Anda di halaman 1dari 31

Merdeka Belajar dan

Kurikulum Merdeka
Surabaya, 24 Maret 2022

Oleh: Martadi
mrtadi@unesa.ac.id
Tujuan Pembelajaran

Latarbelakang & Rasional:


Peserta 1. Religius, sosio-budaya
memahami 2. Filosofis-Teoretis-Psikologis

Konteks 3. Ipteks & orientasi pembangunan

1. Komponen KOSP
1. Konsep dan Struktur
2. Prinsip Pengembangan
2. Capaian Pembelajaran KOSP
3. Prinsip Pembelajaran
Teks Praktik 3. Strategi Bimtek dan
& Asessmen pendampingan
KONTEKS PERUBAHAN
Kurikulum Prototype ( Merdeka )
Konteks Perubahan
Kurikulum Merdeka
1. PERUBAHAN TEORI 4. ERA INDUSTRY 4.0
BELAJAR
• Teori belajar semakin • Lanskape pekerjaan berubah,
Humanis – Student Center kompetensi yang dibutuhkan
.Learning karakter dan soft skills.
• Globalisasi-Bazar Global Culture –
menipiskan identitas bangsa
2. MEWADAHI
KEUNIKAN ANAK
5. IDENTITAS BANGSA
• Kurikulum memfasilitasi
ragam bakat-potensi • Kurikulum harus merujuk
anak pada tujuan Pendidikan
Nasional dan menguatkan
• Guru berperan sebagai jatidiri anak Indonesia.
pedagog dan heutagog
6. OTONOMI SEKOLAH
• Kondisi setiap sekolah/daerah
3. ORIENTASI BELAJAR berbeda perlu di beri ruang
• Sekolah/ belajar untuk otonomi.
hidup, bukan sekedar
• MBS menjadi penting untuk
untuk mendapat ijazah.
dikuatkan.
9 Aspek Perubahan dalam
Kurikulum Merdeka

1. Profil Pelajar Pancasila sbg 6.Mengajarkan Mapel


inti capaian Kurikulum Informatika sejak SMP
PASSIONATE
They love their
2. Capain Pembelajaran profession
7. IPA-IPS digabung
(CP) sebagai penganti
menjadi IPAS Di SD
KI/ KD
CREATIVE PREPARED
3. Jam Belajar
ditetapkan per Tahun 8. Tidak ada penjurusan

4. Pembelajaran Berbasis 9. Prosentase


INVESTIGATOR
Projek ACTeVE
kelompok kejuruan
They discover with their They’re dynamic
70:30. and
PKL minimal
class practical
6 Bulan.

