MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI F
PROFESIONAL:
PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN, SISTEM STARTER, DAN
PENGISIAN
Penulis:
Drs. Amirono, M. T.
Penyunting:
Sudjarwo, S. T., M. Pd.
PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POSTENSI DIDIK
Penulis:
Drs. Hari Amato, M.Pd.
Penyunting:
Drs. Astu Widodo, M.Pd.
Copyright © 2017
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif
dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kata Sambutan
SumarnaSurapranata, Ph.D
NIP. 195908011985031002
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI F
PROFESIONAL:
PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN, SISTEM STARTER, DAN
PENGISIAN
Penulis:
Drs. Amirono, M. T.
Penyunting:
Sudjarwo, S. T., M. Pd.
Copyright © 2017
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif
dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
HALAMAN
Daftar Gambar
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Implementasi PPK dalam modul ini lebih ditekankan pada aktivitas pembelajaran
yang berupa pemaduan di dalam kelas berupa penambahan dan pengintensifan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa. Dalam
rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima
nilai utama karakter bangsa, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong,
dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegitan
pembelajaran yang ada pada modul. Adapun sub nilai religius antara lain: cinta
damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
B. Tujuan
Melalui proses pembelajaran mandiri dengan sumber belajar utama modul ini,
diharapkan Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan memiliki kompetensi,
dengan indikator sebagai berikut:
1. Merawat berkala mekanisme katup
2. Merawat berkala sistem pelumasan dan pendinginan
3. Merawat berkala sistem pemasukan dan pembuangan
4. Merawat berkala sistem pengapian
5. Merawat berkala sistem bahan bakar bensin
6. Merawat berkala sistem bahan bakar Diesel
7. Menerapkan penguatan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran
C. Peta Kompetensi
manual
Menelaah prinsip
Merawatberkala Merawatberkalatransmisi
kerja transmisi
transmisi otomatis otomatis
otomatis
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawat berkala poros
poros propeller, kerja poros propeller,
propeller, gardan dan aksel
gardan dan aksel gardan dan aksel
roda
roda roda
Merawatberkala Menelaah prinsip Merawatberkala sistem
sistem kemudi kerja sistem kemudi kemudi
Merawat berkala Menelaah prinsip Merawat berkala sistem
sistem rem kerja sistem rem rem
Merawatberkala Menelaah kodefikasi Merawatberkalapeleg dan
roda peleg dan ban ban
Merawat berkala Menelaah prinsip Merawat berkala sistem
sistem supensi kerja sistem suspensi suspensi
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawat berkala sistem
sistem kerja sistem
penerangan, tanda dan
penerangan, tanda penerangan, tanda
pengaman
dan pengaman dan pengaman
Menelaah prinsip
Merawat berkala Merawat berkala sistem
kerja
sistem penghapus/ penghapus/ pembersih
penghapus/pembersih
pembersih kaca kaca
kaca
Merawat berkala Menelaah prinsip
Merawat berkala sistem
sistem starter dan kerja sistem starter
starter dan pengisian
pengisian dan pengisian
Memperbaiki blok Menelaah blok motor Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki
motor dan dan mekanisme blok motor dan mekanisme motor dan me
mekanisme engkol engkol engkol engkol
Memperbaiki Menelaah kepala Mendiagnosis kerusakan Memperbaiki
3 kepala silinder dan silinder dan kepala silinder dan silinder dan
mekanisme katup mekanisme katup mekanisme katup mekanisme ka
D. Ruang Lingkup
a. Pendahuluan
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.
a. Pendahuluan
f. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh
panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta
yang dinyatakan layak tes akhir.
E. 3. Lembar Kerja
Kegiatan pembelajaran 1
sistem pengapian konvensional.
A. Tujuan
C. Uraian materi.
Apabila sistem pengapian tidak bekerja, maka mesin akan mati. Oleh karena
itu sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk
menahan getaran dan panas yang dibangkitkan oleh mesin, demikian juga
tegangan tinggi yang dibangkitkan olehsistem pengapian itu sendiri.
Coil Pengapian
Bila arus m engalir dalam sebuahkumparan dan kem udian arus diputuskan
tiba-tiba,maka EMF akan dibangkitkan dalam kum paran dengan arah
dim ana arus cenderung m engalir (arah yang m erintangi hilangnya garis
gaya m agnet). Dengan cara ini, bila arus m ulai m engalir ke kum paran,
atau bila arus diputuskan, m aka kum paran m em bangkitkan EM F
yang bekerja melawan perubahan garis gaya magnet pada kumparan. Inilah
yang disebut "selfinduction effect".
Apabila dua kumparan disusun dalam satu garis dan besarnya arus yang
mengalir pada satu kumparan (kumparan primer) dirubah, maka EMF akan
bangkit pada kumparan lainnya (kumparan sekunder) dengan arah melawan
perubahan garis gaya magnet pada kumparan primer. Inldisebut "mutual
induction effect".
Pada gambar di bawah, bila arus tetap mengalir pada kumparan primer, maka
tidak akan terjadi perubahan garis gaya magnet, dengan demikian tidak ada EMF
yang bangkit pada kumparan sekunder (secondary coil).
Pada saat switch diputuskan, aliran arus pada kumparan primer (primary coil)
juga diputuskan garis gaya magnet yang telah terbentuk sampai saat itu tiba- tiba
menghilang, sehingga pada kumparan sekunder bangkitlah EMF dengan arah
melawan kehilangan fluksi magnet.
Besarnya arus (garis gaya magnet) juga berubah pada saat titik kontak tertutup,
tetapi karena arus tidak segera mengalir dalam kumparan karena adanya self-
inductance, maka perubahan banyaknya garis gaya magnet terjadi secara
bertahap dan tegangan yang terinduksi pada kumparan sekunder tidak mencapai
discharge voltage.
Arus dari baterai mengalir melalui terminal positif kumparan primer (primary
coil), terminal negatif dan breaker point, selanjutnya ke masa. Akibatnya,
garis-garis gaya magnet akan terbentuk disekeliling kumparan :
Bila poros engkol memutarkan cam shaft sehingga distributor cam membuka
breaker point, menyebabkan arus yang mengalir melalui kumpran primer tiba-
tiba terputus.
Sebagai akibatnya, arus tidak bertambah dengan tiba tiba dan hanya mutual
induction EMF yang dapat diabaikan terjadi pada kumparan sekunder.
1. Konstruksi koil dengan resistor/tahanan balas
ignition coil dengan resistor mempunyai resistor yang dihubungkan seri
terhadap kumparan primer. Bila dibandingkan dengan ignition coil tanpa resis-
tor, ignition coil dengan resistor ini mempunyai kelebihan bahwa penurunan
tegangan sekunder pada kecepatan tinggi dapat dikurangi. Sebagian besar
pro- duk automobil yang menggunakan sistem pengapian
konvensional, menggunakan ignition coil jenis ini. Ignition coil type Ini
dibedakan menjadi dua type yaitu : Pertama tipo external resistor dan kedua
tipe integrated resistor.
Catatan
Tlpe Ignition coll Integrated resistor mempunyai tiga external terminal, jangan
tertukar antara terminal (B) dan terminal positif (+) pada saat membuat
rangkaian.
Catatan:
BII tipe coil dengan external resistor dipergunakan tanpa resistor, akan mengalir
arus yang terlalu berlebihan pada kumparan primer, jadi pastikan bahwa resistor
telah dihubungkan dengan benar.
Keuntungan lain dari penggunaan ignition coil dengan resistor ialah
mempermudah start mesin. Karena arus yang mengalir ke motor starter pada
saat engine start cukup besar, maka tegangan baterai akan menurun,
mengurangi arus primer pada ignition coil. Akibatnya,
tegangan sekunder menurun dan loncatan bunga api menjadi lemah
Untuk mencegah hal ini, resistor dihubungkan bypass seperti pada gambar
selama mesin diputarolehmotor starter dengan tujuan untuk memberikan arus
langsung pada kumparan primer untuk menghasilkan bunga api yanglebih
kuat.Pada saat resistor dihubungkan bypass, maka arus primer naik sepertiyang
terlihat pada grafik di bawah
Breaker section
1. Cara kerja breaker point
Breaker point membuka dan menutup oleh cam ( nok ) yang dipasang pada
poros governor. Poros governor digerakkan oleh camshaft dengan kecepatan
setengah dari kecepatan engine. Cam mempunyai cam lobe yang jumlahnya
sama dengan jumlah silinder. Pada saat cam berputar, masing-masing cam
lobe mendorong breaker arm dan selanjutnya membuka breaker point.
Apabila cam terus berputar lebih jauh, maka breaker point akan kembali
tertutup karena breaker arm dikembalikan posisirnya oleh breaker arm return
spring. Bila cam berputar satu putaran penuh, maka arus yang mengalir pada
kumparan primer ignition coil akan terputus berkali-kali sama dengan
banyaknya silinder mesin dan selanjutnya akan dihasilkan tegangan tinggi
pada gulungan sekunder ignition coil.
Bila bahan ini melekat pada breaker point, breaker akan hangus oleh
adanya busur api, sehingga menambah tahanan kontak. Oleh karena itu,
pada saat mengganti breaker point harus diperhatikan agar oli atau gemuk
tidak menempel pada breaker point.
Catatan
Catatan
Point base plate dari Toyota genuine breaker point mempunyai lubang
ditengahnya untuk mencegah permukaannya menjadi kasar disebabkan oleh
transfer metal dari satu titik kontak ke titik kontak yang lain sebagai akibat dari
oksidasi oleh ada nya busur api diantara titik kontak
Sampai saat ini, jarak antara breaker points telah secara umum dipergunakan
sebagai spesifikai servis. Pengukuran spesifikasi servis seperti ini dapat
menyebabkan oksidasi yang terlalu cepat pada permukaan titik kontak di-
sebabkan adanya oil yang menempel pada feeler gauge yang dlgunakan pada
saat pengukuran.
Jumlah sudut pembukaan dan penutupan ini adalah 90° <=52° ± 38°) berarti
breaker point terbuka dan tertutup setiap 1/4 putaran cam.
Dwell angle :
Engine 4 silinder: 52°
Engine 6 silinder: 41°
Dwell angle berhubungan dengan celah titik kontak dan saat pembukaan titik
kontak (ignition timing) dan ini sangat penting dalam men-tune up mesin untuk
memperoleh kemampuan mesin yang terbaik.
1) Celah titik Kontak Terlalu Lebar
Bila celah titik kontak terlalu lebar, maka waktu menutupnya titik kontak akan
menjadi terlalu singkat. (Titik kontak akan terlalu cepat membuka dan
terlambat nenutup). Akibatnya dwell angke akan menjadi terlalu kecil.
Bila celah titik kontak terlalu kecil, maka waktu menutupnya menjadi lebih
lama. (Titik kontak akan terlalu lambat membukanya dan cepat menutup).
Akibatnya dwell engle akan terlalu besar.Dwell angle yang terlalu besar
atauterlalu kecil tidak hanya menyebabkan timing pengapian yang tidak tepat,
tetapi juga beberapa problem seperti yang diuraikan berikut ini.
Sebab waktu titik kontak menutupnya singkat, maka waktu arus mengalir
melalui kumparan primer ignition coil menjadi berkurang. Selama kecepatan
engine rendah, arus primer masih cukup untuk menoangkitkan bunga api
pada busi. Akan tetapi pada saat kecepatan tinggi, arus primer tidak cukup
sehingga tegangan induksi pada kumparan sekunder turun dan
mengakibatkan penyalaan yang tidak baik (misfiring).
Bila celah titik kontak kecil, busur (arcing) cenderung terjadi pada saat titik
kontak terbuka. Selama adanya busur (arcing) ini arus akan tetap mengalir,
berarti tidak ada pemutusan arus secara tiba-tiba maka pembangkitan
tegangan sekunder yang tinggi tidak dapat terjadi.
3.Damper spring
Pada beberapa jenis distributor, damper spring dipasang pada sisi yang
berlawanan dengan kontak pemutus dan berfungsi untuk mencegah putaran cam
yang tidak rata dan suara governor weight bila kecepatan engine rendah. Pada
saat rubbing block bersentuhan dangan cam lobe, maka putaran cam cenderung
tertahan oleh gesekan dengan naiknya rubbing block. Setelah rubbing block
melewati cam lobe menuju bagian cam yang rata, maka akan terdorong oleh
return spring sehingga putaran cam akan cenderung dipercepat. Tetapi saat ini,
damper spring menyentuh cam lobe untuk mencegah ber- tambahnya putaran
cam. Dengan cara ini bergetarnya governor weight juga dapat dicegah.
Jarak damper spring adalah celah makslmum antara damper spring dengan cam
base (bagian yang rata). Pada saat memasang damper spring,setel celah
damper spring pada harga yang disebutkan pada repair manual.
condenser (capacitor)
Pada umumnya, condenser dipasangkan pada bagian luar rumah distributor
(case) dan dihubungkan paralel dengan breaker point. Tegangan yang
diinduksikan pada kumparan sekunder naik bila pemutusan arus primer lebih
cepat. Pemutusan arus primer yang tiba-tiba ini menyebabkan bangkitnya
tegangan tinggi sekitar 500 V pada kumparan primer karena self-induction,
sehingga pada saat breaker point
terbuka, arus tetap mengalir dalam bentuk bunga api listrik pada celah titik
kontak dan pemutusan arus primer tidak terjadi seketika.
Untuk membatasi terjadinya busur (arcing) pada titik kontak, self-induction EMF
pada kumparan piimer yang terjadi pada saat titik kontak membuka, disim- pan
sementara pada kondenser untuk mempercepat pemutusan arus primer.
Grafik menunjukkan bagaimana arus primer bekerja setelah titik kontak terbuka;
bila dipasangkan kon- denser, waktu T, lebih singkat dari T, dan busur (arcing)
pada titik kontak menjadi kecil.
1. Uraian
2. Saat pengapian
3. Mekanismepemajuan pengapian
Karena waktu perambatan api lebih panjang bila kecepatan mesin dhaikkan,
dan akan bervariasi sesuai kevacuuman pada intake manifold (beban mesin
dan perbandingan campuran) maka saat pengapian juga harus diatur sesuai
dengan kondisi tersebut. Untuk tujuan ini, maka distributor dilengkapi dengan
advancer yang terdiri dari governor advancer untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan putaran mesin dan vacum advancer untuk
memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin. Karakteristik
advancer ditentukan berdasarkan jenis mesin seperti terlihat pada chart di
bawah ini. Sebagai contoh, bila putaran distributor 1000 rpm dan manifold
vacum 150 mmHg, sudut pemajuan governor sesuai putaran mesin adalah
sekitar 6° dan susut pemajuan oleh vacuum sesuai dengan beban adalah
sekitar 4°, jadi sudut pemajuan total oleh distributor adalah 10°.
Karena sudut pemajuan total oleh distributor adalah setengah dari sudut poros
engkol, maka pada tutup timing gear akan terlihat sudut pengajuan 20°.
4. Governor advancer
Oleh sebab itu, maka governor memajukan saat pengapian bila kecepatan mesin
naik sehingga tekanan pembakaran maksimum akan tetap berada pada
10setelah TMA.
Konstruksi dan cara kerja
Fly weight dipasangkan pada distributor shaft melalui support pin, sedangkan
cam dan cam plate diikat terhadap bagian atas distributor shaft dengan sekrup
sehingga posisinya dapat berubah sesuai arah putarannya.
Governor advancer merubah posisi cam terhadap poros distributor, berdasarkan
gaya centrifugal dari fly weight yang diputar oleh distributor shaft untuk
mempercepat saat pembukaan breaker point. Salah satu ujung dari governor
spring diikatkan pada weight support pin pada distributor shaft sedangkan ujung
yang lain diikatkan pada spring support pin pada cam plate. Dengan demikian fly
weight akan menutup bila putaran mesin rendah. Bila distributor shaft berputar,
fly weight terlempar keluar mengelilingi weight support pin, sehingga cam plate
berputar terhadap distributor shaft sampai gaya centrifugal dari fly weight
seimbang dengan gaya governor spring. Karena cam plate dan cam menyatu,
maka cam juga berputar dengan sudut (0) dan arah yang sama.
Dengan demikian breaker point akan membuka 0° lebih awal untuk memajukan
saat pengapian. Guide pin disini berfungsi untuk membatasi sudut pemajuan.
Bila ujung coakan cam plate telah menyentuh guide pin, putaran cam plate
terhadap distributor shaft terhenti, sehingga tidak terjadi lagi penambahan
pamajuan saat pengapian.
Catatan
Seperti telah dijelaskan, bahwa sudut pemajuan sesuai putaran mesin ditentukan
oleh pegas governor. Oleh karena itu pada saat membongkar dan memasang
distributor harus berhati-hati agar pegas tidak sampai rusak.
5. vacuum advancer
6. Vaccum ignition advancer pada sistem pengapian berfungsi untuk memajukan
saat pengapian berdasarkan kevakuman yang berubah-ubah dalam intake
manifold sesuai dengan perubahanbeban mesin.
Bila beban mesin ringan, maka pembukaan throttle valve juga kecil dan vakum di
dalam intake manifold bertambah. Vakum yang kuat pada intake manifold
menurunkan efisiensi pengisapan campuran udara bahan bakar yang terhisap ke
dalam silinder, yang mengakibatkan penurunan kecepatan perambatan api
setelah pengapian.
Sebaliknya bila beban mesin dinaikkan, maka vakum pada intake manifold
menjadi turun, efisiensi penghisapan campuran bahan bakar-udara bertambah
dan menambah kecepatan perambatan api setelah pengapian
Vacuum advancer akan memajukan saat pengapian oila beban ringan untuk
menjamin bahwa tekanan pembakaran maksimum selalu tercapai pada 10 c
setelah TMA.
Petunjuk
Vacuum outlet port berada di atas throttle valve bila throttle menutup
sepenuhnya, maka pada saat idling tidak terjadi pemajuan saat pengapian
Konstruksi Vacuum
Vacuum ignition advancer terdiri dari vacuum advancer itu sendiri (diaphragm,
diaphragm spring, advancer rod dan Iain-Iain) dan distributor breaker (breaker
plate, breaker point, stationary plate dan Iain-Iain).
Vacuum advancer dibagi dalam dua bagian : ruangan vakum dan ruang udara
yang dipisahkan oleh diaphragm. Bila vakum dalam intake manifold dihubungkan
ke ruang vakum, maka advancer rod akan tertarik. Karena advancer rod
dikaitkan dengan breaker plate pin maka breaker plate pin akan berputar
berlawanan dengan jarum jam (bila dilihat dari atas).
Fungsi
Throttle valve tertutup selama mesin idling, advace port yang ditempatkan di atas
throttle valve berada pada tekanan atmosfir dan tidak terjadi pemajuan
pengapian.
Gambar 1. 35. Advancer vacuum belum bekerja dan Advancer vacuum sedang bekerja
Bila throttle valve terbuka sedikit akan terjadi kevakuman pada advance port.
Kevakuman ini bekerja pada diaphragm, diaphragm menarik advancer rod.
Akibatnya, breaker plate akan terputar pada arahyang berlawanan dengan
putaran cam sehingga saat pengapian akan maju oleh sudut putaran breaker
plate.
Bila kevakuman pada advance port semakin kuat, maka gerakan diaphragm dan
sudut putar breaker plate (sudut pemajuan) bertambah.
Karakteristik vacuum advancer dapat dilihat pada grafik.
Catatan
Penggunaan distributor dengan karakteristik sudut pemajuan pengapian yang
tidak sempurna tidak hanya akan mempengaruhi kemampuan mesin, tetapi Juga
dapat menghanguskan busi, katup-katup buang dan pala torak. Untuk Itu, maka
gunakanlah distributor yang sesuai dengan mesin yang bersangkutan.
Catatan
Sebagian mesin yang dilengkapi dengan emission control device menggunakan
double vacuum advancer. Vacuum advancer Jenis ini akan memajukan saat
pengapian beberapa derajat selama mesin pada putaran idling, untuk mengatasi
kerja emission device yang cenderung mengurangi campuran udara- bahan
bakar yang kaya pada saat itu untuk mengurangi hydrocarbon dalam gas buang.
Bila memeriksa dan menyetel saat pengapian pendahuluan pada distributor
dengan double vacuum advancer, lepaskan pipa vakum dari sub diaphragm dan
sumbatlah pipa tersebut.
7. Octane selector
Seperti kita lihat dari sini, bila menggunakan bensin dengan angka oktan rendah,
maka timing pengapian harus dimundurkan dan bila menggunakan bensin
dengan angka oktan tinggi, maka timing pegnapian harus dimajukan.
1) Pengapian
2) Mulai pembakaran (mulai perambatan api)
3) Tekanan pembakaran maksimum
Peram batan api berbeda-beda tergantung pada angka oktan
Petunjuk
Pembakaran Spontan
Bila cam puran udara-bahan bakar dikom presikan m aka tem peraturnya
naik sam pai m encapai satu titik dim ana bahan bakar dapat terbakar
dengan sendirinyam eskipun tanpa lom patan bunga api hal ini dapat
m engakibatkan knocking.
Catatan
Karena perubahan karakteristik advancer yang m enggunakan octane
selector banyak m em pengaruhi sifat-sifat exhaust em ission, octane
selector tidak dipasang pada m esin yang dilengkapi dengan exhaust
em ission control system .
Petunjuk
Breaker point, dwell angle, saat pengapian dan parameter penyetelan mesin
lainya (seperti celah katup, celah busi) harus disetel dengan tepat sebelum
penyetelan octane selector dilakukan.
Posisi normal octane selector adalah bila setting line yang berada pada knob
Jurus dengan ujung permukaan ulir tempat pemasangan cap dan setting mark
yang ditengah lurus dengan tanda yang ada pada distributor housing. Setel
octane selector pada posisi normal sebelum menyetel dwell angle dan saat
pengapian pendahuluan.
Petunjuk
Untuk mesin 4A-F, setiap satu putaran knob octane selector akan memajukan
atau memundurkan saat pengapian sekitar 4,0°.
Petunjuk
Selain memperhatikan octane selector seperti diuraikan di atas. model yang
dirancang untuk Jerman Barat dilengkapi dengan octane selector yang dapat
disetel untuk dua tingkat bensin yaitu "reguler" atau "super" (oktan tinggi).
Angka oktan yang dikehendaki untuk setiap mesin Toyota diterangkan pada
Buku Pedoman Pemilik. Pada daerah dimana bensin yang dijual mempunyai
harga oktan tinggi, penyetelan sudut pengapian dengan octane selector tidak
diperlukan.
Distributor selection
Arus tegangan tinggi yang dibangkitkan pada kumparan sekunder ignition coil
mengalir dari terminal sekunder ignition coil ke elektroda pusat pada tutup
distributor melalui kabel tegangan
tinggi. Arus tegangan tinggi tersebut kemudian mengalir dari elektroda pusat
melalui center contact piece ke elektroda sisi dalam bentuk bunga api listrik
melalui rotor yang berputar setengah kali putaran poros engkol. Arus tegangan
tinggi tersebut selanjutnya mengalir dari elektroda sisi ke busi pada silinder yang
berhubungan dengannya melalui kabel tegangan
1. Tutup distributor
Tutup distributor {distributor cap) dibuat dari injection-molded epoxy resin yang
memiliki daya tahan panas yang tinggi dengan kemampuan isolasi yang kuat.
Pada tutup distributor, terdapat carbon center contact piece yang berhubungan
dengan elektroda pusat yang terbuat dari aluminium melalui pegas
untukmembagi-bagikan tegangan tinggi. Elektroda sisi yang terbuat dari
atumunium ditempatkan pada sisi sekeliling tutup distributor dan menerima arus
tegangan tinggi dari elektroda pusat melalui rotor. Elektroda rotor mempunyai
celah sebesar 0,8 mm (0,03: in) dengan elektroda sisi untuk mencegah agar
tidak terkena putaran rotor. Karena selama pengaliran tegangan tinggi terjadi
ionisasi yang membentuk ozone, maka pada tutup distributor diberikan lubang
kecil untuk ventilasi.
2. Rotor
Rotor dibuat dari epoxy resin, sama halnya seperti tutup distributor.
Pada distributor mesin untuk negara tertentu, ujung elektroda rotornya dilapisi
dengan lapisan tahanan listrik seperti lead oxide atau alumina, untuk mengurangi
suara pengapian dan mengurangi gangguan radio.
Ujung elektroda rotor yang diberi lapisan kekuatan seperti sudah terkena
oksidasi karena pengaliran Iistrik, tetapi ini sebenarnya sebagai hasilflame
coating.
Catatan
Jangan membengkokkan ujung elektroda darl flame-coated rotor, dan jangan
menggosoknya dengan amplas, karena akan memperbesar suara pengapian
dan menyebabkan gangguan pada radio
D. Aktifitas Pembelajaran
1 (Contoh)
Baterai > kunci kontak > fuse >…..
….
1 0,01 mm
2 0,02 mm
3 0,03 mm
4 0,04 mm
5 0,05 mm
6 0,06 mm
….. ……
E. Latihan/Kasus/Tugas.
1. Akibat yang ditimbulkan pada busi jika kondensator pada sistem pengapian
konvensional tidak berfungsi / rusak adalah loncatan bunga api pada busi
menjadi
a. Sedang
b. Kecil
c. Tidak ada
d. Normal
2. Ketika seorang mekanik menyetel gap celah platina terlalu besar, maka
dampak yang ditimbulkan pada koil adalah...
a. Induksi coil tajam
b. Induksi coil kuat
c. Induksi coil lemah
d. Platina cepat rusak
3. Jika dilihat pada permukaan busi berwarna putih kekuning-kuningan, ini dapat
diakibatkan oleh saat pengapian
a. Terlalu mundur
b. Terlalu awal
c. Tidak berubah
d. Pengapian menjadi konstan.
F. Rangkuman
1. Baterai
Kegunaan baterai pada sistem pengapian konvensional adalah; sebagai
penyedia atau sumber arus listri DC
2. Kunci kontak
Kegunaannya adalah untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari
baterai ke rangkaian primer pada sistem pengapian.
3. Koil.
Kegunaannya adalah Mentranformasikan tegangan baterai menjadi tegangan
tinggi antara 5000 sampai dengan 25.000. Volt.
4. Kontak pemutus
Setelah menuntaskan modul ini , maka langkah selanjutnya / peserta diklat guru
berkwajiban untuk mengikuti kegiatan pembelaran selanjutnya mengenai sistem
pengapian elektronik.
H. Kunci Jawaban
1. Akibat yang ditimbulkan pada busi jika kondensator pada sistem pengapian
konvensional tidak berfungsi adalah loncatan bunga api pada busi....
a. Sedang
b .Kecil
c. Tidak ada
d.Normal
2.Ketika seorang mekanik menyetel celah platina terlalu besar, maka dampak
yang ditimbulkan pada koil adalah...
a. Induksi coil tajam
b. Induksi coil kuat
c .Induksi coil lemah
d.Platina cepat rusak
3. Jika dilihat pada permukaan busi berwarna putih kekuning-kuningan, ini dapat
diakibatkan oleh saat pengapian
a.Terlalu mundur
b. Terlalu awal
c .Tidak berubah
d. Pengapian menjadi konstan.
5. Dalam rangkaian sirkuit primer 12 V, besar tahanan primer koil 1,5 ohm,
tahanan resistor/balast 1,5, jika tahanan resistor/balast tidak terpasang, maka
koil akan menerima beban panas sebesar....
a. 36 watt
b. 46 watt
c. 96 Watt
d. 18 Watt
Kegiatan Pembelajaran 2
Sistem Pengapian Elektronis
A. Tujuan
C. Uraian Materi
pada ignition coil. Transistor yang dipergunakan untuk memutus aliran arus
primer tidak mengadakan kontak logam dengan logam, sehingga tidak terjadi
keausan dan penurunan tegangan sekunder
Signal Generator
Signal generator adalah semacam generator AC (arus bolak balik) berfungsi
untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk memutuskan arus
primer ignition coil pada saat pengapian yang tepat.
1. KonstruksI
Signal generator terdiri dari magnet permanen yang memberi magnet
kepada pick-up coil, pick-up coil untuk membangkitkan arus bolak balik
(AC) dan signal rotor yang menginduksi tegangan AC di dalam pick-up
coil sesuai dengan saat pengapian. Signal rotor mempunyai gigi-gigi
sebanyak jumlah silinder (4 gigi untuk 4 silinder dan 6 gigi untuk 6
silinder).
Gambar di bawah menunjukkan posisi signal rotor, perubahan garis gaya yang
terjadi dan EMF yang dibangkitkan pada pick-up coil. Bila gigi rotor berada pada
posisi (A), celah dengan pick-up adalah celah yang terbesar, jadi flux density
amat lemah. Juga karena tingkat perubahan pada (magnetic flux) garis gaya
magnetnya nol, maka tidak ada EMF yang dibangkitkan.
Signal rotor terus berputar lebih jauh dari posisi ini, maka celah udara mengecil
dan flux density menjadi besar. Pada posisi (B) perubahan flux (garis gayanya)
yang terbesar dan dibangkitkan EMFmaksimum. Pada posisi anara (B) dan (C) ,
perubahan flux (garis gaya) berkurang dan EMF yang dibangkitkan pun
berkurang.
Karena EMF dalam pick-up coil diinduksikan dengan arah melawan perubahan
garis gaya, arah EMF terbalik pada saat gigi signal rotor mendekati pick-up coil
seperti terlihat pada (E) (pada saat celah udara berkurang dan menambah garis
gaya) dan pada saat signal rotor bergerak menjauhi pick-up coil seperti terlihat
pada (D) (pada waktu celah udara bertambah dan garis gaya berkurang),
sehingga keluar output AC.
Karena tegangan yang dibangkitkan bertambah bila variasi flux persatuan waktu
naik, maka tegangan yang dibangkitkan akan naik bila kecepatan mesin
meningkat.
Petunjuk
EMF yang terbesar tidak dibangkitkan pada saat magnetic flux Itu sendiri terkuat
(seperti pada (A) dan (C) tetapi pada saat perubahan dalam magnetic flux
terbesar adalah (B) dan(D) ).
Igniter
Igniter terdiri dari sebuah detektor yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh
signal generator; signal amplifier dan power transistor, yang melakukan
pemutusan arus primer ignition coil pada saal yang tepat sesuai dengan signal
yang diperkuat. Pengaturan dwell. angle untuk mengoreksi primary signal sesuai
dengan bertambahnya putaran mesin disatukan di dalam igniter.
Beberapa tipe igniter ditengkapi dengan sirkuit pembatas arus (current limiting
circuit) untuk mengatur arus primer maksimum.
1) Mesin Mati
Pada saat kunci kontak ON maka tegangan dialirkan ke titik (P) . Tegangan pada
titik (P) berada di bawah tegangan basis yang diperlukan untuk mengaktifkan
transistor melalui pengatur tegangan R1 dan R2. Akibatnya transistor akan tetap
OFF selama mesin mati, sehingga tidak ada arus primer yang mengalir pada
ignition coil.
Gambar 2. 9 Transistor ON
Petunjuk
Dalam sistem pengapian transistor yang lain igniter menjaga agar transistor ON,
memungkinkan arus primer mengalir selama kunci kontak pada posisi ON
meskipun mesin tidak hidup. Pada igniter tipe ini, arus berhenti mengalir ke
transistor base dan transistor OFF pada saat mesin distart, dan kemudian signal
generator membangkitkan tegangan negatif. Akibatnya arus primer ignition coil
terputus
Yang dimaksud dengan pengaturan dwell angle disini adalah pengaturan secara
elektronik lamanya pengaliran arus ke ignition coii (disebut dwell angle) sesuai
dengan kecepatan putaran poros distributor. Pada kecepatan rendah, dwell
angle dikurangi untuk mencegah pengaliran arus primer yang berlebihandan
dwell angle ditambah bila putaran bertambah untuk mencegah arus primer
menurun.
Petunjuk
Pengaturan dwell angle dipengaruhi oleh circuit control atau pengaturan bentuk
gelombang out-put (output waveform control). Ini tergantung pada tipe igniter.
(Tipe yang digunakan tidak dapat dikenali dengan mudah dari bentuknya). Pada
tipe circuit control, sirkuit penambah dwell angle diberikan di dalam igniter untuk
menurunkan tegangan operas) power transistor dengan meman- faatkan
kenaikan tegangan yang diinduksi dalam pick-up coil yang terjadi karana
kenaikan putaran mesin.
Oleh karena itu, power transistor ON lebih awal bila putaran mesin bertambah
untuk menambah waktu ON dari power transistor (dwell angle). Pada tipe
pengontrolan bentuk gelombang output,
maka bentuk gelombang output dari pick-up coil dirubah dengan menggunakan
signal rotor yang bentuknya sedikit berbeda dengan rotor biasa, untuk
memperoleh variasi perpanjangan waktu sampai power transistor mencapai
tegangan operasinya menurut putaran mesin. Dengan signal rotor tipe ini, maka
transistor ON lebih awal bila putaran mesin bertambah, dan mengakibatkan
periode power transistor ON bertambah (lihat dwell angie).
Karena current limiting control membatasi aliran arus primer, maka untukignition
coil tipe ini tidak diperlukan external resistor
Petunjuk
Igniter dibuat untuk disesuaikan dengan karakteristik Ignition coll, fungsi dan
konstruksi darl tiap tipenya berbeda-beda. Oleh karena itu, pasangan Igniter
dengan coll yang berbeda dari yang ditentukan, dapat mengakibatkan igniter
atau coll menjadi rusak. Pergunakanlah selalu komponen yang tepat dan sesuai
dengan spesifikasi kendaraan.
IlA adalah singkatan dari "Integrated Ignition Assembly", IlA menggabungkan
igniter dan ignition coil dengan distributor, sedangkan pada "non IlA" dipasang
secara terpisah. IlA dapat dijelaskan seperti berikut:
a. Kecil dan ringan
b. Tidak mengalami masalah putus sambungan, jadi keandalannya tinggi.
c. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air
1. Padasistempengapian
Transistormempunyaikeistimewaanadalahsebagaiberikut
Kebaikannya :
a. Tidakterjadikeausanpadasistempengapiankarenatidakmenggunakankontak
pemutusataubreaker point.
b. b.Biaya pemeliharaan berkala sistem pengapian elektronik transistor lebih
ringan.
c. c.Saatpengapianperludisetelsekalisaja .
d. d.Teganganpengapianlebihstabiljikadibandingkanpengapiankonvensional,
padaputarantinggimaupunputaranrendah.
2. Signal Generator.
Sinyal Generator padasistempengapianElektronikataupengapian Transistor
adalahsemacamgeneratoAC yangmenghasilkanarusbolakbalikberfungsiuntuk
power transistor didalam igniter untukmemutuskanarus primer pada coil
pengapianpadasaatpengapian yang tepat.
3. Signal rotor mempunyaigigisebanyakjumlahsilindercontoh 4 gigiuntuk 4
silinder, dan 6 gigiuntuk 6 silinder..
4. Igniter padasistempengapian yang terdiridarisebuah detector yang
memdeteksi EMS yang dibangkitkanoleh signal generator, signal amplifier
dan power transistor, yang melakukanpemutusanarus primer pada coil
pengapianpadasaat yang tepatsesuaidengan signal signal yang diperkuat..
5. Pengaturan dwellengleatausudut dwell adalahuntukmengoreksi primary
signal sesuaidenganbertambahnyaputaranmesindisalurkandidalam igniter.
6. DLI Singkatandari : Distributor Less Ignition. YaituPengapianTanpa Distributor
.Jadi DLI adalahsuatusistempengapian motor bensin yang tidakmenggunakan
distributor. Biasanyasisteminidipergunakanpadamobil Toyota ,
sisteminimempergunakansebuah ignition coil untuksetiapduabuah busi.ECU (
Electronic Control Unit ) mendistribusikanarus primer
ketiappengapiansecaralangsungdanmenyebabkanbusimelompatkanbungaapit
egangantinggi.
Diagnose Gangguan
Uraian
Bilamencaripenyebabgangguan ,pertama yang harus di
lakukanadalahmengkonsentrasikanperhatianpadagejalagangguan.Bilagejalagang
guantidak di pahami denganjelas ,maka di butuhkanwaktu yang lama
untukmemperbaikinya .
Untukmempersingkatwaktu yang di
butuhkandalammendapatkanpenyebabgangguanperlu di
lakukanpemeriksaanpadasistemdenganurutanmulaidari yang paling
kuatkemungkinannyasebagaipenyebabgangguan.Demikian di
lakukansatupersatusecaraberurutan .Bilatidak di
temukanpenyebabgangguanpadasistempengapian ,makaperlujuga di
periksasistem yang lain (sistembahanbakardanbagianutamamesin)
B. Aktifitas Pembelajaran
1 Standar
Hasil pemeriksaan/
No Jenis Komponen Kesimpulan
pengukuran
A. Latihan/Kasus/Tugas.
B. Rangkuman
D. Kunci Jawaban
Kegiatan Pembelajaran 3
Sistem Starter
A. Tujuan
C. Uraian materi.
1. Sistem Starter
Karena mesin mobil tidak bisa berputar dengan sendirinya, maka dibutuhkan
tenaga dari luar untuk mengengkol / memutar dan membantunya untuk hidup.
Sistem starter sebagai penggerak mula untuk menghidupkan mesin , sekarang
pada umumnya mesin mobil menggunakan motor listrik yang dikombinasikan
dengan magnitig switch untuk mendorong pinion gear yang berputar kedalam
atau keluar dari /hubungan dengan ring gear yang ada pada roda penerus
.Mesin motor starter harus dapat membangkitkan momen puntir yang besar dari
sumber tenaga baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan
dan kompak. Oleh karena itu dipergunakanlah motor serie DC ( direct current ).
Mesin tidak dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang –
ulang yaitu: langkah isap, kompresi, pembakaran dan buang. Langkah pertama
menghidupkan mesin,
Kemudian memutarkannya dan menyebabkan siklus pembakaran pendahuluan.
Motor starter minimal harus dapat memutarkan mesin minimal pada kecepatan
minimal yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal.kecepata putar
minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada
konstruksi dan kondisi operasinya tetapi pada umumnya 60 sampai dengan 90
rpm untuk mesin bensin, 80 sampai 200 untuk mesin diesel tanpa menggunakan
pemanas, 60 sampai 140 mesin diesel dengan pemanas.
Mengapa mesin tidak akan hidup sampai kecepatan putarannya mencapai
tingkat tertentu meliputi :
a. Bahan bakar tidak teratomisasi sepenuhnya pada putaran rendah. Pada
mesin bensin kecepatan udara masuk berpengaruh terhadap kerja karburator.
Pada mesin diesel kecepatan pompa injeksi yang rendah tidak memungkinkan
terjadinya atomisasi bahan bakar secara sempurna.
b. Temperatur yang terlalu rendah. Pada mesin bensin, temperatur silinder yang
rendah menghambat pengabutan bahan bakar. Pada mesin diesel, hingga
temperature udara yang dikompresikan di dalam silinder tercapai, bahan
bakar masih dapat saja gagal terbakar.
c. Karena karakter motor starter semakin rendah putarannya, akan mengambil
arus listrik yang lebih besar dari baterai, dan baterai mungkin tidak mampu
untuk memberikan tenaga listrik yang cukup ke sistem pengapian selama
pemutaran awal, karena tegangan listrik pada terminal baterai banyak turun.
Bila ini terjadi , maka kemampuan pembakaran akan menjadi turun, karena
tegangan yang masuk kekumparan primer dari coil pengapian tidak cukup,
menyebabkan tegangan sekender yang dikirim ke busi tidak cukup juga.
Cara Kerja :
1. Bila arus mengalir dalam suatu penghantar (conductor), medan magnet
akan bangkit pada arah yang terlihat pada ilustrasi di bawah sesuai
kaidah Ampere dari ulir kanan.
2. Bila penghantar ditempatkan diantara kutub N dan S dari sebuah
magnet yang terjadi oleh arus listrik dalam penghantar dan garis gaya
magnet dari magnet permanen saling berpotongan menyebabkan
magnetic flux bertambah dibagian bawah penghantar dan berkurang di
bagian atas penghantar.
Petunjuk
Tanda ”X” dalam lingkaran merupakan penampang kawat,
menunjukkan bahwa arus mengalir menjauhi pembaca; titik (.) menunjukkan
bahwa arus mengalir menuju pembaca.
Dengan waktu yang tepat, dengan membalik arah aliran arus dengan
menggunakan komutator, maka lilitan akan terdorong berputar terus pada arah
yang sama. Gambar di bawah menunjukkan model yang paling sederhana dari
kerjanya motor.
Motor Starter
Motor starter adalah motor seri arus searah yang mengubah tenaga listrik
menjadi tenaga mekanik
Motor seri artinya kumparan medan dihubungkan seri dengan Anker
Tenaga mekanik yang dihasilkan berupa tenaga putar dari poros anker ke roda
penerus lewat pinion.
b. Dengan relai :
1) Rangkaian menjadi praktis
2) Kabel ke motor starter lebih pendek sehingga kerugian tegangan kecil
3) Dapat dikendalikan dengan kunci kontak
4) Starter Dorong dan Sekrup
Langkah kerja :
Tes pada mobil
Gambar 3. 7
Utama
b. Ukur arus utama dan
tegangan saat mesin di
“start”
Ukur arus utama dan
tegangan saat mesin di
start dengan gigi
percepatan tiga dan
direm tangan
Bandingkan hasil
pengukuran tersebut
dengan buku manual
Lepas klem 30 dan 50
pada solenoid
D. Aktifitas PembelajaranPengisian
Hasil pemeriksaan/
No Jenis Komponen Kesimpulan
pengukuran
1 Armature
….
1 Putaran
E. Latihan/Kasus/TugasSistem starter
1. Jika pada saat mekanik bekerja melepas motor starter pada mesin
mobil,keamanan dan keslamatan kerjayang harus diperhatikan adalah:
a. Kunci kontak harus OFF.
b. Lampu kepala harus mati.
c. Lampu tanda belok harus OFF.
d. Kabel baterai plus harus dilepas.
2. Pada waktu akan menstarter mesin mobil,agar keslamatan mobil dan
pengemudi aman dan tidak terjadi kerusakan , hal yang harus diperhatikan
adalah :
a. Posisi gigi transmisi mundur.
b. Posisi roda kemudi lurus.
c. Posisi gigi transmisi Parkir.
F. Rangkuman
1. Bahwa mesin tidak dapat hidup dan hidup dengan sendirinya, walaupun
campuran udara dan bahan bakar dapat disalurkan kedalam ruang bakar.Oleh
sebab itu dibutuhkaan suatu sistem yang dapat merubah energi listrik menjadi
energi mekanik yang berupa gerak putar.Untuk memutar poros engkaol dari
mesin , sehingga mesin bisa hidup.kecepatan minimum dibutuhkan untuk
menstart mesin. Dalam hal ini motor starter digunakan untuk memutar motor
pertama kali sampai tercapai putaran tertentu dalam usaha memulai
pembakaran sehingga motor bisa hidup.
9. Sistem Starter model dorong pinion digunakan pada mobil yang bertenaga
besar seperti Motor Diesel, diesel Generator Diesel pada Kapal laut dan lain
–lain.
3. Pada saat mengetes kerja motor starter pada mesin mobil,supaya mesin tidak
hidup, maka tindakan yang harus diperhatikan adalah :
a. Kabel terminal B kunci kontak harus dilepas..
b. Kabel terminal C motor starter harus dilepas.
c. Kabel ke terminal negatip Coil harus dilepas.
d. Kabel terminal ST pada motor starter harus dilepas.
4. Pada saat menstarter mesin mobil , perbedaan tegangan kerja kabel positip
baterai dan positip pada motor starter yang diperbolehkan maksimum
………..volt.
a. 0,5
b. 0,3.
c. 0,2.
d. 0,1.
5. Pada saat pengemudi kendaraan menstarter , motor starter
bereaksi/bunyicetuk- cetuk, motor starter tidak bisa berputar. Diagnose
kerusakan pada sistem starter adalah :
a. Roda gigi pinion motor starter rusak.
b. Roda gigi ring pada mesin rusak.
c. Kurang pelumasan. pada sistem starter
d. Tegangan kerja baterai lemah./rendah
Kegiatan Pembelajaran 4.
Sistem Pengisian Dan Memperbaiki Sistem
Pengisian.
A. Tujuan.
C. Uraian materi.
Baterai pada mobil atau kendaraan berfungsi untuk memberikan tenaga listrik
dalam jumlah yang cukup pada bagian – bagian kelistrikan mobil seperti : sistem
starter, sistem kelistrikan bodi atau kebutuhan lampu penerangan , sistem
pendingin ( AC ), asesoris sistem pengapian dan lainnya sebagainya. Akan tetapi
kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga listrik
yang diperlukan secara terus menerus oleh kebutuhan mobil.oleh karena itu,
baterai harus selalu terisi penuh agar mampu memberikan tenaga listrik yang
diperlukan pada saat diperlukan oleh bagian – bagian kelistrikan.Untuk
Pendahuluan
Perlengkapan mobil yang membutuhkan tenaga listrik makin hari makin
bertambah. Kalau biasanya kebutuhan tersebut hanya meliputi sistem
penerangan lampu-lampu, alat alat pengukur bensin penunjuk arah, penghapus
kaca dan radio , Maka sekarang di pasang juga tape recorder dan A.C ( air
conditioning ). Untuk mobil khusus seperti ambulan dan mobil polisi di lengkapi
dengan sirene. Dengan generator kebutuhan tersebut sudah tidak terpenuhi lagi
sehingga baterai akan lebih cepat menjadi kosong. Sebagai pengganti di pakai
altenator .Alat ini menghasilkan arus listrik bola balik (AC), karena itu di sebut
juga Generator AC.
Untuk keperluan pengisian baterai dan melayani alat- alat lain di perlukan arus
searah (DC). Karena itu, arus listrik yang di hasilkan alternator ini perlu di rubah
menjadi arus searah
dengan alat yang di sebut rectifier atau diode. Kapasitas dari altenator adalah 30
sampai 60 Amper, tergantung kepada kebutuhan pemakaian.
Sebuah altenator terdiri dari sebuah bagian-bagian yang sama seperti generator,
tapi dengan cara kerja yang berbeda . Sebagai pengganti medan magnit di sebut
rotor, merupakan bagian yang berputar dan sebagai angker adalah stator yang
tidak berputar. Rectifier yang merubah arus bolak balik menjadi arus searah
dapat di bandingkan dengan komutator dan sikat arang pada generator
DC.Silikon diode rectifier yang di pakai banyaknya 6 buah, terdiri dari 3 positif
diode dan 3 lainnya negative diode. Diode tersebut di pasang pada dinding
rumah altenator, di hubungkan pada gulungan pada stator, dan pada bagian luar
dengan terminal altenator. Dengan demikian arus listrik AC yang di bangkitkan
pada gulungan stator tersebut, setelah keluar dari altenator sudah berbentuk
arus searah. Di samping itu diode juga berfungsi sebagai pemutus arus,
sehingga motor yang memakai altenator tidak lagi memerlukan pemutus arus.
Gambar penampang alternator dan nama bagian – bagiannya.
Alternator
Keterangan :
1. Dioda 6. Kipas pendingin.
2. Plat dudukan diode. 7. Rotor (kumparan medan).
3. Cincin gesek. 8. Sikat arang.
4. Kumparan pembangkit (stator). 9. Bearing belakang.
5. Bearing depan. 10. Rumah stator.
1. Rotor.
Rotor tersusun dari inti magnit ( pole core ) field coil atau juga disebut rotor coil,
slip ring dan rotor shaft. Field coil tersebut digulung dengan cara penggulungan
yang arahnya sama dengan putaran, dan masing – masing ujungnya
dihubungkan pada slip ring. Kedua pole core tersebut dipasangkan pada masing-
masing ujung dari gulungan dan juga sebagai pembungkus kumparan rotor.
Magnetic flux adalah hasil dari aliran arus yang meliwati kumparan dan satu
kutub menjadi kutub Utara (U) dan yang lain menjadi kutub Selatan (S). Slip ring
dibuat dari logam baja putih (stainless steel) dengan penyelesaian yang halus
untuk kontak (hubungan) brush pada permukaannya. Slip ring dipisahkan dari
poros rotor (rotor shaft).
2. Stator
Stator disusun dari stator core dan kumparan stator (stator coil).Stator dilindungi
bagian depan dan bagian belakang dari frame. Stator coil terdiri dari kawat
tembaga yang dilapisi dengan lapisan tipis yang bersifat sebagai insulator. Di
bagian dalam ada slot-slot yang mana terdiri dari 3 kumparan yang bebas (
independent ). Inti stator bertugas sebagai saluran garis-garis gaya magnet dari
pole core ke hasil yang efektip stator coil.
3. Diode.
Diode terdiri atas diode position dan diode negatip. Tiap tiga diode diikat dam
masing – masing pemegang diode. ( lihat gambar ). Arus yang dibangkitkan oleh
alternator dikirim dari sisi pemegang positip dan juga ujung dari framenya semua
terisolasi.selama penyearahan, diode-diode akan menjadi panas selanjutnya
diode holders bertindak meradiasikan panas ini dan menjegah diode dari panas
yang berlebihan.
Rumah bantalan muka Rumah bantalan belakang
Kipas Pendingin
Fungsi :
a. Mendinginkan dioda-dioda
b. Putaran pulley dapat dibolak-balik
Fungsi :
a. Mendinginkan dioda-dioda
b. Putaran pulley tidak dapat dibolak-balik
Fungsi :
Contoh :
Putaran mesin maksimum 6.000 Rpm
Putaran alternator maksimum 10.000 Rpm
Pertanyaan : Hitunglah perbandingan putaran 6.000 : 10.000 = 6 : 10 = 3 : 5
Pertanyaan : kalau putaran idle mesin 800 Rpm, berapa putaran alternator ?
800 x 5/3 = 4000/3 = 1333 Rpm
Pertanyaan : Kalau diameter puli mesin 170 mm, berapa diameter puli
alternator
170 : 5/3 = 170 x 3/5 = 102 mm
Alternator Generator
Kumparan Diam Berputar
pembangkit Berputar Diam
€Kumparan medan Dioda Komutator
Penyearah Tidak diregulasi Perlu diregulasi
Produksi arus Pada putaran rendah Jika hubung singkat
Keuntungan tegangan cukup generator aman
Tidak perlu tempat yang Pada putaran
Kerugian luas rendah tegangan
kecil
Bila hubung singkat Perlu tempat relatif
alternator rusak luas
Keterangan :
1. Volt meter
2. Rotor magnet
3. Kumparan pembangkit
4. Medan magnet
5. Poros rotor
1. Kumparan medan
2. Poros Rotor
Penghambatan : Bila katoda diberi polaritas positif dan anoda diberi polaritas
negatif, maka arus terhambat lampu mati
Pengaliran : Bila katoda diberi polarotas (+) dan anoda diberi polaritas (-), maka
arus mengalir lampu menyala
Diode positif dan negatif hanya digunakan pada teknik mobil, supaya sesuai
dengan pelat pendingin
Keuntungan Kerugian
Meregulasi tegangan dengan halus dan Konstruksi rumit
stabil
Tegangan regulasi rata / konstan
Alternator
R1/R2/R3 = Tahanan
Z = Dioda Zener
T1/T2 = Transistor
D. Aktifitas Pembelajaran
1 Rangkaian Lengkap
2 Rangkaian tanpa N
3 Rangkaian tanpa E
Rangkaian tanpa F
No Nama Komponen
Hasil Pengukuran Kesimpulan hasil
….
E. Latihan/Kasus/Tugas.
a. Mati.
b. Hidup.
c. Redup.
d. Mati hidup lagi.
2. Pada saat kunci ON mesin hidup pada putaran 700 Rpm sampai 900Rpm
lampu control pengisian pada dash board seharusnya :
a. Hidup.
b. Mati.
c. Redup.
d. Mati terus hidup sebagai lampu control.
3. Jika arus listrik yang dihasilkan alternator lebih kecil dari spesifikasinya,
kerusakan yang yang terjadi pada komponen alternator yaitu :
a. Kumparan rotor putus.
b. Diode plus rusak
c. Slip ring rusak.
d. Sikat alternator putus
4. Hasil pengukuran tegangan untuk alternator 12 volt pada putaran 2000
Rpmsampai dengan 3000 Rpm ,yang keluar dari alternator sistem pengisian
yang baik adalah :
a. 12 sampai dengan 15 volt.
b. 12,5 sampai dengan 15 volt.
c. 14,5 sampai dengan 17 volt.
d. 13,8 sampai dengan 14,8 volt.
5. Saat mesin berputar, sistem pengisian bekerja air baterai cepat berkurang ,
hal ini terjadi adanya gangguan pada sistem pengisian diagnose kerusakan
adalah :
1. Sel baterai rusak
2. Mesin kelebihan beban.
3. Tali kipas tertlalu kencang.
4. Over charger tegangan pengisian
H. Kunci jawaban
1. Jika saat kunci kontak pada mesin mobil diputar posisi posisi ON / IG, mesin
mati / belum di starter lampucontrol pengisian pada dash board seharusnya :
a. Mati.
b. Hidup.
c. Redup.
d. Mati hidup lagi.
e. Hidup terus mati.
2. Pada saat kunci ON mesin hidup pada putaran 700 Rpm sampai 900Rpm
lampu control pengisian pada dash board seharusnya :
a. Hidup.
b. Mati.
c. Redup.
d. Mati terus hidup sebagai lampu control.
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
3. Jika arus listrik yang dihasilkan alternator lebih kecil dari spesifikasinya ,
kerusakan yang yang terjadi pada komponen alternator yaitu :
a. Kumparan rotor putus.
b. Diode plus rusak
c. Slip ring rusak.
d. Sikat alternator putus
e. Jangkar rusak
4. Hasil pengukuran tegangan untuk alternator 12 volt pada putaran 2000rpm
sampaidengan 300rpm ,yang keluar dari alternator sistem pengisian yang
baik adalah :
a. 12 sampai dengan 15 volt.
b. 12,5 sampai dengan 15 volt.
c. 14,5 sampai dengan 17 volt.
d. 13,8 sampai dengan 14,8 volt.
5. Saat mesin berputar, sistem pengisian bekerja air baterai cepat berkurang ,
hal ini terjadi adanya gangguan pada sistem pengisian diagnose kerusakan
adalah :
a. Sel baterai rusak
b. Mesin kelebihan beban.
c. Tali kipas tertlalu kencang.
d. Over charger tegangan pengisian
Evaluasi Pembelajaran
1. Fungsi sistem ,pengapian ialah untuk membangkitkan bunga api yang dapat
membakar campuran bahan bakar- udara di dalam silinder .
2. Kuatnya EMF pada sistem pengapian tergantung :
a. Banyaknya garis gaya magnit. .
b. Banyaknya gulungan kumparan.
c. Tingkat di mana garis gaya magnit berubah .
3. Fungsi signal generator pada pengapian elektronik/ transistor adalah:
Untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk memutuskan
arus primer pada ignition coil pada saat pengapian yang tepat.
4. Igniter pada sistem pengapian elektronik yang terdiri dari eletronik yang yang
berfungsi mendeteksi EMF yang di bangkitkan oleh signal generator ,signal
11. Tugas alternator pada mobil adalah:sebagai sumber energi listrik untuk
kebutuhan listrik dalam mobil.Seperti Sistem penerangan, sistem
pengapian,sistem AC,sistem audio .Dan pengisian baterai agar isi baterai
selalu penuh dan siap di pergunakan sebagai energy listrik.
12. Fungsi sikat atau brush pada alternator ,adalah meneruskan arus listrik dari
kunci kontak ke rotor pada alternator, sehingga rotor menjadi magnit.
13. Fungsi stator pada alternator adalah:untuk menghasilkan arus listrik 3 phase
14. Jika salahsatu diode alternator rusak akibatnya adalah:arus yang di hasilkan
oleh alternator akan menurun kapasitasnya.
15. Pada saat mesin hidup kadang – kadang lampu charge menyala. Hal ini
disebabkan bahwa alternator tidak membangkitkan listrik
Pengembangan Soal
Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa modul penilaian dan modul pedagogik H
Kelompok Kompetensi tentang Penilaian dan Evaluasi pembelajaran.
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
3. Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai
format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah anda)
No. Bahan
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kelas
PG Level
1 Pengetahuan dan
Pemahaman
2 PG Level Aplikasi
4. Berdasarkan kisi-kisi di atas, buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini
PG Level
3
Penalaran
KARTU SOAL
Jenjang :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi :
Level :
Materi :
Bentuk Soal :
Kunci Jawaban :
Penutup
Penyusunan Modul Diklat PKB bagi Guru dan Tenaga Kependidikan ini disusun
sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran
penguasaan kompetensi setelah melaksanakan Uji Kompetensi Guru, dimana
tingkatan atau grade pembelajaran yang harus dipelajari sesuai dengan hasil
capaian UKG, dimana tingkatan atau grade yang telah ditetapkan oleh Dirjen
Guru dan Tenaga Kependidikan meliputi 10 tingkatan, Grade A - E masuk dalam
katagori Grade Dasar. Grade F - G masuk dalam katagori Grade
Menengah.Grade H-I masuk dalam Grade lanjut dan Grade 10 masuk dalam
Grade J.
Semoga denang adanya buku modul ini dapat meningkatkan kompetensi para
guru umumnya pada program keahlian teknik otomotif dan khusunya para paket
keahlian teknik kendaraan ringan.
Akhirnya semoga kita semua dapat ikut berperan dalam mencerdaskan bangsa,
sesuai dengan bidang keahlian kita masing-masing.
Terima kasih
Daftar Pustaka
Adler Ulrich. 1987. Auto Elektrik, Auto Elektrik am Motor, VDI Verlag, Germani.
Adler Ulrich.1994. Abgas Teknik.Bosch Tecnische.Unterrictung..stugart Germani.
Astra Motor.1999.Toyota Step 2,Materi Pelajaran engine Group.PT Toyota
Jakarta Indonesia.
Gross, Komoll,1997.Kraftfahrzeugtechnik.
Gerigk,Bruhn,Danner,Endruschat.Germani
Speyer 1999 .Kraftfarhr Technisches Taschenbuch Bosch. Jaeger Druck GmbH
.Germani
Ulrich/Sidik .1986. Modul Sistem Starter listrik Otomotif VEDC. Malang.
Ulrich/Sidik .1986. Modul Sistem Pengisian listrik Otomotif VEDC. Malang.
Glosarium
Timing Light, alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran saat
pengapian atau timing ignition yang diukur dalam satuan derajat poros engkol (
pe).
Dwell Tester, alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran sudut
pengapian pada kendaraan bermotor.
Tacho Meter, alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur putaran mesin per
menit (rpm).
Feeler gauge ,alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besara celah dari
benda yang berongga (misal: mengukur celah elektroda busi, celah katup).,
celah pemutus arus primer atau platina.
Hidrometer ,alat ukur yang dipergunakan untuk mengetahui besaran berat jenis
air baterai.
Mistar Sorong, alat ukur yang dipakai untuk mengukur besaran diameter luar,
diameter dalam, kedalaman dan panjang dari suatu bahan/benda kerja.
Timbangan tarik, alat ukur yang dipakai memeriksa tegangan pegas sikat
sistem starter.
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI F
PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN POSTENSI DIDIK
Penulis:
Drs. Hari Amato, M.Pd.
Penyunting:
Drs. Astu Widodo, M.Pd.
Copyright © 2017
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal.
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
Daftar Gambar ..................................................................................................... v
Pendahuluan........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Peta kompetensi .......................................................................................... 2
D. Ruang lingkup .............................................................................................. 3
E. Cara Penggunaan Modul............................................................................. 3
Kegiatan Pembelajaran 1 Pembelajaran untuk Mendorong Peserta Didik
Mencapai Prestasi............................................................................................. 11
A. Tujuan ........................................................................................................ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi............................................................. 11
C. Uraian Materi ............................................................................................. 11
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 23
E. Latihan/Tugas ............................................................................................ 23
F. Rangkuman................................................................................................ 27
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 28
Kegiatan Pembelajaran 2 Pembelajaran untuk Mengaktualisasikan Potensi
Peserta Didik...................................................................................................... 29
A. Tujuan ........................................................................................................ 29
B. Indikator pencapaian Kompetensi ............................................................. 29
C. Uraian materi ............................................................................................. 29
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 41
E. Latihan/Tugas ............................................................................................ 41
F. Rangkuman................................................................................................ 44
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 45
Kunci Jawaban Latihan/Tugas ........................................................................ 47
A. Kunci Jawaban Latihan KP 1 .................................................................... 47
B. Kunci Jawaban Latihan KP 2 .................................................................... 47
Daftar Gambar
Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ..................................................4
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .................................................5
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In ...................................7
Daftar Tabel
Hal.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
kegiatan ekstrakurikuler berarti sudah melatih peserta didik untuk berani dan mau
menunjukkan bakat dan keinginan yang tersimpan dalam dirinya.
B. Tujuan
C. Peta kompetensi
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
Modul Pembinaan Karir Guru Kompetensi Pedagogik Kelompok Kompetensi F ini disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK (Permendiknas no. 16 tahun 2007) pada Kompetensi Pedagogik sebagai berikut:
D. Ruang lingkup
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
b. Mengkaji Materi
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), On the Job Learning (On), dan In Service Learning 2
(In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.
a. Pendahuluan
1) Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F
Pengembangan Potensi Peserta Dididk , fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
1) Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F
Pengembangan Potensi Peserta Dididk, guru sebagai peserta akan
mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (In-
1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan
kepada peserta.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada In-1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera
pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen,
sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di
dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada On.
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
3. Lembar Kerja
Keterangan :
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1
ON : Digunakan pada On the Job Learning
IN2 : Digunakan pada In Service Learning 2
Kegiatan Pembelajaran 1
Pembelajaran untuk Mendorong Peserta Didik
Mencapai Prestasi
A. Tujuan
C. Uraian Materi
ekstrakurikuler; (4) kesiapan alat penggali potensi peserta didik; (5) prestasi
sekolah; (6) data prestasi peserta didik.
Kognitif
Religi Fisik
Sosial Moral
Emosional
dilakukan dengan prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan. Hal ini penting
karena didasarkan dari ketertarikan peserta didik dan sarana rilek.
Melalui penetapan tujuan dan jenis kegiatan serta peserta didik (sebagai
sasaran) yang ditetapkan, perencanaan hendaknya menetapkan rencana strategi
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Dengan struktur organisasi sekolah yang
ada, rencana strategi pelaksanaan hendaknya menjelaskan siapa yang
bertanggung jawab, baik terhadap keseluruhan program kegiatan ekstrakurikuler
ataupun terhadap jenis kegiatan ekstrakurikuler tertentu yang akan dilaksanakan.
Perencanaan strategi ini mencakup pula, perencanaan waktu, tempat,
fasilitas/sumber/bahan, jaringan/tenaga lainnya, dan besarnya alokasi dan
sumber biaya.
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang
tertulis di kurikulum dan umumnya pihak sekolah menyediakan waktu satu hari
untuk pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan ekstrakurikuler sangat berguna untuk
pengembangan hobi, minat dan bakat peserta didik pada hal tertentu. Di sisi lain,
pelaksanaan kegiatan ini merupakan suatu bentuk perhatian sekolah pada
peserta didik agar melakukan kegiatan yang lebih positif.
Para peserta didik SMA/SMK adalah anak yang sedang dalam masa peralihan
dari pribadi seorang anak menuju pribadi yang lebih dewasa, mereka cenderung
menjauh dari orang tua dan lebih percaya pada teman, mempunyai energi yang
besar sehingga mereka tampak lebih emosional. Kecenderungan lain adalah
mereka berkelompok dengan teman yang memiliki kesukaan yang sama.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas kami dari pengurus Ekstrakurikuler “Sepak
Bola “ bermaksud untuk menetapkan sasaran serta langkah-langkah dalam
mewujudkan kegiatan bidang olah raga Sepak Bola sebagai wadah penyaluran
bakat, hobi dan keterampilan dalam bidang olah raga bela diri karate serta
melatih mentalitas serta kedisiplinan diri.
Tujuan dari rencana program kerja kegiatan ini adalah sebagai acuan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang olah raga sepak bola.
4. Nama Kegiatan
5. Target Kegiatan
Target dari kegiatan ini adalah peserta didik kelas X s.d. XII atau pelajar lainnya
dan umum.
6. Jadwal Kegiatan
Kegiatan latihan yang telah berjalan adalah dua kali dalam satu minggu yaitu
pada hari Selasa dan Sabtu jam 15.30 WIB berlokasi di “Stadion Kota”.
Setelah berjalan sekian lama ekstrakurikuler sepak bola hingga saat ini masih
tetap berjalan, ini berkat adanya kerja sama antara sekolah, guru, pengurus
sepak bola serta pihak-pihak terkait yang mendukung kegiatan ekstarkurikuler
sepak bola.
b. Mengajak dan merekrut peserta didik untuk ikut serta dalam kegiatan
ekstrakurikuler sepak bola
d. Sebagai wadah penyalur minat, bakat dan hobi bagi peserta didik
f. Selain itu sebagai salah satu cabang olah raga prestasi di harapkan dapat
memunculkan bibit-bibit Atlit baru dalam bidang olah raga sepak bola.
d Bekerja sama dengan ranting-ranting sepak bola lain dalam rangka studi
banding untuk melihat sejauh mana perkembangan para peserta didik
selama menjalani masa latihan.
BAB IV PENUTUP
Demikianlah gambaran rencana program kerja ini kami susun dengan harapan
akan menjadi acuan dalam melaksanakan langkah-langkah kegiatan
ekstrakurikuler sepak bola, sehingga perkembangan kegiatan ini akan lebih jelas
dan terarah dalam pencapaian tujuan. Dengan di sertai bantuan oleh pihak-pihak
yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung semoga rencana
kegiatan ini akan dapat terlaksana dengan baik dan tentu saja hasil akhirnya
akan mencapai tujuan yang telah di tentukan serta dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.
D. Aktivitas Pembelajaran
Pengkondisian
E. Latihan/Tugas
Latihan :
Petunjuk:
Kerjakan soal-soal berikut dengan baik secara mandiri
Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang paling tepat dengan
memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D
C. layanan kegiatan bakat, sumber dana, minat dan motivasi peserta didik,
kesiapan alat penggali potensi, prestasi sekolah, dan data prestasi
peserta didik
D. layanan bentuk kegiatan aktivitas belajar, kesiapan sumber dana, minat
dan bakat peserta didik, kesiapan alat penggali potensi, prestasi
sekolah, dan data peserta didik
Tugas :
F. Rangkuman
Cocokkan hasil jawaban latihan anda dengan kunci jawaban yang tersedia
dengan jujur. Jika penguasaan Anda kurang dari 80% yang ditunjukkan dengan
skor kurang dari 80 maka Anda diharuskan mengulang dalam mempelajari materi
pokok ini. Jika penguasaan Anda ≥ 80%, Anda dapat melanjutkan ke materi
pokok berikutnya.
Ketentuan Penskoran:
1. Masing-masing soal memiliki bobot yang sama.
2. Masing-masing jawaban benar bernilai 1
Kegiatan Pembelajaran 2
Pembelajaran untuk Mengaktualisasikan Potensi
Peserta Didik
A. Tujuan
C. Uraian materi
Keaktifan dan keterlibatan peserta didik dalam suatu organisasi atau kegiatan
yang diikutinya merupakan gambaran perkembangan sosial peserta didik
tersebut dan paling tidak memiliki: (a) Keikutsertaan atau keterlibatan pada salah
satu organisasi; (b) Adanya peranan peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler, meliputi posisi mereka dalam struktur berorganisasi dan
tanggung jawab serta loyalitas terhadap kegiatan; (c) Adanya tujuan yang jelas
dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik tujuan yang bersifat kepentingan pribadi,
sosial maupun akademis; (d) Adanya manfaat yang mereka rasakan dari
kegiatan yang mereka ikuti, baik manfaat yang bersifat pribadi, sosial maupun
akademis; (e) Adanya dukungan dalam keikutsertaan peserta didik pada
kegiatan yang mereka dikuti, baik itu dukungan diri sendiri, guru, maupun teman;
(f) Adanya peluang untuk berprestasi dalam rangka memperlihatkan eksistensi
diri.
Khusus untuk kepramukaan kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait
dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka,
ditentukan oleh pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak
bersamaan dengan waktu belajar kurikuler rutin ketentuannya dapat dilihat pada
Permendikbud no 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah.
a. Pembinaan Ketaqwaan
Kepribadian merupakan cerminan dari kebaikan tingkah laku dan hati seseorang.
Program pendidikan kepribadian dan budi pekerti yang berkaitan dalam
c. Kepemimpinan
Tangan; (d) Koperasi sekolah dan unit produksi; (e) Praktik kerja nyata; (f)
Keterampilan baca tulis.
Di beberapa sekolah wadah seni budaya ini mungkin sudah tumbuh dan
berkembang dengan baik, bahkan mungkin telah ada yang menunjukkan reputasi
baik nasional maupun internasional. Namun hanya sedikit sekali, dalam rangka
meningkatkan kuantitas dan kualitas perlu digiatkan program pembinaan seni
budaya ini secara berkesinambungan sehingga tidak termarginalkan oleh seni
budaya dari luar atau impor. Untuk menjadikan seni budaya sendiri menjadi tuan
rumah di rumah sendiri maka pembinaan seni budaya dapat ditingkatkan oleh
Bela negara adalah sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu yang dilandasi oleh kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai
idiologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman,
baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kedaulatan
negara kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional
serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Upaya bela negara adalah perbuatan
yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai penuaian hak dan kewajiban
dalam rangka penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara.
Pertukaran pelajar; (d) Baris berbaris; (e) Peringatan hari-hari bersejarah bangsa;
(f) Kemah kerja siswa; (g) Pencinta alam; (h) Pelestarian alam; (i) Napak tilas; (j)
Pelestarian lingkungan; (k) Ketaatan pada aturan / tata tertib.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program
ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan
dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan
prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya
nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor.
b) Ketersediaan Pembina
Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi cukup
komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup: kata pengantar, daftar
isi, latar belakang, pengertian dari jenis kegiatan ekstrakurikuler, tujuan, sasaran,
hasil yang diharapkan; penyelenggaraan kegiatan yang meliputi persyaratan
peserta, bentuk dan materi kegiatan, organisasi penyelenggaraan, jadwal dan
mekanisme pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperoleh, kesulitan
yang dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan dan
saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan.
D. Aktivitas Pembelajaran
Pengkondisian
E. Latihan/Tugas
Latihan
Petunjuk:
6. Sikap saling menghormati di antara teman peserta didik, pada guru, orang
tua dan lingkungan masyarakat adalah ….
A. program pembinaan pendidikan keagamaan
B. program pembinaan bela negara dan wawasan kebangsaan
C. program pembinaan ketaqwaan
D. program pendidikan kepribadian dan budi pekerti
10. Untuk mengukur hasil belajar kegiatan ekstrakurikuler teknik penilaian yang
digunakan adalah ....
A. lisan dan tulis
B. unjuk ketrampilan melalui praktik
C. observasi dan demonstrasi ketrampilan
D. pengamatan, lisan dan tulis
Tugas
1. Lakukan analisis konsep, prinsip, manfaat dan langkah-langkah kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler pada kegiatan IN 1 dengan menggunakan
Lembar kerja (LK) No. LK-F.05.
2. Lakukan analisis Kompetensi Mata Pelajaran pada kegiatan On the Job
Learning dengan menggunakan Lembar kerja No. LK-F.06 waktu sesuai
jadwal yang direncanakan pada kegiatan OJL.
3. Lakukan kegiatan analisis Potensi Peserta Didik pada kegiatan On the Job
Learning dengan menggunakan Lembar kerja No. LK-F.07 waktu sesuai
jadwal yang direncanakan pada kegiatan OJL
4. Membuat laporan kegiatan On the Job Learning dan dianalisis dengan
menggunakan lembar kerja No.LK-F.08 hasil diserahkan pada kegiatan IN2
F. Rangkuman
Cocokkan hasil jawaban latihan anda dengan kunci jawaban yang tersedia
dengan jujur. Jika penguasaan Anda kurang dari 80% yang ditunjukkan dengan
skor kurang dari 80 maka Anda diharuskan mengulang dalam mempelajari materi
pokok ini. Jika penguasaan Anda ≥ 80%, Anda dapat melanjutkan ke materi
pokok berikutnya.
Ketentuan Penskoran:
1. Masing-masing soal memiliki bobot yang sama.
2. Masing-masing jawaban benar bernilai 1
NO JAWABAN NO JAWABAN
1. B 6. A
2. D 7. C
3. A 8. D
4. A 9. C
5. B 10. B
NO JAWABAN NO JAWABAN
1. A 6. D
2. B 7. A
3. D 8. B
4. C 9. B
5. A 10. C
Evaluasi
A. Soal Evaluasi
Petunjuk:
13. Nilai kegiatan ekstrakurikuler bagian dari laporan yang dituangkan dalam
rapor. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih.
Penilaian dilakukan secara ....
A. Kuantitatif dan dideskripsikan
B. Kuantitatif dan kualitatif
C. Kualitatif dan dideskripsikan
D. Kualitatif, kuantitatif dan dideskripsikan
B. Kunci Jawaban
NO JAWABAN NO JAWABAN
1. C 9. A
2. A 10. B
3. A 11. B
4. D 12. A
5. B 13. C
6. D 14. C
7. D 15 C
8. D
Penutup
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
Daftar Pustaka
Bobbi Deporter & Hernacky, Mike. 2004. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gordon Dryden & Jeannette Vos. (1999). Revolusi belajar: The learning
revolution. Bandung: Kafia
Jim Barret & Geoff Williams. Tes Bakat Anda. Cetakan IV, Terjemahan Oleh Tito
Ananta Darwis, Rasyid. Jakarta : Penerbit gaya Media Pratama.2000
Munzert
Konsultan Ahli : Indri Savitri, Kepala Divisi Klinik dan Layanan Masyarakat LPTUI
. Psikolog. Salemba, Jakarta.
Muhibbin syah. 2003. Psikologi belajar. Jakarta. PT. Raja Grafinda Persada
Winda Gunarti. 2008. Guru dan Anak Didik dalam Ineraksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
LK-F.01
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN INTRAKURIKULER
DAN EKSTRAKURIKULER
Tujuan :
1. Menganalisis konsep, prinsip, manfaat, dan langkah-langkah kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler
2. Menganalisis keterkaitan antara intrakurikuler dengan ekstrakurikuler
Permasalahan:
1. Bagaimana hasil analisis Anda tentang konsep, prinsip, manfaat dan
langkah-langkah kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler
berdasarkan informasi yang telah Anda dapatkan?
Peserta Diklat.
……………………
LK-F.03
INSTRUMEN
IDENTIFIKASI BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK
Nama Sekolah :
Nama Peserta Dididik :
Kelas :
NIS :
Bakat
I
1
2
3
II Minat
1
2
3
Rubrik Penilaian Identifikasi Bakat dan Minat ini digunakan oleh pengamat
untuk menilai kemampuan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
pada saat kegiatan ekstrakurikuler
Langkah Peniaian:
Cermati format Penilaian Identifikasi Bakat dan Minat
Berikan tanda cek (v) pada kolom criteria sesuai dengan penilaian Anda
terhadap bakat dan minat peserta didik pada saat pelaksanaan
ekstrakurikuler
Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran
Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai pada kolom kriteria
Tentukan Nilai prioritas dengan menggunakan rumus sbb:
Catatan Kriteria :
1. Kepentingan
2. Keterlaksanaan
3. Keberterimaan
Prioritas Nilai
I 3<I≤4
II 2<I≤3
III 1<I≤2
IV ≤1
Peserta Diklat,
……………………….
LK-F.04
INSTRUMEN
ANALISIS BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK
Nama Sekolah :
Nama Peserta Dididik :
Kelas :
NIS :
Rubrik Analisis Bakat dan Minat ini digunakan oleh pengamat untuk menilai
Bakat dan Minat peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran pada saat
kegiatan ekstrakurikuler
Langkah Peniaian:
- Cermati format analisis Bakat dan Minat
- Berikan tanda cek (v) pada kolom criteria sesuai dengan penilaian Anda
terhadap bakat dan minat peserta didik pada saat pelaksanaan
ekstrakurikuler
- Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran
- Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai pada kolom kriteria
- Tentukan Nilai prioritas dengan menggunakan rumus sbb:
Catatan Kriteria :
1. Kepentingan
2. Keterlaksanaan
3. Keberterimaan
Prioritas Nilai
I 3<I≤4
II 2<I≤3
III 1<I≤2
IV ≤1
Peserta Diklat,
………………………….
LK-F.05
KEGIATAN PEMBELAJARAN
UNTUK MENDORONG PESERTA DIDIK MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
Tujuan :
1. Menganalisis konsep, prinsip, manfaat, dan langkah-langkah kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler
2. Menganalisis keterkaitan antara intrakurikuler dengan ekstrakurikuler
Langkah Kegiatan:
1. Amati dan simaklah kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler disekolah
saudara mengajar
2. Carilah informasi dari bacaan uraian materi kegiatan pembelajaran .
3. Bekerjalah dalam kelompok, jika disekolah saudara ada peserta lain yang
mengikuti program yang sama.
4. Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan yang diperoleh dan tentukan
fakta-fakta yang mendukung masalah yang dianalisis, kemudian tuliskan
pada power point untuk persiapan presentasi.
5. Komunikasikan data hasil diskusi yang telah dideskripsikan dengan
menggunakan media yang disarankan dalam tugas
6. Kumpulkan hasil kerja tersebut dan diserahkan kepada fasilitator pada
kegiatan IN 2
Permasalahan:
1. Bagaimana hasil analisis Anda tentang konsep, prinsip, manfaat dan
langkah-langkah kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler
berdasarkan informasi yang telah Anda dapatkan?
2. Bagaimanakah keterkaitan antara kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler? Berikan contoh konkret berdasarkan pengalaman Anda atau
berdasarkan informasi yang telah Anda dapatkan dari sumber bacaan!
Peserta Diklat,
………………………….
LK-F.06
KEGIATAN PEMBELAJARAN
UNTUK MENDORONG PESERTA DIDIK MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
Langkah Kegiatan:
1. Amati kegiatan ekstrakurikuler disekolah saudara
2. Carilah informasi dari bacaan uraian materi kegiatan pembelajaran pada
modul pelatihan
3. Lakukan kegiatan mengkoordinasikan kegiatan ekstrakurikuler mulai dari
kegiatan menganalisis kompetensi matapelajaran, menyusun program,
melaksanakan program, menilai dan mengevaluasi, melaporkan, hingga
tindak lanjut kegiatan ekstrakurikuler.
4. Buatlah laporan hasil kegiatan saudara. Diserahkan pada kegiatan IN 2
Peserta Diklat,
………………………….
LK-F.07
Tujuan :
1. Mengidentifikasi potensi peserta didik yang meliputi bakat, dan minat
2. Menganalisis potensi peserta didik
3. Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil analisis
potensi peserta didik
4. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
5. Melaksanakan penilaian dan mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler
6. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
7. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Langkah Kegiatan:
1. Amati kegiatan ekstrakurikuler disekolah saudara
2. Carilah informasi dari bacaan uraian materi kegiatan pembelajaran pada
modul pelatihan
3. Lakukan identifikasi potensi peserta didik
4. Lakukan analisis potensi peserta didik
5. Lakukan penilaian dan evaluasi potensi peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler
6. Buatlah laporan hasil kegiatan saudara. Diserahkan pada kegiatan IN 2
Peserta Diklat,
………………………….
LK-F.08
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK
Langkah Kegiatan:
1. Amati hasil On the Job Learning yang dipresentasikan peserta diklat
2. Lakukan penilaian hasil OJL setiap peserta diklat
3. Buatlah laporan penilaian hasil JL
PENILAIAN OJL
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................................................
..........................................