Anda di halaman 1dari 202

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F

PEDAGOGIK:
MODEL PEMBELAJARAN

PROFESIONAL:
APRESIASI PUISI PROSA

Penulis:
Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Dra. Mudini (bangdinik@gmail.com)
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. (Bsetyo.nugroho@yahoo.com)
Drs. Johan (Jwah1972@gmail.com)
Penelaah:
Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com)
Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

iii
 
 

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam


mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


NIP. 195908011985031002

iv 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak


lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran
yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah
terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,
serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta
selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah


Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para
peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi
pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

v
 
 

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi,
dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017


Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


NIP. 196305211988032001

vi 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

i
 
MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI F
PEDAGOGIK:
MODEL PEMBELAJARAN

Penulis:
Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Dra. Mudini (bangdinik@gmail.com)
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. (Bsetyo.nugroho@yahoo.com)
Drs. Johan (Jwah1972@gmail.com)

Penelaah :
Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com)
Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Daftar Isi

Hal.
Kata Sambutan ................................................................................................... iii 
Kata Pengantar .................................................................................................... v 
Daftar Isi .............................................................................................................. ix 
Daftar Gambar ..................................................................................................... x 
Daftar Tabel .......................................................................................................... x 
Pendahuluan ........................................................................................................ 1 
A.  Latar Belakang ........................................................................................... 1 
B.  Tujuan ......................................................................................................... 1 
C.  Peta Kompetensi ........................................................................................ 2 
D.  Ruang Lingkup ........................................................................................... 2 
E.  Cara Penggunaan Modul ............................................................................ 3 
Kegiatan Pembelajaran Model Pembelajaran ................................................. 11 
A.  Tujuan ....................................................................................................... 11 
B.  Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 11 
C.  Uraian Materi ............................................................................................ 12 
D.  Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 42 
E.  Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................ 44 
F.  Rangkuman .............................................................................................. 48 
G.  Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 53 
Kunci Jawaban Latihan/Tugas/Kasus ............................................................. 55 
Evaluasi .............................................................................................................. 57 
Penutup .............................................................................................................. 63 
Daftar Pustaka ................................................................................................... 65 
Glosarium ........................................................................................................... 67 

ix
 
 

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ...................................................... 3 
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .................................................... 4 
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ..................................... 6 
 

Daftar Tabel

Hal.
Tabel 1 Peta Kompetensi Pedagogik ............................................................................ 2 
Tabel 2 Daftar Lembar Kerja Modul ............................................................................ 10 
Tabel 3 Kompetensi dan IPK ........................................................................................ 11 
Tabel 4 Guru, peserta didik dan masalah ................................................................... 30 
Tabel 5 Tahapan-Tahapan Model PBL ....................................................................... 38 


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Modul ini ditujukan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bahasa


Indonesia SMP pada kelompok kompetensi F Modul ini pada dasarnya adalah
sarana peningkatan kompetensi profesional guru yang diturunkan dari
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru
agar dapat menguasai kompetensi pedagogik terkait dengan pemahaman, sikap,
dan keterampilan terhadap model pembelajaran. Kompetensi tersebut merupakan
standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP untuk mendukung
keberhasilan dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di kelas
dan di luar kelas.

Kegiatan belajar pada modul ini dirancang dengan menggunakan pendekatan


andragogi dengan metode diskusi dan penugasan. Modul ini juga dilengkapi
dengan latihan yang berisi masalah, kasus dan latihan pembelajaran untuk
mengukur pemahaman dan melatih pedagogik peserta. Kegiatan pembelajaran
tersebut terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan
Pendidikan Karakter akan menjadi watak, budi pekerti, yang menjadi ruh dalam
dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter dalam modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dikembangkan dengan
mengintegrasikan lima nilai utama yaitu; religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-
kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul. Semua kegiatan tersebut
dilakukan dalam pembelajaran langsung dan tidak langsung.

B. Tujuan

Modul ini secara umum bertujuan untuk mendukung pelaksanaan diklat


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia Sekolah Menengah
Pertama kelompok kompetensi pedagogik. Tujuan khusus modul ini diharapkan

1
 
 
 
 
Pendahuluan 

setelah menempuh proses pembelajaran peserta mampu meningkatkan


pengetahuan dan keterampilan khususnya kompetensi pedagogik model
pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas
nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi profesional Bahasa
Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah
Menengah Pertama. Indikator-indikator pencapaian kompetensi tersebut disusun
menjadi Kegiatan Pembelajaran yang terdiri atas:

Tabel 1 Peta Kompetensi Pedagogik

KOMPETENSI GURU
KOMPETENSI KOMPETENSI INTI
MAPEL
UTAMA (KI)
(KG)

Pedagogik 6. Meningkatkan kemampuan dalam 6.1 Meningkatkan


menerapkan pendekatan, strategi dan kemampuan dalam
metode serta teknik pembelajaran yang menerapkan
mendidik serta kegiatan pembelajaran pendekatan, strategi
yang mendorong untuk mencapai dan metode serta teknik
prestasi.. pembelajaran yang
mendidik serta kegiatan
pembelajaran yang
mendorong untuk
mencapai prestasi..

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah


Menengah Pertama mendukung kompetensi pedagogik. Oleh karena itu, modul
ini mengkaji bidang keterampilan dan pengetahuan tentang pembelajaran bahasa
Indonesia untuk guru Sekolah Menengah Pertama.

Berikut akan dijelaskan gambaran singkat tiap-tiap indikator dalam peta


kompetensi yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

1. Menentukan model pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai


prestasi optimal
2. Mengidentifikasi model pembelajaran
3. Menerapkan model pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta
didik

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.

Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat
lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu
waktu yang dipandu oleh fasilitator.

3
 
 
 
 
Pendahuluan 

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur di bawah ini.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi,
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul,
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan
5) langkah-langkah penggunaan modul.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik F “Kajian Materi Model
Pembelajaran”, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta
untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari
materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran menggunakan
pendekatan secara langsung. Artinya, peserta berinteraksi secara langsung di
kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan dengan cara diskusi, praktik, dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh yaitu menerapkan
pemahaman materi-materi yang terdapat pada kajian materi. Pada aktivitas
pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan, dan
mengolah data sampai pada membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada
bagian ini juga peserta dan penyaji mereviu materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir


Pada kegiatan ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

5
 
 
 
 
Pendahuluan 

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service
Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara
umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur
berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi,


2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul,
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan
5) langkah-langkah penggunaan modul.

b. In Service Learning 1 (In-1)


1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pelatihan SMP kelompok
kompetensi F Pedagogik “Model Pembelajaran”, fasilitator memberi
kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan/metode
yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan
menggunakan metode berpikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus melalui Lembar Kerja (LK) yang telah disusun sesuai
dengan kegiatan pada In-1. Pada aktivitas pembelajaran peserta secara
aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana
pembelajaran pada on the job learning.

7
 
 
 
 
Pendahuluan 

c. On the Job Learning (On)

1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pelatihan SMP kelompok
kompetensi F Pedagogik “Model Pembelajaran”, guru sebagai peserta
akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1
(In-1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan
kepada peserta.

2) Melakukan Aktivitas Pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada
In-1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada
modul. Kegiatan pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode
praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang
secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui
tagihan berupa LK yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada On.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan
pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada On the job learning.


 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

d. In Service Learning 2 (In-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On
yang akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran.

1) Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes
akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

2) Lembar Kerja (LK)


Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi F
Pedagogik, “Model Pembelajaran” terdiri atas beberapa kegiatan
pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran
sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan LK yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,


LK tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

9
 
 
 
 
Pendahuluan 

Tabel 2 Daftar Lembar Kerja Modul

Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK 1.1 Tuliskan pengertian model pembelajaran TM, IN1
discovery, proyek, dan berbasis
masalah.
2. LK 1.2 Tuliskan langkah-langkah model TM, IN1
pembelajaran discovery, proyek, dan
berbasis masalah.
3. LK 1.3 Analisis langkah-langkah pembelajaran On
yang dilakukan ibu Evi tentukan model
apa yang dapat digunakan. Tuliskan
kenapa model tersebut digunakan!
4. LK 1.4 Analisis langkah-langkah pembelajaran On
yang dilakukan ibu Selina tentukan
model apa yang dapat digunakan.
Tuliskan kenapa model tersebut
digunakan!
5. LK 1.5 Menyusun model pembelajaran TM, ON
discaveri, proyek dan berbasis masalah
6. LK 1.6 Presentasi LK 1.3, 1.4, 1.5 TM, IN1

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
In1 : Digunakan pada In service learning 1
On : Digunakan pada on the job learning

10 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini Bapak/Ibu dapat memahami model-model


pembelajaran dan mendorong peserta didik mencapai prestasi optimal dengan
mengintegrasikan nilia-nilai relegius, toleransi, semangat, percaya diri, kerjasama,
musyawarah mufakat, tolong menolong, kepedulian, dan saling menghargai.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 3 Kompetensi dan IPK


INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI GURU
KOMPETENSI
6.1 Meningkatkan kemampuan 6.1.3. Menentukan model
dalam menerapkan pembelajaran untuk
pendekatan, strategi dan mendorong peserta didik
metode serta teknik mencapai prestasi optimal
pembelajaran yang mendidik 6.1.4 Mengidentifikasi model
serta kegiatan pembelajaran pembelajaran
yang mendorong untuk
6.1.5 Menerapkan model
mencapai prestasi.
pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi
peserta didik

11
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

C. Uraian Materi

1. Pengertian Model, Jenis-jenis Model, dan Penerapan Model


Model pembelajaran adalah suatu pola atau struktur pembelajaran yang tersusun
dan didesain, ditetapkan, dan dievaluasi secara sistemik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan guru. Istilah model sendiri dapat diartikan sebagai
suatu bentuk tiruan dari benda yang sebenarnya. Model juga dapat diartikan
sebagai suatu contoh konseptual atau prosedural dari suatu program, sistem, atau
proses yang dapat dijadikan acuan atau pedoman kreatif dalam pemenuhan akan
kebutuhan siswa di sekolah dasar, telah banyak mengembangkannya. hal itu tidak
lain agar kualitas pendidikan di sekolah-sekolah seluruh negeri ini selalu dalam
rangka memecahkan suatu masalah agar tujuan dapat tercapai.

Banyak model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli


pendidikan di dunia. Bahkan beberapa kalangan guru yang mempunyai keahlian,
kemampuan, dan keterampilan serta meningkat.

Arends dikutip oleh Trianto (2010: 51) mengartikan model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971)
dikutip oleh Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar
mengajar. Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar
mengajar.

12 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Menurut Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman
bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan
diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran
tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap model
pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa
dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga
mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya pembukaan dan
penutupan pembelajaran yang berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena
itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai keterampilan
mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan
lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. Menurut Kardi dan
Nur dalam Trianto (2011: 142) istilah model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur.

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:

1. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya
para pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan
teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam
menciptakan dan mengembangankannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah
pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku
mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar
selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif

13
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek
penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.

Pada Akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan


lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang
berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi
dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan,
materi ajar siswa, di samping itu banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar.
Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan
pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto, 2010: 55).

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran


a. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran model Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah
model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang
menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan,
membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa
produk dan laporan pelaksanaanya.

Model pembelajaran ini menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang,


siswa terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan
sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata,
bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari
merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).

Dalam pelaksanaannya, PBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal
sebelum mengumpulkan data dan informasi dengan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan sebagai wahana
pembelajaran dalam memahami permasalahan yang komplek dan melatih serta
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan


membiasakan siswa untuk menemukan sendiri (inquiry), melakukan
penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam merencanakan (planning
skills), berfikir kritis (critical thinking), dan penyelesaian masalah (problem-solving

14 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorong siswa untuk


menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu ke dalam berbagai
konteks (a variety of contexts) dalam menuntaskan kegiatan/proyek yang
dikerjakan. (3) Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan
interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang
bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang


berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada
para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai
cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah
topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini.

1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;


2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan;
4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;
5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan;
7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8) Stuasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator,
pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai
dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek


antara lain banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru
memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama
bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi.

15
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran,


dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa
contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion
group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat
mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar
bebas dan menyenangkan.

Fakta Empiris Keberhasilan Kelebihan dan kekurangan pada penerapan


Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek


a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu untuk dihargai.
b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem problem yang kompleks.
d) Meningkatkan kolaborasi.
e) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
f) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
g) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
h) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
i) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

16 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

2) Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek


a) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam penelitian atau percobaan
dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
b) Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
c) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan.
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas
seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta
didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam
menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang
sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang
mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya,
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur
dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk


mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi
penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk
meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi
berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih
percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.

Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika


anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari,
mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian
memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya.

17
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

3) Langkah-langkah Operasional dan Penilaiannya


a) Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Gambar 1.Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai


berikut.
(1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata
dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha
agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
(2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan
peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa
“memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.
(3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1)
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan
cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat

18 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta
didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
(4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan
kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik.
Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang
dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
(6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran.
4) Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus
diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian
yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk.

19
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,


sampai hasil akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau
tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala
penilaian.

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

a) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

b) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

c) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.

5) Teknik Penilaian Proyek


Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau
tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala
penilaian.

Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan


sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau
tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan
rating scale dan checklist.

20 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

6) Peran Guru dan Peserta Didik


Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan
dan mendesain pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c)
Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan peserta didik, d)
Mencari keunikan peserta didik, e) Menilai peserta didik dengan cara
transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio pekerjaan
peserta didik.

Peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a)


Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset
sederhana, c) Mempelajari ide dan konsep baru, d) Belajar mengatur waktu
dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f)
Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi sosial,
antara lain wawancara, survey, observasi.

b. Model Discovery Learning


Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana
pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that
takes place when the student is not presented with subject matter in the final form,
but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun,
1986:103). Dasar ide Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa
anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.

Bruner memakai metode yang disebutnya Discovery Learning, dimana murid


mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir (Dalyono,
1996:41). Metode Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan
(Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).

21
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Sebagai strategi belajar,Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama


dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil
pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang
diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru,
sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus
mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-
temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.

Dengan mengaplikasikan metode Discovery Learning secara berulang-ulang


dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan.
Penggunaan metode Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke
student oriented. Mengubah modus Ekspositori siswa hanya menerima informasi
secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan
informasisendiri.

Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan


pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan
terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang
nampak dalam Discovery, bahwa Discovery adalah pembentukan kategori-
kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-
kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi
(similaritas & difference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian
(events).

Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur,
dan siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur
dari konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun
yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan
karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43). Bruner menjelaskan bahwa
pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang
menuntut proses berpikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan mengkategori
meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh (obyek-obyek atau
peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan dasar kriteria tertentu.

22 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan
mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses
belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi.
Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan
dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang
belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan
dengan baik dan lebih kreatif.

Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada
manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa
dalam berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat
perkembangannya.

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic.
Tahap enaktive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk
memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia sekitarnya
anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan,
pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek
atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam
memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil)
dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu
memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya
anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.

Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin matang


seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara
sederhana teori perkembangan dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah
anak menjelaskan sesuatu melalui perbuatan (ia bergeser ke depan atau
kebelakang di papan mainan untuk menyesuaikan beratnya dengan berat
temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada fase iconic ia menjelaskan
keseimbangan pada gambar atau bagan dan akhirnya ia menggunakan bahasa
untuk menjelaskan prinsip keseimbangan ini fase symbolic (Syaodih, 85:2001).

23
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Hal yang menarik dalam pendapat Bruner yang menyebutkan: hendaknya guru
harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver,
seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Dalam metode Discovery Learning
bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat
kesimpulan-kesimpulan.

Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti bagi diri mereka sendiri,
dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa
yang dimengerti mereka. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi metode
Discovery Learning harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-
kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri. Bruner mengatakan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).

Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery Learning menurut
Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk
menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli matematika.
Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta
menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

Karakteristik yang paling jelas mengenai Discovery sebagai metode mengajar


ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru
hendaklah lebih berkurang dari pada metode-metode mengajar lainnya. Hal ini tak
berarti bahwa guru menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah
problema disajikan kepada pelajar. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya
dikurangi direktifnya melainkan pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar
untuk belajar sendiri.

1) Kelebihan Penerapan Discovery Learning.


a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan
kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

24 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
b) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil.
c) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannyasendiri.
d) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
e) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
f) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan - gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
g) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
h) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
i) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru.
j) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
k) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
l) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsic.
m) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
n) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
o) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
p) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar.
q) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

2) KelemahanPenerapan Discovery Learning


a) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

25
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

b) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan
teori atau pemecahan masalah lainnya.
c) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara
belajar yang lama.
d) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
e) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untukberpikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
3) Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning
di kelas.
a) Menentukan tujuan pembelajaran.
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,gaya
belajar, dan sebagainya).
c) Memilih materi pelajaran.
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi).
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
4) Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning
di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar secara umum sebagai berikut:

a) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

26 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang


menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah.

Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi


belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation
dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi
internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus
menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar
tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

b) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)


Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan
menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement)
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.

Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis


permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna
dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu
masalah.

c) Data Collection (Pengumpulan Data)


Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,

27
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau


membuktikan benar tidaknya hipotesis.

Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan


(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar
secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja
siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

d) Data Processing (Pengolahan Data)


Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai
hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah,
2002:22).

Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi


yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari
generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang
alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara
logis

e) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

28 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,


pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

f) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)


Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-
prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa
harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya
penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang
luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses
pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

c. Model Problem Based Learning

Gambar 2.Ilustrasi Proses Model Problem Base Learning

Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran


yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk

29
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta


didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang


menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah
yang harus dipecahkan.

Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian


rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan
masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan
peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.

Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis


masalah (PBL).

1) Permasalahan sebagai kajian.


2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3) Permasalahan sebagai contoh.
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
dapat digambarkan berikut ini.

Tabel 4 Guru, peserta didik dan masalah


dalam pembelajaran berbasis masalah
Masalah sebagai
Peserta Didik sebagai
Guru sebagai Pelatih Awal Tantangan
Problem Solver
dan Motivasi
o Asking about thinking o Peserta yang aktif. o Menarik untuk
(bertanya tentang o Terlibat langsung dalam dipecahkan.
pemikiran). pembelajaran. o Menyediakan
o Memonitor o Membangunpembelajaran. kebutuhan yang
pembelajaran. ada

30 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

o Probbing ( menantang hubungannya


peserta didik untuk dengan pelajaran
berpikir ). yang dipelajari.
o Menjaga agar peserta
didik terlibat.
o Mengatur dinamika
kelompok.
o Menjaga
berlangsungnya
proses.

Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:

1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah


Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2) Pemodelan peranan orang dewasa.


Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang
dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah
yang dapat dikembangkan.

a) PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.


b) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan
dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat
memi peran yang diamati tersebut.
c) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena
dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.
d) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana
informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut ini.

31
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

a) Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena


memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.
b) Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para
peserta didik ke diri dan panutannya.
c) Realisme : kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa
dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas
otentik dan menghasilkan sikap profesional.
d) Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan
keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga
dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
e) Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah
pembelajaran berdasarkan pengalaman.
f) Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan
pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada
keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok,
dan self-management.
g) Driving Questions :PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan
yang memicu peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan
dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
h) Constructive Investigations :sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan
dengan pengetahuan para peserta didik.
i) Autonomy :proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.

Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil


Pembelajaran

1) Kelebihan Menggunakan PBL

(1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta


didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka
mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin

32 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan


situasi di mana konsep diterapkan.
(2) Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks
yang relevan.
(3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar,
dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok. Metoda ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi
pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal sebagai berikut :
2) peserta didik memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences)yang
berguna untuk memecahkan masalah bidang keteknikan yang
dijumpainya;
3) peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi
terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering
disebut student-centered;
4) peserta didik mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif.

Berikut adalah beberapa hasil penelitian berkaitan dengan model PBL.


Wagiran, dkk, 2010 Pengembangan Pembelajaran Model Problem Based
Learning Dengan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer dalam
Matadiklat Measuring Bagi Peserta didik SMK (Hibah Bersaing Perguruan
Tinggi), 2010: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian dirancang dalam tiga tahap dalam kurun waktu 3 tahun. Pada
tahun pertama penelitian bertujuan untuk merancang, membuat dan
mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer berikut
perangkatnya dalam mendukung model pembelajaran PBL-PBK. Pada
tahun kedua, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan dan menguji model
pembelajaran PBL-PBK dalam lingkup luas sekaligus melihat
efektivitasnya. Pada tahun ketiga, penelitian ini memfokuskan pada tahap
sosialisasi model pembelajaran PBL-PBK dalam lingkup yang lebih luas.

Penelitian dirancang menggunakan pendekatan Research and Development


Sumber data dalam penelitian ini meliputi kalangan industri permesinan,
perumus kebijakan, kepala sekolah, guru, peserta didik, dan ahli pendidikan.

33
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Penerapan model direncanakan di 5 SMK dengan metode eksperimen. Data


dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kuantitatif yaitu deskriptif, dan
komparatif.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah diperolehnya kompetensi


Measuring dan diperolehnya media pembelajaran berbantuan komputer
dalam mendukung pembelajaran PBL-PBK yang teruji. Hasil evaluasi ahli
tentang kualitas media dilihat dari sisi materi menunjukkan skor 3,38 (dalam
kategori baik), dari kualitas tampilan menunjukkan skor 3,04 (dalam kategori
baik), sedangkan dari sisi pengorganisasian materi penunjukan skornya
adalah: konsistensi sebesar 2,92 (cukup baik), format sebesar 3,13 (baik),
pengorganisasian sebesar 3,25 (baik), bentuk dan ukuran huruf sebesar 2,63
(cukup baik).

Hasil uji kelayakan(ujicoba) kepada peserta didik menunjukkan bahwa


kualitas media dilihat dari sisi materi menunjukkan skor 3,28 (dalam kategori
baik), dari kualitas tampilan dan daya tarik menunjukkan skor 3,30 (dalam
kategori baik), sedangkan dari sisi pengorganisasian materi penunjukan
skornya adalah: sebesar 3,22 (baik) Dengan demikian media berbantuan
komputer dalam mata diklat measuring layak untuk diterapkan.
Media berbantuan komputer yang disusun telah memnuhi aspek kelayakan
baik dari segi teoritis maupun dari segi empiris. Tedapat tiga pola
implementasi pembelajaran menggunakan media berbantuan komputer yaitu:
(a) sebagai media tayamg, (b) sebagai media pendukung praktek, dan (c)
sebagai media pembelajaran individual dan interaktif.

Dian Mala Sari, Pebriyenni ., Yulfia Nora, 2013, Peningkatan Partisipasi dan
Hasil Belajar Peserta didik Kelas IVB dalam Pembelajaran IPS Melalui Model
Problem Based Learning di SDN 20 Kurao Pagang, Faculty of Education,
Bung Hatta University.

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya partisipasi peserta didik kelas IVB


pada pembelajaran IPS. Yang berdampak terhadap rendahnya hasil belajar
peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan

34 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

partisipasi dan hasil belajar peserta didik kelas IVB dalam pembelajaran IPS
melalui model PBL di SDN 20 Kurao Pagang. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan secara partisipan.

Subjek penelitian ini peserta didik kelas IVB SDN 20 Kurao Pagang. Instrumen
penelitian yang digunakan lembar observasi partisipasi peserta didik, lembar
observasi aktivitas guru, tes hasil belajar dan catatan lapangan. Hasil
penelitian diketahui bahwa partisipasi dalam menjawab pertanyaan meningkat
dari 52,5 % di siklus I menjadi 70%, di siklus II. Partisipasi peserta didik
menanggapi jawaban meningkat dari 40% di siklus I menjadi 65% di siklus II,
dan partisipasi peserta didik dalam presentasi meningkat dari 27,5% di siklus
I menjadi 67,5% di siklus II. Hasil belajar peserta didik siklus I meningkat dari
57,25% menjadi 72,75% di siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan
belajar yang ditentukan 70%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
partisipasi dan hasil belajar peserta didik kelas IVB dapat ditingkatkan melalui
model PBL dalam pembelajaran IPS di SDN 20 Kurao Pagang.
Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses
Pembelajaran
Pembelajaran suatu materi pelajaran dengan menggunakan PBL sebagai
basis model dilaksanakan dengan cara mengikuti lima langkah PBL dengan
bobot atau kedalaman setiap langkahnya disesuaikan dengan mata pelajaran
yang bersangkutan.
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Jika dipandang perlu, fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal
ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan
pembelajaran. Lebih jauh, hal ini diperlukan untuk memastikan peserta didik
memperoleh kunci utama materi pembelajaran, sehingga tidak ada
kemungkinan terlewatkan oleh peserta didik seperti yang dapat terjadi jika
peserta didik mempelajari secara mandiri. Konsep yang diberikan tidak perlu
detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik
dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

35
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan


dalam kelompoknya, peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama,
brainstorming yang dilaksanakan dengan cara semua anggota kelompok
mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara
bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat.
Setiap anggota kelompok memiliki hak yang sama dalam memberikan dan
menyampaikan ide dalam diskusi serta mendokumentasikan secara tertulis
pendapat masing-masing dalam kertas kerja.
Selain itu, setiap kelompok harus mencari istilah yang kurang dikenal dalam
skenario tersebut dan berusaha mendiskusikan maksud dan artinya. Jika ada
peserta didik yang mengetahui artinya, segera menjelaskan kepada teman
yang lain. Jika ada bagian yang belum dapat dipecahkan dalam kelompok
tersebut, ditulis dalam permasalahan kelompok. Selanjutnya, jika ada bagian
yang belum dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut, ditulis sebagai isu
dalam permasalahan kelompok.
Kedua, melakukan seleksi alternatif untuk memilih pendapat yang lebih fokus.
Ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam
kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang
didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik. Jika
tujuan yang diinginkan oleh fasilitator belum disinggung oleh peserta didik,
fasilitator mengusulkannya dengan memberikan alasannya. Pada akhir
langkah peserta didik diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa
saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan
pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya. Untuk
memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini, maka pendefinisian
masalah dilakukan dengan mengikuti petunjuk.
3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai
sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang
dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan,
halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tahap
investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari
informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan

36 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut


haruslah relevan dan dapat dipahami.
Di luar pertemuan dengan fasilitator, peserta didik bebas untuk mengadakan
pertemuan dan melakukan berbagai kegiatan. Dalam pertemuan tersebut
peserta didik akan saling bertukar informasi yang telah dikumpulkannya dan
pengetahuan yang telah mereka bangun. Peserta didik juga harus
mengorganisasi informasi yang didiskusikan, sehingga anggota kelompok lain
dapat memahami relevansi terhadap permasalahan yang dihadapi.
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam
langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya
dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai
kelompok dan fasilitatornya.
Tiap kelompok menentukan ketua diskusi dan tiap peserta didik
menyampaikan hasil pembelajaran mandiri dengan cara mengintegrasikan
hasil pembelajaran mandiri untuk mendapatkan kesimpulan kelompok.
Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam pleno (kelas besar) dengan
mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan
dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah
ini maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk.
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester
(UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat
diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware,
maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan
partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran
dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan
oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

37
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Contoh Penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik
terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis
dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan
peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
pendapat yang berbeda dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman
belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai
konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan
bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta
didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan
dasar dan materi pembelajaran.

Tabel 5 Tahapan-Tahapan Model PBL

FASE-FASE PERILAKU GURU


Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi peserta didik kepada menjelaskan logistik yg dibutuhkan.
masalah.  Memotivasi peserta didik untuk terlibat
aktif dalam pemecahan masalah yang
dipilih.
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan peserta danmengorganisasikan tugas belajar yang
didik. berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk
Membimbing penyelidikan mengumpulkan informasi yang sesuai,
individu dan kelompok. melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.

38 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

FASE-FASE PERILAKU GURU


Fase 4 Membantu peserta didik dalam
Mengembangkan dan merencanakan dan menyiapkan karya
menyajikan hasil karya. yang sesuai seperti laporan, model dan
berbagi tugas dengan teman.
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Menganalisa dan yang telah dipelajari /meminta kelompok
mengevaluasi proses presentasi hasil kerja.
pemecahan masalah.

Contoh Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia


Pembelajaran pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan model
pembelajaran antara lain pembelajaran penemuan, pembelajaran berbasis
projek, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran inkuiri yang
masing-masing memiliki sintak pembelajaran. Model Pembelajaran
merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.Proses pembelajaran
dilakukan dengan urutan model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan
karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dikuasai peserta didik. Skenario
pembelajaran disesuaikan dengan sintak model yang dipilih, dengan alokasi
waktu juga disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan ruang lingkup materi
dalam KD yang diajarkan. Dengan demikian, kompetensi pada KD dapat
tercapai, hasil belajar pada peserta didik akan lebih optimal. Contoh
penerapan model pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem


Based Learning)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX/1
Materi Pokok : Teks Esemplum
Sub Materi : Pemodelan Teks eksemplum
5) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Mengklasifikasi teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan
rekaman percobaan baik melalui lisan maupun tulisan

39
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

Indikator
1) Kesamaan bagian struktur teks eksemplum “Putri Tanggung dan
“Mengejar Cita-cita”
2) Klasifikasikanlah struktur teks eksemplum “Mengejar Cita-cita”
6) Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Pokok Kegiatan Pembelajaran
Orientasi siswa 1. Peserta didik membaca contoh teks eksemplum
pada masalah yang berbeda
2. Peserta didik memberikan tanggapan dan
pendapat terhadap permasalahan tersebut
Mengorganisasi 3. Peserta didik membentuk kelompok belajar
siswa dalam belajar sesuai arahan guru dengan mempertimbangkan
kemampuan akademik, gender, dan ras
Membimbing 4. Peserta didik membaca teks eksemplum
penyelidikan siswa dengan cermat Peserta didik dengan difasilitasi
secara mandiri atau dan dibimbing guru menelaah dan
kelompok mendiskusikan kesamaan teks “Putri Tanggung
dan “Mengejar Cita-cita” dari segi struktur,
terdapat pada kedua teks tersebut!
5. Peserta didik mengklasifikasikanlah struktur
teks eksemplum “Mengejar Cita-cita” dengan
cermat Peserta didik dengan difasilitasi dan
dibimbing guru
Mengembangkan 6. Peserta didik menjawab permasalahan yang
dan menyajikan telah diidentifikasi dan Klasifikasikanlah struktur
hasil karya teks eksemplum “Mengejar Cita-cita” khususnya
mengenai kesamaan dari segi struktur, Peserta
didik mempresentasikan atau menyajikan
laporan pembahasan hasil temuan atau hasil
diskusi dan penarikan kesimpulan di depan
kelas
Menganalisis dan 7. Peserta didik dalam kelompok lain mengevaluasi
mengevaluasi atau menanggapi

40 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

proses pemecahan 8. Peserta didik dengan dibimbing guru melakukan


masalah simpulan
9. Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai
materi yang telah dipelajari

7) Penilaian
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : Uraian
c. Instrumen
Bacalah teks cerita teks eksemplum berikut ini
Tentukanlah kesamaan struktur teks eksemplum “ “Putri Tanggung dan
“Mengejar Cita-cita” tersebut
d. Kunci
Aspek Kesamaan Data Pendukung
Struktur

e. Pedoman Penskoran
No. Aspek dan Kriteria Skor
1. Struktur
a. Tepat 3
b. Kurang tepat 2
c. Tidak tepat 1
2. Susunan Kalimat
a. Tepat 3
b. Kurang tepat 2
c. Tidak tepat 1
3. Isi
a. Tepat 3
b. Kurang tepat 2
c. Tidak tepat 1
 

41
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan 1: Pendahuluan
Dalam aktivitas curah pendapat ciri-ciri prosa lama dan baru peserta
melakukan aktivitas pembelajaran agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar. Marilah kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, dan
saling menghargai.
Fasilitator menjelaskan kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

A. Curah Pendapat Tentang Model Pembelajaran

• Perlukah guru bahasa Indonesia mengetahui dan memahami konsep dasar


model pembelajaran? Mengapa?
• Adakah perbedaan antara model discaveri , proyek, dan model
pembelajalahran berbasis masalah?
• Apakah Bapak/ Ibu pernah mengalami kesulitan dalam hal melaksanakan
model pembelajaran? Coba sebutkan! Apa yang menyebabkannya?

Fasilitator tanya jawab dengan peserta tentang berbagai masalah tentang


model pembelajaran dengan bertindakan menghargai pendapat, tidak
memaksa kehendak, kerjasama, dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama.

B. Kerja kelompok mendiskusikan pengertian model pembelajaran


discovery, proyek dan berbasis masalah )
Dalam diskusi kelompok peserta mencerminkan tindakan menghargai
pendapat teman, semangat, kerjasama dan menyelesaikan tugas
bersama, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, serta
tolong menolong dalam forum diskusi. Setiap anggota dalam kelompok
membahas materi yang menjadi tanggung jawabnya. Ketika proses
pembahasan, setiap anggota kelompok secara aktif mengisi LK-01 pada
modul pelatihan.

42 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

C. Kerja mandiri menuliskan langkah-langkah model pembelajaran


(discovery, proyek dan berbasis masalah)
Pada saat kerja mandiri peserta diharapkan mampu menganalisis langkah-
langkah pembelajaran dincovery, proyek, dan berbasis masalah. Pada saat
menganalisis langkah-langkah pembelajaran kembangkanlah sikap
percaya diri, bersabat, dan tidak memaksakan kehendak. Sikap mandiri
dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dengan
mempergunakan segala tenaga dan pikiran. Hal ini menunjukkan
kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, sosial, dan
budaya.

D. Kerja mandiri menuliskan beberapa keunggulan model pembelajaran


berbasis masalah.
Peserta diharapkan mampu menuliskan beberapa keunggulan model
pembelajaran berbasis masalah LK 05 dengan percaya diri, bersabat, dan
tidak memaksakan kehendak. Sikap mandiri dan perilaku yang tidak
bergantung pada orang lain dengan mempergunakan segala tenaga dan
pikiran. Hal ini menunjukkan kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, sosial, dan budaya.

43
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan latihan kerja berikut dengan cermat


LK-1.1 Tuliskan pengertian model pembelajaran discovery, proyek, dan
berbasis masalah.
No. Materi Pengertian
1. Model
pembelajaran
discaveri
2. Model
pembelajaran
proyek
3. Model
pembelajaran
berbasis masalah

LK-1.2 Tuliskan langkah-langkah model pembelajaran discovery, proyek,


dan berbasis masalah.
No. Materi Langkah–langkah
1. Model
pembelajaran
discovery
2. 3 Model
pembelajaran
proyek
3. 4 Model
pembelajaran
berbasis masalah

44 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

LK-1.3 Analisis langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan ibu Evi


tentukan model apa yang dapat digunakan. Tuliskan kenapa model tersebut
digunakan!

Ibu Evi bersama dengan peserta didik menentukan tema teks deskripsi yang
akan ditulis. Kegiatan diawali dengan memunculkan pertanyaan penuntun
yang mengarahkan peserta didik dalam menentukan tema. Beberapa
peserta didik mengajukan usul. Dari sekian banyak usul yang diajukan siswa,
akhirnya disepakati satu tema, yakni wisata kota. Peserta didik dibatu
pendidik merencanakan langkah-langkah aktivitas, pelaksanaan, dan
penyusunan teks deskripsi tentang beberapa objek wisata kota dan
pelaporan. Tahap selanjutnya menyusun jadwal kegiatan sesuai dengan
rancangan kegiatan yang telah disusun. Ibu Evi memfasilitasi dan
memonitor, dan menilai segala aktivitas peserta didik dalam melaksanakan
kegiatan telah dilaksanakan, pelaporan, hingga refleksi hasil pembelajaran.

45
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

LK-1.4 Analisis langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan ibu Selina


tentukan model apa yang dapat digunakan. Tuliskan kenapa model tersebut
digunakan!

Setelah melakukan stimulasi, ibu Selina memberi kesempatan kepada peserta


didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran. Selanjutnya peserta didik memilih salah satu maslah dan
merumuskannya dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut merupakan
hipotesis, sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Pak
Faqih Nugraha memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang mereka ajukan.

46 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

LK 1.5 Menyusun model pembelajaran discovery, proyek dan berbasis


masalah

47
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

F. Rangkuman

Model pembelajaran adalah suatu pola atau struktur pembelajaran yang


tersusun dan didesain, ditetapkan, dan dievaluasi secara sistemik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan guru. Istilah model sendiri dapat
diartikan sebagai suatu bentuk tiruan dari benda yang sebenarnya.
Arends dalam Trianto (2010: 51) mengartikan model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:
a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang
masuk akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang membuat teori
dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta
tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu
masalah pembelajaran.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah
laku mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita
mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang
kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu
aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.

48 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Langkah Persiapan Metode Discovery Learning


(1) Menentukan tujuan pembelajaran.
(2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya).
(3) Memilih materi pelajaran.
(4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi).
(5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
(6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
simbolik.
(7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Ada 3 Model Pembelajaran


1) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran model Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL)
adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan
(proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari
merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan
hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.
2) Metode Discovery Learningadalah teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be
defined as the learning that takes place when the student is not presented
with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him
self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103).
3) Problem Based Learning (PBL) adalah proses pembelajaran dalam
kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah

49
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan


sehari-hari.

Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning


b. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah.
b. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan
menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement)
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
c. Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,
2004:244).
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai
hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah,
2002:22)

50 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244).
f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004:244).

Prosedur Aplikasi Problem Based Learning (PBL)


Dalam pelaksanaannya dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta
didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

FASE-FASE PERILAKU GURU


Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi peserta didik kepada menjelaskan logistik yg dibutuhkan.
masalah.
 Memotivasi peserta didik untuk terlibat
aktif dalam pemecahan masalah yang
dipilih.
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan peserta didik. danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk
Membimbing penyelidikan individu mengumpulkan informasi yang sesuai,
dan kelompok. melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Fase 4 Membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang

51
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

FASE-FASE PERILAKU GURU


Mengembangkan dan menyajikan sesuai seperti laporan, model dan berbagi
hasil karya. tugas dengan teman.
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Menganalisa dan mengevaluasi yang telah dipelajari /meminta kelompok
proses pemecahan masalah. presentasi hasil kerja.

Prosedur Aplikasi Pembelajaran Berbasis Proyek.


a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas
proyek tersebut.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian
proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project)
e. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah
proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.

52 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

f. Menguji Hasil (Assess the Outcome)


Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
g. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!


Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!
1. Nilai-nilia karakter apa saja yang dapat Bapak dan Ibu peroleh setelah
membahas materi model pembelajaran?

2. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam membahas model
pembelajaran di kelas?

53
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 

3. Nilai karakter apakah yang dapat Bapak dan Ibu kembangkan kepada
peserta didik, dalam merancang model pembelajaran Nilai karakter apakah
yang dapat Bapak dan Ibu kembangkan kepada peserta didik, setelah
membuat model?

4. Apa masalah yang Bapak/Ibu hadapi selama menerapkan model


pembelajaran di kelas? Bagaimana cara mengatasinya?

54 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Kunci Jawaban Latihan/Tugas/Kasus

LK 01
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek)
yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan,
membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa
produk dan laporan pelaksanaanya.
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Problem Based Learning (PBL) adalah proses pembelajaran dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah- langkah Metode Discovery Learning
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.

55
 
 
 
 
Kunci Jawaban Latihan/Tugas/Kasus 

Langkah-langkah model pembelajaran penemuan


a. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
B. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
C. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah
D. Data Collection (Pengumpulan Data)
E. Data Processing (Pengolahan Data)
F. Verification (Pembuktian)
G. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Langkah – langkah model pembelajaran proyek


Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah.
Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik.
Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Kelebihan Menggunakan PBL


1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta
didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka
mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna
dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana
konsep diterapkan.
2. Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

56 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Evaluasi

Pilihlah A, B, C, atau D untuk jawaban yang paling tepat pada soal-soal


berikut!

1. Ibu Rara akan mengajarkan menulis Tek Prosudur kepada siswa kelas VII. Ibu
Rara ingin agar peserta didik memahami prosudur melakukan Tari Pakarena.
Langkah pertama yang dilakukan Ibu Rara adalah menayangkan video tentang
tarian Pakarena dari Sulawesi Selatan. Peserta didik mengamati tayangan
tersebut dan diminta untuk mengidentifikasi dan menetapkan pengetahuan
yang belum atau ingin diketahuinya. Ibu Rara memfasilitasi peserta didik untuk
memahami hal yang telah diidentifikasi. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok berbagi tugas untuk
menyelesaikan persoalan yang sudah diidentifiaksi sebelumnya dengan cara
menyelidiki, membaca, atau berwawancara.
Model pembelajaran yang diterapkan oleh Ibu Rara pada penggalan kegiatan
pembelajaran tersebut adalah…
A. Model Pembelajaran berbasis Proyek
B. Model pembelajaran discovery Learning
C. Model pembelajaran berbasis Masalah
D. Model pembelajaran Inkuiri

2. Ibu Evi bersama dengan peserta didik menentukan tema teks deskripsi yang
akan ditulis. Kegiatan diawali dengan memunculkan pertanyaan penuntun yang
mengarahkan peserta didik dalam menentukan tema. Beberapa peserta didik
mengajukan usul. Dari sekian banyak usul yang diajukan siswa, akhirnya
disepakati satu tema, yakni wisata kota. Peserta didik dibatu pendidik
merencanakan langkah-langkah aktivitas, pelaksanaan, dan penyusunan teks
deskripsi tentang beberapa objek wisata kota dan pelaporan. Tahap
selanjutnya menyusun jadwal kegiatan sesuai dengan rancangan kegiatan
yang telah disusun. Ibu Evi memfasilitasi dan memonitor , dan menilai segala
aktivitas peserta didik dalam melaksanakan kegiatan telah dilaksanakan,
pelaporan, hingga refleksi hasil pembelajaran.

57
 
 
 
 
Evaluasi 

Model pembelajaran yang diterapkan oleh ibu Evi adalah…


A. Model Pembelajaran berbasis Proyek
B. Model pembelajaran berbasis Masalah
C. Model pembelajaran discovery Learning
D. Model pembelajaran Inkuiri

3. Perhatikanlah ilustrasi berikut!


Di awal pembelajaran, Ibu Febi memberikan stimulasi dengan pertanyaan-
pertanyaan mengenai struktur teks Cerita Fabel. Selanjutnya Ibu Febi memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi jawaban-jawaban
tentang struktur teks, kemudian memilih salah satu untuk dirumuskan menjadi
hipotesis. Ibu Febi membagikan contoh teks Cerita Fabel dan bahan bacaan
tentang struktur teks fabel. Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi struktur teks berdasarkan bahan
bacaan dan teks model yang dibagikan. Hal ini untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang diajukan berdasarkan data-data yang ditemukan dalam
teks. Pada tahap akhir, peserta didik menarik sebuah simpulan tentang struktur
teks fabel.
Model pembelajran yang diterapkan oleh ibu Febi adalah…
A. Model pembelajaran discovery Learning
B. Model Pembelajaran berbasis Proyek
C. Model pembelajaran Inkuiri
D. Model pembelajaran berbasis Masalah

4. Perhatikan langkah pembelajaran yang diacak berikut!


1) Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran.
2) Peserta didik mengevaluasi atau menanggapi
3) Peserta didik dengan dibimbing guru menarik simpulan.
4) Peserta didik membaca contoh teks cerita fantasi yang memiliki banyak
kekurangan.
5) Peserta didik mempresentasikan atau menyajikan laporan pembahasan
hasil temuan atau hasil diskusi dan penarikan kesimpulan di depan kelas.
6) Peserta didik membentuk kelompok dan membaca teks cerita fantasi
tersebut dengan cermat.

58 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

7) Peserta didik dengan difasilitasi guru menelaah dan mendiskusikan


kelemahan teks cerita fantasi dari segi struktur, kaidah bahasa, dan isi.
Urutan langkah model pembelajaran berbasis masalah yang tepat adalah….
A. (1) (6) (7) (4) (5) (2) (3)
B. (1) (4) (6) (7) (5) (2) (3)
C. (1) (4) (7) (6) (5) (2) (3)
D. (1) (4) (6) (7) (5) (3) (2)

5. Cermatilah ilustrasi berikut!


Setelah melakukan stimulasi, Pak Faqih Nugraha memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran. Selanjutnya peserta didik memilih salah satu maslah
dan merumuskannya dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut
merupakan hipotesis, sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan. Pak Faqih Nugraha memberi kesempatan kepada para peserta didik
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara
yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang mereka
ajukan.
Model pembelajaran yang langkahnya seperti pada ilustrasi di atas adalah….
A. Model pembelajaran Inkuiri
B. Model pembelajaran berbasis Masalah
C. Model Pembelajaran berbasis Proyek
D. Model pembelajaran discovery Learning

6. Cermatilah ilustrasi berikut!


Pak Arsy mengajarkan materi menyusun teks eksplanasi. Pada proses
pembelajaran pak Arsy melakukan penilaian dengan cara menilai tugas dan
aktifitas yang dilaksanakan peserta didik pada suatu periode tertentu dengan
menggunakan daftar ceklis dan lembar observasi. Penilaian tersebut dilakukan
sejak aktifitas perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, hingga pada penyajian data. Penilaian ini untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan melaporkan hasil atau produk yang dihasilkan. Ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan pak Arsy dalam menilai yaitu kemampuan peserta
didik dalam memilih topik tulisan eksplanasi, kemampuan mencari informasi,

59
 
 
 
 
Evaluasi 

kemampuan mengelola data temuan menjadi tulisan, ketepatan waktu


penulisan laporan, dan kualitas tulisan yang dihasilkan.
Berdasarkan penilaian tersebut, Model pembelajaran yang diterapkan pak Arsy
adalah…
A. Model pembelajaran Inkuiri
B. Model pembelajaran berbasis Masalah
C. Model Pembelajaran berbasis Proyek
D. Model pembelajaran discovery Learning

7. Perhatikan skenario berikut!


1) Guru meminta peserta didik mendiskusikan hal-hal yang berhubungan
dengan struktur teks hasil observasi melalui kegiatan membaca literatur di
perpustakaan atau internet sekolah. 2) Guru meminta peserta didik untuk
membaca teks hasil observasi dan menentukan strukturnya. 3) Guru meminta
peserta didik untuk mengolah informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan
sebelumnya untuk memperluas, memperdalam, atau mencari solusi dari
masalah terkait materi. 4) Guru meminta peserta didik untuk membandingkan
hasil kelompoknya dengan kelompok lain untuk memverifikasi sehingga dapat
menemukan konsep tentang struktur teks hasil observasi.
Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah …
A. discovery learning
B. inquiry learning
C. problem based learning
D. project based learning

8. Anda mengajar di kelas yang berjumlah 40 siswa dengan metode diskusi. Siswa
Anda akan melakukan diskusi dengan 5 topik yang berbeda. Kemampuan siswa
Anda dalam berpendapat, ada yang spontan dan lancar, ada yang malu-malu
dan ragu, bahkan ada yang diam dan tidak berani mengemukakan
pendapatnya.
Apa yang akan Anda lakukan?

60 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

A. Menggunakan teknik Jig-Saw. Masing-masing kelompok mendapatkan topik


yang berbeda untuk didiskusikan.
B. Menggunakan teknik diskusi terbatas. Membagi secara acak menjadi 6
kelompok dengan topik yang berbeda, dan meminta salah satu wakil
kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
C. Menggunakan teknik mind mapping. Guru membimbing masing-masing
kelompok dengan peta konsep terhadap masalah atau topik diskusi.
D. Menggunakan teknik pameran, hasil diskusi ditampilkan melalui plakat.
Satu orang wakil kelompok menjaga stand pamerannya, dan menjawab
pertanyaan pengunjung.

9. Dalam model pembelajaran berbasis masalah, hal yang cukup penting adalah
mendisain masalah. Untuk itu perlu membuat masalah sesuai dengan syarat-
syarat masalah yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah.
Berikut yang merupakan syarat-syarat masalah yang digunakan model
pembelajaran berbasis masalah, antara lain adalah....
A. Masalah harus diselesaikan dengan memodelkan bahasa Indonesia
terlebih dahulu
B. Masalah harus autentik dan menantang
C. Masalah dapat dikerjakan semua siswa
D. Masalah harus berupa soal cerita

10. Pak Blewuk membelajarkan KD 3.7 Mengidentifikasi informasi dari teks


laporan hasil observasi berupa buku pengetahuan yang dibaca atau
diperdengarkan. Susunan langkah-langkah model discaveri pembelajaran
yang tepat adalah .....
1. Memilih materi pelajaran.
2. Mengembangkan bahan-bahan belajar untuk siswa
3. Menentukan tujuan pembelajaran.
4. Identifikasi karakteristik siswa
5. Menentukan topik-topik dari generalisasi ke induktif
6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
7. Mengurutkan bahan ajar dar sederhana ke kompleks
Melengkapi langka-langkah model pembelajaran discaveri sesuai urutan yang
tepat ....

61
 
 
 
 
Evaluasi 

A. 3 4 5 1 7 2 6
B. 3 4 1 5 2 7 6
C. 3 4 2 1 5 7 6
D. 3 4 1 5 7 2 6

Kunci Jawaban
No. Kunci Jawaban

1. B

2. A

3. A

4. B

5. D

6. C

7. A

8. A

9. B

10. B

62 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Penutup

Dengan tuntasnya mempelajari materi dalam modul Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Bahasa Indonesia SMP ini, Anda diharapkan tidak lagi menjadi
menyalahi di dalam pengembangan pembelajaran efektif di kelas. Apalagi materi
tersebut tidak bisa hindari. Guru sepatutnya mendapatkan pemahaman terhadap
kompetensi pedagogik dan profesional dengan komposisi yang ideal merupakan
sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa dilewatkan pada setiap pertemuan.
Materi yang dipaparkan dalam kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat baik;
bisa menambah wawasan bagi Anda yang tentu saja hal itu bisa berimplikasi pada
pembelajaran efektif di dalam kelas. Oleh karena masih bersifat umum, paparan
tentang pendekatan, metode/strategi, dan teknik-tekniknya bisa dikembangkan
lagi sesuai dengan KD yang akan Anda sampaikan kepada para siswa.

63
 
 

 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. SBM, Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia.

Alwi, Hasan.1994. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Faizah, Dewi Utama. 2003. Belajar Mengajar yang Menyenangkan. Solo: Tiga
Serangkai.

Given, Barbara K. 2007. Brain-Based Teaching (terjemahan). Bandung: Kaifa.

Gulo, W..2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Haliwani, B, dkk,2008. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata


Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasi Belajar Siswa Kelas IV SD 016
Pekanbaru Kota(laporan penelitian). Pekanbaru: Lemlit UNRI

Kosasih, E. 2007. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa


Indonesia. Bandung: Genesindo.

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran, Implementasi Kurikulum


2013. Bandung: Yrama Widya.saotivasi Belajar dan Daya Ingat Siswa

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

---------- Model pembelajaran Terpadu. 2011. Jakarta : Bumi Aksara

Htt://darussholahjember.blokspot.com/211/05/aplikasi metode-discavery-
learning.htm (diunduh32 Mei 2013)

65
 
 

 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Glosarium

afektif : berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat,


penerimaan atau penolakan terhadap sustu objek.
sehingga mengandung unsur subjektivitas; kegiatan
yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan
kelemahan suatu program
bahan ajar : meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan
diagnosis : merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor
penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya
masalah peserta didik.
diagram : lambang-lambang tertentu yang dapat digunakan
untuk menjelaskan sarana, prosedur, serta
kegiatan yang biasa dilaksanakan dalam suatu
sistem. Disebut juga bagan
kompetensi : seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta
didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan
satuan pendidikan tertentu.
Penilaian : proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Problem Based proses pembelajaran dalam kurikulumnya, dirancang
Learning masalah-masalah yang menuntut peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat
mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan
memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim.
Metode Discovery : teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
Learning pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak

67
 
 
 
 
Glosarium 

disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,


tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
kompetensi : seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta
didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan
satuan pendidikan tertentu.
: pokok bahasan dan subpokok bahasan dari kompetensi
dasar.
kompetensi inti : tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik pada setiap tingkat kelas atau program.
materi pembelajaran : pokok bahasan dan subpokok bahasan dari kompetensi
dasar.
proyek : merupakan metode yang memberikan kesempatan
kepada siswa yang seluas-luasnya untuk mengamati,
membaca, meneliti, menghubungkan dan
mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh dari
berbagai mata

68 
 
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F

PROFESIONAL:
APRESIASI PUISI PROSA

Penulis:
'ra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Dra. Mudini (bangdinik@gmail.com)
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. (Bsetyo.nugroho@yahoo.com)
Drs. Johan (Jwah1972@gmail.com)

Penelaah :
Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com)
Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 

Daftar Isi

Hal.
Daftar Isi .............................................................................................................. iii 
Daftar Gambar .................................................................................................... iv 
Daftar Tabel......................................................................................................... iv 
Pendahuluan ........................................................................................................ 1 
A.  Latar Belakang .................................................................................................. 1 
B.  Tujuan ............................................................................................................... 3 
C. Peta Kompetensi .............................................................................................. 3 
D. Ruang Lingkup.................................................................................................. 4 
E.  Cara Penggunaan Modul .................................................................................. 4 
Kegiatan Pembelajaran 1 Apresiasi Puisi ....................................................... 11 
A.  Tujuan ............................................................................................................. 11 
B.  Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................................. 11 
C. Uraian Materi .................................................................................................. 11 
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................... 40 
E.  Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................................... 42 
F.  Rangkuman .................................................................................................... 45 
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 47 
Kegiatan Pembelajaran 2 Apresiasi Prosa...................................................... 49 
A.  Tujuan ............................................................................................................. 49 
B.  Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................................. 49 
C. Uraian Materi .................................................................................................. 49 
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................... 73 
E.  Latihan/ Kasus /Tugas .................................................................................... 75 
F.  Rangkuman .................................................................................................... 86 
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 91 
Kunci Jawaban Latihan/Tugas/Kasus ............................................................ 93 
Evaluasi .............................................................................................................. 99 
Penutup ............................................................................................................ 110 
Daftar Pustaka ................................................................................................. 113 
Glosarium......................................................................................................... 115 
 

iii
 
 
 
 
 
 

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ............................................... 5
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 6
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................. 8
 

Daftar Tabel

Hal.
Tabel 1. Peta Kompetensi Profesional .......................................................................... 3 
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ........................................................................... 10 
Tabel 3. Unsur unsur Intrinsik ....................................................................................... 36 
Tabel 4: Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................ 49 

iv 
 
 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh
mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan
“kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan
kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan
umumPeningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang
oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan
“kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan
kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan
negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran
guru.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan
dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan
kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun
sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu:
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan
bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam
rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
dan/atau olah raga.

Masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


dengan seluruh jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan kondisi yang
memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/jabatannya secara profesional.
Oleh karena itu, sebagai aktualisasi tugas guru sebagai tenaga professional,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

 
 
 
 
 
 
Pendahuluan 

tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) akan memfasilitasi guru
untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan melalui
program Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Guru (Diklat Pasca-
UKG).

Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari


pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat
juga tidak lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/ tugas yang diampunya.

Modul ini berisi materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah


pertama (SMP), yang telah disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang
diturunkan dari Permendikbud No 16 Tahun 2007. Modul ini dilengkapi dengan
aktivitas pembelajaran yang terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK). Penguatan Pendidikan Karakter akan menjadi watak, budi pekerti, yang
menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan
Karakter dalam modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini
dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai utama yaitu; religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut
terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul.

Pendidikan karakter sudah menjadi sebuah gerakan pendidikan di sekolah untuk


memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). Implementasi Gerakan PPK ini dapat
berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan
komunitas). Modul ini juga dilengkapi dengan latihan yang berisi masalah dan
kasus pembelajaran untuk mengukur pemahaman dan melatih keterampilan
peserta.

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru
sekolah menengah pertama agar dapat menguasai kompetensi profesional terkait
dengan bahasa Indonesia yang terdiri atas pemahaman, sikap, dan keterampilan
terhadap: (1) Apresiasi Puisi dan (2) Apresiasi Prosa Kompetensi tersebut
merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP agar memiliki

 
 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
keterampilan berbahasa dan kebahasaan yang akan mendukung keberhasilannya
dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di dalam maupun di luar
kelas.

B. Tujuan

Modul ini secara umum bertujuan untuk mendukung pelaksanaan diklat


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia Sekolah
Menengah Pertama kelompok kompetensi professional. Tujuan khusus modul
ini diharapkan setelah menempuh proses pembelajaran peserta mampu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya kompetensi profesional
Apresiasi Puisi dan Prosa dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan
pendidikan karakter.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas
nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi profesional Bahasa
Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah
Menengah Pertama.

Tabel 1. Peta Kompetensi Profesional

Kompetensi Kompetensi Inti


Kompetensi Guru Mapel
Utama (KI)
(KG)
Profesional 20. Menguasai materi, struktur, 20.7 Mengapresiasi karya
konsep, dan pola pikir keilmuan sastra secara reseptif dan
yang mendukung mata pelajaran produktif.
yang diampu.

 
 
 
 
 
 
Pendahuluan 

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah


Menengah Pertama mendukung kompetensi profesional. Oleh karena itu, modul
ini mengkaji bidang keterampilan dan pengetahuan tentang pembelajaran bahasa
Indonesia untuk guru Sekolah Menengah Pertama.

Berikut akan dijelaskan gambaran singkat tiap-tiap indikator dalam peta


kompetensi yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran.

1. Mengapresiasi puisi Indonesia


2. Menganalisis pengertian apresiasi
3. Menjelaskan pengertian unsur fisik dan batin puisi
4. Menganalisis unsur fisik dan batin dan puisi
5. Menguraikan ciri- ciri prosa lama dan prosa baru
6. Menganalisis unsur instrinsik dan ektrintrinsik prosa lama
7. Menganlisis unsur instrinsik dan ekstrinsik prosa baru

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur
model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.

 
 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka


 

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat
lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu
waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur di bawah ini.

 
 
 
 
 
 
Pendahuluan 

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi,
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul,
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan
5) langkah-langkah penggunaan modul.
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan SMP Kelompok Kompetensi Profesional F “Kajian Materi
Apresiasi Puisi dan Prosa”, fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

 
 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran menggunakan
pendekatan secara langsung. Artinya, peserta berinteraksi secara langsung di
kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan dengan cara diskusi, praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh yaitu menerapkan


pemahaman materi-materi yang terdapat pada kajian materi. Pada aktivitas
pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan, dan
mengolah data sampai pada membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada
bagian ini juga peserta dan penyaji merevisi materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran.
e. Persiapan Tes Akhir
Pada kegiatan ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service
Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara
umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur
berikut ini.

 
 
 
 
 
 
Pendahuluan 

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
1) latar belakang yang memuat gambaran materi,
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul,
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan
5) langkah-langkah penggunaan modul.
b. In Service Learning 1 (In-1)
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pelatihan SMP kelompok kompetensi F
Profesional “Apresiasi Puisi dan Prosa”, fasilitator memberi kesempatan

 
 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan/metode yang
secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan
metode berpikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus
melalui Lembar Kerja (LK) yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada In-
1. Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.
c. On the Job Learning (On)
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pelatihan SMP kelompok kompetensi F
Profesional “Apresiasi Puisi dan Prosa”, guru sebagai peserta akan
mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (In-1). Guru
sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai
bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
2) Melakukan Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada In-
1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul.
Kegiatan pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik,
eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung
dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa LK yang
telah disusun sesuai dengan kegiatan pada On.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada On the job learning.

 
 
 
 
 
 
Pendahuluan 

d. In Service Learning 2 (In-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On
yang akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran.
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
f. Lembar Kerja (LK)
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi F
Profesional, “Apresiasi Puisi dan Prosa” terdiri atas beberapa kegiatan
pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran
sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan LK yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, LK
tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan


1. LK 1.1 Menguraikan Pengertian Apresiasi sastra TM, IN 1
2. LK 1.2 Menjelaskan unsur–unsur Puisi TM, IN 1
3. LK 1.3 Menganalisis unsur Fisik Puisi On
4. LK 1.4 Menganalisis unsur Batin Puisi On
5. LK 1.5 Presentasi LK 1.3 dan 1.4 TM 2
6. LK 2.1 Menguaraikan unsur-unsur instrinsik dan TM, IN 1
ekstrinsik dongeng atau cerpen
7. LK 2.2 Menguraikan ciri-ciri dongeng dan cerpen TM, IN 1
8. LK 2.3 Menganalisis unsur instrinsik cerpen On
(ditentukan sendiri)
9. LK 2.4 Menganalisis unsur ekstrinsik cerpen On
(ditentukan sendiri)
10. LK 2.5 Presentasi LK 2.3 dan 2.4 serta konfirmasi TM 2
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
In1 : Digunakan pada In service learning 1
On : Digunakan pada On the job learning

10 

 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Kegiatan Pembelajaran 1
Apresiasi Puisi

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini Bapak dan Ibu dapat mengapresiasi puisi secara
reseptif dan produktif dengan mengintegrasikan nilia-nilai relegius, toleransi,
semangat, percaya diri, kerjasama, musyawarah mufakat, tolong menolong,
kepedulian, dan saling menghargai.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi
20.7 Mengapresiasi karya sastra 20.7.1 Mengapresiasi puisi Indonesia
secara reseptif dan produktif 20.7.1.1 Menganalisis pengertian
apresiasi
20.7.1.2 Menjelaskan pengertian
unsur fisik dan batin puisi
20.7.1.3 Menganalisis unsur fisik dan
batin dan puisi

C. Uraian Materi

1. Pengertian Apresiasi
Secara etimologis, apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciation, kata
itu berarti penghargaan, penilaian, pengertian, bentuk itu berasal dari kata
verjato appreciate yang berarti menghargai, menilai, mengerti. Aminudin
(1987:34) mengemukakan bahwa apresiasi mengandung makna
pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan
terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi
dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-sungguh dan

11
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

melaksanakan kegiatan apresiasi sebagai bagian hidupnya dan sebagai


satu kebutuhan yang mampu memuaskan rohaniahnya.

Apresiasi dalam suatu karya mempunyai tingkatan. Waluyo (2002:45)


membagi tingkatan apresiasi meliputi, (1) tingkat menggemari, (2) tingkat
menikmati, (3) tingkat mereaksi, dan (4) tingkat produktif. Pada tingkat
menggemari keterlibatan pembaca batinnya belum kuat. Pada tingkat
menikmati, keterlibatan batin pembaca terhadap karya sastra sudah
semakin mendalam. Pada tingkat mereaksi, sikap kritis terhadap karya
sastra semakin menonjol karena ia mampu menafsirkan dengan seksama
dan ia mampu menyatakan keindahan dan menunjukkan dimana letak
keindahan itu. Pada tingkat produktif, apresiator puisi mampu menghasilkan,
mengkritik, menghasilkan, mendeklamasikan, atau membuat resensi
terhadap puisi secara tertulis.

Sastra adalah hasil kegiatan kreatif manusia dalam mengungkapkan


penghayatannya dengan menggunakan bahasa. Jika diteliti pengertian
tersebut ada dua pernyataan yang menjelaskan istilah sastra. Pertama,
“mengungkapkan penghayatan” dan yang kedua “kegiatan kreatif”.
Mengungkapkan penghayatan menyiratkan bahwa sastra itu berawal dari
penghayatan terhadap sesuatu yang kemudian diungkapkan dengan
menggunakan bahasa. Penghayatan itu bisa terhadap benda-benda, atau
hal lain termasuk karya sastra lain. “Mengungkapkan penghayatan” yang
menghasilkan karya sastra diperlukan kreativitas. Tanpa kreativitas tidak
akan lahir karya seni.

Apresiasi sastra adalah kegiatan untuk mengakrabi karya sastra dengan


sungguh-sungguh. Di dalam mengakrabi terjadi proses pengenalan,
pemahaman, penghayatan, dan setelah itu penerapan.
Dalam proses pengenalan, penonton atau pembaca akan mulai
menemukan ciri-ciri umum yang tampak, misalnya kita sudah mengenal
judul, pengarang, atau bentuk karya sastra umum. Dengan kata lain, proses
pengenalan pembaca atau penonton sudah mengenal judul dari puisi,
mengenal siapa pengarang puisi atau jenis sastra lain seperti novel, cerpen,

12 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
dan drama. Setelah proses pengenalan akan timbul keinginan untuk
mengetahui lebih lanjut tentang karya tersebut.

Pemahaman, kadang apresiator mudah untuk memahami kadang pula sulit.


Jika hal ini terjadi perlu ditempuh upaya untuk mencapainya. Umpamanya
dalam memahami puisi terlebih dahulu dicari penjelasan kata-kata sulit,
membubuhkan tanda penghubung, membubuhkan tanda baca. Dengan
demikian, pemahaman akan tercapai.
Proses penghayatan, dapat dilihat dari indikator yang dialami pembaca atau
penonton (apresiator). Umpamanya saat kita membaca novel
Tenggelamnya Kapal van Der Wijck memuat percintaan dua anak manusia
yang tidak kesampaian, begitu kita membaca surat terakhir Hayati yang
mengiba - iba dia menulis .”selamat tinggal Zainuddin, dan biarlah penutup
surat ini kuambil perkataan yang paling enak kuucapkan di mulutku dan
agaknya entah dengan itu kututup hayatku di samping menyebut kalimat
syahadat, yaitu: Aku cinta akan engkau, dan kalau kumati , adalah
kematianku di dalam mengenangkan engkau”....

Ketika kita membaca lalu merenung, kemungkinan timbul perasaan sedih,


gundah, dan iba, yang seakan-akan diri kitalah yang berlakon dalam surat
itu. Di sisi lain, kita menyaksikan tayangan Trans TV acara Ekstravaganza,
tanpa sadar kita terpingkal-pingkal tertawa karena kelucuan tokoh-tokohnya,
menyaksikan banyolan di layar tancap, parodi yang digelar oleh anak-anak
teater. Apabila kita merasakan sedih, gembira, atau apa saja karena
rangsangan bacaan atau tontonan tersebut seolah-olah kita mendengar,
melihat sesuatu. Hal ini terjadi, berarti kita sebagai apresiator sudah terlibat
dengan karya yang sedang diapresiasinya itu.

Proses penikmatan, timbul karena merasa berhasil dalam menerima


pengalaman orang lain, yaitu bertambah pengalaman sehingga dapat
menghadapi kehidupan dengan lebih baik; menikmati sesuatu dengan
sesuatu itu sendiri, yaitu kenikmatan estetis. Indikator wilayah penikmatan,
kita dapat bertanya kepada diri sendiri: Sudahkah saya menemukan
pengalaman pengarang? Jika jawabnya ya, coba kita gambarkan
bagaimana proses penemuan itu. Mungkin Anda tersentuh dengan latar

13
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

suatu cerita, umpamanya roman ateis (Anda sudah mengenal Bandung)


merasa nikmat ketika pengarang melukiskan bagaimana indahnya kota
Bandung pada masa itu dengan delman, gadis-gadis yang berkebaya dan
berpayung, serta latar yang sejuk dan rimbun dengan pepohonan. Selain
rasa kagum, Anda merasa terlepas dari beban, merasa ada teman, karena
nilai-nilai yang ditemukan sebagai penikmatan tersebut.
Penerapan, penerapan merupakan wujud perubahan sikap yang timbul
sebagai temuan nilai. Apresiator yang telah menemukan/merasakan
kenikmatan, memanfaatkan temuan tersebut dalam wujud nyata perubahan
sikap dalam dunia nyata, perubahan sikap dalam kehidupan. Apresiator
mendapat manfaat langsung dari bacaan tersebut. Contoh Atheis,
menemukan betapa goyahnya seorang pemeluk agama yang tidak disertai
penguasaan ilmu. Dari temuan ini, pembaca menemukan manfaat bagi
dirinya. Ia berusaha melengkapi agamanya dengan ilmu.

Terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan setelah itu


penerapan. Rusyana, menyebutnya dengan istilah tingkat-tingkat apresiasi,
sementara Sumarjo (1986) menyebut dengan langkah-langkah apresiasi.
Langkah-langkah dan tingkat apresiasi itu antara lain.
a. Tingkat pertama terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman yang
ada dalam sebuah karya. Ia terlibat secara intelektual, emosional,
imajinatif dengan karya sastra.
b. Tingkat kedua terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat.
Tingkat ketiga terjadi, apabila pembaca telah mampu menemukan ada
tidaknya hubungan antara karya yang dibacanya dengan kehidupan.
Menurut S. Efendi (1978: 12) yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah
kegiatan menggauli cipta sastra secara sungguh-sungguh sehingga muncul
penghargaan terhadap cipta sastra sekaligus memperoleh nilai-nilai dari
karya sastra tersebut. Dengan pengertian ini, diharapkan setelah melakukan
kegiatan apresiasi, seorang apresiator atau pembaca sastra dapat
menghargai dan menerima kehadiran sebuah karya sastra sebagai sesuatu
yang indah, menarik, berguna, dan bermanfaat.

14 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Karena pengertian apresiasi merujuk pada “menggauli sastra secara
sungguh-sungguh” maka hal ini berarti dalam kegiatan apresiasi
mensyaratkan sebuah sikap yang serius dan sungguh-sungguh. Dalam hal
inilah dibedakan antara kegiatan membaca sastra sebagai kegiatan
apresiasi dan kegiatan membaca biasa. Kalau kegiatan membaca hanya
terbatas pada kegiatan membaca sepintas lalu dengan tujuan hanya untuk
memperoleh hiburan atau kenikmatan saja, maka dalam membaca sebagai
kegiatan apresiasi tidak saja sebatas untuk memperoleh kenikmatan dan
hiburan namun membaca secara lebih serius dengan upaya menggali nilai-
nilai keindahan (estetika) dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di
dalamnya. Misalnya, bila seorang apresiator sastra membaca puisi “Ibu”
karya D. Zawawi Imron, sang apresiator akan dapat menggali nilai keindahan
bahasanya, menemukan pemakai simbol dan metaforanya, merasakan
musikalitas iramanya dan juga dapat menggali aspek-aspek kehidupan di
dalamnya.

Kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciation yang berarti


penghargaan. Kata ini dapat pula dikembalikan pada kata berbahasa
Prancis appresier atau appreatiare yang berakar dari kata bahasa Latin
pretium yang berarti price atau harga. Dengan berdasarkan kata-kata itu
secara harafiah apresiasi puisi dapat diartikan sebagai memberi
penghargaan terhadap puisi. Pemberian penghargaan ini dapat muncul dari
proses yang lebih dari sekadar membaca biasa tetapi membaca dengan
intens dibarengi dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk mencintai
dengan memandang puisi sebagai sesuatu yang bernilai.

2. Manfaat Apresiasi Sastra


Dalam sebuah pertemuan sastra, seorang yang biasa bergelut di bidang
eksak menyatakan bahwa orang yang membaca karya prosa sedang
melakukan pekerjaan yang sia-sia dan tak ada artinya karena menghabiskan
waktu hanya untuk membaca khayalan. Benar, karya berupa prosa-fiksi
memang merupakan cerita rekaan, khayalan.

Tentu saja pendapat ini tidak benar sebab jika mau disadari, kehidupan
dunia berkembang karena imajinasi orang-orang jenius. Sebagai contoh

15
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

teori gravitasi bumi yang ditemukan ilmuwan Issac Newton dikarenakan


imajinasinya setelah melihat buah apel jatuh dari pohon. Penemuan-
penemuan di bidang teknologi pun pada awalnya terjadi karena imajinasi.
Dari mulai penemuan kapal terbang hingga pesawat ulang alik, dari televisi
hingga program-program komputer paling canggih saat ini, pada awalnya
terjadi karena imajinasi. Imajinasi sangat bermanfaat dalam kehidupan,
termasuk imajinasi yang ada dalam cerita rekaan (karya fiksi). Cerita rekaan,
karena mengandung imajinasi, dapat memperkaya imajinasi pembacanya.
Kekayaan imajinasi ini akan membantu manusia lebih cerdas dan kreatif
dalam membangun kehidupan.

Secara tidak langsung memang sastra memiliki manfaat dalam hal imajinasi.
Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari apresiasi prosa fiksi.
Dulce et utile. Istilah tersebut diistilahkan oleh seorang filsuf Yunani bernama
Horatio. Manfaat sastra disini sebagai hiburan. Hal itu terjadi karena dari
cerita rekaan/prosa-fiksi orang mendapat hiburan.

Membantu pembaca untuk lebih memahami kehidupan dan memperkaya


pandangan-pandangan kehidupan. Dalam karya prosa, sesungguhnya
pengarang menyuguhkan kembali hasil pengamatan dan pengalamannya
kepada pembaca. Pengalaman yang disuguhkannya itu adalah pengalaman
yang sudah melalui proses perenungan dan pemahaman yang lebih tajam
dan dalam. Dengan demikian, tatkala pembaca membaca karya prosanya,
ia mendapatkan suatu pandangan baru tentang kehidupan yang
memperkaya pengamatannya terhadap kehidupan yang ia kenal sehari-hari.
Dalam kaitan ini, karya prosa sesungguhnya membantu pembaca untuk
lebih memahami kehidupan dan memperkaya pandangan-pandangan
tentang kehidupan.

Memperkaya dan mempertajam kepekaan sosial, budaya, religi, dan batin


Intensitas dalam membaca karya prosa, pada gilirannya akan mempertajam
kepekaan siswa; kepekaan sosial, kepekaan religi, kepekaan budaya, dan
lain-lain. Kepekaan ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

16 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Mengasah kepribadian dan memperhalus budi pekerti. Adanya kaitan moral
dengan karya sastra turut menyumbangkan manfaat dalam berapresiasi.
Dalam karya sastra terkandung nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral tersebut
merupakan cerminan kehidupan sehari-hari.

Memperkaya kemampuan berbahasa. Media pengungkapan karya prosa


adalah bahasa. Dalam menyajikan cerita dalam karyanya, pengarang
berupaya menyuguhkannya dalam bahasa yang dapat menyentuh jiwa
pembacanya. Untuk mencapai hal itu, para pengarang berupaya mengolah
bahasa dengan sabaik-baiknya dan sedalam-dalamnya agar apa yang
disampaikannya kuat mengena di hati pembaca. Mereka mencari kosakata-
kosakata yang tepat yang dapat mewakili apa yang mereka inginkan,
menciptakan ungkapan-ungkapan baru, menvariasikan struktur kalimat,
memberi penggambaran-penggambaran yang hidup dengan bahasa, dan
seterusnya. Dengan membaca karya yang telah mengandung bahasa yang
terolah tersebut, pembaca diperkaya bahasanya,diperkaya rasa bahasanya,
dan sebagainya.

3. Apresiasi Puisi
Apresiasi puisi merupakan bagian dari kegiatan apresiasi sastra secara
umum. Sebagai bagian dari apresiasi sastra, yang pertama kali harus
dipahami bahwa apresiasi sastra termasuk apresiasi puisi perlu diletakkan
sebagai bagian dari peristiwa atau fenomena kesenian, bukan merupakan
peristiwa atau fenomena keilmuan, sosial, politis, ekonomis dan lain
sebagainya .Sebagai peristiwa kesenian, apresiasi sastra lebih bersifat
personal bukan komunal. Sebagai peristiwa kesenian yang personal,
apresiasi sastra akan lebih banyak bersangkutan dengan jiwa, nurani, budi,
rasa, emosi, dan afeksi daripada kemahiran fisikal.

Untuk melakukan apresiasi khususnya apresiasi puisi, pemahaman


mendalam tentang apresiasi puisi memang perlu dilakukan. Agar tidak salah
dalam melakukan apresiasi puisi, konsep apresiasi perlu dipahami dengan
cermat. Apresiasi puisi terkait dengan sejumlah aktivitas yang berhubungan
dengan puisi. Aktivitas yang dimaksud dapat berupa kegiatan membaca dan
mendengarkan pembacaan puisi melalui penghayatan sungguh-sungguh

17
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

(Waluyo, 2003: 19). Apresiasi merupakan pengalaman lahiríah dan batiniah


yang kompleks (Ichsan, 1990: 10). Apresiasi seseorang terhadap puisi dapat
dikembangkan dari tingkat sederhana ke tingkat yang tinggi. Apresiasi
tingkat pertama terjadi apabila seseorang memahami atau merasakan
pengalaman yang ada dalam sebuah puisi. Apresiasi tingkat kedua terjadi
apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat. Apresiasi tingkat tiga,
pembaca menyadari hubungan kerja sastra dengan dunia luarnya, sehingga
pemahamannya pun lebih luas dan mendalam.

Apresiasi puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya


dengan puisi, yaitu mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan
yang sungguh-sungguh, menulis puisi, dan mendeklamasikan. Kegiatan ini
menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam, merasakan
apa yang ditulis penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung di
dalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya sastra seni keindahan dan
kelemahan.

Kegiatan apresiasi puisi tidak dapat dilepaskan dari pemahaman struktur


teks puisi. Kegiatan mengapresiasi puisi dapat dilakukan dengan memahami
struktur teks yang membangun puisi. Dengan demikian, untuk mengenal,
memahami, dan menghargai puisi, dapat dilakukan dengan mengenal
struktur bagian puisi tersebut, baik menyangkut unsur isi maupun bentuk.

Apresiasi sastra sesungguhnya tidak bekerja menggunakan rumus-rumus,


pola-pola, atau kaidah-kaidah ataupun perangkat teori sastra tertentu.
Rumus-rumus, pola-pola, atau teori sastra yang ada hanyalah sekedar alat
bantu dalam proses kegiatan apresiasi. Dengan kata lain, teori-teori dan
rumus-rumus dalam kegiatan apresiasi hanyalah merupakan hal yang
sekunder sebab tanpa teori dan rumus-rumus sastra, apresiasi sastra
termasuk apresiasi puisi tetap dapat berlangsung. Hal primer yang
dibutuhkan dalam kegiatan apresiasi puisi hanyalah kesiapan dan
keterbukaan kalbu, keadaan cita rasa, kualitas emosi, kejujuran, serta
ketajaman rasa dan budi.

18 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Dalam rangkaian kegiatan apresiasi puisi, menghargai puisi merupakan
ranah paling tinggi, yang sebelum sampai pada ranah menghargai itu
seorang pembaca harus terlebih dahulu melalui ranah mengenali,
menikmati, dan memahami. Dalam kegiatan apresiasi sastra termasuk
apresiasi puisi akan terjadi interaksi yang intens antara manusia
(pembaca/apresiator) dan sastra.

Herman J Waluyo (2005: 45) menyebutkan ada empat tingkatan apresiasi


yakni tingkat menggemari, tingkat menikmati, tingkat mereaksi dan tingkat
produktif. Sedangkan Wardani (1981) menyebutkan ada empat tahap dalam
mengapresiasi karya sastra, yaitu (1) tingkat menggemari, yang ditandai oleh
adanya rasa tertarik pada buku buku sastra serta ada keinginan untuk
membacanya; (2) tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta
sastra karena mulai tumbuh pengertian; (3) tingkat mereaksi, yaitu mulai ada
keinginan untuk menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati
misalnya dengan menulis sebuah resensi atau diskusi sastra, serta (4)
tingkat produksi, mulai ikut menghasilkan karya sastra.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahap mengapresiasi karya


sastra meliputi: menyenangi, menghargai, memahami, menghayati, dan
memproduksi. Tahap paling dasar adalah menyenangi sedangkan tahap
paling tinggi adalah memproduksi.

Terjadinya interaksi yang intens ini berarti menuntut adanya perjumpaan


mesra dan akrab antara manusia sebagai pengapresiasi dan puisi sebagai
yang diapresiasi. Karena itu sebenarnya pengajaran apresiasi puisi
bertujuan sebagai upaya membangun dunia perjumpaan antara siswa dan
puisi secara akrab dan mesra, yang paling tidak dalam proses apresiasi itu
dapat diperoleh empat hal, yakni: (1) pengalaman, (2) pengetahuan, (3)
kesadaran, dan (4) hiburan.

Yang dimaksud dengan pemerolehan pengalaman dalam tindak apresiasi


puisi ini bukanlah pengalaman empiris, fisikal dan yang memerlukan tindak
jasmani, melainkan pengalaman yang nonempiris, nonfisikal, dan cenderung
berupa pengalaman rohaniah-batiniah. Pengalaman rohaniah-batiniah ini

19
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

berupa pengalaman: (a) literer-estetis, (b) pengalaman humanistis, (c)


pengalaman etis dan moral, (d) pengalaman filosofis, dan (e) pengalaman
religius-sufistis-profetis.
Pengalaman-pengalaman ini diuraikan lebih jauh berikut ini.
a) Pengalaman literer-estetis.
Yang dimaksud dengan pengalaman literer-estetis adalah pemerolehan
pengalaman-pengalaman keindahan, keelokan, kebagusan, dan
keterpikatan. Pengalaman ini dapat diperoleh dari diksi, bahasa, majas,
rima, atau unsur-unsur lain yang terdapat dalam puisi
b) Pengalaman humanistis.
Dalam membaca dan mengapresiasi puisi sering juga dapat dinikmati
pengalaman-pengalaman humanistis, pengalaman-pengalaman
manusiawi, pengalaman-pengalaman hidup dan kehidupan manusia.
Pengalaman humanistis ini merupakan pengalaman yang berisi dan
bermuatan nilai-nilai kemanusiaan, pemuliaan harkat martabat manusia,
menggambarkan kondisi dan situasi yang manusiawi.Penggambaran
kondisi situasi yang manusiawi ini tidak saja hal-hal yang menyenangkan,
indah, dan bahagia tetapi juga dapat berupa peristiwa tragis, dramatis,
sinis, ironis, humoristis, murung, bahkan bisa juga garang.
c) Pengalaman Etis dan Moral
Pengalaman etis dan moral yang dapat diperoleh dalam mengapresiasi
puisi mengacu pada pengalaman yang berisi dan bermuatan bagaimana
seharusnya sikap dan tindakan manusia terhadap sesama, serta
pengalaman yang menyajikan bagaimana kewajiban dan tanggung jawab
manusia sebagai manusia. Dalam hal ini, puisi menghadirkan kelebatan-
kelebatan masalah, pesan etis dan moral yang dapat ditangkap radar-
radar penjiwaan, penghayatan, dan penikmatan kita sebagai pembaca
dan apresiator.
d) Pengalaman Filosofis
Teks sastra termasuk puisi sudah sejak lama diperlakukan sebagai media
atau wahana pengungkapan dan pencetusan gagasan-gagasan filosofis
yang muncul dari daya renungan (kontemplasi) pengarangnya.
Sehubungan dengan hal ini, pada saat kita membaca dan mengapresiasi

20 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
puisi kita dapat menggali persoalan filosofis atau persoalan yang
direnungkan oleh penyairnya lewat puisi tersebut.

Pengalaman-pengalaman filososis ini akan diperoleh bilamana radar-


radar nurani, rasa, dan budi kita terarah secara tajam dan peka terhadap
renungan-renungan hidup-kehidupan yang terdapat dalam puisi.
Renungan filosofis ini dapat berupa renungan tentang hidup-mati,
renungan tentang kejadian, renungan tentang apa dan siapa manusia,
dan sebagainya.
e) Pengalaman Religius-Sufistis-Profetis
Pengalaman religius-sufistis-profetis merupakan pengalaman yang
berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan yang dapat diperoleh saat kita
mengapresiasi sebuah puisi. Pengalaman ini pada dasarnya merupakan
pengalaman transendental dan spiritual dan kesadaran akan adanya
Yang Di Atas Sana, yang membawa kita pada suasana yang mistis dan
pasrah terhadap kekuasaan dan kehadiran-Nya.

Pengalaman-pengalaman religius ini dapat diperoleh bilamana radar-radar


penjiwaan, penghayatan, dan penikmatan kita mampu tersentuh dan
menangkap fenomena-fenomena yang ditandai oleh kesadaran keilahian
yang diungkapkan dalam sebuah puisi.

Di samping menghidangkan pengalaman-pengalam seperti terurai di atas,


proses mengapresiasi puisi juga dapat memberikan seperangkat
pengetahuan. Yang dimaksud dengan pemerolehan pengetahuan dalam
kegiatan apresiasi ini adalah hal-hal yang dapat kita peroleh yang bersifat
konseptual dan kognitif (pemahaman) dari karya puisi. Pengetahuan-
pengetahuan itu antara lain (a) pengetahuan tentang literer-estetis, misalnya
struktur puisi, estetika puisi, (b) pengetahuan humanistis, (c) pengetahuan
mengenai religiositas, (d) pengetahuan tentang sosial-politik, (e)
pengetahuan tentang nilai-nilai budaya, (f) pengetahuan tentang
kesejarahan dan (g) pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
moralitas. Bekal-bekal dasar ini diuraikan sebagai berikut:

21
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

(1) Kemauan, kesudian, dan ketetapan hati untuk mengakrabi dan


menggumuli puisi merupakan bekal dasar paling utama yang harus ada
dan dimiliki oleh apresiator. Tanpa kemauan, kesudian, kesediaan, dan
ketetapan hati niscaya kegiatan apresiasi puisi tidak akan dapat
berlangsung. Sebagai contoh, jika seseorang akan mengapresiasi
kumpulan puisi Asmaradana karya Goenawan Muhhamad, maka
pertama-tama dia harus memiliki kemauan, kesudian, dan ketetapan hati
untuk menggumuli, menggauli, dan mengakrabi puisi terlebih dahulu.
Tanpa ini semua jelas bahwa orang tersebut tidak akan mampu untuk
mengapresiasinya.
(2) Keyakinan bahwa teks puisi dapat memenuhi hajat rohaniah manusia,
menjadi tempat mendulang bahan-bahan renungan, merupakan syarat
dasar kedua agar kegiatan apresiasi puisi dapat berlangsung. Sebagai
contoh jika seseorang ingin mengapresiasi puisi-puisi Sapardi Djoko
Damono dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, maka terlebih dahulu
dia harus yakin bahwa puisi Hujan Bulan Juni itu dapat menjadi bahan
renungan dan memenuhi kebutuhan rohaniahnya.
(3) Pengalaman hidup sehari-hari juga nerupakan bekal dasar selanjutnya.
Dengan adanya dan dimilikinya pengalaman hidup sehari-hari proses
kegiatan apresiasi puisi dapat berlangsung lancar dan berkualitas.
Pengalaman hidup sehari-hari itu akan memantapkan proses apresiasi
puisi.
(4) Kemampuan dan kemahiran berbahasa juga merupakan bekal dasar
yang perlu dimiliki oleh pengapresiasi puisi. Tanpa kemampuan dan
kemahiran berbahasa mustahil sebuah kegiatan apresiasi puisi dapat
berlangsung.

Keempat bekal dasar tersebut di atas menjadi semacam prasyarat agar


seseorang dapat melakukan kegiatan apresiasi puisi. Keempat bekal dasar
tersebut menentukan lancar tidaknya proses apresiasi puisi. Untuk
memilikinya seorang calon apresiator tidak perlu mengikuti pembelajaran
secara khusus karena empat bekal dasar ini dapat dimiliki selama menjalani
hidup dan kehidupan.

22 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Sedangkan yang dimaksud dengan bekal lanjut ialah bekal tambahan yang
seyogyanya dimiliki oleh pengapresiasi puisi agar proses apresiasi puisi
yang dilakukan menjadi lebih mendalam, lebih bermakna, lebih luas, lebih
kaya, dan lebih tajam.

Bekal-bekal lanjut yang disarankan dalam tindak mengapresiasi puisi itu


antara lain ialah; (1) pengetahuan tentang lambang-lambang bahasa,
lambang-lambang sastra, dan lambang-lambang budaya (kode bahasa,
kode sastra, dan kode budaya), (2) pengetahuan tentang manusia dan
kemanusiaan dengan segala sisi kehidupannya, (3) pengetahuan tentang
masyarakat dan budaya dengan segala ragam persoalannya, (4)
pengetahuan tentang sastra yang mencakup karya sastra, teori sastra,
sejarah sastra, dan kritik sastra, dan (5) pengetahuan linguistik dan stilistik
yang bersangkutan dengan bunyi-bunyi bahasa, kata, kalimat, gaya, imaji
dan sebagainya.
1. Unsur-Unsur Puisi
Unsur-unsur puisi terdiri atas struktur fisik dan struktur batin.
a. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi dari luar (Waluyo,
1991:71). Puisi disusun dari kata dengan bahasa yang indah dan
bermakna yang dituliskan dalam bentuk bait-bait. Orang dapat
membedakan mana puisi dan mana bukan puisi berdasarkan bentuk lahir
atau fisik yang terlihat.
Berikut ini akan dibahas struktur fisik puisi yang meliputi: diksi, imajinasi,
kata konkret, majas, verifikasi, majas dan tipografi.
1) Diksi atau Pilihan Kata
Salah satu hal yang ditonjolkan dalam puisi adalah kata-katanya
ataupun pilihan katanya. Bahasa merupakan sarana utama dalam
puisi. Dalam menciptakan sebuah puisi penyair mempunyai tujuan
yang hendak disampaikan kepada pembaca melalui puisinya. Penyair
ingin mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-
tepatnya seperti yang dialami hatinya. Selain itu juga ia ingin
mengekspresikannya dengan ekspresi yang dapat menjelmakan
pengalaman jiwanya. Untuk itulah harus dipilih kata-kata yang setepat-

23
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

tepatnya. Penyair juga ingin mempertimbangkan perbedaan arti yang


sekecil-kecilnya dengan cermat.

Penyair harus cermat memilih kata-kata karena kata-kata yang ditulis


harus dipertimbangkan maknanya, kompisisi bunyi, dalam rima dan
irama serta kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan
kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Dengan uraian singkat
diatas, ditegaskan kembali betapa pentingnya diksi bagi suatu puisi.
Menurut Tarigan (1984:30), pilihan kata yang tepat dapat
mencerminkan ruang, waktu, falsafah, amanat, efek, nada suatu puisi
dengan tepat.
2) Imajinasi
Semua penyair ingin menyuguhkan pengalaman batin yang pernah
dialaminya kepada para pembacanya melalui karyanya. Salah satu usaha
untuk memenuhi keinginan tersebut ialah dengan pemilihan serta
penggunaan kata-kata dalam puisinya (Tarigan, 1984:30). Ada hubungan
yang erat antara pemilihan kata-kata, pengimajian dan kata konkret, di
mana diksi yang dipilih harus menghasilkan dan karena itu kata-kata
menjadi lebih konkret seperti yang kita hayati dalam penglihatan,
pendengaran atau cita rasa. Pengimajian dibatasi dengan pengertian kata
atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris
seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan (Waluyo, 1991: 97).

Pilihan serta penggunaan kata-kata yang tepat dapat memperkuat serta


memperjelas daya bayang pikiran manusia dan energi tersebut dapat
mendorong imajinasi atau daya bayang kita untuk menjelmakan gambaran
yang nyata. Dengan menarik perhatian kita pada beberapa perasaan
jasmani sang penyair berusaha membangkitkan pikiran dan perasaan para
penikmat sehingga mereka menganggap bahwa merekalah yang benar-
benar mengalami peristiwa jasmaniah tersebut (Tarigan, 1984:30). Dengan
menarik perhatian pembacanya melalui kata dan daya imajinasi akan
memunculkan sesuatu yang lain yang belum pernah dirasakan oleh
pembaca sebelumnya. Segala yang dirasai atau dialami secara imajinatif

24 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
inilah yang biasa dikenal dengan istilah imagery atau imaji atau
pengimajian (Tarigan, 1984:30).

Dalam puisi kita kenal bermacam-macam (gambaran angan) yang


dihasilkan oleh indera pengihatan, pendengaran, pengecapan, rabaan,
penciuman, pemikiran dan gerakan (Pradopo, 1990:81). Selanjutnya
terdapat juga imaji penglihatan (visual), imaji pendengaran (auditif) dan
imaji cita rasa (taktil) (Waluyo, 1991:79). Semua imaji di atas bila dijadikan
satu, secara keseluruhan dikenal beberapa macam imajinasi, yaitu :
a) Imajinasi Visual, yakni imajinasi yang menyebabkan pembaca seolah-
olah seperti melihat sendiri apa yang dikemukakan atau diceritakan oleh
penyair.
b) Imajinasi Auditori, yakni imajinasi yang menyebabkan pembaca seperti
mendengar sendiri apa yang dikemukakan penyair. Suara dan bunyi
yang dipergunakan tepat sekali untuk melukiskan hal yang
dikemukakan, hal ini sering menggunakan kata-kata onomatope.
c) Imajinasi Articulatori, yakni imajinasi yang menyebabkan pembaca
seperti mendengar bunyi-bunyi dengan artikulasi-artikulasi tertentu
pada bagian mulut waktu kita membaca sajak itu seakan-akan kita
melihat gerakan-gerakan mulut membunyikannya, sehingga ikut bagian-
bagian mulut kita dengan sendirinya
d) Imajinasi Olfaktori, yakni imajinasi penciuman atau pembawaan dengan
membaca atau mendengar kata-kata tertentu kita seperti mencium bau
sesuatu. Kita seperti mencium bau rumput yang sedang dibakar, kita
seperti mencium bau tanah yang baru dicangkul, kita seperti mencium
bau bunga mawar, kita seperti mencium bau apel yang sedap dan
sebagainya.
e) Imajinasi Gustatori, yakni imajinasi pencicipan. Dengan membaca atau
mendengar kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu kita seperti mencicipi
suatu benda yang menimbulkan rasa asin, pahit, asam dan sebagainya.
f) Imajinasi Faktual, yakni imajinasi rasa kulit, yang menyebabkan kita seperti
merasakan di bagian kulit badan kita rasanya nyeri, rasa dingin, atau rasa
panas oleh tekanan udara atau oleh perubahan suhu udara.

25
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

g) Imajinasi Kinestetik, yakni imajinasi gerakan tubuh atau otot yang menyebabkan
kita merasakan atau melihat gerakan badan atau otot-otot tubuh.
h) Imajinasi Organik, yakni imajinasi badan yang menyebabkan kita seperti melihat
atau merasakan badan yang capai, lesu, loyo, ngantuk, lapar, lemas, mual,
pusing dan sebagainya.
Imaji-imaji di atas tidak dipergunakan secara terpisah oleh penyair melainkan
dipergunakan bersama-sama, saling memperkuat dan saling menambah
kepuitisannya (Pradopo, 1990:81).
3) Kata Konkret
Salah satu cara untuk membengkitkan daya bayang atau daya imajinasi para
penikmat sastra khususnya puisi adalah dengan menggunakan kata-kata yang
tepat, kata-kata yang kongkret, yang dapat menyaran pada suatu pengertian
menyeluruh. Semakin tepat sang penyair menggunakan kata-kata atau bahasa
dalam karya sastranya maka akan semakin kuat juga daya pemikat untuk
penikmat sastra sehingga penikmat sastra akan merasakan sensasi yang
berbeda. Para penikmat sastra akan menganggap bahwa mereka benar-benar
melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami segala sesuatu yang dialami
oleh sang penyair (Tarigan,1984:32). Dengan keterangan singkat diatas maka
dapat disimpulkan bahwa kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap
dengan indra (Siswanto,2008:119).
4) Majas atau Bahasa Figuratif
Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga
disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis
artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif
adalah bahasa yang digunakan oleh penyair untuk menyatakan sesuatu dengan
cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna kata
atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang (Waluyo, 1991:83).

Bahasa kias merupakan wujud penggunaan bahasa yang mampu


mengekspresikan makna dasar ke asosi lain. Kiasan yang tepat dapat
menolong pembaca merasakan dan melihat seperti apa yang dilihat atau apa
yang dirasakan penulis.

26 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Seperti yang diungkapkan Pradopo bahwa kias dapat menciptakan
gambaran
angan/citraan (imagery) dalam diri pembaca yang menyerupai gambar yang
dihasilkan oleh pengungkapan penyair terhadap obyek yang dapat dilihat
mata, saraf penglihatan, atau daerah otak yang bersangkutan (1990:80).

Bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang


dimaksudkan penyair karena: (1) Bahasa figuratif mampu menghasilkan
kesenangan imajinatif, (2) Bahasa figuratif dalah cara untuk menghasilkan
imaji tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak menjadi kongret dan
menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, (3) Bahasa figuratif adalah cara
menambah intensitas, (4) Bahasa figuratif adalah cara untuk
mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara
menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat
(Waluyo, 1991:83).
Adapun bahasa kias yang biasa digunakan dalam puisi ataupun karya sastra
lainnya yaitu:
a) Perbandingan/Perumpamaan (Simile)
Perbandingan atau perumpamaan (simile) ialah bahasa kiasan yang
menyamakan satu hal dengan hal yang lain dengan mempergunakan
kata-kata pembanding seperti bagai, bak, semisal, seumpama, laksana,
dan kata-kata pembanding lainnya.
b) Metafora
Bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-
kata pembanding seperti bagai, laksana dan sebagainya. Metafora ini
menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan yang
lain yang sesungguhnya tidak sama.
c) Personifikasi
Kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati
dibuat dapat berbuat, berpikir dan sebagainya. Seperti halnya manusia
dan banyak dipergunakan penyair dulu sampai sekarang.
Personifikasi membuat hidup lukisan di samping itu memberi kejelasan
kebenaran, memberikan bayangan angan yang konkret.
d) Hiperbola

27
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

Kiasan yang berlebih-lebihan. Penyair merasa perlu melebih-lebihkan hal


yang dibandingkan itu agar mendapat perhatian yang lebih seksama dari
pembaca.
e) Metonimia
Bahasa kiasan yang lebih jarang dijumpai pemakaiannya. Metonimia ini dalam
bahasa Indonesia sering disebut kiasan pengganti nama. Bahasa ini berupa
penggunaan sebuah atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang
sangat dekat hubungannya dengan mengganti objek tersebut.
f) Sinekdoki (Syneadoche)
Bahasa kiasan yang menyebutkan sesuatu bagian yang penting suatu benda
(hal) untuk benda atau hal itu sendiri.
Sinekdoke ada dua macam
- Pars Prototo: sebagian untuk keseluruhan
- Totum Proparte: keseluruhan untuk sebagian
(Pradopo, 1990:78).
g) Allegori
Cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini
mengkiaskan hal lain atau kejadian lain.
Perlambangan yang dipergunakan dalam puisi :
Lambang warna
Lambang benda: penggunaan benda untuk menggantikan sesuatu yang
ingin diucapkan.
Lambang bunyi: bunyi yang diciptakan penyair untuk melambangkan
perasaan tertentu.
Lambang suasana: suasana yang dilambangkan dengan suasana lain yang
lebih konkret.
5) Verifikasi (Rima, Ritma dan Metrum)
Versifikasi terdiri dari rima, ritma dan metrum.
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalisasi
atau orkestrasi sehingga puisi menjadi menarik untuk dibaca.
Dalam puisi banyak jenis rima yang kita jumpai antara lain :
Menurut bunyinya:
(a) Rima sempurna bila seluruh suku akhir sama bunyinya
(b) Rima tak sempurna bila sebagian suku akhir sama bunyinya

28 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
(c) Rima mutlak bila seluruh bunyi kata itu sama
(d) Asonansi perulangan bunyi vokal dalam satu kata
(e) Aliterasi: perulangan bunyi konsonan di depan setiap kata secara
berurutan
(f) Pisonansi (rima rangka) bila konsonan yang membentuk kata itu
sama, namun vokalnya berbeda.
Menurut letaknya
(1) Rima depan: bila kata pada permulaan baris sama
(2) Rima tengah: bila kata atau suku kata di tengah baris suatu puisi
itu sama
(3) Rima akhir bila perulangan kata terletak pada akhir baris
(4) Rima tegak bila kata pada akhir baris sama dengan kata pada
permulaan baris berikutnya.
(5) Rima datar bila perulangan itu terdapat pada satu baris.
Menurut letaknya dalam bait puisi :
(1) Rima berangkai dengan pola aabb, ccdd
(2) Rima berselang dengan pola abab, cdef
(3) Rima berpeluk dengan pola abba, cddc
(4) Rima terus dengan pola aaaa, bbbb
(5) Rima patah dengan pola abaa, bcbb
(6) Rima bebas : rima yang tidak mengikuti pola persajakan yang
disebut sebelumnya (Waluyo, 1991:93).
(7) Efoni kombinasi bunyi yang merdu dan indah untuk
menggambarkan perasaan mesra, kasih sayang, cinta dan hal-hal
yang menggembirakan.
(8) Kakafoni kombinasi bunyi yang tidak merdu, parau dan tidak cocok
untuk memperkuat suasana yang tidak menyenangkan, kacau,
serba tak teratur, bahkan memuakkan. Pertentangan bunyi, tinggi
rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalun dengan
teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan
(Waluyo, 1991:94).
Ritma terdiri dari tiga macam, yaitu :
(1) Andante: Kata yang terdiri dari dua vokal, yang menimbulkan
irama lambat

29
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

(2) Alegro: Kata bervokal tiga, menimbulkan irama sedang


(3) Motto Alegro : kata yang bervokal empat yang menyebabkan irama
cepat.

Selain itu, terdapat pula istilah metrum, yakni perulangan perulangan kata
yang tetap bersifat statis (Waluyo, 1991:94). Nama metrum didapati
dalam puisi sastra lama. Pengertian metrum menurut Pradopo adalah
irama yang tetap, pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu
(Pradopo, 1990:40). Peranan metrum sangat penting dalam pembacaan
puisi dan deklamasi. Ada bermacam tanda yang biasa diberikan pada tiap
kata. Untuk tekanan keras ditandai dengan ( / ) di atas suku kata yang
dimaksudkan, sedangkan tekanan lemah diberi tanda ( U ) di atas
suku katanya.
6) Tipografi atau Perwajahan
Ciri-ciri yang dapat dilihat sepintas dari puisi adalah perwajahannya atau
tipografinya. Melalui indera mata tampak bahwa puisi tersusun atas kata-
kata yang membentuk larik-larik puisi. Larik-larik itu disusun ke bawah dan
terikat dalam bait-bait. Banyak kata, larik maupun bait ditentukan oleh
keseluruhan makna puisi yang ingin dituliskan penyair. Dengan demikian
satu bait puisi bisa terdiri dari satu kata bahkan satu huruf saja. Dalam hal
cara penulisannya puisi tidak selalu harus ditulis dari tepi kiri dan berakhir
di tepi kanan seperti bentuk tulisan umumnya. Susunan penulisan dalam
puisi disebut tipografi (Pradopo, 1990:210).

Struktur fisik puisi membentuk tipografi yang khas puisi. Tiprografi puisi
merupakan bentuk visual yang bisa memberi makna tambahan dan
bentuknya bisa didapati pada jenis puisi konkret. Tipografi bentuknya
bermacam-macam antara lain berbentuk grafis, kaligrafi, kerucut dan
sebagainya. Jadi tipografi memberikan ciri khas puisi pada periode
angkatan tertentu.

b. Struktur Batin Puisi (Hakikat Puisi)


Struktur batin puisi atau struktur makna merupakan pikiran perasaan yang
diungkapkan penyair (Waluyo, 1991:47). Struktur batin puisi merupakan
wacana teks puisi secara utuh yang mengandung arti atau makna yang

30 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
hanya dapat dilihat atau dirasakan melalui penghayatan. Menurut I.A
Richards sebagaimana yang dikutip Herman J. Waluyo menyatakan batin
puisi ada empat, yaitu : tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau
sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat (intention) (Waluyo,
1991:180-181). Berikut ini akan dibahas struktur batin puisi.
1. Tema
Dalam sebuah puisi tentunya sang penyair ingin mengemukakan sesuatu
hal bagi penikmat puisinya. Sesuatu yang ingin diungkapkan oleh penyair
dapat diungkapkan melalui puisi atau hasil karyanya yang dia dapatkan
melalui penglihatan, pengalaman ataupun kejadian yang pernah dialami
atau kejadian yang terjadi pada suatu masyarakat dengan bahasanya
sendiri. Dia ingin mengemukakan, mempersoalkan, mempermasalahkan
hal-hal itu dengan caranya sendiri. Atau dengan kata lain sang penyair
ingin mengemukakan pengalaman pribadinya kepada para pembaca
melalui puisinya (Tarigan, 1984:10). Inilah tema, tema adalah gagasan
pokok yang dikemukakan oleh sang penyair yang terdapat dalam puisinya
(Siswanto, 2008:124).

Dengan latar belakang pengetahuan yang sama, penafsir-penafsir puisi


akan memberikan tafsiran tema yang sama bagi sebuah puisi, karena
tafsir puisi bersifat lugas, obyektif dan khusus (Waluyo, 1991:107). Berikut
ini dipaparkan macam-macam tema puisi sesuai dengan Pancasila.
a. Tema Ketuhanan
Puisi-puisi bertema ketuhanan biasanya akan menunjukkan religius
experience atau “pengalaman religi” penyair yang didasarkan tingkat
kedalaman pengalaman ketuhanan seseorang. Dapat juga dijelaskan
sebagai tingkat kedalaman iman seseorang terhadap agamanya atau
lebih luas lagi terhadap Tuhan atau kekuasaan gaib (Waluyo,
1991:107). Kedalaman rasa ketuhanan itu tidak lepas dari bentuk fisik
yang terlahir dalam pemilihan kata, ungkapan, lambang, kiasan dan
sebagainya yang menunjukkan betapa erat hubungan antara penyair
dengan Tuhan. Juga menunjukkan bagaimana penyair ingin Tuhan
mengisi seluruh kalbunya. (Waluyo, 1991:108).
b. Tema Kemanusiaan

31
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

Tema kemanusiaan bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat


manusia dan bermaksud meyakinkan pembaca bahwa setiap manusia
memiliki harkat dan martabat yang sama. Perbedaan kekayaan, pangkat dan
kedudukan seseorang tidak boleh menjadi sebab adanya perbedaan
perlakuan terhadap kemanusiaan seseorang (Waluyo, 1991:112).
c. Tema Patriotisme/Kebangsaan
Tema patriotisme dapat meningkatkan perasaan cinta akan bangsa dan
tanah air. Banyak puisi yang melukiskan perjuangan merebut kemerdekaan
dan mengisahkan riwayat pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan
atau melawan penjajah. Tema patriot juga dapat diwujudkan dalam bentuk
usaha penyair untuk membina kesatuan bangsa atau membina rasa
kenasionalan (Waluyo, 1991:115).
d. Tema Kedaulatan Rakyat
Penyair begitu sensitif perasaannya untuk memperjuangkan kedaulatan
rakyat dan menentang sikap sewenang-wenang pihak yang berkuasa, di
dapati dalam puisi protes. Penyair berharap orang yang berkuasa
memikirkan nasib si miskin. Diharapkan penyair agar kita semua mengejar
kekayaan pribadi, namun juga mengusahakan kesejahteraan bersama.
e. Tema Keadilan Sosial
Nada protes sosial sebenarnya lebih banyak menyuarakan tema keadilan
sosial dari pada tema kedaulatan rakyat. Yang dituliskan dalam tema
keadilan sosial adalah ketidakadilan dalam masyarakat dengan tujuan untuk
mengetuk nurani pembaca agar keadilan sosial ditegakkan dan
diperjuangkan.
2. Perasaan Penyair (Feeling)
Perasaan (feeling) merupakan sikap penyair terhadap pokok persoalan yang
ditampilkannya. Perasaan penyair dalam puisinya dapat dikenal melalui
penggunaan ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam puisinya karena
dalam menciptakan puisi suasana hati penyair juga ikut diekspresikan dan
harus dapat dihayati oleh pembaca (Waluyo, 1991:121). Hal ini selaras dengan
pendapat Tarigan (1984:11) yang menyatakan bahwa rasa adalah sikap
penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya.
3. Nada dan Suasana

32 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Menurut Tarigan (1984:17) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan nada
dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya atau
dengan kata lain sikap sang penyair terhadap para penikmat karyanya.
4. Amanat (Pesan)
Penyair sebagai sastrawan dan anggota masyarakat baik secara sadar atau
tidak merasa bertanggug jawab menjaga kelangsungan hidup sesuai dengan
hati nuraninya. Oleh karena itu, puisi selalu ingin mengandung amanat (pesan).
Meskipun penyair tidak secara khusus dan sengaja mencantumkan amanat
dalam puisinya. amanat tersirat di balik kata dan juga di balik tema yang
diungkapkan penyair (Waluyo, 1991:130). Amanat adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan,pesan, tujuan yang hendak disampaikan penyair
melalui puisinya.
Diunduh dari http://yanti-sariasih.blogspot.co.id/2012/01/unsur-intrinsik-puisi-hakikat-
metode.html

Contoh Analisis Puisi Berdasarkan Struktur Fisik dan Struktur Batin


Puisi
Karangan Bunga
Taufiq Ismail
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi

Struktur fisik puisi terdiri diksi, imajinasi, kata konkret, majas, verifikasi,
tipografi. Pemilihan kata dalam puisi ini menunjukkan tingkat atau daya
imajinasi yang tinggi. Kata yang digunakan juga menggunakan kata kongkret
kendati dalam kata-kata itu mengandung makna yang tidak terduga
sebelumnya.

33
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

Seperti terlihat pada baris Tiga anak kecil kalimat ini sebenarnya
mengandung arti tiga tuntutan rakyat yang disuarakan oleh mahasiswa pada
saat itu. Tetapi jika melihat struktur puisi secara keseluruhan memang secara
nyata terlihat ada tiga orang anak kecil yang datang melayat dengan
membawa karangan bunga. Kata-kata yang digunakan juga mengacu
pada makna yang berbeda dengan makna atau dengan kata lain penyair
menggunakan majas yang meng-umpamakan sesuatu. Rima dalam puisi ini
tergolong pada rima bebas yaitu rima yang tidak mengikuti pola
persajakan. Ritma puisi ini berbentuk andante yaitu nada yang menimbulkan
irama lambat.
Langkah-langkah sebagai berikut untuk mengapresiasi puisi, terutama pada
puisi yang tergolong ‘sulit’ yaitu:
1. Membaca puisi berulang kali
2. Melakukan pemenggalan dengan membubuhkan (a) garis miring
tunggal (/) jika di tempat tersebut diperlukan tanda baca koma; (b) dua
garis miring (//) mewakili tanda baca titik, yaitu jika makna atau pengertian
kalimat sudah tercapai.
3. Melakukan parafrase dengan menyisipkan atau menambahkan kata-
kata yang dapat memerjelas maksud kalimat dalam puisi.
4. Menentukan makna kata/kalimat yang konotatif (jika ada).
5. Menceritakan kembali isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk
prosa.
Berbekal hasil kerja tahapan-tahapan di atas, unsur intrinsik puisi seperti
tema, amanat/ pesan, feeling, dan tone dapat digali dengan lebih mudah.
Berikut ini diberikan sebuah contoh langkah-langkah menganalisis puisi.

Mata Pisau
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu tak berkejap menatapmu;
kau yang baru saja mengasahnya
berpikir : ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu

34 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Tahap I : membaca puisi di atas berulang kali
Tahap II : membaca puisi di atas berulang kali
Mata Pisau
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu / tak berkejap menatapmu;//
kau yang baru saja mengasahnya /
berpikir : // ia tajam untuk mengiris apel /
yang tersedia di atas meja/
sehabis makan malam//
ia berkilat/ ketika terbayang olehnya urat lehermu//
Tahapan III: Melakukan parafrase

Mata Pisau
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu / tak berkejap menatapmu;//
(sehingga) kau yang baru saja mengasahnya/
berpikir : // (bahwa) ia (pisau itu) tajam untuk mengiris ape/
yang (sudah) tersedia di atas meja/
(Hal) (itu) (akan) (kau) (lakukan) sehabis makan malam//
ia (pisau itu) berkilat / ketika terbayang olehnya urat leherm//
Tahap IV: Menentukan makna konotatif kata/kalimat
Pisau adalah sesuatu yang memiliki dua sisi, bisa dimanfaatkan untuk
hal-hal yang positif, bisa pula disalahgunakan sehingga menghasilkan
sesuat yang buruk, jahat, dan mengerikan.
Apel adalah sejenis buah yang rasanya enak atau sesuatu yang baik
dan bermanfaat.
Terbayang olehnya urat lehermu adalah sesuatu yang mengerikan.
Tahap IV : Menentukan makna komotatif kata/kalimat
Berdasarkan hasil analisis tahap I – IV di atas, maka isi puisi dapat
disimpulkan sebagai berikut :

Seseorang terobsesi oleh kilauan mata pisau. Ia bermaksud akan


menggunakannya nanti malam untuk mengiris apel. Sayang, sebelum hal itu
terlaksana, tiba-tiba terlintas bayangan yang mengerikan. Dalam hati ia

35
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

bertanya-tanya, apa jadinya jika mata pisau itu dipakai untuk mengiris urat
leher!
Dari pemahaman terhadap isi puisi tersebut, pembaca disadarkan bahwa
tajamnya pisau memang dapat digunakan untuk sesuatu yang positif
(contohnya mengiris apel), namun dapat juga dimanfaatkan untuk hal yang
negatif dan mengerikan (digambarkan mengiris urat leher).

Dengan memerhatikan hasil kerja tahap 1 hingga 5, dapat dikemukakan


unsur-unsur intrinsik puisi “Mata Pisau” sebagai berikut :
Tabel 3. Unsur unsur Intrinsik

No. Definisi “Mata Pisau”

1 Tema : Gagasan utama Sesuatu hal dapat digunakan untuk


penulis yang dituangkan dalam kebaikan (bersifat positif), tetapi
karangannya. sering juga disalahgunakan untuk
hal-hal yang bersifat negatif. Contoh
: anggota tubuh, kecerdasan, ilmu
dan teknologi, kekuasaan dll.
2 Amanat : Pesan moral yang Hendaknya kita memanfaatkan
ingin disampaikan penulis segala hal yang kita miliki untuk
melalui karangannya tujuan positif supaya hidup kita
punya makna
3 Feeling : Perasaan/sikap Penyair tidak setuju pada tindakan
penyair terhadap seseorang yang memanfaatkan
pokok persoalan yang sesuatu yang dimiliki untuk tujuan-
dikemukakan dalam puisi. tujuan negatif.
4 Nada : Tone yang dipakai Nada puisi “Mata Pisau” cenderung
penulis dalam mengungkapkan datar, tidak nampak luapan emosi
pokok pikiran. penyairnya.

Kecuali keempat point di atas, perlu diperhatikan juga citraan (image) dan
gaya bahasa yang terdapat dalam puisi.
Diunduh dari http://siti-lailatus.blogspot.co.id/2012/12/apresiasi-puisi-ws-rendra-
berjudul.html

Puisi yang di apresiasi dengan pendekatan ekspresif

36 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
ANTARA SEMANGGI – BUNDARAN HI
Aku melihat,
Gerak bayangmu dari balik sepatu lars
Lautan manusia menangis, asap tumpahkan pedih
Desing peluru, entah karet atau pembunuh
Percikan cahaya tak padu ke mana arah
Menyentuh langit, berpencar turun ke bumi

Aku melihat,
Kau bergerak melawan arah angin
Dari balik pagar kampus Atma Jaya
Tubuhku gemetar saksikan keberanianmu
Masuklah, istirahatkan jiwamu yang lelah
Jangan keluar lagi, berdoa saja agar segera terhenti

Aku melihat,
Seraut wajah pucat, tertunduk
Berjalan gontai lalui kawat berduri
Ingin ku hampiri, tak berdaya langkah terhenti
Antara Semanggi dan Bundaran HI
Biarlah tergores kenangan pada tugu selamat datang
Semanggi-Karet-Setiabudi. 1998

Puisi di atas bertemakan tentang tragedi demonstrasi pada tahun 1998.


Yaitu saat demo tentang penguasa orde baru yang dilakukan oleh
mahasiswa. Tema tersebut dapat kita ketahui dari bait pertama puisi
tersebut. Dalam bait puisi tersebut dituliskan ‘Gerak bayangmu dari balik
sepatu lars//Lautan manusia menangis, asap tumpahkan pedih’, yaitu
banyak manusia yang berkerumun dengan pengawalan petugas dengan
sepatu lars yang identik dengan polisi.

Pada bait pertama, mengekspresikan bahwa penulis melihat sosok di balik


barisan penegak keamanan pada saat terjadi demonstrasi. Dia melihat
banyak orang yang menangis, asap yang mengepul ke angkasa. Sebuah

37
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

tembakan dari penegak keamanan yang menghamburkan massa ke segala


penjuru.

Pada bait kedua, penulis merasa kagum dengan perjuangan seorang


demonstran. ‘Tubuhku gemetar saksikan keberanianmu’. Dia melihat seorang
demonstran itu berlari melawan ‘arah angin’. Maksud dari ‘arah angin’ ini yaitu
dia terlepas dari rombongan demonstran untuk berjuang menembus barikade
polisi dan kawat-kawat berduri. Berlari untuk menyampaikan aspirasi untuk
segera menghentikan kekuasaan orde baru, dan berharap kekuasaan orde
baru segera berakhir.

Bait ketiga merupakan puncak dari perjuangan seorang demonstran yang


berlari melawan ‘arah angin’. Penulis melihat demonstran yang berjalan
dengan wajah pucat dan tertunduk. ‘Seraut wajah pucat, tertunduk’ artinya
perjuangan yang dia perjuangkan berakhir. Cita-cita para demonstran pada
masa itu telah kalah, perjuangan aspirasi masyrakat tentang kekuasaan orde
baru masih belum terselesaikan.
Amanat yang terkandung dari puisi di atas ialah, jika kekuasaan dan kekuatan
militer berkuasa, masyarakat kecil tidak sanggup melawan meskipun dengan
pengorbanan darah. Namun perjuangan harus tetap dilakukan demi sebuah
cita-cita yang lebih baik.

Puisi 2
ASMARA DAN TRAGEDI SEMANGGI
Asmaraku tumbuh
Bersama pasta gigi di bawah alis matamu
Desing peluru dan perihnya gas air mata
Lari kau dalam kerumunan tiarapku
Terpesona aku memandangi peluhmu

Asmaraku tumbuh
Bersama bom molotov dan batu batu berterbangan
Ribuan manusia saling menghujat tak henti
Di mana kau, ketika tentara memukuli anak bangsa?
Takutku datang, kau hilang tak terpandang

38 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Asmaraku tumbuh
Menerobos barikade mencari bayangmu
Cahaya rembulan muncul perlahan
Revolusi lenyapkan jejakmu di gelap malam
Lelahku bersandar pada tameng yang garang

Asmaraku tumbuh
Di mana kau, saat Bendungan Hilir diam damai
Gerimis sepi saksikan kesendirianku
Itu bukan mimpi aku rindu padamu
Oh asmara... ku tunggu kau di bawah jembatan Semanggi

Melihat dari tahun dan setelah membaca judul serta isi puisi di atas, tema
yang terdapat di dalamnya adalah upaya revolusi orde baru. Dari ke
empat bait yang terdapat pada puisi tersebut berceritakan tentang
demonstrasi. ‘Desing peluru dan perihnya gas air mata//Lari kau dalam
kerumunan tiarapku’ seperti larik puisi ini, yang menggambarkan suasana
demonstrasi pada masa itu.

Asmara pada puisi di atas diibaratkan dengan harapan perjuangan cita-


cita revolusi yang akan dicapai. Yaitu, mereka masih berharap untuk bisa
melakukan revolusi pemerintahan orde baru yang telah berkuasa terlalu
lama.

Bait pertama puisi tersebut menceritakan demonstrasi pada tahun 1998


itu terjadi pada pagi hari. ’Bersama pasta gigi di bawah alis
matamu//Desing peluru dan perihnya gas air mata’
Bait kedua menceritakan tentang saat terjadi demonstrasi, dimana batu-
batu berternbangan. Menggambarkan suasana yang menegangkan.
Namun ada yang disesalkan oleh penulis, yaitu saat anak bangsa dengan
sekuat perjuangannya ingin menyampaikan aspirasi dan dipukuli oleh
penegak keamanan, penguasa sebagai pemimpin negara dan saat itu
dipilih oleh rakyat tidak berusaha melindungi rakyat yang telah

39
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

memilihnya melaksanakan amanat rakyat.’ Di mana kau, ketika tentara


memukuli anak bangsa?//Takutku datang, kau hilang tak terpandang’
Bait ketiga dan keempat dalam puisi Asmara dan Semanggi bercerita
tentang akhir dari perjuangan demonstrasi pada hari itu, dimana penulis masih
merindukan sosok yang bisa mengayomi rakyatnya, dan dia berharap
keputusan tentang revolusi itu akan segera terjadi saat dia masih bertahan
dibawah jembatan Semanggi. ‘Oh asmara... ku tunggu kau di bawah jembatan
Semanggi’

Amanat yang bisa diambil dari puisi tersebut adalah penguasa tak selamanya
bisa berkuasa, mereka yang dipilih oleh rakyat harus bisa menjaga dan
melindungi serta mendengar aspirasi, jika hal itu untuk kebaikan. Dan itulah
yang dirindukan pada masa itu, atau mungkin juga sampai saat ini.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan 1:
1. Pendahuluan
Agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, Bapak dan Ibu
marilah berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Kegiatan
kita awali dengan curah pendapat tentang pengertian apresiasi. Selanjutnya
simaklah penjelasan dari fasilitator mengenai kompetensi, tujuan, indikator
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Para peserta dibagi ke dalam empat kelompok, dalam berdiskusi Bapak dan
Ibu perlu mengembangkan sikap menghargai pendapat teman, semangat,
kerjasama dan menyelesaikan tugas bersama, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, serta tolong menolong dalam forum diskusi.
2. Curah pendapat
Fasilitator tanya jawab dengan peserta tentang berbagai masalah tentang
permasalah pembelajaran apresiasi prosa di kelas.
3. Diskusi kelompok
Mendiskusikan ciri-ciri cerpen (kerja kelompok)

40 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Setiap anggota dalam kelompok membedah materi yang menjadi tanggung
jawabnya. Ketika proses pembedahan, setiap anggota kelompok secara aktif
mengisi LK-1.1, LK-1.2, yang tercantum pada modul pelatihan masing-masing.
sebagai berikut.
a. Mendiskusikan Pengertian Apresiasi Sastra secara Etimologi dan para ahli
(LK 1. 1)
b. Mendiskusikan Unsur-unsur Puisi (LK 1. 2)
Setiap kelompok bersama-sama menuliskan hasil diskusinya pada kertas
plano dan hasilnya dipajang pada tempat yang tersedia. Setiap kelompok
melakukan kunjung karya ke kelompok lainnya untuk memberikan tanggapan.
Tanggapan disampaikan dalam bahasa yang santun dan tidak merendahkan
orang lain.Temuan dan berbagai persoalan yang muncul dari kegiatan kunjung
karya dibahas dalam diskusi kelas dengan menghargai perbedaan pendapat
untuk menjadi bahan refleksi bagi kepentingan pembelajaran dalam konteks
yang sebenarnya.
4. Kerja mandiri menganalisis struktur batin puisi (LK 04)
Saat kerja mandiri peserta diharapkan mampu mengidentifikasi struktur batin
puisi dengan percaya diri, bersabat, dan tidak memaksakan kehendak. Sikap
mandiri dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dengan
mempergunakan segala tenaga dan pikiran. Hal ini menunjukkan kepedulian
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, sosial, dan budaya.
5. Penutup akhir kegiatan dirumuskan cara menganalisis unsur fisik dan batin
puisi.

41
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

E. Latihan/Kasus/Tugas

LK – 1.1. Menguraikan Pengertian Apresiasi!


1. Uraiakanlah penegertian apresiasi secara etimologi

2. Uraikanlah dua pengertian apresiasi menurut para ahli!

LK-1.2. Menjelaskan Unsur-Unsur Puisi


1. Jelaskanlah unsur-unsur lahir puisi!

2. Jelaskanlah unsur-unsur batin puisi!

42 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

LK‐1.3. Menganalisis Unsur Fisik Puisi
1. Analisislah unsur fisik puisi berjudul “Hujan Bulan Juni”, karya Sapardi Joko
Damono berikut!

Hujan Bulan Juni
Karya Sapardi Joko Damono 
Tak ada yang lebih tabah 
Dari hujan bulan juni 
Dirahasiakannya rintik rindunya 
Kepada pohon yang berbunga itu 
 Tak ada yang lebih bijak 
Dari hujan bulan juni 
Dihapusnya jejak‐jejak kakinya 
Yang ragu‐ragu di jalan itu 
 Taka ada yang lebih arif 
Dari hujan bulan juni 
Dibiarkannya yang tak terucapkan 

43
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

LK‐1.4. Menganalisis Unsur Lahir Puisi
Analisislah unsur lahir puisi berjudul “Hanya Seutas Pamor Badik karya
Zawawi Imron berikut!
Analisislah struktur batin puisi berjudul di atas!

NYANYIAN GERIMIS 
SONI FARID MAULANA 
 
Telah kutulis jejak hujan 
Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum 
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu 
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma 
Yang saling memahami gairah terpendam 
Dialirkan sungai ke muara 
 
  Sesaat kita larut dalam keheningan 
    Cinta membuat kita betah hidup di bumi 
Ekor cahaya berpantulan dalam matamu 
  Seperti lengkung pelangi 
    Sehabis hujan menyentuh telaga 
 
  Inikah musim semi yang sarat nyanyian 
Juga tarian burung‐burung itu? 
     Kerinduan bagai awah gunung berapi 
    Sarat letupan. Lalu desah nafasmu 
  Adalah puisi adalah gelombang lautan 
    Yang menghapus jejak hujan 
Di pantai hatiku. Begitulah jejak hujan 
  Pada kulit dan rambutmu 
    Menghapus jarak dan bahasa 
Antara kita berdua

44 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

F. Rangkuman

Apresiasi sastra menurut S. Efendi (1978: 12) adalah kegiatan menggauli cipta
sastra secara sungguh-sungguh sehingga muncul penghargaan terhadap cipta
sastra sekaligus memperoleh nilai-nilai dari karya sastra tersebut.

Apresiasi puisi merupakan bagian dari kegiatan apresiasi sastra secara


umum.Sebagai bagian dari apresiasi sastra, yang pertama kali harus dipahami
bahwa apresiasi sastra termasuk apresiasi puisi perlu diletakkan sebagai
bagian dari peristiwa atau fenomena kesenian, bukan merupakan peristiwa atau
fenomena keilmuan, sosial, politis, ekonomis dan lain sebagainya.Sebagai
peristiwa kesenian, apresiasi sastra lebih bersifat personal bukan komunal.
Sebagai peristiwa kesenian yang personal, apresiasi sastra akan lebih banyak
bersangkutan dengan jiwa, nurani, budi, rasa, emosi, dan afeksi daripada
kemahiran fisikal.

Dengan demikian, apresiasi sastra sesungguhnya tidak bekerja menggunakan


rumus-rumus, pola-pola, atau kaidah-kaidah ataupun perangkat teori sastra
tertentu. Rumus-rumus, pola-pola, atau teori sastra yang ada hanyalah sekadar
alat bantu dalam proses kegiatan apresiasi. Dengan kata lain, teori-teori dan
rumus-rumus dalam kegiatan apresiasi hanyalah merupakan hal yang sekunder
sebab tanpa teori dan rumus-rumus sastra, apresiasi sastra termasuk apresiasi
puisi tetap dapat berlangsung. Hal primer yang dibutuhkan dalam kegiatan
apresiasi puisi hanyalah kesiapan dan keterbukaan kalbu, keadaan cita rasa,
kualitas emosi, kejujuran, serta ketajaman rasa dan budi.

Dalam rangkaian kegiatan apresiasi puisi, menghargai puisi merupakan ranah


paling tinggi, yang sebelum sampai pada ranah menghargai itu seorang
pembaca harus terlebih dahulu melalui ranah mengenali, menikmati, dan
memahami. Dalam kegiatan apresiasi sastra -termasuk apresiasi puisi- akan
terjadi interaksi yang intens antara manusia (pembaca/apresiator) dan sastra.

Herman J Waluyo (2005: 45) menyebutkan ada empat tingkatan apresiasi yakni
tingkat menggemari, tingkat menikmati, tingkat mereaksi dan tingkat produktif.
Sedangkan Wardani (1981) menyebutkan ada empat tahap dalam

45
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

mengapresiasi karya sastra, yaitu (1) tingkat menggemari, yang ditandai oleh
adanya rasa tertarik pada buku buku sastra serta ada keinginan untuk
membacanya; (2) tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra
karena mulai tumbuh pengertian; (3) tingkat mereaksi, yaitu mulai ada
keinginan untuk menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati
misalnaya dengan menulis sebuah resensi atau diskusi sastra, serta (4) tingkat
produksi, mulai ikut menghasilkan karya sastra.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahap mengapresiasi karya sastra


meliputi: menyenangi, menghargai, memahami, menghayati, dan
memproduksi. Tahap paling dasar adalah menyenangi sedangkan tahap paling
tinggi adalah memproduksi.

46 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!


1. Periksa kembali tujuan Kegiatan Pembelajaran 2 ini. Silakan Bapak dan Ibu
cermati pencapaian tujuan dan Indikator Pencapaian Kompetensi pada peta
indikator pencapaian kompetensi. Apa saja yang sudah bapak dan ibu
capai? Jelaskan!

2. Masih adakah hal atau materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 yang belum
Bapak dan Ibu pahami? Jelaskan mengapa!

47
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 1 

3. Nilai karakter apa yang sudah Bapak dan Ibu implementasikan dalam
kegiatan pembelajaran satu? Pada kegiatan mana nilai itu dapat
diimplementasikan?

4. Bagaimanakah Bapak dan Ibu mengaplikasikan nilai karakter tersebut dalam


kegiatan pembelajaran

48 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Kegiatan Pembelajaran 2
Apresiasi Prosa

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini Bapak dan Ibu dapat mengapresiasi karya
sastra prosa secara reseptif dan produktif dengan mengintegrasikan nilia-nilai
relegius, toleransi, semangat, percaya diri, kerjasama, musyawarah mufakat,
tolong menolong, kepedulian dan saling menghargai.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 4: Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi
20.7 Mengapresiasi karya sastra 20.7.3 Mengapresiasi prosa Indonesia
secara reseptif dan produktif (prosa lama: dongeng; prosa baru: cerpen)
20.7.3.1 Menguraikan ciri- ciri prosa lama
dan prosa baru
20.7.2.2 Menganalisis unsur instrinsik dan
ektrintrinsik prosa lama
20.7.2.3 Menganalisis unsur instrinsik dan
ekstrinsik prosa baru

C. Uraian Materi

1. Pengertian Prosa
Prosa sebagai salah satu bentuk cipta sastra, mendukung fungsi sastra pada
umumnya. Fungsi prosa adalah untuk memperoleh keindahan, pengalaman,
nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita, dan nilai-nilai budaya yang
luhur. Selain itu dapat pula mengembangkan cipta, rasa, serta membantu
pembentukan untuk pembelajaran (secara tidak langsung).

49
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

Prosa sebagai salah satu bentuk karya sastra, sering menimbulkan masalah
dalam mengajarkannya. Hal ini muncul karena cerita yang ditulis dalam
bentuk prosa pada umumnya panjang. Masalah ini tentu saja dapat
mempengaruhi proses pembelajaran prosa karena bimbingan apresiasi
yang menyangkut teks enggan diberikan. Seperti halnya puisi, prosapun
sebaiknya dinikmati oleh siswa secara utuh agar fungsi prosa benar-benar
terwujud.
2. Prosa Lama (dogeng)
Boscom dalam Danandjaja mendefinisikan pengertian dongeng, bahwa
dongeng dianggap sebagai prosa fiktif yang bertujuan untuk hiburan,
pelajaran(moral) atau bertujuan lain untuk menyindir. Meskipun dongeng
adalah suatu karya sastra fiktif yang tidak terikat oleh waktu, dongeng
banyak terinpirasi dari dunia nyata.

Dongeng termasuk dalam karya sastra foklor, ilmu yang menjelaskan


tentang kebudayaan yang berada di masyarakat. Contohnya adalah
dongeng yang di ceritakan secara lisan sebagai pengantar tidur ataupun
dongeng yang di ceritakan secara terbuka dengen menggunakan media
lainnya, seperti boneka dll.
a) Jenis-jenis prosa lama (Dongeng)
 Mite merupakan dongeng yang bercerita mengenai kehidupan
makhluk halus, setan, jin maupun dewa-dewi. Contohnya adalah
dongeng dewi sri.
 Legenda merupakan cerita yang lahir di tengah masyarakat yang
berhubungan dengan keaadan atau suatu peristiwa yang terjadi pada
saaat itu dan mehirkan suatu asal usul suatu suatu nama daerah atau
keadaan alam yang terjadi. Contohnya adalah legenda banyuwangi,
malin kundang, legenda danau toba dll
 Fabel merupakan cerita yang mengangkat binatang sebagai tokoh dan
menceritakan tentang kehidupan mereka. Contohnya Sang kancil
 Hikayat merupakan sebuah dongeng yang berkisah tentang kehebatan
ataupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan kesaktian,
keanehan serta mukjizat tokoh utama. Contohnya, Hikayat Si Miskin,
Hikayat Sri Rama

50 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
 Parabel adalah suatu dongeng yang menggunakan perumpamaan
yang menggunakan kiasan kiasan yang bertujuan untuk mendidik
pembacanya. Contohnya sepasang selot kulit.
 Dongeng orang pandir adalah dongeng yang bersifat jenaka yang
menceritakan tentang pengalaman pengalaman konyol maupun
tingkah laku sang tokoh yang cerdik dan jenaka. Contohnya dongeng
Abu Nawas.
b) Ciri–Ciri Dongeng
(1) Alur yang digunakan sederhana
(2) Ceritanya singkat dan bergerak cepat
(3) Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci
(4) Ceritanya disampaikan dari mulut ke mulut atau secara lisan
(5) Pesan atau tema terkadang dituliskan dalam cerita
(6) Umumnya, pendahuluannya sangat singkat dan langsung.
Diunduh dari http://pengertianedefinisi.com/pengertian-dongeng-ciri-ciri-dan-
jenis-dongeng/
c) Unsur-Unsur Instrinsik dongeng
(1) Tema
Tema merupakan inti persoalan yang menjadi dasar dalam sebuah cerita.
Oleh karenanya, agar bisa mendapatkan tema dalam sebuah cerita,
pembaca tentunya harus membaca cerita tersebut hingga selesai. Tema
pada cerita rakyat akan dikaitkan dengan pengalaman kehidupan.
Biasanya tema cerita rakyat mengandung elemen alam, kejadian sejarah,
kesaktian, dewa, misteri, hewan, dan lain-lain.
(2) Latar atau setting pada dongeng (cerita rakyat)
Latar adalah informasi mengenai waktu, suasana, dan juga lokasi dimana
cerita itu berlangsung.
a) Latar Lokasi atau Tempat
b) Latar lokasi adalah informasi pada cerita yang menjelaskan tempat
cerita itu berlangsung. Sebagai Contoh latar lokasi cerita adalah di
kerajaan, di desa, di hutan, di pantai, di kahyangan dan kain-lain.
c) Latar Waktu

51
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

d) Latar waktu merupakan saat terjadinya peristiwa dalam dongeng,


sebagai contoh pagi hari, pada jaman dahulu kala, malam hari, tahun
sekian, saat matahari terbenam dll.
e) Latar Suasana
f) Latar suasana adalah informasi yang menyebutkan suasana pada
kejadian dalam dongeng berlangsung. Sebagai contoh latar suasana
adalah rakyat hidup damai dan sejahtera, masyarakat hidup dalam
ketakutan karena raja yang kejam, hutan menjadi ramai setelah
purbasari hidup disana, dan lain-lain.
(3) Tokoh
Tokoh merupakan pemeran pada sebuah cerita rakyat. Tokoh pada
cerita rakyat dapat berupa hewan, tumbuhan, manusia, para dewa,
dan lain-lain.
Menurut sifatnya penokohan dibagi tiga yaitu:
a) Tokoh utama (umumnya protagonis) adalah tokoh yang menjadi
sentral pada cerita. Tokoh ini berperan pada sebagian besar
rangkaian cerita, mulai dari awal sampai akhir cerita. Pada
umumnya, tokoh utama ditampilkan sebagai tokoh tokoh yang
memiliki sifat baik. Tetapi tidak jarang ditemukan tokoh utama
diceritakan lucu, unik atau jahat sekalipun.
b) Tokoh lawan (umumnya antagonis). antagonis secara pengertian
merupakan tokoh yang selalu berlawanan dengan tokoh protagonis.
Pada umunya, tokoh antagonis ditampilkan sebagai tokoh ”hitam”,
yaitu tokoh yang bersifat jahat.
c) Tokoh pendamping (tritagonis). Tritagonis merupakan tokoh
pendukung.
Menurut cara menampilkan wataknya penokohan dibagi dua yaitu :
a) Secara langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca karena
telah dijelaskan oleh pengarang
b) Seara tidak langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca
dengan membuat kesimpulan sendiri dari dialog, latar suasana,
tingkah laku, penampilan, lingkungan hidup, dan pelaku lain

52 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
(4) Alur
Merupakan runtutan kejadian pada sebuah cerita rakyat. Biasanya
cerita rakyat meliputi lima rangkaian peristiwa yaitu saat pengenalan
(pembukaan) , saat pengembangan, saat pertentangan (konflik), saat
peleraian (rekonsiliasi), dan tahap terakhir adalah saat penyelesaian.
Secara umum alur dibagi menjadi tiga jenis yaitu: (a) alur maju, (b) alur
mundur, dan (c) alur campuran.
(5) Sudut pandang
Sudut pandang merupakan bagaimana cara penulis menempatkan
dirinya dalam sebuah cerita, atau dengan kata lain dari sudut mana
penulis memandang cerita tersebut. Sudut pandangan memiliki
pernanan yang sangat penting terhadap kualitas dari sebuah cerita.
Sudut pandang secara umum dibagi dua yaitu
(a) Sudut pandang orang pertama : penulis berperan sebagai orang
pertama yang bisa menjadi tokoh utama maupun tokoh tambahan
pada cerita
(b) Sudut pandang orang ketiga : Penulis berada di luar cerita serta
tidak terlibat secara langsung pada cerita. Penulis menjelaskan
para tokoh didalam cerita dengan menyebut nama tokoh atau kata
orang ketiga yaitu “dia, mereka”.
(6) Amanat atau pesan moral
Merupakan nilai-nilai yang terkandung didalam cerita dan ingin
disampaikan agar pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita
tersebut.
(7) Majas (gaya bahasa)

d) Unsur-Unsur Ekstrinsik dalam Cerita Rakyat (dogeng)


Unsur ekstrinsik merupakan semua faktor luar yang mempengaruhi penciptaan
sebuah tulisan ataupun karya sastra. Bisa dikatakan unsur ektrinsik adalah milik
subjektif seorang penulis yang dapat berupa agama, budaya, kondisi sosial,
motivasi, yang mendorong sebuah karya sastra tercipta.
Unsur-unsur ekstrinsik pada cerita rakyat biasanya meliputi:
1) Budaya serta nilai-nilai yang dianut.
2) Tingkat pendidikan

53
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

3) Kondisi sosial di masyarakat


4) Agama dan keyakinan
5) Kondisi politik, ekonomi, hukum dan lain-lain.
Diunduh
https://www.google.com/search?q=pengertian++unsur+ekstrinsik+dongen&ie=
utf-8&oe=utf-8

3. Prosa Baru
Prosa baru merupakan pancaran dari masyarakat baru. Karya-karya prosa
yang dihasilkan oleh masyarakat baru Indonesia mulai fleksibel dan bersifat
universal; ditulis dan dilukiskan secara lincah serta bisa dinikmati oleh
lingkup masyarakat yang lebih luas.
a. Bentuk-bentuk prosa baru, antara lain sebagai berikut:
1) Roman, berisi cerita tentang kehidupan manusia yang dilukiskan
secara terperinci atau detail. Berdasarkan isinya, roman dapat dibagi
menjadi roman sejarah, roman sosial, roman jiwa, roman tendens.
2) Cerpen, singkatan dari cerita pendek; adalah karangan pendek yang
berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan
manusia yang penuh ak mudah dilupakan.
3) Novel, karangan imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas
probematika kehidupan manusia atau beberapa orang tokoh.
4) Otobiografi, berisi kisah cerita tentang pribadi si pengarang sendiri,
mengenai pengalaman hidupnya sejak kecil hingga dia dewasa.
5) Biografi, berisi suatu kisah atau cerita tentang pengalaman hidup
seseorang dari kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal
dunia yang ditulis oleh orang lain.
6) Essay, karangan yang berupa kupasan tentang suatu hasil karya
sastra, kesenian, atau bidang kebudayaan yang dilakukan oleh
seorang ahli di bidangnya.
7) Kritik, kupasan tentang satu karya sastra, kesenian, serta
bidangkebudayaan yang ditulis oleh seorang ahli dengan menekankan
pada fakta yang objektif

54 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
b. Ciri-ciri Prosa Baru
1) Tertulis.
2) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
3) Dipengaruhi pengarangnya.
4) Dipengaruhi sastra barat.
5) Bentuk ronam,cerpen,drama
c. Unsur intrinsik prosa
1) Tema
Tema adalah inti atau ide pokok sebuah cerita. Tema merupakan pangkal
tolak pengarang.
2) Latar
Latar (setting) adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya perbuatan tokoh
atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, atau pun bentuk
prosa lainnya, kadang-kadang tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan
tokoh itu. Yang ada hanya penyebutan latar secara umum.Misalnya, di tepi
hutan, di sebuah desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
3) Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang
tokoh, pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut:
a) penggambaran langsung oleh pengarang
b) penggambaran fisik dan perilaku tokoh
c) penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
d) penggambaran tata kebahasaan tokoh
e) pengungkapan jalan pikiran tokoh
f) penggambaran oleh tokoh lain
4) Alur (plot)
Alur: rangkaian peristiwa/jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta
penyelesaian. Macam-macam Alur: – Alur mundur : jalinan peristiwa dari
masa kini ke masa lalu: – Alur maju: jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa
kini – Alur gabungan: gabungan dari alur maju dan alur mundur secara
bersama-sama. Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian
berikut; Pengenalan situasi : memperkenalkan para tokoh, menata adegan,
dan hubungan antar tokoh. Pengungkapan peristiwa: mengungkap peristiwa

55
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

yang menimbulakan berbagai masalah. Menuju adanya konflik : terjadi


peningkatan perhatian ataupun keterlibatan situasi yang menyebabkan
bertambahnya kesukaran tokoh.
d. Unsur ekstrinsik prosa
1) Latar Belakang Penciptaan adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan.
2) Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan adalah keadaan
masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat
karya sastra diciptakan.
3) Pandangan hidup pengarang/Latar belakang pengarang.

4. Apresiasi Prosa
Secara leksikal, Appreciation ‘apresiasi‘ mengacu pada pengertian
pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan,penilaian, dan
pernyataan yang memberikan penilaian. (Hornby,1973). Apresiasi sastra
ialah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh–sungguh sehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap karya sastra. (Effendi,1973). Dengan kata lain
apresiasi sastra adalah upaya memahami karya sastra, yaitu upaya
bagaimanakah caranya untuk dapat mengerti sebuah karya sastra yang kita
baca baik fiksi maupun puisi, mengerti maknanya, baik yang intensional
maupun yang faktual, dan mengerti seluk beluk strukturnya. Pendek kata
apresiasi sastra itu merupakan upaya merebut makna karya sastra sebagai
tugas utama seorang pembaca.
Untuk dapat memahami struktur karya sastra dan dapat merebut makna
dengan setepat–tepatnya,seorang pembaca perlu mengerti bagian– bagian
atau elemen–elemen karya sastra. Karena, karya sastra merupakan sebuah
struktur yang rumit. Sebagai sebuah struktur, karya sastra mengandung
gagasan keseluruhan, gagasan tranformasional, dan gagasan kaidah yang
mandiri. Oleh karena itu, untuk mengerti karya sastra diperlukan analisis
terhadap bagian–bagian struktur tersebut. Dengan demikian, nyatalah
bahwa apresiasi sastra merupakan satu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan kritik sastra. Bahkan, dapat dikatakan bahwa
apresiasi sastra merupakan salah satu jenis kritik sastra terapan.

56 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Kegiatan–kegiatan atau langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk
memahami karya sastra paling tidak meliputi 3 hal yaitu, (1) Penafsiran atau
interpretasi, (2) analisis atau penguraian, dan (3) evaluasi atau penilaian.

a) Penafsiran
Penafsiran adalah upaya memahami karya sastra dengan memberikan
tafsiran berdasarkan sifat–sifat karya sastra itu sendiri. Dalam hubungan ini,
Abrams-1981 membedakan tafsiran menjadi dua hal, yakni dalam artinya
yang sempit, penafsiran merupakan upaya untuk memperjelas arti bahasa
dengan sarana analisis, parafrase dan komentar. Lazimnya penafsiran
difokuskan pada kegelapan, ambiguitas, parafrase, dan komentar. Dalam arti
luas, penafsiran atau menafsirkan ialah membuat jelas arti karya sastra yang
bermediakan bahasa yaitu meliputi penjelasan aspek–aspek seperti jenis
karya,unsur–unsur,struktur, tema dan efek–efeknya.
b) Analisis
Analisis merupakan penguraian karya sastra atas bagian–bagian atau norma–
normanya. Secara lebih khusus, analisis karya sastra dibedakan menjadi
analisis fiksi dan anlisis puisi. Analisis fiksi meliputi analisis terhadap semua
elemen pembangun fiksi itu, yang mencakup fakta cerita, sarana cerita, dan
tema. Fakta cerita meliputi plot, tokoh, dan latar. Sarana cerita meliputi hal–
hal yang dimanfaatkan oleh pengarang dalam memilih dan menata detil–detil
cerita sehingga tercipta pola yang bermakna, seperti unsur judul,sudut
pandang, gaya dan nada,dan sebagainya.
Penafsiran dan analisis memungkinkan pembaca untuk memberikan penilaian
kepada karya sastra secara tepat sesuai dengan hakikatnya. Hakikat karya
sastra adalah karya imajinatif yang bermediakan bahasa dan mempunyai
unsur estetik yang dominan.
c) Penilaian
Penilaian adalah usaha menentukan kadar keberhasilan atau keindahan
suatu karya sastra. Dengan adanya penilaian dimungkinkan untuk membuat
pemilihan antar karya sastra yang baik dan yang jelek, yang berhasil dan yang
gagal, yang bermutu tinggi,rendah, dan sedang. Jika penilaian dapat
dilakukan sebaik–baiknya, penghargaan kepada sebuah karya sastrapun

57
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

dapat dilakukan secara wajar dan sepantasnya. Untuk itu diperlukan suatu
kriteria, yakni kriteria keindahan atau keberhasilab suatu karya sastra.

Cara mengapresiasi karya sastra


Sebelum kita melakukan apresiasi kita harus memilih karya sastra seperti
drama, film dan lain-lain. Kesukaan ini akan melangkah pada upaya seorang
untuk mengetahuai lebih dalam karya yang dipilih. Karya sastra dapat di
gemari dan disukai karya tersebut dapat memberi kesan tersendiri yang
menimbulkan empati bagi penggemar. Proses penciptaan karya sastra
meliputi :
1) Upaya mengeksplorasi jiwa pengarang yang diwujudkan ke dalam
bentuk bahasa.
2) Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang dan
peminat sastra.
3) Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dan alat pemuas hati
peminat sastra.
4) Bentuk ekspresi yang mendalam dari pengarang terhadap unsur-unsur
kehidupan.
Langkah-langkah mengapresiasi sastra
1) Menginterprestasi atau melakukan penafsiran terhadap kerya sastra
berdasarkan sifat-sifat karya tersebut.
2) Menganalisis atau mengurai unsur-unsur karya sastra tersebut, baik
unsur intrinsik maupun ekstrinsik.
3) Menikmati atau merasakan karya satra berdasarkan pemahaman untuk
mendapatkan pernyataan.
4) Mengevaluasi atau menilai karya satra dalam rangka mengukur
kualiatas karya tersebut.
5) Menghargai karya satra berdasarkan kualitas

58 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Contoh Analisis Prosa
BUNDA (sinopsis)
Gio tinggal bersama ayah dan tante Marcia yang tidak disukainya. Gio tidak
pernah menganggap tante Marcia itu ada, dan selama setahun lebih tinggal
bersama Gio tidak pernah memanggil tante Marcia dengan sebutan “Ibu
atau Bunda”. Padahal tante Marcia sangat sayang, sabar, lemah lembut, dan
selalu bersikap baik kepada Gio dan ayahnya. Tante Marcia tidak pernah
membalas perilaku Gio tersebut, malah selalu memberikan senyuman manis
untuk Gio.
Sampai pada akhirnya Gio kecelakaan dan pingsan akibat tidak berhati-hati
dalam mengendarai sepeda motor. Tante Marcia dan Desty yang setia
menunggui Gio. Setelah Gio siuman, Desty mencoba untuk menasehati dan
memberi pengertian kepada Gio agar Gio segera sadar atas sikapnya
selama ini terhadap tante Marcia dan bersedia meminta maaf. Setelah Desty
mencoba berulang kali untuk meyakinkan Gio, akhirnya Gio sadar
(menyadari sikap buruknya selama ini), dan bersedia meminta maaf, serta
bersedia memanggil tante Marcia denga sebutan “Bunda”.
a. Tema
Merupakan sikap atau pandangan terhadap masalah. Pengarang yang
sedang menulis cerita pasti akan menuangkan gagasannya. Tanpa gagasan
pasti dia tidak bisa menulis cerita. Gagasan yang mendasari cerita yang
dibuatnya itulah yang disebut tema dan berupa pokok pembahasan. Tema
terdiri dari dua macam, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor
adalah tema yang dominan dalam cerita, sedangkan tema minor adalah
tema tambahan untuk melukiskan tema mayor. Tema mayor melekat pada
tokoh utama, sedangkan tema minor melekat pada tokoh tambahan.
Menurut Mursal Esten (1984:92) dalam melukiskan tema mayor suatu cerita
ada beberapa cara yaitu melihat persoalan yang paling banyak
membutuhkan waktu penceritaan, melihat persoalan yang paling banyak
menimbulkan konflik.
1) Tema Mayor pada cerpen “Bunda”, yaitu: kesabaran seorang ibu tiri untuk
menghadapi sikap buruk anak tirinya. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan
cerpen berikut:

59
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

Tante Marcia yang berada disamping ayah terlihat cemas, seakan-akan beliau
tidak ingin terjadi pertengkaran antar aku dan ayah hanya karena sikapku
terhadapnya.
Kemudian pada cuplikan lain ditegaskan kembali, yaitu:
Selama ini pintu hatiku tak pernah terbuka untuk tante Marcia, orang yang
selalu berusaha memperhatikanku walaupun aku tak pernah
menghiraukannya. Sampai-sampai tak pernah kurasakan kebaikan
darinya, padahal di setiap waktu beliau selalu mempersembahkan semua
kebaikan tulusnya kepadaku.

Persoalannya terletak pada tante Marcia (ibu tiri) yang dinikahi oleh duda
beranak satu, anaknya tersebut bernama Gio, setahun yang lalu Gio
ditinggal wafat oleh ibu kandungnya, Gio merasa kehilangan dan sedih,
dia tidak suka dengan tante Marcia, padahal tante Marcia adalah sosok
wanita yang baik dan penyayang, tidak tahu mengapa Gio sangat
membencinya. Terlihat pada penyataan Gio berikut:
Sebenarnya tante Marcia sangat baik kepadaku dan ayahku. Tapi tidak
tahu setan apa yang merasuki hatiku sehingga aku begitu membencinya.

Maka dari itu, Gio selalu bersikap buruk kepada tante Marcia, berkata
kasar, tidak memperhatikan pada saat diajak berbicara, tetapi tante
Marcia tetap bersabar dan memberikan senyum khasnya kepada Gio.
Terlihat pada dialog yang dilakukan oleh Gio dan tante Marcia berikut:
Tante Marcia tersenyum manis. “Buku kamu sudah tante letakkan di rak
bukumu,” ujarnya lirih
“Kalau pulang jangan larut malam,” tutur tante Marcia
“Suka-suka aku mau pulang kapan.”
2) Tema minor pada cerpen “Bunda”, yaitu: keegoisan. Terlihat pada
sikap-sikap Gio terhadap tante Marcia, salah satunya sebagai berikut:
Setahun setelah ibuku meninggal, ayah menikah untuk yang kedua
kalinya, yaitu dengan tante Marcia. Dan selama lebih dari dua belas
bulan ini aku tinggal bersama ibu tiri yang tidak aku suka. Aku tidak
pernah memanggilnya dengan sebutan ibu, padahal ayah sudah
melatihku untuk memanggil tante Marcia dengan panggilan yang indah
itu.

60 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Gio yang tidak suka dengan tante Marcia membuat semua kebaikan tante
Marcia tidak terlihat oleh Gio, Gio selalu bersikap buruk, tetapi tante
Marcia tidak pernah benci ataupun berusaha untuk membalas perilaku
Gio tersebut. Tante Marcia tetap perhatian kepada Gio. Terlihat pada
penuturan Desty berikut:
“Gio, tante Marcia orang yang sangat baik,” jawab Desty. Tadi tante
Marcia pingsan ketika melihat kamu dibawa ke rumah sakit dengan
berlumuran darah. Setelah siuman nggak henti-hentinya tante Marcia
menangisi kamu Gio,” sambungnya sambil tangannya masih
menggenggam tanganku

b. Penokohan
Tokoh Aku (Gio)
Tokoh ini begitu berperan dalam cerpen ini, yaitu sebagai tokoh antagonis
yang diperankan oleh Gio. Dari Gio kita bisa membaca kisah seorang ibu
tiri yang selalu sabar menghadapi sikap dan perilaku anak tiri (Gio =>>
tokoh aku). Pengarang menggambarkan tokoh ini sebagai orang yang
cuek, pemarah, penuh rasa benci, tetapi sebenarnya juga baik hati dan
penyayang.
“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante
Marcia. Sampai-sampai beliau terkejut.
Sebenarnya tante Marcia sangat baik kepadaku dan ayahku. Tapi tidak
tahu setan apa yang merasuki hatiku sehingga aku begitu membencinya.
“Suka-suka aku mau pulang kapan.”
Ketika Desty ke rumahku dulu, dia aku kenalkan dengan tante Marcia.
Walaupun aku tidak menyukai tante Marcia tapi aku juga ingin tante
Marcia tahu bahwa aku memiliki bidadari cantik yang mampu meleburkan
hatiku dan mampu mengusir kepenatanku jika bersamanya.
Namun sayang, ibu, orang yang paling aku sayang di dunia ini telah pergi
meninggalkanku dan ayah.
“Pasti,” jawabku mantab. Kali ini aku lebih bersemangat saat mendengar
kata ibu dari mulut Desty.

61
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

Gio benci dan selalu berkata kasar saat berbicara dengan tante Marcia.
Karena Gio tidak pernah menginginkan tante Marcia, Gio sangat
menyayangi ibu kandungnya.

Tante Marcia
Tokoh ini merupakan tokoh protagonis, tokoh yang dibenci oleh tokoh aku
(Gio), yaitu tante Marcia, beliau adalah ibu tiri dari Gio. Padahal
sebenarnya Tante Marcia adalah sosok wanita yang baik hati, sabar,
murah senyum, penyayang, dan perhatian. Seperti dalam penuturan-
penuturannya saat menghadapi Gio berikut:
Tante Marcia tersenyum manis. “Buku kamu sudah tante letakkan di rak
bukumu,” ujarnya lirih
“Kalau pulang jangan larut malam,” tutur tante Marcia
“Hari ini ayah ada tugas ke luar kota, mungkin akan pulang besok lusa
dan selama ayah pergi kamu adalah tanggung jawab tante.”
“Gio, dari tadi siang kamu belum makan kan? Tante belikan makanan dulu
ya,” ujar tante Marcia
“Ayo makan Gio,” ujar tante Marcia sambil membuka sebungkus nasi
yang baru dibelinya. “Tante suapin ya,” tawarnya
Tante Marcia tetap bersiakap baik terhadap Gio, padahal Gio suka
bersikap buruk kepadanya.
Tokoh Ayah
Tokoh ini mempunyai watak baik hati, bijaksana, dan suka bekerja keras.
Dalam cerpen ini, ayah berperan sebagai tokoh figuran. Dapat dilihat dari
dialog ayah dengan Gio dan penuturan dari tokoh lain berikut:
“Gio.” Hadang ayah. Ternyata ayah telah mendengar semua kalimat yang
aku lontarkan kepada tante Marcia
“Ayo, minta maaf sama ibu,” perintah ayah
Hari ini ayah dinas ke luar kota dan akan pulang besok lusa, itu artinya
selama tiga hari di rumah hanya ada aku dan tante Marcia. Aku tidak bisa
membayangkan bagaimana kepenatanku.
Ayah Gio adalah orang yang bijaksana, setelah beliau tahu bahwa Gio
telah bersikap kurang sopan terhadap tante Marcia, ayah menyuruh Gio
untuk meminta maaf. Ayah juga seseorang yang rajin bekerja, buktinya,

62 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
beliau sampai berhari-hari ke luar kota untuk melaksanakan tugas
dinasnya.

Tokoh Desty
Tokoh ini merupakan tokoh yang juga berpengaruh dalam menyadarkan
sikap Gio. Desty adalah pacar Gio yang mempunyai watak baik hati,
dewasa, dan penuh perhatian terhadap sikap Gio yang kurang baik
kepada tante Marcia. Desty berperan sebagai tokoh tritagonis. Dapat
dilihat dari penuturannya dan penuturan dari tokoh lain berikut:
...bahwa aku memiliki bidadari cantik yang mampu meleburkan hatiku dan
mampu mengusir kepenatanku jika bersamanya...
Desty tertawa kecil sambil mengacak-ngacak rambutku. “Kamu lucu Gio,
tante Marcia adalah orang yang baik tapi kenapa kamu mengatakan
beliau menyebalkan. Kamu nggak boleh begitu Gio. Selama tante Marcia
nggak pernah memukulmu, kamu nggak boleh benci dengannya,” tutur
Desty dengan suaranya yang mirip Shiren Sungkar
“Apa yang kamu rasakan sekarang?” tanya Desty sambil meraih
tanganku. Digenggamnya tangan kiriku itu dalam telapak tangan
mungilnya.
Gio sangat mengagumi sosok Desty yaitu dengan mengumpamakan
Desty sebagai “bidadari” dan saat Desty memberi perhatian serta
pengertian kepada Gio agar Gio sadar akan sikapnya terhadap tante
Marcia.
c. Perwatakan
Pada cerpen “Bunda” ini, tokoh utama, yaitu Gio mempunyai watak bulat,
awalnya Gio adalah orang yang baik karena sebenarnya Gio memang
orang yang baik tetapi setelah ibu kandungnya meninggal dan ayahnya
menikah lagi dengan seorang wanita yang bernama tante Marcia, Gio
berubah menjadi orang yang cuek dan tidak bisa menghargai orang tua.
Seperti yang digambarkan oleh pengarang melalui penuturan dan isi hati
Gio berikut:
Sikap buruk Gio:

63
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante Marcia.
Sampai-sampai beliau terkejut.
“Suka-suka aku mau pulang kapan.”
“Tante, lihat bukuku yang bersampul ungu nggak?,” tanyaku pada tante
Marcia saat tiba di ruang keluarga tersebut. Aku mengobrak-abrik majalah
yang telah dibreskan tante Marcia
Gio berubah menjadi baik:
Begitu berarti kalimat-kalimat Desty bagiku. Selama ini pintu hatiku tak
pernah terbuka untuk tante Marcia, orang yang selalu berusaha
memperhatikanku walaupun aku tak pernah menghiraukannya. Sampai-
sampai tak pernah kurasakan kebaikan darinya, padahal di setiap waktu
beliau selalu mempersembahkan semua kebaikan tulusnya kepadaku.
Air mata tante Marcia menetes lagi. Beliau sangat terharu. Seraya beliau
mendekapku ke dalam pelukan hangatnya. Selama ini takku rasakan
pelukan hangat dari seorang ibu. Rindu rasanya dengan kasih sayang dari
seorang ibu. Sekaranglah aku dapat merasakannya kembali.
“Mulai sekarang aku akan memanggil tante Marcia dengan sebutan
Bunda,” kataku dengan senyuman bahagia
Gio bersikap buruk kepada tante Marcia kerena Gio tidak suka dengan
tante Marcia (ibu tiri), Gio masih sangat sayang kepada ibu kandungnya
yang sudah meninggal itu tetapi seiring berjalanya waktu Gio yang semula
jahat, tidak bisa menghargai tante Marcia, kini telah berubah menjadi orang
yang baik, menyadari sikap buruknya terhadap tante Marcia.
d. Plot (alur) cerita
Plot cerita berbeda dengan jalan cerita. Plot merupakan jalinan atau
rangkaian, atau untaian peristiwa sebab-akibat yang terdapat dalam jalan
cerita. Sedangkan jalan cerita mengacu pada pengertian arah gerak cerita
dari a-z. Plot secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian, yakni awal
(perkenalan), tengah (konflik), dan akhir (penyelesaian). Jika
kamu membuat cerpen, sebaiknya menggunakan tiga bagian tersebut
agar tulisanmu menjadi hidup. Ketiga hal ini merupakan hal utama yang
selalu dihayati dalam membuat cerpen. Selain itu, sebuah rangkaian

64 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan kejadian, atau
hubungan sebab-akibat.

Tahapan Plot
1. Situation (exposition)
Pengarang memperkenalkan atau melukiskan situasi awal cerita. Pada bagian
awal atau eksposisi dalam cerpen ini berupa tante Marcia yang setiap harinya
selalu membersihkan kamar Gio, sosok wanita yang pengertian dan lemah lembut.
Aku merebahkan badanku yang kekar di tempat tidurku yang semenjak
kedatangan seseorang pengganti ibuku kamarku berubah rapi dan nyaman
sepanjang hari. Sebenarnya aku bukan tipe cowok yang rajin merapikan kamar,
tapi tante Marcialah yang setiap pagi merapikan kamarku, melipat selimutku,
membereskan buku-buku atau komik yang aku baca setiap akan tidur.
2. Generating circumtances
Awal munculnya konflik, peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak. Pada
bagian ini konflik awal muncul pada saat tante Marcia yang sedang sibuk
membersihkan majalah yang berserakan di meja yang berada di depan rak televisi.
Dan Gio berusaha untuk mencari bukunya sambil kebingungan.
“Tante, lihat bukuku yang bersampul ungu nggak?,” tanyaku pada tante
Marcia saat tiba di ruang keluarga tersebut. Aku mengobrak-abrik majalah
yang telah dibreskan tante Marcia
Tante Marcia merasa aneh dengan panggilan yang ditujukan Gio
kepadanya, karena sudah setahun lebih beliau menjadi ibu tirinya Gio dan
tinggal bersama Gio tapi masih saja dipanggil dengan sebutan “tante”. Gio
memang tidak suka dengan tante Marcia, maka dari itu Gio tidak pernah
memanggil tante Marcia dengan sebutan “ibu”. Bisa dilihat dari penuturan
Gio sendiri terhadap tamte Marcia.
Setahun setelah ibuku meninggal, ayah menikah untuk yang kedua kalinya,
yaitu dengan tante Marcia. Dan selama lebih dari dua belas bulan ini aku
tinggal bersama ibu tiri yang tidak aku suka. Aku tidak pernah
memanggilnya dengan sebutan ibu, padahal ayah sudah melatihku untuk
memanggil tante Marcia dengan panggilan yang indah itu.
“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante Marcia.
Sampai-sampai beliau terkejut.

65
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

3. Rising action
Konflik mulai bergerak menanjak atau memuncak. Selisih pendapat atau
masalah muncul semua. Pada bagian ini ditunjukkan oleh tante Marcia
yang setiap saat selalu memperhatikan Gio, tante Marcia berusaha untuk
memperlakukan Gio seperti anak kandung sendiri, tetapi Gio tidak suka,
dan membentak-bentak tante Marcia.
“Enggak. Aku bukan anak TK lagi. Tante nggak usah sok baik sama aku,”
bentakku saat tante Marcia menyodorkan selembar uang warna hijau
bergambar Oto Iskandar Di Nata. Aku berlalu tanpa menghiraukan uang itu
Tanpa disadari, ayah mendengar pembicaraan Gio dan tante Marcia, ayah
langsung menyikapi perilaku Gio yang kurang sopan terhadap tante
Marcia. Ayah menyuruh Gio untuk meminta maaf kepada tante Marcia, Gio
bersedia meminta maaf tapi dengan perasaan terpaksa.
“Gio.” Hadang ayah. Ternyata ayah telah mendengar semua kalimat yang
aku lontarkan kepada tante Marcia
“Ayo, minta maaf sama ibu,” perintah ayah
Dengan sedikit terpaksa aku menjabat tangan tante Marcia. Senyum
manisnya menunjukkan bahwa beliau telah memaafkanku.
4. Climax
Peristiwa atau konflik yang mencapai puncak, proses penyelesaian. Pada
bagian ini Desty (pacar Gio) membantu memberi pengertian kepada Gio
bahwa sikapnya selama ini sudah membutakan hatinya, sehingga kebaikan
tante Marcia tidak pernah diakui dan dirasakannya, Desty berupaya
menyadarkan Gio dengan kalimat-kalimat perenungan seperti berikut:
“Gio, tante Marcia orang yang sangat baik,” jawab Desty. Tadi tante Marcia
pingsan ketika melihat kamu dibawa ke rumah sakit dengan berlumuran
darah. Setelah siuman nggak henti-hentinya tante Marcia menangisi kamu Gio,”
sambungnya sambil tangannya masih menggenggam tanganku
Gio tetap keras kepala, dia masih belum bisa menerima perkataannya
Desty, tapi Desty terus berusaha.
“Tapi tante Marcia bukan ibuku Des. Dia nggak melahirkan aku.”
“Tapi Gio, bagaimanapun juga kamu harus bisa menerimanya sebagai ibu
kamu.” Tak henti-hentinya Desty menyanjung tante Marcia
“Sudah saatnya kamu bisa menerimanya,” ujar Desty

66 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
5. Dekumen
Tahapan penyelesaian persoalan cerita, yang pada akhirnya menemukaan
akhir cerita yang mengesankan. Pada bagian ini tokoh aku yang berperan
sebagai Gio sudah mulai menyadari kesalahannya selama ini, dia mulai
mengerti dengan apa yang diucapkan Desty ketika itu. Dapat dilihat pada isi
hati dan penuturan Gio, serta sikap tokoh lain berikut ini:
Begitu berarti kalimat-kalimat Desty bagiku. Selama ini pintu hatiku tak pernah
terbuka untuk tante Marcia, orang yang selalu berusaha memperhatikanku
walaupun aku tak pernah menghiraukannya. Sampai-sampai tak pernah
kurasakan kebaikan darinya, padahal di setiap waktu beliau selalu
mempersembahkan semua kebaikan tulusnya kepadaku.
Air mata tante Marcia menetes lagi. Beliau sangat terharu. Seraya beliau
mendekapku ke dalam pelukan hangatnya. Selama ini takku rasakan pelukan
hangat dari seorang ibu. Rindu rasanya dengan kasih sayang dari seorang
ibu. Sekaranglah aku dapat merasakannya kembali.
“Mulai sekarang aku akan memanggil tante Marcia dengan sebutan Bunda,”
kataku dengan senyuman bahagia.
Gio sadar, dia berubah sayang dan baik kepada tante Marcia, serta bersedia
memanggil tante Marcia dengan sebutan “Bunda”. Tante Marcia dan Desty
pun tersenyum bahagia.
Cerpen “Bunda” ini memiliki alur mundur, terlihat dari Gio yang mengungkit-
ungkit masa lalunya, yaitu tentang ibu kandungnya yang sudah meninggal
setahun lalu.
Setahun setelah ibuku meninggal, ayah menikah untuk yang kedua kalinya,
yaitu dengan tante Marcia. Dan selama lebih dari dua belas bulan ini aku
tinggal bersama ibu tiri yang tidak aku suka. Aku tidak pernah memanggilnya
dengan sebutan ibu, padahal ayah sudah melatihku untuk memanggil tante
Marcia dengan panggilan yang indah itu.
Aku sulit sekali memejamkan mata. Bayanganku tertuju pada saat sebelum
ibuku dipanggil oleh Sang Illahi. Ibuku sangat memanjakanku, maklum aku
adalah anak semata wayang. Semua keinginanku beliau berusaha
menurutinya. Namun sayang, ibu, orang yang paling aku sayang di dunia ini
telah pergi meninggalkanku dan ayah.
e. Setting atau latar cerita

67
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

Latar atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Latar
merupakan sarana yang utama dalam sebuah cerpen karena dari latarlah,
muncul tokoh dan penokohannya, lalu dari tokoh muncullah konflik.
Akhirnya, dari konflik ini muncullah alur cerita. Pemahaman latar melalui
beberapa informasi mengenai banyak tempat, lalu menghayatinya, dan
mengungkapkannya kembali demi kepentingan cerita sangatlah penting.
Oleh karena itu, seorang penulis cerpen tak akan dapat menulis cerita jika
di dalam imanjinasinya tak ada gambaran latar cerita, baik itu yang bersifat
geografis, budaya, maupun latar yang sangat abstrak sekalipun. Latar
biasanya meliputi tiga jenis, yaitu tempat, waktu, dan suasana. Latar
tempat menunjukkan di mana, latar waktu menunjukkan kapan, dan latar
suasana menunjukkan bagaimana.
1. Latar tempat
Tempat atau daerah terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Sangat
mungkin latar tempat sebuah teks prosa terdapat di dalam ruangan dan
tidak menutup kemungkinan latar tempat terjadi di ruang lingkungan,
jalanan atau di sebuah kota (Stanton,2007: 39). Latar tempat yang
terdapat dalam cerpen “Bunda”, yaitu:
Rumah Gio ( Ruang keluarga)
Di ruang keluarga sayup-sayup ku dengar suara televisi, sepertinya
tante Marcia belum tidur, beliau masih menikmati acara televisi.
Pukul setengah dua aku tiba di rumah. Ku parkirkan Ninjaku di garasi
rumah yang tempatnya bersebelahan dengan ruang keluarga. Di ruang
keluarga nampaknya tante Marcia sedang sibuk membaca tabloit yang
telah menjadi langganannya.
Gio mengalami beberapa konflik dengan tante Marcia saat di ruang
keluarga.
Rumah sakit
Aku membuka mataku pelan-pelan. Kulihat sekelilingku bewarna putih.
Dinding ruangan tempat aku berbaring berwarna putih, bantal, seprei,
bahkan selimut yang aku kenakanpun berwarna putih. Bau menyengat
obat membaur disetiap sudut ruangan yang tidak begitu lebar itu.
“Kamu di rumah sakit, Gio,” ujar tante Marcia

68 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Setelah Gio mengalami kecelakaan, Gio dibawa ke rumah sakit dan saat
Gio mulai sadar atas sikapnya, serta mengalami konflik dengan Desty
juga berada di rumah sakit.
2. Latar waktu
Waktu terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Latar waktu bisa berupa
detik, menit, jam, jari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Tetapi juga
sangat mungkin pengarang tidak menentukan secara persis tahun,
tanggal atau hari terjadinya peristiwa, namun hanya menyebutkan saat
malam.(Stanton,2007: 43). Latar waktu yang terdapat dalam cerpen
“Bunda”, yaitu:
Malam hari
“Kalau pulang jangan larut malam,” tutur tante Marcia
Sampai di rumah jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga
puluh menit, namun sepertinya ayah belum pulang. Di ruang keluarga
sayup-sayup kudengar suara televisi, sepertinya tante Marcia belum
tidur, beliau masih menikmati acara televisi. Aku sulit sekali
memejamkan mata.
Malam ini aku melajukan Ninjaku di jalanan yang panjang bersama
dengan kepenatan yang menyesaki hatiku.
Pada cerpen “Bunda” mengandung latar waktu malam hari yang
ditunjukkan pada penuturaan tante Marcia dan isi hati Gio yang
mengatakan sedang berada di malam hari.
3. Latar Alat
benda-benda yang digunakan tokoh dalam sebuah cerita dan
berhubungan dengan suatu lingkungan kehidupan tertentu.
(Stanton,2007:47). Ada beberapa alat yang mendukung dalam cerpen
“Bunda” tersebut, yaitu selimut, buku pelajaran, komik, tabloit, sepeda
motor Ninja, jumper, dan kunci sepeda motor. Dapat dilihat dalam
cuplikan cerpen berikut:
Tapi tante Marcialah yang setiap pagi merapikan kamarku, melipat
selimutku, membereskan buku-buku atau komik yang aku baca setiap
akan tidur.

69
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

“Mau kemana Gio?,” tanya tante Marcia ketika melihatku memakai jumper
dan berdandan rapi sambil membawa kunci sepeda motor ninjaku
Di ruang keluarga nampaknya tante Marcia sedang sibuk membaca tabloit
yang telah menjadi langganannya.
f. Konflik
Pertentangan atau ketegangan di dalam cerita rekaan atau drama. Konflik
dibagi atas tiga jenis, yaitu:
1. Konflik psikis atau mental
merupakan konflik yang terjadi di dalam diri seseorang atau isi hati
seseorang. Konflik ini dialami oleh tokoh ketika dia menghadapi alternatif-
alternatif dan ia harus memilihnya salah satu atau membuat keputusan.
Pada cerpen “Bunda” dapat dilihat pada tokoh Gio yang berusaha mencari
jalan keluar untuk mengatasi kepenatannya berikut:
Akhir-akhir ini ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga harus
pulang larut malam. Aku bosan di rumah, apalagi di rumah hanya ada aku
dan tante Marcia. Aku ingin mencari hiburan di luar rumah.
Aku terdiam. Kucerna semua kalimat dari Desty.
Begitu berarti kalimat-kalimat Desty bagiku. Selama ini pintu hatiku tak
pernah terbuka untuk tante Marcia, orang yang selalu berusaha
memperhatikanku walaupun aku tak pernah menghiraukannya. Sampai-
sampai tak pernah kurasakan kebaikan darinya, padahal di setiap waktu
beliau selalu mempersembahkan semua kebaikan tulusnya kepadaku.
Penggalan cerpen di atas adalah bagian dari konflik psikis yang dialami
oleh Gio saat hatinya merasa penat, sehingga Gio berusaha untuk mencari
jalan keluar dengan cara mencari hiburan di luar rumah. Dan pada saat Gio
mulai mencerna kata-kata Desty, bahwa tante Marcia sebenarnya adalah
sosok ibu tiri yang baik.
2. Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan
tokoh-tokoh yang lain, seseorang dengan kelompok lain, seseorang
dengan kelompok lain, atau konflik yang terjadi diantara tokoh-tokoh.
Konflik ini dapat dilihat pada tokoh Gio yang sedang berdialog dengan tante
Marcia, Ayah, dan Desty.

70 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante Marcia.
Sampai-sampai beliau terkejut.
“Gio.” Hadang ayah. Ternyata ayah telah mendengar semua kalimat yang
aku lontarkan kepada tante Marcia.
“Ayo, minta maaf sama ibu,” perintah ayah.
Dengan sedikit terpaksa aku menjabat tangan tante Marcia. Senyum
manisnya menunjukkan bahwa beliau telah memaafkanku.
“Gio, tante Marcia orang yang sangat baik,” jawab Desty. Tadi tante Marcia
pingsan ketika melihat kamu dibawa ke rumah sakit dengan berlumuran
darah. Setelah siuman nggak henti-hentinya tante Marcia menangisi kamu
Gio,” sambungnya sambil tangannya masih menggenggam tanganku.
“Apa urusannya denganku?,” tanyaku sewot.
Gio menbentak tante Marcia sambil mengancam tidak akan pernah
memanggil tante Marcia “Ibu”. Gio secara terpaksa menjabat tangan tante
Marcia karena disuruh oleh ayah. Gio keras kepala, tetap mempertahankan
rasa bencinya terhadap tante Marcia saat diberi pengertian oleh Desty.
3. Konflik Fisikal
Konflik fiskal merupakan konflik yang terjadi ketika tokoh berusaha
mengatasi rintangan-rintangan yang ditemui dalam melaksanakan
kemauannya. Misalnya pada saat tokoh berhadapan dengan alam. Dapat
dilihat saat Gio mengendarai sepeda motor di jalan raya dan mengalami
kecelakaan.
“Ciiiiitt...” Suara rem motorku terdengar cukup keras menggesek aspal.
Jalanan licin itu membuat motorku terpelanting jatuh. Aku tak dapat
mengendalikannya
Ketika tiba di rumah Desty aku memakirkan motorku di halaman rumahnya
yang luas. Banyak bunga anggrek di halaman rumahnya, mungkin ibunya
suka menanam anggrek. Setelah itu aku mengetuk pintu sambil
mengucapkan salam.
Saat Gio berada di jalan raya yang licin dan saat berada di halaman rumah
Desty yang banyak ditanami bunga anggrek.
g. Amanat

71
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

Amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang dalam


cerpennya. Umumnya seorang pengarang pasti menyampaikan amanat
dalam karyanya. Oleh karena itu, amanat harus dicari oleh pembaca.
Pembaca harus telliti agar dapat menangkap apa yang tersirat di balik
sebuah cerpen. Selain itu, biasanya setiap pembaca dapat berbeda-beda
dalam menangkapatau menafsirkan amanat pada sebuah cerpen.

Jadi cerpen “Bunda” mengandung amanat:


1. Janganlah durhaka pada orang tua, walaupun orang tua tersebut bukan
orang tua kandungmu!. Terlihat pada penuturan Gio terhadap tante Marcia
berikut:
“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante Marcia.
Sampai-sampai beliau terkejut
Gio berkata kasar kepada tante Marcia yang selalu berbuat baik kepada
Gio, karena Gio tidak menyukai tante Marcia
2. Hormatilah orang yang lebih tua, dan sayangilah sesama!
3. Janganlah lama-lama terpuruk oleh kesedihan masa lalu, karena
memikirkan masa depan itu lebih penting!, terlihat dalam isi hati Gio berikut:
Aku sulit sekali memejamkan mata. Bayanganku tertuju pada saat sebelum
ibuku dipanggil oleh Sang Illahi. Ibuku sangat memanjakanku, maklum aku
adalah anak semata wayang. Semua keinginanku beliau berusaha
menurutinya...Namun sayang, ibu, orang yang paling aku sayang di dunia
ini telah pergi meninggalkanku dan ayah.
Terlihat sekali bahwa Gio sangat merasa terpukul dan sedih pada isi
hatinya tersebut dan melampiaskannya kepada orang lain atau tidak bisa
menerima tante Marcia. Pintu hati Gio tertutup oleh kesedihan masa lalu
yang akhirnya menyebabkan kebencian.
Diunduh pada http://ochascorpiogirl.blogspot.co.id/2012/09/apresiasi-
cerpen-bunda-by-ocha.html

72 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan 2
1. Pendahuluan
Dalam aktifitas curah pendapat ciri- ciri prosa lama dan baru peserta melakukan
aktivitas pembelajaran agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar. Marilah kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, dan saling
menghargai.
Fasilitator menjelaskan kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Curah pendapat
Fasilitator tanya jawab dengan peserta tentang berbagai masalah tentang
permasalah pembelajaran prosa di kelas.

3. Diskusi kelompok
Mendiskusikan ciri-ciri cerpen (kerja kelompok)
Dalam diskusi kelompok peserta mencerminkan tindakan menghargai
pendapat teman, semangat, kerjasama dan menyelesaikan tugas bersama,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, serta tolong
menolong dalam forum diskusi. Setiap anggota dalam kelompok membahas
materi yang menjadi tanggung jawabnya. Ketika proses pembahasan, setiap
anggota kelompok secara aktif mengisi LK-01 (ciri-ciri prosa lama dan baru)
pada modul pelatihan.

4. Kerja mandiri
a) menganalisis unsur instrinsik cerpen LK -2.3 (dipilih sendiri)
Pada saat kerja mandiri peserta diharapkan mampu menganalisis unsur
instrinsik prosa lama (dongeng) dapat dikaitkan dengan karakter yang
ditemui di masyarakat. Karakter percaya diri, bersabar, dan tidak
memaksakan kehendak. Sikap mandiri dan perilaku yang tidak
bergantung pada orang lain dengan mempergunakan segala tenaga dan
pikiran. Hal ini menunjukkan kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, sosial, dan budaya.

73
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

b) Kerja mandiri menganalisis unsur ekstrinsik cerpen LK-2.4 (dipilih


sendiri)
Peserta diharapkan mampu mengidentifikasi unsur ekstrinsik prosa lama dongeng
dengan percaya diri, bersabat, dan tidak memaksakan kehendak. Sikap
mandiri dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dengan
mempergunakan segala tenaga dan pikiran. Hal ini menunjukkan kepedulian
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, sosial, dan budaya.
c) Menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen LK 2.4 dan LK 2.5 “ Doa
Disetiap Air Mata” dapat mencermin kan nilai karakter para tokoh yang bisa
ditiru kemudian akan menjadi pembiasaan. Misalnya: gotong royong, tindakan
menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
bersahabat dengan orang, menghargai, kerjasama, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas dan empati.

5. Mengembangkan Soal Prosa lama (dongeng) dan Prosa baru (cerpen)


Sebagai akhir kegiatan pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat
mengembangkan soal sesuai dengan materi yang dipelajari pada kegiatan ini.
Soal tersebut mengandung unsur HOTs dan mengacu pada kisi-kisi soal UN
tahun ini. Untuk keperluan itu, terlebih dahulu silakan Anda membaca Modul
Kelompok Kompetensi H Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia atau
referensi yang mendukung lainnya. Setelah itu, secara mandiri dan profesional
silakan Anda mengerjakan LK 2. mengembangkan butir soal.

Kisi-kisi Ujian Nasional SMP/MTs – Bahasa Indonesia


Lingkup Materi

Level Kognitif Membaca Menyunting Kata,


Menulis Menyunting Ejaan
Nonsastra Membaca Satra Kalimat, Paragraf
Terbatas dan Tanda Baca

Pengetahuan dan Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Pemahaman - menentukan - menentukan makna melengkapi - menunjukkan - menunjukkan
 Mengidentifikasi makna kata dalam cerpen dan istilah/kata kata yang tidak kesalahan
 Menentukan kata/kalimat pada fabel dalam kalimat sesuai kaidah Penggunaan
 Memaknai teks - menentukan makna - menunjukkan ejaan
- menentukan tersurat dalam cerpen kalimat yang - menunjukkan
informasi tersurat dan fabel tidak sesuai kesalahan
teks - menentukan bagian kaidah penggunaan
- menentukan cerpen dan fabel tanda baca
bagian teks

74 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Lingkup Materi

Level Kognitif Membaca Menyunting Kata,


Menulis Menyunting Ejaan
Nonsastra Membaca Satra Kalimat, Paragraf
Terbatas dan Tanda Baca

Aplikasi Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
 Menyimpulkan - menentukan ide - menyimpulkan - menyusun - menggunakan - menggunakan
 Menggunakan pokok teks makna simbol dalam urutan kata bentukan ejaan
 konsep/prinsip - menyimpulkan isi cerpen dan fabel kalimat berbagai (mengisi kata - menggunaan tanda
teks - menyimpulkan isi jenis teks sesuai kaidah Baca
- menyimpulkan tersirat dalam - melengkapi bentukan kata)
pendapat cerpen/fabel paragraf - mengisi
pro/kontra - menyimpulkan - melengkapi konjungsi dalam
dalam teks sebab/akibat konflik bagian kalimat
- meringkas isi teks teks (eksposisi,
deskripsi,
ulasan, dan
lain-lain)
Penalaran Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
 Mengevaluasi - membandingkan - membandingkan pola - memvariasikan - memperbaiki - memperbaiki
 Membandingkan penggunaan pengembangan cerpen kata kesalahan kesalahan
pola bahasa dan fabel - memvariasikan penggunaan penggunaan ejaan
(menganalisis) dan pola - membandingkan kalimat kata, kalimat, - memperbaiki
 Menanggapi penyajian penggunaan bahasa - menulis dengan dan kesalahan
 Memvariasikan beberapa jenis cerpen/fabel ilustrasi tertentu ketidakpaduan penggunaan tanda
teks - menunjukkan bukti - mengubah teks paragraf baca
menilai latar dan watak kebentuk lain - menentukan - menentukan
keunggulan/ - mengomentari unsur alasan alasan
kelemahan teks intrinsik karya sastra kesalahan kesalahan
- mengomentari isi penggunaan penggunaan ejaan
teks kata, kalimat, dan tanda baca
dan
ketidakpaduan
paragraph

1. Penutup akhir kegiatan dirumuskan cara menganalisis unsur instrinsik dan


ekstrinsik dongeng dan cerpen

E. Latihan/ Kasus /Tugas

LK – 2.1 Uraikan unsur-unsur instrinsik dan ektrinsik dongeng/cerpen

75
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

LK – 2.2 Uraikan ciri-ciri dongeng dan cerpen

LK – 2.3 Menganalisis unsur instrinsik cerpen (dipilih sendiri)

LK – 2.4 Menganalisis Unsur ekstrinsik cerpen (dipilih sendiri)

LK – 2.5 Mengalisislah unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen “Doa Disetiap


Air Mataku”!

76 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
LK – 2.6 Mengembangkan Butir Soal berdasarkan kurikulum2006
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No. Lingkup Standar Kompetensi Bahan
Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Materi Kompetsi Dasar Kelas
PG Level
Pengetahuan
1 VII
dan
Pemahaman

Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Lingkup Kompetensi
No. Bahan
Materi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kelas
UN
PG Level
Teks Pengetahuan
1 VII
deskripsi dan
Pemahaman
PG Level
2 VII Teks
Aplikasi
PG Level
3 VII Teks diskusi
Penalaran

1. Berdasarkan kisi-kisi di atas, buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi


yang dipelajari pada modul ini.
2. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.
3. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
4. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.

77
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Kompetensi :
Level :Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Menulis Surat
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

BAGIAN SOAL DI SINI

Kunci Jawaban :
...........................................................................................................................

“Doa Disetiap Air Mataku”


Karya Rachma Mamlu'atul Maulla
Aku masih termenung di antara rintikan air hujan sore ini,berharap
mendapatkan inspirasi agar dapat membuat cerpen dan menambah koleksi
cerpenku,tapi bukan inspirasi cerita yang ku dapatkan,melainkan pernyataan
abah jika aku akan di kirim ke pesantren untuk meneruskan studyku,itu bukan
pilihanku,aku tak pernah berpikiran jika aku akan di pondokkan,bagiku itu
sama saja dengan di penjara,aku tak lagi dapat membuat cerpen ataupun
main dengan teman-temanku,huffttt....ku usap kaca jendelaku yang ber
embun dengan telapak tanganku . . .
‘’Selna . . . abah udah daftarin kamu di pesantren tempat abah dan tetehmu
dulu menimba ilmu,besok kamu ikut abah kesana buat ngasih formulir ini,isi
formulir ini’’.ujar abah menyodorkan selembar kertas padaku,aku hanya
menganggukkan kepala menerima kertas dari abah dan masuk kedalam

78 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
kamar,ku tenggelamkan mukaku di antara bantal dan boneka-boneka
kesayanganku,ku peluk erat-erat benda milikku yang ada di kamar,mungkin
sebentar lagi aku akan meninggalkan ini semua,mungkin aku akan kehilangan
ini semua,ku lirik tumpukan novel di rak bukuku,dan mungkin juga tumpukan
novel itu akan berubah menjadi tumpukan kitab kuning ataupun al qur’an yang
akan menemani setiap hariku,
‘’Selna...makan malam dulu nak,abah sudah menunggu di ruang makan’’,kata
umi membuka pintu kamarku
‘’selna masih kenyang umi,selna mau tidur aja ya’’.kataku
‘’baiklah....’’.kata umi pengertian menutup pintu kamarku.
Doa Disetiap Air Mataku
Hari ini aku akan berangkat ke pesantren dengan baju dan barang-barang
yang boleh ku bawa,tentunya aku harus meninggalkan laptop dan boneka-
boneka yang selalu menemani tidur malamku,segera aku berpamitan pada
abah dan umi setelah mobil jemputan sampai di depan rumahku . .
‘’mantabkan hatimu,kamu harus ingat untuk apa kamu kesana,jangan salah
pengertian’’.kata abah mengelus jibab yang menutup kepalaku
‘’jaga kondisi kamu ya na,seminggu sekali atau 2 minggu sekali abah dan umi
pasti akan menyambangimu,jangan kwatir ya,allah pasti akan selalu
melindungimu selagi niat kamu itu baik’’.pesan umi padaku,aku hanya
menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa,aku tak tau apa aku siap
menjalani hariku yang baru,aku melihati setiap sudut rumahku . . .selamat
tinggal,batinku memasuki mobil,dari kaca jendela mobil yang tak transparan
itu terlihat jika umi tengah menangis dan bernego dengan abah,tapi abah
hanya menggandeng umi masuk kedalam rumah, dari kecil memang umi yang
paling dekat dan selalu mendukung aku,tapi kali ini umi hanya menuruti
kemauan abah untuk megirim aku ke pesantren,hmmmmm.... ku sandarkan
kepalaku dan menutup mataku berharap jika aku segera terbangun dari mimpi
buruk ini . . .
****
Aku tlah sampai di pesantren yang akan mengubah hidupku,orang-orang di
sekelilingku begitu asing di mataku, ada sekerumunan perempuan berjilbab
tengah mendiskusikan tugas mereka,ada juga yang tengah asyik menyantab
makanan mereka bersama-sama,dan ada pula yang menghabiskan waktunya

79
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

untuk membaca al qur’an di kamarnya,aku masuk kedalam kamarku,menata


semua barangku,kurasa semua menjadi berjalan dengan lancar hingga aku
mendapatkan teman,minggu pertama,kedua dan ketiga abah dan umi masih
menjengukku seperti teman-temanku yang lain,hingga pada akhirnya aku aku
tak mendapati abah dan umi menjengukku,aku hanya terdiam di antara
teman-temanku yang tengah asyik menumpahkan isi hatinya pada orang
tuanya . .
‘’Selna....selamat ya’’.rani teman sekamarku menghampiriku
‘’selamat???selamat buat apa?’’,aku tak mengerti
‘’atas kelahiran anak pertama tetehmu,tadi sewaktu ibuku menyambangiku
beliau bilang jika tetehmu melahirkan bayi laki-laki,menurutnya abah dan
umimu sangat gembira dengan kelahirannya,aku pikir kamu juga
begitu’’.kenang rani,aku terdiam sejenak
‘’pasti...’’.ku anggukkan kepalaku
‘’oiya aku ada jam ngaji nih,aku pergi dulu ya na’’.kata rani berlalu dari
hadapanku,aku terdiam,jadi ini alasannya mengapa abah dan umi tak lagi
mengunjungiku,apa mereka nggak tau jika aku sangat merindukan
mereka,apa kehadiran anak teteh tlah menggantikan posisiku di rumah,apa
mereka membuangku,apa mereka tak pernah memikirkan keadaanku
sekarang,uangku juga semakin menipis,aku nggka bisa terus-terusan seperti
ini,aku harus bisa menghidupi diriku,ya...aku harus bisa lakukan itu...
*****
‘’kamu itu suka banget menyendiri ya’’.kata efril duduk di sampingku,cowok
yang di kagumi banyak cewek di sekolahku karna kegantengan dan ketajiran
orang tuanya itu
‘’emangnya kenapa???’’.tanyaku balik
‘’kamu selalu duduk menyendiri disini,aku pikir kamu suka menulis,kamu
nggak mau ketawa-tawa bareng teman temanmu seperti itu’’.katanya
mengarahkan jari telunjuknya di antara kerumunan para santri yang tengah
asyik bercanda
‘’kata siapa aku nulis??’’.
‘’ini...aku nemuin ini disini kemarin sewaktu kamu meninggalkan tempat
ini,cerpen kamu bagus kok’’.dia menunjukkan lembaran kertas yang berisi
cerpenku yang terjatuh kemarin,pujinya yang membuatku tersipu malu

80 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
‘’hmmmm aku lebih suka di tempat yang tenang seperti ini,menghabiskan
waktu dengan merasakan semilir angin yang menerpaku,dengan begitu aku
bisa mendapatkan inspirasi dan aku bisa membuat cerita’’.kataku antusias
‘’buat apa kamu membuat cerita sebanyak itu jika kau tak mendapatkan
hasilnya’’.katanya
‘’aku itu bukan anak yang hanya mengandalkan uang dari orang tuanya’’.aku
menyelanya
‘’bu..bukan itu maksud aku,kamu kan bisa mempublikasikan cerita-cerita
kamu dan kamu bisa mendapat uang’’.efril merasa tak enak hati karna tlah
berkata seperti itu
‘’hmmmmmm...’’,aku menimbang-nimbang kata-kata efril
‘’katanya pingin punya uang????’’.efril meledekku
‘’iya sih,tapi gimana caranya aku melakukan itu semua,kamu kan tau sendiri
jika aku tinggal di pesantren dan tidak di perbolehkan membawa laptop’’.aku
berdiri memunggungi efril
‘’kamu kan punya hari minggu’’.
‘’terus????’’.
‘’kan kamu bisa ke warnet untuk mempublikasikan cerpenmu itu,mengirim
cerpen-cerpenmu ke majalah agar mendapatkan uang,beres kan’’.efril nyengir
‘’pinter juga kamu’’.aku terseyum mendengar ide darinya
‘’efril....’’.dia semakin menunjukkan gigi-gigi putihnya itu,aku tak percaya jika
dia memiliki pemikiran yang dewasa seperti itu,aku pikir dia Cuma mau
berteman dengan orang sederajatnya saja,ternyata dia juga mau nyamperin
aku dan membantuku yang tak sepadan dengannya,kini aku di sibukkan
dengan membuat cerpen,hingga aku sering tidak mengikuti pelajaran karena
aku selalu izin pergi ke lap komputer ataupun warnet dengan alasan untuk
mengerjakan tugasku,dan kini aku mendapatkan keinginanku,cerpenku tlah di
muat dan aku mendapatkan honorku,cukuplah untuk sekedar membiayai
makanku setiap hari,tapi...aku sering mendapat nilai di bawah 70 karena
sering tidak mengikuti pelajaran,hingga suatu ketika abah dan umi
menyambangiku di pesantren di waktu jam besuk santri...
‘’abah ....’’.ku cium tangan abah dan umi

81
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

‘’kamu ini apa-apaan,kenapa raport kamu merah,abah mendapat laporan dari


guru kamu jika kamu sering nggak ikut pelajaran,kamu sering tidur di
kelas,apa kamu lupa tujuan kamu disini untuk apa???’’,
‘’tapi abah . . .’’.aku mencoba membela diriku,tapi percuma,amarah telah
menggelegak di dalam sanubari orang tua itu
‘’tapi apa,kamu mau bilang jika pesantren bukan tempat kamu,jika kamu
nglakuin ini semua karna terpaksa,iya...kamu itu harus bisa hidup
mandiri,kamu harus bisa mengatur dan menghidupi dirimu sendiri,kamu
nggak bisa terus-terusan menggantungkan hidupmu pada orang lain,kamu
harus mempersiapkan dirimu jika suatu ketika abah atau umimu sudah tidak
ada,kamu harus bisa berdiri di atas kakimu sendiri ‘’.abah melotot matanya
‘’abah sudah abah,kecilkan suara abah,malu di lihat orang tua santri yang
lain,istigfar abah istigfar’’,umi mengelus dada abah,abah mencoba mengatur
nafasnya dan aku hanya menunduk, jam besuk sudah habis dan aku harus
segera masuk kedalam pesantren,
‘’maafin selna abah,umi,selna janji akan nglakuin yang terbaik buat diri
selna,’’kataku
‘’iya nak,lakukan yang terbaik buat dirimu,turuti kata hatimu,karna perubahan
itu hanya akan datang dari diri kamu sendiri’’.kata umi memelukku,kupeluk
umi dan mencium tangan abah,
‘’suatu saat kau akan mengerti apa yang abah maksud nak’’.kata abah
memegang dadanya,aku menunduk,berlalu dari hadapan abah,ingin aku
menangis,tapi aku harus ingat jika aku tak boleh nangis,aku nggak boleh
cengeng....
*****
‘’hey ....’’.efril mendekatiku
‘’hmmmmm efril’’.ku lontarkan senyumanku padanya
‘’kenapa sih,kok kelihatannya sedih gitu’’.tanyanya
‘’nggak..nggak papa kok,aku nggak lagi sedih,justru aku tengah bahagia karna
tlah mendapatkan semuanya’’.kataku tersenyum kecut
‘’oiya????bohong,kamu belum mendapatkan segalanya’’.katanya
memalingkan muka

82 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
‘’kata siapa,aku menang,aku tlah mendapatkan semuanya,cerpen-cerpenku
tlah di muat di majalah-majalah,dan aku tinggal nunggu panggilan untuk
membuat novel,kurang apa’’.aku beranjak, memunggunginya
‘’kamu memang tlah mendapatkan semuanya selna,kamu memang
menang,tapi kamu kalah selna kamuu kalah,kamu nggak bisa memenangkan
hatimu,kamu nggak bisa menuruti kata hatimu,kamu selalu membohongi
hatimu’’.akunya
‘’kata siapa,aku suka dengan hidupku yang sekarang,aku bahagia’’.
‘’menangislah na,jika kamu memang ingin menangis,aku tau yang kamu
rasain, kamu kecewa dengan keputusan orang tuamu kan,kamu kecewa
karna mereka membawamu kesini,kamu kecewa karna apa yang kamu
inginkan selalu bertengtangan dengan abahmu’’.
‘’kamu sok tau,aku tak pernah berpikiran sejauh itu’’.kataku menatapnya
‘’sorotan matamu yang mengatakan itu semua padaku na’’.dia menatapku
dengan tajam,aku terdiam
‘’aku lemah fril,aku lemah,aku nggak tau apa yang aku rasakan ini hanya lah
perasaanku saja atau memang begitu kenyataannya,yang pasti aku kecewa
dengan mereka,terutama abah,beliau begitu marah denganku hanya karna
raportku merah,padahal aku begitu karna aku ingin nyari uang
sendiri,sedangkan dulu waktu tetehku memiliki kesalahan abah tak pernah
semarah itu padaku,aku ingat sangat sangat ingat pesan pesan abah
padaku,tapi nggak gini caranya,abah dengan gampangnya memaafkan
kesalahan teteh sedangkan aku....nggak fril nggak,aku sakit,hatiku
menangis,dari kecil aku merasakan ini,tapi aku selalu membuang perasaan
ini jauh-jauh karna aku nggak mau mengundang rasa benci di benakku, karna
aku sayang sama abah fril’’.akuku
‘’menangislah na’’.afril memberikan pundaknya
‘’nggak fril,aku udah janji jika aku tak akan menangis hanya karna masalah
seperti ini, aku ingin membendung air mataku,karna suatu saat aku akan
menangis karna orang yang aku sayang akan pergi dariku’’,kataku
‘’setiap orang tua slalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya,nggak ada
orang tua yang nggak sayang dengan anaknya,suatu saat kau akan tau apa
maksud abahmu kenapa abahmu begitu keras sama kamu na’’.efril menepuk
pundakku,aku tersenyum

83
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

‘’makasih ya fril,kau sudah mau menjadi temanku’’.aku menoleh padanya


‘’aku akan slalu jadi temanku na,tenanglah..’’,katanya menepuk
pundakku’’masuk yuk’’.ajaknya dan aku hanya mengekor di belakangnya....
semenjak itu abah dan umi tak lagi menjengukku,tak sekalipun,aku mencoba
menguatkan hati,mulai aku menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh,aku
harus bisa memegang kata-kataku,saat aku rindu dengan abah dan umi aku
selalu mengirim surat,aku juga tak lupa menanyakan si kecil keponakanku,dia
sudah mulai belajar berjalan,pasti lucu,aku tak sabar segera menyelesaikan
studyku disini dan segera berkumpul dengan keluarga,dan aku juga tak lagi
mempermasalahkan jika aku tak lagi di beri uang bulanan,karna
pendapatanku menjual cerpen udah lebih dari cukup untuk membiayai
hidupku,aku hanya ingin membuktikan jika aku bisa,dan abah....abahlah yang
selalu membalas surat-suratku,tapi aku justru merasakan jika itu umi yang
membalas,dari kata-kata yang di ucapkan aku bisa merasakan jika itu umi,tapi
aku mencoba membuang jauh-jauh rasa itu,mungkin saja abah sudah mulai
luluh hatinya,tapi sudahlah,yang penting abah yang telah membalasnya,itu
yang membuatku lebih semangat menjalani semua ini . . .semangat dari abah.
*******
Aku telah siap dengan pakaian dan semua perlengkapanku untuk acara
perpisahan nanti,3 tahun tlah berlalu dan aku seneng bisa melewati ini
semua,aku bangga dengan diriku,aku bisa menepati janjiku pada abah,abah
pasti bangga karna nilaiku tak lagi merah dan aku akan segera meluncurkan
novelku,aku tak bisa membayangkan betapa bangganya abah dan umi nanti
padaku,dan pastnya abah telah janji jika abah akan datang pada
perpisahanku ini dan akan menjemputku untuk pulang,batinku tersenyum di
depan kaca dengan baju toga yang ku kenakan.
‘’cie..yang mau jadi penulis terkenal’’.santi meledekku
‘’iih apaan sih,aku kan jadi malu’’.kataku tersipu malu
‘’beneran tau,udah ayoo kita ke depan,pasti udah di tungguin’’.ajak santi,dan
aku hanya mengiyakan saja
‘’selna..’’.efril memangilku
‘’efril..’’ku hentikan langkahku,menoleh kebelakang

84 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
‘’nggak nyangka ya,udah 3 tahun kita disini,dan kamu udah berhasil buktiin ke
abahmu jika kamu bisa melewati masa-masa ini’’.katanya membarengi
langkahku
‘’iya frl,aku juga nggak nyangka bisa nglakuin ini semua,’’kita pun duduk di
barisan paling depan,acara demi acara telah di laksanakan ,saatnya
pengumuman siswa yang berprestasi,dan ternyata namaku yang di sebutkan
menjadi santri yang berprestasi,aku senang pastinya,nama orang tuaku pun
di panggil tapi tak kunjung abah ataupun umi maju ke depan,aku pun lari
kebelakang panggung dan efril mengejarku...
‘’selna..selna’’.efril menahanku
‘’kemana abah dengan umi fril kemana,abah udah janji akan datang hari
ini,tapi nyatanya????abah mengingkari janjinya,mereka benar-benar udah
nggak sayaag lagi denganku,buat apa aku nglakuin ini semua,buat apa aku
mendapatkan semuanya jika abah dan umi tak turut merasakannya’’.aku
mencoba tak menangis
‘’selna...trimakasih ya atas pialanya,umi bangga sama kamu’’,suara umi
mengagetkanku,
‘’umi.....’’.
‘’iya sayang...selamat ya nak atas kemenanganmu,kamu udah buktiin sama
kami,abahmu pasti bangga denganmu nak’’.umi mengelus kepalaku
‘’nggak umi,abah tak pernah bangga padaku,nyatanya abah tak datang untuk
mengambilkan piala dan menjemputku’’,kataku tidur di antara paha umi
‘’abahmu tak pernah mengingkari janjinya nak,abahmu selalu menepati
janjinya,seperti kamu,kamu tlah menepati janjimu menjadi anak ke banggaan
kami nak,abahmu pasti bangga sama kamu,abahmu disana pasti
melihatnya’’.kata umi
‘’maksud umi apa???’’,aku tak mengeri,mengangkat kepalaku
‘’ayahmu tlah pulang ke pangkuanNYA, sepulang dari menyambangimu,kami
mengalami kecelakaan,abahmu luka parah,uang abahmu habis untuk biaya
pengobatan abahmu,abahmu bilang kau tak perlu mengetahui itu semua,yang
perlu kamu tau hanyalah jika abahmu sayang sama kamu,abahmu berhasil
membuat kamu menjadi anak sukses nak,dengan menyekolahkan kamu ke
pesantren kamu akan dapat mendoakan abahmu jika abahmu sudah tak lagi
di dunia ini,abahmu memang tak pernah mengabulkan apa yang kamu

85
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

inginkan,tapi abahmu mencoba memberikan apa yang kamu butuhkan,Cuma


itu yang abah inginkan’’.jelas umi,tak terasa aku merasakan sesuatu mengalir
di pipiku,air mata yang sekian lama tak pernah mengalir di pipiku dan kini aku
meneteskannya tanpa aku menginginkannya,apakah ini saatnya aku
menangis????
‘’teru surat-suratku umi????’’.
‘’umi yang membalasnya,itupun pesan dari abahmu,slama ini abahmu telah
melakukan banyak hal yang kamu nggak tau nak,abahmu selalu melakukan
yang terbaik untukmu,sekarang lakukan yang terbaik untuk abahmu
nak,lakukan’’.kata ibu memelukku
‘’umi....’’.aku memeluk umi erat-erat, slama ini aku tlah salah menilai
abah,abah menginginkan yang terbaik untukku,tapi mengapa aku
mengecewakan abah,aku slalu membuatnya marah,bahkan aku sempat ingin
membencinya ketika abah terlalu keras padaku,anak macam apa aku ini,abah
melakukan ini semua untuk masa depanku tapi mengapa aku tak pernah
menyadari ini semua,maafin selna abah maafin selna,selna janji akan jadi
anak kesayangan abah...selna janji akan selalu ngebahagiain umi,bukan harta
karna kesuksesanku nanti yang abah inginkan dariku,tapi doa dan bagaiman
aku bisa menghargai setiap detik hembusan nafasku apa aku bisa bersyukur
atas nikmat yang di berikan allah padaku,karna harta bukanlah
segalanya,abah hanya menginginkan jika aku mengirimkan doa untuk abah
ketika abah tlah tertidur di bawah tanah yang abadi ini untuk selama-
lamanya,abah tak mau jika aku tersesat di dunia,abah hanya ingin aku bisa
menikmati hasil kerja kerasku di saat tua nanti dan aku bisa mendapat bekal
buat aku di akhirat nanti.

F. Rangkuman

Prosa sebagai salah satu bentuk karya sastra, sering menimbulkan masalah
dalam mengajarkannya. Hal ini muncul karena cerita yang ditulis dalam bentuk
prosa pada umumnya panjang. Masalah ini tentu saja dapat mempengaruhi
proses pembelajaran prosa karena bimbingan apresiasi yang menyangkut teks
enggan diberikan. Seperti halnya puisi, prosapun sebaiknya dinikmati oleh

86 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
siswa secara utuh agar fungsi prosa benar-benar terwujud. Berikut ciri-ciri prosa
lama dan baru.
Ciri-ciri Prosa Lama:
1) Dipengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
2) Ceritanya anonim “tanpa nama”
3) Milik bersama.
4) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
5) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
Ciri-ciri Prosa Baru :
1) Tertulis
2) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
3) Dipengaruhi pengarangnya.
4) Dipengaruhi sastra barat.
5) Bentuk ronam,cerpen,drama.
Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang berkembang di masyarakat,
terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalah cerita yang pada dasarnya
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melalui penuturan lisan, yakni
penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara lisan melalui
tutur kata dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat pendukungnya secara
turun–temurun dari satu generasi ke generasi.

Cerita rakyat atau cerita prosa rakyat (folk literature) ke dalam tiga kelompok,
yaitu (1) mite, (myth) (2) legenda (legend), (3) dongeng (folktale). Sejalan
pembagian yang dilakukan oleh Bascom, Haviland (1993 : 230) juga
membagi cerita rakyat ke dalam tiga kelompok besar, yaitu (1) mitos, (2)
legenda, (3) dongeng.
Berikut ini penjelasan tentang jenis cerita rakyat yang hanya dibatasi pada
mite/mitos.

Cerita pendek adalah bentuk prosa fiktif naratif yang habis dibaca sekali
duduk, serta mengandung konflik dramatik. Cerita pendek adalah cerita fiksi
bentuk prosa yang singkat, yang unsur ceritanya berpusat pada satu peristiwa
pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan
keseluruhan cerita memberi kesan tunggal.

87
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

Unsur-unsur intrinsik cerita rekaan (cerita pendek) yakni: (1) tema, (2) alur, (3)
penokohan dan perwatakan, (4) latar, (5) sudut pandang atau point of view,
(6) amanat dan dialog.Pada hakikatnya penguasaan unsur intrinsik adalah
kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam memahami, menguasai,
menjelaskan, menemukan unsur-unsur pembangun cerita pendek yang
meliputi: (1) tema, (2) penokohan, (3) plot atau alur, (4) latar atau setting, (5)
sudut pandang atau point of view, (6) gaya, (7) amanat,

Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya. Tema
menjadi pengembangan seluruh cerita sehingga bersifat menjiwai
keseluruhan cerita. Tema biasanya bertolak dari kehidupan berupa peristiwa
nyata atau berupa imajinasi. Tema suatu karya sastra letaknya tersembunyi
dan harus dicari sendiri oleh pembacanya.

Penokohan merupakan salah satu unsur dalam cerita yang menggambarkan


keadaan lahir maupun batin seseorang atau pelaku. Karena cerpen pada
dasarnya adalah menceritakan manusia dalam berhubungan dengan dengan
lingkungannya, maka setiap tokoh dalam cerita akan memiliki watak yang
berbeda-beda antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Melalui
karakter tokoh cerita pembaca mengikuti jalannya cerita, sehingga maksud
cerita akan menjadi lebih jelas.

Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan
karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Watak berarti tabiat, sifat
kepribadian. Sedangkan penokohan adalah penyajian watak tokoh dan
penciptaan citra tokoh.

Plot adalah alur cerita yang dibuat oleh pengarang yang berupa deretan
peristiwa secara kronologis, saling berkaitan dan bersifat kualitas sesuai
dengan apa yang dialami oleh pelaku cerita.Pengembangan plot ditentukan
oleh tiga faktor esensial, yaitu: peristiwa, konflik dan klimaks..
Setting atau latar pada dasarnya adalah tempat yang melingkungi pelaku atau
tempat terjadinya peristiwa. Tempat tersebut berhubungan pula dengan hal-
hal yang ada di sekitarnya termasuk alat-alat atau benda-benda yang

88 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa, waktu, budaya, iklim atau
suasana dan periode sejarah.

Sudut pandang atau point of view adalah cara dan atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan,
latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi
kepada pembaca.Pada hakikatnya pembagian jenis point of view mempunyai
kesamaan yakni: (1) pengarang sebagai aku (gaya akuan), dalam hal ini ia
dapat bertindak sebagai omnicient (serba tahu) dan dapat juga sebagai limited
(terbatas), (2) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan), dalam hal ini ia
dapat bertindak sebagai omniscient (serba tahu) dan dapat juga dapat
bertindak limited (terbatas), (3) point of view gabungan, artinya pengarang
menggunakan gabungan dari gaya bercerita pertama dan kedua.

Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang dalam bercerita atau gaya
bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya..Gaya bahasa adalah
ekspresi personal keseluruhan respon pengarang terhadap persitiwa-
peristiwa melalui media bahasa seperti: jenis bahasa yang digunakan, kata-
katanya, sifat atau ciri khas imajinasi, struktur, dan irama kalimat-kalimatnya,
termasuk di dalamnya pilihan kata, majas, sarana retorik, bentuk kalimat,
bentuk paragraf, panjang pendeknya, serta setiap pemakaian aspek bahasa
oleh pengarang..

Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Seorang pengarang dalam
karyanya tidak hanya sekedar ingin memgungkapkan gagasannya tetapi juga
mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin disampaikan
kepada pembaca. yang mencerminkan pandangan hidup pengarang yang
bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan berbagai hal yang
ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Novel atau cerita rekaan adalah satu genre sastra yang dibangun oleh unsur-
unsur pembangun sebagai sebuah struktur yang secara fungsional memiliki
keterjalinan ceritanya; untuk membangun totalitas makna dengan media
bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang hidup dan seluk-

89
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

beluk kehidupan manusia. Dengan kata lain, novel adalah sebuah karya prosa
fiksi yang tertulis naratif; biasanya dalam bentuk cerita.
Unsur-unsur novel yaitu: (1) plot (alur cerita); (2) karakter (perwatakan); (3)
tema (pokok pembicaraan); (4) setting (tempat terjadinya cerita); (5) suasana
cerita; (6) gaya cerita; (7) sudut pandangan pencerita, (8) penokohan, (9)
amanat, (10) suspense, dan (11) penanjakan cerita.

90 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!


1. Nilai-nilia karakter apa saja yang dapat Bapak dan Ibu peroleh setelah
membahas materi apresiasi prosa?

 

2. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam membahas unsur
instrinsik cerpen untuk pembelajaran di kelas?

3. Nilai karakter apakah yang dapat Bapak dan Ibu kembangkan kepada peserta
didik, setelah menganalisis unsur instrinsik cerpen?

91
 
 
 
 
Kegiatan Pembelajaran 2 

4. Bagaimanakah cara Bapak dan Ibu mengembangkan nilai karakter yang


terdapat dalam materi cerpen (tidak bergantung pada orang lain,
mempergunakan segala tenaga, pikiran, cita-cita, kerja keras, tangguh tahan
banting, kreatif, dan berani) kepada peserta didik.

5. Apakah masalah yang Bapak dan Ibu hadapi selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran apresiasi prosa? Bagaimanakah cara Bapak dan Ibu
mengatasinya?

92 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus

LK- 1.1. Pengertian apresiasi sastra


Apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan
batin, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan
pengarang. Apresiasi dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-
sungguh dan melaksanakan kegiatan apresiasi sebagai bagian hidupnya dan
sebagai satu kebutuhan yang mampu memuaskan rohaniahnya.
Tingkatan apresiasi meliputi, (1)tingkat menggemari, (2)tingkat menikmati,
(3)tingkat mereaksi, dan (4)tingkat produktif. Pada tingkat menggemari
keterlibatan pembaca batinnya belum kuat. Pada tingkat menikmati, keterlibatan
batin pembaca terhadap karya sastra sudah semakin mendalam. Pada tingkat
mereaksi, sikap kiritis terhadap karya sastra semakin menonjol karena ia mampu
menafsirkan dengan seksama dan ia mampu menyatakan keindahan dan
menunjukkan dimana letak keindahan itu. Pada tingkat produktif, apresiator puisi
mampu menghasilkan, mengkritik, menghasilkan, mendeklamasikan, atau
membuat resensi terhadap puisi secara tertulis.

LK- 1.2. Menjelaskan Struktur Fisik dan batin Puisi


1. Struktur Fisik puisi
Struktur lahir puisi yang disebut juga dengan metode puisi terdiri dari (1) diksi, (2)
pengimajian, (3) kata konkret, (4) bahasa figurasi atau majas, (5) versifikasi, dan
(6) tata wajah atau tipografi. Struktur fisik atau metode puisi tersebut juga
dipengaruhi pula oleh penyimpangan bahasa dan sintaksis dalam puisi. Struktur
fisik puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna yang hendak
disampaikan penyair.
2. Struktur Batin Puisi
Struktur batin menyebut makna atau dengan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur
hakikat puisi, yakni: tema (sence), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap
penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention). Keempat unsur itu
menyatu dalam ujud penyampaian bahasa penyair.
Sebagai suatu totalitas yang dibentuk oleh elemen atau unsur intrinsik tertentu,

93
 
 
 
 
Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus 

LK 1. 3 Analisis unsur fisik dan batin puisi


1. Analisis unsur fisik “Hujan Bulan Juni”, karya Sapardi Joko Damono.
a. Majas/bahasa kiasan
Hujan Bulan Juni menggunakan majas-majas antara lain :
1) Majas personifikasi
...hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak..
atau
…hujan bulan juni
…tak terucapkan
2) Majas metonimia
Tampak pada penggalan berikut
Hujan bulan juni,
….
Pohon berbunga itu
b. Citraan/imaji
Citraan penglihatan (visual)
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

94 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

c. Diksi
Taka ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Kedua baris puisi di atas merupakan penjelasan tentang rasa yang
berusaha ditahan. Larik pertama secara gambling mengungkapkan
ketabahan dalam menahan sesuatu. Larik kedua menyajikan kata yang
kontradiktif, hujan dan bulan juni. Pada umumnya berdasarkan
penanggalana musim di Indonesia bulan juni merupakan bulan
kemarau, terlebih mengingat musim pada saat puisi ini muncul masih
berjalan teratur. Apabila bulan juni disandingkan dengan kata hujan,
dapat berarti ketabahan seseorang yang menahan perasaannya
diibaratkan hujan yang harus menahan dirinya untuk tidak muncul di
musim kemarau.

Hujan haruslah menahan bulir-bulirnya agar tidak jatuh.


Dirahasiakannya rintik rindunya
…pada pohon yang berbunga
Kata rintik rindunya jelas merupakan gambaran rasa yang
tengah dirasakan penyair. Kata dirahasiakannya mempertegas bahwa
penyair menyembunyikan sesuatu.

d. Tipografi
Puisi Hujan Bulan Juni tidak memiliki tipografi khusus.
Penulisan puisi ini tidak memiliki kreteria tipografi berbentuk nyeleneh
atau berbeda. Seperti teknik penulisan seperti pada umumnya
menggunakan rata kiri.

95
 
 
 
 
Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus 

Analisis unsur batin puisi berjudul Nyanyian Gerimis karya Soni Farid
Maulana.
a. Tema
Dalam puisi ini penyair mengangkat tema tentang kerinduan kepada
kekasih. Terbukti pada baris-barispuisi berikut ini:
Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Kemudian dikuatkan lagu lewat baris puisi berikut:
Kerinduan bagai awah gunung berapi
Sarat letupan.
Karena kerinduan yang amat sangat kepada sang kekasih sehingga penyair
membayangkan kekasihnya di kala hujan gerimis.
b. Rasa
Rasa yang tampak pada puisi tersebut adalah rasa sedih dan kerinduan yang
mendalam pada sang kekasih. Hal tersebut tampak pada baris puisi berikut!
Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
c. Nada dan Suasana
Suasana puisi tersebut yaitu keadaan kesepian dikala hujan menunggu
membayangkan wajah kekasih
Tampak pada kata-kata:
Kerinduan bagai awah gunung berapi Sarat letupan mempertegas betapa
suasana merindu sang penyair yang terpisah oleh jarak.

Sesaat kita larut dalam keheningan


Cinta membuat kita betah hidup di bumi
Ekor cahaya berpantulan dalam matamu

96 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
d. Amanat
Penyair mengungkapkan rasa kesepiannya dan kerinduannya dengan
menghayalkan datangnya kekasih yang menghibur hati. Sehingga penyair
semakin yakin akan cintanya yang terpisah oleh jarak dan waktu. Yang
memberikan amanat kita harus saling percaya dan terus setia pada kekasih
hati meskipun jauh dimata namun selalu dekat dihati kita. Asalkan kita
menjaganya.

Kunci Jawaban latihan/ Kasus/Tugas kegiatan 2


LK- 2.1
Prosa sebagai salah satu bentuk cipta sastra, mendukung fungsi sastra pada
umumnya. Fungsi prosa adalah untuk memperoleh keindahan, pengalaman,
nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita, dan nilai-nilai budaya yang luhur.
Selain itu dapat pula mengembangkan cipta, rasa, serta membantu
pembentukan untuk pembelajaran (secara tidak langsung).
Gendre Prosa lama dan prosa baru
LK – 2. 2
Prosa Lama
Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang berkembang di masyarakat,
terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalah cerita yang pada dasarnya
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melalui penuturan lisan, yakni
penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara lisan melalui tutur
kata dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat pendukungnya secara turun–
temurun dari satu generasi ke generasi
jenis cerita rakyat yang hanya dibatasi pada mite/mitos, legenda, dan dongeng.
1) Mite atau mitos berasal dari bahasa Yunani mythos yang berarti cerita yakni
cerita tentang dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang dipuja-puja. Mitos
adalah cerita tentang dewa-dewa suci yang mendukung sistem kepercayaan
atau agama (religi),
2) Legenda adalah cerita yang mengisahkan asal-usul satu tempat atau
peristiwa zaman silam. Menurut Sudjiman (1986: 29) legenda adalah cerita
rakyat tentang tokoh, peristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurkan fakta
historis dan mitos

97
 
 
 
 
Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus 

3) Dongeng Menurut Sudjiman (1986: 15) adalah cerita tentang makhluk


khayalis. Makhluk khayali yang menjadi tokoh-tokoh cerita semacam itu
biasanya ditampilkan sebagai tokoh yang memiliki kebijaksanaan untuk
mengatur masalah manusia dengan segala macam cara
Prosa Baru (cerita pendek)
Cerita pendek atau sering disingkat cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif
fiktif. Berapa ukuran panjang atau pendek yang dimaksud memang tidak ada
aturan baku yang dianut maupun kesepakatan diantara pengarang dan para
ahli
Novel
Novel sebenarnya merupakan salah satu jenis fiksi. Novel dan cerita pendek
merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam
perkembangannya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi

LK- 2.3
Unsur-unsur dalam sebuah prosa itu meliputi unsur intrinsik dan ektrinsik.
Intrinsik mencakup alur, setting, tokoh, style, watak, konflik, tema dan
amanat..Watak tokoh dapat dianalisis melalui cara langsung (analitik) maupun
tidak langsung (dramatik). Masing-masing unsur membentuk suatu kesatuan
yang berhubungan satu dengan yang lain.

98 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Evaluasi

Soal
Pilihlah A, B, C, atau D untuk jawaban yang paling tepat pada soal-soal
berikut!

Cermatilah Puisi Berikut!


Horison
karya Taufik Ismail
Kami tidak bisa dibubarkan
Apalagi dicoba dihalaukan
Dari gelanggang ini
Karena ke kemah kami
Sejarah sedang singgah
Dan mengulurkan tangannya yang ramah
tidak ada lagi sekarang waktu
Untuk merenung panjang, untuk ragu-ragu
Karena jalan masih jauh
Karena Arif telah gugur
Dan luka-luka duapuluh satu

1. Tema puisi tersebut adalah…


A. kepahlawanan
B. kemanusiaan
C. kebangsaan
D. perlawanan

2. Amanat puisi tersebut adalah…


A. melakukan sesuatu, walaupun resikonya berat.
B. Berjuangalah sampai titik darah penghabisan Jangan ragu
C. Perjuangkalah kebenaran, walau nyawa menjadi taruhannya.
D. Jangan memperjuangkan sesuatu yang tidak jelas tujuannya.

99
 
 
 
 
Evaluasi 

100 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
3. Perhatikan puisi berikut!
Angin bertiup ke arah sang penghidupan
Menikmati panorama dipagi hari,
Merasakan sejuknya alam yang damai.

Para burung mulai keluar dari rumahnya,


Berterbangan dan mulai mencari apa yang harus dia cari

Awan hitam yg menyelimuti,


Kini berubah menjadi Awan Biru Keindahan
dan menjadi Langit yg menakjubkan.
Tema puisi tersebut adalah.
A. cinta tanah air
B. keindahan alam
C. rasa patriotisme
D. rasa syukur pada Tuhan

4. Perhatikan puisi berikut!


Bimbang dalam kebingungan
waktu yang merenggut manisnya kehidupan
mengikis sisa keharmonisan
terlukis pada akhir goresan

Asma-Mu
Selalu terucap, dalam lirih lepas udara keaslian
jika nafas masih teratur berjalan
warna itu takkan pernah ternodai
perbuatan itu,pasti berakhir mati.
Larik bermajas pada puisi tersebut adalah...
A. terlukis pada akhir goresan
B. bimbang dalam kebingungan
C. perbuatan itu, pasti berakhir mati
D. waktu yang merenggut manisnya kehidupan

101
 
 
 
 
Evaluasi 

5. Perhatikan puisi berikut!


Rembulan
Rembulan
Kau berjalan di atas bumi pertiwi (1)
Dengan sinar keagungan (2)
Walau sesaat kita bertemu (3)
Di malam hari
Engkau tersenyum padaku (4)
Larik bermajas dalam puisi tersebut ditandai dengan nomor ….
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (4)

6. Cermatilah puisi berikut!


Ombak memecah di tepi pantai
Angin berhembus lemah lembut
[….]
Di ruang angkasa awan bergelut
Larik bermajas yang sesuai untuk melengkapi baris ketiga pusi tersebut
adalah….
A. Nyiur bergerak ditiup angin
B. Udara begitu terasa dingin
C. Puncak kelapa melambai-lambai
D. Langit hitam dan kelam

7. Perhatikan puisi berikut!


Jangan kira aku melupakan kamu, kampungku
Jangan kira aku lupa kesejukanmu, desaku (1)
Aku hanya menuntut ilmu (2)
Saatnya nanti aku kembali (3)
Membangunkanmu dari mimpimu (4)

102 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Larik bermajas pada puisi tersebut bernomor....
A. 1
B. 2
C. 2
D. 4

8. Cermatilah puisi berikut!


Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu,
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.

Suasana pada puisi tersebut adalah…


A. Romantis
B. Sedih
C. Hening
D. Bahagia

9. Perhatikan kedua puisi berikut!


Puisi I Puisi II
Setiap kali kita bertemu,gadis Mahasiswa telah meninggalkan
kecil berkaleng kecil ruang kuliahnya
Senyummu terlalu kekal untuk Mereka kembali menyeru-nyeru
kenal duka Di jalan yang kian kejam
Tengadah padaku pada bulan Dan kemanusiaan digilas
merah jambu demonstran
Dan kotaku jadi hilang,tanpa jiwa

Perbedaan amanat kedua puisi tersebut adalah ….

103
 
 
 
 
Evaluasi 

Puisi I Puisi II
A. Jagalah pahlawan bangsa Perjuangan tanpa
pengorbanan
B. Berjuanglah melindungi kami Menantikan orang yang
sedang berjuang
C. Cintailah bangsa dan tanah air Semangat berjuang yang
tinggi
D. Warisilah bangsamu demi Tuhan Bertempur di medan perang

10. Bibir ikan itu tebal berkelebai, suka memungut-mungut lumut, menyapu-
nyapu debu-pasir, sehingga mengeluarkan berbagai jenis cacing. Remis,
keranglokan kecil-kecil makan ikan segala ikan.
“Ayo, kita berpesta-pora,” ajak ikan Lebai. Konon zaman itu ikan-ikan serta
hewan lainnya berkata-kata juga seperti manusia.
“Horee…, “ikan-ikan pun berkumpul. Pendek kata, di mana ada ikan Lebai
makan, di situ pula kawan ikan besar-kecil berkumpul. Mereka menyantap
makanan yang dihidangkan ikan Lebai. “Pesta-ria…pesta-ria…,” ikan-ikan
itu bersuka hati.
Menurut yang empunya cerita pula, para nelayan pemancing ikan
memanfaatkan kebaikan ikan Lebai itu. Mereka melabuhkan tali pancing
dan mengail, serta memilih karang yang diketahuinya ada ikan Lebai di situ.
Pasti ikan-ikan lain berkerumun mencari makanan.

Berdasarkan kutipan di atas, watak tokoh Ikan Lebai adalah ….


A. sosial
B. darmawan
C. pemurah
D. peramah

11. Cermatilah dongeng berikut!


Pada suatu masa saat pulau Andalas dipimpin oleh Sultan Alam, datanglah
raja dari Negeri Penyu bernama Si Meulu, menjumpai Sultan Alam, “Sultan
Alam yang perkasa, hamba datang ke isatana tuan untuk mengadukan

104 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
permasalahan yang sedang kami hadapi”, jelas Si Meulu dengan air mata
berlinang.
“Wahai Raja Penyu sahabatku sampaikanlah apa yang menyebabkan Engkau
gelisah dan bersedih“, pinta Sultan Alam.
“Negeri hamba, pulau penyu, sudah tidak aman lagi, seekor naga raksasa
bernama Smong telah menyerang dan membunuh rakyat hamba, setiap hari
ada korban yang jatuh, sebagian rakyat hamba sudah mengungsi ke penjuru
dunia karena khawatir akan dimangsa oleh Smong si naga raksasa itu.
Kasihan rakyat hamba”, jelas Raja Penyu sambil menangis.

Berdasarkan petikan dongeng di atas, pelajaran yang dapat diambil adalah...


A. Raja yang bertanggung jawab
B. Raja yang Cengeng
C. Raja yang Amanah
D. Raja yang penyayang

12. Tokoh antagonis dalam dongeng di atas adalah ....


A. Si Meulu
B. Sultan Alam
C. Smong
D. Raja Penyu

13. Cermatilah cerpen berikut!


Awalnya, seingatku, aku sakit keras. Mula-mula panas dan dingin
menyerangku habis-habisan. Istriku mengira aku kena DB, lalu ketika dibawa
ke dokter, dokter mengatakan gejala tipus. Lantas, ada seorang kawan
membelikanku vermint, kapsul cacing tanah yang dikeringkan. Sembuh.
Maksudku sejak kutelan obat itu, panasku berangsur-angsur turun, nafsu
makanku meningkat, kemudian berkeringat dan tubuhku segar kembali. Akan
tetapi, baru kusadari beberapa saat kemudian, ada yang berubah dengan
mataku; maksudku, pandanganku. Saat itu, aku dikunjungi Haji Beni,
sahabatku. Dia berkunjung karena mendengar aku sakit panas. Dia orang
baik, sangat baik, malah. Aku menjulukinya dengan sebutan saudara
kembarnya Mas Danarto, yang seniman itu. Julukanku beralasan karena, baik
gestur, wajah, maupun tutur sapanya, beda-beda tipis dengan Mas Danarto.

105
 
 
 
 
Evaluasi 

Ketika kujuluki demikian, Beni tertawa saja, karena dia sendiri tidak kenal
dengan Mas Danarto. Dia hanya berkomentar bahwa dia senang disamakan
dengan seniman; dan bukan koruptor. Ah, Haji Beni…

Cara pengarang menggambarkan watak tokoh Haji Beni dalam cerpen


tersebut adalah....
A. dialog antartokoh
B. penggambaran langsung
C. lingkungan tokoh
D.dinyatakan tokoh lain

14. Cermati cerpen berikut!


Siapa yang tak mengenal Daeng Itung. Lelaki Bugis dengan perawakan tinggi,
kulit legam dan kumis melintang panjang. Bagi yang tidak mengenal lelaki
yang disapa Daeng itu, pasti bergidik memandang matanya yang tanjam.
Sorot matanya yang penuh selidik, tak jarang membuat anak-anak belari bila
berpapasan dengannya dijalan atau di pasar kampung. Namun, bagiku Daeng
itu adalah guru kehidupan. Ia banyak memberi pelajaran bernilai dalam setiap
perbincangan yang kami lakukan.
“Kelihatanya hari ini, Daeng sangat bahagai?” Tanyaku suatu saat, sambil
mengamati wajahnya yang sumringah.
“Ah, kau seperti ko dukun” katanya dengan logat Bugis. Sambil menggeser
duduknya agak menyamping, membelakangi Ambo Tuo yang sejak tadi
belum menghabiskan kopi pesanannya.

Latar cerpen tersebut adalah….


A. Di jalan
B. Di pasar
C. Di kampung
D. Di warung

15. Bacalah kutipan cerita berikut!


Sehabis sarapan, seorang perawat segera menarik tirai yang membatasi
ranjang Citra dengan ranjang disebelahnya, sehingga Citra tidak melihat
dengan jelas orang baru yang menjadi teman sekamarnya.

106 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
Latar kutipan cerpen tersebut adalah....
A. Rumah, pagi hari
B. Kamar, siang hari
C. Rumah sakit, pagi hari
D. Sekolah, siang hari

16. Perhatikan petikan cerpen berikut!


(1) Ditam teman kecil Badul. Mereka sekelas waktu sekolah dasar. Setelah
tamat, mereka tidak pernah bertemu lagi. Dusun Ditam agak jauh dari dusun
Badul. (2) Mereka berbeda sekolah lanjutan pertama dan atas. (3) Tak
banyak waktu bertemu dan belum ada rasa sayang lahir di antara mereka
berdua. (4) Setamat sekolah lanjutan tingkat atas, Ditam pergi merantau.
Menjadi tenaga kerja di berbagai kota. Ia memang terampil dan pekerja
keras. (5) Beberapa kota pernah disinggahinya. Mulai Jambi, Pekanbaru,
Batam, bahkan pernah menyeberang ke Malaysia. Terakhir, sebelum jatuh
sakit, Ditam bekerja di Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Bekerja di sebuah
pabrik rokok terkenal di bagian marketing. Pengalaman itu membuatnya
berbeda di dusun. (6) Punya perhiasan emas di jari, lengan, leher, dan betis
berpenampilan mewah, jauh dari kesan dusun yang sederhana. Menjadi
kebanggaan keluarga, walau terlambat menikah. (7) Penampilannya
berbeda dari umumnya gadis dusun yang sebaya. Perempuan sebayanya
telah punya anak. Ia menjadi tertua di antara perempuan-perempuan yang
belum bersuami.

Bukti watak tokoh pada cerpen tersebut terdapat pada nomor....


A. Kalimat nomor 5
B. Kalimat nomor 6
C. Kalimat nomor 7
D. Kalimat nomor 4

17. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Ketika penjaga menyodorkan buku tamu, hatinya tersentil. Alangkah
anehnya, mengunjungi adik sendiri harus mendaftar, padahal seingatnya,
dia bukan dokter. Sambil memegang buku itu dipandangnya penjaga itu

107
 
 
 
 
Evaluasi 

dengan hati-hati, kemudian pelan dia bertanya, “Semua harus mengisi


buku ini? Sekalipun saudara atau ayahnya, pamanya?”
Yang ditanya hanya mengangguk, menyodorkan bolpoin. “Silakan tulis:
nama, alamat, dan keperluan,” katanya. Tiba-tiba timbul keinginannya
untuk berolok-olok. Sambil menahan ketawa ditulisnya di situ: nama:
Soeharto (bukan Presiden). Keperluan: urusan keluarga

Cara pengarang menggambarkan tokoh dalam tokoh cerita tersebut


adalah….
A. Bentuk fisik tokoh
B. Narasi pengarang
C. Dialog tokoh
D. Penjelasan pengarang

18. Bacalah dengan saksama kutipan cerita berikut!


Ketika aku sedang sibuk mengetik tugas, kamarku diketuk orang walau
seingat aku, sore itu aku tidak berjanji dengan siapa-siapa.
"Wan, Saudara sibuk betul rupanya,"
Tentu saja sedang sibuk. Kalau tidak sibuk, tentu tidak bakalan
berserakan kertas-kertas di mejaku. Kalau sudah tahu sibuk, kenapa kau
masih datang bertamu? Tetapi, cobalah bayangkan: bagaimana pula kau
harus mengusir orang yang sudah berdiri di hadapanmu? Dengan
membedaki mukaku setebal mungkin dengan rasa ketimuran, yang
terlontar dari mulutku adalah:
"Ya, begitulah."
Wolfgang Kipkop, Pamusuk Eneste

Nilai moral yang terkandung dalam cuplikan cerpen di atas adalah ....
A. saling menghormati dan menghargai
B. berbasa-basi dan berpura-pura baik
C. bertamu pada waktu yang tepat
D. menjaga perasaan orang lain
19. Perhatikan petikan cerpen berikut!
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa
Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak

108 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah
percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan
pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya
menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
"Kenang-kenangan" oleh Abdul Gani A.K.

Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut


adalah.... ...
A. orang pertama pelaku utama
B. orang ketiga pelaku sampingan
C. orang ketiga pelaku utama
D. orang pertama dan ketiga

20. Amanat dalam penggalan cerpen tersebut adalah ...


A. Jangan cepat menyerah pada keadaan bagaimanapun juga.
B. Jangan membuang waktu selagi masih ada waktu.
C. Sebaiknya kita menyesuaikan diri dengan keadaan.
D. Jangan lupa diri bila menguasai bahasa orang.

Kunci Jawaban
No. Kunci Jawaban No. Kunci Jawaban
1. B 11. A
2. C 12 C
3. B 13 D
4. D 14 D
5. C 15 C
6. C 16 B
7. D 17 C
8. A 18 A
9. C 19 A
10. B 20 D

109
 
 
 
 
 

Penutup

Dengan tuntasnya mempelajari materi dalam modul Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Bahasa Indonesia SMP ini, Anda diharapkan tidak lagi menjadi
penghambat di dalam pengembangan pembelajaran efektif di kelas. Apalagi
materi tersebut tidak bisa hindari. Guru sepatutnya mendapatkan pemahaman
terhadap kompetensi pedagogik dan profesional dengan komposisi yang ideal
merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa dilewatkan pada setiap
pertemuan.

Materi yang dipaparkan dalam kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat baik;
bisa menambah wawasan bagi Anda yang tentu saja hal itu bisa berimplikasi pada
pembelajaran efektif di dalam kelas. Oleh karena masih bersifat umum, paparan
tentang pendekatan, metode/strategi, dan teknik-tekniknya bisa dikembangkan
lagi sesuai dengan KD yang akan Anda sampaikan kepada para siswa.

 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

111
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. SBM, Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia.
Ahmadi, Mukhsin.1990.Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang
Aminuddin, 2008. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjamin Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bloom, Benyamin S, et. al. 1966. Taxonomy of Educational Objective: Cognitive
Domain. New York: David Mckay Company, Inc
Bachri, Sutardji Calzoum. 2002. O Amuk Kapak. Jakarta: Yayasan Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Nasional. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama. Dan Madrasah
Stanawiyah. Departemen Pendidikan dan Nasional.
Departemen Pendidikan dan Nasional. 2013. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama. Dan Madrasah
Stanawiyah. Departemen Pendidikan dan Nasional.
Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Effendi, S. 1973. Bimbingan Apresiasi Puisi. Flores: Nusa Indah.
Farid Maulana, Soni. 1996. Panorama Kegelapan. Bandunhg: Forum Sastra
Bandung.
Faizah, Dewi Utama. 2003. Belajar Mengajar yang Menyenangkan. Solo: Tiga
Serangkai.
Gumelar, Hikmat. Edt. 2006. Festival Mei Antologi Puisi. Bandung: Titian.
Harjasujana, Ahkmad Slamet . 1999. Membaca : Makalah disampaikan dalam
diklat MMAS di PPPG Bahasa. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 1993. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Heraty, Toeti. 1995. Nostalgi=Transendensi. Jakarta: Grasindo.
Mohamad, Goenawan. 1992. Asmaradana. Jakarta: Grasindo.

113
 
 
 
 
Daftar Pustaka   

Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra,


Yogyakarta: BPFE.
Pinurbo, Joko. 1999. Celana. Magelang: Indonesia Tera.
__________. 2003. Telepon Genggam. Jakarta: Penerbit Kompas
Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:
Dipenogoro.
Tasai, S. Amran dan E. Zaenal Arifin. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo
Rahman, Jamal. D. 2003. Reruntuhan Cahaya. Yogyakarta: Bentang.
Saryono, Djoko. 1991. Dasar-dasar Apresiasi sastra. OPF: IKIP Malang.
Saryono, Djoko. 2006. Pergumulan Estetika Sastra di Indonesia.Malang: Kayu
Tangan.
Sarjono, Agus R. 2003. Suatu Cerita Dari Negeri Angin. Yogyakarta: Jendela.
Sastroweardoyo, Subagio. 1990. Simfono Dua. Jakarta: Balai Pustaka.
Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan Dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.
http://siti-lailatus.blogspot.co.id/2012/12/apresiasi-puisi-ws-rendra-berjudul.html
http://pengertianedefinisi.com/pengertian-dongeng-ciri-ciri-dan-jenis-dongeng/
Diunduh
https://www.google.com/search?q=pengertian++unsur+ekstrinsik+dongen&ie
=
utf-8&oe=utf-8
http://ochascorpiogirl.blogspot.co.id/2012/09/apresiasi-cerpen-bunda-by-
ocha.html

114 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 

Glosarium

amanat : suatu ajaran moral yang ingin disampaikan


pengarang
analisis : penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb)
ekspresif : mengungkapkan (gagasan, maksud, perasaan)
dengan baik dan gerak anggota badan
sesuai.vokasional : Berkaitan dengan kejuruan
atau bidang tertentu
fakta : sesuatu yang nyata berdasarkan data-data yang
terlihat dan merupakan peristiwa yang ada dan
benar-benar telah terjadi berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
implisit : termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun
tidak dinyatakan secara jelas atau terang-
terangan); tersimpul di dalamnya; terkandung
halus; tersirat
interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan
teoretis terhadap sesuatu; tafsiran
karakter : ciri, sifat diri, akhlak atau budi pekerti, kepribadian
dari seseorang yang dalam hal ini adalah peserta
didik.

115
 
 
 
 
Glosarium 

kompetensi : seperangkat sikap, pengetahuan, dan


keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari
suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu
program, atau menyelesaikan satuan pendidikan
tertentu.
point of view : cara dan atau pandangan yang dipergunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi
kepada pembaca.
puisi alegori : puisi yang sering-sering mengungkapkan cerita.
puisi deskriptif : penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang
dipandang menarik perhatian penyair.
puisi fisikal : bersifat realistis artinya menggambarkan
kenyataan apa adanya.
puisi inspiratif : diciptakan berdasarkan mood atau passion.
puisi konkret : puisi yang bersifat visual.
puisi lama : puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
puisi naratif : puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita,
dengan pelaku, perwatakan, setting.
puisi deskriptif : penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang
dipandang menarik perhatian penyair.
puisi obyektif : puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri
penyair itu sendiri

116 
 
 
 
 
Bahasa Indonesia SMP KK F 
 
puisi prismatis : penyair mampu menyelaraskan kemampuan
menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan
pengimajian
puisi sabyektif : juga disebut puisi personal, yakni puisi yang
mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan
suasana dalam diri penyair sendiri.
afektif : berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap,
derajat, penerimaan atau penolakan terhadap
sustu objek. sehingga mengandung unsur
subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk
menentukan kebaikan dan kelemahan suatu
program
analisis : penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb)
ekspresif : mengungkapkan (gagasan, maksud, perasaan)
dengan baik dan gerak anggota badan
sesuai.vokasional : Berkaitan dengan kejuruan
atau bidang tertentu
fakta : sesuatu yang nyata berdasarkan data-data yang
terlihat dan merupakan peristiwa yang ada dan
benar-benar telah terjadi berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
implisit : termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun
tidak dinyatakan secara jelas atau terang-
terangan); tersimpul di dalamnya; terkandung
halus; tersirat

117
 
 
 
 
Glosarium 

interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan


teoretis terhadap sesuatu; tafsiran
karakter : ciri, sifat diri, akhlak atau budi pekerti, kepribadian
dari seseorang yang dalam hal ini adalah peserta
didik.
Penafsiran Upaya memahami karya sastra dengan
memberikan tafsiran berdasarkan sifat – sifat
karya sastra itu sendiri
point of view : cara dan atau pandangan yang dipergunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi
kepada pembaca.
Plot atau rangkaian, atau untaian peristiwa sebab-
akibat yang terdapat dalam jalan cerita

118 
 
 

 
 

Anda mungkin juga menyukai