Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH ELEKTROKIMIA

SEL AKUMULATOR (ACCU)

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Tria Hikmah Novita


Yayan Dwi Sutarni
Yudha Pratama
Yulita Kuswi W.
Zyulfi Faiz

(M0313010)
(M0314078)
(M0314079)
(M0314080)
(M0314082)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Elektrokimia
dengan judul Sel Akumulator (Accu) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan kami juga berterima kasih pada Dr. Fitria Rahmawati selaku Dosen mata
kuliah Elektrokimia jurusan Kimia FMIPA UNS yang telah memberi tugas kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan

kita

mengenai

sel

akumulator

meliputi

prinsip

kerjanya,

jenis-

jenisnya,dampaknya, dan perawatan sel akumulator. Kami juga menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Surakarta, November 2016

Tim Penyusun

1. Sel Sekunder
Sel aki (Accumulator) merupakan contoh sel Volta sekunder. Elemen primer(sel volta primer)
adalah

elemen

yang

tidak

dapat

difungsikan

lagi

jika

sudah

habis

terpakai.

Contoh elemen primer adalah Sel kering seng-karbon, elemen volta (baterai), baterai alkaline,
baterai merkuri, Baterai perak oksida, Baterai Litium

Elemen sekunder (sel volta sekunder)

adalah elemen yang dapat dipakai kembali walaupun energinya sudah habis, dengan cara diisi
kembali energinya dengan cara di cas (charge).Jadi sewaktu sel dimuati, energi listrik diubah
menjadi energi kimia, dan sewaktu sel bekerja, energi kimia diubah menjadi energi listtrik:
Contoh: Aki timbal, Baterai nikel-kadmium, Sel perak seng, Sel natrium belerang

2. Pengertian Sel Akumulator


Aki atau Storage Battery adalah sebuah sel atau elemen sekunder dan merupakan sumber
arus listrik searah yang dapat mengubah energy kimia menjadi energi listrik. Aki termasuk
elemen elektrokimia yang dapat mempengaruhi zat pereaksinya, sehingga disebut elemen
sekunder. Kutub positif aki menggunakan lempeng oksida dan kutub negatifnya menggunakan
lempeng timbal sedangkan larutan elektrolitnya adalah larutan asam sulfat.
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya
energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan
kapasitor. Pada umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya
dimengerti sebagai "baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat
mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dan lain-lain.
Accu atau aki (accumulattor) merupakan salah satu komponen penting pada kendaraan
bermotor, mobil, motor ataupun generator listrik yang dilengkapi dengan dinamo stater. Selain
menggerakkan motor starter dan sumber tenaga penerangan lampu kendaraan di malam hari,
aki juga penyimpan listrik dan penstabil tegangan serta arus listrik kendaraan.
Accumulator atau yang sering disebut aki adalah suatu jenis battery yang banyak
digunakan untuk kendaraan bermotor. Pada sel aki, baik anoda ataupun katodanya sama-sama
terbuat dari timbal bahan (Pb) berpori. Namun yang digunakan sebagai kutub negatif adalah
logam Pb murni dan kutub positif adalah logam Pb yang dilapisi PbO 2, dan elektrolitnya
adalah larutan H2SO4 30%. Timbal dioksida dan timbal murni disusun bersisipan dan
membentuk satu pasang sel akumulator yang berdekatan dan dipisahkan oleh bahan penyekat
berupa isolator. Setiap pasang sel menghasilkan Voltage (V) sebesar 2 volt.
Kemampuan aki dalam mengalirkan arus listrik disebut kapasitas aki yang dinyatakan
dengan satuan Ampere Hour (Ah). Kapasitas aki 75 Ah artinya aki dapat mengalirkan arus
listrik sebesar 1 ampere yang mampu bertahan selama 50 jam tanpa pengisian (setrum)
kembali. Kapasitas aki adalah jumlah ampere/ jam (Ah), maka:
(Ah = Kuat Arus(ampere) x waktu (Hour))

Aki terdiri dari beragam jenis, secara umum di pasaran kita mengenal dua jenis aki , aki
basah dan aki kering, dan lebih detail lagi jenis - jenis aki sebagai berikut :
a. Aki Basah
Hingga saat ini aki yang populer digunakan adalah aki model basah yang berisi cairan
asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk
menambah air aki saat ia kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan
air aki. Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb). Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik
harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif.
Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena
percikan

api.

Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan
penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.
b. Accu Hybrid
Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya terdapat pada
material komponen sel aki. Pada aki hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel (+)
dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih
baik dari aki basah konvensional.
c. Accu Calcium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. Aki jenis ini memiliki
kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding
aki basah konvensional.
d. Accu Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF)
Aki jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat penguapan air
aki. Uap aki yang terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga dan kembali menjadi air
murni yang menjaga level air aki selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan
pengisian air aki. Aki jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis aki hybrid maupun aki
kalsium.
e. Accu Sealed ( aki tertutup)
Aki jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring berisi bahan
elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat. Aki jenis ini kerap
dijuluki sebagai aki kering. Sifat elektrolitnya memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang
lebih baik.Karena sel terbuat dari bahan kalsium, aki ini memiliki kemampuan penyimpanan
listrik yang jauh lebih baik seperti pada aki jenis calsium pada umumnya. Pasalnya ia
memiliki self-discharge yang sangat kecil sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan
start saat didiamkan dalam waktu cukup lama. kemasannya yang tertutup rapat membuat aki

jenis ini bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah. Namun karena
wadahnya tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi sehingga
dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang mesin.
Komponen atau bagian-bagian dari aki adalah sebagai berikut.
1.

