MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI F
PEDAGOGIK:
MODEL PEMBELAJARAN
PROFESIONAL:
APRESIASI PUISI PROSA
Penulis:
Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Dra. Mudini (bangdinik@gmail.com)
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. (Bsetyo.nugroho@yahoo.com)
Drs. Johan (Jwah1972@gmail.com)
Penelaah:
Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com)
Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com)
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.
iii
iv
Bahasa Indonesia SMP KK F
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah
terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,
serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta
selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
v
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi,
dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.
vi
Bahasa Indonesia SMP KK F
i
MODUL
MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
KELOMPOK KOMPETENSI F
PEDAGOGIK:
MODEL PEMBELAJARAN
Penulis:
Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Dra. Mudini (bangdinik@gmail.com)
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. (Bsetyo.nugroho@yahoo.com)
Drs. Johan (Jwah1972@gmail.com)
Penelaah :
Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com)
Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com)
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal.
Kata Sambutan ................................................................................................... iii
Kata Pengantar .................................................................................................... v
Daftar Isi .............................................................................................................. ix
Daftar Gambar ..................................................................................................... x
Daftar Tabel .......................................................................................................... x
Pendahuluan ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 1
C. Peta Kompetensi ........................................................................................ 2
D. Ruang Lingkup ........................................................................................... 2
E. Cara Penggunaan Modul ............................................................................ 3
Kegiatan Pembelajaran Model Pembelajaran ................................................. 11
A. Tujuan ....................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 11
C. Uraian Materi ............................................................................................ 12
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 42
E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................ 44
F. Rangkuman .............................................................................................. 48
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 53
Kunci Jawaban Latihan/Tugas/Kasus ............................................................. 55
Evaluasi .............................................................................................................. 57
Penutup .............................................................................................................. 63
Daftar Pustaka ................................................................................................... 65
Glosarium ........................................................................................................... 67
ix
Daftar Gambar
Hal.
Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ...................................................... 3
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .................................................... 4
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ..................................... 6
Daftar Tabel
Hal.
Tabel 1 Peta Kompetensi Pedagogik ............................................................................ 2
Tabel 2 Daftar Lembar Kerja Modul ............................................................................ 10
Tabel 3 Kompetensi dan IPK ........................................................................................ 11
Tabel 4 Guru, peserta didik dan masalah ................................................................... 30
Tabel 5 Tahapan-Tahapan Model PBL ....................................................................... 38
x
Bahasa Indonesia SMP KK F
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru
agar dapat menguasai kompetensi pedagogik terkait dengan pemahaman, sikap,
dan keterampilan terhadap model pembelajaran. Kompetensi tersebut merupakan
standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP untuk mendukung
keberhasilan dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di kelas
dan di luar kelas.
B. Tujuan
1
Pendahuluan
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas
nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi profesional Bahasa
Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah
Menengah Pertama. Indikator-indikator pencapaian kompetensi tersebut disusun
menjadi Kegiatan Pembelajaran yang terdiri atas:
KOMPETENSI GURU
KOMPETENSI KOMPETENSI INTI
MAPEL
UTAMA (KI)
(KG)
D. Ruang Lingkup
2
Bahasa Indonesia SMP KK F
3
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi,
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul,
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan
5) langkah-langkah penggunaan modul.
4
Bahasa Indonesia SMP KK F
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik F “Kajian Materi Model
Pembelajaran”, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta
untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari
materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.
5
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut.
6
Bahasa Indonesia SMP KK F
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
7
Pendahuluan
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pelatihan SMP kelompok
kompetensi F Pedagogik “Model Pembelajaran”, guru sebagai peserta
akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1
(In-1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan
kepada peserta.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan
pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada On the job learning.
8
Bahasa Indonesia SMP KK F
9
Pendahuluan
Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK 1.1 Tuliskan pengertian model pembelajaran TM, IN1
discovery, proyek, dan berbasis
masalah.
2. LK 1.2 Tuliskan langkah-langkah model TM, IN1
pembelajaran discovery, proyek, dan
berbasis masalah.
3. LK 1.3 Analisis langkah-langkah pembelajaran On
yang dilakukan ibu Evi tentukan model
apa yang dapat digunakan. Tuliskan
kenapa model tersebut digunakan!
4. LK 1.4 Analisis langkah-langkah pembelajaran On
yang dilakukan ibu Selina tentukan
model apa yang dapat digunakan.
Tuliskan kenapa model tersebut
digunakan!
5. LK 1.5 Menyusun model pembelajaran TM, ON
discaveri, proyek dan berbasis masalah
6. LK 1.6 Presentasi LK 1.3, 1.4, 1.5 TM, IN1
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
In1 : Digunakan pada In service learning 1
On : Digunakan pada on the job learning
10
Bahasa Indonesia SMP KK F
Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
A. Tujuan
11
Kegiatan Pembelajaran
C. Uraian Materi
Arends dikutip oleh Trianto (2010: 51) mengartikan model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971)
dikutip oleh Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar
mengajar. Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar
mengajar.
12
Bahasa Indonesia SMP KK F
Menurut Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman
bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan
diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran
tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap model
pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa
dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga
mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya pembukaan dan
penutupan pembelajaran yang berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena
itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai keterampilan
mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan
lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. Menurut Kardi dan
Nur dalam Trianto (2011: 142) istilah model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:
1. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya
para pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan
teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam
menciptakan dan mengembangankannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah
pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku
mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar
selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif
13
Kegiatan Pembelajaran
serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek
penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, PBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal
sebelum mengumpulkan data dan informasi dengan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan sebagai wahana
pembelajaran dalam memahami permasalahan yang komplek dan melatih serta
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan.
14
Bahasa Indonesia SMP KK F
15
Kegiatan Pembelajaran
16
Bahasa Indonesia SMP KK F
17
Kegiatan Pembelajaran
18
Bahasa Indonesia SMP KK F
cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta
didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
(4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan
kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik.
Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang
dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
(6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran.
4) Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus
diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian
yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk.
19
Kegiatan Pembelajaran
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
20
Bahasa Indonesia SMP KK F
21
Kegiatan Pembelajaran
Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur,
dan siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur
dari konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun
yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan
karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43). Bruner menjelaskan bahwa
pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang
menuntut proses berpikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan mengkategori
meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh (obyek-obyek atau
peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan dasar kriteria tertentu.
22
Bahasa Indonesia SMP KK F
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan
mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses
belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi.
Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan
dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang
belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan
dengan baik dan lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada
manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa
dalam berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic.
Tahap enaktive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk
memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia sekitarnya
anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan,
pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek
atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam
memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil)
dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu
memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya
anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
23
Kegiatan Pembelajaran
Hal yang menarik dalam pendapat Bruner yang menyebutkan: hendaknya guru
harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver,
seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Dalam metode Discovery Learning
bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat
kesimpulan-kesimpulan.
Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti bagi diri mereka sendiri,
dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa
yang dimengerti mereka. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi metode
Discovery Learning harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-
kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri. Bruner mengatakan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery Learning menurut
Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk
menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli matematika.
Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta
menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
24
Bahasa Indonesia SMP KK F
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
b) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil.
c) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannyasendiri.
d) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
e) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
f) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan - gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
g) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
h) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
i) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru.
j) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
k) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
l) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsic.
m) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
n) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
o) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
p) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar.
q) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
25
Kegiatan Pembelajaran
b) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan
teori atau pemecahan masalah lainnya.
c) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara
belajar yang lama.
d) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
e) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untukberpikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
3) Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning
di kelas.
a) Menentukan tujuan pembelajaran.
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,gaya
belajar, dan sebagainya).
c) Memilih materi pelajaran.
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi).
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
4) Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning
di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar secara umum sebagai berikut:
26
Bahasa Indonesia SMP KK F
27
Kegiatan Pembelajaran
e) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
28
Bahasa Indonesia SMP KK F
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
29
Kegiatan Pembelajaran
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
dapat digambarkan berikut ini.
30
Bahasa Indonesia SMP KK F
Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
31
Kegiatan Pembelajaran
32
Bahasa Indonesia SMP KK F
33
Kegiatan Pembelajaran
Dian Mala Sari, Pebriyenni ., Yulfia Nora, 2013, Peningkatan Partisipasi dan
Hasil Belajar Peserta didik Kelas IVB dalam Pembelajaran IPS Melalui Model
Problem Based Learning di SDN 20 Kurao Pagang, Faculty of Education,
Bung Hatta University.
34
Bahasa Indonesia SMP KK F
partisipasi dan hasil belajar peserta didik kelas IVB dalam pembelajaran IPS
melalui model PBL di SDN 20 Kurao Pagang. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan secara partisipan.
Subjek penelitian ini peserta didik kelas IVB SDN 20 Kurao Pagang. Instrumen
penelitian yang digunakan lembar observasi partisipasi peserta didik, lembar
observasi aktivitas guru, tes hasil belajar dan catatan lapangan. Hasil
penelitian diketahui bahwa partisipasi dalam menjawab pertanyaan meningkat
dari 52,5 % di siklus I menjadi 70%, di siklus II. Partisipasi peserta didik
menanggapi jawaban meningkat dari 40% di siklus I menjadi 65% di siklus II,
dan partisipasi peserta didik dalam presentasi meningkat dari 27,5% di siklus
I menjadi 67,5% di siklus II. Hasil belajar peserta didik siklus I meningkat dari
57,25% menjadi 72,75% di siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan
belajar yang ditentukan 70%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
partisipasi dan hasil belajar peserta didik kelas IVB dapat ditingkatkan melalui
model PBL dalam pembelajaran IPS di SDN 20 Kurao Pagang.
Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses
Pembelajaran
Pembelajaran suatu materi pelajaran dengan menggunakan PBL sebagai
basis model dilaksanakan dengan cara mengikuti lima langkah PBL dengan
bobot atau kedalaman setiap langkahnya disesuaikan dengan mata pelajaran
yang bersangkutan.
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Jika dipandang perlu, fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal
ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan
pembelajaran. Lebih jauh, hal ini diperlukan untuk memastikan peserta didik
memperoleh kunci utama materi pembelajaran, sehingga tidak ada
kemungkinan terlewatkan oleh peserta didik seperti yang dapat terjadi jika
peserta didik mempelajari secara mandiri. Konsep yang diberikan tidak perlu
detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik
dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
35
Kegiatan Pembelajaran
36
Bahasa Indonesia SMP KK F
37
Kegiatan Pembelajaran
Contoh Penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik
terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis
dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan
peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
pendapat yang berbeda dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman
belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai
konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan
bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta
didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan
dasar dan materi pembelajaran.
38
Bahasa Indonesia SMP KK F
39
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
1) Kesamaan bagian struktur teks eksemplum “Putri Tanggung dan
“Mengejar Cita-cita”
2) Klasifikasikanlah struktur teks eksemplum “Mengejar Cita-cita”
6) Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Pokok Kegiatan Pembelajaran
Orientasi siswa 1. Peserta didik membaca contoh teks eksemplum
pada masalah yang berbeda
2. Peserta didik memberikan tanggapan dan
pendapat terhadap permasalahan tersebut
Mengorganisasi 3. Peserta didik membentuk kelompok belajar
siswa dalam belajar sesuai arahan guru dengan mempertimbangkan
kemampuan akademik, gender, dan ras
Membimbing 4. Peserta didik membaca teks eksemplum
penyelidikan siswa dengan cermat Peserta didik dengan difasilitasi
secara mandiri atau dan dibimbing guru menelaah dan
kelompok mendiskusikan kesamaan teks “Putri Tanggung
dan “Mengejar Cita-cita” dari segi struktur,
terdapat pada kedua teks tersebut!
5. Peserta didik mengklasifikasikanlah struktur
teks eksemplum “Mengejar Cita-cita” dengan
cermat Peserta didik dengan difasilitasi dan
dibimbing guru
Mengembangkan 6. Peserta didik menjawab permasalahan yang
dan menyajikan telah diidentifikasi dan Klasifikasikanlah struktur
hasil karya teks eksemplum “Mengejar Cita-cita” khususnya
mengenai kesamaan dari segi struktur, Peserta
didik mempresentasikan atau menyajikan
laporan pembahasan hasil temuan atau hasil
diskusi dan penarikan kesimpulan di depan
kelas
Menganalisis dan 7. Peserta didik dalam kelompok lain mengevaluasi
mengevaluasi atau menanggapi
40
Bahasa Indonesia SMP KK F
7) Penilaian
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : Uraian
c. Instrumen
Bacalah teks cerita teks eksemplum berikut ini
Tentukanlah kesamaan struktur teks eksemplum “ “Putri Tanggung dan
“Mengejar Cita-cita” tersebut
d. Kunci
Aspek Kesamaan Data Pendukung
Struktur
e. Pedoman Penskoran
No. Aspek dan Kriteria Skor
1. Struktur
a. Tepat 3
b. Kurang tepat 2
c. Tidak tepat 1
2. Susunan Kalimat
a. Tepat 3
b. Kurang tepat 2
c. Tidak tepat 1
3. Isi
a. Tepat 3
b. Kurang tepat 2
c. Tidak tepat 1
41
Kegiatan Pembelajaran
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 1: Pendahuluan
Dalam aktivitas curah pendapat ciri-ciri prosa lama dan baru peserta
melakukan aktivitas pembelajaran agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar. Marilah kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, dan
saling menghargai.
Fasilitator menjelaskan kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
42
Bahasa Indonesia SMP KK F
43
Kegiatan Pembelajaran
E. Latihan/Kasus/Tugas
44
Bahasa Indonesia SMP KK F
Ibu Evi bersama dengan peserta didik menentukan tema teks deskripsi yang
akan ditulis. Kegiatan diawali dengan memunculkan pertanyaan penuntun
yang mengarahkan peserta didik dalam menentukan tema. Beberapa
peserta didik mengajukan usul. Dari sekian banyak usul yang diajukan siswa,
akhirnya disepakati satu tema, yakni wisata kota. Peserta didik dibatu
pendidik merencanakan langkah-langkah aktivitas, pelaksanaan, dan
penyusunan teks deskripsi tentang beberapa objek wisata kota dan
pelaporan. Tahap selanjutnya menyusun jadwal kegiatan sesuai dengan
rancangan kegiatan yang telah disusun. Ibu Evi memfasilitasi dan
memonitor, dan menilai segala aktivitas peserta didik dalam melaksanakan
kegiatan telah dilaksanakan, pelaporan, hingga refleksi hasil pembelajaran.
45
Kegiatan Pembelajaran
46
Bahasa Indonesia SMP KK F
47
Kegiatan Pembelajaran
F. Rangkuman
48
Bahasa Indonesia SMP KK F
49
Kegiatan Pembelajaran
50
Bahasa Indonesia SMP KK F
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244).
f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004:244).
51
Kegiatan Pembelajaran
52
Bahasa Indonesia SMP KK F
2. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam membahas model
pembelajaran di kelas?
53
Kegiatan Pembelajaran
3. Nilai karakter apakah yang dapat Bapak dan Ibu kembangkan kepada
peserta didik, dalam merancang model pembelajaran Nilai karakter apakah
yang dapat Bapak dan Ibu kembangkan kepada peserta didik, setelah
membuat model?
54
Bahasa Indonesia SMP KK F
LK 01
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek)
yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan,
membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa
produk dan laporan pelaksanaanya.