5. Asessmen bersifat
kolaboratif.
Berbagai Sebutan Kurikulum Merdeka

KURIKULUM KURIKULUM KURIKULUM SEKOLAH KURIKULUM


PARADIGMA BARU PROTOTYPE PENGGERAK SMK PK
• Menggunakan • Kurikulum masih • Kurikulum ini masih • Kurikulum ini
pendekatan terbuka untuk di terbatas diterapkan diterapkan bagi
paradigma baru sempurnakan di sekolah-sekolah SMK Pusat
dalam pembelajaran • Penerapannya penggerak yang di Keunggulan (SMK
yang menekankan masih bersifat tunjuk. PK)
merdeka belajar. terbatas (ujicoba)
Kurikulum ini meneruskan proses peningkatan kualitas
pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum-kurikulum
sebelumnya.
Berbasis kompetensi Pembelajaran yang fleksibel Karakter Pancasila
• Pengetahuan, keterampilan, • CP disusun dalam fase-fase • Sinergi antara kegiatan
dan sikap dirangkaikan (2- 3 tahun per fase), sehingga pembelajaran rutin sehari-
sebagai satu kesatuan proses peserta didik memiliki hari di kelas dengan
yang berkelanjutan sehingga kesempatan untuk belajar kegiatan non- rutin (projek)
membangun kompetensi sesuai dengan tingkat interdisipliner yang
yang utuh, dinyatakan pencapaian (TaRL), kebutuhan, berorientasi pada
sebagai Capaian kecepatan, dan gaya pembentukan dan penguatan
Pembelajaran (CP). belajarnya. karakter berdasarkan kerangka
• Muatan atau konten Profil Pelajar Pancasila.
dikurangi agar peserta didik
memiliki waktu yang
memadai untuk menguasai
kompetensi yang
ditargetkan.
* TaRL: Teaching at the Right Level
Kurikulum ini menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks
satuan pendidikan yang sudah diatur dalam kurikulum-kurikulum
sebelumnya.
Struktur minimum Otonomi Sederhana Gotong royong
• Pemerintah menetapkan • Kurikulum memberikan • Perubahan yang • Pengembangan kurikulum
struktur kurikulum kemerdekaan pada seminimal mungkin. dan perangkat ajarnya
minimum dan satuan satuan pendidikan dan Namun beberapa aspek dilakukan dengan
pendidikan dapat pendidik untuk berubah secara signifikan melibatkan puluhan
mengembangkan merancang proses dan dari kurikulum institusi termasuk
program dan kegiatan materi pembelajaran sebelumnya. Tujuan, arah Kemenag, universitas,
tambahan sesuai dengan yang relevan dan perubahan, dan sekolah, dan lembaga
visi misi dan sumber daya kontekstual. rancangannya jelas dan pendidikan lainnya.
yang tersedia. • Pemerintah mudah dipahami sekolah
menyediakan buku dan pemangku
teks dan perangkat ajar kepentingan.
untuk membantu guru
yang membutuhkan
panduan dalam
merancang pembelajaran
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan
pembelajaran yang efektif dan menyeluruh di semua mata
pelajaran.
Literasi dan numerasi adalah Contoh: kemampuan memahami
kompetensi dasar yang akan informasi berupa teks yang
diperkuat serta memperkuat dipadukan dengan grafik dibangun
kompetensi lain yang dibangun di melalui beberapa mata pelajaran.
semua mata pelajaran.
Oleh karena itu, tidak benar bahwa
literasi dan numerasi hanya terkait
dengan mapel Bahasa Indonesia dan
Matematika.
Karakteristik Kurikulum Prototype di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
1. Kegiatan bermain 1. Penguatan kompetensi 1. Penyesuaian dengan 1. Program peminatan/ 1. Dunia kerja dapat terlibat 1. Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar yang mendasar dan perkembangan penjurusan tidak dalam pengembangan pendidikan khusus dibuat
yang utama pemahaman holistic teknologi digital, mata diberlakukan pembelajaran hanya untuk yang
2. Penguatan literasi dini pelajaran Informatika 2. Di kelas 10 pelajar memiliki hambatan
2. Untuk memahami 2. Struktur lebih sederhana dengan
dan penanaman menjadi mata menyiapkan diri untuk intelektual
lingkungan sekitar, mata dua kelompok mata pelajaran,
karakter melalui pelajaran wajib menentukan pilihan mata
pelajaran IPA dan IPS yaitu Umum dan Kejuruan. 2. Untuk pelajar di SLB yang
kegiatan bermain- digabungkan sebagai 2. Panduan untuk guru pelajaran di kelas 11. Mata Persentase kelompok kejuruan tidak memiliki hambatan
belajar berbasis buku mata pelajaran Ilmu Informatika disiapkan pelajaran yang dipelajari meningkat dari 60% ke 70% intelektual, capaian
bacaan anak Pengetahuan Alam dan untuk membantu guru- serupa dengan di SMP pembelajarannya sama
3. Penerapan pembelajaran
Sosial (IPAS) guru pemula, sehingga dengan sekolah reguler
3. Fase Fondasi untuk 3. Di kelas 11 dan 12 pelajar berbasis projek dengan
guru mata pelajaran tidak yang sederajat, dengan
meningkatkan 3. Integrasi computational mengikuti mata pelajaran mengintegrasikan mata
harus berlatar belakang menerapkan prinsip
kesiapan bersekolah thinking dalam mata dari Kelompok Mapel pelajaran terkait.
pendidikan informatika modifikasi kurikulum
pelajaran Bahasa Wajib, dan memilih mata
4. Pembelajaran berbasis 4. Praktek Kerja Lapangan
Indonesia, Matematika, 3. Pembelajaran berbasis pelajaran dari kelompok 3. Sama dengan pelajar di
projek untuk penguatan (PKL) menjadi mata pelajaran
dan IPAS projek untuk penguatan MIPA, IPS, Bahasa, dan sekolah reguler, pelajar di
profil Pelajar Pancasila wajib minimal 6 bulan (1
profil Pelajar Pancasila Keterampilan Vokasi sesuai SLB juga menerapkan
dilakukan melalui 4. Bahasa Inggris sebagai semester).
dilakukan minimal 3 kali minat, bakat, dan pembelajaran berbasis
kegiatan perayaan hari mata pelajaran pilihan dalam satu tahun ajaran aspirasinya 5. Pelajar dapat memilih projek untuk menguatkan
besar dan perayaan mata pelajaran di luar Pelajar Pancasila dengan
4. Pembelajaran berbasis
tradisi lokal 5. Pembelajaran berbasis program keahliannya mengusung tema yang
projek untuk penguatan
projek untuk penguatan sama dengan sekolah
profil Pelajar Pancasila 6. Alokasi waktu khusus projek
profil Pelajar Pancasila reguler, dengan
dilakukan minimal 3 kali penguatan profil pelajar
dilakukan minimal 2 kali kedalaman materi dan
dalam satu tahun ajaran, Pancasila dan Budaya Kerja
dalam satu tahun ajaran aktivitas sesuai dengan
dan pelajar menulis esai untuk peningkatan soft skill karakteristik dan
ilmiah sebagai syarat (karakter dari dunia kerja) kebutuhan pelajar di SLB
kelulusan