Kotak aki : Berfungsi sebagai rumah atau wadah dari komponen aki yang terdiri

atas cairan aki, pelat positif dan pelat negatif berikut separatornya.
2. Tutup aki: Berada di atas, tutup aki berfungsi sebagai penutup lubang pengisian air aki ke
dalam wadahnya. Sehingga aki tidak mudah tumpah. Di aki kering tertentu tidak ada
komponen ini. Kalaupun ada tidak boleh dibuka.
3. Lubang ventilasi : Untuk tipe konvensional ada di samping atas dan ada slangnya.
Berfungsi untuk memisahkan gas hydrogen dari asam sulfat serta sebagai saluran
penguapan air aki. Sedang tipe MF, gas hydrogen dikondisikan lagi menjadi cairan
sehingga tidak dibutuhkan lubang ventilasi.
4. Pelat logam: Terdiri dari pelat positif dan negatif. Untuk pelat positif dibuat dari logam
5.
6.

timbel preoksida (PbO2). Sedangkan pelat negatif hanya dibuat dari logam timbel (Pb).
Air aki: Dibuat dari campuran air (H2O) dan asam sulfat (SO4).
Separator: Berada di antara pelat positif dan negatif, separator bertugas untuk
memisahkan atau menyekat pelat positif dan negatif agar tidak saling bersinggungan yang

7.

dapat menimbulkan short alias hubungan arus pendek.


Sel: Adalah ruangan dalam wadah bentuk kotak-kotak yang berisi cairan aki, pelat positif

8.

dan negatif berikut seperatornya.


Terminal aki: Keduanya berada di atas wadah, karena merupakan ujung dari rangkaian
pelat-pelat yang nantinya dihubungkan ke beban arus macam lampu dan lainnya. Bagian
ini terdiri dari terminal.

Cara Kerja Sel Sekunder (Sel Akumulator):

A. Saat akumulator mengeluarkan arus (digunakan)


1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung
dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya
bergabung/berubah menjadi air (H2O).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif
maupun pelat negatif sehingga menempel di kedua pelat tersebut. Reaksi ini akan
berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis atau dalam keadaan discharge.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat
pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan elektrolit konsentrasinya sangat rendah dan
hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun
menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan
baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3.
Berdasarkan perbedaan berat jenis ini, maka dapat diketahui sisa isi baterai dengan
menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib
ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/charge aki). Selain itu
pada saat baterai dalam keadaan discharge, maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air
(H2O) dimana air ini dapat membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
B. Saat akumulator menerima arus (diisi ulang)

Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/di-charge alias
sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutub positif baterai
dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus
listrik negatif. Tegangan yang dialirkan sama dengan tegangan total yang dimiliki
baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V
DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC
(baterai yang dihubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-masing
tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltase total). Hal ini bisa ditemukan di
bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang dihubungkan secara seri dan semuanya
disetrum sekaligus. Besar kuat arus (Ampere) yang harus dialirkan bergantung pada
kapasitas maksimum yang dimiliki baterai tersebut. Konsekuensinya, proses
penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :
1. Oksigen
(O)
dalam
air
(H2O)
terlepas
karena
bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan
secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah cokelat (PbO2).
2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun
negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H 2O) di
dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat
(H2SO4) sebagai cairan elektrolit.
Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 kg/dm 3
(pada baterai yang terisi penuh). Sel sekunder biasa dipakai sebagai sumber listrik di
motor, mobil atau barang elektronik yang cukup besar karena dapat diisi ulang.
4. Kelebihan dan Kekurangan sel Akumulator
a. Kelebihan aki
Bisa langsung pakai tanpa dicharge dahulu

Harga relatif lebih murah


Air aki bisa ditambah
Stabil pada suhu tinggi (suhu mesin)
b. Kekurangan
air aki sering habis (menguap), uap mengandung gas hidrogen, mudah terbakar
Harus sering mengisi air aki
Tegangan kurang stabil
Cairan aki bersifat korosif
Memiliki sifat self-discharge besar (0.8-1.0% volume/hari)

Dapus:
Ahmad, Jayadin. 2007. Elektronika Dasar (ELDAS)-Ilmu Elektronika. Electrinic Book.
Ningsih,

Yuni Satria, Gusnedi, dan Y. Darvina. 2014.

PENGARUH PENAMBAHAN
AQUADEST DAN AIR ACCU (H2SO4 30%) TERHADAP ARUS DAN TEGANGAN
DARI SEL ACCU DENGAN MENGGUNAKAN AIR SINGKONG KARET
(MANIHOT GLAZIOVII. M.A). PILLAR OF PHYSICS. 1 : 105-112.

Anda mungkin juga menyukai