Anda di halaman 1dari 240

Cove Prof Peda

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F
PROFESIONAL:
PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN, SISTEM STARTER, DAN
PENGISIAN
Penulis:
Drs. Amirono, M. T.
Penyunting:
Sudjarwo, S. T., M. Pd.

PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POSTENSI DIDIK
Penulis:
Drs. Hari Amato, M.Pd.
Penyunting:
Drs. Astu Widodo, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif
dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Teknik Kendaraan Ringan KK F

Kata Sambutan

Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai


kuncikeberhasilanbelajarsiswa. Guru professional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi focus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui program Pengembangan


Keprofesional Berkelanjutan(PKB) merupakan upaya peningkatan kompetensi
untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru
telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogic
dan professional padaakhirtahun 2015. Hasil UKG menunjukkan petakekuatan
dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta
kompetensi guru tersebut dikelompok kan menjadi 10 (sepuluh) kelompok
kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan
guru pasca UKG melalui program Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan.
Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan
sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesional
Berkelanjutan dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan
campuran (blended) tatap muka dengan online.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik danTenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik danTenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit PelaksanaTeknis di lingkungan DirektoratJenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul untuk program Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan(PKB)
tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan
yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP in iuntuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.
Jakarta, April 2017
DirekturJenderal
Guru danTenagaKependidikan

SumarnaSurapranata, Ph.D
NIP. 195908011985031002

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.

Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian


Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.

Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk


meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | v


MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F

PROFESIONAL:
PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN, SISTEM STARTER, DAN
PENGISIAN

Penulis:
Drs. Amirono, M. T.

Penyunting:
Sudjarwo, S. T., M. Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif
dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Teknik Kendaraan Ringan KK F

Daftar Isi

HALAMAN

Kata Sambutan ......................................................................................................iii


Kata Pengantar...................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................ix
Daftar Gambar .......................................................................................................xi
Pendahuluan...........................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Tujuan ....................................................................................................2
C. Peta Kompetensi....................................................................................3
D. Ruang Lingkup .......................................................................................6
E. Cara Penggunaan Modul .......................................................................7
Kegiatan pembelajaran 1 sistem pengapian konvensional. ..........................17
A. Tujuan ..................................................................................................17
B. Indicator Pencapaian Kompetensi .......................................................17
C. Uraian materi........................................................................................17
D. Aktifitas Pembelajaran .........................................................................58
E. Latihan/Kasus/Tugas. ..........................................................................59
F. Rangkuman ..........................................................................................60
G. Umpan Balik dan Tindak lanjut ............................................................61
H. Kunci Jawaban.....................................................................................62
Kegiatan Pembelajaran 2 Sistem Pengapian Elektronis .................................65
A. Tujuan ..................................................................................................65
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................65
C. Uraian Materi........................................................................................65
B. Aktifitas Pembelajaran .........................................................................81
A. Latihan/Kasus/Tugas. ..........................................................................82
B. Rangkuman ..........................................................................................83
C. Umpan Balik dan Tindak lanjut ............................................................84
D. Kunci Jawaban.....................................................................................84
Kegiatan Pembelajaran 3 Sistem Starter...........................................................85

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ix


A. Tujuan .................................................................................................. 85
B. Indicator Pencapaian Kompetensi ...................................................... 85
C. Uraian materi. ...................................................................................... 85
Gambar 3.11 Membersihkan terminal .......................................................... 95
D. Aktifitas Pembelajaran Pengisian ..................................................... 100
E. Latihan/Kasus/Tugas Sistem starter ................................................. 102
F. Rangkuman ....................................................................................... 103
G. Umpan Balik dan Tindak lanjut ......................................................... 105
H. Kunci Jawaban soal latihan............................................................... 105
Kegiatan Pembelajaran 4. Sistem Pengisian Dan Memperbaiki Sistem
Pengisian. ........................................................................................................... 107
A. Tujuan. ............................................................................................... 107
B. Indicator Pencapaian Kompetensi .................................................... 107
C. Uraian materi. .................................................................................... 107
D. Aktifitas Pembelajaran....................................................................... 126
E. Latihan/Kasus/Tugas......................................................................... 128
F. Rangkuman Sistem Pengisian . ....................................................... 129
G. Umpan Balik dan Tindak lanjut ......................................................... 130
H. Kunci jawaban ................................................................................... 131
Evaluasi Pembelajaran...................................................................................... 133
Pengembangan Soal ......................................................................................... 137
Penutup............................................................................................................... 139
Daftar Pustaka.................................................................................................... 141
Glosarium ........................................................................................................... 143

x Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Daftar Gambar

Gambar 1. 1 Rangkain Pengapian Konvensional.............................................18


Gambar 1. 2 Aliran arus listrik pada kumparan coil. .......................................19
Gambar 1. 3 Induksi pada kumparan koil jika saklar ON ...............................20
Gambar 1. 4. Induksi dalam rangkaian coil sesudah kunci kontak OFF ......21
Gambar 1. 5 Arus primer dan tegangan pada lilitan sekender .......................22
Gambar 1. 6. Rangkaian pengapian konvensional kontak pemutus posisi
tertutup. .................................................................................................................23
Gambar 1. 7 Rangkaian pengapian konvensional kontak pemutus posisi
terbuka...................................................................................................................23
Gambar 1. 8 Induksi diri pada kumparan primer pada coil. ............................24
Gambar 1. 9 Gambar posisi platina atau breaker point tertutup....................25
Gambar 1. 10 External resistor jadi satu unit dengan coil.............................25
Gambar 1. 11 . Koil dengan resistor dan koil tanpa resistor ........................26
Gambar 1. 12 Rangkaian pengapian konvensional dengan menggunakan
resistor ..................................................................................................................27
Gambar 1. 13 Distributor sistem pengapian .....................................................28
Gambar 1. 14 Bagian bagian dari distributor....................................................29
Gambar 1. 15 Jarak platian pada distributor ...................................................30
Gambar 1. 16 Macam – macam permukaan kontak pemutus. .......................31
Gambar 1. 17 Fiber pada kontak pemutus ........................................................32
Gambar 1. 18. Kontak Masa pada kontak pemutus ........................................32
Gambar 1. 19 Posisi kontak pemutus membuka dan menutup......................33
Gambar 1. 20 Jarak/gap pada kontak pemutus ................................................34
Gambar 1. 21 Kontak pemutus posisi menutup. ..............................................35
Gambar 1. 22 Kontak pemutus selama membuka ..........................................35
Gambar 1. 23 Kontak pemutus me mbuka terlalu lebar ...................................36
Gambar 1. 24 Jarak kontak pemutus terlalu kecil/sempit ...............................36
Gambar 1. 25 Penahan pegas. ............................................................................38
Gambar 1. 26 Rangkaian kondensor pada sistem pengapian ........................39
Gambar 1. 27 Pengisian arus listrik pada kondensor......................................39

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xi


Gambar 1. 28 Proses pembakaran dalam silinder ........................................... 40
Gambar 1. 29 Saat pembakaran dalam silinder ............................................... 42
Gambar 1. 30 Pengaturan saat pengapian ....................................................... 43
Gambar 1. 31 Grafik pengaturan saat pengapian oleh governor. ................. 44
Gambar 1. 32 Bagian bagian governor sistem pengapian konvensional .... 45
Gambar 1. 33. Garafik Pemajuan sudut pengapian oleh governor .............. 46
Gambar 1. 34 Vacuum Advance......................................................................... 47
Gambar 1. 35. Advancer vacuum belum bekerja dan Advancer vacuum
sedang bekerja..................................................................................................... 48
Gambar 1. 36 Grafik vacuum Advancer ............................................................ 48
Gambar 1. 37 Double Vacuum............................................................................ 50
Gambar 1. 38 Grafik saat pengapian dalam silinder ....................................... 51
Gambar 1. 39 Mekanik oktan solector............................................................... 52
Gambar 1. 40 Grafik Oktan solector ................................................................. 52
Gambar 1. 41 Oktan solektor normal ................................................................ 53
Gambar 1. 42 Tutup distributor .......................................................................... 54
Gambar 1. 43 Rotor pada distributor................................................................. 55
Gambar 1. 44 Mengukur komponen pengapian............................................... 56
Gambar 2. 1. Rangkaian pengapian konvensional. ........................................ 66
Gambar 2. 2 Rangkaian pengapian transistor ................................................. 66
Gambar 2. 3 Sinyal generator pengapian transistor ...................................... 67
Gambar 2. 4. Perubahan flux magnit pada kumpara pick - up ...................... 68
Gambar 2. 5 Posisi rotor pada kumparan pick - up......................................... 69
Gambar 2. 6. Rangkaian igniter.......................................................................... 70
Gambar 2. 7 Posisi mesin mati .......................................................................... 70
Gambar 2. 8. Posisi mesin hidup ....................................................................... 71
Gambar 2. 9 Transistor ON ................................................................................. 71
Gambar 2. 10 Mesin posisi hidup. ..................................................................... 72
Gambar 2. 11 Transistor posisi OFF ................................................................. 72
Gambar 2. 12 Posisi mesin mati. ....................................................................... 73
Gambar 2. 13 Posisi mesin hidup ..................................................................... 73
Gambar 2. 14 Perbandingan induksi pada tegangan sekender saat
distributor berputar. ............................................................................................ 74
Gambar 2. 15. Karakter sudut dwell .................................................................. 74

xii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 2. 16 Penampang sebuah rotor............................................................75


Gambar 2. 17 Pengaturan arus listrik. ...............................................................76
Gambar 2. 18 Komponen – komponen pengapian elektronik di distributor.77
Gambar 2. 19 Penampang distributor dan kabel busi ....................................77
Gambar 3. 1 Rangkaian Sistem Starter .............................................................87
Gambar 3. 2 Garis gaya magnit ..........................................................................87
Gambar 3. 3 Kekuatan gaya Elektro magnitik ..................................................88
Gambar 3. 4 Arah garis-garis gaya magnit .......................................................88
Gambar 3. 5. Prinsip kerja motor stater. ...........................................................89
Gambar 3. 6 Starter listrik jenis dorong dan sekrup elektro magnetik .........90
Gambar 3. 7.Relay starter./solenoid...................................................................91
Gambar 3. 8.Skema konstruksi starter dorog dan sekrup ..............................92
Gambar 3. 9 Mobil mengalami gangguan sistem starter. ...............................94
Gambar 3. 10 Pemeriksaan BJ baterai dengan hidrometer ...........................95
Gambar 3.11 Membersihkan terminal kabel .....................................................95
Gambar 3. 12 Matikan sistem pengapian ..........................................................95
Gambar 3. 13 mengukur tegangan baterai........................................................96
Gambar 3. 14 Pemeriksaan tegangan terminal 50 ...........................................96
Gambar 3. 15 Pemeriksaan rugi tegangan ........................................................96
Gambar 3. 16 Pemeriksaan rugi tegangan +.....................................................97
Gambar 3. 17 Pemeriksaan rugi tegangan terminal 30....................................97
Gambar 3. 18 Pemeriksaan rugi tegangan ........................................................98
Gambar 3. 19 Mengukur rugi tegangan terminal 30 dan solenoid .................98
Gambar 3.20 Mengukur rugi tegangan 30 dengan solenoid...........................98
Gambar 3.21 Mengukur rugi tegangan terminal negatif..................................99
Gambar 3.22 Besaran rugi tegangan pada penghantar negatif .....................99
Gambar 3.23 Pemeriksaan arus .......................................................................100
Gambar 4. 1 Bagian – bagian sistem pengisian konvensional. ...................108
Gambar 4. 2 Penampang alternator .................................................................110
Gambar 4. 3 Konstruksi rotor alternator .........................................................111
Gambar 4. 4 Stator alternator. ..........................................................................112
Gambar 4. 5 Diode dan plat dudukan diode. ..................................................112
Gambar 4. 6 Rumah Alternator .........................................................................113
Gambar 4. 7 Kipas pendingin ...........................................................................113

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xiii


Gambar 4. 8 Roda puli....................................................................................... 114
Gambar 4. 9 Prinsip pembangkit tegangan pada sistem pengisian............ 115
Gambar 4. 10 3 pasang pol medan magnet permanen ................................. 116
Gambar 4. 11 3 pasang pol medan magnet listrik ......................................... 116
Gambar 4. 12 6 Pasang pol medan magnet listrik ......................................... 117
Gambar 4. 13 Konstruksi Rotor ....................................................................... 117
Gambar 4. 14 Kuku Magnit ............................................................................... 118
Gambar 4. 15 Pembentukan medan magnet pada rotor alternator ............. 118
Gambar 4. 16 Pembangkit 3 phase dengan 1 pasang pada magnet / rotor
membutuhkan 3 pasang pada stater ............................................................... 119
Gambar 4. 3 Pembangkit 3 phase dengan 6 pasang pol magnet / rotor
membutuhkan 3 * 6 = 18 pasang pol stator. ................................................... 119
Gambar 4.18 Rangkaian stator alternator...................................................... 120
Gambar 4. 19 Prinsip penyearah diode........................................................... 121
Gambar 4. 20 Prinsip kerja diode. ................................................................... 121
Gambar 4.21 Penyearah 1 diode ...................................................................... 122
Gambar 4. 22 Penyearah 6 diode pada alternator ......................................... 122
Gambar 4. 4 Diode positip dan Diode negatip pada alternator.................... 123
Gambar 4. 24 Prinsip kerja regulator konvensional ...................................... 124
Gambar 4. 25 Cara kerja regulator 2 kontak pada sistem pengisian .......... 124

xiv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Guru perlu meningkatkan kompetensi profesionalismenya terkait dengan


penguasaan fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan, sehingga para guru harus
terus dimantapkan, ditingkatkan, dan dikembangkan. Pemantapan tersebut tidak
hanya terkait pengetahuan konseptual dan prosedural tetapi juga pemantapan
kemampuan guru dalam masalah dunia nyata atau kehidupan sehari-hari dengan
tidak meninggalkan penguatan pendidikan karakter (PPK).
Lebih lanjut, dalam salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah
memperkuat pendidikan karakter bangsa dengan melakukan Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu,
Pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat menjadi gerakan nasional
pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dalam lembaga pendidikan, melalui harmonisasi olah hati (etik),
olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan
dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari GNRM. Bagian-bagian itu tidak boleh
dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.

Implementasi PPK dalam modul ini lebih ditekankan pada aktivitas pembelajaran
yang berupa pemaduan di dalam kelas berupa penambahan dan pengintensifan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa. Dalam
rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima
nilai utama karakter bangsa, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong,
dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegitan
pembelajaran yang ada pada modul. Adapun sub nilai religius antara lain: cinta
damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 1


Pendahuluan

antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,


mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih. Sedangkan sub nilai
nasionalis meliputi: apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama. Sub nilai mandiri antara lain: etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar
sepanjang hayat. Sub nilai gotong royong antara lain: menghargai, kerja sama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan. Terakhir, sub nilai integritas meliputi: kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab,
keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang
disabilitas).
Modul ini membahas tentang Perbaikan Sistem Pengapian, Sistem Starter &
Pengisian. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar yaitu; kegiatan belajar 1
membahas tentang sistem pengapian konvensional.; kegiatan belajar 2
membahas tentang sistem pengapian elektronis; kegiatan belajar 3 membahas
tentang sistem starter, kegiatan belajar 4 membahas tentang sistem pengisian.

B. Tujuan

Melalui proses pembelajaran mandiri dengan sumber belajar utama modul ini,
diharapkan Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan memiliki kompetensi,
dengan indikator sebagai berikut:
1. Merawat berkala mekanisme katup
2. Merawat berkala sistem pelumasan dan pendinginan
3. Merawat berkala sistem pemasukan dan pembuangan
4. Merawat berkala sistem pengapian
5. Merawat berkala sistem bahan bakar bensin
6. Merawat berkala sistem bahan bakar Diesel
7. Menerapkan penguatan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran

2 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

C. Peta Kompetensi

PETA KOMPETENSI GURU


Program Keahlian : Teknik Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan (043)
Kompetensi Guru
Grade Indikator Pencapaian Kompetensi
Paket Keahlian
Menelaah prinsip
Merawat berkala Merawatberkalamekanisme
kerja mekanisme
mekanisme katup katup
katup
Menelaah prinsip
Merawat berkala Merawa
kerja sistem
sistem pelumasan Menelaah minyak pelumas pelumas
pelumasan dan
dan pendinginan pending
pendinginan
Menelaah prinsip
Merawat berkala Merawat berkala sistem
kerja sistem
sistem pemasukan pemasukan dan
pemasukan dan
dan pembuangan pembuangan
pembuangan
1
Menelaah prinsip
kerja sistem Merawat berkala sistem
Merawat berkala
pengapian pengapian konvensional
sistem pengapian
konvensional dan dan elektronis
elektronis
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawat berkala sistem
sistem bahan kerja sistem bahan
bahan bakar bensin
bakar bensin bakar bensin
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawat berkala sistem
sistem bahan kerja sistem bahan
bahan bakar Diesel
bakar Diesel bakar Diesel
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawatberkalakopling
sistem kopling kerja kopling
2
Merawat berkala Menelaah prinsip Merawatberkalatransmisi
transmisi manual kerja transmisi manual

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 3


Pendahuluan

manual
Menelaah prinsip
Merawatberkala Merawatberkalatransmisi
kerja transmisi
transmisi otomatis otomatis
otomatis
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawat berkala poros
poros propeller, kerja poros propeller,
propeller, gardan dan aksel
gardan dan aksel gardan dan aksel
roda
roda roda
Merawatberkala Menelaah prinsip Merawatberkala sistem
sistem kemudi kerja sistem kemudi kemudi
Merawat berkala Menelaah prinsip Merawat berkala sistem
sistem rem kerja sistem rem rem
Merawatberkala Menelaah kodefikasi Merawatberkalapeleg dan
roda peleg dan ban ban
Merawat berkala Menelaah prinsip Merawat berkala sistem
sistem supensi kerja sistem suspensi suspensi
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawat berkala sistem
sistem kerja sistem
penerangan, tanda dan
penerangan, tanda penerangan, tanda
pengaman
dan pengaman dan pengaman
Menelaah prinsip
Merawat berkala Merawat berkala sistem
kerja
sistem penghapus/ penghapus/ pembersih
penghapus/pembersih
pembersih kaca kaca
kaca
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawat berkala sistem
sistem starter dan kerja sistem starter
starter dan pengisian
pengisian dan pengisian
Memperbaiki blok Menelaah blok motor Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki
motor dan dan mekanisme blok motor dan mekanisme motor dan me
mekanisme engkol engkol engkol engkol
Memperbaiki Menelaah kepala Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki
3 kepala silinder dan silinder dan kepala silinder dan silinder dan
mekanisme katup mekanisme katup mekanisme katup mekanisme ka

4 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memper


sistem pemasukan pemasukan dan sistem pemasukan dan pemasu
dan pembuangan pembuangan pembuangan pembua
Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memper
sistem pelumasan pelumasan dan sistem pelumasan dan pelumas
dan pendinginan pendinginan pendinginan pending
Memperbaiki Mendiagnosis kerusakan Memper
4 Menelaah sistem rem
sistem rem sistem rem rem
Memperbaiki
Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memper
sistem
penerangan, tanda sistem penerangan, tanda peneran
penerangan, tanda
dan pengaman dan pengaman dan pen
5 dan pengaman
Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memper
sistem penghapus/ penghapus/ sistem penghapus/ penghap
pembersih kaca pembersih kaca pembersih kaca pember
Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memper
pengapian sistem pengapian pengapi
Memperbaiki
konvensional dan konvensional dan konvens
sistem pengapian
elektronis elektronis elektron
6

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memper


sistem starter dan starter dan pengisian sistem starter dan starter d
pengisian pengisian
Memperbaikisistem Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memper
kopling kopling sistem kopling kopling
Memperbaiki Menelaah transmisi Mendiagnosis kerusakan Memper
7 transmisi transmisi
Memperbaiki poros Menelaah poros Mendiagnosis kerusakan Memper
propeller,gardan propeller,gardan dan poros propeller,gardan dan propelle
dan aksel roda aksel roda aksel roda aksel ro
Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memper
sistem bahan bahan bakar bensin sistem bahan bakar bensin bahan b
8
bakar bensin

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 5


Pendahuluan

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki


sistem bahan bahan bakar Diesel sistem bahan bakar Diesel bahan bakar D
bakar Diesel
Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki
sistem kemudi kemudi sistem kemudi kemudi

Memperbaiki roda Menelaah peleg dan Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki


9 ban peleg dan ban dan ban
Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki
sistem suspensi suspensi sistem suspensi. suspensi
Melaksanakan Menelaah wheel Mendiagnosis kesalahan Melaksanakan
Wheel Alignment aligment wheel aligment aligment
Memperbaiki Menelaah sistem Air Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki
sistem Air Conditioning (AC) sistem Air Conditioning Air Conditionin
Conditioning (AC) (AC)
Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki
10
assesoris audio video dan pada sistem audio video audio video d
sistem tambahan dan sistem tambahan sistem tamba
(GPS, dsb) (GPS, dsb) (GPS, dsb)

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah:


1. Sistem pendinginan udara
2. Sistem pendinginan air
3. Sistem pendinginan oli
4. Sistem pengaliran bahan bakar
5. Sistem karburator
6. Sistem pengapian konvensional
7. Sistem pengapian elektronis
8. Sistem pengapian computer

6 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur
model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat
dilihat pada alur dibawah.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 7


Pendahuluan

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut:.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta


diklat untuk mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Pemasangan


Kaca Film, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta
untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari
materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.

8 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana
menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh
panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta
yang dinyatakan layak tes akhir.

E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 9


Pendahuluan

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan


In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul

10 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

b. In Service Learning 1 (IN-1)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Pemasangan
Kaca Film, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta
untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari
materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di
kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif,
diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya
dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada
IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada
on the job learning.

d. On the Job Learning (ON)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Pemasangan
Kaca Film, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah
diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat
membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka
tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
 Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada
IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 11


Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan


pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

e. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON


yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.

f. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh
panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta
yang dinyatakan layak tes akhir.

12 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

E. 3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi Pemasangan Kaca Film


teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-
aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi
yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul


No Kode Nama LK Keterangan
LK

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh


IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 13


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Kegiatan pembelajaran 1
sistem pengapian konvensional.

A. Tujuan

Setelah mengikuti diklat diharap dapat :


1. Menjelaskan nama komponen sistem pengapian konvensional
2. Menjelaskan fungsi komponen pengapian konvensional
3. Menjelaskan cara kerja pengapian konvensional dengan benar
4. Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional
5. Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian konvensional.

B. Indicator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah sistem pengapian konvensional


2. Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
3. Memperbaiki sistem pengapian konvensional

C. Uraian materi.

1. Sistem Pengapian Konvensional


Pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan, terjadi di
dalam silinder. Daya diperoleh dari pemuaian gas pembakaran tersebut. Sistem
pengapian merupakan sumber bunga api yang manyebabkan ledakan campuran
bahan bakardan udara tersebut

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 17


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 1 Rangkain PengapianKonvensional

Syarat – syarat sistem pengapian dalam silinder


1. Tekanan kompresi yang tinggi
2. Saat pengapian yang tepat dan bunga api yang kuat
3. Campuran bahan bakar dan udara yang baik
Fungsi dasar sistem pengapian ialah untuk membangkitkan bunga api yang
dapat membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder, oleh
karena itu syarat-syarat berikut harus dipenuhi :
a. Bunga api yang kuat

Pada saat campuran bahan bakar-udara dikompresikandi dalam silinder,


sangat sulit bagibunga api untuk-melewati udara (ini disebabkan udara
mempunyai tahanan listrik dan tahanan ini naik pada saat udara
dikompresikan).
Dengan alasanini, maka tegangan yang diberikan pada busi harus cukup
tinggi untuk dapat membangkitkan bunga api yang kuat, diantara elektroda
busi
b. Saat pengapian yang tepat
Untuk memperoleh pembakaran campuran bahan bakar-udara yang paling
efektif, harus dilengkapi beberapa peralatan tambahan yang dapat merubah
rubah saat pengapian sesuai dengan putaran dan beban mesin (perubahan
sudut poros engkol dimana masing-masing busi menyala).

18 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

c. Ketahanan yang cukup

Apabila sistem pengapian tidak bekerja, maka mesin akan mati. Oleh karena
itu sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk
menahan getaran dan panas yang dibangkitkan oleh mesin, demikian juga
tegangan tinggi yang dibangkitkan olehsistem pengapian itu sendiri.

Coil Pengapian

Prinsip pembangkitan Tegangan tinggi


1. Self induction effect
Medan magnet akan dibangkitkan pada saat arus mengalir melalui kumparan.
Akibatnya, EMF (electromotive force) dibangkitkan dan menghasilkan garis gaya
magnet (magnetic flux) dengan arah yang berlawanan dengan pembentukan
garis-garis gaya magnet dalam kumparan (coil). Oleh karena itu arus tidak akan
mengalir seketika pada saat dialirkan ke kumparan tetapi membutuhkan waktu
untuk menaikkan arus tersebut.

Gambar 1. 2 Aliran arus listrik pada kumparan coil.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 19


Kegiatan Pembelajaran 1

Bila arus m engalir dalam sebuahkumparan dan kem udian arus diputuskan
tiba-tiba,maka EMF akan dibangkitkan dalam kum paran dengan arah
dim ana arus cenderung m engalir (arah yang m erintangi hilangnya garis
gaya m agnet). Dengan cara ini, bila arus m ulai m engalir ke kum paran,
atau bila arus diputuskan, m aka kum paran m em bangkitkan EM F
yang bekerja melawan perubahan garis gaya magnet pada kumparan. Inilah
yang disebut "selfinduction effect".

2. Mutual induction effect

Apabila dua kumparan disusun dalam satu garis dan besarnya arus yang
mengalir pada satu kumparan (kumparan primer) dirubah, maka EMF akan
bangkit pada kumparan lainnya (kumparan sekunder) dengan arah melawan
perubahan garis gaya magnet pada kumparan primer. Inldisebut "mutual
induction effect".
Pada gambar di bawah, bila arus tetap mengalir pada kumparan primer, maka
tidak akan terjadi perubahan garis gaya magnet, dengan demikian tidak ada EMF
yang bangkit pada kumparan sekunder (secondary coil).
Pada saat switch diputuskan, aliran arus pada kumparan primer (primary coil)
juga diputuskan garis gaya magnet yang telah terbentuk sampai saat itu tiba- tiba
menghilang, sehingga pada kumparan sekunder bangkitlah EMF dengan arah
melawan kehilangan fluksi magnet.

Gambar 1. 3 Induksi pada kumparan koil jika saklar ON

20 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Sebaliknya apabila switch dihubungkan kembali, maka pada kumparan sekunder


akan dibangkitkan EMF dengan arah yang berlawanan dengan pembentukan
garis gaya magnet (magnetic flux) pada kumparan primer. (Ini berlawanan
dengan yang terjadi bila arus diputuskan).Ignition coil membangkitkan aliran
yang bertegangan tinggi secara mutual induction, yang terjadi pada saat arus
primer tiba-tiba diputuskan dengan membuka breaker point.
Hubungan antara kumparan primer dan kumparan sekunder diperlihatkan pada
gambar berikut.

Gambar 1. 4. Induksi dalam rangkaian coil sesudah kunci kontak OFF

Besarnya arus (garis gaya magnet) juga berubah pada saat titik kontak tertutup,
tetapi karena arus tidak segera mengalir dalam kumparan karena adanya self-
inductance, maka perubahan banyaknya garis gaya magnet terjadi secara
bertahap dan tegangan yang terinduksi pada kumparan sekunder tidak mencapai
discharge voltage.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 21


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 5 Arus primer dan tegangan pada lilitan sekender

Besarnya EMF ditentukan oleh tiga faktor berikut :


(1) Banyaknya garis gaya magnet
Semakin banyak garis gaya magnet yang terbentuk dalam kumparan,
semakin besar tegangan yang diinduksi.
(2) Banyaknya gulungan kumparan
Semakin banyak lilitan pada kumparan, semakin tinggi tegangan yang
diinduksikan.
(3) Tingkat dimana garis gaya magnet berubah
Semakin cepat perubahan banyaknya garis gaya magnet yang dibentuk pada
kumparan, semakin tinggi tegangan yang diinduksi.
Untuk memperoleh EMF yang besar dari mutual inductance (tegangan sekunder
yang dibangkitkan), maka arus yang masuk pada kumparan primer harus
sebesar mungkin dan pemulusan arus harus secepat mungkin.
cara kerja sistem pengapian
1. Breaker point ( Kontak pemutus ) tertutup

Arus dari baterai mengalir melalui terminal positif kumparan primer (primary
coil), terminal negatif dan breaker point, selanjutnya ke masa. Akibatnya,
garis-garis gaya magnet akan terbentuk disekeliling kumparan :

22 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 1. 6. Rangkaian pengapian konvensional kontak pemutus posisi tertutup.

2. Breaker point ( Kontak Pemutus ) terbuka

Bila poros engkol memutarkan cam shaft sehingga distributor cam membuka
breaker point, menyebabkan arus yang mengalir melalui kumpran primer tiba-
tiba terputus.

Gambar 1. 7 Rangkaian pengapian konvensional kontak pemutus posisi terbuka

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 23


Kegiatan Pembelajaran 1

Sebagai akibanya, garis-garis gaya magnet yang telah terbentuk pada


kumparan primer mulai berkurang. Karena self-induction pada kumparan
primer dan mutual induction pada kumparan sekunder, maka EMF akan
terbentuk pada tiap kumparan, men- cegah pengurangan garis gaya magnet
yang ada.

