Anda di halaman 1dari 8

Mengenal Potensi Bahaya Baterai Lithium-ion pada Motor Listrik

Baik konsep ataupun yang sudah mengaspal tentu membutuhkan sebuah baterai sebagai
penyimpan daya yang akhirnya didistribusikan ke motor listrik.

Tentu tak asing dengan baterai lithium, dimana baterai tersebut lebih banyak digunakan
pada kendaraan listrik, baik yang diproduksi massal dari pabrikan, atau pun sepeda motor yang
dirakit sendiri oleh anak bangsa. Tapi tahukah Anda bahwa baterai lithium ada beberapa jenis? 

founder Mosell, perakit sepeda motor listrik dan juga kustom baterai listrik, mengatakan bahwa
ada tiga jenis lithium, yaitu baterai Lithium-ion, Lithium Polymer (Li-Polymer), dan Lithium
Iron Phosphate (LiFePO4).

"Bahayanya pakai Lithium-ion, sifatnya meledak. Kalau dia panas, menguap, bisa meledak.
Sedangkan saya gunakan Li-Polymer dan LiFePO4, lebih bagus dari ion

Dulu ada rangka motor bekas Shogun, dengan modif dengan pasang BLDC (dinamo) ke
penggerak roda belakang, saya masih pakai SLA, baru dapat 40 km/jam, 350 watt. Baterai SLA
yang dipakai dulu itu berat sekali seperti baterai aki mobil.

Cara Kerja Baterai Lithium-ion untuk Hybrid dan EV

  Salam Teknisi Mobil Indonesia, apa kabar kalian semua hari ini? Semoga semua baik-
baik saja dan tetap semangat menjalani aktivitas sepanjang hari ini pada bengkelnya masing-
masing. Bahasan singkat kita kali ini adalah tentang Cara Kerja Baterai Lithium-ion untuk
Hybrid dan EV. Berikut bahasan selengkapnya.

Sebenarnya awal dari baterai lithium-ion bukanlah untuk kendaraan. Baterai lithium ion
atau sering kita singkat sebagai LIB adalah baterai yang tujuannya untuk perangkat seluler.
Tetapi kemudian mengarah ke perangkap seperti laptop dan perangkat-perangkat elektronik
lainnya.

Tetapi saat ini jauh melampuai tujuan-tujuan tersebut. Baterai lithium-ion berandil besar
dalam perubahan ‘gila’ dari kendaraan internal combustion engine menuju ke electric vehicles.
Perubahan ini sangat masif bahkan terjadi tidak hanya pada negara-negara maju tetapi juga pada
negara berkembang seperti Indonesia. Meski ada baterai lain seperti baterai Na-ion untuk mobil
listrik, tetapi lithium-ion masih yang menjadi terbaik saat ini.

Lalu bagaimana cara kerjanya? Cara kerja atau konsep baterai lithium-ion sangatlah
sederhana. Bagi yang tidak terlalu menikmati membaca, Anda dapat menyimak video berikut
untuk memahami cara kerja atau konsep kerja baterai lithium-ion berikut ini;
BAGIAN DARI BATERAI LITHIUM-ION

Kita mulai dari bagian-bagian baterai lithium-ion. Sebuah baterai terdiri dari beberapa sel
individu yang terhubung satu sama lain. Setiap sel berisi tiga bagian utama: elektroda positif
(katoda), elektroda negatif (anoda) dan elektrolit cair.

Sumber: letstalkscience.ca

Sama seperti baterai yang lain misalnya baterai sel kering alkalin, baterai lithium-ion
menyediakan daya melalui pergerakan ion. Lithium sangat reaktif dalam bentuk unsurnya. Hal
tersebut menjadi alasan baterai litium-ion tidak menggunakan litium unsur.

Sebaliknya, baterai litium-ion biasanya mengandung oksida logam litium, seperti litium-kobalt
oksida (LiCoO2). Senyawa ini memasok ion litkium. Oksida logam lithium digunakan di katoda
dan senyawa litium karbon digunakan di anoda. Bahan-bahan ini digunakan karena
memungkinkan adanya interkalasi. Interkalasi berarti molekul mampu memasukkan sesuatu ke
dalamnya. Dalam hal ini, elektroda dapat membuat ion litium bergerak dengan mudah masuk
dan keluar dari strukturnya.

Bahan kimia yang terlibat dalam baterai lithium-ion

Di dalam lithium-ion battery, terdapat reaksi oxidation-reduction (Redox).

Reduction terjadi pada cathode. Terdapat, cobalt oxide berkombinasi dengan lithium ions untuk
membentuk lithium-cobalt oxide (LiCoO2). Setengah reaksinya adalah sebagai berikut;

CoO2 + Li+ + e– → LiCoO2

Oxidation terjadi pada anode. Terdapat interaksi LiC6 membentuk graphite (C6) and lithium
ions. Setengah reaksi tersebut adalah sebagai berikut;

LiC6 → C6 + Li+ + e–

Sedemikian rupa sehingga reaksi penuhnya adalah (left to right = discharging, right to left =
charging):

LiC6 + CoO2 ⇄ C6 + LiCoO2

CHARGING DAN RECHARGING BATERAI LITHIUM-ION

Ketika baterai litium-ion mendapatkan beban (misal dari motor listrik), ion litium bermuatan
positif (Li +) berpindah dari anoda negatif ke katoda positif. Mereka melakukan ini dengan
bergerak melalui elektrolit sampai mencapai elektroda positif. Di sana, mereka disimpan.
Elektron, sebaliknya, berpindah dari anoda ke katod

Sumber: letstalkscience.ca
Saat Anda mengisi daya baterai lithium-ion, proses yang terjadi justru sebaliknya. Ion litium
bergerak mundur dari katoda ke anoda. Elektron berpindah dari anoda ke katoda.

Sumber: letstalkscience.ca

Selama ion litium melakukan perjalanan dari satu elektroda ke elektroda lainnya, ada aliran
elektron yang konstan. Ini memberikan energi untuk menjaga perangkat Anda tetap berjalan.
Karena siklus ini dapat berulang ratusan kali, baterai jenis ini dapat diisi ulang.

JENIS BATERAI MOBIL LISTRIK

Baterai atau sering disebut “aki” adalah salah satu komponen terpenting dalam sistem mobil
listrik. Pada mobil BEV, batere merupakan satu-satunya “nyawa”. Sebab, hanya energi listrik
yang tersimpan di baterai satu-satunya sumber energi penggerak mobil BEV. Tidak ada sumber
lain. Jenis ataupun tipe-tipe serta karakteristik baterai atau aki pada mobil listrik pun tergantung
pada sistem mobilnya. Baterai paling populer digunakan adalah lithium-ion. Baterai yang
dianggap zero emission disingkat ZEBRA. Baterai atau aki paling sesuai untuk mobil hybrid
adalah NiMH. Artikel ini akan menjelaskan sekilas tentang jenis-jenis atau macam-macam
teknologi baterai untuk mobil listrik dan karakteristiknya beserta sekilas tentang sistem
manajemen batre atau Battery Management System (BMS).
Baterai untuk Mobil Listrik
Baterai mobil listrik berbeda dengan baterai SLI (starting, lightning dan ignition). Baterai SLI
adalah baterai yang biasa dipasang di mobil bensin atau solar. Jenis baterai untuk mobil listrik
dirancang sebagai sistem penyimpanan energi, mampu menyalurkan daya dalam periode lama
dan berkelanjutan.
Ada 5 baterai kendaraan listrik akan dibahas pada artikel ini, yaitu:

 Lithium-Ion (Li-On)
 Nickel-Metal Hybrid (NiMH)
 Lead Acid (SLA)
 Ultracapacitor
 ZEBRA (Zero Emissions Batteries Research Activity)
Perbandingan karakteristik keempat baterai untuk mobil listrik pertama dapat dilihat sebagai
berikut :
Baterai Lithium-Ion (Li-On)

Jenis baterai untuk mobil listrik paling banyak diaplikasikan


adalah baterai Li-On. Baterai ini mungkin sudah tidak asing lagi
bagi kita karena juga digunakan di banyak peralatan elektronik
portabel seperti ponsel dan laptop. Perbedaan utama adalah soal
skala. Kapasitas dan ukuran fisiknya ini pada mobil listrik jauh
lebih besar –ini sering disebut sebagai traction battery pack.
Batere Li-on memiliki rasio daya terhadap berat sangat tinggi. Jenis baterai mobil listrik satu ini
efisiensi energinya tinggi. Kinerjanya pada suhu tinggi juga baik. Baterai tersebut memiliki rasio
energi lebih besar tiap beratnya –sebuah paramater karakteristik yang sangat penting pada baterai
mobil listrik. Makin kecil berat baterai (kapasitas kWH sama) berarti mobil dapat melakukan
perjalanan lebih jauh dengan sekali pengisian daya.

Batre ini juga memiliki tingkat “self-discharge” rendah, sehingga baterai paling baik dibanding
baterai lain dalam mempertahankan kemampuan menahan muatan penuhnya.

Selain itu, sebagian besar bagian baterai Li-on dapat didaur ulang, menjadi pilihan tepat bagi
peminat electric car yang sadar lingkungan. Mobil BEV serta PHEV menjadi paling banyak
memakai baterai lithium.
Jenis-jenis baterai Li-on:
 Lithium Iron Phosphate(LiFePO4) — LFP
 Lithium Nickel Cobalt Aluminum Oxide (LiNiCoAlO2) — NCA
 Lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide (LiNiMnCoO2) — NMC
 Lithium Titanate (Li2TiO3) — LTO
 Lithium Manganese Oxide (LiMn2O4) — LMO
 Lithium Cobalt Oxide(LiCoO2) — LCO
Paramater baterai Li-ion

Baterai Nickel-Metal Hybrid (NiMH)

Baterai NiMH lebih banyak digunakan oleh


mobil hybrid-electric vehicle (HEV), tetapi juga sukses
digunakan di beberapa mobil BEV. Jenis baterai mobil listrik
hibrida tidak mendapatkan daya dari luar (dapat diisi ulang dari
sumber luar sistem mobil). Pengisian ulang jenis baterai mobil
listrik hibrid tergantung putaran mesin, roda dan pengereman
regeneratif.
Baterai NiMH memiliki siklus hidup yang lebih lama daripada baterai lithium-ion ataupun
baterai SLA. Baterai NiMH aman dan toleran terhadap ketidak-tepatan penggunaan. Kekurangan
terbesar baterai NiMH antara lain:

 Harganya relatif lebih mahal


 Tingkat self-discharge tinggi
 Menghasilkan panas nan signifikan pada suhu tinggi.
Kekurangan-kekurangan tersebut membuat NiMH kurang efektif sebagai baterai untuk mobil
listrik yang baterainya harus dapat diisi ulang dari luar sistem, semisal dari jaringan PLN. Itulah
sebabnya mengapa tipe-tipe baterai untuk mobil listrik tersebut paling banyak diterapkan oleh
mobil hibrida.

Paramater baterai NiMH


Baterai Lead-Acid (SLA)
Baterai SLA (asam-timbal) merupakan baterai isi ulang tertua. Dibanding baterai lithium dan
NiMH, baterai asam-timbal memang kalah dalam kapasitas dan bobotnya jauh lebih berat,
namun harganya relatif murah serta aman. Ada tipe baterai mobil listrik SLA kapasitas besar
dalam pengembangan, tetapi baterai SLA sekarang hanya digunakan oleh kendaraan komersial
sebagai sistem penyimpanan sekunder.

Paramater baterai asam-timbal

Baterai Ultracapacitor
Baterai ultracapacitor tidak seperti definisi baterai
umumnya. Berkebalikan dengan baterai elektrokimia lainnya, jenis
baterai mobil listrik ultracapacitor justru menyimpan cairan
terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit. Dengan meningkatnya
luas permukaan cairan, kapasitas penyimpanan energi juga
meningkat. Seperti baterai SLA, baterai ultracapacitor sangat sesuai
sebagai perangkat penyimpanan sekunder dalam kendaraan listrik.
Hal ini dikarenakan ultracapacitor membantu baterai elektrokimia meningkatkan level bebannya.
Selain itu, ultracapacitor dapat memberikan daya ekstra kepada kendaraan listrik selama
akselerasi serta pengereman regeneratif.

Baterai ZEBRA
Baterai untuk mobil listrik ZEBRA adalah varian suhu rendah dari
baterai sodium-sulfur (NaS) dan merupakan pengembangan dari
ZEBRA (awalnya “Zeolite Battery Research Africa” kemudian
menjadi baterai “Zero Emissions Batteries Research Activity”) pada
tahun 1985. Sejak awalnya baterai ZEBRA memang dikembangkan
untuk aplikasi kendaraan listrik. Baterai menggunakan
NaAlCl4 dengan elektrolit keramik Na + -beta-alumina.
Karakteristik baterai ZEBRA
 Sel daya tinggi sehingga sesuai sebagai tipe baterai mobil listrik
 Baterai suhu tinggi beroperasi pada lebih dari 270°C
 Bahan kimia Sodium Nickel Chloride (NaNiCl) memberikan tegangan sel operasi
nominal 2,58 Volt
Keuntungan baterai ZEBRA
 Kepadatan energi yang tinggi (5 kali lebih tinggi dibanding baterai SLA)
 Sel besar (hingga 500Ah) memungkinkan
 Siklus hidup > 1000 siklus
 Toleransi korsleting
 Lebih aman dari sel Sodium Sulfur
 Kegagalan sel yang khas adalah korsleting namun tidak menyebabkan baterai
rusak sepenuhnya.
 Bahan biaya rendah
Kekurangan batere ZEBRA
 Cocok untuk baterai berkapasitas besar saja (> 20KWh)
 Rentang ukuran dan kapasitas terbatas
 Hanya satu pabrik di dunia memproduksi baterai ini.
 Resistensi internal yang tinggi
 Elektroda natrium cair
 Suhu operasi tinggi.
 Pemanasan awal diperlukan untuk mendapatkan baterai hingga suhu
pengoperasian 270°C (hingga 24 jam dari kondisi dingin)
 Menggunakan 14% dari kapasitasnya sendiri per hari untuk mempertahankan
suhu saat tidak digunakan.
 Diperlukan manajemen termal
Sistem Manajemen Baterai
Sistem manajemen baterai atau Battery Management systems (BMS) adalah sebuah sistem
teknologi yang berfungsi memaksimalkan masa pakai baterai kendaraan listrik dan
karakteristiknya. Sangat disarankan agar semua kendaraan listrik bertenaga baterai dipasang
BMS. Tujuannya adalah untuk memastikan baterai tetap berada dalam parameter kerja idealnya.
Beberapa kimia baterai (seperti asam timbal) cukup toleran terhadap salah penggunaan, tetapi
lithium serta NiMH keduanya dapat rusak secara permanen oleh satu insiden salah pakai seperti
pengisian berlebih (over charging), over discharging, atau pemanasan berlebih. Semua jenis-
jenis baterai untuk mobil listrik  akan mendapat manfaat banyak dengan pemasangan BMS.
Beberapa fungsi spesial sistem manajemen baterai meliputi:

 Penyeimbangan muatan (charge balancing), untuk memastikan semua sel


menyelesaikan pengisian pada waktu yang sama lalu untuk mencegah kerusakan
melalui pengisian berlebih.
 Penyeimbangan aktif (active balancing), di mana energi dialihkan dari sel lebih
kuat ke sel lebih lemah, untuk memastikan semua sel mencapai titik pembuangan
maksimum pada saat bersamaan.
 Pemantauan suhu (temperature monitoring), untuk menghindari kerusakan karena
terlalu panas.
 Cut-off tegangan rendah (low-voltage cut-off), cara mengisolasi batre ketika sel
mana pun mencapai tegangan minimum yang disarankan, serta untuk menghindari
kerusakan karena pemakaian berlebih.
 Pemantauan state of charge (SOC) semua sel baterai pada mobil listrik. Melalui
pemantauan tegangan dan arus, sisa kapasitas masing-masing sel dapat dihitung.

ADVERTORIAL
Belakangan ini animo konsumen Indonesia terhadap mobil listrik kelihatannya meningkat.
Apalagi sejak terbitnya Peraturan Presiden No.55 tahun 2019, maka dibutuhkan kesiapan dari
banyak aspek untuk menyongsong era elektrifikasi mobil ini. Salah satunya kesiapan personil
dalam melakukan perawatan mobil listrik. Maka perlu dilakukan training terkait teknik jenis-
jenis dan karakteristik baterai mobil listrik yang diketahui sangat padat ilmu modern ini. Ini pun
selaras dengan isi Perpres terkait sertifikasi personil.

6. JENIS BATERAI MOBIL LISTRIK

1. LITHIUM-ION (Li-ion)

2. NICKEL-METAL HYDRIDE (NiMH)

3. LEAD-ACID

4. SOLID-STATE

5. NICKEL-CADMIUM

6. ULTRACAPACITOR

Anda mungkin juga menyukai