20
Struktur, Pembelajaran dan Asessment
Kurikulum Merdeka
Seluruh jenjang satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik, unit inkuiri,
kolaborasi lintas mata pelajaran, ataupun paduannya sesuai
dengan peraturan menteri
Penentuan pendekatan
▪ Pendekatan tematik tidak terbatas pada SD
untuk pengorganisasian ▪ SD tidak harus menggunakan tematik. Namun tidak ada larangan
untuk satuan pendidikan yang mau tetap menggunakan
pembelajaran merupakan pendekatan ini
▪ Tidak harus satu pendekatan untuk seluruh mata pelajaran,
wewenang satuan dapat dikombinasikan
▪ Keleluasaan kolaborasi antar mata pelajaran untuk melakukan
pendidikan asesmen lintas mata pelajaran

Mengintegrasikan pembelajaran dan/atau asesmen dapat:

▪ Mengurangi beban belajar siswa, karena asesmen yang


berorientasi pada kompetensi biasanya membutuhkan lebih
banyak usaha siswa (dan guru yang menilainya :))
▪ Pembelajaran dan asesmen yang lebih bermakna
Siswa tidak harus mempelajari hal yang
sama setiap minggu sepanjang tahun.

Jam pelajaran (jp) Target jp untuk satu tahun bisa dicapai


kurang dari satu tahun.
diatur oleh pusat per
tahun, bukan per Contoh skenario di SD:
● Mapel seni rupa dipelajari secara intensif
minggu dalam semester ganjil dan asesmen
sumatifnya berupa pameran karya
● Di semester ganjil tersebut ada mata pelajaran lain
yang dikurangi jp-nya, yaitu mapel IPAS
● Di semester genap mapel seni rupa tersebut tidak
diajarkan, dan mapel IPAS akan dipelajari siswa
secara intensif seperti halnya seni di semester
ganjil, dengan asesmen sumatif pameran hasil
penelitian siswa
Jumlah jp tidak berubah dari Kurikulum 2013, namun
Struktur kurikulum
sekitar 20-30% dari jp/tahun dialokasikan untuk
terbagi menjadi dua pembelajaran melalui projek yang ditujukan untuk
kegiatan utama, yaitu mencapai profil Pelajar Pancasila

kegiatan rutin di kelas Kegiatan projek penguatan profil Pelajar


(intrakurikuler) dan Pancasila tersebut tidak berbasis mata
pelajaran. Jam pelajaran untuk setiap mapel
kegiatan projek dialihkan karena: 1) tidak ada penambahan jp untuk
siswa (jp yang ada saat ini sudah cukup panjang),
dan 2) diasumsikan bahwa kompetensi esensial*
dari seluruh mata pelajaran akan dipelajari juga
melalui projek.
*Kompetensi esensial dikenal juga dengan general capabilities, transversal skills,
atau transferable skills yang dipelajari melalui disiplin ilmu namun tidak melekat
pada suatu ilmu pengetahuan sehingga dapat digunakan di berbagai konteks
termasuk kehidupan sehari-hari dan dunia kerja
SEKOLAH DASAR (SD)
Perubahan mata pelajaran.

Kurikulum 2013 Arah perubahan kurikulum

IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri- IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
sendiri Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar
IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP

Pendekatan tematik Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran


(berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan
kewenangan satuan pendidikan
Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun
beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran

Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan
pendidikan. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait
peningkatan kompetensi dan penyediaan pendidik. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa
Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau
ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER
pelajaran SD Kelas 1 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total per TAHUN
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1) (pembulatan) tahun)
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Usulan:
Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 IPAS belum diwajibkan di Kelas 1,
Pekerti* meskipun CP IPAS untuk Fase A
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 tersedia
Pekerti*
Kemendikbud hanya mengatur total
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
jam pelajaran pertahun dan rentang
Pekerti*
% alokasi waktu untuk projek per
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 tahun.
Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Budi Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi jam pelajaran per tahun dan 20-25%
Pekerti*
dari jam pelajaran tersebut digunakan
untuk projek kokurikuler
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288 **Permendikbud 27/2016 Tentang
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Satuan Pendidikan
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Total: 1080 30 828 (23) 252 1080
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER Usulan:
pelajaran SD Kelas 2 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total per TAHUN
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 2) (pembulatan) tahun) Seperti K13, JP untuk Bahasa Indonesia
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
dan Matematika bertambah dari kelas 1
Pekerti*
IPAS belum diwajibkan di Kelas 2,
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 meskipun CP IPAS untuk Fase A
Pekerti* tersedia
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* Kemendikbud hanya mengatur total jam
Pendidikan Agama Buddha dan Budi pelajaran pertahun dan rentang %
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* alokasi waktu untuk projek per tahun.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
Budi Pekerti* jam pelajaran per tahun dan 20-25% dari
Pendidikan Kepercayaan Terhadap jam pelajaran tersebut digunakan untuk
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi projek kokurikuler
Pekerti*
**Permendikbud 27/2016 Tentang
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Layanan Pendidikan Kepercayaan
Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 (22%) 324 terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 Satuan Pendidikan
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - - ***Pembelajaran reguler tidak penuh 36
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 minggu untuk memenuhi alokasi projek
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari Matematika: 34 minggu
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Total: 1152 32 890 (25) 262 1152
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER
pelajaran SD Kelas 3 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total per TAHUN Kemendikbud hanya mengatur total
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 3) (pembulatan) tahun) jam pelajaran pertahun dan rentang
Pendidikan Agama Islam dan Budi % alokasi waktu untuk projek per
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti*
tahun.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
Pekerti* jam pelajaran per tahun dan 20-25%
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 dari jam pelajaran tersebut digunakan
Pekerti* untuk projek kokurikuler
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 **Permendikbud 27/2016 Tentang
Pekerti*
Layanan Pendidikan Kepercayaan
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Budi Pekerti* Satuan Pendidikan
Pendidikan Kepercayaan Terhadap 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi ***Pembelajaran reguler tidak penuh
Pekerti* 36 minggu untuk memenuhi alokasi
PPKn 180 6 144 (4) 36 (20%) 180 projek
Bahasa Indonesia 252 10 198 (6)*** 54 (23%) 252 Bahasa Indonesia: 33 minggu
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
Matematika dan IPAS: 34 minggu
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni ****Jam pelajaran kelas 3 SD
Teater, d) Seni Tari mengalami peningkatan, mengikuti
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 struktur kelas 4 karena IPAS dimulai di
Total: 1224**** 34 1006 (28) 290 1296*** kelas 3
K13 kurikulum Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER
pelajaran SD kls 4-6 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total per TAHUN
Tidak seperti K13, JP PPKn dan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 4-6) (pembulatan) tahun)
Bahasa Indonesia tetap, tidak
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 berkurang dari kelas 3
Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Kemendikbud hanya mengatur total
Pekerti* jam pelajaran pertahun dan rentang
Pendidikan Agama Katolik dan Budi % alokasi waktu untuk projek per
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti*
tahun.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
Pekerti* jam pelajaran per tahun dan 20-25%
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
dari jam pelajaran tersebut digunakan
Budi Pekerti* untuk projek kokurikuler
Pendidikan Kepercayaan Terhadap 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144 **Permendikbud 27/2016 Tentang
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Layanan Pendidikan Kepercayaan
Pekerti* terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Satuan Pendidikan
Bahasa Indonesia 252 7 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 ***Pembelajaran reguler tidak penuh
IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 36 minggu untuk memenuhi alokasi
projek
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Bahasa Indonesia: 33 minggu
Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Matematika dan IPAS: 34 minggu
Total: 1296 34 1006 (28) 290 1296
01.
Memahami Pembelajaran
Paradigma Baru
Memahami Pembelajaran Paradigma Baru