Gambar 1. 8 Induksi diri pada kumparan primer pada coil.

Self-induction EMF m encapai sekitar 500 V, sedangkan m utual


induction EMF m encapai sekitar 30 kV. dan m am pu m em bentuk
loncatan bunga api pada busi.
Perubahan garis gaya magnet meningkat apabila pemutus arus semakin
singkat, dan mengakibatkan bangkitnya tegangan yang sangat tinggi per
satuan waktu
3. Breaker point ( Kontak pemutus ) tertutup kembali
Bila breaker point mulai tertutup kembali,maka arus mulai mengalir pada
kumparan primer, dan magnetic flux pada kumparan primer mulai bertambah.
Karena terjadi self-inductionpada kumparan primer, maka counter EMF akan
mencegah penambahan aliran arus secara tiba-tiba dalam kumparan primer

24 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 1. 9 Gambar posisi platina atau breaker point tertutup.

Sebagai akibatnya, arus tidak bertambah dengan tiba tiba dan hanya mutual
induction EMF yang dapat diabaikan terjadi pada kumparan sekunder.
1. Konstruksi koil dengan resistor/tahanan balas
ignition coil dengan resistor mempunyai resistor yang dihubungkan seri
terhadap kumparan primer. Bila dibandingkan dengan ignition coil tanpa resis-
tor, ignition coil dengan resistor ini mempunyai kelebihan bahwa penurunan
tegangan sekunder pada kecepatan tinggi dapat dikurangi. Sebagian besar
pro- duk automobil yang menggunakan sistem pengapian

Gambar 1. 10 External resistor jadi satu unit dengan coil.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 25


Kegiatan Pembelajaran 1

konvensional, menggunakan ignition coil jenis ini. Ignition coil type Ini
dibedakan menjadi dua type yaitu : Pertama tipo external resistor dan kedua
tipe integrated resistor.
Catatan
Tlpe Ignition coll Integrated resistor mempunyai tiga external terminal, jangan
tertukar antara terminal (B) dan terminal positif (+) pada saat membuat
rangkaian.

Gambar 1. 11. Koil dengan resistor dan koil tanpa resistor

Fungsi coil dengan resistor


Bila arus mulai mengalir melalui coil maka arus yang mengalir ini cenderung
terhalang oleh efek self- iduction (yang terjadi mulai saat breaker point tertutup
sampai tercapai nilai arus jenuh).Oleh karena itu, pada saat aliran arus mulai
mengalir pada kumparan primer ignition coil, arus primer naik secara bertahap.
Aliran arus semakin lambat bila banyaknya gulungan dalam kumparan
bertambah.
Pada ignition coil tanpa resistor, karena waktu menutupnya breaker point agak
lama pada kecepatan rendah, aliran arus (i1) mencukupi, sehingga diperoleh
tegangan sekunder yang cukup tinggi. Akan tetapi pada saat kecepatan mesin
tinggi, saat menutupnya breaker point menjadi singkat dan alirah arus primer (i 1)
kurang mencukupi, sehingga mengakibatkan tegangan sekunder menjadi
rendah. Pada ignition coil dengan resistor, banyaknya gulungan pada kumparan
dikurangi, yang berarti mengurangi kecenderungan bertambahnya hambatan
arus oleh self-induction. Oleh karena itu kenaikan tegangan primer semakin
cepat. Dengan cara ini, aliran arus (i2) mencukupi meskipun pada kecepatan
tinggi dan penurunan tegangan sekunder dapat dicegah

26 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Catatan:
BII tipe coil dengan external resistor dipergunakan tanpa resistor, akan mengalir
arus yang terlalu berlebihan pada kumparan primer, jadi pastikan bahwa resistor
telah dihubungkan dengan benar.
Keuntungan lain dari penggunaan ignition coil dengan resistor ialah
mempermudah start mesin. Karena arus yang mengalir ke motor starter pada
saat engine start cukup besar, maka tegangan baterai akan menurun,
mengurangi arus primer pada ignition coil. Akibatnya,
tegangan sekunder menurun dan loncatan bunga api menjadi lemah

Gambar 1. 12 Rangkaian pengapian konvensional dengan menggunakan


resistor

Untuk mencegah hal ini, resistor dihubungkan bypass seperti pada gambar
selama mesin diputarolehmotor starter dengan tujuan untuk memberikan arus
langsung pada kumparan primer untuk menghasilkan bunga api yanglebih
kuat.Pada saat resistor dihubungkan bypass, maka arus primer naik sepertiyang
terlihat pada grafik di bawah

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 27


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 13Distributor sistem pengapian

Distributor terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:


Breaker Section
Breaker points
Damper spring
Distributor Section
Distributor cap
Rotor
Ignition advancer
Governor advancer
Vacuum advancer
Octane selector
Condenser (Capacitor)

28 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 1. 14 Bagian bagian dari distributor

Breaker section
1. Cara kerja breaker point

Breaker point membuka dan menutup oleh cam ( nok ) yang dipasang pada
poros governor. Poros governor digerakkan oleh camshaft dengan kecepatan
setengah dari kecepatan engine. Cam mempunyai cam lobe yang jumlahnya
sama dengan jumlah silinder. Pada saat cam berputar, masing-masing cam
lobe mendorong breaker arm dan selanjutnya membuka breaker point.
Apabila cam terus berputar lebih jauh, maka breaker point akan kembali
tertutup karena breaker arm dikembalikan posisirnya oleh breaker arm return
spring. Bila cam berputar satu putaran penuh, maka arus yang mengalir pada
kumparan primer ignition coil akan terputus berkali-kali sama dengan
banyaknya silinder mesin dan selanjutnya akan dihasilkan tegangan tinggi
pada gulungan sekunder ignition coil.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 29


Kegiatan Pembelajaran 1

2. Persyaratan breaker point

Gambar 1. 15 Jarak platian pada distributor

Permukaan kontak breaker point dapat'terbakar oleh loncatan bunga api


tegangan tinggi yang dihasilkan oleh elektromotive force akibat adanya self
induction pada kumparan primer dan menimbulkan oksidasi Oleh karena itu
breaker point harus diperiksa secara berkala dan diganti bila terjadi oksidasi
yang berlebihan atau terjadi hal yang serupa. Breaker point sangat penting
untuk memperoleh kemampuan engine yang tinggi, sehingga harus selalu
diperiksa dengan memperhatikan hal-hal berikut.
Tahanan kontak pemutus
Celah rubbing block
Sudut dwell

Tahanan kontak breaker point


Oksidasi yang terjadi pada permukaan yang bersentuhan - pada breaker
point akan semakin bertambah semakin buruk sebanding dengan berapa kali
point terhubung dan terputus. Bertambahnya lapisan oksidasi pada breaker
point membuat breaker point semakin kasar permukaan pointnya dan
memperbesar tahanannya. sehingga aliran arus kumparan primer ignition coil
menjadi berkurang

30 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Faktor-faktor berikut ini menyebabkan tahanan kontak breaker point semakin


bertambah :

1. Oli atau Gemuk Menempel pada Permukaan Kontak

Bila bahan ini melekat pada breaker point, breaker akan hangus oleh
adanya busur api, sehingga menambah tahanan kontak. Oleh karena itu,
pada saat mengganti breaker point harus diperhatikan agar oli atau gemuk
tidak menempel pada breaker point.

2. Titik Kontak Tidak Lurus


Titik kontak yang tidak lurus akan memperkecil permukaan persinggungan
titik kontak, sehingga mempercepat oksidasi dan keausan pada permukaan
titik kontak.
Oleh karena itu, harus diperhatikan agar breaker arm atau plat dasar breaker
point tidak bengkok atau berubah bentuk

Gambar 1. 16 Macam – macam permukaan kontak pemutus.

Catatan

Gemuk disediakan bersama dengan Toyota distributor replacement point kit


(breaker point). Pada saat mengganti breaker point, berikan gemuk ini sedikit
pada breaker arm dan rubbing block (heel), untuk memperhalus kontak dengan

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 31


Kegiatan Pembelajaran 1

cam, sehingga mengurangi keausan rubbing block. Oleskan dengan hati-hati,


bila berlebihan akan menyebabkan percikan dan mengenai breaker point

Gambar 1. 17 Fiber pada kontak pemutus

Catatan
Point base plate dari Toyota genuine breaker point mempunyai lubang
ditengahnya untuk mencegah permukaannya menjadi kasar disebabkan oleh
transfer metal dari satu titik kontak ke titik kontak yang lain sebagai akibat dari
oksidasi oleh ada nya busur api diantara titik kontak

Gambar 1. 18. Kontak Masa pada kontak pemutus

32 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Rubbing block gap


Rubbing block gap adalah celah maksimum antara breaker arm rubbing block
dengan cam pada saat titik kontak tertutup. Harga ini merupakan spesifikasi ser-
vis untuk menentukan celah titik kontak

Gambar 1. 19 Posisi kontak pemutus membuka dan menutup

Sampai saat ini, jarak antara breaker points telah secara umum dipergunakan
sebagai spesifikai servis. Pengukuran spesifikasi servis seperti ini dapat
menyebabkan oksidasi yang terlalu cepat pada permukaan titik kontak di-
sebabkan adanya oil yang menempel pada feeler gauge yang dlgunakan pada
saat pengukuran.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 33


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 20 Jarak/gap pada kontak pemutus

Setelah mengganti breaker point, lakukan penyetelan pendahuluan pada celah


titik kontaknya dengan mengukur jarak rubbing block seperti terlihat pada
gambar di bawah. Setelah penyetelan pendahuluan celah rubbing block ini,
selanjutnya perlu diperiksa lagi ketepatan jarak titik kontak dengan mengukur
dwell angle (akan dijelaskan kemudian). Pengukuran dwell angle memungkinkan
teknisi menemukan kesalahan kecil yang mungkin timbul karena tidak tepatnya
jaraK tltlk kontak yang ditentukan berdasarkan jarak rubbing block, dan yang
disebabkan oleh tidak tepatnya penyetelan breaker point Jadi penyetelan dwell
angle memungkinkan untuk mendapatkan jarak titik kontak yang sangat tepat.

Dwell angle / sudut dwell.


Sudut dwell adalah sudut putaran poros distributor (cam) mulai breaker point
tertutup oleh breaker arm spring sampai terbuka oleh cam lobe berikutnya. Bila
jarak titik kontak untuk mesin dengan 4 silinder telah disetel dengan tepat sesuai
dengan harga standar, titik kontak akan

34 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 1. 21 Kontak pemutus posisi menutup.

tertutup selama 52° ± 6° putaran cam


Selanjutnya titik kontak akan terus terbuka selama 38° ± 6° putaran cam berikutnya

Gambar 1. 22 Kontak pemutus selama membuka

Jumlah sudut pembukaan dan penutupan ini adalah 90° <=52° ± 38°) berarti
breaker point terbuka dan tertutup setiap 1/4 putaran cam.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 35


Kegiatan Pembelajaran 1

Dwell angle :
Engine 4 silinder: 52°
Engine 6 silinder: 41°
Dwell angle berhubungan dengan celah titik kontak dan saat pembukaan titik
kontak (ignition timing) dan ini sangat penting dalam men-tune up mesin untuk
memperoleh kemampuan mesin yang terbaik.
1) Celah titik Kontak Terlalu Lebar
Bila celah titik kontak terlalu lebar, maka waktu menutupnya titik kontak akan
menjadi terlalu singkat. (Titik kontak akan terlalu cepat membuka dan
terlambat nenutup). Akibatnya dwell angke akan menjadi terlalu kecil.

Gambar 1. 23 Kontak pemutus membuka terlalu lebar

Gambar 1. 24 Jarak kontak pemutus terlalu kecil/sempit

36 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

2)Blla Tltlk Kontak Terlalu Kecil

Bila celah titik kontak terlalu kecil, maka waktu menutupnya menjadi lebih
lama. (Titik kontak akan terlalu lambat membukanya dan cepat menutup).
Akibatnya dwell engle akan terlalu besar.Dwell angle yang terlalu besar
atauterlalu kecil tidak hanya menyebabkan timing pengapian yang tidak tepat,
tetapi juga beberapa problem seperti yang diuraikan berikut ini.

3) Dwell Angle Terlalu Kecil

Sebab waktu titik kontak menutupnya singkat, maka waktu arus mengalir
melalui kumparan primer ignition coil menjadi berkurang. Selama kecepatan
engine rendah, arus primer masih cukup untuk menoangkitkan bunga api
pada busi. Akan tetapi pada saat kecepatan tinggi, arus primer tidak cukup
sehingga tegangan induksi pada kumparan sekunder turun dan
mengakibatkan penyalaan yang tidak baik (misfiring).

4) Dwell Angle Terlalu Lebar

Bila celah titik kontak kecil, busur (arcing) cenderung terjadi pada saat titik
kontak terbuka. Selama adanya busur (arcing) ini arus akan tetap mengalir,
berarti tidak ada pemutusan arus secara tiba-tiba maka pembangkitan
tegangan sekunder yang tinggi tidak dapat terjadi.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 37


Kegiatan Pembelajaran 1

3.Damper spring

Pada beberapa jenis distributor, damper spring dipasang pada sisi yang
berlawanan dengan kontak pemutus dan berfungsi untuk mencegah putaran cam
yang tidak rata dan suara governor weight bila kecepatan engine rendah. Pada
saat rubbing block bersentuhan dangan cam lobe, maka putaran cam cenderung
tertahan oleh gesekan dengan naiknya rubbing block. Setelah rubbing block
melewati cam lobe menuju bagian cam yang rata, maka akan terdorong oleh
return spring sehingga putaran cam akan cenderung dipercepat. Tetapi saat ini,
damper spring menyentuh cam lobe untuk mencegah ber- tambahnya putaran
cam. Dengan cara ini bergetarnya governor weight juga dapat dicegah.

Gambar 1. 25 Penahan pegas.

Jarak damper spring adalah celah makslmum antara damper spring dengan cam
base (bagian yang rata). Pada saat memasang damper spring,setel celah
damper spring pada harga yang disebutkan pada repair manual.
condenser (capacitor)
Pada umumnya, condenser dipasangkan pada bagian luar rumah distributor
(case) dan dihubungkan paralel dengan breaker point. Tegangan yang
diinduksikan pada kumparan sekunder naik bila pemutusan arus primer lebih
cepat. Pemutusan arus primer yang tiba-tiba ini menyebabkan bangkitnya
tegangan tinggi sekitar 500 V pada kumparan primer karena self-induction,
sehingga pada saat breaker point

38 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

terbuka, arus tetap mengalir dalam bentuk bunga api listrik pada celah titik
kontak dan pemutusan arus primer tidak terjadi seketika.

Gambar 1. 26 Rangkaian kondensor pada sistem pengapian

Untuk membatasi terjadinya busur (arcing) pada titik kontak, self-induction EMF
pada kumparan piimer yang terjadi pada saat titik kontak membuka, disim- pan
sementara pada kondenser untuk mempercepat pemutusan arus primer.
Grafik menunjukkan bagaimana arus primer bekerja setelah titik kontak terbuka;
bila dipasangkan kon- denser, waktu T, lebih singkat dari T, dan busur (arcing)
pada titik kontak menjadi kecil.

Gambar 1. 27 Pengisian arus listrik pada kondensor

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 39


Kegiatan Pembelajaran 1

Pengaturan saat pengaian

1. Uraian

Setelah campuran udara-bahan bakar dibakar oleh bunga api, maka


diperlukanwaktu tertentu bagi api untuk merambat di dalamruang bakar.Oleh
sebab itu akan terjadi sedikit kelambatan antaraawal pembakaran dengan
pencapaian tekanan pembakaran maksimum. Dengan demikian, agar
diperoleh output maksimum pada engine dengan tekanan pembakaran
mencapai titik tertinggi (sekitar 100setelah TMA), periode perambatan api
harus diperhitungkan pada saat menentukansaat pengapian (ignition timing).

Gambar 1. 28 Proses pembakaran dalam silinder

40 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

2. Saat pengapian

Untuk memperoleh output mesin yang semaksimal mungkin, maka tekanan


pembakaran maksimum harus tercapai pada sekitar 10° setelah TMA.
Akan tetapi karena diperlukan waktu untuk perambatan api, maka campuran
udara-bahan bakar harus sudah dibakar sebelum titik mati atas. Saat ini
disebut dengan "saat pengapian" (ignition timing). Diperlukan beberapa
peralatan untuk merubah (memajukan atau memundurkan) saat pengapian,
sehingga saat pengapian dapat disesuaikan dengan kecepatan, beban engine
dan Iain-Iain. Untuk tujuan in dipergunakan vacuum advancer dan governor
advancer.
Yang dimaksud dengan saat pengapian pendahuluan adalah saat pengapian
selama mesin berputar idling, dengan mekanisme ignition advancer dalam
keadaan tidak bekerja. Sudut poros engkol yang terjadi pada saat ini disebut
"basic crankshaft angle" yaitu waktu pada tahap tertentu dimana pada silinde
No. 1 terjadi pengapian diakhir langkah kompresi.
Saat pengapian pendahuluan disetel dengan jalan merubah kedudukan
distributor terhadap mesin untuk melakukan ini, putarlah distributor hingga
tanda yang terdapat pada puli poros engkol segaris dengai tanda pada tutup
timing mesin (engine timing cover dilihat dengan menggunakan alat timing
light

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 41


Kegiatan Pembelajaran 1

Untuk memperoleh uraian prosedur penyetelan dan spesifikasi yang tepat,


lihatlah repair manual untuk mesin yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa
saatpengapian pendahuiuan berbeda-beda pada masing-masing model mesin
karena perambatanpembakaran yang terjadi tergantung pada volume langkah
danbentuk ruang bakar.
Catatan
Bila saat pengapian dimajukan terlalu jauh tekanan pembakaran makslmum
akan tercapai sebelum 10° sesudah TMA. Karena tekanan dl dalam silinder akan
menjadi lebih tingi dari pada pembakaran dengan waktu yang tepat, pembakaran
campuran udara-bahan bakar yang spontan akan terjadi dan akhirnya akan
terjadi knocking. Knocking yang berlebihan akan mengakibatkan katup, busi dan
torak terbakar.
Bila saat pengaplan dimundurkan terlalu jauh :
Tekanan pembakaran maksimum akan terjadisetelah 10° setelah TMA (saat
dimana torak telah turun cukup Jauh). Dibanding dengan pengapian yang
waktunya tepat, maka tekanan di dalam silinder agak rendah sehingga output
mesin menurun, terjadi pemborosan bahan bakar dan masalah lainpun dapat
terjadi.

Gambar 1. 29 Saat pembakaran dalam silinder

42 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

3. Mekanismepemajuan pengapian

Karena waktu perambatan api lebih panjang bila kecepatan mesin dhaikkan,
dan akan bervariasi sesuai kevacuuman pada intake manifold (beban mesin
dan perbandingan campuran) maka saat pengapian juga harus diatur sesuai
dengan kondisi tersebut. Untuk tujuan ini, maka distributor dilengkapi dengan
advancer yang terdiri dari governor advancer untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan putaran mesin dan vacum advancer untuk
memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin. Karakteristik
advancer ditentukan berdasarkan jenis mesin seperti terlihat pada chart di
bawah ini. Sebagai contoh, bila putaran distributor 1000 rpm dan manifold
vacum 150 mmHg, sudut pemajuan governor sesuai putaran mesin adalah
sekitar 6° dan susut pemajuan oleh vacuum sesuai dengan beban adalah
sekitar 4°, jadi sudut pemajuan total oleh distributor adalah 10°.
Karena sudut pemajuan total oleh distributor adalah setengah dari sudut poros
engkol, maka pada tutup timing gear akan terlihat sudut pengajuan 20°.

Gambar 1. 30 Pengaturan saat pengapian

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 43


Kegiatan Pembelajaran 1

4. Governor advancer

Governor advancer untuk mengatur pemajuan pengapian berdasarkan


kecepatan putaran mesin.Tanpa dipengaruhi oleh kecepatan mesin, maka
perambatan api hampir selalu konstan (selama campuran udara-bahan bakar
konstan), sudut poros engkol selama periode perambatan api akan bertambah
bila kecepatan mesin bertambah. Dengan kata lain, waktu perambatan api
akan semakin panjang (01 < 02) bila kecepatan mesin semakin tinggi,
sehingga kurva yang menunjukkan tekanan pembakaran maksimum akan
berpindah ke kanan seperti terlihat pada grafik pengaturan saat pengapian.
Gambar 1.37.

Gambar 1. 31 Grafik pengaturan saat pengapian oleh governor.

Oleh sebab itu, maka governor memajukan saat pengapian bila kecepatan mesin
naik sehingga tekanan pembakaran maksimum akan tetap berada pada
10setelah TMA.
Konstruksi dan cara kerja
Fly weight dipasangkan pada distributor shaft melalui support pin, sedangkan
cam dan cam plate diikat terhadap bagian atas distributor shaft dengan sekrup
sehingga posisinya dapat berubah sesuai arah putarannya.
Governor advancer merubah posisi cam terhadap poros distributor, berdasarkan
gaya centrifugal dari fly weight yang diputar oleh distributor shaft untuk
mempercepat saat pembukaan breaker point. Salah satu ujung dari governor
spring diikatkan pada weight support pin pada distributor shaft sedangkan ujung

44 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

yang lain diikatkan pada spring support pin pada cam plate. Dengan demikian fly
weight akan menutup bila putaran mesin rendah. Bila distributor shaft berputar,
fly weight terlempar keluar mengelilingi weight support pin, sehingga cam plate
berputar terhadap distributor shaft sampai gaya centrifugal dari fly weight
seimbang dengan gaya governor spring. Karena cam plate dan cam menyatu,
maka cam juga berputar dengan sudut (0) dan arah yang sama.
Dengan demikian breaker point akan membuka 0° lebih awal untuk memajukan
saat pengapian. Guide pin disini berfungsi untuk membatasi sudut pemajuan.
Bila ujung coakan cam plate telah menyentuh guide pin, putaran cam plate
terhadap distributor shaft terhenti, sehingga tidak terjadi lagi penambahan
pamajuan saat pengapian.

Gambar 1. 32 Bagian bagian governor sistem Pengapian konvensional

Karena distributor mengolah arus bertegangan tinggi, maka harus diberikan


isolasi yang berkemampuan tinggi dan juga memiliki pengantar yang
baik.Perawatan dan servis juga harus dilakukan dengan baik untuk menjaga
kemampuannya

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 45


Kegiatan Pembelajaran 1

Karakteristik governor advancer


Karakteristik governor advancer adalah seperti terlihat pada grafik di bawah.
Pada saat kecepatan mesin naik cukup tinggi, turbolensi campuran udara-bahan
bakar dalam silinder menyebabkan perambatan api menjadi cepat.
Untuk itu, pada tingkat kecepatan mesin yang tinggi. penambahan pemajuan
pengapian sesuai dengan kecepatan tridak diperlukan lagi.
Karakteristik pemajuan ditentukan oleh spesifikasi mesin, tetapi kurva
karakteristik biasanya mem- bengkok dua kali karena adanya aksi dari dua buah
pegas

Gambar 1. 33. Garafik Pemajuan sudut pengapian oleh governor

Catatan
Seperti telah dijelaskan, bahwa sudut pemajuan sesuai putaran mesin ditentukan
oleh pegas governor. Oleh karena itu pada saat membongkar dan memasang
distributor harus berhati-hati agar pegas tidak sampai rusak.
5. vacuum advancer
6. Vaccum ignition advancer pada sistem pengapian berfungsi untuk memajukan
saat pengapian berdasarkan kevakuman yang berubah-ubah dalam intake
manifold sesuai dengan perubahanbeban mesin.
Bila beban mesin ringan, maka pembukaan throttle valve juga kecil dan vakum di
dalam intake manifold bertambah. Vakum yang kuat pada intake manifold
menurunkan efisiensi pengisapan campuran udara bahan bakar yang terhisap ke
dalam silinder, yang mengakibatkan penurunan kecepatan perambatan api
setelah pengapian.

46 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Sebaliknya bila beban mesin dinaikkan, maka vakum pada intake manifold
menjadi turun, efisiensi penghisapan campuran bahan bakar-udara bertambah
dan menambah kecepatan perambatan api setelah pengapian
Vacuum advancer akan memajukan saat pengapian oila beban ringan untuk
menjamin bahwa tekanan pembakaran maksimum selalu tercapai pada 10 c
setelah TMA.
Petunjuk
Vacuum outlet port berada di atas throttle valve bila throttle menutup
sepenuhnya, maka pada saat idling tidak terjadi pemajuan saat pengapian
Konstruksi Vacuum
Vacuum ignition advancer terdiri dari vacuum advancer itu sendiri (diaphragm,
diaphragm spring, advancer rod dan Iain-Iain) dan distributor breaker (breaker
plate, breaker point, stationary plate dan Iain-Iain).
Vacuum advancer dibagi dalam dua bagian : ruangan vakum dan ruang udara
yang dipisahkan oleh diaphragm. Bila vakum dalam intake manifold dihubungkan
ke ruang vakum, maka advancer rod akan tertarik. Karena advancer rod
dikaitkan dengan breaker plate pin maka breaker plate pin akan berputar
berlawanan dengan jarum jam (bila dilihat dari atas).

Gambar 1. 34 Vacuum Advance

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 47


Kegiatan Pembelajaran 1

Fungsi
Throttle valve tertutup selama mesin idling, advace port yang ditempatkan di atas
throttle valve berada pada tekanan atmosfir dan tidak terjadi pemajuan
pengapian.

Gambar 1. 35. Advancer vacuum belum bekerja dan Advancer vacuum sedang bekerja

Bila throttle valve terbuka sedikit akan terjadi kevakuman pada advance port.
Kevakuman ini bekerja pada diaphragm, diaphragm menarik advancer rod.
Akibatnya, breaker plate akan terputar pada arahyang berlawanan dengan
putaran cam sehingga saat pengapian akan maju oleh sudut putaran breaker
plate.
Bila kevakuman pada advance port semakin kuat, maka gerakan diaphragm dan
sudut putar breaker plate (sudut pemajuan) bertambah.
Karakteristik vacuum advancer dapat dilihat pada grafik.

Gambar 1. 36 Grafik vacuum Advancer

48 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Karakteristik vacuum advancer, seperti karakteristik governor advancer


ditentukan berdasarkan kemampuan mesin yang diharapkan. Pemajuan diatur
oleh kekuatan vacuum advancediaphragm spring.

Catatan
Penggunaan distributor dengan karakteristik sudut pemajuan pengapian yang
tidak sempurna tidak hanya akan mempengaruhi kemampuan mesin, tetapi Juga
dapat menghanguskan busi, katup-katup buang dan pala torak. Untuk Itu, maka
gunakanlah distributor yang sesuai dengan mesin yang bersangkutan.

Catatan
Sebagian mesin yang dilengkapi dengan emission control device menggunakan
double vacuum advancer. Vacuum advancer Jenis ini akan memajukan saat
pengapian beberapa derajat selama mesin pada putaran idling, untuk mengatasi
kerja emission device yang cenderung mengurangi campuran udara- bahan
bakar yang kaya pada saat itu untuk mengurangi hydrocarbon dalam gas buang.
Bila memeriksa dan menyetel saat pengapian pendahuluan pada distributor
dengan double vacuum advancer, lepaskan pipa vakum dari sub diaphragm dan
sumbatlah pipa tersebut.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 49


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 37 Double Vacuum

7. Octane selector

Seperti telah diterangkan, bahwa saat pengapian harus disetel, dengan


memperhitungkan waktu yang dipakai untuk pembakaran sehingga tekanan
pembakaran maksimum tercapai 10° setelah TMA. Tingkat pembakaran
campuran udara-bahan bakar (perambatan api) berbeda-beda tergantung pada
jenis bensin (harga oktan).
Oleh karena itu, untuk memperoleh daya maksimum dari pembakaran, saat
pengapian harus disetel sesuai dengan angka oktan bensin. Bila menggunakan
bensin dengan angka oktan rendah, maka titik bakar bensin lebih rendah dari
bensin normal, jadi waktu loncatan bunga api ke pembakaran menjadi pendek
dan perambatan apinya tinggi. Oleh karena itu. tekanan pembakaran maksimum
akan tercapai sebelum 10° setelah TMA. Ini tidak hanya membuat mesin tidak
memperoleh kemampuan penuh tetapi juga tekanan di dalam silinder menjadi
terlalu tinggi sehingga mudah terjadi knocking dikarenakan pembakaran spontan.
Bila menggunakan bensin dengan angka oktan yang tinggi, titik bakarnya Iebih
tinggi dari pada bensin biasa, jadi Iebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk
membakar bensin, tingkat perambatan apinya lambat. Ini menyebabkan tekanan
pembakaran maksimum semakin lama dapat tercapai yaitu melewati 10° setelah
TMA. Karena pada saat itu torak sudah agak jauh ke bawah, maka tekanannya
menjadi terlalu rendah dan mesir. tidak dapat menghasil- kan kemampuan
maksimum.

50 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Seperti kita lihat dari sini, bila menggunakan bensin dengan angka oktan rendah,
maka timing pengapian harus dimundurkan dan bila menggunakan bensin
dengan angka oktan tinggi, maka timing pegnapian harus dimajukan.

