Anda di halaman 1dari 57

Topik 2: Kurikulum Merdeka

Sosialisasi Dinas Pendidikan

Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022


Materi Diskusi

Struktur Kurikulum Merdeka, Prinsip pembelajaran dan asesmen dan


A termasuk intrakurikuler dan penerapannya, termasuk pembelajaran
C
kokurikuler, termasuk sesuai tahap capaian peserta didik
pengelolaan sumber daya untuk (teaching at the right level) dan
mendukung projek penyusunan rapor peserta didik

Penyusunan kurikulum Penggunaan perangkat ajar, mulai


B operasional satuan pendidikan dari penggunaan contoh-contoh D
yang sesuai dengan karakteristik
yang diberikan Pemerintah, hingga
dan kebutuhan satuan pendidikan
penyusunan perangkat ajar
Mari kita cek pemahaman terlebih dahulu
(Aktivitas self-assessment)

Kurikulum Merdeka & asesmen untuk pembelajaran: Silakan scan kode atau kunjungi link
berikut ini jika Anda bersedia
melakukan self-assessment:
Asesmen adalah bagian penting dari pembelajaran.
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen digunakan untuk
menginformasikan pendidik dan peserta didik tentang kebutuhan
belajar mereka. Dengan demikian, asesmen dalam pembelajaran tidak
digunakan untuk memberikan nilai dan ranking berdasarkan hasil
belajar, tetapi justru memandu proses belajar.

Sosialisasi merupakan proses belajar. Oleh karena itu, Ibu dan Bapak
peserta dapat menggunakan asesmen ini untuk memandu proses yang
Ibu dan Bapak lalui untuk memahami kebijakan pemulihan
pembelajaran.
Asesmen ini tidak wajib dan tidak memberi dampak apapun selain https://bit.ly/selfassessmentKM

untuk pembelajaran kita sendiri :)


Struktur Kurikulum Merdeka:

Apa kekhasan dari


Kurikulum Merdeka?
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek


pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila. dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
Kegiatan khusus yang ditujukan untuk masing projek tidak harus sama.
memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan
Pancasila yang mengacu pada Standar profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu
Kompetensi Lulusan. projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang
lebih panjang daripada projek yang lain.
Muatan Lokal

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai
karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau

3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Struktur Kurikulum SD
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase:
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II;
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; dan
c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara
fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan,
Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan muatan projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai
pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu
(dua), yaitu: pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
d. pembelajaran intrakurikuler; dan pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata
e. projek penguatan profil pelajar Pancasila, dialokasikan pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek
sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar per- tidak harus sama.
tahun.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu


Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit
(minggu) per tahun TAHUN
* Diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan agama/kepercayaan masing-
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 ** Satuan pendidikan menyediakan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni
Tari). Peserta didik memilih 1 (satu)
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Teater, atau Seni Tari).
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Matematika 144 (4) 36 180 *** Maksimal 2 JP per minggu atau 72
PJOK 108 (3) 36 144 JP per tahun.

Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144


o Seni Musik **** Total JP tidak termasuk mata
o Seni Rupa pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
o Seni Teater Lokal, dan/atau mata pelajaran
o Seni Tari
tambahan yang diselenggarakan oleh
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 satuan pendidikan.

Muatan Lokal*** 72 (2) 72


Total****: 828 (23) 252 1080
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas II

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi Projek


Alokasi pertahun TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit per tahun
(minggu) TAHUN

* Diikuti oleh peserta didik sesuai


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
dengan agama/kepercayaan masing-
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144


** Satuan pendidikan menyediakan
minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
dan/atau Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324 Seni Tari).
Matematika 180 (5) *** 36 216
PJOK 108 (3) 36 144 *** Maksimal 2 JP per minggu atau
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144 72 JP per tahun.
o Seni Musik
o Seni Rupa
**** Total JP tidak termasuk mata
o Seni Teater
o Seni Tari pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72
tambahan yang diselenggarakan oleh
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
satuan pendidikan.
Total****: 900 (25) 252 1152
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi Projek


Alokasi per tahun TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit per tahun * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) TAHUN
sesuai dengan
agama/kepercayaan masing-
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 ** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 menyediakan minimal 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni
Tari). Peserta didik memilih 1
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
(satu) jenis seni (Seni Musik,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni
Tari).
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252 *** Maksimal 2 JP per minggu
atau 72 JP per tahun.
Matematika 180 (5) 36 216
IPAS 180 (5) 36 216 **** Total JP tidak termasuk
mata pelajaran Bahasa Inggris,
PJOK 108 (3) 36 144 Muatan Lokal, dan/atau mata
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144 pelajaran tambahan yang
o Seni Musik diselenggarakan oleh satuan
o Seni Rupa pendidikan.
o Seni Teater
o Seni Tari

Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72


Muatan Lokal*** 72 (2) - 72
Total****: 1044 (29) 252 1296
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III - V

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu K13 Program Sekolah Penggerak


Per Minggu
****Jam pelajaran kelas
Alokasi per tahun 3 SD mengalami
Alokasi Projek per tahun Total JP Per Tahun
(minggu)
peningkatan, mengikuti
struktur kelas 4 karena
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 4 IPAS dimulai di kelas 3
108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144
***opsional. Satuan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 Pendidikan dapat
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 mengintegrasikan
muatan lokal dalam
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 mapel lain atau
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 4 diajarkan melalui
108 (3) 36 144
kegiatan projek.
Pendidikan Pancasila 6 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 10 216 (6) 36 252
Matematika 6 180 (5) 36 216
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial - 180 (5) 36 216
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan - 108 (3) 36 144
Pilihan minimal 1: 4
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari 108 (3) 36 144

Bahasa Inggris*** 2 72 (2)*** 72***


Muatan Lokal*** 2 72 (2)*** 72***
Total*** 1.044(29) 252 1.296
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas VI

Asumsi 1 Tahun = 32 minggu K13 Program Sekolah Penggerak


Per Minggu
* Diikuti oleh peserta didik
Alokasi per tahun sesuai dengan
Alokasi Projek per tahun Total JP Per Tahun
(minggu)
agama/kepercayaan masing-
masing.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 Tari). Peserta didik memilih 1
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 4 Tari).
96 (3) 32 128

Pendidikan Pancasila 6 128 (4) 32 160 *** Maksimal 2 JP per minggu


Bahasa Indonesia 7 192(6) 32 224 atau 72 JP per tahun.
Matematika 6 160 (5) 32 192
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 160(5) 32 192 **** Total JP tidak termasuk
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan 4 96 (3) 32 128 mata pelajaran Bahasa Inggris,
Muatan Lokal, dan/atau mata
Pilihan minimal 1: 4
pelajaran tambahan yang
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari 96 (3) 32 128
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
Bahasa Inggris*** 2 64 (2)*** 64***
Muatan Lokal*** 2 64 (2)*** 64***
Total*** 928(29) 224 1.152
Struktur Kurikulum SMP
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu untuk
Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX.

Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

a. pembelajaran intrakurikuler; dan

b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh
lima persen) total JP per-tahun.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik
secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus
mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan
tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara
pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan
masing-masing projek tidak harus sama.
V SMP Kelas VII-VIII
Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1 JP=40 menit (minggu) per tahun TAHUN
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
agama/kepercayaan masing-masing.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 jenis seni atau
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
dan/atau
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
prakarya
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108 (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216
Prakarya)

Matematika 144 (4) 36 180


*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.
IPA 144 (4) 36 180

IPS 108 (3) 36 144 **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144 Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang
PJOK 72 (2) 36 108 diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Informatika 72 (2) 36 108

Seni dan Prakarya**: 72 (2) 36 108


o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
o Prakarya

Muatan Lokal*** 72 (2) - 72

Total****: 1044 (29) 360 1404


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP Kelas IX

Alokasi pertahun (minggu) Alokasi Projek TOTAL JP PER TAHUN


Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1 JP=40 menit per tahun * Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 agama/kepercayaan masing-
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 jenis seni atau
prakarya (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96 dan/atau
Prakarya). Peserta didik
Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192
memilih 1 (satu) jenis seni
Matematika 128 (4) 32 160 atau prakarya
IPA 128 (4) 32 160 (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, Seni Tari, atau
IPS 96 (3) 32 128
Prakarya)
Bahasa Inggris 96 (3) 32 128 .
PJOK 64 (2) 32 96 *** Maksimal 2 JP per
minggu atau 64 JP per tahun.
Informatika 64 (2) 32 96

Seni dan Prakarya**: 64 (2) 32 96 **** Total JP tidak termasuk


o Seni Musik mata pelajaran Muatan Lokal,
o Seni Rupa dan/atau mata pelajaran
o Seni Teater tambahan yang
o Seni Tari
diselenggarakan oleh satuan
o Prakarya
pendidikan.
Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**
Total****: 928 (29) 320 1248
Struktur Kurikulum Diksus (SDLB)

Struktur kurikulum SDLB dibagi menjadi 3 (tiga) Fase yang didasarkan atas usia mental:
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II (≤7 tahun)
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; dan (±8 tahun)
c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. (±8 tahun)
Satuan Pendidikan SDLB dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.
Proporsi beban belajar di SDLB terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a.pembelajaran intrakurikuler; dan
b.projek penguatan profil pelajar Pancasila, dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar per-tahun.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek
harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada
mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek penguatan profil
pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SDLB KELAS I
Alokasi
Alokasi projek penguatan
intrakurikuler
Mata Pelajaran profil pelajar Pancasila Total JP Per Tahun
per tahun Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas I
per tahun
(minggu)
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 30 menit)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Keterangan:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* masing-masing.
108 (3) 36 144
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 memenuhi alokasi projek (27 minggu untuk Pendidikan
Pancasila, Matematika, dan Pendidikan Jasmani,
Pendidikan Agama Hindu dan] Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 *** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu)
jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, dan/atau
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72 seni tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, atau seni tari).
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
**** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun
Matematika 54 (2) ** 18 72
sebagai mata pelajaran pilihan.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 54 (2) ** 18 72
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa
Seni Budaya ***:  Inggris, Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
● Seni Musik tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
● Seni Rupa 252 (7) 108 360
● Seni Teater
● Seni Tari

Program Kebutuhan Khusus 216 (6) - 216 (6)

Bahasa Inggris 72 (2) **** - 72****

Muatan Lokal 72 (2) **** - 72

Total *****: 846 (25) 234 1080


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SDLB KELAS II

Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas II


Alokasi projek (Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 30 menit)
Alokasi intrakurikuler
Mata Pelajaran penguatan profil pelajar Total JP Per Tahun
per tahun (minggu)
Pancasila per tahun
Keterangan:

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama
108 (3) 36 144 masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* ** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu
108 (3) 36 144 untuk memenuhi alokasi projek (27 minggu untuk
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* Pendidikan Pancasila, Matematika, dan Pendidikan
108 (3) 36 144
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
***Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater,
dan/atau seni tari). Peserta didik memilih 1 (satu)
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72 jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144 seni tari).
Matematika 108 (3) 36 144
**** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 54 (2) ** 18 72 tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Seni Budaya ***:  Bahasa Inggris, Muatan Lokal dan/atau mata
● Seni Musik pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh
● Seni Rupa 252 (7) 108 360 satuan pendidikan.
● Seni Teater
● Seni Tari
Program Kebutuhan Khusus 216 (6) - 216 (6)
Bahasa Inggris 72 (2) **** - 72****
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72****
Total*****: 900 (26) 252 1152
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SDLB KELAS III-IV

Alokasi Alokasi projek penguatan


Mata Pelajaran intrakurikuler per profil pelajar Pancasila per Total JP Per Tahun (Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas III-IV
tahun (minggu) tahun (Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 30 menit)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 ** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi
alokasi projek (27 minggu untuk Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), dan
108 (3) 36 144
IPAS).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (seni musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta
didik memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72 teater, atau seni tari).
Bahasa Indonesia 72 (2) 36 108
**** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai
Matematika 72 (2) 36 108
mata pelajaran pilihan.
Ilmu Pengetahuan Alam Sosial 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 54 (2) ** 18 72 ***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris,
Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang
Seni Budaya ***:  diselenggarakan oleh satuan pendidikan.l.
● Seni Musik
● Seni Rupa 360 (10) 144 504
● Seni Teater
● Seni Tari
Program Kebutuhan Khusus 216 (6) - 216
Bahasa Inggris 72 (2) **** - 72****
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72****
Total*****: 990 (29) 306 1296
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SDLB KELAS VI
Alokasi projek penguatan Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas VI
Alokasi intrakurikuler
Mata Pelajaran profil pelajar Pancasila per Total JP Per Tahun (Asumsi 1 Tahun = 32 minggu, 1 JP = 30 menit)
per tahun (minggu)
tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* Keterangan:
96 (3) 32 128
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
masing-masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128 ** Pembelajaran reguler tidak penuh 32 minggu
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128 untuk memenuhi alokasi projek (24 minggu untuk
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128 Pendidikan Pancasila, Pendidikan Jasmani,

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), dan IPAS).
96 (3) 32 128
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1
Pendidikan Pancasila 48 (2) ** 16 64
Bahasa Indonesia 96 (2) 32 128 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni

Matematika 96 (2) 32 128 teater, dan/atau seni tari). Peserta didik memilih
Ilmu Pengetahuan Alam Sosial 48 (2) ** 16 64 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 48 (2) ** 16 64 teater, atau seni tari).
**** Maksimal 2 JP per minggu atau 64 JP per
Seni Budaya***: 
● Seni Musik tahun sebagai mata pelajaran.
● Seni Rupa 320 (10) 128 448 ***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
● Seni Teater Bahasa Inggris, Muatan Lokal dan/atau mata
● Seni Tari
pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh
Program Kebutuhan Khusus 128 (4) - 128
satuan pendidikan.
Bahasa Inggris 64 (2) **** - 64****
Muatan Lokal 64 (2) **** - 64****
Total*****: 880 (29) 272 1152
Struktur Kurikulum Diksus (SMPLB)

Struktur kurikulum SMPLB terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu untuk Kelas VII, Kelas VIII, dan
Kelas IX. (Usia Mental ±9 tahun)
Struktur kurikulum SMPLB terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh lima persen) total JP per-tahun.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun
secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran
projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama

Satuan Pendidikan memberikan kebebasan pada peserta didik untuk memilih minimal 1 jenis ketrampilan di kelas VIII dengan
mempertimbangkan minat, kebutuhan peserta didik dan ketersediaan SDM.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMPLB Kelas VII
Alokasi Alokasi projek penguatan Alokasi waktu mata pelajaran SMPLB Kelas VII
Mata Pelajaran intrakurikuler per profil pelajar Pancasila per Total JP Per Tahun (Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 35 menit)
tahun (minggu) tahun
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72 alokasi projek (27 minggu tiap mata pelajaran, kecuali Kelompok
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72 Keterampilan, Program Kebutuhan Khusus, dan Muatan Lokal)
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72 *** Bahasa Inggris bersifat pilihan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72  **** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* (seni musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta
54 (2) ** 18 72
didik memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater,
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72 atau seni tari).
Bahasa Indonesia 54 (2) ** 18 72 ***** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai
Matematika 54 (2) ** 18 72 mata pelajaran pilihan.
Ilmu Pengetahuan Alam 54 (2) ** 18 72
Ilmu Pengetahuan Sosial 54 (2) ** 18 72 ****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris,
Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang
Bahasa Inggris*** 54 (2) ** 18 72
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 54 (2) ** 18 72
Seni Budaya ****: 
o Seni Musik
Kelompok Keterampilan
o Seni Rupa
54 (2) ** 18 72 Tata Busana Pijat/Akupresur
o Seni Teater
Tata Boga Teknik Penyiaran Radio
o Seni Tari
Tata Kecantikan Seni Musik
Kelompok Keterampilan Tata Graha Fotografi
dapat memilih 2 (dua) atau lebih Teknologi Informasi Komunikasi Desain Grafis
468 (13) 144 612
Perbengkelan Sepeda Motor Seni Tari
Cetak Saring/Sablon Seni Lukis
Program Kebutuhan Khusus 108 (3) - 108 Seni Membatik Elektronika Alat Rumah Tangga
Muatan Lokal 72 (2) Suvenir Budidaya Perikanan
- 72*****
***** Budidaya Tanaman Hortikultura Budidaya Peternakan
Total****** 1062 (34) 306 1368
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMPLB Kelas VIII

Alokasi Alokasi projek penguatan Alokasi waktu mata pelajaran SMPLB Kelas VIII
Mata Pelajaran intrakurikuler per profil pelajar Pancasila per Total JP Per Tahun (Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 35 menit)
tahun (minggu) tahun
Keterangan:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72 * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72 ** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi alokasi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72 projek (27 minggu tiap mata pelajaran, kecuali Kelompok Keterampilan,
Program Kebutuhan Khusus, dan Muatan Lokal)
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72
*** Bahasa Inggris bersifat pilihan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* ****Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni musik,
54 (2) ** 18 72 seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis
seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau seni tari).
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
*****Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai mata
Bahasa Indonesia 54 (2) ** 18 72 pelajaran pilihan.
Matematika 54 (2) ** 18 72
****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Ilmu Pengetahuan Alam 54 (2) ** 18 72 Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial 54 (2) ** 18 72
Bahasa Inggris*** 54 (2) ** 18 72 Kelompok Keterampilan:
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 54 (2) ** 18 72 Tata Busana Pijat/Akupresur
Seni Budaya ****:  Tata Boga Teknik Penyiaran Radio
Tata Kecantikan Seni Musik
o Seni Musik
Tata Graha Fotografi
o Seni Rupa 54 (2) **** 18 72
Teknologi Informasi Komunikasi Desain Grafis
o Seni Teater Perbengkelan Sepeda Motor Seni Tari
o Seni Tari Cetak Saring/Sablon Seni Lukis
Kelompok Keterampilan dapat memilih salah satu Seni Membatik Elektronika Alat Rumah Tangga
468 (13) 144 612 Suvenir Budidaya Perikanan
Program Kebutuhan Khusus 108 (3) - 108 Budidaya Tanaman Hortikultura Budidaya Peternakan

Muatan Lokal 72 (2) ***** - 72*****


Total****** 1062 (34) 306 1368
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMPLB Kelas IX

Alokasi waktu mata pelajaran SMPLB Kelas IX


Alokasi Alokasi projek penguatan
(Asumsi 1 Tahun = 32 minggu, 1 JP = 35 menit)
Mata Pelajaran intrakurikuler per profil pelajar Pancasila Total JP Per Tahun
Keterangan:
tahun (minggu) per tahun
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 48 (2) ** 16 64 ** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 48 (2) ** 16 64 alokasi projek (27 minggu tiap mata pelajaran, kecuali Kelompok
Keterampilan, Program Kebutuhan Khusus, dan Muatan Lokal)
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 48 (2) ** 16 64
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 48 (2) ** 16 64 *** Bahasa Inggris bersifat pilihan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 48 (2) ** 16 64 **** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 48 (2) ** 16 64 musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik memilih
1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau seni tari).
Pendidikan Pancasila 48 (2) ** 16 64
Bahasa Indonesia 48 (2) ** 16 64 ***** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai mata
Matematika 48 (2) ** 16 64 pelajaran pilihan.

Ilmu Pengetahuan Alam 48 (2) ** 16 64 ****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris,
Ilmu Pengetahuan Sosial 48 (2) ** 16 64 Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan
Bahasa Inggris*** 48 (2) ** 16 64
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 48 (2) ** 16 64
Seni Budaya ****:  Kelompok Keterampilan:
o Seni Musik
Tata Busana Pijat/Akupresur
o Seni Rupa 48 (2) **** 16 64 Tata Boga Teknik Penyiaran Radio
o Seni Teater
Tata Kecantikan Seni Musik
o Seni Tari
Tata Graha Fotografi
Kelompok Keterampilan dapat memilih salah satu
416 (13) 128 544 Teknologi Informasi Komunikasi Desain Grafis
Perbengkelan Sepeda Motor Seni Tari
Program Kebutuhan Khusus 96 (3) - 96 Cetak Saring/Sablon Seni Lukis
Muatan Lokal 64 (2) ***** - 64***** Seni Membatik Elektronika Alat Rumah Tangga
Total****** 944 (34) 272 1216 Suvenir Budidaya Perikanan
Budidaya Tanaman Hortikultura Budidaya Peternakan
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan:

Bagaimana menyusun pedoman


penyelenggaraan pembelajaran
sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan satuan pendidikan?
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian


dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan,
dan daerah. Dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum
operasional, satuan pendidikan sebaiknya melibatkan seluruh
pemangku kepentingan, termasuk siswa, komite sekolah, dan
masyarakat.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum operasional


sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan contoh, atau rujukan
untuk satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum
operasionalnya.
Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan

1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan
tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam
penyusunan kurikulum operasional sekolah

2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan
lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik
berkebutuhan khusus (khusus SLB)

3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa
yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami

4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual

5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan
pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia
kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.
Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri
atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan,
pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran.

Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat
menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah,
dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau
bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika
penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Secara Umum

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

SNP

Struktur Kurikulum
Capaian Pembelajaran
TETAP Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Ditetapkan oleh pemerintah pusat
Kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat

. .

1 3
Menganalisis konteks Menentukan
KARAKTERISTIK PENGORGANISASIAN
SATUAN
PENDIDIKAN
2 PEMBELAJARAN
4
Merumuskan Menyusun
VISI RENCANA
FLEKSIBEL/ MISI PEMBELAJARAN
TUJUAN
DINAMIS
Satuan pendidikan
mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan kerangka
dan struktur kurikulum, sesuai
karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan
DINAS
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan UPT
MKKS
Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan analisis
Berikut adalah pilihan cara untuk
karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota komunitas, dan
mengumpulkan informasi
menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan. ● Kuesioner, dengan pertanyaan
disesuaikan dengan tujuan dan sasaran
Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar:
yang dibutuhkan.
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
● Wawancara, untuk mendapatkan data
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan
secara langsung.
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan
● Diskusi kelompok terpumpun (FGD)
dokumentasi data
dengan mengundang perwakilan dari
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau
seluruh warga satuan pendidikan dan
solusi
tokoh masyarakat.
● Observasi
Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar satuan ● Rapor pendidikan, terkait mutu dan
pendidikan:
hasil belajar, kompetensi dan kinerja
● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
guru dan tenaga kependidikan, mutu
● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?
dan relevansi pembelajaran
● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh warga
masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk
● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai profil Pelajar
menganalisis informasi:
Pancasila? ● Analisis SWOT
● [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?
● Root Cause
● Fish Bone
[CONTOH] Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Analisis lingkungan belajar Visi - Misi - Tujuan Analisis kebutuhan satuan pendidikan
DINAS
Sumber daya alam, sosial, dan budaya ● Seperti apakah gambaran ideal tentang masa UPT
● Bagaimana mendokumentasikan semua depan dan ingin diwujudkan oleh satuan MKKS
informasi sistem, sumber daya dan fasilitas pendidikan? Peserta didik
dan mitra yang ada? ● Bagaimana satuan pendidikan bisa mencapai ● Siapa sajakah peserta didik yang ada di sekolah? Bagaimana sekolah
● Apakah ada sumber daya dari gambaran ideal tersebut? bisa mengklasifikasi peserta didik tersebut? Berdasarkan apakah
lingkungan sekitar yang dapat klasifikasi tersebut?
Review Visi Misi ● Dari klasifikasi tersebut, apa saja kebutuhan masing-masing
dimanfaatkan oleh satuan pendidikan
● Bagian mana yang perlu ditajamkan dalam kelompok? Apakah ada kelompok tertentu yang memerlukan perhatian
dalam proses belajar? visi dan misi? dan pendampingan yang lebih banyak?
● Apakah perlu membuat visi dan misi baru yang
Sumber pendanaan lebih sesuai dengan kondisi lingkungan dan
● Bagaimana proses pendanaan satuan Guru dan tenaga kependidikan
karakteristik peserta didik?? ● Profil atau kompetensi guru yang diperlukan untuk pembelajaran yang
pendidikan? ● Apa saja prioritasnya?
● Bagaimana penggunaan dana ini? optimal menuju visi-misi sekolah
● Apa saja kelompok-kelompok guru dan tenaga kependidikan yang ada
Sistem dan kebijakan di daerah di satuan pendidikan? Apa saja kebutuhan setiap kelompok tersebut?
● Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah? Review Tujuan ● Apakah ada kelompok guru dan tenaga kependidikan yang
● Apa saja kebijakan satuan pendidikan ● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan membutuhkan bantuan/dampingan lebih banyak?
terkait indikator? pendidikan (atau program keahlian untuk ● Apakah guru siap memfasilitasi peserta didik dengan berbagai latar
● Apa saja perubahan sistem yang terjadi? SMK) dalam mendukung kompetensi peserta belakang dan kebutuhan?
● Apakah ada integrasi aktivitas untuk didik?
mendukung pencapaian indikator? ● Apa yang mendasari tujuan ini? Sarana dan prasarana
● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki oleh ● Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pembelajaran
Kemitraan peserta didik? yang optimal?
● Siapa saja pihak-pihak yang dapat ● Mengapa kompetensi ini dianggap penting? ● Apakah satuan pendidikan menjadi lingkungan yang aman dan sehat
dilibatkan untuk mendukung program ● Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai (fisik dan mental) bagi warganya?
satuan pendidikan? (organisasi, komunitas, peserta didik? ● Apakah satuan pendidikan memiliki perangkat yang memadai untuk
tokoh, dll.) ● Apa karakteristik individu yang ingin menyelenggarakan pembelajaran yang optimal dan mengelola data?
dibangun?
● [SMK] Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja
yang berpotensi untuk diisi oleh lulusan
program keahlian ini?

Strategi
Bagaimana pengelolaan
pembelajaran bisa dilakukan di
satuan pendidikan?
Pembelajaran tematik
Bahasa Indonesia
● Pembelajaran tematik diibaratkan gado-gado,
dimana bermacam bahan dicampur namun siswa membuat pertanyaan untuk diajukan
masih dapat dipilah kepada narasumber mengenai jenis-jenis
sumber daya alam lokal Siswa mencatat Seni Musik
informasi yang didapat secara terstruktur
● Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran (belajar membuat tabel atau diagram) dan
siswa belajar memainkan alat
musik dari daerah lokal yang
tetapi kegiatan pembelajaran dijalankan dengan berdiskusi untuk membuat cara
menggunakan bahan yang
mengkomunikasikan informasi tersebut.
merujuk pada tema yang sudah ditentukan Sumber daya alam diambil dari alam sekitarnya.
Siswa juga berdiskusi mengenai
lokal untuk peran bermusik dalam
● Pembelajaran tematik disusun dengan cara menjaga kesehatan emosi (memberikan
menyusun TP yang sesuai dengan tema kesehatan dalam ketenangan/menghibur)

● Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil IPAS keseharian


kepala sekolah bidang kurikulum melihat CP
siswa bertanya kepada narasumber mengenai
dan mengidentifikasi tema- tema yang bisa jenis-jenis sumber daya alam lokal (sebisa
menjadi fokus pembelajaran mungkin yang masih mudah dijumpai oleh
Bahasa Inggris
siswa) yang dimanfaatkan untuk kesehatan. Dari
informasi yang didapat, siswa dapat
mendiskusikan cara kerja sistem tubuh secara menulis teks deskripsi mengenai satu
sederhana (sistem pernapasan atau pencernaan sumber daya alam dari daerahnya yg bisa
dan mendiskusikan cara-cara untuk menjaga dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat.
kesehatan sistem tersebut

Contoh desain pembelajaran tematik fase C


Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran

IPS IPAS Bahasa Inggris Seni Musik

Pada akhir fase ini, peserta didik Peserta didik Pada akhir fase D, peserta didik Peserta didik menunjukkan
mampu memahami dan memiliki dapat…….mengidentifikasi sistem menggunakan bahasa Inggris untuk kepekaannya terhadap unsur-unsur
kesadaran akan keberadaan diri serta organisasi kehidupan serta melakukan berinteraksi dan saling bertukar ide, bunyi-musik dan konteks sederhana
mampu berinteraksi dengan analisis untuk menemukan pengalaman, minat, pendapat dan dari sajian musik seperti: lirik lagu,
lingkungan terdekatnya. Ia mampu keterkaitan sistem organ dengan pandangan dengan guru, teman kegunaan musik yang dimainkan,
menganalisis hubungan antara fungsinya serta kelainan atau sebaya dan orang lain dalam berbagai budaya, era, dan style.
kondisi geografis daerah dengan gangguan yang muncul pada sistem macam konteks familiar yang formal
karakteristik masyarakat dan organ tertentu (sistem pencernaan, dan informal. Dengan pengulangan
memahami potensi sumber daya alam sistem peredaran darah, sistem dan penggantian kosa kata, peserta Tujuan Pembelajaran:
pernafasan dan sistem reproduksi didik memahami ide utama dan detail
Tujuan Pembelajaran yang relevan dari diskusi atau Peserta didik menunjukkan kepekaan
Tujuan Pembelajaran presentasi mengenai berbagai macam terhadap unsur bunyi musik dan
Peserta didik mengidentifikasi
kondisi geografis daerah dengan Peserta didik menganalisis hubungan topik yang telah familiar dan dalam sajian musik lokal yang terkait
karakteristik masyarakat dan potensi sumberdaya alam lokal yang dapat konteks kehidupan di sekolah dan di dengan kekayaan alam dan kesehatan
sumberdaya alam yang mendukung menunjang kesehatan masyarakat, rumah masyarakat
kesehatan masyarakat dan mengkampanyekan gaya hidup
sehat
Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama namun setiap materi di mata pelajaran
konteksnya dikaitkan dengan tema
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

07.00 - 07.35 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS PJOK

07.35 - 08.05 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS Bahasa Inggris

08.05 - 08.40 Seni dan Budaya Muatan lokal Matematika Projek penguatan profil Bahasa Inggris
pelajar Pancasila

08.40 - 09.00 istirahat

09.00 - 09.35 Projek penguatan profil PJOK IPAS Projek penguatan profil Seni dan Budaya
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

09.35 - 10.10 Projek penguatan profil PJOK IPAS Projek penguatan profil Seni dan Budaya
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

10.10 - 10.45 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila IPAS Bahasa Indonesia Agama dan Budi Pekerti

10.45 - 11.05 istirahat

11.05 - 11.40 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila Projek penguatan profil Bahasa Indonesia
pelajar Pancasila

11.40 - 12.15 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia Projek penguatan profil Muatan lokal
pelajar Pancasila

12.15 - 12.50 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia


Pembelajaran integratif
● Pembelajaran integratif diibaratkan jus, di mana bermacam bahan dilebur
dan sudah tidak dapat dipilah
● Pembelajaran integratif berfokus membangun pemahaman terhadap satu
ide besar (konsep)
● Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum melihat TP dan merancang sebuah ide besar (konsep) yang
menjadi tujuan akhir proses pembelajaran
● Jadwal disusun dengan meleburkan beberapa mata pelajaran, sehingga
sudah menjadi satu unit pembelajaran integratif
Contoh desain unit integratif fase B
IPAS
Ide utama /konsep:
Elemen keterampilan proses:
Rancangan dan cara penyampaian sebuah
● Merencanakan dan melakukan penyelidikan. Dengan panduan, peserta didik
pesan menentukan efektivitas
membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab
penyampaiannya
pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan
Asesmen (performance task) : mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran
untuk mendapatkan data yang akurat.
Menyampaikan pesan untuk
mempromosikan gaya hidup sehat. Siswa ● Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan data dalam
merancang media dan pesan inti yang bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi
perlu disampaikan dalam serangkaian pola. Peserta didik membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan
kegiatan kampanye hidup sehat. memberikan alasan yang bersifat ilmiah.

Mata pelajaran yang terintegrasi:

IPAS, Bahasa Indonesia, PPKN


Bahasa Indonesia Pendidikan Pancasila
Elemen Menyimak: Elemen Membaca & Memirsa: Elemen Berbicara & Peserta didik dapat mengenal
Mempresentasikan: identitas dirinya dan teman-
Peserta didik mampu memahami Peserta didik mampu memahami temannya sesuai budaya, minat,
ide pokok (gagasan) suatu pesan pesan dan informasi tentang Peserta didik mampu berbicara dan perilakunya; cara
lisan, informasi dari media audio, kehidupan sehari-hari, teks narasi, dengan pilihan kata dan sikap berkomunikasi dengan mereka;
teks aural (teks yang dibacakan dan puisi anak dalam bentuk cetak tubuh/gestur yang santun, mengenali karakteristik fisik dan
dan/atau didengar), dan instruksi atau elektronik. Peserta didik menggunakan volume dan intonasi non-fisik orang dan benda yang
lisan yang berkaitan dengan tujuan mampu memahami ide pokok dan yang tepat sesuai konteks; ada di lingkungan sekitarnya; serta
berkomunikasi. Peserta didik ide pendukung pada teks mengajukan dan menanggapi memahami bahwa kebinekaan
mampu memahami dan memaknai informasional dan mampu pertanyaan dalam suatu dapat memberikan kesempatan
teks narasi yang dibacakan atau menjelaskan permasalahan yang percakapan dan diskusi dengan untuk mendapatkan pengalaman
dari media audio. dihadapi oleh tokoh cerita pada lebih aktif. Peserta didik mampu dan pemahaman yang baru.
teks narasi. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam
menambah kosakata baru dari teks suatu percakapan dan diskusi
yang dibaca atau tayangan yang dengan menerapkan tata caranya.
dipirsa sesuai dengan topik. Peserta didik mampu
menceritakan kembali suatu
informasi yang dibaca atau
didengar dari teks narasi dengan
topik yang beragam.
Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

07.00 - 07.35 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Muatan lokal Agama dan Budi Pekerti

07.35 - 08.05 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris

08.05 - 08.40 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris

08.40 - 09.00 istirahat

09.00 - 09.35 Matematika Unit integratif Muatan lokal Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

09.35 - 10.10 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

10.10 - 10.45 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

10.45 - 11.05 istirahat

11.05 - 11.40 Projek penguatan profil PJOK Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

11.40 - 12.15 Projek penguatan profil PJOK Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

12.15 - 12.50 PJOK Unit integratif


Pembelajaran berbasis mata pelajaran
Pembelajaran berbasis mata pelajaran diibaratkan makanan dengan
lauk yang terpisah

Pembelajaran berbasis mata pelajaran bertujuan mencapai Capaian


Pembelajaran di masing-masing mata pelajaran

Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah


bidang kurikulum melihat TP dan merancang asesmen dan kegiatan
untuk setiap mata pelajaran

Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran tetapi kegiatan


pembelajaran dijalankan dengan merujuk pada tema yang sudah
ditentukan
Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran
Bahasa Indonesia IPAS PPKN

CP Elemen Menyimak: CP elemen keterampilan proses: Peserta didik dapat mengenal identitas dirinya dan
teman-temannya sesuai budaya, minat, dan
Peserta didik mampu memahami ide pokok ● Merencanakan dan melakukan penyelidikan. perilakunya; cara berkomunikasi dengan mereka;
(gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media Dengan panduan, peserta didik membuat mengenali karakteristik fisik dan non-fisik orang
audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau rencana dan melakukan langkah-langkah dan benda yang ada di lingkungan sekitarnya;
didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan operasional untuk menjawab pertanyaan serta memahami bahwa kebinekaan dapat
dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan memberikan kesempatan untuk mendapatkan
mampu memahami dan memaknai teks narasi yang sesuai dengan mengutamakan pengalaman dan pemahaman yang baru.
yang dibacakan atau dari media audio keselamatan. Peserta didik menggunakan
alat bantu pengukuran untuk mendapatkan
data yang akurat.
● Memproses, menganalisis data dan
informasi. Mengorganisasikan data dalam
bentuk tabel dan grafik sederhana untuk
menyajikan data dan mengidentifikasi pola.
Peserta didik membandingkan antara hasil
pengamatan dengan prediksi dan
memberikan alasan yang bersifat ilmiah.
Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran
Bahasa Indonesia IPAS PPKN

Tujuan pembelajaran: Peserta didik menyimak dengan Tujuan Pembelajaran: mendesain kuesioner sederhana, Tujuan Pembelajaran: Memahami pengaruh budaya
saksama, memahami instruksi yang lebih kompleks, mengorganisasikan data dengan cara berkomunikasi
memahami dan memaknai ide pokok dalam teks
audiovisual dan teks aural (teks yang dibacakan) yang Asesmen: membuat kuesioner sederhana Asesmen: membuat salindia ttg pengaruh budaya
tertentu dengan cara berkomunikasi
sesuai jenjangnya.
Kegiatan pembelajaran:
Asesmen: Merancang media penyampaian pesan
● Penjelasan ttg bentuk dan fungsi kuesioner
Kegiatan pembelajaran:
Kegiatan pembelajaran
● Membuat pertanyaan untuk kuesioner
● Membaca jigsaw: bagaimana budaya dapat
● Mengamati berbagai media penyampaian pesan,
● Merancang kuesioner secara berkelompok mempengaruhi gaya berkomunikasi
contoh: video, poster, artikel pendek dan
mengidentifikasi ide / pesan yang disampaikan ● Diskusi: apa yang kamu ketahui tentang karakteristik
kelompok masyarakat di sekolah?
● Mendiskusikan media yang paling efektif dalam
menyampaikan pesan ● Brainstorm: bagaimana cara berkomunikasi yang
paling sesuai untuk masyarakat sekolah?
● Mencari data di sekolah untuk mengetahui media
apa yang paling disukai teman-temannya

● Mendesain media penyampaian pesan


Perangkat ajar :

Bagaimana guru
menggunakan dan memilih
perangkat ajar yang tepat?
Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip pembelajaran sebagai berikut:

a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam
sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;

c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;

d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik,
serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan

e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.


Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:

a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang
holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;

b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;

c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai
selanjutnya;

d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan

e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
1. Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan
untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada pendidikan khusus, asesmen diagnostik
dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI).

2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran dan perangkat ajar sesuai
dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik.

3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan
asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.

4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat modul ajar merujuk pada modul ajar yang
disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat menggunakan modul ajar sebagai dokumen perencanaan pembelajaran,
dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen yang
digunakan untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran.

5. Untuk SMK, mitra dunia kerja dapat mendukung pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi yang selaras dengan prinsip-
prinsip asesmen.

6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK
dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam upaya
mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran.

Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil
pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran,
serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber.

Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai
referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran.
Modul Ajar

Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta
asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar
yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan
pendidikan. Pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi
menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.
MA untuk Kelas 3
Contoh Cuplikan Modul Ajar Matematika
12 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
● Aktivitas 1 (Kinerja)
Mandiri
Asesmen Sumatif Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan pembelajaran
- Menggambar denah rumah
● Mengukur panjang dengan dengan menyertakan Aktivitas 2 (Tes)
satuan baku (mm, cm, dan Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan baku
ukuran panjang dengan (mm, cm, dan m)
m) serta mengukur keliling
bidang datar dengan satuan baku dan luas
Aktivitas 3 (Kinerja)
menambahkan semua (dengan menghitung Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat, segitiga,
rusuknya. jumlah bujur sangkar) pada dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang
● Mengukur luas dengan
menghitung jumlah bujur kertas isometrik.
sangkar berukuran 1 cm2 yang Aktivitas 4 (Kinerja)
menutup bidang datar Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar benda
dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup
bidang datar

Aktivitas 5 (Sumatif 2 : Proyek)


Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas
isometrik.
Asesmen Diagnostik:
Tes :
● Operasi hitung (Penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian)
● Konversi satuan (meter ke centimeter, Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang
cm ke milimeter) Contoh penerapan penyesuaian berbeda, sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
pembelajaran dan Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran
Untuk mengidentifikasi kemampuan
pengembangan PPP yang membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta
berhitung dan pemahaman hubungan antar
satuan panjang.
didik dalam diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
Contoh Cuplikan Modul Ajar
MA untuk
Profil Pelajar Pancasila: Kelas 4

Asesmen sumatif: IPAS
Bernalar kritis
● Mandiri Menunjukkan pemahaman mengenai
pengaruh siklus air dalam presentasi 35 JP
dan pameran karya.
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air. Indikator asesmen sumatif:
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan
sehari-hari. Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan topik.

Asesmen Diagnostik: Presentasi berisi pesan yang jelas dipahami


Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air. audiens.

Tautan MA IPAS Kelas 4


Siklus Air
Urutan Kegiatan
Apa yang terjadi apabila tidak ada air? Apa sajakah fungsi air bagi makhluk hidup Bagaimana proses terjadinya daur air? Bagaimana cara memperoleh air bersih? Apa masalah yang terjadi tentang air? Bagaimana menunjukan pemahaman tentang pengaruh
siklus air?
di muka bumi?

Aktivitas 1: Diskusi fungsi air Aktivitas 2: Curah pendapat Aktivitas 3: Eksperimen daur air. Aktivitas 4: Praktek penyaringan Aktivitas 5: Riset kelompok Aktivitas 6: Pameran dan
untuk manusia. tentang fungsi air. air bersih. tentang air bersih. Presentasi pemahaman.
Formatif asesmen Formatif asesmen Formatif asesmen

Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah,
Contoh penerapan penyesuaian membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/ infografis.
pembelajaran dan Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik,
pengembangan PPP dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
Penyediaan Perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung

Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum


operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila
disediakan melalui platform digital bagi guru. Sekolah dapat melakukan pengadaan
buku teks secara mandiri dengan BOS reguler atas dukungan Pemda dan yayasan

Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak mandiri
Pelaporan Kemajuan Belajar
1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) peserta 6. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-kurangnya
didik. pada setiap akhir semester.

2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas peserta didik, 7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik
nama satuan pendidikan, kelompok usia, semester, tinggi badan dan secara berkala melalui e rapor/dapodik
berat badan, deskripsi perkembangan capaian pembelajaran, dan
8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau
refleksi orang tua.
sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK menentukan kriteria kenaikan kelas dengan
atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan mempertimbangkan:
pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan a. laporan kemajuan belajar;
guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler. b. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar
Pancasila;
4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan c. portofolio peserta didik;
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali. d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi
pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK
5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, e. prestasi akademik dan non-akademik;
satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk f. ekstrakurikuler;
menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh g. penghargaan peserta didik; dan
peserta didik. h. tingkat kehadiran.
Format Laporan Hasil
Belajar
Untuk dimasukkan ke Dapodik
Kesimpulan

● Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun
secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.

● Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran
projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.

● Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri atas
karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan
perencanaan pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika
penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.

● Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar Pancasila,
contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik
dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber. Perangkat ajar dapat langsung digunakan
pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB

Kegiatan bermain Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ penjurusan Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
sebagai pendekatan mendasar dan pemahaman perkembangan tidak diberlakukan pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat hanya
belajar yang utama holistik: teknologi digital, untuk yang memiliki hambatan
mata pelajaran Di kelas 10 pelajar menyiapkan Struktur lebih sederhana dengan intelektual
Penguatan literasi dini • Untuk memahami Informatika menjadi diri untuk menentukan pilihan dua kelompok mata pelajaran, yaitu
dan penanaman lingkungan sekitar, mata mata pelajaran mata pelajaran di kelas 11. Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang tidak
karakter dapat melalui pelajaran IPA dan IPS wajib Mata pelajaran yang dipelajari kelompok kejuruan meningkat memiliki hambatan intelektual,
kegiatan bermain- digabungkan sebagai mata serupa dengan di SMP dari 60% ke 70% capaian pembelajarannya sama
belajar berbasis buku pelajaran Ilmu Panduan untuk guru dengan sekolah reguler yang
bacaan anak Pengetahuan Alam dan Informatika disiapkan Di kelas 11 dan 12 pelajar Penerapan pembelajaran berbasis sederajat, dengan menerapkan
Sosial (IPAS) untuk membantu mengikuti mata pelajaran dari projek dengan mengintegrasikan prinsip modifikasi kurikulum
Fase Fondasi untuk guru-guru pemula, Kelompok Mapel Wajib, dan mata pelajaran terkait.
meningkatkan kesiapan • Integrasi computational sehingga guru mata memilih mata pelajaran dari Sama dengan pelajar di sekolah
bersekolah thinking dalam mata pelajaran tidak harus kelompok MIPA, IPS, Bahasa, Praktek Kerja Lapangan (PKL) reguler, pelajar di SLB juga
pelajaran Bahasa berlatar belakang dan Keterampilan Vokasi
Pembelajaran menjadi mata pelajaran wajib menerapkan pembelajaran
Indonesia, Matematika, pendidikan sesuai minat, bakat, dan
berbasis projek untuk minimal 6 bulan (1 semester). berbasis projek untuk
dan IPAS informatika aspirasinya
penguatan profil menguatkan Pelajar Pancasila
Pelajar Pancasila • Bahasa Inggris sebagai Pelajar dapat memilih mata dengan mengusung tema yang
Pembelajaran Pembelajaran berbasis projek
dilakukan melalui mata pelajaran pilihan pelajaran di luar program sama dengan sekolah reguler,
berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar
kegiatan perayaan keahliannya dengan kedalaman materi dan
untuk penguatan Pancasila dilakukan minimal 3
hari besar dan Pembelajaran berbasis aktivitas sesuai dengan
profil Pelajar kali dalam satu tahun ajaran,
perayaan tradisi lokal projek untuk penguatan profil karakteristik dan kebutuhan
Pancasila dilakukan dan pelajar menulis esai ilmiah
Pelajar Pancasila dilakukan pelajar di SLB
minimal 3 kali dalam sebagai syarat kelulusan
minimal 2 kali dalam satu
satu tahun ajaran
tahun ajaran
Refleksi

Silakan masuk ke tautan berikut


untuk mengisi refleksi

https://bit.ly/refleksitopik2
Terima Kasih
Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022

Anda mungkin juga menyukai