MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI H
PEDAGOGIK:
PENILAIAN PEMBELAJARAN
PROFESIONAL:
APRESIASI DAN KREASI SASTRA
Penulis:
Dra. Elina Syarief, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Penelaah:
Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com)
Dr. Sam Muchtar Chaniago, M.Pd. (samkalahari@yahoo.com)
Drs. Krisanjaya, M.Hum. (ksanjaya@yahoo.com)
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.
iii
iv
Bahasa Indonesia SMP KK H
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah
terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,
serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta
selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
v
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi,
dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.
vi
Bahasa Indonesia SMP KK H
i
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
KELOMPOK KOMPETENSI H
PEDAGOGIK:
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penulis:
Dra. Elina Syarief, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Penelaah:
Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com)
Dr. Sam Muchtar Chaniago, M.Pd. (samkalahari@yahoo.com)
Drs. Krisanjaya, M.Hum. (ksanjaya@yahoo.com)
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal.
Kata Sambutan ........................................................................................................ iii
Kata Pengantar ........................................................................................................ v
Daftar Isi ................................................................................................................... ix
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 2
A. Tujuan ......................................................................................................... 5
E. Latihan/Tugas/Kasus ................................................................................ 40
F. Rangkuman .............................................................................................. 48
Evaluasi ................................................................................................................... 51
Penutup ................................................................................................................... 63
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 65
Glosarium ............................................................................................................... 67
ix
Bahasa Indonesia SMP KK H
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Konsep-konsep serta aplikasi dari ihwal evaluasi bahasa perlu Bapak/Ibu kuasai
sehingga Bapak/Ibu dapat menentukan teknik dan modelnya yang tepat untuk
kegiatan pembelajaran yang Bapak/Ibu lakukan. Lebih-lebih KD di dalam
Kurikulum 2013 untuk Bahasa Indonesia SMP, materinya berbasis genre, yang
materi-materinya terdiri atas berbagai jenis. Masing-masing teks tersebut
menuntut penanganan evaluasi yang relatif berbeda-beda, baik itu pada ranah
kognitif, kognitif, maupun psikomotornya dengan tetap memperhatikaan
pengembangan pendidikan karakter di dalamnya..
1
Pendahuluan
Terlepas dari kompleksnya masalah yang dibahas di dalam modul ini, keseriusan
Bapak/Ibu dalam mendalaminya merupakan hal yang utama. Semuanya menjadi
mudah apabila Bapak/Ibu memiliki motivasi besar untuk menguasainya dengan
baik. Lengkapi pula dengan referensi-referensi lainnya yang relevan.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan modul PKB Kelompok Kompetensi H ini agar Bapak/Ibu dapat:
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada
kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.
2
Bahasa Indonesia SMP KK H
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaran yaitu menentukan
pencapaian kompetensi dan menyusun instrumen pengetahuan.
Sebagai acuan penilaian disajikan bahan evaluasi berupa soal pilihan ganda.
Bagian akhir modul ini terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium
3
Pendahuluan
4
Bahasa Indonesia SMP KK H
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran Bahasa
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak/Ibu dapat menjelaskan konsep-konsep
penilaian, menyelenggarakan penilaian, merancang instrumen, dan
mengembangkan kegiatan penilaian dengan langkah-langkah yang benar; disertai
pengintegrasian nilai-nilai penguatan pendidikan karakter yang rerevan.
8.3 Menentukan
prosedur penilaian 8.3.1 Menjelaskan prosedur penilaian sikap
dan evaluasi
proses dan hasil 8.3.2 Menjelaskan prosedur penilian
belajar. pengetahuan
8.3.3 Menjelaskan prosedur penilaian
keterampilan
8.4
Mengembangkan 8.4.1 Menjelaskan cara penyusunan kisi-kisi
5
Kegiatan Pembelajaran
KOMPETENSI KOMPETENSI GURU
INTI MAPEL INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
(KI) (KG)
instrumen penilaian
dan evaluasi 8.4.2 Menyusun instrumen sikap
proses dan hasil
belajar.
8.4.3 Menyusun instrumen pengetahuan
C. Uraian Materi
1. Pengertian Penilaian
Penilaian atau sering pula disebut evaluasi, adalah proses terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Dalam proses
tersebut, dilakukan perbandingan antara informasi-informasi yang telah berhasil
dihimpun dengan kriteria tertentu untuk diambil keputusan atau dirumuskan
kebijakan tertentu. Kriteria atau tolak ukur tersebut berupa tujuan yang sudah
ditentukan sebelum kegiatan penilaian itu dilaksanakan.
6
Bahasa Indonesia SMP KK H
b. Kegiatan itu merupakan bagian yang integral dari pendidikan sehingga arah
dan tujuan penilaian harus sejalan dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
7
Kegiatan Pembelajaran
f. Penilaian merupakan alat, bukan tujuan, yang digunakan untuk menilai proses
perkembangan belajar berdasarkan kriteria yang ditentukan sebelumnya.
g. Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam menentukan baik tidaknya
suatu sistem pengidikan dan pengajaran.
c. Pemilihan cara dan bentuk penilaian berdasarkan atas tuntutan tujuan atau
indikator pembelajaran.
f. Tidak bersifat diskriminatif (tidak memilih-milih mana siswa yang berhasil dan
mana yang gagal dalam menerima pembelajaran).
8
Bahasa Indonesia SMP KK H
a. Tes merupakan salah satu cara pengumpulan data untuk kegiatan penilaian.
Evaluasi juga memiliki tujuan khusus. Terdapat enam jenis penilaian berdasarkan
tujuannya. Keenam jenis penlaian itu berbentuk tes, yakni sebagai berikut.
a. Tes formatif
Tes ini diberikan setelah siswa mengikuti satu satuan pembelajaran. Tes ini
berfungsi sebagai berikut:
1) umpan balik (feed back) penyempurnaan proses belajar mengajar, dan
9
Kegiatan Pembelajaran
b. Tes reflektif
Tes reflektif diselenggarakan pada waktu sebelum proses pembelajaran.
Tujuannya untuk memperoleh indikator atau informasi tentang kesiapan dan
tingkat pemahaman siswa atas materi yang akan dipelajarinya. Hasil dari tes
ini menjadi dasar peramalan taraf keberhasilan yang akan dicapai setelah
menjalani prose pembelajaran.
c. Tes subsumatif
Tes subsumatif merupakan tes yang dilakukan setelah guru menyampaikan
beberapa satuan pelajaran dalam satu pokok bahasan tertentu. Tes ini
berfungsi untuk meyampaikan informasi kepada orang tua tentang kemajuan
belajar anaknya.
d. Tes sumatif
Tes sumatif diberikan setelah beberapa pokok bahasan tersampaikan di dalam
satu semester. Tes ini berfungsi sebagai bahan informasi kepada orang tua
mengenai kemajuan belajar anaknya; juga merupakan dasar pertimbangan
dalam pengambilan keputusan, seperti kenaikan kelas. Asumsi yang
mendasari tes ini ialah bahwa hasil tes sumatif merupakan gambaran totalitas
kemampuan siswa belajar.
e. Tes diagnostik
Tes diagnostik ialah tes yang bertujuan untuk menentukan sebab-sebab
kesulitan belajar beserta tindakan remedial yang harus dilakukan. Tes
diagnostik biasanya memiliki standar atau dibakukan baku. Tes diagnostik
telah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
10
Bahasa Indonesia SMP KK H
f. Tes penempatan
Tes penempatan (placement tes) merupakan tes untuk menempatkan siswa
sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Misalnya, siswa itu harus
ditempatkan di kelas biasa atau akselerasi, di program bahasa, IPS, atau IPA.
3. Prinsip-prinsip Penilaian
Prinsip-prisip umum dalam penilaian adalah sebagai berikut.
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa misalnya
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
11
Kegiatan Pembelajaran
4. Proses Penilaian
Penilaian merupakan sebuah proses. Dalam sebuah penilaian pembelajaran harus
dilakukan beberapa tahap menuju penilaian. Tahapan dalam sebuah penilaian
meliputi tahapan berikut.
a. Perencanaan, yang berisi kegiatan-kegiatan perumusan tujuan penilaian,
penetapan aspek-aspek yang akan dinilai, penentuan metode penilaian yang
akan dipergunakan, penyusunan alat penilaian, penentuan kriteria yang
dipergunakan, dan penentuan frekuensi pelaksanaan penilaian.
12
Bahasa Indonesia SMP KK H
13
Kegiatan Pembelajaran
14
Bahasa Indonesia SMP KK H
6. Bentuk-bentuk Penilaian
Berdasarkan Permdikbud No. 23 Tahun 2016, jenis penilaian autentik mencakup
tiga jenis, yakni sebagai berikut.
a. Penilaian Sikap
Penilaian autentik mencakup di dalamnya adalah penilaian terhadap sikap siswa,
sebagai efek penyerta selama proses mengikuti pembelajaran. Secara tersurat
sikap-sikap yang diaksud dinyatakan dalam KI-1 (spiritual) dan KI-2 (sosial).
Ragam sikap yang perlu dikembangkan guru perlu disesuakan dengan KD yang
ada pada KI-1 dan KI-2. Sikap-sikap tersebut tidak untuk dijadikan sebagai materi
pembelajaran, melainkan berfungsi sebagai efek penyerta yang diharapkan
berkembang dalam diri siswa selama dan setelah mengikuti pembelajaran dalam
KD-3 atau KD-4. Oleh karena fungsinya sebagai penyerta, guru terlebih dahulu
harus menentukan KD3 atau KD-4, yang kemudian direlevansikan dengan sikap-
sikap pada KD yang ada di KI-1 dan KI-2. Dalam proses penilaiannya, sikap-sikap
tersebut disertakan sebagai salah satu aspek pada penilaian aspek keterampilan
ataupun pengetahuan.
15
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Siswa menunjukan percaya diri, kreatif, dan santun dalam membacakan
puisi.
Jumlah
Nama Percaya diri Kreatif Santun
No. Skor
Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
….
16
Bahasa Indonesia SMP KK H
hanya duduk manis di bangku masing-masing, seorang guru tidak akan bisa menilai
sikap-sikap itu secara nyata.
2) Penilaian Diri
Penilaian diri bertujuan untuk menilai sikap dengan dilakukan oleh siswa itu
sendiri. Sikap yang dimaksud sesuai dengan indikator yang dinyatakan
sebelumnya oleh guru dalam rencana program pembelajaran (RPP). Dalam
ini siswa cukup menyatakan “ya” atau “tidak” pada pernyataan yang telah
disiapkan sebelumnya.
Indikator
Siswa menunjukan menunjukkan kemuan untuk bekerja sama, ketelitian,
kedisiplinan, dan kejujuran dalam kegiatan melakukan pengamatan
lapangan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Selama melakukan tugas kelompok saya
bekerja sama dengan teman satu kelompok
2 Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai
dengan fakta
3 Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal
yang telah dirancang
4 Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan
membaca literatur yang mendukung tugas
5 Saya berusaha untuk selalu menyebutkan
sumber-sumber yang digunakan dalam
penulisan laporan penelitian lapangan.
17
Kegiatan Pembelajaran
Nama : ______________________________
NIS : ______________________________
Kelas : ______________________________
Petunjuk
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan kondisi diri Anda.
Keterangan
SS : Sangat Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, dan STS: Sangat Tidak Setuju
No. Penilaian
Pernyataan
SS S TS STS
1. Saya sudah dapat mengembangkan tema pada tugas
proyek yang diberikan guru
2. Saya dapat merancang jadwal pelaksanaan kegiatan
proyek dengan baik
3. Saya dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan
langkah langkah yang telah ditetukan
4. Saya dapat menyusun laporan dengan sistematis dan
baik
5. Saya dapat mempresentasikan hasil kegiatan proyek
3) Penilaian Antarsiswa
Penilaian sikap dapat dilakukan antarsiswa. Siswa yang satu menilai siswa
lainnya terkait dengan sikap-sikap tertentu. Sikap yang dimaksud sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan guru atau sikap yang sebagaimana
yang tercantum dalam KI-1 dan KI-2. Guru menyiapkan sejumlah pernyataan
berkaitan dengan sikap-sikap tertentu. Siswa kemudian memilih “ya” atau
“tidak”, sesuai dengan perilaku teman yang dinilainya.
Berikut contohnya.
Nama teman : ....
Kegiatan : presentasi tentang hasil-hasil diskusi kelompok
Indikator
Siswa dapat menunjukkan sikap demokratis, percaya diri, dan jujur di dalam
mempresentasikan hasil-hasil diskusi kelompoknya (tentang KD....)
No. Perilaku Ya Tidak
1. Menerima tanggapan-tanggapan teman.
2. Memberikan pujian/ucapan terima kasih pada
teman yang memberikan masukkan-masukan
positif
3.. Menunjukkan sikap percaya diri dalam
menyampaikan hasil-hasil diskusi.
18
Bahasa Indonesia SMP KK H
Jurnal
Tanggal : ....
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
19
Kegiatan Pembelajaran
Format 2
Jurnal
Nama Siswa : ………………..
Sikap yang diamati : ………………..
b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa yang bersifat
kognitif. Jenisnya lebih variatif daripada jenis penilaian sikap. Guru bisa memilih
ataupun memvariasikan jenis ataupun bentuk-bentuknya itu sehingga kelebihan
yang dimiliki yang satu bisa menenutupi kelemahan yang ada pada jenis penilaian
lainnya.
Terdapat beberapa jenis penilaian yang dapat digunakan guru untuk mengukur
tingkat pengetahuan siswa berkenaan dengan KD tertentu. Jenis-jenis penilaian
yang dimaksud berupa tes lisan, tertulis, dan penugasan.
1) Tes lisan memerlukan waktu yang lebih banyak. Oleh karena itu, kurang
memungkinkan kalau diberlakukan pada setiap siswa. Tes lisan lebih tepat
digunakan sebagai tes awal (pretest), yakni dalam rangka mengetahui tingkat
pemahaman siswa secara keseluruhan atas materi yang disampaikan guru.
2) Tes tertulis pada umumnya dilakukan pada kegiatan akhir pembelajaran (post-
test). Dalam hal ini guru membagikan instrumen berupa lembar soal untuk
dikerjakan siswa secara dalam rentang waktu tertentu.
3) Penugasan diberikan guru untuk mengukur sejumlah kompetensi siswa yang
kompleks sehingga siswa tidak memungkinkan untuk mengerjakannya di dalam
kelas. Oleh karena itu, mereka diberi kesempatan untuk menyelesikannya di
tempat lain, baik secara individual atapun berkelompok.
20
Bahasa Indonesia SMP KK H
Ada jenis tes, ada pula bentuk tes. Adapun yang dimaksud dengan bentuk tes
berupa pilihan benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi (isian),
jawaban singkat, dan uraian. Masing-masing bentuk tes memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing.
21
Kegiatan Pembelajaran
Kata Kerja
No. Jenis Penilaian
Operasional
1. Menyebutkan melengkapi, jawaban singkat, pilihan ganda
2. Menjelaskan Uraian
3. Memilih Pilihan ganda
4. Membandingkan Pilihan ganda, uraian
5. Mencontohkan Pilihan ganda, melengkapi, uraian
6. Memerinci Pilihan ganda, melengkapi, uraian
7. Mendefinisikan Pilihan ganda, uraian
8. Menganalisis Uraian
9. Menunjukkan Pilihan ganda, melengkapi, uraian
10. Mendeskripsikan Melenglapi, uraian
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dalam rangka mempeoleh gambaran tentang
kompetensi sisswa terkait dengan KI-4. Oleh karena menyangkut kompetensi yang
lebih kompeks daripada yang dinyatakan dalam KI-3, jenis penilaiannya pun
cenderung berupa praktik dan hasil karya (proyek, portofolio). Dalam hal ini siswa
menunjukkan kemampuannya dalam bentuk perbuatan ataupun hasil karya.
Kemudian, guru menilainya dengan mengunakan rubrik tertentu.
22
Bahasa Indonesia SMP KK H
Berikut contohnya.
Modul I
Rubrik Penilaian Kegiatan Observasi Lapangan
Nama kelompok : .....
Nilai
Aspek Bobot Skor Keterangan
(Bobot x skor)
1. Kecermatan 25
pencatatan
2. Kelengkapan aspek- 20
aspek pengamatan
3. Keefektifan 20
berkomunikasi
4. Keruntutan prosedur 25
pelaksanaan
23
Kegiatan Pembelajaran
Modul II
Rubrik Penilaian Presentasi Hasil Observasi Lapangan
Nama kelompok/siswa : .....
Tema laporan : ....
Nilai
Aspek Bobot Skor Keterangan
(Bobot x skor)
1. Kejelasan 25
2. Keruntutan 20
3. Kelengkapan 20
4. Ketepatan media 20
5. Kebakuan bahasa 15
2) Penilaian Produk
Penilaian produk merupakan jenis penilaian yang terfokus pada hasil kegiatan
atau karya siswa terkait dengan tuntutan KD tertentu. Terkait dengan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia, produk-produk yang dimaksud, misalnya,
kliping, makalah, dan karya-karya sejenis lainnya. Adapun aspek-aspek yang
dinilai disesuaikan pula dengan aspek degree pada indikator
pembelajarannya. Misalnya, berupa kelengkapan struktur penyajian,
kebenaran isi, kebakuan bahasa, kedisiplinan di dalam pengumpulannya.
24
Bahasa Indonesia SMP KK H
d. Kebakuan kaidah 25
kebahasaan
e. Kedisiplinan 15
pengumpulan
Jumlah 100
3) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian yang berfokus pada sejumlah karya
siswa. Kumpulan karya siswa berkenaan dengan KD tertentu dinilai untuk
diketahui perkembangan minat, kelebihan, dan kelemahannya secara
berkesinambungan. Hal ini berbeda dengan penilaian produk yang terfokus pada
satu jenis karya saja; tidak dilihat kesinambungannya dengan karya lainnya yang
sejenis. Dalam portofolio obek yang dimaksud tidak satu, melainkan beberapa
buah sehingga dari karya-karya tersebut dapat diketahui perkembangan
kemampuan siswa secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Adapun langkah-langkah teknis penilaian portofolio adalah sebagai berikut.
a. Guru menentukan atau mendiskusikan karya yang akan dibuat siswa,
misalnya gambar, puisi, cerita pendek, makalah, laporan.
b. Siswa menulis teks yang telah ditentukan yang mungkin di dalamnya
mencakup beberapa proses dan tahapan.
c. Tulisan siswa diperiksa atau disilangbacakan dengan temannya untuk saling
dikoreksi, baik itu berdasarkan isi, struktur, ataupun kaidah kebahasannya.
Karya siswa juga dapat dikoreksi langsung oleh guru dengan sejumlah
catatan.
d. Siswa memperbaiki kembali karyanya itu sesuai dengan saran teman ataupun
koreksian dari guru dengan tahapan-tahapan tertentu.
e. Siswa kembali berlatih menulis karya lainnya, mungkin berdasarkan KD yang
sama ataupun KD berbeda.
f. Karya-karya siswa didokumentasikan menjadi sebuah berkas untuk kemudian
dinilai secara menyeluruh dan terpadu. Berdasarkan karya-karyanya itu, akan
tampaklah minat, kemampuan, dan pencapaian hasil belajar siswa terkait
dengan KD tertentu
25
Kegiatan Pembelajaran
4) Penilaian Proyek
Proyek adalah serangkaian tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan. Dengan
demikian, aspek penilaian proyek lebih kompleks daripada untuk penilaian praktik
atau produk. Hal ini karena mencakup serangkaian kegiatan yang
berkesinambungan. Hal itu tentunya memerlukan waktu pertemuan yang cukup
banyak dan mungkin juga merupakan gabungan dari beberapa KD.
Berikut contohnya.
Rubrik Penilaian Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi
Indikator
Siswa dapat menyusun teks laporan hasil observasi dengan persiapan, proses
pengembangan, dan teknik presentasi yang benar.
Mata pelajaran : .... Guru pembimbing : ....
Nama proyek : .... Nama kelompok : ....
Alokasi waktu : .... Kelas : ....
No. Aspek Kegiatan Skor (1-4)
1. Persiapan
a. Ketepatan penentuan objek laporan
b. Kecermatan pengumpulan data
c. Kejelasan penyusunan kerangka
2. Pengembangan
a. Kelengkapan dan kepaduan struktur
b. Ketepatan kaidah kebahasaan
c. Kebakuan ejaan/tanda baca
3. Presentasi
a. Keruntutan penyajian
b. Daya tarik penyajian
Jumlah
26
Bahasa Indonesia SMP KK H
7. Pendekatan Penilaian
Secara umum ada dua metode/acuan yang digunakan untuk melihat hasil belajar
siswa yaitu penilaian acuan norma dan penilaian acuan patokan. Apabila kita
melakukan pengukuran atau penilaian berarti kita membandingkan. Dalam
penilaian pendidikan ada dua pendekatan yang digunakan sebagai pembanding,
yaitu penilaian acuan norma atau PAN (norm referenced evaluation) dan penilaian
acuan patokan atau PAP (criterion refrenced evaluation).
Daftar Nilai
Penulisan Paragraf Argumentasi
1 Adlizar Subhan 10 4 6 6 4 4 6 6 6 52
2 Aldi Andika Pratama 10 10 10 10 10 8 8 9 9 84
3 Ayu Endramurni 10 8 10 8 8 6 8 9 9 76
4 Bram Kusumajaya 10 4 4 8 8 6 6 6 4 56
5 Faisal Sidik 10 10 10 10 10 4 2 12 12 80
6 Fina Belia Bestari 10 10 10 10 10 6 6 12 15 89
7 Firdha Rizky Ramadahany 10 6 6 4 6 6 6 6 9 59
8 Fitri Sismawati 10 4 6 6 4 4 2 6 6 50
19 Hafidzi Hidayat 10 4 6 6 4 6 6 9 6 57
10 Hendi Susanto 10 10 10 10 10 8 8 12 9 86
11 Husna Hadiyan 10 10 10 10 6 6 6 9 6 73
12 Iqbal Fahrizal 10 8 10 6 8 6 8 6 6 68
13 Kiki Kurniasih 10 4 6 4 6 6 6 6 9 57
27
Kegiatan Pembelajaran
28
Bahasa Indonesia SMP KK H
Apabila nilai standar yang ditetapkan guru di kelas itu adalah 80, secara
keseluruhan, kemampuan para siswanya belum dianggap tuntas. Hal ini karena
rata-rata mereka baru mencapai 66; jauh di bawah standar yang ditetapkan.
Apabila dilihat berdasrkan nilai perorangan, hanya enam orang siswa yang
dianggap tuntas dari 36 siswa.
8. Prosedur Penilaian
Agar alat penilaian yang dipergunakan telah memenuhi aspek validitas dan
reliabilitasnya, dalam mengembangkannya terdapat beberapa urutan kerja yang
harus dilakukan, yaitu sebagai berikut.
29
Kegiatan Pembelajaran
e. Penyusunan kisi-kisi.
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan rancangan
khusus tentang kompetensi dan aspek/prilaku yang akan diukur dan menjadi
dasar penyusunan instrumen penilaian. Tujuan penyusunannya adalah untuk
menentukan ruang lingkup dan tekanan penilaian yang setepat-tepatnya,
sehingga dapat menjadi petunjuk dalam menulis instrumen penilaian
30
Bahasa Indonesia SMP KK H
Ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan dalam membuat kisi-kisi agar
kisi-kisi yang dibuat merupakan kisi-kisi yang baik. Persyaratan tersebut di
antaranya sebagai berikut.
a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
b. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
c. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan instrumen penilaiannya.
Oleh karena itu, untuk menyusun kisi-kisi, langkah yang harus dilakukan guru
meliputi langkah-langkah berikut.
31
Kegiatan Pembelajaran
Berikut contohnya.
Kunjci
Indikator
Jawaban/
KD Indiikator Pencapaian Soal
Pedoman
Soal
Penskoran
Menelaah Menjelas- Disajikan Perhatikan cuplikan berikut. A
struktur dan kan bagian kutipan Konon duluuuu sekali,
kebahasaan orientasi dongeng adalah seorang saudagar
teks narasi pada teks “Putri yang kaya. Dia mempunyai
(cerita dongeng Seorang tiga orang putri. Ketiganya
imajinasi) yang Saudagar”. berparas cantik.
yang dibaca berjudul Siswa Cuplikan itu merupakan
dan didengar “Kancil dan menjelaskan bagian dari orientasi
(3.4) Buaya” alasan karena....
ditentukan A. memperkenalkan
kutipan itu keadaan tokoh
sebagai B. mernyiapkan cerita
orientasi C. mengandung bahan
konflik
D. mengenalkan kondisi
latar
a. Pengertian
Keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order of Thinking Skill, HOTS)
merupakan tuntutan Kurikulum 2013. Keterampilan yang dimaksud terkait
dengan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir
kreatif. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai
metakognitif yang mensyaratkan para siswa untuk memprediksi, mendesain,
dan memperkirakan. Pertanyaan yang berbasis HOTS bertujuan untuk
mengukur kemampuan berpikir siswa pada level analisis, sintetis, evaluasi, dan
bahkan sampai pada kemampuan mencipta dan mengkreasikan. Hal ini, antara
lain, terlihat dari kata-kata kerja operasionalnya dalam rumusan KD, ksususnya
pada Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP yang
menuntut pengembangan keterampilan-keterampilan seperti itu. Kemampuan-
kemampuan yang diaksudtampak pada kata-kata kerja operasional seperi
32
Bahasa Indonesia SMP KK H
33
Kegiatan Pembelajaran
34
Bahasa Indonesia SMP KK H
Berikut contohnya.
Cuplikan Teks Ranah Pertanyaan/Soal
Cara melakukan stek batang pada bunga Analisis Dalam teks
mawar ini adalah sebagai berikut. prosedur, cuplikan
Pertama, ambillah batang dari bunga mawar. tersebut termasuk
Batang ini dibersihkan dari daun ataupun ke dalam bagian....
bunga yang menempel di batang. Batang a. pernyataan
yang dipilih haruslah batang yang sudah umum
tua. b. langkah-
Kedua, setelah batang mawar menjadi bersih, langkah
potonglah batang dengan ukuran tertentu. c. rincian
Ukuran dari batang pada akhirnya adalah petunjuk
sekitar empat sampai lima cm. Batan d. cara
dipotong dengan menggunakan pisau penanaman
yang tajam dan juga bersih.
(1) Campurkan dengan santan dan tepung Sintesis Untuk membuat
beras. (2) Celupkan cetakan kembang teks prosedur
goyang ke dalam adonan kemudian yang baik,
celupkan ke dalam minyak panas. (3) kalimat-kalimat
Kocok telur bersama gula sampai gula di atas harus
hancur. (4) Aduk adonan hingga licin. (5) disusun dengan
Goreng sampai matang. urutan nomor ...
a. (1), (2), (3),
(4), (5)
b. (1), (3), (2),
(4), (5)
c. (3), (4), (1),
(2), (5)
d. (1), (4), (2),
(5), (3)
35
Kegiatan Pembelajaran
D. Aktivitas Pembelajaran
36
Bahasa Indonesia SMP KK H
37
Kegiatan Pembelajaran
38
Bahasa Indonesia SMP KK H
39
Kegiatan Pembelajaran
E. Latihan/Tugas/Kasus
Petunjuk Kerja
(a)
(b)
(c)
40
Bahasa Indonesia SMP KK H
Petunjuk Kerja
1. Catatlah pengertian-pengertian menulis dari berbagai sumber.
2. Simpulkanlah pula pengertian-pengertian itu.
No. Pengertian Sumber
Kesimpulan
...
41
Kegiatan Pembelajaran
Petunjuk Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
42
Bahasa Indonesia SMP KK H
Petunjuk Kerja
1. Tentukanlah 3-5 prinsip penilaian yang paling penting menurut Bapak/Ibu..
2. Ilustrasikanlah prinsip-prinsip itu dalam kaitannya dengan pembelajaran
bahasa Indonesia.
3. Presentasikanlah agar mendapat tanggapan-tanggapan dari peserta lain.
Prinsip-prinsip
No. Ilustrasi
Penilaian
1.
2.
3.
4.
5.
Tanggapan-tanggapan
43
Kegiatan Pembelajaran
Petunjuk Kerja
1. Isilah LK berikut berdasarkan langkah-langkah pada Kegiatan 3.5.
2. Cermati dengan sumber-sumber lain yang diperlukan untuk mengerjakan LK
tersebut!
KD Jenis Penilaian Bentuk Penilaian
44
Bahasa Indonesia SMP KK H
Petunjuk Kerja
KD : .....
Kelas : .....
Aspek Tanggapan
1. Kesesuaian soal
dengan KD/indikator
pembelajaran
2. Kelengkapan
pengembangan
3. Kejelasan pernyataan
soal/tugas
4. Keterperincian aspek
penilaian
5. Kebakuan penggunaan
bahasa
45
Kegiatan Pembelajaran
Petunjuk Kerja
1. Rancanglah intrumen (kisi-kisi) penilaian berdasarkan KD/indikator
pembelajaran tertentu.
2. Untuk itu, tentukan terlebih dahulu KD dan indikator pembelajarannya.
3. Perhatikanlah kesesuaian instrumen penilaian itu dengnan KD/indikatornya.
KD :
.....................................................................................................................................
Instrumen
Jenis/Bentuk
Indikator Kunci Jawaban/
Penilaian Soal/Tugas
Rubrik Penilaian
46
Bahasa Indonesia SMP KK H
LK-3.8 : Refleksi
Petunjuk Kerja
1. Tulislah hasil refleksi Bapak/Ibu pada LK berikut!
2. Tuliskan pula tanggapan peserta lain atas refleksi Bapak/Ibu tersebut!
No. Pertanyaan Refleksi Diri
1.
2.
47
Kegiatan Pembelajaran
F. Rangkuman
1. Penilaian atau sering pula disebut evaluasi, adalah proses terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur yang telah dinentukan.
2. Terdapat sejumlah prinsip penilaian pembelajaran bahasa tersebut di
antaranya validitas, reliabilitas, objektif, dan mendidik. Prinsip-prinsip lainnya
adalah sebagai berikut.
a. Penilaian merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat.
b. Kegiatan itu merupakan bagian yang integral dari pendidikan sehingga
arah dan tujuan penilaian harus sejalan dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran.
c. Penilaian harus memiliki kriteria keberhasilan yang jelas, yaitu tentang a)
belajar siswa, b) mengajar guru, dan c) program pengajaran.
d. Penilaian dilaksanakan sepanjang kegiatan program pendidikan dan
pengajaran.
3. Tes merupakan cara untuk memperoleh sejumlah data tentang kemampuan
siswa. Bentuk tes bisa berupa pertanyaan lisan ataupun tertulis.
4. Pengukuran (measurement) merupakan proses penentukan tingkat
kemampuan siswa tertentu, seperti kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bentuknya berupa angka-angka.
5. Penilaian (asessment) merupakan proses penafsiran atas berbagai data
tentang hasil belajar siswa. Angka-angka yang diperoleh melalui proses
pengukuran berfungsi sebagai data di dalam proses evaluasi.
6. Penilaian autentik (autentic assesment) merupakan karakteristik lainnya yang
menandai pemberlakuan Kurikulum 2013. Penilaian autentik sering pula
disebut sebagai penilaian yang senyata-nyatanya, yakni penilaian yang
berusaha menggambarkan prestasi belajar siswa sesuai dengan kemampuan
mereka yang sesungguhnya; dalam arti tidak parsial ataupun manipulatif.
48
Bahasa Indonesia SMP KK H
49
Kegiatan Pembelajaran
50
Bahasa Indonesia SMP KK H
Evaluasi
A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang benar!
2. "Mengapa pagi ini waktu sangat kacau?" ucap induk gagak. Ia lalu segera
mencari anaknya. Namun, ia tidak menemukannya. Ia pun kembali ke
sarang.....
Kalimat yang tepat untuk melengkapi cuplikan cerita itu, yang juga
menggambarkan perasaan tokoh utamanya adalah....
A. Terharu sekali induk gagak itu.
B. Terbelalak mata induk gagak menyaksiannya
C. Cemas dan rasa sedih menjadi satu.
D. Dengan rasa cemas, induk gagak meninggalkan sarang itu.
51
Evaluasi
4. (1) Ketika itu Raden Banterang menghunus kerisnya akan menusuk istrinya,
tetapi Dewi Surati saat itu juga menceburkan dirinya ke sungai dan tenggelam.
(2) "Banyu wangi, istriku tidak bersalah!" seru Raden Banterang. (3) Ketika itu
memang tercium bau yang harum dari sungai itu.
Agar tampak sebagai suatu legenda, cuplikan tersebut harus dilengkapi
dengan kata-kata....
A. Raden Banterang akhirnya dikenal sebagai legenda di daerah itu
B. Begitulah akhirnya sungai itu dikenal dengan sebutan Banyuwangi
C. Banyuwangi dan Raden Banterang menjadi keluarga bahagia di tempat itu
D. Banyuwangi merupakan daerah yang terkenal dan mejadi legenda sampai
sekarang
5. ....
di Kerajaan Kahyangan, ada tujuh puteri yang sangat jelita. Nama-nama
mereka diambil dari nama bunga: Mawar, Dahlia, Cempaka, Tanjung,
Kenanga, Cendana dan si bungsu Melati. Mereka masing-masing mempunyai
kesukaan yang berbeda. Yang paling menonjol dari antara mereka adalah si
bungsu Melati.
Kata-kata beku yang tepat untuk melengkapi cuplikan dongeng tersebut
adalah....
A. dahulu kala C. si Bungsu
B. Kerajaan Kahyangan D. tujuh puteri
6. ....
Tetapi buaya tidak peduli. Dia tidak takut kepada biri-biri itu. Dia naik ke titian
itu, membuka mulutnya besar-besar dan akan melahap si Sulung. Si Sulung
melompat, menerjang buaya dengan kukunya. Kena mata buaya. Dia ke
sakitan. Lalu, ditanduknya perut buaya itu oleh si Sulung. Luka dan berdarah.
Buaya menjerit kesakitan, lalu menjatuhkan dirinya ke air.
Cuplikan cerita tersebut selayaknya ditempatkan pada bagian komplikasi
karena….
A. ceritanya tidak masuk akal
B. terjadi masalah-masalah yang dialami tokoh utama
C. adanya masalah-masalah yang diceritakan
D. latarnya terjadi di hutan dan dialami tokoh utama
52
Bahasa Indonesia SMP KK H
7. ....
Di sebuah ladang, ada seekor ayam jago yang berbulu merah. Ladang itu
terletak di sebuah hutan. Ayam itu mempunyai sebuah rumah. Setiap hari ia
keluar rumah untuk mencari makanan di sekitar ladang. Setelah itu, ia akan
pulang ke rumahnya dan menutup pintu.
Dalam suatu fabel, cuplikan itu seharusnya ditempatkan ke dalam....
A. abstraksi C. koda
B. orientasi D. komplikasi
8. Tetapi (1) bagaimana pun juga (2), Kusno tak akan putus asa. Ia dilahirkan
dalam kesengsaraan, hidup bersama kesengsaraaan. Dan meskipun (3)
celana 1001-nya lenyap, Kusno akan berjuang terus melawan kesengsaraan,
biarpun (4) hanya untuk mendapatkan sebuah celana 1001 yang lain.
Penggunaan konjungsi yang tidak tepat pada cuplikan cerpen itu ditandai
dengan nomor....
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
9. Sebelum duduk di bawah tugu, sebagai orang kota sejati aku beberkan sapu
tanganku ke rumput, biar pantalon tropikal yang kupakai tidak kotor. Kemudian,
aku memandang pada makam sambil menyalakan sigaret lagi.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi cuplikan cerpen itu adalah....
A. Setiap keadaan yang mungkin membawa ayah memberikan nasihat-
nasihatnya.
B. Di sekitar tempat rindang itu matahari memanas terik.
C. Kalau kamu memang betul-betul tidak menyontek, nanti kalau ada
ulangan lagi.
D. Maaf, sebenarnya aku tadi mau menolongmu, tapi kamu malah lari.
53
Evaluasi
12. Ibu :“Nak, kamu kan sudah dewasa. Jadilah contoh yang baik untuk
adik-adikmu.”
Cara bicara tokoh ibu harus disampaikan dengan nada....
A. marah-marah C. memohon
B. membujuk D. menasihati
54
Bahasa Indonesia SMP KK H
13. Adi : "Benar dalam liburan ini sekolah kita akan berdarmawisata,
Pak?"
Kepala sekolah : "Benar! Mengapa Adi bertanya?"
Adi : "Untuk meyakinkan diri. Darmawisata kemana, Pak?"
Kepala Sekolah : "Belum dipastikan. Mungkin ke Kebun Raya Bogor.
Mungkin pula ke Pantai Pangandaran."
Adi : .... Saya belum pernah ke sana."
Kepala Sekolah : "Itu hasil rapat yang menentukan."
Kalimat harapan yang tepat untuk melengkapi cuplikan drama tersebut
adalah....
A. "Mudah-mudahan ke Kebun Raya Bogor. "
B. "Dengan penuh harap, kita jadi periwsata. "
C. "Semoga saja kita ke sana jadinya. "
D. "Insya Allah, saya mau ke Bogor. "
55
Evaluasi
17. Kata sapaan yang harus digunakan untuk melengkapi cuplikan itu adalah....
A. bagaimana
B. sherif
C. kamu
D. anda
56
Bahasa Indonesia SMP KK H
18. Istri : “Pagarnya memang terlalu rapat ke nisan, tak ada tempat
menaruh.”
Suami : “Bisa ditambahkan. Gambar ini sempura. .... tidak, Mas Ibrahim?
(Ibrahim senyum-senum terus sambil mengunyah kue). Apa sulit
mengerjakannya?”
Kosakata percakapan yang tepat digunakan untuk melengkapi cuplikan itu
adalah....
A. memang
B. ya
C. tidak
D. bisa
19. Ekspresi keheranan dalam cuplikan tersebut, yakni dinyatakan pada kata....
A. aneh
B. siapa tahu
C. sudah kuduga
D. aku cemas-ceemas harap
20. Dalam penulisan struktur alur drama, cuplikan tersebut harus ditempatkan ke
dalam bagian....
A. perkenalan C. peleraian
B. puncak konflik D. penyelesaian
57
Evaluasi
21. Langkah ini merupakan cara untuk memperoleh sejumlah data tentang
kemampuan siswa siswa. Bentuk tes bisa berupa pertanyaan lisan ataupun
tertulis.
Langkah yang dimaksud dinamakan dengan....
A. tes C. pengukutan
B. penilaian D. evaluasi
24. Ketika Pak Rudianto menyusun RPP, ia bermaksud menulis indikator penilaian
berkaitan dengan ranah kognitif. Untuk itu, rumusan indikator yang sesuai
dengan keperluan Pak Rudianto adalah....
A. siswa dapat menjelaskan perbedaan syair dengan pantun.
B. siswa dapat menunjukkan cara terbaik untuk bermain drama.
C. siswa dapat berpidato dengan memperhatikan ketepatan lafal dan
intonasinya.
D. siswa dapat memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi yang
dilakukan temannya dengan baik.
58
Bahasa Indonesia SMP KK H
28. Pak Deni akan menyusun latihan soal untuk ujian sekolah para siswanya untuk
kelas VII. Untuk itu, terlebih dahulu Pak Deni myneusun kisi-kisinya. Adapun
hal-hal yang harus diperhatikannya untuk penyusan kisi-kisinya itu adalah,
kecuali.....
A. kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum
B. komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
C. materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan instrumen penilaiannya.
D. materi yang telah diajarkan yang penting-penting saja
59
Evaluasi
60
Bahasa Indonesia SMP KK H
B. Soal Uraian
1. Perhatikan cuplikan berikut!
Alfred segera mengambil tangga dan menyandarkannya pada dinding
samping kandang lembu. Emil naik ke atas. Emil memegang erat-erat
benang yang terikat pada gigi Lina. Dan, Lina dengan patuh menaiki
tangga di belakang Emil.
Berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaannya, cuplikan tersebut
termasuk ke dalam teks apa? Jelaskan alasan-alasannya!
Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. C 11. C 21. A
2. C 12. D 22. D
3. A 13. A 23. A
4. B 14. B 24. A
5. A 15. B 25. B
6. B 16. C 26. B
7. B 17. B 27. A
8. A 18. B 28. D
9. B 19. A 29. C
61
Evaluasi
B. Uraian
1. Teks tersebut termasuk ke dalam teks cerpen. Hal itu ditandai dengan stuktur
teksnya yang merupakan bagian dari komplikasi. Di dalam struktur alurnya itu
terkandung tokoh dan latar. Berdasarkan kaidah kebahasannya, teks tersebut
menggunakan ragam bahasa sehari-hari dan banyak menggunakan kata
kerja tinakan, seperti mengambil, menyandarkan, memegang, menaiki.
2. Peniaian portofolio dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
a. Guru menentukan atau mendiskusikan karya yang akan dibuat siswa.
b. Siswa menulis teks yang telah ditentukan yang mungkin di dalamnya
mencakup beberapa proses dan tahapan.
c. Tulisan siswa diperiksa atau disilangbacakan.
d. Siswa memperbaiki kembali karyanya itu.
e. Siswa kembali berlatih menulis karya lainnya, mungkin berdasarkan KD
yang sama ataupun KD berbeda.
f. Karya-karya siswa didokumentasikan menjadi sebuah berkas untuk
kemudian dinilai secara menyeluruh dan terpadu.
62
Bahasa Indonesia SMP KK H
Penutup
63
Bahasa Indonesia SMP KK H
Daftar Pustaka
Crocker, L. And Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Test Theory.
New York. Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Program Pascasarjana, UNJ.
65
Daftar Pustaka
Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
Kartanegara.
66
Bahasa Indonesia SMP KK H
Glosarium
67
Glosarium
68
Bahasa Indonesia SMP KK H
69
Bahasa Indonesia SMP KK H
1
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI H
PROFESIONAL:
APRESIASI DAN KREASI SASTRA
Penulis:
Dra. Elina Syarief, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Penelaah:
Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com)
Dr. Sam Muchtar Chaniago, M.Pd. (samkalahari@yahoo.com)
Drs. Krisanjaya, M.Hum. (ksanjaya@yahoo.com)
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal.
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
Daftar Gambar ......................................................................................................... iv
Daftar Tabel ............................................................................................................. iv
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
C. Peta Kompetensi ..................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ........................................................................................ 2
E. Cara Penggunaan Modul......................................................................... 3
Kegiatan Pembelajaran 1 Menulis Prosa Indonesia ........................................ 11
A. Tujuan.................................................................................................... 11
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi .............................. 11
C. Uraian Materi ......................................................................................... 11
D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 25
E. Latihan/Tugas/Kasus ............................................................................. 30
F. Rangkuman ........................................................................................... 41
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................. 42
Kegiatan Pembelajaran 2 Mementaskan Naskah Drama ................................ 43
A. Tujuan.................................................................................................... 43
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi .............................. 43
C. Uraian Materi ......................................................................................... 43
D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 65
E. Latihan /Tugas/Kasus ............................................................................ 69
F. Rangkuman ........................................................................................... 86
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................. 87
Penutup ................................................................................................................... 89
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 91
Glosarium ............................................................................................................... 93
iii
Daftar Gambar
Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ................................................ 3
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ................................................ 4
Gambar 3. Ciri-ciri Kebahasaan Teks Drama ...................................................... 54
Daftar Tabel
Hal.
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul...................................................................... 9
Tabel 2. Kisi-kisi UN SMP/MTs Bahasa Indonesia .............................................. 28
iv
Bahasa Indonesia SMP KK H
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Puisi, prosa, dan drama merupakan bentuk karya manusia yang dipelajari dalam
ilmu sastra, yang selanjutnya disebut sebagai karya sastra. Dalam Kurikulum
2013, ketiganya dikategorikan sebagai teks nonfiksi. Adapun pembelajaran sastra
itu sendiri bertujuan melibatkan peserta didik untuk mengkaji nilai kepribadian,
budaya, sosial, dan estetik. Pilihan karya sastra dalam pembelajaran yang
berpotensi memperkaya kehidupan peserta didik, memperluas pengalaman
kejiwaan, dan mengembangkan kompetensi imajinatif. Peserta didik belajar
mengapresiasi karya sastra dan menciptakan karya sastra mereka sendiri yang
dapatmemperkaya pemahaman peserta didik akan nilai-nilai kemanusiaan dan
sekaligus memperkaya kompetensi berbahasa. Peserta didik menafsirkan,
mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra seperti cerpen, novel,
puisi, drama, film, dan teks multimedia (lisan, cetak, digital/ online). Karya sastra
untuk pembelajaran yang memiliki nilai artistik dan budaya diambil dari karya
sastra daerah, sastra Indonesia, dan sastra dunia. Karya sastra yang memiliki
potensi kekerasan, kekasaran, konflik, dan memicu konflik SARA harus dihindari.
Dalam Kurikulum 2013, prosa dan drama merupakan dua tipe jenis teks yang
harus dipelajari siswa. Dengan pemahaman konsep-konsepnya yang tersaji di
1
Pendahuluan
dalam modul ini beserta kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, Bapak/Ibu dapat
memahami di dalam mengidentifikasi unsur-unsur dari kedua tipe teks sastra itu
serta menelaah karakteristik dan langkah-langkah penulisan/pementasanya.
Selanjutnya Bapak/Ibu pun dapat mengaplikasikannya di dalam proses
pembelajaran di kelas. Para siswa pun lebih paham pula di dalam menginterpretasi
kedua tipe teks itu, baik tradisional maupun mopdern, serta dapat pula
mengontruksinya secara lisan dan tertulis.
B. Tujuan
Tujuan pelatihan pada modul ini, Bapak/Ibu diharapkan dapat:
1. menjelaskan konsep-konsep penting kesastraan, khsusunya yang bergenre
prosa dan drama dengan benar dan jelas;
2. mengkreasikan jenis-jenis teks sastra (prosa dan drama) dengan terperinci,
baik berbentuk tulisan maupun pementasan;
3. merancang langkah pembelajaran kreasi sastra (prosa dan drama) sesuai
dengan tuntutan kurikulum dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan
pendidikan karakter.
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai dan ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada
kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaran yaitu:
1) Kegiatan Pembelajaran 1 membahas penulisan prosa
2
Bahasa Indonesia SMP KK H
Sebagai acuan penilaian modul PKB Kelompok Kompetensi H ini disajikan bahan
evaluasi berupa soal pilihan ganda dan uraian. Pada bagian akhir modul ini
terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium.
3
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari
1) latar belakang yang memuat gambaran materi;
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi;
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul;
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran;
4
Bahasa Indonesia SMP KK H
b. Mengkaji Materi
Pada modul ini fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta
untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari
materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
5
Pendahuluan
6
Bahasa Indonesia SMP KK H
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari hal-hal berikut:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi;
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi;
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul;
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran;
5) langkah-langkah penggunaan modul .
7
Pendahuluan
Dalam hal ini peserta diharapkan aktif menggali informasi, mengumpulkan dan
mengolah data denganmelakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada
on the job learning.
8
Bahasa Indonesia SMP KK H
3. Lembar Kerja
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok kompetensi (KK) H
ini teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat
aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman
materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.
Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK-1.1 Pengertian Prosa TM, IN-1
9
Pendahuluan
Kode
No Nama LK Keterangan
LK
18. LK-3.5 Jenis dan Bentuk Penilaian TM, IN-1
19. LK-3.6. Pembuatan Kisi-kisi Penilaian TM, ON
20. LK-3.7 Instrumen/Rubrik Penilaian TM, ON
21. LK-3.8 Refleksi TM, IN-2
Keterangan.
TM : Digunakan pada tatap muka penuh
IN-1 : Digunakan pada in service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning
10
Bahasa Indonesia SMP KK H
Kegiatan Pembelajaran 1
Menulis Prosa Indonesia
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak/Ibu dapat
1. menjelaskan konsep-konsep prosa dengan benar dan jelas;
2. mengkreasikan jenis-jenis prosa dengan terperinci, baik berbentuk tulisan
maupun pementasan;
3. merancang langkah pembelajaran prosa sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mengintergrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Prosa
Istilah prosa berasal dari bahasa Latin prosa, yang artinya "terus terang". Prosa
diartikan pula sebagai karangan bebas. Hal ini untuk membedakannya dengan
bentuk teks lain, terutama puisi (lama) sebagai teks yang terikat oleh aturan bait,
larik, ataupun rimanya. Prosa sering diidentikan dengan jenis-jenis teks sastra,
seperti cerpen dan novel. Padahal prosa dapat pula berupa karya-karya nonsastra,
seperti esai, artikel, ataupun biografi. Oleh karena itu, berdasarkan isinya, prosa
dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam.
11
Kegiatan Pembelajaran 1
1) Prosa berbasis fakta, yakni esai, artikel, biografi, surat, berita, dan sejenisnya.
Prosa ini sering pula disebut sebagai karya ilmiah.
2) Prosa berbasis fiksi, yakni dongeng, cerpen, novel, dan sejenisnya. Prosa ini
lazim disebut sebagai karya sastra.
Prosa
Berbasis Berbasis
Fakta Fiksi
2. Jenis-jenis Prosa
Dalam khasanah sastra Indonesia, teks berbentuk prosa juga dikasifiasikan lagi
ke dalam dua bentuk, yakni prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa Lama
Prosa lama adalah prosa yang merupakan hasil cipta karya masyarakat
Indonesia (Melayu) dan belum mendapat pengaruh dari sastra Barat. Untuk
membedakan dengan bentuk sastra baru atau modern, berikut dirumuskan ciri-
ciri prosa lama.
1) Penyebarannya secara lisan. Namun demikian, ada pula yang disebarkan
lewat tulisan. Namun tentu saja, penyalinannya tidak dengan alat
percetakan, melainkan ditulis tangan. Bahan-bahan tulisannya pun khas,
yakni ada yang berasal dari kulit kayu, bambu, kertas padi, lontar, nipah,
dan sejenisnya.
2) Disebarkan dalam bentuk yang relatif tetap, atau dalam bentuk yang
standar dan tersebar di antara kelompok tertentu, dalam kurun waktu
yang cukup lama.
12
Bahasa Indonesia SMP KK H
b. Prosa Baru
Prosa baru adalah bentuk prosa yang yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan
Barat. Prosa baru reraltif lebih bergam, baik itu dalam hal bentuk maupun
isinya. Bahasanya pun tidak hanya menggunakan bahasa Melayu, tetapi
sudah menggunakan bahasa serapan dari bahasa asing maupun bahasa
daerah lainnya.
13
Kegiatan Pembelajaran 1
dibentuk oleh unsur tema, amanat, latar, alur, penokohan, dan sudut
pandang.
3) Riwayat
Riwayat bercerita tentang kisah hidup orang atau biasanya tokoh terkenal
atau yang menginspirasi. Ada dua jenis riwayat, yaitu biografi (ditulis oleh
orang lain) dan otobiografi (ditulis sendiri oleh tokoh tersebut).
4) Kritik
Kritik adalah bentuk tulisan yang sifatnya memberi tanggapan atau bahasan
tentang suatu karya, keadaan, pendapat, dan sejenisnya; terkait dengan
kebaikan dan kelemahannya berdasarkan alasan atau sudut pandang
tertentu.
5) Esai
Esai adalah tulisan yang berisi pandangan ataupun opini pribadi penulis
terhadap suatu isu tertentu. Esai memiliki bentuk sajian yang beragam,
cenderung bebas, dan subjektif. Oleh karena itu, esai dapat dikelompokkan
ke dalam bentuk karya sastra.
3. Unsur-Unsur Prosa
Baik itu prosa lama maupun prosa baru dibentuk oleh unsur-unsur intrinsik berikut
berikut.
a. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerit. Tema suatu cerita
menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan,
kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui
tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur
karangan itu. Bisa saja temanya itu dititipkan pada unsur penokohan, alur, atau
pun pada latar.
14
Bahasa Indonesia SMP KK H
b. Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan
sebab akibat. Pola pengembangan cerita suatu cerpen atau novel tidaklah
seragam. Alur cerita kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga
kadang-kadang sederhana. Hal itu bergantung pada bentuknya. Misalnya, alur
suatu novel tidak akan sesederhana jalan cerita dalam cerpen. Novel akan
memiliki jalan cerita yang lebih panjang. Hal ini karena tema cerita yang
dikisahkannya lebih kompleks dengan persoalan para tokohnya yang juga
lebih rumit.
c. Latar
Latar atau seting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam
suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa pula yang
imajiner. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan
pembaca terhadap jalannya suatu cerita.
d. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik karya sastra, di samping
tema, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Penokohan adalah cara
pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita.
15
Kegiatan Pembelajaran 1
f. Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan dikatis yang hendak disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu. Amanat disimpan rapi dan
disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Karena itu, untuk
menemukannya, tidak cukup dengan membaca dua atau tiga paragraf,
melainkan harus menghabiskannya sampai tuntas.
g. Gaya Bahasa
Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada
atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu
memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Kemampuan
sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan
suatu suasana yang berterus-terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan,
objektif atau emosiona. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat guna
bagi adegan yang seram, adegan cinta, ataupun peperangan, keputusan,
maupun harapan.
16
Bahasa Indonesia SMP KK H
Itulah contoh narasi. Dalam teks tersebut, diceritakan suatu kejadian atau
peristiwa. Kejadian itu dilakoni oleh kejadi Alfred, Lina, dan Emil. Mula-mula Alfred
mengambil tangga dan menyandarkannya pada dinding. Kemudian, Emil naik, dan
seterusnya. Kejadian demi kejadian yang diceritakan dalam teks itu disusun
menurut urutan waktu. Susunan cerita semacam itu dinamakan dengan urutan
kronologis.
Prosa narasi menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca
seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Berdasarkan contoh di atas,
prosa narasi memiliki struktur certa sebagai berikut.
1. Orientasi, yakni pengenalan tokoh, latar, ataupun peristiwa.
2. Komplikasi, yakni berupa terdapatnya serangkaian konflik yang dialami para
tokohnya.
3. resolusi, yakni berupa penyelesaian konflik.
Stuktur prosa merupakan rangkaian cerita yang membentuk suatu cerita secara
utuh. Dengan demikian, struktur prosa tidak lain berupa unsur yang berupa alur,
yakni berupa jalinan cerita yang terbentuk secara kronologis. Secara umum jalan
cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut.
17
Kegiatan Pembelajaran 1
a. Orientasi
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan
dan hubungan antartokoh. Dalam bagian ini juga disajikan peristiwa awal yang
menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran
bagi para tokohnya.
b. Komplikasi
Pada bagian ini terjadi masalah-masalah yang dialami tokoh utama yang
berupa suatu konflik, entah itu konflik dengan diri sendiri, dengan orang lain,
mungkin pula berupa konflik dengan lingkungan sekitarnya. Dalam bagian ini
mungkin pula terdapat evaluasi, yang berupa komentar pengarang atas
peristiwa puncak yang telah diceritakannya. Komentar yang dimaksud dapat
dinyatakan langsung oleh pengarang atau diwakili oleh tokoh tertentu. Pada
bagian ini alur ataupun konflik cerita agak mengendur, tetapi pembaca tetap
menunggu implikasi ataupun konflik selanjutnya, sebagai akhir dari ceritanya.
c. Resolusi
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap ataupun
nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami konflik tertentu. Namun
ada pula, cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada
imajinasi pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa ada
penyelesaian.
Di samping kedua bagian utamanya itu, suatu prosa mungkin pula dilengkapi
dengan bagian-bagian lainnya. Pada bagian awal, mungkin dihadirkan abstrak,
sebagai gambaran umum tentang keseluruhan cerita yang akan disampaikan.
Pada bagian akhir, mungkin pula pengarangnya menyajikan koda, sebagai
ungkapan penutup yang menandai berakhirnya suatu cerita. Abstrak dan koda
bersifat opsional; merupakan suatu pilihan yang mungkin ada dan mungkin pula
tidak tersaji di dalamnya.
Unsur lain yang memerlukan perhatian kita secara khusus adalah kadiah
bebahasaan yang biasa digunakan di dalam prosa. Sebagaimana yang kita
maklumi bahwa prosa sastra merupakan genre fiksi naratif. Dengan demikian,
terdapat pihak yang berperan sebagai tukang cerita (pengarang). Terdapat
beberapa kemungkinan posisi pengarang di dalam menyampaikan ceritanya,
antara lain, sebagai berikut.
18
Bahasa Indonesia SMP KK H
a) Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlibat dalam
cerita yang bersangkutan. Dalam cerpen atau novel dengan sudut pandang ini
akan ditemukan kata ganti orang pertama, seperti aku, saya, kami. Kata-kata
itu merupakan pengganti pengarang sebagai tokoh cerita, mungkin sebagai
tokoh utama ataupun sebagai tokoh sampingan.
b) Berperan sebagai orang ketiga, berperan sebagai juru cerita yang serba tahu
atapun sebagai pengamat. Ia tidak terlibat di dalam cerita. Pengarang
menggunakan kata dia untuk tokoh-tokohnya.
Selain itu, prosa naratif memiliki kaidah-kaidah kebahasaan sebagai berikut.
1) Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-
fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketika itu, beberapa
tahun yang lalu, telah terjadi.
2) Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis). Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
3) Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi, seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat, menghindar.
4) Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengarapkan,
mendambakan, mengalami
5) Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana.
6) Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”)
dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Di dalamnya kalimat-
kalimat itu bisa berupa kalimat berita, tanya, perintah, ataupun kalimat seru
(Kosasih, 2014).
Berbeda dengan teks sebelumnya yang berbasis fakta, prosa sastra baru/modern
merupakan teks narasi imajinatif yang memotret kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, bahasa yang digunakan pun merupakan kata yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan lingkungan para tokoh dan konteks
ceritanya. Prosa yang bertokoh seorang pelajar, tentu saja bahasanya adalah
bahasa yang biasa digunakan oleh kalangan pelajar. Demikian pula dengan prosa
yang berlatar belakang pasar, bahasa yang digunakannya adalah bahasa ragam
pasar. Sementara itu, teks prosa lama pada umumnya ditandai pula oleh
19
Kegiatan Pembelajaran 1
penggunaan kata-kata beku (formalized), seperti pada suatu hari, konon, alkisah,
dahulu kala.
5. Mengontruksi Prosa
Dengan memperhatikan struktur dan ciri kebahasannya itu, prosa narasi disusun
dengan langkah-langkah sebagai beriut.
a. Penentuan topik, yang menarik dan bisa memberikan sesuatu yang baru bagi
pembacanya.
b. Mengembangkan topik itu ke dalam suatu kerangka, yang meliputi orentasi,
komplikasi, dan resolusi; mungkin pula diawali oleh abstrak dan diakhiri koda.
Di dalamnya termuat pula hal-hal yang akan kita tulis, terutama mencakup alur,
tokoh, dan latarnya. Penyiapan kerangka tulisan sangat penting dalam
memandu seseorang ketika menulis sehingga tulisannya menjadi lebih
sistematis dan teratur. Kerangka memudahkan penempatan antara bagian
karangan yang penuh konflik dengan yang biasa. Pengaturan bagian-bagian
itu secara kronologis, akan menjadikan pembaca tidak bosan, selalu
penasaran, dan terus menikmati karangan hingga tuntas.
c. Pembuatan kerangka karangan tidak harus selalu sistematis seperti itu. Bisa
puala susunnya lebih bebas, dalam bentuk peta pikiran (mind maping) yang di
dalamnya disertai dengan gambar-gambar dan aneka lukisan visual lainnya.
d. Mengembangkan kerangka menjadi sebuah prosa narasi yang utuh dengan
memperhatikan ciri-ciri kebahasaannya (Kosasih, 2014).
Perhatikan cuplikan cerita berikut.
Pendakian ke puncak Gunung Kerinci kami mulai dari Desa Kersik Tuo, Kecamatan
Kayu Aro, dengan waktu tempuh 10 -12 jam. Selama pendakian, kami pun melakukan
kemah, menikmati keindahan edelweis, pengamatan tumbuhan. Satwa dalam alam di
sepanjang jalan setapak. Hampir di setiap persimpangan, sudah ada papan keterangan
dan petunjuk. Jadi, selama perjalanan itu, kami tidak pernah tersesat.
20
Bahasa Indonesia SMP KK H
dompet, menemukan anak kucing di tengah jalan, ketiban buah mangga ketika
sedang jajan, akan menjadi sebuah cerita menarik dan mengesankan. Syaratnya,
kita harus pandai di dalam mengolah kata-katanya dan berkonflik sehingga
pembaca menjadi penasaran dan terpesona karenanya.
Adapun konflik dapat diartikan sebagai suatu pertentangan. Bentuk-bentuk
petentangan itu, sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
sangatlah bermacam-macam. Misalnya:
a. pertentangan manusia dengan dirinya sendiri (konflik batin),
b. pertentangan manusia dengan sesamanya,
c. pertentangan manusia dan lingkungannya, baik itu lingkungan alam, ekonomi,
politik, sosial, dan budaya.
d. pertentangan manusia dengan Tuhan atau keyakinannya.
Bentuk-bentuk konflik atau pertentangan-pertentangan semacam itulah yang
menjadikan sajian suatu cerita lebih menarik. Konflik itulah yang menggerakkan
alur cerita. Karenanya, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa konflik
merupakan inti dari sebuah cerita. Tanpa adanya konflik, akan sangat sulit bagi
terbentuknya suatu cerita. Cerita tentang putus cinta seorang remaja. Cerita itu
tidak akan terjadi kalau tidak ada konflik-konflik yang melatarbelakanginya.
Tentang keberadaan konflik dalam suatu cerita, mari kita pelajari penggalan cerita
berikut.
Heri menghela napas panjang. Ichennya yang sederhana yang telah merenggut
seluruh hatinya, telah berubah dan tak mau lagi mengenal dirinya. Heri merasa
diombang-ambing perasaan dan hatinya oleh permainan yang diciptakan oleh Ichen.
Apakah kini ia telah melupakan ketertarikannya pada Ichen? Atau, akan menghentikan
perburuannya dengan adanya perubahan yang telah ditunjukkan gadis itu? Ternyata
tidak sama sekali. Heri justru merasa semakin tertantang. Ia penasaran, apa yang
diinginkan Ichen sebenarnya? Lalu, siapa pria muda yang menjemputnya tadi?
Kalau dilihat dari sikapnya, jelas pria tadi sangat dekat hubungannya dengan
Ichen. Kekasihnyakah, atau tunangannya? Mereka jelas datang dari etnis yang sama.
Menyadari hal itu semua membuat Heri jadi orang linglung. Kalau pada
mulanya Heri tertarik pada Ichen karena kesederhanaan dan pesona gadis itu, kini,
selain daya tarik itu, adalah karena kepandaian gadis itu berperan. Bagaimana mungkin
dalam waktu yang begitu singkat ia bisa berubah penampilan. Siapakah Ichen
sebenarnya dan apa maunya gadis itu?
21
Kegiatan Pembelajaran 1
Heri baru memarkir mobil di depan rumahnya saat dirasakannya ada bayangan
yang berkelabat di belakangnya. Ketika menoleh, ternyata Ichen sudah berdiri di ujung
pagar rumahnya. Heri tertegun memandang Ichen. Gadis ini sekarang sudah berubah
lagi penampilannya. Tadi, di pemakaman, ia tambil modern dan modis. Kini sudah
kembali seperti pertama kali mereka bertemu: lugu dan bersahaja sekali. (“Ichen dan
Ichen”, Rosida)
Dalam cuplikan cerita di atas, cukup tergambar tentang bentuk konflik yang
menggerakan cerita tersebut. Konflik-konflik tersebut berupa
a. pertentangan tokoh utama dengan Ichen, yang menjadikannya keheranan dan
bertanya-tanya,
b. pertentangan tokoh utama dengan batinnya sendiri, antara menghentikan
petualangannya memikat hati Ichen dan meneruskannya.
Kedua pertentangan atau konflik itulah yang kemudian menghdupkan alur cerita.
Bermula dari kepenasaranan dan keheranan tokoh Heri menjadikan cerita itu
bergerak dan berkembang. Cerita itu tidak sampai pada kisah Heri berkasih-
kasihan dengan Ichen. Lebih menantang lagi, adalah penyelidikan Heri terhadap
wanita yang dikasihinya itu, di samping sikap Ichen sendiri yang bersikap "aneh",
seperti memiliki kepribadian ganda atau memang ada dua Ichen. Konflik-konflik
itulah yang menjadi cerita itu menarik dan pembaca merasa menjadikan
penasaran dibuatnya.
Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa topik yang akan ceritakan
termasuk konflik-konflik yang akan disusun itu sebaiknya dibuat terlebih dahulu
kerangkanya, yang meliputi abstrak, orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
Kerangka tersebut juga dapat disusun dalam bentuk peta pikiran (mind mapping),
seperti di bawah ini.
Adapun langkah-langkah penyusunan peta pikiran adalah sebagai berikut.
a) Menyiapkan kertas kosong, spidol atau pensil berwarna-warni.
b) Menuliskan topik utama dari cerpen yang akan kita buat di tengah-tengah
kertas. Misalnya, pengalaman di pantai. Lingkarilah kata kunci itu.
c) Buat cabang utama terkait topik tersebut. Misalnya, tentang peristiwa-peristiwa
menarik yang dialami, nama-nama tempat, benda-benda yang dijumpai.
22
Bahasa Indonesia SMP KK H
Setelah peta pikiran itu diberi nomor, penulis mengembangkannya menjadi sebuah
cerita yang utuh. Bersamaan dengan itu, penulis pun tetap bisa menambahkan
peristiwa dan imajinasi lain di luar kerangka yang tersedia, sepanjang tidak
menganggu topik utama yang telah disusun sebelumnya.
Langkah terakhir dari langkah penulisan prosa adalah penyuntingan. Selain aspek
kebenaran isi dan ketepatan strukturnya, dalam langkah penyutingan harus
memperhatikan ketepatan bahasanya. Terkait dengan penulisan prosa, bahasa
meruoakan salah satu penentu menarik atau didaknya tulisan itu. Bahasa dalam
suatu cerita harus mudah dipahami, menghibur, dan menumbulkan
kepenasaranan khalayak. Di samping itu, penggunaan bahasa harus benar dari
aspek ejaan dan tanda bacanya.
23
Kegiatan Pembelajaran 1
24
Bahasa Indonesia SMP KK H
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran ini bertujuan untuk mendalami pemahaman tentang
langkah-langkah penulisan prosa dan dapat mengembangkannya di dalam
kegiatan tulis-menulis para siswa di sekolah. Kegiatan ini diharapkan dapat
menumbuhkan sikap kegotongroyongan dan kemandirian Bapk/Ibu.
a. Kegotongroyongan dinyatakan dengan kemampuan Bapak/Ibu di dalam
kegiatan berdiskusi, yang dinyatakan dengan sikap saling membantu, bekerja
sama, dan saling menghargai.
b. Kemandirian dinyatakan dengan kemauan, kepercayaan diri, dan keberanian
Bapak/Ibu di dalam mendalam mengekspresikan pengetahuan, pemahaman,
dan pengalaman di dalam suatu tulisan.
25
Kegiatan Pembelajaran 1
26
Bahasa Indonesia SMP KK H
27
Kegiatan Pembelajaran 1
Pengetahuan dan Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Pemahaman - menentukan - menentukan melengkapi - menunjukkan -
Mengidentifikasi makna makna kata istilah/kata kata yang menunjukkan
Menentukan kata/kalimat dalam cerpen dalam kalimat tidak sesuai kesalahan
Memaknai pada teks dan fabel kaidah penggunaan
- menentukan - menentukan - menunjukkan ejaan
informasi makna kalimat yang -
tersurat teks tersurat tidak sesuai menunjukkan
- menentukan dalam cerpen kaidah kesalahan
bagian teks dan fabel penggunaan
- menentukan tanda baca
bagian
cerpen dan
fabel
Aplikasi Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Menyimpulkan - menentukan - menyimpulkan - menyusun - menggunakan -
Menggunakan ide pokok urutan kata menggunakan
28
Bahasa Indonesia SMP KK H
Kegiatan: Penutup
1. Lakukanlah refleksi terhadap seluruh rangkaian kegiatan yang telah
Bapak/Ibu lakukan pada pembelajaran ini.
2. Perhatikan tingkat keterpahaman Bapak/Ibu dalam kaitan dengan tujuan dan
indikator yang ada pada modul ini.
3. Lakukanlah pendalaman terhadap materi-materi tentang prosa yang
dianggap kurang memadai sehingga ketika Bapak/Ibu mengembangkannya
di dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik.
29
Kegiatan Pembelajaran 1
E. Latihan/Tugas/Kasus
LK-1.1 Pengertian Prosa
Petunjuk Kerja
1. Isilah LK ini sesuai dengan petunjuk pada Kegiatan 1.1 tentang Mendalami
Pengertian Prosa, meliputi rumusan pengertian dan sumbernya.
2. Lakukanlah kegiatan itu secara berkelompok!
No. Pengerian Sumber
Kesimpulan
30
Bahasa Indonesia SMP KK H
Petunjuk Kerja
Kelompok: .....
Peta Konsep
.................................................
31
Kegiatan Pembelajaran 1
32
Bahasa Indonesia SMP KK H
Petunjuk Kerja
Struktur Prosa
Sumber : .....
1. Abstrak
2. Orientasi
33
Kegiatan Pembelajaran 1
3. Komplikasi
4. Resolusi
5. Koda
Kesimpulan
34
Bahasa Indonesia SMP KK H
Sumber : .....
1. Penggunaan
Kalimat
2. Pilihan Kata
35
Kegiatan Pembelajaran 1
3. Tanda baca
Kesimpulan
36
Bahasa Indonesia SMP KK H
Petunjuk Kerja
Peta Konsep
Materi tentang..................................
37
Kegiatan Pembelajaran 1
Petunjuk Kerja
KD : .......
Langkah-langkah
Perincian
Pembelajaran
a. Mengamati
b. Menanya
c. Menalar
d. Mengasosiasi
e. Mengomunikasikan
38
Bahasa Indonesia SMP KK H
Petunjuk Kerja
1.
39
Kegiatan Pembelajaran 1
Kartu Soal
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : ...
Kompetensi : ...
Level : ...
Lingkup Materi : ...
Bentuk Soal : ....
(Soal)
Kunci Jawaban
....
40
Bahasa Indonesia SMP KK H
F. Rangkuman
1. Prosa merupakan karangan bentuk bebas; yang berbeda dengan karangan
berbentuk puisi (lama) yang terikat oleh aturan bait, larik, ataupun rimanya;
juga berbeda dengan drama yang berwujud dialog.
2. Prosa dapat dikelompokkan ke dalam prosa berbasis fakta dan rosa
berbasis fiksi.
a. Prosa berbasis fakta, yakni esai, artikel, biografi, surat, berita, dan
sejenisnya. Proa ini sering pula disebut sebagai karya ilmiah.
b. Prosa berbasis fiksi, yakni dongeng, cerpen, novel, dan sejenisnya.
Prosa ini lazim disebut sebagai karya sastra.
3. Dalam khasanah sastra Indonesia, teks berbentuk prosa juga dikasifiasikan
lagi ke dalam dua bentuk, yakni prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa lama: dongeng, hikayat.
b. Prosa baru: cerpen, novel.
4. Baik itu prosa lama maupun prosa baru dibentuk oleh unsur-unsur intrinsik
berikut berikut: tema, amanat, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan
gaya bahasa.
5. Struktur prosa secara umum dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan
resolusi; yang mungkin pula diawali oleh abstrak dan diakhiri dengan kode.
6. Kaidah kebahasaan yang berlaku dalam prosa, seperti cerpen dan novel,
pada umumnya menggunakan bahasa tidak baku atau tidak formal; ragam
bahasa sehari-hari. Prosa (cerpen, novel) cerpen lebih banyak memotret
atau mengisahkan gambaran kehidupan sehari-hari.
7. Penulisan prosa sebaiknya berdasarkan suatu pengalaman. Penulisan
prosa perlu memperhatikan fungsi, struktur, dan kaidah-kaidah
kebahasaan yang berlaku pada bentuk karya sastra itu.
8. Kegiatan memperbaiki prosa ataupun jenis karangan lainnya disebut
dengan menyunting. Lebih jelasnya lagi, menyunting atau mengedit
merupakan kegiatan untuk menyiapkan naskah atau karangan dengan
memperhatikan daya tarik isi, struktur penyajian, isi tulisan, dan kaidah
bahasa yang digunakannya.
41
Kegiatan Pembelajaran 1
2. Nilai-nilai karakter apakah saja yang tertanam pada diri Bapak/Ibu setelah
mengikuti sejumlah kegiatan pada pembelajaran ini?
42
Bahasa Indonesia SMP KK H
Kegiatan Pembelajaran 2
Mementaskan Naskah Drama
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak/Ibu dapat menejelaskan konsep-konsep
pementasan drama dan dapat merumuskan strategi pembelajarannya di kelas
dengan mengintergrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter..
C. Uraian Materi
Modul ini berisi tentang pembelajaran mementaskan naskah drama sederhana.
Materi tersebut sangat penting Bapak/Ibu dalam terkait dengan keberadaan
kompetensi dasar (KD) tentang teks drama pada Kurikulum 2013 SMP/MTs.
Beberapa materi penting terkait dengan KD tersebut adalah tentang
pengidentifikasian unsur-unsur drama, penginterpretasian dan penelaahan
karakteristik struktur dan kaidah drama, serta penyajiannya dalam bentuk naskah
dan pementasan.
1. Pengertian Drama
Drama berarti perbuatan, tindakan. Hal itu merujuk pada asal katanya, yakni dari
berasal Yunani draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, atau bertindak. Menurut
Aristoteles, drama adalah tiruan (imitasi) dari suatu tindak-tanduk manusia.
Adapun menurut Moulton, drama adalah kehidupan yang dilukiskan dengan gerak
(life presented action). Menurut Balthazar Verhagen, drama adalah kesenian
melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Menurut Dietrich, drama adalah
43
Kegiatan Pembelajaran 2
Dalam bahasa Belanda, drama sama maknanya dengan toneel atau dalam
bahasa Indonesianya sandiwara. Istilah tonel berasal dari bahasa Belanda toneel,
yang artinya pertunjukan. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.
Adapun istilah sandiwara diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata
bahasa Jawa sandhi yang berarti ’rahasia’, dan warah yang berarti ’pengajaran’.
Ole Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang
dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.
Dalam pengertian yang lebih luas, drama diartikan sebagai bentuk karya
sastra yang bertujuan menggambarakn kehidupan dengan menyampaikan
pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama
tidak jauh beda dengan lakuan serta dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Drama merupakan penciptaan kembali kehidupan nyata, atau menurut istilah
Aristoteles, adalah peniruan gerak yang memanfaatkan unsur-unsur aktivitas
nyata. Drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas
berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur
pembantu (dekor, kostum, rias, lampu, musik), serta disaksikan oleh penonton.
Bahasa merupakan unsur utama dalam drama. Namun demikian, masih ada
unsur lainnya yang tidak kalah pentingnya, yakni gerak, posisi, isyarat, dan
ekspresi wajah. Dalam drama, bahasa harus dioptimalkan dengan sebaik-baiknya,
tidak hanya berkenaan dengan kata-kata itu sendiri, melainkan juga intonasi dan
tempo kalimat, pelafalan, volume suara, tekanan, serta aspek-aspek kebahasaan
lain, agar dapat menyampaikan pesan secara sempuma.
Berbicara dengan gerak, posisi, ekspresi, dan yang lainnya sudah mengarah pada
pengertian drama sebagai seni pementasan. Dalam hal inilah drama sama artinya
dengan teater. Istilah ini berasal dari kata Yunani theatron, yang arti sebenarnya
adalah dengan takjub memandang, melihat. Pengertian dari teater adalah (1)
gedung pertunjukan, (2) suatu bentuk pengucapan seni yang penyampaiannya
dilakukan dengan dipertunjukkan di depan umum.
44
Bahasa Indonesia SMP KK H
Namun, untuk membedakan drama dengan teater secara lebih mudah, kata drama
diartikan sebagai lakon yang dipertunjukkan oleh para aktor di atas pentas,
sedangkan teater diartikan sebagai tempat lakon itu dipentaskan. Dengan
demikian, seharusnya kita bukan mengajak ’bermain teater’ tetapi ’bermain
drama’, dan bukan ’menonton teater’ tetapi ’menonton drama di teater’.
2. Perkembangan Drama
Drama merupakan bentuk sastra yang digemari oleh masyarakat luas. Hampir
setiap kelompok masyarakat di berbagai daerah dan pelosok dunia sejak tempo
dulu, sudak akrab bentuk sastra ini. Hal tersebut sebagaimana yang tampak pada
istilah-istilah “kedramaan” yang melekat erat dengan ciri budaya setempat.
Cikal bakal seni drama ditemukan pada dinding piramida Mesir, 3500 Sebelum
Masehi. Di situ teriukis, seorang pendeta berdiri di antara para jemaah. Wajahnya
bertopeng. Sementara itu, tubuhnya berayun seperti tengah menceritakan
sesuatu. Rupanya pendeta Mesir Kuno itu sedang melukiskan keagungan Sang
Pencipta Langit dan Bumi. Ia memanfaatkan seni peran dalam menyampaikan
ajarannya.
Pertunjukan drama yang lengkap, ditemukan pertama kali di Yunani, tahun 534
SM. Sebagai penghormatan pada Dewa Dionisius, bangsa Yunani membuat
upacara keagamaan yang berupa seni pertunjukkan. Pemerannya hanya seorang.
Sang aktor berating dan memerankan beberapa karakter sekaligus. Ia didampingi
oleh grup paduan suara sekitar 50 orang. Sesekali, sang aktor melakukan dialog
dengan mereka. Upacara keagamaan seperti ini lalu meripakan suatu tradisi. Seni
drama di Yunani berkembang pesat. Cerita yang terkenal hingga sekarang, salah
satunya, Oedipus.
Pada zaman Romawi, cerita yang populer adalah cerita-cerita komedi. Mereka
biasa mementaskannya di hari-hari libur atau hari besar. Para aktor dan aktrisnya
tak lain adalah budak-budak. Para aktor bertanggungjawab pada majikan yang
45
Kegiatan Pembelajaran 2
memberi mereka peran. Tak hanya berakting, mereka juga menyanyi dan menari,
meceritakan cerita komedi.
Tahun 1776, aktor dan penulis drama Prancis, Pierre de Beaumarchais menulis
Le Mariage de Figaro (Perkawinan Figaro). Drama komedi ini penuh dengan
kritik-kritik tajam: mengulas bagaimana kekejaman para bangsawan terhadap
rakyatnya. Banyak drama lainnya yang ditentang Raja Louis XVI dan kemudian
menjadi picu penggerak Revolusi Prancis (1789-1799).
Drama-drama sosial kemudian mulai tumbuh di abad 19. Seni drama tak lagi milik
para bangsawan atau golongan menengah atas, melainkan milik rakyat kecil.
Cerita yang diceritakan pun mengacu pada nasib si Miskin. Di dalam negeri, seni
drama menjadi wadah mengungkapkan kritik pada penguasa. Tak hanya grup
drama tradisional dan profesional, namun juga oleh di kampus-kampus.
46
Bahasa Indonesia SMP KK H
c. Opera Beijing
Opera Beijing muncul sekitar 200 tahun yang lalu. Seni pertunjukkan
Merupakan gabungan antara akrobat dan nyanyian. Cerita yang diceritakan
berupa sejarah ataupun legenda. Misalnya, Legenda Si Ular Putih.
Riasan wajah pemain opera ini mencermin kan ciri kepribadian. Kuning dan
putih menyimbolkan kecerdikan dan kelicikan. Warna merah mewakili
kejujuran dan kesetiaan. Hitam untuk berani dan kebijaksanaan. Biru dan hijau
mengibarkan semangat. Sementara itu, warna emas dan perak adalah simbol
dari kekuatan magis.
d. Balet Eropa
Seni ini merupakan gabungan drama tanpa dialog dengan tari dan musik
dalam pementasan sebuah cerita. Balet lahir di abad ke-17, sebagai hiburan
keluarga bangsawan di Eropa. Langkah-langkah pada balet mengutamakan
keseimbangan dan keanggunan gerak kaki.
Raja Prancis, Louis XIV, adalah salah satu bangsawan yang menggemari
balet. Pada masa kekuasaannya (tahun 1670-an), seni balet berkembang
pesat. Karya besar teater balet di masanya adalah Le Bourgeois Gentilhomme
karya Moliere.
Di samping itu, dikenal beberapa istilah drama lainna, yakni sebagai berikut.
a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau
muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak
menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan
dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di
antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan
malapetaka atau kesedihan.
47
Kegiatan Pembelajaran 2
b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun
selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan
bahagia.
c. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan
alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
d. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar
konversi alur, penokohan, tematik.
4. Karakterstik Drama
Drama memililkki karakteristik tersendiri, baik itu dalam hal struktur maupun kaidah
kebahasaannya. Struktur drama pada umumnya bergerak dari suatu permulaan,
melalui suatu bagian tengah, menuju suatu akhir. Dalam drama, bagian-bagian ini
dikenal sebagai orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement).
c. Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang
telah mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan
komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks
itulah terjadi perubahan penting mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para
penonton terhadap suatu cerita tergantung pada sesuai-tidaknya perubahan
itu dengan yang mereka harapkan.
48
Bahasa Indonesia SMP KK H
Namun, terjadinya pergerakan alur dalam drama pada dasarnya karena adanya
konflik. Adapun yang dimaksud dengan konflik adalah pertentangan dengan tokoh
lainnya, dengan dirinya sendiri, atau dengan ide atau dengan lingkungan.
Pertentangan-pertentangan tersebut saling membentur sehingga membentuk
rangkaian peristiwa yang menjadi padu dalam lakon tersebut. Pengarang
menciptakan bermacam-macam konflik bagi tokoh ceritanya yang kemudian dapat
menggerakkan cerita menuju komplikasi.
Dalam drama, konflik merupakan unsur yang memungkinkan para tokoh saling
berinteraksi. Konflik tidak selalu berupa pertengkaran, kericuhan, atau
permusuhan di antara para tokoh. Ketegangan batin antartokoh, perbedaan
pandangan, dan sikap antartokoh sudah merupakan konflik. Konflik dapat
membuat penonton tertarik untuk terus mengikuti atau menyaksikan pementasan
drama.
Bentuk konflik terdiri dari dua, yaitu konflik eksternal dan konflik internal.
a. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan
lingkungan alamnya (konflik fisik) atau dengan lingkungan manusia (konflik
sosial). Konflik fisik disebabkan oleh perbenturan antara tokoh dengan
lingkungan alam. Misalnya,seorang tokoh mengalami permasalahan ketika
banjir melanda desanya. Konflik sosial disebabkan oleh hubungan atau
masalah sosial antarmanusia. Misalnya, konflik terjadi antara buruh dan
pengusaha di suatu pabrik yang mengakibatkan demonstarasi buruh.
b. Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri atau jiwa tokoh. Konflik ini
merupakan perbenturan atau permasalahan yang dialami seorang tokoh
49
Kegiatan Pembelajaran 2
Kedua jenis konflik diatas dapat diwujudkan dengan bermacam peristiwa yang
terjadi dalam suatu pementasan drama. Konflik-konflik tersebut ada yang
merupakan konflik utama dan konflik-konflik pendukung. Konflik utama (bias
konflik eksternal, konflik internal, atau kedua-duannya) merupakan sentral alur dari
drama yang dipentaskan, sedangkan konflik-konflik pendukung berfungsi utnuk
mempertegas keberadaan konflik utama.
Dalam drama, konflik-konflik itu dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yang
disebut dengan babak. Bagian-bagian alur drama yang terdiri atas orientasi,
komplikasi, dan resolusi, lebih sering disebut sebagai babak. Dengan demikian,
sebuah drama yang lengkap sekurang-kurangnya terbagi ke dalam tiga babak;
atau tiga bab kalau sebutan di dalam novel. Adapun pergantian babak di dalam
drama ditandai oleh perubahan nasib, pergeseran masalah, ataupun pergantian
peristiwa yang cukup besar antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Dalam
pementasannya, pergatian babak ditandai oleh peruabah dekorasi panggung yang
menunjukkan adanya pergantian seting (tempat dan waktu).
Di dalam babak itulah suatu rangkaian adegan. Adegan merupakan bagian dari
drama menunjukkan perubahan peristiwa kecil, yang ditandai dengan pergantian
tokoh. Adegan juga bisa diartikan sebagai pemunculan tokoh baru. Misalnya,
dalam peristiwa pertama, tokoh A berbicara dengan tokoh B. Kemudian, mereka
berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C. Dengan demikian, dalam
bagian tersebut terdapat perubahan atau pemunculan tokoh, termasuk juga seting.
Di samping alur beserta konfliknya, drama memiliki unsur-unsur lainnya sebagai
berikut.
50
Bahasa Indonesia SMP KK H
a. Penokohan
Tokoh dalam pementasan drama mempunyai posisi yang penting. Tokohlah yang
menghdiupkan naskah drama di atas pentas. Tokoh yang didukung oleh latar
peristiwa dan aspek-aspek lainnya akan menampilkan cerita dan pesan-pesan
yang ingin disampaikan.
Berdasarkan perannya, tokoh terbagai atas tokoh utama dan tokoh pembantu.
Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama,
sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk
mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama.
51
Kegiatan Pembelajaran 2
b. Tema
Tema drama merujuk pada sesuatu yang menjadi pokok persoalan yang ingin
diungkapkan oleh penulis naskah. Berdasarkan keluasannya tema itu dapat
dikelimpokkan ke dalam dua jenis, yakni tema utama dan tema tambahan.
1. Tema utama adalah tema secara keseluruhan yang menjadi landasan dari
lakon drama.
2. Tema tambahan merupakan tema-tema lain yang terdapat dalam drama yang
mendukung tema utama.
Walaupun tema dalam drama itu cenderung ”abstrak”, kita dapat menunjukkan
tema dengan menunjukkan bukti atau alasan yang terdapat dalam cerita. Bukti-
bukti itu dapat ditemukan dalam narasi pengarang, dialog antarpelaku, atau
adegan atau rangkaian adegan yang saling terkait.
Unsur drama lainya adalah latar, diksi, dan pesan atau amanat.
a. Latar dalam pementasan drama terdiri dari tempat, waktu, dan suasana.
Penataan latar akan menghidupkan suasana. Penataan latar akan
menghidupkan suasana, menguatkan karakter tokoh, serta menjadikan
pementasan drama semakin menarik. Oleh karena itu, ketetapan pemilihan
latar akan ikut menentukan kualitas pementasan drama secara keseluruhan.
b. Amanat adalah sesuatu yang disampaikan pengarang kepada pembaca.
Setiap karya sastra selalu disisipi pesan atau amanat oleh penulisnya. Dengan
demikian pula dengan drama. Hanya saja, pesan itu tidak ditulis secara
eksplisit, tetapi secara implisit. Kita harus menafsirkan pesan di balik cerita
52
Bahasa Indonesia SMP KK H
drama itu. Untuk menentukan pesan drama, kita harus memahai maksud di
balik narasi pengarang, dialog antarpelaku, adegan atau rangkaian adegan.
Mungkin pula kita menemukannya melalui pemahaman atas latar, karakter
tokoh, dan konflik-konfliknya.
c. Diksi, harus dipilih secara cermat agar mampu menggambarkan masalah atau
konflik yang terjadi, karakter, dan perlaku para tokohnya.
53
Kegiatan Pembelajaran 2
• Aduh • kemudian
• Sih • akhirnya
• Ya • lalu
• kan
Konjungsi
Kosakata kronologis/
percakapan urutan
waktu
• gambaran • perilaku
sifat tokoh, • gambaran
tempat, pikiran,
suasana, perasaan
5. Teknik Pemeranan
Untuk memerankan sebuah drama, diperlukan beberapa hal. Pemain harus dapat
menghayati dengan peranan ataupun posisi dari tokoh yang akan kita perankan.
Berdasarkan perannya tehadap jalan cerita, tokoh drama bisa dibedakan menjadi
tiga.
a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau
dua figur tokoh protagonis utama yang dibantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang
ikut terlibat sebagai pendukung cerita.
b. Tokoh antagois, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh
utama yang menentang cerita clan beberapa figur pembantu yang ikut
menentang cerita.
c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun
untuk tokoh antagonis.
54
Bahasa Indonesia SMP KK H
Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah
membaca dan memahami naskah drama. Naskah drama adalah karangan atau
tulisan yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang
dibutuhkan, dan pelengkap lainnya (kontum, lighting, dan musik pengiring). Dalam
naskah drama, yang diutamakan ialah tingkah laku (acting) dan dialog
(percakapan antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita yang
dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca naskah
drama dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.
Dalam naskah drama yang perlu kita pahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai
yang dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu,
pemain akan terlibat dalam konflik atau pertentangan. Dengan demikian, yang
perlu kita baca dan pahami ialah rangkaian peristiwa yang membangun cerita dan
konflik-konflik yang menyertainya.
Hal penting lainnya yang harus dilakukan sebelum pementasan drama adalah
pengahayatan terhadap tokoh yang akan diperankan. Untuk itu, kita perlu
mengenali karakter tokoh itu dengan baik. Caranya adalah sebagai berikut.
1. Membaca keseluruhan dialog tokoh itu dari awal hingga akhir. Dengan
demikian, kita akan mengetahui secara baik karakter tokoh itu sebagaimana
yang diiinginkan penulis skenarionya. Karaker tokoh dapat diidentifikasi melaui
(1) narasi pengarang, (2) dialog-dialog dalam teks drama, (3) komentar atau
ucapan tokoh lain terhadap tokoh tertentu, dan (4) latar yang mengungkapkan
watak tokoh.
2. Mengamati tokoh itu dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya untuk lebih
mengenali perilakunya secara lebih nyata. Kalau cara ini tidak memungkinkan,
kita bisa membacanya dari berbagai literatur.
3. Mengimajinasikan diri menjadi tokoh yang akan diperankan itu, baik itu dalam
gaya bicara, gaya berjalan, dandanan, dan perilaku lainnya.
55
Kegiatan Pembelajaran 2
56
Bahasa Indonesia SMP KK H
Secara umum ada dua langkah utama yang harus kita lakukan ketika akan
mementaskan drama.
1. Memahami naskah dan karakter tokoh yang akan kita perankan, yakni melalui
dialog-dialognya serta kramagung atau petunjuk laku yang dinyatakan
langsung oleh pengarang.
2. Memerankan tokoh dengan memperhatikan aspek lafal, intonasi,
nada/tekanan, mimik, dan gerak-geriknya.
Aspek-aspek itulah yang dapat menghidupkan suatu pementasan dan karakter
seorang tokoh yang kita bawakan.
1. Lafal adalah cara sesorang dalam mengucapkan kata atau bunyi bahasa.
Aspek ini penting kita perhatikan guna kejelasan makna suatu kata. Misalnya,
perhatikanlah kata sejak. Apabila tidak tepat pelafalannya, kata itu akan
tertukar bunyinya dengan kata [sesak], [semak], [sepak]. Kata-kata itu memiliki
makna yang berlainan, bukan?
2. Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Kalimat berita, perintah, dan
kalimat tanya harus menggunakan intonasi yang berbeda. Intonasi kalimat
untuk menyatakan kegembiraan juga berbeda dengan kalimat yang bermakna
kecemburuan.
3. Nada/tekanan adalah kuat lemahnya penurunan suatu kata dalam kalimat.
Kata yang ingin diperjelas maksudnya mendapat tekanan lebih kuat daripada
kata lainnya.
Contoh penggunaan nada/tekanan dalam kalimat.
a. Lalu diambilnya tinta bak dan disiramkannya ke tembok-tembok WC.
b. Lalu diambilnya tinta bak dan disiramkannya ke tembok-tembok WC.
c. Lalu diambilnya tinta dan disiramkannya ke tembok-tembok WC.
Bagian yang bergaris bawah merupakan kata yan mendapat tekanan kuat.
Adakah perbedaan makna dari penggunaan nada/tekanan yang berbeda
dalam kalimat-kalimat itu
4. Mimik adalah ekspresi atau raut muka yang menggambarkan suatu emosi:
sedih, gembira, kecewa, takut, dan sebagainya. Mimik berperan dalam
memperjelas suatu maksud tuturan.
5. Gerak-gerik adalah berbagai gerak pada anggota badan atau tingkah laku
seseorang dalam menyatakan maksud tertentu. Bentuknya, misalnya,
57
Kegiatan Pembelajaran 2
Apabila akan mementaskannya secara lebih serius lagi, kita harus memperhatikan
tata pentas lainnya:
1. blocking atau masalah posisi aktor di atas pentas,
2. tata panggung yang menggambarkan peristiwa (tempat, waktu, dan suasana)
dalam cerita,
3. tata bunyi (efek dan musik), serta
4. tata lampu.
Persiapkan pula properti atau perlengkapannya, seperti kostum tata suara dan
pencahayaaan, dan tata panggungnya. Hal tersebut dimaksudkan agar pergelaran
drama yang kita lakukan menyerupai pementasan yang sesungguhnya.
58
Bahasa Indonesia SMP KK H
Dalam pentas drama sekurang-kurangnya ada enam unsur yang perlu kita
perhatikan, yaitu (1) naskah drama, (2) sutradara, (3) pemeran, (4) panggung, (5)
perlengkapan panggung yang meliputi tata cahaya, rias, bunyi, pakaian, dan (6)
penonton.
4. Panggung. Secara garis besar variasi panggung dapat dibedakan menjadi dua
kategori:
a. panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya,
sehingga semua penonton dapat mengamati pementasan secara
keseluruhan dari luar panggung,
59
Kegiatan Pembelajaran 2
6. Bunyi (sound effect) memegang peran penting. Bunyi dapat diusahakan secara
langsung (orkestra, band, gamelan, dsb), tetapi juga dapat lewat perekaman
yang jauh hari sudah disiapkan oleh awak pentas yang bertanggung jawab
mengurusnya.
7. Pakaian atau sering disebut kostum, adalah pakaian yang dikenakan para
pemain untuk membantu pemeran dalam menampilkan perwatakan tokoh
yang diperankannya. Dengan melihat kostum yang dikenakannya para
penonton secara langsung dapat menerka profesi tokoh yang ditampilkan di
panggung (dokter, perawat, tentara, petani, dsb), kedudukannya (rakyat jelata,
punggawa, atau raja), dan sifat sang tokoh trendi, ceroboh, atau cermat).
8. Rias. Berkat rias yang baik, seorang gadis berumur 18 tahun dapat berubah
wajah seakan-akan menjadi seorang nenek-nenek. Dapat juga wajah tampan
dapat dipermak menjadi tokoh yang tampak kejam dan jelek. Semua itu
diusahakan untuk lebih membantu para pemeran untuk membawakan
perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan naskah dan tafsiran
sutradara.
60
Bahasa Indonesia SMP KK H
61
Kegiatan Pembelajaran 2
Supaya hasilnya lebih menarik, kita juga perlu menyusun kerangka atau alur
ceritanya. Alur cerita kemudian dikembangkan ke dalam cerita drama secara utuh.
62
Bahasa Indonesia SMP KK H
Dalam proses penulisan naskah drama kita tidak selalu bersifat faktual (nyata),
bahan untuk penulisan kita perlu memperhatikan tiga unsur drama, yakni tokoh
beserta perwatakannya, wawancang atau dialog, serta kramagung. Dalam naskah
drama ada pula yang dikenal dengan prolog (pengantar) dan epilog (cerita
penutup).
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menulis drama adalah kaidah
penulisan naskah drama. Misalnya ada peragaan yang disampaikan oleh pelaku
harus ditulis berbeda dengan teks dialog pelaku tersebut.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan naskah drama adalah
sebagai berikut.
1. Struktur dasar sebuah drama terdiri atas tiga bagian: prolog, dialog, dan
epilog.
a. Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluam dalam
sebuah drama atau sandiwara. Bisa juga, dalam sebuah prolog
dikemukakan para pemain, gambaran seting, dan sebagainya.
b. Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama
yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia,
problematika yang dihadapi, dan bagaimana manusia dapat
menyelesaikan persoalan hidupnya.
c. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk
menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh
seorang aktor pada akhir cerita. Dengan kata lain, epilog merupakan
peristiwa terakhir yang menyalesaikan peristiwa induk.
2. Dalam sebuah dialog itu sendiri, ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan.
Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang, dan kramagung.
a. Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan
pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau antagonis.
b. Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh
tokoh cerita.
63
Kegiatan Pembelajaran 2
Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidak begitu sulit. Hal ini karena
ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Kita dalam hal ini hanya
mengubah formatnya saja ke dalam bentuk dialog. Seperti yang kita ketahui
bahwa ciri utama drama adalah bentuk penyajiannya yang semua berbentuk
dialog. Oleh karena itu, tugas kita dalam hal ini adalah mengubah seluruh
rangkaian cerita yang ada dalam novel ke dalam bentuik dialog.
Naskah drama juga dapat bersumber dari peristiwa sehari-hari. Peristiwa itu ditata
dan diperkaya dengan inspirasi dan imajinasi penulis sendiri. Dengan demikian,
untuk menuliskannya, seorang penulis pun bisa mengawalinya dari perilaku yang
biasa dialami atau disaksikan sendiri. Perilaku itu, misalnya, ketika beradu tawar
dengan penjaga kantin, memohon izin pada guru untuk memperoleh dispensasi
sekolah, menyambut kedatangan tamu, membagikan sumbangan kepada para
korban bencan alam.
64
Bahasa Indonesia SMP KK H
D. Aktivitas Pembelajaran
Pendahuluan
65
Kegiatan Pembelajaran 2
66
Bahasa Indonesia SMP KK H
67
Kegiatan Pembelajaran 2
1. Susun pula kisi-kisi dan pengembangan soal-soal tentang drama. Untuk itu,
perhatikan kisi-kis utamanya yang dikeluarkan pemerintah dan sesuaikan
pula dengan isi modul pada pembelajaran ini. Sebagai akhir kegiatan pada
materi tentang drama, Bapak/Ibu juga diharapkan dapat menyusun soal
berdasarkan kisi-kisi UN yang berlaku dengan ketentuan tiga soal pilihan
ganda dan tiga soal esai.
2. Perhatikan pula prinsip-prinsip penulisan soal yang sesuai dengan dengan
konsep HOTs.
3. Tuangkanlah penulisan kisi-kisi dan pengembangan soal Bapak/Ibu pada LK
yang tersedia.
Kegiatan: Penutup
1. Lakukanlah pula refleksi terhadap seluruh rangkaian kegiatan yang telah
Bapak/Ibu lakukan pada pembelajaran ini.
2. Perhatikan tingkat keterpahaman Bapak/Ibu dalam kaitan dengan tujuan dan
indikator yang ada pada modul ini.
3. Lakukanlah pendalaman terhadap materi-materi tentang drama yang
dianggap kurang memadai sehingga ketika Bapak/Ibu mengembangkannya
di dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik.
68
Bahasa Indonesia SMP KK H
E. Latihan /Tugas/Kasus
LK-2.1 Pengertian Drama
Petunjuk Kerja
1. Isilah LK ini sesuai dengan petunjuk pada Kegiatan 2.1 tentang Mendalami
Pengertian Drama, meliputi rumusan pengertian dan sumbernya.
2. Lakukanlah kegiatan itu secara berkelompok!
No. Pengertian Sumber
Kesimpulan
69
Kegiatan Pembelajaran 2
Petunjuk Kerja
Kelompok: .....
Perkembangan Drama.
70
Bahasa Indonesia SMP KK H
.... ...
• ... • ...
• .... • .... • ... • ....
• .... • .....
.... ....
Penjelasan
.....
71
Kegiatan Pembelajaran 2
Petunjuk Kerja
............................
Nama-nama
Terknik Pentas
Pementasan
72
Bahasa Indonesia SMP KK H
Nama-nama
Terknik Pentas
Pementasan
73
Kegiatan Pembelajaran 2
Petunjuk Kerja
1. LK ini diisi setelah Bapak/Ibu membaca sebuah naskah drama yang judulnya
ditentukan oleh masing-masing kelompok.
2. tentang Struktur dan Kaidah Kebahasaan Prosa diisi oleh masing-masing
kelompok sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya..
3. LK tersebut diisi berdasarkan hasil menganalisis terhadap prosa yang telah
ditentukan oleh masing-masing kelompok.
Unsur-unsur Drama
Unsur-unsur Penjelasan
1. Tema
2. Penokohan
74
Bahasa Indonesia SMP KK H
6. Latar
7. Amanat
8. Diksi
Kesimpulan
75
Kegiatan Pembelajaran 2
Struktur Drama
Penulis : .....
Sumber : .....
1. Prolog
2. Orientasi
3. Komplikasi
76
Bahasa Indonesia SMP KK H
4. Resolusi
5. Epilog
Kesimpulan
77
Kegiatan Pembelajaran 2
1. Penggunaan
Kalimat
2. Pilihan Kata
78
Bahasa Indonesia SMP KK H
4. Tanda baca
Kesimpulan
79
Kegiatan Pembelajaran 2
Petunjuk Kerja
80
Bahasa Indonesia SMP KK H
81
Kegiatan Pembelajaran 2
Petunjuk Kerja
a. Prolog
b. Orientasi
c. Komplikas
82
Bahasa Indonesia SMP KK H
d. Resolusi
e. Epliog
83
Kegiatan Pembelajaran 2
Petunjuk Kerja
1.
84
Bahasa Indonesia SMP KK H
Kartu Soal
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : ...
Kompetensi : ...
Level : ...
Lingkup Materi : ...
Bentuk Soal : ....
(Soal)
Kunci Jawaban
....
85
Kegiatan Pembelajaran 2
F. Rangkuman
1. Drama merupakan kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh yang berisi konflik.
2. Drama merupakan bentuk sastra yang digemari oleh masyarakat luas. Hampir setiap
kelompok masyarakat di berbagai daerah dan pelosok dunia sejak tempo dulu, sudak
akrab bentuk sastra ini.
3. Seni drama tradisional berkembang hampir di seluruh pelosok daerah dengan
beragam variasi dan bentuk. Namanya pun berbeda-berbeda menurut daerah asal
dari seni itu lahir. Di antaranya adalahwayang dan ketoprak dari Jawa Tengah,
Lenong dari, Jakarta, Randai dari Sumatera Barat, dan lain-lain.
4. Drama terdiri atas bagian-bagian yang tersusun secara sistematis. Susunan bagian-
bagian drama tersebut disebut dengan alur.
5. Struktur drama terdiri atas prolog, dialog, dan epilog. Dalam dialog terdapat bagian
orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement).
6. Drama merupakan karya fiksi yang dinyatakan dalam bentuk dialog. Oleh karena itu,
kalimat-kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan
langsung para tokohnya.
7. Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali
menggunakan kosakata percakapan, seeperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di
dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari
kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Teks drama juga memiliki ciri-ciri
kebahasaan sebagai berikut.
a. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis).
b. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa
yang terjadi.
c. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh.
d. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana.
8. Pementasan drama berawal dari suatu naskah (skenario). Dialog dan tata laku yang
dipentaskan oleh para pemainnya, sesuai dengan cerita yang disusun sebelumnya
oleh penulis naskah. Ide penyusunannya bisa berdasarkan pemikiran sang penulis.
Dapat pula ide itu diambil dari cerpen, novel, dan karya-karya lainnya.
86
Bahasa Indonesia SMP KK H
87
Kegiatan Pembelajaran 2
88
Bahasa Indonesia SMP KK H
Penutup
Sebagaimana yang telah Bapak/Ibu maklumi bahwa prosa dan drama merupakan
salah satu genre sastra yang juga terdapat di dalam Kurikulum 2013. Oleh karena
itu, materi-materi tersebut sapat membantu Bapak/Ibu di dalam pembelajaran
kedua jenis teks tersebut. Para siswa pun diharapkan lebih mudah pula di dalam
menguasainya secara lebih komprehensif.
89
Bahasa Indonesia SMP KK H
Daftar Pustaka
Hill, Mc. Graw. (2012). Learning to Teach. New York : Mc. Graw Hill Companies,
Inc.
Husen, Akhlan, dkk. 1997. Telaah Buku Kurikulum dan Buku Teks. Jakarta:
Depdiknas.
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-
pelajaran-bahasa-indonesia
http://blog-indonesia.com/blog-archive-6802-5.html
http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/memahami-9-tipe-kecerdasan-
jamak.pada tanggal 22 Juni 2012
Junaedi, Moha. 1982. Apresiasi Sastra II. Ujung Pandang: FPBS IKIP Press
91
Daftar Pustaka
Melani Budianta, dkk. Membaca Sastra. (Magelang : Indonesia Tera, 2006) hal :
188
92
Bahasa Indonesia SMP KK H
Glosarium
93
Glosarium
94
Bahasa Indonesia SMP KK H
95
Glosarium
96
Bahasa Indonesia SMP KK H
97
Glosarium
98