Gambar 1. 38 Grafik saat pengapian dalam silinder

1) Pengapian
2) Mulai pembakaran (mulai perambatan api)
3) Tekanan pembakaran maksimum
Peram batan api berbeda-beda tergantung pada angka oktan

Petunjuk
Pembakaran Spontan
Bila cam puran udara-bahan bakar dikom presikan m aka tem peraturnya
naik sam pai m encapai satu titik dim ana bahan bakar dapat terbakar
dengan sendirinyam eskipun tanpa lom patan bunga api hal ini dapat
m engakibatkan knocking.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 51


Kegiatan Pembelajaran 1

Catatan
Karena perubahan karakteristik advancer yang m enggunakan octane
selector banyak m em pengaruhi sifat-sifat exhaust em ission, octane
selector tidak dipasang pada m esin yang dilengkapi dengan exhaust
em ission control system .

Konstruksi dan fungsi


Bila tombol octane selector diputar, posisi hook (ℓ) akan berubah terhadap
advancer rod. Akibatnya, posisi breaker plate terhadap cam juga ikut berubah.
sehingga karakteristik vacuum advancer berubah sebagai berikut.

Gambar 1. 39 Mekanik oktan solector

Octane selector dapat m elakukan penyetelan saat pengapian yang


terbaik dengan m erubah karak- teristik vacuum advancer sesuai cengan
harga oktan bensin

Gambar 1. 40 Grafik Oktan solector

Perubahan Karakteristik Vacuum Advancer Dengan Menggunakan Octane


Selector

52 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Penyetelan Octane Selector

Petunjuk
Breaker point, dwell angle, saat pengapian dan parameter penyetelan mesin
lainya (seperti celah katup, celah busi) harus disetel dengan tepat sebelum
penyetelan octane selector dilakukan.
Posisi normal octane selector adalah bila setting line yang berada pada knob
Jurus dengan ujung permukaan ulir tempat pemasangan cap dan setting mark
yang ditengah lurus dengan tanda yang ada pada distributor housing. Setel
octane selector pada posisi normal sebelum menyetel dwell angle dan saat
pengapian pendahuluan.

Gambar 1. 41 Oktan solektor normal

Petunjuk
Untuk mesin 4A-F, setiap satu putaran knob octane selector akan memajukan
atau memundurkan saat pengapian sekitar 4,0°.

Petunjuk
Selain memperhatikan octane selector seperti diuraikan di atas. model yang
dirancang untuk Jerman Barat dilengkapi dengan octane selector yang dapat
disetel untuk dua tingkat bensin yaitu "reguler" atau "super" (oktan tinggi).
Angka oktan yang dikehendaki untuk setiap mesin Toyota diterangkan pada
Buku Pedoman Pemilik. Pada daerah dimana bensin yang dijual mempunyai
harga oktan tinggi, penyetelan sudut pengapian dengan octane selector tidak
diperlukan.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 53


Kegiatan Pembelajaran 1

Distributor selection
Arus tegangan tinggi yang dibangkitkan pada kumparan sekunder ignition coil
mengalir dari terminal sekunder ignition coil ke elektroda pusat pada tutup
distributor melalui kabel tegangan
tinggi. Arus tegangan tinggi tersebut kemudian mengalir dari elektroda pusat
melalui center contact piece ke elektroda sisi dalam bentuk bunga api listrik
melalui rotor yang berputar setengah kali putaran poros engkol. Arus tegangan
tinggi tersebut selanjutnya mengalir dari elektroda sisi ke busi pada silinder yang
berhubungan dengannya melalui kabel tegangan

Gambar 1. 42 Tutup distributor.

1. Tutup distributor
Tutup distributor {distributor cap) dibuat dari injection-molded epoxy resin yang
memiliki daya tahan panas yang tinggi dengan kemampuan isolasi yang kuat.
Pada tutup distributor, terdapat carbon center contact piece yang berhubungan
dengan elektroda pusat yang terbuat dari aluminium melalui pegas
untukmembagi-bagikan tegangan tinggi. Elektroda sisi yang terbuat dari
atumunium ditempatkan pada sisi sekeliling tutup distributor dan menerima arus
tegangan tinggi dari elektroda pusat melalui rotor. Elektroda rotor mempunyai
celah sebesar 0,8 mm (0,03: in) dengan elektroda sisi untuk mencegah agar
tidak terkena putaran rotor. Karena selama pengaliran tegangan tinggi terjadi

54 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

ionisasi yang membentuk ozone, maka pada tutup distributor diberikan lubang
kecil untuk ventilasi.

2. Rotor
Rotor dibuat dari epoxy resin, sama halnya seperti tutup distributor.
Pada distributor mesin untuk negara tertentu, ujung elektroda rotornya dilapisi
dengan lapisan tahanan listrik seperti lead oxide atau alumina, untuk mengurangi
suara pengapian dan mengurangi gangguan radio.
Ujung elektroda rotor yang diberi lapisan kekuatan seperti sudah terkena
oksidasi karena pengaliran Iistrik, tetapi ini sebenarnya sebagai hasilflame
coating.

Gambar 1. 43 Rotor pada distributor.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 55


Kegiatan Pembelajaran 1

Catatan
Jangan membengkokkan ujung elektroda darl flame-coated rotor, dan jangan
menggosoknya dengan amplas, karena akan memperbesar suara pengapian
dan menyebabkan gangguan pada radio

Menguji rangkaian Primer.

Gambar 1. 44 Mengukur komponen pengapian .

Mengukur tahanan pada :


a. Kunci kontak
b. Tahanan ballast
c. Koil pengapian
d. Kontak pemutus
Petunjuk :
a. Waktu mengukur tegangan kunci kontak posisi “ ON “
b. Waktu mengukur tahanan kunci kontak posisi “ OFF “
c. Tulisan hasil pengukuran pada lembar yang disediakan

56 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Lembar hasil pengukuran


No. Yang diukur Hasil Seharusnya

1. Elektrolit baterai 1,23


2. Tegangan baterai min. 12 V
3. Tegangan pada kunci kontak 0v
4. Tegangan pada ballast lihat manual
5. Tegangan pada klem + dan – koil lihat manual
pengapian
6. Tegangan pada kontak pemutus max. 0,4 V
7. Tahanan kunci kontak 0 ohm
8. Tahanan ballast lihat manual
9. Tahanan gulungan primer koil lihat manual
10. pengapian ohm
Tahanan kontak pemutus

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 57


Kegiatan Pembelajaran 1

D. Aktifitas Pembelajaran

Aktivitas 1.Merangkai system pengapian


1. LK.01. Rangkailah system pengapian konvensional, sampai terjadi
loncatan bunga api pada busi.
2. Lakukan beberapa modifikasi rangkaian, misalnya terminal positip
coil diberi negative, menambahkan tahanan, menggunakan macam-
macam kapasitas kondensor dll.
3. Isikan kegiatan tersebut dalam LK. 01. Sebagai berikut.

Tabel. Hasil Pengamatan LK. 01


Bagaimana Hasil Loncatan
Bunga Api Pada Busi (tidak ada
No Rangkaian percikan, loncatan merah,
loncatan biru).

1 (Contoh)
Baterai > kunci kontak > fuse >…..

….

Aktifitas 2 . LK. 02. Menyetel celah platina


Petunjuk: Setel platina dari ukuran 0,01 sampai celah terbesar. Catat hasil
loncatan bunga api untuk masing-masing ukuran.

58 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Hasil Loncatan bunga api


No Besarnya Celah

1 0,01 mm

2 0,02 mm

3 0,03 mm

4 0,04 mm

5 0,05 mm

6 0,06 mm

….. ……

E. Latihan/Kasus/Tugas.

1. Akibat yang ditimbulkan pada busi jika kondensator pada sistem pengapian
konvensional tidak berfungsi / rusak adalah loncatan bunga api pada busi
menjadi
a. Sedang
b. Kecil
c. Tidak ada
d. Normal

2. Ketika seorang mekanik menyetel gap celah platina terlalu besar, maka
dampak yang ditimbulkan pada koil adalah...
a. Induksi coil tajam
b. Induksi coil kuat
c. Induksi coil lemah
d. Platina cepat rusak

3. Jika dilihat pada permukaan busi berwarna putih kekuning-kuningan, ini dapat
diakibatkan oleh saat pengapian

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 59


Kegiatan Pembelajaran 1

a. Terlalu mundur
b. Terlalu awal
c. Tidak berubah
d. Pengapian menjadi konstan.

4. Pada saat melakukan penggantian kabel busi harus memperhatikan besarnya


tahanan kabel busi, tahanan maksimum yang diperbolehkan adalah
sebesar....
a. 30 Ohm
b. 40 Kilo Ohm
c. 30 Ohm
d. 20 Kilo Ohm
5. Dalam rangkaian sirkuit primer 12 V, besar tahanan primer koil 1,5 ohm,
tahanan resistor/balast 1,5, jika tahanan resistor/balast tidak terpasang, maka
koil akan menerima beban panas sebesar....
a. 36 watt
b. 46 watt
c. 96Watt
d. 18Watt

F. Rangkuman

1. Baterai
Kegunaan baterai pada sistem pengapian konvensional adalah; sebagai
penyedia atau sumber arus listri DC
2. Kunci kontak
Kegunaannya adalah untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari
baterai ke rangkaian primer pada sistem pengapian.
3. Koil.
Kegunaannya adalah Mentranformasikan tegangan baterai menjadi tegangan
tinggi antara 5000 sampai dengan 25.000. Volt.
4. Kontak pemutus

60 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Kegunaan kontak pemutus atau breaker point adalah Menghubungkandan


memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggin pada rangkaian
sekender pada sistem pengapian.
5. Kondensator
Kegunaannya
1) Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat
kontak mulai membuka.
2) Mempercepat pemutusanarus primer sehingga tegangan induksi yang
timbul pada rangkaian sekender. tinggi
6. Distributor.
Kegunaannya adalah untuk membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi
ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian.
7. Busi.
Kegunaan dari busi pada sistem pengapian
Adalah : meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda busi di dalam
ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai.
8. Saat Pengapian
Saat pengapian pada sistem pengapian konvensional adalah :Saat busi
meloncatkan bunga api untuk memulai pembakaran, saat pengapian diukur
dalam derajat poros engkol ( pe) sebelum atau sesudah TMA.
9. Advans Sentrifugal ( Governor )
Fungsinya adalah untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran
mesin digunakan sentrifugal.

G. Umpan Balik dan Tindak lanjut

Peserta diklat/ Guru setelah menyelesaiakan latihan dalam modul ini ,


diharapkan menelaah /mempelajari kembali bagian – bagian yang belum
dikuasai dari modul ini .Tujuannya adalah untuk memahami secara mendalam
sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal
dalam mencapai hasil pelaksanaan Uji Kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi modul 80 %.

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 61


Kegiatan Pembelajaran 1

Setelah menuntaskan modul ini , maka langkah selanjutnya / peserta diklat guru
berkwajiban untuk mengikuti kegiatan pembelaran selanjutnya mengenai sistem
pengapian elektronik.

H. Kunci Jawaban

1. Akibat yang ditimbulkan pada busi jika kondensator pada sistem pengapian
konvensional tidak berfungsi adalah loncatan bunga api pada busi....
a. Sedang
b .Kecil
c. Tidak ada
d.Normal

2.Ketika seorang mekanik menyetel celah platina terlalu besar, maka dampak
yang ditimbulkan pada koil adalah...
a. Induksi coil tajam
b. Induksi coil kuat
c .Induksi coil lemah
d.Platina cepat rusak

3. Jika dilihat pada permukaan busi berwarna putih kekuning-kuningan, ini dapat
diakibatkan oleh saat pengapian
a.Terlalu mundur
b. Terlalu awal
c .Tidak berubah
d. Pengapian menjadi konstan.

4. Pada saat melakukan penggantian kabel busi harus memperhatikan besarnya


tahanan kabel busi, tahanan maksimum yang diperbolehkan adalah
sebesar....
a. 30 Ohm
b. 40 Kilo Ohm
c. 30 Ohm
d. 20 Kilo Ohm

62 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

5. Dalam rangkaian sirkuit primer 12 V, besar tahanan primer koil 1,5 ohm,
tahanan resistor/balast 1,5, jika tahanan resistor/balast tidak terpasang, maka
koil akan menerima beban panas sebesar....
a. 36 watt
b. 46 watt
c. 96 Watt
d. 18 Watt

Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan 63


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Kegiatan Pembelajaran 2
Sistem Pengapian Elektronis

A. Tujuan

Setelah mengikuti diklat diharap dapat :


1. Menjelaskan nama komponen pengapian elektronik
2. Menjelaskan fungsi komponen pengapian elektronik
3. Menjelaskan cara kerja pengapian elektronik dengan benar
4. Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada pengapian elektronik.
5. Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian elektronik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah sistem pengapian konvensional dan elektronis


2. Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional dan elektronis
3. Memperbaiki sistem pengapian konvensional dan elektronis

C. Uraian Materi

1. Sistem Pengapian Transistor

Breaker point/kontak pemutus pada sistem pengapian biasanya memerlukan


pemeliharaan berkala karena beroksidasi selama adanya loncatan bunga api.
Sistem solid-statetransistorized ignition (yang selanjutnya disebut sistem
pengapian transistor) yang dikembangkan untuk menghapuskan perlunya peme-
liharaan, yang pada akhirnya mengurangi biaya pemeliharaan bagi pemakai.
Pada sistem pengapian transistor, signal generator dipasang di dalam distributor
untuk menggantikan breaker point dan cam. Signal generator membangkitkan
tegangan untuk mengaktifkan transistor pada igniter untuk memutus arus primer

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 65


Kegiatan Pembelajaran 2

pada ignition coil. Transistor yang dipergunakan untuk memutus aliran arus
primer tidak mengadakan kontak logam dengan logam, sehingga tidak terjadi
keausan dan penurunan tegangan sekunder

Gambar 2. 1. Rangkaian pengapian konvensional.

Gambar 2. 2 Rangkaian pengapian transistor

66 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Signal Generator
Signal generator adalah semacam generator AC (arus bolak balik) berfungsi
untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk memutuskan arus
primer ignition coil pada saat pengapian yang tepat.
1. KonstruksI
Signal generator terdiri dari magnet permanen yang memberi magnet
kepada pick-up coil, pick-up coil untuk membangkitkan arus bolak balik
(AC) dan signal rotor yang menginduksi tegangan AC di dalam pick-up
coil sesuai dengan saat pengapian. Signal rotor mempunyai gigi-gigi
sebanyak jumlah silinder (4 gigi untuk 4 silinder dan 6 gigi untuk 6
silinder).

Gambar 2. 3 Sinyal generator pengapian transistor

2. Prinsip pembangkitan EMS


Garis gaya magnet (magnetic flux) dari magnetpermanen mengalir dari
signal rotor melalui pick-up coil. Celah udara antara rotor dengan pic-up
coil yang berubah-ubah, maka kepadatan garis gaya magnet pada pick-
up coil berubah.Perubahan kepadatan garis gaya (flux density) ini
membangkitkan EMF (tegangan) dalam pick-up coil.

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 67


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 4. Perubahan flux magnit pada kumpara pick - up

Gambar di bawah menunjukkan posisi signal rotor, perubahan garis gaya yang
terjadi dan EMF yang dibangkitkan pada pick-up coil. Bila gigi rotor berada pada
posisi (A), celah dengan pick-up adalah celah yang terbesar, jadi flux density
amat lemah. Juga karena tingkat perubahan pada (magnetic flux) garis gaya
magnetnya nol, maka tidak ada EMF yang dibangkitkan.

Signal rotor terus berputar lebih jauh dari posisi ini, maka celah udara mengecil
dan flux density menjadi besar. Pada posisi (B) perubahan flux (garis gayanya)
yang terbesar dan dibangkitkan EMFmaksimum. Pada posisi anara (B) dan (C) ,
perubahan flux (garis gaya) berkurang dan EMF yang dibangkitkan pun
berkurang.
Karena EMF dalam pick-up coil diinduksikan dengan arah melawan perubahan
garis gaya, arah EMF terbalik pada saat gigi signal rotor mendekati pick-up coil
seperti terlihat pada (E) (pada saat celah udara berkurang dan menambah garis
gaya) dan pada saat signal rotor bergerak menjauhi pick-up coil seperti terlihat
pada (D) (pada waktu celah udara bertambah dan garis gaya berkurang),
sehingga keluar output AC.
Karena tegangan yang dibangkitkan bertambah bila variasi flux persatuan waktu
naik, maka tegangan yang dibangkitkan akan naik bila kecepatan mesin
meningkat.

68 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Petunjuk
EMF yang terbesar tidak dibangkitkan pada saat magnetic flux Itu sendiri terkuat
(seperti pada (A) dan (C) tetapi pada saat perubahan dalam magnetic flux
terbesar adalah (B) dan(D) ).

Gambar 2. 5 Posisi rotor pada kumparan pick - up

Igniter
Igniter terdiri dari sebuah detektor yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh
signal generator; signal amplifier dan power transistor, yang melakukan
pemutusan arus primer ignition coil pada saal yang tepat sesuai dengan signal
yang diperkuat. Pengaturan dwell. angle untuk mengoreksi primary signal sesuai
dengan bertambahnya putaran mesin disatukan di dalam igniter.
Beberapa tipe igniter ditengkapi dengan sirkuit pembatas arus (current limiting
circuit) untuk mengatur arus primer maksimum.

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 69


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 6. Rangkaian igniter

Prinsip kerja sistem pengapian transistor


Mengingat rumitnya sirkuit igniter karena penggunaan IC (integrated circuit),
maka cara kerja igniter disini dijelaskan dengan menggunakan sirkuit diagram
yang disederhanakan

1) Mesin Mati
Pada saat kunci kontak ON maka tegangan dialirkan ke titik (P) . Tegangan pada
titik (P) berada di bawah tegangan basis yang diperlukan untuk mengaktifkan
transistor melalui pengatur tegangan R1 dan R2. Akibatnya transistor akan tetap
OFF selama mesin mati, sehingga tidak ada arus primer yang mengalir pada
ignition coil.

Gambar 2. 7 Posisi mesin mati

70 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

2) Mesin Hldup (tegangan positifdihasilkan padapick-up coil)


Bila mesin dihidupkan, maka signal rotor pada distributor akan berputar,
menghasilkan tegangan AC dalam pick-up coil. Bila tegangan yang dihasilkan
adalah positif, tegangan ini ditambahkan dengan tegangan dari baterai (yang
dialirkan ke titik(P) ), untuk menaikkan tegangan pada titik (Q) di atas tegangan
kerjanya transistor, dan transistor ON. Akibatnya, arus primer ignition coil
mengalir ke transistor dari collector (C) ke emitter (E)

Gambar 2. 8. Posisi mesin hidup

Gambar 2. 9 Transistor ON

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 71


Kegiatan Pembelajaran 2

3) Mesin Berputar (tegangan negatif dihasilkan dalam pick-up coil)


Bila tegangan AC yang dihasilkan dalam pick-up coil adalah negatif, tegangan ini
ditambahkan pada tegangan titik (P) sehingga tegangan pada titik (Q) turun di
bawah tegangan kerja transistor dan transistor OFF. Akibatnya arus primer
(primary current) terputus dan tegangan tinggi diinduksikan pada kumparan
sekunder.

Gambar 2. 10 Mesin posisi hidup.

Gambar 2. 11 Transistor posisi OFF

72 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Petunjuk
Dalam sistem pengapian transistor yang lain igniter menjaga agar transistor ON,
memungkinkan arus primer mengalir selama kunci kontak pada posisi ON
meskipun mesin tidak hidup. Pada igniter tipe ini, arus berhenti mengalir ke
transistor base dan transistor OFF pada saat mesin distart, dan kemudian signal
generator membangkitkan tegangan negatif. Akibatnya arus primer ignition coil
terputus

Gambar 2. 12 Posisi mesin mati.

Gambar 2. 13 Posisi mesin hidup

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 73


Kegiatan Pembelajaran 2

Pengaturan dwell angle


Lamanya arus mengalir melalui kumparan primer biasanya menurun bila
kecepatan mesin bertambah, dengan demikian tegangan induksi pada kumapran
sekunder berkurang.

Gambar 2. 14 Perbandingan induksi pada tegangan sekender saat distributor berputar.

Yang dimaksud dengan pengaturan dwell angle disini adalah pengaturan secara
elektronik lamanya pengaliran arus ke ignition coii (disebut dwell angle) sesuai
dengan kecepatan putaran poros distributor. Pada kecepatan rendah, dwell
angle dikurangi untuk mencegah pengaliran arus primer yang berlebihandan
dwell angle ditambah bila putaran bertambah untuk mencegah arus primer
menurun.

Gambar 2. 15. Karakter sudut dwell

74 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Petunjuk
Pengaturan dwell angle dipengaruhi oleh circuit control atau pengaturan bentuk
gelombang out-put (output waveform control). Ini tergantung pada tipe igniter.
(Tipe yang digunakan tidak dapat dikenali dengan mudah dari bentuknya). Pada
tipe circuit control, sirkuit penambah dwell angle diberikan di dalam igniter untuk
menurunkan tegangan operas) power transistor dengan meman- faatkan
kenaikan tegangan yang diinduksi dalam pick-up coil yang terjadi karana
kenaikan putaran mesin.
Oleh karena itu, power transistor ON lebih awal bila putaran mesin bertambah
untuk menambah waktu ON dari power transistor (dwell angle). Pada tipe
pengontrolan bentuk gelombang output,
maka bentuk gelombang output dari pick-up coil dirubah dengan menggunakan
signal rotor yang bentuknya sedikit berbeda dengan rotor biasa, untuk
memperoleh variasi perpanjangan waktu sampai power transistor mencapai
tegangan operasinya menurut putaran mesin. Dengan signal rotor tipe ini, maka
transistor ON lebih awal bila putaran mesin bertambah, dan mengakibatkan
periode power transistor ON bertambah (lihat dwell angie).

Gambar 2. 16 Penampang sebuah rotor

Current limiting control


Current limiting control adalah suatu slstem yang mengontrol aliran arus pada
kumparan primer, sehingga arus primer dipertahankan konstan pada setiap saat,
mulai dari kecepatan rendah sampai pada kecepatan tinggi dan memungkinkan
untuk menghasilkan tegangan sekunder yang konstan. Dengan mengurangi
tahanan kumparan dan mengontrol aliran arus, maka sistem ini akan

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 75


Kegiatan Pembelajaran 2

meningkatkan pengaliran arus. Namum demikian, dengan sistem ini dapat


berakibat coil atau power transistor terbakar. Oleh sebab itu, setelah arus
kumparan primer mencapai tingkat tertentu, akan diatur secara kelistrikan oleh
igniter agar tidak terjadi pengaliran arus yang berlebihan.

Gambar 2. 17Pengaturan arus listrik.

Karena current limiting control membatasi aliran arus primer, maka untukignition
coil tipe ini tidak diperlukan external resistor

Petunjuk
Igniter dibuat untuk disesuaikan dengan karakteristik Ignition coll, fungsi dan
konstruksi darl tiap tipenya berbeda-beda. Oleh karena itu, pasangan Igniter
dengan coll yang berbeda dari yang ditentukan, dapat mengakibatkan igniter
atau coll menjadi rusak. Pergunakanlah selalu komponen yang tepat dan sesuai
dengan spesifikasi kendaraan.
IlA adalah singkatan dari "Integrated Ignition Assembly", IlA menggabungkan
igniter dan ignition coil dengan distributor, sedangkan pada "non IlA" dipasang
secara terpisah. IlA dapat dijelaskan seperti berikut:
a. Kecil dan ringan
b. Tidak mengalami masalah putus sambungan, jadi keandalannya tinggi.
c. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air

76 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 2. 18 Komponen – komponen pengapian elektronik di distributor.

Gambar 2. 19 Penampang distributor dan kabel busi

1. Padasistempengapian
Transistormempunyaikeistimewaanadalahsebagaiberikut
Kebaikannya :
a. Tidakterjadikeausanpadasistempengapiankarenatidakmenggunakankontak
pemutusataubreaker point.
b. b.Biaya pemeliharaan berkala sistem pengapian elektronik transistor lebih
ringan.
c. c.Saatpengapianperludisetelsekalisaja .
d. d.Teganganpengapianlebihstabiljikadibandingkanpengapiankonvensional,
padaputarantinggimaupunputaranrendah.

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 77


Kegiatan Pembelajaran 2

2. Signal Generator.
Sinyal Generator padasistempengapianElektronikataupengapian Transistor
adalahsemacamgeneratoAC yangmenghasilkanarusbolakbalikberfungsiuntuk
power transistor didalam igniter untukmemutuskanarus primer pada coil
pengapianpadasaatpengapian yang tepat.
3. Signal rotor mempunyaigigisebanyakjumlahsilindercontoh 4 gigiuntuk 4
silinder, dan 6 gigiuntuk 6 silinder..
4. Igniter padasistempengapian yang terdiridarisebuah detector yang
memdeteksi EMS yang dibangkitkanoleh signal generator, signal amplifier
dan power transistor, yang melakukanpemutusanarus primer pada coil
pengapianpadasaat yang tepatsesuaidengan signal signal yang diperkuat..
5. Pengaturan dwellengleatausudut dwell adalahuntukmengoreksi primary
signal sesuaidenganbertambahnyaputaranmesindisalurkandidalam igniter.
6. DLI Singkatandari : Distributor Less Ignition. YaituPengapianTanpa Distributor
.Jadi DLI adalahsuatusistempengapian motor bensin yang tidakmenggunakan
distributor. Biasanyasisteminidipergunakanpadamobil Toyota ,
sisteminimempergunakansebuah ignition coil untuksetiapduabuah busi.ECU (
Electronic Control Unit ) mendistribusikanarus primer
ketiappengapiansecaralangsungdanmenyebabkanbusimelompatkanbungaapit
egangantinggi.

Diagnose Gangguan

Uraian
Bilamencaripenyebabgangguan ,pertama yang harus di
lakukanadalahmengkonsentrasikanperhatianpadagejalagangguan.Bilagejalagang
guantidak di pahami denganjelas ,maka di butuhkanwaktu yang lama
untukmemperbaikinya .
Untukmempersingkatwaktu yang di
butuhkandalammendapatkanpenyebabgangguanperlu di
lakukanpemeriksaanpadasistemdenganurutanmulaidari yang paling
kuatkemungkinannyasebagaipenyebabgangguan.Demikian di
lakukansatupersatusecaraberurutan .Bilatidak di

78 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

temukanpenyebabgangguanpadasistempengapian ,makaperlujuga di
periksasistem yang lain (sistembahanbakardanbagianutamamesin)

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 79


Kegiatan Pembelajaran 2

Prosedur Diagnose Gangguan


Bilaadagangguanpadasistempengapian ,problem dapat di sebabkanolehmesin
yang tidaktepatpenyetelannya di antaranya :1)misfiring (campuranudara-
bahanbakartidakterbakaratau
2)saatpengapiantidaktepat.Kemungkinanadapenyebab-penyebablainnya
,tetapiinilah yang paling umum .Untukmenentukanmana yang
mungkinsebagaipenyebab ,makaperludilakukanpemeriksaan .Table dan flow
chart berikutinimenunjukkancara-carauntukmencarigangguan
Uraiantentangpenyetelan ,perbaikandanpenjelasan lain yang berkaitan ,liatpada
repair manual untuk model yang bersangkutan .
GejalaGangguan PenyebabGangguan
o Mesintidakdapathidup/susah Kemungkinanpertamasebagaipenyebabad
hidup alah misfiring .Selanjutnya yang perlu di
o Idle kasarataumati-mati pertimbangkanadalahsaatpengapian .
o Mesin lemah akan /ak.
Selerasi kurang
o Bensinboros
o Terjadi ledakan terus Bagian-bagian yang
menerus pada menunjukkanadanyagangguanadalahsaat
muffler(afterfire) pengapian
o Terjadi ledakan balik pada
mesin (backfire)
o Mesinterlalupanas (over
heat)

80 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

B. Aktifitas Pembelajaran

Setelahselesai kegiatan pembelajaran sistem pengapian konvensional, anda


hendaknya mengidentifikasi nama , fungsi komponen cara kerja sistem dan
jalannya aliran listrik pada rangkaian. Berilah arah arus listrik pada saat kunci
kontak ON. Dan seyogyanya selalu siapkan dalam proses pembelajaran tentang
Model, Alat bantu mengajar atau Teaching Aids untuk efektifitas dalam proses
pembelajaran.Selain itu juga anda perlu sekali mengindentifikasi macam- macam
gangguan yang terjadi pada sistem rangkaian , pada karakteristik komponen –
komponen.
Aktivitas: Pengapian Elektronik
LK. 03. Merangkai pengapian elektronik
Petunjuk : Rangkailah pengapian elektronik dengan beberapa modifikasi rangkaian,
namun tidak merusak komponen. Catat hasilnya pada Tabel LK. 03.
Tabel. LK. 03. Merangkai Pengapian Elektronik

No Jenis Rangkaian Hasil pengapian

1 Standar

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 81


Kegiatan Pembelajaran 2

Aktivitas: Pengapian Elektronik


LK. 04. pengukuran komponen pengapian elektronik
Petunjuk : Lakukan pengukuran dan pemeriksaan komponen pengapian elektronik
sehingga Saudara dapat menentukan apakah komponen tersebut masih
baik atau sudah rusak.
Tabel. LK. 04. pengukuran komponen pengapian elektronik

Hasil pemeriksaan/
No Jenis Komponen Kesimpulan
pengukuran

A. Latihan/Kasus/Tugas.

1. Kelemahan utama pada mesin yang menggunakan sistem pengapian


konvensional dengan silinder banyak adalah :
a. konstruksi komponen lebih sederhana
b. mudah dalam penyetelannya.
c. perawatannya lebih sederhana.
d. keausan pada ebonit lebih cepat.
2. Pilihlah pernyataan tentang keistimewaan dari sistem pengapian elektronik
pada mobil :
a. tahanan komponen mudah didapat dipasaran .
b. arus yang mengalir pada rangkaian primer sampai 8 ampere
c. tidak korosi pada komponen yang dirangkaiakan.
d. temperature koil lebih stabil jika beroprasi lama.

