Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rivanty Dwiprameswari

NPM : 1506672565

Battery Management System


(Pertemuan 1 Oleh: Pak M. Iwan Wahyuddin)

Jenis-Jenis Baterai:
Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai Zinc-Carbon (Heavy Duty)
Baterai Alkaline (Alkali) mempunyai daya tahan yang lebih lama dengan
harga yang lebih mahal dibanding dengan Baterai Zinc-Carbon
Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat bekerja pada suhu
yang sangat rendah. Baterai ini dapat digunakan untuk aplikasi Memory Backup pada
Mikrokomputer maupun Jam Tangan
Baterai Silver Oxide cukup mahal, karena menggunakan silver (perak), dibuat untuk
menghasilkan energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan.

Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)


Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium) mempunyai kemampuan beroperasi dalam
jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama. Self discharge sekitar
30% per bulan. Mengandung 15% Tosik/racun yang dapat membahayakan kesehatan
lingkungan.
Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) mempunyai kapasitas 30% lebih tinggi
dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd. Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit zat
berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, dan perlu
dilakukan daur ulang (recycle). Baterai Ni-MH memiliki Self-discharge sekitar 40%
setiap bulan.
Baterai Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis baterai yang paling banyak
digunakan pada peralatan Elektronika portable. Lebih ringan serta menyediakan
kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30%. Mengandung sedikit zat berbahaya yang
dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, perlu daur ulang (recycle)
dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.
Baterai Li-Po (Lithium Polymer) merupakan generasi baterai terbaru dari li-ion.
Baterai jenis ini bersifat liquid (cair) dan mampu menghantarkan daya lebih cepat.
Proses pengisian nya lebih cepat dari pada baterai li-ion.

Fungsi BMS adalah untuk mengoptimalkan pengoperasian daya beban yang efisien dan aman
dan menjamin terjaganya baterai sehingga lebih lama dengan mengatur proses charge dan
discharge. Cara Kerja BMS adalah dengan memeriksa parameter operasional baterai saat
pengisian dan pembebanan pada seluruh sel baterai yang tersambung. Parameter-parameter
tersebut adalah tegangan, arus, suhu internal dan suhu lingkungan baterai, State-of-Charge
(SOC) , State of Health, dsb.
BMS juga berperan penting dalam melindungi baterai dengan cara menghindarkannya dari
pengoperasian di luar safe operating area (SOA)

Strategi BMS mencegah pemakaian melewati SOA


Bantuan switch internal (semiconductor relay) yang akan terbuka jika baterai
beroperasidi luar SOA.
Mengatur perangkat yang terhubung dengan baterai untuk mengurangi bahkan
memutuskan penggunaan baterai oleh perangkat tersebut.
Secara aktif mengatur kondisi lingkungan di sekitar baterai, misalkan dengan
menggunakan pemanas, kipas angin (fan), air conditioning, atau pendingin cair

Anda mungkin juga menyukai