DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 1
BAB I .............................................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 2
Latar Belakang........................................................................................................................................... 2
Tujuan ....................................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 3
BAB III………………………………………………………………………………………………………………………………………………...…11
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………………………….11
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………………….11
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Baterai adalah perangkat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Reaksi kimia
yang terjadi di dalam baterai menimbulkan arus listrik bermuatan positif dan negatif. Baterai
mengalirkan arus listrik secara langsung. Baterai juga merupakan alat listrik-kimiawi yang dapat
menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Tentunya sebagai alat yang
mengeluarkan energi listrik,baterai mempunyai fungsi yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Salah satunya adalah baterai lithium. Baterai lithium merupakan jenis baterai yang digunakan
banyak jenis elektronik seperti handphone, laptop, kamera bahkan mobil hybrid. Tentunya masih
banyak lagi fungsi dari baterai lithium.
Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang BATERAI LITHIUM beserta fungsi,
jenis, sejarah dan perkembangannya, dll.
Rumusan Masalah
1. Apa itu baterai lithium dan bagaimana sejarahnya ?
2. Apa saja keunggulan dan kekurangan penggunaan baterai lithium ?
3. Bagaimana susunan baterai lithium ?
4. Bagaimana cara kerja dan reaksi kimia baterai lithium ?
5. Apa saja aplikasi/kegunaan baterai lithium pada kehidupan sehai-hari ?
6. Apa saja dampak baterai lithium pada lingkungan dan tubuh ?
Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah baterai lithium.
2. Mengetahui keunggulan dan kekurangan penggunaan baterai lithium.
3. Mengetahui susunan baterai lithium.
4. Mengetahui cara kerja dan reaksi kimia baterai lithium.
5. Mengetahui aplikasi/kegunaan baterai lithium pada kehiduan sehari-hari.
6. Mengetahui dampak yang disebabkan oleh baterai lithium.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Baterai Lithium pertama kali ditemukan oleh M.S. Whittingham pada tahun 1970 yang
menggunakan Titanium(II)Sulfide sebagai katoda dan logam Lithium sebagai anoda. Dengan
penelitian yang intensif selama lebih dari 20 tahun, akhirnya pada tahun 1991 Sony tampil sebagai
pionir yang mampu memproduksi secara komersial baterai lithium-ion. Sejak produksi komersial
tahun 1991, produksi baterai lithium-ion mengalami kenaikan yang sangat pesat karena telah
membuat revolusi didunia elektronik. Hampir semua jenis gadget elektronik seperti handphone,
laptop, kamera bahkan mobil hibrida menggunakan baterai lithium-ion.
Selain Lithium-ion, ada juga baterai yang disebut baterai lithium. Baterai Lithium adalah
baterai yang umumnya tidak bisa diisi ulang atau hanya sekali pakai habis, sedangkan baterai
Lithium-ion justru sebaliknya. Perbedaan lain dari kedua baterai tersebut adalah materi dasarnya.
Baterai lithium menggunakan logam murni, sedangkan baterai Lithium-ion menggunakan
campuran lithium yang jauh lebih stabil dan dapat diisi ulang beberapa ratus kali.
Saat ini negara Jepang merupakan produsen baterai terbesar yang dimotori oleh Sony,
Panasonic, dan Toshiba. Lithium-ion baterai juga merupakan pemimpin produk beterai yang
menguasai 46% atau sekitar 4 milliar US dollar pangsa pasar pada tahun 2007. Elektrokimia
berbasis lithium menawarkan beberapa ciri yang menonjol. Salah satunya adalah lithium merupakan
unsur logam paling ringan dan memiliki potensial redoks sangat rendah [E(Li+/Li) = -3,04 V], yang
memungkinkan sel memiliki tegangan tinggi dan densitas energi besar. Selain itu, ion Li+ memiliki
jari-jari ion kecil yang menguntungkan untuk difusi dalam padatan. Dipadukan dengan umur
3
siklusnya yang lama dan kecepatan pengisian yang tinggi, sifat ini yang menyebabkan teknologi
ion lithium mampu menangkap pasar elektronik portabel.
