh
guru mata pelajaran dalam bentuk deskripsi kompetensi.
Satuan pendidikan melaporkan hasil pembelajaran/pencapaian kompetensi
kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor. Selain itu
laporan juga disampaikan kepada dinas pendidikan dan instansi lain yang
terkait. Pelaporan hasil penilaian dijadikan pertimbangan dalam melakukan
tindak lanjut, sebagai titik awal perbaikan program pembelajaran, peningkatan
kinerja peserta didik, remedial dan pengayaan. Secara lebih rinci pelaporan
dapat dijelaskan sebagai berikut:

e. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik


Penerapan manajemen berbasis sekolah sebagai implementasi dari standar
pengelolaan membawa konskuensi dilibatkannya masyarakat dalam pengelolaan
sekolah, di mana peran-serta masyarakat di bidang pendidikan tidak hanya terbatas
pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik. Partisipasi masyarakat
secara aktif, transparansi dan akuntabilitas merupakan unsur penting dalam
manajemen berbasis sekolah.

Pelaporan hasil belajar hendaknya: Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi
pengembangan peserta didik; Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan
akurat. Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya
bermasalah dalam belajar

53
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

f. Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif
maupun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya seorang
peserta didik mendapat nilai 6 pada mata pelajaran matematika. Namun, makna
nilai tunggal seperti itu kurang dipahami peserta didik maupun orangtua karena
terlalu umum. Laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dan
komprehensif agar “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah
terbaca dan dipahami). Dengan demikian orangtua/wali lebih mudah
mengidentifikasi kompetensi yang belum dimiliki peserta didik, sehingga dapat
menentukan jenis bantuan yang diperlukan bagi anaknya. Dipihak anak, ia dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu
ditingkatkan.

g. Isi Laporan
Pada umumnya orangtua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut;
1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial
dan emosional?
2) Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
3) Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?
4) Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan mengembangkan
prestasi anak lebih lanjut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orangtua


hendaknya;
1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami;

2) Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak;

3) Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak;

4) Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum;
5) Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.

h. Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi
tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1

54
PJOK SD KK J

semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang
perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik
memerlukan remedial.
Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai setiap KD dari setiap aspek penilaian. Nilai suatu
KD dapat diperoleh dari tes formatif, tes sumatif, hasil pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung, nilai tugas perseorangan maupun kelompok. Rata-rata nilai KD
dalam setiap aspek akan menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang
bersangkutan.

i. Rapor
Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu
semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi
dasarnya. Model rapor harus dapat menggambarkan pencapaian kompetensi
peserta didik pada setiap mata pelajaran atau tema yang dipelajari. Nilai pada rapor
merupakan gambaran kemampuan peserta didik, berbentuk deskripsi untuk
menggambarkan kompetensi sikap, dan berbentuk nilai dan atau deskripsi untuk
melaporkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil
penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini!
(LK-02)
e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang
Saudara hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka
penuh atau in-2).
f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).

55
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

2. Lembar Kerja
LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan
dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan
dengan pola in – on – in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara
diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu
nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter.

LK-02
Memaknai Hasil Penilaian Pembelajaran
Langkah Kerja:
1. Bekerjalah secara perorangan!
2. Sediakanlah dokumen Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Penilaian Pembelajaran!
3. Tuliskanlah prosedur penilaian proses dan hasil belajar yang harus
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada format
berikut ini!

Prosedur Penilaian Proses dan Hasil Belajar

No. Pendidik Satuan Pendidikan Pemerintah

4. Selesaikanlah contoh kasus berikut ini!


Diketahui pada akhir semester siswa A memiliki data skor berikut ini:
KD 1 = 70, KKM 75
KD 2 = 85, KKM 80
KD 3 = 75, KKM 75
KD 4 = 80, KKM 75
Maka yang perlu dilakukan oleh guru adalah....
........................................................................................................................................................

56
PJOK SD KK J

LK-02
Memaknai Hasil Penilaian Pembelajaran
........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................
Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama
karakter yang terinternalisasi) melalui kegiatan ini!
...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

E. Latihan / Kasus / Tugas


1. Penugasan
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Apa perbedaan konsep evaluasi dengan konsep assessment ditinjau dari dua
model pembelajaran, yaitu: model atau pendekatan konvensional yang
memperhatikan pada hasil pembelajaran (product) dan model atau
pendekatan tematik integrative yang lebih menekankan pada proses
pembelajaran (process)? Pembahasannya harus Saudara fokuskan pada
esensi penilaian sebagai proses pengumpulan informasi untuk memberi
umpan balik kepada guru dan penilaian sebagai upaya menentukan status
capaian belajar anak. Tambahkan lah contoh-contoh yang Saudara alami di
lapangan!
2. Apakah yang dimaksud dengan authentic assessment dan mengapa serta
bagaimana model penilaian ini diberlakukan dalam model pembelajaran
pendekatan ilmiah dan tematik terpadu dalam kurikulum 2013. Bagaimana
kedudukan penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 tersebut.?
3. Apa saja teknik penilaian yang dapat digunakan untuk masing-masing aspek
penilaian yang hendak diukur. Uraikanlah bagaimana masing-masing aspek
pembelajaran PJOK dapat dinilai dengan menggunakan teknik yang
diuraikan dalam naskah Kegiatan Pembelajaran 2 tersebut!

57
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

4. Bagaimana Saudara dapat menghubungkan pembelajaran PJOK dengan


upaya penguatan pendidikan karakter peserta didik?
5. Bagaimana cara menentukan nilai dari hasil penilaian Saudara dan
bagaimana kah Saudara melaporkannya? Bagaimana penilaian Portopolio
dapat dilakukan dan kemukakanlah pendapat Anda, apakah Saudara setuju
dengan praktek penilaian tersebut?

2. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Dibawah ini adalah merupakan salah satu prinsip penilaian otentik
adalah ….
A. proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses pembelajaran
B. proses penilaian merupakan bagian yang terpisah dengan proses
pembelajaran
C. penilaian harus mencakup aspek pengetahuan dan sikap
D. penilaian harus mencerminkan masalah abstrak
2. Salah satu prinsip penilaian otentik dibawah ini adalah ….
A. penilaian harus bersifat holistic
B. penilaian yang dilakukan harus mencakup aspek pengetahuan dan
keterampilan
C. penilaian harus menggunakan ukuran, metode, dan criteria yang
sama
D. penilaian harus mencerminkan masalah abstrak maupun konkrit
3. Salah satu prinsip penilaian ontentik adalah ….
A. hanya mencerminkan masalah dunia nyata
B. mencakup satu dari aspek dari tujuan pembelajaran
C. menggunakan metode yang sesuai dengan pengalaman belajar
D. merupakan proses yang terpisah dari pembelajaran
4. Yang dimaksud dari prinsip penilaian ontentik yang bersifat holistik
adalah ….
A. mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
B. bergabung dengan proses pembelajaran

58
PJOK SD KK J

C. menggunakan berbagai metode


D. menyesuaikan karakteristik pembelajaran
5. Proses penilaian otentik harus merupakan satu kesatuan dengan proses
pembelajaran karena dimaksudkan sekaligus untuk...
A. untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran
B. agar mempermudah dalam pembelajaran
C. meringankan pengajar dalam evaluasi
D. mengamati pencapaian pembelajaran peserta didik
6. Suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi atau data secara kuantitatif
disebut….
A. pengukuran
B. penilaian
C. pengambilan keputusan
D. pengambilan kebijakan
7. Kegiatan untuk mengetahui keberhasilan suatu program tertentu
disebut…….
A. pengukuran
B. penilaian
C. pengambilan keputusan
D. pengambilan kebijakan
8. Tindakan yang diambil oleh seseorang atau lembaga berdasarkan data
atau informasi yang diperoleh disebut ….
A. pengukuran
B. penilaian
C. evaluasi
D. kebijakan
9. Pada tingkat makro penilaian diperlukan untuk….
A. penyempurnaan proses belajar-mengajar
B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan
C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas suatu program
10. Fungsi dari penilaian sumatif adalah ….
A. penyempurnaan proses belajar-mengajar

59
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan


C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas pada akhir keseluruhan program
11. Syarat yang harus diperhatikan guru dalam menyusun alat ukur yang baik
adalah……
A. dapat mengukur lebih dari satu dimensi atau aspek
B. setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi saja
C. setiap alat ukur harus baku
D. hanya mengukur satu dimensi saja dan harus handal
12. Untuk mengetahui peserta didik pada kemampuan di mata pelajaran
pendidikan jasmani, sebaiknya mengukur hanya satu aspek, agar ….
A. peserta didik tidak semata ditentukan oleh pengetahuannya
B. guru tidak kesulitan pada penilaiannya
C. kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
D. peserta didik tidak terlalu banyak yang dipersiapkan
13. Untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran PJOK di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai instrumen tes. Instrumen tersebut antara lain ….
A. tes tertulis, portofolio, dan tes keterampilan/kinerja
B. tes tertulis, pilihan ganda, uraian, isian, dan menjodohkan
C. tes tertulis, portofolio, dan produk
D. tes kinerja/keterampilan saja
14. Prinsip dari suatu tes kemampuan adalah ….
A. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes
B. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes
C. soal harus mudah
D. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu
15. Prinsip dari suatu tes kecepatan adalah….
A. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes
B. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes
C. soal harus relative agak sulit
D. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

60
PJOK SD KK J

F. Rangkuman

Konsep evaluasi atau penilaian merupakan terminologi umum dalam proses


pembelajaran di sekolah, yang menuntut guru untuk melaksanakannya meskipun
prosesnya sering merepotkan. Penilaian dilakukan untuk tiga kepentingan, pertama
untuk kepentingan pemberian umpan balik kepada guru, agar guru dapat
meningkatkan efektivitas pembelajarannya; kedua, agara peserta didik memperoleh
informasi dan umpan balik tentang hasil pemeblajaran mereka, dan ketiga,
digunakan untuk memberikan laporan tentang hasil capaian peserta didik dalam
belajar kepada lembaga dan kepada orang tua.

Teknik evaluasi baru tersebut banyak melibatkan informasi yang menggabungkan


seluruh unsur capaian anak dalam belajar yang meliputi aspek sikap, pengetahuan,
serta keterampilan. Adapun teknik dan metode penilaian tersebut memerlukan
langkah pengukuran yang bervariasi dari mulai pengkuran aspek pengetahuan,
aspek afektif, serta aspek psikomotor serta menggunakan berbagai cara seperti
praktik, penugasan, observasi, verbal, tertulis, projeck, serta portopolio.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang


terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Saudara
yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Saudara dalam materi Kegiatan Belajar 2 yang telah dipelajari.
Rumus:

Jumlah jawaban Saudara yang benar


Tingkat penguasaan = x 100%
5
Makna dari tingkat penguasaan Saudara adalah:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

61
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Setelah Saudara mengetahui skor yang Saudara peroleh dalam mengerjakan soal,
Saudara dapat menetapkan tingkat pemahaman Saudara dalam memahami bahan
atau materi diklat yang terdapat dalam Kegiatan Pembelajaran 2 ini. Jika Saudara
sudah mencapai lebih dari 90%, Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari
kegiatan pembelajaran selanjutnya.

H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus

Kunci Jawaban KP-2


1. A. 6. A 11. B
2. A 7. B 12. A
3. C 8. D 13. A
4. A 9. B 14. A
5. D 10. D 15. B

62
PJOK SD KK J

Kegiatan Pembelajaran 3
Memodifikasi Materi Pembelajaran

A. Tujuan

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Saudara
diharapkan dapat mengidentifikasi materi yang akan dimodifikasi dan memodifikasi
materi pembelajaran sesuai dengan prinsip dan prosedur yang baik, serta
menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan religius.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi yang terdapat pada uraian materi, S a u d a r a


diharapkan memiliki kemampuan dalam:
a. Mengidentifikasi materi yang akan dimodifikasi
b. Memodifikasian materi pembelajaran sesuai dengan prinsip dan prosedur
yang benar
c. Menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan religius

C. Uraian Materi

1. Identifikasi Materi yang Akan Dimodifikasi


Pembelajaran PJOK di Sekolah merupakan tugas yang amat menantang bagi guru
yang akibatnya kemampuan dan kesiapan anak dalam hal fisik, mental, emosional
dan keterampilan sosialnya pun amat bervariasi. Akibatnya, banyak sekali unsur
yang harus dipertimbangkan oleh guru manakala guru merencanakan suatu
pembelajaran, termasuk dalam menentukan model dan gaya mengajar yang harus
dipilih, peralatan dan pengaturan kelas yang akan digunakan, serta termasuk tugas
ajar yang akan diberikan serta tingkat kesulitannya.

Menyadari dan mengakui bahwa anak berbeda satu sama lain, tentu akan mendorong
guru untuk melakukan suatu upaya untuk mengatasinya. Upaya tersebut biasanya

63
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

dilakukan dengan membuat sesuatu yang sudah baku sedikit berbeda dalam hal
penampakannya, yang biasanya disebut upaya memodifikasi. Ketika mengajar anak
yang memiliki banyak perbedaan, tentu guru harus melakukan modifikasi pada
situasi pembelajaran, agar situasinya sesuai dengan kebutuhan anak. Hal itu
dilakukan guru di manapun dan dalam pelajaran apapun, termasuk dalam pelajaran
PJOK. Guru yang melakukan banyak modifikasi dalam berbagai aspek
pembelajaran untuk mengakomodasi perbedaan dan kebutuhan anak, biasanya
disebut guru yang reflektif.

Pengajaran yang reflektif pada dasarnya adalah pengajaran yang mengakui bahwa
anak berbeda dan guru melakukan sesuatu terhadap kenyataan tersebut. Kadang
pengajaran yang demikian disebut juga pengajaran yang adaptif, sebab guru
melakukan adaptasi terhadap isi pelajaran dan caranya mengajar, untuk
menyesuaikan kebutuhan individu anak dan kelas. Adapun dasar-dasar
pengakomodasian kebutuhan anak tersebut biasanya dikaitkan secara langsung
dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu bahwa
pengajaran dan tugas ajarnya disesuaikan tahap perkembangan anak. Sedangkan
guru yang tidak peka dengan perbedaan dalam hal kebutuhan dan kemampuan
anak dan tidak melakukan sesuatu dengan melakukan modifikasi, dapatlah disebut
guru yang tidak reflektif.

Oleh karena itu dalam modul ini penulis ingin menekankan konsep reflektifnya
daripada menekankan konsep modifikasinya. Modifikasi selama ini sering
disalahartikan oleh guru PJOK di Indonesia, karena PJOK di Indonesia sudah
terlanjur diidentikkan dengan pengajaran atau bahkan pelatihan cabang olahraga,
sehingga alat yang digunakan dan tugas ajar yang diberikan kepada anak biasanya
lebih berupa alat dan tugas ajar yang terkait dengan konsep dan komponen
olahraga. Lalu ketika dinyatakan bahwa alat dan tugas ajar tersebut tidak sesuai
dengan anak yang sedang belajar, maka anjuran yang diberikan kepada guru adalah
guru harus melakukan modifikasi, baik modifikasi terhadap alat maupun
modifikasi terhadap tugas gerak, termasuk peraturannya. Sampai di situ
seolah-olah persoalannya sudah dianggap selesai. Artinya, jika guru sudah
memodifikasi alat maupun tugas gerak yang diberikan, arti modifikasi sudah
selesai.

64
PJOK SD KK J

Tetapi, dalam konsep pengajaran reflektif, upaya mengadaptasi baik alat maupun
tugas ajar termasuk cara dan metode guru dalam mengajar, tidak pernah
selesai. Di dalam pembelajaran yang reflektif, guru harus terus mencari peluang
dan kesempatan untuk terus-menerus memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran dengan cara memodifikasi dan mengadaptasi pembelajaran untuk
kepentingan banyak anak. Sehingga dari situ, guru harus tetap dan dituntut,
malahan, untuk menerapkan teaching skills nya yang berhubungan dengan content
development, misalnya, atau yang berhubungan dengan mencobakan model
pembelajaran lainnya.

Di situlah bedanya antara reflective teaching dengan apa yang disebut modifikasi
pembelajaran. Pengajaran reflektif tidak menunjuk pada metodologi atau gaya
pengajaran tertentu; tetapi lebih menunjuk pada banyak keterampilan mengajar
yang digunakan guru untuk selalu disesuaikan dengan kebutuhan (kalau perlu)
setiap individu anak yang menjadi peserta pembelajaran. Oleh karena itu guru yang
reflektif adalah guru yang dapat merancang dan mengimpelementasikan
program pengajaran dan kependidikan yang kongruen dengan keistimewaan khusus
situasi sekolah atau situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan guru
yang tidak reflektif biasanya dicirikan oleh penggunaan satu pendekatan tunggal
dalam banyak atau semua situasi pembelajaran.

a. Kebutuhan Pengajaran Reflektif Terkait Modifikasi


Aksi mengajar, khususnya pelajaran PJOK, adalah suatu tindakan yang sangat
menantang manakala guru selalu berusaha untuk menyesuaikan segala kondisi
kelas, alat, kemampuan anak, serta kebutuhan anak, menjadi suatu kesatuan
program yang utuh yang memberikan anak pengalaman belajar yang aktif yang
dibutuhkan mereka. Guru yang reflektif memperhitungkan seluruh kondisi-kondisi
yang berbeda tersebut dan secara terus menerus pula memodifikasi dan merubah
cara pembelajaran dan tugas ajarnya didasarkan pada kebutuhan peserta didik di
sekolah. Untuk guru yang demikian, sedikitnya ada lima variable yang harus
diperhitungkan dalam upaya menciptakan pembelajaran yang reflektif. Kelima
variable tersebut adalah: nilai yang dianut guru, ukuran kelas, jumlah kelas dalam
seminggunya, peralatan yang dimiliki, dan perilaku peserta didik.

65
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

1) Acuan Nilai yang Dianut Guru


Salah satu variable yang paling penting adalah sikap dan kepercayaan guru
yang dibawa pada situasi pembelajaran. Beberapa guru PJOK, misalnya, lebih
berminat dalam pelatihan daripada dalam pengajaran, sehingga program
pengajarannya menunjukkan kurangnya perencanaan dan minat untuk
menumbuhkan kualitas PJOK yang tinggi. Sedangkan beberapa guru PJOK
lainnya benar-benar berdedikasi tinggi kepada program pengajarannya dan
mencurahkan waktu yang tidak terbatas dalam perencanaan aktivitas baru dan
menarik, juga menyediakan waktu yang mencukupi untuk anak, baik sebelum
maupun setelah pelajaran. Atau bisa jadi masih banyak juga guru PJOK yang
masih melihat bahwa pelajaran Pendidikan Jasmani hanya sekedar memberi
waktu istirahat dan leha-leha bagi anak sebagai selingan dari rutinitas
kelas yang berat, sehingga pembelajaran PJOK dibuat sedemikian rupa
sekedar memberi kesenangan dan keriangan tanpa harus benar-benar
menekankan pentingnya “anak belajar.”

Bahkan di beberapa sekolah, program PJOK masih menjadi tanggung jawab


guru kelas. Sama halnya dengan guru PJOK, guru kelas pun bisa jadi memiliki
nilai dan pandangan yang berbeda satu sama lain terhadap tujuan dan
pentingnya PJOK bagi anak. Beberapa guru kelas misalnya, menemukan waktu
dalam jadwalnya yang padat untuk menyusun program bagi anak agar benar-
benar meningkatkan sikap dan pembelajaran positif anak melalui PJOK nya.
Sebaliknya, guru kelas lainnya mungkin hanya melihat P J O K sebagai sebuah
jeda (istirahat) bagi anak dan dirinya, sehingga mereka biasanya akan banyak
membebaskan anak untuk bermain dan sibuk sendiri asal anak terhibur.