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Problem Based Learning (PBL) adalah proses pembelajaran dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah- langkah Metode Discovery Learning
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
55
Kunci Jawaban Latihan/Tugas/Kasus
56
Bahasa Indonesia SMP KK F
Evaluasi
1. Ibu Rara akan mengajarkan menulis Tek Prosudur kepada siswa kelas VII. Ibu
Rara ingin agar peserta didik memahami prosudur melakukan Tari Pakarena.
Langkah pertama yang dilakukan Ibu Rara adalah menayangkan video tentang
tarian Pakarena dari Sulawesi Selatan. Peserta didik mengamati tayangan
tersebut dan diminta untuk mengidentifikasi dan menetapkan pengetahuan
yang belum atau ingin diketahuinya. Ibu Rara memfasilitasi peserta didik untuk
memahami hal yang telah diidentifikasi. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok berbagi tugas untuk
menyelesaikan persoalan yang sudah diidentifiaksi sebelumnya dengan cara
menyelidiki, membaca, atau berwawancara.
Model pembelajaran yang diterapkan oleh Ibu Rara pada penggalan kegiatan
pembelajaran tersebut adalah…
A. Model Pembelajaran berbasis Proyek
B. Model pembelajaran discovery Learning
C. Model pembelajaran berbasis Masalah
D. Model pembelajaran Inkuiri
2. Ibu Evi bersama dengan peserta didik menentukan tema teks deskripsi yang
akan ditulis. Kegiatan diawali dengan memunculkan pertanyaan penuntun yang
mengarahkan peserta didik dalam menentukan tema. Beberapa peserta didik
mengajukan usul. Dari sekian banyak usul yang diajukan siswa, akhirnya
disepakati satu tema, yakni wisata kota. Peserta didik dibatu pendidik
merencanakan langkah-langkah aktivitas, pelaksanaan, dan penyusunan teks
deskripsi tentang beberapa objek wisata kota dan pelaporan. Tahap
selanjutnya menyusun jadwal kegiatan sesuai dengan rancangan kegiatan
yang telah disusun. Ibu Evi memfasilitasi dan memonitor , dan menilai segala
aktivitas peserta didik dalam melaksanakan kegiatan telah dilaksanakan,
pelaporan, hingga refleksi hasil pembelajaran.
57
Evaluasi
58
Bahasa Indonesia SMP KK F
59
Evaluasi
8. Anda mengajar di kelas yang berjumlah 40 siswa dengan metode diskusi. Siswa
Anda akan melakukan diskusi dengan 5 topik yang berbeda. Kemampuan siswa
Anda dalam berpendapat, ada yang spontan dan lancar, ada yang malu-malu
dan ragu, bahkan ada yang diam dan tidak berani mengemukakan
pendapatnya.
Apa yang akan Anda lakukan?
60
Bahasa Indonesia SMP KK F
9. Dalam model pembelajaran berbasis masalah, hal yang cukup penting adalah
mendisain masalah. Untuk itu perlu membuat masalah sesuai dengan syarat-
syarat masalah yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah.
Berikut yang merupakan syarat-syarat masalah yang digunakan model
pembelajaran berbasis masalah, antara lain adalah....
A. Masalah harus diselesaikan dengan memodelkan bahasa Indonesia
terlebih dahulu
B. Masalah harus autentik dan menantang
C. Masalah dapat dikerjakan semua siswa
D. Masalah harus berupa soal cerita
61
Evaluasi
A. 3 4 5 1 7 2 6
B. 3 4 1 5 2 7 6
C. 3 4 2 1 5 7 6
D. 3 4 1 5 7 2 6
Kunci Jawaban
No. Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. A
4. B
5. D
6. C
7. A
8. A
9. B
10. B
62
Bahasa Indonesia SMP KK F
Penutup
63
Bahasa Indonesia SMP KK F
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. SBM, Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia.
Alwi, Hasan.1994. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Faizah, Dewi Utama. 2003. Belajar Mengajar yang Menyenangkan. Solo: Tiga
Serangkai.
Htt://darussholahjember.blokspot.com/211/05/aplikasi metode-discavery-
learning.htm (diunduh32 Mei 2013)
65
Bahasa Indonesia SMP KK F
Glosarium
67
Glosarium
68
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI F
PROFESIONAL:
APRESIASI PUISI PROSA
Penulis:
'ra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com)
Dra. Mudini (bangdinik@gmail.com)
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. (Bsetyo.nugroho@yahoo.com)
Drs. Johan (Jwah1972@gmail.com)
Penelaah :
Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com)
Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com)
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal.
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
Daftar Gambar .................................................................................................... iv
Daftar Tabel......................................................................................................... iv
Pendahuluan ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................... 3
C. Peta Kompetensi .............................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup.................................................................................................. 4
E. Cara Penggunaan Modul .................................................................................. 4
Kegiatan Pembelajaran 1 Apresiasi Puisi ....................................................... 11
A. Tujuan ............................................................................................................. 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................................. 11
C. Uraian Materi .................................................................................................. 11
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................... 40
E. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................................... 42
F. Rangkuman .................................................................................................... 45
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 47
Kegiatan Pembelajaran 2 Apresiasi Prosa...................................................... 49
A. Tujuan ............................................................................................................. 49
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................................. 49
C. Uraian Materi .................................................................................................. 49
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................... 73
E. Latihan/ Kasus /Tugas .................................................................................... 75
F. Rangkuman .................................................................................................... 86
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 91
Kunci Jawaban Latihan/Tugas/Kasus ............................................................ 93
Evaluasi .............................................................................................................. 99
Penutup ............................................................................................................ 110
Daftar Pustaka ................................................................................................. 113
Glosarium......................................................................................................... 115
iii
Daftar Gambar
Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ............................................... 5
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 6
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................. 8
Daftar Tabel
Hal.
Tabel 1. Peta Kompetensi Profesional .......................................................................... 3
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ........................................................................... 10
Tabel 3. Unsur unsur Intrinsik ....................................................................................... 36
Tabel 4: Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................ 49
iv
Bahasa Indonesia SMP KK F
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh
mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan
“kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan
kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan
umumPeningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang
oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan
“kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan
kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan
negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran
guru.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan
dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan
kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun
sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu:
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan
bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam
rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
dan/atau olah raga.
Pendahuluan
tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) akan memfasilitasi guru
untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan melalui
program Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Guru (Diklat Pasca-
UKG).
Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru
sekolah menengah pertama agar dapat menguasai kompetensi profesional terkait
dengan bahasa Indonesia yang terdiri atas pemahaman, sikap, dan keterampilan
terhadap: (1) Apresiasi Puisi dan (2) Apresiasi Prosa Kompetensi tersebut
merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP agar memiliki
2
Bahasa Indonesia SMP KK F
keterampilan berbahasa dan kebahasaan yang akan mendukung keberhasilannya
dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di dalam maupun di luar
kelas.
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas
nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi profesional Bahasa
Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah
Menengah Pertama.
Pendahuluan
D. Ruang Lingkup
4
Bahasa Indonesia SMP KK F
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi,
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul,
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan
5) langkah-langkah penggunaan modul.
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan SMP Kelompok Kompetensi Profesional F “Kajian Materi
Apresiasi Puisi dan Prosa”, fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
6
Bahasa Indonesia SMP KK F
c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran menggunakan
pendekatan secara langsung. Artinya, peserta berinteraksi secara langsung di
kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan dengan cara diskusi, praktik, dan latihan kasus.
Pendahuluan
8
Bahasa Indonesia SMP KK F
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan/metode yang
secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan
metode berpikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus
melalui Lembar Kerja (LK) yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada In-
1. Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.
c. On the Job Learning (On)
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pelatihan SMP kelompok kompetensi F
Profesional “Apresiasi Puisi dan Prosa”, guru sebagai peserta akan
mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (In-1). Guru
sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai
bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
2) Melakukan Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada In-
1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul.
Kegiatan pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik,
eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung
dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa LK yang
telah disusun sesuai dengan kegiatan pada On.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada On the job learning.
Pendahuluan
10
Bahasa Indonesia SMP KK F
Kegiatan Pembelajaran 1
Apresiasi Puisi
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini Bapak dan Ibu dapat mengapresiasi puisi secara
reseptif dan produktif dengan mengintegrasikan nilia-nilai relegius, toleransi,
semangat, percaya diri, kerjasama, musyawarah mufakat, tolong menolong,
kepedulian, dan saling menghargai.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Apresiasi
Secara etimologis, apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciation, kata
itu berarti penghargaan, penilaian, pengertian, bentuk itu berasal dari kata
verjato appreciate yang berarti menghargai, menilai, mengerti. Aminudin
(1987:34) mengemukakan bahwa apresiasi mengandung makna
pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan
terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi
dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-sungguh dan
11
Kegiatan Pembelajaran 1
12
Bahasa Indonesia SMP KK F
dan drama. Setelah proses pengenalan akan timbul keinginan untuk
mengetahui lebih lanjut tentang karya tersebut.
13
Kegiatan Pembelajaran 1
14
Bahasa Indonesia SMP KK F
Karena pengertian apresiasi merujuk pada “menggauli sastra secara
sungguh-sungguh” maka hal ini berarti dalam kegiatan apresiasi
mensyaratkan sebuah sikap yang serius dan sungguh-sungguh. Dalam hal
inilah dibedakan antara kegiatan membaca sastra sebagai kegiatan
apresiasi dan kegiatan membaca biasa. Kalau kegiatan membaca hanya
terbatas pada kegiatan membaca sepintas lalu dengan tujuan hanya untuk
memperoleh hiburan atau kenikmatan saja, maka dalam membaca sebagai
kegiatan apresiasi tidak saja sebatas untuk memperoleh kenikmatan dan
hiburan namun membaca secara lebih serius dengan upaya menggali nilai-
nilai keindahan (estetika) dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di
dalamnya. Misalnya, bila seorang apresiator sastra membaca puisi “Ibu”
karya D. Zawawi Imron, sang apresiator akan dapat menggali nilai keindahan
bahasanya, menemukan pemakai simbol dan metaforanya, merasakan
musikalitas iramanya dan juga dapat menggali aspek-aspek kehidupan di
dalamnya.
Tentu saja pendapat ini tidak benar sebab jika mau disadari, kehidupan
dunia berkembang karena imajinasi orang-orang jenius. Sebagai contoh
15
Kegiatan Pembelajaran 1
Secara tidak langsung memang sastra memiliki manfaat dalam hal imajinasi.
Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari apresiasi prosa fiksi.
Dulce et utile. Istilah tersebut diistilahkan oleh seorang filsuf Yunani bernama
Horatio. Manfaat sastra disini sebagai hiburan. Hal itu terjadi karena dari
cerita rekaan/prosa-fiksi orang mendapat hiburan.
16
Bahasa Indonesia SMP KK F
Mengasah kepribadian dan memperhalus budi pekerti. Adanya kaitan moral
dengan karya sastra turut menyumbangkan manfaat dalam berapresiasi.
Dalam karya sastra terkandung nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral tersebut
merupakan cerminan kehidupan sehari-hari.
3. Apresiasi Puisi
Apresiasi puisi merupakan bagian dari kegiatan apresiasi sastra secara
umum. Sebagai bagian dari apresiasi sastra, yang pertama kali harus
dipahami bahwa apresiasi sastra termasuk apresiasi puisi perlu diletakkan
sebagai bagian dari peristiwa atau fenomena kesenian, bukan merupakan
peristiwa atau fenomena keilmuan, sosial, politis, ekonomis dan lain
sebagainya .Sebagai peristiwa kesenian, apresiasi sastra lebih bersifat
personal bukan komunal. Sebagai peristiwa kesenian yang personal,
apresiasi sastra akan lebih banyak bersangkutan dengan jiwa, nurani, budi,
rasa, emosi, dan afeksi daripada kemahiran fisikal.
17
Kegiatan Pembelajaran 1
18
Bahasa Indonesia SMP KK F
Dalam rangkaian kegiatan apresiasi puisi, menghargai puisi merupakan
ranah paling tinggi, yang sebelum sampai pada ranah menghargai itu
seorang pembaca harus terlebih dahulu melalui ranah mengenali,
menikmati, dan memahami. Dalam kegiatan apresiasi sastra termasuk
apresiasi puisi akan terjadi interaksi yang intens antara manusia
(pembaca/apresiator) dan sastra.
19
Kegiatan Pembelajaran 1
20
Bahasa Indonesia SMP KK F
puisi kita dapat menggali persoalan filosofis atau persoalan yang
direnungkan oleh penyairnya lewat puisi tersebut.
21
Kegiatan Pembelajaran 1
22
Bahasa Indonesia SMP KK F
Sedangkan yang dimaksud dengan bekal lanjut ialah bekal tambahan yang
seyogyanya dimiliki oleh pengapresiasi puisi agar proses apresiasi puisi
yang dilakukan menjadi lebih mendalam, lebih bermakna, lebih luas, lebih
kaya, dan lebih tajam.
23
Kegiatan Pembelajaran 1
24
Bahasa Indonesia SMP KK F
inilah yang biasa dikenal dengan istilah imagery atau imaji atau
pengimajian (Tarigan, 1984:30).
25
Kegiatan Pembelajaran 1
g) Imajinasi Kinestetik, yakni imajinasi gerakan tubuh atau otot yang menyebabkan
kita merasakan atau melihat gerakan badan atau otot-otot tubuh.
h) Imajinasi Organik, yakni imajinasi badan yang menyebabkan kita seperti melihat
atau merasakan badan yang capai, lesu, loyo, ngantuk, lapar, lemas, mual,
pusing dan sebagainya.
Imaji-imaji di atas tidak dipergunakan secara terpisah oleh penyair melainkan
dipergunakan bersama-sama, saling memperkuat dan saling menambah
kepuitisannya (Pradopo, 1990:81).
3) Kata Konkret
Salah satu cara untuk membengkitkan daya bayang atau daya imajinasi para
penikmat sastra khususnya puisi adalah dengan menggunakan kata-kata yang
tepat, kata-kata yang kongkret, yang dapat menyaran pada suatu pengertian
menyeluruh. Semakin tepat sang penyair menggunakan kata-kata atau bahasa
dalam karya sastranya maka akan semakin kuat juga daya pemikat untuk
penikmat sastra sehingga penikmat sastra akan merasakan sensasi yang
berbeda. Para penikmat sastra akan menganggap bahwa mereka benar-benar
melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami segala sesuatu yang dialami
oleh sang penyair (Tarigan,1984:32). Dengan keterangan singkat diatas maka
dapat disimpulkan bahwa kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap
dengan indra (Siswanto,2008:119).
4) Majas atau Bahasa Figuratif
Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga
disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis
artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif
adalah bahasa yang digunakan oleh penyair untuk menyatakan sesuatu dengan
cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna kata
atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang (Waluyo, 1991:83).
26
Bahasa Indonesia SMP KK F
Seperti yang diungkapkan Pradopo bahwa kias dapat menciptakan
gambaran
angan/citraan (imagery) dalam diri pembaca yang menyerupai gambar yang
dihasilkan oleh pengungkapan penyair terhadap obyek yang dapat dilihat
mata, saraf penglihatan, atau daerah otak yang bersangkutan (1990:80).
27
Kegiatan Pembelajaran 1
28
Bahasa Indonesia SMP KK F
(c) Rima mutlak bila seluruh bunyi kata itu sama
(d) Asonansi perulangan bunyi vokal dalam satu kata
(e) Aliterasi: perulangan bunyi konsonan di depan setiap kata secara
berurutan
(f) Pisonansi (rima rangka) bila konsonan yang membentuk kata itu
sama, namun vokalnya berbeda.
Menurut letaknya
(1) Rima depan: bila kata pada permulaan baris sama
(2) Rima tengah: bila kata atau suku kata di tengah baris suatu puisi
itu sama
(3) Rima akhir bila perulangan kata terletak pada akhir baris
(4) Rima tegak bila kata pada akhir baris sama dengan kata pada
permulaan baris berikutnya.
(5) Rima datar bila perulangan itu terdapat pada satu baris.
Menurut letaknya dalam bait puisi :
(1) Rima berangkai dengan pola aabb, ccdd
(2) Rima berselang dengan pola abab, cdef
(3) Rima berpeluk dengan pola abba, cddc
(4) Rima terus dengan pola aaaa, bbbb
(5) Rima patah dengan pola abaa, bcbb
(6) Rima bebas : rima yang tidak mengikuti pola persajakan yang
disebut sebelumnya (Waluyo, 1991:93).
(7) Efoni kombinasi bunyi yang merdu dan indah untuk
menggambarkan perasaan mesra, kasih sayang, cinta dan hal-hal
yang menggembirakan.
(8) Kakafoni kombinasi bunyi yang tidak merdu, parau dan tidak cocok
untuk memperkuat suasana yang tidak menyenangkan, kacau,
serba tak teratur, bahkan memuakkan. Pertentangan bunyi, tinggi
rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalun dengan
teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan
(Waluyo, 1991:94).
Ritma terdiri dari tiga macam, yaitu :
(1) Andante: Kata yang terdiri dari dua vokal, yang menimbulkan
irama lambat
29
Kegiatan Pembelajaran 1
Selain itu, terdapat pula istilah metrum, yakni perulangan perulangan kata
yang tetap bersifat statis (Waluyo, 1991:94). Nama metrum didapati
dalam puisi sastra lama. Pengertian metrum menurut Pradopo adalah
irama yang tetap, pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu
(Pradopo, 1990:40). Peranan metrum sangat penting dalam pembacaan
puisi dan deklamasi. Ada bermacam tanda yang biasa diberikan pada tiap
kata. Untuk tekanan keras ditandai dengan ( / ) di atas suku kata yang
dimaksudkan, sedangkan tekanan lemah diberi tanda ( U ) di atas
suku katanya.
6) Tipografi atau Perwajahan
Ciri-ciri yang dapat dilihat sepintas dari puisi adalah perwajahannya atau
tipografinya. Melalui indera mata tampak bahwa puisi tersusun atas kata-
kata yang membentuk larik-larik puisi. Larik-larik itu disusun ke bawah dan
terikat dalam bait-bait. Banyak kata, larik maupun bait ditentukan oleh
keseluruhan makna puisi yang ingin dituliskan penyair. Dengan demikian
satu bait puisi bisa terdiri dari satu kata bahkan satu huruf saja. Dalam hal
cara penulisannya puisi tidak selalu harus ditulis dari tepi kiri dan berakhir
di tepi kanan seperti bentuk tulisan umumnya. Susunan penulisan dalam
puisi disebut tipografi (Pradopo, 1990:210).
Struktur fisik puisi membentuk tipografi yang khas puisi. Tiprografi puisi
merupakan bentuk visual yang bisa memberi makna tambahan dan
bentuknya bisa didapati pada jenis puisi konkret. Tipografi bentuknya
bermacam-macam antara lain berbentuk grafis, kaligrafi, kerucut dan
sebagainya. Jadi tipografi memberikan ciri khas puisi pada periode
angkatan tertentu.
30
Bahasa Indonesia SMP KK F
hanya dapat dilihat atau dirasakan melalui penghayatan. Menurut I.A
Richards sebagaimana yang dikutip Herman J. Waluyo menyatakan batin
puisi ada empat, yaitu : tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau
sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat (intention) (Waluyo,
1991:180-181). Berikut ini akan dibahas struktur batin puisi.
1. Tema
Dalam sebuah puisi tentunya sang penyair ingin mengemukakan sesuatu
hal bagi penikmat puisinya. Sesuatu yang ingin diungkapkan oleh penyair
dapat diungkapkan melalui puisi atau hasil karyanya yang dia dapatkan
melalui penglihatan, pengalaman ataupun kejadian yang pernah dialami
atau kejadian yang terjadi pada suatu masyarakat dengan bahasanya
sendiri. Dia ingin mengemukakan, mempersoalkan, mempermasalahkan
hal-hal itu dengan caranya sendiri. Atau dengan kata lain sang penyair
ingin mengemukakan pengalaman pribadinya kepada para pembaca
melalui puisinya (Tarigan, 1984:10). Inilah tema, tema adalah gagasan
pokok yang dikemukakan oleh sang penyair yang terdapat dalam puisinya
(Siswanto, 2008:124).
31
Kegiatan Pembelajaran 1
32
Bahasa Indonesia SMP KK F
Menurut Tarigan (1984:17) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan nada
dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya atau
dengan kata lain sikap sang penyair terhadap para penikmat karyanya.
4. Amanat (Pesan)
Penyair sebagai sastrawan dan anggota masyarakat baik secara sadar atau
tidak merasa bertanggug jawab menjaga kelangsungan hidup sesuai dengan
hati nuraninya. Oleh karena itu, puisi selalu ingin mengandung amanat (pesan).
Meskipun penyair tidak secara khusus dan sengaja mencantumkan amanat
dalam puisinya. amanat tersirat di balik kata dan juga di balik tema yang
diungkapkan penyair (Waluyo, 1991:130). Amanat adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan,pesan, tujuan yang hendak disampaikan penyair
melalui puisinya.
Diunduh dari http://yanti-sariasih.blogspot.co.id/2012/01/unsur-intrinsik-puisi-hakikat-
metode.html
Struktur fisik puisi terdiri diksi, imajinasi, kata konkret, majas, verifikasi,
tipografi. Pemilihan kata dalam puisi ini menunjukkan tingkat atau daya
imajinasi yang tinggi. Kata yang digunakan juga menggunakan kata kongkret
kendati dalam kata-kata itu mengandung makna yang tidak terduga
sebelumnya.
33
Kegiatan Pembelajaran 1
Seperti terlihat pada baris Tiga anak kecil kalimat ini sebenarnya
mengandung arti tiga tuntutan rakyat yang disuarakan oleh mahasiswa pada
saat itu. Tetapi jika melihat struktur puisi secara keseluruhan memang secara
nyata terlihat ada tiga orang anak kecil yang datang melayat dengan
membawa karangan bunga. Kata-kata yang digunakan juga mengacu
pada makna yang berbeda dengan makna atau dengan kata lain penyair
menggunakan majas yang meng-umpamakan sesuatu. Rima dalam puisi ini
tergolong pada rima bebas yaitu rima yang tidak mengikuti pola
persajakan. Ritma puisi ini berbentuk andante yaitu nada yang menimbulkan
irama lambat.
Langkah-langkah sebagai berikut untuk mengapresiasi puisi, terutama pada
puisi yang tergolong ‘sulit’ yaitu:
1. Membaca puisi berulang kali
2. Melakukan pemenggalan dengan membubuhkan (a) garis miring
tunggal (/) jika di tempat tersebut diperlukan tanda baca koma; (b) dua
garis miring (//) mewakili tanda baca titik, yaitu jika makna atau pengertian
kalimat sudah tercapai.
3. Melakukan parafrase dengan menyisipkan atau menambahkan kata-
kata yang dapat memerjelas maksud kalimat dalam puisi.
4. Menentukan makna kata/kalimat yang konotatif (jika ada).
5. Menceritakan kembali isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk
prosa.
Berbekal hasil kerja tahapan-tahapan di atas, unsur intrinsik puisi seperti
tema, amanat/ pesan, feeling, dan tone dapat digali dengan lebih mudah.
Berikut ini diberikan sebuah contoh langkah-langkah menganalisis puisi.
Mata Pisau
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu tak berkejap menatapmu;
kau yang baru saja mengasahnya
berpikir : ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu
34
Bahasa Indonesia SMP KK F
Tahap I : membaca puisi di atas berulang kali
Tahap II : membaca puisi di atas berulang kali
Mata Pisau
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu / tak berkejap menatapmu;//
kau yang baru saja mengasahnya /
berpikir : // ia tajam untuk mengiris apel /
yang tersedia di atas meja/
sehabis makan malam//
ia berkilat/ ketika terbayang olehnya urat lehermu//
Tahapan III: Melakukan parafrase
Mata Pisau
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu / tak berkejap menatapmu;//
(sehingga) kau yang baru saja mengasahnya/
berpikir : // (bahwa) ia (pisau itu) tajam untuk mengiris ape/
yang (sudah) tersedia di atas meja/
(Hal) (itu) (akan) (kau) (lakukan) sehabis makan malam//
ia (pisau itu) berkilat / ketika terbayang olehnya urat leherm//
Tahap IV: Menentukan makna konotatif kata/kalimat
Pisau adalah sesuatu yang memiliki dua sisi, bisa dimanfaatkan untuk
hal-hal yang positif, bisa pula disalahgunakan sehingga menghasilkan
sesuat yang buruk, jahat, dan mengerikan.
Apel adalah sejenis buah yang rasanya enak atau sesuatu yang baik
dan bermanfaat.
Terbayang olehnya urat lehermu adalah sesuatu yang mengerikan.
Tahap IV : Menentukan makna komotatif kata/kalimat
Berdasarkan hasil analisis tahap I – IV di atas, maka isi puisi dapat
disimpulkan sebagai berikut :
35
Kegiatan Pembelajaran 1
bertanya-tanya, apa jadinya jika mata pisau itu dipakai untuk mengiris urat
leher!
Dari pemahaman terhadap isi puisi tersebut, pembaca disadarkan bahwa
tajamnya pisau memang dapat digunakan untuk sesuatu yang positif
(contohnya mengiris apel), namun dapat juga dimanfaatkan untuk hal yang
negatif dan mengerikan (digambarkan mengiris urat leher).
Kecuali keempat point di atas, perlu diperhatikan juga citraan (image) dan
gaya bahasa yang terdapat dalam puisi.
Diunduh dari http://siti-lailatus.blogspot.co.id/2012/12/apresiasi-puisi-ws-rendra-
berjudul.html
36
Bahasa Indonesia SMP KK F
ANTARA SEMANGGI – BUNDARAN HI
Aku melihat,
Gerak bayangmu dari balik sepatu lars
Lautan manusia menangis, asap tumpahkan pedih
Desing peluru, entah karet atau pembunuh
Percikan cahaya tak padu ke mana arah
Menyentuh langit, berpencar turun ke bumi
Aku melihat,
Kau bergerak melawan arah angin
Dari balik pagar kampus Atma Jaya
Tubuhku gemetar saksikan keberanianmu
Masuklah, istirahatkan jiwamu yang lelah
Jangan keluar lagi, berdoa saja agar segera terhenti
Aku melihat,
Seraut wajah pucat, tertunduk
Berjalan gontai lalui kawat berduri
Ingin ku hampiri, tak berdaya langkah terhenti
Antara Semanggi dan Bundaran HI
Biarlah tergores kenangan pada tugu selamat datang
Semanggi-Karet-Setiabudi. 1998
37
Kegiatan Pembelajaran 1
Puisi 2
ASMARA DAN TRAGEDI SEMANGGI
Asmaraku tumbuh
Bersama pasta gigi di bawah alis matamu
Desing peluru dan perihnya gas air mata
Lari kau dalam kerumunan tiarapku
Terpesona aku memandangi peluhmu
Asmaraku tumbuh
Bersama bom molotov dan batu batu berterbangan
Ribuan manusia saling menghujat tak henti
Di mana kau, ketika tentara memukuli anak bangsa?
Takutku datang, kau hilang tak terpandang
38
Bahasa Indonesia SMP KK F
Asmaraku tumbuh
Menerobos barikade mencari bayangmu
Cahaya rembulan muncul perlahan
Revolusi lenyapkan jejakmu di gelap malam
Lelahku bersandar pada tameng yang garang
Asmaraku tumbuh
Di mana kau, saat Bendungan Hilir diam damai
Gerimis sepi saksikan kesendirianku
Itu bukan mimpi aku rindu padamu
Oh asmara... ku tunggu kau di bawah jembatan Semanggi
Melihat dari tahun dan setelah membaca judul serta isi puisi di atas, tema
yang terdapat di dalamnya adalah upaya revolusi orde baru. Dari ke
empat bait yang terdapat pada puisi tersebut berceritakan tentang
demonstrasi. ‘Desing peluru dan perihnya gas air mata//Lari kau dalam
kerumunan tiarapku’ seperti larik puisi ini, yang menggambarkan suasana
demonstrasi pada masa itu.
39
Kegiatan Pembelajaran 1
Amanat yang bisa diambil dari puisi tersebut adalah penguasa tak selamanya
bisa berkuasa, mereka yang dipilih oleh rakyat harus bisa menjaga dan
melindungi serta mendengar aspirasi, jika hal itu untuk kebaikan. Dan itulah
yang dirindukan pada masa itu, atau mungkin juga sampai saat ini.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 1:
1. Pendahuluan
Agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, Bapak dan Ibu
marilah berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Kegiatan
kita awali dengan curah pendapat tentang pengertian apresiasi. Selanjutnya
simaklah penjelasan dari fasilitator mengenai kompetensi, tujuan, indikator
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Para peserta dibagi ke dalam empat kelompok, dalam berdiskusi Bapak dan
Ibu perlu mengembangkan sikap menghargai pendapat teman, semangat,
kerjasama dan menyelesaikan tugas bersama, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, serta tolong menolong dalam forum diskusi.
2. Curah pendapat
Fasilitator tanya jawab dengan peserta tentang berbagai masalah tentang
permasalah pembelajaran apresiasi prosa di kelas.
3. Diskusi kelompok
Mendiskusikan ciri-ciri cerpen (kerja kelompok)
40
Bahasa Indonesia SMP KK F
Setiap anggota dalam kelompok membedah materi yang menjadi tanggung
jawabnya. Ketika proses pembedahan, setiap anggota kelompok secara aktif
mengisi LK-1.1, LK-1.2, yang tercantum pada modul pelatihan masing-masing.
sebagai berikut.
a. Mendiskusikan Pengertian Apresiasi Sastra secara Etimologi dan para ahli
(LK 1. 1)
b. Mendiskusikan Unsur-unsur Puisi (LK 1. 2)
Setiap kelompok bersama-sama menuliskan hasil diskusinya pada kertas
plano dan hasilnya dipajang pada tempat yang tersedia. Setiap kelompok
melakukan kunjung karya ke kelompok lainnya untuk memberikan tanggapan.
Tanggapan disampaikan dalam bahasa yang santun dan tidak merendahkan
orang lain.Temuan dan berbagai persoalan yang muncul dari kegiatan kunjung
karya dibahas dalam diskusi kelas dengan menghargai perbedaan pendapat
untuk menjadi bahan refleksi bagi kepentingan pembelajaran dalam konteks
yang sebenarnya.
4. Kerja mandiri menganalisis struktur batin puisi (LK 04)
Saat kerja mandiri peserta diharapkan mampu mengidentifikasi struktur batin
puisi dengan percaya diri, bersabat, dan tidak memaksakan kehendak. Sikap
mandiri dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dengan
mempergunakan segala tenaga dan pikiran. Hal ini menunjukkan kepedulian
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, sosial, dan budaya.
5. Penutup akhir kegiatan dirumuskan cara menganalisis unsur fisik dan batin
puisi.
41
Kegiatan Pembelajaran 1
E. Latihan/Kasus/Tugas
42
Bahasa Indonesia SMP KK F
LK‐1.3. Menganalisis Unsur Fisik Puisi
1. Analisislah unsur fisik puisi berjudul “Hujan Bulan Juni”, karya Sapardi Joko
Damono berikut!
Hujan Bulan Juni
Karya Sapardi Joko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak‐jejak kakinya
Yang ragu‐ragu di jalan itu
Taka ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
43
Kegiatan Pembelajaran 1
LK‐1.4. Menganalisis Unsur Lahir Puisi
Analisislah unsur lahir puisi berjudul “Hanya Seutas Pamor Badik karya
Zawawi Imron berikut!
Analisislah struktur batin puisi berjudul di atas!
NYANYIAN GERIMIS
SONI FARID MAULANA
Telah kutulis jejak hujan
Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma
Yang saling memahami gairah terpendam
Dialirkan sungai ke muara
Sesaat kita larut dalam keheningan
Cinta membuat kita betah hidup di bumi
Ekor cahaya berpantulan dalam matamu
Seperti lengkung pelangi
Sehabis hujan menyentuh telaga
Inikah musim semi yang sarat nyanyian
Juga tarian burung‐burung itu?
Kerinduan bagai awah gunung berapi
Sarat letupan. Lalu desah nafasmu
Adalah puisi adalah gelombang lautan
Yang menghapus jejak hujan
Di pantai hatiku. Begitulah jejak hujan
Pada kulit dan rambutmu
Menghapus jarak dan bahasa
Antara kita berdua
44
Bahasa Indonesia SMP KK F
F. Rangkuman
Apresiasi sastra menurut S. Efendi (1978: 12) adalah kegiatan menggauli cipta
sastra secara sungguh-sungguh sehingga muncul penghargaan terhadap cipta
sastra sekaligus memperoleh nilai-nilai dari karya sastra tersebut.
Herman J Waluyo (2005: 45) menyebutkan ada empat tingkatan apresiasi yakni
tingkat menggemari, tingkat menikmati, tingkat mereaksi dan tingkat produktif.
Sedangkan Wardani (1981) menyebutkan ada empat tahap dalam
45
Kegiatan Pembelajaran 1
mengapresiasi karya sastra, yaitu (1) tingkat menggemari, yang ditandai oleh
adanya rasa tertarik pada buku buku sastra serta ada keinginan untuk
membacanya; (2) tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra
karena mulai tumbuh pengertian; (3) tingkat mereaksi, yaitu mulai ada
keinginan untuk menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati
misalnaya dengan menulis sebuah resensi atau diskusi sastra, serta (4) tingkat
produksi, mulai ikut menghasilkan karya sastra.
46
Bahasa Indonesia SMP KK F
2. Masih adakah hal atau materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 yang belum
Bapak dan Ibu pahami? Jelaskan mengapa!
47
Kegiatan Pembelajaran 1
3. Nilai karakter apa yang sudah Bapak dan Ibu implementasikan dalam
kegiatan pembelajaran satu? Pada kegiatan mana nilai itu dapat
diimplementasikan?
48
Bahasa Indonesia SMP KK F
Kegiatan Pembelajaran 2
Apresiasi Prosa
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini Bapak dan Ibu dapat mengapresiasi karya
sastra prosa secara reseptif dan produktif dengan mengintegrasikan nilia-nilai
relegius, toleransi, semangat, percaya diri, kerjasama, musyawarah mufakat,
tolong menolong, kepedulian dan saling menghargai.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Prosa
Prosa sebagai salah satu bentuk cipta sastra, mendukung fungsi sastra pada
umumnya. Fungsi prosa adalah untuk memperoleh keindahan, pengalaman,
nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita, dan nilai-nilai budaya yang
luhur. Selain itu dapat pula mengembangkan cipta, rasa, serta membantu
pembentukan untuk pembelajaran (secara tidak langsung).
49
Kegiatan Pembelajaran 2
Prosa sebagai salah satu bentuk karya sastra, sering menimbulkan masalah
dalam mengajarkannya. Hal ini muncul karena cerita yang ditulis dalam
bentuk prosa pada umumnya panjang. Masalah ini tentu saja dapat
mempengaruhi proses pembelajaran prosa karena bimbingan apresiasi
yang menyangkut teks enggan diberikan. Seperti halnya puisi, prosapun
sebaiknya dinikmati oleh siswa secara utuh agar fungsi prosa benar-benar
terwujud.
2. Prosa Lama (dogeng)
Boscom dalam Danandjaja mendefinisikan pengertian dongeng, bahwa
dongeng dianggap sebagai prosa fiktif yang bertujuan untuk hiburan,
pelajaran(moral) atau bertujuan lain untuk menyindir. Meskipun dongeng
adalah suatu karya sastra fiktif yang tidak terikat oleh waktu, dongeng
banyak terinpirasi dari dunia nyata.
50
Bahasa Indonesia SMP KK F
Parabel adalah suatu dongeng yang menggunakan perumpamaan
yang menggunakan kiasan kiasan yang bertujuan untuk mendidik
pembacanya. Contohnya sepasang selot kulit.
Dongeng orang pandir adalah dongeng yang bersifat jenaka yang
menceritakan tentang pengalaman pengalaman konyol maupun
tingkah laku sang tokoh yang cerdik dan jenaka. Contohnya dongeng
Abu Nawas.
b) Ciri–Ciri Dongeng
(1) Alur yang digunakan sederhana
(2) Ceritanya singkat dan bergerak cepat
(3) Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci
(4) Ceritanya disampaikan dari mulut ke mulut atau secara lisan
(5) Pesan atau tema terkadang dituliskan dalam cerita
(6) Umumnya, pendahuluannya sangat singkat dan langsung.
Diunduh dari http://pengertianedefinisi.com/pengertian-dongeng-ciri-ciri-dan-
jenis-dongeng/
c) Unsur-Unsur Instrinsik dongeng
(1) Tema
Tema merupakan inti persoalan yang menjadi dasar dalam sebuah cerita.
Oleh karenanya, agar bisa mendapatkan tema dalam sebuah cerita,
pembaca tentunya harus membaca cerita tersebut hingga selesai. Tema
pada cerita rakyat akan dikaitkan dengan pengalaman kehidupan.
Biasanya tema cerita rakyat mengandung elemen alam, kejadian sejarah,
kesaktian, dewa, misteri, hewan, dan lain-lain.
(2) Latar atau setting pada dongeng (cerita rakyat)
Latar adalah informasi mengenai waktu, suasana, dan juga lokasi dimana
cerita itu berlangsung.
a) Latar Lokasi atau Tempat
b) Latar lokasi adalah informasi pada cerita yang menjelaskan tempat
cerita itu berlangsung. Sebagai Contoh latar lokasi cerita adalah di
kerajaan, di desa, di hutan, di pantai, di kahyangan dan kain-lain.
c) Latar Waktu
51
Kegiatan Pembelajaran 2
52
Bahasa Indonesia SMP KK F
(4) Alur
Merupakan runtutan kejadian pada sebuah cerita rakyat. Biasanya
cerita rakyat meliputi lima rangkaian peristiwa yaitu saat pengenalan
(pembukaan) , saat pengembangan, saat pertentangan (konflik), saat
peleraian (rekonsiliasi), dan tahap terakhir adalah saat penyelesaian.
Secara umum alur dibagi menjadi tiga jenis yaitu: (a) alur maju, (b) alur
mundur, dan (c) alur campuran.
(5) Sudut pandang
Sudut pandang merupakan bagaimana cara penulis menempatkan
dirinya dalam sebuah cerita, atau dengan kata lain dari sudut mana
penulis memandang cerita tersebut. Sudut pandangan memiliki
pernanan yang sangat penting terhadap kualitas dari sebuah cerita.
Sudut pandang secara umum dibagi dua yaitu
(a) Sudut pandang orang pertama : penulis berperan sebagai orang
pertama yang bisa menjadi tokoh utama maupun tokoh tambahan
pada cerita
(b) Sudut pandang orang ketiga : Penulis berada di luar cerita serta
tidak terlibat secara langsung pada cerita. Penulis menjelaskan
para tokoh didalam cerita dengan menyebut nama tokoh atau kata
orang ketiga yaitu “dia, mereka”.
(6) Amanat atau pesan moral
Merupakan nilai-nilai yang terkandung didalam cerita dan ingin
disampaikan agar pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita
tersebut.
(7) Majas (gaya bahasa)
53
Kegiatan Pembelajaran 2
3. Prosa Baru
Prosa baru merupakan pancaran dari masyarakat baru. Karya-karya prosa
yang dihasilkan oleh masyarakat baru Indonesia mulai fleksibel dan bersifat
universal; ditulis dan dilukiskan secara lincah serta bisa dinikmati oleh
lingkup masyarakat yang lebih luas.
a. Bentuk-bentuk prosa baru, antara lain sebagai berikut:
1) Roman, berisi cerita tentang kehidupan manusia yang dilukiskan
secara terperinci atau detail. Berdasarkan isinya, roman dapat dibagi
menjadi roman sejarah, roman sosial, roman jiwa, roman tendens.
2) Cerpen, singkatan dari cerita pendek; adalah karangan pendek yang
berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan
manusia yang penuh ak mudah dilupakan.
3) Novel, karangan imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas
probematika kehidupan manusia atau beberapa orang tokoh.
4) Otobiografi, berisi kisah cerita tentang pribadi si pengarang sendiri,
mengenai pengalaman hidupnya sejak kecil hingga dia dewasa.
5) Biografi, berisi suatu kisah atau cerita tentang pengalaman hidup
seseorang dari kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal
dunia yang ditulis oleh orang lain.
6) Essay, karangan yang berupa kupasan tentang suatu hasil karya
sastra, kesenian, atau bidang kebudayaan yang dilakukan oleh
seorang ahli di bidangnya.
7) Kritik, kupasan tentang satu karya sastra, kesenian, serta
bidangkebudayaan yang ditulis oleh seorang ahli dengan menekankan
pada fakta yang objektif
54
Bahasa Indonesia SMP KK F
b. Ciri-ciri Prosa Baru
1) Tertulis.
2) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
3) Dipengaruhi pengarangnya.
4) Dipengaruhi sastra barat.
5) Bentuk ronam,cerpen,drama
c. Unsur intrinsik prosa
1) Tema
Tema adalah inti atau ide pokok sebuah cerita. Tema merupakan pangkal
tolak pengarang.
2) Latar
Latar (setting) adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya perbuatan tokoh
atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, atau pun bentuk
prosa lainnya, kadang-kadang tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan
tokoh itu. Yang ada hanya penyebutan latar secara umum.Misalnya, di tepi
hutan, di sebuah desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
3) Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang
tokoh, pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut:
a) penggambaran langsung oleh pengarang
b) penggambaran fisik dan perilaku tokoh
c) penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
d) penggambaran tata kebahasaan tokoh
e) pengungkapan jalan pikiran tokoh
f) penggambaran oleh tokoh lain
4) Alur (plot)
Alur: rangkaian peristiwa/jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta
penyelesaian. Macam-macam Alur: – Alur mundur : jalinan peristiwa dari
masa kini ke masa lalu: – Alur maju: jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa
kini – Alur gabungan: gabungan dari alur maju dan alur mundur secara
bersama-sama. Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian
berikut; Pengenalan situasi : memperkenalkan para tokoh, menata adegan,
dan hubungan antar tokoh. Pengungkapan peristiwa: mengungkap peristiwa
55
Kegiatan Pembelajaran 2
4. Apresiasi Prosa
Secara leksikal, Appreciation ‘apresiasi‘ mengacu pada pengertian
pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan,penilaian, dan
pernyataan yang memberikan penilaian. (Hornby,1973). Apresiasi sastra
ialah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh–sungguh sehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap karya sastra. (Effendi,1973). Dengan kata lain
apresiasi sastra adalah upaya memahami karya sastra, yaitu upaya
bagaimanakah caranya untuk dapat mengerti sebuah karya sastra yang kita
baca baik fiksi maupun puisi, mengerti maknanya, baik yang intensional
maupun yang faktual, dan mengerti seluk beluk strukturnya. Pendek kata
apresiasi sastra itu merupakan upaya merebut makna karya sastra sebagai
tugas utama seorang pembaca.
Untuk dapat memahami struktur karya sastra dan dapat merebut makna
dengan setepat–tepatnya,seorang pembaca perlu mengerti bagian– bagian
atau elemen–elemen karya sastra. Karena, karya sastra merupakan sebuah
struktur yang rumit. Sebagai sebuah struktur, karya sastra mengandung
gagasan keseluruhan, gagasan tranformasional, dan gagasan kaidah yang
mandiri. Oleh karena itu, untuk mengerti karya sastra diperlukan analisis
terhadap bagian–bagian struktur tersebut. Dengan demikian, nyatalah
bahwa apresiasi sastra merupakan satu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan kritik sastra. Bahkan, dapat dikatakan bahwa
apresiasi sastra merupakan salah satu jenis kritik sastra terapan.
56
Bahasa Indonesia SMP KK F
Kegiatan–kegiatan atau langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk
memahami karya sastra paling tidak meliputi 3 hal yaitu, (1) Penafsiran atau
interpretasi, (2) analisis atau penguraian, dan (3) evaluasi atau penilaian.
a) Penafsiran
Penafsiran adalah upaya memahami karya sastra dengan memberikan
tafsiran berdasarkan sifat–sifat karya sastra itu sendiri. Dalam hubungan ini,
Abrams-1981 membedakan tafsiran menjadi dua hal, yakni dalam artinya
yang sempit, penafsiran merupakan upaya untuk memperjelas arti bahasa
dengan sarana analisis, parafrase dan komentar. Lazimnya penafsiran
difokuskan pada kegelapan, ambiguitas, parafrase, dan komentar. Dalam arti
luas, penafsiran atau menafsirkan ialah membuat jelas arti karya sastra yang
bermediakan bahasa yaitu meliputi penjelasan aspek–aspek seperti jenis
karya,unsur–unsur,struktur, tema dan efek–efeknya.
b) Analisis
Analisis merupakan penguraian karya sastra atas bagian–bagian atau norma–
normanya. Secara lebih khusus, analisis karya sastra dibedakan menjadi
analisis fiksi dan anlisis puisi. Analisis fiksi meliputi analisis terhadap semua
elemen pembangun fiksi itu, yang mencakup fakta cerita, sarana cerita, dan
tema. Fakta cerita meliputi plot, tokoh, dan latar. Sarana cerita meliputi hal–
hal yang dimanfaatkan oleh pengarang dalam memilih dan menata detil–detil
cerita sehingga tercipta pola yang bermakna, seperti unsur judul,sudut
pandang, gaya dan nada,dan sebagainya.
Penafsiran dan analisis memungkinkan pembaca untuk memberikan penilaian
kepada karya sastra secara tepat sesuai dengan hakikatnya. Hakikat karya
sastra adalah karya imajinatif yang bermediakan bahasa dan mempunyai
unsur estetik yang dominan.
c) Penilaian
Penilaian adalah usaha menentukan kadar keberhasilan atau keindahan
suatu karya sastra. Dengan adanya penilaian dimungkinkan untuk membuat
pemilihan antar karya sastra yang baik dan yang jelek, yang berhasil dan yang
gagal, yang bermutu tinggi,rendah, dan sedang. Jika penilaian dapat
dilakukan sebaik–baiknya, penghargaan kepada sebuah karya sastrapun
57
Kegiatan Pembelajaran 2
dapat dilakukan secara wajar dan sepantasnya. Untuk itu diperlukan suatu
kriteria, yakni kriteria keindahan atau keberhasilab suatu karya sastra.
58
Bahasa Indonesia SMP KK F
Contoh Analisis Prosa
BUNDA (sinopsis)
Gio tinggal bersama ayah dan tante Marcia yang tidak disukainya. Gio tidak
pernah menganggap tante Marcia itu ada, dan selama setahun lebih tinggal
bersama Gio tidak pernah memanggil tante Marcia dengan sebutan “Ibu
atau Bunda”. Padahal tante Marcia sangat sayang, sabar, lemah lembut, dan
selalu bersikap baik kepada Gio dan ayahnya. Tante Marcia tidak pernah
membalas perilaku Gio tersebut, malah selalu memberikan senyuman manis
untuk Gio.
Sampai pada akhirnya Gio kecelakaan dan pingsan akibat tidak berhati-hati
dalam mengendarai sepeda motor. Tante Marcia dan Desty yang setia
menunggui Gio. Setelah Gio siuman, Desty mencoba untuk menasehati dan
memberi pengertian kepada Gio agar Gio segera sadar atas sikapnya
selama ini terhadap tante Marcia dan bersedia meminta maaf. Setelah Desty
mencoba berulang kali untuk meyakinkan Gio, akhirnya Gio sadar
(menyadari sikap buruknya selama ini), dan bersedia meminta maaf, serta
bersedia memanggil tante Marcia denga sebutan “Bunda”.
a. Tema
Merupakan sikap atau pandangan terhadap masalah. Pengarang yang
sedang menulis cerita pasti akan menuangkan gagasannya. Tanpa gagasan
pasti dia tidak bisa menulis cerita. Gagasan yang mendasari cerita yang
dibuatnya itulah yang disebut tema dan berupa pokok pembahasan. Tema
terdiri dari dua macam, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor
adalah tema yang dominan dalam cerita, sedangkan tema minor adalah
tema tambahan untuk melukiskan tema mayor. Tema mayor melekat pada
tokoh utama, sedangkan tema minor melekat pada tokoh tambahan.
Menurut Mursal Esten (1984:92) dalam melukiskan tema mayor suatu cerita
ada beberapa cara yaitu melihat persoalan yang paling banyak
membutuhkan waktu penceritaan, melihat persoalan yang paling banyak
menimbulkan konflik.
1) Tema Mayor pada cerpen “Bunda”, yaitu: kesabaran seorang ibu tiri untuk
menghadapi sikap buruk anak tirinya. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan
cerpen berikut:
59
Kegiatan Pembelajaran 2
Tante Marcia yang berada disamping ayah terlihat cemas, seakan-akan beliau
tidak ingin terjadi pertengkaran antar aku dan ayah hanya karena sikapku
terhadapnya.
Kemudian pada cuplikan lain ditegaskan kembali, yaitu:
Selama ini pintu hatiku tak pernah terbuka untuk tante Marcia, orang yang
selalu berusaha memperhatikanku walaupun aku tak pernah
menghiraukannya. Sampai-sampai tak pernah kurasakan kebaikan
darinya, padahal di setiap waktu beliau selalu mempersembahkan semua
kebaikan tulusnya kepadaku.
Persoalannya terletak pada tante Marcia (ibu tiri) yang dinikahi oleh duda
beranak satu, anaknya tersebut bernama Gio, setahun yang lalu Gio
ditinggal wafat oleh ibu kandungnya, Gio merasa kehilangan dan sedih,
dia tidak suka dengan tante Marcia, padahal tante Marcia adalah sosok
wanita yang baik dan penyayang, tidak tahu mengapa Gio sangat
membencinya. Terlihat pada penyataan Gio berikut:
Sebenarnya tante Marcia sangat baik kepadaku dan ayahku. Tapi tidak
tahu setan apa yang merasuki hatiku sehingga aku begitu membencinya.
Maka dari itu, Gio selalu bersikap buruk kepada tante Marcia, berkata
kasar, tidak memperhatikan pada saat diajak berbicara, tetapi tante
Marcia tetap bersabar dan memberikan senyum khasnya kepada Gio.
Terlihat pada dialog yang dilakukan oleh Gio dan tante Marcia berikut:
Tante Marcia tersenyum manis. “Buku kamu sudah tante letakkan di rak
bukumu,” ujarnya lirih
“Kalau pulang jangan larut malam,” tutur tante Marcia
“Suka-suka aku mau pulang kapan.”
2) Tema minor pada cerpen “Bunda”, yaitu: keegoisan. Terlihat pada
sikap-sikap Gio terhadap tante Marcia, salah satunya sebagai berikut:
Setahun setelah ibuku meninggal, ayah menikah untuk yang kedua
kalinya, yaitu dengan tante Marcia. Dan selama lebih dari dua belas
bulan ini aku tinggal bersama ibu tiri yang tidak aku suka. Aku tidak
pernah memanggilnya dengan sebutan ibu, padahal ayah sudah
melatihku untuk memanggil tante Marcia dengan panggilan yang indah
itu.
60
Bahasa Indonesia SMP KK F
Gio yang tidak suka dengan tante Marcia membuat semua kebaikan tante
Marcia tidak terlihat oleh Gio, Gio selalu bersikap buruk, tetapi tante
Marcia tidak pernah benci ataupun berusaha untuk membalas perilaku
Gio tersebut. Tante Marcia tetap perhatian kepada Gio. Terlihat pada
penuturan Desty berikut:
“Gio, tante Marcia orang yang sangat baik,” jawab Desty. Tadi tante
Marcia pingsan ketika melihat kamu dibawa ke rumah sakit dengan
berlumuran darah. Setelah siuman nggak henti-hentinya tante Marcia
menangisi kamu Gio,” sambungnya sambil tangannya masih
menggenggam tanganku
b. Penokohan
Tokoh Aku (Gio)
Tokoh ini begitu berperan dalam cerpen ini, yaitu sebagai tokoh antagonis
yang diperankan oleh Gio. Dari Gio kita bisa membaca kisah seorang ibu
tiri yang selalu sabar menghadapi sikap dan perilaku anak tiri (Gio =>>
tokoh aku). Pengarang menggambarkan tokoh ini sebagai orang yang
cuek, pemarah, penuh rasa benci, tetapi sebenarnya juga baik hati dan
penyayang.
“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante
Marcia. Sampai-sampai beliau terkejut.
Sebenarnya tante Marcia sangat baik kepadaku dan ayahku. Tapi tidak
tahu setan apa yang merasuki hatiku sehingga aku begitu membencinya.
“Suka-suka aku mau pulang kapan.”
Ketika Desty ke rumahku dulu, dia aku kenalkan dengan tante Marcia.
Walaupun aku tidak menyukai tante Marcia tapi aku juga ingin tante
Marcia tahu bahwa aku memiliki bidadari cantik yang mampu meleburkan
hatiku dan mampu mengusir kepenatanku jika bersamanya.
Namun sayang, ibu, orang yang paling aku sayang di dunia ini telah pergi
meninggalkanku dan ayah.
“Pasti,” jawabku mantab. Kali ini aku lebih bersemangat saat mendengar
kata ibu dari mulut Desty.
61
Kegiatan Pembelajaran 2
Gio benci dan selalu berkata kasar saat berbicara dengan tante Marcia.
Karena Gio tidak pernah menginginkan tante Marcia, Gio sangat
menyayangi ibu kandungnya.
Tante Marcia
Tokoh ini merupakan tokoh protagonis, tokoh yang dibenci oleh tokoh aku
(Gio), yaitu tante Marcia, beliau adalah ibu tiri dari Gio. Padahal
sebenarnya Tante Marcia adalah sosok wanita yang baik hati, sabar,
murah senyum, penyayang, dan perhatian. Seperti dalam penuturan-
penuturannya saat menghadapi Gio berikut:
Tante Marcia tersenyum manis. “Buku kamu sudah tante letakkan di rak
bukumu,” ujarnya lirih
“Kalau pulang jangan larut malam,” tutur tante Marcia
“Hari ini ayah ada tugas ke luar kota, mungkin akan pulang besok lusa
dan selama ayah pergi kamu adalah tanggung jawab tante.”
“Gio, dari tadi siang kamu belum makan kan? Tante belikan makanan dulu
ya,” ujar tante Marcia
“Ayo makan Gio,” ujar tante Marcia sambil membuka sebungkus nasi
yang baru dibelinya. “Tante suapin ya,” tawarnya
Tante Marcia tetap bersiakap baik terhadap Gio, padahal Gio suka
bersikap buruk kepadanya.
Tokoh Ayah
Tokoh ini mempunyai watak baik hati, bijaksana, dan suka bekerja keras.
Dalam cerpen ini, ayah berperan sebagai tokoh figuran. Dapat dilihat dari
dialog ayah dengan Gio dan penuturan dari tokoh lain berikut:
“Gio.” Hadang ayah. Ternyata ayah telah mendengar semua kalimat yang
aku lontarkan kepada tante Marcia
“Ayo, minta maaf sama ibu,” perintah ayah
Hari ini ayah dinas ke luar kota dan akan pulang besok lusa, itu artinya
selama tiga hari di rumah hanya ada aku dan tante Marcia. Aku tidak bisa
membayangkan bagaimana kepenatanku.
Ayah Gio adalah orang yang bijaksana, setelah beliau tahu bahwa Gio
telah bersikap kurang sopan terhadap tante Marcia, ayah menyuruh Gio
untuk meminta maaf. Ayah juga seseorang yang rajin bekerja, buktinya,
62
Bahasa Indonesia SMP KK F
beliau sampai berhari-hari ke luar kota untuk melaksanakan tugas
dinasnya.
Tokoh Desty
Tokoh ini merupakan tokoh yang juga berpengaruh dalam menyadarkan
sikap Gio. Desty adalah pacar Gio yang mempunyai watak baik hati,
dewasa, dan penuh perhatian terhadap sikap Gio yang kurang baik
kepada tante Marcia. Desty berperan sebagai tokoh tritagonis. Dapat
dilihat dari penuturannya dan penuturan dari tokoh lain berikut:
...bahwa aku memiliki bidadari cantik yang mampu meleburkan hatiku dan
mampu mengusir kepenatanku jika bersamanya...
Desty tertawa kecil sambil mengacak-ngacak rambutku. “Kamu lucu Gio,
tante Marcia adalah orang yang baik tapi kenapa kamu mengatakan
beliau menyebalkan. Kamu nggak boleh begitu Gio. Selama tante Marcia
nggak pernah memukulmu, kamu nggak boleh benci dengannya,” tutur
Desty dengan suaranya yang mirip Shiren Sungkar
“Apa yang kamu rasakan sekarang?” tanya Desty sambil meraih
tanganku. Digenggamnya tangan kiriku itu dalam telapak tangan
mungilnya.
Gio sangat mengagumi sosok Desty yaitu dengan mengumpamakan
Desty sebagai “bidadari” dan saat Desty memberi perhatian serta
pengertian kepada Gio agar Gio sadar akan sikapnya terhadap tante
Marcia.
c. Perwatakan
Pada cerpen “Bunda” ini, tokoh utama, yaitu Gio mempunyai watak bulat,
awalnya Gio adalah orang yang baik karena sebenarnya Gio memang
orang yang baik tetapi setelah ibu kandungnya meninggal dan ayahnya
menikah lagi dengan seorang wanita yang bernama tante Marcia, Gio
berubah menjadi orang yang cuek dan tidak bisa menghargai orang tua.
Seperti yang digambarkan oleh pengarang melalui penuturan dan isi hati
Gio berikut:
Sikap buruk Gio:
63
Kegiatan Pembelajaran 2
“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante Marcia.
Sampai-sampai beliau terkejut.
“Suka-suka aku mau pulang kapan.”
“Tante, lihat bukuku yang bersampul ungu nggak?,” tanyaku pada tante
Marcia saat tiba di ruang keluarga tersebut. Aku mengobrak-abrik majalah
yang telah dibreskan tante Marcia
Gio berubah menjadi baik:
Begitu berarti kalimat-kalimat Desty bagiku. Selama ini pintu hatiku tak
pernah terbuka untuk tante Marcia, orang yang selalu berusaha
memperhatikanku walaupun aku tak pernah menghiraukannya. Sampai-
sampai tak pernah kurasakan kebaikan darinya, padahal di setiap waktu
beliau selalu mempersembahkan semua kebaikan tulusnya kepadaku.
Air mata tante Marcia menetes lagi. Beliau sangat terharu. Seraya beliau
mendekapku ke dalam pelukan hangatnya. Selama ini takku rasakan
pelukan hangat dari seorang ibu. Rindu rasanya dengan kasih sayang dari
seorang ibu. Sekaranglah aku dapat merasakannya kembali.
“Mulai sekarang aku akan memanggil tante Marcia dengan sebutan
Bunda,” kataku dengan senyuman bahagia
Gio bersikap buruk kepada tante Marcia kerena Gio tidak suka dengan
tante Marcia (ibu tiri), Gio masih sangat sayang kepada ibu kandungnya
yang sudah meninggal itu tetapi seiring berjalanya waktu Gio yang semula
jahat, tidak bisa menghargai tante Marcia, kini telah berubah menjadi orang
yang baik, menyadari sikap buruknya terhadap tante Marcia.
d. Plot (alur) cerita
Plot cerita berbeda dengan jalan cerita. Plot merupakan jalinan atau
rangkaian, atau untaian peristiwa sebab-akibat yang terdapat dalam jalan
cerita. Sedangkan jalan cerita mengacu pada pengertian arah gerak cerita
dari a-z. Plot secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian, yakni awal
(perkenalan), tengah (konflik), dan akhir (penyelesaian). Jika
kamu membuat cerpen, sebaiknya menggunakan tiga bagian tersebut
agar tulisanmu menjadi hidup. Ketiga hal ini merupakan hal utama yang
selalu dihayati dalam membuat cerpen. Selain itu, sebuah rangkaian
64
Bahasa Indonesia SMP KK F
peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan kejadian, atau
hubungan sebab-akibat.
Tahapan Plot
1. Situation (exposition)
Pengarang memperkenalkan atau melukiskan situasi awal cerita. Pada bagian
awal atau eksposisi dalam cerpen ini berupa tante Marcia yang setiap harinya
selalu membersihkan kamar Gio, sosok wanita yang pengertian dan lemah lembut.
Aku merebahkan badanku yang kekar di tempat tidurku yang semenjak
kedatangan seseorang pengganti ibuku kamarku berubah rapi dan nyaman
sepanjang hari. Sebenarnya aku bukan tipe cowok yang rajin merapikan kamar,
tapi tante Marcialah yang setiap pagi merapikan kamarku, melipat selimutku,
membereskan buku-buku atau komik yang aku baca setiap akan tidur.
2. Generating circumtances
Awal munculnya konflik, peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak. Pada
bagian ini konflik awal muncul pada saat tante Marcia yang sedang sibuk
membersihkan majalah yang berserakan di meja yang berada di depan rak televisi.
Dan Gio berusaha untuk mencari bukunya sambil kebingungan.
“Tante, lihat bukuku yang bersampul ungu nggak?,” tanyaku pada tante
Marcia saat tiba di ruang keluarga tersebut. Aku mengobrak-abrik majalah
yang telah dibreskan tante Marcia
Tante Marcia merasa aneh dengan panggilan yang ditujukan Gio
kepadanya, karena sudah setahun lebih beliau menjadi ibu tirinya Gio dan
tinggal bersama Gio tapi masih saja dipanggil dengan sebutan “tante”. Gio
memang tidak suka dengan tante Marcia, maka dari itu Gio tidak pernah
memanggil tante Marcia dengan sebutan “ibu”. Bisa dilihat dari penuturan
Gio sendiri terhadap tamte Marcia.
Setahun setelah ibuku meninggal, ayah menikah untuk yang kedua kalinya,
yaitu dengan tante Marcia. Dan selama lebih dari dua belas bulan ini aku
tinggal bersama ibu tiri yang tidak aku suka. Aku tidak pernah
memanggilnya dengan sebutan ibu, padahal ayah sudah melatihku untuk
memanggil tante Marcia dengan panggilan yang indah itu.
“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante Marcia.
Sampai-sampai beliau terkejut.
65
Kegiatan Pembelajaran 2
3. Rising action
Konflik mulai bergerak menanjak atau memuncak. Selisih pendapat atau
masalah muncul semua. Pada bagian ini ditunjukkan oleh tante Marcia
yang setiap saat selalu memperhatikan Gio, tante Marcia berusaha untuk
memperlakukan Gio seperti anak kandung sendiri, tetapi Gio tidak suka,
dan membentak-bentak tante Marcia.
“Enggak. Aku bukan anak TK lagi. Tante nggak usah sok baik sama aku,”
bentakku saat tante Marcia menyodorkan selembar uang warna hijau
bergambar Oto Iskandar Di Nata. Aku berlalu tanpa menghiraukan uang itu
Tanpa disadari, ayah mendengar pembicaraan Gio dan tante Marcia, ayah
langsung menyikapi perilaku Gio yang kurang sopan terhadap tante
Marcia. Ayah menyuruh Gio untuk meminta maaf kepada tante Marcia, Gio
bersedia meminta maaf tapi dengan perasaan terpaksa.
“Gio.” Hadang ayah. Ternyata ayah telah mendengar semua kalimat yang
aku lontarkan kepada tante Marcia
“Ayo, minta maaf sama ibu,” perintah ayah
Dengan sedikit terpaksa aku menjabat tangan tante Marcia. Senyum
manisnya menunjukkan bahwa beliau telah memaafkanku.
4. Climax
Peristiwa atau konflik yang mencapai puncak, proses penyelesaian. Pada
bagian ini Desty (pacar Gio) membantu memberi pengertian kepada Gio
bahwa sikapnya selama ini sudah membutakan hatinya, sehingga kebaikan
tante Marcia tidak pernah diakui dan dirasakannya, Desty berupaya
menyadarkan Gio dengan kalimat-kalimat perenungan seperti berikut:
“Gio, tante Marcia orang yang sangat baik,” jawab Desty. Tadi tante Marcia
pingsan ketika melihat kamu dibawa ke rumah sakit dengan berlumuran
darah. Setelah siuman nggak henti-hentinya tante Marcia menangisi kamu Gio,”
sambungnya sambil tangannya masih menggenggam tanganku
Gio tetap keras kepala, dia masih belum bisa menerima perkataannya
Desty, tapi Desty terus berusaha.
“Tapi tante Marcia bukan ibuku Des. Dia nggak melahirkan aku.”
“Tapi Gio, bagaimanapun juga kamu harus bisa menerimanya sebagai ibu
kamu.” Tak henti-hentinya Desty menyanjung tante Marcia
“Sudah saatnya kamu bisa menerimanya,” ujar Desty
66
Bahasa Indonesia SMP KK F
5. Dekumen
Tahapan penyelesaian persoalan cerita, yang pada akhirnya menemukaan
akhir cerita yang mengesankan. Pada bagian ini tokoh aku yang berperan
sebagai Gio sudah mulai menyadari kesalahannya selama ini, dia mulai
mengerti dengan apa yang diucapkan Desty ketika itu. Dapat dilihat pada isi
hati dan penuturan Gio, serta sikap tokoh lain berikut ini:
Begitu berarti kalimat-kalimat Desty bagiku. Selama ini pintu hatiku tak pernah
terbuka untuk tante Marcia, orang yang selalu berusaha memperhatikanku
walaupun aku tak pernah menghiraukannya. Sampai-sampai tak pernah
kurasakan kebaikan darinya, padahal di setiap waktu beliau selalu
mempersembahkan semua kebaikan tulusnya kepadaku.
Air mata tante Marcia menetes lagi. Beliau sangat terharu. Seraya beliau
mendekapku ke dalam pelukan hangatnya. Selama ini takku rasakan pelukan
hangat dari seorang ibu. Rindu rasanya dengan kasih sayang dari seorang
ibu. Sekaranglah aku dapat merasakannya kembali.
“Mulai sekarang aku akan memanggil tante Marcia dengan sebutan Bunda,”
kataku dengan senyuman bahagia.
Gio sadar, dia berubah sayang dan baik kepada tante Marcia, serta bersedia
memanggil tante Marcia dengan sebutan “Bunda”. Tante Marcia dan Desty
pun tersenyum bahagia.
Cerpen “Bunda” ini memiliki alur mundur, terlihat dari Gio yang mengungkit-
ungkit masa lalunya, yaitu tentang ibu kandungnya yang sudah meninggal
setahun lalu.
Setahun setelah ibuku meninggal, ayah menikah untuk yang kedua kalinya,
yaitu dengan tante Marcia. Dan selama lebih dari dua belas bulan ini aku
tinggal bersama ibu tiri yang tidak aku suka. Aku tidak pernah memanggilnya
dengan sebutan ibu, padahal ayah sudah melatihku untuk memanggil tante
Marcia dengan panggilan yang indah itu.
Aku sulit sekali memejamkan mata. Bayanganku tertuju pada saat sebelum
ibuku dipanggil oleh Sang Illahi. Ibuku sangat memanjakanku, maklum aku
adalah anak semata wayang. Semua keinginanku beliau berusaha
menurutinya. Namun sayang, ibu, orang yang paling aku sayang di dunia ini
telah pergi meninggalkanku dan ayah.
e. Setting atau latar cerita
67
Kegiatan Pembelajaran 2
Latar atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Latar
merupakan sarana yang utama dalam sebuah cerpen karena dari latarlah,
muncul tokoh dan penokohannya, lalu dari tokoh muncullah konflik.
Akhirnya, dari konflik ini muncullah alur cerita. Pemahaman latar melalui
beberapa informasi mengenai banyak tempat, lalu menghayatinya, dan
mengungkapkannya kembali demi kepentingan cerita sangatlah penting.
Oleh karena itu, seorang penulis cerpen tak akan dapat menulis cerita jika
di dalam imanjinasinya tak ada gambaran latar cerita, baik itu yang bersifat
geografis, budaya, maupun latar yang sangat abstrak sekalipun. Latar
biasanya meliputi tiga jenis, yaitu tempat, waktu, dan suasana. Latar
tempat menunjukkan di mana, latar waktu menunjukkan kapan, dan latar
suasana menunjukkan bagaimana.
1. Latar tempat
Tempat atau daerah terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Sangat
mungkin latar tempat sebuah teks prosa terdapat di dalam ruangan dan
tidak menutup kemungkinan latar tempat terjadi di ruang lingkungan,
jalanan atau di sebuah kota (Stanton,2007: 39). Latar tempat yang
terdapat dalam cerpen “Bunda”, yaitu:
Rumah Gio ( Ruang keluarga)
Di ruang keluarga sayup-sayup ku dengar suara televisi, sepertinya
tante Marcia belum tidur, beliau masih menikmati acara televisi.
Pukul setengah dua aku tiba di rumah. Ku parkirkan Ninjaku di garasi
rumah yang tempatnya bersebelahan dengan ruang keluarga. Di ruang
keluarga nampaknya tante Marcia sedang sibuk membaca tabloit yang
telah menjadi langganannya.
Gio mengalami beberapa konflik dengan tante Marcia saat di ruang
keluarga.
Rumah sakit
Aku membuka mataku pelan-pelan. Kulihat sekelilingku bewarna putih.
Dinding ruangan tempat aku berbaring berwarna putih, bantal, seprei,
bahkan selimut yang aku kenakanpun berwarna putih. Bau menyengat
obat membaur disetiap sudut ruangan yang tidak begitu lebar itu.
“Kamu di rumah sakit, Gio,” ujar tante Marcia
68
Bahasa Indonesia SMP KK F
Setelah Gio mengalami kecelakaan, Gio dibawa ke rumah sakit dan saat
Gio mulai sadar atas sikapnya, serta mengalami konflik dengan Desty
juga berada di rumah sakit.
2. Latar waktu
Waktu terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Latar waktu bisa berupa
detik, menit, jam, jari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Tetapi juga
sangat mungkin pengarang tidak menentukan secara persis tahun,
tanggal atau hari terjadinya peristiwa, namun hanya menyebutkan saat
malam.(Stanton,2007: 43). Latar waktu yang terdapat dalam cerpen
“Bunda”, yaitu:
Malam hari
“Kalau pulang jangan larut malam,” tutur tante Marcia
Sampai di rumah jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga
puluh menit, namun sepertinya ayah belum pulang. Di ruang keluarga
sayup-sayup kudengar suara televisi, sepertinya tante Marcia belum
tidur, beliau masih menikmati acara televisi. Aku sulit sekali
memejamkan mata.
Malam ini aku melajukan Ninjaku di jalanan yang panjang bersama
dengan kepenatan yang menyesaki hatiku.
Pada cerpen “Bunda” mengandung latar waktu malam hari yang
ditunjukkan pada penuturaan tante Marcia dan isi hati Gio yang
mengatakan sedang berada di malam hari.
3. Latar Alat
benda-benda yang digunakan tokoh dalam sebuah cerita dan
berhubungan dengan suatu lingkungan kehidupan tertentu.
(Stanton,2007:47). Ada beberapa alat yang mendukung dalam cerpen
“Bunda” tersebut, yaitu selimut, buku pelajaran, komik, tabloit, sepeda
motor Ninja, jumper, dan kunci sepeda motor. Dapat dilihat dalam
cuplikan cerpen berikut:
Tapi tante Marcialah yang setiap pagi merapikan kamarku, melipat
selimutku, membereskan buku-buku atau komik yang aku baca setiap
akan tidur.
69
Kegiatan Pembelajaran 2
“Mau kemana Gio?,” tanya tante Marcia ketika melihatku memakai jumper
dan berdandan rapi sambil membawa kunci sepeda motor ninjaku
Di ruang keluarga nampaknya tante Marcia sedang sibuk membaca tabloit
yang telah menjadi langganannya.
f. Konflik
Pertentangan atau ketegangan di dalam cerita rekaan atau drama. Konflik
dibagi atas tiga jenis, yaitu:
1. Konflik psikis atau mental
merupakan konflik yang terjadi di dalam diri seseorang atau isi hati
seseorang. Konflik ini dialami oleh tokoh ketika dia menghadapi alternatif-
alternatif dan ia harus memilihnya salah satu atau membuat keputusan.
Pada cerpen “Bunda” dapat dilihat pada tokoh Gio yang berusaha mencari
jalan keluar untuk mengatasi kepenatannya berikut:
Akhir-akhir ini ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga harus
pulang larut malam. Aku bosan di rumah, apalagi di rumah hanya ada aku
dan tante Marcia. Aku ingin mencari hiburan di luar rumah.
Aku terdiam. Kucerna semua kalimat dari Desty.
Begitu berarti kalimat-kalimat Desty bagiku. Selama ini pintu hatiku tak
pernah terbuka untuk tante Marcia, orang yang selalu berusaha
memperhatikanku walaupun aku tak pernah menghiraukannya. Sampai-
sampai tak pernah kurasakan kebaikan darinya, padahal di setiap waktu
beliau selalu mempersembahkan semua kebaikan tulusnya kepadaku.
Penggalan cerpen di atas adalah bagian dari konflik psikis yang dialami
oleh Gio saat hatinya merasa penat, sehingga Gio berusaha untuk mencari
jalan keluar dengan cara mencari hiburan di luar rumah. Dan pada saat Gio
mulai mencerna kata-kata Desty, bahwa tante Marcia sebenarnya adalah
sosok ibu tiri yang baik.
2. Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan
tokoh-tokoh yang lain, seseorang dengan kelompok lain, seseorang
dengan kelompok lain, atau konflik yang terjadi diantara tokoh-tokoh.
Konflik ini dapat dilihat pada tokoh Gio yang sedang berdialog dengan tante
Marcia, Ayah, dan Desty.
70
Bahasa Indonesia SMP KK F
“Sampai kapan pun aku nggak akan memanggil tante dengan sebutan
“Ibu.” Dengan suara yang cukup nyaring aku berkata kepada tante Marcia.
Sampai-sampai beliau terkejut.
“Gio.” Hadang ayah. Ternyata ayah telah mendengar semua kalimat yang
aku lontarkan kepada tante Marcia.
“Ayo, minta maaf sama ibu,” perintah ayah.
Dengan sedikit terpaksa aku menjabat tangan tante Marcia. Senyum
manisnya menunjukkan bahwa beliau telah memaafkanku.
“Gio, tante Marcia orang yang sangat baik,” jawab Desty. Tadi tante Marcia
pingsan ketika melihat kamu dibawa ke rumah sakit dengan berlumuran
darah. Setelah siuman nggak henti-hentinya tante Marcia menangisi kamu
Gio,” sambungnya sambil tangannya masih menggenggam tanganku.
“Apa urusannya denganku?,” tanyaku sewot.
Gio menbentak tante Marcia sambil mengancam tidak akan pernah
memanggil tante Marcia “Ibu”. Gio secara terpaksa menjabat tangan tante
Marcia karena disuruh oleh ayah. Gio keras kepala, tetap mempertahankan
rasa bencinya terhadap tante Marcia saat diberi pengertian oleh Desty.
3. Konflik Fisikal
Konflik fiskal merupakan konflik yang terjadi ketika tokoh berusaha
mengatasi rintangan-rintangan yang ditemui dalam melaksanakan
kemauannya. Misalnya pada saat tokoh berhadapan dengan alam. Dapat
dilihat saat Gio mengendarai sepeda motor di jalan raya dan mengalami
kecelakaan.
“Ciiiiitt...” Suara rem motorku terdengar cukup keras menggesek aspal.
Jalanan licin itu membuat motorku terpelanting jatuh. Aku tak dapat
mengendalikannya
Ketika tiba di rumah Desty aku memakirkan motorku di halaman rumahnya
yang luas. Banyak bunga anggrek di halaman rumahnya, mungkin ibunya
suka menanam anggrek. Setelah itu aku mengetuk pintu sambil
mengucapkan salam.
Saat Gio berada di jalan raya yang licin dan saat berada di halaman rumah
Desty yang banyak ditanami bunga anggrek.
g. Amanat
71
Kegiatan Pembelajaran 2
72
Bahasa Indonesia SMP KK F
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 2
1. Pendahuluan
Dalam aktifitas curah pendapat ciri- ciri prosa lama dan baru peserta melakukan
aktivitas pembelajaran agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar. Marilah kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, dan saling
menghargai.
Fasilitator menjelaskan kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Curah pendapat
Fasilitator tanya jawab dengan peserta tentang berbagai masalah tentang
permasalah pembelajaran prosa di kelas.
3. Diskusi kelompok
Mendiskusikan ciri-ciri cerpen (kerja kelompok)
Dalam diskusi kelompok peserta mencerminkan tindakan menghargai
pendapat teman, semangat, kerjasama dan menyelesaikan tugas bersama,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, serta tolong
menolong dalam forum diskusi. Setiap anggota dalam kelompok membahas
materi yang menjadi tanggung jawabnya. Ketika proses pembahasan, setiap
anggota kelompok secara aktif mengisi LK-01 (ciri-ciri prosa lama dan baru)
pada modul pelatihan.
4. Kerja mandiri
a) menganalisis unsur instrinsik cerpen LK -2.3 (dipilih sendiri)
Pada saat kerja mandiri peserta diharapkan mampu menganalisis unsur
instrinsik prosa lama (dongeng) dapat dikaitkan dengan karakter yang
ditemui di masyarakat. Karakter percaya diri, bersabar, dan tidak
memaksakan kehendak. Sikap mandiri dan perilaku yang tidak
bergantung pada orang lain dengan mempergunakan segala tenaga dan
pikiran. Hal ini menunjukkan kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, sosial, dan budaya.
73
Kegiatan Pembelajaran 2
Pengetahuan dan Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Pemahaman - menentukan - menentukan makna melengkapi - menunjukkan - menunjukkan
Mengidentifikasi makna kata dalam cerpen dan istilah/kata kata yang tidak kesalahan
Menentukan kata/kalimat pada fabel dalam kalimat sesuai kaidah Penggunaan
Memaknai teks - menentukan makna - menunjukkan ejaan
- menentukan tersurat dalam cerpen kalimat yang - menunjukkan
informasi tersurat dan fabel tidak sesuai kesalahan
teks - menentukan bagian kaidah penggunaan
- menentukan cerpen dan fabel tanda baca
bagian teks
74
Bahasa Indonesia SMP KK F
Lingkup Materi
Aplikasi Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Menyimpulkan - menentukan ide - menyimpulkan - menyusun - menggunakan - menggunakan
Menggunakan pokok teks makna simbol dalam urutan kata bentukan ejaan
konsep/prinsip - menyimpulkan isi cerpen dan fabel kalimat berbagai (mengisi kata - menggunaan tanda
teks - menyimpulkan isi jenis teks sesuai kaidah Baca
- menyimpulkan tersirat dalam - melengkapi bentukan kata)
pendapat cerpen/fabel paragraf - mengisi
pro/kontra - menyimpulkan - melengkapi konjungsi dalam
dalam teks sebab/akibat konflik bagian kalimat
- meringkas isi teks teks (eksposisi,
deskripsi,
ulasan, dan
lain-lain)
Penalaran Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Mengevaluasi - membandingkan - membandingkan pola - memvariasikan - memperbaiki - memperbaiki
Membandingkan penggunaan pengembangan cerpen kata kesalahan kesalahan
pola bahasa dan fabel - memvariasikan penggunaan penggunaan ejaan
(menganalisis) dan pola - membandingkan kalimat kata, kalimat, - memperbaiki
Menanggapi penyajian penggunaan bahasa - menulis dengan dan kesalahan
Memvariasikan beberapa jenis cerpen/fabel ilustrasi tertentu ketidakpaduan penggunaan tanda
teks - menunjukkan bukti - mengubah teks paragraf baca
menilai latar dan watak kebentuk lain - menentukan - menentukan
keunggulan/ - mengomentari unsur alasan alasan
kelemahan teks intrinsik karya sastra kesalahan kesalahan
- mengomentari isi penggunaan penggunaan ejaan
teks kata, kalimat, dan tanda baca
dan
ketidakpaduan
paragraph
75
Kegiatan Pembelajaran 2
76
Bahasa Indonesia SMP KK F
LK – 2.6 Mengembangkan Butir Soal berdasarkan kurikulum2006
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No. Lingkup Standar Kompetensi Bahan
Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Materi Kompetsi Dasar Kelas
PG Level
Pengetahuan
1 VII
dan
Pemahaman
Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Lingkup Kompetensi
No. Bahan
Materi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kelas
UN
PG Level
Teks Pengetahuan
1 VII
deskripsi dan
Pemahaman
PG Level
2 VII Teks
Aplikasi
PG Level
3 VII Teks diskusi
Penalaran
77
Kegiatan Pembelajaran 2
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Kompetensi :
Level :Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Menulis Surat
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kunci Jawaban :
...........................................................................................................................
78
Bahasa Indonesia SMP KK F
kamar,ku tenggelamkan mukaku di antara bantal dan boneka-boneka
kesayanganku,ku peluk erat-erat benda milikku yang ada di kamar,mungkin
sebentar lagi aku akan meninggalkan ini semua,mungkin aku akan kehilangan
ini semua,ku lirik tumpukan novel di rak bukuku,dan mungkin juga tumpukan
novel itu akan berubah menjadi tumpukan kitab kuning ataupun al qur’an yang
akan menemani setiap hariku,
‘’Selna...makan malam dulu nak,abah sudah menunggu di ruang makan’’,kata
umi membuka pintu kamarku
‘’selna masih kenyang umi,selna mau tidur aja ya’’.kataku
‘’baiklah....’’.kata umi pengertian menutup pintu kamarku.
Doa Disetiap Air Mataku
Hari ini aku akan berangkat ke pesantren dengan baju dan barang-barang
yang boleh ku bawa,tentunya aku harus meninggalkan laptop dan boneka-
boneka yang selalu menemani tidur malamku,segera aku berpamitan pada
abah dan umi setelah mobil jemputan sampai di depan rumahku . .
‘’mantabkan hatimu,kamu harus ingat untuk apa kamu kesana,jangan salah
pengertian’’.kata abah mengelus jibab yang menutup kepalaku
‘’jaga kondisi kamu ya na,seminggu sekali atau 2 minggu sekali abah dan umi
pasti akan menyambangimu,jangan kwatir ya,allah pasti akan selalu
melindungimu selagi niat kamu itu baik’’.pesan umi padaku,aku hanya
menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa,aku tak tau apa aku siap
menjalani hariku yang baru,aku melihati setiap sudut rumahku . . .selamat
tinggal,batinku memasuki mobil,dari kaca jendela mobil yang tak transparan
itu terlihat jika umi tengah menangis dan bernego dengan abah,tapi abah
hanya menggandeng umi masuk kedalam rumah, dari kecil memang umi yang
paling dekat dan selalu mendukung aku,tapi kali ini umi hanya menuruti
kemauan abah untuk megirim aku ke pesantren,hmmmmm.... ku sandarkan
kepalaku dan menutup mataku berharap jika aku segera terbangun dari mimpi
buruk ini . . .
****
Aku tlah sampai di pesantren yang akan mengubah hidupku,orang-orang di
sekelilingku begitu asing di mataku, ada sekerumunan perempuan berjilbab
tengah mendiskusikan tugas mereka,ada juga yang tengah asyik menyantab
makanan mereka bersama-sama,dan ada pula yang menghabiskan waktunya
79
Kegiatan Pembelajaran 2
80
Bahasa Indonesia SMP KK F
‘’hmmmm aku lebih suka di tempat yang tenang seperti ini,menghabiskan
waktu dengan merasakan semilir angin yang menerpaku,dengan begitu aku
bisa mendapatkan inspirasi dan aku bisa membuat cerita’’.kataku antusias
‘’buat apa kamu membuat cerita sebanyak itu jika kau tak mendapatkan
hasilnya’’.katanya
‘’aku itu bukan anak yang hanya mengandalkan uang dari orang tuanya’’.aku
menyelanya
‘’bu..bukan itu maksud aku,kamu kan bisa mempublikasikan cerita-cerita
kamu dan kamu bisa mendapat uang’’.efril merasa tak enak hati karna tlah
berkata seperti itu
‘’hmmmmmm...’’,aku menimbang-nimbang kata-kata efril
‘’katanya pingin punya uang????’’.efril meledekku
‘’iya sih,tapi gimana caranya aku melakukan itu semua,kamu kan tau sendiri
jika aku tinggal di pesantren dan tidak di perbolehkan membawa laptop’’.aku
berdiri memunggungi efril
‘’kamu kan punya hari minggu’’.
‘’terus????’’.
‘’kan kamu bisa ke warnet untuk mempublikasikan cerpenmu itu,mengirim
cerpen-cerpenmu ke majalah agar mendapatkan uang,beres kan’’.efril nyengir
‘’pinter juga kamu’’.aku terseyum mendengar ide darinya
‘’efril....’’.dia semakin menunjukkan gigi-gigi putihnya itu,aku tak percaya jika
dia memiliki pemikiran yang dewasa seperti itu,aku pikir dia Cuma mau
berteman dengan orang sederajatnya saja,ternyata dia juga mau nyamperin
aku dan membantuku yang tak sepadan dengannya,kini aku di sibukkan
dengan membuat cerpen,hingga aku sering tidak mengikuti pelajaran karena
aku selalu izin pergi ke lap komputer ataupun warnet dengan alasan untuk
mengerjakan tugasku,dan kini aku mendapatkan keinginanku,cerpenku tlah di
muat dan aku mendapatkan honorku,cukuplah untuk sekedar membiayai
makanku setiap hari,tapi...aku sering mendapat nilai di bawah 70 karena
sering tidak mengikuti pelajaran,hingga suatu ketika abah dan umi
menyambangiku di pesantren di waktu jam besuk santri...
‘’abah ....’’.ku cium tangan abah dan umi
81
Kegiatan Pembelajaran 2
82
Bahasa Indonesia SMP KK F
‘’kata siapa,aku menang,aku tlah mendapatkan semuanya,cerpen-cerpenku
tlah di muat di majalah-majalah,dan aku tinggal nunggu panggilan untuk
membuat novel,kurang apa’’.aku beranjak, memunggunginya
‘’kamu memang tlah mendapatkan semuanya selna,kamu memang
menang,tapi kamu kalah selna kamuu kalah,kamu nggak bisa memenangkan
hatimu,kamu nggak bisa menuruti kata hatimu,kamu selalu membohongi
hatimu’’.akunya
‘’kata siapa,aku suka dengan hidupku yang sekarang,aku bahagia’’.
‘’menangislah na,jika kamu memang ingin menangis,aku tau yang kamu
rasain, kamu kecewa dengan keputusan orang tuamu kan,kamu kecewa
karna mereka membawamu kesini,kamu kecewa karna apa yang kamu
inginkan selalu bertengtangan dengan abahmu’’.
‘’kamu sok tau,aku tak pernah berpikiran sejauh itu’’.kataku menatapnya
‘’sorotan matamu yang mengatakan itu semua padaku na’’.dia menatapku
dengan tajam,aku terdiam
‘’aku lemah fril,aku lemah,aku nggak tau apa yang aku rasakan ini hanya lah
perasaanku saja atau memang begitu kenyataannya,yang pasti aku kecewa
dengan mereka,terutama abah,beliau begitu marah denganku hanya karna
raportku merah,padahal aku begitu karna aku ingin nyari uang
sendiri,sedangkan dulu waktu tetehku memiliki kesalahan abah tak pernah
semarah itu padaku,aku ingat sangat sangat ingat pesan pesan abah
padaku,tapi nggak gini caranya,abah dengan gampangnya memaafkan
kesalahan teteh sedangkan aku....nggak fril nggak,aku sakit,hatiku
menangis,dari kecil aku merasakan ini,tapi aku selalu membuang perasaan
ini jauh-jauh karna aku nggak mau mengundang rasa benci di benakku, karna
aku sayang sama abah fril’’.akuku
‘’menangislah na’’.afril memberikan pundaknya
‘’nggak fril,aku udah janji jika aku tak akan menangis hanya karna masalah
seperti ini, aku ingin membendung air mataku,karna suatu saat aku akan
menangis karna orang yang aku sayang akan pergi dariku’’,kataku
‘’setiap orang tua slalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya,nggak ada
orang tua yang nggak sayang dengan anaknya,suatu saat kau akan tau apa
maksud abahmu kenapa abahmu begitu keras sama kamu na’’.efril menepuk
pundakku,aku tersenyum
83
Kegiatan Pembelajaran 2
84
Bahasa Indonesia SMP KK F
‘’nggak nyangka ya,udah 3 tahun kita disini,dan kamu udah berhasil buktiin ke
abahmu jika kamu bisa melewati masa-masa ini’’.katanya membarengi
langkahku
‘’iya frl,aku juga nggak nyangka bisa nglakuin ini semua,’’kita pun duduk di
barisan paling depan,acara demi acara telah di laksanakan ,saatnya
pengumuman siswa yang berprestasi,dan ternyata namaku yang di sebutkan
menjadi santri yang berprestasi,aku senang pastinya,nama orang tuaku pun
di panggil tapi tak kunjung abah ataupun umi maju ke depan,aku pun lari
kebelakang panggung dan efril mengejarku...
‘’selna..selna’’.efril menahanku
‘’kemana abah dengan umi fril kemana,abah udah janji akan datang hari
ini,tapi nyatanya????abah mengingkari janjinya,mereka benar-benar udah
nggak sayaag lagi denganku,buat apa aku nglakuin ini semua,buat apa aku
mendapatkan semuanya jika abah dan umi tak turut merasakannya’’.aku
mencoba tak menangis
‘’selna...trimakasih ya atas pialanya,umi bangga sama kamu’’,suara umi
mengagetkanku,
‘’umi.....’’.
‘’iya sayang...selamat ya nak atas kemenanganmu,kamu udah buktiin sama
kami,abahmu pasti bangga denganmu nak’’.umi mengelus kepalaku
‘’nggak umi,abah tak pernah bangga padaku,nyatanya abah tak datang untuk
mengambilkan piala dan menjemputku’’,kataku tidur di antara paha umi
‘’abahmu tak pernah mengingkari janjinya nak,abahmu selalu menepati
janjinya,seperti kamu,kamu tlah menepati janjimu menjadi anak ke banggaan
kami nak,abahmu pasti bangga sama kamu,abahmu disana pasti
melihatnya’’.kata umi
‘’maksud umi apa???’’,aku tak mengeri,mengangkat kepalaku
‘’ayahmu tlah pulang ke pangkuanNYA, sepulang dari menyambangimu,kami
mengalami kecelakaan,abahmu luka parah,uang abahmu habis untuk biaya
pengobatan abahmu,abahmu bilang kau tak perlu mengetahui itu semua,yang
perlu kamu tau hanyalah jika abahmu sayang sama kamu,abahmu berhasil
membuat kamu menjadi anak sukses nak,dengan menyekolahkan kamu ke
pesantren kamu akan dapat mendoakan abahmu jika abahmu sudah tak lagi
di dunia ini,abahmu memang tak pernah mengabulkan apa yang kamu
85
Kegiatan Pembelajaran 2
F. Rangkuman
Prosa sebagai salah satu bentuk karya sastra, sering menimbulkan masalah
dalam mengajarkannya. Hal ini muncul karena cerita yang ditulis dalam bentuk
prosa pada umumnya panjang. Masalah ini tentu saja dapat mempengaruhi
proses pembelajaran prosa karena bimbingan apresiasi yang menyangkut teks
enggan diberikan. Seperti halnya puisi, prosapun sebaiknya dinikmati oleh
86
Bahasa Indonesia SMP KK F
siswa secara utuh agar fungsi prosa benar-benar terwujud. Berikut ciri-ciri prosa
lama dan baru.
Ciri-ciri Prosa Lama:
1) Dipengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
2) Ceritanya anonim “tanpa nama”
3) Milik bersama.
4) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
5) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
Ciri-ciri Prosa Baru :
1) Tertulis
2) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
3) Dipengaruhi pengarangnya.
4) Dipengaruhi sastra barat.
5) Bentuk ronam,cerpen,drama.
Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang berkembang di masyarakat,
terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalah cerita yang pada dasarnya
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melalui penuturan lisan, yakni
penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara lisan melalui
tutur kata dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat pendukungnya secara
turun–temurun dari satu generasi ke generasi.
Cerita rakyat atau cerita prosa rakyat (folk literature) ke dalam tiga kelompok,
yaitu (1) mite, (myth) (2) legenda (legend), (3) dongeng (folktale). Sejalan
pembagian yang dilakukan oleh Bascom, Haviland (1993 : 230) juga
membagi cerita rakyat ke dalam tiga kelompok besar, yaitu (1) mitos, (2)
legenda, (3) dongeng.
Berikut ini penjelasan tentang jenis cerita rakyat yang hanya dibatasi pada
mite/mitos.
Cerita pendek adalah bentuk prosa fiktif naratif yang habis dibaca sekali
duduk, serta mengandung konflik dramatik. Cerita pendek adalah cerita fiksi
bentuk prosa yang singkat, yang unsur ceritanya berpusat pada satu peristiwa
pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan
keseluruhan cerita memberi kesan tunggal.
87
Kegiatan Pembelajaran 2
Unsur-unsur intrinsik cerita rekaan (cerita pendek) yakni: (1) tema, (2) alur, (3)
penokohan dan perwatakan, (4) latar, (5) sudut pandang atau point of view,
(6) amanat dan dialog.Pada hakikatnya penguasaan unsur intrinsik adalah
kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam memahami, menguasai,
menjelaskan, menemukan unsur-unsur pembangun cerita pendek yang
meliputi: (1) tema, (2) penokohan, (3) plot atau alur, (4) latar atau setting, (5)
sudut pandang atau point of view, (6) gaya, (7) amanat,
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya. Tema
menjadi pengembangan seluruh cerita sehingga bersifat menjiwai
keseluruhan cerita. Tema biasanya bertolak dari kehidupan berupa peristiwa
nyata atau berupa imajinasi. Tema suatu karya sastra letaknya tersembunyi
dan harus dicari sendiri oleh pembacanya.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan
karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Watak berarti tabiat, sifat
kepribadian. Sedangkan penokohan adalah penyajian watak tokoh dan
penciptaan citra tokoh.
Plot adalah alur cerita yang dibuat oleh pengarang yang berupa deretan
peristiwa secara kronologis, saling berkaitan dan bersifat kualitas sesuai
dengan apa yang dialami oleh pelaku cerita.Pengembangan plot ditentukan
oleh tiga faktor esensial, yaitu: peristiwa, konflik dan klimaks..
Setting atau latar pada dasarnya adalah tempat yang melingkungi pelaku atau
tempat terjadinya peristiwa. Tempat tersebut berhubungan pula dengan hal-
hal yang ada di sekitarnya termasuk alat-alat atau benda-benda yang
88
Bahasa Indonesia SMP KK F
berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa, waktu, budaya, iklim atau
suasana dan periode sejarah.
Sudut pandang atau point of view adalah cara dan atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan,
latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi
kepada pembaca.Pada hakikatnya pembagian jenis point of view mempunyai
kesamaan yakni: (1) pengarang sebagai aku (gaya akuan), dalam hal ini ia
dapat bertindak sebagai omnicient (serba tahu) dan dapat juga sebagai limited
(terbatas), (2) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan), dalam hal ini ia
dapat bertindak sebagai omniscient (serba tahu) dan dapat juga dapat
bertindak limited (terbatas), (3) point of view gabungan, artinya pengarang
menggunakan gabungan dari gaya bercerita pertama dan kedua.
Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang dalam bercerita atau gaya
bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya..Gaya bahasa adalah
ekspresi personal keseluruhan respon pengarang terhadap persitiwa-
peristiwa melalui media bahasa seperti: jenis bahasa yang digunakan, kata-
katanya, sifat atau ciri khas imajinasi, struktur, dan irama kalimat-kalimatnya,
termasuk di dalamnya pilihan kata, majas, sarana retorik, bentuk kalimat,
bentuk paragraf, panjang pendeknya, serta setiap pemakaian aspek bahasa
oleh pengarang..
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Seorang pengarang dalam
karyanya tidak hanya sekedar ingin memgungkapkan gagasannya tetapi juga
mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin disampaikan
kepada pembaca. yang mencerminkan pandangan hidup pengarang yang
bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan berbagai hal yang
ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Novel atau cerita rekaan adalah satu genre sastra yang dibangun oleh unsur-
unsur pembangun sebagai sebuah struktur yang secara fungsional memiliki
keterjalinan ceritanya; untuk membangun totalitas makna dengan media
bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang hidup dan seluk-
89
Kegiatan Pembelajaran 2
beluk kehidupan manusia. Dengan kata lain, novel adalah sebuah karya prosa
fiksi yang tertulis naratif; biasanya dalam bentuk cerita.
Unsur-unsur novel yaitu: (1) plot (alur cerita); (2) karakter (perwatakan); (3)
tema (pokok pembicaraan); (4) setting (tempat terjadinya cerita); (5) suasana
cerita; (6) gaya cerita; (7) sudut pandangan pencerita, (8) penokohan, (9)
amanat, (10) suspense, dan (11) penanjakan cerita.
90
Bahasa Indonesia SMP KK F
2. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam membahas unsur
instrinsik cerpen untuk pembelajaran di kelas?
3. Nilai karakter apakah yang dapat Bapak dan Ibu kembangkan kepada peserta
didik, setelah menganalisis unsur instrinsik cerpen?
91
Kegiatan Pembelajaran 2
5. Apakah masalah yang Bapak dan Ibu hadapi selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran apresiasi prosa? Bagaimanakah cara Bapak dan Ibu
mengatasinya?
92
Bahasa Indonesia SMP KK F
Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus
93
Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus
94
Bahasa Indonesia SMP KK F
c. Diksi
Taka ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Kedua baris puisi di atas merupakan penjelasan tentang rasa yang
berusaha ditahan. Larik pertama secara gambling mengungkapkan
ketabahan dalam menahan sesuatu. Larik kedua menyajikan kata yang
kontradiktif, hujan dan bulan juni. Pada umumnya berdasarkan
penanggalana musim di Indonesia bulan juni merupakan bulan
kemarau, terlebih mengingat musim pada saat puisi ini muncul masih
berjalan teratur. Apabila bulan juni disandingkan dengan kata hujan,
dapat berarti ketabahan seseorang yang menahan perasaannya
diibaratkan hujan yang harus menahan dirinya untuk tidak muncul di
musim kemarau.
d. Tipografi
Puisi Hujan Bulan Juni tidak memiliki tipografi khusus.
Penulisan puisi ini tidak memiliki kreteria tipografi berbentuk nyeleneh
atau berbeda. Seperti teknik penulisan seperti pada umumnya
menggunakan rata kiri.
95
Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus
Analisis unsur batin puisi berjudul Nyanyian Gerimis karya Soni Farid
Maulana.
a. Tema
Dalam puisi ini penyair mengangkat tema tentang kerinduan kepada
kekasih. Terbukti pada baris-barispuisi berikut ini:
Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Kemudian dikuatkan lagu lewat baris puisi berikut:
Kerinduan bagai awah gunung berapi
Sarat letupan.
Karena kerinduan yang amat sangat kepada sang kekasih sehingga penyair
membayangkan kekasihnya di kala hujan gerimis.
b. Rasa
Rasa yang tampak pada puisi tersebut adalah rasa sedih dan kerinduan yang
mendalam pada sang kekasih. Hal tersebut tampak pada baris puisi berikut!
Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
c. Nada dan Suasana
Suasana puisi tersebut yaitu keadaan kesepian dikala hujan menunggu
membayangkan wajah kekasih
Tampak pada kata-kata:
Kerinduan bagai awah gunung berapi Sarat letupan mempertegas betapa
suasana merindu sang penyair yang terpisah oleh jarak.
96
Bahasa Indonesia SMP KK F
d. Amanat
Penyair mengungkapkan rasa kesepiannya dan kerinduannya dengan
menghayalkan datangnya kekasih yang menghibur hati. Sehingga penyair
semakin yakin akan cintanya yang terpisah oleh jarak dan waktu. Yang
memberikan amanat kita harus saling percaya dan terus setia pada kekasih
hati meskipun jauh dimata namun selalu dekat dihati kita. Asalkan kita
menjaganya.
97
Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus
LK- 2.3
Unsur-unsur dalam sebuah prosa itu meliputi unsur intrinsik dan ektrinsik.
Intrinsik mencakup alur, setting, tokoh, style, watak, konflik, tema dan
amanat..Watak tokoh dapat dianalisis melalui cara langsung (analitik) maupun
tidak langsung (dramatik). Masing-masing unsur membentuk suatu kesatuan
yang berhubungan satu dengan yang lain.
98
Bahasa Indonesia SMP KK F
Evaluasi
Soal
Pilihlah A, B, C, atau D untuk jawaban yang paling tepat pada soal-soal
berikut!
99
Evaluasi
100
Bahasa Indonesia SMP KK F
3. Perhatikan puisi berikut!
Angin bertiup ke arah sang penghidupan
Menikmati panorama dipagi hari,
Merasakan sejuknya alam yang damai.
Asma-Mu
Selalu terucap, dalam lirih lepas udara keaslian
jika nafas masih teratur berjalan
warna itu takkan pernah ternodai
perbuatan itu,pasti berakhir mati.
Larik bermajas pada puisi tersebut adalah...
A. terlukis pada akhir goresan
B. bimbang dalam kebingungan
C. perbuatan itu, pasti berakhir mati
D. waktu yang merenggut manisnya kehidupan
101
Evaluasi
102
Bahasa Indonesia SMP KK F
Larik bermajas pada puisi tersebut bernomor....
A. 1
B. 2
C. 2
D. 4
103
Evaluasi
Puisi I Puisi II
A. Jagalah pahlawan bangsa Perjuangan tanpa
pengorbanan
B. Berjuanglah melindungi kami Menantikan orang yang
sedang berjuang
C. Cintailah bangsa dan tanah air Semangat berjuang yang
tinggi
D. Warisilah bangsamu demi Tuhan Bertempur di medan perang
10. Bibir ikan itu tebal berkelebai, suka memungut-mungut lumut, menyapu-
nyapu debu-pasir, sehingga mengeluarkan berbagai jenis cacing. Remis,
keranglokan kecil-kecil makan ikan segala ikan.
“Ayo, kita berpesta-pora,” ajak ikan Lebai. Konon zaman itu ikan-ikan serta
hewan lainnya berkata-kata juga seperti manusia.
“Horee…, “ikan-ikan pun berkumpul. Pendek kata, di mana ada ikan Lebai
makan, di situ pula kawan ikan besar-kecil berkumpul. Mereka menyantap
makanan yang dihidangkan ikan Lebai. “Pesta-ria…pesta-ria…,” ikan-ikan
itu bersuka hati.
Menurut yang empunya cerita pula, para nelayan pemancing ikan
memanfaatkan kebaikan ikan Lebai itu. Mereka melabuhkan tali pancing
dan mengail, serta memilih karang yang diketahuinya ada ikan Lebai di situ.
Pasti ikan-ikan lain berkerumun mencari makanan.
104
Bahasa Indonesia SMP KK F
permasalahan yang sedang kami hadapi”, jelas Si Meulu dengan air mata
berlinang.
“Wahai Raja Penyu sahabatku sampaikanlah apa yang menyebabkan Engkau
gelisah dan bersedih“, pinta Sultan Alam.
“Negeri hamba, pulau penyu, sudah tidak aman lagi, seekor naga raksasa
bernama Smong telah menyerang dan membunuh rakyat hamba, setiap hari
ada korban yang jatuh, sebagian rakyat hamba sudah mengungsi ke penjuru
dunia karena khawatir akan dimangsa oleh Smong si naga raksasa itu.
Kasihan rakyat hamba”, jelas Raja Penyu sambil menangis.
105
Evaluasi
Ketika kujuluki demikian, Beni tertawa saja, karena dia sendiri tidak kenal
dengan Mas Danarto. Dia hanya berkomentar bahwa dia senang disamakan
dengan seniman; dan bukan koruptor. Ah, Haji Beni…
106
Bahasa Indonesia SMP KK F
Latar kutipan cerpen tersebut adalah....
A. Rumah, pagi hari
B. Kamar, siang hari
C. Rumah sakit, pagi hari
D. Sekolah, siang hari
107
Evaluasi
Nilai moral yang terkandung dalam cuplikan cerpen di atas adalah ....
A. saling menghormati dan menghargai
B. berbasa-basi dan berpura-pura baik
C. bertamu pada waktu yang tepat
D. menjaga perasaan orang lain
19. Perhatikan petikan cerpen berikut!
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa
Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak
108
Bahasa Indonesia SMP KK F
melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah
percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan
pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya
menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
"Kenang-kenangan" oleh Abdul Gani A.K.
Kunci Jawaban
No. Kunci Jawaban No. Kunci Jawaban
1. B 11. A
2. C 12 C
3. B 13 D
4. D 14 D
5. C 15 C
6. C 16 B
7. D 17 C
8. A 18 A
9. C 19 A
10. B 20 D
109
Penutup
Materi yang dipaparkan dalam kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat baik;
bisa menambah wawasan bagi Anda yang tentu saja hal itu bisa berimplikasi pada
pembelajaran efektif di dalam kelas. Oleh karena masih bersifat umum, paparan
tentang pendekatan, metode/strategi, dan teknik-tekniknya bisa dikembangkan
lagi sesuai dengan KD yang akan Anda sampaikan kepada para siswa.
Bahasa Indonesia SMP KK F
111
Bahasa Indonesia SMP KK F
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. SBM, Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia.
Ahmadi, Mukhsin.1990.Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang
Aminuddin, 2008. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjamin Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bloom, Benyamin S, et. al. 1966. Taxonomy of Educational Objective: Cognitive
Domain. New York: David Mckay Company, Inc
Bachri, Sutardji Calzoum. 2002. O Amuk Kapak. Jakarta: Yayasan Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Nasional. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama. Dan Madrasah
Stanawiyah. Departemen Pendidikan dan Nasional.
Departemen Pendidikan dan Nasional. 2013. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama. Dan Madrasah
Stanawiyah. Departemen Pendidikan dan Nasional.
Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Effendi, S. 1973. Bimbingan Apresiasi Puisi. Flores: Nusa Indah.
Farid Maulana, Soni. 1996. Panorama Kegelapan. Bandunhg: Forum Sastra
Bandung.
Faizah, Dewi Utama. 2003. Belajar Mengajar yang Menyenangkan. Solo: Tiga
Serangkai.
Gumelar, Hikmat. Edt. 2006. Festival Mei Antologi Puisi. Bandung: Titian.
Harjasujana, Ahkmad Slamet . 1999. Membaca : Makalah disampaikan dalam
diklat MMAS di PPPG Bahasa. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 1993. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Heraty, Toeti. 1995. Nostalgi=Transendensi. Jakarta: Grasindo.
Mohamad, Goenawan. 1992. Asmaradana. Jakarta: Grasindo.
113
Daftar Pustaka
114
Bahasa Indonesia SMP KK F
Glosarium
115
Glosarium
116
Bahasa Indonesia SMP KK F
puisi prismatis : penyair mampu menyelaraskan kemampuan
menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan
pengimajian
puisi sabyektif : juga disebut puisi personal, yakni puisi yang
mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan
suasana dalam diri penyair sendiri.
afektif : berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap,
derajat, penerimaan atau penolakan terhadap
sustu objek. sehingga mengandung unsur
subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk
menentukan kebaikan dan kelemahan suatu
program
analisis : penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb)
ekspresif : mengungkapkan (gagasan, maksud, perasaan)
dengan baik dan gerak anggota badan
sesuai.vokasional : Berkaitan dengan kejuruan
atau bidang tertentu
fakta : sesuatu yang nyata berdasarkan data-data yang
terlihat dan merupakan peristiwa yang ada dan
benar-benar telah terjadi berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
implisit : termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun
tidak dinyatakan secara jelas atau terang-
terangan); tersimpul di dalamnya; terkandung
halus; tersirat
117
Glosarium
118