Selain yang disebutkan pada ciri-ciri diatas, baterai ion lithium merupakan baterai yang
ringan dan kompak, beroperasi dengan tegangan sel -4 V dengan energi spesifik dalam kisaran 100-
180 Wh/kg.
Baterai Lithium merupakan baterai primer yang menggunakan Lithium sebagai anode. Pada
katode, ada berbagai unsur atau senyawa yang bisa dipakai, contohnya SO2, SO2Cl2, FeS2, dan lain
– lain. Namun, yang paling sering dijumpai adalah baterai lithium dengan katode MnO2 atau
Mangan Oksida. Baterai Lithium umumnya dibuat seperti bentuk uang logam, sehingga biasa
dikenal sebagai baterai koin (coin battery), atau baterai kancing (button cell).
4
Susunan Baterai Lithium
Agar bisa berfungsi, setiap sel elektrokimia harus memiliki dua elemen penting yaitu
elektroda dan elektrolit. Elektroda terdiri dari dua jenis yaitu anoda dan katoda yang menghantarkan
energi listrik (ion). Anoda dihubungkan ke terminal negatif baterai sementara katoda dihubungkan
ke terminal positif baterai.
Elektroda terendam dalam elektrolit yang bertindak sebagai medium cair untuk pergerakan
ion. Elektrolit juga bertindak sebagai buffer dan berfungsi membantu reaksi elektrokimia dalam
baterai. Pergerakan elektron dalam elektrolit dan di antara elektroda akan menghasilkan arus listrik.
Untuk cara kerja baterai lithium-ion anoda dan katoda baterai lithium-ion terbuat dari karbon
dan oksida lithium. Sedangkan elektrolit terbuat dari garam lithium yang dilarutkan dalam pelarut
organik. Bahan pembuat anoda sebagian besar merupaan grafit sedangkan katoda terbuat dari salah
satu bahan berikut : lithium kobalt oksida (LiCoO2), lithium besi fosfat (LiFePO4), atau lithium
oksida mangan (LiMn2O4).
5
Elektrolit yang umum digunakan adalah garam lithium seperti lithium hexafluorophosphate
(LiPF6), lithium tetrafluoroborate (LiBF4), dan lithium peklorat (LiClO4) yang dilarutkan dalam
pelarut organik seperti etilen karbonat, dimetil karbonat, dan dietil karbonat.
Bahan baterai lithium ini secara jenis penggunaannya terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu
Unrechargeable Battery dan Rechargeable Battery.
Berdasarkan hasil reaksi tersebut, baterai Litium menghasilkan potensial 3,4 volt.
Namun pada saat digunakan turun menjadi 2,8 volt. Penurunan potensial seperti ini mungkin
saja terjadi seiring lamanya baterai digunakan karena elektron terus mengalir dan sel tidak
pada kondisi standar, sesuai dengan percobaan Walther Nerst pada tahun 1889. (Kondisi
standar 25oC, tekanan 1 atm, dan konsentrasi 1M).
6
Ini adalah jenis baterai isi ulang dimana ion litium bergerak antara anoda dan katoda. Pada
sel sekunder, anode dan katode bereaksi secara kimia. Namun sel dapat diisi ulang dengan
proses elektrolisis untuk mengembalikan anode dan kaode ke kondisi awal. Ion litium sebagai
anoda, bukan logam litium, maka reaksi sel didalamnya bukanlah reaksi redoks. Melainkan
hanya pergerakan ion litium melalui elektrolit dari satu elektrode ke elektrode lainnya. Jenis
baterai ini umum digunakan dalam perlatan elektronik portabel, karena tidak memiliki efek
memori, dan daya hilang yang lambat sehingga tidak butuh perlakuan apapun jika tidak
digunakan dan dapat menyimpan cadangan energi yang relatif besar dalam waktu yang relatif
lama. Terbagi atas dua tipe, yaitu mangan (Mn) dan kobalt (Co).
Cara Kerja :
Pada saat digunakan berkerja sebagai sel volta: Lithium akan mengantarkan elektron
dari anoda menuju alat yang membutuhkan elektron seperti kapasitor dan processor di
handphone atau laptop kemudian berakhir di katoda. Sedangkan proton dari katoda masuk
menembus separator diantara anoda dan katoda (proses interkalasi). Proses ini berlangsung
terus menerus hingga kapasitas penggunaan baterai habis (ditunjukkan dengan garis atau
persentase kapasitas baterai di layar handphone atau laptop).