82 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

3. Signal yang dihasilkan generator pada pengapian elektronik adalah


b. Signal arus searah.
c. Signal arus bolak - balik
d. Signal arus bolak – balik dan searah.
e. Signal campuran.
4. Kekuatan signal yang dihasilkan oleh generator pada sistem pengapian
elektronik dipengaruhi oleh :
a. besarnya arus yang mengalir pada sistem.
b. besarnya tegangan pada sistem rangkaian
c. kekuatan medan magnit pada generator.
d. kerapatan magnit pada sistem rangkaian.
5. Signal yang dihasilkan oleh generator pada sistem pengapian elektronik
akan dipengaruhi dudukan rotor pada posisi :
a. berputar
b. diam.
c. mulai berputar.
d. mulai berhenti

B. Rangkuman

1. Kelemahan utama pada mesin mobil yang menggunakan kontak


pemutus/breaker points yang mempunyai silinder banyak dan berputar
cepat maka frekuensi pemutusan kontak pemutus lebih tinggi.
2. Frekuensi pemutusan kontak pemutusan kontak pemutus /breaker points
tinggi, waktu penutupan kontak pemutus menjadi pendek, arus yang
mengalir pada kumparan primer tidak mencapai maksimum, kemampuan
pengapian menjadi kurang.
3. Tumit ebonite aus pada kontak pemutus pengapian konvensional berakibat :
a. Sudut dwell menjadi bertambah besar.
b. Saat pengapian menjadi terlambat.
c.Kontak pemutus tidak dapat membuka lagi.apian elektronik
4. Keistimewaan pengapian Elektronik
a. Saat pengapian menjadi stabil.

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 83


Kegiatan Pembelajaran 2

b. Sudut dwell bisa diatur sampai 80 %


c. Sistem rangkaian elektronik mampu dialiri arus listrik sampai 8 ampere.
d. Tidak terjadi pentalan.
5. Bagian – bagian control unit sistem pengapian elektronik
a. Pembentuk sinyal.
b. Pengatur sudut dwell
c. Stabilisator tegangan.
d. Penguat ( Ampifier )

C. Umpan Balik dan Tindak lanjut

Peserta diklat/ Guru setelah menyelesaiakan latihan dalam modul ini ,


diharapkan menelaah /mempelajari kembali bagian – bagian yang belum
dikuasai dari modul ini .Tujuannya adalah untuk memahami secara mendalam
sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal
dalam mencapai hasil pelaksanaan Uji Kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi modul 80 %.
Setelah menuntaskan modul ini , maka langkah selanjutnya / peserta diklat guru
berkwajiban untuk mengikuti kegiatan pembelaran selanjutnya mengenai
sistem pengapian elektronik

D. Kunci Jawaban

1. Kelemahan utama pada mesin yang menggunakan sistem pengapian


konvensional dengan silinder banyak adalah :
a. harga komponen lebih murah.
b. mudah dalam penyetelannya.
c. perawatannya lebih sederhana.
d. Keausan pada ebonit lebih cepat.
2. Pilihlah pernyataan tentang keistimewaan dari sistem pengapian elektronik
pada mobil :
a.konstruksi lebih sederhana
b. arus yang mengalir pada rangkaian primer sampai 8 ampere

84 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

c. tidak timbul korosi pada komponen yang dirangkaiakan.


d. temperatur Koil lebih stabil jika beroprasi lama.

3. Signal yang dihasilkan generator pada pengapian elektronik adalah


a. Signal arus searah.
b. Signal arus bolak - balik
c. Signal arus bolak – balik dan searah.
d. signal campuran.
4. Kekuatan signal yang dihasilkan oleh generator pada sistem pengapian
elektronik dipengaruhi oleh :
a. besarnya arus yang mengalir pada sistem.
b. besarnya tegangan pada sistem rangkaian
c. kekuatan medan magnit pada generator.
d. kerapatan magnit pada sistem rangkaian.
5. Signal yang dihasilkan oleh generator pada sistem pengapian elektronik
akan dipengaruhi dudukan rotor pada posisi :
a. berputar
b. diam.
c. mulai berputar.
d. mulai berhenti

Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 85


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Kegiatan Pembelajaran 3
Sistem Starter

A. Tujuan

Setelah mengikuti diklat diharap dapat :


1. Menjelaskan fungsi motor starter pada mesin mobil
2. Menyebutkan fungsi dari bagian – bagian motor starter.
3. Menjelaskan cara kerja motor starter sekrup.
4. Menjelaskan macam- macam starter dorong dan sekrup elektromagnetis.
2. Menjelaskan nama bagian – bagian motor starter dan cara kerjanya
3. Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada sistem starter

B. Indicator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah sistem starter


2. Mendiagnosis kerusakan sistem starter
3. Memperbaiki sistem starter

C. Uraian materi.

1. Sistem Starter

Karena mesin mobil tidak bisa berputar dengan sendirinya, maka dibutuhkan
tenaga dari luar untuk mengengkol / memutar dan membantunya untuk hidup.
Sistem starter sebagai penggerak mula untuk menghidupkan mesin , sekarang
pada umumnya mesin mobil menggunakan motor listrik yang dikombinasikan
dengan magnitig switch untuk mendorong pinion gear yang berputar kedalam
atau keluar dari /hubungan dengan ring gear yang ada pada roda penerus
.Mesin motor starter harus dapat membangkitkan momen puntir yang besar dari
sumber tenaga baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 85


Kegiatan Pembelajaran 3

dan kompak. Oleh karena itu dipergunakanlah motor serie DC ( direct current ).
Mesin tidak dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang –
ulang yaitu: langkah isap, kompresi, pembakaran dan buang. Langkah pertama
menghidupkan mesin,
Kemudian memutarkannya dan menyebabkan siklus pembakaran pendahuluan.
Motor starter minimal harus dapat memutarkan mesin minimal pada kecepatan
minimal yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal.kecepata putar
minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada
konstruksi dan kondisi operasinya tetapi pada umumnya 60 sampai dengan 90
rpm untuk mesin bensin, 80 sampai 200 untuk mesin diesel tanpa menggunakan
pemanas, 60 sampai 140 mesin diesel dengan pemanas.
Mengapa mesin tidak akan hidup sampai kecepatan putarannya mencapai
tingkat tertentu meliputi :
a. Bahan bakar tidak teratomisasi sepenuhnya pada putaran rendah. Pada
mesin bensin kecepatan udara masuk berpengaruh terhadap kerja karburator.
Pada mesin diesel kecepatan pompa injeksi yang rendah tidak memungkinkan
terjadinya atomisasi bahan bakar secara sempurna.
b. Temperatur yang terlalu rendah. Pada mesin bensin, temperatur silinder yang
rendah menghambat pengabutan bahan bakar. Pada mesin diesel, hingga
temperature udara yang dikompresikan di dalam silinder tercapai, bahan
bakar masih dapat saja gagal terbakar.
c. Karena karakter motor starter semakin rendah putarannya, akan mengambil
arus listrik yang lebih besar dari baterai, dan baterai mungkin tidak mampu
untuk memberikan tenaga listrik yang cukup ke sistem pengapian selama
pemutaran awal, karena tegangan listrik pada terminal baterai banyak turun.
Bila ini terjadi , maka kemampuan pembakaran akan menjadi turun, karena
tegangan yang masuk kekumparan primer dari coil pengapian tidak cukup,
menyebabkan tegangan sekender yang dikirim ke busi tidak cukup juga.

86 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Berikut rangkaian sistem starter pada kendaraan ringan yang sering


dipergunakan :

Gambar 3. 1 Rangkaian Sistem Starter

1. Kunci kontak. 2. Roda penerus. 3. Gigi pinion. 4. Motor starter. 5. Baterai


Gambar sistem starter pada mesin
Prinsip Kerja Motor Starter

Gambar 3. 2 Garis gaya magnit

Cara Kerja :
1. Bila arus mengalir dalam suatu penghantar (conductor), medan magnet
akan bangkit pada arah yang terlihat pada ilustrasi di bawah sesuai
kaidah Ampere dari ulir kanan.
2. Bila penghantar ditempatkan diantara kutub N dan S dari sebuah
magnet yang terjadi oleh arus listrik dalam penghantar dan garis gaya
magnet dari magnet permanen saling berpotongan menyebabkan
magnetic flux bertambah dibagian bawah penghantar dan berkurang di
bagian atas penghantar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 87


Kegiatan Pembelajaran 3

Kita dapat menganggap bahwa magnetic flux adalah sebagai sabuk


karet yang telah di tegangkan. Jadi magnetic flux, maka gaya akan
cenderung menarik pada satu garis lurus lebih kuat di bagian bawah
penghantar.
Akibatnya dari hal ini bahwa penghantar akan memperoleh gaya yang
cenderung mendorongnya ke atas (kaidah tangan kiri fleming).

Gambar 3. 3 Kekuatan gaya Elektromagnitik

Kekuatan Gaya Elektromagnetik


Kekuatan F dari suatu gaya elektromagnetik bervariasi sebanding dengan
densitas magnetic flux B (jumlah garis gaya magnet dari gaya persatuan luas),
arus I yang mengalir pada penghantar dan panjang penghantar ”L” yang
dinyatakan sebagai berikut :
F=BIl
Dengan kata lain, gaya elektromagnetic akan lebih besar bila medan magnetnya
kuat, bila arus listrik yang mengalir pada penghantar makin besar, atau bila
panjang penghantar yang berada pada medan magnet semakin besar.
Sebuah lilitan kawat yang diletakkan diantara kutub magnet permanen akan
mulai berputar bila diberi arus. Hal ini disebabkan arus mengalir dengan arah
yangberlawanan pada masing-masing lilitan, jadi gaya yang saling memotong
dari lilitan dengan dari magnet itu sendiri.
Akibatnya lilitan kawat akan berputar searah dengan jarum jam.

Gambar 3. 4 Arah garis-garis gaya magnit

88 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Petunjuk
Tanda ”X” dalam lingkaran  merupakan penampang kawat,
menunjukkan bahwa arus mengalir menjauhi pembaca; titik (.) menunjukkan
bahwa arus mengalir menuju pembaca.
Dengan waktu yang tepat, dengan membalik arah aliran arus dengan
menggunakan komutator, maka lilitan akan terdorong berputar terus pada arah
yang sama. Gambar di bawah menunjukkan model yang paling sederhana dari
kerjanya motor.

Gambar 3. 5. Prinsip kerja motor stater.

Pada motor yang sebenarnya, beberapa set kumparan dipergunakan untuk


membatasi ketidak teraturan putaran dan menjaga kecepatan agar tetap
konstan, tetapi prinsip kerjanya sama.
Selanjutnya, motor seri DC yang dikombinasikan pada motor starter
menggunakan sejumlah kumparan yang disebut ”field coil” yang dirangkai secara
seri dengan beberapa kumparan armature sebagai pengganti magnet kumparan.
Konstruksi Starter Listrik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 89


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 6 Starter listrik jenis dorong dan sekrup elektromagnetik

Bagian-bagian starter dapat digolongkan dalam 3 bagian :


 Bagian yang menghasilkan momen putar (motor listrik)
 Bagian pinion, kopling jalan bebas dan sistem penggerak pinion
 Bagian solenoid

Motor Starter
Motor starter adalah motor seri arus searah yang mengubah tenaga listrik
menjadi tenaga mekanik
Motor seri artinya kumparan medan dihubungkan seri dengan Anker
Tenaga mekanik yang dihasilkan berupa tenaga putar dari poros anker ke roda
penerus lewat pinion.

90 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 3. 7.Relay starter./solenoid

Macam konstruksi starter sekrup dapat dibedakan menurut :


1. Penggerak unit pinion
a. Starter sekrup tanpa kopling jalan bebas
Pegas peredam kejut berfungsi meredam kejutan saat pinion berhubungan
dan meneruskan momen putar dari poros anker ke poros berulir
memanjang
b. Starter sekrup dengan kopling dengan kopling jalan bebas
Dengan kopling jalan bebas maka sewaktu motor mulai akan hidup pinion
tetap akan berkaitan dengan roda gaya
2. Macam penggunaan motor listrik
a. Motor seri
b. Motor listrik dengan magnet permanen

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 91


Kegiatan Pembelajaran 3

Keuntungan motor dengan magnet permanen


a. Bentuk konstruksi sederhana
b. Bentuk lebih kecil
c. Putaran konstan, karena medan magnet pada sepatu kutub tetap pada
setiap keadaan
Kerugian :
Tanpa reduksi putaran momen putar kecil (terbatas) sehingga hanya untuk
motor kecil

3. Macam rangkaian listrik


a. Dengan sakelar mekanis
1) Bentuk sederhana tapi mkurang nyaman dalam penggunaannya
2) Kabel yang digunakan lebih panjang sehingga kerugian tegangan lebih
besar

b. Dengan relai :
1) Rangkaian menjadi praktis
2) Kabel ke motor starter lebih pendek sehingga kerugian tegangan kecil
3) Dapat dikendalikan dengan kunci kontak
4) Starter Dorong dan Sekrup

Gambar 3. 8.Skema konstruksi starter dorog dan sekrup

92 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Keterangan Gambar di atas :


1. Pinion.
2. Kopling jalan bebas.
3. Tuas pendorong.
4. Pegas pengembali.
6. Kumparan penarik.
7. Kumparan penahan.
8. Kumparan medan.
9. Anker.
10. Kumparan medan.
11. Poros ulir memanjang.
12. Cincin pendorong.
13. Tabung penggerak.
14. Pegas pengembali

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 93


Kegiatan Pembelajaran 3

Kegiatan Belajar : Memelihara Sistem Starter


1) Pemeriksaan Sistem Starter pada Mobil dan pada Test Bench

ALAT BAHAN WAKTU


 Kotak alat  Mobil atau engine stand  Instruksi : 2 jam
 Multimeter  Starter  Latihan : 5 jam
 Hidrometer  Kabel penghubung
 Ampermeter 0-500 A
Keselamatan kerja :
Jangan start mesin selama masih ada orang yang bekerja pada mobil kopling
selalu harus ditekan.Terjadi gangguan pada starter

Gambar 3. 9 Mobil mengalami gangguan sistem starter.

94 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Langkah kerja :
 Tes pada mobil

 Periksa kondisi baterai dengan


hydrometer
 Bila baterai kosong isi baterai
dengan alat pengisianer
 Bila baterai terisi di atas 70 % tes 2
Gambar 3. 10 Pemeriksaan BJ
baterai dengan hidrometer

 Periksa hubungan pada


klem – klem kabel baterai
 Apabila hubungan klem –
klem baterai kurang baik
(kotor, kendor, atau korosi)
perbaiki

Gambar 3.52 Membersihkan terminal


Gambar 3.11 Membersihkan
kabel terminal kabel
 Matikan sistem pengapian
dengan melepas kabel
pada terminal 1 (-) pada
koil pengapian.
 Ukur tegangan antara
terminal baterai saat
distart.

Gambar 3. 12 Matikan sistem pengapian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 95


Kegiatan Pembelajaran 3

Bila tegangan terukur


kurang dari 10 volt isi
atau ganti baterai
 Bila tegangan terukur
diatas 10 volt tes 4

Gambar 3. 13 mengukur tegangan baterai

 Ukur tegangan pada


terminal “ 50 “ saat mesin
di start
 Ukur tegangan pada terminal “50”

Gambar 3. 14 Pemeriksaan tegangan terminal 50

 Jika tegangan terukur


minimal 10 volt Tes 5
 Jika tegangan terukur
kurang dari 10 volt periksa
rugi tegangan dari kunci
kotak ke solenoid

Gambar 3. 15 Pemeriksaan rugi tegangan

96 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

 Ukur tegangan terminal


utama starter saat di
“start”
 Jika terjadi kerugian
tegangan kurang lebih
0,5 volT
pengabelan sistem
starter baik
 Jika terjadi kerugian
Gambar 3. 16 Pemeriksaan rugi tegangan + tegangan lebih
 besar dari 0,5 volt
Tes 6

 Ukur rugi tegangan


antara terminal positif
baterai dengan terminal
utama motor starter saat
di “start”

Gambar 3. 17 Pemeriksaan rugi tegangan


terminal 30

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 97


Kegiatan Pembelajaran 3

o Jika tegangan terukur tetap “nol”


berarti baik Tes 7
 Jika tegangan terukur lebih
besar 0,5 volt periksa
hubungan dari baterai,
solenoid dan starter

Gambar 3. 18 Pemeriksaan rugi tegangan Ukur rugi tegangan


antara terminal 30 dan
terminal utama pada
solenoid saat starter
bekerja

Gambar 3. 19 Mengukur rugi tegangan terminal 30


dan solenoid
 Jika tegangan terukur tetap
“nol” Tes 8
 Jika terjadi rugi tegangan
lebih besar 0,25 volt
solenoid diperbaiki atau
diganti

Gambar 3.20 Mengukur rugi tegangan 30 dengan


solenoid

Gambar 3. 7

98 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

 Ukur rugi tegangan


antara terminal negatif
baterai dengan bodi
starter saat di “start”

Gambar 3.21 Mengukur rugi tegangan terminal


negatif

a. Jika rugi tegangan terukur


“nol” maka rangkaian
massa baik
 Jika terukur lebih dari 0,2
volt perbaiki hubungan
massa dari baterai ke
Gambar 3.22 Besaran rugi tegangan pada penghantar
bodi dan mesin
negatif

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 99


Kegiatan Pembelajaran 3

Utama
b. Ukur arus utama dan
tegangan saat mesin di
“start”
 Ukur arus utama dan
tegangan saat mesin di
start dengan gigi
percepatan tiga dan
direm tangan
 Bandingkan hasil
pengukuran tersebut
dengan buku manual
 Lepas klem 30 dan 50
pada solenoid

Gambar 3.23 Pemeriksaan arus

D. Aktifitas PembelajaranPengisian

Setelah selesai kegiatan pembelajaran sistem pengisian /charging, anda


hendaknya mengidentifikasi nama , fungsi komponen cara kerja sistem dan
jalannya aliran listrik pada rangkaian. Berilah arah arus listrik pada saat kunci
kontak ON. Dan seyogyanya selalu siapkan dalam proses pembelajaran tentang
Model, Alat bantu mengajar atau Teaching Aids untuk efektifitas dalam proses
pembelajaran.Selain itu juga anda perlu sekali mengindentifikasi macam- macam
gangguan yang terjadi pada sistem rangkaian , pada karakteristik komponen –
komponen.

100 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

LK. 05. Pengukuran komponen-komponen starter


Petunjuk : Carilah spesifikasi sesuai jenis starter yang saudara miliki, lakukan
pengukuran komponen-komponen starter sesuai SOP, dan bandingkan
hasilnya dengan spesifikasi. Gunakan AVO meter.
Tabel. LK. 05. pengukuran komponen starter

Hasil pemeriksaan/
No Jenis Komponen Kesimpulan
pengukuran

1 Armature

….

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 101


Kegiatan Pembelajaran 3

LK. 06. Pengujian Starter


Petunjuk : Lakukan pengujian starter terhadap putaran starter, besarnya arus saat
tanpa beban dan besarnya arus dengan beban penuh (diblock pada ragum).
Sebelum melakukan pengujian pastikan baterai normal
Tabel. LK. 06. Pengujian starter

No Jenis Pengujian Hasil Pengujian Kesimpulan

1 Putaran

2 Besar arus tanpa beban

3 Besar arus beban penuh

E. Latihan/Kasus/TugasSistem starter

1. Jika pada saat mekanik bekerja melepas motor starter pada mesin
mobil,keamanan dan keslamatan kerjayang harus diperhatikan adalah:
a. Kunci kontak harus OFF.
b. Lampu kepala harus mati.
c. Lampu tanda belok harus OFF.
d. Kabel baterai plus harus dilepas.
2. Pada waktu akan menstarter mesin mobil,agar keslamatan mobil dan
pengemudi aman dan tidak terjadi kerusakan , hal yang harus diperhatikan
adalah :
a. Posisi gigi transmisi mundur.
b. Posisi roda kemudi lurus.
c. Posisi gigi transmisi Parkir.

102 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

d. Posisi gigi transmisi harus netral.


3. Pada saat mengetes kerja motor starter pada mesin mobil,supaya mesin tidak
hidup, maka tindakan yang harus diperhatikan adalah :
a. Kabel terminal B kunci kontak harus dilepas..
b. Kabel terminal C motor starter harus dilepas.
c. Kabel ke terminal negatip Coil harus dilepas.
d. Kabel terminal ST pada motor starter harus dilepas.
4. Pada saat menstarter mesin mobil , perbedaan tegangan kerja kabel positip
baterai dan positip pada motor starter yang diperbolehkan maksimum
………..volt.
a. 0,5
b. 0,3.
c. 0,2.
d. 0,1.
5. Pada saat pengemudi kendaraan menstarter , motor starter bereaksi klik- klik,
motor starter tidak bisa berputar. Diagnosa kerusakan npada sistem starter
adalah :
a. Roda gigi pinion motor starter rusak.
b. Roda gigi ring pada mesin rusak.
c. Kurang pelumasan. pada sistem starter
d. Tegangan kerja baterai lemah.

F. Rangkuman

1. Bahwa mesin tidak dapat hidup dan hidup dengan sendirinya, walaupun
campuran udara dan bahan bakar dapat disalurkan kedalam ruang bakar.Oleh
sebab itu dibutuhkaan suatu sistem yang dapat merubah energi listrik menjadi
energi mekanik yang berupa gerak putar.Untuk memutar poros engkaol dari
mesin , sehingga mesin bisa hidup.kecepatan minimum dibutuhkan untuk
menstart mesin. Dalam hal ini motor starter digunakan untuk memutar motor
pertama kali sampai tercapai putaran tertentu dalam usaha memulai
pembakaran sehingga motor bisa hidup.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 103


Kegiatan Pembelajaran 3

2. Motor starter sebagai penggerak mula pada mesin,maka harus dapat


mengatasi hambatan – hambatan seperti :Tekanan kompresi mesin,gesekan
dari bagian – bagian yang bergerak, minyak pelumas,mekanik katup dan lain
– lain.
3. .Motor starter sekrup adalah : pinion dalam melekukan gerakan , menyekrup
maju, dan gerakan mundur, pada poros berulir panjang yang diputar oleh
angker.Dimana gerakan menyekrup maju gigi pinion untuk berhubungan
dengan roda gaya atau fly wheel, sehingga poros engkol berputar.
4. Starter Dorong dan sekrup, terdiri dari :
a. Motor arus searah, sebagai pembangkit tenaga.
b. Unit penggerak pinion yang terdiri dari ; pinion, kopling jalan bebas dan
tabung penggerak, poros berulir memanjang angker, tuas pendorong.
c. Solenoid atau saklelar magnit .
5. Fungsi utama dari sakelar magnit ( magnetic switch) adalah untuk
menghubungkan dan melepaskan starter clutch dengan roda gigi roda
penerus atau roda gaya., dan sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar ke
motor starter melalui terminal utama. Atau sebagai relai dan penggerak tuas
pendoronga.
6. Starter Angker Dorong.
Starter model ini gerakan dorong aksial pinion dilakukan oleh langsung oleh
angker itu sendiri. Oleh sebab itu komutatornya lebih panjang dari pada starter
lainnya. Dan model starter angker dorong
mempunyai tiga kumparan , antara lain : Kumparan penarik ( pull in coil ),
kumparan penahan ( hold in coil), kumparan seri/utama.
7. Starter Batang Dorong Pinion.
Starter model ini biasanya dipergunakan pada kendaraan yang diesel
bertenaga besar, generator bertenaga besar, diesel pada kapal laut.Daya
motor starter sampai dengan 6 swampai 18 HP.
Pada saat di start tegangan kerja pada kedua pool baterai terukur kurang dari 10 Volt,
bila kurang baterai harus diganti.

8. Solenoid sistem Starter model batang dorong pinion berfungsi untuk :


a. Mendorong gigi pinion hingga mengait dengan roda gaya.
b. Menghubungkan arus utama untuk memutarkan jangkar atau angker.

104 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

9. Sistem Starter model dorong pinion digunakan pada mobil yang bertenaga
besar seperti Motor Diesel, diesel Generator Diesel pada Kapal laut dan lain
–lain.

G. Umpan Balik dan Tindak lanjut

Peserta diklat/ Guru setelah menyelesaiakan latihan dalam modul ini ,


diharapkan menelaah /mempelajari kembali bagian – bagian yang belum
dikuasainya.Tujuannya adalah untuk memahami secara mendalam sebagai
bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam
mencapai hasil pelaksanaan Uji Kompetensi guru dengan ketuntasan minimal
materi modul 80 %.
Setelah menuntaskan modul ini , maka langkah selanjutnya / peserta diklat guru
berkwajiban untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya sesuai
ketetapan yang telah ditentukan. Pada struktur program mapping kendaraan
ringan.

H. Kunci Jawaban soal latihan.

Pilihlah Jawaban Yang Paling Benar Pada Pilihan Jawaban


1. Jika pada saat mekanik bekerja melepas motor starter pada mesin
mobil,keamanan dan keslamatan yang harus diperhatikan adalah :
a. Kunci kontak harus OFF.
b. Lampu kepala harus mati.
c. Lampu tanda belok harus OFF.
d. Kabel baterai plus harus dilepas.
2. Pada waktu akan menstarter mesin mobil , agar keselamatan mobil dan
pengemudi aman dan tidak terjadi kerusakan , hal yang harus diperhatikan
adalah:
a. Posisi gigi transmisi mundur.
b. Posisi roda kemudi lurus.
c. Posisi gigi transmisi Parkir.
d. Posisi gigi transmisi harus netral.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 105


Kegiatan Pembelajaran 3

3. Pada saat mengetes kerja motor starter pada mesin mobil,supaya mesin tidak
hidup, maka tindakan yang harus diperhatikan adalah :
a. Kabel terminal B kunci kontak harus dilepas..
b. Kabel terminal C motor starter harus dilepas.
c. Kabel ke terminal negatip Coil harus dilepas.
d. Kabel terminal ST pada motor starter harus dilepas.
4. Pada saat menstarter mesin mobil , perbedaan tegangan kerja kabel positip
baterai dan positip pada motor starter yang diperbolehkan maksimum
………..volt.
a. 0,5
b. 0,3.
c. 0,2.
d. 0,1.
5. Pada saat pengemudi kendaraan menstarter , motor starter
bereaksi/bunyicetuk- cetuk, motor starter tidak bisa berputar. Diagnose
kerusakan pada sistem starter adalah :
a. Roda gigi pinion motor starter rusak.
b. Roda gigi ring pada mesin rusak.
c. Kurang pelumasan. pada sistem starter
d. Tegangan kerja baterai lemah./rendah

106 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Kegiatan Pembelajaran 4.
Sistem Pengisian Dan Memperbaiki Sistem
Pengisian.

A. Tujuan.

Setelah mengikuti diklat , peserta harap bisa :


1. Menjelaskan nama komponen sistem pengisian.
2. Menjelaskan fungsi komponen sistem pengisian
3. Menjelaskan cara kerja sistem pengisian dengan benar.
4. Mendiagnosa kerusakan pada sistem pengisian
5. Memperbaiki kerusakan pada sistem pengisian.

B. Indicator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah sistem pengisian


2. Mendiagnosis kerusakan sistem pengisian
3. Memperbaiki sistem pengisian

C. Uraian materi.

1. Sistem pengisian pada mobil.

Baterai pada mobil atau kendaraan berfungsi untuk memberikan tenaga listrik
dalam jumlah yang cukup pada bagian – bagian kelistrikan mobil seperti : sistem
starter, sistem kelistrikan bodi atau kebutuhan lampu penerangan , sistem
pendingin ( AC ), asesoris sistem pengapian dan lainnya sebagainya. Akan tetapi
kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga listrik
yang diperlukan secara terus menerus oleh kebutuhan mobil.oleh karena itu,
baterai harus selalu terisi penuh agar mampu memberikan tenaga listrik yang
diperlukan pada saat diperlukan oleh bagian – bagian kelistrikan.Untuk

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 107


Kegiatan Pembelajaran 4

menghasilkan tenaga listrik dan mempertahankan agar baterai tetap terisi


.Sistem pengisian memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk
memberikan arus listrik yang dibutuhkan oleh bagian – bagian kelistrikan yang
selama mesin bekerja.Pada umumnya mobil dilengkapi dengan alternator arus
bolak balik karena ini lebih baik dari dari dinamo arus searah , dalam hal
kemampuan membangkitkan tenaga listrik dan ketahanannya.
Karena mobil membutuhkan arus searah, maka arus bolak balik yang diproduksi
oleh alternator disearahkan atau dirubah menjadi arus searah sebelum
dikeluarkan . Dibawah ini ditunjukkan bagian – bagian sistem pengisian pada
mesin mobil.

Gambar 4. 1 Bagian – bagian sistem pengisian konvensional.

