Kurikulum Merdeka
Surabaya, 24 Maret 2022
Oleh: Martadi
mrtadi@unesa.ac.id
Tujuan Pembelajaran
1. Komponen KOSP
1. Konsep dan Struktur
2. Prinsip Pengembangan
2. Capaian Pembelajaran KOSP
3. Prinsip Pembelajaran
Teks Praktik 3. Strategi Bimtek dan
& Asessmen pendampingan
KONTEKS PERUBAHAN
Kurikulum Prototype ( Merdeka )
Konteks Perubahan
Kurikulum Merdeka
1. PERUBAHAN TEORI 4. ERA INDUSTRY 4.0
BELAJAR
• Teori belajar semakin • Lanskape pekerjaan berubah,
Humanis – Student Center kompetensi yang dibutuhkan
.Learning karakter dan soft skills.
• Globalisasi-Bazar Global Culture –
menipiskan identitas bangsa
2. MEWADAHI
KEUNIKAN ANAK
5. IDENTITAS BANGSA
• Kurikulum memfasilitasi
ragam bakat-potensi • Kurikulum harus merujuk
anak pada tujuan Pendidikan
Nasional dan menguatkan
• Guru berperan sebagai jatidiri anak Indonesia.
pedagog dan heutagog
6. OTONOMI SEKOLAH
• Kondisi setiap sekolah/daerah
3. ORIENTASI BELAJAR berbeda perlu di beri ruang
• Sekolah/ belajar untuk otonomi.
hidup, bukan sekedar
• MBS menjadi penting untuk
untuk mendapat ijazah.
dikuatkan.
9 Aspek Perubahan dalam
Kurikulum Merdeka
5. Asessmen bersifat
kolaboratif.
Berbagai Sebutan Kurikulum Merdeka
20
Struktur, Pembelajaran dan Asessment
Kurikulum Merdeka
Seluruh jenjang satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik, unit inkuiri,
kolaborasi lintas mata pelajaran, ataupun paduannya sesuai
dengan peraturan menteri
Penentuan pendekatan
▪ Pendekatan tematik tidak terbatas pada SD
untuk pengorganisasian ▪ SD tidak harus menggunakan tematik. Namun tidak ada larangan
untuk satuan pendidikan yang mau tetap menggunakan
pembelajaran merupakan pendekatan ini
▪ Tidak harus satu pendekatan untuk seluruh mata pelajaran,
wewenang satuan dapat dikombinasikan
▪ Keleluasaan kolaborasi antar mata pelajaran untuk melakukan
pendidikan asesmen lintas mata pelajaran
IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri- IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
sendiri Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar
IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP
Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan
pendidikan. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait
peningkatan kompetensi dan penyediaan pendidik. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa
Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau
ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER
pelajaran SD Kelas 1 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total per TAHUN
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1) (pembulatan) tahun)
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Usulan:
Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 IPAS belum diwajibkan di Kelas 1,
Pekerti* meskipun CP IPAS untuk Fase A
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 tersedia
Pekerti*
Kemendikbud hanya mengatur total
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
jam pelajaran pertahun dan rentang
Pekerti*
% alokasi waktu untuk projek per
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 tahun.
Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Budi Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi jam pelajaran per tahun dan 20-25%
Pekerti*
dari jam pelajaran tersebut digunakan
untuk projek kokurikuler
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288 **Permendikbud 27/2016 Tentang
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Satuan Pendidikan
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Total: 1080 30 828 (23) 252 1080
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER Usulan:
pelajaran SD Kelas 2 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total per TAHUN
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 2) (pembulatan) tahun) Seperti K13, JP untuk Bahasa Indonesia
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
dan Matematika bertambah dari kelas 1
Pekerti*
IPAS belum diwajibkan di Kelas 2,
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 meskipun CP IPAS untuk Fase A
Pekerti* tersedia
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* Kemendikbud hanya mengatur total jam
Pendidikan Agama Buddha dan Budi pelajaran pertahun dan rentang %
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* alokasi waktu untuk projek per tahun.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
Budi Pekerti* jam pelajaran per tahun dan 20-25% dari
Pendidikan Kepercayaan Terhadap jam pelajaran tersebut digunakan untuk
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi projek kokurikuler
Pekerti*
**Permendikbud 27/2016 Tentang
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Layanan Pendidikan Kepercayaan
Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 (22%) 324 terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 Satuan Pendidikan
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - - ***Pembelajaran reguler tidak penuh 36
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 minggu untuk memenuhi alokasi projek
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari Matematika: 34 minggu
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Total: 1152 32 890 (25) 262 1152
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER
pelajaran SD Kelas 3 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total per TAHUN Kemendikbud hanya mengatur total
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 3) (pembulatan) tahun) jam pelajaran pertahun dan rentang
Pendidikan Agama Islam dan Budi % alokasi waktu untuk projek per
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti*
tahun.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
Pekerti* jam pelajaran per tahun dan 20-25%
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 dari jam pelajaran tersebut digunakan
Pekerti* untuk projek kokurikuler
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 **Permendikbud 27/2016 Tentang
Pekerti*
Layanan Pendidikan Kepercayaan
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Budi Pekerti* Satuan Pendidikan
Pendidikan Kepercayaan Terhadap 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi ***Pembelajaran reguler tidak penuh
Pekerti* 36 minggu untuk memenuhi alokasi
PPKn 180 6 144 (4) 36 (20%) 180 projek
Bahasa Indonesia 252 10 198 (6)*** 54 (23%) 252 Bahasa Indonesia: 33 minggu
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
Matematika dan IPAS: 34 minggu
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni ****Jam pelajaran kelas 3 SD
Teater, d) Seni Tari mengalami peningkatan, mengikuti
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 struktur kelas 4 karena IPAS dimulai di
Total: 1224**** 34 1006 (28) 290 1296*** kelas 3
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER
pelajaran SD kls 4-6 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total per TAHUN
Tidak seperti K13, JP PPKn dan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 4-6) (pembulatan) tahun)
Bahasa Indonesia tetap, tidak
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 berkurang dari kelas 3
Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Kemendikbud hanya mengatur total
Pekerti* jam pelajaran pertahun dan rentang
Pendidikan Agama Katolik dan Budi % alokasi waktu untuk projek per
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti*
tahun.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
Pekerti* jam pelajaran per tahun dan 20-25%
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
dari jam pelajaran tersebut digunakan
Budi Pekerti* untuk projek kokurikuler
Pendidikan Kepercayaan Terhadap 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144 **Permendikbud 27/2016 Tentang
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Layanan Pendidikan Kepercayaan
Pekerti* terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Satuan Pendidikan
Bahasa Indonesia 252 7 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 ***Pembelajaran reguler tidak penuh
IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 36 minggu untuk memenuhi alokasi
projek
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Bahasa Indonesia: 33 minggu
Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Matematika dan IPAS: 34 minggu
Total: 1296 34 1006 (28) 290 1296
01.
Memahami Pembelajaran
Paradigma Baru
Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan
tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan
budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen dan kunci kebhinekaan global meliputi mengenal dan menghargai
budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan
sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan
untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar
kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-
elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. 4
Profil Pelajar Pancasila
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab
atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri
dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi
diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, refleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan
sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang
orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
5
02.
Prinsip
Pembelajaran
Prinsip Pembelajaran
1. Pembelajaran dirancang dengan ● Melakukan analisis terhadap kondisi, latar belakang, ● Langsung menerapkan modul ajar
mempertimbangkan tahap tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik tanpa melihat kebutuhan peserta
sebelumnya dan melakukan pemetaan didik
perkembangan dan tingkat
● Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum ● Mengabaikan tahap perkembangan maupun
pencapaian peserta didik saat pengetahuan yang dimiliki peserta
ini, sesuai kebutuhan belajar, yang berkelanjutan sebagai dasar merancang
didik sebelumnya
pembelajaran dan asesmen
serta mencerminkan ● Menyamaratakan metode pembelajaran.
● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan ● Melihat segala sesuatu dari
karakteristik dan perkembangan prasarana yang dimiliki peserta didik, pendidik dan
yang beragam sehingga kepentingan pejabat sekolah atau
sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran. pendidik
pembelajaran menjadi bermakna ● Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai
● Pembelajaran terlalu sulit
dan menyenangkan. dengan tahap perkembangan peserta didik sehingga menurunkan motivasi
● Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta didik
peserta didik
● Pembelajaran terlalu mudah sehingga
tidak menantang dan membosankan
2. Pembelajaran dirancang dan ● Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa ● Pendidik hanya selalu memberikan
dilaksanakan untuk digunakan dalam pembelajaran pemaparan dalam bentuk ceramah
● Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan dan instruksi tugas
membangun kapasitas pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman
peserta didik untuk menjadi ● Memberikan pertanyaan selalu dalam
bermakna bentuk soal dan dinilai benar atau salah,
pembelajar sepanjang hayat. ● Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari
tanpa umpan balik
pendidik dan peserta didik ke peserta didik
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik ● Memberikan porsi paling banyak
dengan menggunakan kekuatan bertanya, dengan pada asesmen sumatif atau ujian/
tes akhir
memberikan pertanyaan yang membangun
pemahaman bermakna
No Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Proses pembelajaran ● Menggunakan berbagai metode pembelajaran ● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja
mendukung mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan tanpa melakukan evaluasi terhadap metode
perkembangan kompetensi kompetensi seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis yang digunakan
dan karakter peserta didik projek, berbasis masalah, berbasis tantangan, dan ● Menggunakan hanya satu perspektif misalnya
secara holistik. metode pembelajaran diferensiasi hanya melihat kemampuan kognitif peserta didik,
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, tanpa melihat faktor lain seperti sosial emosi
sosial emosi, dan spiritual atau spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada ● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang harus
peserta didik diajarkan dan dihafal
4. Pembelajaran yang ● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks ● Pembelajaran dengan konteks yang tidak
relevan, yaitu dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk relevan dan tidak menarik untuk peserta didik
belajar ● Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan
pembelajaran yang
● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan hanya menagih tugas
dirancang sesuai konteks, komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan ● Interaksi dengan murid hanya memberikan dan
lingkungan dan budaya balik menagih tugas
peserta didik, serta ● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai ● peserta didik tidak punya akses langsung untuk
melibatkan orang tua dan narasumber primer dan sekunder dalam terlibat ataupun melibatkan masyarakat
masyarakat sebagai mitra. proses pembelajaran setempat
5. Pembelajaran berorientasi ● Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk ● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
pada masa depan yang peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta ● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari
berkelanjutan. didik tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian yang
● Pembelajaran yang membangun pemahaman sama
bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak di ● Hanya mengetes atau menilai keterampilan abad 21
awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit demi tanpa mengajarkan keterampilannya
sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya menjadi
pelajar yang mandiri dan merdeka
● pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap metode
dan strategi pengajarannya
● Mengajarkan keterampilan abad 21 17
03.
Perencanaan dan Pelaksanaan
Asesmen Diagnostik
Pengertian Asesmen Diagnostik
▪ Asesmen diagnostik pada pendidikan khusus sebelumnya dikenal dengan istilah asesmen.
▪ Asesmen diagnostik harus dilakukan karena karakteristik dan jenis kebutuhan khusus yang
beragam, sehingga program pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik.
▪ Proses asesmen ini dilakukan untuk mencari informasi kondisi peserta didik seperti apa yang
sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, dan apa yang dibutuhkan. Asesmen diagnostik meliputi
kemampuan akademik dan non akademik. Asesmen akademik terkait dengan kemampuan
membaca, menulis, berhitung dan/atau materi pelajaran. Asesmen non akademik berkaitan
dengan perkembangan (seperti bahasa, sosial, emosi, dan motorik), bakat, dan minat.
▪ Hasil asesmen diagnostik dijadikan dasar untuk menentukan kedudukan peserta didik pada
fase dalam CP yang sesuai dengan kemampuannya, Alur Tujuan Pembelajaran, modul ajar,
menyusun program pembelajaran individual (PPI), dan program kebutuhan khusus.
Bentuk, Tujuan, dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik
Akademik:
▪ Pengembangan
(membaca, menulis,
berhitung dan/atau ATP dan Modul
materi pelajaran) Ajar
▪ Program
Asesmen Pembelaja Sesuai Kebutuhan
Diagnostik ran (sepanjang
Individual pembelajaran)
▪ Program
Non Akademik: Kebutuhan
Khusus
(perkembangan,
bakat, minat)
Terimakasih