Pada saat di-charge dia bekerja sebagai elektrolisis: Sedangkan bila baterai diisi ulang
atau recharge maka elektron akan kembali dari katoda ke anoda melalui alat pengisi ulang
(charger) dan dengan dibantu arus yang masuk dari charger, proton akan kembali menuju
katoda. Sehingga kondisi kembali menjad seperti semula.
Berikut adalah reaksinya saat pemakaian dan pengisian ulang energi listrik :
7
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa baterai Li-ion terbagi atas dua tipe,
yaitu Mangan (Mn) dan Kobalt (Co). Untuk tipe mangan, sel terdiri dari anode Li1xMn2O4
dan katode grafit. Elektrolitnya adalah garam Li yang larut dalam pelarut organik. Reaksinya
:
Untuk tipe kobalt, sel terdiri dari anode Li1-xCoO2 dan katode grafit. Elektrolitnya
adalah garam Li yang larut dalam pelarut organik. Reaksinya :
dimana x menyatakan jumlah ion litium yang berpindah dari LiCoO2 ke grafit.
Litium ion kobalt menghasilkan potensial yang relatif besar dibandingkan dengan litium
ion mangan. Hal ini dikarenakan pada deret volta, kobalt bersifat lebih tereduksi dibanding
mangan, sehingga menghasilkan beda potensial sel yang relatif besar terhadap litium
dibandingkan dengan mangan.
8
Dibandingkan baterai dengan bahan nikel, Li-Ion lebih efisien energi dan tidak memiliki
efek memori, tetapi juga lebih mahal harganya. Li-Ion juga sedikit lebih ringan daripada baterai
NimH dan memiliki umur lebih lama. Sebagai contoh, satu kilogram baterai Li-Ion mampu
menampung 150 watt-jam, sementara satu kilogram baterai NiMH hanya mampu menampung 100
watt-jam.
Baterai Li-Ion juga memiliki umur yang lebih lama karena hanya kehilangan sekitar 5% dari
kapasitasnya setiap bulan dibandingkan dengan baterai NiMH yang kehilangan hingga 20%
kapasitasnya setiap bulannya. baterai ini juga dapat bertahan hingga 1000 kali pengisian ulang.
Berikut adalah beberapa contoh baterai dengan unsur lithium yang sering digunakan pada alat – alat
elektronik :
9
Ketika baterai meledak, bahan kimia tersebut akan bersenyawa dengan oksigen di sekitar,
dan dapat terhirup oleh manusia. Hal tersebut bisa menyebabkan penyakit seperti gangguan
pernapasan, gangguan otak, bahkan impotensi. Yang lebih rentan terkena dampak ledakan baterai,
adalah anak-anak dan perempuan. Bahan kimia yang mereka hirup dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan, otak, serta saraf pada anak-anak, dan gangguan kehamilan dan janin pada perempuan.
Karena itulah, terdapat peringatan keras untuk menjauhkan baterai dari jangkauan anak-anak.
Pemegang baterai disarankan untuk segera mencuci tangan dan tidak langsung menyentuh
mulut, mata, dan bagian tubuh sensitif lainnya sehabis menyentuh baterai.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Baterai Lithium adalah baterai primer (baterai sekali pakai) yang menggunakan logam
Lithium sebagai anodenya.
2. Dikarenakan bentuknya, baterai Lithium dikenal juga dengan baterai koin (coin battery),
atau baterai kancing (button cell).
3. Prinsp kerja baterai Lithium adalah dengan reaksi redoks untuk menghasilkan energi listrik.
4. Keunggulan utama baterai Lithium adalah daya tahannya yang lama dan arus yang
dihasilkan lebih tinggi daripada baterai jenis lain.
5. Penggunaan baterai Lithium pada umumnya adalah pada peralatan yang memerlukan umur
panjang seperti pada jam tangan, alat oseanografi, dan alat pacu jantung.
11