Idealnya, semua guru P J O K harus menghargai pentingnya PJOK bagi


anak sehingga berupaya keras mengembangkan program yang sesuai dengan
perkembangan anak. Nyatanya, akan selalu terdapat atau malah banyak guru
yang “menyerah dan cukup puas” pada cara-cara lama daripada berjuang
mengembangkan program yang inovatif bagi anak didik. Pada dasarnya, nilai
atau kepercayaan guru ini, ditambah dengan variable lainnya, dapat
berkontribusi pada bagus-tidaknya program PJOK yang diajarkannya bagi anak.

66
PJOK SD KK J

2) Ukuran Kelas
Variabel yang memiliki dampak tertentu pada apakah guru dapat mencapai
tujuan dalam pelajaran PJOK adalah ukuran kelas (jumlah anak dalam satu
kelas). Jumlah anak yang ikut serta dalam PJOK biasanya berjumlah besar,
karena kadang-kadang dua kelas yang berbeda digabung menjadi satu.
Jumlah anak yang begitu banyak dapat dianggap variabel yang paling
menentukan keberhasilan guru dalam menciptakan pelajaran yang berhasil.

Agar guru mampu memberikan arah pada sekelompok anak yang banyak, guru
tentu harus mendapat kesempatan untuk mengamati dan menganalisis dan
memberi umpan balik. Permasalahan ketersediaan waktu untuk memberikan
instruksi dan perhatian individual untuk setiap anak dalam suatu kelas yang
berjumlah 50 anak tentu akan sangat membatasi guru. Dilihat dari temuan
penelitian menyatakan bahwa “guru yang efektif adalah yang mampu memberi
lebih banyak tutorial pada anak dalam pembelajaran. Mereka bicara pada
kelas secara keseluruhan untuk mengatur struktur dan memberikan
pengarahan umum, tetapi kebanyakan instruksinya yang aktual lebih banyak
diberikan kepada kelompok kecil dan individual.” Ringkasnya, ukuran kelas
akan mempengaruhi pendekatan pengajaran yang digunakan untuk
membantu anak memperoleh pengalaman kependidikan yang berhasil.

3) Jumlah Pertemuan
Dalam kurikulum 2013, sekolah dan guru diberi pilihan untuk menetapkan
apakah alokasi waktu selama 3 jam mau digunakan untuk satu pertemuan
ataukah mau dibagi ke dalam 2 atau 4 pertemuan. Jika alokasi waktu yang
disediakan digunakan dalam 2 pertemuan, maka waktu 4 jam dibagi dua, jadi
masing-masing berdurasi dua jam. Demikian juga jika diplih 4 pertemuan,
maka masing-masing pertemuan terdiri dari 1 jam pertemuan. Jika ada yang
mempertanyakan, efektif manakah antara satu pertemuan dengan 4 jam
langsung dibanding dengan 2 pertemuan atau 4 pertemuan dengan waktu yang
lebih sedikit? Sebagai pedoman, dari sisi manfaat baik kebugaran maupun
keterampilan gerak, ternyata yang jumlah pertemuannya lebih banyak lah yang
akan memberikan manfaat yang lebih besar kepada anak. Alasannya
karena dengan frekuensi yang Tantangan yang harus dijawab guru adalah

67
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

memutuskan tentang apa yang harus diajarkan guru dalam setiap pertemuan
yang dipandang akan bermanfaat bagi anak.

4) Fasilitas dan Peralatan


Variabel keempat adalah kecukupan fasilitas dan peralatan yang tersedia di
sekolah. Program P J O K yang baik tentu akan perlu didukung oleh jumlah
peralatan yang memadai serta ketersediaan ruang atau lapangan yang diatur
penggunaannya. Berkebalikan dengan sekolah yang didukung alat dan tempat
yang baik, banyak juga sekolah yang tidak memiliki atau memiliki alat yang
hanya terbatas sekali. Sehingga kadang para guru harus menggunakan ruang
kelas yang bangkunya disisihkan ke ujung ruangan, agar anak-anak dapat
bergerak di dalam kelas.

Sebagian guru akan dan telah menjadi sangat ahli dalam memodifikasi kondisi
dengan cara berimprovisasi, tetapi sebagian lain seolah-olah ‘mati-kutu’ dengan
tiadanya alat dan ruangan atau lapangan. Di beberapa sekolah situasinya
sangat khas, di mana sekolah itu biasanya hanya memiliki satu atau dua
buah bola untuk digunakan oleh sekitar 40-50 anak dalam satu waktu.
Biasanya, kondisi kelas yang demikian akan dicirikan oleh panjangnya barisan
anak yang berbanjar menunggu giliran. Hanya dengan upaya memodifikasi lah
guru biasanya mampu memecahkan persoalan keterbatasan alat tersebut
agar membantu anak terbebas dari membuang-buang waktu dengan menunggu
giliran. Tentu, modifikasi yang dimaksud di sini tidak terbatas hanya pada
memodifikasi alat, tetapi juga menyangkut pengaturan tempat yang tersedia,
dan mengatur pengelompokkan anak dalam format pos-pos yang berbeda.

5) Perilaku anak
Variabel lain yang mengharuskan guru menerapkan prinsip tindakan reflektif
adalah perilaku anak-anak didiknya. Kemampuan mengatur formasi atau
pergerakan anak dalam kelas PJOK biasanya akan menetukan juga perilaku
anak yang sedang belajar.

Kemampuan guru dalam mengatur anak satu kelas atau beberapa kelas secara
efektif merupakan sebuah keterampiln mengajar (teaching skills) yang mutlak
perlu dikuasi guru. Seorang guru harus mampu menciptakan dan memelihara
lingkungan belajar yang baik pada saat anak belajar. Situasi belajar yang

68
PJOK SD KK J

kondusif akan menjadi syarat bagi terjaganya perilaku anak yang positif untuk
terjadinya pembelajaran yang efektif.

2. Prinsip dan Prosedur Pemodifikasian Materi


a. Modifikasi Dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Guru yang reflektif pada dasarnya adalah guru yang selalu berfikir kritis tentang
anak dan kemudian mengadaptasikan pelajaran berdasarkan fasilitas, alat, dan
tugas ajar agar memberikan lingkungan belajar yang produktif. Selanjutnya, akan
diuraikan apa saja yang harus diadaptasi atau dimodifikasi dalam pembelajaran
PJOK.

Bisa jadi arti modifikasi yang akan diuraikan dalam bagian ini agak berbeda dengan
uraian tentang modifikasi yang selama ini sering dijelaskan oleh para penulis lain.
Dalam modul ini, makna modifikasi dikaitkan dengan seluruh aspek pembelajaran,
dari mulai tugas gerak atau keterampilan yang dipelajari, penggunaan metode dan
model pembelajaran, penataan ruang terkait dengan manajemen lapangan,
pengaturan anak dalam ruang, serta termasuk peralatan. Sedangkan penulis lain
biasanya hanya akan menghubungkan upaya modifikasi hanya pada peralatan yang
digunakan.

Sebagaimana diketahui, domain pembelajaran dalam pendidikan jasmani akan


meliputi pembelajaran dalam domain psikomotor, domain kognitif dan domain
afektif. Modifikasi yang diuraikan di bagian ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang mendukung ke arah terjadinya pembelajaran
menyeluruh dalam seluruh domain, sehingga dapat diharapkan bahwa
pembelajaran PJOK yang diselenggarakan dapat meningkatkan kualitas holistik
anak didik.

b. Modifikasi dalam Tugas Gerak


Pembelajaran yang berada dalam wilayah psikomotor dalam PJOK biasanya selalu
diarahkan pada 2 tujuan utama, yaitu tujuan yang berhubungan dengan
pengembangan pencapaian keterampilan gerak dan peningkatan kebugaran
jasmani anak (fitness). Kedua tujuan ini, oleh para ahli dianggap sebagai kelebihan

69
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

yang terdapat dalam pelajaran pendidikan jasmani, yang tentunya tidak mungkin
dapat dicapai oleh pelajaran lain. Oleh karena itu, kedua sub-wilayah dari domain
psikomotor ini akan mendapat bahasan secara mendasar.

Untuk melangsungkan pembelajaran dalam domain psikomotor, yang arah atau


tujuannya mengarah kepada dua aspek yang berbeda di atas (penguasaan
keterampilan dan kebugaran), tentunya para guru harus menentukan tugas ajar
berupa tugas gerak yang harus dilakukan oleh peserta didik, yang selanjutnya
disebut sebagai tugas gerak. Marilah kita bahas satu per satu.

1) Keterampilan Gerak
Tugas agar anak menguasai keterampilan gerak dalam PJOK di Sekolah Dasar,
tentu merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan jasmani. Guru
PJOK memiliki tanggung jawab yang unik untuk mengembangkan
keterampilan gerak, yang tujuan utamanya adalah meningkatkan penguasaan
anak terhadap berbagai keterampilan gerak yang diajarkan. Keterampilan apa
saja yang harus dikembangkan? Jawabannya adalah berbagai keterampilan
yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dalam kurikulum 2013, yang meliputi
Aktivitas Pola Gerak Dasar, Aktivitas Kebugaran, Aktivitas Senam, Aktivitas
Ritmik, dan Aktivitas Aquatik.

Untuk dapat menentukan cara dan materi apa yang tepat untuk membuat anak
meningkat keterampilannya, pertama- tama tentunya guru perlu mengetahui
apakah gerangan yang dimaksud dengan keterampilan, dan apa pula ciri dari
keterampilan itu?

Keterampilan yang dimaksud di sini adalah berbagai macam gerak yang sudah
memiliki kualitas dan tujuan tertentu yang biasanya terkait dengan lingkungan.
Dalam bentuknya yang paling dasar, sebuah keterampilan dibangun oleh
berbagai macam gerak, tetapi gerak tersebut sudah diarahkan untuk
menyelesaikan tugas tertentu dan sudah dilatih secara matang, sehingga
memiliki kualitas tertentu. Biasanya para ahli akan membedakannya secara
bertahap dengan menggambarkannya dalam berbagai situasi. Lihat tabel di
bawah ini:

70
PJOK SD KK J

Nama Jenis Tujuan Tingkat


Nama Generik
Gerak Tugas Penguasaan
Gerakan kaki Tidak Bisa jadi baru Gerak atau
bergantian dimaksudka dilakukan Gerakan
n anak,
untuk sehingga tidak
menyelesaika kelihata
n tugas atau n
Gerakan Kaki Untuk
tujuan Tidak
tingkat Pola gerak
membentu berpindah
tertentu dari menunjukk
nya
k Jalan satu titik ke an tingkat
Kaki titik lain keterlatihan

Gerakan kaki Untuk Memiliki Keterampi lan


jalan cepat berpindah dari kualitas
satu titik ke terukur
titik lain sebagai hasil
latihan
intensif
Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa sebuah gerakan dapat disebut
secara berbeda, tergantung kandungan kualitas dan tujuannya. Contohnya,
gerakan kaki sederhana ia tetap disebut sebuah ‘gerak’ yang hanya terlihat
secara nyata dari perpindahan bagian-bagiannya, dapat disebut sebagai ‘pola
gerak’ ketika ia sudah mengandung tujuan seperti memindahkan tubuh ke titik
yang berbeda, kemudian dapat juga disebut ‘keterampilan’ manakala hasil atau
kualitasnya sudah terukur karena sudah dilatih secara baik. Dengan
demikian, kita juga dapat mendefinisikan ketiga tugas tadi dengan cara seperti
di bawah ini:

TUGAS DEFINISI
Gerak Peristiwa perpindahan tubuh atau bagian tubuh
dari satu titik ke titik lain
Pola Gerak Serangkaian gerak yang membentuk fungsi
penyelesaian sebuah tujuan, meskipun tuntuan
hasilnya masih rendah
Keterampilan Serangkaian gerak (pola gerak) yang sudah
mampu menyelesaikan tujuan tertentu dengan
tuntutan hasil yang tinggi.

Apakah yang dimaksud dengan tuntutan yang tinggi tersebut? Sedikitnya


minimal ada tiga faktor yang harus dipenuhi manakala sebuah gerak atau pola
gerak bisa disebut sebuah keterampilan, yaitu harus memenuhi unsur
efektivitas, efisiensi, dan adaptabilitas. Jika sebuah gerak memenuhi tiga aspek

71
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

tersebut, barulah ia bisa disebut sebuah keterampilan. Adapun orang yang


melakukannya, manakala gerakannya sudah memiliki tigas aspek tersebut
dapat disebut anak atau pemain yang terampil.

Ketiga aspek di atas jika diuraikan lebih lanjut dapat menunjukkan pada tiga
hal penting dari ciri keterampilan atau performa yang terampil. Contohnya,
ketika seorang pemain (sepak bola, bola basket atau bola voli) mampu
menempatkan bola secara akurat, sesuai yang diinginkan, berarti sudah
menunjukkan adanya kualitas efektivitas. Kemudian ketika pemain itu
melakukannya dengan cara yang benar sesuai dengan tuntutan teknik, dan
ketika melakukannya tidak perlu mengerahkan tenaga yang tidak perlu, berarti
pemain itu sduah menunjukkan adanya kualitas efisiensi. Dan ketika pemain itu
dapat menggunakan pukulan tersebut dalam segala kondisi, termasuk di
tempat yang berbeda-beda, hal itu menunjuk pada kualitas adaptasi.

Kualitas efektivitas merupakan hasil dari tindakan yang beroientasi pada tujuan
atau sasaran tertentu. Sebuah tembakan bebas (free throw) pada basket
dianggap efektif jika bola itu masuk ke keranjang. Seorang pemanah dianggap
efektif jika ia mampu mengarahkan atau menembakkan panahnya tepat ke
pusat targetnya. Dan seorang pemain bertahan dianggap efektif jika ia mampu
menghadang pemain penyerang pada saat berusaha mencetak gol. Dengan
kata lain, seluruh keterampilan gerak bisa dianggap efektif jika mampu
menyelesaikan tujuannya secara terukur dan dalam tahap keberhasilan yang
konsisten. Contohnya, dari sepuluh kali tembakan bebas, seluruh tembakannya
hasilnya sepuluh atau sembilan bola masuk. Sedangkan pemain yang belum
terampil mungkin hanya dua atau tiga kali saja bola yang masuk.

Kualitas efisiensi, di pihak lain, menggambarkan penampilan atau gerakannya


itu sendiri. Suatu keterampilan dilakukan secara efisien jika aksinya itu secara
mekanika dianggap benar dalam situasi tertentu, sehingga menyebabkan
usahanya dipandang lebih minimal. Ukuran minimal ini dapat berupa waktu
tempuh atau penyelesaiannya yang lebih cepat, atau dapat juga
menunjukkan pada tenaga atau energi yang dikeluarkannya lebih sedikit.
Ini bisa dibandingkan misalnya dengan pemain yang belum terampil, di
mana baik usaha maupun waktu untuk menyelesaikan tugasnya biasanya akan

72
PJOK SD KK J

lebih lama dan benar-benar menguras tenaga.

Kualitas adaptasi menggambarkan kemampuan pemain dalam menyesuaikan


penampilan pada kondisi sekitarnya. Hal ini menunjuk pada keadaan
lingkungan yang selalu berubah-ubah, sehingga ketika sebuah keterampilan
dilakukan pada keadaan yang berbeda, pemain perlu melakukan penyesuaian
agar sesuai dengan kebutuhan. Kualitas adaptasi merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam keterampilan, karena perubahan dalam hal kondisi ketika
keterampilan dilangsungkan bisa terjadi terus menerus, terutama dalam cabang
olahraga permainan.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang identifikasi
lingkup pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini!
(LK-3)
e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang
Saudara hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka
penuh atau in-2).
f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).

2. Lembar Kerja
Berikut adalah lembar kerja 03 (LK-03) yang harus Saudara selesaikan pada
pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh
atau on jika pelatihan dilakukan dengan pola in – on – in. Saudara diminta untuk
bekerja secara mandiri, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta
bertanggung jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan.

73
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

LK-03
Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran PJOK
1. Bekerjalah secara perorangan!
2. Pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi!
3. Pilihlah salah satu kelas, kemudian lakukan analisis aspek apa saja yang dapat
dimodifikasi!
4. Berikan tanda contreng hasil analisis yang Saudara pada format berikut, dan
berikan alasannya!

Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran pada Kelas ....


Lingkup
Peralatan Peraturan Lapangan Alasan
Pembelajaran
Aktivitas
Permainan dan
Olahraga Bola
Besar
Aktivitas
Permainan dan
Olahraga Bola
Kecil
Aktivitas Atletik
Aktivitas
Beladiri
Aktivitas
Pengembangan
Kebugaran
Jasmani
Aktivitas Senam
Aktivitas Gerak
Berirama
Aktivitas Air
Pola Hidup
Sehat

5. Cocokkanlah hasil kerja kelompok Saudara dengan dokumen yang tersedia, dan
lakukan perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian!

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kemandirian, tanggung
jawab, dan integritas!

1. Mandiri
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
2. Tanggung jawab

74
PJOK SD KK J

LK-03
Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran PJOK
................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
3. Integritas
................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................

E. Latihan / Kasus / Tugas

1. Esensi modifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani bermakna:


a. Meruntunkan pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial.
b. Mengembangkan materi pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar.
c. Menyederhanakan alat Bantu pembelajaran.
d. Menganalisa, mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga
dapat memperlancar peserta didik dalam belajarnya.
2. Yang dimaksud dengan tujuan penghalusan adalah:
a. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan
dan kemampuan tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitasnya.
b. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien.
c. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efektif.
d. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan
dan kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif.
3. Fasilitas pendidikan jasmani yang hanya berada di luar ruangan adalah:
a. lapangan Bulutangkis
b. lapangan Bolavoli
c. Lintasan atletik
d. lapangan Tenismeja
4. Memodifikasi permainan sepak bola untuk kegiatan peserta didik putri
agar bisa melakukan kegiatan dengan riang gembira adalah dengan jalan:
a. Menambah jumlah pemain
b. Memperkecil ukuran lapangan

75
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

c. Merubah ukuran atau bahan bola jadi lebih empuk


d. a, b dan c benar
5. Cara mengembangkan fasilitas pendidikan jasmani di luar ruangan antara lain
dengan jalan:
a. Memperluas lahan untuk kegiatan PJOK
b. Menambah fasilitas yang sudah ada menjadi lebih banyak
c. Menata dan memanfaatkan lahan-lahan yang masih ada untuk kegiatan
PJOK seoptimal mungkin.
d. Mengganti lapang yang lama dengan yang baru.
6. Media pembelajaran yang dapat digunakan guru PJOK untukmembantu peserta
didik dalam melakukan suatu keterampilan bisa berupa:
a. Gambar rangkaian gerak suatu keterampilan.
b. Contoh dari teman-temannya.
c. Demontrasi yang terus-menerus
d. Radio atau televisi.
7. Modifikasi media pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus
menjadi pertimbangan para guru PJOK. Salah satu alasannya adalah:.
a. Peserta didik putra dan putri di sekolah jumlahnya seimbang.
b. Alat yang dimodifikasi lebih murah.
c. Sarana yang dimiliki masih kurang memadai dan anak-anak belum
memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa.
d. Media pembelajaran yang dimodifikasi lebih mudah untuk di dapat.
8. Keuntungan penggunaan ban-ban sepeda bekas sebagai alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani adalah:
a. Mudah dipindah-pindahkan dan ditata sesuai dengan keinginan kita
b. Murah harganya
c. Mudah untuk dibawa-bawa serta dirapihkan.
d. Bisa digunakan untuk melakukan bermacam-macam gerak lari dan lompat
serta dapat meningkatkan power tungkai, power lengan
9. Manfaat dari alat bantu pembalajaran pendidikan jasmani seperti kardus bekas
dan bilah bambu cukup banyak seperti tertera di bawah ini: Kecuali:
a. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran lompat tinggi
b. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar lari

76
PJOK SD KK J

c. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar


d. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar lari
10. Pengembangan media PJOK dengan jalan memodifikasi alat bantu
pembelajaran dapat dilaksanakan pada kegiatan:
a. Kebanyakan cabang atletik saja
b. Cabang olahraga dalam ruangan
c. Cabang olahraga di luar ruangan
d. Semua kegiatan pendidikan jasmani

F. Rangkuman

Pengajaran yang reflektif pada dasarnya adalah pengajaran yang mengakui bahwa
anak berbeda dan guru melakukan sesuatu terhadap kenyataan tersebut. Kadang
pengajaran yang demikian disebut juga pengajaran yang adaptif, sebab guru
melakukan adaptasi terhadap isi pelajaran dan caranya mengajar, untuk
menyesuaikan kebutuhan individu anak dan kelas. Adapun dasar-dasar
pengakomodasian kebutuhan anak tersebut biasanya dikaitkan secara langsung
dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu bahwa
pengajaran dan tugas ajarnya disesuaikan tahap perkembangan anak. Sedangkan
guru yang tidak peka dengan perbedaan dalam hal kebutuhan dan kemampuan
anak dan tidak melakukan sesuatu dengan melakukan modifikasi, dapatlah disebut
guru yang tidak reflektif. Modifikasi selama ini sering disalahartikan oleh guru
P J O K di Indonesia, karena PJOK di Indonesia sudah terlanjur diidentikkan dengan
pengajaran atau bahkan pelatihan cabang olahraga, sehingga alat yang digunakan
dan tugas ajar yang diberikan kepada anak biasanya lebih berupa alat dan tugas ajar
yang terkait dengan konsep dan komponen olahraga. Lalu ketika dinyatakan bahwa
alat dan tugas ajar tersebut tidak sesuai dengan anak yang sedang belajar, maka
anjuran yang diberikan kepada guru adalah guru harus melakukan modifikasi,
baik modifikasi terhadap alat maupun modifikasi terhadap tugas gerak,
termasuk peraturannya. Sampai di situ seolah-olah persoalannya sudah dianggap
selesai. Artinya, jika guru sudah memodifikasi alat maupun tugas gerak yang
diberikan, arti modifikasi sudah selesai.