Pendahuluan
Perlengkapan mobil yang membutuhkan tenaga listrik makin hari makin
bertambah. Kalau biasanya kebutuhan tersebut hanya meliputi sistem
penerangan lampu-lampu, alat alat pengukur bensin penunjuk arah, penghapus
kaca dan radio , Maka sekarang di pasang juga tape recorder dan A.C ( air
conditioning ). Untuk mobil khusus seperti ambulan dan mobil polisi di lengkapi

108 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

dengan sirene. Dengan generator kebutuhan tersebut sudah tidak terpenuhi lagi
sehingga baterai akan lebih cepat menjadi kosong. Sebagai pengganti di pakai
altenator .Alat ini menghasilkan arus listrik bola balik (AC), karena itu di sebut
juga Generator AC.
Untuk keperluan pengisian baterai dan melayani alat- alat lain di perlukan arus
searah (DC). Karena itu, arus listrik yang di hasilkan alternator ini perlu di rubah
menjadi arus searah
dengan alat yang di sebut rectifier atau diode. Kapasitas dari altenator adalah 30
sampai 60 Amper, tergantung kepada kebutuhan pemakaian.
Sebuah altenator terdiri dari sebuah bagian-bagian yang sama seperti generator,
tapi dengan cara kerja yang berbeda . Sebagai pengganti medan magnit di sebut
rotor, merupakan bagian yang berputar dan sebagai angker adalah stator yang
tidak berputar. Rectifier yang merubah arus bolak balik menjadi arus searah
dapat di bandingkan dengan komutator dan sikat arang pada generator
DC.Silikon diode rectifier yang di pakai banyaknya 6 buah, terdiri dari 3 positif
diode dan 3 lainnya negative diode. Diode tersebut di pasang pada dinding
rumah altenator, di hubungkan pada gulungan pada stator, dan pada bagian luar
dengan terminal altenator. Dengan demikian arus listrik AC yang di bangkitkan
pada gulungan stator tersebut, setelah keluar dari altenator sudah berbentuk
arus searah. Di samping itu diode juga berfungsi sebagai pemutus arus,
sehingga motor yang memakai altenator tidak lagi memerlukan pemutus arus.
Gambar penampang alternator dan nama bagian – bagiannya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 109


Kegiatan Pembelajaran 4

Alternator

Gambar 4. 2 Penampang alternator

Keterangan :
1. Dioda 6. Kipas pendingin.
2. Plat dudukan diode. 7. Rotor (kumparan medan).
3. Cincin gesek. 8. Sikat arang.
4. Kumparan pembangkit (stator). 9. Bearing belakang.
5. Bearing depan. 10. Rumah stator.

110 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Fungsi bagian alternator

1. Rotor.

Gambar 4. 3 Konstruksi rotor alternator

Rotor tersusun dari inti magnit ( pole core ) field coil atau juga disebut rotor coil,
slip ring dan rotor shaft. Field coil tersebut digulung dengan cara penggulungan
yang arahnya sama dengan putaran, dan masing – masing ujungnya
dihubungkan pada slip ring. Kedua pole core tersebut dipasangkan pada masing-
masing ujung dari gulungan dan juga sebagai pembungkus kumparan rotor.
Magnetic flux adalah hasil dari aliran arus yang meliwati kumparan dan satu
kutub menjadi kutub Utara (U) dan yang lain menjadi kutub Selatan (S). Slip ring
dibuat dari logam baja putih (stainless steel) dengan penyelesaian yang halus
untuk kontak (hubungan) brush pada permukaannya. Slip ring dipisahkan dari
poros rotor (rotor shaft).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 111


Kegiatan Pembelajaran 4

2. Stator

Gambar 4. 4 Stator alternator.

Stator disusun dari stator core dan kumparan stator (stator coil).Stator dilindungi
bagian depan dan bagian belakang dari frame. Stator coil terdiri dari kawat
tembaga yang dilapisi dengan lapisan tipis yang bersifat sebagai insulator. Di
bagian dalam ada slot-slot yang mana terdiri dari 3 kumparan yang bebas (
independent ). Inti stator bertugas sebagai saluran garis-garis gaya magnet dari
pole core ke hasil yang efektip stator coil.
3. Diode.

Gambar 4. 5 Diode dan plat dudukan diode.

Diode terdiri atas diode position dan diode negatip. Tiap tiga diode diikat dam
masing – masing pemegang diode. ( lihat gambar ). Arus yang dibangkitkan oleh
alternator dikirim dari sisi pemegang positip dan juga ujung dari framenya semua
terisolasi.selama penyearahan, diode-diode akan menjadi panas selanjutnya

112 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

diode holders bertindak meradiasikan panas ini dan menjegah diode dari panas
yang berlebihan.
Rumah bantalan muka Rumah bantalan belakang

Gambar 4. 6 Rumah Alternator

Fungsi : Menyediakan tempat berputar bagi startor dengan celah sekecil


mungkin

Kipas Pendingin

Fungsi :

a. Mendinginkan dioda-dioda
b. Putaran pulley dapat dibolak-balik

Fungsi :

a. Mendinginkan dioda-dioda
b. Putaran pulley tidak dapat dibolak-balik

Gambar 4. 7 Kipas pendingin

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 113


Kegiatan Pembelajaran 4

Fungsi :

a. Memindahkan tenaga putar dari


mesin ke rotor
b. Menentukan perbandingan
putaran mesin dengan
alternator

Gambar 4. 8 Roda puli

Contoh :
Putaran mesin maksimum 6.000 Rpm
Putaran alternator maksimum 10.000 Rpm
Pertanyaan : Hitunglah perbandingan putaran 6.000 : 10.000 = 6 : 10 = 3 : 5
Pertanyaan : kalau putaran idle mesin 800 Rpm, berapa putaran alternator ?
800 x 5/3 = 4000/3 =  1333 Rpm
Pertanyaan : Kalau diameter puli mesin 170 mm, berapa diameter puli
alternator
170 : 5/3 = 170 x 3/5 = 102 mm

4).Tugas Alternator dan Perbedaannya dengan Generator

Tugas Alternator : Saat mesin hidup, sebagai


o Sumber energi untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam mobil
o Pengisi baterai agar selalu siap pakai
Alternator pertama kali dibuat pada tahun : 1967
Karena dapat diproduksi dioda penyearah berdaya besar
Perbedaan prinsip kerja alternator dengan generator

114 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Alternator Generator
Kumparan Diam Berputar
pembangkit Berputar Diam
€Kumparan medan Dioda Komutator
Penyearah Tidak diregulasi Perlu diregulasi
Produksi arus Pada putaran rendah Jika hubung singkat
Keuntungan tegangan cukup generator aman
Tidak perlu tempat yang Pada putaran
Kerugian luas rendah tegangan
kecil
Bila hubung singkat Perlu tempat relatif
alternator rusak luas

Prinsip Pembangkit Tegangan

Gambar 4. 9 Prinsip pembangkit tegangan pada sistem pengisian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 115


Kegiatan Pembelajaran 4

Keterangan :
1. Volt meter
2. Rotor magnet
3. Kumparan pembangkit
4. Medan magnet
5. Poros rotor

Gambar 4. 103 pasang pol medan magnet permanen

Dengan magnet permanen menghasilkan tegangan rendah

Gambar 4. 113 pasang pol medan magnet listrik

116 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Dengan magnet listrik di peroleh tegangan tinggi

Gambar 4. 12 6 Pasang pol medan magnet listrik

Dengan medan magnet yang kuat menambah pool magnet menghasilkan


tegangan tinggi & frekuensi rapat

1. Kumparan medan
2. Poros Rotor

Gambar 4. 13 Konstruksi Rotor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 117


Kegiatan Pembelajaran 4

1. Kuku – kuku magnet


2. Kumparan magnet
3. Poros rotor

Gambar 4. 14 Kuku Magnit

Gambar 4. 15 Pembentukan medan magnet


pada rotor alternator

5). Pembangian Listrik 3 Pase dengan Rangkaian Bintang dan


Segitiga

Arti pembangkit listrik 3 pase


Pembangkit listrik dari 3 sumber

118 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 4. 16 Pembangkit 3 phase dengan 1 pasang pada magnet / rotor membutuhkan


3 pasang pada stater

Gambar 4. 3 Pembangkit 3 phase dengan 6 pasang pol magnet / rotor membutuhkan 3 *


6 = 18 pasang pol stator.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 119


Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4.18 Rangkaian stator alternator

120 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

6). Diode (Penyearah arus)

Tugas diode : Menyearahkan arus bolak – balik dari stator

Gambar 4. 19 Prinsip penyearah diode

Penghambatan : Bila katoda diberi polaritas positif dan anoda diberi polaritas
negatif, maka arus terhambat lampu mati

Gambar 4. 20 Prinsip kerja diode.

Pengaliran : Bila katoda diberi polarotas (+) dan anoda diberi polaritas (-), maka
arus mengalir lampu menyala

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 121


Kegiatan Pembelajaran 4

Rangkaikanlah penyearah dengan diode di bawah ini !


Gambarlah grafik tegangan hasil penyearah !

1 Pase dengan penyearah 1 diode

Gambar 4.21 Penyearah 1 diode

3 Pase dengan penyearah 6 diode

Gambar 4. 22 Penyearah 6 diode pada alternator

122 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Gambar 4. 4 Diode positip dan Diode negatip pada alternator.

Diode positif dan negatif hanya digunakan pada teknik mobil, supaya sesuai
dengan pelat pendingin

7). Regulator Tegangan Konvensional

Mengapa tegangan alternator perlu diregulasi ?


Untuk menyesuaikan tegangan kerja sistem kelistrikan dengan stabil
Mengapa arus alternator tidak diregulasi ?
Karena dibatasi oleh konstruksi alternator
Apa tugas dari regulator ?

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 123


Kegiatan Pembelajaran 4

Meregulasi tegangan agar tetap stabil pada tegangan kerja / regulasi


Prinsip kerja regulator konvensional :
Untuk meregulasi tegangan alternator dilakukan dengan cara menghubungkan
arus yang ke kumparan medan / rotor

Gambar 4. 24 Prinsip kerja regulator konvensional

Sakelar tertutup : Medan magnet besar tegangan besar


Sakelar terbuka : Medan magnet kecil tegangan kecil

Cara kerja regulator 2 kontak

Gambar 4. 25 Cara kerja regulator 2 kontak pada sistem pengisian

124 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Keuntungan Kerugian
 Meregulasi tegangan dengan halus dan  Konstruksi rumit
stabil
 Tegangan regulasi rata / konstan

Alternator

8). Regulator Tegangan Elektronik

Regulator elektronik menggantikan regulator konvensional dengan hasil yang


lebih baik
Keuntungan :
1. Meregulasi tegangan lebih teliti
2. Meregulasi tegangan sangat sangat peka (> 200 Hz)
3. Lebih kecil, memerlukan sedikit tempat
4. Bebas korosi pegas, bebas keausan kontak
Rangkaian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 125


Kegiatan Pembelajaran 4

Berilah keterangan untuk kode – kode di bawah ini !

R1/R2/R3 = Tahanan
Z = Dioda Zener
T1/T2 = Transistor

9). Bermacam – macam Arus Medan

Mengapa perlu adanya arus medan mula pada alternator ?


Pada putaran motor idle tegangan hasil induksi dari magnet permanen
pada rotor tidak mampu untuk menembus diode – diode.
Untuk mengalirkan arusnya melalui diode penyearah alternator
memerlukan tegangan sebesar 0,7 x 2 = 1,4 volt untuk menembus
diode positif dan diode negatif.

D. Aktifitas Pembelajaran

Setelahselesai kegiatan pembelajaran sistem pengisian /charging, anda


hendaknya mengidentifikasi nama , fungsi komponen cara kerja sistem dan
jalannya aliran listrik pada rangkaian. Berilah arah arus listrik pada saat kunci
kontak ON. Dan seyogyanya selalu siapkan dalam proses pembelajaran
tentang Model, Alat bantu mengajar atau Teaching Aids untuk efektifitas dalam
proses pembelajaran.Selain itu juga anda perlu sekali mengindentifikasi
macam- macam gangguan yang terjadi pada sistem rangkaian , pada
karakteristik komponen – komponen.

126 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

LK. 07. Merangkai system pengisian


Petunjuk : Buatlah rangkainan starter lengkap, kemudian kurangi rangkaian misalnya
tanpa E, tanpa N dll
Tabel. LK. 07. Rangkainan starter lengkap, rangkaian minimal

No Jenis Rangkaian Kesimpulan kejadian

1 Rangkaian Lengkap

2 Rangkaian tanpa N

3 Rangkaian tanpa E

Rangkaian tanpa F

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 127


Kegiatan Pembelajaran 4

LK. 08. Pemeriksaan/Pengukuran Komponen


Petunjuk : Carilah referensi/buku manual tentang prosedur pengukuran komponen-
komponen system pengisian, dan lakukan pengukuran/pemeriksaan
terhadap komponen-komponen.
Tabel. LK. 08. Hasil pengukuran dan kesimpulan

No Nama Komponen
Hasil Pengukuran Kesimpulan hasil

….

E. Latihan/Kasus/Tugas.

Latihan Sistem pengisian


1. Jika saat kunci kontak pada mesin mobil diputar posisi posisi ON / IG, mesin
mati / belum di starter lampu control pengisian pada dash board seharusnya :

a. Mati.
b. Hidup.
c. Redup.
d. Mati hidup lagi.
2. Pada saat kunci ON mesin hidup pada putaran 700 Rpm sampai 900Rpm
lampu control pengisian pada dash board seharusnya :
a. Hidup.
b. Mati.
c. Redup.
d. Mati terus hidup sebagai lampu control.

128 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

3. Jika arus listrik yang dihasilkan alternator lebih kecil dari spesifikasinya,
kerusakan yang yang terjadi pada komponen alternator yaitu :
a. Kumparan rotor putus.
b. Diode plus rusak
c. Slip ring rusak.
d. Sikat alternator putus
4. Hasil pengukuran tegangan untuk alternator 12 volt pada putaran 2000
Rpmsampai dengan 3000 Rpm ,yang keluar dari alternator sistem pengisian
yang baik adalah :
a. 12 sampai dengan 15 volt.
b. 12,5 sampai dengan 15 volt.
c. 14,5 sampai dengan 17 volt.
d. 13,8 sampai dengan 14,8 volt.
5. Saat mesin berputar, sistem pengisian bekerja air baterai cepat berkurang ,
hal ini terjadi adanya gangguan pada sistem pengisian diagnose kerusakan
adalah :
1. Sel baterai rusak
2. Mesin kelebihan beban.
3. Tali kipas tertlalu kencang.
4. Over charger tegangan pengisian

F. Rangkuman Sistem Pengisian .

1. Tugas alternator pada mobil atau kendaraan adalah:


a. Sebagai sumber energi untuk kebutuhan seluruh energi listrik dalam
mobil.seperti : sistem pengapian ( ignition system ), sistem penerangan (
light system ),air conditioner ( AC ), .
b. Pengisian baterai agar selalu siap dipergunakan untuk digunakan.
2. Komponen kelistrikan mobil membutuhkan arus searah untuk
operasinya,dan pengisian baterai membutuhkan arus searah.
3. Kumparan 3 phase pada alternator menghasilkan arus bolak balik,maka
harus dirubah menjadi arus searah,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 129


Kegiatan Pembelajaran 4

4. Tugas diode di alternator adalah untuk menyearahkan arus bolak balik


dari stator pada altenator menjadi arus searah ..
5. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh alternator tergantung putaran mesin,
makin cepat putarannya makin tinggi tegangan yang dihasilkan.Pengatur
tegngan berfungsi untuk mencegah kenaikan tegangan yang berlebihan,
Mengatur tegangan pada putaran rendah dan putaran tinggi supaya stabil,
proses ini pada umumnya dinamakan meregulasi tegangan.
6. Keuntungan dari regulator elektronik adalah ; meregulasi tegangan alternator
lebih teliti,konstruksi lebih kecil,bebas korosi,bebas keausan
7. Bila sebatang besi dililiti kawat dan dialiri arus listrik, maka pada besi
tersebut timbul medan magnit.Dan semakin kuat tegangan listriknya , makin
kuat pula medan magnit yang dibangkitkan.
8. Tegangan listrik yang keluar dari alternator perlu diregulasi adalah untuk
menyesuaikan tegangan kerja sistem kelistrikan dengan stabil.
9. Tugas regulator pada sistem pengisian pada mobil adalah : meregulasi
tegangan agar tetap stabil pada tegangan kerja.
10. Keuntungan regulator elektronik dibandingkan dengan regulator
konvensional. Pada sistem pengisian.
a. Meregulasi tegangan pengisian lebih teliti
b. Meregulasi tegangan sangat peka atau sensitip.
c. Konstruksi lebih kecil, hemat tempat.
d. Bebas korosi pegas, bebas keausan kontak.

G. Umpan Balik dan Tindak lanjut

Peserta diklat/ Guru setelah menyelesaiakan latihan dalam modul ini ,


diharapkan menelaah /mempelajari kembali bagian – bagian yang belum
dikuasai dari modul ini .Tujuannya adalah untuk memahami secara mendalam
sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal
dalam mencapai hasil pelaksanaan Uji Kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi modul 80 %.
Setelah menuntaskan modul ini , maka langkah selanjutnya / peserta diklat guru
berkwajiban untuk mengikuti kegiatan pembelaran selanjutnya mengenai
sistem pengapian elektronik .

130 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

H. Kunci jawaban

1. Jika saat kunci kontak pada mesin mobil diputar posisi posisi ON / IG, mesin
mati / belum di starter lampucontrol pengisian pada dash board seharusnya :
a. Mati.
b. Hidup.
c. Redup.
d. Mati hidup lagi.
e. Hidup terus mati.
2. Pada saat kunci ON mesin hidup pada putaran 700 Rpm sampai 900Rpm
lampu control pengisian pada dash board seharusnya :
a. Hidup.
b. Mati.
c. Redup.
d. Mati terus hidup sebagai lampu control.
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
3. Jika arus listrik yang dihasilkan alternator lebih kecil dari spesifikasinya ,
kerusakan yang yang terjadi pada komponen alternator yaitu :
a. Kumparan rotor putus.
b. Diode plus rusak
c. Slip ring rusak.
d. Sikat alternator putus
e. Jangkar rusak
4. Hasil pengukuran tegangan untuk alternator 12 volt pada putaran 2000rpm
sampaidengan 300rpm ,yang keluar dari alternator sistem pengisian yang
baik adalah :
a. 12 sampai dengan 15 volt.
b. 12,5 sampai dengan 15 volt.
c. 14,5 sampai dengan 17 volt.
d. 13,8 sampai dengan 14,8 volt.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 131


Kegiatan Pembelajaran 4

5. Saat mesin berputar, sistem pengisian bekerja air baterai cepat berkurang ,
hal ini terjadi adanya gangguan pada sistem pengisian diagnose kerusakan
adalah :
a. Sel baterai rusak
b. Mesin kelebihan beban.
c. Tali kipas tertlalu kencang.
d. Over charger tegangan pengisian

132 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Evaluasi Pembelajaran

1. Jelaskan fungsi sistem pengapian konvensional pada mesin kendaraan


ringan ?
2. Jelaskan penyebab kuatnya EMF pada coil pengapian
3. Jelaskan fungsi signal generator pada pengapian transistor /elektronik .
4. Jelaskan fungsi igniter pada sistem pengapian elektronik
5. Jelaskan apa fungsi solenoid pada motor starter?
6. Sebutkan 5 bagian dari motor starter.!
7. Sebutkan fungsi dari kumparan medan pada motor starter.!
8. Jelaskan apa fungsi dari kopling pada motor starter .
9. Apa fungsi dari angker pada motor starter?
10. Sebutkan 5 bagian – bagian dari alternator dan jelaskan masing -masing
fungsinya .
11. Jelaskan fungsi alternator pada mobil .!
12. Jelaskan fungsi sikat /brush pada alternator.
13. Apa fungsi stator pada alternator?
14. Apa akibatnya ,jika salah satu diode pada alternator rusak /putus?
15. Pada saat mesin hidup, kadang - kadang lampu charge menyala. Jelaskan !

Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran.

1. Fungsi sistem ,pengapian ialah untuk membangkitkan bunga api yang dapat
membakar campuran bahan bakar- udara di dalam silinder .
2. Kuatnya EMF pada sistem pengapian tergantung :
a. Banyaknya garis gaya magnit. .
b. Banyaknya gulungan kumparan.
c. Tingkat di mana garis gaya magnit berubah .
3. Fungsi signal generator pada pengapian elektronik/ transistor adalah:
Untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk memutuskan
arus primer pada ignition coil pada saat pengapian yang tepat.
4. Igniter pada sistem pengapian elektronik yang terdiri dari eletronik yang yang
berfungsi mendeteksi EMF yang di bangkitkan oleh signal generator ,signal

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 133


Evaluasi Pembelajaran

amplifiter dan power transistor ,yang melakukan pemutusan arus primer


ignition coil pada saat yang tepat sesuai dengan signal yang di perkuat.
5. Fungsi solenoid atau saklar magnit pada motor starter adalah:
Untuk menghubungkan dan melepaskan starter clutch dengan roda penerus
dan juga mengalirkan arus listrik yang besar ke motor starter melalui
terminal atau pool utama .
6. 5 Bagian- bagian motor starter yaitu:
a. Field coil (kumparan medan )
b. Armature (angker)
c. Sikat (brush)
d. Komutator
e. Gigi pinion.
7. Kumparan medan pada motor starter adalah:untuk menghasilkan medan
magnit yang kuat ,pada motor starter yang tidak menggunakan magnit
permanen .
8. Fungsi kopling starter pada motor starter :untuk memindahkan momen
punter dari armature atau jangkar ke roda penerus ,dan mencegah
berpindahnya tenaga gerak mesin ke starter apabila mesin sudah hidup
akibat putaran mesin melampoi putaran jangkar.
9. Fungsi angker pada motor starter adalah :untuk menghasilkan torque pada
motor starter mobil.
10. 5 bagian - bagian dari alternator dan fungsinya :
a. Rotor berfungsi untuk membentuk medan magnet pada kuku rotor
alternator
b. Stator berfungsi untuk membangkitkan tegangan listrik arus bolak-balik 3
phase.
c. Diode berfungsi untuk menyearahkan arus bolak-balik 3 phase menjadi
arus searah .
d. Kipas pendingin berfungsi untuk mendinginkan diode penyearah
e. Roda puli berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari mesin ke rotor
pada alternator.

134 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

11. Tugas alternator pada mobil adalah:sebagai sumber energi listrik untuk
kebutuhan listrik dalam mobil.Seperti Sistem penerangan, sistem
pengapian,sistem AC,sistem audio .Dan pengisian baterai agar isi baterai
selalu penuh dan siap di pergunakan sebagai energy listrik.
12. Fungsi sikat atau brush pada alternator ,adalah meneruskan arus listrik dari
kunci kontak ke rotor pada alternator, sehingga rotor menjadi magnit.
13. Fungsi stator pada alternator adalah:untuk menghasilkan arus listrik 3 phase
14. Jika salahsatu diode alternator rusak akibatnya adalah:arus yang di hasilkan
oleh alternator akan menurun kapasitasnya.
15. Pada saat mesin hidup kadang – kadang lampu charge menyala. Hal ini
disebabkan bahwa alternator tidak membangkitkan listrik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 135


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Pengembangan Soal

Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa modul penilaian dan modul pedagogik H
Kelompok Kompetensi tentang Penilaian dan Evaluasi pembelajaran.
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
3. Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai
format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah anda)

Kisi-kisi penulisan soal tes prestasi akademik


Jenis Sekolah :
Kompetensi Keahlian :
Kelompok Kompetensi :

No. Bahan
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kelas

PG Level
1 Pengetahuan dan
Pemahaman

2 PG Level Aplikasi
4. Berdasarkan kisi-kisi di atas, buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini

PG Level
3
Penalaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 137


Pengembangan Soal

LK. 9-Pembuatan Soal

1. Kembangkan soal Pilihan Ganda (PG) sebanyak 3 soal.


2. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 soal

KARTU SOAL
Jenjang :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi :
Level :
Materi :
Bentuk Soal :

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

138 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Penutup

Penyusunan Modul Diklat PKB bagi Guru dan Tenaga Kependidikan ini disusun
sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran
penguasaan kompetensi setelah melaksanakan Uji Kompetensi Guru, dimana
tingkatan atau grade pembelajaran yang harus dipelajari sesuai dengan hasil
capaian UKG, dimana tingkatan atau grade yang telah ditetapkan oleh Dirjen
Guru dan Tenaga Kependidikan meliputi 10 tingkatan, Grade A - E masuk dalam
katagori Grade Dasar. Grade F - G masuk dalam katagori Grade
Menengah.Grade H-I masuk dalam Grade lanjut dan Grade 10 masuk dalam
Grade J.
Semoga denang adanya buku modul ini dapat meningkatkan kompetensi para
guru umumnya pada program keahlian teknik otomotif dan khusunya para paket
keahlian teknik kendaraan ringan.
Akhirnya semoga kita semua dapat ikut berperan dalam mencerdaskan bangsa,
sesuai dengan bidang keahlian kita masing-masing.
Terima kasih

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 139


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Daftar Pustaka

Adler Ulrich. 1987. Auto Elektrik, Auto Elektrik am Motor, VDI Verlag, Germani.
Adler Ulrich.1994. Abgas Teknik.Bosch Tecnische.Unterrictung..stugart Germani.
Astra Motor.1999.Toyota Step 2,Materi Pelajaran engine Group.PT Toyota
Jakarta Indonesia.
Gross, Komoll,1997.Kraftfahrzeugtechnik.
Gerigk,Bruhn,Danner,Endruschat.Germani
Speyer 1999 .Kraftfarhr Technisches Taschenbuch Bosch. Jaeger Druck GmbH
.Germani
Ulrich/Sidik .1986. Modul Sistem Starter listrik Otomotif VEDC. Malang.
Ulrich/Sidik .1986. Modul Sistem Pengisian listrik Otomotif VEDC. Malang.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 141


Teknik Kendaraan Ringan KK F

Glosarium

Timing Light, alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran saat
pengapian atau timing ignition yang diukur dalam satuan derajat poros engkol (
pe).

Dwell Tester, alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran sudut
pengapian pada kendaraan bermotor.

Tacho Meter, alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur putaran mesin per
menit (rpm).

Avometer,alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran Arus listrik


dalam satuan amper, Tegangan listrik DC dan AC dalam satuan volt, &
Tahanan pengantar listrik dalam satuan ohm

Feeler gauge ,alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besara celah dari
benda yang berongga (misal: mengukur celah elektroda busi, celah katup).,
celah pemutus arus primer atau platina.

Hidrometer ,alat ukur yang dipergunakan untuk mengetahui besaran berat jenis
air baterai.

Mistar Sorong, alat ukur yang dipakai untuk mengukur besaran diameter luar,
diameter dalam, kedalaman dan panjang dari suatu bahan/benda kerja.

Growler, alat ukur yang dipergunakan memeriksa angker terhadap hubungan


singkat dengan masa

Timbangan tarik, alat ukur yang dipakai memeriksa tegangan pegas sikat
sistem starter.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 143


Test Bench, alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa daya alternator dan
motor starter.

Osiloskop.alat ukur yang dipakai untuk memeriksa osilogram, tegangan , rugi


tegangan alternator. pada sistem pengisian
EMF singkatan dari Electro Motive Force

144 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


COVER PEDAGOGIK
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI F

PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POSTENSI DIDIK

Penulis:
Drs. Hari Amato, M.Pd.
Penyunting:
Drs. Astu Widodo, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Pedagogi KK F

Daftar Isi

Hal.
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
Daftar Gambar ..................................................................................................... v
Pendahuluan........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Peta kompetensi .......................................................................................... 2
D. Ruang lingkup .............................................................................................. 3
E. Cara Penggunaan Modul............................................................................. 3
Kegiatan Pembelajaran 1 Pembelajaran untuk Mendorong Peserta Didik
Mencapai Prestasi............................................................................................. 11
A. Tujuan ........................................................................................................ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi............................................................. 11
C. Uraian Materi ............................................................................................. 11
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 23
E. Latihan/Tugas ............................................................................................ 23
F. Rangkuman................................................................................................ 27
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 28
Kegiatan Pembelajaran 2 Pembelajaran untuk Mengaktualisasikan Potensi
Peserta Didik...................................................................................................... 29
A. Tujuan ........................................................................................................ 29
B. Indikator pencapaian Kompetensi ............................................................. 29
C. Uraian materi ............................................................................................. 29
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 41
E. Latihan/Tugas ............................................................................................ 41
F. Rangkuman................................................................................................ 44
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 45
Kunci Jawaban Latihan/Tugas ........................................................................ 47
A. Kunci Jawaban Latihan KP 1 .................................................................... 47
B. Kunci Jawaban Latihan KP 2 .................................................................... 47

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


Evaluasi .............................................................................................................. 47
Penutup............................................................................................................... 54
A. Kesimpulan................................................................................................. 54
B. Tindak Lanjut .............................................................................................. 55
Daftar Pustaka.................................................................................................... 57

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ..................................................4
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .................................................5
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In ...................................7

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul ................................................................................................. 10

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |v


vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Pedagogi KK F

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, dan bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (UU Republik Indonesia no. 20 tahun 2013, Pasal 3). Dari uraian tersebut
maka pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang dicita-citakan, yang dilakukan secara
sadar dan terencana. Karena dalam proses pembelajaran sebagai proses
pendidikan itu terjadi aktivitas mengajar (oleh guru) dan aktivitas belajar (oleh
siswa), maka mengajar dapat dimaknai sebagai upaya pengembangan potensi
peserta didik dalam mencapai prestasi. Salah satu komponen dalam proses
tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler untuk mendorong dan
mengaktualisasikan potensi prestasi peserta didik.

Peran pendidik profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai


kunci keberhasilan belajar peserta didik. Pendidik profesional adalah guru yang
kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat
menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter memiliki nilai-nilai
religius, nasionalis, mandiri, integritas , gotong royong, mandiri, kerja keras,
kreatif, gemar membaca, rasa ingin tahu dan menjadi pembelajaran sepanjang
hayat.

Seorang pendidik harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif


dalam kelas dan di luar kelas. Salah satu cara untuk menciptakan motivasi dalam
diri peserta didik adalah dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Walaupun kegiatan ekstrakurikuler tidak secara langsung dapat dilihat, tetapi
secara tidak langsung ini mempengaruhi motivasi dan keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran dalam kelas, dengan peserta didikmengikuti

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |1


Pendahuluan

kegiatan ekstrakurikuler berarti sudah melatih peserta didik untuk berani dan mau
menunjukkan bakat dan keinginan yang tersimpan dalam dirinya.

B. Tujuan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta


didik mencapai prestasi secara optimal.
2. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.

C. Peta kompetensi
POSISI MODUL

KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI

PED0100000-00 Perkembangan Peserta Didik

PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang mendidik

PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum

PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik

PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pembelajaran

PED0600000-00 Pengembangan Potensi Peserta Didik

PED0700000-00 Komunikasi efektif

PED0800000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran

PED0900000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran

PED0100000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas


pembelajaran.

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Modul Pembinaan Karir Guru Kompetensi Pedagogik Kelompok Kompetensi F ini disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK (Permendiknas no. 16 tahun 2007) pada Kompetensi Pedagogik sebagai berikut:

No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran


6 Memfasilitasi 6.1. Menyediakan berbagai kegiatan
pengembangan potensi pembelajaran untuk mendorong
peserta didik untuk peserta didik mencapai prestasi
mengaktualisasikan secara optimal.
berbagai potensi yang 6.2. Menyediakan berbagai kegiatan
dimiliki. pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta
didik, termasuk kreativitasnya

D. Ruang lingkup

Modul Pembinaan Karir Guru Kompetensi Pedagogik Kelompok Kompetensi F


ini, membahas materi sebagai berikut:
1. Pembelajaran Untuk Mendorong Peserta Didik Mencapai Prestasi.
a. Identifikasi Program Ekstrakurikuler.
b. Rancangan Program Ekstrakurikuler.
2. Pembelajaran Untuk Mengaktualisasikan Potensi Peserta Didik.
a. Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler.
b. Evaluasi Program Ekstrakurikuler.

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan berikut .

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |3


Pendahuluan

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan Direktorat Jenderal GTK maupun lembaga
diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada
suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator. Tatap muka penuh dilaksanakan
menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur berikut.

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta


diklat untuk mempelajari:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul Pengembangan Potensi Peserta Dididk


Kelompok Kompetensi F, fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |5


Pendahuluan

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah
bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian
materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta
dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan


fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), On the Job Learning (On), dan In Service Learning 2
(In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan


In Service Learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi;
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi;
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul;
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran; dan
5) langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (In-1)

1) Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F
Pengembangan Potensi Peserta Dididk , fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |7


Pendahuluan

secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru


sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan
dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara
langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan
metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi
kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun
sesuai dengan kegiatan pada In-1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.

c. On the Job Learning (On)

1) Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F
Pengembangan Potensi Peserta Dididk, guru sebagai peserta akan
mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (In-
1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan
kepada peserta.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada In-1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera
pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen,
sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di
dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada On.

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif


menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.

d. In Service Learning 2 (In-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On


yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karier guru kelompok kompetensi modul Pengembangan


Potensi Peserta Dididk Kelompok Kompetensi F terdiri dari beberapa
kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan
dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada Tabel 1.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |9


Pendahuluan

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul


Kode LK Nama LK Keterangan
No.
Konseptual tentang potensi Peserta Didik
1 LK-F.01
pada Kegiatan Ekstrakurikuler TM, IN 1
Analisis Perbedaan dan Keterkaitan
2 LK-F.02 Kegiatan Intrakurikuler dan TM, IN1
Ekstrakurikuler
Identifikasi Bakat dan Minat Peserta
3 LK-F.03
Didik TM, ON
Analisis Bakat dan Minat Peserta Didik
4 LK-F.04
TM, ON
Analisis Konsep, Prinsip, Manfaat
5 LK-F.05 Kegiatan Intrakurikuler dan TM,IN 2
Ekstrakurikuler
6 LK-F.06 Analisis Kompetensi Mata Pelajaran TM, ON
7 LK-F.07 Analisls Potensi Peserta Didik TM, ON
8 LK-F.08 Analisis kegiatan On the Job Learning TM, IN 2

Keterangan :
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1
ON : Digunakan pada On the Job Learning
IN2 : Digunakan pada In Service Learning 2

10 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Kegiatan Pembelajaran 1
Pembelajaran untuk Mendorong Peserta Didik
Mencapai Prestasi

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat menyediakan berbagai


kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara
optimal dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan
Karakter yaitu religius, nasionalis, mandiri, integritas, gotong royong.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Berbagai kegiatan pembelajaran melalui program ektrakurikuler diidentifikasi


untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
2. Berbagai kegiatan pembelajaran melalui program ektrakurikuler dirancang
untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.

C. Uraian Materi

Pembelajaran Untuk Mendorong Peserta Didik Mencapai Prestasi.


Materi pokok kegiatan pembelajaran 1 tentang Pembelajaran untuk mendorong
peserta didik mencapai prestasi terdiri dari 2 Submateri yaitu materi Identifikasi
Program Ekstrakurikuler dan Rancangan Program Ekstrakurikuler.
Setelah mempelajari materi pokok ini peserta dapat menyediakan berbagai
kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik berkarakter untuk
mencapai prestasi secara optimal, yaitu mandiri: kerja keras, kreatif, gemar
membaca, rasa ingin tahu dan menjadi pembelajaran sepanjang hayat.

a. Identifikasi Program Ekstrakurikuler.

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh


peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Kegiatan Pembelajaran 1

kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,


bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Pada Permendikbud no 62 tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, Pasal 3 tertulis bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri
atas:
a. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib; dan
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
b. Identifikasi kebutuhan, Minat dan Potensi peserta didik

Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan siswa sebagai media untuk


mengembangkan potensi diri, sehingga dapat mengarahkan ke pencapaian
prestasi. Potensi peserta didik memang beragam dan sangat memungkinkan
kecerdasan tersebut dapat diasah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dengan
demikian pemahaman dan pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan
membentuk peserta didik yang kreatif, inovatif, dan beradab. Kegiatan
ekstrakurikuler yang dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan
yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan”. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
ekstrakurikuler adalah sebagai sarana penunjang bagi proses pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah yang berguna untuk mengaplikasikan teori dan praktik
yang telah diperoleh sebagai hasil nyata proses pembelajaran.

Sedangkan lingkup ekstrakurikuler dapat secara perorangan (indivdual) maupun


kelompok (dalam satu kelas klasikal, dalam kelas paralel, kolompok antar kelas).
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan intra sekolah yang harusnya dikemas
dengan kegiatan yang menarik. Ekstrakurikuler secara umum bertujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama,
dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan pendidikan nasional (Permendikbud no 62 tahun 2014). Apa
yang perlu diperhatikan dalam identifikasi kebutuhan , minat dan potensi peserta
antara lain: (1) layanan bentuk kegiatan ekstrakurikuler ditetapkan; (2)
kesiapan sumber daya ; (3) minat dan motivasi peserta didik terhadap kegiatan

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

ekstrakurikuler; (4) kesiapan alat penggali potensi peserta didik; (5) prestasi
sekolah; (6) data prestasi peserta didik.

Dalam mengidentifikasi potensi peserta didik berkaitan dengan kegiatan


ekstrakurikuler yang didasarkan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik ada 2
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu hal yang dominan dalam
besarnya minat tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor internal antara lain: (a)
tertarik (suka atau senang), (b) perhatian merupakan frekuensi dan kuantitas
kesadaran yang menyertai aktivitas (pemusatan tertentu kepada suatu obyek),
(c) aktivitas merupakan tahap setelah peserta didik tertarik dan memberikan
perhatian pada suatu kegiatan.

Potensi peserta didik adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik/sifat


individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki
kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain
yang terdapat dalam diri peserta didik. Pada dasarnya setiap peserta didik
mempunyai potensi kognitif, fisik, psikomotor, moral, emosional, sosial, bahasa,
dan religi (Gambar 1. Pengembangan Potensi Peserta Didik).

Kognitif
Religi Fisik

POTENSI PESERTA DIDIK


Bahasa Psikomotor

Sosial Moral
Emosional

Gambar 4. Pengembangan Potensi Peserta Didik

Dalam mengidentifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik dapat


dilakukan melalui: (a) angket, (b) data raport, (c) observasi, (d) achievement test,
(e) tes kemampuan intelektual, (f) wawancara, (g) tes kepribadian. Dalam
identifikasi tersebut perlu diperhatikan adalah ketersediaan sumber daya yang
ada di sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 13


Kegiatan Pembelajaran 1

c. Seleksi kebutuhan, Minat dan Potensi Peserta Didik.

Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan Permendikbud 62 tahun


2014 antara lain:
1) Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Peserta Dididk ,
Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
2) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat
olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi
informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
4) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis
alquran, retreat; atau bentuk kegiatan yang lain.
Sekolah selayaknya melakukan penelusuran atau seleksi atas potensi,
keinginan, minat, bakat, motivasi dan kemampuan siswa sebagaimana
dipertimbangkan adanya quota atas peserta untuk setiap jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang ditawarkan/akan diselenggarakan. Selanjutnya sekolah
melakukan pengelompokkan siswa dengan jumlah tertentu (sesuai quota) yang
dipandang layak mengikuti satu/beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang
akan diselenggarakan.

Sedangkan alternatif Pengembangan Program Kegiatan Ekstrakurikuler dapat


dilakukan sebagai berikut: (1) Top-Down, artinya Sekolah menyediakan/
menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk paket-paket
(jenis-jenis kegiatan) yang diperkirakan dibutuhkan peserta didik; (2) Bottom-Up:
Sekolah mengakomodasikan keragaman potensi, keinginan, minat, bakat,
motivasi dan kemampuan seorang atau kelompok siswa untuk kemudian
menetapkan/menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler; (3) Variasi
dari alternatif-1 dan alternatif-2.

Selanjutnya sekolah menetapkan bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang akan


diselenggarakan di sekolah sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan dari hasil
analisis. Hal tersebut disesuaikan dengan ketetapan-ketetapan, misal mengacu

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Permendikbud yang berlaku, hasil analisis kebutuhan, kesiapan dan kemampuan


sumber daya sekolah, dan sebagainya.

d. Rancangan Program Ekstrakurikuler.

Kegiatan ektrakurikuler bersifat sebagai kegiatan penunjang untuk mencapai


program kegiatan kurikuler serta untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih
luas, maka kegiatan ekstrakurikuler sifatnya lebih luwes dan tidak terlalu
mengikat daripada kurikuler. Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang diprogramkan lebih bergantung pada bakat, minat, dan
kebutuhan peserta didik itu sendiri. Mengingat banyaknya keinginan peserta didik
terhadap kegiatan ekstrakurikuler maka programnya harus disesuaikan dengan
kemampuan sekolah untuk menyediakan.

e. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Program kegiatan ekstrakurikuler harus lebih menumbuhkan pengembangan


aspek-aspek lain seperti pengembangan minat, bakat, kepribadian, dan
kemampuan sebagai makhluk sosial, disamping tentu saja, sebagai pembantu
pencapaian tujuan kegiatan kurikuler. Sehingga yang menjadi penanggungjawab
dapat guru kelas, guru bidang studi yang mungkin lebih bersifat team work,
sesuai dengan keahlian para guru tersebut untuk bidang-bidang tertentu. Bahkan
tak jarang sekolah mempekerjakan tenaga dari luar untuk melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler, di mana tenaga luar tersebut memiliki keahlian-keahlian
khusus yang diprogramkan pada kegiatan ekstrakurikuler.

Program kegiatan ekstrakurikuler pada prinsipnya didasarkan pada kebijakan


yang berlaku dan kemampuan sekolah, kemampuan para orang tua/masyarakat
dan kondisi lingkungan sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan
oleh satuan pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat peserta didik.
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan dapat
dilakukan melalui tahapan: (1) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta
didik; (2) analisis sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraannya; (3)
pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (4) penyusunan
program Kegiatan Ekstrakurikuler; (5) penetapan bentuk kegiatan yang
diselenggarakan. Dalam pengembangan bentuk kegiatan ekstrakurikuler

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 15


Kegiatan Pembelajaran 1

dilakukan dengan prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan. Hal ini penting
karena didasarkan dari ketertarikan peserta didik dan sarana rilek.

Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang


merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Program Kegiatan
Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan
mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada
gugus/klaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah provinsi atau
pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan
orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Sistematika Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memuat: (1)


rasional dan tujuan umum, (2) deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler, (3)
pengelolaan, (4) pendanaan, (5) evaluasi. Seperti yang diungkapkan pada
penjelasan terdahulu bahwa sekolah melakukan penelusuran atau seleksi atas
potensi, keinginan, minat, bakat, motivasi dan kemampuan peserta didik. Hal itu
dimaksudkan untuk mempermudah mengelompokkan peserta didik ke dalam
layanan kegiatan ekstrakurikuler yang mana sesuai dengan kebutuhannya.

Melalui penetapan tujuan dan jenis kegiatan serta peserta didik (sebagai
sasaran) yang ditetapkan, perencanaan hendaknya menetapkan rencana strategi
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Dengan struktur organisasi sekolah yang
ada, rencana strategi pelaksanaan hendaknya menjelaskan siapa yang
bertanggung jawab, baik terhadap keseluruhan program kegiatan ekstrakurikuler
ataupun terhadap jenis kegiatan ekstrakurikuler tertentu yang akan dilaksanakan.
Perencanaan strategi ini mencakup pula, perencanaan waktu, tempat,
fasilitas/sumber/bahan, jaringan/tenaga lainnya, dan besarnya alokasi dan
sumber biaya.

Mengingat kegiatan ektrakurikuler yang berada dalam ruang lingkup sekolah,


maka suatu kegiatan ektrakurikuler memerlukan Rencana Program Kerja yang
akan di jadikan acuan para anggotanya untuk menjalankan kegiatan-kegiatan.
Berikut ini contoh sederhana tentang salah satu rencana program kerja
ekstrakurikuler untuk cabang olah raga sepakbola. Contoh rencana ini

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

merupakan bagian terkecil dari program ekstrakurikuler untuk seluruh kegiatan


yang ditetapkan oleh sekolah.

Contoh rencana program kegiatan ekstrakurikuler sepak bola

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang
tertulis di kurikulum dan umumnya pihak sekolah menyediakan waktu satu hari
untuk pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan ekstrakurikuler sangat berguna untuk
pengembangan hobi, minat dan bakat peserta didik pada hal tertentu. Di sisi lain,
pelaksanaan kegiatan ini merupakan suatu bentuk perhatian sekolah pada
peserta didik agar melakukan kegiatan yang lebih positif.

Para peserta didik SMA/SMK adalah anak yang sedang dalam masa peralihan
dari pribadi seorang anak menuju pribadi yang lebih dewasa, mereka cenderung
menjauh dari orang tua dan lebih percaya pada teman, mempunyai energi yang
besar sehingga mereka tampak lebih emosional. Kecenderungan lain adalah
mereka berkelompok dengan teman yang memiliki kesukaan yang sama.

Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pada setiap sekolah di harapkan dapat


menjadi wadah untuk penyaluran energi peserta didik dan jenis kegiatanpun
sangat beragam baik itu seputar olah raga, kesenian, keterampilan ataupun
pengetahuan.

B. Maksud dan Tujuan

Berkaitan dengan hal tersebut di atas kami dari pengurus Ekstrakurikuler “Sepak
Bola “ bermaksud untuk menetapkan sasaran serta langkah-langkah dalam
mewujudkan kegiatan bidang olah raga Sepak Bola sebagai wadah penyaluran
bakat, hobi dan keterampilan dalam bidang olah raga bela diri karate serta
melatih mentalitas serta kedisiplinan diri.

Tujuan dari rencana program kerja kegiatan ini adalah sebagai acuan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang olah raga sepak bola.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 17


Kegiatan Pembelajaran 1

BAB II NAMA, TARGET DAN JADWAL KEGIATAN

4. Nama Kegiatan

Nama kegiatan yang telah berjalan adalah ”Sepak Bola”.

5. Target Kegiatan

Target dari kegiatan ini adalah peserta didik kelas X s.d. XII atau pelajar lainnya
dan umum.

6. Jadwal Kegiatan

Kegiatan latihan yang telah berjalan adalah dua kali dalam satu minggu yaitu
pada hari Selasa dan Sabtu jam 15.30 WIB berlokasi di “Stadion Kota”.

BAB III RENCANA PROGRAM KERJA

A. Rencana Program Kerja Jangka Pendek dan Menengah

Setelah berjalan sekian lama ekstrakurikuler sepak bola hingga saat ini masih
tetap berjalan, ini berkat adanya kerja sama antara sekolah, guru, pengurus
sepak bola serta pihak-pihak terkait yang mendukung kegiatan ekstarkurikuler
sepak bola.

1. Adapun rencana kegiatan jangka pendek dan menengah ini meliputi:


a. Memperkenalkan dan mempertunjukkan ekstrakurikuler sepak bola
Kepada seluruh masyarakat sekolah.

b. Mengajak dan merekrut peserta didik untuk ikut serta dalam kegiatan
ekstrakurikuler sepak bola

c. Menunjukkan sebagai ekstrakurikuler sepak bola yang di minati oleh


Peserta didik

d. Sebagai wadah penyalur minat, bakat dan hobi bagi peserta didik

e. Melakukan latihan rutin sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

f. Selain itu sebagai salah satu cabang olah raga prestasi di harapkan dapat
memunculkan bibit-bibit Atlit baru dalam bidang olah raga sepak bola.

2. Rencana Program Kerja Jangka Panjang

Dalam program jangka panjang ini direncanakan akan melanjutkan program-


program yang belum terlaksana pada periode sebelumnya dan yang akan di
laksanakan pada periode saat ini, hal itu di susun dalam bentuk program sebagai
berikut:

Melanjutkan program yang belum terselesaikan pada periode sebelumnya, di


antaranya :

a Melaksanakan kegiatan latihan gabungan yang dilaksanakan pertiga


bulan (triwulan) atau per 6 bulan (semester) dengan jadwal dan waktu
yang akan di tentukan kemudian.

b Melaksanakan kegiatan sepak bola guna memperkenalkan kegiatan


ektrakurikuler kepada para peserta didik baru.

c Melaksanakan kegiatan-kegiatan tambahan yang berguna untuk


memperkokoh tali persaudaraan dan silatuhrahmi antara anggota sepak
bola atau dari anggota kegiatan ekstrakurikuler lain dan juga kegiatan-
kegiatan yang berkenaan dengan pengembangan diri.

d Bekerja sama dengan ranting-ranting sepak bola lain dalam rangka studi
banding untuk melihat sejauh mana perkembangan para peserta didik
selama menjalani masa latihan.

e Mengikuti pertandingan-pertandingan, antar pelajar atau yang di


selenggarakan oleh organisasi persepakbolaan daerah atau nasional.

Adapun anggaran dana yang akan di ajukan untuk pelaksanaan kegiatan-


kegiatan program kerja tersebut terlampir pada halaman berikutnya.

BAB IV PENUTUP

Demikianlah gambaran rencana program kerja ini kami susun dengan harapan
akan menjadi acuan dalam melaksanakan langkah-langkah kegiatan
ekstrakurikuler sepak bola, sehingga perkembangan kegiatan ini akan lebih jelas

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 19


Kegiatan Pembelajaran 1

dan terarah dalam pencapaian tujuan. Dengan di sertai bantuan oleh pihak-pihak
yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung semoga rencana
kegiatan ini akan dapat terlaksana dengan baik dan tentu saja hasil akhirnya
akan mencapai tujuan yang telah di tentukan serta dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

A. Program Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Salah satu wadah pembinaan peserta didik di sekolah adalah kegiatan


ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler
didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang beragam peserta didik dapat mengembangkan bakat, minat dan
kemampuannya.

Melalui program pembinaan dalam kegiatan ekstrakurikuler akan dapat terlihat


keunggulan dari masing-masing kegiatan yang dilaksanakan seperti:

1. Kegiatan Pembinaan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, seperti


melaksanakan peribadahan seperti yang diisyariatkan, memperingati hari-hari
besar dalam agamanya, melaksanakan perbuatan amanah sesuai dengan
norma agamanya, membina toleransi kehidupan antar umat, mengadakan
lomba yang bernuansa agama dan mengadakan kegiatan seni yang
bernuansa agama. Dengan demikian akan terbinanya kualitas keimanan,
kesadaran dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, kerukunan antar umat
dalam usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Gambar 5. Kegiatan Pondok Romadon

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

2. Jenis-jenis kegiatan dari Pembinaan Kehidupan bernegara seperti


melaksanakan upacara bendera tiap hari Senin dan hari-hari besar nasional
lainnya, melaksanakan bakti sosial, melaksanakan lomba karya tulis,
menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional. Hasil yang
diharapkan dari peserta didik adalah agar mereka memiliki jiwa patroitisme
yang tinggi dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat
kebangsaan dan memiliki sikap bertanggung jawab terhadap bangsa dan
negara, semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Jenis-jenis kegiatan pembinaan pendidikan pendahuluan bela negara yaitu
melaksanakan tata tertib sekolah, melaksanakan baris berbaris, mempelajari
dan menghayati sejarah perjuangan bangsa dan melaksanakan wisata,
pecinta alam dan kelestarian lingkungan. Hal ini akan mendorong peserta
didik agar memiliki tekad, sikap dan tindakan yang teratur, terpadu dan
berlanjut dalam menumbuh kembangkan kecintaan kepada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, dan rela berkorban.
4. Kegiatan-kegiatan kepribadian dan budi pekerti luhur seperti membuktikan
dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan jalan melaksanakan
perbuatan amal untuk meringankan beban dan penderitaan orang lain,
meningkatkan sifat hormat peserta didik terhadap orang tua, guru, baik di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hasilnya yang diharapkan agar
peserta didik memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, memiliki budi
pekerti luhur sesuai norma dan nilai yang berlaku, memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan, dan kesetiakawanan yang tinggi.
5. Kegiatan-kegiatan pembinaan-pembinaan berorganisasi, pendidikan politik
dan kepemimpinan seperti memantapkan dan mengembangkan peran serta
peserta didik dalam OSIS sesuai dengan kedudukan masing-masing,
membentuk kelompok belajar, melaksanakan latihan kepemimpinan,
mengadakan forum diskusi ilmiah, mengadakan media komunikasi OSIS
(bulletin,madding), mengorganisasikan suatu pementasan dan atau bazar.
Hasil yang diharapkan agar peserta didik mampu berorganisasi, memimpin
dan dipimpin, bekerjasama, menguasai tata cara berdiskusi, dan memiliki
keterampilan mengatur dan mengorganisasikan kegiatan, rajin berkreasi
dalam bidang ilmiah, gemar membaa dan menulis, menghargai pendapat

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 1

orang lain, dan tidak memeksakan kehendak, serta menghargai dan


melaksanakan keputusan bersama.
6. Kegiatan-kegaitan pembinaan keterampilan dan kemampuan berwiraswasta
seperti meningkatkan keterampilan dan menciptakan sesuatu yang berguna,
meningkatkan keterampilan dibidang teknik, elektronika, dan sebagainya,
meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, meningkatkan
penyelenggaraan perpustakaan madrasah, melaksanakan praktek kerja
nyata, kerja lapangan. Hasil yang diharapkan agar peserta didik memiliki
sikap kewiraswastaan, dinamis, kreatif, mandiri dan percaya diri.
7. Kegiatan-kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi adalah
meningkatkan kesadaran hidup sehat dilingkungan madrasah, rumah dan
lingkungan (masyarakat), mellaksanakan usaha kesehatan sekolah,
melaksanakan pemeliharaan keindahan, penghijauan dan kebersihan
sekolah, menyelenggarakan kantin sekolah, meningkatkan kesehatan mental,
melaksanakan pencegahan penggunaan narkooba, menyelenggarakan
lomba berbagai macam olahraga, mengembangkan kreasi seni. Hasil yang
diharapkan agar peserta didik memiliki daya tangkal dan ketahanan terhadap
pengaruh buruk lingkungan serta meningkatkan daya kreasi yang positif.
8. Kegiatan-kegiatan pembinaan persepsi, apreasiasi dan kreasi seni adalah
mengembangkan wawasan dan keterampilan peserta didik dibidang seni
suara, tari, seni rupa dan kerajinan, drama, musik dan fotografi,
menyelenggarakan sanggar macam-macam seni, meningkatkan daya cita
seni dan mementaskan mamamerkan hasil/karya seni. Hasil yang diharapkan
agar peserta didik dapat mengisi waktu luang dengan berbagai kegatan,
mempunyai wawasan dan keterampilan dibidang seni, mampu memelihara
dan menghargai seni dan budaya nasional.

Dalam pelaksanaan program pembinaan ekstrakurikuler dapat menghasilkan


sebagai berikut :

1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan


kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan
minat mereka.
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan


suasana rileks menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik untuk
menunjang proses perkembangan
4. Persiapan Karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kesiapan karir peserta didik.

D. Aktivitas Pembelajaran

Pengkondisian

Aktivitas pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran 1, adalah sebagai berikut:


1. Membaca uraian materi dengan cermat dan seksama secara individu.
2. Buatlah peta konsep materi dengan kreatif untuk memperdalam pemahaman
Anda mengenai materi Pembelajaran untuk mendorong peserta didik
mencapai prestasi secara individu/kelompok
3. Sharing pemahaman dalam kelompok untuk mendapatkan hasil kelompok
(jika dilakukan secara berkelompok) dan mempersiapkan bahan untuk dapat
dipresentasikan.
4. Mempresentasikan hasil penyusunan peta konsep untuk mendapatkan
masukan-masukan dalam rangka verifikasi.

E. Latihan/Tugas
Latihan :
Petunjuk:
 Kerjakan soal-soal berikut dengan baik secara mandiri
 Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang paling tepat dengan
memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D

1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah ….


A. kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di kelas
B. kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam
belajar
C. kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di dalam jam
belajar

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 23


Kegiatan Pembelajaran 1

D. kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar dan


didalam jam belajar

2. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah ….


A. untuk mengembangkan potensi, keterampilan, sikap,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta
didik
B. untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, keterampilan,
keuletan, kerjasama, dan kemandirian peserta didik
C. untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, disiplin,
kepribadian, keterampilan, dan kemandirian peserta didik
D. untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik

3. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan peserta didik sebagai media


untuk ….
A. Mengembangkan potensi
B. Mengembangkan keterampilan
C. Mengembangkan kompetensi
D. Mengembangkan kepribadian

4. Pengelolaan ekstrakurikuler yang baik akan membentuk peserta didik ….


A. kreatif, inovatif, dan beradab
B. trampil, inovatif, dan beradab
C. kreatif, mandiri, dan beradab
D. trampil, inovatif, dan mandiri

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi kebutuhan , minat dan


potensi peserta didik adalah ….
A. jumlah kegiatan ekstrakurikuler, kesiapan sumber dana, bakat dan
motivasi peserta didik, kesiapan alat penggali potensi, prestasi sekolah,
dan data prestasi peserta didik
B. layanan bentuk kegiatan ekstrakurikuler, kesiapan sumber daya, minat
dan motivasi peserta didik, kesiapan alat penggali potensi, prestasi
sekolah, dan data prestasi peserta didik

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

C. layanan kegiatan bakat, sumber dana, minat dan motivasi peserta didik,
kesiapan alat penggali potensi, prestasi sekolah, dan data prestasi
peserta didik
D. layanan bentuk kegiatan aktivitas belajar, kesiapan sumber dana, minat
dan bakat peserta didik, kesiapan alat penggali potensi, prestasi
sekolah, dan data peserta didik

6. Kemampuan dan karakteristik yang berhubungan dengan sumber daya


manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan atau menunjang
pengembangan yang terdapat dalam diri peserta didik adalah ….
A. Potensi peserta didik
B. Bakat dan minat peserta didik
C. Keterampilan dan sikap peserta didik
D. Pengetahuan dan keterampilan peserta didik

7. Dalam mengidentifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik dapat


dilakukan melalui ….
A. Tes sikap, data raport, observasi, tes sikap, tes kemampuan intelektual,
wawancara, dan tes kepribadian
B. tes pengetahuan, data raport, observasi, test keterampilan, tes
kemampuan intelektual, wawancara, dan tes kepribadian
C. angket, data raport, observasi, achievement test, tes kemampuan
intelektual, wawancara, dan tes kepribadian
D. angket, data kegiatan ekstrakurikuler, observasi, tes sikap, tes
kemampuan intelektual, studi dokumen ,wawancara, dan tes kepribadian

8. Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan Permendikbud 62


tahun 2014 adalah ….
A. krida, karya ilmiah, latihan kemampuan dan keterampilan serta
keagamaan
B. krida, karya ilmiah, latihan olah bakat dan olah minat, serta keagamaan
C. krida, karya tulis, latihan kemampuan dan sikap, serta keagamaan
D. krida, karya ilmiah, latihan olah bakat, dan olah minat, serta keagamaan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 25


Kegiatan Pembelajaran 1

9. Pengembangan Program Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan dengan cara


Top-Down, adalah ….
A. sekolah mengakomodasikan keragaman potensi kegiatan ekstrakurikuler
dalam bentuk paket-paket kegiatan yang diperkirakan dibutuhkan peserta
didik
B. sekolah mengakomodasikan keragaman bakat dan minat dalam bentuk
paket-paket kegiatan yang diperkirakan dibutuhkan peserta didik
C. sekolah menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler dalam
bentuk paket-paket kegiatan yang diperkirakan dibutuhkan peserta didik
D. sekolah menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler dalam
bentuk keragaman bakat dan minat yang diperkirakan dibutuhkan peserta
didik

10. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan dapat


dilakukan melalui tahapan ….
A. identifikasi kebutuhan sekolah, analisis sumber daya manusia,
penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler dan penetapan bentuk
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan
B. identifikasi kebutuhan potensi dan minat peserta didik, analisis sumber
daya, penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler dan penetapan
bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan
C. identifikasi kebutuhan peserta didik, analisis sumber dana, penyusunan
program kegiatan ekstrakurikuler dan penetapan bentuk kegiatan yang
diselenggarakan
D. identifikasi kebutuhan potensi dan minat peserta didik, analisis sumber
dana, penyusunan program kegiatan sekolah dan penetapan bentuk
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Tugas :

1. Diskusikan konseptuan tentang Potensi Peserta Didik pada Kegiatan


Ekstrakurikuler, dengan menggunakan Lembar kerja No. LK-F.01 (IN1)
2. Lakukan Analisis Perbedaan dan Keterkaitan Kegiatan Intrakurikuler dan
Ekstrakurikuler pada kegiatan IN 1 dengan menggunakan lembar kerja
No. LK-F.02
3. Lakukan Identifikasi Bakat dan Minat Peserta Didik pada kegiatan On the
Job Learning dengan menggunakan lembar kerja No. LK-F.03 (ON)
4. Lakukan Analisis Bakat dan Minat Peserta Didik pada kegiatan On the
Job Learning dengan menggunakan lembar kerja No. LK-F.03 (ON)

F. Rangkuman

1. Ekstrakurikuler adalah wadah pembentuk karakter peserta didik dalam


lingkungan sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa
kepemimpinan dan kemampuan sosial melalui berbagai aktivitas, baik yang
terkait langsung maupun tidak langsung dengan materi kurikulum .
2. Dalam mengidentifikasi potensi peserta didik berkaitan dengan kegiatan
ekstrakurikuler yang didasarkan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik
ada 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
3. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan dapat
dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi,
dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang
diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta
didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
4. Sistematika Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memuat:
(1) rasional dan tujuan umum, (2) deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler,
(3) pengelolaan, (4) pendanaan, (5) evaluasi.
5. Sekolah dapat mengembangkan alternatif program kegiatan ekstrakurikuler,
melalui cara: top down, bottom up, combinasi keduanya

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 27


Kegiatan Pembelajaran 1

6. Seleksi dapat ditempuh melalui suatu test, kuesioner, wawancara/penawaran


tertentu sekaligus dimaksudkan untuk mengetahui kelompok peserta didik
yang karena berbagai hal tidak dapat melanjutkan studi sehingga perlu
mendapat perhatian khusus dalam layanan program kegiatan ekstrakurikuler.
7. Perencanaan program pembinaan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk
rancangan yang menghasilkan dukungan kemampuan akademik, kreativitas,
tanggungjawab sosial, suasana rilek (gembira dan menyenangkan), kesiapan
berkarir.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban latihan anda dengan kunci jawaban yang tersedia
dengan jujur. Jika penguasaan Anda kurang dari 80% yang ditunjukkan dengan
skor kurang dari 80 maka Anda diharuskan mengulang dalam mempelajari materi
pokok ini. Jika penguasaan Anda ≥ 80%, Anda dapat melanjutkan ke materi
pokok berikutnya.
Ketentuan Penskoran:
1. Masing-masing soal memiliki bobot yang sama.
2. Masing-masing jawaban benar bernilai 1

Jumlah jawaban benar


Perhitungan skor: % Penguasaan = x 100%
Jumlah soal

Setelah Anda menyelesaikan latihan dalam kegiatan pembelajaran 1 ini, Anda


diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari
kegiatan pembelajaran 1 ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal
dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai
hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Kegiatan Pembelajaran 2
Pembelajaran untuk Mengaktualisasikan Potensi
Peserta Didik

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat menyediakan berbagai


kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Berbagai kegiatan pembelajaran melalui program ektrakurikuler


dilaksanakan untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara
optimal mandiri

2. Berbagai kegiatan pembelajaran melalui program ektrakurikuler dievaluasi


untuk mengetahui ketercapaian tujuan

C. Uraian materi

Pembelajaran Untuk Mengaktualisasikan Potensi Peserta Didik

Materi pokok kegiatan pembelajaran 2 tentang Pembelajaran Untuk


Mengaktualisasikan Potensi Peserta Didik terdiri dari 2 Submateri yaitu materi
Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler dan Evaluasi Program Ekstrakurikuler.

Setelah mempelajari materi pokok ini peserta dapat menyediakan berbagai


kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan
Karakter, mandiri: kerja keras, kreatif, gemar membaca, rasa ingin tahu dan
menjadi pembelajaran sepanjang hayat, dan bertanggung jawab.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |29


Kegiatan Pembelajaran 2

1. Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler

a. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Untuk mewujudkan tercapainya tujuan Pendidikan Nasional dapat dilakukan


melalui berbagai jalur. Jalur kegiatan Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan
diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling yang merupakan wahana
pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai aktifitas sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka baik yang terkait langsung maupun
tidak langsung dengan materi kurikulum sebagai bagian tak terpisahkan dari
tujuan dan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan di seluruh lembaga
pendidikan.

1) Tujuan Kegiatan Ektrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan: (a) Peserta didik dapat memperdalam


dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
upaya pembinaan manusia seutuhnya; (b) Peserta didik mampu
memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan
yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan
keadaan lingkungan; (c) mengembangkan potensi atau membina peserta
didik secara optimal dan terpadu, serta memantapkan kepribadian
peserta didik untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan
pendidikan; (d) Mengaktualisasi potensi peserta didik dalam pencapaian
potensi unggulan sesuai bakat dan minat; (e) Menyiapkan peserta didik
agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis,
menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat mandiri (civil society).

2) Alasan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Beberapa ahli sepakat kalau ekstra kurikuler penting untuk mendukung


kemajuan peserta didik di bidang akademis, namun kegiatan sampingan
yang positif juga tidak kalah pentingnya untuk menyeimbangkan
kehidupannya . Sebab belajar terus-menerus tanpa diselingi kegiatan lain
yang sifatnya merilekskan pikiran juga akan memberikan beban secara

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

psikologis . Berikut ini beberapa alasan mengapa ekstrakurikuler


bermanfaat: (a) menjadikan pribadi peserta didik yang aktif dan produktif,
akibat pemanfaatan waktu yang positif; (b) mengajarkan pada kerjasama
tim sebagai cerminan kehidupan bersosial; (c) menyalurkan energi dan
kreativitas, sehingga terdorong untuk mengembangkan potensinya; (d)
mengurangi resiko stres, karena di kegiatan ekstrakurikuler
berkesempatan untuk melepaskan ketegangan selama jam pelajaran; (e)
belajar mengelola waktu, karena kegiatan ekstrakurikuler pelaksanaannya
di luar jam pelajaran maupun dapat di luar kelas.

3) Format Kegiatan Ekstrakurikuler

Format kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk sebagai berikut: (a)


Individual, yang diikuti secara perorangan; (b) Kelompok, yang diikuti
beberapa peserta didik; (c) Klasikal yang diikuti peserta didik dalam satu
kelas; (d) Gabungan, yang diikuti peserta didik antar kelas/antar sekolah;
(e) Lapangan, diikuti oleh perorangan maupun kelompok di luar sekolah
atau kegiatan lapangan.

4) Keterlibatan Seluruh Unsur

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler


antara lain :
 Satuan Pendidikan, Kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik,
tenaga kependidikan dan pembina ekstrakurikuler, bersama-sama
mewujudkan keunggulan dalam ragam Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai
dengan sumber daya yang dimiliki oleh tiap satuan pendidikan.
 Komite Sekolah, Sebagai mitra sekolah memberikan dukungan, saran,
dan kontrol dalam mewujudkan keunggulan ragam Kegiatan
Ekstrakurikuler.
 Orangtua, sebagai mitra sekolah dalam memberikan kepedulian dan
komitmen penuh terhadap keberhasilan Kegiatan Ekstrakurikuler pada
satuan pendidikan (khususnya meyakinkan putra/putrinyanya tentang
makna kebermanfaatan kegiatan ekstrakurikuler di kehidupan).
 Peserta didik, selaku pihak yang aktif langsung dalam
mengembangkan potensi dan kemampuan bersosialisasi.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |31


Kegiatan Pembelajaran 2

Keaktifan dan keterlibatan peserta didik dalam suatu organisasi atau kegiatan
yang diikutinya merupakan gambaran perkembangan sosial peserta didik
tersebut dan paling tidak memiliki: (a) Keikutsertaan atau keterlibatan pada salah
satu organisasi; (b) Adanya peranan peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler, meliputi posisi mereka dalam struktur berorganisasi dan
tanggung jawab serta loyalitas terhadap kegiatan; (c) Adanya tujuan yang jelas
dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik tujuan yang bersifat kepentingan pribadi,
sosial maupun akademis; (d) Adanya manfaat yang mereka rasakan dari
kegiatan yang mereka ikuti, baik manfaat yang bersifat pribadi, sosial maupun
akademis; (e) Adanya dukungan dalam keikutsertaan peserta didik pada
kegiatan yang mereka dikuti, baik itu dukungan diri sendiri, guru, maupun teman;
(f) Adanya peluang untuk berprestasi dalam rangka memperlihatkan eksistensi
diri.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berbentuk penyelenggaraan pembinaan


khusus di luar program kurikuler yang dibina oleh Pembina/Pelatih yang ditunjuk
oleh Kepala Sekolah/Madrasah dengan pelaksanaan yang terprogram, rutin, dan
terpantau, dibawah koordinasi Pembina Ekstrakurikuler. Peserta didik harus
mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan
dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun
yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya
belajar.

Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal


tahun atau semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala
sekolah bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan
ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan
kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam
mengikuti kegiatan kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana


setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu
tertentu (blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau
seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah jam pelajaran usai. Sementara itu
kegiatan lain seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan lain yang

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

memerlukan waktu panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan waktu


tertentu (blok waktu).

Khusus untuk kepramukaan kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait
dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka,
ditentukan oleh pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak
bersamaan dengan waktu belajar kurikuler rutin ketentuannya dapat dilihat pada
Permendikbud no 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah.

2. Pelaksanaan Pembinaan Potensi Peserta Didik

Pelaksanaan pembinaan potensi peserta didik ditujukan untuk memfasilitasi


perkembangan peserta didik melalui penyelenggaraan program ekstrakurikuler.
Di sekolah umumnya ada beberapa program pembinaan antara lain: (1)
Program Pembinaan Ketaqwaan; (2) Program Kepribadian dan Budi Pekerti; (3)
Program Kepemimpinan; (4) Program Pengembangan Kreativitas, Ketrampilan
dan Kewirausahaan; (5) Program Peningkatan Kualitas Jasmani dan Kesehatan;
(6) Program Pengembangan Seni – Budaya; dan (7) Program Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan.

a. Pembinaan Ketaqwaan

Pembinaan ketaqwaan merupakan pembinaan untuk meningkatkan derajat


ketakutan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal ini menghindari
perbuatan peserta didik terhadap kekejian dan kemungkaran. Penanaman
ketaqwaan ini melalui kegiatan: (a) Pelaksanaan ibadah sesuai dengan ajaran
agama masing-masing; (b) Peringatan hari-hari besar keagamaan; (c)
Pelaksanakan pengabdian sosial kemanusiaan; (d) Penanaman sikap toleransi
terhadap penganut agama lain; (e) Pelaksanaan kegiatan seni bernafaskan
keagamaan; (f) Lomba yang bernafaskan keagamaan.

b. Kepribadian dan Budi Pekerti

Kepribadian merupakan cerminan dari kebaikan tingkah laku dan hati seseorang.
Program pendidikan kepribadian dan budi pekerti yang berkaitan dalam

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |33


Kegiatan Pembelajaran 2

kehidupan sehari-hari di sekolah dapat dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan


sebagai berikut: (a) Penerapan tata tertib sekolah; (b) Penerapan tata karma
dalam kehidupan sekolah; dan (c) Sikap saling menghormati di antara teman
peserta didik, pada guru, orang tua dan lingkungan masyarakat.

c. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang


lain untuk bekerja sama secara sadar sehubungan dengan tugas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Derajat kepemimpinan seseorang akan banyak
ditentukan oleh sejauh mana penguasaan seorang pemimpin terhadap
kesadaran akan pengenalan dirinya, arah tujuan yang ingin dicapai, siapa yang
akan menjadi partner kerjanya, dan bagaimana mencapai tujuan. Secara umum
tugas pokok dan fungsi seorang pemimpin ada 4 (empat) macam, yaitu: (a)
Merumuskan atau mendefinisikan misi organisasi; (b) Mengusahakan
tercapainya tujuan; (c) Mepertahakan keutuhan organisasi; dan (d)
menyelesaikan konflik. Pertimbangan dan penerapan oleh para pembina
kesiswaan dalam membina kepemimpinan siswa melalui kegiatan-kegiatan
sebagai berikut: (a) Berperan aktif dalam OSIS; (b) Kelompok belajar, kelompok
ilmiah; (c) Latihan dasar kepemimpinan; (d) Forum diskusi; dan (e) Kegiatan
memimpin sebagai aktivitas sekolah.

d. Pengembangan Kreativitas, Ketrampilan dan Kewirausahaan

Kewirausahaan dapat diartikan sebagai upaya manusia untuk selalu berupaya


menciptakan nilai tambah, menemukan peluang, mengembangkan keterampilan,
kreativitas, profesional, dan inovatif dalam mengambil putusan yang disertai
keberanian mengambil risiko gagal/rugi dengan memamfaatkan sumberdaya
ekonomi yang tersedia secara optimal. Dalam rangka memberikan bekal kepada
para peserta didik untuk mengembangkan kreativitas, keterampilan dan
kewirausahaan Pembina kesiswaan dapat memotivasi dan membina dengan
mengacu pada gejala-gejala atau dimensi dari manusia kewirausahaan dan
manusia kreatif melalui kegiatan sebagai berikut: (a) Keterampilan menciptakan
suatu barang menjadi lebih berguna; (b) Keterampilan dan kreativitas di bidang
elektronik; pertanian, peternakan, perkayuan dan otomotif; (c) Keterampilan

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Tangan; (d) Koperasi sekolah dan unit produksi; (e) Praktik kerja nyata; (f)
Keterampilan baca tulis.

e. Peningkatan Kualitas Jasmani dan Kesehatan

Kesehatan berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk


di dalamnya aspek internal dalam diri manusia masing-masing dan aspek
eksternal berasal dari lingkungan hidup disekitar manusia. Kesehatan dalam
undang-undang tahun 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Peningkatan kualitas jasmani dan kesehatan merupakan hubungan
unsur yang tidak dapat dipisahkan dan begian dari terminologi seperti yang
dijelaskan. Pembinaan Kesiswaan dalam kualitas jasmani dan kesehatan
sebagai gerakan sosial dapat menjadi fasilitator para siswa atau remaja untuk
mengenal, menganalisis, dan menangani masalah-masalah kualitas jasmani dan
kesehatan peserta didik dalam kerangka pembangunan generasi mendatang
yang lebih sehat dan lebih berkualitaas serta terhindar dari penyalahgunaan
obat-obat terlarang. Pembinaan kualitas jasmani dan kesehatan peserta didik
dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan seperti: (a) Penanaman kesadaran
hidup sehat di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat; (b) Usaha kesehatan
sekolah; (c) Kantin sekolah; (d) Kesehatan mental; (e) Usaha pencegahan
penyalah gunaan narkoba; (f) Usaha pencegahan penularan HIV / AIDS; (g)
Olahraga; (h) Palang merah remaja; (i) Patroli keamanan sekolah; (j)
Pembiasaan 5 K; (k) Peningkatan kemampuan psikososial untuk mengatasi
berbagai tatantangan hidup.

f. Pengembangan Seni – Budaya

Di beberapa sekolah wadah seni budaya ini mungkin sudah tumbuh dan
berkembang dengan baik, bahkan mungkin telah ada yang menunjukkan reputasi
baik nasional maupun internasional. Namun hanya sedikit sekali, dalam rangka
meningkatkan kuantitas dan kualitas perlu digiatkan program pembinaan seni
budaya ini secara berkesinambungan sehingga tidak termarginalkan oleh seni
budaya dari luar atau impor. Untuk menjadikan seni budaya sendiri menjadi tuan
rumah di rumah sendiri maka pembinaan seni budaya dapat ditingkatkan oleh

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |35


Kegiatan Pembelajaran 2

Pembina kesiswaan melalui kegiatan-kegiatan seni budaya seperti: (a) Seni


suara, seni rupa, seni tari, seni drama, seni suara, musik, photografi dan seni
sastra; (b) Penyelenggara sanggar berbagai macam seni; (c) Pementasan,
lomba dan pameran berbagai cabang seni; (d) Pengenalan seni dan budaya
bangsa.

g. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan

Bela negara adalah sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu yang dilandasi oleh kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai
idiologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman,
baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kedaulatan
negara kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional
serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Upaya bela negara adalah perbuatan
yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai penuaian hak dan kewajiban
dalam rangka penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara.

Pengertian pendidikan wawasan kebangsaan dapat ditinjau secara konseptual


dan operasional. Secara konseptual pendidikan wawasan kebangsaan
mencakup: (a) upaya sistematis dan kontinu yang diselenggarakan oleh sekolah
untuk menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam
peranannya pada saat sekarang dan masa yang akan datang; (b) Upaya
pengembangan, peningkatan, dan pemeliharaan pemahaman, sikap dan tingkah
laku peserta didik yang menonjolkan persaudaraan, penghargaan positif, cinta
damai, demokrasi dan keterbukaan yang wajar dalam berinteraksi sosial dengan
sesama warga Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dengan sesama warga
negara; dan (c) Keseluruhan upaya pendidikan untuk membentuk peserta didik
menjadi warga negara yang baik melalui upaya bimbingan, pengajaran,
pembiasaan, keteladanan dan latihan sehingga dapat menjalankan peranannya
pada saat sekarang dan masa yang akan datang.

Pembina Kesiswaan dalam pelaksaan kegiatan pendidikan pendahuluan bela


negara dan wawasan kebangsaan dapat ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan
sebagai berikut: (a) Upacara bendera; (b) Bhakti sosial/kemasyarakatan; (c)

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Pertukaran pelajar; (d) Baris berbaris; (e) Peringatan hari-hari bersejarah bangsa;
(f) Kemah kerja siswa; (g) Pencinta alam; (h) Pelestarian alam; (i) Napak tilas; (j)
Pelestarian lingkungan; (k) Ketaatan pada aturan / tata tertib.

3. Evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler

Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengumpulkan


data atau informasi mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik.
Penilaian dapat dilakukan sewaktu-waktu untuk menetapkan tingkat keberhasilan
peserta didik pada tahap-tahap tertentu dan untuk jangka waktu tertentu
berkenaan dengan proses dan hasil kegiatan ekstrakurikuler.

Evaluasi/Penilaian program ekstrakurikuler menekankan pada penilaian/tes


tindakan yang dapat mengungkapkan tingkat unjuk perilaku belajar/kerja peserta
didik. Penetapan tingkat keberhasilan untuk program ekstrakurikuler didasarkan
atas standar minimal tingkat penguasaan kemampuan yang disyaratkan dan
bersifat individual.

a. Tujuan Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler

Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan pada setiap akhir tahun ajaran


dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan
hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang
belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi satuan pendidikan tersebut
selanjutnya dapat melakukan perbaikan rencana tindak lanjut untuk siklus
kegiatan berikutnya, dalam rangka penyempurnaan program berikutnya.

Evaluasi kinerja program ekstrakurikuler merupakan kegiatan lebih lanjut dari


kegiatan pengukuran kinerja dan pengembangan indikator kinerja; oleh karena
itu dalam melakukan evaluasi kinerja harus berpedoman pada ukuran dan
indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi kinerja program
ekstrakurikuler juga merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu
yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa datang, sebagai suatu
proses yang berkelanjutan, evaluasi kinerja menyediakan informasi mengenai
kinerja dalam hubungannya terhadap tujuan dan sasaran.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |37


Kegiatan Pembelajaran 2

Pengukuran kegiatan ekstra ini bertujuan memperoleh nilai capaian kinerja


masing-masing kegitan. Nilai capaian kinerja masing-masing kegiatan akan
dijumlahkan dan diberi bobot untuk memperoleh nilai capaian akhir program
ekstrakurikuler yang akan dievaluasi.

b. Pelaksanaan dan Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler

1) Pelaksanaan Kegiatan Kurikuler

Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak


menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan
gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan dilaksanakan
secara langsung oleh guru konselor dan tenaga kependidikan
disekolah/madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan
sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat dan
pelaksanaan sebagaimana telah direncanakan.

2) Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler

Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan


ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Penilaian dilakukan secara kualitatif dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan lainnya oleh penanggung
jawab kegiatan.

Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat


penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi
proses dan pencapaian kompetensi peserta didik dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif dan
dideskripsikan pada rapor peserta didik. Peserta didik wajib memperoleh
nilai minimal “baik” pada Pendidikan Kepramukaan pada setiap
semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan
berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang
belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus
untuk mencapainya.

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Penilaian secara inklusif mempertimbangkan pembentukan kepribadian yang


terintegrasi, jiwa kemandirian atau kewirausahaan, sikap dan etos perilaku
belajar/kerja dan disiplin peserta didik dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
Juga, perilaku itu mempertimbangkan kemahiran dalam pemecahan masalah
dan berkomunikasi; mempertimbangan strandard keadilan dan keragaman
secara individual bagi setiap peserta didik; dan mempertimbangkan tingkat
partisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan.

Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan


ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas
peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun
memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program
khusus yang diselenggarakan bagi mereka.

Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program
ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan
dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan
prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya
nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor.

Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta


didik yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu
kegiatan ekstrakurikuler wajib atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk
pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada
setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah
menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut
memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi seseorang. Kebiasaan
satuan pendidikan memberikan penghargaan terhadap prestasi baik akan
menjadi bagian dari diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan
pendidikannya.

c. Daya Dukung Kegiatan Ekstrakurikuler

Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di


satuan pendidikan meliputi:

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |39


Kegiatan Pembelajaran 2

a) Kebijakan Satuan Pendidikan

Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan


kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh
karena itu untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan Kegiatan
Ekstrakurikuler diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan
dalam rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah
baik langsung maupun tidak langsung

b) Ketersediaan Pembina

Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan ketersediaan


pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk
memenuhi kebutuhan pembina.

c) Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan

Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan berupa


ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk
sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural
yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan,
prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya.

d. Pelaporan Kegiatan Ekstrakurikuler

Sekolah hendaknya membuat laporan, baik laporan untuk keseluruhan program


kegiatan ekstrakurikuler dan untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler ataupun
pertanggungjawaban keuangan yang telah dialokasikan/digunakan untuk
kegiatan yang dimaksudkan.

Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi cukup
komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup: kata pengantar, daftar
isi, latar belakang, pengertian dari jenis kegiatan ekstrakurikuler, tujuan, sasaran,
hasil yang diharapkan; penyelenggaraan kegiatan yang meliputi persyaratan
peserta, bentuk dan materi kegiatan, organisasi penyelenggaraan, jadwal dan
mekanisme pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperoleh, kesulitan
yang dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan dan
saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan.

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

e. Pengembangan system penilaian dan soal mengacu pada KK modul H

D. Aktivitas Pembelajaran

Pengkondisian

1. Membaca materi pembelajaran secara individu.


2. Pemahaman Materi Pembelajaran Untuk Mengaktualisasikan Potensi Peserta
Didik secara individu/kelompok.
3. Sharing pemahaman di kelompok, untuk menyimpulkan hasil kelompok dan
selanjutnya mempersiapkan bahan untuk dipresentasikan (sharing hasil antar
kelompok).

Focus group discusion (FGD) dan selanjutnya dipresentasikan untuk


mendapatkan masukan-masukan dalam rangka verifikasi.

E. Latihan/Tugas

Latihan
Petunjuk:

 Kerjakan soal-soal berikut dengan baik secara mandiri


 Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang paling tepat dengan
memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D

1. Kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling yang


merupakan wahana pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai
aktifitas adalah ….
A. kegiatan ekstrakurikuler
B. kegiatan ko-kurikuler
C. kegiatan intrakurikuler
D. kegiatan bakat dan minat

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |41


Kegiatan Pembelajaran 2

2. Mengembangkan potensi atau membina peserta didik secara optimal dan


terpadu, serta memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan
ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan adalah ….
A. tujuan kegiatan bakat dan minat
B. tujuan Kegiatan ekstrakurikuler
C. tujuan kegiatan intrakurikuler
D. tujuan kegiatan peserta didik

3. Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada


Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah diatur pada ….
A. Permendikbud No 62 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
B. Permendikbud No 60 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
C. Permendikbud No 61 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
D. Permendikbud No 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

4. Pelaksanaan pembinaan potensi peserta didik ditujukan untuk memfasilitasi


perkembangan peserta didik melalui ….
A. kegiatan intrakurikuler
B. kegiatan kurikuler
C. kegiatan ekstrakurikuler
D. kegiatan kurikuler

5. Program Pengembangan Kreativitas, Keterampilan dan Kewirausahaan


merupakan pelaksanaan dari ….
A. pembinaan potensi peserta didik
B. pembinaan bakat peserta didik
C. pembinaan keterampilan peserta didik
D. pembinaan minat peserta didik

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

6. Sikap saling menghormati di antara teman peserta didik, pada guru, orang
tua dan lingkungan masyarakat adalah ….
A. program pembinaan pendidikan keagamaan
B. program pembinaan bela negara dan wawasan kebangsaan
C. program pembinaan ketaqwaan
D. program pendidikan kepribadian dan budi pekerti

7. Upaya sistematis dan kontinu yang diselenggarakan oleh sekolah untuk


menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam
peranannya pada saat sekarang dan masa yang akan datang adalah ....
A. konseptual pendidikan wawasan kebangsaan
B. pengertian pendidikan wawasan kebangsaan
C. operasional pendidikan wawasan kebangsaan
D. pembinaan pendidikan wawasan kebangsaan

8. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan ….