Apakah pembelajaran paradigma baru?


Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. PAUD s.d SMA
Di jenjang PAUD, SD, SMP dan SMA, pembelajaran paradigma baru merupakan
satu siklus yang berawal dari pemetaan standar kompetensi, perencanaan Kurikulum
proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk memperbaiki
pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Tujuan
Pembelajaran
Pada jenjang PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK, asesmen diagnostik juga dilakukan,
namun terdapat perbedaan pemanfaatan hasil asesmen diagnostik pada Pendidikan
Khusus dibanding dengan jenjang lainnya. Pada Pendidikan Khusus, hasil asesmen
diagnostik tidak hanya dipergunakan untuk menentukan penyesuain pembelajaran, Profil Pelajar
Asesmen Pancasila Pembelajaran
namun juga digunakan untuk menentukan kedudukan peserta didik pada fase dalam
CP yang sesuai dengan kemampuannya, alur tujuan pembelajaran, modul ajar,
Proses Proses
menyusun program pembelajaran individual (PPI), dan program kebutuhan khusus. Asesmen Pembelajaran

Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi pendidik


untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan


menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan
dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen.
Profil Pelajar Pancasila
Pada Profil Pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter yang dapat dipelajari
lintas disiplin ilmu tertuang dalam 6 dimensi. Secara umum 6 dimensi Profil
Pelajar Pancasila beserta elemen di dalamnya adalah sebagai berikut: Bagaimana profil pelajar yang ingin dibentuk oleh
pembelajaran paradigma baru?
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta
menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ada lima
elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a)
akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak
kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan
tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan
budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen dan kunci kebhinekaan global meliputi mengenal dan menghargai
budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan
sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan
untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar
kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-
elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. 4
Profil Pelajar Pancasila

4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab
atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri
dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi
diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, refleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan
sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang
orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

5
02.
Prinsip
Pembelajaran
Prinsip Pembelajaran

Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip


pembelajaran pada pembelajaran paradigma baru?

Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran


sebagai berikut:
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi
bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta
4.
melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

1. Pembelajaran dirancang dengan ● Melakukan analisis terhadap kondisi, latar belakang, ● Langsung menerapkan modul ajar
mempertimbangkan tahap tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik tanpa melihat kebutuhan peserta
sebelumnya dan melakukan pemetaan didik
perkembangan dan tingkat
● Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum ● Mengabaikan tahap perkembangan maupun
pencapaian peserta didik saat pengetahuan yang dimiliki peserta
ini, sesuai kebutuhan belajar, yang berkelanjutan sebagai dasar merancang
didik sebelumnya
pembelajaran dan asesmen
serta mencerminkan ● Menyamaratakan metode pembelajaran.
● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan ● Melihat segala sesuatu dari
karakteristik dan perkembangan prasarana yang dimiliki peserta didik, pendidik dan
yang beragam sehingga kepentingan pejabat sekolah atau
sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran. pendidik
pembelajaran menjadi bermakna ● Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai
● Pembelajaran terlalu sulit
dan menyenangkan. dengan tahap perkembangan peserta didik sehingga menurunkan motivasi
● Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta didik
peserta didik
● Pembelajaran terlalu mudah sehingga
tidak menantang dan membosankan

2. Pembelajaran dirancang dan ● Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa ● Pendidik hanya selalu memberikan
dilaksanakan untuk digunakan dalam pembelajaran pemaparan dalam bentuk ceramah
● Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan dan instruksi tugas
membangun kapasitas pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman
peserta didik untuk menjadi ● Memberikan pertanyaan selalu dalam
bermakna bentuk soal dan dinilai benar atau salah,
pembelajar sepanjang hayat. ● Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari
tanpa umpan balik
pendidik dan peserta didik ke peserta didik
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik ● Memberikan porsi paling banyak
dengan menggunakan kekuatan bertanya, dengan pada asesmen sumatif atau ujian/
tes akhir
memberikan pertanyaan yang membangun
pemahaman bermakna
No Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

3. Proses pembelajaran ● Menggunakan berbagai metode pembelajaran ● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja
mendukung mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan tanpa melakukan evaluasi terhadap metode
perkembangan kompetensi kompetensi seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis yang digunakan
dan karakter peserta didik projek, berbasis masalah, berbasis tantangan, dan ● Menggunakan hanya satu perspektif misalnya
secara holistik. metode pembelajaran diferensiasi hanya melihat kemampuan kognitif peserta didik,
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, tanpa melihat faktor lain seperti sosial emosi
sosial emosi, dan spiritual atau spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada ● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang harus
peserta didik diajarkan dan dihafal

4. Pembelajaran yang ● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks ● Pembelajaran dengan konteks yang tidak
relevan, yaitu dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk relevan dan tidak menarik untuk peserta didik
belajar ● Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan
pembelajaran yang
● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan hanya menagih tugas
dirancang sesuai konteks, komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan ● Interaksi dengan murid hanya memberikan dan
lingkungan dan budaya balik menagih tugas
peserta didik, serta ● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai ● peserta didik tidak punya akses langsung untuk
melibatkan orang tua dan narasumber primer dan sekunder dalam terlibat ataupun melibatkan masyarakat
masyarakat sebagai mitra. proses pembelajaran setempat

5. Pembelajaran berorientasi ● Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk ● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
pada masa depan yang peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta ● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari
berkelanjutan. didik tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian yang
● Pembelajaran yang membangun pemahaman sama
bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak di ● Hanya mengetes atau menilai keterampilan abad 21
awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit demi tanpa mengajarkan keterampilannya
sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya menjadi
pelajar yang mandiri dan merdeka
● pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap metode
dan strategi pengajarannya
● Mengajarkan keterampilan abad 21 17
03.
Perencanaan dan Pelaksanaan
Asesmen Diagnostik
Pengertian Asesmen Diagnostik
▪ Asesmen diagnostik pada pendidikan khusus sebelumnya dikenal dengan istilah asesmen.

▪ Asesmen diagnostik harus dilakukan karena karakteristik dan jenis kebutuhan khusus yang
beragam, sehingga program pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik.

▪ Proses asesmen ini dilakukan untuk mencari informasi kondisi peserta didik seperti apa yang
sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, dan apa yang dibutuhkan. Asesmen diagnostik meliputi
kemampuan akademik dan non akademik. Asesmen akademik terkait dengan kemampuan
membaca, menulis, berhitung dan/atau materi pelajaran. Asesmen non akademik berkaitan
dengan perkembangan (seperti bahasa, sosial, emosi, dan motorik), bakat, dan minat.

▪ Hasil asesmen diagnostik dijadikan dasar untuk menentukan kedudukan peserta didik pada
fase dalam CP yang sesuai dengan kemampuannya, Alur Tujuan Pembelajaran, modul ajar,
menyusun program pembelajaran individual (PPI), dan program kebutuhan khusus.
Bentuk, Tujuan, dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

Bentuk Tujuan Pelaksanaan

Akademik:
▪ Pengembangan
(membaca, menulis,
berhitung dan/atau ATP dan Modul
materi pelajaran) Ajar

▪ Program
Asesmen Pembelaja Sesuai Kebutuhan
Diagnostik ran (sepanjang
Individual pembelajaran)

▪ Program
Non Akademik: Kebutuhan
Khusus
(perkembangan,
bakat, minat)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai