Anda di halaman 1dari 17

MZ. KENTJIE, M.T.

ENERGY STORAGE
SYSTEM
Sistem penyimpanan energi adalah serangkaian metode
dan teknologi yang digunakan sebagai media menyimpan
energi listrik, elektrokimia, kimia, mekanik (mekanis), termal
(panas), angin, matahari dan aneka bentuk energi lainnya.

Konsep desain penyimpanan energi adalah agar energi dapat


disimpan sehingga energi dapat dimanfaatkan di lain waktu
untuk melakukan operasi yang bermanfaat.

Desain dan teknologi penyimpan energi yang paling banyak


digunakan adalah sistem penyimpanan energi listrik
 Penyimpanan Energi Elektrokimia

• Flow battery

• Baterai yang dapat diisi-ulang (rechargeable battery)

• Ultrabattery, perangkatperangkat penyimpanan energi hibrida yang

ditemukan oleh Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization

( CSIRO ) Australia. UltraBattery menggabungkan teknologi ultracapacitor

dengan teknologi baterai timbal-asam dalam satu sel dengan elektrolit umum.
• Penyimpanan energi kapasitas besar dapat dilakukan
pada sistem tenaga air dengan pumped storage dengan
daya antara 1-2 GW atau energy sampai dengan 20
GWh.

• Untuk kapasitas yang lebih kecil dapat digunakan


batere, flywheel dan Superconducting Mangnetic
Energy Storage (SMES).
Power quality: Penggunaan yang sangat luas pada peralatan
listrik yang sensitif, kualitas daya menjadi perhatian yang sangat
penting. Batere digunakan pada UPS (Un-interruptible Power
Supplies) untuk mengatasi kehilangan daya dalam waktu pendek.
Sistem penyimpanan energy dapat juga untuk mengatasi fluktuasi
tegangan dan harmonisa.

FUNGSI
ENERGY Service provision to renewable energy : Karakteristik pembangkit
STORAGE energy terbarukan umumnya tidak kontinyu dan sulit dikendalikan.
Energy storage dapat mengatasi kedua hal tersebut dengan
memperhalus outputnya dan menggeser waktu pembangkitan.
Kesulitan pembangkit ini adalah perencanaan keluaran yang tidak
pasti. Energy storage dapat menyimpan energi yang dibangkitkan
pada saat beban rendah dan mensuplai energinya pada saat
diperlukan.
FUNGSI ENERGY STORAGE

Electrical energy time End use energy


shifting : Hal ini dilakukan management: Manajemen
dengan menyimpan energi energi ini dilakukan pada
pada saat permintaan sisi pelanggan. Energy
Voltage support : Pada
rendah atau harga rendah, storage dapat memberikan
kondisi normal tegangan
dan menyalurkannya ketika keuntungan kepada
dipertahankan di antara
permintaan meningkat atau pelanggan yang
batas atas dan bawah yang
harga tinggi. Pengaturan menggunakan tarif time-of-
diatur menggunakan tap
tersebut dalam rangka use. Penggabungan
changer trafo atau aliran
efisiensi penggunaan program energy shifting
daya reaktif.
energi. Juga untuk dan end use energy
mendukung pengoperasian management disebut
jaringan distribusi selama dengan Demand-Side
periode beban puncak. Integration.
FUNGSI
ENERGY
STORAGE
BATERE

Batere menyimpam energy dalam cairan kimia selama proses


pengisian dan melepaskan energi listrik pada saat terhubung
dengan beban. Bentuk batere yang paling sederhana terdiri dari
dua elektroda yaitu positip dan negatip yang dirempatkan
dalam elektrolit. Elektrode mengubah ion dengan elektrolit dan
elektron dengan rangkaian luar.
TEKNOLOGI
Macam-macam batere:
ENERGY
a. Batere Lead Acid digunakan untuk penggunaan umum
STORAGE seperti eksitasi pada mesin sinkron dan untuk catu daya
cadangan. Batere ini murah tetapi memerlukan pemeliharaan
yang signifikan. Umurnya relatif pendek bila pelepasannya
sangat besar.
TEKNOLOGI
ENERGY STORAGE
BATERE

b. Sodium sulfur (NaS)


beroperasi pada suhu 300-
400o C dan mempunyai
kapasitas energi yang
besar. Umumnya
digunakan untuk
penggeseran energi,
PLTBayu dan PLT Surya.
BATERE
• Li-ion merupakan betere yang disukai untuk
digunakan sebagai system penyimpan enery ,
khususnya pada electric vehicle. Batere ini memiliki
elektrode negatip terbuat dari graphit dan elektrode
positipnya menggunakan lithim cobalt oxide, lithium
iron phosphae atau lithium manganese oksid. The
electrolytes generally use lithium salt in an organic
solvent.
• NiCd batteries digunakan untuk peralatan yang
memerlukan daya listrik,handphone dan laptop.
TEKNOLOGI Batere jenis ini mudah diperoleh di pasaran.
• Flow Battery , menggunakan dua elektrolit yang
ENERGY tidak jarang menggunakan campuran elektrolit yang
berbeda. Elektrolit positip dan negatip berada pada
tabung yang terpisah dan dipompa kmelalui sel. Di
STORAGE sel tersebut kedua leektrolit tersebut tetap terpisah.
TEKNOLOGI
ENERGY STORAGE
2. FLOW BATTERIES

Flow Battery , menggunakan dua elektrolit


yang tidak jarang menggunakan campuran
elektrolit yang berbeda. Elektrolit positip dan
negatip berada pada tabung yang terpisah
dan dipompa kmelalui sel. Di sel tersebut
kedua elektrolit tersebut tetap terpisah.

Energi pada Flow Batere ini bergantung


kepada volume elektrolit.

Flow baterre menggunakan Zinc Bromide


(ZBB) dan Vanadium

Redox (VRB).ZBB merupakan elektrode


negatif dan bromine elektrode positip yang
dipisahkan oleh membrane berpori mickro
TEKNOLOGI ENERGY
STORAGE

2. VANADIUM FLOW BATTERY

Pada saat Charging V5+ menjadi


V4+ dan V3+ menjadi V2+.

Pada saat recharging terjadi


kebalikannya.
TEKNOLOGI ENERGY
STORAGE

3. FUEL CELL AND HYDROGEN ELECTROLYSER

Kebanyakan fuel cell menggunakan H2 dan O2


sebagai bahan bakar utama. Pada elektrode
negatip, hydrogen dioksidasi menjadi H+ dan
elektron. Elektron mengalir melalui rangkaian listrik
luar dimana ion-ion hidrogen mengalir keelektrode
positip melalui elektrolit Elektrode positip terbuat
dari material berpori yang dilapisi dengan katalis.
Pada elektrode tersebut, ion hidrogen bereaksi
dengan oksigen untuk menghasilkan air.
TEKNOLOGI
ENERGY STORAGE
Flywheels
Flywheels store kinetic energy in a rotating mass and
release it by slowing the rotation when electrical
energy is required. Their application to date has
mainly been for power quality and to provide energy
for UPS. The majority of installations are on
customers’ premises with a very few applications in
demonstration micro-grids.

Consider the simple rotating disc shown in Figure


12.9. The stored energy is proportional to the square
of the rotor speed (ω) and the moment of inertia of
the rotating mass (J):

The moment of inertia is given by :


Superconducting magnetic
energy storage systems (SMES)
In a SMES system, a magnetic field is created by direct
current passing through a superconducting coil (Figure
12.12). In a superconducting coil, resistive losses are
negligible and so the energy stored in the magnetic field
(equal to LI2 / 2 where L is the inductance of the coil and
I is the current passing through the coil) does not reduce
with time. However, in order to maintain the
superconductivity of the SMES coil, a cryostat which can
keep the temperature of the coil below the
superconductor temperature limit is required. The
optimum operating temperature of high temperature
superconductors, that are favoured for energy storage
applications, is around 50–70 K. Further, as the magnetic
field produced by a SMES is large, a strong supporting
structure is needed to contain the electromagnetic
forces. The stored energy in the SMES is retrieved when
required by a power conditioning system that is
connected to the AC network as shown in Figure 12.12
THANK YOU

PRESENTATION TITLE 17

Anda mungkin juga menyukai