MATA PELAJARAN/
KOMPETENSI KEAHLIAN
FISIKA TEKNOLOGI REKAYASA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI A
PROFESIONAL:
BESARAN DAN SATUAN
Penulis:
Sri Munarsih, M.Pd
Penyunting:
Erni Yulianti, S.Pd., M.Pd.
PEDAGOGIK:
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Penulis:
Drs. Hari Amanto, M.Pd, No HP : 081334528524
Perevis:
Dr. Agung Suprihatin, S.Pd, M.Si, No HP: 08125200594
Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd.
Copyright © 2017
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif
dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kata Sambutan
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.
MATA PELAJARAN/
KOMPETENSI KEAHLIAN
FISIKA TEKNOLOGI REKAYASA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI A
PROFESIONAL:
BESARAN DAN SATUAN
Penulis:
Sri Munarsih, M.Pd
Penyunting:
Erni Yulianti, S.Pd., M.Pd.
Copyright © 2017
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif
dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Pendahuluan
A. Latar belakang
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
sains. IPA dapat diartikan secara berbeda menurut sudut pandang yang
digunakan. Sebagian besar orang memandang IPA sebagai kumpulan informasi
ilmiah, sedangkan para ilmuwan memandang IPA sebagai sebuah cara (metode)
untuk menguji dugaan (hipotesis), dan para ahli filsafat memandang IPA sebagai
cara bertanya tentang kebenaran dari segala sesuatu yang diketahui.
Pendidikan sains di sekolah diharapkan dapat menjadi salah satu wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dengan belajar
fisika peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir induktif dan
deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta
dapat mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Pandangan dan pendapat guru fisika mengenai hakikat fisika sangat penting,
sehingga guru perlu selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi
profesionalismenya, salah satunya melalui kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan sebagai esensi pembelajar seumur hidup. Dalam rangka
mendukung pengembangan pengetahuan dan keterampilannya, dikembangkan
modul untuk pembinaan karier guru yang berisi topik-topik penting. Dengan
adanya modul ini, memberikan kesempatan kepada guru untuk belajar lebih
mandiri dan aktif. dengan tidak meninggalkan penguatan pendidikan karakter
(PPK) sejalan dengan salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo yaitu
memperkuat pendidikan karakter bangsa dengan melakukan Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan. PPK dalam
lembaga pendidikan dilaksanakan melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa
(estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan
pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang
merupakan bagian dari GNRM.
Implementasi PPK dalam modul ini lebih ditekankan pada aktivitas pembelajaran
dengan mengintegrasikan lima nilai utama karakter bangsa, yaitu: religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut
terintegrasi pada kegiatan-kegitan pembelajaran yang ada pada modul. Adapun
sub nilai religius antara lain: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar
pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang
kecil dan tersisih. Sedangkan sub nilai nasionalis meliputi: apresiasi budaya
bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Sub nilai mandiri antara lain:
etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sub nilai gotong royong
antara lain: menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan. Terakhir, sub nilai integritas meliputi:
kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).
rumus, teori dan model. Fisika sebagai proses berkaitan dengan bagaimana ilmu
fisika diperoleh, diuji dan divalidasi melalui observasi dan eksperimen. Fisika sebagai
sikap berkaitan dengan proses mental dan sikap yang berasal dari pemikiran dalam
melaksanakan kegiatan ilmiah yang disebut sebagai sikap ilmiah.
Obyek kajian fisika sangat luas sehingga terbagi menjadi beberapa cabang ilmu.
Dalam modul ini akan dibahas mengenai ilmu fisika dan peranannya bagi
kehidupan, serta besaran-besaran fisika dan pengukurannya termasuk besaran
vektor. Dalam pengukuran besaran fisika, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
alat ukur yang digunakan dan ketidakpastian dalam pengukuran. Oleh karena itu,
ketidapastian dalam pengukuran dan notasi ilmiah juga akan dibahas dengan
tuntas dalam modul ini. Setelah mempelajari modul ini, guru diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik dan professional secara mandiri. Selain itu,
guru juga diharapkan mampu menguatkan karakter peserta didik melalui
tindakan dan tutur katanya selama proses pembelajaran berdampingan dengan
pengembangan intelektualnya.
B. Tujuan Pembelajaran
C. Peta Kompetensi
Modul ini disusun mengacu pada Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran
Fisika SMA/MA dan SMK/MAK yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru khususnya kompetensi profesional. Adapun
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi dari
modul ini seperti pada Tabel 1 berikut ini:
D. Ruang Lingkup
1. Hakikat Fisika
2. Relevansi Fisika dengan Ilmu Pengetahuan
3. Relevansi Fisika dan Teknologi
4. Relevansi Fisika dan Sikap Positif terhadap Lingkungan
5. Peranan Fisika bagi Kehidupan
6. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika SMK Kelompok Teknologi dan
Rekayasa
1. Ketidakpastian Pengukuran
2. Instrumen Pengukuran
3. Penggunaan Alat Ukur Besaran Panjang, Massa dan Waktu
4. Merancang Kegiatan Praktikum
1. Notasi Vektor
2. Komponen-komponen Vektor
3. Vektor Satuan
4. Penjumlahan Vektor
5. Perkalian Vektor
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
b. Mengkaji Materi
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.
Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul Profesional Fisika Teknologi Rekayasa
kelompok kompetensi A Besaran dan Satuan, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
b. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.
4. Lembar Kerja
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning
Kegiatan Pembelajaran 1 :
Fisika dan Peranannya bagi Kehidupan
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Hakikat Fisika
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
dikenal dengan sains. Menurut Collette dan Chiappett sains pada hakekatnya
merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau
jalan berpikir (a way of thinking), dan cara untuk penyelidikan (a way of
investigating). Istilah lain yang dapat digunakan untuk menyatakan hakikat IPA
adalah IPA sebagai produk untuk menggantikan pernyataan kumpulan
pengetahuan (a body of knowledge), sebagai sikap untik menggantika cara atau
jalan berpikir (a way of thinking), dan sebagai proses untuk menggantikan cara
untuk penyelidikan (a way of investigating).
Karena fisika merupakan bagian dari IPA atau sains maka hakikat fisika sama
dengan hakikat IPA atau sains. Jadi hakikat fisika adalah sebagai proses,
sebagai produk dan sebagai sikap.
Fakta
Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa
yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori
atau model. Sebaliknya kita juga dapat menyatakan bahwa, konsep, prinsip,
hukum, teori, dan model keberadaannya adalah untuk menjelaskan dan
memahami fakta.
Konsep
Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta.
Konsep dapat berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai
hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan
sebagainya.
Rumus
Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum,
dan teori. Dalam rumus kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-
konsep dan variable-variabel. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat
dinyatakan secara matematis.
Teori
Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat
langsung diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas. Teori
tetaplah teori tidak mungkin menjadi hukum atau fakta. Teori bersifat tentatif
sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki.
Model
Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat
dilihat.. Model sangat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena
alam, juga berguna untuk membantu memahami suatu teori. Sebagai contoh,
model atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.
Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Mempunyai obyek kajian berupa benda kongkret (nyata dan ada). Kajian
yang dilakukan berupa tingkah laku dan kondisi fisik dari benda tersebut.
Kajian yang berupa tingkah laku suatu objek seperti kondisi seorang
manusia yang sedang mendorong dan menarik suatu benda. Adapun
contoh kajian yang berupa kondisi fisik adalah seperti kajian mengenai
pengaruh perubahan suatu benda karena suhu lingkungan.
2) Dikembangkan berdasarkan pengalaman atau juga dengan percobaan
yang disengaja.
3) Sistematis, yaitu menggunakan langkah-langkah yang urut dan bersifat
baku.
4) Menggunakan cara berpikir logis dan konsisten, yaitu cara berpikir yang
menggunakan logika, teratur, dan disiplin.
5) Hasil kajiannya bersifat objektif, artinya selalu memihak kebenaran ilmiah.
6) Hukum-hukum fisika yang dihasilkan dari berbagai percobaan berlaku
umum namun dengan beberapa ketentuan yang mendukung.
Seorang ahli terapi jasmani, akan mengerjakan suatu pekerjaan yang lebih efektif
jika mengetahui prinsip-prinsip pusat gaya berat dan aksi gaya-gaya di dalam
tubuh manusia. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip pusat gaya berat dan aksi
gaya-gaya di dalam tubuh manusia. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip
pengoperasian perlengkapan optik dan elektronik adalah membantu dalam
berbagai bidang.
Para ilmuwan di bidang arsitek juga akan tertarik pada sifat kehilangan dan
kehadiran panas dalam tubuh manusia dan pada timbulnya rasa nyaman atau
tidak nyaman. Arsitek sendiri mungkin tidak pernah harus menghitung, misalnya
dimensi-dimensi pipa dalam suatu system pemanas atau gaya-gaya yang terlibat
dalam suatu struktur tertentu untuk menentukan apakah dia akan tetap tegak
atau tidak. Namun demikian, arsitek juga harus mengetahui prinsip-prinsip di
balik analisis-analisis ini agar dapat membuat suatu rancangan-rancangan yang
realistis dan dapat berkomunikasi secara efektif dengan konsultan-konsultan
teknik dan spesialis-spesialis lain. Dari titik pandang estetika atau psikologis,
arsitek harus menyadari gaya-gaya yang terlibat dalam suatu struktur karena
ketidakstabilan, sekalipun hanya ilusi dapat membuat rasa tidak nyaman kepada
mereka yang harus tinggal atau bekerja di dalam bangunan itu.
Memang banyak kelebihan yang kita kagumi pada arsitektur tiga millennium yang
lalu yang diperkenalkan bukan untuk efek dekoratifnya tapi agaknya untuk
tujuan-tujuan praktis. Misalnya, kornis dan pedimen pada jendela-jendela adalah
untuk membagi beban pada tiang pada bangunan di atas dan di bawah.
Pembangunan lengkungan sebagai suatu peralatan untuk membentangi ruang
dan pada waktu yang bersamaan untuk menopang suatu beban berat. Kita
melihat bahwa lengkungan yang tirus atau gaya gothik, bukanlah pada mulanya
suatu piranti dekoratif, tetapi merupakan suatu bentuk pengembangan teknologi
kepentingan yang berdasar.
Pengetahuan tentang terjadinya hujan yang dipelajari melalui fisika atmosfer dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi hujan buatan. Perkembangan dalam
fisika plasma dan fusi mendorong kemajuan dalam teknologi penyediaan energy
yang efisien, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
yang positif pada siswa terhadap lingkungan. Sikap-sikap ilmiah tersebut dapat
dicapai jika proses belajar mengajar IPA melibatkan berbagai metode mengajar
khususnya eksperimen. Jadi, tidak sekedar interaksi satu arah dan menekankan
hafalan (rote learning), tetapi belajar yang sesungguhnya (meaningful learning).
Manfaat bidang studi fisika dalam masyarakat terkait dengan lingkaran masalah
Alam-Teknologi-Manusia dan Lingkungan. Perkembangan ilmu fisika yang pesat
memicu perkembangan bidang teknologi. Perkembangan ini memicu eksploitasi
sumber daya alam yang berlebihan yang membahayakan lingkungan hidup, akibat
akhirnya juga berdampak pada kehidupan manusia dan masyarakat. Jadi, secara
langsung maupun tidak langsung, bidang fisika akan berpengaruh terhadap
masyarakat. Agar menghasilkan pengaruh positif bagi masyarakat, maka bidang
studi fisika harus didesain menjadi bidang studi yang bermanfaat bagi
perkembangan peradaban masyarakat.
Manfaat yang lebih spesifik akan terlihat jelas dalam standar kompetensi yang
ditetapkan dalam tiap-tiap bahasan materi pokok yang akan diberikan. Salah
satunya dengan belajar fisika maka siswa akan mampu bersikap ilmiah dengan
ditandai dengan kemampuan membedakan fakta dengan opini, bersikap jujur,
peduli terhadap lingkungan dan lainnya, seperti yang tercantum dalam indikator.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, ilmu fisika sangat mendukung
perkembangan teknologi, industri, komunikasi, dan kedokteran. Penerapan fisika
dalam kehidupan dijelaskan sebagai berikut.
b. Bidang Pertanian
1) Penemuan bibit unggul dari proses rekayasa genetika.
2) Penemuan peralatan pertanian yang membantu kerja petani, seperti
mesin bajak sawah.
c. Bidang Transportasi
1) Penemuan konsep tekanan di dalam ruang tertutup yang mengilhami
terciptanya konsep mesin berbahan bakar minyak.
2) Penemuan berbagai konsep gerakan benda yang berpengaruh terhadap
pembuatan mobil dan motor.
3) Pembuatan kereta maglev menggunakan superkonduktor.
d. Bidang Industri
1) Penemuan berbagai jenis mesin, baik diesel maupun bensin yang
mempermudah proses produksi. Hal ini lebih dikenal sebagai revolusi
industri.
2) Penemuan teknologi laser untuk membantu supervisi benda hasil
industri. Contohnya, penggunaan laser untuk mendeteksi keretakan.
3) Scanning ultrasonik untuk mendeteksi retak dalam struktur logam.
4) Penggunaan sonar dalam industri kelautan.
5) Penggunaan gelombang akustik untuk mendeteksi kandungan gas atau
minyak bumi.
e. Bidang Komunikasi
1) Gelombang elektromagnetik pada telepon genggam.
2) Fiber optic untuk jaringan internet.
3) Pengiriman data melalui satelit.
f. Bidang Energi
1) Generator sebagai penghasil energi listrik.
2) Penggunaan radioaktif sebagai reaktor nuklir.
3) Sel surya sebagai energi alternatif.
Kelas XI
D. Aktifitas Pembelajaran
Untuk lebih memahami fisika dan peranannya bagi kehidupan, lakukanlah kegiatan
berikut ini dengan teliti, obyektif dan dapat bekerjasama dalam kelompok.
2. Instruksi Kerja
a. Carilah gambar dan video mengenai peristiwa-peristiwa alam yang
dapat dijelaskan melalui konsep fisika misalnya petir, tanah longsor,
gempa bumi dan tsunami dari internet.
b. Carilah gambar dan video peluncuran roket, USG pada janin,
pengamatan menggunakan mikroskop elektron dan peristiwa
pengukuran dari internet.
c. Lakukan pengamatan dengan teliti dan obyektif mengenai peristiwa
yang ditunjukkan oleh gambar dan video tersebut.
d. Jelaskan konsep, prinsip, hukum atau teori fisika yang berhubungan
dengan peristiwa tersebut.
2. Instruksi Kerja
Fisika sangat mendukung perkembangan teknologi. Saudara
diminta menuliskan 4 contoh penerapan ilmu fisika dalam bidang
teknologi dengan mengisi form yang telah disediakan berikut ini.
E. Latihan/Tugas
F. Rangkuman
1. Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains yang
memiliki tiga karakteristik yaitu fisika sebagi proses, fisika sebagai produk
dan fisika sebagai sikap. Obyek kajian fisika berupa benda kongkret.
Ruang lingkup kajian yang dilakukan berupa aktivitas dan kondisi fisik
dari makhluk hidup maupun tak hidup.
3. Kemajuan fisika yang sangat pesat harus diimbangi dengan iman dan
takwa sehingga kemajuan tersebut tidak disalahgunakan.
Penyalahgunaan penerapan ilmu fisika dapat mengakibatkan tatanan
lingkungan menjadi rusak, contohnya penerapan berbagai konsep ilmu
fisika dalam pembuatan bom atom yang digunakan untuk
menghancurkan umat manusia.
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir kegiatan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1
ℎ
= 100%
ℎ
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 1 ini. Akan tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini maka diharapkan Anda dapat lebih
memotivasi diri untuk terus meningkatkan kualitas dan potensi diri sebagai guru
sehingga mampu menguatkan karakter peserta didik dengan mengintegrasikan
penguatan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran 2 :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Berbagai laboratorium yang dikenal saat ini antara lain adalah laboratorium industri
dalam dunia usaha dan industri, laboratorium rumah sakit dan laboratorium klinik
dalam dunia kesehatan, laboratorium penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta laboratorium di perguruan tinggi dan di sekolah dalam dunia
pendidikan. Dalam uraian selanjutnya hanya akan dikemukakan mengenai
laboratorium fisika di sekolah, yaitu ruang yang dilengkapi dengan alat-alat dan
fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi syarat dalam melaksanakan kegiatan
praktikum/percobaan dan pembuktian ilmiah di bidang fisika.
Sesuai dengan peran dan fungsi laboratorium fisika sekolah maka kegiatan
laboratorium yang dilaksanakan hendaknya dapat digunakan untuk mencapai
tujuan-tujuan:
a. menumbuhkan dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
gejala atau fenomena fisis.
b. menumbuhkan dan meningkatkan rasa ingin menemukan sendiri
mengenai keteraturan dari suatu gejala atau fenomena fisis.
c. mengembangkan keterampilan siswa dalam mengamati dan mengambil
data.
d. mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan menganalisis
hasil-hasil pengamatan
e. mengembangkan kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan secara
logis berdasarkan hasil percobaan
f. mengembangkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan secara
jelas dan lengkap hasil percobaan
a. Ruang Praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika
sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses
pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran fisika di dalam ruang
praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau
kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut
tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas
biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan
bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas
ruang praktikum ini harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan
melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya.
Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berjalan
dengan baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitas-fasilitas utama
sebagai berikut:
1) Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain),
instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
2) Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi
dan meja demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan
lemari penyimpanan alat- alat praktikum.
c. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan dan
persiapan alat-alat laboratorium.
1) Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang
persiapan juga dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran.
2) Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang
praktikum dan ruang penyimpanan atau gudang.
3) Ruang persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding
berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau
laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
4) Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
5) Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-
alat laboratorium
Lemari atau rak alat-alat
Loket peminjaman alat-alat.
6) Di dalam ruang ini dapat dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
perawatan alat- alat laboratorium seperti :
Memeriksa jumlah kelengkapan alat
Memeriksa keadaan
Memperbaiki
Membersihkan
Mengkalibrasi ulang.
7) Di dalam ruang ini juga dapat dilaksanakan pekerjaan mempersiapkan
alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan laboratorium seperti
d. Ruang penyimpanan
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang
laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
yang sedang tidak digunakan.Ruang penyimpanan terdapat di dalam
laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan.Demi keamanan dan kemudahan
penyimpanan dan pengambilan alat-alat, ruang penyimpanan atau gudang
biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang
persiapan.Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan
ventilasi udara yang memadai.
Kenyataan di lapangan, jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap ruang-
ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah
lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu dapat
terjadi misalnya karena laboratorium didirikan dengan memanfaatkan ruangan-
ruangan tertentu yang sudah ada di sekolah. Akan tetapi, seandainya
laboratorium di bangun baru di tanah kosong, maka perencanaannya hendaklah
memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan
ruang yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah
saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung.
Pedoman Kegiatan
Pedoman kegiatan laboratorium adalah petunjuk teknis perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan laboratorium.
Kegiatan laboratorium yang dimaksud dapat berupa kegiatan rutin seperti
kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan non rutin seperti perlombaan karya
ilmiah, perlombaan kreativitas siswa dan guru dalam bidang fisika, pameran dan
sebagainya.
Pedoman kegiatan laboratorium ini ditujukan kepada mereka yang akan
melaksanakan kegiatan laboratorium.
Pedoman kegiatan laboratorium ini berisi antara lain :
1) Informasi dan penjelasan tentang organisasi laboratorium.
2) Prosedur kerja dan tata tertib laboratorium.
3) Berbagai peluang dan kendala yang dimiliki laboratorium.
4) Rencana kerja dan jadwal kegiatan rutin laboratorium.
5) Jadwal kosong laboratorium yang dapat digunakan untuk
melaksanakan kegiatan laboratorium non rutin.
6) Petunjuk teknis pengorganisasian kegiatan laboratorium
7) Petunjuk pelaksanaan kegiatan yang harus dipenuhi, serta pembagian
tugas dan tanggung jawab perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
serta monitoring kegiatan laboratorium yang akan dilaksanakan.
Penuntun Percobaan
Kegiatan percobaan dapat dilakukan oleh siswa sebagai peserta pembelajaran,
maupun oleh guru sebagai pengajar baik ketika ia mempelajari sendiri maupun
ketika memperagakan atau mendemonstrasikan alat percobaan. Agar kegiatan
percobaan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan percobaan dan tujuan
pembelajarannnya, diperlukan penuntun percobaan yang disusun sesuai dengan
tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannya.
Alat-alat Keselamatan
Alat-alat keselamatan dapat dibedakan atas alat-alat bantu yang digunakan dalam
percobaan untuk menjaga keselamatan alat dan keselamatan kerja percobaan itu,
dan alat- alat atau bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan semacam
pertolongan pertama kepada kecelakaan kerja yang terjadi di dalam laboratorium.
Beberapa alat-alat bantu yang digunakan untuk menjaga keselamatan alat dan
keselamatan kerja di laboratorium adalah sebagai berikut:
1) Tang penjepit dari kayu atau logam berlapis kasa untuk menjepit dan
memegang benda (misalnya tabung reaksi) yang dipanaskan.
2) Statif dan klem untuk menjaga atau menggantungkan.
3) Benang atau tali untuk mengikat atau menggantungkan.
4) Capit buaya yang dihubungkan dengan penghantar untuk dipasang
pada kaki komponen elektronik yang akan disolder sehingga komponen
elektronik tidak terlalu kena panas solder.
5) Hambatan geser untuk menjaga agar arus tidak terlalu besar.
6) Selalin alat-alat tersebut diatas dan banyak alat lain yang belum
Penyimpanan Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang
salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di
laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya
kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat
dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan.Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan
bahan di laboratorium :
1) Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat
yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu
disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan
akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2) Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing - masing alat dan bahan,
perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3) Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan
seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas
ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1) Pengelompokan alat-alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti :
Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet,
Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2) Pengelompokan alat-alat biologi menurut golongan percobaannya,
seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3) Pengelompokan alat-alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat
tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam
kelompok bahan yang banyak digunakan.
Kecelakan terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, dapat membuat
praktikan cidera atau orang-orang yang disekitarnya cidera. Keselamatan kerja di
laboratorium merupakan dambaan bagi setiap peneliti/praktikan yang sadar akan
kepentingan akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja
adalah melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
serta produktivitas, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat
kerja (laboratorium), sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien. Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat
berakibat terjadinya kecelakaan, kecelakaan yang terjadi pada suatu kegiatan dalam
laburatorium merupakan hasil akhir dari suatu aturan yang ada dan kondisi kerja
yang tidak aman. Walau pun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat
dicegah dan diminimalisasikan, karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan
sendirinya. Terjadinya kecelakaan dapat dicegah dengan menentukan usaha-usaha
pembinaan dan pengawasan keselamatan kerja yang tepat secara efektif dan efisien
sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah.Faktor utama penyebab terjadinya
kecelakaan adalah bersumber pada lingkungan kerja dan praktikan. Namun sebagian
besar (85%) kecelakaan tersebut disebabkan oleh faktor manusia. Perilaku praktikan
yang tidak aman dapat membahayakan, kondisi yang berbahaya,kondisi hampir
celaka dan penyakit akibat kerja adalah gejala dari kurang berfungsinya
manajemen.Dalam melakukan kegiatan di dalam laboratorium, praktikan harus
menyadari bahwa dalam setiap kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan dan kebakaran. Oleh karena itu setiap pengguna laboratorium harus
mempunyai rasa taggung jawab penuhakan keselamatan dan kesehatan kerja di
dalam laboratorium, untuk itu perlu dibuat peraturan-peratran dan prosedur yang
ditetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap kegiatan di dalam laboratorium.
D. Aktifitas Pembelajaran
2. Instruksi Kerja
Buatlah Tata Tertib Praktikum Fisika menggunakan prinsip-prinsip
pengelolaan kesehatan dan keselamatan di laboratorium sesuai dengan
kondisi di sekolah Saudara
E. Latihan/Tugas
F. Rangkuman
2 . Fungsi utama laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber
belajar fisika di sekolah atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses
pembelajaran fisika di sekolah
3 . Fasilitas ruang laboratorium fisika sekolah terdiri dari ruang praktikum, ruang
guru, ruang persiapan, dan ruang penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau
tata letak dan fasilitas dari setiap ruangan itu dirancang sedemikian rupa
sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang dilaksanakan di dalamnya dapat
berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari ruangan
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir kegiatan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 2
= ℎ 100% ℎ
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 2 ini. Akan tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2 ini maka diharapkan Anda dapat lebih
memotivasi diri untuk terus meningkatkan kualitas dan potensi diri sebagai guru
sehingga mampu menguatkan karakter peserta didik dengan mengintegrasikan
penguatan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran.
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Anda telah mempelajari hakikat fisika dan pembelajarannya pada kegiatan belajar
Dari kegiatan tersebut dinyatakan bahwa fisika merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan yang mempelajari gejala atau peristiwa alam. Peristiwa alam yang
dipelajari meliputi peristiwa yang dapat diamati secara langsung maupun peristiwa
yang tidak dapat diamati secara langsung. Gerak planet, gerak roket dan gerak mobil
merupakan contoh peristiwa yang dapat diamati secara langsung sedangkan gerak
elektron dalam atom, perambatan kalor pada peristiwa pemanasan logam
merupakan contoh peristiwa yang tidak dapat diamati secara langsung.
Sifat-sifat fisis dari peristiwa atau gejala alam dapat dipelajari secara kualitatif
dan kuantitatif. Untuk mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatif
diperlukan pengukuran. Segala sesuatu yang bisa diukur disebut besaran. Hasil
pengukuran suatu besaran dinyatakan dalam bilangan dan satuan. Setiap
besaran memiliki satuan yang berbeda dengan besaran lainnya, meskipun tidak
semua besaram memiliki satuan. Contoh besaran fisika yang tidak mempunyai
satuan adalah indeks bias cahaya dan massa jenis relatif.
Besaran turunan adalah besaran yang tersusun dari besaran pokok, sehingga
satuannya juga tersusun dari satuan besaran pokok. Contoh besaran turunan
seperti tabel 3 berikut:
Satuan
Besaran pokok dan besaran turunan dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan baku
maupun satuan tidak baku. Satuan baku atau satuan standar adalah satuan yang
telah diakui dan berlaku secara internasional, misalnya satuan panjang adalah meter,
satuan massa adalah kilogram dan satuan waktu adalah sekon. Satuan tidak baku
adalah satuan yang tidak berlaku secara internasional atau hanya berlaku pada
daerah-daerah tertentu, misalnya satuan panjang di Indonesia digunakan jengkal dan
depa sedangkan di Inggris digunakan inci dan kaki.
standar. Syarat utama satuan standar adalah nilai satuannya harus sama, mudah
ditiru atau diperoleh kembali dan dapat diterima secara internasional.
Pada tahun 1795 para ilmuwan di perancis menciptakan sistem satuan yang
dikenal dengan Sistem Metrik untuk mengatasi kesulitan tersebut. Sistem satuan
ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem MKS (meter-kilogram-sekon) dan
sistem cgs (centimeter-gram-sekon). Pada tahun 1960, Sistem Metrik
dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI).
Sistem Metrik diusulkan menjadi SI, karena satuan-satuan dalam sistem ini
dihubungkan dengan bilangan pokok 10 sehingga lebih memudahkan
penggunaannya. Tabel 4 di bawah ini menunjukkan awalan-awalan dalam
Sistem Metrik yang dipergunakan untuk menyatakan nilai-nilai yang lebih besar
atau lebih kecil dari satuan dasar.
Tabel 5 Awalan dalam Sistem Metrik yang digunakan dalam SI
Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
1018 eksa E 10-1 desi d
15 -2
10 peta P 10 centi c
1012 tera T 10-3 mili m
109 giga G 10-6 mikro µ
6
10 mega M 10-9 nano n
103 kilo k 10-12 piko p
102 hekto h 10-15 femto f
101 deka da 10 -18 atto a
Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan meter standar, antara lain meter
standar mudah rusak karena batang platina-iridium mudah terpengaruh oleh
perubahan suhu dan ketelitian pengukuran tidak memadai lagi dengan kemajuan
teknologi saat ini, sehingga pada tahun 1960 ditetapkan bahwa satu meter
Pada tahun 1983, definisi standar meter diubah lagi menjadi satu meter adalah
jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa pada selang waktu 299.792.458
1
sekon, dengan anggapan bahwa kecepatan cahaya di dalam ruang hampa selalu
konstan sebesar 299.792.458 meter per sekon. Meter standar inilah yang masih
digunakan sampai saat ini.
dalam satu tahun. Satu sekon didefinisikan sama dengan 86.400 hari matahari rata-rata.
Setelah dilakukan pengamatan dengan lebih teliti ternyata selang waktu satu hari
matahari rata-rata berbeda dari tahun ke tahun. Ini menyebabkan para ilmuwan
mengubah satuan standar sekon. Pada tahun 1967 satuan waktu standar
ditetapkan berdasarkan jam atom Cesium. Satu sekon didefinisikan sebagai
selang waktu yang diperlukan oleh atom Cesium-133 (Cs-133) untuk bergetar
sebanyak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tngkat
energi dasarnya
Standar untuk satuan suhu yang pertama adalah derajat celcius (oC) dengan
acuan suhu ditentukan pada tekanan udara luar sebesar 1 atmosfer atau 76
cmHg, dengan titik lebur es pada suhu 0oC dan titik didih air pada suhu 100 oC.
Standar untuk satuan jumlah zat adalah mole (mol). Pada tahun 1971 ditetapkan
satu mol adalah setara dengan jumlah atom karbon dalam 0,012 kg karbon-12
(C-12). Satu mol zat terdiri dari 6,022x1023 buah partikel.
Dimensi Besaran
Banyak besaran fisika yang tersusun dari besaran lain, atau besaran yang satu
dengan lainnya sebenarnya sejenis. Misalnya jarak yang ditempuh partikel
selama bergerak lurus dengan keliling suatu lingkaran adalah dua besaran yang
sejenis sama-sama merupakan besaran panjang. Kelajuan adalah jarak yang
ditempuh tiap satu satuan waktu, berarti pula bahwa besaran kelajuan tersebut
sebenarnya tersusun dari besaran panjang dibagi waktu.
Dimensi menggambarkan bagaimana suatu besaran terbentuk atau tersusun dari
besaran-besaran lainnya. Dimensi dapat diartikan sebagai cara penulisan suatu
besaran menggunakan simbol dari besaran-besaran pokok sehingga dapat
menunjukkan suatu besaran tersusun dari besaran-besaran pokok.
Dalam Sistem Internasional terdapat tujuh besaran pokok yang berdimensi serta
dua besaran tambahan yang tidak berdimensi. Dimensi besaran pokok
dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diber kurung persegi seperti
dtunjukkan pada Tabel 5 .
Tabel 6 Dimensi Besaran Pokok dan Besaran Tambahan
No. Besaran Pokok Satuan Notasi Satuan Dimensi
Internasional
1. Panjang meter m [L]
2. Massa kilogram kg [M]
3. Waktu sekon s [T]
4. Suhu kelvin K [θ]
5. Kuat Arus Listrik ampere A [I]
6. Intensitas kandela cd [J]
Cahaya
7. Jumlah Zat mole mol [N]
No. Besaran Satuan Notasi Satuan Dimensi
Tambahan Internasional
1. Sudut radian rad -
2. Sudut Ruang steradian sr -
Contoh dimensi dari besaran turunan ditunjukkan pada Tabel berikut ini:
Tabel 7 Dimensi Besaran Turunan
No. Besaran Analisis Dimensi
Turunan
Pembahasan:
Jika dimensi-dimensi di ruas kiri suatu persamaan sama dengan dimensi-dimensi
diruas kanannya persamaan tersebut mungkin benar. Ini karena analisis dimensi
tidak menyelidiki hubungan antara angka-angka dalam persamaan (angka atau
bilangan tidak memiliki dimensi). Tetapi jika dimensi-dimensi di ruas kiri tidak
sama dengan dimensi-dimensi di ruas kanan, persamaan tersebut dapat
dipastikan salah.
vt
L = LT-1 x
TL=L
Persamaan mungkin benar sebab kedua ruas persamaan memiliki dimensi yang
sama.
Pembahasan:
Energi potensial:
= massa x percepatan gravitasi x tinggi
= [M] x [LT-2] x [L] = [ML2T-2]
= 12 x massa x (kecepatan)2
= M x (LT-1)2 = [ML2T-2]
Karena keduanya memiliki dimensi yang sama, yaitu [ML2T-2], keduanya adalah
besaran yang identik.
(Catatan: bilangan tidak memiliki dimensi, sebagai contoh 12 )
5. Konversi Satuan
Konversi satuan dapat diartikan sebagai mengubah nilai suatu satuan ke nilai
satuan lain dan tidak mengubah nilai dari suatu besaran. Konversi satuan dapat
dilakukan dalam sistem satuan yang sama maupun dalam sistem satuan yang
berbeda. Konversi satuan dalam sistem yang sama misalnya mengubah salah
satu satuan dalam sistem internasional ke satuan lain dalam sistem yang sama.
Dalam konversi ini pengubahan satuan dapat menggunakan faktor konversi atau
dengan bantuan tangga konversi. Konversi satuan dalam sistem satuan yang
berbeda misalnya mengubah nilai dari suatu sistem satuan sistem Inggris ke
sistem Satuan Internasional atau sebaliknya. Dalam konversi ini pengubahan
satuan dapat dilakukan dengan menggunakan faktor konversi satuan seperti
ditunjukkan pada Lampiran 2.
Contoh soal 3.3
Sebuah benda bergerak dengan kecepatan 90 km/jam. Nyatakan kecepatan
tersebut dalam satuan SI
Pembahasan:
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
(1000m)
90 km/jam = 90 x
(3600 s)
=
(900000 m)
(3600 s)
= 25 m/s
Angka Penting
Semua angka yang didapatkan dari hasil pengukuran disebut angka penting.
Angka penting terdiri atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang
diragukan) Aturan-aturan untuk menyatakan apakah suatu angka termasuk
angka penting atau bukan adalah sebagai berikut.
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh:
245,6 (4 angka penting)
2. Angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka
penting.
Contoh:
572,001(6 angka penting)
70,02 (4 angka penting)
3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari 1, angka nol di kiri dan di
kanan koma desimal bukan angka penting.
Contoh:
0,0009(1 angka penting, yaitu 9).
0,0800(3 angka penting, yaitu 8, 0, dan 0).
Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang
terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti dan satu angka terakhir yang
ditaksir. Misalnya, panjang paku 5,7 cm; massa beras 20 kg.
Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti (tidak ada angka yng ditaksir) yang
diperoleh dari kegiatan membilang. Misalnya, jumlah siswa 43 orang, jumlah
kelereng dalam kotak 25 butir.
638,4 cm 4 diragukan
625 cm 5 diragukan
-
13,4 cm 13 cm (2 a.p)
2. Hasil perkalian atau pembagian, hanya boleh memilki banyak angka
penting sebanyak bilangan yang banyak angka pentingnya paling sedikit.
Contoh:
0,5242 m 4 a.p
4,1 m 2 a.p
x
5. Hasil penarikan akar suatu bilangan penting hanya boleh memiliki angka
penting sebanyak bilangan yang ditarik akarnya.
Contoh:
√625 m2 = 25,0 m (3 a.p)
3 125 cm3 = 5,0 0 cm (3 a.p )
Notasi Ilmiah
Dalam melakukan pengukuran, seringkali kita berhadapan dengan bilangan yang
sangat besar (misalnya, radius rata-rata matahari = 696 000 000 m) , atau bilangan
yang sangat kecil (misalnya, radius atom hidrogen = 0,000 000 000 053 m),
sehingga kita mengalami kesulitan. Untuk mempermudah penulisan bilangan
yang sangat besar atau yang sangat kecil maka digunakan notasi ilmiah atau
bentuk baku.
4 angka ke kanan
= 5,70 x 10-4 kg
bilangan penting = 5,70
orde = 10-4
D. Aktifitas Pembelajaran
Untuk lebih memahami materi besaran dan satuan, lakukanlah kegiatan berikut
ini dengan teliti, obyektif dan dapat bekerjasama dalam kelompok.
2. Instruksi Kerja
a. Pergilah ke pasar tradisional disekitar tempat tinggal Anda, kemudian
amatilah dengan teliti dan obyektif pengukuran yang terjadi di tempat
tersebut.
b. Catatlah nama besaran yang diukur, alat ukur, cara mengukur dan
satuan yang digunakan menggunakan tabel berikut:
DAFTAR BESARAN DAN SATUAN DI PASAR
TRADISIONAL
No Nama Besaran Alat Ukur Satuan
1.
2.
3.
4.
5.
2. Instruksi Kerja
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur menggunakan alat ukur
dan hasilnya dinyatakan dalam satuan tertentu. Saudara diminta
mengidentifikasi contoh besaran fisika dan satuannya serta alat ukur
yang digunakan dengan mengisi form yang telah disediakan.Tuliskan
jawaban Saudara pada tempat yang telah disediakan di bawah ini.
BESARAN, SATUAN DAN ALAT UKURNYA
Nama Lambang Nama Lambang Alat Ukur
No
Besaran Besaran Satuan Satuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
E. Latihan/Tugas
5. Jika bola logam pejal yang memiliki jari-jari r dijatuhkan bebas dalam
fluida yang dapat dinyatakan dengan persamaan F 6rv , dengan v
adalah kecepatan bola logam. Tentukan dimensi dan satuan .
F. Rangkuman
1 . Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai yang
dinyatakan dengan angka-angka, dan pada umumnya mempunyai satuan.
4 . Sistem satuan yang digunakan dalam besaran pokok dan besaran turunan
adalah sistem “Satuan Internasional (SI)” yang berlaku secara internasional
dan berfungsi sebagai satuan standar.
5 . Konversi satuan mengubah nilai suatu satuan ke nilai satuan lain dan tidak
mengubah nilai dari suatu besaran. Konversi satuan dapat dilakukan dalam
sistem satuan yang sama maupun dalam sistem satuan yang berbeda.
6 . Bilangan yang sangat kecil dan sangat besar paling mudah jika dinyatakan
dalam notasi ilmiah:
a x 10n
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian
akhir kegiatan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1
=
ℎ 100% ℎ
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 3 ini. Akan tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3 ini maka diharapkan Anda dapat lebih
memotivasi diri untuk terus meningkatkan kualitas dan potensi diri sebagai guru
sehingga mampu menguatkan karakter peserta didik dengan mengintegrasikan
penguatan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran.
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Hasil pengukuran suatu besaran fisis dilaporkan sebagai x = x ± ∆x di mana x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar x0, dan ∆x adalah
ketidakpastiannya.
Ketidakpastian relatif (∆ / ) tidak memiliki satuan dan sering dinyatakan dalam persen dengan mengalikan ∆ /
dengan 100% ketidakpastian relatif berhubungan dengan ketelitian pengukuran; makin kecil ketidakpastian
relatif makin tinggi ketelitian pengukuran tersebut.
√ ∑2 − (∑ )2
1
∆ = =
̅ −1
di mana ̅= nilai rata-rata sampel, x1 = hasil pengukuran sampel ke-i, ∆ = simpangan baku nilai rata-
rata sampel, dan N = banyak sampel pengukuran. Jaminan hasil pengukuran adalah 68%.
berhak atas 2 angka penting; sekitar 1% berhak atas 3 angka penting; dan
sekitar 0,1% berhak atas 4 angka penting.
Instrumen Pengukuran
Instumen pengukuran adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran.
Hasil akhir dari proses pengukuran sangat tergantung pada kemampuan alat
ukur yang digunakan. Kemampuan alat ukur dapat diketahui dari berbagai kriteria
yang ditetapkan, diantaranya adalah:
a. Accuracy, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur
yang mendekati hasil sebenarnya
b. Presisi, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama
dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama.
c. Sensitivitas, adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan
besaraan yang akan diukur
d. Kesalahan (error), adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang
sebenarnya
Idealnya sebuah alat ukur memiliki accuracy, presisi dan sensitivitas yang baik
sehingga tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat.
Saat ini sudah banyak dikembangkan alat ukur besaran fisis yang canggih.
Namun demikian guru sebagai agen penyebar pengetahuan harus terampil
menggunakan dan menguasai alat ukur standar yang umum digunakan di
laboratorium sekolah. Keterampilan yang dimiliki oleh seorang guru tentunya
akan berimbas pada keterampilan pada siswa. Harapannya, apabila guru
terampil menggunakan alat ukur tentunya siswa terampil juga.
Untuk keperluan kepraktisan suatu negara biasanya memiliki alat ukur besaran
standar. Semua alat ukur yang ada dimasyarakat harus ditera ulang atau
dikalibrasi terutama yang digunakan untuk perdagangan. Demikian pula untuk
laboratorium yang hasil pengukurannya diperuntukkan pada kepentingan umum,
maka alat ukur yang ada di laboratoriumnya harus dilakukan kalibrasi agar hasil
pengukurannya sesuai dengan standar yang telah disepakati. Namun untuk
laboratorium sekolah biasanya kalibrasi ini tidak mutlak diperlukan karena hasil-
a. Mistar
Mistar merupakan alat ukur panjang yang paling sederhana dan sudah lumrah
dikenal orang. Ada dua jenis mistar yang sering digunakan, yaitu stik meter dan
mistar metrik. Stik meter memiliki panjang 1 meter dan memiliki skala desimeter,
sentimeter, dan milimeter. Mistar metrik memiliki panjang 30 sentimeter. Mistar
memiliki skala pengukuran terkecil 1 milimeter, sesuai dengan jarak garis terkecil
antara dua garis yang saling berdekatan. Ketelitiannya adalah 0,5 milimeter, atau
setengah dari skala terkecil
Ketika kita akan mengukur panjang suatu objek dengan menggunakan sebuah
mistar kita letakan ujung mistar yang menunjukan nilai nol ke ujung objek yang
akan diukur, kemudian baca panjang skala yang terdekat dengan ujung objek
yang diukur tersebut. Angka tersebut menunjukan panjang objek yang kita ukur
b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki batas ketelitian
sampai dengan 0,1 mm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur
diameter bola, diameter dalam tabung, dan kedalaman lubang. Skala utama
tertulis pada batang jangka sorong. Pada rahang sorong (geser) diberi skala
sebanyak 10 bagian dengan panjang 9 mm yang disebut skala nonius. Jadi,
setiap satu skala nonius panjangnya 9 mm atau 0,9 mm
adalah garis pada angka 7. Karena nilai ketelitian jangka sorong 0,1 mm maka
nilai kelebihannya adalah 7 x 0,1 mm = 0,7 mm = 0,07 cm. Jadi, jangka sorong
pada gambar 5 menunjukkan nilai 2,3 cm + 0,07 cm = 2,37 cm.
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang ketelitiannya paling tinggi.
Mikrometer sekrup mempunyai ketelitian 0,01 mm sehingga cocok untuk
mengukur antara lain tebal kertas, diameter kawat email, dan tebal kain.
4)
Pada Gambar 4.4 di atas terlihat bahwa skala tetap mikrometer sekrup
yang paling dekat dengan selubung luar adalah 4 mm lebih. Pada skala
putar terlihat garis skala yang berimpit dengan garis mendatar pada skala
tetap adalah garis pada angka 12. karena nilai ketelitian mikrometer
sekrup 0,1 mm, maka nilai kelebihannya adalah 12 x 0,01
mm = 0,12 mm. Jadi, hasil pengukuran mikromeetr sekrup pada
Gambar 5.4. menunjukkan nilai 44 mm + 0,12 mm = 4,12 mm
Ada dua jenis neraca Ohauss, yaitu neraca dua lengan yang mempunyai batas
ketelitian 0,01 g dengan batas mengukur massa 310 g sehingga disebut neraca
0hauss-310 dan neraca tiga lengan yang mempunyai batas ketelitian 0,1 g
dengan batas mengukur massa 2,610 kg dan disebut neraca 0hauss-2610.
Kedua jenis neraca Ohauss ini sering digunakan di laboratorium
Gambar 4. 6 Stopwacth
3) Tekan dan lepaskan tombol stop pada saat pengkuran waktu tepat
selesai.
4) Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan pada jarum penunjuk
besar (dalam satuan menit) ditambah bacaan jarum penunjuk kecil
(dalam satuan sekon) .
Contoh :
posisi jarum penunjuk besar :5
posisi jarum penunjuk kecil : 43
hasil pengukuran : 5 menit + 43 sekon = 343 sekon
penulisan hasil pengukuran : ( 343 +1) sekon
Pada stop watch digital, modus pemakaian dapat dipilih hanya dengan menekan
tombol tertentu saja dan hasil pengukurannya sudah berupa angka yang hanya
tinggal dibaca saja.
D. Aktivitas Pembelajaran
2. Instruksi Kerja
Buatlah rancangan kegiatan praktikum pengukuran besaran
panjangmenggunakan jangka sorong atau mikrometer sekrup dengan
minimal berisi :
PETUNJUK PRAKTIKUM
A. PETUNJUK UMUM
B. DASAR TEORI
C. TUJUAN
D. ALAT DAN BAHAN
E. LANGKAH KERJA
F. HASIL PENGUKURAN
G. TUGAS
H. KESIMPULAN
E. Latihan/Tugas
F. Rangkuman
=
ℎ 100% ℎ
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah
berhasil menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 4 ini. Akan
tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Anda telah mempelajari besaran pokok dan besaran turunan pada kegiatan belajar
sebelumnya. Besaran-besaran tersebut dapat dikategorikan menjadi besaran vektor
dan besaran skalar. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah
sedangkan besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tetapi tidak
memiliki arah. Contoh besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan, percepatan,
gaya, rapat arus listrik, medan listrik dan medan magnet.
Notasi Vektor
Nama vektor dapat dituliskan dengan dua cara sebagai berikut:
a. menuliskan tanda vektor atau anak panah diatas nama vektor yang
terdiri dari satu huruf atau dua huruf.
Contoh: ⃗ atau ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
b. menuliskan nama vektor dengan satu huruf atau dua huruf yang
ditebalkan.
Contoh: R atau AB
Besar suatu vektor disebut juga norma, modulus atau magnitude, yang
dinyatakan dengan:
r = | | atau AB = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
r⃗ | |
Dua buah vektor dikatakan sama apabila besar dan arah kedua vektor sama
meskipun pangkal vektornya berbeda. Vektor P sama dengan vektor R seperti
ditunjukkan pada gambar 5.2 berikut ini:
Komponen-komponen Vektor
Sebuah vektor F dalam ruang 2 dimensi dapat diuraikan atas komponen-
komponennya, yaitu komponen pada arah sumbu x dan komponen pada arah
sumbu y seperti ditunjukkan pada gambar 5.5 berikut ini:
Dengan menggunakan teorema Phytagoras, maka besar (F) dan arah ( ) vektor
F ditentukan sebagai berikut
=√ 2+ 2 = tan ( )
Penjumlahan Vektor
Vektor dapat dioperasikan secara matematis, baik operasi penjumlahan maupun
perkalian. Namun demikian operasi vektor memiliki beberapa perbedaan dengan
operasi skalar karena dalam operasi vektor tidak hanya memperhitungkan besar
namun juga sekaligus arahnya. Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara
grafis (geometris) dan dapat pula dilakukan secara analitis.
Diagonal jajargenjang yang titik pangkalnya sama dengan pangkal vektor R1 dan
C adalah resultan vektor R. Panjang diagonal OD adalah besarnya vektor R.
Contoh Soal :
Dua vektor A dan vektor B masing-masing 12 m dan 8 m. Tentukan besar
resultan dua vektor tersebut menggunakan metode grafik.
Jawab:
Misalkan kita gunakan skala 1:400, maka vektor A dan vektor B dapat digambar
sebagai berikut :
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Tetapkan sumbu X positif sebagai acuan untuk menentukan vektor.
2) Lukis vektor resultan dengan metode poligon.
3) Tentukan skala ukuran besar vektor
4) Lukis setiap vektor sesuai dengan ukuran skala yang ditetapkan.
5) Ukur panjang resultan vektor kemudian tentukan panjang sebenarnya.
Dari hasil pengukuran panjang R dalam gambar 5.14 adalah 4 cm, maka besar
resultan vektor adalah 4 x 400 cm = 1600 cm atau 16 m
Untuk menentukan resultan dua vektor tersebut secara analitis, maka langkah-
langkahnya adalah:
Gambar 5.15
Ay = A. sin θ, By = B. sin θ
Jumlah komponen vektor pada sumbu x =
Rx, Rx = Ax + Bx
Jumlahkan komponen vektor pada sumbu y = Ry,
Ry = Ay + By
tan = ,= tan ( )
= √( )2 + ( )2 tan =
,= tan ( )
R = resultan vektor
θ = sudut yang dibentuk resultan vektor dengan sumbu x
Fx = komponen vektor pada sumbu x
Fy = komponen vektor pada sumbu y
Σ Fx = jumlah komponen vektor dalam sumbu x
Σ Fy = jumlah komponen vektor dalam sumbu y
Untuk menentukan resultan dua buah vektor yang membentuk sudut tertentu
dapat ditentukan menggunakan rumus cosinus.
R adalah resultan dua vektor A dan B. Arah resultan vektor R adalah terhadap vektor
A. Dengan rumus cosinus, maka besar resultan R dapat ditentukan dengan:
=√2+ 2+ 2 cos
sin
= sin
Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang memiliki besar 1 dan arahnya sesuai dengan
yang didefinisikan. Vektor satuan dapat digunakan untuk menjelaskan arah suatu
vektor dalam suatu koordinat. Misalkan suatu vektor A yang digambarkan dalam
koordinat Cartesius seperti gambar 6.18
Dalam koordinat 2 dimensi vektor satuan dalam arah sumbu x dilambangkan dengan ,̂vektor satuan dalam arah sumbu y dilambangkan dengan
,̂sehingga vektor A dapat dinyatakan:
A = Ax ̂+ Ay ̂
tan
Arah vektor A dapat dinyatakan: =
Contoh soal:
Vektor satuan = (3 ̂+ 4 ̂) m, Tentukan besar dan arah vektor A!
Pembahasan:
Besar vektor A adalah:
| | = √Ax2 + Ay2
|A| = √32 + 42
|A| = √9 + 16
|A| = √25
||=5
tan
Arah vektor A adalah: =
4
tan =3
= 530
sehingga:
R=A+B
̂ (Ay + By) ̂ R = Rx +
R = (Ax + Bx ) + ̂ Ry ̂
tan
Arah resultan R adalah: =
Perkalian Vektor
Besaran vektor karena memiliki arah dan juga memiliki besar membawa
konsekuensi pada operasi perkaliannya. Operasi perkalian biasa tidak dapat
langsung diterapkan pada vektor. Ada dua macam perkalian vektor, yaitu
perkalian vektor dengan skalar dan perkalian vektor dengan vektor.
Perkalian Titik
Perkalian dot atau titik disebut juga perkalian skalar (scalar product). Hal itu
dikarenakan perkalian tersebut akan menghasilkan skalar meskipun kedua
pengalinya merupakan vektor. Perkalian skalar dari dua vektor A dan B
dinyatakan dengan A.B, karena notasi ini maka perkalian tersebut dinamakan
juga sebagai perkalian titik (dot product).
Dua vektor A dan B saling membentuk sudut . Perkalian titik dua vektor A dan B
tersebut ditulis sebagai A.B;
A.B = | || |. cos
| | = besar vektor A
| | = besar vektor B
Perkalian titik untuk vektor satuan dalam koordinat 3 dimensi seperti ditunjukkan
oleh gambar 5.18 berikut ini:
̂
Vektor satuan ,̂ ,̂dan saling tegak lurus sehingga perkalian dot vektor
tersebut adalah:
̂ ̂ 0
̂. ̂= ̂. ̂= . = 1.1 cos 0 =1
̂ ̂ 0
̂. ̂= ̂. = ̂. = 1.1 cos 90 =0
Jika dinyatakan dalam komponen-komponennya maka:
A.B = AxBx + AyBy + AzBz
Contoh:
Dua vektor A dan B masing-masing dinyatakan sebagai berikut; A = (2 ̂+ 4 )̂m dan B = (5 ̂+ 3 )̂m
tentukan A.B
Pmbahasan:
A.B = AxBx + AyBy
A.B = 2.5 + 4.3
A.B = 22 m
Perkalian Silang
Perkalian silang (cross product) disebut juga sebagai perkalian vektor (vektor
product), karena perkalian ini akan menghasilkan vektor lain. Perkalian vektor
antara A dan B dinyatakan dengan AxB.
Untuk mendefinisikan AxB dengan cara menggambarkan kedua vektor dengan
ekor-ekornya terletak pada titik yang sama. Setelah itu dicari komponen vektor
yang tegak lurus di antara keduanya. AxB didefinisikan sebagai besar vektor A
yang dikalikan dengan komponen B yang tegak lurus dengan A. Perkalian silang
dirumuskan sebagai:
AxB = | || | sin
| | = besar vektor A
| | = besar vektor B
Arah perkalian cross antara dua vektor A dan B dapat di gambarkan sebagai
berikut:
Untuk perkalian silang vektor satuan , , dan ̂ saling tegak lurus sehingga saling îĵ k
x = ̂ îj ̂ k
Jika vektor satuan îdiputar ke arah vektor satuan ĵ,maka menimbulkan arah gerak
kedua vektor tersebut kearah z (vektor k̂)
ĵ k
kedua vektor tersebut kearah x (vektor î)
k ĵ
kedua vektor tersebut kearah –x (vektor -î)
î k
kedua vektor tersebut kearah-y (vektor -ĵ)
Jadi pada perkalian silang (cross product) untuk dua vektor satuan yang berbeda
berlaku
̂ ̂
̂x ̂= dan ̂x ̂= -
̂ ̂
̂x = ̂dan x ̂= - ̂
̂ ̂
x ̂ = ̂dan ̂x =-̂
̂ Ay ̂+ Az ̂ , dan B = Bx i + By ̂ + Bz ̂
Apabilka diketahui dua vektor A = Ax +
Maka perkalian cross A x B adalah:
AxB = (Ax ̂+Ay ̂+Az ̂ ) x (Bx ̂+By ̂+Bz ̂ )
AxB = (AyBz – AzBy) +
̂ (AzBx – AxBz) ̂+ (AxBy – AyBx) ̂
Penerapan operasi perkalian silang dalam fisika misalnya pada gaya (F) yang
dialami oleh muatan listrik (q) yang bergerak dengan kecepatan (v) dalam medan
magnet (B):
F = qv x B
Hasil dari perkalian ini, F merupakan besaran vektor. Karena hasil yang diperoleh
berupa vektor maka arah dari vektor tersebut dapat dicari dengan cara memutar
vektor pertama ke vektor kedua. Sebagai contoh: jika kecepatan partikel (v)
bergerak pada arah sumbu x (+) dan medan magnet (B) memiliki arah ke sumbu
y (+), maka gaya (F) akan bergerak ke arah sumbu z (+). Selengkapnya
dituliskan sebagai berikut:
F ̂ = qv ̂x B ̂
Contoh
Dua vektor A dan B masing-masing dinyatakan sebagai
berikut; A = (2i + 4j + k)m dan B = (5i + 3j + 2k)m Tentukan
AxB?
Pembahasan:
AxB = (AyBz- AzBy)i + (AzBx – AxBy)j + (AxBy -
AyBx)k AxB = (4.2 - 1.3)i + (1.5-2.2)j + (2.3 - 4.5)k AxB
= 5i +j -14k
D. Aktivitas Pembelajaran
Untuk lebih memahami materi vektor, lakukanlah kegiatan berikut ini dengan
teliti, obyektif dan dapat bekerjasama dalam kelompok.
2. Instruksi Kerja
Perhatikan gambar berikut ini:
Tentukan resultan ketiga vektor tersebut secara grafis dan secara analitis
E. Latihan/Tugas
1. Seseorang naik sepeda motor ke arah barat laut dengan kecepatan 40 m/s.
Uraikan kecepatan sepeda motor tersebut ke arah barat dan ke arah utara.
2. Kapal motor menyeberangi sungai dengan kecepatan 12 m/s. Apabila
kecepatan arus sungai 15 m/s, tentukan besar resultan kecepatan perahu
3. Perhatikan gambar berikut!
4. Diketahui vektor:
⃗ = 4 ̂+ 2 ̂ ⃗⃗ = 5 +
̂ 3̂
Tentukan:
1. ⃗ + ⃗⃗
2. ⃗ − ⃗⃗
5. Dua vektor besarnya 8 satuan dan 15 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
F. Rangkuman
1 . Besaran vektor adalah adalah besaran yang memiliki nilai dan arah,
contohnya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, rapat arus listrik,
medan listrik dan medan magnet.
Fx = F cos
Fy = F sin
5. Vektor dapat dinyatakan dalam vektor satuan yaitu vektor yang memiliki
besar 1 dan arahnya sesuai dengan yang didefinisikan. Vektor satuan
dapat digunakan untuk menjelaskan arah suatu vektor dalam suatu
koordinat. Vektor satuan dalam sistem koordinat 2 dimensi dapat
dinyatakan sebagai:
A ̂ Ay ̂
= Ax +
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian
akhir kegiatan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1
=
ℎ 100% ℎ
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 5 ini. Akan tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar 5, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 5 ini maka diharapkan Anda dapat lebih
memotivasi diri untuk terus meningkatkan kualitas dan potensi diri sebagai guru
sehingga mampu menguatkan karakter peserta didik dengan mengintegrasikan
penguatan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Evaluasi
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari soal-soal berikut!
7. Berikut ini yang termasuk kelompok satuan SI dari besaran pokok adalah :
A. meter, gram dan sekon
B. meter, kilogram dan sekon
C. kilometer, kilogram dan jam
D. centimeter, gram dan sekon
E. kilometer, kilogram dan detik
10. Berikut ini yang termasuk kelompok besaran turunan adalah ....
A. panjang, waktu dan berat
B. panjang, waktu dan volume
C. waktu, luas dan berat
D. panjang, berat dan volume
E. volume, berat dan luas
11. Berikut ini yang termasuk kelompok satuan dari besaran turunan adalah ....
A. meter, joule dan newton
B. joule, kilogram dan newton
C. kilometer, liter dan joule
D. liter, joule dan newton
E. liter, kilogram dan sekon
12. Satuan dari beberapa besaran-besaran dibawah ini yang benar adalah….
A. massa satuannya newton
B. berat satuannya kilogram
C. massa jenis satuannya newton/m2
D. tekanan satuannya Pascal
E. usaha satuannya joule/sekon
15. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika
dinyatakan dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor
adalah ….
A. 36 ms-1
B. 30 ms-1
C. 24 ms-1
D. 20 ms-1
E. 15 ms-1
16. Pembangkit listrik mampu menghasilkan daya 4200 MW. Dalam SI daya
tersebut sama dengan ....
A. 4,2 x 10 3 W
B. 4,2 x 10 6 W
C. 4,2 x 10 7 W
D. 4,2 x 10 8 W
E. 4,2 x 10 9 W
17. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm
dan diameter luar 2,1 mm. Alat yang tepat untuk mengukur diameter dalam
pipa tersebut adalah….
A. mistar
B. altimeter
C. mikrometer
D. jangka sorong
E. amperemeter
19. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang
ditunjukkan dari hasil pengukuran tampak pada gambar. Besarnya hasil
pengukuran adalah ....
A. 3,19 cm
B. 3,14 cm
C. 3,10 cm
D. 3,04 cm
E. 3,00 cm
20. Gambar berikut menunjukkan bacaan skala dari sebuah mikroskop yang
difokuskan pada bagian di sekitar nonius sebuah jangka sorong. Jangka
sorong sedang digunakan untuk mengukur ketebalan logam.
A. 0,24 cm
B. 1,24 cm
C. 2,24 cm
D. 2,40 cm
E. 5,24 cm
21. Panjang tali yang diukur oleh seorang siswa adalah 0,20350 m. Jumlah
angka penting hasil pengukuran tersebut adalah…
A. dua
B. tiga
C. empat
D. lima
E. enam
22. Hasil pengukuran panjang sebuah benda adalah 10,3 cm dan lebarnya adalah
6,5 cm. Luas benda tersebut mempunyai angka penting sebanyak …
A. enam
B. lima
C. empat
D. tiga
E. dua
23. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu lantai adalah 13,23 m dan 4,3 m.
Menurut aturan angka penting, luas lantai tersebut adalah …
A. 56,889 m2
B. 56,89 m2
C. 56,9 m2
D. 56 m2
E. 57 m2
24. Idealnya sebuah alat ukur memiliki accuracy, presisi dan sensitivitas yang
baik sehingga tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan
akan akurat. Yang dimaksud presisi adalah .....
A. kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang mendekati hasil
sebenarnya
B. kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dari
pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama
C. kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan yang akan diukur
D. kemampuan alat ukur untuk menyesuaikan ukuran benda yang diukur
E. penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang sebenarnya
25. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 50 km/jam membentuk sudut 300
terhadap sumbu x positif. Besar komponen vektor kecepatan tersebut pada
sumbu x dan sumbu y berturut-turut adalah . . .
A. 25 km/jam dan 25√2 km/jam
B. 25 km/jam dan 25√3 km/jam
C. 25√3 km/jam dan 25 km/jam
D. 25√3 km/jam dan 25√2 km/jam
E. 25√3 km/jam dan 25√3 km/jam
26. Seseorang akan menyebrangi sungai dengan perahu. Orang itu mengarahkan
perahu tegak lurus arah sungai. Jika vektor kecepatan arus dinyatakan dengan ⃗⃗va = 5îm/s dan kecepatan perahu dinyatakan dengan v⃗⃗p = 12ĵm/s,
resultan kecepatan yang dialami perahu dinyatakan dengan . . . m/s.
A. ⃗ = 13 ̂
B. ⃗ = 13 ̂
C. ⃗ = 5 ̂+ 12 ̂
D. ⃗ = 12 ̂+ 5 ̂
E. ⃗ = 5 ̂+ 13 ̂
27. Dua buah gaya masing-masing 10 N dan 15 N membentuk sudut 600. Besar
resultan kedua gaya tersebut adalah . . .
A. 21,8 N
B. 21,7 N
C. 20,8 N
D. 20,7 N
E. 20,6 N
28. Momentum merupakan hasil kali massa dengan kecepatan. Sebuah kelereng mempunyai massa 10 gram bergerak
dengan persamaan kecepatan v⃗⃗ = (3î+ 3ĵ) m/s. Besar momentum yang dimiliki kelereng tersebut adalah . . . kg m/s.
A. 3
B. 3√2
C. 3 x 10-2
D. 3√2 x 10-2
E. 3√2 x 10-3
29. Usaha dirumuskan sebagai perkalian titik antara gaya dengan perpindahan.
⃗⃗ ̂
A. 9 Nm
B. 10 Nm
C. 15 Nm
D. 18 Nm
E. 20 Nm
30. Momen gaya dirumuskan sebagai perkalian silang antara gaya dengan vektor
posisi. Vektor posisi sebuah titik dinyatakan dengan ̂ dikenai gayar⃗=4î+3k dengan persamaan ⃗⃗ .̂ Momen gaya di titik tersebut dinyatakan F=2î+3ĵ+6k
dengan persamaan . . .
A. ⃗ = 8 ̂+ 18 ̂
B. ⃗=9−
̂ 18 +
̂ 12
C. ⃗ = 15 ̂+ 18 ̂− 9
D. ⃗ = −9 ̂− 18 ̂+ 12
E. ⃗=9+
̂ 18 −
̂ 12
Kunci Jawaban
Kegiatan Belajar 1
1. Ciri-ciri fisika sebagai ilmu pengetahuan:
a. Mempunyai obyek kajian berupa benda kongkret (nyata dan ada)
b. Dikembangkan berdasarkan pengalaman atau juga dengan
percobaan yang disengaja.
c. Sistematis, yaitu menggunakan langkah-langkah yang urut dan
bersifat baku.
d. Menggunakan cara berpikir logis dan konsisten, yaitu cara berpikir
yang menggunakan logika, teratur, dan disiplin.
e. Hasil kajiannya bersifat objektif, artinya selalu memihak kebenaran
ilmiah.
f. Hukum-hukum fisika yang dihasilkan dari berbagai percobaan berlaku
umum namun dengan beberapa ketentuan yang mendukung.
2. Peranan fisika dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi:
a. Gelombang elektromagnetik pada telepon genggam.
b. Fiber optik untuk jaringan internet.
c. Pengiriman data melalui satelit
3. Sikap positif terhadap lingkungan dan kaitan dengan sikap ilmiah yang
dimiliki seseorang setelah mereka mempelajari fisika.
4. Penerapan fisika bagi perkembangan teknologi yang apabila salah
dalam menerapkannya dapat mengakibatkan kerugian bagi manusia,
misalnya tentang teknologi nuklir, radiasi, persenjataan, dan sejenisnya.
5. Ruang lingkup Mata Pelajaran Fisika SMK Kelompok Teknologi Informasi
dan Komunikasi terdiri dari kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Kompetensi inti mencakup 3 ranah yaitu sikap, pengetahuan dan
ketrampilan. Kompetensi dasar dirumuskan dari kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 2
1. Peran atau fungsi laboratorium fisika sekolah adalah:
Kegiatan Belajar 3
1 . Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai yang
dinyatakan dengan angka-angka, dan pada umumnya mempunyai satuan
4. Dimensi tekanan ML-1T-2; volume L3; suhu mutlak ; dan jumlah zat N
pV nRT
R pV ML1T 2 xL3
nT Nx
ML2T 2 (N 1 x 1 )
2 2 1 1
R ML T N
Satuan = kg m2 s-2 mol-1 K-1
7. Notasi ilmiah
a. 750 g= 750 x (1 g)
= 750 x (10-3 kg)
= 7,5 x 102 (10-3 kg)
= 7,5 x 10-1 kg
b. 0,275 km = 0,275 x (1 km)
= 0,275 x (10-3 m)
= 2,75 x 10-1 x (10-3)
= 2,75 x 10-4 m
(1cm)
c. 10 cm/s = 10 x
(1s)
= 10 x (10 m)
2
(1s)
2 a.p
Kegiatan Belajar 4
1. Macam kesalahan dalam pengukuran:
1) Kesalahan umum disebabkan oleh adanya keterbatasan pada
pengamat,
2) Kesalahan sistematik disebabkan karena kesalahan instrumen
3) Kesalahan acak, disebabkan adanya fluktuasi yang halus pada
kondisi-kondisi pengukuran.
2. Perbedaan antara ketidakpastian mutlak dengan ketidakpastian relatif
1) Ketidakpastian mutlak (∆x) berhubungan dengan ketepatan pengukuran; makin kecil
ketidakpastian mutlak makin tinggi ketepatan pengukuran tersebut.
terkecil.
Cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran berulang
√ ∑2 − (∑ )2
1
∆ = ̅= −1
Kegiatan Belajar 5
1. Diketahui: ⃗ = 40 m/s barat laut
⃗ = ⃗ sin 450 = 40 m/s (12 √2) = 20√2 m/s ⃗ = ⃗ cos 450 = 40 m/s (12 √2) = 20√2 m/s
2. Vektor :
⃗ = ⃗ cos 300
1
= 20 (2 √3)
= 10√3
⃗ = ⃗ sin 300
1
= 20 (2)
= 10
∑ ⃗ = ⃗1 − ⃗2 = 10 − 6 = 4
= 21,4 satuan
Pengembangan Soal
LK 6
Pengembangan Soal
Petunjuk:
1. Bacalah bahan bacaan Modul Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran,
Kelompok Kompetensi H (Pedagogik).
2. Pelajari kompetensi dasar dan materi Besaran dan Satuan pada silabus yang
anda gunakan di sekolah.
3. Buatlah kisi-kisi soal materi Besaran dan Satuan dengan format berikut
No Materi Bentuk
Kompetensi Dasar Indikator
Urut Pokok Soal
2. Buatlah minimal 3 (tiga) soal pilihan ganda dan 2 (soal) soal uraian HOTS
(Higher Order Thinking Skill)
3. Masing-masing soal ditulis di kartu soal berikut.
2. Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
e. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
f. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban
salah", atau "Semua jawaban benar".
g. Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka
yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.
h. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
i. Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
3. Bahasa
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia.
b. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
c. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok
soal.
Penutup
A. Kesimpulan
Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains yang
mempelajari gejala alam. Sains merupakan sekumpulan pengetahuan tentang
obyek ddan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
ilmuwan. dan dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan
model yang teruji kebenarannya melalui serangkaian kegiatan dalam metode
ilmiah.
Fisika mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Oleh karena itu modul fisika untuk
guru pembelajar ini dikelompokkan menjadi 10 kelompok kompetensi. Modul ini
merupakan modul elompok kompetensi pertama yaitu Besaran dan Satuan.
Penerapan ilmu tentang besaran dan satuan sangat banyak dalam kehidupan.
Ketepatan dan ketelitian penerapan satuan dalam perhitunga suatu besaran sangat
diperlukan. Saat ini proses pengukuran telah didukung dengan peralatan modern.
Alat-alat ukur sudah berkembang pesat, namun alat ukur apapun tidak akan
bermanfaat dengan maksimal jika tidak dirawat dan digunakan sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu alat-alat ukur yang ada di laboratorium perlu dirawat agar
tetap dapat menghasilkan pengukuran yang tepat dan akurat
B. Tindak Lanjut
Setelah menuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti uji
kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas nilai
minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib mengikuti
diklat sesuai dengan perolehan nilai yang dicapai. Selain itu diharapkan Anda
dapat lebih memotivasi diri untuk terus meningkatkan kualitas dan potensi diri
sebagai guru sehingga mampu menguatkan karakter peserta didik dengan
mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Daftar Pustaka
Arend, Richard I. 2008. Learning to Teach Edisi ke Tujuh. Terjemahan Heri Prajitno
Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Joyce, Bruce. Weil, Marsha &.Calhoun, Emily 2009. Models of Teaching Edisi ke
Delapan. Terjemahan Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kamajaya. 2013. Cerdas Belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas X Jakarta:
Erlangga.
Lasmi, Ni Ketut. 2014. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA Bandung:
Grafindo Media Pratama
Mashuri, dkk. 2009. Fisika untuk Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi jilid 3.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Pujianto, dkk. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Klaten: Intan Pariwara.
Serway, Raymond A & Jewwet, John W.2004.Physic for Scientist and Engineers
(with Physic Now and Info Trac) 6th edition. Thomson Brook/Cole.
Wasis & Retno, Hasanah. 2004. Sistem Satuan dan Pengukuran. Jakarta:
Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Young, Hugh D. & Freedman Roger A. 1999. Universitas Jilid I Edisi ke Sepuluh.
Terjemahan Endang Juliastuti. Jakarta: Erlangga
Glosarium
ISTILAH KETERANGAN
Akurasi Berkaitan dengan ketepatan, hasil pengukuran
yang mendekati nilai sebenarnya.
Angka penting Angka-angka hasil pengukuran yang terdiri dari
angka pasti dan angka taksiran.
Besaran Sesuatu yang memiliki kuantitas/nilai dan satuan
Besaran pokok Besaran yang satuannya didefinisikan sendiri
melalui konferensi internasional
Besaran turunan Besaran-besaran yang satuannya diturunkan dari
besaran pokok.
Dimensi Salah satu bentuk deskripsi suatu besaran.
Jangka sorong Alat ukur panjang dengan nonius geser, umumnya
memiliki ketelitian hingga 0,1 mm atau 0,05 mm.
Kilogram (kg) Satuan SI untuk massa.
Massa benda Jumlah materi yang terkandung dalam suatu
benda.
Meter (m) Satuan SI untuk panjang.
Mikrometer sekrup Alat ukur panjang dengan nonius putar, umumnya
memiliki ketelitian hingga 0,01 mm.
Neraca lengan Alat ukur massa.
Neraca pegas Alat ukur gaya, termasuk gaya berat.
Newton (N) Satuan SI untuk gaya.
Nonius Skala tambahan yang membagi skala utama
menjadi nilai/kuantitas lebih kecil.
Panjang Jarak antara dua titik.
Paralaks Kesalahan yang terjadi karena pemilihan posisi
atau sudut pandang yang tidak tegak lurus.
Pengukuran Kegiatan membandingkan suatu besaran dengan
besaran lain sejenis yang digunakan sebagai
satuan.
Presisi Berkaitan dengan ketelitian, pengukuran yang
mengandung ketidak pastian kecil.
Sekon Satuan SI untuk waktu.
Skala terkecil Skala pada alat ukur yang nilainya paling kecil,
dibatasi oleh dua garis skala yang paling dekat.
SI Sistem Internasional, sistem satuan yang berbasis
sistem metrik.
Stopwatch Alat pengukur waktu.
Termometer Alat pengukur temperatur.
Waktu Selang antara dua kejadian atau peristiwa.
MATA PELAJARAN/
KOMPETENSI KEAHLIAN
FISIKA TEKNOLOGI REKAYASA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI A
PEDAGOGIK:
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Penulis:
Drs. Hari Amanto, M.Pd, No HP : 081334528524
Perevis:
Dr. Agung Suprihatin, S.Pd, M.Si, No HP: 08125200594
Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd.
Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal
Daftar Isi ...................................................................................................................................... iii
Daftar Gambar ........................................................................................................................... v
Pendahuluan .............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................................ 2
C. Peta Kompetensi ........................................................................................................ 3
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 3
E. Cara Penggunaan Modul ......................................................................................... 4
Kegiatan Pembelajaran 1 Karakteristik Peserta Didik ........................................... 11
A. Tujuan .......................................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................................... 11
C. Uraian Materi ............................................................................................................. 11
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................... 22
E. Latihan/Tugas/Kasus .............................................................................................. 23
F. Rangkuman ................................................................................................................ 25
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................................... 26
Kegiatan Pembelajaran 2 Potensi Peserta Didik ...................................................... 27
A. Tujuan .......................................................................................................................... 27
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................................... 27
C. Uraian Materi ............................................................................................................. 27
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................... 41
E. Latihan/Tugas/Kasus .............................................................................................. 46
F. Rangkuman ................................................................................................................ 48
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................................... 48
Kegiatan Pembelajaran 3 Bekal Ajar Awal Peserta Didik ..................................... 51
A. Tujuan .......................................................................................................................... 51
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................................... 51
C. Uraian Materi ............................................................................................................. 51
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................... 59
Daftar Gambar
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
BIDANG KEAHLIAN : PEDAGOGIK
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
PED0100000-00 Perkembangan Peserta Didik
PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum
PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik
PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran
PED0600000-00 Pengembangan Potensi Peserta Didik
PED0700000-00 Komunikasi Efektif
PED0800000-00 Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
PED0900000-00 Pemanfaataan Hasil Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
PED0100000-00 Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran.
D. Ruang Lingkup
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A
(Perkembangan Peserta Didik), fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi
materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi
oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh
peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A
(Perkembangan Peserta Didik), fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
e. Refleksi
pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi
materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi
oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh
peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
E. 3. Lembar Kerja
Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok kompetensi A
(Perkembangan Peserta Didik), terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang
didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan
penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini memiliki beberapa lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.
Kegiatan Pembelajaran 1
Karakteristik Peserta Didik
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut
fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah mengalami tumbuh
kembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten
menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Peserta didik memiliki potensi–potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia
merupakan insan yang unik. Potensi–potensi khas yang dimilikinya perlu
dikembangkan serta direalisasikan sehingga mencapai tahapan perkembangan
yang optimal. Oleh karena itu setiap pendidik harus menekankan dan
memberikan teladan yang baik terkait sikap menghargai setiap perbedaan dan
keberagaman potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik. Selain itu,
peserta didik memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri dari
kebergantungan pada pihak lain.
Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character) berasal dari bahasa Yunani
(Greek), yaitu charassein yang berarti to engrave (Ryan and Bohlin, 1999: 5).
Kata to engrave bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau
menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987: 214).
Menurut Moh. Uzer Usman (1989) Karakteristik mengacu kepada karakter dan
gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga
tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah diperhatikan.
Secara Umum karakteristik peserta didik adalah pola/gaya hidup individu secara
umum (yang dipengaruhi oleh usia, gender, latar belakang) yang telah dibawa
sejak lahir dan dari lingkungan sosialnya untuk menentukan kualitas hidupnya.
tersenyum Senang
cemberut
Suka
tertawa
Tidak menentu
sedih
bahagia
ceria
yang berpusat pada peserta didik ini memberikan makna bahwa peserta didik
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang akan dipelajari dan gaya belajarnya
(learning style) untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh sebab itu
seorang pendidik harus mengenal karakteristik setiap peserta didik di dalam
proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh seluruh
peserta didik.
Seorang pendidik memiliki peran multifungsi, sebagai konselor, dia mendidik dan
membimbing peserta didiknya dengan benar, memotivasi dan memberi sugesti
yang positif, serta memberikan solusi yang tepat dan tuntas dalam
menyelesaikan masalah peserta didik. Selain itu pendidik juga harus
memperhatikan karakter dan kondisi kejiwaan peserta didiknya. Pendidik juga
bisa berperan sebagai seorang dokter yang memberikan terapi dan obat pada
pasiennya sesuai dengan diagnosisnya. Pendidik juga dapat berperan sebagai
seorang ulama. Dalam hal ini pendidik membimbing dan menuntun batin atau
kejiwaan peserta didik, memberikan pencerahan yang menyejukkan dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi peserta didik dengan pendekatan
agama yang hasilnya diharapkan akan lebih baik.
kejadian tersebut, maka Anda pun diharapkan akan bisa mencari solusinya dan
kalau situasi sudah dapat dikuasai maka proses pembelajaran diharapkan akan
lebih lancar dan tujuan akan tercapai.
Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk
menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa
depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan,
menilai dan memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2005).
Istilah kemampuan dan kecerdasan luar biasa sering dipadankan dengan istilah
gifted atau berbakat. Meskipun hingga saat ini belum ada satu definisi tunggal
yang mencakup seluruh pengertian anak berbakat. Sebutan lain bagi anak gifted
ini misalnya genius, bright, dan talented.
Sosial-emosional berasal dari kata sosial dan emosi. Aspek sosial peserta didik
berkaitan dengan hubungan antara individu dengan orang-orang di sekitarnya.
Sehingga perkembangan sosial peserta didik juga berkaitan dengan lingkungan
sekitarnya. Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam
hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral agama.
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan
hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2000) emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah
dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap
rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira
mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat
tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi
berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi
dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat
mengganggu perilaku intensional manusia. Goleman (2000) mengemukakan
beberapa macam emosi yaitu :
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus
asa
Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu penting diketahui
pendidik. Berikut adalah pengaruh emosi yang umum:
a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.
b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena suatu
kegagalan.
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu dalam
keadaan gugup.
d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
ilmiah yang telah dikemukakan Zohar, semakin memberikan keyakinan pada kita
bahwa potensi kecerdasan spiritual naluri ber-Tuhan memang sudah terpatri
dalam diri manusia sejak lahir. Anak-anak dilahirkan dengan kecerdasan spiritual
yang tinggi. Namun perlakuan yang tidak tepat dari orang tua, sekolah dan
lingkungan seringkali merusak apa yang mereka miliki, padahal potensi spiritual
quotient (SQ) yang terpelihara akan mengoptimalkan intelligence quotient (IQ)
dan emotional quotient (EQ). Di sinilah letak urgensi dari pendidikan. Pendidikan
dalam prosesnya dituntut mampu untuk mengembangkan dan memelihara
potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kunci dari kecerdasan spiritual adalah
mengetahui nilai dan tujuan terdalam diri kita.
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan/Tugas/Kasus
Jawablah soal-soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang
Saudara anggap benar!
1. Secara umum karakteristik peserta didik didefinisikan sebagai…
A. pola/gaya hidup individu secara umum (yang dipengaruhi oleh usia,
gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan tidak terkait
dengan lingkungan sosialnya untuk menentukan kualitas hidupnya.
B. pola/gaya hidup individu secara umum (yang tidak dipengaruhi oleh
usia, gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan dari
lingkungan sosialnya untuk menentukan kualitas hidupnya.
F. Rangkuman
Baik = 80 –89 %
Cukup = 70 –79 %
Kurang = 0 –69 %
Kegiatan Pembelajaran 2
Potensi Peserta Didik
A. Tujuan
3. Potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu diidentifikasi sesuai
faktor yang mempengaruhinya.
C. Uraian Materi
Potensi adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan sehingga dapat berprestasi. Setiap manusia pasti
memiliki potensi dan bisa mengembangkan dirinya untuk menjadi yang lebih baik.
Potensi fisik merupakan kondisi kesehatan fisik dan berfungsinya anggota tubuh
dengan baik yang diperoleh dari pemeriksaan oleh tenaga medis, observasi perilaku,
wawancara, dan pengisian angket akan menunjang kelancaran peserta didik
melakukan aktivitas belajar dan memaksimalkan keberhasilan peserta didik dalam
belajar. Organ tubuh akan berfungsi dengan baik dan maksimal apabila kondisi
kesehatan peserta didik juga baik.
Potensi intelektual atau kekuatan otak individu berkaitan dengan daya nalar dan
logika yang berupa kemampuan untuk mempelajari keterampilan, menganalisis, dan
lain lain. Faktor-faktor yang memengaruhi potensi intelektual individu adalah faktor
internal, misalnya motivasi, kemauan, kemampuan dan faktor eksternal, misalnya
sarana dan daya dukung penunjang. Kedua faktor ini sangat memberikan pengaruh
pada pencapaian kemampuan intelektual yang maksimal dari peserta didik. Faktor
internal peserta didik yang dominan memberikan kecenderungan kekuatan daya
juang yang besar saat menghadapi kesulitan dalam proses belajar.
Potensi kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi dinamis dari sistem
psiko-fisik dalam berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara
yang unik. Aspek-aspek sikap kepribadian diantaranya mencakup karakter,
temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas, dan sosiabilitas. Berdasarkan
pandangan psikologi, sikap mengandung unsur penilaian dan reaksi afektif, sehingga
menghasilkan motif. Sikap terbentuk melalui hasil belajar dari interaksi dan
pengalaman seseorang dan bukan faktor bawaan.
Minat didefinisikan sebagai suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Minat peserta didik dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menerima
pembelajaran. Bakat menurut didefinisikan sebagai kemampuan umum yang
dimiliki seorang peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu bakat mempengaruhi
keberhasilan individu mencapai sesuatu. Ahli psikologi lainnya mengatakan bakat
adalah kemampuan dasar untuk melakukan suatu tugas tanpa upaya pendidikan
atau pelatihan.
Moral merupakan ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya. Adapun keagamaan peserta didik berkaitan
dengan konsep ketuhanan yang dianutnya. Moral dan keagamaan individu
memberikan pengaruh pada pembentukan nilai dan keyakinan yang dianutnya.
Peserta didik yang memiliki keyakinan akan nilai-nilai kebenaran, kearifan, dan
saling menghargai akan berdampak pada proses dan hasil pencapaian potensi
peserta didik.
a. Faktor Internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang berperan mengembangkan
dirinya sendiri.
1) Fisik
Setiap individu mempunyai ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan; karakteristik
bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
2) Psikologis
Faktor psikologis berkaitan dengan hal kejiwaan, kapasitas mental, emosi, dan
intelegensi individu. Kemampuan berpikir peserta didik memberikan pengaruh
pada hal memecahkan masalah dan juga berbahasa. Hal lain yang berkaitan
dengan aspek psikologi peserta didik antara lain: kecerdasan siswa, motivasi,
minat, sikap, dan bakat.
a) Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang
lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan
organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu
sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh
aktivitas manusia. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar
siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar
peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.Sebaliknya,
semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu
mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari
orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh
setiap calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan
arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi
dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang
siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk
membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya,
tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar,
motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi
intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar
(ekstrinsik).
1) Motivasi Intrinsik
Menurut Arden N. F (Hayinah, 1992) motivasi intrinsik meliputi: a)
Dorongan ingin tahu b) Sifat positif dan kreatif c) Keinginan mencapai
prestasi d) Kebutuhan untuk menguasai ilmu dan pengetahuan yang
berguna bagi dirinya
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar individu tetapi
memberi pengaruh terhadap kemauan belajar.
c) Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Menurut Reber
(Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi
disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya,
seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan
dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena
jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak
bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dipelajarinya. Untuk membangkitkan minat belajar
siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.antara lain, pertama,
dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak
membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang
membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan
seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa
menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar.
Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi.Dalam hal ini, alangkah
baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai
dengan minatnya.
e) Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat.
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang (Syah, 2003).Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994)
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang
siswa untuk belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal atau faktor dari luar diri peserta didik meliputi:
1) Lingkungan Sosial Masyarakat
Lingkungan sosial individu adalah lingkungan dimana seorang individu
berinteraksi dengan individu lainnya dalam suatu ikatan norma dan peraturan.
Kondisi lingkungan yang sehat dan mendukung secara positif terhadap proses
belajar peserta didik akan memberikan pengaruh yang positif pada
perkembangan potensi peserta didik. Lingkungan masyarakat yang kumuh,
dan tidak mendukung secara positif seperti; banyaknya pengangguran, dan
anak terlantar akan memberikan pengaruh negatif pada aktifitas dan potensi
peserta didik.
3) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah, seperti teman sekelas, guru, dan staf administrasi dapat
memberikan pengaruh terhadap proses belajar peserta didik. Hubungan baik
dan harmonis diantara ketiganya memberikan pengaruh pada proses belajar.
Memberikan motivasi yang positif , dan kesempatan pada peserta didik untuk
belajar dan berkembang akan sangat berpengaruh pada pencapaian
potensinya. Guru harus dapat mengamati dengan baik karakteristik dari
peserta didik.
merupakan salah satu peran penting dari pendidik. Perbedaan ras, dan etnik
akan memunculkan perbedaan dialek bahasa, nilai dan keyakinan yang
kesemuanya itu akan sangat membawa pengaruh dalam proses
pengembangan potensi peserta didik. Pendidik harus peka dan memiliki sikap
positif terhadap perbedaan karakteristik peserta didiknya. Mc. Graw Hill dalam
bukunya Learning to Teach (2009) menyatakan bahwa ketika penggunaan
dialek bahasa keluarga yang dipakai oleh peserta didik di Amerika dipaksa
untuk dihapuskan, maka kecenderungan prestasi akademik siswa tidak
mengalami peningkatan, justru memunculkan kondisi emosional yang negatif
pada mereka. Pendidik sebaiknya senantiasa mampu memunculkan kondisi
emosi positif pada peserta didik dengan segala keberagaman karakteristik
mereka.
Bakat yang dimiliki seseorang tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada orang
yang berbakat pada ilmu alam, tetapi tidak berbakat pada ilmu sosial, ada yang
berbakat di bidang olahraga, tetapi tidak berbakat di kesenian, ada yang
berbakat di bidang kesenian, tetapi tidak berbakat di keterampilan. Bakat yang
dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar.
Ketiga potensi di atas ada pada setiap individu dan merupakan pemberian atau
bawaan dari lahirnya. Permasalahnnya sekarang adalah, apakah kita telah
melakukan hal-hal yang menopang intelektual, bakat, dan minat kita untuk
berkembang optimal atau belum. Untuk mengidentifikasi potensi peserta didik
dapat dikenali dari ciri-ciri (indikator) keberbakatan peserta didik dan
kecenderungan minat jabatan.
Bakat dan minat berpengaruh pada prestasi mata pelajaran tertentu. Dalam satu
kelas, bakat dan minat peserta didik yang satu berbeda dengan bakat dan minat
peserta didik yang lainnya. Namun setiap peserta didik diharapkan dapat
menguasai semua materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Dengan
bakat dan minat masing-masing, prestasi peserta didik pada mata pelajaran
tertentu akan berbeda dengan prestasi belajar peserta didik yang lain pada mata
pelajaran yang sama. Selain itu, prestasi peserta didik pada mata pelajaran yang
satu bisa berbeda dengan prestasinya pada pelajaran yang lain.
Ada tiga kelompok ciri keberbakatan, yaitu: (1) kemampuan umum yang
tergolong di atas rata-rata (above average ability), (2) kreativitas (creativity)
tergolong tinggi, (3) komitmen terhadap tugas (task commitment) tergolong tinggi.
Lebih lanjut Yaumil (1991) menjelaskan bahwa: (1) Kemampuan umum di atas
rata-rata merujuk pada kenyataan antara lain bahwa peserta didik berbakat
memiliki perbendaharaan kata-kata yang lebih banyak dan lebih maju
dibandingkan peserta didik biasa; cepat menangkap hubungan sebab akibat;
cepat memahami prinsip dasar dari suatu konsep; seorang pengamat yang tekun
dan waspada; mengingat dengan tepat serta memiliki informasi aktual; selalu
bertanya-tanya; cepat sampai pada kesimpulan yang tepat mengenai kejadian,
fakta, orang atau benda. (2) Ciri-ciri kreativitas antara lain: menunjukkan rasa
ingin tahu yang luar biasa; menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan
guna memecahkan persoalan; sering mengajukan tanggapan yang unik dan
pintar; tidak terhambat mengemukakan pendapat; berani mengambil resiko; suka
mencoba; peka terhadap keindahan dan segi-segi estetika dari lingkungannya.
(3) komitmen terhadap tugas sering dikaitkan dengan motivasi instrinsik untuk
berprestasi, ciri-cirinya mudah terbenam dan benar-benar terlibat dalam suatu
tugas; sangat tangguh dan ulet menyelesaikan masalah; bosan menghadapi
tugas rutin; mendambakan dan mengejar hasil sempurna; lebih suka bekerja
secara mandiri; sangat terikat pada nilai-nilai baik dan menjauhi nilai-nilai buruk;
bertanggung jawab, berdisiplin; sulit mengubah pendapat yang telah diyakininya.
2) Indikator kreativitas
Indikator-indikator kreativitas peserta didik meliputi hal-hal berikut ini.
a. memiliki rasa ingin tahu yang besar
b. sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
c. memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
d. mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
e. mempunyai/menghargai rasa keindahan
f. mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah
terpengaruh orang lain
g. memiliki rasa humor tinggi
h. mempunyai daya imajinasi yang kuat
i. mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang
berbeda dari orang lain (orisinil)
j. dapat bekerja sendiri
k. senang mencoba hal-hal baru
l. mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan
elaborasi)
3) Indikator motivasi
Motivasi peserta didik ditandai dengan indikator-indikator seperti berikut ini.
a. tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak berhenti sebelum selesai)
b. ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
Laporan hasil penjaringan potensi peserta didik (LK 2.e) dapat dimanfaatkan
sebagai masukan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling,
terutama dalam program pelayanan bimbingan belajar dan bimbingan karir.
D. Aktivitas Pembelajaran
Jumlah Skor :
Jumlah skor dapat dihitung dari banyaknya yang memilih setiap kolom dikalikan
dengan nilai skor pada masing-masing kolom, jadi jumlah skor dari tabel diatas
adalah :
Kolom 1 =2x1 =2
Kolom 2 =4x2 =8
Kolom 3 = 4 x 3 = 12
Kolom 4 =2x4 =8
----------------------
Jumlah = 30
Setelah didapatkan skor dimensi kreativitas di atas, hal yang sama dilakukan
terhadap dimensi belajar dan dimensi motivasi. Selanjutnya ketiga skor tersebut
dijumlahkan. Hal ini dilakukan untuk setiap siswa yang dinilai oleh guru
mempunyai potensi keberbakatan intelektual. Sebaiknya guru yang mengajar
mata pelajaran matematika, bahasa, sains, dan pengetahuan sosial memberikan
skala nominasi pada setiap siswa. Akhirnya skor total masing-masing guru pada
siswa tersebut dijumlahkan dan angka yang diperoleh merupakan skor nominasi
guru untuk siswa yang bersangkutan.
1. Suka berhitung
5. Suka menulis
E. Latihan/Tugas/Kasus
Jawablah soal-soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang
Saudara anggap benar!
1. Kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan sehingga dapat berprestasi dikena
sebagai.…
A. motivasi
B. minat
C. bakat
D. potensi
3. Bakat dan minat berpengaruh pada prestasi mata pelajaran tertentu. Ada tiga
kelompok ciri keberbakatan, yaitu: ….
A. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kreativitas tergolong
tinggi, dan komitmen terhadap tugas tergolong tinggi
B. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kemandirian tergolong
tinggi, dan komitmen terhadap tugas tergolong tinggi
C. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kreativitas tergolong
tinggi, dan pengabdian terhadap tugas tergolong tinggi
D. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kemandirian tergolong
tinggi, dan pengabdian terhadap tugas tergolong tinggi
F. Rangkuman
Sebagai seorang pendidik tentunya tidak hanya bertugas mengajar di kelas saja,
akan tetapi mendidik, mengajar, dan juga melatih. Hal ini sangatl tepat apabila
dikaitkan dengan pembentukan karakter yang baik bagi para peserta didik.
Seperti apa seorang pendidik mendidik, bagaimana mengajar, dan bagaimana
melatih para peserta didik. Semua tantangan di atas berawal dari pendidik itu
sendiri, bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, diantaranya
dengan kesan pertama pendidik itu berada di lingkungan kelas.
Setiap peserta didik memiliki potensi. Potensi peserta didik yang dimaksud
adalah kemampuan yang mungkin dikembangkan atau menunjang potensi lain.
Potensi ini meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral
dan religius.
Faktor-faktor yang memengaruhi potensi peserta didik berasal dari aspek internal
dan eksternal. Selain itu, aspek fisik, psikologis dan lingkungan sosial budaya
juga berperan penting. Pendidik harus mampu mengidentikasi dengan cermat
keberagaman karakteristik peserta didik agar proses dan hasil belajar dari
peserta didik menjadi maksimal. Secara umum potensi peserta didik dapat
diidentifikasi berdasarkan bakat dan minatnya.
Baik = 80 –89 %
Cukup = 70 –79 %
Kurang = 0 –69 %
Kegiatan Pembelajaran 3
Bekal Ajar Awal Peserta Didik
A. Tujuan
C. Uraian Materi
yang efektif dan sesuai dengan karakteristik individu peserta didik sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna.
Bekal ajar awal peserta didik dapat pula diartikan kemampuan awal (entry
behavior), yakni kemampuan yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia
memperoleh kemampuan akhir tertentu yang baru. Kemampuan awal
menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan peserta didik saat ini untuk
menuju ke status mendatang yang diinginkan sesuai tujuan pembelajaran agar
tercapai oleh peserta didik. Dengan identifikasi kemampuan awal ini dapat
ditentukan dari mana pembelajaran harus dimulai. Sikap awal peserta didik
merupakan salah satu variabel didefenisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas
perseorangan peserta didik. Aspek ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi
belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir yang telah dimiliki peserta didik.
a) Belajar isyarat (signal learning). Yaitu belajar dimana tidak semua reaksi
sepontan manusia menimbulkan respon dalam konteks inilah signal learning
terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada
muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian
diturunkan.
b) Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat
terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
(reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya
yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran
tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru memberI
pertanyaan kemudian peserta didik menjawab.
c) Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat
gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak
dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari
awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
d) Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar
menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang
atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.
Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bantuan
alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
e) Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi
yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya
yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa
kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak
versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru
memberikan sebuah bentuk (kubus) peserta didik menerka ada yang bilang
berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
f) Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklasifikasikan stimulus, atau
menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu
konsep. (konsep: satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu
memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami
prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam topik
mekanika teknik.
g) Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk
menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa
konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada peserta didik
yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban peserta didik,
dalam hal itu hukuman diberikan supaya peserta didik tidak mengulangi
kesalahannya.
h) Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe
belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah,
sehingga terbentuk kaidah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya
yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada peserta
didik untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari
masalah tersebut.
Dalam mengenal dan mengetahui sikap awal dan karakteristik peserta didik
biasanya diterapkan dalam beberapa cara, yaitu:
a. Secara langsung dengan menggunakan metode-metode tertentu dengan
melakukan pengambilan data yang ada dilapangan, baik melalui pengumpulan
data, observasi dan sebagainya.
b. Secara tidak langsung melalui orang-orang terdekat dari peserta didik yang
bersangkutan.
c. Dan juga bisa dilakukan melalui lingkungan peserta didik yang bersangkutan.
Langkah lebih lengkap yang dapat dilakukan sebagai latihan dalam menganalisis
sikap dan karakteristik peserta didik, sebagai berikut :
a) Kumpulkanlah data sikap awal peserta didik dari sampel. Di samping data dari
orang-orang yang dekat dengan sasaran, diperlukan pula data dari sampel
sasaran itu sendiri dengan bentuk self-report. Ikutilah langkah-langkah
sebagai berikut:
Tulislah kembali perilaku khusus yang telah berhasil Anda buat dalam
analisis intruksional;
Atas dasar perilaku khusus tersebut, buatlah skala penilaian dalam bentuk
skala Likert (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju);
Berilah pengantar cara mengisi skala penilaian tersebut dan perbanyak
secukupnya;
Berikan skala penilaian tersebut kepada sejumlah orang yang dapat
mewakili populasi sasaran. Jumlahnya juga tergantung dari besarnya
populasi sasaran. Yang paling penting diperhatikan adalah orang-orang
tersebut memang memiliki ciri seperti populasi sasaran, sehingga dapat
dipandang sebagai sampel yang representative;
Kumpulkan hasil isian tersebut
b) Kumpulkanlah data sikap awal peserta didik dengan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
Buatlah daftar pertanyaan atau kuisioner tentang sikap awal peserta didik,
dengan mengambil poin-poin materi yang akan diajarkan secara
keseluruhan atau secara parsial memilih salah satu bahasan yang akan
diajarkan.
Berikanlah kuisioner tersebut kepada sejumlah sampel yang dapat
mewakili populasi sasaran;
Kumpulkan hasilnya.
c) Analisislah hasil pengumpulan data untuk menentukan sikap awal yang telah
dikuasai. Kelompokkan sikap yang mendapat nilai cukup dan di atasnya.
Pisahkan dari sikap yang masih sedang, kurang atau buruk.
d) Buatlah garis batas antara kedua kelompok perilaku tersebut pada bagan
hasil analisis instruksional untuk menunjukkan dua hal sebagai berikut:
Sikap yang ada di bawah garis batas adalah perilaku yang telah dikuasai
oleh populasi sasaran sampai tingkat cukup dan baik. Sikap ini tidak akan
diajarkan kembali kepada peserta didik;
Sikap yang ada di atas garis batas adalah sikap yang belum dikuasai oleh
populasi sasaran atau baru dikuasai sampai tingkat sedang, kurang, dan
buruk. Sikap-sikap tersebut akan diajarkan kepada peserta didik.
e) Susunlah urutan sikap yang ada di atas garis batas untuk dijadikan pedoman
dalam menentukan urutan materi pelajaran.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Presentasikan peta konsep materi yang telah Saudara buat (LK 3.a)
pada kelompok belajar guru (MGMP) dengan memperhatikan dan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 59
mengimplementasikan kaidah-kaidah presentasi dan bekerja dalam
Lakukan identifikasi bekal pengetahuan awal peserta didik pada mata pelajaran
yang Saudara ampu dalam topik tertentu lalu gunakan hasilnya untuk menyusun
strategi pembelajaran yang paling tepat untuk menyampaikan topik tersebut
dengan langkah-langkah seperti berikut ini.
1. Pilihlah salah satu topik pembelajaran mata pelajaran yang Saudara ampu.
2. Siapkan peta konsep kosong untuk diisi oleh peserta didik.
3. Mintalah para peserta didik mengisi peta konsep yang telah Saudara sediakan
dalam rentang waktu yang telah ditentukan.
4. Kumpulkan hasil isian peserta didik, lalu lakukan pengelompokan terkait bekal
pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik.
5. Susunlah strategi pembelajaran yang Saudara anggap paling tepat untuk
menyampaikan topik tersebut sesuai dengan hasil identifikasi yang telah
dilakukan.
E. Latihan/Tugas/Kasus
Jawablah soal-soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang
Saudara anggap benar!
1. Kegiatan mengidentifikasi peserta didik dalam pengembangan pembelajaran
merupakan pendekatan dengan ciri….
A. menerima peserta didik apa adanya
B. menyeleksi peserta didik yang memenuhi syarat
2. Bekal ajar awal peserta didik atau dapat pula diartikan kemampuan awal
(entry behavior), adalah .….
A. kemampuan yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh
kemampuan akhir tertentu yang baru
B. kemampuan yang akan diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh
kemampuan akhir tertentu yang baru
C. kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah dia mengikuti proses
pembelajaran di jenjang pendidikan tertentu
D. kemampuan yang mungkin diperoleh peserta didik setelah dia berinteraksi
dengan lingkungan yang baru
F. Rangkuman
Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan
instruksional khusus atau TIK. Kegiatan ini memberi manfaat:
Baik = 80 –89 %
Cukup = 70 –79 %
Kurang = 0 –69 %
Kegiatan Pembelajaran 4
Kesulitan Belajar Peserta Didik
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Di samping defenisi tersebut, terdapat definisi lain yang dikemukakan oleh The
National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman
(2003 : 07) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan
yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan
b) Faktor Psikologis
Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi , minat,
sikap dan bakat.
b) Lingkungan masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik akan
memengaruhi belajar peserta didik. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar
peserta didik, paling tidak peserta didik kesulitan ketika memerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilkinya.
c) Lingkungan keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga,
semuannya dapat memberikan dampak negatif terhadap aktivitas belajar
peserta didik. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak,
atau adik yang harmonis akan membantu peserta didik melakukan aktivitas
belajar dengan baik.
1) Hiperaktif
Anak hiperaktif cenderung tidak bisa diam. Ia cenderung bergerak terus
menerus, kadang suka berlarian, melompatlompat, bahkan teriak-teriak di
kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol, karena ia melakukan aktivitas sesuai
kemauannya sendiri.
2) Distractibility Child
Anak distractibility seringkali mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain
di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, tetapi tidak bisa memusatkan perhatian
pada kegiatankegiatan yang berlangsung di kelas. Anak ini juga cepat bosan.
3) Poor Self Concept
Anak yang poor self concept cenderung pendiam, pasif, dan mudah
tersinggung. Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa
tidak mampu dan cenderung kurang berani bergaul serta suka menyendiri.
4) Impulsif
Anak yang impulsif cepat sekali bereaksi terhadap sesuatu di sekitarnya,
tetapi hal tersebut justru mencerminkan ketidakmampuannya. Misalnya,
setiap guru memberi pertanyaan, anak ini cepat bereaksi untuk cepat
menjawab. Anak ini seperti ingin menunjukkan bahwa ia pandai. Padahal cara
menjawabnya justru mencerminkan ketidakmampuannya.
5) Distructive Behavior
Anak ini memiliki perilaku yang agresif. Sikap agresif yang negatif dalam
bentuk membanting dan melempar menunjukkan bahwa anak ini adalah anak
yang bermasalah (trouble maker). Anak ini cepat tersinggung dan
bertempramen tinggi, sehingga menjadi agresif.
6) Disruptive Behavior
Anak ini sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan. Dengan nada
mengejek, anak ini cenderung menentang guru.
7) Dependency Child
Pada awalnya anak ini seperti sangat bergantung pada orangtuanya, dan
sering merasa takut serta tidak mampu memberanikan diri untuk melakukan
sesuatu sendiri. Hal ini terjadi karena sikap orangtua yang terlalu over
protektif atau sangat melindungi.
8) Withdrawal
Anak yang withdrawal yaitu anak yang suka menarik diri dan pemalu.
Keadaan sosial ekonomi yang rendah akan mengakibatkan anak merasa
bahwa dirinya bodoh dan enggan untuk mencoba membuat atau mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan karena dirinya merasa tidak mampu.
9) Learning Disability
Anak ini tidak memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak
normal yang sebayanya. Anak seperti ini sulit untuk menganalisis, menangkap
isi pelajaran, dan mengaplikasikan apa yang dipelajari.
10) Learning Disorder
Anak ini mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik maupun saraf. Anak
seperti ini cenderung sulit belajar secara normal, sehingga membutuhkan
penanganan para ahli yang dilakukan oleh lembaga-lembaga khusus.
11) Underachiever
Anak ini mempunyai potensi intelektual di atas rata-rata, namun potensi
akademiknya di kelas sangat rendah. Semangat belajarnya juga sangat
rendah.
12) Overachiever
Anak ini mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi. Ia merespon
dengan cepat. Anak ini tidak bisa menerima kegagalan dan tidak mudah
menerima kritikan dari siapapun termasuk dari gurunya.
13) Slowlearner
Anak ini sulit menangkap pelajaran di kelas dan membutuhkan waktu yang
lama untuk dapat menjawab dan mengerjakan tugas-tugasnya.
14) Social Interception
Anak ini kurang peka dan tidak peduli terhadap lingkungannya. Anak ini
kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan teman-
teman yang ada di kelas.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Presentasikan peta konsep materi yang telah Saudara buat (LK 4.a)
pada kelompok belajar guru (MGMP) dengan memperhatikan dan
mengimplementasikan kaidah-kaidah presentasi dan bekerja dalam
kelompok (menghargai pendapat orang lain, menjalankan hasil
kesepakatan).
2. Lakukan juga kajian terhadap nilai hasil belajar peserta didik, berdasarkan
data yang tersebut, adakah kemungkinan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar.
E. Latihan/Tugas/Kasus
Jawablah soal-soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang
Saudara anggap benar!
1. Kesulitan belajar peserta didik yang berkaitan dengan kurang berfungsinya
otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain merupakan kesulitan
belajar yang disebabkan oleh faktor.….
A. psikologi
B. inteligensi
C. fisiologi
D. sosial
2. Ada tiga jenis kesulitan belajar yang seringkali ditemui dalam perkembangan
seorang peserta didik. Berikut ini yang merupakan bentuk kesulitan akademis
dalam belajar adalah .….
A. Kesulitan membaca, berhitung, dan memahami suatu objek
B. Kesulitan membaca, menulis, dan berhitung
C. Kesulitan membaca, menulis, dan memahami suatu objek
D. Kesulitan menulis, berhitung, dan memahami suatu objek
F. Rangkuman
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran
atau tulisan.
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar itu biasa dikenal dengan sebutan
prestasi rendah/kurang (under achiever). Peserta didik ini tergolong memiliki IQ
tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah (di bawah rata-rata kelas).
Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar ialah suatu keadaan dimana peserta
didik tidak dapat menyerap pelajaran dengan sebagaimana mestinya.
Baik = 80 –89 %
Cukup = 70 –79 %
Kurang = 0 –69 %
NO KUNCI JAWABAN
1 D
2 A
3 B
4 C
5 A
NO KUNCI JAWABAN
1 D
2 C
3 D
4 A
5 B
NO KUNCI JAWABAN
1 A
2 A
3 C
4 D
5 B
NO KUNCI JAWABAN
1 C
2 B
3 B
4 A
5 D
Evaluasi
A. Soal Evaluasi
Petunjuk:
1. Bacalah dengan seksama soal berikut ini
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar
Soal :
1. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah ….
A. individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan jiwa
B. individu yang sedang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan pembelajaran
C. individu yang sedang dalam proses perencanaan pendidikan dan
pengajaran
D. individu yang sedang berada dalam proses pendidikan dan perkembangan
B. gaya hidup individu secara umum yang dipengaruhi oleh usia, gender,
dan latar belakang yang telah dibawa sejak lahir dan dari lingkungan
sosialnya untuk menantukan kualitas hidupnya
C. gaya hidup kelompok secara umum yang dipengaruhi oleh gender, dan
latar belakang yang telah dibawa sejak lahir dan dari lingkungan
sosialnya untuk menantukan kualitas hidupnya
D. gaya hidup individu secara umum yang dipengaruhi oleh usia, dan
gender, yang telah dibawa sejak lahir dan dari lingkungan keluarga
untuk menantukan kualitas hidupnya
B. potensi anak
C. potensi kelompok
D. potensi diri
6. Menurut Newman dan Logan terdapat empat (4) unsur strategi dari setiap
usaha, yaitu output and target, basic way, steps dan criteria and
standard. Jika usaha tersebut kita terapkan dalam pendidikan maka
unsur pertama adalah sepadan dengan….
A. mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran
yang dipandang paling efektif
B. mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran
C. menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik
D. menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan
atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan
10. Aspek yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik adalah ……..
A. aspek keturunan, psikologis, aspek sosial dan non sosial
B. aspek lingkungan, gender, aspek sosial dan non sosial
C. aspek fisiologis, psikologis, aspek sosial dan non sosial
D. aspek gender, psikologis, aspek sosial dan non sosial
NO Kunci Jawaban
1 B
2 A
3 B
4 C
5 D
6 C
7 A
8 D
9 A
10 C
Penutup
A. Kesimpulan
Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan
instruksional, kegiatan ini memberi manfaat:
a. Untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat dijadikan petunjuk
dalam mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran;
b. Hasil kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa akan
merupa-kan salah satu dasar dalam mengembangkan sistem instruksional
yang sesuai untuk siswa.
Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar terdiri atas faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini
meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal yang
memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
lingkungan sosial dan factor lingkungan nonsosial.
B. Tindak Lanjut
Daftar Pustaka
Glosarium
Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon
atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar dirinya
Faktor akademis adalah jumlah siswa yang dihadapi di dalam kelas, rasio guru
dan peserta didik menentukan kesuksesan belajar. Di samping itu, indeks
prestasi, tingkat inteligensi siswa juga tidak kalah penting.
Faktor Sosial adalah hubungan kedekatan sesama siswa dan keadaan ekonomi
peserta didik itu sendiri mempengaruhi pribadi siswa tersebut
Inomasi adalah mengembangkan konsep atau barang yang sudah ada menjadi
ditambah sesua asesoris
Kreaktifitas adalah menenukan susesuatu dari yang belum ada menjadi ada
Peserta didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena
sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran .
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia
Sikap awal adalah sikap yang dimiliki oleh peserta didik siswa sebelum dia
memperoleh keterampilan terminal tertentu yang baru