A. setiap semester
B. setiap akhir tahun ajaran
C. setiap triwulan
D. setiap tatap muka

9. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan


ekstrakurikuler agar kegiatan berlangsung dengan baik diantaranya ....
A. dalam pelaksanaannya harus dimasukan dalam bagian kegiatan
intrakurikuler, agar lebih bermakna bagi peserta didik dalam mencapai
target kurikulum
B. dalam jenis kegiatannya hendaknya bisa memanfaatkan lingkungan
sekitar, alam, industri, dan dunia usaha
C. dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan kemampuan guru
sepenuhnya di sekolah dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
D. dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan kegiatan yang utama di
sekolah, yakni kegiatan intrakurikuler

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |43


Kegiatan Pembelajaran 2

10. Untuk mengukur hasil belajar kegiatan ekstrakurikuler teknik penilaian yang
digunakan adalah ....
A. lisan dan tulis
B. unjuk ketrampilan melalui praktik
C. observasi dan demonstrasi ketrampilan
D. pengamatan, lisan dan tulis

Tugas
1. Lakukan analisis konsep, prinsip, manfaat dan langkah-langkah kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler pada kegiatan IN 1 dengan menggunakan
Lembar kerja (LK) No. LK-F.05.
2. Lakukan analisis Kompetensi Mata Pelajaran pada kegiatan On the Job
Learning dengan menggunakan Lembar kerja No. LK-F.06 waktu sesuai
jadwal yang direncanakan pada kegiatan OJL.
3. Lakukan kegiatan analisis Potensi Peserta Didik pada kegiatan On the Job
Learning dengan menggunakan Lembar kerja No. LK-F.07 waktu sesuai
jadwal yang direncanakan pada kegiatan OJL
4. Membuat laporan kegiatan On the Job Learning dan dianalisis dengan
menggunakan lembar kerja No.LK-F.08 hasil diserahkan pada kegiatan IN2

F. Rangkuman

1. Dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler perlu memperhatikan: tujuan


kegiatan ektrakurikuler, Alasan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, Format
kegiatan ekstrakurikuler, Keterlibatan peserta didik.
2. Beberapa program pembinaan potensi peserta didik antara lain: (1) Program
Pembinaan Ketaqwaan; (2) Program Kepribadian dan Budi Pekerti; (3)
Program Kepemimpinan; (4) Program Pengembangan Kreativitas,
Ketrampilan dan Kewirausahaan; (5) Program Peningkatan Kualitas Jasmani
dan Kesehatan; (6) Program Pengembangan Seni–Budaya; dan (7) Program
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan.
3. Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk
mengumpulkan data atau informasi mengenai tingkat keberhasilan yang
dicapai peserta didik. Sedangkan penilaian dapat dilakukan sewaktu-waktu

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

untuk menetapkan tingkat keberhasilan peserta didik pada tahap-tahap


tertentu dan untuk jangka waktu tertentu berkenaan dengan proses dan hasil
kegiatan ekstrakurikuler.
4. Evaluasi kinerja program ekstrakurikuler merupakan kegiatan lebih lanjut dari
kegiatan pengukuran kinerja dan pengembangan indikator kinerja; oleh
karena itu dalam melakukan evaluasi kinerja harus berpedoman pada ukuran
ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi kinerja
program ekstrakurikuler juga merupakan suatu proses umpan balik atas
kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa
datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi kinerja
menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap
tujuan dan sasaran.
5. laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi cukup
komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup: kata pengantar,
daftar isi, latar belakang, pengertian dari jenis kegiatan ekstrakurikuler,
tujuan, sasaran, hasil yang diharapkan; penyelenggaraan kegiatan yang
meliputi persyaratan peserta, bentuk dan materi kegiatan, organisasi
penyelenggaraan, jadwal dan mekanisme pelaksanaan, bentuk penghargaan,
hasil yang diperoleh, kesulitan yang dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan
itu, kesimpulan keseluruhan dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-
lampiran yang diperlukan

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban latihan anda dengan kunci jawaban yang tersedia
dengan jujur. Jika penguasaan Anda kurang dari 80% yang ditunjukkan dengan
skor kurang dari 80 maka Anda diharuskan mengulang dalam mempelajari materi
pokok ini. Jika penguasaan Anda ≥ 80%, Anda dapat melanjutkan ke materi
pokok berikutnya.

Ketentuan Penskoran:
1. Masing-masing soal memiliki bobot yang sama.
2. Masing-masing jawaban benar bernilai 1

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |45


Kegiatan Pembelajaran 2

Jumlah jawaban benar


Perhitungan skor: % Penguasaan = x 100%
Jumlah soal

Setelah Anda menyelesaikan latihan dalam kegiatan pembelajaran 1 ini,


Anda diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai
dari kegiatan pembelajaran 1 ini untuk dipahami secara mendalam sebagai
bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam
mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal
materi 80%.

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Kunci Jawaban Latihan/Tugas

A. Kunci Jawaban Latihan KP 1

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. B 6. A
2. D 7. C
3. A 8. D
4. A 9. C
5. B 10. B

B. Kunci Jawaban Latihan KP 2

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. A 6. D
2. B 7. A
3. D 8. B
4. C 9. B
5. A 10. C

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |47


48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Pedagogi KK F

Evaluasi

A. Soal Evaluasi

Petunjuk:

 Kerjakan soal-soal berikut dengan baik secara mandiri


 Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang paling tepat dengan
memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D

1. Identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik berkaitan dengan


kegiatan ekstrakuriler bertujuan untuk ….
A. Memastikan berbagai bakat peserta didik di sekolah
B. Mendata bakat dan minat peserta didik untuk kegiatan kurikuler
C. Menentukan bentuk kegiatan ektrakurikuler
D. Melaporkan ragam potensi peserta didik ke sekolah

2. Bentuk dan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh sekolah


berdasarkan hasil identifikasi digunakan untuk ….
A. Menetapkan kebutuhan sumber daya yang disediakan oleh sekolah
B. Menetapkan jenis kegiatan ekstrakurikuler
C. Memastikan sekolah melaksanakan laporan kegiatan ke pihak pihak terkat
D. Menanyakan kembali tentang keinginan peserta didik terhadap minatnya

3. Waktu yang tepat dalam menyusun porgram kegiatan ekstrakurikuler di


sekolah adalah ....
A. Saat sumber daya ekstrakurikuler yang ditetapkan sekolah tersedia
B. Saat berkoordinasi menganalisis kebutuhan peserta didik secara
intensif
C. Saat menganalisis potensi dan minat siswa berkaitan dengan kegiatan
kurikuler
D. Saat merancang kegiatan dan pendanaan untuk mendukung kegiatan
ekstrakurikuler

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |49


Evaluasi

4. Tujuan program kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh sekolah


secara terkoordinasi adalah ....
A. Memberi ciri keunggulan bagi satuan pendidikan berkaitan dengan
prestasi yang disandangnya
B. Melibatkan seluruh peserta didik yang ada di sekolah
C. Memberikan kegiatan pada setiap peserta didik untuk melaksanakan
peraturan pemerintah
D. Mengembangkan potensi atau membina peserta didik secara optimal

5. Agar lebih terjamin keterlaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler, apa


seharusnya yang dilakukan sekolah saat melakukan perancangan kegiatan
tersebut ....
A. Konsisten melaksanakan program ekstrakurikuler
B. Terbuka kepada semua pihak dalam berkoordinasi
C. Mengacu pada program ekstrakurikuler yang telah disusun
D. Menyesuaikan dengan ketersediaan dana

6. Kegiatan pembinaan dalam ekstrakurikuler yang disusun secara terprogram


dan melibatkan guru, dapat menghasilkan ....
A. Pengembangan kemampuan dan kreativitas, disiplin, jujur, suasana rilek,
dan kesiapan berkarir.
B. Pengembangan kemampuan dan kreativitas, rasa tanggungjawab sosial,
sabar, suasana rilek, dan kesiapan berkarir.
C. Pengembangan kemampuan dan kreativitas, rasa tanggungjawab sosial,
pengembangan semangat, dan kesiapan berkarir.
D. Pengembangan kemampuan dan kreativitas, rasa tanggungjawab sosial,
suasana rilek, dan kesiapan berkarir.

. 7. Ketersediaan program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah begitu penting


disamping kegiatan kurikuler, bahkan oleh pemerintah diprogramkan untuk
wajib dilakukan berikut ini salah satu yang menjadi alasan .....
A. Meningkatkan kredibiltas sekolah
B. Memberikan kekhasan sekolah tentang nilai keunggulan

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

C. Menghindari kenakalan remaja


D. Mengurangi resiko stres, karena penatnya belajar

8. Potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan


kemandirian peserta didik merupakan tujuan program kegiatan ....
A. kokurikuler
B. pendidikan
C. program diklat
D. ekstrakurikuler

9. Sekolah sebagai satuan pendidikan mengembangkan program kegiatan


ekstrakurikuler berfungsi untuk ....
A. pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir
B. pengembangan, peminatan, rekreatif, dan mutual
C. peminatan, rekreatif, kepribadian, dan mutual
D. peminatan, rekreatif, kerjasama, kepribadian, dan mutual

10. Program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan bagian dari


Rencana Kerja Sekolah, oleh karena itu dalam menyusunnya paling tidak
sistematika penyusunannya memuat ....
A. Pendahuluan dan tujuan umum; deskripsi setiap kegiatan
ekstrakurikuler; pengelolaan; pendanaan; evaluasi
B. Rasional dan tujuan umum; deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;
pengelolaan; pendanaan; evaluasi
C. Pendahuluan, latar belakang, dan tujuan umum; deskripsi setiap
kegiatan ekstrakurikuler; pengelolaan; pendanaan; evaluasi
D. Rasional dan tujuan umum; deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;
pengelolaan; penanggungjawab, pendanaan; evaluasi.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |51


Evaluasi

11. Pengembangan bentuk kegiatan ekstrakurikuler pilihan dilakukan


dengan mengacu pada prinsip ....
A. Terstruktur dan sistematis
B. Partisipasi aktif dan menyenangkan
C. Sistematis dan terpadu
D. Inovatif, kreatif, menyenangkan, produktif.

12. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program ekstrakurikuler,


selanjutnya sekolah menentukan rencana perbaikan dan tindak lanjut
untuk siklus kegiatan berikutnya, dalam rangka penyempurnaan
program berikut. Yang dilakukan secara periodik ....
A. Setiap akhir tahun ajaran
B. Setiap akhir semester
C. Setiap akhir bulan
D. Setiap akhir satu kegiatan

13. Nilai kegiatan ekstrakurikuler bagian dari laporan yang dituangkan dalam
rapor. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih.
Penilaian dilakukan secara ....
A. Kuantitatif dan dideskripsikan
B. Kuantitatif dan kualitatif
C. Kualitatif dan dideskripsikan
D. Kualitatif, kuantitatif dan dideskripsikan

14. Untuk melaksanakan pengembangan dan pelaksanaan kegiatan


ekstrakurikuler di tingkat satuan pendidikan diperlukan suatu daya yang
mendukung sehingga terjadi keefektifan program yang tepat dan baik.
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
di satuan pendidikan tersebut adalah ....
A. ketetapan komite sekolah
B. dorongan dan dukungan orangtua
C. ketersediaan Pembina
D. kebijakan Pemerintah Pusat.

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

15. Keberhasilan peserta didik dalam penilaian kegiatan ekstrakurikuler


ditentukan oleh....
A. hasil tes formatif
B. hasil tes akhir
C. proses dan keikutsertaan dalam kegiatan
D. hasil ujian akhir semester

B. Kunci Jawaban

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. C 9. A
2. A 10. B
3. A 11. B
4. D 12. A
5. B 13. C
6. D 14. C
7. D 15 C
8. D

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |53


Penutup

Penutup

A. Kesimpulan

Ekstrakurikuler adalah wadah pembentuk karakter peserta didik dalam


lingkungan sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan
dan kemampuan sosial melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung dengan materi kurikulum. Kegiatan ini menjadi salah satu
unsur penting dalam membangun kepribadian peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam meningkatkan prestasi dalam


belajar. Kegiatan ekstrakurikuler bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah
dari materi pelajaran lainnya, penyampaian materi pelajaran dapat dilaksanakan
di sela-sela kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan, mengingat kegiatan tersebut
merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
dapat dijadikan wadah untuk peserta didik menampung minat dan bakatnya.

Penilaian proses pembelajaran ekastrakurikuler sangat penting sebagai kunci


keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian ekstrakurikuler membangun proses
pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang
berkualitas dan berkarakter memiliki nilai-nilai religius, nasionalis, mandiri,
integritas , gotong royong, mandiri, kerja keras, kreatif, gemar membaca, rasa
ingin tahu dan menjadi pembelajaran sepanjang hayat.

Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengumpulkan


data atau informasi mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik.
Penilaian dapat dilakukan sewaktu-waktu untuk menetapkan tingkat keberhasilan
peserta didik pada tahap-tahap tertentu dan untuk jangka waktu tertentu
berkenaan dengan proses dan hasil kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya untuk
mendokumentasikan evauasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler disusun
laporan yang ditujukan kepada pihak terkait khususnya kepada Kepala sekolah
sebagai bahan yang memungkinkan untuk ditindak lanjuti.

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

B. Tindak Lanjut

Dengan mempelajari Modul Pembinaan Karir Guru Kompetensi Pedagogik


Kelompok Kompetensi F dengan judul Pengembangan Potensi Peserta Didik ini
peserta dapat memenuhi Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SMK/MAK
(Permendiknas no. 16 tahun 2007) pada Kompetensi Pedagogik untuk
Kompetensi Inti Guru Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Peserta dinyatakan tuntas
dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu mampu menjawab soal-soal
evaluasi dalam modul ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai
minimal 80. Bila ternyata belum mencapai nilai minimal 80 maka diharapkan
untuk lebih giat mendalami modul lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal
80, selanjutnya dapat mempelajari modul yang lain untuk menempuh kompetensi
selanjutnya.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |55


Pedagogi KK F

Daftar Pustaka

Afid Burhanuddin. 2014. Pengelolaan Ekstra Kurikuler di Sekolah. Manajemen


Pendidikan. https://afidburhanuddin.wordpress.com/

Tantri Setyorini. 2014. 5 Alasan Kenapa Kegiatan Ekstrakurikuler Penting Untuk


Anak. http://www.merdeka.com.

Aina Mulyana. 2014. Program Pembinaan Kesiswaan.


http://ainamulyana.blogspot.co.id.

Asnawi. 2009. Psikologi perkembangan. Jakarta. PT. Rineka cipta

Bobbi Deporter & Hernacky, Mike. 2004. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.

B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta. CV Rineka Cipta.

Bloom,1956.Taxonomi of Learning Domains. New York:David Mc Kay Co Inc.

Chaplin. 1982. Theories of Development, 2Rev Ed, Prentice-Hall.

Djali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara

DePorter, dkk. (2000). Quantum teaching: Mempraktikkan quantum learning di


ruang-ruang kelas. PT. Mizan Pustaka: Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dinata. 2005. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Dokter-Medis. 2014. Undang-Undang Kesehatan Indonesia. http://dokter-


medis.blogspot.co.id.

Goleman, Daniel. 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan).


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Gordon Dryden & Jeannette Vos. (1999). Revolusi belajar: The learning
revolution. Bandung: Kafia

Hardiwardoyo. 1990. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hurlock,1999. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah mada University


Press

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |57


Daftar Pustaka

Jim Barret & Geoff Williams. Tes Bakat Anda. Cetakan IV, Terjemahan Oleh Tito
Ananta Darwis, Rasyid. Jakarta : Penerbit gaya Media Pratama.2000
Munzert

Kartono,1986. Membangun Sekolah Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Konsultan Ahli : Indri Savitri, Kepala Divisi Klinik dan Layanan Masyarakat LPTUI
. Psikolog. Salemba, Jakarta.

Lukmanul Hakim. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Bandung, CV Wacana


Prima

Muhibbin syah. 2003. Psikologi belajar. Jakarta. PT. Raja Grafinda Persada

Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Masitoh, dkk. 2005. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Univrsitas Terbuka

Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan


Pembelajaran. Jakarta. Delia Press

Nasir. 2002. A Sahilun, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan


Problem Remaja. Jakarta: Kalam Mulia

Purwanto. 1985.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:PT.Rineka Cipta

Richard I. Arends. 2008. Learning To Teach.Pustaka Pelajar. Yogyakarta,

Sagala. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Slameto. (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina


Aksara.

Suryosubroto B, 1997,Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka


Cipta.

Syah. 2003. Analisis Pembelajaran dan Indentifikasi Perilaku serta karakteristik


Siswa. Jakarta:PT.Gramedia

Universitas Negeri Jakarta. 2004. Modul Psikologi Perkembangan. Universitas


Negeri Jakarta.

Winda Gunarti. 2008. Guru dan Anak Didik dalam Ineraksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.

Yusuf. 2004. Mengembangkan Bakat dan Minat. Jakarta :PT.Gramedia.

58 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Lampiran Lembar Kerja (LK)

LK-F.01

Materi : Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan : Mendiskusikan konseptual tentang potensi peserta
didik pada kegiatan ekstrakurikuler
Petunjuk :

1. Tuliskan pemahamanan anda tentang potensi peserta didik yang meliputi


bakat dan minat.

2. Berdasarkan pemahaman anda tentang potensi bakat dan minat, tuliskan


standar, komponen dan bukti fisik, serta regulasi yang menjadi referensi
yang harus menjadi focus dalam pelaksanaan identifikasi potensi peserta
didik yang terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |59


Lembar Kerja (LK) LK-F.02

KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN INTRAKURIKULER
DAN EKSTRAKURIKULER

Kegiatan : Analisis Perbedaan dan Keterkaitan Kegiatan Intrakurikuler


dan Ekstrakurikuler

Tujuan :
1. Menganalisis konsep, prinsip, manfaat, dan langkah-langkah kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler
2. Menganalisis keterkaitan antara intrakurikuler dengan ekstrakurikuler

Bahan : Bacaan mengenai perbedaan dan keterkaitan kegiatan


intrakurikuler dan ekstrakurikuler pada uraian materi
pembelajaran 1, dan film tentang kegiatan pramuka.
Langkah Kegiatan:
1. Amati dan simaklah kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler dari CD yang
ada
2. Carilah informasi dari bacaan dan tayangan film kegiatan pramuka .
3. Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 s.d 5 orang
4. Bekerjalah dalam kelompok
5. Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan yang diperoleh dan tentukan
fakta-fakta yang mendukung masalah yang dianalisis, kemudian tuliskan
pada power point untuk persiapan presentasi.
6. Komunikasikan hasil diskusi yang telah dideskripsikan dengan menggunakan
media yang disediakan
7. Kumpulkan hasil kerja tersebut kepada fasilitator

Permasalahan:
1. Bagaimana hasil analisis Anda tentang konsep, prinsip, manfaat dan
langkah-langkah kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler
berdasarkan informasi yang telah Anda dapatkan?

60 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

2. Bagaimanakah keterkaitan antara kegiatan intrakurikuler dan


ekstrakurikuler? Berikan contoh konkret berdasarkan pengalaman Anda atau
berdasarkan informasi yang telah Anda dapatkan dari sumber bacaan!

Petunjuk Kegiatan Fasilitator:


1. Mempersiapkan keperluan di kelas dan perkenalan dengan peserta (5 menit).
2. Menayangkan film/foto kegiatan intarkurikuler dan ekstrakurikuler (10 menit).
3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk menyimak tayangan gambar
intrakurikuler dan ekstrakurikuler, kemudian memberikan apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran (5 menit).
4. Memberi kesempatan kepada peserta untuk mencari informasi lewat
membaca uraian materi pada kegiatan pembelajaran 1 modul pelatihan (10
menit).
5. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikan dalam
kelompok dan menuangkan hasil analsisi ke dalam power point (20 menit).
6. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengkomunikasikan
rumusan hasil kelompok untuk diberi masukan oleh kelompok lainnya dan
setiap masukan agar diberi identitas nama dan asal kelompok (20 menit).
7. Memberikan penguatan terhadap hasil kerja kelompok (5 menit).
8. Menerima hasil kerja kelompok berupa soft copy power point

Peserta Diklat.

……………………

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |61


Lembar Kerja (LK)

LK-F.03

INSTRUMEN
IDENTIFIKASI BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK

Nama Sekolah :
Nama Peserta Dididik :
Kelas :
NIS :

No. Potensi Kriteria Prioritas

Kepentingan Keterlaksanaan Keberterimaan

Bakat
I

1
2
3
II Minat
1
2
3

Rubrik Penilaian Identifikasi Bakat dan Minat

Rubrik Penilaian Identifikasi Bakat dan Minat ini digunakan oleh pengamat
untuk menilai kemampuan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
pada saat kegiatan ekstrakurikuler

Langkah Peniaian:
 Cermati format Penilaian Identifikasi Bakat dan Minat
 Berikan tanda cek (v) pada kolom criteria sesuai dengan penilaian Anda
terhadap bakat dan minat peserta didik pada saat pelaksanaan
ekstrakurikuler
 Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran
 Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai pada kolom kriteria
 Tentukan Nilai prioritas dengan menggunakan rumus sbb:

62 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Jumlah Nilai Kriteria


Nilai Prioritas =
3

Catatan Kriteria :
1. Kepentingan

 Sangat penting skor =4


 Penting skor =3
 Cukup penting skor =2
 Tidak penting =1

2. Keterlaksanaan

 Sangat mudah skor =4


 Mudah skor =3
 Cukup mudah skor =2
 Sulit =1

3. Keberterimaan

 Sangat mudah diterima skor =4


 Mudah dilakukan skor =3
 Cukup bisa diterima skor =2
 Tidak bisa diterima skor =1

Prioritas Nilai
I 3<I≤4
II 2<I≤3
III 1<I≤2
IV ≤1

Peserta Diklat,

……………………….

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |63


Lembar Kerja (LK)

LK-F.04

INSTRUMEN
ANALISIS BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK

Nama Sekolah :
Nama Peserta Dididik :
Kelas :
NIS :

No. Potensi Kriteria Prioritas


Kepentingan Keterlaksanaan Keberterimaan
I Bakat
1
2
3
II Minat
1
2
3

Rubrik Analisis Bakat dan Minat

Rubrik Analisis Bakat dan Minat ini digunakan oleh pengamat untuk menilai
Bakat dan Minat peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran pada saat
kegiatan ekstrakurikuler

Langkah Peniaian:
- Cermati format analisis Bakat dan Minat
- Berikan tanda cek (v) pada kolom criteria sesuai dengan penilaian Anda
terhadap bakat dan minat peserta didik pada saat pelaksanaan
ekstrakurikuler
- Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran
- Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai pada kolom kriteria
- Tentukan Nilai prioritas dengan menggunakan rumus sbb:

64 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Jumlah Nilai Kriteria


Nilai Prioritas =
3

Catatan Kriteria :
1. Kepentingan

 Sangat penting skor =4


 Penting skor =3
 Cukup penting skor =2
 Tidak penting =1

2. Keterlaksanaan

 Sangat mudah skor =4


 Mudah skor =3
 Cukup mudah skor =2
 Sulit =1

3. Keberterimaan

 Sangat mudah diterima skor =4


 Mudah dilakukan skor =3
 Cukup bisa diterima skor =2
 Tidak bisa diterima skor =1

Prioritas Nilai
I 3<I≤4
II 2<I≤3
III 1<I≤2
IV ≤1

Peserta Diklat,

………………………….

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |65


Lembar Kerja (LK)

LK-F.05

KEGIATAN PEMBELAJARAN
UNTUK MENDORONG PESERTA DIDIK MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Kegiatan : Analisis Konsep, Prinsip, Manfaat Kegiatan Intrakurikuler dan


Ekstrakurikuler

Tujuan :
1. Menganalisis konsep, prinsip, manfaat, dan langkah-langkah kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler
2. Menganalisis keterkaitan antara intrakurikuler dengan ekstrakurikuler

Bahan : Bacaan mengenai perbedaan dan keterkaitan kegiatan


intrakurikuler dan ekstrakurikuler pada uraian materi
pembelajaran 1, Permen Nomor 65/2013 tentang Standar
Proses, Nomor 62/2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler, dan
Nomor 63/2014 tentang Kepramuka.

Langkah Kegiatan:
1. Amati dan simaklah kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler disekolah
saudara mengajar
2. Carilah informasi dari bacaan uraian materi kegiatan pembelajaran .
3. Bekerjalah dalam kelompok, jika disekolah saudara ada peserta lain yang
mengikuti program yang sama.
4. Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan yang diperoleh dan tentukan
fakta-fakta yang mendukung masalah yang dianalisis, kemudian tuliskan
pada power point untuk persiapan presentasi.
5. Komunikasikan data hasil diskusi yang telah dideskripsikan dengan
menggunakan media yang disarankan dalam tugas
6. Kumpulkan hasil kerja tersebut dan diserahkan kepada fasilitator pada
kegiatan IN 2

66 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Permasalahan:
1. Bagaimana hasil analisis Anda tentang konsep, prinsip, manfaat dan
langkah-langkah kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler
berdasarkan informasi yang telah Anda dapatkan?
2. Bagaimanakah keterkaitan antara kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler? Berikan contoh konkret berdasarkan pengalaman Anda atau
berdasarkan informasi yang telah Anda dapatkan dari sumber bacaan!

Proses Kegiatan Intrakurikuller


No Kegiatan yang Aspek yang Keterangan
diamati diamati
1 Persiapan 1. …..
2. ……dst
2 Pelaksanaan
3 Evaluasi
4 Tindak lanjut

Proses Kegiatan Ekstrakurikuller


No Kegiatan yang Aspek yang Keterangan
diamati diamati
1 Persiapan 3. …..
4. ……dst
2 Pelaksanaan
3 Evaluasi
4 Tindak lanjut

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |67


Lembar Kerja (LK)

Hasil analisis tentang konsep, prinsip, manfaat dan langkah-langkah kegiatan


intrakurikuler

Hasil analisis tentang konsep, prinsip, manfaat dan langkah-langkah kegiatan


ekstrakurikuler

Bagaimanakah keterkaitan antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Peserta Diklat,

………………………….

68 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

LK-F.06

KEGIATAN PEMBELAJARAN
UNTUK MENDORONG PESERTA DIDIK MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Kegiatan : Analisis Kompetensi Mata pelajaran


Tujuan :
1. Menganalisis kompetensi matapelajaran
2. Menyusun program kegiatan aktualisasi ke dalam ekstrakurikuler wajib
3. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
4. Melaksanakan penilaian dan mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler
5. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
6. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Bahan : Bacaan mengenai Pengelolaan dan Pengkoordinasian Kegiatan


ekstrakurikuler pada uraian materi kegiatan pembelajaran 2,
Nomor 62/2014 tentang Ekstrakurikuler, dan Nomor 63/2014
tentang Kepramukaan.

Langkah Kegiatan:
1. Amati kegiatan ekstrakurikuler disekolah saudara
2. Carilah informasi dari bacaan uraian materi kegiatan pembelajaran pada
modul pelatihan
3. Lakukan kegiatan mengkoordinasikan kegiatan ekstrakurikuler mulai dari
kegiatan menganalisis kompetensi matapelajaran, menyusun program,
melaksanakan program, menilai dan mengevaluasi, melaporkan, hingga
tindak lanjut kegiatan ekstrakurikuler.
4. Buatlah laporan hasil kegiatan saudara. Diserahkan pada kegiatan IN 2

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |69


Lembar Kerja (LK)

FORM ANALISIS KOMPETENSI MATAPELAJARAN (MAPEL)

KD KD KD KD Indikator akan Bentuk kegiatan


Mapel dari dari dari dari dikembangkan aktualisai
KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 ekstrakurikuler
wajib
Sikap Keterampilan

FORM PROGRAM KEGIATAN AKTUALISASI PADA KEGIATAN


EKSTRAKURIKULER WAJIB

NO RASIONAL TUJUAN DESKRI PENGELOLAAN PENDANA EVALUASI


UMUM PSI WAKT SARPR PENJAB AN
KEGIAT U AS
AN

Peserta Diklat,

………………………….

70 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

LK-F.07

KEGIATAN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKTUALISASIKAN


POTENSI PESERTA DIDIK

Kegiatan : Analisis Potensi Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Tujuan :
1. Mengidentifikasi potensi peserta didik yang meliputi bakat, dan minat
2. Menganalisis potensi peserta didik
3. Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil analisis
potensi peserta didik
4. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
5. Melaksanakan penilaian dan mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler
6. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
7. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Bahan : Bacalah mengenai kegiatan pembelajaran untuk


mengaktualisasikan potensi peserta didik

Langkah Kegiatan:
1. Amati kegiatan ekstrakurikuler disekolah saudara
2. Carilah informasi dari bacaan uraian materi kegiatan pembelajaran pada
modul pelatihan
3. Lakukan identifikasi potensi peserta didik
4. Lakukan analisis potensi peserta didik
5. Lakukan penilaian dan evaluasi potensi peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler
6. Buatlah laporan hasil kegiatan saudara. Diserahkan pada kegiatan IN 2

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |71


Lembar Kerja (LK)

FORM ANALISIS POTENSI PESERTA DIDIK

Potensi yang Potensi yang dapat


No. dimiliki peserta dikembangkan Keterangan
didik
1
2
3
4
d
s
t

FORM HASIL ANALISIS POTENSI PESERTA DIDIK

Peserta Diklat,

………………………….

72 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

LK-F.08

KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK

Kegiatan : Analisis kegiatan On the Job Learning


1. Menganalisis hasil laporan hasil On the Job Learning
2. Melaksanakan penilaian dan mengevaluasi hasil On the Job Learning
3. Menyusun laporan hasil penilaian dan evaluasi On the Job Learning
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Langkah Kegiatan:
1. Amati hasil On the Job Learning yang dipresentasikan peserta diklat
2. Lakukan penilaian hasil OJL setiap peserta diklat
3. Buatlah laporan penilaian hasil JL

Petunjuk Kegiatan Fasilitator:


1. Mempersiapkan keperluan di kelas (5 menit).
2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk menjelaskan kaporan OJL (20
menit).
3. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperbaiki hasil
laporannya (20 menit).
4. Memberikan penguatan terhadap hasil OJL (5 menit).
5. Menerima hasil kerja OJL berupa soft copy laporan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |73


Lembar Kerja (LK)

PENILAIAN OJL

Nama Peserta : .......................................................


Asal Sekolah : .......................................................
Daerah/ Zona : .......................................................
KUALITAS
No. JENIS KEGIATAN BAIK BAIK KURAN KURANG Nilai Ket.
SEKALI G SEKALI
A. Presentasi Hasil OJL
( 20 menit )
1. Menyampaikan Jadwal
Kegiatan OJL
2. Menyampaikan
Ringkasan Laporan OJL
3. Menyampaikan
Permasalah OJL
4. Menyampaikan data
hasil OJL
5. Menyampaikan
Pembahasan Hasil OJL
6. Menyampaikan
kesimpulan dan saran
JUMLAH TOTAL
B Bentuk Keberhasilan perubahan pembelajaran ekstrakurikuler
selama melakukan On Thed Job Learning yang dilakukan di sekolah

......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................................................

74 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK F

Sedtiap kriteria diberi skor sebagai berikut :


................................,................................
Kurang Sekali : 1
Kurang : 2 Penilai,
Baik : 3
Baik Sekali : 4

..........................................

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |75


Lembar Kerja (LK)

76 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai