Anda di halaman 1dari 222

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F

PEDAGOGIK:
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
PROSES-HASIL BELAJAR

PROFESIONAL:
PERSFEKTIF SEJARAH DAN ILMU FAAL

Penulis:
Nanang Nasirudin, M.Pd.
Suhardi, M.Pd.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Nm Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PJOK SD KK F

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan
kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah
dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan
profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan
dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan
profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh)
kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk
pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017
ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan
dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap
Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi
antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS)
merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat

iii
dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun
perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda
daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini
diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan
sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk


mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


NIP. 195908011985031002

iv
PJOK SD KK F

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru
Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak


lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi
materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama
mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang Sekolah Dasar ini


diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat
meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait
dengan tugas pokok dan fungsinya.

v
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan PPPPTK
IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK,
dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan
modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan
terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP),
dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan
modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017


Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


NIP. 196305211988032001

vi
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F

PEDAGOGIK:
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN PROSES-
HASIL BELAJAR

Penulis:
Nanang Nasirudin, M.Pd.
Suhardi, M.Pd.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PJOK SD KK F

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ...................................................................................................................... iii


Kata Pengantar ....................................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................................. ix
Daftar Gambar ....................................................................................................................... xi
Daftar Tabel........................................................................................................................... xii
Pendahuluan ........................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................................1
B. Tujuan ........................................................................................................................................................2
C. Peta Kompetensi ...................................................................................................................................2
D. Ruang Lingkup .......................................................................................................................................3
E. Cara Penggunaan Modul ...................................................................................................................3
Kegiatan Pembelajaran 1 Pelaksanaan Pembelajaran 2 ........................................ 11
A. Tujuan ..................................................................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................................................ 11
C. Uraian Materi....................................................................................................................................... 11
D. Aktivitas Pembelajaran................................................................................................................... 29
E. Latihan/ Kasus/ Tugas.................................................................................................................... 32
F. Rangkuman........................................................................................................................................... 33
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................................................. 34
Kegiatan Pembelajaran 2 Penilaian 2 .......................................................................... 35
A. Tujuan ..................................................................................................................................................... 35
B. Indikator Pencapaian Kompetensi. ........................................................................................... 35
C. Uraian Materi....................................................................................................................................... 35
D. Aktivitas Pembelajaran................................................................................................................... 51
E. Latihan/ Kasus/ Tugas.................................................................................................................... 54
F. Rangkuman........................................................................................................................................... 56
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................................................. 57
Kunci Jawaban ...................................................................................................................... 58
Evaluasi ................................................................................................................................... 59

ix
Penutup .................................................................................................................................. 61
Glosarium ............................................................................................................................... 63
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 63

x
PJOK SD KK F

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1: Peta kompetensi ......................................................................................................................2


Gambar 2: Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .........................................................................3
Gambar 3: Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .........................................................................4
Gambar 4: Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In.....................................................6

xi
Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1: Daftar Lembar Kerja Modul ................................................................................................. 10


Tabel 2: Contoh Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap ........................................................ 43
Tabel 3: Contoh Instrumen Tes Kompetensi Pengetahuan .................................................... 44
Tabel 4: Contoh Lembar Instrumen Pasing Dada Bola Basket menggunakan Skala
Penilaian (Rating Scales) ......................................................................................................................... 45

xii
PJOK SD KK F

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,


konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan
kompetensinya secara berkelanjutan, sesuai kebutuhan, dan bertahap agar dapat
melaksanakan tugas profesionalnya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi


pembinaan guru diharapkan dapat menjamin guru untuk mampu secara terus
menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru
dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah


untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa
(estetika), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik dengan dukungan pelibatan
publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi Penguatan
Pendidikan Karakter dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis
masyarakat (keluarga dan komunitas).

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan secara mandiri


maupun kelompok dalam bentuk diklat yang dilakukan oleh lembaga pelatihan
sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Pelaksanaan diklat memerlukan
modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan
bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat
berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara
sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

1
Sambutan

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini disusun untuk digunakan guru


Penjas pada satuan pendidikan Sekolah Dasar. Modul ini memberi informasi
konseptual dan panduan praktik bagi guru PJOK mengenai; pemahamahan dasar
keilmuan, serta implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Modul ini mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul.

B. Tujuan

Modul ini disajikan agar saudara memahami dan memiliki kompetensi tentang
prinsip-prinsip pembelajaran penjasorkes, konsep tes, pengukuran, penilaian, dan
evaluasi hasil belajar, penilaian yang sesuai dengan standar penilaian, dan
bagaimana melaksanakan prosedur pemberian umpan balik pembelajaran PJOK di
SD, serta mampu menujukan sikap percaya diri, mandiri, tanggung jawab,
menghargai pendapat orang lain, dan kerjasama dalam proses pembelajaran yang
merupakan pengembangan dari nilai utama penguatan karakter mandiri, gotong
royong, dan integritas sehingga nantinya akan menjadi inspirator dan suri tauladan
bagi peserta didiknya.

C. Peta Kompetensi

KP 1:
Pelaksanaa
n
Pembelajar
an 2

Modul Diklat
PKB Guru
PJOK SD
Kelompok
Kompetensi 6

Kp 2:
Penilaian 2

Gambar 1: Peta kompetensi

2
PJOK SD KK F

D. Ruang Lingkup

Modul ini berisi tentang setting pembelajaran pjok, pola komunikasi pembelajaran,
formasi peserta didik (klasikal, kelompok, berpasangan, atau individual), prinsip,
teknik, dan prosedur pemberian umpan balik, tes, pengukuran, penilaian, dan
evaluasi pembelajaran konsep, prinsip, dan aspek penilaian pembelajaran,
pelaporan penilaian pembelajaran, tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran.

Pada proses pemahaman melalui pembelajaran yang dilakukan maka nilai utama
karakter religius, kemandirian, gotongroyong, dan integritas yang merupakan
internalisasi nilai-nilai diharapkan terbangun sebagai nurturn effect atau dampak
pengiring.

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan
model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2: Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

3
Sambutan

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya.
Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang
di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada gambar di bawah.

Gambar 3: Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta


diklat untuk mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi

• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

4
PJOK SD KK F

• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

• langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, fasilitator


memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana
menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan


fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

5
Sambutan

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In terlihat pada
gambar berikut ini.

Gambar 4: Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

6
PJOK SD KK F

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In


service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, fasilitator


memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi,
brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

7
Sambutan

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

c. On the Job Learning (ON)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, guru sebagai


peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning
1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi
sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun


di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan
sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang


akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta
dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

8
PJOK SD KK F

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi F teridiri


dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

9
Sambutan

Tabel 1: Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK.01. Menentukan setting dalam kegiatan TM, IN1


pembelajaran
2. LK.02. Identifikasi jenis-jenis umpan balik TM, ON
3. LK.03. Pelaporan hasil pembelajaran TM, ON

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

10
PJOK SD KK F

Kegiatan Pembelajaran 1
Pelaksanaan Pembelajaran 2

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 (satu) ini. Saudara diharapkan dapat


mengidentifikasikan setting pembelajaran PJOK di SD, mengidentifikasi pola
komunikasi pembelajaran di SD, mengidentifikasi formasi peserta didik di SD
(klasikal, kelompok, berpasangan, atau individual), dan mengidentifikasi prinsip,
teknik, dan prosedur pemberian umpan balik pembelajaran PJOK di SD, serta
mampu menunjukan sikap percaya diri, kerjasama, mengharagai pendapat orang
lain, dan tanggung jawab.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi seting pembelajaran PJOK di SD secara terperinci.


2. Mengidentifikasi pola komunikasi pembelajaran peserta didik di SD secara
terperinci.
3. Mengidentifikasi formasi peserta didik (klasikal, kelompok, berpasangan, atau
individual) di SD secara terperinci.
4. Mengidentifikasi prinsip, teknik, dan prosedur pemberian umpan balik
pembelajaran PJOK di SD.
5. Menunjukkan sikap percaya diri, kerjasama, mengharagai pendapat orang lain,
dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran.

C. Uraian Materi

1. Seting Pembelajaran PJOK

Kharakteristik insan yang terdidik dalam PJOK, telah diformulasikan oleh Physical
Education Outcome Commitee of The National Association of Physical Education and
Sport (NASPE), meliputi: (1) telah mempelajari berbagai macam keterampilan yang

11
Kegiatan Pembelajaran 1

diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas jasmani, (2) segar atau bugar secara
jasmaniah, (3) berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas jasmani, (4) mengetahui
implikasi dan manfaat dari keterlibatannya dalam aktivitas jasmani, dan (5)
menghargai aktivitas jasmani dan sumbangannya kepada gaya hidup yang sehat.

Aktif terkait dengan rancangan pembelajaran yang lebih mengedepankan pada


proporsi aktivitas yang lebih banyak kepada peserta didik. Pemahaman tentang
sebuah makna dan pengalaman belajar ditempuh oleh peserta didik melalui
aktivitas dengan waktu berpartisipasi secara optimal.

Inovatif sebenarnya bukan berkonotasi sebagai sesuatu yang luar biasa, tetapi
dipahami sebagai: ”sesuatu pekerjaan yang biasa, tetapi dilakukan dengan cara yang
tidak biasa”. Pendidik melakukan sesuatu yang biasa dilakukan, namun dengan cara
yang tidak biasa dilakukan. Inovasi pembelajaran Penjas bukan merupakan sesuatu
yang revolusioner, tetapi pembelajaran yang selalu terbuka secara fleksibel untuk
menerima perubahan-perubahan pada komponen-komponen inti pembelajaran,
seperti: komponen peserta didik, pendidik, serta tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.

Kreatif lebih mengarah pada persoalan ide-ide original pendidik dalam


mengembangkan solusi menghadapi keterbatasan dan kendala di lapangan.Pendidik
yang kreatif adalah pendidik yang mampu mengelola pembelajaran, walau dengan
keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. Kreativitas pendidik juga tampak dari
kemampuannya dalam melakukan modifikasi peralatan, lapangan, atau aturan-
aturan permainan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keterbatasan para
peserta didiknya.

Efektif terkait dengan persoalan kemampuan rancangan proses pembelajaran


dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran apa pun bukan
merupakan sesuatu yang berguna jika tidak efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran penjas yang efektif mengandung aktivitas
yang bermakna untuk mengantarkan seluruh peserta menjadi insan yang terdidik
secara PJOK.

Menyenangkan sebagaimana telah dijelaskan di depan, lebih tergantung pada


merancang cara mengajar pendidik. pendidik adalah manager, leader, dan decision

12
PJOK SD KK F

maker atau pengambil keputusan. pendidik yang bijaksana akan mengambil


keputusan untuk mengembangkan cara mengajar yang menyenangkan bagi para
peserta didiknya. Iklim atau suasana pembelajaran yang menyenangkan akan
meningkatkan partisipasi dan hasil pembelajaran PJOK.

Dalam pembelajaran PJOK harus juga mensertakan berbagai komponen yang


bervariasi yang meliputi : (1) multimedia, (2) multimetode, (3) praktik dan bekerja
dalam tim, (4) memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan
sekitar, (5) kombinasi di dalam dan di luar kelas, dan (6) pengembangan multiaspek
dalam belajar yang meliputi: logika, etika, dan sebagainya

2. Pola Komunikasi Pembelajaran

a. Komunikasi satu arah

Keberlangsungan komunikasi satu arah biasanya di dominasi oleh pendidik. Karena


proses pembelajaran berlangsung, hanya pendidik yang berperan aktif yaitu
menyampaikan materi pembelajaran sehingga dominasi peran peserta didik
menjadi lebih pasif, peserta didik mendengarkan dan pendidik menyampaikan.

Komunikasi satu arah terjadi jika proses pembelajaran berlangsung dengan cara
penuangan atau penyampaian materi pembelajaran dari pendidik kepada peserta
didik. Jadi arah komunikasi adalah dari pendidik kepada peserta didik. suasana
kelas biasanya tenang dan tertib, tidak ada suara, kecuali yang ditimbulakan oleh
pendidik keadaan ini disebut pola pendidik – peserta didik dengan komunikasi
sebagai aksi/satu arah.

b. Komunikasi dua arah

Komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arus


balik dalam komunikasi yaitu datang dari peserta didik kepada pendidk, selain dari
pendidik kepada peserta didik. Komunikasi semacam ini terjadi jika proses
pembelajaran dilakukan, misalnya dengan menggunakan metode atau teknik tanya
jawab atau tidak ceramah saja. Suasana kelas dengan pola komunikasi dua arah jauh
lebih hidup dan lebih dinamis dari suasana komunikasi satu arah. Ditandai dengan
adanya umpan balik bagi pendidik meskipun kurang bahkan tidak ada komunikasi

13
Kegiatan Pembelajaran 1

antar peserta didik. Keadaan seperti ini disebut pola pendidik-peserta didik-
pendidik dengan komunikasi sebagai interakasi.

c. Komunikasi banyak arah

Komunikasi banyak arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya


arah komunikasi ke segenap penjuru dan masing-masing berlangsung secara timbal
balik. Arah komunikasi bisa terjadi dari pendidik ke peserta didik, peserta didik ke
peserta didik dan peserta didik ke pendidik. Suasana kelas memungkinkan
terjadinya interaksi belajar mengajar secara hidup dan dinamis. Untuk
meningkatkan keaktifan belajar, pola komunikasi yang diciptakan oleh pendidik
mempunyai arah banyak. Dengan pola komunikasi banyak arah dapat tercipta
suasana kelas yang dapat merangsang kegiatan belajar mengajar secara aktif.
Ditandai dengan adanya umpan balik/feedback bagi pendidik. Komunikasi bukan
hanya antara pendidik dengan peserta didik, melainkan juga peserta didik dengan
peserta didik. Keadaan seperti ini disebut pola pendidik – peserta didik – peserta
didik dengan komunikasi sebagai interaksi.

3. Metode Komunikasi dalam Pembelajaran

a. Metode mekanistik

Metode komunikasi mekanistis terdiri dari one way communication dan two way
communication. Salah satu contoh model komunikasi mekanistis tipe one way
communication adalah metode ceramah didalam proses pembelajaran. Yaitu guru
menyampaikan materi dan peserta didik menyimaknya dengan baik. Didalam
metode ini komunikan (peserta didik) akan bersikap pasif. Karena mereka hanya
mendengar dan menghafal materi yang telah disampaikan oleh guru tersebut. Pada
keterangan mengenai model mekanistis diatas, hal ini cenderung membuat
pembelajaran menjadi kuarang efektif. Mengapa? Karena guru tidak peduli apakah
pelajaran yang ia sampaikan diminati dan dibutuhkan oleh para peserta didiknya
atau tidak. Untuk mensiasati hal ini, penguasaan materi dan metode penyampaian
yang efektif dan menarik harus dimiliki oleh guru tersebut. Apabila guru ingin
menggunakan metode ceramah, maka guru tersebut harus mengusai keterampilan-
keterampilan sebagai berikut:

14
PJOK SD KK F

1) Dalam menyampaikan materi, guru harus menguasai materi tersebut


sebaik mungkin. Hindari membaca buku terlalu sering. Karena hal tersebut
membuat peserta didik tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki oleh
sang guru.

2) Show the best performance ketika tampil di depan kelas. Karena apabila
guru memberikan representasi yang baik kepada peserta didiknya, maka
para peserta didiknya itu akan menginterpretasi sang guru dengan baik.
Begitupun sebaliknya. Guru yang memberikan representasi yang buruk,
maka para peserta didiknya akan menginterpretasi yang kurang baik pula
dari diri guru tersebut. Jadi, dalam hal ini pencitraan image positif dari
seorang guru menjadi hal yang harus diperhatikan agar tujuan
pembelajaran berhasil.

Penggunaan metode komunikasi mekanistik mampu merangsang siswa lebih aktif,


agresif karena rasa ingin tahu akan lebih besar. Namun dalam penyampaian dalam
pembelajaran juga harus tepat, sehingga metode pembelajaran ini akan terasa
pengaruhnya terhadap siswa.

b. Metode Interaksional

1) Terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua
arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti
pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak
sebagai komunikan.

2) Komunikasi berlangsung dua arah dari pengirim dan kepada penerima dan dari
penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa
komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model
interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya
melalui interaksi sosial, tapatnya melalui pengambilan peran orang lain. Bahwa
metode ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang
sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan
balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.

15
Kegiatan Pembelajaran 1

3) Dalam perspektif interaksionalisme seorang individu merupakan suatu


penggabungan antara individualisma dan masyarakat, artinya individu yang
menggabungkan potensi kemanusiaannya melalui interaksi sosialnya. Jika kita
mengambil contoh lingkungan sosial atau masyarakatnya adalah ruang kelas,
berarti guru dan peserta didik adalah komponen-komponen masyarakat
tersebut yang saling berinteraksi dan memiliki irisan karakteristik. Sebagai
contoh, pada saat mata pelajaran kesenian. Guru dan peserta didik harus sama-
sama memiliki ketertarikan terhadap seni tersebut. Apabila ketertarikan atau
kecenderungan antara guru dan peserta didik itu telah sama maka akan
terdapat irisan kesamaan karakteristik antara guru dan peserta didik, yaitu
menyenangi kesenian. Jika hal ini telah tercipta maka proses pembelajaran akan
mudah dilaksanakan dan tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Untuk
mencapai hal ini, guru harus mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan
peserta didiknya. Disini guru harus memiliki keterampilan dalam bersosialisasi
dan berinteraksi dengan peserta didik.

4) Metode interaksional sangat ideal digunakan dalam pembelajaran dikelas.


Metode interaksional memungkinkan adanya interaksi dalam kelas baik antara
siswa dengan guru, ataupun siswa dengan siswa itu sendiri dan siswa dengan
lingkungannya, maka proses pembelajaran akan terasa lebih hidup, dan siswa
pun akan merasa puas atas semua pertanyaan dan jawaban dari guru yang
dirasa belum dimengerti, maka model interaksional perlu ada dalam
pembelajaran.

c. Metode Psikologis

1) Metode komunikasi psikologis mempelajari perilaku individu, termasuk


perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir
sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian,
pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

2) Metode komunikasi psikologis yaitu memahami perkembangan perilaku apa


saja yang telah diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran
tertentu.

16
PJOK SD KK F

3) Media menjadi stimulus dari luar diri khalayak yang akan menyebabkan
terjadinya perubahan sikap.

4) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku atau kepribadian manusia.
Korelasinya dengan pembelajaran psikologi adalah salah satu cara untuk
menganalisis kepribadian atau tingkah laku peserta didik agar tercapai tujuan
pembelajaran yaitu behaviour change.

Metode komunikasi psikologis menerangkan bahwa dalam proses komunikasi, yang


terlibat bukan hanya faktor fisik semata, tapi aspek psikologis setiap individu turut
memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Keadaan psikologis seorang
individu akan mempengaruhi semua aspek kehidupannya. Salah satunya aspek
pendidikan, yaitu kegiatan belajar. Apabila guru mampu menganalisis keadaan
psikologis peserta didiknya, maka guru tersebut akan lebih mudah menentukan
metode dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Sebagai
contoh, guru hendaknya tidak memaksakan diri untuk menyampaikan semua materi
ketika ia melihat kondisi psikologis peserta didiknya tidak mendukung. Hendaknya
guru tersebut berkomunikasi dengan peserta didiknya sehingga ia dapat
menganalisis masalah apa yang sedang terjadi dan bagaimanakah penangannya.
Karena seorang guru tidak hanya berkewajiban menyampaikan materi pelajaran,
tetapi unsur behaviour change dalam konteks kepribadian juga harus senantiasa
menjadi tujuan utama pembelajaran seorang guru. Jadi, guru harus mampu
berkomunikasi secara psikologis dengan peserta didiknya. Agar tujuan
pembelajaran yaitu behaviour change tersebut dapat tercapai.

d. Metode Pragmatis

Metode pragmatis ini berkaitan dengan kompleksitas waktu. Metode pragmatis


memiliki dua arah unsur yang dipandang amat penting, yaitu:

1) Tindakan atau perilaku individu, yang dipandang sebagai unsur


fundamental fenomenan komunikasi; inipun dianggap sebagai ‘Lokus’.
Komunikasi lokus dipandang sama atau identik dengan perilaku itu sendiri.

2) Unsur waktu yang dipandang sebagai dimensi keempat dalam gambar ini
muncul akibat dari kedua unsur itu sendiri. Tindakan atau perilaku

17
Kegiatan Pembelajaran 1

individu dipandang terjadi dalam suatu rangkaian peristiwa yang


berkesinambungan, sehingga keberurutan tindakan atau perilaku individu
itu menjadi penting (Hawes, 1973)

Urutan-urutan perilaku atau tindakan dari fase ke fase berikutnya membentuk


dinamik suatu sistem komunikasi. Dalam sistem ini interaksi-interaksi ganda yang
paling redundan” dinamakan ‘pola’. Jadi, untuk dapat memahami komunikasi
manusia dalam perspektif pragmatis maka orang harus mencari dan memahami
pola-pola interaksinya. Metode komunikasi ini akan efektif dalam memecahkan
kendala belajar bila di guru dapat mendesain, memanfaatkan, dan mengelolanya
dengan baik. Guru dapat memanfaatkan kondisi atau keadaan kelas dengan efektif
dan efisien apabila guru dapat memanfaatkan metode komunikasi ini dalam proses
pembelajaran.

Metode komunikasi pragmatis tentunya sulit untuk dikembangkan apabila suasana


diskusi tersebut kurang mendukung. Untuk menjadikan metode diskusi ini efektif,
lagi-lagi peranan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didiknya, dan
mengkomunikasikan dirinya dengan repserentasi yang tepat perlu di tingkatkan.
Apabila metode komunikasi pragmatis ini dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran melalui metode diskusi, maka ini akan mempermudah guru dalam
menyampaikan materi dan tentunya mempermudah peserta didik dalam menyerap
materi pembelajaran. Penerapam model komunikasi pragmatis dalam metode
diskusi ini memiliki korelasi dengan keterampilan guru dalam menggunakan
metode komunikasi mekanistis, psikologis, dan interaksional.

e. Metode Linier dan Sirkuler

1) Metode Linier

Metode ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus,
dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada
komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell.
Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi
dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with
what effect.

18
PJOK SD KK F

2) Metode Sirkuler

Metode ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada metode sirkuler ini proses
komunikasi berlangsung dua arah. Melalui metode ini dapat diketahui efektif
tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi
umpan balik dari pihak penerima pesan.

4. Formasi Peserta Didik

a. Pembelajaran kelompok dan individual

Jika seorang pendidik memutuskan mengorganisasikan anak sehingga lebih dari


satu kegiatan dan dapat disajikan pada waktu yang bersamaan, membagi kelas ke
dalam unit-unit (kelompok-kelompok atau individu) adalah sangat baik.
Penggunaan pos-pos, juga diketahui sebagai pusat belajar, telah menjadi suatu yang
sangat populer dan teknik yang sangat berguna yang dirancang untuk
mengakomodasi pembelajaran secara kelompok atau individu (pos-pos individual).
Dengan membagi ke dalam pos-pos, unit-unit yang ditugaskan, atau disediakan
pilihan bebas, untuk melaksanakan tugas atau sekelompok tugas pada sejumlah
bidang kegiatan yang biasanya berhubungan dengan tema secara khusus.

b. Pembelajaran klasikal

Dalam pola ini, peserta didik disajikan informasi sebagai keseluruhan. Menggunakan
Metode pembelajaran yang di inginkan, seorang pendidik berkomunikasikan pesan
yang sama (komando ataumasalah) untuk memasuki kelas pada waktu yang sama.
Peserta didik bekerja sebagai satu unit, biasanya dalam formasi menyebar atau
terpencar-pencar, menanggapi terhadap pembelajaran yang disajikan.

Pola ini adalah salah satu yang banyak digunakan dalam PJOK, mendapat banyak
pujian untuk keefektifan dari pola ini di dalam menyediakan latihan yang
menguntungkan dari suatu keterampilan. Kualitas yang unik dari setiap pos adalah
bahwa setiap pos mungkin dapat dikombinasikan dengan berbagai Metode
pembelajaran yang sedikit agak efektif. Di antaranya pilihannya adalah:

19
Kegiatan Pembelajaran 1

1) Memecah ke dalam unit-unit (kelompok-kelompok) dimana pelaksanaan


tugas didemonstrasikan atau diarahkan melalui materi yang ditulis, di
dengar, dan/atau dilihat (kertas tugas, lember tugas, poster, tape recorder)
pada setiap pos.

2) Kelas dibagi bagi ke dalam unit-unit dimana aktivitas penemuan terpimpin


yang dirangsang melalui informasi tertulis, pendengaran, dan/atau
penglihatan.

Ada berbagai formasi yang mungkin dapat digunakan oleh pendidik untuk
menyampaikan perintah dan mengorganisasi aktivitas gerak. Meskipun hal ini agak
umum untuk memasuki kelas (unit satu) yang telah diatur di dalam formasi tunggal,
salah satu ciri formasi yang positif adalah mereka dapat menggunakan untuk
membagi kelas ke dalam unit-unit kecil.

5. Umpan Balik Pembelajaran

Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang
mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja
siswa sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik
yang dilakukan guru antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban
atas respon siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu
proses dengan hasil atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.

Menurut Apruebo (2005:99), “Feedback is information that athletes would receive


from coach/trainer or environment regarding the level of their motor skill or
performance. It serves as a groundwork for the athletes learning development”.
Feedback menurut Apruebo lebih menekankan kepada aktivitas latihan berkenaan
dengan informasi dari pelatih terkait dengan tingkat motor skill atau penampilan
atletnya sebagai dasar dalam mengembangkan penampilan atlet. Rink
mengemukakan “Feedback is sensory information that a person receives as a

20
PJOK SD KK F

result of a response”. Feedback yang dikemukakan Rink lebih bersifat umum


sebagai sensori informasi yang diterima seseorang sebagai hasil meresponnya.

Menurut Rusli Lutan (2005:300), “Umpan balik adalah pengetahuan. Didin


Budiman: diperoleh berkenaan dengan sesuatu tugas, perbuatan atau respons
yang telah diberikan”. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani.

Adang Suherman (2006:124) mengemukakan, “Umpan balik (feedback) yaitu guru


mengobservasi siswa secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan
aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan
siswa itu”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa umpan
balik (feedback) adalah infromasi yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan
guru guna lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh keduanya, baik
dalam konteks pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga. Infromasi yang
dimasud adalah berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya,
dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

a. Manfaat dan Fungsi Umpan Balik (Feedback)

Manfaat umpan balik bagi guru, dapat dipergunakan dalam mengambil


keputusan, apakah mata pelajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki
atau dilanjutkan (Cooper, 1982:8) dan bagi siswa akan meningkatkan prestasi
belajar secara konsisten (Blocks, J.H., 1971:36). Beberapa keuntungan penggunaan
umpan balik menurut Adang Suherman (2006:124) dalam Didin Budiman
menyampaikan antara lain sebagai berikut:

1) Mendorong siswa untuk terus berlatih. Proses pemberian umpan balik


kepada siswa secara tidak langsung akan memberi tahu siswa bahwa
latihannya selalu dilihat dan diperhatikan oleh gurunya.

2) Mencerminkan perilaku guru yang efektif. Dalam prosesnya, umpan


balik hanya akan diperoleh apabila guru aktif selama kegiatan
pembelajaran. Guru harus selalu memperhatikan siswa, bergerak untuk
memantau dan mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh setiap
siswa di sekitar tempat belajar (berlatih).

21
Kegiatan Pembelajaran 1

3) Membantu siswa untuk menilai penampilan (kemampuan) yang tidak


bisa dilihat dan dirasakannya sendiri.

4) Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi antara aspek-aspek


pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tugas
gerak (bahan ajar) seperti yang diinginkan oleh gurunya.

Beberapa ahli juga telah mengungkapkan berbagai fungsi umpan balik sesuai
dengan konsep dan konteksnya masing-masing diantaranya adalah sebagai berikut:

Fungsi feedback adalah memberikan motivasi, reinforcement (Harsono, 1988:89)


atau punishment (Rusli Lutan, 1988; Apruebo, 2005). Dengan diperolehnya
gambaran yang kongkrit perihal kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa,
baik keunggulan maupun kelemahannya apalagi kalau dibandingkan dengan siswa
yang lainnya, maka hal itu akan dapat memacunya lagi untuk berbuat yang lebih
baik dari yang sudah dilakukannya.

Dengan kata lain, gambaran kemampuan yang dimiliki seorang siswa. Didin
Budiman: menjadi daya dorong apabila guru penjas mampu menyampaikannya
dengan tepat melalui pemberian stimulus agar siswa semakin rajin berlatih. Dalam
konteks pembelajaran penjas, umpan balik juga sebagai penguat atas tindakan
atau perilaku yang sudah dilakukan siswa. Jika perilaku siswa itu sesuai
dengan harapan guru maka hal itu harus diperkuat untuk tetap dipelihara.
Sebaliknya jika perilaku itu tidak sesuai dengan harapan guru maka harus ada
hukuman (funishment) agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang kembali, dan
perilaku itu mengarah pada tindakan yang sesuai dengan harapan guru.

Menurut Apruebo (2005:100) umpan balik juga merupakan penguatan


(reinforcement). Ia mengatakan bahwa “Reinforcement means any event that increase
the probability that a particular response will reoccur under similar
consequences.” Reinforcement maksudnya adalah pemberian penguatan atas
kejadian atau aktivitas yang telah dilaksanakan sehingga aktivitas tersebut tetap
mampu dipertahankan atau memberikan respons yang serupa dan pada aktivitas
berikutnya dapat meningkat lagi.

22
PJOK SD KK F

Dalam hal pemberian reinforcement, Weinberg dan Gould (1995:137)


mengemukakan “Reinforcement is the use of reward and punishment that increase or
decrease the likelihood of similar response occurring in the future”. Bahwa
reinforcement yang diberikan dapat menggunakan bentuk-bentuk penghargaan
atau hukuman yang mungkin sekali dapat meningkatkan atau menurunkan respons
serupa yang terjadi pada masa berikutnya. Maksudnya bahwa pemberian
penghargaan dan hukuman akan dapat memperkuat hasil belajar siswa.

Didin Budiman: dapat menurunkan bahkan merusak hasil belajar siswa apabila
pemberian penghargaan dan hukuman itu tidak sesuai. Penghargaan tidak selalu
dalam bentuk benda sebagai hadiah, tetapi bisa melalui ungkapan-ungkapan.
Contohnya ungkapan guru penjas yang mengatakan “Lemparan kamu sudah bagus,
coba lempar ke sasaran yang lebih jauh!” Sedangkan punishment lebih bersifat
memberikan penilaian buruk atas apa yang dilakukan oleh siswa. Misalnya pada
ungkapan “Lemparan kamu ngawur, jangan asal lempar saja!”

b. Jenis-Jenis Umpan Balik (Feedback)

Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu intrinsic
feedback dan extrinsic feedback (Apruebo, 2005). Intrinsic feedback atau umpan
balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang sikap,
aktivitas dan atau perilaku yang telah dilakukannya, derta tentang kemampuan
yang telah ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas gerak, apakah
aktivitas yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinstruksikan guru, apakah
sudah mampu menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakahmerasa nyaman
dengan alat bantu yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian gerakan senam
telah sesuai dengan urutan yang harus dilakukan. Sedangkan extrinsic feedback
adalah umpan balik yang berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari guru
penjas atas gerakan yang sudah dilakukan, cemoohan rekan karena salah
memberikan umpan ketika bermain bola, atau dari lingkungan sekitar seperti cuaca
yang terlalu panas sehingga mengharuskannya sering beristirahat tempat yang
teduh. Umpan balik dapat diberikan dalam beberapa jenis, misalnya seperti
knowledge of result, objective measures, self monitoring, snap judgement, video
playback (Butler, 1996 dalam Apruebo, 2005).

23
Kegiatan Pembelajaran 1

Adang Suherman (2006:124-16) mengemukakan beberapa jenis umpan balik


berdasarkan kajian dari beberapa literatur. Jenis-jenis umpan balik tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:

1) General dan specific feedback

General feedback atau umpan balik umum misalnya berkaitan dengan


gerakan umum, tingkah laku siswa, atau pakaian yang digunakan. General
feedback digunakan guru untuk mendorong siswa terus belajar dan
mencobanya. Biasanya feedback jenis ini diungkapkan dengan kata-kata
seperti: bagus, hebat, mengagumkan. Ungkapan dengan kata-kata itu masih
bersifat umum sehingga tidak mencerminkan informasi yang spesifik untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa. Specifik feedback atau
umpan balik khusus adalah berisikan informasi yang menyebabkan siswa
mengetahui apa yang harus dilakukan dan mengetahui bagaimana seharusnya
siswa melakukan tugas gerak dengan benar dan bagaimana harus berlatih.
Feedback ini diberikan manakala siswa menyadari bahwa ia melakukan
kesalahan akan tetapi belum atau tidak tahu bagaimana cara
memperbaikinya. Contoh ungkapan specific feedback misalnya: “Bagus!”
Matakamu tidak terpejam pada saat menyundul bola itu!”, atau “Dapatkah
lututmu lebih ditekuk lagi!”.

2) Congruent dan Incongruent feedback

Congruent feedback adalah umpan balik yang terfokus pada aktivitas belajar
yang sedang dipelajari siswa. Misalnya pada saat siswa sedang mempelajari
footwork dalam stroke bulu tangkis. Umpan balik yang berhubungan dengan
footworks tersebut dapat dikatakan congruent feedback. Sedangkan yang
berhubungan dengan stroke sebagai incongruent feedback. Misalnya yang
berkaitan dengan stroke dalam bulu tangkis adalah cara memegang raket,
follow through, dan aspek lainnya selain footworks.

3) Simple Feedback

Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu
komponen keterampilan dalam satu saat. Simple feedback biasanya berisi satu

24
PJOK SD KK F

atau dua buah kata kunci (key words) yang menggambarkan aktivitas
penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan balik selama
pembelajaran berlangsung. Keuntungan dari penggunaan simple feedback
diantaranya adalah:

a) Guru lebih mudah dan lebih akurat dalam memberikan umpan balik
karena hanya terfokus pada satu komponen saja

b) Memudahkan siswa menerima dan melatih penyempurnaan gerakan


yang menjadi fokus pembelajarannya.

c) Siswa akan mengingat terus apa yang dipelajarinya pada kegiatan


belajar tersebut.

4) Positive, Netral, dan Negatif Feedback

Jenis umpan balik yang lain dikemukakan oleh Adang Suherman


(2006:126) yaitu umpan balik positif, umpan balik netral, dan umpan balik
negatif. Ketiga jenis umpan balik ini paling sering dijumpai dalam kegiatan
belajar mengajar penjas yang bersifat praktik di lapangan dan lebih mudah
dilakukan oleh guru.

Umpan balik positif adalah umpan balik yang diungkapkan dengan kata-
kata bagus, menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat.

Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus
kepada siswa yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi secara
netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang melakukan tugas gerak.
Misalnya ketika berlatih menyundul bola, guru berkata “lihat bola!”

Umpan balik negatif adalah lawan dari umpan balik positif, meskipun
jarang dianjurkan mengingat khawatir akan merusak kepercayaan diri
siswa tetapi pemberian negatif feedback dilakukan cara-cara:

1) Implisit (tidak langsung), misalnya “Pakai awalan sebelum melempar,


jangan asal lempar saja!”.

25
Kegiatan Pembelajaran 1

2) Diberikan pada siswa yang tidak mengerti setelah beberapa kali


diberikan umpan balik.

3) Diberikan pada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan gurunya


(biasanya siswa yang menjadi atlet atau yang sudah terampil).

Pemberian jenis umpan balik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa.


Kebutuhan siswa terkait dengan tingkat perkembangan psikososial siswa. Pada
perkembangan siswa di masa remaja yang terkadang memiliki keinginan
diperhatikan secara berlebihan atau bahkan ingin diberikan kebebasan seluas
luasnya. Guru harus berhati-hati memberikan umpan balik untuk perbaikan
atau koreksi atas kekeliruan yang dilakukan siswa. Kekurangsesuaian jenis
umpan balik yang diberikan akan berdampak kepada perasaan tidak enak,
pesimistis, tidak memiliki motivasi, atau tidak memiliki harga diri karena selalu
mendapat teguran guru. Untuk itu karakteristik siswa harus mendapat
perhatian penting ketika guru akan memberikan umpan balik.

Pemberian umpan balik yang sesuai dengan kebutuhan siswa dapat mengurangi
dampak negatif tersebut. Fungsi umpan balik adalah membantu siswa untuk
menilai penampilan yang tidak dapat dilihat dan dirasakan oleh dirinya sendiri
(Suherman, 2006). Fungsi umpan balik yang lainnya yang paling sering
disajikan guru adalah sebagai alat untuk memotivasi siswa. Dalam ungkapan yang
singkat Rink mengemukakan, “Feedback often serves as motivational function”.
Ungkapan yang sama dikemukakan oleh Rink, “Feedback serve three functions:
(1) informing, (2) reinforcing, and (3) motivating. Maksudnya umpan balik itu
memiliki tiga fungsi yaitu pemberitahuan atau informasi, penguatan, dan
motivasi. Meskipun demikian guru harus memperhatikan dua hal ketika
memberikan umpan balik, yaitu:

1) Usia siswa, terkait dengan perkembangan moral

2) Usia siswa terkait dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan,


khususnya

3) Berkaitan dengan kemampuan kognisi dan mental. Kesesuaian


penyampaian bahasa umpan balik dengan tingkat penguasaan bahasa

26
PJOK SD KK F

yang dimiliki siswa akan sangat membantu siswa dalam memahami


tindakan apa yang harus dilakukannya. Dengan memamahi
perkembangan moral dan kepribadian

Pemberian umpan balik akan melalui pendekatan yang relatif berbeda antara siswa
sekolah SD dengan SMP maupun dengan siswa SMU. motivasi instrinsik dan
ekstrinsik siswa. Umpan balik sangat identik dengan pemberian motivasi baik
bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Sedangkan yang menjadi prinsip-prinsip
dalam memberikan umpan balik, adalah sebagai berikut:

1) Umpan balik harus ditawarkan, dan bukan dipaksakan

2) Umpan balik harus bersifat deskriftif, dan bukan evaluatif.

3) Umpan balik harus bersifat spesifik, dan berhubungan dengan tingkah


laku yang harus dirubah

4) Umpan balik harus menekankan jenis positif, bukan yang negatif.

5) Jika jenis negatif, maka umpan balik harus diikuti oleh saran-saran positif.

6) Memberi umpan balik harus bertanggung jawab, dan umpan balik


harus disesuaikan dengan situasi atau orang lain.

Pemakaian prinsip-prinsip tersebut agar pemberian umpan balik tidak


menimbulkan rasa tidak senang, putus asa, dan menyudutkan posisi siswa.
Dengan berpegang pada prinsip-prinsip di atas diharapkan pemberian umpan balik
justru menimbulkan motivasi untuk pencapaian tujuan, yaitu meningkatkan
prestasi belajar dan terjadinya perubahan perilaku yang sesuai dengan harapan
guru dan masyarakat. Didin Budiman: Yang Dapat Umpan Balik (Feedback)
Terkadang guru bersifat subyektif dalam memberikan umpan balik pada saat
pembelajaran dilaksanakan. Umumnya umpan balik cenderung lebih sering
diberikan kepada:

a) Siswa yang kurang saja (susah menguasai bahan ajar atau tugas gerak)
Maksudnya adalah siswa yang kurang cepat atau mengalami kesulitan
dalam setiap melaksanakan tugas gerak. Pemberian umpan balik yang

27
Kegiatan Pembelajaran 1

tepat akan mengarahkan siswa untuk memudahkannya dalam


melaksanakan suatu tugas gerak

b) Siswa yang pintar atau terampil saja. Setiap siswa harus memperoleh
umpan balik secara adil dan merata disesuaikan dengan tingkat
kemampuan yang sudah dimilikinya. Sangatlah keliru apabila umpan
balik lebih dominant diberikan kepada siswa yang terampil saja melalui
pemberian penghargaan yang bertubi-tubi.

c) Siswa yang tampan atau cantik saja. Bagaimanapun guru penjas adalah
manusia biasa yang menyukai siswa yang bersih, tampan atau cantik.
Dengan meminimalisir perasaan suka dan tidak suka secara fisik kepada
setiap siswa, guru penjas akan mampu memberikan umpan balik secara
adil dan tepat sasaran.

d) Siswa perempuan saja. Persepsi yang keliru yang menilai perempuan


adalah makhluk yang lebih lemah dari laki-laki, maka ada
kecenderungan umpan balik lebih dominan diberikan kepada siswa
perempuan saja.

e) Siswa laki-laki saja. Asumsi yang keliru juga apabila umpan balik hanya
untuk siswa laki-laki saja karena hal itu sebagai antisipasi agar mereka
disiplin dan mudah diatur. Sebab ada pendapat yang mengatakan bahwa
siswa laki-laki relatif menjadi pembangkang, susah diatur, dan
berperilaku tidak sesuai dengan harapan guru. Maka sebagai
pencegahannya adalah dengan memberikan umpan balik secara dominant
kepada siswa laki-laki. Untuk memperkecil sikap subyektivitas guru
tersebut, guru dapat menggunakan format analisis feedback sebagai
bahan analisis untuk proses pembelajaran berikutnya. Hal ini dilakukan
sebagai salah satu pendekatan ilmiah untuk memperoleh data dan fakta
secara akurat berkenaan dengan pemberian umpan balik yang
diberikan kepada seluruh siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Tahap berikutnya adalah menanyakan pada diri sendiri
perihal:

(1) Siapa (siswa) yang tidak menerima umpan balik?

28
PJOK SD KK F

(2) Apakah saya cenderung menggunakan salah satu jenis umpan balik
saja?
(3) Apakah saya cenderung memberi umpan balik pada siswa tertentu
saja?
(4) Apakah saya menerapkan jenis-jenis umpan balik dengan bervariasi?
(5) Apakah saya puas dengan proporsi umpan balik yang sudah diberikan
kepada siswa?

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Bacalah dengan cermat bagian tujuan dan indikator ketercapaian pada modul
ini.
2. Peserta dibagi dalam 4 kelompok dengan jumlah masing-masing kelombok
sama atau berimbang.
3. Semua kelompok menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran
4. Semua kelompok menerima dan mempelajari lembar kerja (work sheet)
tentang pelaksanaan pembelajaran 1
5. Semua kelompok mengerjakan lembar kegiatan (work sheet) pelaksanaan
pembelajaran 2
6. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan presentasi hasil
kerjanya, kelompok lain lain memberikan respon sebagai bahan masukan dan
perbaikan.
7. Narasumber memberikan penguatan terhadap hasil diskusi di kelas
8. Nilai karakter yang dikembangkan dalam kegiatan ini antara lain gotong royong
mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu
menyelesaikan persoalan bersama, serta menanamkan rasa percaya diri.

29
Kegiatan Pembelajaran 1

Lembar Kerja 1

LK.1 : KK.F Ped. KP 1

Kegiatan : Menentukan setting dalam Kegiatan Pembelajaran


Pembelajara 1

Tujuan : Memiliki kemampuan mengidentifikasikan setting


pembelajaran, pola komunikasi pembelajaran, formasi
peserta didik (klasikal, kelompok, berpasangan, atau
individual), dan prinsip, teknik, dan prosedur pemberian
umpan balik pembelajaran PJOK di SD.

Skenario : 1. Silahkan baca dan perhatikan uraian materi pada Kegiatan


Kegiatan Pembelajaran 1 Pelaksanaan Pembelajaran 2 dengan
cermat!

2. Lakukanlah analisis materi tersebut dan diskusikan


bersama rekan sejawat saudara dalam kelompok atau
teman sejawat yang dekat di sekitar tempat tugas
saudara!

3. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang konsep


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), silahkan
saudara mencari dari sumber lain yang relevan!

4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan/kerjakan tugas-tugas


dibawah ini sesuai petunjuk!

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang saudara ketahui tentang
pembelajaran? Jelaskan!

2 Apa yang dimaksud dengan setting


pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) dalam

30
PJOK SD KK F

penerapannya di sekolah? Jelaskan!

3 Untuk menciptakan suasana kelas yang


menjangkau seluruh peserta didik agar
memungkinkan peserta didik
bekerjasama secara perorangan,
berpasangan, atau kelompok, maka
bagaimanakah setting kelas dalam
pembelajaran? Jelaskan!

LK.2 : KK.F Ped. KP 1

: Identifikasi jenis-jenis umpan balik


Kegiatan
Pembelajara 1

Tujuan : Memiliki kemampuan mengidentifikasikan jenis-jenis umpan


balik dalam pembelajaran

Skenario : 1. Silahkan baca dan perhatikan uraian materi pada Kegiatan


Kegiatan Pembelajaran 1 Pelaksanaan Pembelajaran 2 dengan
cermat!

2. Lakukanlah analisis materi tersebut dan diskusikan


bersama rekan sejawat saudara dalam kelompok atau
teman sejawat yang dekat di sekitar tempat tugas
saudara!

3. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang konsep


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), silahkan
saudara mencari dari sumber lain yang relevan!

4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan/kerjakan tugas-tugas


dibawah ini sesuai petunjuk!

Tuliskan jenis umpan balik pada kolom 2 berikut ini! Tuliskan prosedur penyajian dari
setiap jenis umpan balik tersebut, dan berikan contoh dalam pembelajaran PJOK!

31
Kegiatan Pembelajaran 1

Jenis Umpan Prosedur Penyajian Umpan Balik (Contoh dalam


No.
Balik Pembelajaran
1. ................................. ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
2. .................................. ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
3. .................................. ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
4. .................................. ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
Dst Dst Dst

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paing benar

1. berikut merupakan pola pembelajaran banyak arah


A. pendidik - peserta didik-pendidik
B. pendidik - tenaga kependidikan-peserta didik
C. pendidik –masyarakat-peserta didik
D. peserta didik – masyarakat-peserta didik
E. pendidik – peserta didik – peserta didik
2. Format pembelajaran klasikal
A. pembelajaran kelompok
B. pembelajaran individu
C. memecah menjadi unit-unit
D. membuat kelompok kecil
E. pembagian grup
3. Teknik Pemberian Umpan balik
A. umpan balik umum
B. umpan balik khusus
C. umpan balik mapan
D. umpan bolak-balik

32
PJOK SD KK F

E. umpan balik tugas


4. Karkterisitik insan terdidik dalam PJOK
A. segar secara jasmaniah
B. berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas fisik
C. mengetahui manfaat melakukan aktivitas jasmani
D. sehat jasmani untuk melakukan setiap aktifitas fisik
E. lebih banyak bergerak untuk mendapatkan kebugaran
5. Pemberian umpan balik yang efektif bermanfaat
A. prestasi belajar peserta didik
B. motivasi peserta didik
C. rutinitas pembelajaran
D. respon pendidik atas prestasi siswa
E. reward

F. Rangkuman

Setting Pembelajarn PJOK meliputi: (1) telah mempelajari berbagai macam


keterampilan yang diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas jasmani, (2)
segar atau bugar secara jasmaniah, (3) berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas
jasmani, (4) mengetahui implikasi dan manfaat dari keterlibatannya dalam aktivitas
jasmani, dan (5) menghargai aktivitas jasmani dan sumbangannya kepada gaya
hidup yang sehat. Pola komunikasi pembelajaran meliputi 1) komunikasi satu arah,
2) komunikasi dua arah dan, 3) komunikasi banyak arah. Formasi Peserta didik 1)
pembelajaran kelompok dan individual, 2) pembelajaran klasikal. Prinsip, Teknik,
dan Prosedur pemberian Umpan balik 1) General dan specific feedback, 2) Congruent
dan Incongruent feedback, 3) Simple Feedback, dan 4) Positive, Netral, dan Negatif
Feedback.

Penerapan sikap dalam proses pembelajaran pelatihan sangatlah penting sehingga


nantinya guru juga diharapkan mampu membuat skenario pembelajaran atau
menyajikan pembelajaran yang mengkondisikan agar seperti sikap percaya diri,
tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, disiplin yang ingin
ditimbulkan bisa terlihat ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari

33
Kegiatan Pembelajaran 1

awal sampai akhir. Jika itu sudah dilakukan maka sesungguhnya sikap diatas tadi
sudah mencerminkan nilai utama karakter mandiri, integritas, dan gotong royong.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai setting pembelajaran PJOK yang mengulas


tentang Pembelajaran PJOK memperkuat latar belakang pemilihan materi ini dalam
usaha mencapai kompetensi yang ada pada lingkup pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan (penjasorkes). Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan
materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka
seorang pendidik dituntut untuk menguasai kompetensi secara konsep mengenai
pembelajaran PJOK, konsep perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran,
serta bagaimana konsep tersebut diejawantahkan dalam bentuk keterampilan
(penguasaan teknik dasar) dan dalam praktik pembelajaran. Penguasaan atas segala
materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih
penting. Untuk itu kemauan pendidik agar membawa pengetahuan dan
keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan
sehari-hari, tentu merupakan sesuatu yang diharapkan. Akhir dari pangkal upaya ini
adalah manfaat bagi diri pendidik sendiri dan bagi kepentingan penigkatan
kompetensi peserta didik.

34
PJOK SD KK F

Kegiatan Pembelajaran 2
Penilaian 2

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 (dua) ini. Saudara diharapkan dapat


menjelaskan definisi tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi hasil belajar,
menjelaskan konsep, prinsip, dan aspek penilaian pembelajaran, menyusun
pelaporan hasil penilaian pembelajaran dan mengidentifikasi tindak lanjut hasil
penilaian pembelajaran PJOK di SD, serta mampu menujukkkan sikap percaya diri,
kerjasama, mengharagai pendapat orang lain, disiplin, dan tanggung jawab.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi.

1. Menjelaskan definisi tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi hasil belajar.


2. Menjelaskan konsep, prinsip, dan aspek penilaian pembelajaran.
3. Menyusun pelaporan hasil penilaian pembelajaran.
4. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran.
5. Menunjukkan sikap percaya diri, kerjasama, mengharagai pendapat orang lain,
disiplin, dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran.

C. Uraian Materi

1. Definisi Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi

Dalam dunia pendidikan, kita sering mendengar istilah tes, pengukuran, penilaian,
dan evaluasi. Beberapa istilah tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan
dalam proses pembelajaran, dan bahkan sering terjadi tumpangtindih makna istilah-
istilah tersebut (Djaali dan Muljono, 2010). Sepintas pengertian istilah-istilah
tersebut memiliki makna yang sama, akan tetapi jika dipahami secara mendalam

35
Kegiatan Pembelajaran 2

memiliki pengertian yang sangat berbeda, namun demikian memiliki keterkaitan


yang erat dan sulit dipisahkan.

Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengiukuti


serangkaian kegiatan pembelajaran, maka rangkaian kegiatan tersebut harus
dilaksanakan.

Pemilihan jenis tes, prosedur pengukuran, dan pemberian nilai atau interpretsi data
hasil pengukuran akan sangat membantu dalam menafsirkan data guna melakukan
evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan, dengan demikian tes, pengukuran,
penilaian dan evaluasi yang dilakukan mampu menggambarkan data sebenarnya
serta dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk menghindari kesalahpahaman tentang istilah-istilah tes, pengukuran,


penilaian dan evaluai, berikut ini dijelaskan pengertian istilah tersebut.

a. Tes

Tes merupakan salah satu alat ukur yang digunakan dalam dunia pendidikan,
khususnya disekolah. Tes adalah pertanyaan yang harus dijawab, dipilih dan
ditanggapi, atau tugas yang harus dilakukan, atau pertanyaan yang harus dijawab
secara prosedur dan sistematik (Depdiknas, 2004). Tes merupakan alat ukur
instrument yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana dan cara-cara yang telah ditentukan, dengan kata lain tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (Arikunto, 2010).

Menurut Riduwan ( 2006), tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah


serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok. Secara umum tes diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur
kemampuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi
tertentu (Djaali dan Muljono, 2007). Menurut Rusli Lutan (2000), tes adalah sebuah

36
PJOK SD KK F

instrument yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau


obyek.

Dalam kegiatan pembelajaran, tes memiliki peran penting terutama untuk


mengerathui kompetensi yang telah dicapai oleh peserta didik. Agar tes
menghasilkan data yang obyektif maka harus tes tersebut harus memenuhi kriteria
dan prinsip-prinsip penyusunan tes, diantaranya memiliki kesahihan (validitas)
yang bergantung kepada kesesuaian dengan fungsinya, keajegan (reliabilitas) yang
dapat digunakan dimana saja dan kapan saja bahwa hasilnya akan tetap, selain itu
tes juga harus objektif, memiliki nilai ekonomis, dan lain-lain.

Dalam pembelajaran, tes yang dilakukan guru dapat berupa tes, misalnya tes unjuk
kerja, pilihan ganda, essay, melengkapi, dan lain-lain, atau berupa non tes misalnya
wawancara, observasi, angket, dan-lain-lain, dan yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan tes atau instrument adalah senantiasa mengacu pada indicator
pembelajaran yang hendak dicapai, karena indicator merupakan penanda yang
dapat diukur dan salah satunya melalui tes hasil belajar.

Peran tes dalam pembelajaran sangat vital karena dengan tes yang baik, dapat kita
digunakan untuk kegiatan selanjutnya yaitu pengukuran dalam rangka
mengumpulkan data atau informasi yang hendak kita peroleh. Penyusunan tes (alat
tes) atau instrumen harus memperhatikan rambu-rambu penyusunan tes, terutama
tujuan yang hendak dicapai dari tes tersebut, oleh karena itu fokus penyusunan tes
harus memperhatikan kepada indikator pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Pengukuran

Peran tes dalam pengukuran berfungsi sebagai alat yang dijadikan untuk
mengumpulkan data atau informasi dari obyek yang hendak kita ketahui. Sekali lagi
disampaikan bahwa, tes yang baik akan memberikan akurasi data yang diperoleh.

Pengukuran dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah measurement merupakan


suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur atau memberi angka terhadap
sesuatu yang menjadi obyek pengukuran, pengukuran juga dapat diartikan sebagai
proses memasangkan fakta-fakta suatu obyek dengan satuan-satuan ukuran
tertentu (Djaali dan Mulyono, 2007).

37
Kegiatan Pembelajaran 2

Menurut Nurhasan (2001) bahwa pengukuran adalah pengumpulan data atau


informasi dari suatu obyek tertentu yang dalam pelaksanaannya memerlukan alat
ukur yang disebut tes atau instrument. Hasil pengukuran merupakan kumpulan
data, misalnya skor, jarak, waktu, panjang, berat, dan lain-lain. Menurut Gronlund
yang dikutip Sridadi (2007), pengukuran adalah suatu kegiatan atau proses untuk
memperoleh deskripsi numerik dan tingkatan atau derajat karakteristik khusus yang
dimiliki individu.

Sebagai contoh, jika kita hendak mengetahui berapa panjang meja, maka kita
membutuhkan alat tes berupa meteran; jika kita hendak mengetahui berapa berat
badan seorang petinju kelas walter, maka kita membutuhkan timbangan; jika kita
ingin mengetahui berapa besar gempa yang terjadi, maka kita membutuhkan
seismograf; dan seterusnya. Hasil pengukuran (data) yang diperoleh biasanya
diikuti dengan satuan masing-masing alat ukur (tes).

c. Penilaian

Penilaian atau assesment merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,


menganalisis dan menafsirkan data yang diperoleh hasil pengukuran, dengan kata
lain penilaian merupakan proses pemberian makna dari setiap data. Menurut djaali
dan Muljono (2010), bahwa penilaian adalah suatu proses membandingkan suatu
obyek atau suatu gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu.

Dalam pembelajaran, penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk


memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data hasil belajar peserta didik yang
melingkupi ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Penilaian hasil pembelajaran harus dilakukan secara menyeluruh,
artinya meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan atau motorik, dan
harus koprehensif, artinya penilaian dilakukan mulai dari awal (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajran. Oleh karena itu, agar penilaian yang dilakukan oleh
pendidik memiliki mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian yang standar
maka harus mengacu kepada Permendikbud Nomor: 66 tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan.

38
PJOK SD KK F

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pegolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian nasional, dan ujian sekolah.

Dalam kurikulum berbasis kompetensi baik KTSP maupun Kurikulum 2013


mensyaratkan bahwa peserta didik harus menguasai kompetensi yang telah
ditentukan, oleh karena itu karena adanya standar patokan tertentu maka penilaian
ini dikenal dengan penilaian acuan kriteria atau patokan.

Sebagai mana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, salah satu tugas
pokok pendidik atau guru adalahmelakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta
didik. Penilaian ini sangat bermanfaat dalam mengetahui sebrapa besar penguasaan
kompetensi peserta didik terhadap materi/KD yang telah diberikan. Hasil kegiatan
penilaian akan menentukan hasil evaluasi untuk menentukan program tindak lanjut
yang akan dilakukan.

d. Evaluasi

Evaluasi dalam dunia pendidikan memegang peran yang sangat penting.


Keberhasilan dan penyempurnaan atau peningkatan mutu pendidikan (pengajaran)
dapat terus dilakukan jika evaluasi dari program yang telah dilaksanakan tepat
sasaran, karena hasil evaluasi akan menentukan arah kebijakan atau aspek mana
atau faktor apa yang akan ditingkatkan atau dihilangkan agar tujuan pembelajaran
tercapai.

Menurut Rusli Lutan (2000), bahwa evaluasi merupakan proses penentuan nilai
atau kelayakan data yang terhimpun. Menurut Nurhasan (2001), bahwa evaluasi
merupakan suatu proses pemberian penghargaan atau keputusan terhadap
data/informasi yang diperoleh hasil pengukuran berdasarkan kriteria tertentu.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh djaali dan muljono (2010), bahwa
evaluasi diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan
yang telah ditetepkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas
obyek yang dievaluasi.

39
Kegiatan Pembelajaran 2

Dengan kata lain bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan
yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai
komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai
bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Dari penjelasan diatas tentang tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan
kegiatan yang saling terkait satu dengan yang lainnya, dimana proses evaluasi
meliputi tes, pengukuran dan penilaian, artinya evaluasi memiliki pengertian yang
lebih luas karena tes, pengukuran dan penilaian merupakan bagian dari kegiatan
evaluasi.

Evaluasi merupakan sebuah proses bukan produk artinya, bahwa evaluasi


merupakan rangkaian dari tes, pengukuran dan penilaian. Oleh karena itu, hasil
yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang
menyangkut tentang nilai atau arti, selanjutnya agar dalam keputusan evaluasi tepat
harus ada pertimbangan (judgement) atau kriteria untuk menentukan makna atau
arti hasil evaluasi.

2. Konsep, Prinsip, dan Aspek Penilaian Hasil Pembelajaran

a. Konsep Penilaian

Penilaian merupakan proses interpretasi atau pemberian makna terhadap data atau
angka-angka yang diperoleh hasil pengukuran . Agar pemaknaan data dapat
dipertanggung jawabkan, maka kegiatan penilaian harus memenuhi prinsip
penilaian.

Penilian dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat


penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar peserta didik. Penilian dilaksanakan melalui berbagai
teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian tertulis (paper
and pencil test) atau lisan, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui
kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.

40
PJOK SD KK F

Dalam kurikulum berbasis kompetensi, dimana peserta didik sebelum melanjutkan


materi berkutnya harus memenuhi kriteria atau kompetensi yang telah ditetapkan
melalui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), maka untuk memudahkan penilaian
yang dilakukan guru harus menentukan kriteria atau batasan yang harus dicapai
oleh peserta didik.

Penilaian dapat dilakukan oleh pendidik (guru), satuan pendidikan (sekolah),


pemerintah, dan atau lembagai lain. Penilaian yang dilakukan berupa penilaian
otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu, ujian sekolah, dan
ujian nasional.

b. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.

2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu


dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,


pelaksanaan, dan pelaporannya.

4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar


pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak


internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

41
Kegiatan Pembelajaran 2

c. Aspek Penilaian

Proses penilaian atau assesment pembelajaran PJOK diawali dari, dan


keberhasilannya ditentukan oleh kemampuan guru dalam menganalisis kompetensi
yang harus dicapai oleh peserta didik. Kompetensi-kompetensi tersebut berusaha
dilukiskan dalam bentuk indikator keberhasilan pembelajaran yang mengungkap
tanda-tanda, ciri, atau karakter peserta didik yang telah mencapai kompetensi yang
ditetapkan. Jika tujuan pembelajaran adalah untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan tersebut, maka ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari
seberapa banyak dan seberapa baik indikator keberhasilan pembelajaran dapat
dipenuhi.

Proses assesment di sekolah harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan


mencakup kompetensi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang dilakukan
secara berimbang sehingga dapat menentukan posisi relatif peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan, karena pada dasarnya penilian yang dilakukan adalah
untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah mereka
mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran.

1) Penilaian Kompetensi Sikap

Kompetensi sikap dapat dinilai melalui kegiatan, antara lain:

a) Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara


berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak lansung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator prilaku yang diamati.

b) Penilaian diri, merupakan teknik penilaian dengan carameminta peserta didik


untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapain kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri.

c) Penilaian antar peserta didik, merupakan teknik penilaian dengan cara


meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta
didik.

42
PJOK SD KK F

d) Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan prilaku. Instrumen yang digunakan berupa
lembar catatan pendidik.

Tabel 2 di bawah ini merupakan contoh instrumen untuk mengukur kompetensi


sikap (afeksi).

Tabel 2: Contoh Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap

Aspek yang
Deskripsi Sikap yang Diukur T BT
Diukur
1. Disiplin Hadir tepat waktu

Mengikuti seluruh proses pembelajaran

Selesai tepat waktu


2. Kerja sama Bersama-sama menyiapkan peralatan

Mau memberi umpan ketika bermain

Mau menjadi penjaga bola


3. Tanggung Mau mengakui kesalahan yang dilakukan
jawab
Tidak mencari cari kesalahan teman

Mengerjakan tugas yang diterima

Keterangan:
T : Tampak
BT : Belum Tampak

2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pengetahuan yang akan dinilai pada pembelajaran PJOK berdasarkan pendapat


Baufard dan Wall dalam Allen W Burton (1998: 149) meliputi pengetahuan
deklaratif (declarative knowledge) berupa pengetahuan yang bersifat fakta tentang
peraturan, hukum, prinsip-prinsip latihan dan lainnya. Pengetahuan ini dapat
diukur melalui paper and pencils test, dan interviu. Sedangkan pengetahuan lain

43
Kegiatan Pembelajaran 2

adalah pengetahuan prosedural yang berkenaan dengan bagaimana keterampilan


dilakukan (how do thing), tahapan serta langkah-langkahnya. Pengetahuan ini
menurut Thomas & Thomas dapat diukur dengan melalui tes lisan dan tulis, serta
penampilan fisik secara aktual (actual physical performance).

Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan oleh pendidik melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan.

a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen dilengkapi dengan pedoman
pensekoran.

b) Instrumen tes lisan berupa pertanyaan.

c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan atau proyek yang


dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karateristik tugas
yang diberikan.

Perhatikan tabel berikut ini merupakan salah satu contoh instrumen untuk
mengukur aspek pengetahuan.

Tabel 3: Contoh Instrumen Tes Kompetensi Pengetahuan

Pilihan Uraian/Pernyataan
No
Jawaban
1 B–S Chest pass adalah nama lain teknik operan yang dilakukan
dari atas kepala
2 B–S Pencipta permainan bola basket adalah William G Morgan
Tendangan bebas dalam permainan sepak bola, artinya
3 B–S penendang tidak boleh diganggu/dihalangi oleh pemain
lawan minimal jarak 9,15m
4 B–S Pemain yang bebas menggunakan seluruh anggota badannya
dalam permainan sepak bola adalah center back
5 B–S Jika bola keluar meninggalkan lapangan permainan sepak
bola, maka dimulai dengan throw in

3) Penilaian Kompetensi Keterampilan

Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja, yaitu


penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan portofolio. Instrumen yang

44
PJOK SD KK F

digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
dengan rubrik penilaian.

a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan


melakukan suatu aktivitas atau prilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning task) yang meliputi kegiatan


perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.

c) penilaian portofoliao adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai


kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

Tabel 4: Contoh Lembar Instrumen Pasing Dada Bola Basket menggunakan Skala Penilaian
(Rating Scales)

Bobot Nilai
Materi Indikator Sub Indikator
4 3 2 1
Pasing Sikap awal a. Berdiri menghadap sasaran,
Dada badan rileks, salah satu kaki
Bola berada di depan;
Basket b. Bola dipegang oleh dua
tangan di depan dada, Jari-
jari kedua tangan
direnggangkan sehingga
membentuk huruf V;
c. Kedua siku dibuka ke
samping.

Pelaksanaan gerak a. Langkahkan kaki belakang ke


depan, dorong bola kedepan
lurus setinggi dada oleh
kedua jari-jari tangan;
b. Luruskan kedua lengan ke
depan untuk menambah
kekuatan dorongan;
c. Kedua telapak tangan
menghadap ke luar.

45
Kegiatan Pembelajaran 2

Gerak lanjutan a. Luruskan kedua lengan


sepenuhnya;
b. Pandangan mengikuti arah
bola;
c. Badan rileks.

Total skor : 12

Rubrik Penilaian:
Nilai 4: diperoleh jika semua gerakan dilakukan dengan benar;
Nilai 3: diperoleh jika hanya dua gerakan dilakukan dengan benar; dan
Nilai 2: diperoleh jika hanya salah satu gerakan dilakukan dengan benar.
Nilai 1: diperoleh jika tidak ada gerakan yang benar.

3. Laporan Hasil Penilaian Pembelajaran

Sebagai sebuah lembaga, sekolah harus mampu mempertangung jawabkan seluruh


kegiatan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan termasuk laporan hasil
penilaian pembelajaran peserta didik kepada seluruh stakeholder termasuk kepada
orang tua yang dengan penuh kepercayaan menitipkan putra putrinya di sekolah.
Laporan hasil penilaian pembelajaran tersebut baik penilaian yang dilakukan oleh
pendidik maupun penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan (sekolah)
keduanya harus dilaporkan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66


Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil
penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan
deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua dan pemerintah.

Standar Penilaian Pendidikan pun menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh
pendidik berbentuk:

a. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian


kompetensi pengetahuan serta keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu.

46
PJOK SD KK F

b. Deskripsi sikap diberikan untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual


dan sikap sosial.

c. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan


kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar
Peserta Didik.

Penyusunan dan pengembangan Buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik


diserahkan kepada satuan pendidikan dengan mengacu kepada Buku Pedoman atau
Buku Panduan Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik dan Model Laporan
Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama, hal ini tiada lain adalah
untuk membantu sekolah mengembangkan dan menyusun laporan tersebut.

Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II,
Bagian E poin e nomor 1) dan 2) menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas laporan hasil penilaian oleh
pendidik yang berbentuk:

a. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian


kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu.

b. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial.

Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus-menerus)


untuk memantau proses, kemajuan peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivias pembelajaran yang dapat ditunjukan dalam perbaikan hasil dalam bentuk
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki proses pembelajaran, dan
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar peserta didik.

Laporan hasil belajar peserta didik merupakan dokumen penghubung antara


sekolah dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang
berkepentingan untuk mengetahui kompetensi peserta didik. Oleh karena itu,

47
Kegiatan Pembelajaran 2

laporan hasil belajar peserta didik harus komunikatif, informatif, dan komprehensif
(menyeluruh) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai hasil belajar peserta
didik dengan jelas dan mudah dimengerti.

Laporan hasil belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik, sehingga akan diketahui
bahwa siswa tersebut naik kelas atau lulus yang diputuskan melalui rapat dewan
pendidik.

4. Tindak Lanjut Hasil Penilaian Pembelajaran

Sebagai sebuah proses, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tentu


ada kelebihan atau kekurangan. Kekurangan inilah yang harus menjadi fokus
perhatian karena kekurangan atau kelemahan menandakan adanya masalah atau
kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai
alternatif pemecahannya adalah guru harus melakukan umpan balik atau feedback
terhadap seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, dengan demikian
kegiatan/program atau tindakan yang aakan dilaksanakan selanjutnya dapat
disusun secara tepat dan akurat.

Tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik senantiasa
berpedoman kepada hasil evaluasi yang telah dilaksanakan melalui kegiatan tes,
penilaian, dan pengukuran. Program lanjutan yang dapat dilakukan oleh pendidik
berupa perbaikan (remedial), dan pengayaan (enrichment).

Menurut Rink, bahwa: “Feedback often serves as motivational function.”


Selanjutnya beliau menjelaskan bhawa, “Feedback serve three functions: (1)
informing, (2) reinforcing, and (3) motivating. Maksudnya umpan balik itu
memiliki tiga fungsi yaitu pemberitahuan atau informasi, penguatan, dan
motivasi.

Sebagai bahan gambaran bahwa, kegiatan remedial sifatnya lebih rumit


dibandingkan dengan pengayaan, karena pengayaan sifatnya hanya memperkaya,
memperluas, memperdalam kemampuan peserta didik yang telah tuntas. Remedial
mengandung makna, pengobatan, memperbaikiatau menolong, dapat dijelaskan
bahwa remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat memperbaiki,

48
PJOK SD KK F

menyembuhkan, atau membetulkan sehingga pengajaran menjadi lebih baik dan


dapat mencapai tujuan (Mukhtar dan Rusmini, 2005).

Program remedial dan pengayaan harus disusun dengan jelas, berapa orang peserta
didik yang perlu perbaikan, dan berapa orang peserta didik yang perlu mendapat
pengayaan, kapan pelaksanaannya, berapa lama, dimana, apakah berupa tugas
individu atau kelompok, dan lain-lain.

Kegiatan tindak lanjut didasarkan kepada pencapaian kompetensi setiap indikator


yang harus dicapai peserta didik dan telah ditetapkan sebelumnya.

a. Penentuan Kenaikan Kelas

Peserta didik dinyakan tidak naik kelas apabila: (1) memperoleh nilai kurang dari
kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia (2) Jika
peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD dan SK lebih dari 3 mata
pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun
ajaran, dan (3) Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik,
emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi
yang ditargetkan. Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik
kelas diharapkan mengulang semua mata pelajaran beserta SK, KD, dan
indikatornya dan sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, SK, KD, dan indikator
yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya. Apabila setiap anak bisa dibantu
secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu, maka
tidak perlu ada anak yang tidak naik kelas (automatic promotion). Automatic
promotion apabila semua indikator, dan kompetensi dasar (KD suatu mata pelajaran
telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta didik dianggap layak naik ke kelas
berikutnya.

b. Tindak Lanjut Hasil Penilaian Pembelajaran

Untuk sebuah hasil penilaian pembelajaran sangatlah diperlukan sekali karena akan
menjadi barometer keberhasilan kualitas pembelajaran dan keberhasilan guru
dalam menjalankan tugasnya. Manfaat dari hsil penilaian pembelajaran akan
dijadikan sebagai tindak lanjut berbagai pihak, diantaranya:

1) Bagi peserta didik yang memerlukan remedial

49
Kegiatan Pembelajaran 2

Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya mampu mencapai
kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila peserta didik mendapat bantuan yang
tepat. Misalnya, memberikan bantuan sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada
waktu yang tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk. Dengan
demikian peserta didik tidak frustasi dalam mencapai kompetensi yang harus
dikuasainya. Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh
guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui
kekurangan peserta didik. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum
mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan
guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian
dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau
mengerjakan tugas mengumpulkan data. Waktu remedial diatur berdasarkan
kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar
jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.

2) Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan

Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat
dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan
belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang
berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi
secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan,
latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya
kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat
menambah nilai npeserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat
dilaksanakan setiap saat baik pada atau di luar jam efektif. Bagi peserta didik yang
secara konsisten selalu mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program
akselerasi.

3) Bagi Guru

Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan program dan kegiatan
pembelajaran. Misalnya, guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk
memberikan bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi yang telah
ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus mengulang pelajaran dengan

50
PJOK SD KK F

mengubah strategi pembelajaran, dan memperbaiki program pembelajarannya. Oleh


karena itu, program yang telah dirancang, strategi pembelajaran yang telah
disiapkan, dan bahan yang telah disiapkan perlu dievaluasi, direvisi, atau mungkin
diganti apabila ternyata tidak efektif membantu peserta didik dalam mencapai
penguasaan kompetensi. Perbaikan program tidak perlu menunggu sampai akhir
semester, karena bila dilakukan pada akhir semester bisa saja perbaikan itu akan
sangat terlambat.

4) Bagi Kepala Sekolah

Hasil penilaian dapat digunakan Kepala sekolah untuk menilai kinerja guru dan
tingkat keberhasilan siswa.

D. Aktivitas Pembelajaran

Berikut petunjuk pelaksanaan tugas untuk kegiatan pembelajaran 2:

1. Peserta dibagi dalam empat kelompok. Masing-masing kelompok mengerjakan


LK 3 pada kegiatan pembelajaran kedua

2. Setelah selesai salah seorang perwakilan dari anggota kelompok


mempersentasikan hasil kerja kelompoknya.

3. Kelompok yang lain menyimak dan memperhatikan paparan dari kelompok yang
melakukan presentasi.

4. Diberikan kesempatan untuk tanya jawab tentang masalah yang sedang dibahas

5. Hasil tanya jawab dicatat oleh kelompok yang melakukan presentasi dan
menyimpulkan hasil presentasi.

6. Fasilitator memberikan penguatan tentang materi yang didiskusikan

7. Fasilitator memberikan penilaian terhadap proses kegiatan pembelajaran yang


dilakukan.

8. Nilai karakter yang dikembangkan dalam kegiatan ini yaitu antara lain, sikap
kerjasama antar teman dalam menyelesaikan semua tugas, mau berbagi informasi
dengan kelompok lain, kerja keras dan bertanggung jawab.

51
Kegiatan Pembelajaran 2

Di bawah ini LK yang harus dikerjakan pada kegiatan pembelajaran kedua!

LK.3 : KK.F Ped. KP 2

Kegiatan : PENILAIAN 2
Pembelajaran
2

Tujuan : Memiliki kemampuan memahami konsep, tujuan, prinsip


penilaian hasil belajar sebagai pelaporan dan tindak lanjut
hasil pembelajaran terutama dalam pembelajaran PJOK

Skenario : 1. Silahkan baca dan perhatikan uraian materi pada Kegiatan


Kegiatan Pembelajaran 2 yang berisi tentang Penilaian 2 dengan
cermat!

2. Lakukanlah analisis materi tersebut dan diskusikan


bersama rekan sejawat saudara dalam kelompok atau
teman sejawat yang dekat di sekitar tempat tugas
saudara!

3. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang konsep


Penilaian 2 silahkan saudara mencari dari sumber lain
yang relevan!

4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan/kerjakan tugas-tugas


dibawah ini sesuai petunjuk!

52
PJOK SD KK F

LEMBAR KERJA
PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN

Disajikan Data Sebagaimana Tabel Berikut!

Kinerja Kinerja Skor Akhir


KD Proyek Portofolio
(Proses) (Produk) KD*

4.1 92

4.2 66 75

4.3 87

4.4 75 87

4.5 80

4.6 85

Nilai Akhir Semester .............


Pembulatan ................

Deskripsi Nilai:

o Tugas Saudara adalah mengisi skor akhir dari setiap KD, dan kemudian
menuliskan skor akhir semester, serta pembulatannya!

o Tentukan pula predikat dan deskripsi dari hasil akhir penilaian tersebut!

o Perhatikan rambu-rambu pengolahan nilai berikut ini!

(1) Penilaian KD 4.2 dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik yang sama, yaitu
kinerja. Oleh karena itu skor akhir KD 4.2 adalah skor optimum.

(2) Penilaian untuk KD 4.4 dilakukan 2 (dua) kali tetapi dengan teknik
yang berbeda, yaitu produk dan proyek. Oleh karenanya skor akhir KD

53
Kegiatan Pembelajaran 2

4.4 adalah rata-rata dari skor yang diperoleh melalui teknik yang
berbeda tersebut.

(3) KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui penilaian proyek – 2 (dua) KD dinilai
bersamasama dengan proyek. Nilai yang diperoleh untuk kedua KD
tersebut sama.

(4) Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir


keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat
terdekat.

(5) Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan:

Sangat Baik (A) : 86 – 100


Baik (B) : 71 – 85
Cukup (C) : 56 – 70
Kurang (D) : ≤ 55
(6) Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan
deskripsi capaian keterampilan untuk setiap mata pelajaran dengan
rambu-rambu seperti pada penilaian sikap. dengan rambu-rambu
seperti pada penilaian sikap.

54
PJOK SD KK F

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

1. Seorang guru PJOK akan melakukan penilaian pada materi servis pada bola
voli. Bentuk penilaian yang dapat dilakukan kecuali:
A. penilaian tertulis
B. penilaian proyek
C. penilaian berjejang
D. penilaian sikap
2. Yang bukan termasuk pada prinsip penilaian pembelajaran adalah:
A. valid
B. reliabel
C. homogen
D. obyektif
3. Pada saat penilaian, guru PJOK menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai terlebih dahulu, seperti penyusunan disain, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun
skala penilaianSebutkan manfaat melakukan penilaian! Jenis penilaian ini
termasuk pada jenis penilaian:
A. proyek
B. unjuk kerja
C. portopolio
D. observasi
4. Dibawah ini yang bukan termasuk pada tujuan penilaian adalah:
A. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai
seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan.
B. memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester
berikutnya
C. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai

55
Kegiatan Pembelajaran 2

peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian
hasil belajar.
D. menentukan kualitas peserta didik dalam proses belajar mengajar.
5. Seorang guru PJOK ingin melakukan penilaian pembelajaran dengan
menggunakan bentuk ujian tertulis da tanya jawab. Metode ini digunakan
untuk mengukur:
A. kognitif
B. afektif
C. psikomotor
D. gabungan kognitif, afektif dan psikomotor

F. Rangkuman

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah
mengikuti proses pembelajaran. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian tertulis (paper and pencil test) atau
lisan, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri. Manfaat penilaian kelas
antara lain sebagai berikut: untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik,
memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar, umpan balik bagi pendidik
dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang
digunakan, masukan bagi pendidik guna merancang kegiatan belajar, memberikan
informasi kepada orang tua dan komite satuan pendidikan tentang efektivitas
pendidikan, memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah)
dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang digunakan.

Prinsip-prinsip penilaian kelas antara lain: valid, reliabel, menyeluruh,


berkesinambungan, obyektif, dan mendidik.

56
PJOK SD KK F

Penerapan sikap dalam proses pembelajaran pelatihan sangatlah penting sehingga


nantinya guru juga diharapkan mampu membuat skenario pembelajaran atau
menyajikan pembelajaran yang mengkondisikan agar seperti sikap percaya diri,
tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, disiplin yang ingin
ditimbulkan bisa terlihat ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Jika itu sudah dilakukan maka sesungguhnya sikap diatas tadi
sudah mencerminkan nilai utama karakter mandiri, integritas, dan gotong royong.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah anda menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban Saudara
dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah jawaban
anda dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda dalam materi kegiatan pembelajaran di atas.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Rumus : Tingkat Penguasaan = 100%
6

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:


90 % - 100 % Baik sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
60 % - 69 % Kurang
60 ke bawah Kurang sekali

Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Saudara dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat Saudara
masih di bawah 80 %, Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 tersebut
terutama bagian yang belum Saudara kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci
jawaban saja.

57
Kegiatan Pembelajaran 2

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban KP. 1


1. A

2. C

3. A

4. B

5. A

Kunci Jawaban KP. 2


1. C

2. C

3. A

4. D

5. A

58
PJOK SD KK F

Evaluasi

Petunjuk:

Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang anda anggap paling benar!

1. Berikut merupakan pola pembelajaran banyak arah....


A. pendidik - peserta didik-pendidi
B. pendidik - tenaga kependidikan-peserta didik
C. pendidik –masyarakat-peserta didik
D. peserta didik – masyarakat-peserta didik
2. Format pembelajaran klasikal....
A. pembelajaran kelompok
B. pembelajaran individu
C. memecah menjadi unit-unit
D. membuat kelompok kecil
3. Teknik pemberian umpan balik....
A. umpan balik umum
B. umpan balik khusus
C. umpan balik mapan
D. umpan bolak-balik
4. Karkterisitik insan terdidik dalam PJOK
A. segar secara jasmaniah
B. berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas fisik
C. mengetahui manfaat melakukan aktivitas jasmani
D. sehat jasmani untuk melakukan setiap aktifitas fisik
5. Pemberian umpan balik yang efektif bermanfaat
A. prestasi belajar peserta didik
B. motivasi peserta didik
C. rutinitas pembelajaran
D. respon pendidik atas prestasi siswa
6. Seorang guru PJOK akan melakukan penilaian pada materi servis pada bola
voli. Bentuk penilaian yang dapat dilakukan kecuali:
A. penilaian tertulis
B. penilaian proyek

59
Evaluasi

C. penilaian berjejang
D. penilaian sikap
7. Yang bukan termasuk pada prinsip penilaian pembelajaran adalah....
A. valid
B. reliabel
C. homogen
D. objektif
8. Pada saat penilaian, guru PJOK menetapkan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai terlebih dahulu, seperti penyusunan disain, pengumpulan
data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau
hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan
penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian. Jenis penilaian ini adalah....
A. proyek
B. unjuk kerja
C. portopolio
D. observasi
9. Dibawah ini yang bukan termasuk pada tujuan penilaian adalah....
A. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai
seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan.
B. memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester
berikutnya
C. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai
peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian
hasil belajar.
D. menentukan kualitas peserta didik dalam proses belajar mengajar.
10. Seorang guru PJOK ingin melakukan penilaian pembelajaran dengan
menggunakan bentuk ujian tertulis da tanya jawab. Metode ini digunakan
untuk mengukur:
A. kognitif
B. afektif
C. psikomotor
D. gabungan kognitif, afektif dan psikomotor

60
PJOK SD KK F

Penutup

Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, guru harus memiliki empat kompetensi


dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi profesional. Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan
masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat
mengikuti kemajuan era globalisasi.

Pendidikan jasmani sebagai bagian dari proses pendidikan memiliki peranan yang
penting dalam membentuk manusia yang sempurna, karena melalui pendidikan
jasmani akan dapat dikembangkan secara sempurna baik aspek fisik, psikomotor,
kognitif, dan afektif. Untuk merealisasikan tujuan tersebut seorang guru PJOK harus
memahami hakikat penjas, pengertian dan tujuan penjas, hakikat dan proses belajar
penjas tidak sebagai olahraga yang menekankan hanya pada masalah prestasi,
namun lebih dari itu.

Besar harapan semoga modul pengembangan karier ini bermanfaat bagi rekan-
rekan guru PJOK dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya dalam
rangka memberikan layanan terbaik bagi peserta didik hingga mereka menjaadi
insan yang bertakwa kepada Tuhan YME, sehat, kretaif, mandiri, dan menjadi
manusia yang bertanggung jawab.

61
Penutup

Akhirnya dengan lapang dada kami menanti saran dan kritik dari semua pihak
terutama para pelaku pendidikan, teman-teman guru PJOK, dan seluruh insan yang
peduli akan pendidikan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua, Aamiin...

62
PJOK SD KK F

Daftar Pustaka

Abdullah. Pengembangan Sistem Penilaian Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Modul


Diklat. Jakarta: Kemdikbud, 2010.

Mukhtar dan Rusmini. 2006. Pengajaran Remidial. Jakarta: PT. Nimas Multima,
Jakarta,.

Mukhtar, M.Pd., Dr., Martinis Yamin, M.Pd., Metode Pembelajaran yang Berhasil,

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung : ROSDA..

Oemar Hamalik, Dr. Prof., 2002. Pendidikan Guru: Berdasar Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: P.T BUMI AKSARA,

Sudijono anas, 2011. Evaluasi Pendidikan, PT Gajah Grapindo Persada. Jakarta

Sukintaka, Dr. Prof., 2001.Teori Penjas: Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan,
Bandung: Nuansa,

Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani, Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan.
Bandung: Nuans.

Sukintaka. , 2001.Teori Penjas: Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan. Bandung:


Nuansa

Undang-undang Negara Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Jakarta; Depdiknas.

63
Glosarium

Undang-undang Negara Republik Indonesia, Nomor 3 Tahun 2005, Tentang Sistem


Keolahragaan Nasional, Jakarta: Menegpora 2005 dasar SMP-MTs-
SMPLB, Jakarta: Depdiknas.

http://imankoekoeh.blogspot.co.id/2013/12/tes-pengukuran-penilaian-dan-
evaluasi. html. Diaksestanggal 22 Okobert 2015.

http://kkg-srikandi.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-tujuan-dan-prinsip-
penilaian.html. Diakses tanggal 22 Oktober 2015.

64
PJOK SD KK F

Glosarium

assesment : istilah lain dari penilaian, yaitu proses pemberian makna dari
setiap data yang diperoleh

enrichment : program pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai


kompetensi/tuntas

remedial : penyembuhan atau pengobatan atau program perbaikan bagi


peserta didik yang belum tuntas.

feedback : umpan balik

remedial : perbaikan

65
Glosarium

enrichment : pengayaan

komprehensif : menyeluruh

learning task : tugas-tugas belajar, yang merupakan kegiatan/keterampilan yang


harus dilakukan

66
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH DASAR (SD)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F

PROFESIONAL:
PERSFEKTIF SEJARAH DAN ILMU FAAL

Penulis:
Nanang Nasirudin, M.Pd.
Suhardi, M.Pd.
Penelaah:
Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
PJOK SD KK F

Daftar Isi

Hal.

Daftar Isi .................................................................................................................................. iii


Daftar Gambar ........................................................................................................................ v
Daftar Tabel............................................................................................................................. v
Pendahuluan ........................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................................1
B. Tujuan ..............................................................................................................................................2
C. Peta Kompetensi .........................................................................................................................2
D. Ruang Lingkup .............................................................................................................................3
E. Cara Penggunaan Modul .........................................................................................................3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PERSPEKTIF SEJARAH PENDIDIKAN JASMANI .11
A. Tujuan ........................................................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................................................. 11
C. Uraian Materi ............................................................................................................................ 11
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................ 55
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ......................................................................................................... 58
F. Rangkuman ................................................................................................................................ 59
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut....................................................................................... 61
Kegiatan Pembelajaran 2 Ilmu Faal Tubuh 1 ............................................................. 63
A. Tujuan ........................................................................................................................................... 63
B. Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................................................. 63
C. Uraian Materi ............................................................................................................................ 63
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................ 73
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ......................................................................................................... 76
F. Rangkuman ................................................................................................................................ 77
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut....................................................................................... 78
Kegiatan Pembelajaran 3 Belajar Gerak (Motorik) 1 ............................................. 79
A. Tujuan ........................................................................................................................................... 79
B. Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................................................. 79
C. Uraian Materi ............................................................................................................................ 79

iii
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................ 84
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ......................................................................................................... 86
F. Rangkuman ................................................................................................................................ 87
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut....................................................................................... 89
Kegiatan Pembelajaran 4 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1 ......... 91
A. Tujuan ........................................................................................................................................... 91
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................................. 91
C. Uraian Materi ............................................................................................................................ 91
D. Aktivitas Pembelajaran ..................................................................................................... 102
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ...................................................................................................... 106
F. Rangkuman ............................................................................................................................. 107
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.................................................................................... 108
Kegiatan Pembelajaran 5 Teknologi, Informasi, Dan Komunikasi 2 ............... 111
A. Tujuan ........................................................................................................................................ 111
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .............................................................................. 111
C. Uraian Materi ......................................................................................................................... 111
D. Aktivitas Pembelajaran ..................................................................................................... 117
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ...................................................................................................... 119
F. Rangkuman ............................................................................................................................. 120
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.................................................................................... 121
Kunci Jawaban ................................................................................................................... 123
A. Jawaban Essay KP. 1 ........................................................................................................... 123
B. Kunci Jawaban KP. 2 ........................................................................................................... 124
C. Kunci Jawaban KP. 3 ........................................................................................................... 124
D. Kunci Jawaban KP. 4 ........................................................................................................... 124
E. Kunci Jawaban KP. 5 ........................................................................................................... 127
Evaluasi................................................................................................................................ 129
Penutup ............................................................................................................................... 131
Glosarium ............................................................................................................................ 131
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 135

iv
PJOK SD KK F

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Peta kompetensi ......................................................................................................................2


Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .........................................................................3
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .........................................................................4
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ......................................................6
Gambar 5. Struktur Organisasi Biologik Manusia ....................................................................... 64
Gambar 6. Sel pada Sistem Syaraf ....................................................................................................... 67
Gambar 7. Sistem Pernapasan............................................................................................................... 69
Gambar 8. Volume pernapasan ............................................................................................................ 71
Gambar 9. Diagram Kegiatan PKB....................................................................................................... 93
Gambar 10. Komponen PKB ................................................................................................................... 97
Gambar 11. Diagram Sumber-sumber PKB ................................................................................ 100

v
Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul.................................................................................................. 10


Tabel 2. Pelaksanaan Pekan Olahraga Mahasiswa ...................................................................... 31

vi
PJOK SD KK F

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,


konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan
kompetensinya secara berkelanjutan, sesuai kebutuhan, dan bertahap agar dapat
melaksanakan tugas profesionalnya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi


pembinaan guru diharapkan dapat menjamin guru untuk mampu secara terus
menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru
dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah


untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa
(estetika), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik dengan dukungan pelibatan
publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi Penguatan
Pendidikan Karakter dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis
masyarakat (keluarga dan komunitas).

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan secara mandiri


maupun kelompok dalam bentuk diklat yang dilakukan oleh lembaga pelatihan
sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Pelaksanaan diklat memerlukan
modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan
bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat
berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara
sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

1
Sambutan

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini disusun untuk digunakan guru


Penjas pada satuan pendidikan Sekolah Dasar. Modul ini memberi informasi
konseptual dan panduan praktik bagi guru PJOK mengenai; pemahamahan dasar
keilmuan, serta implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Modul ini mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul.

B. Tujuan

Modul ini disajikan agar anda memahami dan memiliki kompetensi tentang aplikasi
perspektif sejarah pendidikan jasmani dalam pengembangan sikap peserta didik,
kerja organ vital tubuh dan jaringannya, konsep belajar gerak, sumber belajar untuk
peningkatan keprofesionalan berkelanjutan, memanfaatkan perangkat TIK untuk
penulisan dan pengembangan diri.

C. Peta Kompetensi

Gambar 1. Peta kompetensi

2
PJOK SD KK F

D. Ruang Lingkup

Modul ini berisi tentang sejarah keolahragaan, perkembangan pendidikan jasmani,


olahraga, dan kesehatan di indonesia, manfaat sejarah keolahragaan dan pjok dalam
penanaman sikap peserta didik, konsep faal tubuh, sistem syaraf, sistem respirasi,
konsep belajar gerak, kategori gerak/ keterampilan (berdasar otot yang digunakan,
pengaruh lingkungan, dan mulai-akhir gerak), pengembangan keprofesionalan
berkelanjutan; bentuk dan jenis, serta strategi sumber belajar dalam PKB, fungsi
teknologi, informasi, dan komunikasi dalam pembelajaran, fungsi teknologi,
informasi, dan komunikasi dalam penulisan dan pengembangan diri.

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan
model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

3
Sambutan

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya.
Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang
di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat
pada alur dibawah.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat


untuk mempelajari:

o latar belakang yang memuat gambaran materi.

4
PJOK SD KK F

o tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi.


o kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
o ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran.
o langkah-langkah penggunaan modul .

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi profesional F, fasilitator memberi


kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai
peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan
dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang
akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, melaksanakan
praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator
melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

5
Sambutan

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), On the Job Learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2).
Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

6
PJOK SD KK F

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In


Service Learning-1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari:
o latar belakang yang memuat gambaran materi.
o tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi.
o kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
o ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran.
o langkah-langkah penggunaan modul.

b. In Service Learning 1 (IN-1)

• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi profesional F, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual
maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.

• Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi,
brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN-1.

7
Sambutan

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali


informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada
On the Job Learning.

c. On the Job Learning (ON)

• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi profesional F, guru sebagai
peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada In Service
Learning 1 (IN-1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari
kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
ditagihkan kepada peserta.

• Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN-
1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada On the Job Learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang


akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran.

8
PJOK SD KK F

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kompetensi profesional F terdiri


dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

9
Sambutan

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK.01. Pemanfaat Sejarah Keolahragaan Dalam TM, IN-1


Penanaman Sikap Peserta Didik

2. LK.02. Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga TM, IN-1

3. LK.03. Ilmu Faal Tubuh 1 TM, ON

4. LK.04. Identifikasi Saluran Pernafasan TM, ON

5. LK.05. Belajar Gerak TM, ON

6. LK.06. Konsep Pengembangan Keprofesian TM, ON


Berkelanjutan

7. LK.07. Menyusun Perencanaan Pengembangan TM, ON


Keprofesian Berkelanjutan

8. LK.08. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) TM, IN


2

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1
ON : Digunakan pada On the Job Learning

10
PJOK SD KK F

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PERSPEKTIF SEJARAH PENDIDIKAN JASMANI

A. Tujuan

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Saudara
dapat memahami tentang perspektif sejarah pendidikan jasmani serta menunjukan
sikap bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia, cinta tanah air, kerja sama,
percaya diri, dan menghormati pendapat orang lain yang diperlihatkan dalam
aktivitas pembelajaran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan tentang Sejarah Keolahragaan secara terperinci.


2. Menganalisis tentang perkembangan pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan di Indonesia secara terperinci.
3. Menjelaskan tentang manfaat sejarah keolahragaan dan PJOK dalam penanaman
sikap peserta didik secara terperinci.
4. Menunjukkan nilai kerjasama.
5. Menunjukkan nilai tanggung jawab.
6. Menunjukkan nilai kemandirian.

C. Uraian Materi
1. Sejarah Keolahragaan
a. Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada Zaman Penjajahan

Sejak kejatuhan konstantinopel (1453 M), orang-orang Eropa menghendaki untuk


dapat membeli sendiri rempah-rempah, yang pada waktu itu sangat langka dan
mahal, langsung dari tempat asalnya, yaitu Indonesia. Bangsa Portugis adalah yang
pertama tiba di Indonesia yaitu pada tahun 1509 M. Mereka kemudian diikuti oleh
bangsa Spanyol, Belanda, dan Inggris. Phase penjajahan bangsa Belanda menurut

11
Kegiatan Pembelajaran 1

sejarah Indonesia dimulai sejak perahu-perahu yang dipimpin oleh Cornelis de


Houtman pada tahun 1596 menjatuhkan jangkarnya di Banten. Sebenarnya, maksud
utama mereka datang ke Indonesia ialah berdagang. Tetapi lama kemudian, maksud
tersebut berubah menjadi ingin menguasai dan memerintah Indonesia. Akibatnya
ialah bahwa kebudayaan asli bangsa Indonesia lama kelamaan dipengaruhi oleh
kebudayaan Belanda, tidak terkecuali keadaan olahraganya. Ketika persaingan di
antara mereka memuncak menjadi peperangan, Belanda berhasil mengusir yang lain
dan memperoleh monopoli di nusantara. Tahun 1602 M Belanda mendirikan VOC
(Verenigde Oost Indische Compagnie), dan tahun 1691 M Gubernur Belanda bernama
Jan Pieterszoon Coen berhasil menguasai Jayakarta dan diberi nama baru Batavia.

Dengan berkuasanya Belanda Di Indonesia, terutama setelah Belanda mempunyai


tentara yang banyak dalam rangka mempertahankan eksistensinya di Indonesia,
maka kemudian terlihat masuknya keolahragaan di lingkungan militer. Meskipun
olahraga itu sejak jaman Mesir Kuno dan Yunani Kuno sudah mulai menonjol,
namun perkembangan di Eropa baru tampak timbul sekitar abad pertengahan, yang
kemudian juga merayap berkembang di negeri Belanda, kemudian dibawa pula
masuk ke Indonesia. Keolahragaan di Indonesia yang dibawa oleh Belanda itu sudah
barang tentu sesuai dengan keadaan keolahragaan di negeri Belanda sendiri. Namun
berkat kesadaran bangsa Indonesia akan kebudayaannya, meskipun dengan
beberapa tekanan dan paksaan dari pihak penjajah, kebudayaan asli Indonesia
masih dapat dipertahankan.

Pada permulaan abad ke 19, masuk dan berkembang olahraga sistem Jerman yang
diciptakan oleh Johann Friedrich Guts Muths (1759-1839) di negeri Belanda.
Dengan adanya perkembangan lebih lanjut, masuk pula sistem Jerman yang
diciptakan oleh Jahn, Spiess, dan Maul ken negeri Belanda. Pengaruh-pengaruh ini
selanjutnya digunakan oleh Belanda mula-mula hanya dalam kalangan militer, tetapi
kemudian masuk juga di sekolah-sekolah dan masyarakat. Oleh karena militer
dalam penjajahan Belanda di Indonesia banyak mempunyai pengaruh, maka
akhirnya di Indonesia sistem Jerman ini berkembang tidak hanya di lingkungan
militer, tetapi lingkungan sekolah bahkan lingkungan masyarakat.

12
PJOK SD KK F

Pokok-pokok dari sistem Jerman itu adalah sebagai berikut:

1) Sistem Jerman adalah hasil dari Jahn, Spiess, dan Maul yang mengambil
dasar dari Guts Muths.

2) Pangkal tolak kerjanya sistem ini adalah kemungkinan bergerak. Dengan


demikian maka banyak sekali latihan-latihan yang diberikan dengan dasar
bahwa latihan itu mungkin dilaksanakan oleh anak-anak dengan tidak
mengindahkan akan faedah gerakan itu terhadap pelakunya. Faktor-faktor
paedagogis dan psikologis tidak dipentingkan sama sekali. Hal ini
disebabkan latihan-latihan menurut sistem Jerman diciptakan untuk
kalangan militer.

3) Beberapa sifat yang dapat dilihat pada sistem Jerman ini adalah:

a) Latihan-latihan serta aba-abanya bersifat militer.


b) Pelaksanaannya menghendaki keseragaman dan persamaan waktu.
c) Latihan-latihan ditujukan kepada memperkuat otot-otot.
d) Kebanyakan terdiri dari gerakak-gerakan statis.
e) Untuk pelaksanaan latihan-latihannya diperlukan alat-alat yang
spesifik seperti: still ring, prallel bars, rechstok atau gantungan dan
sebagainya.
4) Tanda-tanda penting dalam sistem Jerman ini adalah:

a) Titik pangkalnya adalah latihan itu sendiri, yang ditujukan kepada


mempelajari gerak-gerak yang disebut latihan itu.
b) Kepada yang akan melakukan latihan-latihan, diberikan gambaran dan
penjelasan sehingga memudahkan dalam melakukannya.
c) Dalam memberikan latihan-latihan sudah ada aba-aba pemberitahuan
dan aba-aba pelaksanaan.
d) Semua gerakan harus memenuhi syarat-syarat bentuk, arah dan
aturan yang tertentu.
e) Sikap anggota badan selalu lurus dan arah anggota kedua anggota
badan (antara kanan dan lengan kiri) selalu harus berjarak 45 derajat
atau kelipatannya.

13
Kegiatan Pembelajaran 1

5) Susunan pelajaran terdiri dari:

a) Latihan di tempat;
b) Latihan bergerak maju;
c) Latihan dengan perkakas di tambah dengan latihan lompat dan
permainan.

Guts Mutsh membagi latihan-latihan secara generist. Ia mengatakan bahwa: (a)


Senam harus menyempurnakan peredaran darah dan memperkuat otot-otot dan
syaraf-syaraf; (b). Senam harus mempunyai faktor/elemen kesukaran; (c). Senam
harus menambah keberanian dan ketangkasan bathin. Oleh karena itu latihan-
latihan juga harus mengandung bahaya.

Sedangkan bentuk latihan gerak dasar menurut Guth Mutsh adalah melompat,
berlari, melempar, gulat memanjat, keseimbangan, bermain tali, berenang, dan
latihan panca indera.

Gymnastic Fur die Jugend adalah salah satu buku yang ia karang dan berisikan
tentang permainan. Secara garis besar permainan mempunyai 3 fungsi yaitu; (1)
rekreasi karena habis berlatih; (2) menambah kegembiraan, kesehatan dan
memperkembangkan sifat-sifat sosial; (3) memberi kesempatan bagi guru untuk
mengenal murid-muridnya secara lebih dekat dan akan mengakibatkan suasana
persaudaraan antara guru dan murid.

Demikian pokok-pokok dari sistem Jerman, dan kenangan yang dapat dilihat di
sekolah-sekolah adalah perkakas dan alat-alat, terutama sekolah-sekolah yang telah
berdiri sejak jaman Belanda dulu. Oleh karena itu, dari segi pendidikan dan ilmu
jiwa sistem ini kurang dapat dipertanggungjawabkan, maka kemudian terdesak oleh
sistem yang lebih baru yaitu sistem Swedia.

Tahun 1799 M, VOC dinyatakan bangkrut dan semua kekayaan serta kekuasaannya
diambil alih oleh pemerintah Belanda. Penjajahan Perancis terhadap negeri Belanda
selama perang Napoleon menyebabkan Indonesia jatuh ke tangan Inggris (1811-
1816 M). Sir Thomas Stanford Raffles, Letnan Gubernur di Jawa, menghapus jual beli
budak belian, memberikan sedikit otonomi dan merehabilitasi Borobudur.

14
PJOK SD KK F

Setelah kejatuhan Napoleon, Belanda kembali berkuasa dan meneruskan politik


kolonialnya, mengekploitir sumber-sumber alam dengan mengorbankan
kepentingan rakyat yang terus-menerus menentang kolonialisme tersebut.
Peperangan terjadi dimana-mana seperti di bawah pimpinan Thomas Matulessy
(pemberontakan Maluku, 1816- 1818 M), Pangeran Diponegoro (Perang Jawa, 1825-
1830 M), Cik di Tiro dan Teuku Umar (perang Aceh, 1873-1903), Imam Bonjol
(perang Padri, 1830-1837 M) di Sumatera Barat dan Sisingamangaraja (perang
Batak, 1907 M). Semua peperangan untuk kemerdekaan tersebut dapat dipadamkan
dan para pemimpinnya dipenjara atau diasingkan.

Selanjutnya masuk pula ke Indonesia sistem swedia ciptaan Per Hendrik Ling yang
mula-mula dibawa oleh para perwira kesehatan angkatan laut Belanda, Dr. H.P.
Minkema. Sistem ini masuk pula ke sekolah-sekolah dan pada tahun 1919-1920 M
mulai diadakan kursus-kursus untuk guru-guru dan sekolah-sekolah dilengkapi
perlengkapan latihan sistem Swedia tersebut. Berbeda dengan sistem Jerman,
sistem Swedia diciptakan Ling berdasarkan “guna” gerak. Setiap gerak harus jelas
apa gunanya bagi tubuh, otot mana yang dilatih, apa pengaruhnya terhadap tubuh
terutama dilihat dari segi anatomi. Latihan yang tidak jelas gunanya dibuang dan
tidak layak diberikan. P.H.Ling melaksanakan senam dalam 4 macam latihan yaitu:

1) Senam militer: Latihan ketangkasan dengan menggunakan alat, sehingga


dapat menghadapi lawan. Tujuan latihan adalah membentuk keselarasan
antara senjata dengan pemakainya. Bentuk-bentuk latihan yang digunakan
terdiri dari latihan anggar, senapan bersangkur, dan tombak serta alat-alat
lainnya. Latihan ini sebagai dasar di sekolah-sekolah militer di dunia
hingga sekarang.

2) Senam medis: Latihan dilakukan dengan tujuan untuk kesehatan dari


penyembuhan serta untuk mengatasi gangguan-gangguan tubuh. Bentuk
latihan terdiri dari massage dan latihan-latihan zaman kuno.

3) Senam paedagogis: Senam yang dilakukan sendiri untuk membentuk


keselarasan organ tubuh.

4) Senam estetis: Melatih sikap dan gerak sebagai perwujudan pikiran,


perasaan menuju keselarasan jiwa dan raga.

15
Kegiatan Pembelajaran 1

Senam dari sistem Swedia ini tidak menarik bagi anak-anak karena tidak
memperhitungkan segi-segi psikologi. Kata-kata terkenal dari penganjur sistem
Swedia adalah “Kami tidak memberikan apa yang disukai anak-anak, yang kami
berikan adalah yang berguna bagi mereka.” Pada bulan Januari dan Februari 1916,
Minkema telah melawat ke Stockholm untuk mempelajari sistem senam di sana.
Sejak bulan Maret 1916, ia bekerja pada sekolah senam dan olahraga “Koninklejke
Marine” di Willemsoord negeri Belanda. Ia termasuk salah seorang yang dengan
yakin menyetujui senam Swedia dan pengetahuannya tentang sistem ini benar-
benar mendalam. Di negeri Belanda sendiri, sistem Swedia mulai masuk pada tahun
1908, yang dipropagandakan oleh M. Vry, Direktur dari “Niewe Schoolvereniging” di
Amsterdam, setelah ia mempelajari senam Swedia di negeri Swedia. Ia di bantu oleh
Nora Goemas yang juga mendapat ijasah senam di negeri Swedia. Sedangkan sistem
Swedia masuk ke Indonesia pada tahun 1918 juga dibawa oleh Dr. H. P. Minkema.
Pada tahun 1920, Minkema dibantu oleh F.N.A. Claessen, laeraar MO pendidikan
jasmani, yang didetasir pada tentara Hindia Belanda sebagai perwira cadangan.
Kursus-kursus itu lamanya hanya 3 bulan dan hasilnya yang langsung tidaklah
besar, karena peraturan-peraturan militer yang belum mengenal senam Swedia.
Tetapi Minkema terus mengadakan propaganda dan ceramah-ceramah antara lain di
Jakarta (Batavia) dan dengan demikian berhasil menarik perhatian pembesar-
pembesar “Departement van Oorlog” dan “Departement van Ondewijs en Eredienst”.
Pada Departement van Oorlog lalu dibuka suatu biro “Ontwikkeling en Ontspanning”
semacam biro pengembangan dan hiburan. Sementara itu, atas perintah
“Manistervan Kolonien” yang berhubungan dengan jajahan-jajahan Belanda, seorang
kapten dan 2 orang Letnan di didik selama 2 tahun pada sekolah senam dan sport di
Ultrecht serta mengadakan lawatan ke Denmark, Norwegia dan Swedia untuk
mempelajari senam disana, dengan maksud mengangkat mereka sebagai direktur
dan instruktur pada sekolah senam dan sport militer, yang dibuka di Bandung
(Desember 1922). Pada awalnya sekolah di Bandung masih di pakai lapangan-
lapangan sport dan gedung-gedung “Nederlaands Indische Bond voor Lichamelijke
Opvoeding”. Akhirnya sekolah itu mempunyai gedung-gedungnya sendiri. Sebagai
direktur bertindak sebagai kapten P. Eenhorn dan sebagai instruktur adalah Letnan
Reinierse, yang sesudah kursus di Utrecht ditugaskan memberikan olahraga kepada
kader-kader K.M.A (Koninklijkie Militaire Academie), sebagai instruktur untuk

16
PJOK SD KK F

senam, anggar dan tinju (sistem Perancis) pada sekolah senam dan sport militer di
Bandung. Pada tahun 1916, M.J. Juten Leeraar M.O. diangkat menjadi “pegawai untuk
pendidikan jasmani sekolah”. Ia mulai berkenalan dengan senam Swedia pada tahun
1918 pada kursus-kursus yang diadakan oleh Dr. Minkema di Malang, dan bersama
Dr. Nieuwenhuis berhasil mempertahankan sistem ini pada dewan pengajaran,
sehingga dewan ini menasehatkan pada Dr. Creutzberg (Direktur Departemen
Pengajaran dan Ibadat) untuk mengganti sistem Jerman yang dipakai saat itu
dengan sistem Swedia. Dengan demikian senam Swedia secara resmi ditetapkan
untuk diberikan pada berbagai sekolah di Indonesia. Pada tahun 1919 dan 1920
kepada guru-guru yang mengajarkan senam di Kweekschool dan sekolah normal,
diberikan kursus-kursus waktu liburan mengenai sistem baru itu, sedang ruang-
ruang senam pada sekolah-sekolah itu diperlengkapi dengan perkakas Swedia.
Mereka yang memenuhi persyaratan dapat memperoleh akta (hak) mengajar
olahraga yang disebut akta J (pemula) dan akta S (lanjutan). Pada permulaan tahun
1925 senam Swedia telah diberikan kepada 1.000 sekolah, diantaranya: Sekolah
Bumi putera kelas dua, H.I.S, dan E.L.S., semua Kweekschool dan sekolah normal,
sekolah-sekolah untuk pegawai pemerintahan dan juga 15 buah kelas H.B.S
Bandung. Pokok-pokok dari sistem Swedia itu adalah sebagai berikut:

1) Sistem Swedia diciptakan dan dipelopori oleh Per Hendrik Ling

2) Dasar dari sistem ini adalah susunan tulang-tulang dan otot, serta kerjanya
alat-alat tubuh (anatomi dan fisiologi). Jadi dasarnya adalah faedah dari
gerakan itu bagi tubuh.

3) P.H. Ling menyusun sistemnya karena melihat banyak rakyat Swedia pada
waktu itu menderita kerusakan badan dan dimaksudkan untuk
memperbaiki kesehatan dan sikap badan rakyat Swedia.

4) Karena tujuannya, maka sistem Swedia itu masih belum memperhatikan


aspek pedagogis dan psikologis. Paham Ling adalah tidak memberikan apa
yang diinginkan oleh anak, tetapi apa yang berfaedah dan bermanfaat bagi
anak.

5) Pada sistem Swedia dibedakan menjadi 4 macam senam, yaitu: a) senam


militer: tekanan pada kekuatan, kelincahan bergerak, dan kemampuan

17
Kegiatan Pembelajaran 1

untuk menahan ketegangan; b) senam medis: berhubungan dengan


kemungkinan bagi mereka yang lemah, melalui latihan-latihan; c) senam
pedagogis: ditujukan untuk mengembangkan potensi-potensi bawaan dari
tubuh, menciptakan keseimbangan dan kesempurnaan organ tubuh; d)
senam estetis: malaksanakan sikap dan gerak sebagai pernyataan atau
ungkapan dari perasaan, emosi, dan pikiran.

6) Pada sistem Swedia terdapat alat-alat perkakas yang spesifik yaitu: bangku
Swedia, jenjang, peti lompat, balok keseimbangan, tambang/tali untuk
latihan bergantungan, kuda-kuda, gelang-gelang, dan pelana.

7) Susunan pelajaran menurut sistem ini terdiri atas: a) latihan pendahuluan;


b) latihan inti; dan c) latihan penutup

8) Sifat-sifat dan tanda-tanda yang terdapat pada sistem Swedia antara lain
ialah: a) semua latihan dipertanggungjawabkan secara anatomis dan
fisiologis; b) pada waktu melakukan latihan di utamakan sikap yang baik,
juga cara melakukannya; c) setiap pelajaran mempunyai pembagian latihan
yang tetap dan tertentu; d) alat-alat yang digunakan, dimaksudkan untuk
memberikan faedah dari gerakan; dan e) latihannya tidak memberikan
kegembiraan karena tidak hidup.

9) Karena sistem Swedia dianggap tidak sesuai dipandang dari segi


pendidikan maka sistem tersebut terdesak oleh sistem Austria yang
diciptakan oleh Dr. Karl Gaulhofer dan Dr. Margarete Streicher, yang
dianggap lebih cocok dari segi pendidikan dan ilmu jiwa.

10) Sesuai pula dengan perkembangan di negeri Belanda, setelah perang dunia
ke-1 (1914-1918 M), masuklah sistem Austria. Sistem Austria diciptakan
oleh Gaulhofer dan Streitcher, didorong oleh keadaan anak-anak akibat
perang yang memerlukan perubahan pendidikan. Sistem Austria
berpangkal pada anak, “vom kinde aus” dengan memperhatikan pedagogik
dalam menyajikan latihan-latihannya. Latihan disusun secara sistematik
dengan kategori berjenjang: normalisasi, pembentukan, prestasi, dan seni
gerak. Setiap latihan harus mempunyai bentuk dan isi. Bentuk ditentukan
oleh keadaan tubuh dan kemampuan, sedangkan isi memberikan arti dari

18
PJOK SD KK F

latihan yang diberikan. Setiap pelajaran disusun menurut urutan tertentu


yang dimulai dengan latihan-latihan pendahuluan sebagai pemanasan fisik
dan mental untuk menghadapi latihan yang sesungguhnya setelah
pendahuluan. Latihan yang sesungguhnya atau latihan inti disusun berurut
sesuai dengan sistematika yang diakhiri dengan latihan-latihan penutup
sebagai penenang, agar anak-anak dapat kembali ke dalam kelas dengan
tertib.

11) Masuknya sistem Austria ke Indonesia itu tidak lepas dari berubahnya
haluan negeri Belanda dalam bidang keolahragaan. Sistem yang timbul
setelah perang dunia tahun 1914-1918, disebabkan karena dorongan dan
keinginan untuk mengadakan pembaharuan pendidikan itu, akhirnya
meluas tersebar di Eropa termasuk negeri Belanda.

Prinsip-prinsip pokok dari sistem Austria adalah sebagai berikut:

1) Sistem ini diciptakan dan dipelopori oleh Dr. Karl Gaulhofer dan Dr.
Margarete Streicher.

2) Mereka berpendapat, bahwa dalam pendidikan itu tidak ada dinding


pemisahnya, sehingga hanya ada satu pendidikan, yaitu yang meliputi
manusia sebagai suatu pendidikan. Jadi tak mungkin ada pendidikan moral,
pendidikan intelek dan sebagainya.

3) Sistem ini tidak berpangkal pada bulan latihan, tetapi sebaiknya akan
berpangkal pada anak yang akan diberi latihan. Oleh karena itu, segi-segi
pendidikan dan kejiwaan anak memegang peranan penting, sehingga
pelajaran yang diberikan pada anak itu hanya merupakan alat saja untuk
membentuk individu. Latihan fisik itu disatupadukan dengan isi yang
berbobot perasaan, intelek, kejiwaan dan sikap lahir yang serasi degan
bathin.

4) Faktor-faktor anatomi, fisiologi dan kesehatan juga diperhatikan dalam


membuat sistem ini, dan dalam membuat jenis-jenis latihannya.

19
Kegiatan Pembelajaran 1

5) Senam mereka berikan keterangan, “alamiah”, karena semua keserasian itu


terdapat pada alam. Oleh karena itu, senamnya diusahakan mendekati
alam. Sikap alamiah itu ditentukan oleh: a) bentuk yang dipengaruhi oleh
bentuk badan dan keadaan perototan: b) perbuatan, yang kemampuan
berbuat atau bereprestasi: c). isi, yang ditentukan oleh kecerdasan dan
keadaan bathin.

6) Susunan jam pelajaran dibagi sebagai berikut: a). latihan pendahuluan


sebagai pengantar dan pemanasan: b). latihan inti, yang terdiri dalam
latihan- latihan togok, keseimbangan, kekuatan dan ketangkasan, jalan dan
lari, serta lempar dan lompat: c). latihan penenangan, yang merupakan
latihan penutup.

7) Karena sistem Austria ini sesuai dengan kemajuan zaman, maka sampai
berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia, sistem tersebut tetap
digunakan di sekolah-sekolah, bahkan guru-guru yang dididik antara tahun
1950-1960, masih menerima pelajaran sesuai dengan gagasan Gaulhofer
dan Streicher. Selain sekolah senam dan sport militer di Bandung (1922),
sebelum perang dunia II, di Surabaya juga didirikan suatu Lembaga
Pemerintahan untuk mendidik guru-guru olahraga yaitu G.I.V.L.O
(Gemeentelijk institute Voor Lichamelijke Opvoeding), dan pada tahun
1941M didirikan pula suatu lembaga untuk mendidik gugu-guru olahraga,
Scademisch Instuut voor lichamejke Opvoeding, disingkat AILO, di
Surabaya.

8) Cabang olahraga yang popular dan digemari oleh masyarakat belum


banyak jumlahnya. Yang menonjol pada watu itu adalah sepak bola,
korfball (bola keranjang), tenis, tinju dan renang. Dan pada waktu itu,
olahraga digunakan sebagai sarana untuk memelihara semangat
nasionalisme bangsa Indonesia. Misalnya untuk menandingi NIVU
(Nenderlands Indische Voetbal Unien) didirikan Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI) oleh bangsa Indonesia yang hingga kini masih
terus melakukan kegiatannya.

20
PJOK SD KK F

9) Kekuasaan Belanda berakhir dengan datang Jepang pada perang dunia II.
Jepang mencoba menarik simpati rakyat Indonesia untuk beersama-sama
mendirikan Asia Timur Raya yang bebas dari penjajahan bangsa barat.
Rakyat diajak ikut serta mendukung tentara jepang dalam perangnya
melawan sekutu. Jepang membuka perang terhadap Amerika Serikat
dengan mengadakan pemboman terhadap Pear Harbour (Hawai) pada
tanggal 8 Desember 1941. Setelah pemboman dilakukan, baru Jepang
menyatakan perang secara resmi. Hindia Belanda sebagai sekutu Amerika
Serikat mengumumkan perang pula terhadap Jepang, lima jam sesudah
peristiwa tersebut, jepang bergerak masuk ke Asia tenggara dengan teknik
gerak cepat, yang sasarannya adalah Vietnam, Muangthai, Malaya, Filipina,
dan Hindia Belanda. Kekuatan Amerika Serikat dengan sekutunya Inggris,
Belanda dan Australia dipusatkan di pulau Jawa dipimpin oleh Perwira
tinggi Belanda Jendral H. Ter Poorten. Tetapi mengingat persiapan tentara
sekutu yang ada di Indonesia menyerah tanpa syarat di Kalijati. Dalam
perundingan itu hadir pula Gubernur Jenderal Hindia Tjarda Van
Starkenborg Stachoer selaku penguasa tertinggi Hindia Belanda dan
dengan penyerahan tersebut berakhirlah masa penjajahan Belanda di
Indonesia

10) Kesempatan ini dipergunakan oleh para pemimpin bangsa Indonesia


menanamkan kesadaran kemampuan bangsa Indonesia untuk menjadi
bangsa merdeka. Sementara itu Jepang melatih pemuda-pemuda dalam
kemiliteran dan olahraga budaya Jepang seperti Sumo, kendo, judo, dan
karate. Sumo semacam gulat, dan kendo sejenis anggar dengan pedang
yang dipegang dengan kedua belah tangan, berlainan dengan judo dan
karate, ternyata tidak berkembang di Indonesia. Judo dan karate kini
banyak penggemarnya Karena didukung oleh bangsa Indonesia yang
sempat belajar di Jepang setelah perang dunia II berakhir.

11) Menghayati kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah Jepang,


olahraga pada waktu itu dimanfaatkan oleh Jepang untuk: a)
memperkenalkan olahraga militer, b) memperkuat fisik dan mental para
pemuda; c) sebagai tontonan yang rekreatif, d) menyalurkan kegiatan

21
Kegiatan Pembelajaran 1

pemuda atau masyarakat ke arah positif agar terlena dari alam penjajahan,
e) memperkenalkan kebudayaan Jepang, khususnya olahraga Sumo, Judo,
Karate, dan olahraga-olahraga kecil lainnya versi Jepang.

12) Di sekolah dan di masyarakat olahraga digalakkan agar murid-murid dapat


mempelajari olahraga yang dikehendaki oleh Jepang. Jepang
mengumpulkan guru-guru yang berijazah “Normal School” “Kweekschool”
atau guru-guru lainnya untuk mengikuti kursus khusus bagi guru olahraga
agar dapat mengajarkan olahraga wajib. Materi pelajaran olahraga di
sekolah yang diberikan adalah: Olahraga wajib: senam pagi, kyoren (baris-
berbaris), cara bertempur dengan bayonet (alatnya senapan dari kayu),
dan kakeas (lari), dan olahraga tidak wajib: pelaksanaannya disesuaikan
dengan fasilitas yang ada.

Para murid diperkenalkan olahraga judo, sumo, dan karate serta permainan-
permainan asal Jepang misalnya menyumbangkan tiang bendera yang dibuat dari
batang pinang. Selain itu permainan rakyat: pukul bantal di atas batang pinang
lomba membawa kelapa, panjat pinang. Olahraga sepakbola, bola tangan, dan bola
keranjang juga diajarkan di sekolah, bahkan sering dipertandingkan. Pemasalan
olahraga yang dilaksanakan dengan setengah paksaan adalah senam Jepang yang
disebut “Taiso” atau senam diiringi dengan radio maka dinamakan “razio taizo” atau
senam diiringi lagu dari radio. Di sekolah-sekolah tiap pagi diwajibkan bersenam
dan pada waktu-waktu tertentu bersama-sama pegawai dan tentara Jepang ber
“razio taiso” di lapangan terbuka. Di sekolah dan di kantor sebelum senam pagi
diadakan upacara penghormatan bendera (Jepang) dan menghormat (rukuk)
kepada Tenno Heika (kaisar Jepang). Pembinaan organisasi olahraga di lingkungan
masyarakat pada umumnya kurang intensif, karena kondisi sosial ekonomi yang
sangat menekan penghidupan rakyat sehari-hari. Bahkan organisasi induk cabang
olahraga yang ada juga pada umumnya hidupnya tersendat-sendat. Kemudian
Jepang lebih berusaha membangkitkan olahraga dengan mendirikan federasi baru
dengan nama “Tai Iku Kai” yang diawasi langsung dan kemudian nama ini diganti
dengan Gerakan Latihan Olahraga Rakyat (Gelora). Pembinaan wasit maupun
pelatih untuk berbagai cabang olahraga ada, tetapi untuk sekolah, guru-guru
disiapkan seperlunya. Alat-alat sangat minim dan pada umumnya fasilitas olahraga

22
PJOK SD KK F

tidak bertambah, karena segala dana dan daya diarahkan untuk keperluan
pertahanan tentara “Dai Nippon” (Jepang), Sekolah-sekolah diberi senapan kayu dan
alat baseball. Kondisi social dan ekonomi selama penjajahan Jepang menyebabkan
penderitaan sangat berat terutama para petani. Melalui pendidikan olahraga di
sekolah, para siswa belajar baris-berbaris, perang-perangan dengan senapan
bersangkur (tiruan) dan latihan fisik lainnya yang berat-berat termasuk gotong
royong, gali lubang perlindungan, membabat lapangan terbang, mencangkul kebun.
Demikian pula latihan-latihan disiplin baik di sekolah maupun pada berbagai latihan
yang diberikan oleh Jepang kepada kelompok-kelompok tertentu membentuk
pemuda Indonesia menjadi pemuda yang mempunyai daya tahan tinggi dan siap
menghadapi berbagai kesukaran. Hal inilah yang menguntungkan dan sangat
membantu manakala bangsa Indonesia menghadapi Belanda, yang ingin menjajah
kembali. Ketika Jepang menyerah kepada tentara sekutu pada pertengahan bulan
Agustus 1945, para pemuda Indonesia telah siap fisik dan mentalnya menghadapi
tantangan-tantangan baik dari Jepang sendiri, Inggris maupun Belanda dalam
mempertahankan kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945
oleh Soekarno-Hatta.

b. Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada Jaman Kemerdekaan (1945-


1967)

Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, gerakan


keolahragaan mengalami babak baru. Pemerintah c.q. Kementerian Pendidikan dan
Pengajaran, mempropagandakan penyelenggaraan latihan-latihan dan rehabilitasi
fisik dan mental yang telah rusak selama penjajahan kolonial Belanda dan Jepang.
Penyelenggaraan olahraga di sekolah-sekolah mulai digalakkan. Di setiap provinsi
diusahakan pembentukan inspeksi-inspeksi Pendidikan Jasmani, antara lain di
Sumut, Sumteng, Jabar, Jateng, Yogya/Solo, dan Jatim. Tanggal 19 Agustus 1945,
tanggal terbentuknya Kabinet yang pertama, dalam Kementerian Pendidikan
Pengajaran diadakan suatu lembaga yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan pengurusan di bidang keolahragaan di sekolah, yaitu Inspeksi
Pendidikan Jasmani. Inspeksi Pendidikan Jasmani adalah organisasi di bawah
Jawatan Pengajaran. Olahraga di masyarakat diurus oleh lembaga di bawah Jawatan

23
Kegiatan Pembelajaran 1

Pendidikan Masyarakat. Kementerian Pengajaran dalam melaksanakan tugas di


bidang pembinaan dan pengembangan fisik adalan; (a) menyelenggarakan latihan-
latihan fisik di kalangan pemuda lndonesia untuk mencapai dan memperoleh
kondisi badan yang prima, juga guna persiapan memasuki angkatan perang yang
pada waktu itu sangat diperlukan; (b) mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental
bangsa Indonesia agar dapat berperan serta di forum internasional.

Pada bulan September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu (Inggris)
masuk ke Indonesia terutama di Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang
bernama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Otto Iskandar
Dinata sebagai ketua umum dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian
meleburkan diri bersama-sama Djawa Tai Iku Kai (Pusat Olahraga Versi Jepang)
menjadi Persatuan Olahraga Republik Indonesia disingkat PORI). Mengingat
suasana di Jakarta kurang menguntungkan karena gangguan tentara Belanda, PORI
hijrah ke Solo dan berkantor di rumah Sumono, sekretaris PORI di jalan Purwosari.
Pada bulan Januari 1947 diadakan Kongres darurat PORI dan terpilih sebagai ketua
Mr. Widodo Sostrodiningrat dan sebagai Wakil Ketua Soemali Prawirodirjo, sebagai
Sekretaris Soemono. Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri
Pembangunan dan Pemuda Wikana. Berkat bantuan sekretaris Menteri Drs. Karnadi
PORI dapat mengembangkan organisasinya antara lain:

1) Membangun kembali cabang-cabang olahraga yang tersebar dan bercerai


berai.
2) Membentuk organisasi Induk Cabang Olahraga yang belum tersusun
3) Menerbitkan majalah “Pendidikan Jasmani” dengan simbol obor menyala
dan lima gelang.
4) Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke-1.

Pada malam peresmian PORI bulan Januari 1947 Presiden Soekarno sekaligus
melantik KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia), sebagai ketua ditunjuk
Sultan Hamengkubuwono IX, wakil ketua adalah Drg. Koesmargono dan Soemali
Prawirodirio. KORI mempunyai tugas menangani masalah keolahragaan yang ada
kaitannya dengan olimpiade, saat itu KORI dibentuk karena Indonesia ingin ikut
Olympic Games tahun 1948 (namun karena kesiapan para atlet saat itu tidak

24
PJOK SD KK F

memadai, pengiriman ke London tidak jadi). PORI kemudian membentuk badan-


badan (sekarang disebut cabang olahraga). Yang ada waktu itu adalah cabang
olahraga bola sepak, basket, atletik, bola keranjang, panahan, tenis, bulu tangkis,
pencaksilat, dan gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI di dapat dari subsidi
pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
Selama aksi militer Belanda 21 Juni 1947-17 Januari 1948 kegiatan keolahragaan
praktis terhenti. Pada tanggal 2-3 Mei 1948 PORI mengadakan Konperensi di Solo
yang antara lain memutuskan mengadakan Pekan Olahraga Nasional yang pertama
di Solo. Berkat bantuan Walikota Solo (Syamsurizal), PON I dapat diselenggarakan
pada 9-14 September dengan lancar, meskipun suasana politik mulai meruncing
kembali. Pekan Olahraga Nasional I di Solo adalah pekan olahraga yang sangat
berkesan dan merupakan tonggak sejarah keolahragaan yang penting bagi bangsa
Indonesia yang baru merdeka. PON I adalah PON revolusi, PON Perjuangan, PON
penyebar semangat dan sekaligus PON Persatuan. Berkenaan dengan PON I, Maladi
(mantan Menteri Olahraga) mengutarakan kembali kesannya yakni;

“PON I di Solo tahun 1948 membuat berdiri bulu roma tiap orang lndonesia yang
menyaksikan Rakyat sepanjang Yogya-Solo menyambut dan menghormati Bendera
PON yang dibawa diarak oleh ribuan Pemuda dari Gedung Negara Yogya untuk
dikibarkan di Stadion Sriwedari Solo. Teriakan”Hidup PON” bersamaan dengan
“Merdeka atau Mati” berkumandang sepanjang jalan Yogya-Solo”

Kiranya perlu disampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya


kepada para tokoh olahraga pada waktu itu terutama: Sultan Hamengkubuwono IX,
Paku Alam VIII, G.P.H Suryohamijoyo, G.P.H. Prabuwijoyo, Nurbambang, Ali
Marsaban.

Setelah keamanan negara pulih kembali pada akhir tahun 1949 dan ketenangan
bangsa Indonesia tercapai, maka gerakan olahraga yang telah terhenti itu
digerakkan kembali dan dikembangkan. Bekal konsepsi-konsepsi yang telah dirintis
dan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dijadikan titik tolak untuk
mengembangkan olahraga dan menetapkan sistem pembinaan keolahragaan
Indonesia, yakni:

1) Keolahragaan di lingkungan sekolah, dibina langsung oleh pemerintah.

25
Kegiatan Pembelajaran 1

2) Keolahragaan di lingkungan masyarakat, dibina oleh masyarakat sendiri,


dengan bimbingan dan pengawasan oleh pemerintah.

Keolahragaan di lingkungan sekolah pelaksanaan pengaturan, pengurusan dan


pembinaan langsung dipegang oleh pemerintah, yaitu ditugaskan kepada
Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Inspeksi Pusat Pendidikan Jasmani. Keolahragaan di lingkungan
sekolah ini masih tetap diberi nama Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani
merupakan unsur dan alat pendidikan untuk menyiapkan dan membentuk manusia
yang harmonis antara pertumbuhan jasmaniahnya dan perkembangan rokhaninya.
Dalam hubungannya dengan peningkatan mutu prestasi olahraga bangsa Indonesia,
pendidikan jasmani hanya merupakan dasar dan pencarian bibit, yang akan
dikembangkan lebih lanjut di lingkungan masyarakat nanti.

Tujuan dari Pendidikan Jasmani ini lebih dikuatkan lagi dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1950, tentang Dasar-Dasar
Pendidikan dan Pengajaran di sekolah-sekolah. Undang-undang tersebut berbunyi
sebagai berikut: “Pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan antara
tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk
membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir dan batin,
diberikan di segala jenis sekolah”. Untuk melaksanakan tujuan olahraga di
lingkungan sekolah ini pemerintah telah menetapkan bahwa pendidikan jasmani
tetap merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah-sekolah mulai dari sekolah
taman kanak-kanak, sampai Perguruan Tinggi. Cabang-cabang olahraga yang
diberikan di sekolah itu terdiri dari: Senam, atletik, permainan dan renang, dengan
disesuaikan pada keadaan fasilitas yang tersedia. Sebagai pendorong bagi para
pelajar untuk giat melaksanakan pendidikan jasmani dan olahraga, serta alat
pengontrol bagi guru dan pemerintah tentang hasil pelajarannya, maka pemerintah
menentukan adanya dua jenis kegiatan yaitu:

1) Ujian ketangkasan olahraga bagi pelajar


Ujian olahraga yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Inspeksi
Pusat Pendidikan Jasmani, terdiri dari:

26
PJOK SD KK F

Atletik: Tingkat A, B, dan C masing-masing dengan syaratnya sendiri-


sendiri
Renang: Tingkat A, B, dan C masing-masing dengan syaratnya sendiri-
sendiri.
2) Perlombaan olahraga antar sekolah.
Perlombaan antar sekolah yang diatur oleh pemerintah itu meliputi
berbagai macam cabang olahraga, dan yang terkenal pada waktu itu adalah
adanya Pancalomba Sekolah Lanjutan.
Oleh karena tumbuhnya sekolah-sekolah tidak seimbang dengan
tersedianya tenaga-tenaga guru, khususnya guru-guru pendidikan jasmani
maka pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk membuka
sekolah-sekolah dan kursus-kursus yang menyiapkan tenaga-tenaga guru
pendidikan jasmani, baik untuk sekolah rakyat, sekolah lanjutan maupun
perguruan tinggi. Sampai pada tahun 1957 seluruh Indonesia telah
mendapat:
a) 6 buah SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Jasmani) yang menyiapkan
guru-guru untuk sekolah rakyat.

b) 7 buah kursus B I Pendidikan Jasmani, yang menyiapkan guru-guru


untuk sekolah lanjutan pertama

c) 1 buah kursus B II Pendidikan Jasmani, yang menyiapkan guru-guru


untuk Sekolah Lanjutan Atas.

d) 2 buah Fakultas Pendidikan Jasmani, sampai tingkat Sarjana Muda dan


Sarjana yang menyiapkan ahli-ahli dan guru-guru pendidikan jasmani
di sekolah-sekolah, dengan mengadakan kursus-kursus singkat.
Kursus tersebut adalah kursus ajun Inspektur Pendidikan Jasmani,
Kursus Inspektur Pendidikan Jasmani, Kursus Ulangan Pendidikan
Jasmani bagi guru-guru sekolah rakyat.

Untuk mendorong semangat belajar para pelajar dalam bidang keolahragaan dan
untuk usaha meningkatkan mutu prestasi olahraga di kalangan pelajar, telah
diadakan puncak-puncak kegiatan olahraga di kalangan sekolah lanjutan dengan
bentuk Pancalomba. Pancalomba yang pertama diadakan pada tahun 1952 di

27
Kegiatan Pembelajaran 1

Semarang, dan Pancalomba yang kedua diadakan pada tahun 1954 di Surabaya. Di
samping upaya peningkatan kondisi fisik dan mental bangsa Indonesia di
masyarakat juga ditingkatkan mutu prestasi olahraga, terutama di forum
Internasional. Pemerintah tidak melepaskan begitu saja usaha kegiatan badan
swasta dari masyarakat itu, tetapi secara aktif membantu dan mendorong. Dengan
pembinaan yang terus menerus dan tekun maka Indonesia kemudian dapat juga
mengikuti Olympiade ke XVI di Melbourne, tahun 1956, dan Olympiade XVII di
Roma pada tahun 1960. Di Tokyo Indonesia tidak dapat mengikuti karena di skors
oleh IOC, namun pada olympiade berikutnya sudah dapat ikut karena sudah dapat
diterima kembali sebagai anggota. Di samping itu Indonesia telah pula bisa
mengikuti kegiatan olahraga di Asia (Asian Games). Asian Games ke-1 tahun 1951 di
New Delhi. Asian Games ke-2 tahun 1954 di Manila, Asian Games ke-3 di Tokyo
tahun 1958 dan seterusnya. Nampak usaha-usaha di bidang keolahragaan tidak
mengecewakan bahkan dunia luarpun mengakui akan kemajuan dan perkembangan
keolahragaan di lndonesia, sehingga negara-negara Asia menaruh kepercayaan
kepada Indonesia untuk menyelenggarakan Asian Games yang ke lV tahun 1962 di
Indonesia. Berbagai usaha untuk menuju kepada kesempurnaan sistem pembinaan
keolahragaan di Indonesia telah dilakukan. Sementara telah ada pendapat yang
timbul untuk mengintegrasikan sistem pembinaan keolahragaan yang terbagi dua,
yaitu oleh pemerintah dan masyarakat, antara lain telah timbul pendapat:
1) Usul kepada pemerintah dalam hal ini kepada Menteri P dan K agar
pembinaan keolahragaan di lingkungan sekolah dan masyarakaat itu
disatukan, supaya terdapat integrasi dan koordinasi yang tepat.
2) Majelis Pendidikan Jasmani yang pada tahun 1958 mengajukan konsepsi
kepada pemerintah untuk membentuk suatu Dewan Pendidikan Jasmani
yang akan mengurus dan mengkoordinir semua kegiatan Pendidikan
Jasmani dan Olahraga di lndonesia.
3) Kongres PGRI di Surabaya telah pula menyetujui ide dibentuknya
Departemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang mengurus tentang
Pendidikan Jasmani di Sekolah dengan olahraga dimasyarakat.

Mengingat akan keputusan Asian Games Federation Dr. Ryotaru Azume pada upacara
penutupan Asian Games IV di Jakarta (1962), maka menjadi lebih kuatlah kebulatan

28
PJOK SD KK F

tekad pemerintah Indonesia untuk mengintegrasikan sistem pembinaan olahraga


Indonesia. Ketetapan pemerintah ini diambil oleh karena bangsa Indonesia akan
lebih kelihatan pamornya di mata dunia internasional apabila penyelenggaraan
Asian Games ke IV (1962) oleh Indonesia itu dapat berhasil dengan sukses baik dari
segi organisasi maupun prestasi, hal ini merupakan sebuah momentum yang
bersejarah dalam proses transfer ilmu pengetahuan ilmiah dalam pelatihan dari luar
ke Indonesia. Kontak budaya ilmiah ini melalui perantara perorangan yang
didukung program bantuan luar negeri, seperti dalam atletik, bola basket, sepak
bola, dll. Agar olahraga yang bertujuan membangun bangsa dan manusia Indonesia
baru itu, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka pada tahun 1962 dengan
Keputusan Presiden No. 131 tahun 1962 dibentuk Departemen Olahraga yang diberi
tugas pokok untuk mengatur mengkoordinir, mengawasi, membimbing dan dimana
perlu menyelenggarakan:

1) Semua kegiatan dan usaha olahraga, termasuk pendidikan jasmani di


sekolah-sekolah rendah maupun Perguruan-perguruan Tinggi di seluruh
tanah air.
2) Pendidikan tenaga-tenaga ahli olahraga, seperti guru olahraga, pelatih
olahraga dan tenaga-tenaga ahli olahraga lainnya yang diperlukan oleh
Departemen Olahraga.
3) Pembangunan, penggunaan dan pemeliharaan lapangan-lapangan dan
bangunan-bangunan olahraga di seluruh tanah air.
4) Pembangunan industri Nasional alat-alat olahraga dan atau mengimport
alat-alat olahraga serta pengedaran dan penggunaannya di dalam
masyarakat.
5) Pengiriman olahragawan dan tim olahraga serta ahli-ahli olahraga
Indonesia atau tim olahraga serta ahli-ahli olahraga dari luar negeri ke
Indonesia.
6) Pendidikan atau riset di bidang olahraga dan penyelenggaraan usaha-usaha
di bidang sport medicine
7) Persiapan-persiapan dan penyelenggaraan Asian Games ke IV di Jakarta
(1962).
8) Kegiatan usaha-usaha lain di bidang olahraga baik yang bersifat nasional
maupun internasional.

29
Kegiatan Pembelajaran 1

Dengan dibentuknya Departemen Olahraga itu maka Jawatan Pendidikan Jasmani


yang ada pada waktu itu sebagai aparat pemerintah dilebur dan dimasukkan dalam
Departemen Olahraga.

Meskipun terdapat 2 badan yang bertanggung jawab tentang keolahragaan, karena


pimpinan tunggalnya adalah pemerintah, maka pada hakikatnya adanya dua badan
tersebut hanya merupakan pembagian tugas pelaksanaan, sedang garis-garis
kebijaksanaan tetap keluar dari satu komando (pemerintah). Bahkan dengan
keputusan Presiden RI Nomor 263 tahun 1963 untuk mencapai tujuan olahraga
Indonesia diperintahkan kepada Menteri Olahraga supaya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam keputusan No. 131
tahun 1962 sedemikian rupa, sehingga prestasi olahraga Indonesia dapat
menjunjung tinggi nama bangsa dan negara. Mahasiswa sebagai bagian masyarakat
yang peka terhadap perkembangan sekitarnya turut tergugah pula untuk
menggiatkan olahraga. Pada permulaan tahun 1950 meskipun jumlah Perguruan
Tinggi sangat terbatas namun mahasiswa sudah mulai mengadakan pertandingan
sesamanya, namun belum sampai meningkat pada pertandingan antar Perguruan
Tinggi. PON I 1948 di Solo merupakan rangsangan bagi para mahasiswa di
Yogyakarta untuk mengadakan Pekan Olahraga antar Perguruan Tinggi. Suwarno
mahasiswa UGM, yang turut dalam PON II di Jakarta (Oktober 1951) menggunakan
kesempatan tersebut untuk membicarakan gagasan tersebut dengan rekan-
rekannya sesama mahasiswa diperkampungan peserta PON II. Gagasan tersebut
disepakati oleh mahasiswa dari Jakarta, Bogor, Bandung dan Surabaya. Dewan
mahasiswa UGM bersama Suwarno menghadap Presiden, untuk melaporkan
gagasan penyelenggaraan pertandingan olahraga antar mahasiswa untuk
merayakan Dies Natalis ke II Universitas Gajah Mada (1951). Biaya penyelenggaraan
ditanggung oleh UGM subsidi Kementerian dan Kebudayaan. Bendera POM
diciptakan oleh Sutopo seorang guru yang menjadi siswa Akademi senirupa
Indonesia (ASRI) Yogyakarta dan pada tanggal 20 Desember 1951 lahirlah POM I
yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Panitia yang dibentuk oleh
UGM segera mengadakan persiapan seperlunya untuk menyelenggarakan POM
pertama di Yogyakarta. Meskipun pesertanya hanya merupakan utusan kota-kota
besar di Pulau Jawa, karena Universitas-universitas di luar Pulau Jawa masih dalam

30
PJOK SD KK F

tahap persiapan. Cabang olahraga yang dipertandingkan baru 6 cabang. Presiden


Soekarno dalam amanat tertulisnya mengatakan:
“Kepada semua mahasiswa dalam Republik lndonesia, saya sambut lahirnya
POM dengan kegembiraan dan keaktifannya dalam usianya yang muda itu
memberi harapan yang baik buat masa-masa datang. Saya selalu setuju benar
kepada keolahragaan. Keolahragaan berarti satu sumbangan penting kepada
pembangunan jasmani bangsa dan negara pula kepada pembangunan mental
dan moril. “Mahasiswa” bagi saya berarti tiang hari kemudian, penjamin hari
kemudian, Mahasiswa yang jasmaniahnya kuat, yang mental dan moril sehaf,
buatlah hari kemudian bangsa menjadi satu kepastian yang dapat diraba
diwaktu sekarang”.

Demikianlah kisah lahirnya POM I di Jogyakarta yang disusul dengan POM


berikutnya sampai POM terakhir, POM IX di Palembang. Catatan Pekan Olahraga
Mahasiswa pada Zaman Kemerdekaan.

Tabel 2. Pelaksanaan Pekan Olahraga Mahasiswa

Sementara itu pada tahun 1958 Indonesia dapat merebut Thomas Cup lambang
supremasi olahraga bulutangkis pada waktu itu. Pada tahun 1961 pemerintah
membentuk KOGOR (Komando Gerakan Olahraga) untuk menjamin berhasilnya
Asian Games lV tahun 1962 dan akhirnya terbukti memang Indonesia telah sukses
baik dalam penyelenggaraan maupun peningkatan prestasi atletnya. Baik panitia
penyelenggara maupun atletnya dimasukkan dalam “Training Center” pemusatan
latihan yang pada waktu itu merupakan hal baru bagi Indonesia. Di daerah dibentuk

31
Kegiatan Pembelajaran 1

pula KOGORDA. Demikian pula dibentuk Badan Persiapan Team Indonesia di daerah
yang bertugas mencari atlet yang berbakat guna dipersiapkan untuk Asian Games IV
di Jakarta. KOI daerah turut digerakkan guna mensukseskan Asian Games IV. Baik
DAGI, KOGORDA, KOI, maupun BATIDA semua berada di bawah komando KOGOR
pusat. Tahun 1961-1963 merupakan masa dimana olahraga Indonesia dapat
menunjukkan kemampuannya dilingkungan olahraga Internasional. Setelah
Indonesia diberi kepercayaan oleh negara-negara Asia pada Asian Games III di
Manila 1958 dengan ditetapkannya Asian Games IV 1962 di Jakarta, maka sadar
akan tanggungjawab penyelesaian pembangunan Venues Asian Games. Kepres No.79
tahun 1961 tanggal 28 Februari 1961 menetapkan wewenang Dewan Asian Games
Indonesia untuk memimpin dan mengawasi semua kegiatan/usaha olahraga di
seluruh Indonesia yang mencakup kegiatan KOI; organisasi-organisasi olahraga,
keuangan, materiil dan tenaga agar Asian Games dapat berhasil dengan sebaik-
baiknya. Singkatnya Keppres No. 79/1961 pada dasarnya bertujuan untuk, (1)
mengerahkan segala dan daya untuk olahraga, (2) menggerakkan olahraga secara
kepemimpinan dan berencana, sehingga olahraga menjadi suatu gerakan masa yang
sehebat-hebatnya, dan (3) membangun bangsa dan manusia Indonesia baru.
Motivasi dari Bung Karno benar-benar dapat meresap dan menggelorakan terutama
dengan pidatonya tanggal 9 April 1961 di depan para atlet yang akan bertanding
pada Asian Games dan Thomas Cup, antara lain dikatakan “Kita ingin membangun
manusia Indonesia baru, menciptakan manusia Indonesia baru, bukan manusia yang
kecil, kecil badannya seperti dalam zaman kolonial, tetapi manusia-manusia yang
tegak, bukan saja tegak fisik, tetapi juga tegak mental. Bangsa Indonesia baru balik
rasial maupun antropologis baru sama sekali”.

Beberapa hal yang penting dalam menggalakkan olahraga, Dewan Asian Games
antara lain menggariskan: Dasar tujuan gerakan olahraga:

1) Dasar dan tujuan gerakan olahraga di Indonesiadalah untuk membangun


olahraga sedemikian rupa, sehingga menjadi alat perjuangan bangsa
Indonesia guna mencapai tujuan Revolusinya, yang mempunyai dua segi
cita-cita: (a) Nasional, (b) Internasional.

2) Cita-cita nasional yang meliputi bidang politis, sosial, ekonomi, kultural


meletakkan kepada semua alat perjuangan satu kewajiban supaya

32
PJOK SD KK F

mengabdikan segala kekuatannya kepada penyempurnaan negara


kesatuan dan pembentukan masyarakat adil dan makmur. Olahraga dalam
hal ini dapat menyumbangkan kekuatannya untuk: (a) Membangkitkan
semangat kebangsaan, (b) Mempertinggi kekuatan jasmaniah rokhaniah
seluruh rakyat guna memulihkan keamanan diseluruh tanah air,
membebaskan Irian Barat memperbesar produksi, memperhebat
pembangunan semesta, dan memperlancar penyelenggaraan usaha-usaha
lain dibidang sosial ekonomis dan pertahanan negara, (c) memperkokoh
rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan memupuk jiwa gotong royong,
serta kepribadian Indonesia, (d) Memperbesar rasa kemampuan dan
kepercayaan pada kekuatan sendiri, (e). Mempertinggi daya tahan mental
dan spiritual serta keuletan bangsa, dan (f) Dalam keseluruhannya
membangun bangsa dan manusia Indonesia baru.

3) Cita-cita Internasional, yang bertujuan membangun dunia baru meletakkan


kewajiban kepada seluruh bangsa Indonesia supaya bergerak di tengah-
tengah bangsa-bangsa dengan menyebarkan pengertian-pengertian
tentang pandangan hidup Pancasila, manifestasi politik dan kepribadian
Indonesia untuk meyakinkan semua bangsa, bahwa Pancasila dapat
menjadi landasan universal untuk membentuk persahabatan di antara
semua bangsa dan perdamaian yang kekal abadi. Dalam hal ini olahraga
dapat memberikan sumbangan untuk: (a) menimbulkan simpati dunia
terhadap Indonesia dengan prestasi-prestasi olahraga yang penting, (b)
membangkitkan rasa persahabatan dengan sikap dan budi yang
mencerminkan kepribadian Indonesia yang penuh jiwa gotong royong dan
semangat perdamaian.

Mengenai gerakan olahraga digariskan harus menurut suatu konsepsi dan sistem
yang baru, yang mengandung syarat:
1) adanya jiwa dan semangat gotong royong diantara semua organisasi;
2) adanya keinsyafan umum bahwa gerakan olahraga adalah untuk tujuan dan
kepentingan nasional,
3) adanya suatu ”planning overall”, yang meliputi seluruh bidang olahraga;

33
Kegiatan Pembelajaran 1

4) adanya suatu disiplin nasional dan semangat mengabdi kepada cita-cita


nasional dalam kehidupaan tiap organisasi;
5) adanya suatu pimpinan yang menggerakkan seluruh aparatur olahraga
secara terpimpin dan berencana.

Sebab-sebab kurang cepatnya kemajuan kita selama 10 tahun ini dalam gerakan
olahraga cukup jelas ialah:
1) tiadanya konsepsi yang jelas tentang pembangunan olahraga;
2) dibiarkannya merajalela terus sifat tidak jujur dalam kehidupan olahraga;
3) tiadanya jiwa dan semangat gotong royong;
4) kurangnya kesadaran tentang tujuan dan kepentingan nasional dalam
menyelenggarakan kegiatan/usaha olahraga;
5) tiadanya pimpinan sentral dalam perencanaan dan pelaksanaan program
olahraga.

Usaha dan cara menggerakkan olahraga atas dasar tujuan yang baru, telah
digariskan secara pokok dalam Keputusan Presiden No.79 tahun 1961 yaitu:
1) Pemusatan segala kegiatan/usaha olahraga di seluruh Indonesia dan di
segala lapangan keolahragaan dalam satu pimpinan sentral, yaitu Dewan
Asian Games Indonesia.
2) Fungsi organisasi-organisasi adalah sebagian badan-badan pelaksanaan
teknis daripada Dewan Asian Games Indonesia;
3) Segala kelengkapan untuk gerakan olahraga baik yang berupa tenaga
maupun keuangan, ataupun lapangan-lapangan olahraga, alat-alat olahraga
dan kelengkapan-kelengkapan materiil lainnya, diselenggarakan oleh
Dewan Asian Games Indonesia;
4) Penyelenggaraan alat-alat olahraga baik yang diimport dari luar negeri,
serta pengedaran dan penggunaannya, di atur dan dijalankan menurut
perencanaan dan di bawah pimpinan dan pengawasan Dewan Asian Games
Indonesia;
5) Semua penghasilan dan sumber keuangan yang didapat dari
kegiatan/usaha olahraga, direncanakan diatur dan diselenggarakan oleh
Dewan Asian Games Indonesia dan menurut ketentuan-ketentuan Dewan

34
PJOK SD KK F

Asian Games Indonesia. Demikian bimbingan serta pengerahan pemimpin-


pemimpin Indonesia dalam menggerakkan olahraga pada saat itu, benar-
benar menggelora, tetapi dipandang dari kaca mata orang luar belum dapat
diterima.

Pada tahun 1964 Indonesia membentuk Dewan Olahraga Indonesia (DORI). Sebagai
ganti Komando Gerakan Olahraga Indonesia (KOGOR). Dewan Olahraga Indonesia
ternyata tidak sesuai dengan kehendak masyarakat olahraga Indonesia dan pada
tanggal 31 Desember 1967 terbentuklah Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI). Selanjutnya untuk meresmikan sebagai lembaga disebutkan Keppres No. 67
tahun 1967 tanggal 25 April 1967, yang antara lain menetapkan:

1) Komite Olahraga Nasional Indonesia yang dibentuk berdasarkan


musyawarah antara organisasi-organisasi Induk Cabang Olahraga pada
bulan September 1966 di Jakarta, adalah satu-satunya organisasi induk
dalam bidang keolahragaan yang melakukan pembinaan gerakan olahraga
Indonesia. Komite Olahraga Indonesia bertugas untuk membina gerakan
olahraga di Indonesia menurut kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh
pemerintah dan membantu pemerintah dalam perencanaan kebijaksanaan
dibidang olahraga.

2) Dalam melaksanakan tugasnya tersebut Komite Olahraga Nasional


Indonesia senantiasa berhubungan erat dengan pemerintah serta
mengikuti petunjuk-petunjuk dari pemerintah melalui Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan.

c. Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada Zaman Orde Baru (1968-1998)

Departemen olahraga dibubarkan pada tahun 1966 dan setelah itu olahraga
diusahakan dikembalikan kepada proporsi dan fungsi yang sebenarnya, yaitu
merupakan kewajiban kegiatan manusia yang mutlak diperlukan dalam
kehidupannya sesuai dengan kodrat Illahi serta merupakan salah satu sarana yang
untuk mencapai cita-cita hidup sesuai dengan falsafah yang dianutnya. Tujuan dari

35
Kegiatan Pembelajaran 1

pada olahraga dalam fase ini, sesuai dengan dasarnya adalah: untuk mengambil
bagian dalam pembangunan dan modernisasi bangsa dan negara dengan segala
aspek-aspeknya, memelihara persatuan dan untuk mencapai cita-cita membentuk
manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan seperti dikehendaki oleh
Pembukaan dan isi Undang- Undang Dasar 1945, yaitu:
1) mempertinggi mental, moral, budi pekerti, dan memperkuat keyakinan
beragama;
2) mempertinggi kecakapan dan keterampilan;
3) membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.

Sistem pembinaan olahraga di Indonesia diatur sebagai berikut:

1) Pemerintah tetap sebagai penanggung jawab terhadap olahraga/gerakan


olahraga Indonesia dengan memberikan keleluasaan terhadap rakyat
untuk ikut turut serta dalam pembinaan olahraga/gerakan olahraga
dengan ketentuan olahraga tidak boleh menyimpan dari kebijaksanaan
pemerintah.

2) Dengan ketentuan itu maka terdapat Badan Pembina Olahraga/Gerakan


Olahraga yang bersetatus Pemerintah non-Pemerintah (Swasta) yang
secara struktural badan-badan tersebut diselaraskan dengan tata susunan
Pemerintah dari Pusat sampai ke daerah-daerah.

3) Adanya kesatuan falsafah dan pengertian yang sama tentang olahraga,


secara adanya kesatuan pimpinan dan kesatuan usaha.

Badan-badan Olahraga/Gerakan Olahraga dari Pemerintah adalah badan-badan


yang diadakan oleh Pemerintah sebagai aparatur pemerintah dalam bidang
pembangunan bangsa, khususnya di bidang fisik dan mental, persatuan dan
kesatuan bangsa serta mewujudkan persahabatan antar bangsa dan negara dengan
olahraga sebagai/ sarana badan-badan itu antara lain adalah:

1) Pemerintah Pusat dan Daerah dengan segenap aparaturnya;

36
PJOK SD KK F

2) Direktorat Jendral Olahraga dengan segenap eselon bawahannya;

3) Pusat-Pusat Pendidikan ABRI.

Badan Pembina Olahraga/Gerakan Olahraga yang swasta (non pemerintah) adalah


badan-badan yang diadakan oleh masyarakat sebagai organisasi yang bergerak
dalam bidang olahraga dan direstui oleh pemerintah untuk membantu dan
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah, khususnya dalam peningkatan prestasi
cabang-cabang olahraga dalam hubungan Nasional dan Internasional yang sifatnya
swasta. Badan swasta itu disebut KONI beserta organisasi-organisasi induk cabang
olahraga dan induk-induk olahraga Badan Fungsional dari pusat sampai daerah
yang tergabung kepadanya, seperti tersebut dalam keputusan Presiden No. 75 tahun
1967 beserta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI.
Olahraga/Gerakan Olahraga di lndonesia sesuai dengan tujuannya diberikan secara
meluas merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Meskipun diadakan dua
golongan Badan Pembina Olahraga yaitu Pemerintah dan Non Pemerintah, tetapi
pada hakekatnya meliputi seluruh rakyat. Dengan demikian terdapat golongan-
golongan:

1) Masyarakat tani, nelayan dan pekerja-pekerja lainnya dalam masyarakat


pedesaan.
2) Anak-anak Pra-sekolah, Sekolah Dasar, Pelajar SLTP/SLTA dan Mahasiswa;
3) Golongan rakyat yang bertugas dalam bidang pertahanan/keamanan
(ABRI);
4) Golongan Pegawai, Pegawai Pemerintah, semi pemerintah daan swasta;
5) Golongan wanita
6) Golongaan tuna dalam masyarakat, seperti para penderita cacat para nara
pidana dan lain sebagainya.

Oleh karena itu pembinaan olahraga/keolahragaan yang ditugaskan kepada Badan


Pemerintah itu akan meliputi seluruh laapisan masyarakat dan suatu golongan yang
ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. Sedang pembinaan dipusatkan
khususnya kepada KONI, adalah terbatas kepada mereka yang telah tergabung di
dalamnya dan ditilik berdasarkan kepada peningkatan prestasi baik tingkat nasional
maupun internasional. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Olahraga

37
Kegiatan Pembelajaran 1

Dep. P & K mendapat tugas dan wewenang dari pemerintah untuk mengorganisir
seluruh kegiatan olahraga badan-badan pembina olahraga pemerintah dan non
pemerintah baik di pusat dan di daerah. Pembinaan yang dilakukan oleh badan
pemerintah ini terutama ditujukan kepada pemasalan olahraga, me-minded-kan
olahraga di kalangan masyarakat, dan usaha mencari bibit olahragawan, yang
nantinya dibina lebih lanjut melalui organisasi olahraga, yang nantinya lebih lanjut
melalui organisasi di bawah bimbingan dan pengawasan KONI. Makin kecil lembaga
yang menangani suatu kegiatan/bidang, berarti makin kecil juga ruang gerak
kegiatan tersebut. Pada tahun 1971, lembaga terendah yang mengelola olahraga
bukan lagi Direktorat, demikianlah halnya sampai pada tahun 1983, ketika keluar
Kepres No. 25 tahun 1983 di mana antara lain ditetapkan kedudukan tugas pokok
dan fungsi Menteri Negara Pemuda dan Olahraga yakni:

1) Mempersiapkan perumusan kebijaksanaan Pemerintah mengenai segala


sesuatu yang bersangkutan dengan masalah pembinaan dan
pengembangan generasi muda dan olahraga;
2) Merencanakan segala sesuatu secara teratur dan menyeluruh dalam rangka
perumusan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut (point a di atas).
3) Mengkoordinasikan kegiatan di bidang generasi muda dan olahraga dan
berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat maupun di daerah, guna
tercapainya kerjasama yang serasi, teratur, bulat dan mantap dalam rangka
pelaksanaan program Pemerintah secara menyeluruh;
4) Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan yang tata caranya diatur lebih
lanjut antara MENPORA dengan Menteri yang bersangkutan;
5) Mengkoordinasikan kegiatan Komite Olahraga Nasional Indonesia dan
Yayasan/ Lembaga-Lembaga Olahraga lainnya di Pusat dan Daerah;
6) Menyampaikan kepada Presiden laporan dan bahan keterangan serta
saran-saran dan pertimbangan di bidang tanggung jawabnya.

Latar belakang Keppres No. 25 tahun 1983 mengenai ditetapkan Menteri Negara
yang mengkoordinir kegiatan olahraga adalah:

Pidato Presiden tanggal 19 Januari 1981 di depan peserta Musyawarah


Keolahragaan Nasional ke IV menyatakan bahwa: Kegiatan olahraga perlu

38
PJOK SD KK F

ditingkatkan dan disebarluaskan sesuai dengan panji olahraga nasional


“Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”. Pernyataan
Presiden dalam kaitan usaha memasyaarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat tanggal 15 Agustus 1981 di depan sidang pleno DPR di mana antara lain
dikemukakan sebagai berikut: “Pembinaan bangsa dan pembangunan negara kita
juga meliputi kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga sebagai bagian dari usaha
kita untuk membangun manusia Indonesia yang utuh. Karena itu saya menganggap
penting usaha pemerintah bersama masyarakat dan semua keluarga untuk
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, sehingga akan
berkembanglah suatu gerakan keolahragaan nasional”. Pernyataan tersebut adalah
pernyataan politik yang mencerminkaan kemauan politik pemerintah dan
pentingnya pelaksanaan usaha masyarakat olahraga dan mengolahragakan
masyarakat. Untuk melaksanakan amanat Presiden tersebut, usaha
memasyarakatkan olahraga disusun konseptual, terencana dan terarah atas dasar
akidah yang tepat sehingga kegiatan dan manfaatnya dapat dirasakan secara
langsung dan merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Atas dasar itu dengan
berkembangnya pengertian dan kesadaran serta penghayatan akan pentingnya arti
dan makna olahraga bagi pembinaan hidup yang sehat, maka tumbuh mekarlah
kegiatan olahraga di lingkungan masyarakat sehingga berkembang menjadi gerakan
olahraga nasional yang berkesinambungan. Usaha memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat adalah merupakan salah satu usaha pokok dalam
usaha pembinaan dan pengembangan olahraga secara nasional dan menyeluruh
sebagai wujud pembangunan dibidang olahraga seperti yang di amanatkan dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara TAP MPR No. IV 1978 yang berbunyi:

“Pendidikan dan kegiatan olahraga ditingkatkan dan disebarluaskan sebagai


cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam
rangka pembinaan bangsa”.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat yang cepat tanggap terhadap


amanat GBHN tersebut di atas mengadakan persiapan-persiapan yang tekun dan
atas persetujuan para Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Pusat, dan Ketua Umum KONI Pusat, maka

39
Kegiatan Pembelajaran 1

pada tanggal 7 November 1981 terbentuklah: “Kelompok Kerja Memasyarakatkan


Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”, yang selanjutnya disebut POKJA
OLAHRAGA. Pokja Olahraga bertugas membantu Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat dalam menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan bagi
perencanaan kebijaksanaan nasional, pengaturan dan pengendalian
penyelenggaraan usaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat. Memang sejak adanya TAP MPR No. IV tahun 1978 kegiatan olahraga di
lingkungan masyarakat makin meningkat. Presiden dan para Menteri serta
pembesar lain memberi contoh dengan turut gerak jalan pagi, bersepeda santai,
senam kesegaran jasmani dan olahraga lainnya. Kegiatan olahraga di masyarakat
memang terus berkembang, sehingga perlu diadakan pengaturan dan pengendalian
yang meningkat pula. POKJA menggunakan jalur kelembagaan yang telah ada yakni:

1) Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD);


2) Karang Taruna;
3) Karang Balita;
4) Sanggar-sanggar Kegiatan Belajar (SKB);
5) Kelompok-kelompok belajar;
6) Lembaga Keamanan;
7) Pramuka;
8) Organisasi profesi seperti Organisasi buruh, tani, nelayan dan lain-lain;
9) Organisasi fungsional seperti Organisasi Pemuda, Wanita, Karyawan dan
lain-lain;
10) Organisasi masyarakat lainnya.

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (TAP No. II MPRI 1983, Bab lV) mengenai
pendidikan disebutkan; "Pendidikan Jasmani dan Olahraga mungkin perlu
ditingkatkan dan dimasyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan
rokhani bagi setiap anggota masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan usaha-
usaha pembinaan dan peningkatan prestasi dalam berbagai cabang olahraga. Untuk
itu perlu ditingkatkan kemampuan prasarana dan sarana Pendidikan Jasmani dan
Olahraga termasuk para pendidik, pelatih dan penggeraknya, dan digalakkan
gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.

40
PJOK SD KK F

Jika hal tersebut ditelaah dan ditelusuri secara mendalam maka terbukalah sudah
jalan yang terang bagi para pembina keolahragaan untuk membenahi diri dan
kemudian bcrsama-sama memikirkan dan melaksanakan amanat tersebut dengan
sebaik-baiknya. Arah dan tujuan telah ditetapkan serta dukungannya juga telah
digambarkan, tinggal manusia yang mengelola akan menentukan berhasiltidaknya
amanat GBHN tersebut. Kembali kepada apa yang diucapkan Pimpinan Nasional kita
Bung Karno pada tahun 1902 yakni: “Dedication of life” para pengemban olahraga
dalam menghadapi kancah perjuangan serta gelombang badainya keolahragaan.
Sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, fungsi dan tata kerja Menteri Negara
Pemuda dan Olahraga (MENPORA) maka pada tahun 1984 telah dihasilkan
beberapa langkah-langkah dalam membenahi kembali keolahragaan di Indonesi
antara lain:

1) Keputusan Presiden No. 17/1974 mengenai Jam Krida Olahraga Pegawai


Negeri Sipil, Anggota karyawan Badan Usaha dan Bank Milik Negara,
Karyawan Perusahaan dan Bank Milik Daerah, Pelajar dan Mahasiswa
diselenggarakan tiap hari Jum'at selama 30 menit.

2) Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik lndonesia tanggal 9


September 1983 maka diselenggarakan kegiatan olahraga diseluruh tanah
air sebagai acara memperingati Hari Olahraga Nasional tersebut dan
puncak kegiatan jatuh pada tangggal 9 September 1983. Dalam hal ini
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga menganjurkan olahraga itu bersifat
masal, murah, meriah, dan menarik.

3) Pemerintah memperbaharui Keppres No. 57 tahun 1967 dengan Keppres


No. 43 1984 mengenai kedudukan dan tugas Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI). Dengan demikian maka jika dahulu KONI wajib
memperhatikan petunjuk Menteri P & K maka sejak Juli 1984, KONI
memperoleh dan wajib memperhatikan petunjuk MENPORA.

4) Olahraga profesional juga ditata kembali. Peraturan Pemerintah No. 63


tahun 1971 diperbaharui dengan Keppres No. 18/1984 dengan
pertimbangan bahwa:

41
Kegiatan Pembelajaran 1

a) Usaha untuk meningkatkan kegiatan dan semangat olahraga dengan


penuh sportivitas merupakan salah satu sarana dalam rangka
mewujudkan tujuan pembangunan nasional;

b) Dalam rangka peningkatan prestasi olahraga, khususnya olahraga


profesional, diperlukan usaha-usaha pembinaan dan pengembangan
sesuai dengan perkembangan olahraga profesional, dan harkat
martabat bangsa Indonesia.

(1) Dalam rangka memberikan dorongan untuk mencapai prestasi


setinggi-tingginya pemerintah memandang perlu memberikan
tanda penghargaan. Berdasarkan keputusan MENPORA
No.0022/MENPOA/1984 maka sejumlah atlet-atlet yang telah
mencapai prestasi kurang dari 241 orang atlet telah menerimanya
dengan perincian:
(a) 37 orang menerima penghargaan tinggkat I
(b) 59 orang menerima penghargaan tingkat II
(c) 146 orang menerima penghargaan tingkat III

(2) Untuk lebih memantapkan kegiatan/usaha keolahragaan,


diterbitkan surat keputusan bersama Menteri P & K dan Menpora
pada tanggal 4 oktober 1984, keputusan tersebut berisi seberapa
jauh tanggung jawab kedua Menteri dalam pengelolaan:
(a) Pendidikan jasmani dan olahraga sekolah/Perguruan Tinggi;
(b) Lembaga Pendidikan Guru/Pendidik/Pelatih/peneliti dan
tenaga ahli lain dibidang olahraga (pendidikan formal);
(c) Kesegaran jasmani dan rekreasi;
(d) Pusat llmiah Olahraga;
(e) KONI, Yayasan Gelora Senayan dan Badan Pembina Olahraga;
(f) Pekan Olahraga Pelajar/Mahasiswa, Pekan Olahraga dan Seni
pelajar/di dalam dan di luar negeri.
(g) PORDA, PON, SEAGAMES, Asean Games, Olimpic Games, World
Games di dalam dan di luar negeri;

42
PJOK SD KK F

(h) Pusat pendidikan dan latihan pelajar cabang/olahraga


tertentu;
(i) Penerapan dan promosi olahraga serta peningkatan kegiatan
olahraga dalam masyarakat (Panji Olahraga).

2. Perkembangan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di


Indonesia

Sudah sejak saat proklamasi kemerdekaan para pemimpin kita telah memberikan
perhatian kepada olahraga di sekolah. Hanya saat itu istilah yang digunakan adalah
gerak badan. Perkembangan olahraga di sekolah selanjutnya mendapat pengaruh
penulis-penulis Belanda, Austria dan Amerika Serikat dan kalangan pendidik
menggunakan istilah pendidikan jasmani. Sewaktu olahraga dinyatakan sebagai
sarana penting dalam pembangunan bangsa dan diadakannya departemen olahraga
dalam struktur pemerintah, istilah yang digunakan adalah olahraga. Jadi sejak itu
olahraga dinyatakan bukan terjemahan dari kata sport, dan dengan demikian
menghapus kontradiksi/perbedaan antara olahraga dan olahraga, yang semula
dianggap sebagai terjemahan dari physical education and sport.

Istilah olahraga sampai saat ini masih dipertahankan, karena merupakan kata asli
Indonesia dan berisi pengertian yang mencakup kesatuan jiwa raga; manusia
sebagai satu totalitas, dengan demikian kata tersebut ditulis sebagai satu kata yakni
olahraga.

Perkembangan selanjutnya dari kegiatan olahraga di sekolah mengalami


kemunduran, atau setidak-tidaknya satu keberhentian karena pengelolaan olahraga
tidak lagi oleh satu departemen khusus, melainkan ditarik ke bawah departemen
pendidikan dan kebudayaan. Dari status Departemen menyempit menjadi
Direktorat Jenderal, bahkan beberapa tahun kemudian dipojokkan menjadi
Direktorat saja. Pada masa itu olahraga yang dikembangkan di sekolah diberi nama:
Olahraga pendidikan, yaitu olahraga yang diterapkan sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan. Jadi olahraga bukanlah menjadi tujuan, melainkan berfungsi sebagai
sarana.

43
Kegiatan Pembelajaran 1

Disamping olahraga pendidikan dikenal pula olahraga prestasi, olahraga rekreasi,


olahraga rehabilitasi dan sebagainya. Seperti telah dinyatakan di atas, sekarang ini
hanya ada satu direktorat saja, yaitu direktorat keolahragaan sebagai bagian dari
direktorat jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga. Juga tidak ada direktorat
yang khusus mengelola olahraga disekolah dalam struktur Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara terdapat diktum mengenai olahraga sebagai
berikut: “Pendidikan dan kegiatan olahraga ditingkatkan dan disebarluaskan
sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam
rangka pembinaan bangsa”. Kesehatan jasmani dan rohani disebut sekaligus dalam
satu napas, yang berarti mengakui kesatuan jiwa-raga manusia. Juga disebut
peningkatan baik dalam pendidikan olahraga maupun dalam kegiatan olahraga.
Karena itu olahraga menjadi lebih berbobot dan penting, maka masa mendatang ini
disebut masa pendidikan keolahragaan dan menempatkan olahraga sebagai tujuan
untuk dicapai oleh pendidikan di sekolah. Berdasarkan evolusi serta penggunaan
istilah seperti yang disajikan diatas itu, perkembangan sejarah kegiatan fisik di
sekolah sejak proklamasi sampai hari ini saya bagi sebagai berikut:

a. Masa Gerak Badan (1945 – 1950)

Pemerintah Republik Indonesia menyadari pentingnya pendidikan untuk


pembangunan bangsa dan Negara, termasuk di dalamnya “gerak badan di
sekolah”. Pada waktu itu di sekolah diberikan permainan, atletik, senam, dan untuk
sekolah menengah tinggi (sekarang SMA), ditambah latihan militer.

Masalah-masalah yang mendapat perhatian khusus antara lain dapat disebut; gerak
badan untuk anak perempuan dilaksanakan terpisah; perlunya nasehat dokter,
bahan pengajaran diambil dari permainan dan kesenian nasional, perlunya music,
kepanduan, pencegahan ekses dalam perlombaan serta perlunya pemerintah
membiayai kegiatan, perlunya lapangan olahraga disetiap sekolah perlunya
menolong sekolah partikulir dan perlunya mengadakan kursus kilat bagi guru-guru.

Para pemimpin waktu itu sudah berpandangan maju dan berkemauan baik, tetapi
keadaan Negara belum memungkinkan realisasi yang sepadan. Republik masih
sibuk menghadapi perjuangan fisik melawan Belanda. Pada permulaan

44
PJOK SD KK F

kemerdekaan di Sarangan (lereng timur gunung lawu Jawa Timur) didirikan sekolah
olahraga sebagai bagian dari akademi militer RI (disebut MA waktu itu) yang
berpusat di angkatan-angkatan MA diwajibkan menjalani latihan-latihan fisik dan
olahraga di Sarangan sebagai bagian mutlak dari pendidikan militer mereka selama
enam bulan. Di Sarangan yang berhawa sejuk itu SORA menempati beberapa
bungalou, dan kebanyakan pengajarnya adalah orang sipil, diantaranya ada
beberapa orang berkebangsaan Jerman. Program pendidikan menyangkut turnen
permainan, atletik, renang, anatomi, fisiologi, bahasa dan ilmu jiwa. Kehidupan
sehari-hari berlangsung dengan disiplin militer sesuai dengan kehidupan akademi
militer. Suatu yang istimewa perlu disebutkan yaitu bahwa SORA menerima siswa
untuk dididik menjadi guru olahraga di sekolah lanjutan. Lama pendidikan satu
tahun, disamping SORA, untuk menjadi guru olahraga, peminat dapat mengikuti
kursus yang didirikan di Yogyakarta.

b. Masa Olahraga (1950 – 1961)

Dengan selesainya perjuangan fisik datanglah masa subur untuk melaksanakan


gagasan-gagasan baru di sekolah dibawah panji-panji pendidikan jasmani. Terbitnya
undang-undang nomor 4/1950, yang kemudian menjadi undang-undang nomor
12/1954 memberikan landasan kuat kepada pelaksanaan kegiatan olahraga di
sekolah. Dalam penjelasan Bab VI tentang pendidikan jasmani, terbaca “Pasal 9:
untuk melaksanakan maksud dari bab II; Pasal 3: tentang tujuan pendidikan dan
pengajaran harus meliputi kesatuan rohani-jasmani. Pertumbuhan jiwa dan raga
harus mendapat tuntutan yang menuju kearah keselarasan agar tidak timbul
penyebelah kearah intelektualisme atau kearah perkuatan badan saja.

Perkataan keselarasan menjadi pedoman pula untuk menjaga agar olahraga tidak
mengasingkan diri dari pendidikan keseluruhan. Olahraga merupakan usaha pula
untuk membuat bangsa Indonesia sehat dan kuat lahir bathin. Oleh karena itu
olahraga berkewajiban juga memajukan dan memelihara kesehatan badan terutama
dalam arti preventif, tetapi juga secara kuratif.

Olahraga sebagai bagian dari tuntutan terhadap pertumbuhan rohani jasmani


dengan tidak terbatas pada jam pelajaran yang diperuntukan baginya saja. Hal yang

45
Kegiatan Pembelajaran 1

patut dicatat dari masa tersebut adalah terlaksananya olahraga di sekolah secara
teratur. Banyak dilaksanakan perlombaan dan pertandingan antar sekolah, baik
lokal maupun antar kota, bahkan ada yang mencapai tingkat nasional. Untuk atletik
misalnya telah terlaksana perlombaan pancalomba se Indonesia untuk putra dan
putri SLTP dan SLTA pertama di Semarang dan kedua di Surabaya. Sayang bahwa
kegiatan ini dihentikan karena anggarannya dialihkan ke pembangunan gedung
serta penyelenggaraan sekolah guru olahraga yang menghasilkan guru olahraga.

Secara struktural dibentuk Inspeksi Pendidikan Jasmani, baik di pusat maupun di


Daerah Tingkat I maupun II yang mengawasi olahraga di sekolah, dan urusan
olahraga pada jawatan pendidikan masyarakat menangani kegiatan olahraga dalam
masyarakat. Pada tanggal 17 Agustus 1959 Menteri Muda Pendidikan, Pengajar dan
Kebudayaan memberikan istruksi untuk melaksanakan Sapta Usaha Tama, dimana
salah satu unsurnya adalah penggiatan kesenian dan olahraga.

Tentang perkembangan sekolah-sekolah dimana dididik calon guru olahraga dapat


disajikan hal-hal sebagai berikut: pada tahun 1950 dan tahun-tahun berikutnya
berturut-turut didirikan sekolah Guru Olahraga (SGPD) di Yogyakarta, di Bandung
(1950), Surabaya (1951), Medan (1954) dan Ujung Pandang (1954). Di samping
SGPD di Bandung ada Akademi Olahraga (APD), dan di Yogyakarta ada Jurusan
Olahraga pada Fakultas sastra, Pedagogik dan Filsafat Universitas Gajah Mada, yang
kemudian berubah menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan (1955) dan dalam tahun 1962
Jurusan tersebut menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani.

Sejalan dengan hal itu berlangsung terus adanya kursus-kursus B1 Olahraga dan
lulusannya dapat ditugaskan untuk meneruskan belajar pada kursus BII Olahraga di
Yogyakarta dan Jakarta. Untuk penataran guru dan tenaga teknis olahraga diadakan
kursus ulang (KPUD) dan Kursus Instruktur (KIPD) di beberapa kota besar. Pada
masa itu lulusan sekolah Guru A (sekarang SPG) juga memiliki kemampuan cukup
untuk mengajar olahraga di SD, sehinggga ada kegiatan yang cukup
menggembirakan. Antara lain dapat diselenggarakan kompetisi antar sekolah dalam
permainan kasti dan kemudian rounders dikalangan SD. Pada akhir masa ini kursus
B-I dan B-II Olahragadiintegrasikan ke Perguruan Tinggi, yaitu ke dalam FKIP.

c. Masa Olahraga (1961 – 1966)

46
PJOK SD KK F

Setelah tercium berita bahwa Jakarta akan menjadi tuan rumah Asian Games IV,
secara struktural Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Biro Olahraga
ditingkatkan menjadi Jawatan Pendidikan Jasmani. Peningkatan itu secara politis
dirasa kurang memadai, karena Asian Games diharapkan menjadi forum tempat
bangsa Indonesia membuktikan kemampuannya dengan mencetuskan prestasi
tinggi, baik dalam cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan maupun dalam
pengorganisasian serta penyelenggaraan. Ini menuntut pengetahuan, ketrampilan
serta kemampuan beroganisasi dan koordinasi.

Kiranya dalam rangka pemikiran demikian, serta keyakinan bahwa olahraga


merupakan sarana ampuh menggembleng bangsa menjadi “Manusia Indonesia
Baru”, dibentuklah Departemen Olahraga melalui Keputusan Presiden nomor
131/1962. Dalam Keputusan tersebut dinyatakan bahwa olahraga meliputi segala
kegiatan/usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina
kekuatan-kekuatan jasmani maupun rohaniah pada tiap manusia. Diantara tugas-
tugas pokok Departemen Olahraga mengatur, mengkoordinir, mengawasi,
membimbing dan dimana perlu menyelenggarakan: (1) Semua kegiatan/usaha
olahraga termasuk olahraga di sekolah rendah sampai universitas; (2) Pendidikan
tenaga ahli olahraga, seperti guru olahraga, pelatih/coach olahraga dan tenaga ahli
olahraga lainnya yang diperlukan oleh Departemen Olahraga.

Karena pelajar sangat potensial sebagai bibit olahragawan serta merupakan ladang
kerja yang cepat memberikan hasil, dikeluarkanlah surat keputusan bersama
Menteri Olahraga dan Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan yang pada
pokoknya menyatakan keinginan memberikan bimbingan dan pengawasan dalam
melaksanakan program olahraga pelajar.

Program tersebut terdiri dari program olahraga wajib dan program olahraga karya.
Program olahraga wajib adalah program olahraga yang diberikan kepada siswa
sesuai dengan kurikulum dan dilaksanakan menurut jadwal pelajaran sekolah.
Program olahraga karya diberikan diluar jam pelajaran, memberikan kesempatan
kepada siswa yang berbakat untuk mengembangkan bakatnya. Dengan
melaksanakan olahraga karya mudah disusun regu untuk pertandingan antar
sekolah.

47
Kegiatan Pembelajaran 1

Dalam persetujuan bersama itu sayang tidak ada pasal-pasal yang menyangkut
pembiayaan dan penyediaan fasilitas/peralatan. Sebagai catatan dapat dikemukakan
bahwa SK bersama itu dikeluarkan tanggal 23 Desember 1965. Pelaksanaannya
belum lagi lancar dan merata, sudah tersusul oleh perubahan susunan departemen
dalam struktur pemerintah. Sebagai pangkat kerja dokumen tersebut telah
memberikan jasanya karena ia sebagai pedoman pelaksana, khususnya untuk
persatuan olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) yang berjalan terus hingga
kini. Organisasi ini telah menyelenggarakan kejuaraan Indonesia dalam beberapa
cabang olahraga. Terjadi perubahan penting dalam pendidikan guru olahraga yang
kadang-kadang menjadi pelatih dalam salah satu cabang olahraga, maka dengan
berlakuknya pengelolaan dibawah Departemen Olahraga terjadi pengembangan
yang sesuai dengan tingkat kepentingan olahraga dimata pemerintah.

SGPD diubah menjadi Sekolah Menengah Olahraga tingkat Atas, dan lamanya belajar
hanya tiga tahun setelah SLTP sedangkan SMOA diharapkan mampu menyiapkan
Pembina olahraga yang diperlukan oleh masyarakat dan sekolah, menyiapkan calon
mahasiswa Sekolah Tinggi Olahraga (STO), dan meyiapkan olahragawan berprestasi.
Untuk mencapai cita-cita tersebut SMOA dilengkapi dengan asrama dan diberi
peralatan yang memadai (sama dengan SGPD). Pengangkatan lulusan SMOA sebagai
guru sangat seret karena pendidikannya hanya 3 tahun, sehingga tidak cocok
dengan peraturan kepegawaian. Dulu SGPD dipersamakan dengan PGSLP dan dapat
mengajar di SLTP. SMOA mestinya mengajar di SD, tetapi SD berada dalam
pengelolaan pemerintah daerah, dan di SD berlaku system guru kelas. Walaupun
secara teori lulusan SMOA dapat mencari pekerjaan dalam masyarakat sebagai
pelatih dalam perkumpulan olahraga, tetapi karena kehidupan perkumpulan
olahraga belum seperti yang terdapat di Eropa, tidak ada yang mampu menggaji
pelatih. Demikian pula pengangkatan lulusan SMOA mejadi pegawai teknis dalam
kantor dinas olahraga di daerah sulit terlaksana.

Di kalangan pendidikan tinggi olahraga dalam masa itu terjadi pengintegrasian


khusus BI dan BII (delapan buah) ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
di bulan Agustus 1961. Baru saja pengintegrasian dilaksanakan dan sedang
berbenah-benah diri sudah tersusul oleh kebijakan baru. Baik Fakultas Olahraga di
UGM maupun Jurusan Olahraga di FKIP diubah menjadi sekolah Tinggi Olahraga

48
PJOK SD KK F

(STO, 1963). Jumlahnya 11 buah yang tersebar di Medan, Padang, Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Ujung Pandang dan Manado.
Pada STO ada Jurusan Pembina, pelatih, penggerak masa dan kesehatan olahraga.

d. Masa Olahraga Pendidikan (1967 – 1977)

Dalam masa sepuluh tahun ini pengelolaan olahraga berada pada Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Mula-mula penanggung jawabnya Direktorat Jenderal
Olahraga, kemudian beralih kepada Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda yang
membawahi Direktorat Olahraga Pendidikan, Direktorat Keolahragaan dan
Direktrat Pendidikan dan Penataran.

Perubahan struktur departemen pada tahun 1975 mengakibatkan pengelolaan


olahraga diturunkan ke eselon yang lebih rendah lagi. Dalam Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga hanya ada satu direktorat yang menangani
olahraga di sekolah (semacam biro olahraga dulu) kiranya hasilnya akan berbeda.
Sejak tahun 1963 sampai 1978 kedudukan pengelola olahraga merosot dari sebuah
departemen menjadi direktorat. Orang awam mengharapkan hasil kerja yang sama.
Tentunya ini tidak mungkin.

Program olahraga wajib di sekolah berjalan terus, walaupun ada kewajiban baru
yaitu bergabung dengan kesehatan. Olahraga karya juga berjalan. Lari atau
merangkak terutama tegantung kepada pengertian dan kesadaran kepala sekolah.
Disamping itu kepribadian dan image guru olahraga juga ikut menentukan. Maka
tidak mengharapkan bahwa terdapat range yang besar antara sekolah satu dengan
lainnya dalam melaksanakan olahraga wajib dan karya, serta hasil prestasi dalam
pertandingan ditingkat lokal, daerah dan nasional. POPSI yang mulai aktif pada
tahun 1966 bertambah maju dan pada tahun 1970 dengan diselenggarakan
kejuaraan nasional POPSI dalam cabang olahraga atletik dan sepakbola.

POPSI kemudian berstatus pula sebagai anggota KONI sehingga memungkinkan


kerjasama yang erat dengan induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan.
Sedikit demi sedikit prestasi meningkat, demikian pula jumlah pesertanya.

Tahun 1977 telah diselenggarakan kejuaraan nasional POPSI dalam cabang-cabang


olahraga atletik, renang, tenis meja, bola basket dan akan ditambah dengan bolavoli

49
Kegiatan Pembelajaran 1

dan senam. Untuk kejuaraan POPSI tingkat propinsi Direktorat Jenderal Pendidikan
Luar Sekolah dan Olahraga hanya menyediakan piala saja, sedangkan
pembiayaannya ditanggung sepenuhnya oleh Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan bersama Pemerintah Daerah. Jelas bahwa kepala kantor wilayah sangat
menentukan tingkat luas kegiatan POPSI disuatu propinsi, serta pelaksanaan
olahraga wajib sesuai dengan kurikulum 1975.

Dipandang dari segi penyediaan bibit olahragawan, bagi induk organisasi olahraga
tergantung dalam KONI, POPSI telah memberikan sumbangannya. Kalau bibit-bibit
itu kemudian kurang berkembang prestasinya itu adalah masalah yang berbeda di
luar sekolah, dan tidak dibicarakan dalam tulisan ini.

Dalam pendidikan Pembina olahraga juga terjadi perubahan sesuai dengan yang
terjadi pada Direktorat Jenderal. Surat keputusan Direktur Jenderal Olahraga dan
Pemuda nomor 39/V/1974 tertanggal 3 Mei 1974 mengubah SMOA menjadi
Sekolah Guru Olahraga (SGO), dengan maksud agar lulusannya diakui memiliki
kemampuan untuk menjadi guru olahraga di sekolah, dan juga untuk menjadi
Pembina olahraga di masyarakat. Pada SMOA ditambahkan satu tahun untuk
mengintensifkan ilmu keguruan. Keadaan ini belum berlangsung lama sudah
tersusul pula perkembangan baru. Pada saat itu sebenarnya keadaan sudah tidak
cocok, sebab bilamana dimaksudkan untuk menjadikan SMOA setaraf SGPD maka
sudah ketinggalan jaman. Untuk menjadi guru di SLTP harus memiliki ijazah sarjana
muda.

Untuk menjadi guru SD itu satu tahun lebih panjang, sebab lamanya sekolah
pendidikan Guru hanya tiga tahun setelah SLTP. Sesuai dengan struktur baru
Departemen P dan K (1975) maka pengelolaan SMOA/SGK dipindahkan ke
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, dan bernaung di bawah
Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, tepatnya di sub Direktorat
Pembinaan Pendidikan Guru Mata Pelajaran dan Guru Keolahragaan (GGO) dan
tugasnya adalah mempersiapkan siswanya menjadi guru olahraga yang memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan mengajar olahraga dan kesehatan di SD.

Karena lulusan SGO harus mengajarkan kesehatan, maka kurikulum mengalami


perubahan lagi. Program pendidikan di SGO meliputi pendidikan umum dan

50
PJOK SD KK F

keguruan, olahraga dan kesehatan, serta penunjang yang berintikan bahasa,


matematika, IPA, IPS dan Kesenian. Dengan adanya Direktorat Jenderal Pendidikan
Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga dalam struktur baru Departemen P dan K yang
digusur tidak hanya SMOA, tetapi juga STO yang sebelumnya berada di bawah
pengelolaan Direktorat Pendidikan dan Penataran.

Proses pemindahan STO ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memakan waktu


lebih lama karena permasalahannya lebih rumit. Baru pada bulan Mei 1976 STO
diintegrasikan ke dalam IKIP dan menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Keolahragaan. Ini berlaku bagi kota-kota yang ada IKIP-nya. STO Banjarmasin dan
Solo diintegrasikan ke universitas setempat. Dengan demikian pendidikan guru
olahraga menjadi satu lagi dengan pendidikan guru mata pelajaran lain; sauatu
keadaan seperti tahun 1961.

e. Masa Pendidikan Olahraga dan Penjaskes (1978 – sekarang)

Dalam perjalanannya dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1995 “nama” olahraga
di sekolah mengalami berbagai perubahan. Walaupun demikian, pelaksanaan
olahraga di sekolah tetap ditekankan pada aspek pendidikan. Artinya kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan melalui media kegiatan jasmani yang disebut
olahraga.

Perubahan nama tersebut berturut-turut adalah: Pendidikan Olahraga, Olahraga


Kesehatan, Pendidikan Olahraga dan kesehatan, dan terakhir sebagaimana
tercantum dalam kurikulum Pendidikan Dasar 1993 dan Kurikulum Sekolah
Menengah Umum 1995 adalah Olahraga dan Kesehatan.

Adanya perubahan-perubahan demikian dapat diartikan adanya dinamika yang


tinggi dalam konsep penyajian olahraga di sekolah, akan tetapi dari sisi lain dapat
diartikan sebagai kurang mantapnya konsep penyajian olahraga di sekolah.
Olahraga dan kesehatan yang diberikan di sekolah memiliki peran yang sangat
sentral dalam pembentukan manusia seutuhnya. Olahraga tidak hanya berdampak
positif pada pertumbuhan fisik anak, melainkan juga perkembangan mental,
intelektual, emosional dan sosial. Diberikannya penjaskes sebagai rangkaian isi

51
Kegiatan Pembelajaran 1

kurikulum sekolah bukanlah tanpa alasan, karena kurikulum yang merupakan


seperangkat pengetahuan dan ketrampilan merupakan upaya sistematis untuk
membekali siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini
adalah menjadi manusia yang lengkap dan utuh.

Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak ada
olahraga tanpa media gerak. Karena gerak sebagai aktifitas jasmani merupakan
dasar alami bagi manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri.
Sayangnya, peran sentral dan makna penting olahraga masih berkutat pada tataran
konsep dan retorika, belum diimbangi dengan kenyataan praktis di lapangan.
Banyak pakar pendidikan menyatakan bahwa olahraga penting diberikan kepada
anak, tetapi dalam kenyataannya jam pelajarannya terus dipinggirkan. Misi pokok
olahraga seringkali belum dapat dipahami oleh banyak orang, sekalipun itu
pendidik. Salah satu fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga sering
dianggap sebagai bidang studi pelengkap dan dalam posisi yang kurang
menguntungkan.

Kondisi ini diperparah lagi dengan atmosfir pemikiran sejak tahun 90-an yang
mewarnai arah pendidikan di Indonesia dengan menitikberatkan pada kemampuan
intelektual an-sich, dan kurang memperhatikan aspek-aspek lain dari anak secara
utuh. Intelegeni hanya dipahami sebagai kemampuan untuk menjawab soal-soal
pada tes intelegensi yang notabene bercirikan logical-math-ematikal intelligence.
Implikasinya, bidang studi yang dianggap tidak mendukung misi tersebut, jam
pelajarannya dikurangi dan bahkan dihilangkan dari struktur kurikulum. Kondisi ini
yang dialami bidang studi pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah selama satu
dasawarsa lebih. Lebih merisaukan lagi bagi yang mempunyai latar belakang
kesehatan ialah bahwa pendidikan kesehatan seolah hanya ditempelkan saja pada
pendidikan jasmani. Memang pendidikan kesehatan sangat tepat bila disertakan
pada pelaksanaan olahraga akan tetapi masih diperlukan pertemuan khusus untuk
dapat menyajikan pelajaran teori kesehatan khususnya yang berhubungan dengan
masalah-masalah kesehatan masyarakat.

Kesehatan merupakan dasar bagi segala nikmat dan kemampuan, artinya diperlukan
pemahaman yang baik terhadap pemassalan kesehatan agar siswa dapat
mengembangkan derajat kesehatan diri dan lingkungan dengan dengan sebaik-

52
PJOK SD KK F

baiknya untuk dapat menjadi dasar bagi pengembangan kemampuan-kemampuan


lainnya lebih lanjut. Alokasi waktu yang hanya dua jam pertemuan/minggu untuk
pendidikan jasmani dan kesehatan sangat merisaukan khususnya bagi keberhasilan
pendidikan dan pemahaman kesehatan.

Dalam keadaan sekarang, terlepas dari tekanan yang tetap diberikan kepada aspek
pendidikan, bentuk kegiatan jasmani olahraga kesehatan di sekolah masih kurang
mendapatkan porsinya. Hal ini disebabkan olah karena guru-guru olahraga di
sekolah masih mengacu kepada bentuk-bentuk olahraga sebagaimana yang
tercantum di dalam GBPP. Selain itu agaknya konsep olahraga kesehatan juga masih
belum dipahami secara tepat. Padahal, ditinjau dari sudut konsep dan kelayakannya,
adalah lebih tepat bila pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah, dilandasi
dengan olahraga kesehatan, karena kesehatanlah yang pertama-tama harus menjadi
perhatian agar dapat memberikan kemudahan bagi seluruh siswa dalam proses
belajar mengajar. Tidak ada pendidikan jasmani yang memiliki efisisensi setinggi
olahraga kesehatan dalam hal peralatan, waktu maupun pemakaian lahan.

Bila konsep olahraga kesehatan dipahami secara tepat, maka sasaran pendidikan
jasmani dan kesehatan di sekolah akan dapat dicapai dengan baik dan derajat
kebugaran jasmani siswa akan dapat ditingkatkan. Sebagai contoh dapat
dikemukakan bahwa SPI seri D yang dilakukan 6 x berturut-turut tanpa henti hanya
memerlukan waktu 10,5 menit dan ini sudah sangat mencukupi untuk dapat
meningkatkan kebugaran jasmani para pelakunya apabila dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan dapat dilakukan 3 x dalam seminggu. Namun sangat
disayangkan, baik di dalam kurikulum Sekolah Menengah Umum 1995 maupun di
dalam kurikulum Pendidikan dasar 1993, olahraga kesehatan tidak tercantum
dalam GBPP nya, padahal pemerintah telah menyusun sedemikian banyaknya
bentuk olahraga kesehatan dari mulai SPI seri A, B, C dan D sampai dengan SKJ 1984,
1986, 1992 dan 1996. Kenyataan ini menunjukkan pula kurang sinkronnya tata
laksana kerja antar lembaga-lembaga yang terkait.

3. Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman Sikap


Peserta Didik.

53
Kegiatan Pembelajaran 1

Sejarah merupakan kajian sistematik tentang peristiwa masa lampau. Dengan


memahami pengetahuan masa lalu, pemahaman itu turut membentuk masa kini, dan
keadanaan sekarang dapat lebih dipahami. Dengan pamahaman yang baik terhadap
masa lalu, serta kejelasan keadaan masa sekarang, hidup kita akan lebih efektif, dan
lebih sehat menghadapai masa depan. Kita mampu menduga apa yang mungkin
terjadi bahkan turut membentuk masa yang akan datang dan ikut menciptakan
masa depan. Sejarah memberikan pelajaran, bahkan dapat memberi ilham bagi
pemecahan persoalan-persoalan pelik yang sedang dihadapi.

Sejarah olahraga tidak dapat dilepaskan dari sejarah pada umumnya. Olahraga
mempunyai arti dan nilai karena berada dalam koteks semua aspek kehidupan
sosial seperti politik, ekonomi, agama, sosial, pendidikan dan kebudayaan.
Kehidupan sosial ini berpotensi menentukan perkembangan pendidikan jasmani,
olahraga, rekreasi dan pada saat yang bersamaan keolahragaan sebaliknya turut
menentukan jalannya sejarah.

Sejarah perkembangan olahraga di Indonesia dimulai sejak zaman raja-raja sebelum


penjajahan hingga sekarang ini. Olahraga selain merupakan bagian dari kebudayaan
manusia, juga merupakan bagian dari hidup manusia. Sejak berdirinya kerajaan
pertama di Indonesia, bahkan sebelum terbentuknya kerajaan tersebut olahraga
sudah ada yang berbeda dengan apa yang dilakukan sekarang, yaitu melatih
ketangkasan fisik, diantaranya agar dapat mempertahankan diri, berupa kegiatan
mencari makan (berburu) dan mempertahankan diri dari serangan musuh dan
binatang buas.

Sejak zaman penjajahan di Indonesia, dengan sendirinya olahraga di Indonesia


dipengaruhi oleh bangsa yang berkuasa dengan sistem-sistem dan cabang-cabang
olahraga yang dilakukan di Belanda, juga pada waktu Jepang menduduki Indonesia.
Sesudah indonesia merdeka, olahraga tradisional digali kembali untuk dipopulerkan
di samping olahraga yang sudah ada, bahkan kebijakan pemerintah orde baru
olahraga dimasukkan pada Garis-garis Besar Haluan Negara.

Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan, dan berisi
perjuangan dengan diri sendiri atau perjuangan dengan orang lain, atau konfrontasi
dengan unsur-unsur alam. Sifat pokok dari kegiatan olahraga adalah permainan,

54
PJOK SD KK F

kesenangan akan kegiatan fisik. Tujuannya adalah permainannya itu sendiri,


perasaan bahagia yang timbul dari kegiatan fisik tersebut, serta kemajuan pribadi
(Arma Abdullah, 1981).

Olahraga telah terdapat dalam satu atau lain bentuk, didalam semua kebudayaan,
bahkan dalam kebudayaan tertua sekalipun. Olahraga dilakukan sebagai latihan,
pengembangan diri, rekreasi, pendidikan, mata pencaharian, tontonan, dan sebagai
kebudayaan. Oleh karena itu olahraga erat hubungannya dengan kehidupan
manusia. Sebagai bagian dari masyarakat, olahraga pada umumnya mencerminkan
nilai-nilai yang menjadi rujukan masyarakat. Dalam kenyataannya, olahraga
merupakan sebuah “kehidupan yang dikemas kompak”, dan dalam kesempatan itu
seseorang belajar tentang nilai inti kebudayaan. Karena alasan itulah maka banyak
orang percaya bahwa olahraga itu merupakan wahana untuk membina dan
sekaligus membentuk watak.

Pendidikan jasmani dan olahraga dalam perpektif sejarah bangsa Indonesia


berkembang tidak dalam kesendirian. Sebagai sebuah sistem, pendidikan jasmani
dan olahraga juga terkait dengan sistem besar, dan bila kita posisikan dalam
pembangunan nasional yang bersifat makro, maka perkembangan pendidikan
jasmani dan olahraga sangat dipengaruhi oleh subsistem lainnya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Karena itu, sejarah menunjukkan, bahwa sistem politik-
apakah mendukung atau menghambat- yang diterjemahkan dalam kebijakan publik,
sungguh amat menentukan arah, isi dan bahkan cara mengelola pendidikan jasmani
dan olahraga.

Karena keseluruhan kegiatan pembinaan dalam makna luas itu membutuhkan


sumberdaya, maka perlu dukungan dari sistem ekonomi yang berimplikasi terhadap
struktur finansial atau alokasi dana, apakah mencukupi atau tidak memadai. Sejarah
pendidikan jasmani dan olahraga menunjukkan bukti-bukti empiris mengenai hal
tersebut (Rusli Lutan, 2002).

D. Aktivitas Pembelajaran

55
Kegiatan Pembelajaran 1

1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang pemanfaatan
sejarah keolahragaan dalam penanaman sikap peserta didik yang disediakan
oleh Fasilitator/atau yang tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan
lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator jika
Saudara mengikuti diklat model tatap muka penuh. Jika Saudara mengikuti
diklat model In-On-In, kerjakan ketika pelaksanaan On, kemudian paparkan
pada saat IN-2 berlangsung!
e. Berikanlah saran kepada peserta lain yang memberikan pemaparan!
f. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran
(pada pembelajaran tatap muka penuh dan In-1). Jika Saudara mengikuti
diklat model tatap muka In-On-In, hasil pekerjaan Saudara akan dinilai pada
saat pemaparan pada In-2.
g. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang disampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan In-2).

2. Lembar Kerja
a. Lembar Kerja (LK.01) dan (LK.02)
b. Berikut adalah LK.01 dan LK.02 yang harus Saudara selesaikan pada
pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka
penuh atau On jika pelatihan dilakukan dengan pola In–On–In. Saudara
diminta untuk bekerja secara perorangan, sehingga tumbuh nilai kerja sama,
tanggung jawab, dan mandiri atas pekerjaaan yang harus diselesaikan.

Pengerjaan LK.01 dan LK.02 dilakukan pada saat IN-1

LK-01
Pemanfaatan Sejarah Keolahragaan dalam Penanaman Sikap Peserta Didik

56
PJOK SD KK F

LK-01
Pemanfaatan Sejarah Keolahragaan dalam Penanaman Sikap Peserta Didik
1. Baca dan cermati uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 tentang Perspektif
Sejarah Pendidikan Jasmani!
2. Silahkan saudara diskusikan dengan teman sejawat tentang inti keilmuan pada uraian
materi tersebut!
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan/permasalahan dibawah ini secara mandiri menurut
pendapat saudara!

No. Pertanyaan Jawaban


1 Jelaskan pengertian tentang Pendidikan
Jasmani menurut Saudara!

2 Jelaskan pula oleh Saudara pengertian


tentang Pendidikan Olahraga!

3 Jelaskan manfaat sejarah keolahragaan dan


PJO dalam penanaman sikap peserta didik!

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kerjasama, tanggung jawab, dan
mandiri!
1. Kerjasama......................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
2. Tanggung Jawab...........................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
3. Mandiri ............................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................

LK-02
Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
1. Baca dan cermati uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 tentang Perspektif
Sejarah Pendidikan Jasmani!
2. Silahkan saudara diskusikan dengan teman sejawat tentang inti keilmuan pada uraian
materi tersebut!
3. Buat dan paparkanlah oleh saudara tentang perbedaan pendidikan jasmani dengan
olahraga terkait pelaksanaan, proses, dan hasilnya!

57
Kegiatan Pembelajaran 1

LK-02
Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Tahapan Pendidikan Jasmani Olahraga


1. Pelaksanaan

2. Proses

3. Hasil

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kerjasama, tanggung jawab, dan
mandiri!
1. Kerjasama......................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
2. Tanggung Jawab...........................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
3. Mandiri ............................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................

E. Latihan/ Kasus/ Tugas


1. Jelaskan 3 tahapan sejarah perkembangan pendidikan jasmani di
Indonesia?
2. Sebutkan dan jelaskan senam yang di ajarkan oleh P.H.Ling?
3. Sebutkan negara-negara yang membawa pengaruh terhadap sistem
pendidikan di Indonesia?

58
PJOK SD KK F

4. Sebutkan perkembangan sejarah kegiatan fisik di sekolah sejak proklamasi


sampai saat ini ?
5. Jelaskan manfaat sejarah olahraga bagi peserta didik?

F. Rangkuman
Pada saat Indonesia masih di pimpin para raja-raja, olahraga sudah ada dengan
tujuan dari olahraga pada masa itu yaitu untuk ketangkasan saja seperti olahraga
beladiri sampai memanah untuk berburu. Mereka melakukan olahraga sangat
sederhana dengan peralatan dan sarana yang alakadarnya, bahkan ada yang
menceritakan bahwa setiap anak laki-laki wajib mahir olahraga beladiri dan
memanah tersebut, karena merupakan simbol dari keperkasaan pada setiap pria.

Jadi kehidupan dulu tidak mengenal yang namanya olahraga prestasi, olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi bahkan olahraga rehabilitasi. Kalau anda belum
paham silahkan baca kembali kegiatan pembelajaran ini supaya menambah
pengetahuan, bagi yang sudah paham mari lanjut.

Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman Sikap Peserta Didik:
Manfaat edukatif; Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau
pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang
pernah dilakukan. pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang
dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. manusia melalui
belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa
lampau, baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
Sementara itu, pengalaman yang baik justru harus ditiru dan dikembangkan. dengan
demikian, manusia dalam menjalani kehidupannya tidak berdasarkan coba-coba
saja (trial and error), seperti yang dilakukan oleh binatang. Manusia harus berusaha
menghindari kesalahan yang sama untuk Kedua kalinya.

Manfaat inspiratif; Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif.


berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan
pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori oleh berdirinya
organisasi perjuangan yang modern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia

59
Kegiatan Pembelajaran 1

sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional angkatan ke-2. Pada


kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut
kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya. Untuk mengembangkan
dan mempertahankan kemerdekaan, bangsa indonesia ingin
melakukan kebangkitan nasional yang ke-2, dengan bercita-cita mengejar
ketertinggalan dari bangsa asing. bangsa indonesia tidak hanya ingin merdeka,
tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju, bangsa yang mampu menyejahterakan
rakyatnya. untuk itu, bangsa indonesia harus giat menguasai IPTEK karena melalui
IPTEK yang dikuasai, bangsa indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju dan
disegani, serta dapat ikut serta menjaga ketertiban dunia.

Manfaat rekreatif; Kegunaan sejarah yang ketiga adalah sebagai kegunaan


rekreatif. kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar.
Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Gaya
penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu
“menghipnotis” pembaca. Pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari
sejarawan. konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah
tersebut membuat pembaca menjadi senang. membaaca menjadi media
hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi ibagian dari kesenangan. Membaca
telah dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif.
Pembaca dalam mempelajari hasil penulisan sejarah tidak hanya merasa
senang layaknya membaca novel, tetapi juga dapat berimajinasi ke masa lampau.
disini peran sejarawan dapat menjadi pemandu (guide). orang yang ingin melihat
situasi suatu daerah di masa lampau dapat membacanya dari hasil tulisan para
sejarawan.

Penerapan sikap dalam proses pembelajaran pelatihan sangatlah penting sehingga


nantinya guru juga diharapkan mampu membuat skenario pembelajaran atau
menyajikan pembelajaran yang mengkondisikan agar seperti sikap percaya diri,
tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, disiplin yang ingin
ditimbulkan bisa terlihat ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Jika itu sudah dilakukan maka sesungguhnya sikap diatas tadi
sudah mencerminkan nilai utama karakter nasionalis, mandiri, integritas, dan
gotong royong.

60
PJOK SD KK F

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah mempelajari materi kegiatan ini diharapkan anda mampu:
1. Menerapkan nilai-nilai sejarah dalam pembelajaran PJOK.
2. Berperan serta dalam menumbuhkan nilai-nilai olahraga kepada peserta
didik di sekolah
3. Untuk lebih mematangkan pemahaman Saudara terhadap materi ini,
cobalah baca dan telaah kembali. Jika masih mendapat kesulitan Saudara
dapat berdiskusi dengan teman atau tutor.
4. Untuk memperkaya wawasan Saudara terhadap materi ini carilah buku
atau referensi lainnya yang sesuai.

61
Kegiatan Pembelajaran 1

62
PJOK SD KK F

Kegiatan Pembelajaran 2
Ilmu Faal Tubuh 1

A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 (dua) ini. Saudara diharapkan dapat
menjelaskan konsep faal tubuh, mengidentifikasi dan menganalisis sistem syaraf
tubuh dan sistem respirasi dalam menunjang pembelajaran PJOK di SD, serta
mampu menujukkkan sikap percaya diri, kerjasama, menghargai pendapat orang
lain, disiplin, dan tanggung jawab.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan tentang konsep faal fubuh secara terperinci.
2. Mengidentifikasi tentang sistem syaraf secara terperinci.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis tentang Sistem Respirasi secara terperinci.
4. Menunjukkan sikap percaya diri.
5. Menunjukkan sikap kerjasama.
6. Menunjukkan sikap tanggung jawab.

C. Uraian Materi
1. Konsep Faal Tubuh
Ilmu faal dasar mempelajari fungsi atau cara kerja organ-organ tubuh serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari luar
tubuh. Pengaruh itu dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan.
Misalnya bagaimana jantung dan paru melaksanakan fungsinya masing-masing di
waktu istirahat dan waktu berolahraga. Demikian pula bagaimana perubahan yang
terjadi bila berolahraga di tempat yang panas dan bagaimana pula bila berolahraga
di tempat yang dingin.

63
Kegiatan Pembelajaran 2

a. Struktur organisasi biologik


Unsur kehidupan terkecil adalah sel, dimana satu sel dapat merupakan kehidupan
yang mandiri, misalnya protozoa (amoeba) atau merupakan bagian dari kehidupan
yang lebih kompleks, misalnya pada manusia. Struktur organisasi biologic manusia
terdiri atas unsur kehidupan terkecil yaitu sel. Ilmu yang membahas struktur
(organ) disebut sebagai Anatomi dan ilmu yang membahas fungsi (organ) disebut
sebagai Fisiologi. Struktur organisasi biologik manuasia terdiri dari dapat dilihat
pada gambar 5.

Sel
Jaringan
Organ
Sistema
Organisme (Manusia)

Gambar 5. Struktur Organisasi Biologik Manusia

Dengan melihat struktur biologik tersebut bahwa derajat kesehatan sel menentukan
kualitas fungsional atau vitalitasnya, yang dengan sendirinya akan menentukan
derajat kesehatan, kualitas hidup dan vitalitas kehidupan individu yang seseorang.
Dari sudut pandang fisiologi olahraga maka dalam pelatihan olahraga adalah
meningkatkan kemampuan fungsional sel, yang dengan sendirinya berarti juga
meningkatkan kemampuan fungsional individu (manusia) yang bersangkutan.

Fisiologi Olahraga merinci dan menerangkan perubahan fungsi yg disebabkan oleh


latihan tunggal (acute exercise) atau latihan yg dilakukan secara berulang-ulang
(chronic exercise) dengan tujuan untuk meningkatkan respon fisiologis terhadap
intensitas, durasi, frekuensi latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis
individu. Fungsi dan mekanisme kerja organ-organ tubuh akan selalu bereaksi
dalam rangka penyesuaian diri demi terciptanya “HOMEOSTASIS” (kecenderungan
organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan dalam “Millieau Interieur”
yang stabil bagi selnya.

64
PJOK SD KK F

b. Sistematika Anatomik
Tubuh manusia dalam hal ini jasmani atau raga tersusun dari sekumpulan struktur
(organ) dalam ikatan kerjasama yang secara anatomis disebut sebagai Sistema dan
terdiri dari Sistema: kerangka (skelet), otot (muskuler), saraf (nervorum), darah-
cairan jaringan-getah bening (hemo-hidro-limfatik), pernafasan (respirasi), jantung-
pembuluh darah (kardiovaskuler) , tata suhu tubuh (termogregulasi), pencernanaan
(digestivus), pembuangan (ekskresi), hormone (endokrin), pengindra (sensoris),
pemulih generasi (reproduksi).
c. Sistematika Fisiologik
Untuk memahami fungsi struktur-struktur anatomis dan hubungan fungsionalnya,
maka fungsi jasmani yang terdiri dari berbagai macam sistema berfungsi untuk
bergerak, mempertahankan hidup, bekerja, mendapatkan kepuasan hidup lahir dan
batin. Oleh karena itu, jasmani dapat disebut sebagai satu SISTEMA (untuk) KERJA =
SK atau ERGOSISTEMA = ES (ergo=kerja). Jadi, Ergosistema adalah sekumpulan
struktur fungsional (fisiologis) yang aktif pada waktu bekerja atau berolahraga.
Dalam fungsinya sebagai satu ergosistema, Sistema-sistema anatomis tersebut
secara fisiologis dikelompokkan menjadi tiga kelompok (Sistematika Fisiologi)
yaitu:
1) Perangkat Pelaksana gerak, disebut Ergosistema Primer (ES-1) atau
Sistema Kerja Primer (SK-I) yang terdiri dari:
a) Sistema skelet
b) Sistema muscular
c) Sistema nervorum
2) Perangkat pendukung gerak, disebut Ergosistema Sekunder (ES-II) atau
Sistema Kerja Sekunder (SK-II) yang terdiri dari:
a) Sistema hemo-hidro-limfalik
b) Sistema respirasi
c) Sistema kardiovaskuler
3) Perangkat Pemulih/Pemelihara, disebut Ergosistema Sekunder (ES-III)
atau Sistema Kerja Sekunder (SK-III) yang terdiri dari:
a) Sistema digestivus
b) Sistema ekskresi
c) Sistema reproduksi

65
Kegiatan Pembelajaran 2

ES-III ini berperan lebih dominan pada istirahat.

2. Sistem Saraf Tubuh


Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga
komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
o Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
o Konduktor (Penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri.
Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron.
o Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang
paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (hormon). Otot
menanggapi rangsang yang berupa gerakan tubuh, sedangkan hormon
menaggapi rangsang dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ
tubuh tertentu. Misalnya : mempercepat/ memperlambat denyut jantung,
melebarkan/menyempitkan pembuluh darah dan lain sebagainya.

a. Sel Saraf (Neuron)


Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan
dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian
utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
b. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf.Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai
pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria
yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan.
c. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
d. Neurit (akson)

66
PJOK SD KK F

Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit
dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung myelin yang terdiri atas
perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi
makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin.
Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya
rangsangan.
Antara neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung
tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron
dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah
suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang
untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron
berikutnya.

Gambar 6. Sel pada Sistem Saraf

3. Macam-macam Neuron (Sel Saraf)


a. Saraf sensorik
Saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari reseptor
(indra) ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Saraf motorik
Saraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat
susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Saraf konektor

67
Kegiatan Pembelajaran 2

Saraf konektor adalah saraf yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari saraf
sensorik ke saraf motorik.

4. Macam-macam Gerak
Gerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam mengagapi rangsangan.
Berdasarkan jalannya rangsangan (impuls) gerakan dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan
yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik.
Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan.
Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot
(efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Contoh gerak sadar misalnya:
menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan.
Skema gerak sadar:
Rangsangan (Impuls) --> Reseptor (Indra) --> Saraf sensorik
--> Otak --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)

b. Gerak Refleks (Tak Sadar)


Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini tidak melewati otak namun hanya sampai sumsum tulang
belakang. Gerak refleks misalnya terjadi saat kita mengangkat kaki karena
menginjak benda runcing, gerakan tangan saat tidak sengaja menjatuhkan buku,
gerakan saat menghindari tabrakan dan lain sebagainya.
Skema gerak refleks:
Rangsangan (Impuls) --> Reseptor(Indra) --> Saraf sensorik --> Sumsum
Tulang Belakang --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)

5. Sistem Respirasi
Pernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara sel dengan lingkungannya. Respirasi eksternal adalah
proses pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi di alveoli paru-paru

68
PJOK SD KK F

sedangkan respirasi internal merupakan proses pertukaran oksigen dan


karbondioksida yang terjadi di dalam sel-sel tubuh lainnya.

Dalam bukunya Lauralee Sherwood menjelaskan udara dalam saluran pernapasan


dihirup melalui: hidung atau mulut, faring, laring, trakea menuju bronkus kemudian
berkumpul di alveoli. Didalam tubuh kita ada 2 paru-paru yang terletak di sebelah
kanan dan kiri. Pada paru-paru terdapat lobus atau belahan paru-paru yang setiap
paru mempunyai jumlah lobus paru-paru yang berbeda.

Pada paru sebelah kanan terdapat 3 lobus (Lobe superior, Lobe middle dan Lobe
inferior) sedangkan paru kiri terdapat 2 lobus (Lobe superior dan Lobe Inferior) yang
akhirnya akan berakhir menjadi kantong-kantong kecil alveolus, serta otot-otot
yang membantu paru-paru mengembang dan mengempis, salah satunya adalah
diphragma, sebagaimana pada gambar 7 yang ada pada buku Stephen Stuart.

Gambar 7. Sistem Pernapasan

Sumber: Stephen Stuart, The Visual Dictionary of Human Anatomy, Great


Britain: Covent Gorden Books, 1999, h. 20.

69
Kegiatan Pembelajaran 2

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan proses sebelum udara atau oksigen dapat
masuk ke paru-paru hingga disalurkan ke seluruh tubuh oleh darah, udara atau
oksigen yang masuk kedalam paru-paru harus melewati rongga hidung yang
berfungsi membuat suhu udara yang masuk memiliki suhu yang sama dengan paru-
paru. Hal itu disebabkan udara melewati bulu halus yang berfungsi sebagai filter.
Kemudian udara yang masuk melewati faring yang merupakan persimpangan
antara mulut dan ruang hidung, selanjutnya menuju ke laring yang merupakan
pangkal tenggorokan dan saluran masuk trakea. Udara yang masuk ke dalam laring
harus melewati semacam katup yang disebut epiglotis. Epiglotis berguna untuk
menutup laring jika sedang menelan makan dan minuman dan pada dinding laring
dilapisi oleh membran mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup
tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Kemudian
udara masuk ke trakea yang merupakan batang tenggorokan.

Dinding trakea tipis dan kaku dikelilingi oleh cincin tulang rawan dan pada bagian
rongga bersilia. Silia-silia berfungsi menyaring/mendorong debu dari saluran
pernapasan. Setelah itu udara masuk ke dalam bronkus dan terus masuk berturut-
turut ke dalam cabang bronkus yang disebut bronkiolus respiratorius dan
bercabang lagi disebut duktulus alveolaris dan menjadi sacculus alveolaris. Terakhir
adalah alveolus yang merupakan gelembung- gelembung seperti balon dan
berdinding sangat tipis serta bagian luarnya dikelilingi oleh kapiler darah, disinilah
sebenarnya terjadi proses pertukaran gas. Jadi, oksigen yang masuk kedalam tubuh
melalui proses pengolahan pada organ-organ yang disebut organ respirasi. Organ-
organ itu adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan paru, pertukaran oksigen
dalam paru-paru dikenal sebagai respirasi.

Didalam paru-paru terdapat suatu lapis membran alveoli kapiler yang memisahkan
oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan diambil oleh hemoglobin
sel darah merah dan dibawa ke jantung. Pernapasan merupakan faktor utama
manusia dalam menjalankan segala aktivitas salah satunya adalah aktivitas jasmani.
Salah satu aktivitasnya adalah olahraga sepak bola yang membutuhkan banyak
oksigen (O2). Dapat diketahui kapasitas vital seseorang bergantung pada: posisi

70
PJOK SD KK F

seseorang ketika kapasitas paru diukur, kekuatan otot pernapasan dan daya regang
paru-paru dan rangka dada yang disebut compliance.

Pada orang muda nilainya kira-kira 4,6 liter untuk laki-laki dan 3,1 liter untuk
wanita. Kapasitas vital seseorang juga dapat ditingkatkan melalui latihan atau
aktivitas olahraga. Dalam keadaan latihan KV dapat bertambah sebesar 34% diatas
normal yaitu mencapai 6-7 liter. Sehingga kemampuan respirasi seseorang dapat
dilihat melalui kapasitas vital paru-paru (KV). Pada keadaan istirahat, manusia
normal bernapas 12-15 kali/menit. Satu kali bernapas sekitar 500 ml udara, maka
udara masuk dan keluar tiap menit bernapas sekitar 6-8 liter/menit. Untuk dapat
memudahkan gambaran peristiwa ventilasi paru-paru dimana volume pernapasan
didalam paru-paru dapat dibagi menjadi bagian-bagian berbeda seperti yang
terlihat pada gambar berikut.

Gambar 8. Volume pernapasan

Sumber: Arie S. Sutopo dan Alma Permana Lestari, Buku Penuntun Praktikum Ilmu
Faal Dasar, Jakarta: UNJ, 2001, h. 10.

Kapasitas vital paru-paru dapat diukur menggunakan alat respirometer atau


spirometer dalam satuan liter. Respirometer atau spirometer adalah alat untuk
mengukur volume pernapasan yang dihirup dan dihembuskan secara maksimal.
Volume pernapasan yang diukur menggunakan spirometer untuk mendapatkan
hasil dari kapasitas vital seseorang, tentu harus didapatkan/melakukan pernapasan
atau tarikan dan hembusan biasa (volume tidal) ditambah hembusan napas yang

71
Kegiatan Pembelajaran 2

maksimal (volume cadangan ekspirasi) setelah inspirasi biasa (volume tidal) kira-
kira 1300 ml kemudian ditambah tarikan napas maksimal (volume cadangan
inspirasi) setelah inspirasi biasa/tidal sehingga didapatkan kapasitas vital
seseorang. Setelah melakukan ekspirasi maksimal masih terdapat sisa oksigen
didalam paru- paru kira-kira 160 ml yang disebut volume residu.

Menurut Arthur Guyton dan Hall, ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan seseorang dari paru-paru. Setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru
secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira
4600 ml). Bernapas berarti terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi secara
bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Proses inspirasi dan ekspirasi
dapat terjadi karena adanya otot-otot yang membantu mengembang dan
mengempisnya paru-paru. Pada saat inspirasi terjadi, musculus diafragma akan
membantu paru-paru untuk mengembang dan musculus interkostalis yang tadi
letaknya miring akan datar. Begitupun sebaliknya, ketika proses ekspirasi terjadi
maka musculus diafragma akan mengendur dan musculus interkostalis akan miring
lagi letaknya.

Pernapasan dapat diatur oleh diri sendiri ketika sedang melakukan aktivitas jasmani
seperti bermain sepak bola sehingga para pemain dapat melakukan menahan,
memperlambat atau mempercepat pernapasannya. Itu dikarenakan sistem
pernapasan diatur oleh korteks serebri, tetapi ketika para pemain sedang
berkonsentrasi saat bertanding atau berlatih maka mereka tidak ada waktu untuk
melakukan hal tersebut sehingga proses pernapasan akan terjadi secara otomatis
didalam tubuh kita, karena terangsangnya pusat pernapasan ketika darah
mengalami berlebihnya CO2 dan berkurangnya O2 di dalam darah. Oksigen yang
diambil dari udara melalui sistem pernapasan akan ditampung di dalam paru-paru,
kemudian O2 dibawa oleh darah menuju jantung untuk disebarkan ke seluruh
jaringan yang membutuhkan oksigen.

72
PJOK SD KK F

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Peserta
a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari Fasilitator.
b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang analisis dan
identifikasi ilmu faal tubuh yang disediakan oleh Fasilitator/atau yang
tersedia pada modul ini!
c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
d. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan
lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator
jika Saudara mengikuti diklat model tatap muka penuh. Jika Saudara
mengikuti diklat model In-On-In, kerjakan ketika pelaksanaan On,
kemudian paparkan pada saat In-2 berlangsung!
e. Berikanlah saran kepada peserta lain yang memberikan pemaparan!
f. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir
pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh dan In-1). Jika
Saudara mengikuti diklat model tatap muka In-On-In, hasil pekerjaan
Saudara akan dinilai pada saat pemaparan pada In-2.
g. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh
Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan In-2).

2. Lembar Kerja
Lembar Kerja (LK.03) dan (LK.04)
Berikut adalah LK.03 dan LK.04 yang harus Saudara selesaikan pada pembelajaran
lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau On jika
pelatihan dilakukan dengan pola In–On–In. Saudara diminta untuk bekerja secara
perorangan, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta bertanggung
jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan.

73
Kegiatan Pembelajaran 2

LK.03 dan LK.04 ini dikerjakan pada saat On The Job Learning (ON) dan dikerjakan
sebagai tugas mandiri/individu, namun teknis pengerjaannya diharapkan saudara
berdiskusi dengan teman sejawat sehingga terjadi share ilmu dan berbagi
pengalaman untuk menghasilkan pengalaman belajar yang bersifat konstruktif.
LK-03
Ilmu Faal
1. Baca dan cermati uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 tentang Ilmu Faal
Tubuh 1!
2. Silahkan saudara diskusikan dan analisis materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 dengan
teman sejawat atau dalam kelompok yang dekat di sekitar tempat tugas Saudara!
3. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang ilmu faal tubuh, silahkan mencari dari
sumber lain!
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai petunjuk!

No. Pertanyaan Jawaban


1 Jelaskan pengertian tentang ilmu faal tubuh
menurut saudara!

2 Jelaskan apa manfaatnya menguasai


keilmuan pendukung ilmu faat tubuh bagi
guru PJOK!

3 Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang


sistem respirasi dan apa manfaatnya bagi
manusia?

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai percaya diri, kerjasama, dan
tanggung jawab!
1. Percaya diri ...................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
2. Kerja sama ......................................................................................................................................................................

74
PJOK SD KK F

LK-03
Ilmu Faal
..............................................................................................................................................................................................
3. Tanggung jawab ............................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................

LK-04
Ilmu Faal
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai petunjuk!
2. Silahkan baca dan perhatikan materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 tentang Ilmu Faal
Tubuh 1 dengan cermat!
3. Lakukanlah analisis materi tersebut bersama rekan sejawat saudara dalam kelompok
atau teman sejawat yang dekat di sekitar tempat tugas saudara!
4. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang ilmu faal tubuh, silahkan mencari dari
sumber lain!
5. Tuliskan organ tubuh yang termasuk pada jalur/saluran pernafasan (respiratori track)
dan jelaskan satu persatu!
No. Saluran Pernafasan Fungsi/kegunaan
1 Hidung (Cavum Nasalis)

2 ..............................................................................
.............................................................................
3 ......................................................................
.....................................................................

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai percaya diri, kerjasama, dan
tanggung jawab!
1. Percaya diri ...................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
2. Kerja sama ......................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................
3. Tanggung jawab ............................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................

75
Kegiatan Pembelajaran 2

E. Latihan/ Kasus/ Tugas


Untuk menguji kemampuan anda dalam penguasaan materi ini, jawablah pertanyan
dibawah ini.
Petunjuk:
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang anda anggap paling benar!
1. Ilmu yang mempelajari fungsi (faal) atau cara kerja organ-organ tubuh serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari
luar tubuh adalah....
A. anatomi
B. kinesiologi
C. faal
D. biomekanik

2. Sistem saraf tubuh manusia terdiri dari....


A. reseptor – konduktor – efektor
B. reseptor – isolator – konduktor
C. konduktor – efektor – isolator
D. reseptor – konduktor – reflek

3. Bagian sel sarap yang berperan dalam menghantarkan rangsangan (impuls)


ke bagian sel sarap lainnya adalah….
A. reseptor
B. konduktor
C. efektor
D. inti sel

4. Sel saraf saraf yang berperan membawa rangsangan (impuls) dari saraf
pusat (otak) dan susunan tulang belakang menuju otot dan kelenjar
adalah.....

76
PJOK SD KK F

A. saraf motorik
B. konduktor
C. saraf sensorik
D. ganglion

5. Fungsi susunan saraf pusat adalah....


A. menghantarkan impuls saraf ke efektor
B. mengendalikan seluruh kerja saraf
C. menerima impuls dari alat indera
D. memerintahkan gerak kepada saraf motorik

F. Rangkuman
Ilmu faal adalah ilmu yang mempelajari fungsi alat-alat tubuh manusia serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari luar
tubuh.
Sistem saraf adalah sistem pengaturan tubuh berupa penghantaran impul saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf
atau neuron yang memiliki tiga bagian, yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
Sistem saraf terdiri dari saraf reseptor, konduktor, dan efektor. Sistem saraf ini
dikendalikan oleh susunan saraf pusat yaitu, otak besar, otak kecil, dan sumsum
tulang belakang.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. diantaranya
memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Skema gerak sadar: Rangsangan (Impuls) --> Reseptor (Indra) --> Saraf sensorik
--> Otak --> Saraf motorik --> Efektor (Otot).
Skema gerak refleks: Rangsangan (Impuls) --> Reseptor(Indra) --> Saraf sensorik -->
Sumsum Tulang Belakang --> Saraf motorik --> Efektor (Otot).
Untuk menjaga kelangsungan aktivitas atau gerak, manusia membutuh kan suplai
udara yang dilakukan melalui pernapasan (respirasi) untuk mengambil O2 dan
membuang CO2 dan H2O.

77
Kegiatan Pembelajaran 2

Kemampuan aktivitas manusia salah satunya ditentukan oleh kemampuan


mengambil O2 sebanyak-banyaknya (VO2 Max)
Kapasitas total paru paru dapat ditingkatkan melalui latihan yang terprogram dan
continue, serta dapat diketahui dengan rumus sederhana, yaitu Metode Cooper Test.
Penerapan sikap dalam proses pembelajaran pelatihan sangatlah penting sehingga
nantinya guru juga diharapkan mampu membuat skenario pembelajaran atau
menyajikan pembelajaran yang mengkondisikan agar seperti sikap percaya diri,
tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, disiplin yang ingin
ditimbulkan bisa terlihat ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Jika itu sudah dilakukan maka sesungguhnya sikap diatas tadi
sudah mencerminkan nilai utama karakter nasionalia, mandiri, integritas, dan
gotong royong.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah mempelajari materi kegiatan ini diharapkan anda mampu:
1. Menerapkan faal tubuh dalam pembelajaran PJOK.
2. Memanfaatkan sistem saraf tubuh dalam pembelajaran PJOK untuk
meningkatkan keterampilan gerak (motor skill) peserta didik.
3. Memanfaatkan sistem pernapasan (respirasi) tubuh dalam pembelajaran
PJOK untuk meningkatkan keterampilan gerak (motor skill) peserta didik.
4. Menerapkan cara mengukur kapasitas vital paru paru (vo2max).
5. Apakah anda telah memahami dengan jelas tentang materi yang baru anda
pelajari! Jika belum silahkan baca atau pelajarai kembali, dan jika anda
merasa telah menguasai coba cari buku referensi lainnya untuk
memperkaya wawasan anda.
6. Untuk lebih mematangkan pemahaman anda terhdap materi ini, cabalah
baca dan telaah kembali. Jika masih mendapat kesulitan anda dapat
berdiskusi dengan teman atau tutor.
7. Untuk memperkaya wawasan anda terhadap materi faal cari buku atau
referensi lainnya yang sesuai.

78
PJOK SD KK F

Kegiatan Pembelajaran 3
Belajar Gerak (Motorik) 1

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 (dua) ini. Saudara diharapkan dapat


menjelaskan konsep belajar gerak (motorik), mengidentifikasi dan menganalisis
belajar gerak (motorik) dalam menunjang pembelajaran PJOK di SD, serta mampu
menunjukkkan sikap kerjasama, disiplin, dan tanggung jawab.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan konsep belajar gerak secara terperinci.


2. Mengidentifikasi dan menganalisis kategori gerak/keterampilan (berdasar otot
yang digunakan, pengaruh lingkungan, dan mulai-akhir gerak) secara
terperinci.
3. Menunjukkan sikap kerjasama.
4. Menunjukkan sikap disiplin.
5. Menunjukkan sikap tanggung jawab.

C. Uraian Materi
1. Konsep Belajar Gerak
Apakah yag dimaksud belajar gerak? Definisi belajar gerak menurut Schmidt (1991)
adalah “serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman
yang mengarah kepada perubahan-perubahan yang relatif menetap dalam
kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil”. Pada
dasarnya definisi Schmidt di atas mengandung 3 (tiga) aspek penting, yakni:

a. Belajar merupakan pengaruh latihan atau pengalaman. Perkembangan


kemampuan memang bisa berkembang tanpa dilatih. Kemampuan tersebut
berkembang misalnya, karena pengaruh kematangan dan pertumbuhan.

79
Kegiatan Pembelajaran 3

Contoh keterampilan berlari. Tanpa dilatih dalam arti sebenarnya,


kemampuan berlari tetap akan berkembang karena adanya pengaruh
kematangan. Siapapun anaknya normal pasti akan mengusai keterampilan
berlari tanpa berlatih, tetapi perlu ditanyakan sampai dimanakan
kemampuan prestasi berlarinya?

b. Belajar tidak langsung teramati. Ketika latihan berlangsung terjadi banyak


perubahan dalam system saraf pusat. Perubahan tersebut terjadi karena
penganyaman berbagai kemampuan dan pengalaman gerak dalam situasi
memori dalam otak. Proses inilah yang memantapkan perubahan yang
terjadi agar relative menetap.

c. Perubahan yang terjadi relatif melekat. Banyak perubahan dalam


penampilan terjadi oleh sebab lain yang sifatnya hanya sementara,
misalnya oleh kelelahan, obat-obatan atau kondisi lingkungan.

Perubahan dalam diri individu yang bersifat sementara di ibaratkan sebagai air. Air
akan mendidih jika dipanaskan, sehingga bentuknya berubah pada saat itu. Tetapi
ketika air dingin kembali, maka ujudnya akan kembali menjadi air yang tenang
seperti semula. Proses belajar akan merubahnya mennjadi orang yang benar-benar
baru. Luarnya tetap sama, tetapi kemampuannya sudah berubah. Gagasan bahwa
pembelajaran gerak tidak di ukur, tidak dapat diamati menimbulkan pertanyaan
tentang bagaimanakah kemajuan pembelajaran itu dapat di ukur? Jalan yang dapat
ditempuh untuk menghindari hal-hal yang demikian adalah “ mengetahui hakikat
dan pola perkembangan hasil belajar”. Hal ini meliputi turun naiknya perkembangan
belajar, dan sifat pengaruh latihan.

Tujuan akhir dari pembelajaran gerak adalah “kemampuan penguasaan


keterampilan” Keterampilan seseorang dalam tugas gerak tertentu akan
menentukan seberapa besar kemampuan orang itu dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan derajat keberhasilan yang tinggi. Untuk sampai pada tujuan akhir
tersebut diperlukan pengetahuan yang mendasar tentang bagaimana keterampilan
bisa dihasilkan serta faktor apa saja yang berperan dalam gerakan itu? Pertama
yang harus dikuasai adalah mempelajari bagaimana gerakan itu bisa berlangsung.
Kedua berhubungan dengan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi agar

80
PJOK SD KK F

keterampilan gerak dapat dicapai dengan baik. Keterampilan gerak dapat dicapai
dengan cara latihan atau dengan berbagai keterlibatan dengan berbagai
pengalaman. Ulasan berikutnya akan dibicarakan tentang hakikat akhir dari proses
pembelajar gerak adalah “Penampilan yang Terampil”. Apa yang dimaksud dengan
Keterampilan? Schmidt (1991) mendefinisikan tentang keterampilan, yaitu “
kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dengan
pengeluaran energy dan waktu yang minimum”. Singer (1980) keterampilan adalah
“derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efesien
dan efektif”. HW. Johnson dalam Singer (1980) Memberikan ciri-ciri ketrampilan
kedalam 4 aspek variable, yakni kecepatan, akurasi, bentuk dan kesesuaian. (1)
bahwa keterampilan itu dapat ditentukan dengan waktu yang cepat. Artinya
semakin cepat semakin baik. (2) keterampilan itu harus memiliki tingkat akurasi
yang tinggi sesuai dengan target yang ditetapkan. (3) keterampilan itu harus dapat
dilaksanakan dengan hanya sedikit energy yang dikeluarkan, dan (4) keterampilan
itu harus dapat diadaptasikan dengan berbagai situasi dan kondisi yang berbeda-
beda.

2. Kategori Gerak/ Keterampilan (Berdasar Otot yang Digunakan,


Pengaruh Lingkungan, dan Mulai-Akhir Gerak)

Pengklasifikasian keterampilan gerak dapat dibuat berdasarkan beberapa sudut


pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan gerak:

a. Berdasarkan kecermatan gerak


b. perbedaan titik awal dan titik akhir
c. Stabilitas lingkungan

Uraian mengenai tiap klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:


a. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan
Ketererampilan gerak dapat dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaannya.
Kecermatan pelaksanaan gerakan dapat ditentukan antara lain oleh jenis otot-
otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan jenis otot-

81
Kegiatan Pembelajaran 3

otot halus. Berdasarkan kecermatan gerakan atau jenis totot-otot yang terlibat,
keterampilan gerak dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Keterampilan gerak agal (gross motor skills)

2) Keterampilan gerak halus (fine motor skills)

Keterampilan gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan


otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya antara lain keterampilan
gerak loncat tinggi dan lempar lembing. Keterampilan gerak halus adalah
gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis
utama gerakan. contohnya antara lain adalah keterampilan gerak menarik
pelatuk senapan dan pelepasan busur dalam memanah. Pada keterampilan
ngerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan,
sedang pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota
badan yang digerakan oleh otot-otot halus.

b. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir


Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah dapat
diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang
susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak dapat
dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:

1) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill)


2) Keterampilan gerak serial (serial motor skill)
3) Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill)

Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak di mana dalam


pelaksanaannya dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari
gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling kedepan satu kali. titik awal
gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua telapak
tangan dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat
pelaku sudah dalam keadaan jongkok kembali. Keterampilan gerak serial adalah
keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut.
Contohnya gerakan berguling ke depan beberapa kali. Keterampilan gerak

82
PJOK SD KK F

kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat dengan mudah ditandai
titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya adalah keterampilann gerak
bermain tenis atau permainan olahraga lainnya. Di sini titik awal dan akhir tidak
mudah untuk diketahui karena merupakan rangkaian dari bermacan-macam
rangkaian gerakan. Pada keterampilan gerak kontinyu, untuk melaksanakannya
lebih dipengaruhi oleh kemamuan sipelaku dan stimulus eksternal.
dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya pada saat
menggiring bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku
untuk menggiringnya, sedang bentuk gerakkannya sendiri dapat berubah-ubah
atau tidak berpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku.

c. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan


Di dalam melakukan suatu gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku
menghadapi kondisi lingkunagn yang tidak berubah-ubah ada kalanya berubah-
ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan
nketerampilan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Ketrampilan tertutup (clossed skill)


2) Ketrampilan Terbuka (open skill)

Ketrampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi


pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul
dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan
mengguling pada senam lantai, dalam gerakanj ini pelaku memulainya setelah
siap untuk melakukannya, adan bergerak berdasarkan apa yang
direncanakannya. Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana
dalam pelaksanaannya terjadai pada konsisi lingkungan yang berubah- ubah, dan
pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya.
Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan bisa bersifat spesial.
Contohnya adalah dalam melakukan gerakan memukul bola yang dilambungkan.
Dalam gerakan ini pelaku memukul bola dengan menyesuaikan dengan kondisi
bolanya agar pukulanya mengena. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan,
arah, dan jarak bola; kemudian menyesuaikan pukulanya.

83
Kegiatan Pembelajaran 3

D. Aktivitas Pembelajaran

Agar saudara dapat menguasai materi pembelajaran ini, sebaiknya saudara


memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Berusahalah bersikap tenang dan sungguh-sungguh.
2. Siapkan alat tulis untuk menjaga jika ada hal-hal yang perlu dicatat agar
tidak lupa atau tidak jelas.
3. Bacalah setiap baris atau kalimat atau paragraf dengan seksama.
4. Coba saudara lakukan gerakan memukul bola voli satu kali kedinding,
kemudian coba amati atau analisis termasuk jenis gerakan apa yang baru
saudaar lakukan,open skill atau close skill.
5. Untuk membedakan gerak motorik kasar (gross skill) dan gerak motorik
halus (find motor skill), cobalah anda lakukan gerakan push up dan gerak
mengayun salah satu lengan, adakah perbedaan jumlah otot yang bekerja!
6. Coba anda lakukan dan perhatikan pula manakah gerakan yang termasuk
gerak lokomotor dan non lokomotor.
7. Agar anda tuntas mempelajari materi ini bacalah hingga selesai.
8. Tutuplah modul ini, kemudian kerjakanlah soal latihan yang tersedia,
kemudian cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang tersedia.
9. Jika masih ada materi/sub materi yang saudara rasakan kurang bisa
dipahami, silahkan diskusikan dengan rekan sejawat atau tutor saudara.

Tugas mengerjakan LK. 05

Berikut adalah lembar kerja 05 (LK.05) yang harus Saudara selesaikan pada
pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh
atau On jika pelatihan dilakukan dengan pola In–On–In. Saudara diminta untuk
bekerja secara perorangan, sehingga tumbuh sikap percaya diri, kerjasama,
menghargai pendapat orang lain, disiplin, dan tanggung jawab atas pekerjaaan yang
harus diselesaikan.

LK-05
Belajar Gerak (Motorik) 1

84
PJOK SD KK F

LK-05
Belajar Gerak (Motorik) 1
1. Silahkan baca dan perhatikan materi pada Kegiatan Pembelajaran 3 Belajar Gerak
(Motorik) 1 dengan cermat!
2. Lakukanlah analisis materi tersebut bersama rekan sejawat saudara dalam kelompok atau
teman sejawat yang dekat di sekitar tempat tugas saudara!
3. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang konsep Belajar Gerak (Motorik) 1, silahkan
saudara mencari informasi dari sumber lain!
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai petunjuk!!

No. Pertanyaan Jawaban


1 Jelaskan pengertian tentang konsep belajar
gerak (motorik)!

2 Apa manfaat mempelajari keilmuan belajar


gerak (motorik) bagi saudara sebagai guru
PJOK?

3 Jelaskan bagaimana menurut saudara jika


seorang guru PJOK tidak memahami atau tidak
mempelajari keilmuan belajar gerak/motorik?

4. Bagaimanakah tahapan yang harus dilalui seseorang dalam menguasai suatu


keterampilan gerak model Fitts dan Posner yang dikutip oleh Cheryl? Jelaskan dan
beri contohnya!
Contoh dalam
No. Tahapan Definisi/papara pelaksanaan belajar
gerak
1

85
Kegiatan Pembelajaran 3

LK-05
Belajar Gerak (Motorik) 1

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kerjasama, disiplin, dan tanggung
jawab!
1. Kerja sama ..........................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
2. Disiplin .................................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................
3. Tanggung jawab ............................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

1. Aspek fungsi yang lebih dominan keterlibatanya dalam proses belajar gerak
adalah aspek aspek
A. fisik
B. psikomotor
C. kognitif
D. motorik

2. Di antara para ahli yang telah mengemukakan teorinya tentang fase belajar
gerak ialah..
A. Abraham
B. Paul field dan michael posner
C. Adam
D. Skinker

3. Fit dan posner mengemukakan bahwa proses belajar terjadi melewati fase
fase
A. asosiatif
B. otonom

86
PJOK SD KK F

C. kooperatif

D. kognitif

4. Adam mengemukakan bahwa proses belajar gerak terjadi karena melewati


fase-fase
A. kognitif
B. gerak verbal
C. gerak motorik

D. gerak koordinatif

5. Gerakan yang otomatis adalah


A. Bersifat otonom pelaksanaanya
B. belum tentu benar secara mekanis
C. bisa berbentuk melalui cara melakukanya berulang-ulang
D. secara cepat dan tidak terkendala

F. Rangkuman
Untuk menguasai keterampilan gerak di perlukan suatu proses belajar yaitu proses
belajar gerak.proses belajar gerak berbeda dengan proses belajar kogitif dan jga
dengan proses belajar afektif.perbedaanya adalah dalam fase fase belajar yang di
lalui oleh belajar. Fitts dan Poster,kemudian juga adam telah mengemukakan
teorinya tentang fase belajajar gerak Fitts dan Postner mengatakan bahwa proses
belajar gerak terbagi menjadi 3 (kognitif, asosiatif, otonom) Anne Shumway-Cook &
Marjorie H. Woollacott, Motor Control Theory and Practical Applications.

Belajar gerak adalah proses memperoleh pengetahuan, satuan proses dihubungkan


dengan praktek atau pengalaman yang mendorong kearah perubahan yang secara
relative permanen dalam kemampuan untuk menghasilkan gerak yang terampil.
Karakteristik Anak. Anak laki-laki dan perempuan bersifat sebangun di dalam pola
pertumbuhan mereka, dengan pola pertumbuhan anggota tubuh (seperti lengan,

87
Kegiatan Pembelajaran 3

tungkai) menjadi lebih cepat dari pertumbuhan bagian togok sepanjang masa anak-
anak. Karakteristik Masa Anak-anak (anak besar) usia 6 Sampai 10 Tahun ditinjau
dari Ranah Kognitif, Afektif, Perkembangan Gerak dan Implikasi Program
Perkembangan Gerak.

Karakteristik Perkembangan Fisik dan Gerak, anak laki;laki dan perempuan


memiliki tinggi badan sekitar 44 sampai 60 inci (111,8-152,4 cm) dan memiliki
berat badan 44 sampai 90 pounds (20.0-40.8 kg), pertumbuhan melambat, terutama
dari usia 8 hingga terakhir dari periode ini. Ada saat pertumubuhan melambat tetapi
masih ada kenaikan-kenaikan, tidak seperti keuntungan kecepatan penambahan
tinggi dan berat selama masa pra-sekolah.

Tubuh mulai bertambah tinggi, dalam satu tahun tingginya bertambah dari 2 sampai
3 inci (5.1-7.6 cm) dan dalam satu tahun berat badan bertambah dari 3 sampai 6
pounds (1.4-2.7 kg). Cephalocaudal (dari kepala ke kaki) dan proximodistal (pusat ke
batas luar) prinsip-prinsip dari perkembangan di mana pada kenyataannya otot-
otot yang besar dari tubuh itu lebih cepat perkembangannya dibanding otot-otot
yang kecil.

Anak perempuan secara umum sekitar satu tahun di depan anak laki-laki di dalam
perkembangan fisiologis, dan membedakan minat mulai muncul pada akhir periode
ini. Pilihan tangan adalah sekitar 85 persen lebih menyukai tangan kanan dengan
dibentuk kuat dan sekitar 15 persen yang lebih menyukai tangan kiri.

Waktu untuk bereaksi melambat, menyebabkan kesukaran mata menyampaikan


dan memandang koordinasi kaki pada awal periode ini. Pada akhirnya mereka
secara umum lebih mapan.

Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan energi tetapi
sering kali rendah dalam menguasai daya tahan, mengukur daya tahan dan mudah
lelah. Kemampuan reaksi pada latihan bagaimanapun sangat besar. Mekanisme-
mekanisme perceptual visual secara penuh dibentuk/mapan pada akhir periode ini.

88
PJOK SD KK F

Anak-anak memiliki penglihatan jauh selama periode ini dan secara umum tidak
siap bagi periode untuk pekerjaan yang dekat.

Kemampuan-kemampuan gerakan yang paling pokok mempunyai potensi menjadi


baik digambarkan oleh permulaan dari periode ini.
Keterampilan-keterampilan dasar penting bagi keberhasilan permainan menjadi
modal untuk dikembangkan. Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota
tubuh- anggota tubuh lain berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti
melambungkan atau membentur bola yang di berdirikan dan melempar
memerlukan praktek yang cukup yang mempertimbangkan untuk penguasaan.
Periode ini menandai suatu transisi dari kemampuan-kemampuan gerak dasar
murni ke penetapan ketrampilan-ketrampilan gerak transisi dalam kepemimpinan
permainan dan ketrampilan-ketrampilan atletis.
Penerapan sikap dalam proses pembelajaran pelatihan sangatlah penting sehingga
nantinya guru juga diharapkan mampu membuat skenario pembelajaran atau
menyajikan pembelajaran yang mengkondisikan agar seperti sikap percaya diri,
tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, disiplin yang ingin
ditimbulkan bisa terlihat ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Jika itu sudah dilakukan maka sesungguhnya sikap diatas tadi
sudah mencerminkan nilai utama karakter mandiri, integritas, dan gotong royong.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah mempelajari materi pada kegiatan pembelajaran ini, diharapkan anda
mampu:
1. Menerapkan gerak dalam pembelajaran PJOK di sekolah.
2. Mencoba dan mempraktekan kemampuan gerak siswa dalam menggunakan
gerak otot kasar dan gerak otot halus.
3. Memanfaatkan dan menerapkan opens kill dan clos skill dalam pembelajaran
PJOK untuk meningkatkan keterampilan gerak (motor skill) peserta didik.

89
Kegiatan Pembelajaran 3

Apakah anda telah memahami dengan jelas tentang materi yang baru anda pelajari!
Jika belum silahkan baca atau pelajarai kembali, dan jika anda merasa telah
menguasai coba cari buku referensi lainnya untuk memperkaya wawasan anda.
Untuk lebih mematangkan pemahaman anda terhdap materi ini, cobalah baca dan
telaah kembali. Jika masih mendapat kesulitan anda dapat berdiskusi dengan teman
atau tutor.
Untuk memperkaya wawasan anda terhadap materi faal cari buku atau referensi
lainnya yang sesuai.

90
PJOK SD KK F

Kegiatan Pembelajaran 4
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 4 ini tentang Pengembangan Keprofesian


berkelanjutan 1 (PKB 1), Saudara diharapkan dapat menjelaskan definisi, tujuan dan
manfaat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), mengidentifikasi bentuk,
jenis dan strategi PKB, sumber belajar PKB, serta menunjukan sikap percaya diri,
kerjasama, dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan definisi pengembangan keprofesian berkelanjutan.


2. Menjelaskan tujuan dan manfaat pengembangan keprofesian berkelanjutan.
3. Mengidentifikasi bentuk dan jenis pengembangan keprofesian berkelanjutan.
4. Menganalisis strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan.
5. Mengidentifikasi sumber belajar dalam pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
6. Menunjukkan sikap percaya diri
7. Menunjukkan sikap kerjasama
8. Menujukkan sikap tanggung jawab.

C. Uraian Materi

1. Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan; Bentuk dan Jenis,


serta Strateginya

a. Pengertian

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran


berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa

91
Kegiatan Pembelajaran 4

perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian


semua siswa diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai
keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang
materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu
melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru
secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau
pelatihan awal sebagai guru.

PKB mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka secara
keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai
profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan memperluas
pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi yang
dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya. Melalui kesadaran untuk memenuhi
standar kompetensi profesinya serta upaya untuk memperbaharui dan
meningkatkan kompetensi profesional selama periode bekerja sebagai guru, PKB
dilakukan dengan komitmen secara holistik terhadap struktur keterampilan dan
kompetensi pribadi atau bagian penting dari kompetensi profesional. Dalam hal ini
adalah suatu komitmen untuk menjadi profesional dengan memenuhi standar
kompetensi profesinya, selalu memperbaharuimya, dan secara berkelanjutan untuk
terus berkembang.

PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan pengembangan karir


baik saat ini maupun ke depan. Untuk itu, PKB harus mendorong dan mendukung
perubahan khususnya di dalam praktik-praktik dan pengembangan karir guru. Pada
prinsipnya, PKB mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi
yang didesain untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan sebagaimana digambarkan pada diagram berikut ini (diadopsi dari
Center for Continuous Professional Development (CPD). University of Cincinnati
Academic Health Center. http://webcentral.uc.edu/-cpd_online2). Dengan
perencanaan dan refleksi pada pengalaman belajar guru dan/atau praktisi
pendidikan akan mempercepat pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru
serta kemajuan karir guru dan/atau praktisi pendidikan.

92
PJOK SD KK F

Gambar 9. Diagram Kegiatan PKB

PKB adalah bagian penting dari proses pengembangan keprofesionalan guru. PKB
tidak terjadi secara ad-hoc tetapi dilakukan melalui pendekatan yang diawali dengan
perencanaan untuk mencapai standar kompetensi profesi (khususnya bagi guru
yang belum mencapai standar kompetensi sesuai dengan hasil penilaian kinerja,
atau dengan kata lain berkinerja rendah), mempertahankan/menjaga dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perolehan pengetahuan dan
keterampilan baru. PKB dalam rangka pengembangan pengetahuan dan
keterampilan merupakan tanggung-jawab guru secara individu sesuai dengan
masyarakat pembelajar, jadi sangat penting bagi guru yang berada di ujung paling
depan pendidikan. Oleh karena itu, agar PKB dapat mendukung kebutuhan individu
dan meningkatkan praktik-praktik keprofesianalan maka kegiatan PKB harus:

1) menjamin kedalaman pengetahuan terkait dengan materi ajar yang


diampu;
2) menyajikan landasan yang kuat tentang metodologi pembelaran
(pedagogik) untuk mata pelajaran tertentu;
3) menyediakan pengetahuan yang lebih umum tentang proses pembelajaran
dan sekolah sebagai institusi di samping pengetahuan terkait dengan
materi ajar yang diampu dan metodologi pembelaran (pedagogik) untuk
mata pelajaran tertentu;

93
Kegiatan Pembelajaran 4

4) mengakar dan merefleksikan penelitian terbaik yang ada dalam bidang


pendidikan;
5) berkontribusi terhadap pengukuran peningkatan keberhasilan peserta
didik dalam belajarnya;
6) membuat guru secara intelektual terhubung dengan ide-ide dan sumber
daya yang ada;
7) menyediakan waktu yang cukup, dukungan dan sumberdaya bagi guru agar
mampu menguasai isi materi belajar dan pedagogi serta mengintegrasikan
dalam praktik-praktik pembelajaran sehari-hari;
8) didesain oleh perwakilan dari mereka-mereka yang akan berpartisipasi
dalam kegiatan PKB bekerjasama dengan para ahli dalam bidangnya;
9) mencakup berbagai bentuk kegiatan termasuk beberapa kegiatan yang
mungkin belum terpikirkan sebelumnya sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan saat itu.

b. Komponen PKB

Dalam konteks Indonesia, PKB adalah pengembangan keprofesian berkelanjutan


yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar
kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar
kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit
untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. PKB mencakup tiga hal; yakni
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

1) Pelaksanaan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme


diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam
pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah. Kegiatan pengembangan diri
terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai
dan/atau meningkatkan kompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

94
PJOK SD KK F

Nasional. Sedangkan untuk mampu melaksanakan tugas tambahan yang relevan


dengan fungsi sekolah/madrasah, program PKB diorientasikan kepada kegiatan
peningkatan kompetensi sesuai dengan tugas-tugas tambahan tersebut
(misalnya kompetensi bagi kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala
perpustakaan, dsb).

Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau


latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan dan/atau meningkatkan keprofesian untuk memiliki kompetensi di
atas standar kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan
pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang bertujuan untuk mencapai
standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan
kolektif guru mencakup: (1) kegiatan lokakarya atau kegiatan kelompok guru
(KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS, dan MKPS); (2) pembahas atau peserta pada
seminar, koloqium, diskusi pannel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain; dan
(3) kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.
Kegiatan pengembangan diri yang mencakup diklat fungsional dan kegiatan
kolektif guru tersebut harus mengutamakan kebutuhan guru untuk pencapaian
standar dan/atau peningkatan kompetensi profesi khususnya berkaitan dengan
melaksanakan layanan pembelajaran. Kebutuhan tersebut mencakup antara
lain (1) kompetensi penyusunan RPP, program kerja, perencanaan pendidikan,
evaluasi, dll; (2) penguasaan materi dan kurikulum; (3) penguasaan metode
mengajar; (4) kompetensi melakukan evaluasi peserta didik dan pembelajaran;
(5) penguasaan teknologi informatika dan komputer (TIK); (6) kompetensi
inovasi dalam pembelajaran dan sistem pendidikan di Indonesia, dsb; (7)
kompetensi menghadapi tuntutan teori terkini; dan (8) kompetensi lain yang
terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah.

2) Pelaksanaan Publikasi Ilmiah

Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas

95
Kegiatan Pembelajaran 4

proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara


umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu:

a) presentasi pada forum ilmiah; sebagai pemrasaran/nara sumber pada seminar,


lokakarya ilmiah, koloqium atau diskusi ilmiah;

b) publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan
formal. Publikasi ilmiah ini mencakup pembuatan:

(1) Karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di
sekolahnya yang:
o diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku yang ber-ISBN dan
diedarkan secara nasional atau telah lulus dari penilaian ISBN.
o diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat nasional
yang terakreditasi, provinsi, dan tingkat kabupaten/kota.
o diseminarkan di sekolah atau disimpan di perpustakaan.
(2) Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada
satuan pendidikan yang dimuat di:
o jurnal tingkat nasional yang terakreditasi;
o jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi/tingkat provinsi;
o jurnal tingkat lokal (kabupaten/kota/sekolah/-madrasah, dan
sebagainya.
c) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.
Publikasi ini mencakup pembuatan:
(1) buku pelajaran per tingkat atau buku pendidikan per judul yang:
o lolos penilaian BSNP
o dicetak oleh penerbit dan ber-ISBN
o dicetak oleh penerbit dan belum ber-ISBN
(2) modul/diklat pembelajaran per semester yang digunakan ditingkat:
o provinsi dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan Provinsi;
o kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota;
o sekolah/madrasah setempat.
(3) buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang ber-ISBN
dan/atau tidak ber-ISBN;

96
PJOK SD KK F

o karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala sekolah/ madrasah


tiap karya;
o buku pedoman guru.
(4) Pelaksanaan Karya inovatif
Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau
penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia
pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup:
a) penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau sederhana;
b) penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks
dan/atau sederhana;
c) pembuatan/pemodifikasian alat pelajaran/peraga/-praktikum kategori
kompleks dan/ atau sederhana;
d) penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat
nasional maupun provinsi.
Secara singkat, gambar di bawah ini menggambarkan komponen PKB yang dapat
diberikan angka kredit. Angka Kredit ini diperlukan untuk kenaikan
pangkat/jabatan fungsional guru.

Gambar 10. Komponen PKB

97
Kegiatan Pembelajaran 4

2. Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan PKB


Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut.
a. PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil
belajar peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian integral
dari tugas guru sehari-hari.
b. Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri
yang perlu diimplementasikan secara teratur, sistematis, dan
berkelanjutan. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian
kesempatan pengembangan yang tidak merata, proses penyusunan
program PKB harus dimulai dari sekolah.
c. Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk
mengikuti program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau sekolah berhak menambah alokasi
waktu jika dirasakan perlu.
d. Bagi guru yang tidak memperlihatkan peningkatan setelah diberi
kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan kebutuhannya,
maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Sanksi tersebut tidak berlaku bagi guru, jika sekolah tidak dapat
memenuhi kebutuhan guru untuk melaksanakan program PKB.
e. Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembelajaran
peserta didik, kaya dengan materi akademik, proses pembelajaran,
penelitian pendidikan terkini, dan teknologi dan/atau seni, serta
menggunakan pekerjaan dan data peserta didik untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
f. Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu,
untuk mencapai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus melibatkan
guru secara aktif sehingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik

98
PJOK SD KK F

dalam penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan, dan lain-


lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan di
sekolah.
g. PKB yang baik harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan nilai-
nilai yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota. Oleh karena itu,
kegiatan PKB harus menjadi bagian terintegrasi dari rencana
pengembangan sekolah dan/atau kabupaten/ kota dalam melaksanakan
peningkatan mutu pendidikan yang disetujui bersama antara sekolah,
orangtua peserta didik, dan masyarakat.
h. Sedapat mungkin kegiatan PKB dilaksanakan di sekolah atau dengan
sekolah di sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP) untuk menjaga
relevansi kegiatannya dan juga untuk mengurangi dampak negatif pada
lingkungan yang disebabkan jika guru dalam jumlah besar bepergian ke
tempat lain.
i. PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan
pekerjaan yang bermartabat dan memiliki makna bagi masyarakat dalam
pencerdasan bangsa, dan sekaligus mendukung perubahan khusus di
dalam praktik-praktik dan pengembangan karir guru yang lebih obyektif,
transparan dan akuntabel.

3. Sumber PKB
Lingkup pengembangan keprofesian berkelanjutan, seperti ditunjukkan dalam
diagram di bawah ini (diadopsi dari TDA: Continuing Professional Development.

99
Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 11. Diagram Sumber-sumber PKB

Beberapa bentuk PKB dapat meliputi unsur-unsur yang bersifat internal sekolah,
eksternal, antar sekolah maupun melalui jaringan virtual.

Ini dimaksudkan bahwa kegiatan PKB yang berupa kursus, pelatihan, penataran
maupun berbagai bentuk diklat yang lain dapat diselenggarakan oleh sekolah secara
mandiri (sumber PKB dalam sekolah), contohnya: program Induksi, mentoring,
pembinaan, observasi pembelajaran, kemitraan pembelajaran, dan berbagi
pengalaman antar guru, pengembangan sekolah secara menyeluruh (WSD= whole
school development). Lebih rinci lagi, kegiatan PKB yang dapat dilakukan di dalam
sekolah secara mandiri dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Dilakukan oleh guru sendiri, antara lain:
1) mengembangkan kurikulum yang mencakup topik-topik aktual/terkini
yang berkaitan dengan sains dan teknologi, sosial, dsb, sesuai dengan
kebutuhan peserta didik;
2) merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik;
3) mengevaluasi, menilai dan menganalis hasil belajar peserta didik yang
dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesungguhnya;
4) menganalisis dan mengembangkan model pembelajaran berdasarkan
umpan balik yang diperoleh dari peserta didik terhadap pembelajarannya;

100
PJOK SD KK F

5) menulis kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehari-hari sebagai bahan


untuk melakukan refleksi dan pengembangan pembelajaran;
6) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan dengan
bidang dan profesi untuk membantu pengembangan pembelajaran;
7) melakukan penelitian mandiri (misalnya Penelitian Tindakan Kelas) dan
menuliskan hasil penelitian tersebut; dan sebagainya.

b. Dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu sekolah,
antara lain:
1) saling mengobservasi dan memberikan saran untuk perbaikan
pembelajaran;
2) melakukan identifikasi, investigasi dan membahas permasalahan yang
dihadapi di kelas/sekolah;
3) menulis modul, buku panduan peserta didik, Lembar Kerja Peserta didik,
dsb;
4) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan dengan
bidang dan profesi untuk membantu pengembangan pembelajaran;
5) mengembangkan kurikulum dan persiapan mengajar dengan
menggunakan TIK;
6) pelaksanan pembimbingan pada program induksi; dan sebagainya.

Sumber PKB jaringan sekolah merupakan kegiatan PKB yang dilaksanakan melalui
kerjasama antar sekolah baik dalam satu rayon (gugus), antar rayon dalam
kabupaten/kota tertentu, antar provinsi bahkan dimungkinkan melalui jaringan
kerjasama sekolah antar negara secara langsung maupun melalui teknologi
informasi (sumber PKB jaringan sekolah).

Kegiatan PKB dilakukan oleh sekolah melalui jaringan yang ada dapat berupa:
a. kegiatan KKG/MGMP;
b. pelatihan/seminar/lokakarya sehari atau lebih;
c. kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha dan industri, dsb;
d. mengundang nara sumber dari sekolah lain, komite sekolah, dinas
pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau dari instansi lain yang relevan.

101
Kegiatan Pembelajaran 4

Jika kebutuhan guru dalam rangka pengembangan keprofesionalannya belum


terpenuhi melalui kedua sumber dalam sekolah maupun jaringan sekolah, atau
masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut, maka dapat menggunakan
sumber-sumber PKB selain kedua sumber PKB tersebut, yakni sumber kepakaran
luar lainnya. Sumber kepakaran lain ini dapat disediakan melalui kegiatan di LPMP,
P4TK, Perguruan Tinggi atau institusi layanan lain yang diakui oleh pemerintah
ataupun melalui pendidikan dan pelatihan jarak jauh melalui jejaring virtual atau
TIK yang diselenggarakan oleh institusi layanan luar negeri. Proses PKB
dimungkinkan menjadi lebih efektif dan efisien bila dilakukan di sekolah sendiri
atau dilakukan bersama-sama dengan sekolah lain yang berdekatan (misalnya
melalui KKG atau MGMP). Kegiatan PKB dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah,
misalnya oleh LPMP, Dinas Pendidikan, PT/LPTK atau penyedia jasa lainnya hanya
untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sekolah sendiri

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Bacalah dengan cermat bagian tujuan dan indikator ketercapaian pada


modul ini sampai Saudara memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari modul ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci atau
konsep yang Saudara anggap penting.
3. Tandai kata-kata atau konsep tersebut, dan pahamilah dengan baik dengan
cara membacanya berulang-ulang, sampai dipahami maknanya.
4. Pelajari setiap kegiatan belajar sebaik-baiknya. Jika perlu baca berulang-
ulang sampai Saudara menguasai betul, terutama yang berkaitan dengan
konsep tentang keterampilan dan klasifikasi keterampilan serta domain
psikomotorik.
5. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, bertukar pikiranlah
dengan sesama teman guru, atau dengan fasilitator Saudara.
6. Silahkan saudara juga mengerjakan LK.06 dan LK.07 tentang
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), latihan atau tugas,
termasuk menjawab tes formatif yang disediakan. Ketika anda menjawab
tes formatif, strateginya adalah menjawab dulu semua soal sebelum anda

102
PJOK SD KK F

mengecek kunci jawaban. Ketika mengetahui jawaban Saudara masih salah


pada persoalan tertentu, bacalah lagi seluruh naskah atau konsep yang
berkaitan, sehingga Saudara menguasainya dengan baik.

Berikut adalah LK.06 dan LK.07 yang harus Saudara selesaikan pada pembelajaran
lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau On jika
pelatihan dilakukan dengan pola In–On–In. Saudara diminta untuk bekerja secara
perorangan, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta bertanggung
jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan.

LK-06
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
1. Silahkan baca dan perhatikan materi pada Kegiatan Pembelajaran 4 Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) 1 dengan cermat!
2. Lakukanlah analisis materi tersebut dan diskusikan bersama rekan sejawat saudara dalam
kelompok atau teman sejawat yang dekat di sekitar tempat tugas saudara!
3. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang konsep Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB), silahkan saudara mencari dari sumber lain yang relevan!
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan/kerjakan tugas-tugas dibawah ini sesuai petunjuk!

No. Pertanyaan Jawaban


1 Apa yang saudara ketahui tentang
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB)? Jelaskan!

2 Menurut saudara apa manfaat Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan (PKB) jika dilakukan
oleh seorang guru secara komprehensif?
Jelaskan!

4. Ada 3 unsur utama dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), apa


saja? Apa bentuk dan jenisnya? Jelaskan!
No. Unsur Utama PKB Definisi/paparan Bentuk dan Jenis
1

103
Kegiatan Pembelajaran 4

LK-06
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kerjasama, disiplin, dan tanggung
jawab!
1. Kerja sama ........................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
2. Disiplin..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................
3. Tanggung jawab ............................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................

LK-07
Perencanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
1. Silahkan baca dan perhatikan materi pada Kegiatan Pembelajaran 4 Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) 1 dengan cermat!
2. Lakukanlah analisis materi tersebut dan diskusikan bersama rekan sejawat saudara dalam
kelompok atau teman sejawat yang dekat di sekitar tempat tugas saudara!
3. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang konsep Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB), silahkan saudara mencari dari sumber lain yang relevan!
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan/kerjakan tugas-tugas dibawah ini sesuai petunjuk!

Silahkan isi latihan perencanaan jika saudara akan melakukan PKB!

NSS:
Nama Sekolah:

Kabupaten: Provinsi:
Kecamatan:
Tahun Pelajaran:
Nama Guru:
Tanggal:
Nama Koordinator PKB:

104
PJOK SD KK F

1. Usaha yang lakukan untuk


mengembangkan kompetensi saya
selama 1 tahun terakhir:
a. Pengembangan Diri
b. Pengembangan Karya Ilmiah
c. Pengembangan Karya Inovatif

2. Hasil/dampak dari hasil kegiatan


tersebut

3. Keberhasilan saya dalam


melaksanakan tugas saya selama 1
tahun terakhir (ditinjau dari siswa
dan guru sendiri)
4. Kendala yang saya hadapi dalam
melaksanakan tugas saya selama 1
tahun terakhir (berkaitan dengan
penguasaan kompetensi)
5. Pengembangan kompetensi yang
masih saya butuhkan dan rencana 1
tahun yang akan datang (dilakukan
sendiri/kelompok/MGMP, dsb)
6. Bantuan lain yang saya perlukan
untuk mengatasi kendala tersebut

Tangan Gutu: Tangan Tangan Koordinator PKB

Mengetahui,
Kepala Sekolah,

------------------------------------

105
Kegiatan Pembelajaran 4

NIP……………………………………..

Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kerjasama, disiplin, dan tanggung
jawab!
1. Kerja sama ...................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
2. Disiplin........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
3. Tanggung jawab ........................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................

E. Latihan/ Kasus/ Tugas


Untuk memantapkan pengetahuan dan keterampilan saudara tentang
Pengembangan Keprofesian berkelanjutan, saudara dituntut untuk berdiskusi
dengan teman sekelompok anda tentang permasalahan berikut ini:
1. Pengembangan diri, Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif adalah kegiatan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang merupakan kegiatan wajib
yang harus dipenuhi oleh seorang guru jika dia akan mengusulkan kenaikan
pangkat kejenjang berikutnya.
2. Diskusikan bersama teman anda kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan
Pengembangan diri, Publikasi ilmiah dan Karya Inovatif tersebut!
3. Dalam melakukan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ada
beberapa prinsip dasar yang harus diikuti oleh seorang guru.
4. Coba diskusikan bersama teman-teman sesama guru Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan prinsip-prinsip dasar tersebut dan laporkan hasilnya.
5. Bentuk pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat meliputi unsur-unsur
yang bersifat internal sekolah, eksternal, antarsekolah maupun melalui jaringan
virtual.
6. Diskusikan dengan teman sesama guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan bentuk kegiatan-kegiatan tersebut dan berikan contohnya!

106
PJOK SD KK F

F. Rangkuman

Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi No. 16 tahun 2009


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi
guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap dan berkelanjutan
untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah bentuk pembelajaran


berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa
perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian
semua siswa diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai
keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang
materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu
melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru
secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau
pelatihan awal sebagai guru.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mendorong guru untuk memelihara dan


meningkatkan standar mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang
berkaitan dengan pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat
memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya
serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan
profesionalnya. Melalui kesadaran untuk memenuhi standar kompetensi profesinya
serta upaya untuk memperbaharui dan meningkatkan kompetensi profesional
selama periode bekerja sebagai guru, PKB dilakukan dengan komitmen secara
holistik terhadap struktur keterampilan dan kompetensi pribadi atau bagian penting
dari kompetensi profesional. Dalam hal ini adalah suatu komitmen untuk menjadi
profesional dengan memenuhi standar kompetensi profesinya, selalu
memperbaharuimya, dan secara berkelanjutan untuk terus berkembang.

Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan terdiri dari kegiatan utama


yaitu:

1. Pengembangan diri, yang terdiri dari:


a. Diklat Fungsioanal

107
Kegiatan Pembelajaran 4

b. Kegiatan Kolektif guru


2. Publikasi Ilmiah, yang terdiri dari:
a. Presentasi pada forum ilmiah
b. Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan ilmu dibidang
pendidikan formal
c. Publikasi buku pelajaran
3. Karya Inovatif, yang terdiri dari:
a. Menemukan teknologi tepat guna
b. Menemukan/menciptakan karya seni
c. Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum
d. Mengukiti pengembangan penyusunan standar,pedoman, soal dan
sejenisnya.

Penerapan sikap dalam proses pembelajaran pelatihan sangatlah penting sehingga


nantinya guru juga diharapkan mampu membuat skenario pembelajaran atau
menyajikan pembelajaran yang mengkondisikan agar seperti sikap percaya diri,
tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, disiplin yang ingin
ditimbulkan bisa terlihat ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Jika itu sudah dilakukan maka sesungguhnya sikap diatas tadi
sudah mencerminkan nilai utama karakter mandiri, integritas, dan gotong royong.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan, bentuk dan jenis, serta strateginya, sumber-sumber belajar dalam
PKB yang secara rinci dijabarkan ke dalam beberapa pemahaman materi antara
lain: Pengertian PKB, komponen PKB, prinsip-prinsip dasar pelaksanaan PKB,
sumber-sumber belajar dalam PKB. Dengan berbagai deskripsi materi yang telah
dijabarkan secara terinci ke dalam modul ini diharapkan seorang guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan mampu memahami konsep PKB dan melaksanakan
semua kegiatan PKB sehingga dapat meningkatkan kompetensi Pedagogik maupun

108
PJOK SD KK F

kompetensi Profesionalnya sehingga dalam melaksanakan tugasnya sebagai


seorang guru Pendidikan akan lebih baik dan tidak terhambat didalam kenaikan
pangkatnya.

2. Tindak Lanjut

Modul ini adalah modul kelompok kompetensi profesional F, diharapkan modul ini
bisa membantu guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari dan mengembangkan profesionalitasnya
sebagai seorang guru. Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi
modul ini dan ingin mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau
elektronik lainnya yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi
terwujudnya tujuan penjasokes dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
seutuhnya.

109
Kegiatan Pembelajaran 4

110
PJOK SD KK F

Kegiatan Pembelajaran 5
Teknologi, Informasi, Dan Komunikasi 2

A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 5 (lima) ini tentang Teknologi, Informasi,
dan Komunikasi (TIK) 2, Saudara diharapkan dapat mengidentifikasikan tujuan dan
manfaat TIK, bentuk dan jens TIK, dan menerapkan TIK dalam pembelajaran PJOK
di SD, serta mampu menunjukkkan sikap kerjasama, percaya diri, dan tanggung
jawab dalam proses pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan konsep teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) secara
terperinci.
2. Menyebutkan tujuan dan manfaat teknologi, informasi, dan komunikasi (TK)
secara terperinci.
3. Mengidentifikasi bentuk dan jenis teknologi, informasi, dan komunikasi.
4. Membuat media pembelajaran berbasis teknologi, informasi, dan komunikasi
pada pembelajaran PJOK di SMP.
5. Menerapkan teknologi, informasi,dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran
PJOK di SMP.
6. Menunjukkan sikap kerjasama.
7. Menunjukkan sikap percaya diri.
8. Menunjukkan sikap tanggung jawab.

C. Uraian Materi
1. Fungsi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dalam Pembelajaran
PJOK
Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena perkembangan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi memberikan kemudahan bagi manusia

111
Kegiatan Pembelajaran 5

untuk melaksanakan berbagai aktivitas kehidupannya. Kehidupan manusia sehari-


hari seolah-olah tidak akan pernah jauh dari yang namanya teknologi. Begitu banyak
manfaat yang dapat diambil dari perkembangan teknologi yang sedang melanda
saat ini, salah satunya adalah pekembangan teknologi informasi yang sudah
mendunia.

Hasil perkembangan teknologi informasi yang menjadi primadona saat ini adalah
teknologi jaringan komputer atau sering kita sebut internet. Jaringan ini
memungkinkan seseorang mendapatkan informasi dari belahan dunia yang lain.
Jalinan komunikasi dapat terjadi dengan baik karena adanya jaringan ini. Internet
telah merasuki semua sendi kehidupan masyarkat termasuk pendidikan. Dengan
segala aspeknya, internet telah memberikan berbagai layanan dan kemudahan yang
dapat diaplikasikan dalam kepentingan hidup manusia. Saat ini, pemanfaatan
jaringan komputer banyak diterapkan dalam bidang perbankan, kesehatan, ekonomi
bisnis, hiburan, keamanan, informasi, keagamaan, pendidikan, dan lain-lain.

Dari sejumlah bidang yang disebutkan di atas, ternyata bidang pendidikan


merupakan bidang yang masih tergolong minim dalam memanfaatkan jaringan
komputer ini (Bachari, 2001). Pentingnya internet dalam dunia pendidikan sudah
sangat dirasakan oleh seluruh orang yang berkecimpung pada dunia ini. Dalam
dunia pendidikan, internet digunakan untuk dijadikan sebagai sumber informasi
perkembangan pendidikan baik berupa pembelajaran, maupun informasi mengenai
kebijakan dalam pendidikan. Dewasa ini muncul situs-situs (websites) pendidikan
yang bertujuan untuk sumber informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan.
Perlunya situs-situs pendidikan ini, selain untuk mensosialisasikan hasil-hasil
penelitian-penelitian dalam bidang pendidikan juga menjadi arena komunikasi
pendidikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Keberadaan situs-situs
pendidikan itu membawa angin segar pada perkembangan dunia pendidikan di
Indonesia.

Seluruh orang yang terlibat dalam dunia pendidikan baik itu guru, siswa,
pemerintah dan masyarakat dapat mengakses situs ini, sehingga pencapaian
sosialisasi perkembangan pendidikan dapat terlaksana. Sampai saat ini situs

112
PJOK SD KK F

pendidikan berupa situs pembelajaran sangat sedikit, padahal itu sangat diperlukan
untuk mencari perkembangan model pembelajaran terbaru dari pada pakar dan ahli
dalam bidangnya.

Pendidikan jasmani saat ini mengalami penurunan kualitas pembelajaran, hal ini
disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh bagi guru-guru pendidikan
jasmani dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, sangat sulitnya
mensosialisasikan perkembangan terbaru mengenai pembelajaran pendidikan
jasmani, kemampuan guru-guru pendidikan jasmani yang terbatas dalam mencari
sumber informasi perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani yang terbaru.
Sehingga diperlukan suatu sistem infromasi yang jelas dan mudah di dapat yang ada
saat ini. Kualitas proses belajar mengajar di bidang Pendidikan Jasmani dan belajar
gerak olahraga khususnya akan meningkat jika didukung oleh teknologi informasi
dan komunikasi yang mutakhir. Pendekatan pembelajaran gerak yang berkembang
dewasa ini telah menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran dan multi
metode sebagai metode pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan
perkembangan teknologi olahraga di masyarakat.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani


berguna dalam:
a. membangun kualitas pembelajaran pendidikan jasmani
b. meningkatkan keefektifan manajemen pembalajaran pendidikan jasmani
c. membangun jaringan komunikasi profesional guru pendidikan jasmani.
Sedangkan, bentuk pemanfaatan situs pendidikan jasmani adalah untuk:
a. media informasi proses belajar mengajar,
b. media pengajaran mandiri/klasikal,
c. media penyedia bahan ajar, dan
d. sarana komunikasi pakar pendidikan jasmani dan profesional guru
pendidikan.

113
Kegiatan Pembelajaran 5

2. Fungsi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dalam Penulisan dan


Pengembangan Diri.
a. ICT dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari istilah Information and
Communication Technology (ICT) sudah menjadi istilah yang banyak dipakai dalam
pembicaraan banyak orang. Pembicaraan TIK biasanya lebih cenderung ke
pemanfaatan komputer. Istilah tersebut tidaklah salah, namun kurang tepat. Karena
banyak teknologi selain komputer yang masuk ke dalam ICT, seperti penggunaan
Handphone, Camera, Radio ataupun Telivisi. Namun demikian hampir semua
peralatan elektronik tersebut sudah banyak dicakup oleh komputer, sehingga
berbicara ICT lebih dekat dengan berbicara tentang aplikasi komputer.

Aplikasi komputer dalam dunia pembelajaran di kelas secara garis besar ada tiga
macam yaitu:
1) Komputer sebagai media pembelajaran dimaksud bahwa komputer
digunakan untuk merancang bahan/materi pembelajaran yang dikemas
dalam sebuah paket pembelajaran yang biasa disebut CD pembelajaran
atau CD interaktif. Dinamakan CD pembelajaran atau CD interaktif karena
biasanya bahan/materi pembelajaran dibuat di dalam CD yang dapat
dijalankan dalam komputer atau CD player. Dalam hal ini, secara kasar
dapat dikatakan bahwa CD digunakan sebagai “Buku +” dimana siswa
dapat memutar CD dan dari CD siswa dapat mempelajari isi pelajaran.
2) Komputer sebagai alat bantu pembelajaran dimaksudkan bahwa komputer
digunakan sebagai alat bantu hitung untuk mempercepat perhitungan yang
cukup rumit. Dalam hal ini komputer sebagai alat bantu dalam
menyelesaikan masalah perhitungan seperti statistika (SPSS), riset operasi
(Lindo/Solver) atau menggambarkan grafik dengan Maple, derive atau
Auto CAD.
3) Komputer sebagai sarana komunikasi dalam pembelajaran, yang
dimaksudkan disini adalah bahwa komputer sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan bahan/materi pembelajaran, mencari informasi dalam
komputer yang biasanya berbentuk jurnal atau bahan ajar yang diambil
dari internet, atau komunikasi tugas siswa yang diambil dari WEB atau

114
PJOK SD KK F

pembelajaran langsung melalui internet (jarak jauh) atau intranet (LAN)


untuk jarak dekat.

b. Manfaat ICT dalam KTI


Ketika kita melakukan penulisan karya tulis ilmiah, maka tidaklah layak tanpa
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya teknologi
komputer. Dapat dibayangkan jika pada saat ini penulisan karya ilmiah
menggunakan mesin ketik manual atau ditulis dengan tangan langsung. Betapa
sulitnya kalau harus melakukan perbaikan dari saran reviewer dalam sebuah
penulisan. Sejauh manakah manfaat komputer pada penulisan karya tulis ilmiah?

Pertanyan ini tidak mudah dijawab, karena pemahaman terhadap pemakaian


komputer sangat bervariasi. Ada orang yang memandang komputer hanyalah
sebagai pengganti mesin ketik manual yang filenya dapat disimpan dan diedit
dengan mudah. Tetapi ada yang memandang bahwa komputer sebagai perangkat
pembantu manusia yang tidak dapat dilepaskan dalam setiap kegiatannya. Dalam
penulisan karya tulis ilmiah komputer dirasakan sangat banyak manfaatnya, mulai
dari penyiapan penulisan yang berupa pencarian masalah, pengumpulan sejumlah
informasi yang diperlukan, pelaksanaan penulisan, pembuatan laporan bahkan
sampai mengkominikasikan hasil tulisannya ke dalam sistem informasi yang lebih
luas seperti jurnal atau dimasukkan ke dalam web sehingga dapat dibaca oleh
banyak orang.

c. Manfaat ICT Penyiapan Karya Tulis Ilmiah


Pada tahap ini penulis mencari/ memiliki masalah yang akan ditulis. Masalah yang
akan ditulis dapat diperoleh dengan banyak membaca informasi baik di
perpustakaan, internet, atau memandang permasalahan untuk meningkatkan
kinerja guru di kelas. Cobalah mengumpulkan sejumlah masalah yang layak untuk
ditulis atau dilakukan penelitian. Sebenarnya apakah masalah itu? Secara garis besar
masalah adalah perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi
sesungguhnya di lapangan. Semakin jauh jarak yang ditemukan, maka semakin baik
masalah tersebut untuk diselesaikan.

115
Kegiatan Pembelajaran 5

Penyelesaian masalah itu mungkin dapat dilakukan dengan menganalisis sejumlah


informasi yang ada dan teori yang munkin digunakan, atau harus melakukan
penelitian. Setelah masalah yang layak untuk dipecahkan itu ditemukan, langkah
berikutnya mengumpulkan sejumlah teori atau informasi penting yang berkaitan
dengan penyelesaian masalah tersebut. Untuk mencari sejumlah teori atau
informasi penting di atas, dapat dilakukan di perpustakaan atau masuk ke dunia
maya (internet) dengan browsing. Dalam internet mesin brousing yang cukup
handal adalah google atau yahoo search engine. Dengan mengetikkan kata kunci
yang akan dicari, maka mesin ini akan menampilkan sejumlah informasi yang
dibutuhkan, kita tinggal memilih informasi yang cukup dekat dengan masalah yang
kita hadapi. Setelah masalah ditemukan, maka dapat ditentukan tema atau sampai
judul karya tulis ilmiah yang akan ditulis.

d. Manfaat ICT untuk Penulisan dan Pelaporan Karya Tulis Ilmiah


Karya tulis ilmiah yang akan ditulis harus ditulis dengan baik. Tulisan dapat baik
apabila didukung peralatan atau fasilitas yang cukup baik juga. Jika dilakukan PTK,
maka sekarang ini komputer banyak menyediakan fasilitas untuk melakukan
pengembangan pembelajaran, mulai pengembangan perangkat pembelajaran
sampai pengembangan sistem pembelajaran, termasuk didalamnya pengembangan
kurikulum.

Pada pengembangan perangkat, pembuatan CD pembelajaran menjadi hal yang


mudah dilakukan dan hasilnya cukup baik. Dalam hal ini, ICT berperan sebagai alat
perancang pembuat media pembelajaran sekaligus alat untuk memainkannya. Hal
penelitian yang diperoleh nanti dari awal sudah harus dimulai sedikit demi sedikit
untuk menulisnya di komputer agar penulis tidak lupa. Penulisan hasil temuan
dalam penelitian harus bertahap, agar hasil akhir dari kegiatan penelitian dapat
diperoleh secara runtut.

Penulisan karya tulis tentu saja harus memperhatikan format yang telah diberikan
oleh lembaga yang berwenang, dalam hal ini adalah dinas pendidikan. Penulisan
yang tidak mengikuti format yang ditentukan dapat mengakibatkan tidak
diterimanya karya tulis ilmiah tersebut. Pada pelaksanaan penelitian, sangat

116
PJOK SD KK F

mungkin diperlukan komputer sebagai media dalam model pembelajaran. Dapat


pula komputer sebagai alat bantu dalam proses perhitungan atau menggambar,
bahkan mungkin komputer sebagai pusat informasi yang lebih canggih, seperti GIS,
Matlab, AutoCad, Toefl, dll.

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Bacalah dengan cermat bagian tujuan dan indikator ketercapaian pada modul ini
sampai Saudara memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari
modul ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci atau konsep
yang Saudara anggap penting.
3. Tandai kata-kata atau konsep tersebut, dan pahamilah dengan baik dengan cara
membacanya berulang-ulang, sampai dipahami maknanya.
4. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, bertukar pikiranlah
dengan sesama teman guru, atau dengan fasilitator Saudara
5. Silahkan mengerjakan Lembar Kerja 08 (LK.08), latihan atau tugas, termasuk
menjawab tes formatif yang disediakan. Ketika anda menjawab tes formatif,
strateginya adalah menjawab dulu semua soal sebelum anda mengecek kunci
jawaban. Ketika mengetahui jawaban Anda masih salah pada persoalan tertentu,
bacalah lagi seluruh naskah atau konsep yang berkaitan, sehingga Anda
menguasainya dengan baik.

Lembar kerja

LK-08
Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Silahkan baca dan perhatikan uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 5 Pengenalan dan
penguasaan dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dengan cermat!
2. Lakukanlah analisis materi tersebut dan diskusikan bersama rekan sejawat saudara dalam
kelompok atau teman sejawat yang dekat di sekitar tempat tugas saudara!
3. Untuk lebih memperkaya pengetahuan tentang konsep Pengenalan dan penguasaan dasar
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), silahkan saudara mencari dari sumber lain!
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan/kerjakan tugas-tugas dibawah ini sesuai petunjuk!
No. Pertanyaan Jawaban

117
Kegiatan Pembelajaran 5

LK-08
Teknologi Informasi dan Komunikasi
1 Jelaskan pengertian tentang konsep Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)

2 Apa tujuan dan manfaaf saudara sebagai guru


PJOK menguasai dasar-dasar Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)? Jelaskan!

3 Apa yang saudara ketahui tentang Email? Apa


Tujuan dan manfaat penggunaan Email?

4. Apa yang saudara ketahui tentang 3 Program dasar penggunaan komputer sebagai
pemanfaatan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dibawah ini dan
jelaskan!
No. Program Manfaat dan Kegunaan
1 Ms. Word

2 Ms. Excel

3 Power Point

118
PJOK SD KK F

LK-08
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kerjasama, disiplin, dan tanggung
jawab!
1. Kerja sama ..........................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
2. Percaya Diri ......................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................
3. Tanggung jawab ............................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

Untuk memantapkan pengetahuan dan keterampilan anda tentang


Teknologi,Informasi dan Komunikasi 2 ini anda dituntut untuk berdiskusi dengan
teman sekelompok anda tentang permasalahan berikut ini:

1. Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena perkembangan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi memberikan kemudahan bagi manusia
untuk melaksanakan berbagai aktivitas kehidupannya. Diskusikan bersama
teman anda tentang Fungsi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dan
manfaatnya dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan!

2. Seorang guru yang akan naik pangkat diwajibkan untuk memenuhi unsur
pengembangan diri sebagai unsur utama, sehingga kalau seorang guru tidak
dapat memenuhi unsur ini dia tidak dapat naik pangkat. Diskusikan dengan
teman anda dalam hal apa saja Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dalam
Penulisan dan Pengembangan Diri dapat mempermudah dan membantu guru
didalam melaksanakan kegiatan tersebut!

119
Kegiatan Pembelajaran 5

F. Rangkuman

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari istilah Information and


Communication Technology (ICT) sudah menjadi istilah yang banyak dipakai dalam
pembicaraan banyak orang. Pembicaraan TIK biasanya lebih cenderung ke
pemanfaatan komputer. Istilah tersebut tidaklah salah, namun kurang tepat. Karena
banyak teknologi selain komputer yang masuk ke dalam ICT, seperti penggunaan
Handphone, Camera, Radio ataupun Telivisi. Namun demikian hampir semua
peralatan elektronik tersebut sudah banyak dicakup oleh komputer, sehingga
berbicara ICT lebih dekat dengan berbicara tentang aplikasi komputer.

Pembahasan mengenai Fungsi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi 2 meliputi


pembahasan tentang Fungsi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dalam PJOK yang
didalamnya membicarakan tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam konteks
pembelajaran pendidikan jasmani berguna untuk membangun kualitas
pembelajaran pendidikan jasmani, meningkatkan keefektifan manajemen
pembalajaran pendidikan jasmani, membangun jaringan komunikasi profesional
guru pendidikan jasmani,serta membahas tentang Fungsi Teknologi, Informasi, dan
Komunikasi dalam Penulisan dan Pengembangan diri yang meliputi ICT dalam
Pembelajaran, Manfaat ICT dalam KTI, Manfaat ICT Penyiapan Karya Tulis Ilmiah,
Manfaat ICT Penulisan dan Pelaporan Karya Tulis Ilmiah.

Penerapan sikap dalam proses pembelajaran pelatihan sangatlah penting sehingga


nantinya guru juga diharapkan mampu membuat skenario pembelajaran atau
menyajikan pembelajaran yang mengkondisikan agar seperti sikap percaya diri,
tanggung jawab, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, disiplin yang ingin
ditimbulkan bisa terlihat ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Jika itu sudah dilakukan maka sesungguhnya sikap diatas tadi
sudah mencerminkan nilai utama karakter mandiri, integritas, dan gotong royong.

120
PJOK SD KK F

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep Teknologi, Informasi dan


Komunikasi 2 yang secara rinci dijabarkan ke dalam beberapa pemahaman materi
antara lain: Fungsi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dalam PJOK, Fungsi
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dalam Penulisan dan Pengembangan Diri.
Dengan berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci ke dalam
modul ini, diharapkan seorang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
mampu memahami konsep Teknologi, Informasi dan Komunikasi 2 dan dapat
mengimplementasikan pengetahuan tentang Tentang fungsi teknologi informasi dan
komunikasi dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

121
Kegiatan Pembelajaran 5

2. Tindak Lanjut

Modul ini adalah modul kelompok kompetensi profesional F, diharapkan modul ini
bisa membantu guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari dan mengembangkan profesionalitasnya
sebagai seorang guru. Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi
modul ini dan ingin mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau
elektronik lainnya yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi
terwujudnya tujuan penjasokes dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
seutuhnya.

122
PJOK SD KK F

Kunci Jawaban

A. Jawaban Essay KP. 1

1. Pendidikan jasmani dan olahraga pada zaman penjajahan, pendidikan


jasmani dan olahraga pada jaman kemerdekaan (1945-1967) dan
pendidikan jasmani dan olahraga pada zaman orde baru (1968-1998).

2. Senam militer: Latihan ketangkasan dengan menggunakan alat, sehingga


dapat menghadapi lawan. Tujuan latihan adalah membentuk keselarasan
antara senjata dengan pemakainya. Bentuk-bentuk latihan yang digunakan
terdiri dari latihan anggar, senapan bersangkur, dan tombak serta alat-alat
lainnya. Latihan ini sebagai dasar di sekolah-sekolah militer di dunia
hingga sekarang.

Senam medis: Latihan dilakukan dengan tujuan untuk kesehatan dari


penyembuhan serta untuk mengatasi gangguan-gangguan tubuh. Bentuk
latihan terdiri dari massage dan latihan-latihan zaman kuno.

Senam paedagogis: Senam yang dilakukan sendiri untuk membentuk


keselarasan organ tubuh.

Senam estetis: Melatih sikap dan gerak sebagai perwujudan pikiran,


perasaan menuju keselarasan jiwa dan raga.

3. Jerman, Swedia, Austria, dan Belanda

4. Masa gerak badan (1945 – 1950), masa olahraga (1950 – 1961), masa
olahraga (1961 – 1966), masa olahraga pendidikan (1967 – 1977) dan
masa pendidikan olahraga dan penjaskes (1978 – sekarang)

5. Manfaat sejarah kepada peserta didik adalah memberikan pelajaran,


bahkan dapat memberi ilham bagi pemecahan persoalan-persoalan pelik
yang sedang dihadapi. Sejarah olahraga mempunyai arti dan nilai karena
berada dalam koteks semua aspek kehidupan sosial seperti politik,

123
Kunci Jawaban

ekonomi, agama, sosial, pendidikan dan kebudayaan. Kehidupan sosial ini


berpotensi menentukan perkembangan pendidikan jasmani, olahraga,
rekreasi dan pada saat yang sama keolahragaan sebaliknya turut
menentukan jalannya sejarah.

B. Kunci Jawaban KP. 2

1. B

2. A

3. B

4. A

5. B

C. Kunci Jawaban KP. 3

1. B

2. C

3. D

4. A

5. A

D. Kunci Jawaban KP. 4

1. Kegiatan yang merupakan kegiatan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan diri, yang terdiri dari:

124
PJOK SD KK F

1) Diklat Fungsioanal

2) Kegiatan Kolektif guru

b. Publikasi Ilmiah, yang terdiri dari:

1) Presentasi pada forum ilmiah

2) Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan ilmu dibidang


pendidikan formal

3) Publikasi buku pelajaran

c. Karya Inovatif, yang terdiri dari:

1) Menemukan teknologi tepat guna

2) Menemukan/menciptakan karya seni

3) Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum

4) Mengukiti pengembangan penyusunan standar,pedoman, soal dan


sejenisnya.

2. Prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaan PKB adalah sebagai berikut:

a. PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil
belajar peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian
integral dari tugas guru sehari-hari.

b. Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri


yang perlu diimplementasikan secara teratur, sistematis, dan
berkelanjutan. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian
kesempatan pengembangan yang tidak merata, proses penyusunan
program PKB harus dimulai dari sekolah.

c. Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk


mengikuti program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

125
Kunci Jawaban

Tahun 2009. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau sekolah


berhak menambah alokasi waktu jika dirasakan perlu.

d. Bagi guru yang tidak memperlihatkan peningkatan setelah diberi


kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan
kebutuhannya, maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. Sanksi tersebut tidak berlaku bagi
guru, jika sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan guru untuk
melaksanakan program PKB.

e. Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada


pembelajaran peserta didik, kaya dengan materi akademik, proses
pembelajaran, penelitian pendidikan terkini, dan teknologi dan/atau
seni, serta menggunakan pekerjaan dan data peserta didik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

f. Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu,
untuk mencapai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus
melibatkan guru secara aktif sehingga betul-betul terjadi perubahan
pada dirinya, baik dalam penguasaan materi, pemahaman konteks,
keterampilan, dan lain-lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas
layanan pendidikan di sekolah.

g. PKB yang baik harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan
nilai-nilai yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota. Oleh
karena itu, kegiatan PKB harus menjadi bagian terintegrasi dari
rencana pengembangan sekolah dan/atau kabupaten/ kota dalam
melaksanakan peningkatan mutu pendidikan yang disetujui bersama
antara sekolah, orangtua peserta didik, dan masyarakat.

h. Sedapat mungkin kegiatan PKB dilaksanakan di sekolah atau dengan


sekolah di sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP) untuk
menjaga relevansi kegiatannya dan juga untuk mengurangi dampak
negatif pada lingkungan yang disebabkan jika guru dalam jumlah besar
bepergian ke tempat lain.

126
PJOK SD KK F

i. PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan


pekerjaan yang bermartabat dan memiliki makna bagi masyarakat
dalam pencerdasan bangsa, dan sekaligus mendukung perubahan
khusus di dalam praktik-praktik dan pengembangan karir guru yang
lebih obyektif, transparan dan akuntabel.

3. Bentuk kegiatan pengembangan keprofesian yang bersifat internal sekolah,


eksternal, antarsekolah maupun melalui jaringan virtual adalah sebagai
berikut:

a. Kegiatan dalam sekolah, yaitu:

b. Program Induksi, monitoring, pembinaan, observasi pembelajaran,


Kemitraan pembelajaran, berbagi pengalaman, pengembangan sekolah
secara menyeluruh (WSD= Whole School Development)

c. Kegiatan Jaringan sekolah, yaitu:

d. Jaringan lintas sekolah (seperti KKG/MGMP, KKM, MKKS, KKPS, MKPS,


atau jaringan virtual.)

e. Kepakaran luar lainnya, yaitu: PPPPTK, LPMP, LPTK, Assosiasi Profesi,


dan PKB Provider lainnya.

E. Kunci Jawaban KP. 5

1. Pemanfaatan teknologi informasi dalam konteks pembelajaran pendidikan


jasmani berguna dalam:
a. membangun kualitas pembelajaran pendidikan jasmani
b. meningkatkan keefektifan manajemen pembalajaran pendidikan jasmani
c. membangun jaringan komunikasi profesional guru pendidikan jasmani.
Sedangkan, bentuk pemanfaatan situs pendidikan jasmani adalah untuk:
a. media informasi proses belajar mengajar,
b. media pengajaran mandiri/klasikal,

127
Kunci Jawaban

c. media penyedia bahan ajar, dan sarana komunikasi pakar pendidikan


jasmani dan profesional guru pendidikan.

2. Fungsi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi dalam Penulisan dan


Pengembangan Diri membantu guru dalam kegiatan Pembuatan Karya tulis
Ilmiah mulai dari penyiapan Karya Tulis Ilmia sampai penulisan dan
pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah

128
PJOK SD KK F

Evaluasi

Petunjuk:
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang anda anggap paling
benar!
1. Ilmu yang mempelajari fungsi (faal) atau cara kerja organ-organ tubuh serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari
luar tubuh adalah....
A. anatomi
B. kinesiologi
C. faal
D. biomekanik
2. Sistem saraf tubuh manusia terdiri dari....
A. reseptor – konduktor – efektor
B. reseptor – isolator – konduktor
C. konduktor – efektor – isolator
D. reseptor – konduktor – reflek
3. Bagian sel saraf yang berperan dalam menghantarkan rangsangan (impuls)
ke bagian sel saraf lainnya adalah....
A. reseptor
B. konduktor
C. efektor
D. inti sel
4. Sel saraf saraf yang berperan membawa rangsangan (impuls) dari saraf
pusat (otak) dan susunan tulang belakang menuju otot dan kelenjar adalah....
A. syaraf motorik
B. konduktor
C. syaraf sensorik
D. ganglion
5. Fungsi susunan saraf pusat adalah....
A. menghantarkan impuls sarap ke efektor
B. mengendalikan seluruh kerja sarap

129
Evaluasi

C. menerima impuls dari alat indera


D. memerintahkan gerak kepada saraf motorik
6. Aspek fungsi yang lebih dominan keterlibatanya dalam proses belajar gerak
adalah aspek-aspek....
A. fisik
B. psikomotor
C. kognitif
D. motorik
7. Di antara para ahli yang telah mengemukakan teorinya tentang fase belajar
gerak ialah....
A. Abraham
B. Paul field dan Michael postner
C. Adam
D. Skinner
8. Fit dan Postner mengemukakan bahwa proses belajar terjadi melewati fase-
fase berikut kecuali....
A. asosiatif
B. otonom
C. kooperatif
D. kognitif
9. Adam mengemukakan bahwa proses belajar gerak terjadi karena melewati
fase-fase....
A. kognitif
B. gerak verbal
C. gerak motorik
D. gerak koordinatif
10. Gerakan yang otomatis adalah....
A. bersifat otonom pelaksanaanya
B. belum tentu benar secara mekanis
C. bisa berbentuk melalui cara melakukanya berulang-ulang
D. secara cepat dan tidak terkendala

130
PJOK SD KK F

Glosarium

Aerobik : aktivitas/olahraga yang dalam pelaksanaannya membutuhkan


udara agar aktivitas tetap berlangsung
Akson/neurit : merupakan tonjolan sitoplasma berfungsi untuk membawa
rangsangan dari badan sel ke sel saraf lainnya
Anaerobik: : aktivitas/olahraga yang dalam pelaksanaannyatidak
membutuhkan udara agar aktivitas tetap berlangsung
ATP : Adenosine Triphosphate adalah sumber energi otot
Bronkus : cabang batang tenggorokan
Cavum nasalis : alat pernapasan (hidung)
CPU : Central Processing Unit Merupakan bagian computer yang berfungsi
memproses dan menyimpan data yang masuk.
Dendrit : serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Desktop : Suatu tampilan awal pada windows yang berupa gambar kecil
setelah selesai melakukan booting.
Ext Storage : adalah tempat penyimpanan data yang terpisah atau tidak
berhubungan langsung dengan CPU.
File : Merupakan hasil kerja dari sebuah program. Tiap file biasanya
mempunyai criteria atau ekstensi berbeda sesuai program yang
dikerjakan.
Folder : Tempat penyimpanan data atau dokumen agar dapat diorganisir
menurut pengelompokan file program tersebut.
Gerak refleks : gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini tidak melewati otak namun hanya sampai
sumsum tulang belakang.
Internet : Merupakan jaringan internasional yang terdiri banyak computer
yang saling berhubungan.
Mainframe : Merupakan computer yang memiliki prosesor dengan kemampuan
yang sangat besar.
Metabolisme : proses kimia yang terjadi dalam tubuh

131
Glosarium

Motherboard : Adalah sebuah papan NCB yang ditempeli CPU, Memori, VGA
Card, Ram serta pendukung Komputer lainya.
Neuron : sel-sel saraf yang berperan dalam menghantarkan impuls
(rangsangan) yang diterima oleh indra menuju otak
Nodus ranvier : bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung
myelin dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan
Pharynx : kerongkongan (salah satu saluran pernapasan)
Respirasi : proses menghirup udara
Syaraf konektor : syaraf penghubung
Syaraf motorik : syaraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat
(otak) dan susunan tulang belakang menuju ke saraf
motorik/efektor (otot dan kelenjar)
Syaraf pusat : susunan saraf pusat yang berfungsi memegang kendali dan
pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf.
Syaraf sensorik : saraf yang menerima rangsangan (impuls) yang diterima
oleh reseptor (indra) ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang)
Schwan : jaringan pada sel saraf yang berperan dalam menyediakan
untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit
Sinafsis : celah yang menghubungkan antara neuron satu dengan
neuron berikutnya.
Trachea : tenggorokan (salah satu saluran pernapasan)
Vo2max : kemampuan maksimal paru paru menghisap udara
(liter/menit)
Wireless network : Hubungan komunikasi antar system computer beberapa
macam peralatan tanpa menggunakan kabel

132
PJOK SD KK F

Penutup

Berdasarkan Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat


kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi profesional. Guru yang bermutu dan profesional
menjadi tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang
semakin ketat mengikuti kemajuan era globalisasi.

Pendidikan jasmani sebagai bagian dari proses pendidikan memiliki peranan yang
penting dalam membentuk manusia yang sempurna, karena melalui pendidikan
jasmani akan dapat dikembangkan secara sempurna baik aspek fisik, psikomotor,
kognitif, dan afektif. Untuk merealisasikan tujuan tersebut seorang guru PJOK harus
memahami hakikat penjas, pengertian dan tujuan penjas, hakikat dan proses belajar
penjas tidak sebagai olahraga yang menekankan hanya pada masalah prestasi,
namun lebih dari itu.

Modul ini semoga bermanfaat bagi rekan-rekan guru PJOK dalam meningkatkan dan
mengembangkan kompetensinya dalam rangka memberikan layanan terbaik bagi
peserta didik hingga mereka menjaadi insan yang bertakwa kepada Tuhan YME,
sehat, kretaif, mandiri, dan menjadi manusia yang bertanggung jawab.

133
Penutup

Akhirnya dengan lapang dada kami menanti saran dan kritik dari semua pihak
terutama para pelaku pendidikan, teman-teman guru PJOK, dan seluruh insan yang
peduli akan pendidikan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua. Aamiin .

134
PJOK SD KK F

Daftar Pustaka

Kemdikbud, 2001. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.


Jakarta: Depdiknas

__________, 2010. Pedoman Penyusunan Modul Diklat Pengembanga nKeprofesian


Berkelanjutan (PKB) Bagi Guru danTenaga Kependidikan.Jakarta:
Kemdiknas..

__________, Permendiknas Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilain


Pendidikan.

__________. 2010. Pedoman Pengelolaan PKB. Buku 1. Jakarta: Depdiknas

----------------. 2001. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.


Jakarta: Depdiknas

Abdullah. Pengembangan Sistem Penilaian Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Modul


Diklat. Jakarta: Kemdikbud, 2010.

Agus Mahendra. 2006. Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak


(disampaikan dalam lokakarya Pembelajaran Penjas Berbasis Masalah
Gerak). Bandung

Daryanto. 2003. Belajar Komputer Microsoft Word 2000. Bandung : CV Yrama


Widya.

Djaalidan Pudji Muldjono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT.
Grasindo,

Heinich, et. Al 1989. Instructional Media. New York : Mac-Melalan

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/04/sistem-saraf-pada-manusia.html.
Diakses tanggal 25 Okt 2015

http://imankoekoeh.blogspot.co.id/2013/12/tes-pengukuran-penilaian-dan-
evaluasi.html. Diaksestanggal 22 Okobert 2015.

135
Daftar Pustaka

http://kkg-srikandi.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-tujuan-dan-prinsip-
penilaian.html. Diakses tanggal 22 Oktober 2015.

http://pendidikanjasmani13.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-ilmu-faal-
olahraga.html. Diakses tanggal 25 Oktober 2015.

http://pendidikanjasmani13.blogspot.co.id/2014/06/model-model
pembelajaran-penjas.html

http://tyaset4.blog.com/2010/02/anatomi-dan-faal. Diakses tanggal 25 Oktober


2015.

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Lutan, Rusli. (2005). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Lutan, Rusli. (2006). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Modul (sejarah dan filsafat olahraga,FPOK-UPI 2010

Mukhtar dan Rusmini. 2006. Pengajaran Remidial. Jakarta: PT. Nimas Multima,
Jakarta,.

Mukhtar, M.Pd., Dr., Martinis Yamin, M.Pd., Metode Pembelajaran yang Berhasil,

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung : ROSDA..

Oemar Hamalik, Dr. Prof., 2002. Pendidikan Guru: Berdasar Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: P.T BUMI AKSARA,

Permendikbud No. 64 Th. 2013_Lampiran

-----------Permendikbud No. 64 Th. 2013_Lampiran

-----------Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum


garuda

136
PJOK SD KK F

Sudijono anas,2011.evaluasi pendidikan,pt gajah grapindo persada.jakarta: 25

Sukintaka, Dr. Prof., 2001.Teori Penjas: Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan,
Bandung: Nuansa,

Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani, Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan.
Bandung: Nuans.

Sukintaka. , 2001.Teori Penjas: Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan. Bandung:


Nuansa

Undang-undang Negara Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Jakarta; Depdiknas.

Undang-undang Negara Republik Indonesia, Nomor 3 Tahun 2005, Tentang Sistem


Keolahragaan Nasional, Jakarta: Menegpora 2005 dasar SMP-MTs-
SMPLB, Jakarta: Depdiknas

137

Anda mungkin juga menyukai