77
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang


terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Saudara
yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Saudara dalam materi Kegiatan Belajar 2 yang telah dipelajari.
Rumus:
Jumlah jawaban Saudara yang benar
Tingkat penguasaan = _________________________________________ x 100%
5

Makna dari tingkat penguasaan Saudara adalah:


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Setelah Saudara mengetahui skor yang Saudara peroleh dalam mengerjakan
soal, Saudara dapat menetapkan tingkat pemahaman Saudaradalam memahami
bahan atau materi diklat yang terdapat dalam Kegiatan Pembelajaran 2 ini.
Jika Saudara sudah mencapai lebih dari 90%, Saudara dapat melanjutkan
untuk mempelajari kegiatan pembelajaran selanjutnya.

H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus

Kunci Jawaban KP-3


1. D
2. B
3. C
4. D
5. C
6. A
7. C
8. D
9. C
10. D

78
PJOK SD KK J

Evaluasi

1. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil....
A. menyajikan materi pelajaran.
B. Penilaian Kinerja Guru.
C. Sikap guru
D. Keaktipan dalam kegiatan sosial
2. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk kedalam
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)….
A. memperkecil jarak antara pengetahuan,
B. peningkatan keterampilan,
C. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian
D. upaya mencari perubahan.
3. Pilihlah menurut Saudara pernyataan yang paling tepat tentang Diklat
fungsional….
A. Kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan
B. Kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan..
C. Kegiatan guru yang dilakukan secara rutin
D. Kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran
4. Agar proses PKB lebih efektif dan efisien hendaknya dilakukan….
A. Di sekolah sendiri
B. Di luar lingkungan
C. Lembaga tertentu
D. Perguruan tinggi
5. Pada tingkat makro penilaian diperlukan untuk ….
A. penyempurnaan proses belajar-mengajar
B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan
C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas suatu program
6. Fungsi dari penilaian sumatif adalah ….

79
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

A. penyempurnaan proses belajar-mengajar


B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan
C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas pada akhir keseluruhan program
7. Syarat yang harus diperhatikan guru dalam menyusun alat ukur yang baik
adalah….
A. dapat mengukur lebih dari satu dimensi atau aspek
B. setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi saja
C. setiap alat ukur harus baku
D. hanya mengukur satu dimensi saja dan harus handal
8. Untuk mengetahui peserta didik pada kemampuan di mata pelajaran
pendidikan jasmani, sebaiknya mengukur hanya satu aspek, agar ….
A. peserta didik tidak semata ditentukan oleh pengetahuannya
B. guru tidak kesulitan pada penilaiannya
C. kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
D. peserta didik tidak terlalu banyak yang dipersiapkan
9. Untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran PJOK di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
instrumen tes. Instrumen tersebut antara lain ….
A. tes tertulis, portofolio, dan tes keterampilan/kinerja
B. tes tertulis, pilihan ganda, uraian, isian, dan menjodohkan
C. tes tertulis, portofolio, dan produk
D. tes kinerja/keterampilan saja
10. Prinsip dari suatu tes kemampuan adalah ….
A. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes
B. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes
C. soal harus mudah
D. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu
11. Prinsip dari suatu tes kecepatan adalah….
A. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes
B. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes
C. soal harus relative agak sulit
D. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

80
PJOK SD KK J

12. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang memperlihatkan cakupan


terlengkap dari pengertian TIK?
B. Perangkat keras dan perangkat lunak.
C. Kandungan isi dan infrastruktur.
D. Komputer dan internet.
E. Perangkat keras dan lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.
13. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang tidak termasuk sebagai
potensi TIK?
A. Mendorong peserta didik belajar lebih mandiri.
B. Mengembangkan keterampilan komunikasi.
C. Membatasi kesempatan atau peluang untuk dapat belajar.
D. Meningkatkan kualitas belajar.
14. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang termasuk sebagai
potensi TIK?
A. Membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran.
B. MeningkaSDan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran.
C. Menambah beban mengajar guru.
D. Menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran.
15. Pilihlah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap di antara yang
berikut ini?
A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas
pendidikan, dan standar kompetensi.
B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet.
C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli.
D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib).

81
PJOK SD KK J

Penutup

Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar dan panduan praktik
dari setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang
secara rinci dijabarkan ke dalam uraian materi tentang bekal awal peserta didik,
serta ruang lingkup pembelajaran. Pada modul ini bukan merupakan satu-satunya
rujukan yang dapat digunakan, untuk itu perlu pengetahuan tambahan dari berbagai
sumber lain.

Namun demikian berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci ke
dalam modul ini, diharapkan seorang guru PJOKorkes dapat mengaplikasikannya
dalam pembelajaran PJOKorkes ke dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Selain itu mampu mengelola pembelajaran yang
dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian.

Semoga ini mampu meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru dan
berefek pada meningkatkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

83
PENUTUP

Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi modul ini dan ingin
mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau elektronik lainnya yang
relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi terwujudnya tujuan PJOKokes
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.

84
PJOK SD KK J

Glosarium

C
Cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan
dengan menggunakan internet.
M
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna
P
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan
yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik.
Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan .
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah.
PPK = Penilaian Prestasi Kerja

85
GLOSARIUM

SKP=Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai
oleh seorang PNS
T
TIK = Teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang
fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran).

86
PJOK SD KK J

Daftar Pustaka

Agus Mulyadi, 2012. Tumbuhkembang Peserta didik SD, Bandung: PPPPSDSD dan
PLB.
Departemen Pendidikan Nasional.2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 58 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan Peserta didik SD,
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.2010.Pedoman Pembelajaran di Taman
Kpeserta didik -kpeserta didik . Jakarta: Kemdiknas.
Direktorat PADU, 2002. Kebijakan dan Strategi Direktorat PADU dalam
Pembinaan Pendidikan Peserta didik Dini Usia. Jakarta. Ditjen Dikluepa
Depdiknas;
Dokter Kecil. 2011. Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Peserta didik .Diakses
pada 20 Februari 2012 dari http://dokterkecil. wordpress.com/tag/gizi/
Essa, L. E. 2003. Introduction to Early Childhood Education, Fourth Edition,
Canada: Thomson, Delmar Learning.
Hari Amirullah, Adrian IP. 2016. Modul Guru Pembelajar PJOK SMP Kelompok
Kompetensi J, Bogor: PPPPTK Penjas dan BK
Hurlock, B. Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan 5ed. Jakarta: Erlangga
Jojoh Nurdiana.2012. Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman Kpeserta
didik -kpeserta didik , Bandung : PPPPSDSD dan PLB

Kasina Ahmad dan Hikmah. 2005. Perlindungan dan Pengasuhan Peserta didik
SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas
Peraturan Pemerintah No_46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

87
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah Dan Guru Yang Diberi
Tugas Tambahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.,
Badan PSDMPK PMP.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Anbgka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan
Angka Kreditnya
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496.
Santrock J. W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humaniora
Santrock, John W. 1995. Live-Span Development 5th edition.Jakarta : Erlangga
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586)
Wolfolk,A. 2009. Educational Psychology.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Yusuf, S. 2007. Psikologi Perkembangan Peserta didik dan Remaja. Bandung:
Rosda Karya

88
PJOK SD KK J

i
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI J

PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI

Penulis:
Adrian Iriana Prakasa, M.Pd, 08123013046, kangobos@gmail.com
Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, 085217181081, sugito72@yahoo.com
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd. , 081392297979, harirachman@yahoo.com.au

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PJOK SD KK J

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii


Daftar Gambar ....................................................................................................................iv
Daftar Tabel ........................................................................................................................iv
Pendahuluan ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ..................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ......................................................................................................... 2
E. Cara Penggunaan Modul ......................................................................................... 3
Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 .......................... 9
A. Tujuan ..................................................................................................................... 9
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................... 9
C. Uraian Materi .......................................................................................................... 9
D. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................................... 48
E. Latihan / Kasus / Tugas ......................................................................................... 50
F. Rangkuman ........................................................................................................... 52
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................ 53
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus.................................................................... 54
Kegiatan Pembelajaran 2 Teknologi, Informasi, Dan Komunikasi Untuk Pengembangan
Pembelajaran .................................................................................................................... 55
A. Tujuan ................................................................................................................... 55
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................. 55
C. Uraian Materi ........................................................................................................ 55
D. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................................... 74
E. Latihan / Kasus / Tugas ......................................................................................... 75
F. Rangkuman ........................................................................................................... 78
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................ 80
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus.................................................................... 80
Evaluasi ............................................................................................................................. 81

iii
Penutup ............................................................................................................................. 85
Glosarium .......................................................................................................................... 87
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 89

Daftar Gambar

Gambar 1 Alur model pembelajaran tatap muka ........................................................................ 3


Gambar 2 Alur pembelajaran tatap muka penuh ........................................................................ 4
Gambar 3 Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In...................................................... 6
Gambar 4 Komponen PKB .................................................................................................................. 14
Gambar 5 Diagram Sumber-sumber PKB .................................................................................... 16
Gambar 6 Mekanisme PKB ................................................................................................................. 20
Gambar 7 Unsur Penilaian Prestasi Kerja.................................................................................... 22
Gambar 8 Jenis-jenis Perangkat TIK .............................................................................................. 57

Daftar Tabel

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul ................................................................................. 8

iv
PJOK SD KK J

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pembinaan karier guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru
dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan karier akan mengurangi kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan
profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan pembinaan karier baik secara
mandiri maupun kelompok. Khusus untuk pembinaan karier dalam bentuk diklat
dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat pembinaan karier dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK
KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut
memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul
merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Dalam rangka mendukung kebijakan program Penguatan Pendidikan Karakter


(PPK), Modul diklat pembinaan karier ini mengintegrasikan lima nilai utama
penguatan karakter bangsa yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan
integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain Saudara
dapat meningkatkan kompetensi profesional, saudara juga diharapkan mampu
mengimplementasikan PPK khususnya PPK berbasis kelas.

1
B. Tujuan

Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam memahami materi
terkait pengembangan kompetensi keprofesionalan guru agar Saudara semakin
mampu memahami berbagai aspek pengembangan kompetensi yang mendukung
profesionalitas Saudara. Oleh karena itu Saudara diharapkan mampu memahami
materi tentang modifikasi pembelajaran, serta tidak kalah pentingnya adalah materi
tentang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk pengembangan diri.

C. Peta Kompetensi

Melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan


menerapkan TIK untuk pengembangan diri

Melakukan pengembangan Menerapkan TIK untuk


keprofesian berkelanjutan pengembangan pembelajaran

1. Melakukan analisis sumber belajar dalam PKB


2. Memahami informasi terkini dalam PKB

1. Memanfaatkan TIK dalam Pengembangan


Pengembangan Pembelajaran PJOK
2. Menerapkan TIK dalam Pembelajaran PJOK

D. Ruang Lingkup

Modul ini berisi tentang Program Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri,
Analisis Hasil Penilaian, Makna Hasil Penilaian, Evaluasi Hasil Penilaian, Pelaporan

2
PJOK SD KK J

Hasil Penilaian, Modifikasi Materi Pembelajaran 2, Penilaian diri sendiri, Sumber


belajar untuk peningkatan keprofesionalan berkelanjutan 2, Pemanfaatan perangkat
TIK dalam pengembangan pembelajaran.

E. Cara Penggunaan Modul

Modul ini dapat Saudara gunakan dalam kegiatan pelatihan moda tatap muka
penuh maupun In-On-In sebagaimana bagan berikut ini.

Gambar 1 Alur model pembelajaran tatap muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya.
Kegiatan tatap muka penuh dilaksanan secara terstruktur pada satu kurun waktu
yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.

3
Gambar 2 Alur pembelajaran tatap muka penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
1) latar belakang yang memuat gambaran materi
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional J fasilitator


memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok
dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan

4
PJOK SD KK J

pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang


akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan
praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator
melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.

5
Gambar 3 Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi


2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)


1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator

6
PJOK SD KK J

pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi,
brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

c. On the Job Learning (ON)


1. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service
learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari
kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan
kepada peserta.

2. Melakukan Aktivitas Pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun
di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan
sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

7
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang
akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta
dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi pedagogik J teridiri dari
beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan


1. LK.04. Cara Melakukan PKB TM Penuh, ON

2. LK.05. Identifikasi Manfaat TIK dalam Pembelajaran TM Penuh, ON

Keterangan.

TM : Digunakan pada tatap muka penuh

IN1 : Digunakan pada in service learning 1

ON : Digunakan pada on the job learning

8
PJOK SD KK J

Kegiatan Pembelajaran 1
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2

A. Tujuan

Peserta diklat dapat melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan serta


menganalisis informasi terkini dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan
secara terinci melalui telaah isi modul.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat dapat melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.


2. Peserta diklat dapat menganalisis informasi terkini dalam pengembangan
keprofesian berkelanjutan

C. Uraian Materi

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam kegiatan ini yang meliputi


menganalisis dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan menganalisis
informasi terkini dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan.

1. Analisis Pengembangan dalam PKB


Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diklaksanakan oleh guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) didasarkan pada profil kinerja
sebagai hasil dari pelaksanaan uji kompetensi guru. Hasil uji kompetensi ini
menentukan kegiatan PKB guru PJOK yang harus dilaksanakan dan didukung dengan
modul-modul sesuai dengan kebutuhan pelatihan guru. Oleh karena itu Saudara
pelajari dan pahami penjelasan di bawah ini:
a. Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan yang
diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik. Dengan demikian semua
peserta didik diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai
keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang

9
materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu
melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru
secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau
pelatihan awal sebagai guru. PKB mendorong guru untuk memelihara dan
meningkastkan standar mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang
berkaitan dengan pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat
memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya
serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan
profesionalnya.Melalui kesadaran untuk memenuhi standar kompetensi profesinya
serta upaya untuk memperbaharui dan meningkastkan kompetensi profesional
selama periode bekerja sebagai guru, PKB dilakukan dengan komitmen secara
holistik terhadap struktur keterampilan dan kompetensi pribadi atau bagian penting
dari kompetensi profesional.Dalam hal ini adalah suatu komitmen untuk menjadi
profesional dengan memenuhi standar kompetensi profesinya, selalu
memperbaharuimya, dan secara berkelanjutan untuk terus berkembang. PKB
merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan pengembangan karir baik
saat ini maupun ke depan. Untuk itu, PKB harus mendorong dan mendukung
perubahan khususnya di dalam praktik-prak tik dan pengembangan karir guru.

Pada prinsipnya, PKB mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan


refleksi yang didesain untuk meningkastkan karakteristik, pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan sebagaimana digambarkan pada diagram berikut ini
(diadopsi dari Center for Continuous Professional Development (CPD). University of
Cincinnati Academic Health Center.http://webcentral.uc.edu/-cpd_online2).
Dengan perencanaan dan refleksi pada pengalaman belajar guru dan/atau praktisi
pendidikan akan mempercepat pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru
serta kemajuan karir guru dan/atau praktisi pendidikan.

Oleh karena itu, agar PKB dapat mendukung kebutuhan individu dan meningkastkan
praktik -praktik keprofesianalan maka kegiatan PKB harus:
1) menjamin kedalaman pengetahuan terkait dengan materi ajar yang d iampu ;
2) menyajikan landasan yang kuat tentang metodologi pembelaran (pedagogik)
untuk mata pelajaran tertentu;
3) menyediakan pengetahuan yang lebih umum tentang proses pembelajaran dan
sekolah sebagai institusi di samping pengetahuan terkait dengan materi ajar

10
PJOK SD KK J

yang diampu dan metodologi pembelaran (pedagogik) untuk mata pelajaran


tertentu;
4) mengakar dan merefleksikan penelitian terbaik yang ada dalam bidang
pendidikan;
5) berkontribusi terhadap pengukuran peningkatan keberhasilan peserta didik
dalam belajarnya;
6) membuat guru secara intelektual terhubung dengan ide-ide dan sumberdaya
yang ada ;
7) menyediakan waktu yang cukup, dukungan dan sumberdaya bagi guru agar
mampu menguasai isi materi belajadan pedagogi serta mengintegrasikan dalam
praktik -praktik pembelajaran sehari-hari ;
8) didesain oleh perwakilan dari mereka yang akan berpartisipasi dalam kegiatan
PKB bekerjasama dengan para ahli dalam bidangnya ;
9) mencakup berbagai bentuk kegiatan termasuk beberapa kegiatan yang
mungkin belum terpikirkan sebelumnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
saat itu.

b. Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Dalam konteks Indonesia, PKB adalah pengembangan keprofesian berkelanjutan
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar
kompetensi profesidan/atau meningkastkan kompetensinya di atas standar
kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit
untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru .PKB mencakup tiga hal; yakni
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

1) Pelaksanaan Pengembangan Diri


Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan agar mampu melaksankan tugas pokok dan kewajibannya dalam
pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas -tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah. Kegiatan pengembangan diri
terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai dan/atau
meningkatkan kompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial, dan profesional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

11
Sedangkan untuk mampu melaksanakan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah, program PKB diorientasikan kepada kegiatan
peningkatan kompetensi sesuai dengan tugas-tugas tambahan tersebut (misalnya
kompetensi bagi kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan, dsb).

Kebutuhan pengembangan diri mencakup (a) kompetensi penyusunan RPP,


program kerja, perencanaan pendidikan, evaluasi, dll; (b) penguasaan materi dan
kurikulum; (c) penguasaan metode mengajar; (d) kompetensi melakukan
evaluasi peserta didik dan pembelajaran; (e) penguasaan teknologi informatika
dan komputer (TIK); (f) kompetensi inovasi dalam pembelajaran dan sistem
pendidikan di Indonesia, dsb; (g) kompetensi menghadapi tuntutan teori terkini;
dan (h) kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan
atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

2) Pelaksanaan Publikasi Ilmiah


Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara
umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu:
a) presentasi pada forum ilmiah; sebagai pemrasaran/narasumber pada
seminar, lokakarya ilmiah, koloqium, atau diskusi ilmiah;
b) publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan
formal. Publikasi ilmiah ini mencakup pembuatan :
(1) karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di
sekolah yang:
(a) diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku yang ber -ISBN dan
diedarkan secara nasionalatau telah lulus dari penilaian ISBN,
(b) diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat
nasional yang terakreditasi, provinsi , dan tingkat kabupaten/kota,
(c) diseminarkan di sekolah atau disimpan di perpustakaan.
(2) tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada
satuan pendidikan yang dimuat di:
(d) jurnal tingkat nasional yang terakreditasi ;
(e) jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi/tingkat provinsi
(f) jurnal tingkat lokal (kabupaten/kota/sekolah/ -madrasah, dsb

12
PJOK SD KK J

(3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/ atau pedoman guru.
Publikasi ini mencakup pembuatan:
(a) buku pelajaran per tingkat atau buku pendidikan per judul yang:
• lolos penilaian BSNP
• dicetak oleh penerbit dan ber –ISBN
• dicetak oleh penerbit dan belum ber –ISBN
(b) modul/diklat pembelajaran per semester yang digunakan di tingkat :
• provinsi dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan Provinsi ;
• kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota ;
• sekolah/madrasah setempat .
(c) buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang ber-ISBN
dan/atau tidak ber -ISBN;
(d) karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala sekolah/
madrasah tiap karya;
(e) buku pedoman guru.

3) Pelaksanaan Karya inovatif


Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau
penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sain
s/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup:
a) penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau sederhana;
b) penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks
dan/atau sederhana;
c) pembuatan/pemodifikasian alat pelajaran/peraga/-prakti kum kategori
kompleks dan/ atau sederhana;
d) penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional
maupun provinsi.
Secara singkat , gambar di bawah ini menggambarkan komponen PKB yang
dapat diberikan angka kredit. Angka Kredit ini diperlukan untuk kenaikan
pangkat/jabatan fungsional guru.

13
Gambar 4 Komponen PKB

c. Prinsip – prinsip Dasar Pelaksanaan PKB


Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi prinsip -
prinsip sebagai berikut.
1) PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil belajar
peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian integral dari tugas
guru sehari-hari.
2) Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri yang
perlu diimplementasikan secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan. Untuk
menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang
tidak merata, proses penyusunan program PKB harus dimulai dari sekolah.
3) Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti
program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.
4) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau sekolah berhak menambah alokasi
waktu jika dirasakan perlu.
5) Bagi guru yang tidak memperlihatkan peningkatan setelah diberi kesempatan
untuk mengikuti program PKB sesuai dengan kebutuhannya, maka
dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Sanksi tersebut tidak berlaku bagi guru, jika sekolah tidak dapat memenuhi
kebutuhan guru untuk melaksanakan program PKB.
6) Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembelajaran peserta
didik, kaya dengan materi akademik, proses pembelajaran, penelitian
pendidikan terkini, dan teknologi dan/atau seni, serta menggunakan pekerjaan
dan data peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

14
PJOK SD KK J

7) Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu, untuk
men capai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus melibatkan guru secara
aktif se hingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam
penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan, dan lain -lain sesuai
dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah .
8) PKB yang baik harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai
yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota . Oleh k arena itu, kegiatan
PKB harus menjadi bagian terintegrasi dari rencana pengembangan sekolah
dan/atau kabupaten/ kota dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan
yang disetujui bersama antara sekolah, orangtua peserta didik, dan masyarakat.
9) Sedapat mungkin kegiatan PKB dilakspeserta didik an di sekolah atau dengan
sekolah di sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP) untuk menjaga
relevansi kegiatannya dan juga untuk mengurangi dampak negatif pada
lingkungan yang disebabkan jika guru dalam jumlah besar bepergian ke tempat
lain.
10) PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan pekerjaan
yang bermartabat dan memiliki makna bagi masyarakat dalam pencerdasan
bangsa, dan sekaligus mendukung perubahan khusus di dalam praktik -prak tik
dan pengembangan karir guru yang lebih obyektif, transparan dan akuntabel.

d. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan PKB


Lingkup pengembangan keprofesian berkelanjutan, seperti ditunjukkan dalam
diagram di bawah ini (diadopsi dari TDA: Continuing Professional Development.
http://www.tda.gov.uk/teachers/continuingprofessional-development.aspx).
Beberapa bentuk PKB dapat meliputi unsur-unsur yang bersifat int ernal sekolah,
eksternal, antar sekolah maupun melalui jaringan virtual.
Contoh : PPPP -SD, LPMP, LPSD, Asosiasi Profesi , dan PKB Provider lainnya
Contoh: Program Induksi, mentoring, pembinaan, observasi pembelajaran,
kemitraan pembelajaran, berbagi pengalaman, Pengembangan sekolah secara
menyeluruh (WSD= whole school development) Contoh : Jaringan lintas sekolah
(seperti KKG/MGMP, KKM, KKKS/MKKS, KKPS, MKPS, atau jaringan virtual.

15
Gambar 5 Diagram Sumber-sumber PKB

Ini dimaksudkan bahwa kegiatan PKB yang berupa kursus, pelatihan, penataran
maupun berbagai bentuk diklat yang lain dapat diselenggarakan oleh sekolah secara
mandiri (sumber PKB dalam sekolah), contohnya: program Induksi, mentoring,
pembinaan, observasi pembelajaran, kemitraan pembelajaran, dan berbagi
pengalaman antarguru, pengembangan sekolah secara menyeluruh (WSD= whole
school development ) . Lebih rinci lagi, kegiatan PKB yang dapat dilakukan di dalam
sekolah secara mandiri dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1) Dilakukan oleh guru sendiri, antara lain:


a) mengembangkan kurikulum yang mencakup topik-topik aktual/terkini yang
berkaitan dengan sains dan teknologi, sosial, dsb, sesuai dengan kebutuhan
peserta didik
b) merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik;
c) mengevaluasi, menilai dan menganalis hasil belajar peserta didik yang dapat
menggambarkan kemampuan peserta didik sesungguhnya ;
d) menganalisis dan mengembangkan model pembelajaran berdasarkan umpan
balik yang diperoleh dari peserta didik terhadap pembelajarannya;
e) menulis kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehari-hari

16
PJOK SD KK J

sebagai bahan untuk melakukan refleksi dan pengembangan pembelajaran;


f) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan dengan bidang
dan profesi untuk membantu pengembangan pembelajaran;
g) melakukan penelitian mandiri (misalnya Penelitian Tindakan Kelas) dan
menuliskan hasil penelitian tersebut ;
2) Dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu sekolah, antara
lain:
a) saling mengobservasi dan memberikan saran untuk perbaikan
pembelajaran;
b) melakukan identifikasi, investigasi dan membahas permasalahan yang
dihadapi di kelas/sekolah;
c) menulis modul, buku panduan peserta didik, Lembar Kerja Peserta didik,
d) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan dengan bidang
dan profesi untuk membantu pengembangan pembelajaran;
e) mengembangkan kurikulum dan persiapan mengajar dengan menggunakan
TIK;
f) pelaksanan pembimbingan pada program induksi;

Sumber PKB jaringan sekolah merupakan kegiatan PKB yang dilakspeserta didik an
melalui kerjasama antar sekolah baik dalam satu rayon (gugus) , antar rayon dalam
kabupaten/kota tertentu , antarprovinsi bahkan imungkinkan melalui jaringan
kerjasama sekolah antarnegara secara langsung maupun melalui teknologi
informasi (sumber PKB jaringan sekolah). Kegiatan PKB dilakukan oleh sekolah
melalui jaringan yang ada dapat berupa:
a) kegiatan KKG/MGMP ;
b) pelatihan/seminar/lokakarya sehari atau lebih;
c) kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha dan industri, dsb;
d) mengundang nara sumber dari sekolah lain , komite seko lah, dinas
pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau dari instansi lain yang relevan.
e) Jika kebutuhan guru dalam rangka pengembangan keprofesional annya belum
terpenuhi melalui kedua sumber dalam sekolah maupun jaringan sekolah,
atau masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut, maka dapat
menggunakan sumber-sumber PKB selain kedua sumber PKB tersebut, yakni
sumber kepakaran luar lainnya. Sumber kepakaran lain ini dapat disediakan
melalui kegiatan di LPMP, P4SD, Perguruan Tinggi atau institusi layanan la in

17
yang diakui oleh pemerintah ataupun melalui pendidikan dan pelatihan jarak
jauh m elalui jejaring virtual atau TIK yang diselenggarakan oleh institusi
layanan luar negeri. Proses PKB dimungkinkan menjadi lebih efektif dan
efisien bila dilakukan di sekolah sendiri atau dilakukan ber sama-sama dengan
sekolah lain yang berdekatan (misalnya melalui KKG atau MGMP). Kegiatan
PKB dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah, misalnya oleh LPMP, Dinas
Pendidikan, PT/LPSD atau penyedia jasa lainnya hanya untuk meme nuhi
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sekolah sendiri.

e. Mekanisme PKB
Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang
dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah
pengembangan kompetensi guru yang dilakspeserta didik an sesuai dengan
kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan profesionalisme. Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat
memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan
kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke
depan berkaitan dengan profesinya itu.

Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan
hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi guru-
guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi
atau dengan kata lain berkinerja rendah diwajibkan mengikuti program PKB yang
diorientasikan untuk mencapai standar tersebut; sementara itu bagi guru-guru yang
telah mencapai standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada
peningkatan keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam
rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik

2. Menganalisis Informasi Terkini dalam PKB


a. Infomasi dalam PKB
Dalam konteks informasi, PKB adalah pengembangan keprofesian berkelanjutan
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar
kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar

18
PJOK SD KK J

kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit


untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. PKB mencakup tiga hal; yakni
1) Pengembangan diri meliputi :
a) Mengikuti diklat fungsional
b) Melaksanakan kegiatan kolektif guru
2) Publikasi ilmiah meliputi:
a) Menemukan tenologi tepat guna
b) Menemukan/mencipta karya seni
c) Membuat/memodifikasi alat pelajaran
d) Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan
sejenisnya.
3) Karya Inovatif
a) Menemukan teknologi tepat guna
b) Menemukan/menciptakan karya seni
c) Membuat/memodifikasi alat pelajaran
d) Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan
sejenisnya

b. Prinsip pelaksanaan PKB


Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut.
1) PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil belajar
peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian integral dari tugas
guru sehari-hari.

2) Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan PKB


secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan. Untuk menghindari
kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata,
perlu disusun program PKB dimulai dari sekolah berdasarkan hasil analisis
evaluasi diri, PK Guru, dan atau uji kompetensi

3) Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti


program PKB.

4) Bagi guru yang tidak memperlihaSDan peningkatan setelah diberi


kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan kebutuhannya,

19
maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

5) Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembelajaran


peserta didik, dengan materi akademik, proses pembelajaran, penelitian
pendidikan terkini, dan teknologi dan/atau seni,

6) Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri di sekolahnya. Oleh
karena itu, untuk mencapai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus
melibaSDan guru secara aktif sehingga betul-betul terjadi perubahan pada
dirinya, baik dalam penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan,
dan lain-lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan
di sekolah.

7) Kegiatan PKB dilakspeserta didik an di sekolah atau dengan sekolah di


sekitarnya (misalnya IHT, MGMP)

Secara umum, mekanisme PKB dapat digambarkan dalam mekanisme yang


mencakup tahapan sebagai berikut:

Guru Koordinator PKB


Guru melalui
mengevaluasi diri dan Guru
proses Penilaian
menjelang akhir membuat
Kinerja Formatif
tahun ajaran, perencanan PKB,
(1.2) (1.3)
Format-1 (1.1)

Guru Guru menerima Guru menyetujui


menjalankan rencana final rencana kegiatan
program PKB kegiatan PKB, PKB, Format-2
sepanjang tahun
Format-2 (1.5) (1.4)
(1.6)

Guru mengikuti
Koordinator PKB Penilaian Kinerja Guru melakukan
melaksanakan Sumatif dan refleksi kegiatan
monev. kegiatan menerima perki- PKB Format-3
PKB (1.7) raan angka kredit (1.9)
(1.8)

Gambar 6 Mekanisme PKB

20
PJOK SD KK J

Sekolah berkewajiban menjamin bahwa kesibukan guru dengan tugas


tambahannya sebagai Guru Pendamping/Mentor atau sebagai Koordinator PKB
tingkat sekolah sebagaimana halnya guru yang mengikuti kegiatan PKB tidak
mengurangi kuantitas dan kualitas mengajarnya. Masa kerja koordinator PKB,
penilai, dan guru pendamping/ mentor adalah 3 (tiga) tahun. Setelah habis masa
kerjanya, akan dilakukan evaluasi untuk menentukan masa kerja berikutnya.
Pemilihan koordinator PKB, penilai, dan guru pendamping/mentor dilakukan oleh
kepala sekolah dengan persetujuan pengawas dan semua guru di sekolah tersebut,
sedangkan penetapan dan pengangkatannya dilakukan oleh kepala sekolah
dengan diketahui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Secara formal kepala
sekolah menerbitkan SK penetapan koordinator PKB, penilai dan guru
pendamping. Selain itu, sekolah dan Dinas Pendidikan setempat harus menjamin
keterlaksanaan tugas Guru Pendamping/Mentor atau sebagai Koordinator PKB
agar pelaksanaan PKB dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip PKB yang
telah ditetapkan dan sekaligus dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam
rangka peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi peserta didik.

c. Penilaian Prestasi Kerja dan SKP


Selanjutnya informasi yang akan dibahas dan diuraikan tentang tentang Penilaian
Prestasi Kerja (PPK) dan SKP
1) Penilaian Prestasi Kerja (PPK)
PPK bagi guru dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja guru dan/atau guru
yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah,
yang dapat memberi petunjuk bagi pejabat yang berkepentingan dalam rangka
pembinaan profesi guru secara objektif. Hasil penilaian prestasi kerja akan
dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan penetapan keputusan kebijakan
pembinaan karir guru yang berkaitan dengan bidang pekerjaan, pengangkatan
dan penempatan, pengembangan, penghargaan, serta disiplin. Hal ini sejalan
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru yang
mengamanatkan guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan berhak
mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja.

21
Berkenaan dengan hal tersebut, penilaian prestasi kerja dilaksanakan secara
sistematis yang penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja atau tingkat
capaian hasil kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah sebagaimana telah direncanakan,
disusun dan disepakati bersama oleh guru dan/atau guru yang mendapatkan
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dengan atasan
langsung (pejabat penilai)nya. Penilaian prestasi kerja guru dan/atau guru
yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah
yaitu Kepala Sekolah/Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium,
Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel, Ketua Program Keahlian, dan Guru
Pembimbing Khusus secara strategis diarahkan melalui penilaian SKP dan
perilaku kerja sesuai dengan tugas dan fungsi guru dan kepala sekolah.
PPK bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan guru dan/atau guru
yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah
dan dilaksanakan berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif,
dan transparan. Untuk memenuhi prinsip penilaian yang objektif, terukur,
akuntabel, partispatif, dan transparan diperlukan pedoman penilaian prestasi
kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah. Unsur PPK adalah sebagai berikut

Gambar 7 Unsur Penilaian Prestasi Kerja

22
PJOK SD KK J

Perangkat penilaian prestasi kerja merupakan seperangkat alat yang digunakan


oleh penilai untuk melaksanakan tugas mengukur dan menilai prestasi kerja
guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan. Diharapkan hasil
penilaian yang diperoleh obyektif, akurat, tepat, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Perangkat penilaian tersebut terdiri dari:
• Formulir Sasaran Kerja Pegawai (Lampiran 1)
• Formulir Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (Lampiran 2)
• Surat Keterangan Melaksanakan Tugas Tambahan (Lampiran 3)
• Rekap Hasil Penilaian Perilaku Kerja Bagi Guru (Lampiran 4)
• Formulir Buku Catatan Penilaian Perilaku Kerja PNS (Lampiran 5)
• Format Penilaian Prestasi Kerja (Lampiran 6)
Catatan: Format lengkap ada di Pedoman PPK GURU,KEPALA SEKOLAH DAN
GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN TAHUN 2014.

2) Sasaran Kerja Pegawai


a) Konsep SKP
Perkalan BKN No.1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.46
Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, yang
dimaksud pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangundangan. Sedangkan penilaian prestasi Kerja PNS adalah suatu
proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh Pejabat Penilai
terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. Prestasi Kerja adalah
hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada suatu satuan organisasi sesuai
dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.
Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja
dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS, yang dimaksud dengan uraian
Tugas adalah suatu paparan semua tugas jabatan yang merupakan tugas
pokok pemangku jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja
dengan menggunakan perangkat kerja dalam kondisi tertentu. Target adalah
jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan
Penilaian terhadap SKP yaitu penilaian yang dilaksanakan terhadap seluruh
tugas jabatan dan target yang harus dicapai selama kurun waktu pelaksanaan

23
pekerjaan dalam tahun yang berjalan. Penilaian tersebut didasarkan kepada
ukuran tingkat capaian SKP yang dinilai dari aspek: Kuantitas, Kualitas, Waktu
dan Biaya. Guru dan/atau guru yang memperoleh tugas lain yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah sebagai pejabat fungsional tertentu, target
SKP nya adalah pemenuhan angka kredit yang akan didapat untuk tahun yang
berjalan mengingat kenaikan pangkat guru dan/atau guru yang memperoleh
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasahdidasarkan kepada
perolehan angka kredit. Dengan demikian, penilaian terhadap komponen SKP
nya mengacu kepada target perolehan angka kredit dari komponen kegiatan
yang direncanakan selama satu tahun. Dalam menentukan tugas jabatan untuk
memperoleh angka kredit yang dicapai mengacu kepada Peraturan Menteri
Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
(Kemdikbud, 2014)

b) Prosedur Penyusunan SKP


Setiap guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah wajib menyusun SKP Guru berdasarkan RKT
sekolah dan dokumen lainnya, seperti Evaluasi Diri Sekolah (EDS), tugas
pokok guru, serta Program Tahunan Guru.Khusus untuk kepala sekolah,
penyusunan SKP juga perlu mempertimbangkan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dalam menyusun kegiatan tugas
jabatan dalam SKP gurudan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasahharus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
➢ Jelas: Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas.
➢ Terukur artinya dapat: Diukur Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur
secara kuantitas dalam bentuk angka seperti jumlah satuan, jumlah hasil,
dan lain-lain, maupun secara kualitas seperti hasil kerja sempurna, tidak
ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan kepada masyarakat
memuaskan, dan lain-lain.
➢ Relevan: Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan
masing-masing.
➢ Dapat Dicapai: Kegiatan yang ditakukan harus disesuaikan dengan

24
PJOK SD KK J

kemampuanguru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan


dengan fungsi sekolah/madrasah.
➢ Memiliki Target Waktu: Kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan
waktunya.

SKP Guru memuat kegiatan tugas jabatan dan target angka kredit yang harus
dicapai dalam kurun waktu tertentu yang kegiatannya bersifat nyata dan
dapat diukur.
➢ SKP memuat kegiatan tugas jabatan, angka kredit dan target yang meliputi
kuantitas, kualitas, waktu, dan/atau biaya, yang harus dicapai dalam satu
tahun yang kegiatannya bersifat nyata dan dapat diukur. Penentuan angka
kredit dalam SKP menggunakan asumsi untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi secara normatif yang harus dicapai dalam waktu 4 (empat)
tahun. Oleh karena itu, target angka kredit dalam satu tahun adalah jumlah
angka kredit kumulatif minimal yang akan dicapai dibagi 4 (empat).
➢ SKP yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui oleh pejabat
penilai, u3ntuk selanjutnya ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak
kerja yang harus ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pejabat Penilai
dan guru yang dinilai
➢ Jika SKP yang telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat Penilai maka
keputusannya diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilai dan hasilnya
bersifat final.
➢ SKP ditetapkan setiap tahun pada awal bulan Januari.
➢ Apabila terjadi perpindahan tempat tugas guru, kepala sekolah, dan guru
yang diberi tugas tambahan setelah bulan Januari maka yang bersangkutan
menyusun SKP pada awal bulan di tempat yang baru sesuai dengan surat
perintah/surat keputusan melaksanakan tugas, dengan terlebih dahulu
dilakukan pengukuran oleh atasan langsung di tempat tugas yang lama.
➢ Apabila terjadi mutasi/perpindahan satminkal/tempat tugas setelah bulan
Januari tahun berjalan, maka guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi
tugas tambahan yang bersangkutan wajib menyusun SKP pada satminkal
lama dan satminkal baru. Pada akhir tahun yang bersangkutan memperoleh
penilaian SKP tempat tugas lama ditambah penilaian SKP tempat tugas
baru, lalu hasilnya dibagi 2 (dua). Pejabat penilai pada tempat tugas lama

25
harus melakukan penilaian SKP dan perilaku kerja sampai dengan yang
bersangkutan ditetapkan Keputusan mutasinya. Sedangkan penentuan
rentang waktu penetapan target SKP pada tempat tugas baru dilakukan
sesuai surat pernyataan perintah melaksanakan tugas pada tempat tugas
bar
➢ SKP Guru yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui, untuk
selanjutnya ditetapkan oleh PejabatPenilai sebagai kontrak kerja yang
harus ditanda-tangani oleh kedua belah pihak (Pejabat Penilai dan Guru
dan/atau yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah)dan digunakan sebagai dasarPPK. Jika SKP Guru yang
telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat Penilai maka keputusannya
diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilaidan bersifat final.

c) Unsur-unsur SKP
➢ Kegiatan Tugas Jabatan
Uraian tugas jabatan guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas
tambahan mengacu kepada unsur utama dan unsur penunjang sebagaimana
yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta berkaitan dengan visi misi
sekolah dan Rencana Kerja Tahunannya (RKT).

➢ Angka Kredit
Angka Kredit yang dimasukkan ke dalam formulir SKP adalah target angka
kredit yang akan dicapai untuk setiap uraian tugas jabatan yang meliputi
beberapa butir kegiatan dalam 1 (satu) tahun berjalan. Angka Kredit
kegiatan tugas jabatan yang akan dilaksanakan meliputi angka kredit untuk
unsur utama dan angka kredit untuk unsur penunjang.

d) Target Dalam SKP


Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan tugas jabatan. Target yang akan dicapai diwujudkan
dengan jelas sebagai “ukuran prestasi kerja”, baik dari aspek
kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya.
➢ Kuantitas (Target Output), dalam menentukan Target Output (TO) dapat

26
PJOK SD KK J

berupa dokumen, konsep, naskah, surat keputusan, paket, laporan, dan lain-
lain. Contoh :
▪ Laporan dan Evaluasi Penilaian Kinerja guru kelas/mata pelajaran dengan
kolom persetujuan antara penilai PK Guru dan guru yang dinilai;
▪ Format Hasil Sebelum Pengamatan, Selama Pengamatan, dan Setelah
Pengamatan;
▪ Format Hasil Pemantauan dan Jurnal Hasil Pemantauan (jika ada);
▪ Format Hasil Nilai per Kompetensi yang memuat skor per indikator dalam
satu kompetensi, untuk semua kompetensi (misal untuk guru kelas/mata
pelajaran adalah 14 kompetensi

➢ Kuantitas terkait dengan tugas kepala sekolah


• Hasil PK Kepala Sekolah;
• Rencana Kerja Tahunan Sekolah dan realisasinya; dan
• Laporan hasil pelaksanaan pengelolaan kepeserta didikan, kurikulum,
sarana dan prasarana, hubungan dengan masyarakat, pembinaan
pendidik dan tenaga kependidikan, dan pembi ayaan sekolah

Kuantitas terkait dengan target


kegiatan pengembangan diri yang dapat berupa diklat fungsional dan
kegiatan kolektif guru. Target outputnya adalah laporan hasil kegiatan diklat
fungsional dan kegiatan kolektif guru sesuai dengan jumlah dan jenis
kegiatan yang dilakukan.
Contoh:
Rahmat S.Pd, seorang guru PJOK SMP Tunas Mandiri, melaksanakan kegiatan
pengembangan diri melalui kegiatan kolektif guru di KKG dengan mengambil
4 (lempat) paket kegiatan dengan topik yang berbeda. Dengan demikian,
target output dari Rahmat adalah 4 (empat) laporan hasil kegiatan sesuai
dengan topiknya.

Kualitas (Target Kualitas), dalam menentukan Target Kualitas (TK) harus


memprediksi pada mutu hasil kerja yang terbaik, target kualitas diberikan
nilai paling tinggi 100 (seratus). Dengan arti bahwa angka kredit yang
ditargetkan dapat dicapai sepenuhnya.

27
Contoh;
Khusus untuk target kualitas pelaksanaan pembelajaran adalah target angka
kredit dengan sebutan “baik” atau “amat baik” yang harus dicapai dalam satu
tahun sesuai dengan golongan yang bersangkutan. Untuk rencana
ketercapaian target angka kredit “baik” atau “amat baik” di dalam target
kualitas dicantumkan angka 100 (seratus).

Contoh :
Penulisan target kualitas untuk pelaksanaan pembelajaran.
Dari contoh atas nama Rahmat Peristiwa di atas, target kualitas yang harus
dicapai adalah 100% (seratus persen) yang setara dengan sebutan “baik” atau
“amat baik” pada hasil penilaian kinerja guru.
Penulisan target kualitas untuk PKB dalam kegiatan pengembangan diri.

Contoh:
Rahmat mengikuti diklat dan kegiatan kolektif guru, target kualitas yang
dicantumkan dalam SKP sebagai berikut. 24
➢ Mengikuti diklat selama 60 jam terkait dengan pembelajaran berbasis IT
memiliki target kualitas 100%;
➢ Mengikuti kegiatan kolektif guru dengan 4 paket kegiatan terkait dengan
kegiatan peningkatan kemampuan dalam penyusunan perangkat
pembelajaran memiliki target kualitas 100%

Waktu (Target Waktu), Target waktu ditetapkan dengan memperhitung kan


waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap uraian kegiatan,
misalnya 7 (tujuh) hari, 1 (satu) minggu, 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan, 3
(tiga) bulan, dan seterusnya sampai dengan 12 (dua belas) bulan.
Contoh:
o Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan.
o Kegiatan tugas tambahan sebagai kepala sekolah dilaksanakan selama 12
(dua belas) bulan.
o Kegiatan diklat 60 (enam puluh) JP direncanakan dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari.

28
PJOK SD KK J

o Kegiatan kolektif guru dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan.


o Biaya (Target Biaya), dalam menentukan Target Biaya (TB) harus
memperhitungkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dalan 1 (satu) tahun, misalnya ratusan ribu, jutaan, dan lain-lain.
Target biaya diisi hanya untuk kepala sekolah.

Contoh SKP denganKegiatan Tugas Jabatan:


o Unsur Utama (minimum angka kredit untuk 1 tahun = 22,50)
o Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai
hasil pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian sebagai guru
kelas: AK pembelajaran = AK Kumulatif – AK Pengembangan Diri – AK
Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif = 22,50 - 1 – 2 = 19,50 AK
o Melaksanakan pembimbingan pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya:
AK = 5% x 19,50 = 0,98 AK
o Melaksanakan kegiatan PKB guru yang meliputi:
- mengikuti diklat fungsional Pengembangan Model Pembelajaran selama 82
jam = 2 AK;
- mengikuti kegiatan kolektif guru dengan 5 paket kegiatan terkait dengan
peningkatan kemampuan dalam membuat perangkat pembelajaran AK = 5
paket x 0,15 = 0,75;
- membuat 1 artikel ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran
pada satuan pendidikannya dan dimuat di jurnal tingkat nasional yang
terakreditasi = 2 AK;

o Unsur Penunjang (maksimum 2,25 AK)


Maksimum angka kredit = 10% x AK unsur utama = 2,5
• Menjadi pengawas ujian sekolah = 0,08 AK; dan

• Menjadi anggota aktif kegiatan kepramukaan = 0,75

29
30
PJOK SD KK J

e) Penilaian Ketercapaian SKP


Proses dan Prosedur Penilai dalam SKP
Pelaksanaan PPK dilakukan dengan cara menggabungkan antara unsur
penilaian SKP dan unsur penilaian perilaku kerja.Masing-masing unsur
berkontribusi dalam PPK dengan rincian yaitu penilaian SKP sebesar 60%
(enam puluh persen) dan Penilaian Perilaku Kerja sebesan 40% (empat
puluh persen) sebagaimana formulir PPK pada Lampiran 6. Nilai PPK
dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut:

91 – ke atas : Sangat Baik


76 – 90 : Baik
61 – 75 : Cukup
51 – 60 : Kurang
50 – ke bawah : Buruk

f) Penilaian SKP Guru


Penilaian SKP Guru merupakan penilaian terhadap seluruh tugas jabatan dan
target yang harus dicapai selama kurun waktu tertentu dengan aspek kualitas,
kuantitas, waktu dan biaya.Adapun format penilaian SKP Guru adalah sebagai
berikut:

31
Prosedur penilaian SKP dalam format di atas mengikuti tata cara pengisian
sebagai berikut.
a) Kolom 1 sampai 7 diisi dengan memindahkan dari SKP yang telah
disetujui oleh atasan langsung.

b) Kolom 8 diisi dengan hasil perolehan angka kredit berdasarkan tata cara
sebagaimana diatur dalam Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

c) Kolom 9 diisi dengan Realisasi Output (RO) yang telah dihasilkan untuk
masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dihitung berdasarkan rumus
sesuai dengan Perka BKN No. 1 Tahun 2013.

Realisasi Output
Penilaian SKP = ----------------------------- X 100
(Aspek Kuantitas) Target Output
Contoh : Achmad Peristiwa di atas di dalam target pelaksanaan
pembelajarannya, ia harus memenuhi 1 (satu) buah laporan hasil
PK Guru. Dalam realisasinya yang bersangkutan dapat memenuhinya.
Maka perhitungan penilaian SKP aspek kuantitasnya adalah:
1 laporan
Penilaian SKP = ----------------------------- X 100 = 100
(Aspek Kuantitas) 1 laporan
d) Kolom 10 diisi dengan Realisasi Kualitas (RK) yang telah dihasilkan untuk
masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dinilai. Penilaian pada RK
dikaitan dengan ketercapaian hasil penilaian kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan rumus
perhitungan sebagai berikut.

g) Kolom 11 diisi dengan Realisasi Waktu (RW) yang telah digunakan untuk
masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dinilai.

32
PJOK SD KK J

Perhitungan persentase tingkat efisiensi waktu dari target waktu.

Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol).

Jika aspek waktu yg tingkat efisiensinya ≤ 24 % maka perhitungan


realisasi aspek waktu adalah:

33
Dalam melakukan penilaian SKP Guru, pejabat penilai perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Penilaian Tugas Jabatan
Tugas jabatan bagi guru sebagaimana dijelaskan dalam Permenneg
PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional Guru dan
Angka Kreditnya mencakup:
a) Unsur utama:
Penilaian unsur utama dilakukan dengan menggunakan sistem
penilaian kinerja guru (PKG) berdasarkan Permendikbud Nomor
35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
b) Unsur Penunjang:
Penilaian unsur penunjang dilakukan sesuai dengan ketentuan
pada Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan
fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan angka kreditnya
ditetapkan oleh Tim Penilai Angka Kredit.

34
PJOK SD KK J

3) Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP


Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kerja
dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan target. Nilai
capaian SKP dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut:
91 – ke atas : Sangat Baik
76 – 90 : Baik
61 – 75 : Cukup
51 – 60 : Kurang
50 – ke bawah : Buruk

Penandatangan hasil penilaian capaian SKP dilakukan oleh pejabat


penilai pada formulir penilaian SKP. Adapun contoh Penilaian dan
Penandatanganan Capaian SKP adalah sebagai berikut:
a) Contoh Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP bagi Guru

35
PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember 2014 0,3565
TARGET REALISASI NILAI
NO I. Ke giatan Tugas Jabatan AK AK PENGHITUNGAN
Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SKP
14

Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,


Laporan Laporan
mengev aluasi dan menilai hasil pembelajaran
1 9,50 1 Penilaian 100 12 Bulan - 7,13 1 Penilaian 75 12 Bulan - 251,00 83,67
menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan
Kinerja Kinerja
tindak lanjut hasil penilaian
Laporan Laporan
2 Menjadi Wali Kelas 0,48 1 Penilaian 100 12 Bulan - 0,36 1 Penilaian 75 12 Bulan - 251,00 83,67
Kinerja Kinerja
Surat
Surat Tugas,
Tugas,
Laporan
Mengikuti Kegiatan Kolektif Guru dalam Meny usun Laporan
Deskripsi
3 Perangkat Pembelajaran (0.15 AK/Surat 4,00 4 100 12 Bulan - 4,00 4 Deskripsi 90 12 Bulan - 266,00 88,67
Hasil
Keterangan dan Laporan Kegiatan) Hasil
Pelatihan,
Pelatihan,
Sertifikat
Sertifikat
Surat
Surat
Mengikuti Diklat Fungsional Lamany a 30 s.d 80 Keterangan
Keterangan
4 Jam** (1 AK/Surat Tugas, Laporan Deskripsi Hasil 0,15 1 100 12 Bulan - 0,15 1 dan 100 12 Bulan - 276,00 92,00
dan Laporan
Pelatihan, Sertifikat) Laporan
Kegiatan
Kegiatan
Membuat kary a tulis berupa laporan hasil Kary a
Kary a Tulis
penelitian pada bidang pendidikan di sekolahny a, Tulis
dalam
5 diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah 1,00 1 100 12 Bulan - 1,00 1 dalam 100 12 Bulan - 276,00 92,00
Majalah/Jurn
tingkat kabupaten/kota.*** (1 AK/Kary a Tulis Majalah/Ju
al Ilmiah
dalam Majalah/Jurnal Ilmiah) rnal Ilmiah
Membuat Alat Peraga Kategori Kompleks**** (2
6 2,00 1 Alat Peraga 100 12 Bulan - 0,00 1 Laporan 0 12 Bulan - 176,00 58,67
AK/alat peraga)
2 JP (bukti 2 JP (bukti
:Surat :Surat
7 Menjadi Pelatih/Tutor/Instruktur (0.04 AK/2 JP) 0,20 10 Tugas, 100 12 Bulan - 0,20 10 Tugas, 100 12 Bulan - 276,00 92,00
jadw al, jadw al,
Laporan) Laporan)
8 Menjadi pengaw as Ujian Sekolah (0.08 AK/1 SK) 0,08 1 SK 100 1 Bulan - 0,08 1 SK 100 1 Bulan - 276,00 92,00
Menjadi Pengurus Aktif Asosiasi Profesi (1 AK/1
9 1,00 1 SK 100 12 Bulan - 1,00 1 SK 100 12 Bulan - 276,00 92,00
SK)
JUMLAH 18,41 13,91
II. TUGAS TAM BAHAN DAN
KREATIV ITAS :

1 (tugas tam bahan)


(tugas tam bahan)

2 (k r e atifitas )
(k r e atifitas )

86,07
Nilai Capaian SKP (Baik)

…….., 31 Desember .......


Pejabat Penilai,

Drs. Johan Edy Prastiw o, M.Pd


196108241986031009

36
PJOK SD KK J

1) Contoh Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP bagi Guru dengan tugas lain sebagai Kepala Sekolah

PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA


PEGAWAI NEGERI SIPIL
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember 2014 0,3565
TARGET REALISASI NILAI
NO I. Ke giatan Tugas Jabatan AK AK PENGHITUNGAN
Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SKP
14

1 Melaksanakan Proses Pembelajaran (paket laporan PKG


2,38 1 100 12 bln - 1,78 1 laporan PKG 75 12 bln - 251,00 83,67
kegiatan) ***
2 Menunaikan tugas sebagai Kepala Sekolah laporan PKKS
dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor,
7,13 1 100 12 bln 5.000.000.000 7,13 1 laporan PKKS 100 12 bln 4.900.000.000 354,00 88,50
dan mengevaluasi kegiatan pengembangan
sekolah(paket kegiatan) ****
3 Mengikuti diklat Fungsional lamanya 180 jam ( 2 Surat Tugas, Surat Tugas,
AK/Surat Tugas, Laporan Deskripsi Hasil Laporan Deskripsi Laporan
Pelatihan, Sertifikat) ***** 2,00 1 Hasil Pelatihan, 100 6 bln - 2,00 1 Deskripsi Hasil 90 6 bln - 266,00 88,67
Sertifikat Pelatihan,
Sertifikat
4 Menjadi peserta pada kegiatan ilmiah (0,1 Surat Keterangan Surat Keterangan
AK/Surat Keterangan dan Laporan Per Kegiatan) 0,10 1 dan Laporan Per 100 6 bln - 0,10 1 dan Laporan Per 100 6 bln - 276,00 92,00
Kegiatan Kegiatan
Karya Tulis dalam
Membuat laporan penelitian tindakan kelas atau Karya Tulis dalam
majalah/jurnal
5 tindakan sekolah (2 AK/Karya Tulis dalam 8,00 2 100 12 bln - 8,00 2 majalah/jurnal 100 12 bln - 276,00 92,00
ilmiah
majalah/jurnal ilmiah) ilmiah

Menjadi pengurus aktif organisasi profesi (1 SK


6 1,00 1 100 3 bln - 1,00 1 Laporan 100 3 bln - 276,00 92,00
AK/SK)
Dupak
7 Menjadi tim penilai angka kredit (0,04 AK/Dupak) 0,40 10 100 2 bln - 0,40 10 Dupak 100 2 bln - 276,00 92,00

12 JUMLAH 21,00 20,41

II. TUGAS TAM BAHAN DAN KREATIVITAS :

1 (tugas tam bahan)


(tugas tam bahan)

2 (k re atifitas )
(k re atifitas )

89,83
Nilai Capaian SKP (Baik)

…….., 31 Desember .......


Pejabat Penilai,

Drs. Taspen, M.Pd


19650310 198610 1 001

37
3. Penilaian Perilaku Kerja
a. Komponen Perilaku Kerja
Penilaian perilaku kerja yaitu penilaian terhadap perilaku kerja Kepala Sekolah/
Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan,
Kepala Bengkel, Ketua Program Keahlian, dan Guru Pembimbing Khusus dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. Penilaian perilaku meliputi aspek: orientasi
pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama. Unsur perilaku kerja yg
mempengaruhi prestasi kerja yg dievaluasi harus relevan dan berhubungan dengan
pelaksanaan tugas jabatan guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yg dinilai
Uraian pada unsur perilaku kerja adalah sebagai berikut:

No Aspek Yang Dinilai


1 Orientasi Pelayanan
2 Integritas
3 Komitmen
4 Disiplin
5 Kerjasama
6 Kepemimpinan

b. Prosedur Penilaian Perilaku Kinerja


Cara menilai perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai
terhadap guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah yang dinilai. Penilaian perilaku kerja dapat
mempertimbangkan masukan dari Pejabat Penilai lain yang setingkat di lingkungan
unit kerja masing-masing. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek orientasi
pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan. Bagi guru
dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, penilaian unsur perilaku kerja hanya pada aspek orientasi
pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama, sedangkan aspek
kepemimpinan ditujukan pada pejabat struktural. Bagi guru dengan tugas lain
sebagai kepala sekolah, aspek kepe mimpinan sudah dinilai dalam penilaian
kinerjanya, sehingga tidak perlu dinilai lagi dalam unsur perilaku kerja.

38
PJOK SD KK J

Nilai perilaku kerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutannya:


(1) 91 – 100 = Sangat Baik
(2) 76 – 90 = Baik
(3) 6I – 75 = Cukup
(4) 51 – 60 = Kurang; dan
(5) 50 ke bawah = Buruk.

Penilaian unsur perilaku kerja bagi guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi
tugas tambahan disesuaikan dengan perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya
di sekolah. sebagai berikut.

ASPEK YANG NILAI


NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
1 Orientasi a Selalu dapat menyelesaikan tugasutama 91 - Sangat
Pelayanan sebagai guru sebaik-baiknya dengan 100 baik
sikap sopan dan sangat memuaskan
baik untuk perserta didik orang tua
peserta didik, dan satuan
pendidikannya.
b Pada umumnya dapat menyelesaikan 76 - 90 Baik
tugas utama sebagai guru dengan baik
dan sikap sopan serta memuaskan baik
untuk perserta didik orang tua peserta
didik, dan satuan pendidikannya
c Adakalanya dapat menyelesaikan tugas 61 - 75 Cukup
utama sebagai guru dengan cukup baik
dan sikap cukup sopan serta cukup
memuaskan baik untuk perserta didik
orang tua peserta didik, dan satuan
pendidikannya.
d Kurang dapat menyelesaikan tugas 51 - 60 Kurang
utama sebagai guru dengan baik dan
sikap kurang sopan serta kurang
memuaskan baik untuk perserta didik
orang tua peserta didik, dan satuan
pendidikannya
e Tidak pernah dapat menyelesaikan 50 ke Buruk
tugas utama sebagai guru dengan baik bawah

39
ASPEK YANG NILAI
NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
dan sikap tidak sopan serta tidak
memuaskan baik untuk perserta didik
orang tua peserta didik, dan satuan
pendidikannya
2 Integritas a Selalu dalam melaksanakan tugas 91 - Sangat
bersikap jujur, ikhlas sesuai dengan 100 baik
norma dan etika satuan pendidikan dan
tidak pernah menyalahgunakan
wewenangnya serta berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya
b Pada umumnya dalam melaksanakan 76 - 90 Baik
tugas bersikap jujur, ikhlas sesuai
dengan norma dan etika sebagai
pendidik dalam satuan pendidikan dan
tidak pernah menyalahgunakan
wewenangnya tetapi berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya.
c Adakalanya dalam melaksanakan tugas 61 - 75 Cukup
bersikap cukup jujur, cukup ikhlas
sesuai dengan norma dan etika sebagai
pendidik dalam satuan pendidikan dan
kadang-kadang menyalahgunakan
wewenangnya serta berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya.
d Kurang bersikap jujur, kurang ikhlas 51 - 60 Kurang
dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan norma dan etika sebagai
pendidik dalam satuan pendidikan dan
sering menyalahgunakan
wewenangnya tetapi kurang berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya
e Tidak pernah jujur, tidak ikhlas dalam 50 ke Buruk
melaksanakan tugas sesuai dengan bawah
norma dan etika sebagai pendidik
dalam satuan pendidikan dan selalu
menyalahgunakan wewenangnya serta
tidak berani menanggung risiko dari

40
PJOK SD KK J

ASPEK YANG NILAI


NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
tindakan yang dilakukannya.
3 Komitmen a Selalu berusaha dengan sungguh 91 - Sangat
sungguh menegakkan pancasila sebagai 100 baik
ideologi negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal Ika
dan rencana - rencana pemerintah
dalam melaksanakan tugas utamanya
secara berdaya guna dan berhasil guna
serta mengutamakan kepentingan
satuan pendidikan di atas kepentingan
pribadi berdasarkan visi, misi dan
tujuan satuan pendidikan.
b Pada umumnya berusaha dengan 76 - 90 Baik
sungguh-sungguh menegakkan
pancasila sebagai ideologi negara,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
Bhineka Tunggal Ika dan rencana-
rencana pemerintah dalam
melaksanakan tugas utamanya secara
berdaya guna dan berhasil guna serta
mengutamakan kepentingan satuan
pendidikan di atas kepentingan pribadi
berdasarkan visi, misi dan tujuan
satuan pendidikan.
c Adakalanya berusaha dengan sungguh- 61 - 75 Cukup
sungguh menegakkan pancasila sebagai
ideologi negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI),Bhineka Tunggal Ika
dan rencana - rencana pemerintah
dalam melaksanakan tugas utamanya
secara berdaya guna dan berhasil guna
serta mengutamakan kepentingan
satuan pendidikan di atas kepentingan
pribadi berdasarkan visi, misi dan
tujuan satuan pendidikan.

41
ASPEK YANG NILAI
NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
d Kurang berusaha dengan sungguh- 51 - 60 Kurang
sungguh menegakkan pancasila sebagai
ideologi negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal Ika
dan rencana-rencana pemerintah
dalam melaksanakan tugas utamanya
secara berdaya guna dan berhasil guna
serta mengutamakan kepentingan
satuan pendidikan di atas kepentingan
pribadi berdasarkan visi, misi dan
tujuan satuan pendidikan.
e Tidak pernah berusaha dengan 50 ke Buruk
sungguh-sungguh menegakkan bawah
pancasila sebagai ideologi negara,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
Bhineka Tunggal Ika dan rencana-
rencana
pemerintah dengan tujuan untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara berdaya
guna dan berhasil guna serta
mengutamakan kepentingan satuan
pendidikan di atas kepentingan pribadi
berdasarkan visi, misi dan tujuan
satuan pendidikan
4 Disiplin a Selalu mentaati peraturan perundang- 91 - Sangat
undangan dan/atau peraturan 100 baik
kedinasan yang berlaku dengan rasa
tanggung jawab dan selalu mentaati
ketentuan jam kerja dan pemenuhan
beban kerja serta mampu menyimpan
dan/atau memelihara barang-barang
milik negara yang dipercayakan
kepadanya dengan sebaik-baiknya
b Pada umumnya mentaati peraturan 76 - 90 Baik
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tanggung jawab, mentaati

42
PJOK SD KK J

ASPEK YANG NILAI


NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
ketentuan jam kerja dan pemenuhan
beban kerja serta
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang-barang milik
negara yang dipercayakan kepadanya
dengan baik.
c Adakalanya mentaati peraturan 61 - 75 Cukup
perundang- undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa cukup tanggung jawab,
mentaati ketentuan jam kerja dan
pemenuhan beban kerja serta cukup
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang- barang milik
negara yang dipercayakan kepadanya
dengan cukup baik , serta tidak masuk
atau terlambat masuk kerja dan lebih
cepat pulang dari ketentuan jam kerja
tanpa alasan yang sah selama 5 (lima)
sampai dengan 15 (lima belas) hari
kerja
d Kurang mentaati peraturan perundang- 51 - 60 Kurang
undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang berlaku dengan rasa
kurang tanggung jawab, mentaati
ketentuan jam kerja dan pemenuhan
beban kerja serta kurang mampu
menyimpan dan/atau memelihara
barang- barang milik negara yang
dipercayakan kepadanya dengan
kurang baik, serta tidak masuk atau
terlambat masuk kerja dan lebih cepat
pulang dari ketentuan jam kerja tanpa
alasan yang sah selama 16 (enam belas)
sampai dengan 30 (tiga puluh) hari
kerja.
e Tidak pernah mentaati peraturan 50 ke Buruk
perundang undangan dan / atau bawah
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tidak tanggung jawab,
mentaati ketentuan jam kerja dan

43
ASPEK YANG NILAI
NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
pemenuhan beban kerja serta tidak
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang- barang milik
negara yang dipercayakan kepadanya
dengan kurang baik, serta tidak masuk
atau terlambat masuk kerja dan lebih
cepat pulang dari ketentuan jam kerja
tanpa alasan yang sah lebih dari 31
(tiga puluh satu) hari kerja.
5 Kerjasama a Selalu mampu bekerjasama dengan 91 - Sangat
rekan kerja, atasan/bawahan baik di 100 baik
dalam maupun di luar organisasi/
satuan pendidikan serta menghargai
dan menerima pendapat orang
lain,bersedia menerima keputusan yang
diambil secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama .
b Pada umumnya mampu bekerjasama 76 - 90 Baik
dengan rekan kerja , atasan/bawahan
baik di dalam maupun di luar
organisasi/satuan pendidikan serta
menghargai dan menerima pendapat
orang lain , bersedia menerima
keputusan yang diambil secara sah
yang telah menjadi keputusan bersama.
c Adakalanya mampu bekerja sama 61 - 75 Cukup
dengan rekan kerja, atasan/ bawahan
baik di dalam maupun di luar
organisasi/satuan pendidikan serta
adakalanya menghargai dan menerima
pendapat orang lain, kadang-kadang
bersedia menerima keputusan yang
diambil secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama.
d Kurang mampu bekerjasama dengan 51 - 60 Kurang
rekan kerja, atasan/ bawahan baik di
dalam maupun di luar
organisasi/satuan pendidikan serta
kurang menghargai dan menerima
pendapat orang lain, kurang bersedia
menerima keputusan yang diambil

44
PJOK SD KK J

ASPEK YANG NILAI


NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN
secara sah yang tela h menjadi
keputusan bersama.
e Tidak pernah mampu bekerjasama 50 ke Buruk
dengan rekan kerja, atasan/ bawahan bawah
baik di dalam maupun di luar
organisasi/satuan pendidikan serta
tidak menghargai dan menerima
pendapat orang lain , tidak bersedia
menerima keputusan yang diambil
secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama .

Aspek ke-enam kepemimpinan bagi guru atau kepala sekolah tidak dinilai kerena bukan
pejabat eselon. Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan.

Penilaian unsur perilaku kerja bagi guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah disesuaikan dengan perilaku guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 jika
guru yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dijelaskan di atas.
Untuk memudahkan penilaian perilaku kerja guru dikembangkan instrumen untuk
mengukur perilaku kerja. Instrumen yang dikembangkan meliputi seluruh aspek penilaian
dalam perilaku kerja.
Instrumen yang dikembangkan menggunakan indikator perhitungan sebagai berikut:
skor 0 menyatakan tidak ada atau tidak tampak;
skor 1 menyatakan sedikit tampak; dan
skor 2 menyatakan tampak jelas dalam perilaku sehari-hari.

Selanjutnya untuk mendapatkan nilai aspek perilaku kerja adalah dengan menjumlahkan
skor indikator dibagi skor maksimum indikator sebagaimana dalam rumus berikut ini.
Total skor indikator
x100
skor maksimum indikator
Contoh Instumen untuk mengukur setiap aspek perilaku kerja adalah sebagai berikut.

45
ASPEK YANG NILAI
NO URAIAN
DINILAI ANGKA SEBUTAN

1. Orientasi Pelayanan

INDIKATOR SKOR

Orientasi Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi


Pelayanan tugas tambahan bertingkah laku sopan dan
ramah terhadap semua peserta didik, 0 1 2
orang tua, dan teman sejawat

Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi


tugas tambahan ramah dalam
berkomunikasi terhadap semua peserta 0 1 2
didik, orang tua, dan teman sejawat

Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi


tugas tambahan berpenampilan rapi dan
0 1 2
sopan

Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi


tugas tambahan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan 0 1 2
peserta didik

Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi


tugas tambahan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berpartisipasi 0 1 2
dalam proses pembelajaran

Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi


tugas tambahan memperlakukan semua
peserta didik secara adil, memberikan
perhatian dan bantuan sesuai kebutuhan 0 1 2
masing-masing, tanpa memperdulikan
faktor personal

Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi


tugas tambahan mau membagi
pengalamannya dengan kolega, termasuk
mengundang mereka untuk 0 1 2
mengobservasi cara mengajarnya dan
memberikan masukan

Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi 0 1 2

46
PJOK SD KK J

tugas tambahan menyediakan layanan


informasi terkait dengan perkembangan
prestasi dan potensi peserta didik kepada
orang tua

TOTAL SKOR
SKOR MAKSIMUM 16
NILAI ASPEK DAN SEBUTAN
Nilai Aspek = Total skor indikator x100
skor maksimum indikator

(Instrumen selengkapnya lihat PedomanPenilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala


Sekolah, Dan Guru Yang Diberi Tugas Tambahan, 2014)

Untuk memudahkan monitoring dan evaluasi perilaku kerja, pejabat penilai dapat
menggunakan formulir buku catatan penilaian perilaku kerja guru dan/atau guru
yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang
dinilai sebagaimana pada Lampiran berikut.

BUKU CATATAN PENILAIAN PERILAKU KERJA PNS


Nama :
NIP :
Nama/NIP dan Paraf
No Tanggal Uraian
Pejabat Penilai
1 2 3 4

47
D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil
penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini! (LK-
04)
e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang Saudara
hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh atau
in-2).
f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).
2. Lembar Kerja
LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan
dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan
dengan pola in – on – in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara
diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu
nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter.

LK-04
Cara Melakukan PKB
Petunjuk Kerja:

1. Identifikasi dan tuliskan sembilan tahapan PKB yang harus Saudara


ketahui!
2. Rincilah uraian dari sembilan tahapan PKB tersebut!

Tahapan
No Uraian Tahapan PKB
PKB
1 2 3
1. Evaluasi Diri ...........................................................................................
...........................................................................................
2. Penilaian ...........................................................................................
Kinerja ...........................................................................................
.........................................................................................

48
PJOK SD KK J

LK-04
Cara Melakukan PKB
3. Perencanaan ...........................................................................................
PKB ...........................................................................................
...........................................................................................
4. Persetujuan ...........................................................................................
Rencana PKB ...........................................................................................
...........................................................................................
5. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
6. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
7. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
8. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
9. ........................ ...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama
karakter yang terinternalisasi) melalui kegiatan ini!
...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

49
E. Latihan / Kasus / Tugas
1. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang tidak termasuk kedalam
prinsip kegiata PKB?
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Pengawasan
D. Evaluasi
2. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan
profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan agar mampu….
A. melaksankan tugas pokok
B. meningkatkan tingkat sosial
C. meningkatkan kesejahteraan
D. meningkan profesional
3. Karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran
di sekolah. Pernyataan tersebut adalah….
A. Karya tulis
B. Karya ilmah
C. karya inovati
D. karya seni
4. Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor berapa yang
isinya tentang pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakann sesuai
dengan kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan
profesionalisme
A. nomor 16 Tahun 2009
B. nomor 17 tahun 2009
C. nomor 18 tahun 2009
D. nomor 19 tahun 2009
5. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil....
A. menyajikan materi pelajaran
B. Penilaian Kinerja Guru

50
PJOK SD KK J

C. Sikap guru
D. Keaktipan dalam kegiatan social
6. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk kedalam
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
A. memperkecil jarak antara pengetahuan,
B. peningkatan keterampilan,
C. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian
D. upaya mencari perubahan
7. Pilihlah menurut Saudara pernyataan yang paling tepat tentang Diklat
fungsional.
A. Kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan
B. Kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan..
C. Kegiatan guru yang dilakukan secara rutin
D. Kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran
8. Agar proses PKB lebih efektif dan efisien hendaknya dilakukan
A. Di sekolah sendiri
B. Di luar lingkungan
C. Lembaga tertentu
D. Perguruan tinggi
9. Penilaian Prestasi Kerja (PPK) bagi guru dilaksanakan untuk mengevaluasi
kinerja guru dan/atau guru dalam rangka….
A. pembinaan profesi guru secara objektif
B. peningkatan kinerja guru
C. peningkatan kompetensi
D. sosialisasi program
10.Penilaian yang dilaksanakan terhadap seluruh tugas jabatan dan target yang
harus dicapai selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam tahun yang
berjalan di sebut…
A. SKP
B. TIK
C. PPK
D. PNS

51
F. Rangkuman

PKB berdasarkan Permenneg PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun


2009 yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)
adalah pengembangan kompetensi guru yang dilakspeserta didik an sesuai
dengan kebutuhan , bertahap, berkelanjutan untuk meningkaSDan
profesionalisme. Unsur/komponen PKB guru, kepala sekolah, dan pengawas
terdiri dari pengembangan diri. Publikasi ilmiah/pengembangan profesi dan
karya inovatif. Lingkup PKB dilakukan di dalam sekolah, jaringan sekolah dan
kepakaran luar lainnya. Rencana PKB berdasarkan hasil penilaian kinerja,
evaluasi diri, rekomendasi EDS dan RKT sekolah.
Sebagai guru, mereka perlu berpikir dan meningkatkan pengetahuannya, serta
melakukan refleksi apakah kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik
dan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa “refleksi” termasuk dalam proses
perencanaan PKB. diperlukan penyediaan dukungan yang dapat membantu guru
dalam melaksanakan PKB dan menggunakan hasilnya. Penyediaan dukungan
bertujuan untuk menjamin bahwa pelaksanaan PKB menarik dan hasilnya
berguna untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya di kelas. Hal ini
sangat berguna untuk menciptakan suasana baru bagi guru yang telah mengajar
di tingkat kelas yang sama selama bertahun –tahun, serta dapat menambah
pengetahuan bagi guru terkait dengan perkembangan kurikulum. Hal-hal yang
dapat membantu guru untuk mempertahankan kinerja yang baik dalam
menjalankan tugasnya adalah, misalnya, dengan mencoba metoda baru,
mempelajari keberagaman peserta didik, mempelajari bagaimana memberikan
solusi kepada peserta didik dalam menghadapi permasalahan dalam proses
pembelajaran.

52
PJOK SD KK J

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di


bagian akhir modul ini.Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara
terhadap materi ini

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benarX 100%


10

Keteterangan
90 – 100 = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79 % = cukup
≥ 60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara telah
menyelesaikan pembelajaran ini. Jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.

53
H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus

Kunci Jawaban KP 1
1. D 6. A
2. B 7. C
3. C
8. D
4. D
9. C
5. C
10. D

54
Kegiatan Pembelajaran 2
Teknologi, Informasi, Dan Komunikasi Untuk
Pengembangan Pembelajaran

A. Tujuan

Peserta diklat dapat menganalisis manfaat TIK, dan menganalisis penerapan TIK
dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, serta
menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan berintegritas.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis manfaat TIK dalam pengembangan pembelajaran pendidikan


Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2. Menganalisis penerapan TIK dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan
3. Menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan berintegritas

C. Uraian Materi

Kegiatan pembelajaran yang menarik dan mampu meningkatkan prestasi belajar


peserta didik SD yang salah satu pengaruhnya adalah dari perkembangan-
perkembangan yang terjadi dalam teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Oleh
karena itu TIK dalam kegiatan pembelajaran PJOK di SD sangatlah diperlukan.
Berikut adalah uraian dari materi yang berhubungan dengan TIK dalam
pengembangan pembelajaran PJOK di SD :

55
1. Manfaat TIK dalam Pengembangan Pembelajaran PJOK
Sebelum Anda, memahami tentang manfaat dari TIK, maka pelajari penjelasan di
bawah ini:
a. Pengertian Teknologi Informasi Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di dalam


kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun sudah
sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda
mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan
pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet
saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam
pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet.

Di dalam pembelajaran, apabila ada topik pembicaraan mengenai TIK, ternyata


masih ada sebagian guru yang pemahamannya langsung mengarah atau terpusat
pada komputer atau internet. Pemahaman yang demikian ini mengakibaSDan
bervariasinya sikap para guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Ada
sebagian guru yang secara spontan mengemukakan bahwa belum saatnya dilakukan
pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian pendapat ini disertai
dengan sejumlah argumentasi pembenaran terhadap pendapat atau sikap mereka.
Tetapi ada juga sebagian guru yang mengatakan bahwa pada dasarnya sebagian
guru sudah mulai memanfaaSDan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan
pendapat atau sikap guru ini dapat saja diakibaSDan oleh berbedanya pemahaman
mereka mengenai TIK itu sendiri.

Dalam konteks pembelajaran di kelas, teknologi dapat difahami sebagai alat atau
sarana (Haddad, 2005) yang digunakan untuk melakukan
perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para peserta didik
menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya
bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar peserta didik (Karsenti, 2005).
Teknologi dapat dan benar-benar membantu peserta didik mengembangkan semua
jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat
keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi (MacKinnon, 2005). Kementerian
Negara Riset dan Teknologi juga memberikan rumusan pengertian mengenai TIK

56
sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Lebih jauh
dikemukakan bahwa TIK secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan
dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi. Pemahaman TIK yang demikian ini mencakup
semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas mengenai TIK, maka


penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa
TIK mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran),
dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan
(akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi
pelajaran). TIK tidak hanya sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated),
seperti komputer dan internet, tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti
bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector
(OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan TV.

b. Jenis-jenis Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Silahkan Saudara baca dan pahami materi yang akan disajikan tentang jenis-jenis
perangkat TIK seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini, dapatkah Saudara
mengidentifikasi fungsi dari masing-masing perangkat TIK tersebut?

Gambar 8 Jenis-jenis Perangkat TIK

57
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa TIK mencakup perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware atau perangkat keras adalah
segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang paling mudah
adalah terlihat dan bisa disentuh. Sementara Software atau perangkat lunak adalah
sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut.
Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi, ataupun konten.

c. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran

Coba Saudara perhatikan yang dimaksud dengan Interaktif, multimedia, dan


jaringan. Interaktif, multimedia, dan jaringan merupakan beberapa bagian dari
perkembangan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang
terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia
interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan
alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini
berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif
adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah:
multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran adalah upaya menciptakan
kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated)
pencapaiannya. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana peserta
didik belajar. Dalam pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan
yang sangat umum. Herbert Spencer (1980) menganalisis tujuan pendidikan dalam
lima bagian yang berkenaan dengan
1) Kegiatan demi kelangsungan hidup
2) Mencari nafkah
3) Pendidikan anak
4) Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan Negara
5) Penggunaan waktu senggang.

58
Dalam rangka Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International
Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan
pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan
empat pilar proses pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai
pengetahuan), Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to
be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk
hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era
globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu
menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut pendapat Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada
lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1) dari pelatihan ke penampilan,
2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja,
3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan
5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-
media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya.
Interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan
tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru
dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik.
Demikian pula peserta didik dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas
dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan
komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri
yang dapat membuat peserta didik belajar secara aktif.
Oleh karena itu hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut
“cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan
dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-
learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya
internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan
teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang
belandaskan tiga kriteria yaitu:

59
1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui,
menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar,
3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigma pembelajaran tradisional.

Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih
luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti
telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer (Soekartawi, Haryono
dan Librero, 2002).

d. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pendidikan


Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum banyak, bahkan


mungkin tidak pernah digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani (penjas)
di sekolah-sekolah. Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada
tingkat kesiapan peserta belajar peserta didik, SDM dalam hal ini guru, infrastruktur
sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya
dukung sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran PJOK berbasis TIK.

Dalam penyampaian pelajaran penjas, TIK dapat membantu mempermudah peserta


didik untuk memahami serta menyenangi materi yang diajarkan. Beberapa hal yang
dapat dimanfaatkan melalui teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran PJOK adalah:
1) CD pembelajaran
Salah satu alat dalam TIK untuk pembelajaran adalah CD pembelajaran dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Pembelajaran penjas yang
menitikberatkan pada penguasaan gerak, yang dalam prakteknya memiliki
tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak
bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu
rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut peserta
didik harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan.
Dengan penggunaan CD pembelajaran, proses gerakan yang tidak dapat diamati

60
secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh peserta didik melalui
gerakan “slow motion” melalui pemutaran CD pembelajaran tersebut.
2) Film yang berhubungan dengan olahraga
Pada saat ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran
film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin
dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama,
disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui
pemutaran film tersebut diharapkan peserta didik dapat mengambil pesan-
pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga
3) Video recorder
Video recorder dapat dipergunakan untuk merekam gerakan peserta didik.
Hasil rekaman diharapkan menjadi feedback serta bahan evaluasi peserta didik
sejauh mana menguasai materi yang diajarkan
4) Internet
Dewasa ini penggunaan internet sangatlah mebantu karena internet akan
mempermudah mengakses sumber-sumber informasi dan pengetahuan
disegala bidang termasuk penjas. Dengan adanya internet, peserta didik tidak
lagi menganggap guru sebagai satu-satunya sumber atau pusat informasi.
Internet juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran
apabila berhalangan hadir dalam proses pembelajaran. Sebab banyak guru
penjas juga berprofesi sebagai atlet, pelatih maupun pembina olahraga.
Media komunikasi antara guru dan peserta didik dapat menggunakan internet.
Peserta didik dapat bertanya dan berbagi informasi mengenai materi penjas
misalnya melalu blog, facebook, twitter, ym dan lain sebagainya sehingga
pertukaran informasi tidak hanya terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah
saja, tetapi waktunya fleksibel bisa kapan dan dimana saja.

Walaupun TIK memiliki banyak peranan dalam menunjang proses pembelajaran


secara lebih efektif dan produktif, namun disisi lain masih banyak kelemahan dan
kekurangannya, antara lain:

1) Dilihat dari sisi motivasi kadang-kadang anak-anak lebih termotivasi dengan


internetnya sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Anak-anak

61
lebih senang bermain games dibandingkan belajar materi yang diberikan oleh
guru.
2) TIK sebagai sumber belajar menjadikan anak melakukan proses pembelajaran
yang bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat
sosial. Selain itu dapat mengabaikan peningkatan kemampuan anak yang
bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan
sebagainya.
3) Dari segi informasi yang diperoleh dari TIK sebagai penyampai pesan dan
sumber informasi juga kurang optimal, karena tidak terjamin adanya ketepatan
informasi dari internet misalnya sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang
memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh.

e. Contoh pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran pendidikan


jasmani yaitu:

1) Slide presentation dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pendidikan


jasmani untuk menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan
tujuan, penguasaan konsep, pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide
presentantion dapat dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang
berhubungan dengan materi pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan
pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimengerti oleh peserta didik.
2) Video tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Beberapa
gerakan dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan
tersebut menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai
gerakan tersebut peserta didik harus mengetahui tahapan-tahapan atau
prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan video tutorial yang dirancang
sedemikian rupa, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan
demonstrasi akan dapat diamati oleh peserta didik melalui gerakan “slow
motion” melalui pemutaran video tersebut.
3) Film bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film yang
bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru
menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui
pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab,
kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan peserta
didik dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap

62
afeksi dalam olahraga. Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus
merancang sedimikian rupa, mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan,
menyiapkan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan selama proses
pembelajaran dll.

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai media
pembelajaran dalam pendidikan jasmani, yaitu:
1) Kontrol ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang
dan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang
dengan teliti agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2) Proses pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama,
namun media yang telah dibuat dapat digunakan berkali-kali.
3) SDM yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani
terutama di daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media
pembelajaran.
4) Tidak ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila
menggunakan media tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur
kemanusiaanya hampir tidak ada.

Terdapat 6 peranan TIK dalam bidang pendidikan, antara lain :


1) TIK sebagai skill dan kompetensi
Penggunaan TIK harus proporsional maksudnya TIK bisa masuk ke semua
lapisan masyarakat tapi sesuainya dengan porsinya masing-masing.
2) TIK sebagai infratruktur pembelajaran
Tersedianya bahan ajar dalam format digital
The network is the school
Belajar dimana saja dan kapan saja
3) TIK sebagai sumber bahan belajar
a) Ilmu berkembang dengan cepat
b) Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia
c) Buku dan bahan ajar diperbaharui secara kontinyu
d) Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran
e) Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang

63
lama
4) TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
a) Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata
b) Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk
mempercepat penyerapan bahan ajar
c) Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas
dan mandiri
d) Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahapeserta didik dan guru
e) Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses
pemberian fasilitas
5) TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
a) Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tiap
harinya
b) Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan
pengelolaan back office yang kuat
c) Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan secara
bertahap
d) Orang merupakan sumber daya yang bernilai
6) TIK sebagai sistem pendukung keputusan
a) Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam
pembelajaran
b) Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
c) Profil institusi pendidikan diketahui oleh pemerintah.

2. Menganalisis Penerapan TIK dalam Pembelajaran PJOK


Setelah Saudara memahami tentang manfaat dari TIK, kemudian pelajarilah
penjelasan menganalisis penerapan TIK dalam Pembelajaran PJOK .

Mungkin Saudara sudah merasakan bahwa Teknologi Informasi dewasa ini


mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat. Semua bidang
penerapan TIK untuk mendukung kemudahan dalam penyelesaian pekerjaan. Untuk
dapat menggunakan TIK dalam kehidupan sehari-hari menuntut pengembangan

64
kualitas sumber daya manusia agar dapat mengoperasikan teknologi yang canggih
tersebut. Pemerintah melalui kebijak nasional dalam bidang TIK telah melakukan
terobosan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2009 - 2014 yang meruapakan penerapan TIK dalam pembelajaran sebagai
pendukung terselenggaranya layanan prima pendidikan untuk membentuk peserta
didik yang cerdas komprehensi.

Penerapan TIK untuk pembelajaran jenjang pendidikan dasar terdiri dari:


1) Tantangan guru di era global
2) Desain pembelajaran berbasis TIK
3) Desain komunikasi visual dalam penyusunan media pembelajaran
4) Aplikasi VBA dalam penyusunan media pembelajaran Dalam penerapan TIK
untuk pembelajaran jenjang pendidikan dasar

Semua guru jenjang sekolah dasar (SD) selayaknya dibekali ilmu cara membuat
media pembelajaran interaktif menggunakan power point berbasis macros dan VBA.
Sedangkan Hasil yang diharapkan adalah semua guru PJOK mampu membuat media
pembelajaran interaktif dan diaplikasikan dalam tugasnya, sehingga pelaksanaan
pembelajaraan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

a. Penerapan TIK dalam Pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan


kesehatan (PJOK)
1) Pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disamakan dengan pendidikan, maka
segala aktivitas jasmani membawa nilai-nilai pendidikan, yang tidak terikat
ataupun tertuju kepada gerakan-gerakan dalam peraturan-peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang umum berlaku seperti olahraga.

Oleh karena itu, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan
belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan

65
perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap
peserta didik.

Konsep pendidikan jasmani yang diuraikan Nixon dan Jewet, dapat dikatakan
searah dengan pemahaman di Indonesia yang diuraikan Rusli Lutan (2001: 18),
bahwa pendidikan jasmani sebagai sebuah subjek yang penting bagi pembinaan
fisik yang dipandang sebagai mesin dalam konteks pendidikan jasmani yang
mengandung isi pendidikan melalui aktivitas jasmani. Karenanya konsep
pendidikan jasmani perlu dikuasai oleh para calon guru (mahapeserta didik
penjas) dan guru yang bersangkutan, sehingga dalam penerapannya
memperlihatkan kesetaraan pemahaman.

Maka dari itu diharapkan dapat melakukan pemetaan konsep dalam penerapan
pendidikan jasmani berdasarkan jenjang pendidikan (kesesuaian kurikulum
pendidikan jasmani), termasuk memaksimalkan potensi-potensi lokal, dalam hal
ini permainan tradisional yang dapat dimodifikasi. Sebagai batasan atau rumusan
dari konsep pendidikan jasmani, Arma Abdoellah (2003;42) menguraikan
sebagai salah satu aspek dari proses pendidikan keseluruhan peserta didik
melalui kegiatan jasmani yang dirancang secara cermat, yang dilakukan secara
sadar dan terprogram dalam usaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan
jasmani dan sosial serta perkembangan kecerdasan.

Inti dari substansi pendidikan jasmani ialah pengetahuan tentang gerak insani
dalam konteks pendidikan yang terkait dengan semua aspek pengetahuan yang
berlangsung secara didaktik, rekreatif, untuk dipahami dan dapat dilakukan oleh
peserta didik secara utuh. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga
adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan
emosi. Lingkungan beIajar diatur secara seksama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif,
dan afektif setiap peserta didik.
Akhirnya tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terletak dalam

66
peranannya sebagai wadah unik. Penyempurnaan watak, dan sebagai wahana
untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat
yang mulia. Jadi orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang
akan menjadi warga masyarakat yang baik dan berguna. (Baron Piece de
Coubertin, Penggagas Kebangkitan Olympiads Modern, Perancis).

Dengan demikian, yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pendidikan


jasmani dan olahraga yaitu:
a) pendidikan merupakan upaya penyiapan peserta didik menghadapi dan
berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat dan
pluralistik;
b) pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas kehidupan pribadi
masyarakat dan berlangsung seumur hidup;
c) pendidikan merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan nilai, norma,
dan kemajuan yang telah dicapai masyarakat;
d) pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya;
e) dalam undang – undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk rnemiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Rencana pembelajaran yang disiapkan dengan seksama dipelajari oleh semua.


anggota. kemudian melaksanakan pelajarannya ketika anggota kelompok dan
guru lain melihat. Orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan jasmani
sehingga dapat mendapatkan masukan. Upaya mempengaruhi peserta didik
dalam belajar tentang pentingnya kekuatan teman sebaya. Mereka juga belajar
tentang kegiatan kerjasama untuk merespon perbedaan. Guru dalam kelompok
mendapatkan pandangan positif tentang manfaat pembelajaran kelompok,
sebagai cara membantu anak mengemukakan isu-isu mereka sendiri agar
dipecahkan oleh mereka sendiri.

67
Maka untuk Lebih penting lagi, sebaiknya semua guru mendiskusikan dan
mengevaluasi pelajaran, yang memampukan mereka berbagi topik penting ke
seluruh sekolah. Sekarang ini, kebanyakan guru memahami situasi tiap anak dan
berbagi peran tanpa memandang kelas mana yang ditugaskan kepada mereka. ke
arah penyediaan lingkungan yang lebih baik untuk individu anak. Keefektifan
kolaborasi antar guru selama studi pelajaran secara lugas diakui sebagai elemen
yang kuat dalam mengembangkan budaya sekolah yang inklusif dan terbuka.

2) Penerapan TIK Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Olahraga dan Kesehatan.
Pada zaman yang dituntut serba cepat dan serba praktis ini kita harus dapat
’mengakal –akali’nya . Salah satu caranya dengan pemanfaatan teknologi yang
sudah ada. Kita ambil sebuah contoh. Pengembangan kemampuan Iptek
menjadi salah satu faktor dominan bagi negara manapun untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan kemakmuran rakyat, serta melindungi
kepentingan dan kedaulatan negara. Terlebih lagi dengan laju perkembangan
Iptek yang terus meningkat dengan kecepatan semakin tinggi, maka tiada
pilihan lain bagi setiap negara kecuali berupaya semaksimal mungkin untuk
mengikuti dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Penguasaan IPTEK bagi generasi muda dinilai sangat penting . Hal tersebut
dikarenakan Migrasi atau berpindahnya para ilmuwan dan insinyur terbaik
yang dimiliki Indonesia ke negara lain setelah sebelumnya disekolahkan
dandiinvestasikan oleh negara dalam program-program pengembangan
teknologi.Sehingga sebagai generasi selanjutnya kita diharuskan untuk
menguasai IPTEK untuk menyelesaikan masalah – masalah pengembangan
teknologi di Indonesia.

Meskipun teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan untuk


memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap saja ada efek
samping negatif seperti yang telah dipaparkan di atas. Semua itu kembali
kepada individu yang menjalani, bagaimana ia memanfaatkan dan akan

68
digunakan untuk apa teknologi. Bangsa Indonesia masih harus berjuang keras
dalam pengembangan kemampuan Iptek, karena menghadapi beberapa
permasalahan utama dan mendasar, antara lain:
a) tingkatan secara umum dalam menyerap dan mengembangkan Iptek masih
terbatas pada kemampuan untuk menggunakan dan atau modifikasi. Pada
tingkatan seperti ini masih memerlukan upaya lebih besar untuk mampu
mengembangkan, menemukan dan menerapkan teknologi baru. Penemuan,
pengembangan, dan penerapan teknologi yang benar-benar baru dan sesuai
dengan keunggulan komparatif yang ada, untuk yang selanjutnya mampu
menempatkan kita pada keunggulan kompetitif.
b) Pengembangan kemampuan Iptek membutuhkan sumber daya manusia
yang cukup, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya, sementara itu
sumber daya manusia yang tersedia masih sangat terbatas. Gambaran
mengenai keadaan ini dengan segera dapat dipahami bilamana dilakukan
pembandingan dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia di negara-
negara yang telah maju dalam pengembangan kemampuan Ipteknya.
c) Anggaran dari usaha pemerintah yang tersedia untuk kegiatan penelitian
dan pengembangan yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan
kemampuan Iptek masih terbatas pula, sedangkan peran serta swasta dan
kalangan industri belum berjalan secara optimal.
d) Pada tingkatan operasional, sistem dan kelembagaan dalam pengembangan
kemampuan Iptek diperkirakan belum memenuhi kebutuhan minimal yang
dipersyaratkan agar proses pengembangan kemampuan Iptek berjalan
secara efektif dan efisien. Meskipun seara konseptual sistem dan
kelembagaan yang ada nampaknya telah cukup mampu menggerakkan,
mengarahkan, dan mengendalikan derap langkah pengembangan
kemampuan Iptek; namun keluaran yang dihasilkan dalam proses
pengembangan kemampuan Iptek belum berjalan secara efektif dan efisien.
Tingkatan optimal proses pengembangan kemampuan Iptek yang efektif dan
efisien, hanya mungkin dicapai bila kesetaraan dan kesepadanan dalam sisi
peningkatan kapasitas Iptek sebanding dengan kebutuhan pemanfaatannya
dalam dunia industri dan dunia usaha pada umumnya.

69
b. Peranan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Menghadapi masa depan, bahwa kita hurus sudah memahami dan disadari akan
berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan, sebut saja antara lain; cloning, cosmology, cryonics, cyberneties,
exobiology, genetic, engineering dan nanotechnology. Cabang-cabang IPTEK itu
telah memunculkan berbagai perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi
yang menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya.

Upaya untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat


dipertanggung jawabkan. Rumusan 4 (empat) nilai luhur pembangunan Iptek
Nasional, yaitu :
1) Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara
moral,lingkungan, finansial, bahkan dampak politis.
2) Visionary, pembangunan Iptek memberikan solusi strategis dan jangka panjang,
tetapi taktis dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan tidak hanya memberi
implikasi terbatas.
3) Innovative, asal katanya adalah “innovere” yang artinya temuan baru yang
bermanfaat. Nilai luhur pembangunan Iptek artinya adalah berorientasi pada
segala sesuatu yang baru, dan memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya
untuk memproduksi inovasi baru dalam upaya inovatif untuk meningkatkan
produktifitas.
4) Excellence, keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari fase inisiasi,
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus
baik, yang terbaik atau berusaha menuju yang terbaik.

Berkembangnya kemajuan Iptek memerlukan penguasaan, pemanfaatan, dan


kemajuan Iptek untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan
global.

70
c. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Penjas dan Olahraga
1) Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Kesehatan
Pemanfaatan internet di bidang kesehatan selain mudahnya mengakses
informasi kesehatan secara otomatis juga mempengaruhi pola berfikir
masyarakat di bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Selain
itu, informasi mengenai penyakit hingga terapi sudah sangat marak di situs
internet yang bisa dijadikan referensi pengetahuan kesehatan masyarakat.

Teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai


sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan
bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi
komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara
elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan,
sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan
pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi
yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih
merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran
kesehatan maupun teknologi informasi komputer, rumah sakit rata-rata hanya
menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.

Peranan komputer banyak membantu di dunia kesehatan antara lain :


a) Adminstrasi.
b) Obat-obatan.
c) Penyakit → diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien).

Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK)


komputer, atau yang biasa disebut sebagai e-Health, tengah mendapat banyak
perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi
mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Tulisan ini mencoba
mengulas bagaimana sebenarnya e-Health tersebut dan bagaimana implikasi
teknologi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Pengertian e-Health
sendiri secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan baru yang merupakan
persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan usaha, berkaitan

71
dengan jasa pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau
ditingkatkan melalui saluran internet dan teknologi berkaitan dengannya.
Pengertian lebih luas tentang, e-Health dapat diartikan sebagai alat
pengembangan teknologi pelayanan kesehatan, namun juga mencakup
pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara berpikir untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi.

2) Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di bidang Olahraga


Informasi sudah menjadi unsur dominan dalam kehidupan saat ini, media
massa memegang peranan penting dalam menyebarkan dan menyampaikan
informasi kepada masyarakat, informasi yang disampaikan kepada masyarakat
dikemas melalui berita. Setiap hari masyarakat disuguhkan dengan berbagai
macam berita seperti berita olahraga, baik dari luar negeri maupun dari dalam
negeri.

Internet merupakan media audio visual, artinya media menampilkan gambar


hidup dan mempunyai suara sehingga menarik minat masyarakat. Tetapi
berbagai media internet lebih ke media visual nya saja. Berbeda dengan media
elektronik, media cetak hanya berupa tulisan dan gambar yang dicetak pada
kertas tertentu.

Informasi olahraga sangatlah beragam, khususnya pada bidang Sepak bola yang
saat ini sedang mendunia. Kabar tersebut sangatlah dibutuhkan oleh para
pecinta bola, siapapun para pecinta bola pasti ingin mendapatkan kabar
informasi tentang tim atau kabar lainnya yang disukai. Dengan demikian media
internet ini menjadi jembatan dimana pecinta bola ingin mendapatkan
informasi sepak bola, kali ini di dalam artikel akan dijelaskan dimana
pemanfaatan komputer di bidang olahraga, yang di bantu oleh media internet
sebagai penerimaan informasi olah raga.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa informasi yang didalamnya


sangat membantu para pecinta olahraga untuk mendapatkan informasi yang

72
lebih jelas. Dengan demikian pemanfaatan komputer di bidang olahraga
menjadi populer pada saat ini, dikarenakan banyak sekali kelebihan untuk
mengakses informasi olahraga. Berikut perbandingan antara penerimaan
informasi dengan pemanfaatan komputer dan media cetak :

Pembanding Media Iptek Media Cetak


Akses Mudah Lebih Mudah
Referensi Banyak Terbatas
Efesien Efesien Kurang efesien
Efektif Efektif Kurang efektif
Fleksibel Sangat Fleksibel Terbatas

Populasi presentase pengguna internet di Indonseia adalah sebagian besar


memanfaatkan komputer di bidang olahraga dengan cara mencari informasi
olahraga di media internet. Sebagaimana dilansir oleh ANTARA News, bahwa
Internet menjadi platform berita paling populer ketiga di Amerika Serikat, di
bawah siaran televisi daerah dan nasional di negara itu, demikian survei
Internet & American Life Project dan Project for Excellence in Journalism, Pew
Research Center, Senin. Menurut survei itu, 78 persen dari 2.259 orang dewasa
AS yang dijaring oleh jajak pendapat itu, mengatakan bahwa pada hari biasa
mereka mendapatkan berita dari stasiun TV daerah. Lalu, 73 persen mengaku
mendapatkan berita dari jaringan televisi nasional seperti CBS atau stasiun tv
kabel semisal CNN atau Fox. 61 persen mengaku, di hari biasa, mereka
mendapatkan berita dari laman berita Internet.

73
D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil
penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini! (LK-
05)
e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang Saudara
hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh atau
in-2).
f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2).
2. Lembar Kerja
LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan
dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan
dengan pola in – on – in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara
diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu
nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter.

LK-05
Identifikasi Manfaat TIK dalam Pembelajaran
Petunjuk Kerja:

1. Identifikasi dan tuliskan peran TIK sebagai alat bantu fasilitas pembelajaran!
2. Jelaskan pengertian setiap fungsi tersebut!
3. Berikan contoh dalam pelaksanaan pembelajaran PJOK!

No. Peran TIK Pengertian Peran Contoh dalam Pembelajaran

1. Penyampaian ………………………………………………. ……………………………………………….


pengetahuan
………………………………………………. ……………………………………………….

2. Pemberi ………………………………………………. ……………………………………………….


Ilustrasi
………………………………………………. ……………………………………………….

74
LK-05
Identifikasi Manfaat TIK dalam Pembelajaran
3. Memperluas/ ………………………………………………. ……………………………………………….
Eksplorasi
Pengetahuan ………………………………………………. ……………………………………………….

4. Akuisisi ………………………………………………. ……………………………………………….


Pengetahuan
dan ………………………………………………. ……………………………………………….
Keterampilan

5. Memperkecil ………………………………………………. ……………………………………………….


Rasio Guru
dan Peserta ………………………………………………. ……………………………………………….
Didik

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama karakter yang
terinternalisasi) melalui kegiatan ini!
...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

E. Latihan / Kasus / Tugas

1. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang memperlihatkan cakupan


terlengkap dari pengertian TIK?
A. Perangkat keras dan perangkat lunak.
B. Kandungan isi dan infrastruktur.
C. Komputer dan internet.
D. Perangkat keras dan lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.
2. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang tidak termasuk sebagai
potensi TIK?
a. Mendorong peserta didik belajar lebih mandiri.

75
b. Mengembangkan keterampilan komunikasi.
c. Membatasi kesempatan atau peluang untuk dapat belajar.
d. Meningkatkan kualitas belajar.
3. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang termasuk sebagai
potensi TIK?
A. Membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran.
B. MeningkaSDan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran.
C. Menambah beban mengajar guru.
D. Menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran.
4. Pilihlah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap di antara yang
berikut ini?
a. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas
pendidikan, dan standar kompetensi.
b. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet.
c. TIK sebagai jaringan tenaga ahli.
d. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib).
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan
pembelajaran menurut saya….
a. hanya menambah beban para guru.
b. perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar
pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur.
c. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam
membelajarkan para peserta didik.
d. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya.
6. Sebagai guru, saya berpendapat bahwa….
A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan kemudian
disosialisasikan kepada para guru.
B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan kebebasan
untuk melakspeserta didik annya dan Kepala Sekolah mendukungnya.
C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan

76
menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta mempersiapkan
para guru melalui pelatihan.
D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak
menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah
komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan
dukungan penuh dari Kepala Sekolah.
7. Menurut Saudara, apa saja yang menjadi dampak dari pemanfaatan TIK
dalam kegiatan pembelajaran?
a. Terjadinya pergeseran paradigma dalam berbagai komponen di bidang
pendidikan/ pembelajaran.
b. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi para peserta
didik tetapi hanya sebagai salah satu sumber belajar saja.
c. Peserta didik (peserta didik) bukan lagi sebagai obyek yang harus disuapi
sepenuhnya oleh guru dalam membelajarkan mereka.
d. Pembelajaran tidak lagi berfokus pada guru tetapi telah bergeser menjadi
berfokus pada peserta didik (students-centered instruction).
8. Salah satu ciri kegiatan pembelajaran di masa depan adalah....
a. bersifat mekanis
b. penggunaan metode yang bervariasi.
c. berdasarkan standar
d. menggunakan kendali eksternal
9. Dengan jaringan komputer peserta didik dapat melakukan kegiatan atau
aplikasi....
a. pengolah kata
b. pemrosesan data
c. pencarian informasi
d. desain dan pengembangan

77
F. Rangkuman

Materi pembelajaran ini yang mengkaji pemanfaatan teknologi informasi dan


komunikasi (TIK) dalam pembelajaran peserta didik SD ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas mengenai
TIK, maka penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran dapatlah
dikatakan bahwa TIK mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan
isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran,
dan penyajian informasi (materi pelajaran). TIK tidak hanya sebatas pada hal-
hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer dan internet, tetapi juga
mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead
Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides),
radio, dan TV.

Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang


kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu
persoalan penting yang dihadapi sehari-hari, yaitu kesehatan. Peningkatan
pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat besar
terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang
dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh
konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan
obat-obatan yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita.
Pengalaman pribadi kita, melalui internet kita dapat lebih kritis pada saat
membeli obat dan menilai resep obat yang diberikan oleh dokter.

Penggunaan komputer untuk mencari informasi di bidang olahraga sering


dimanfaatkan oleh para pecinta bola di tanah air. Sehingga tidak heran apabila
para masyarakat luas sangat antusias di bidang olahraga, seperti contoh para
pendukung timnas sepakbola. Ketika kabar persepakbolaan di tanah air sedang
memanas, banyak masyarakat luas mengikuti perkembangannya. Sehinnga
dapat disimpulkan bahwa peranan internet sangat penting di bidang informasi
olahraga.

78
Kenyataan mengindikasikan bahwa apabila dimanfaatkan secara efektif,
“pendayagunaan TIK dapat mendukung keterampilan berpikir tingkat tinggi
dengan cara melibatkan (engaging) peserta didik melakspeserta didik an tugas-
tugas yang autentik dan kompleks dalam konteks belajar kolaboratif” (Means,
Blando, Olson, Middleton, Morocco, Remz & Zorfass, 1993). Selanjutnya, Soledad
MacKinnon mengemukakan bahwa hanya sebagian kecil aplikasi teknologi
(misalnya: drill, latihan, tutorial) yang berkaitan dengan pembelajaran yang
terarah (directed instruction); sebagian besar lainnya (misalnya: pemecahan
masalah, aplikasi multimedia, telekommunikasi) dapat meningkatkan tidak
hanya pembelajaran yang terarah tetapi juga lingkungan yang konstruktif
tergantung pada bagaimana para guru mengintegrasikannya ke dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.

Desain pembelajaran yang dibuat, dapat digunakan untuk waktu yang bervariasi
misalnya untuk satu kali pertemuan tatap muka atau untuk satu semester. Guru
sebaiknya membuat rancangan atau desain pembelajaran untuk setiap kali
pertemuan tatap muka.

Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung


pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan
mempraktekan materi yang disajikan.Modul ini hanyalah merupakan salah satu
bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi
yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya.

79
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian


akhir modul ini.Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi ini

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benarX 100%


10

Keteterangan
90 – 100 = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79 % = cukup
≥ 60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara telah
menyelesaikan pembelajaran ini. Jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.

H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus

Kunci Jawaban KP 2

1. C 6. D
2. A 7. B
3. C 8. A
4. A 9. A
5. B 10. A

80
Evaluasi

1. Pernyataan berikut ini yang tidak termasuk kedalam prinsip kegiata PKB
adalah....
I. pengawasan
J. perencanaan
K. pelaksanaan
L. evaluasi
2. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan agar mampu….
A. melaksankan tugas pokok
B. meningkatkan tingkat sosial
C. meningkatkan kesejahteraan
D. meningkan profesional
3. Karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di
sekolah. Pernyataan tersebut adalah….
A. karya inovati
B. Karya tulis
C. Karya ilmah
D. karya seni
4. Berikut adalah Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor yang berisi
tentang pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakann sesuai dengan
kebutuhan bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalisme,
yaitu....
A. nomor 16 Tahun 2009
B. nomor 17 tahun 2009
C. nomor 18 tahun 2009
D. nomor 19 tahun 2009
5. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil....
A. penilaian kinerja guru
B. menyajikan materi pelajaran
C. sikap guru
D. keaktipan dalam kegiatan social
6. Berikut adalah pernyataan yang tidak termasuk ke dalam Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), yaitu....
A. upaya mencari perubahan

81
B. memperkecil jarak antara pengetahuan,
C. peningkatan keterampilan,
D. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian

7. Pernyataan yang paling tepat tentang diklat fungsional adalah....


A. kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan.
B. kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan
C. kegiatan guru yang dilakukan secara rutin
D. kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran
8. Jenis kegiatan Pengembangan diri yang bisa dilakukan yaitu....
A. diklat fungsional dan Kegiatan Kolektif Guru (KKG)
B. diklat Berjenjang dan MGMP
C. modifikasi media pembelajaran
D. melakukan kursus dan penataran
9. Peningkatan koompetensi guru bisa didapat melalui….
A. media online, buku pembelajaran dan video pembelajaran
B. media online, dan video pembelajaran
C. buku pembelajaran dan video pembelajaran
D. media online dan media elektronik
10. Hasil penilaian kinerja mandiri dilakukan bagi para guru secara pribadi untuk
menentukan langkah berikutnya, sehingga….
A. guru memiliki rencana baru untuk perbaikan KBM
B. guru dapat menyiapkan media pembelajaran yang terbatas
C. guru mendapat menentukan materi ajar
D. guru dapat bekerjasama dengan pihak manapun
11. Hasil penilaian kinerja guru harus ditindaklanjuti dengan....
A. pengembangan keprofesian berkelanjutan yang harus dilakukan sesuai
dengan PKGnya
B. guru membuat semua rencana pembelajaran sesuai dengan aturan yang
sudah ditetapkan
C. workshop yang dilakukan oleh sekolah
D. menentukan diklat fungsional yang sesuai dengan karakteristik guru
tersebut
12. Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi profesional antara lain
bercirikan….
A. menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam
B. memiliki pengalaman pendidikan minimal S1 dalam bidannya

82
C. mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik dan
sesama guru
D. mampu bekerja seperti seorang dokter profesional
13. Menurut UU nomor 14 tahun 2005, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi/
kemampuan, yaitu ….
A. kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional
B. sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
C. kompensi kognitif, afektif, pengalaman, dan psikomor
D. kompetensi kepribadian, profesional, afektif, dan social

14. Salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru
adalah....
A. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
B. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
C. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
D. komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta
didik, dan masyarakat
15. Saat ini guru dinyatakan sebagai profesi, dikatakan dikatakan guru profesional
bila....
A. memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
B. memiliki penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
C. memiliki bakat dan kemampuan yang tinggi
D. memiliki bakat kuat, jiwa nasionalisme dan anggota profesi
16. Berikut ini yang termasuk sebagai potensi TIK adalah....
A. membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran.
B. meningkasdan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran.
C. menambah beban mengajar guru.
D. menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran.
17. Berikut adalah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap yaitu....
A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas
pendidikan, dan standar kompetensi.
B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet.
C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli.
D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib).

83
18. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan
pembelajaran menurut saya….
A. hanya menambah beban para guru.
B. perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar
pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur.
C. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam
membelajarkan para peserta didik.
D. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya.
19. Sebagai guru, saya berpendapat bahwa….
A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan kemudian
disosialisasikan kepada para guru.
B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan kebebasan untuk
melakspeserta didik annya dan Kepala Sekolah mendukungnya.
C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta mempersiapkan
para guru melalui pelatihan.
D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak
menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah
komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan
dukungan penuh dari Kepala Sekolah.
20. Dengan jaringan komputer peserta didik dapat melakukan kegiatan atau
aplikasi....
A. pengolah kata
B. pemrosesan data
C. pencarian informasi
D. desain dan pengembangan

84
Penutup

Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar dan panduan praktik
dari setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang
secara rinci dijabarkan ke dalam uraian materi tentang bekal awal peserta didik,
serta ruang lingkup pembelajaran. Pada modul ini bukan merupakan satu-satunya
rujukan yang dapat digunakan, untuk itu perlu pengetahuan tambahan dari berbagai
sumber lain.

Namun demikian berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci ke
dalam modul ini, diharapkan seorang guru Penjasorkes dapat mengaplikasikannya
dalam pembelajaran Penjasorkes ke dalam proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Selain itu mampu mengelola
pembelajaran yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan melakukan
penilaian.

Semoga ini mampu meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru dan
berefek pada meningkatkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

85
Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi modul ini dan ingin
mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau elektronik lainnya yang
relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi terwujudnya tujuan penjasokes
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.

86
Glosarium

C
Cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan
dengan menggunakan internet.
M
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna
P
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan
yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik.
Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan .
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah.
PPK = Penilaian Prestasi Kerja

87
SKP=Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai
oleh seorang PNS
T
TIK = Teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang
fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran).

88
Daftar Pustaka

Agus Mulyadi, 2012. Tumbuhkembang Peserta didik SD, Bandung: PPPPSDSD dan
PLB.
Departemen Pendidikan Nasional.2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 58 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan Peserta didik SD,
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.2010.Pedoman Pembelajaran di Taman
Kpeserta didik -kpeserta didik . Jakarta: Kemdiknas.
Direktorat PADU, 2002. Kebijakan dan Strategi Direktorat PADU dalam
Pembinaan Pendidikan Peserta didik Dini Usia. Jakarta. Ditjen Dikluepa
Depdiknas;
Dokter Kecil. 2011. Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Peserta didik .Diakses
pada 20 Februari 2012 dari http://dokterkecil. wordpress.com/tag/gizi/
Essa, L. E. 2003. Introduction to Early Childhood Education, Fourth Edition,
Canada: Thomson, Delmar Learning.
Hari Amirullah, Adrian IP. 2016. Modul Guru Pembelajar PJOK SMP Kelompok
Kompetensi J, Bogor: PPPPTK Penjas dan BK
Hurlock, B. Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan 5ed. Jakarta: Erlangga
Jojoh Nurdiana.2012. Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman Kpeserta
didik -kpeserta didik , Bandung : PPPPSDSD dan PLB

Kasina Ahmad dan Hikmah. 2005. Perlindungan dan Pengasuhan Peserta didik
SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas
Peraturan Pemerintah No_46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah Dan Guru Yang Diberi
Tugas Tambahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.,
Badan PSDMPK PMP.

89
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Anbgka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan
Angka Kreditnya
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496.
Santrock J. W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humaniora
Santrock, John W. 1995. Live-Span Development 5th edition.Jakarta : Erlangga
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586)
Wolfolk,A. 2009. Educational Psychology.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Yusuf, S. 2007. Psikologi Perkembangan Peserta didik dan Remaja. Bandung:
Rosda Karya

90
91

Anda mungkin juga menyukai