Anda di halaman 1dari 15

  Penyetruman Akumulator (Aki)

Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi
listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan kapasitor. Pada
umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai
"baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat mengacu kepada baterai,
kapasitor, kompulsator, dll.
Pada mobil yang masih menggunakan teknologi lama, jenis Accu yang banyak digunakan
adalah jenis lead-acid (accu basah). Accu jenis ini komponennya merupakan gabungan dari
beberapa lempengan timbal (Pb) dan lempengan oksida (PbO2), yang direndam dalam larutan
elektrolit yang terdiri dari 35% asam sulfat (H2SO4) dan 65% air (H2O). Accu mobil pada
umumnya menyediakan tegangan sebesar 12 volt. Tegangan ini didapat dengan cara
menghubungkan enam sel galvanik. Accu tidak lagi bisa menyimpan arus listrik, berarti Accu
sudah mulai rusak (soak). Biasanya ditandai dengan bunyi klakson yang melemah, lampu tidak
terang, waktu starter mesin jadi lebih panjang, bahkan tidak lagi bisa menggerakkan starter.
secara “seri”. Setiap sel menyediakan 2,1 volt, jadi apabila di charge penuh, akan menghasilkan
2,1 volt x 6 sel = 12,6 volt.
Kondisi Accu, dapat diukur dengan suatu alat yang men-simulasikan besar beban yang
masih mampu diterima oleh accu, atau dengan cara sederhana dengan menggunakan Battery
Hydrometer. Cara penggunaan Hydrometer adalah dengan mencelupkan ujung alat ini pada air
Accu, kemudian menyedotnya.
Pada saat Accu disetrum (recharge), cairan elektrolit akan bereaksi dengan material pada
lempengan, dan merubah permukaannya menjadi lead sulphate. Pada saat Accu digunakan
(discharge), akan terjadi reaksi terbalik, yaitu lead sulphate akan kembali berubah menjadi
bentuk semula yaitu lead oxide dan lead.
Jika mobil digunakan, proses ini akan berulang terus menerus. Tetapi proses ini tidaklah
sempurna, karena ada deposit yang terbentuk. Semakin lama, lapisan deposit Sulfat akan
semakin tebal dan akan mengurangi performanya. Pada ketebalan tertentu, deposit ini akan
membuat accu tidak lagi bisa recharge, dan accu harus diganti.

Jenis - Jenis   Aki

Accu atau aki (accumulattor) merupakan salah satu komponen penting pada kendaraan
bermotor, mobil, motor ataupun generator listrik yang dilengkapi dengan dinamo stater. Selain
menggerakkan motor starter dan sumber tenaga penerangan lampu kendaraan di malam hari, aki
juga penyimpan listrik dan   penstabil tegangan serta arus listrik kendaraan.
Beragam jenis Aki dan Oli orisinil tersedia di Kauzai Oto, harga kompetitif dan layanan
prima Aki terdiri dari beragam jenis , secara umum di pasaran kita mengenal dua jenis aki , aki
basah dan aki kering, dan lebih detail lagi jenis - jenis aki sebagai berikut :
         Aki Basah
Hingga saat ini aki yang populer digunakan adalah aki model basah yang berisi cairan
asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk
menambah air aki saat ia kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air
aki . Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb).
Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara
rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan
terbakar dan meledak jika terkena percikan api.
Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan
penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.
         Accu Hybrid
Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya terdapat pada
material komponen sel aki . Pada aki hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel (+)
dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik
dari aki basah konvensional.
         Accu Calcium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. AKi jenis ini memiliki
kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding
aki basah konvensional.
         Accu Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF)
Aki jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat penguapan air
aki . Uap aki yang terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga dan kembali menjadi air
murni yang menjaga level air aki selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian
air aki. Aki jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis aki hybrid maupun aki kalsium.
         Accu Sealed ( aki tertutup)
Aki jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring berisi bahan
elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat. Aki jenis ini kerap dijuluki
sebagai aki  kering. Sifat elektrolitnya memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang lebih
baik.Karena sel terbuat dari bahan kalsium, aki ini memiliki kemampuan penyimpanan listrik
yang jauh lebih baik seperti pada aki jenis calsium pada umumnya. Pasalnya ia memiliki self-
discharge yang sangat kecil sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan start saat
didiamkan dalam waktu cukup lama. kemasannya yang tertutup rapat membuat aki jenis ini
bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah. Namun karena wadahnya
tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi sehingga dibutuhkan
penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang mesin.
Komponen komponen aki
         Kotak aki : Berfungsi sebagai rumah atau wadah dari komponen aki yang terdiri atas cairan
aki, pelat positif dan pelat negatif berikut separatornya.
         Tutup aki: Berada di atas, tutup aki berfungsi sebagai penutup lubang pengisian air aki ke
dalam wadahnya. Sehingga  aki tidak mudah tumpah. Di aki kering tertentu tidak ada komponen
ini. Kalaupun ada tidak boleh dibuka.
         Lubang ventilasi : Untuk tipe konvensional ada di samping atas dan ada slangnya. Berfungsi
untuk memisahkan gas hydrogen dari asam sulfat serta sebagai saluran penguapan air aki.
Sedang tipe MF, gas hydrogen dikondisikan lagi menjadi cairan sehingga tidak dibutuhkan
lubang ventilasi.
          Pelat logam: Terdiri dari pelat positif dan negatif. Untuk pelat positif dibuat dari logam
timbel preoksida (PbO2). Sedangkan pelat negatif hanya dibuat dari logam timbel (Pb).
          Air aki: Dibuat dari campuran air (H2O) dan asam sulfat (SO4).
          Separator: Berada di antara pelat positif dan negatif, separator bertugas untuk memisahkan
atau menyekat pelat positif dan negatif agar tidak saling bersinggungan yang dapat menimbulkan
short alias hubungan arus pendek.
          Sel: Adalah ruangan dalam wadah bentuk kotak-kotak yang berisi cairan aki, pelat positif dan
negatif berikut seperatornya.
          Terminal aki: Keduanya berada di atas wadah, karena merupakan ujung dari rangkaian pelat-
pelat yang nantinya dihubungkan ke beban arus macam lampu dan lainnya. Bagian ini terdiri dari
terminal.

Sel Volta komersial jenis lain yang dapat diisi ulang adalah sel timbel atau dikenal dengan
accumulator (accu), terdiri atas timbel oksida sebagai katode dan logam timbel berbentuk bunga
karang sebagai anode. Kedua elektrode ini dicelupkan dalam larutan H2SO4 35%. Reaksi yang
terjadi selama accu dipakai (discharged) adalah sebagai berikut.
Pb(s) + HSO4–(aq) →PbSO4(s) + H+(aq) + 2e– (anode)
PbO2(s) + 3H+(aq) + HSO4–(aq) + 2e–→PbSO4(s) + 2H2O(l) (katode)
Reaksi lengkapnya :
Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Potensial sel yang dihasilkan dari reaksi tersebut, yaitu sekitar 2 V. Untuk memperoleh
potensial sel sebesar 12 V, diperlukan enam buah sel yang disusun secara seri. Jika accu telah
dipakai, accu dapat diisi ulang menggunakan arus listrik searah. Selama proses isi ulang, reaksi
dalam sel merupakan kebalikan dari reaksi pemakaian. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2PbSO4(s) + 2H2O(l) → Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq)
Selama proses isi ulang, sejumlah air dalam accu terurai menjadi H2 dan O2, akibatnya
accu kekurangan air. Oleh karena itu, accu yang sering dipakai dan diisi ulang, cairan
elektrolitnya harus diganti dengan yang baru.
Manfaat Aki
         Alat untuk menghimpun tenaga listrik (dipakai pada mesin mobil dsb)
         Penghasil dan penyimpan daya listrik hasil reaksi kimia
         Peranti untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga kimia atau sebaliknya
Proses wawancara:
Siswa SMA6 (A) : Permisi, pak. Kami dari siswa SMAN 6 Bengkulu, disini kami
ditugaskan untuk mewawancari seorang tukang sepuh untuk mengetahui bagaimana
proses penyepuhan.Apakah bapak bersedia untuk kami wawancarai?
Tukang Sepuh (B) : Oh iya.. silahlan.
A : Sebelumnya apakah boleh kami tahu nama bapak siapa?
B : Nama saya Andre.
A : Sudah berapa lama bapak bekerja sebagai tukang sepuh disini?
B : Kalau disini saya baru bekerja selama kurang lebih 3 bulan. Tetapi 2 tahun lalu saya
vakum dan tidak bekerja sebai penyepuh karena suatu alasan tertentu.
A : Baiklah bapak, langsung saja. Sebelum kita melakukan proses penyepuhan, alat dan
bahan apa saja yang harus disiapkan terlebih dahulu?
B : Baskom, air biasa, air putas, sikat, air emas(air yang dicampur dengan air hujan).
A : Lalu bagaimana proses penyepuhan tersebut dilakukan?
B : 1. Mula-mula emas dimasukkan ke dalam air putas
2. setelah itu emas yang tadi di rebus seperi biasa
3. setelah beberapa saat, emas di bros atau di sikat
4. kemudian di taring (di gesek-gesek supaya terlihat mengkilat)
5. masukkan ke dalam air emas.
6. kemudian sentrum emas tersebut dengan menggunakan listrik(agar lebih lengket)
7. kemudian di taring kembali
8. dan yang terakhir di panaskan selama kurang lebih 3 detik
9. emas sudah terlihat mengkilat.
A : Apakah ada zat kimia yang digunakan dalam proses penyepuhan?
B : Ada, yaitu larutan CO2(tetapi yang sudah dicampur solder), air keras.
A : Mengapa diharuskan menggunakan bahan kimia?
B : Agar mengkilatnya emas merata.
A : Jika tidak ada bahan kimia dalam proses penyepuhan, apa yang akan terjadi?
B : emas akan lebih cepat memudar dan meluntur.
A : Baiklah bapak. Berkat bapak kami jadi tahu dan lebih memahami tentang proses
penyepuhan. Dan juga tugas kami ini bisa terselesaikan. Untuk itu dengan berbesar hati
kami mengucapkan teria kasih.
B : sama –sama.
1.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Cincin merupakan salah satu jenis
perhiasan yang sering digunakan oleh manusia. Cinin mempunyai warna yang sangat
mengkilap,hal itu disebabkan karena cincin mempunyai lapisan emas yang cukup tebal.Namun
lama kelamaan lapisan tersebut bisa terkikis dan habis, sehingga warnanya tidak seindah pada
saat dibeli lagi. Secara ekonomi, sangat besar biaya yang harus dikeluarkan untuk menganti
dengan cinicn yang baru. Tatapi kita tidak harus mengganticincin tersebut dengan yang baru, kita
bisa memanfaatkan salah satu proses elektrokimia, yaitu pelaisan logam dengan logam lain atau
penyepuhan. Elektroplating atau lapis listrik atau penyepuhan merupakan salah satu proses
pelapisan bahan padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik melalui suatu larutan
elektrolit (Http://www.id.wikipedia.org/wiki/Elektroplating). Larutan yang digunakan harus
sesuai dengan bahan yang digunakan untuk menyepuh yang dipasang sebagai anoda. Jika akan
menyepuh benda dengan krom, maka anoda yang digunakan adalah krom dan larutan elektrolit
adalah asam khromat (H2CrO4). Nah, jika elektroplating perak, tentu perak sebagai anoda dan
larutannya asalah perak nitrat.Sedangkan jika ingin menyepuh emas maka larutan yang
digunakan adalah larutan emas (AuCl3). Mari kita ingat kembali apa yang pernah diajarkan guru
kita mengenai itu. Sebuah wadah diisi cairan elektrolit (misal Asam sulfat, H2SO4), lalu dua
buah logam masing-masing yang ingin di lapis (misalnya paku) dan satu lagi logam pelapis
(misalnya lempeng tembaga). Lalu masing-masing logam di ”jepit” dengan seutas kabel yang
masing-masing di hubungkan dengan sumber listrik searah (batery atau aki). Jadi proses
penyepuhan adalah proses elektrolisis, yaitu proses perubahan Energi listrik menjadi Energi
kimia. Proses ini melibatkan Elektroda (logam-logam yang dihubungkan dengan sumber listrik)
dan Elektrolit (cairan tempat logam-logam tadi dicelupkan) Penyepuhan berguna untuk melapisi
logam untuk perhiasan, atau juga untuk pencegahan karat/korosi, seperti pada pipa atau besi,
yang dilapisi oleh 1 campuran besi (Fe) dan Seng (Zn), yang disebut proses galvanisasi. Kalau
kamu amati, sebenarnya proses Elektrolisis ini adalah kebalikan dari proses yang terjadi pada
baterei atau aki, dimana pada sumber listrik itu terjadi proses perubahan dari energi kimia
menjadi energi Listrik. 2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik
beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan pada
proses penyepuhan? 2. Reaksi apa yang terjadi pada penyepuhan tersebut? 3. Tujuan Penulisan 1.
Untuk mengetahui tahap-tahap dalam melakukan proses penyepuhan. 2. Untuk mengeetahui
reaksi-reaksi yang terjadi pada proses penyepuhan. 4. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Untuk
menyelesaikan tugas dari guru kimia. 2. Bagi Masyarakat Umum Sebagai pengetahuan umum
dalam melakukan proses penyepuhan, sehingga pembaca dapat melakukan proses penyepuhan
dengan baik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2

2.1. Pengertian Penyepuhan Penyepuhan merupakan suatu proses pelapisan permukaan logam
dengan logam lain, misalnya suatu logam yang disepuh dengan nikel (Ni), krom (Cr), perak
(Ag), emas (Au), atau tembaga (Cu).Penyepuhan(elektroplanting) dimaksudkan untuk
melindungi logam terhadap korosi ataupun untuk memperbaiki penampilan. Larutan yang
digunakan harus sesuai dengan bahan yang digunakan untuk menyepuh yang dipasang sebagai
anoda. Jika akan menyepuh benda dengan krom, maka anoda yang digunakan adalah krom dan
larutan elektrolit adalah asam khromat (H2CrO4). Nah, jika elektroplating perak, tentu perak
sebagai anoda dan larutannya asalah perak nitrat. Sedangkan jika ingin menyepuh emas maka
larutan yang digunakan adalah larutan emas (AuCl3). Prinsip dasar elektroplating adalah
penempatan ion-ion logam pelapis diatas substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis
yakni menguraikan senyawa kimia dalam larutan elektrolit dengan mengalirkan arus searah.
Arus listrik yang mengalir dalam larutan menyebabkan terjadinya reaksi kimia, yaitu reaksi
peruraian ion-ion dalam larutan. Ion-ion positif akan bergerak ke katoda dan ion-ion negatif akan
bergerak menuju anoda sehingga terjadi pelapisan pada substrat. Anoda merupakan elektroda
yang menghasilkan elektron sedangkan katoda adalah elektroda yang menerima elektron yang
merupakan tempat pengendapan saat proses elektroplating. Yang termasuk elektrolit adalah
asam, garam, dan basa. AuCl3 termasuk garam, sehinga dinamakan garam emas. Berarti
AuCl3termasuk larutan elektrolit. Dalam larutan, garam, asam, atau basa akan pecah menjadi
ion-ion positif dan negatif. AuCl3 dalam larutan pecah menjadi: AuCl3 → Au3+ + 3CI2.2 Jenis-
jenis Penyepuhan 3
Ditinjau dari anoda yang digunakan maka ada dua jenis elektroplating, yakni: Anoda dengan
bahan penyepuh dan anoda dari platina (Pt) (bahan Inert). 1) Anoda dengan bahan penyepuh
(Ag) Antara lempeng perak dan cincin diberi beda potensial dengan cara dihubungkan dengan
batere. Lempeng perak dihubungkan dengan kutub posiitif batere, sedangkan cincin dihubungkan
dengan kutub negatif batere Mundilarto dan Edi Istiyono. 2007). Dengan demikian maka
potensial perak lebih tinggi g daripada potensial cincin. Akibatnya ion-ion positif ( A + ) akan
bergerak menuju cincin (potensial rendah), sedangkan ion-ion negatif ( NO 3 − ) bergerak
menuju lempeng perak (potensial tinggi). Setelah sampai pada cincin A +menggantikan g A
+menerima g sebuah elektron, sehingga menjadi netral dan menempel pada cincin. Sementara
itu, lempeng perak melepaskan ion perak habis larut dalam larutan. Langkah-langkah
elektroplating: (1) masukan larutan perak nitrat ke dalam bejana (2) masukkan lempeng perak
dan cincin ke dalam larutan pada sisi yang bersebarangan (3) Hubungkan lempeng perak dengan
kutub positif batere (4) Hubungkan benda yang akan disepuh (cincin) dengan kutub negatif
batere. (5) Setelah beberapa menit, amati warna cincin. Jika cincin sudah seperti perak arus
listrik dapat diputus. ion A +yang g telah netral dan melekat di cincin. Proses ini berlangsung
terus menerus sampai lempeng Ag AgNO 3 Gambar 1. Skema penyepuhan dengan anode Ag+ 2)
Anoda dari Platina (Pt) (Bahan Inert) 4
Metode elektroplating dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah elektroda yaitu anoda dan
katoda, larutan elektrolit dan sumber arus. Sebagai anoda digunakan platina karena bersifat inert
sedangkan katodanya merupakan substrat yang dipakai untuk membuat lapisan tipis. Prinsip
dasar pembuatan lapisan tipis adalah menempatkan ion- ion positif bahan pelapis ditambah
dengan elektron yang berasal dari larutan elektrolit logam yang dilapisi. Hasil pelapisan dengan
metode elektrodeposisi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: arus, pengadukan,
kandungan larutan elektrolit, tegangan, PH larutan elektrolit, waktu pelapisan dan suhu larutan.
Susunan atom yang menempel pada substrat dipengaruhi oleh sifat alami substrat dan temperatur
selama proses deposisi. Langkah-langkah elektroplating: (1) masukan larutan perak nitrat ke
dalam bejana (2) masukkan platina dan cincin ke dalam larutan pada sisi yang bersebarangan (3)
Hubungkan platina dengan kutub positif batere (4) Hubungkan benda yang akan disepuh (cincin)
dengan kutub negatif batere. (5) Setelah beberapa menit, amati warna cincin. Jika cincin sudah
seperti perak arus listrik dapat diputus. Pt AgNO 3 Gambar 2. Skema penyepuhan dengan anode
inert BAB III 5
METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini
dilakukan melalui 2 tahap, yaitu pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada hari/tanggal
Jumat,30 Desember 2011. Dan penyusunan laporan penelitian dari tanggal 31 Desember 2011
dan tanggal 01 Januari 2012. 3.1.2 Tempat Penelitian Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan di
kios tukang sepuh bapak Zainal Abidin di Pasar Seririt dan tahap penyusunan laporan dilakukan
di salah satu rumah anggota kelompok di Desa Bengkel. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan
bahan yang kami gunakan pada saat observasi yaitu: 1. Kamera 2. Buku tulis 3. Pulpen 4. Uang
secukupnya 3.3 Langkah kerja 1. Membuat janji dengan anggota kelompok pada hari Kamis, 29
Desember 2011. 2. Pada hari yang ditentukan (Jumat,30 Desember 2011) melakukan observasi
yang telah direncanakan. 3. Mengobservasi dan mendokumentasikan proses penyepuhan emas.
BAB IV 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah dalam Proses Penyepuhan Emas Dari hasil
observasi yang kami lakukan, proses penyepuhan emas memerlukan alat dan bahan sebagai
berikut, 4.1.1 Alat 1. 2. 3. 4. 5 buah baterai ABC D 1.5V 2 buah kabel Sangling (asahan dari
baja) Kertas amplas 5. Buah Lerak (Sapindus mukorossi) 6. Sikat kecil dan besar 4.1.2 Bahan 1.
Cincin dari logam lain (tembaga, perak, besi kecuali baja stainless steel) 2. Logam emas murni 3.
Larutan kalium sianida / Potassium (KCN) 4. Larutan tembaga sulfat (CuSO4) 5. Larutan emas
(AuCl3) 6. Air bersih Adapun proses yang dilakukan untuk menyepuh emas adalah sebagai
berikut, 1. 2. Menyiapkan emas yang akan disepuh Merebus perhiasan emas yang akan disepuh
dengan air potassium sampai mendidih. Tujuannya untuk menghilangkan lemak-lemak pengotor
pada perhiasan emas. 3. Setelah mendidih, menyikat perhiasan dalam air rendaman buah rerek.
Dimana buah rerek berfungsi sebagai pembersih alami. 4. Setelah selesai, merebus air campuran
serbuk emas dan potassium kemudian kutub katoda (kutub negative pada baterai) melilitkan
perhiasan emas denan kawat yang ada pada katoda. 7
5. Sedangkan kutub anodanya yang berisi emas murni 24 karat (kutub positif pada baterai)
direndam dalam air potassium 6. Setelah air emas mendidih, segera memasukkan perhiasan yang
akan disepuh dan lempengan emas murni kedalam air emas 7. Setelah beberapa saat lempengan
emas murni diangkat sedangkan perhiasan emas yang disepuh dibiarkan di dalam larutan lebih
lama 8. Setelah perhiasan menunjukkan warna berkilau (sudah terlapis emas), mengeluarkan
perhiasan tersebut. 9. Lalu mengeringkan perhiasan yang sudah disepuh dengan menggunakan
api, hal ini bertujuan untuk mempertahankan lapisan emas pada perhiasan yang sudah disepuh
agar awet. 4.2 Reaksi yang terjadi pada Proses Penyepuhan Emas Penyepuhan adalah proses
elektolisis untuk melapisi permukaan suatu benda logam yang bertujuan untuk melindungi dari
korosi, untuk memperoleh permukaan yang keras atau hasil yang menarik, untuk memurnikan
logam, untuk memisahkan logam guna analisis kuantitatif dan untuk memperoleh kembali suatu
logam dari benda cetakannya. Pada proses penyepuhan emas, tujuannya adalah untuk melapisi
emas sehingga diperoleh hasil yang lebih menarik. Benda atau logam yang akan dilapisi
dipasang sebagai katoda, dan metal yang digunakan sebagai penyepuh sebagai anoda. Dalam
pengamatan kami, cincin emas diletakan pada katoda terbukti dengan dipasangnya cicin tersebut
pada kabel yang dihubungkan dengan kutub negative baterai (katode pada elektolisis bermuatan
negative). Sedangkan anodenya adalah emas murni yang dipasang pada kabel yang dihubungkan
dengan kutub positif baterai (anode pada elektrolisis bermuatan negative). Logam logam tersebut
dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion-ion logam penyepuh yaitu larutan emas
potassium dimana kadar emasnya lebih tinggi. 8 Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Emas (Anode) : Au(s) Au3+(aq) + 3e- (Oksidasi) Au(s) (Reduksi) Cincin (Katode) : Au3+(aq) +
3e- Dalam reaksi tersebut terlihat bahwa di katoda terjadi reaksi reduksi dan terbentuk endapan
emas, sehingga jelas bahwa cincin yang diletakan di katode akan terlapisi emas penyepuh.
Terlihat juga pada anode emas penyepuh yang berkadar lebih tinggi melepas electron yang
nantinya bepindah ke katode dan terbentuklah lapisan emas yang melapisi cincin. Karena
electron pada emas murni akan terus lepas dan berpindah ke katode, menurut analisis kami hal
inilah yang menyebabkan penyepuh (orangnya) tidak mencelupkan emas murni pada larutan
terlalu lama. 9

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Proses penyepuhan pada perhiasan emas terdiri atas
pembersihan, pelapisan, dan pengeringan 2. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan
yang mengadung ion logam anode (seperti penyepuhan logam emas (Au) menggunakan larutan
AuCl3. 3. Bahwa penyepuhan itu terjadi karena ion yang bertemu dengan elektron dari arus
listrik DC sehingga mengendap pada katode. 4. Ion logam bergerak dari anode menuju katode.
5.2 Saran-saran 1. Kepada pihak terkait agar meningkatkan kesadaran untuk mengurangi polusi
lingkungan akibat limbah penyepuhan, karena efeknya tidak langsung dirasakan. 2. Untuk
observasi berikutnya sebaiknya disiapkan pertanyaan dan teori yang akan diuji untuk
membuktikan teori elektrolisis yang kita pelajari. 3. Karena masih merupakan study awal, masih
banyak kekurangan dalam laporan ini dan diperlukan masukan-masukan yang konstruktif dari
temanteman dan bapak guru. 10 Daftar Pustaka http://cosmo-
burn.blogspot.com/2011/10/laporan-pengamatan-penyepuhan-emasgold.html#ixzz1hg2IK38N
Purba, michael.2007.”KIMIA untuk kelas XII”.Jakarta: Erlangga.
Harnanto,ari,Ruminten.2009.”BSE KIMIA untuk kelas XII”.Jakarta: Pusat Perbukuan.
Utami,Budi,dkk.2009.”BSE KIMIA untuk SMA dan MA Program Ilmu Alam”.Jakarta: Pusat
Perbukuan. 11 Lampiran.1 : Observasi di lapangan Lampiran.2 alat dan bahan yang digunakan
12 Sangling Buah lerak 13 14

Langkah-langkah elektroplating:
(1) masukan larutan perak nitrat ke dalam bejana
(2) masukkan lempeng perak dan cincin ke dalam larutan pada sisi yang bersebarangan
(3) Hubungkan lempeng perak dengan kutub positif batere
(4) Hubungkan benda yang akan disepuh (cincin) dengan kutub negatif batere.
(5) Setelah beberapa menit, amati warna cincin. Jika cincin sudah seperti perak arus listrik dapat
diputus. ion A +yang g telah netral dan melekat di cincin. Proses ini berlangsung terus menerus
sampai lempeng Ag AgNO 3 Gambar 1. Skema penyepuhan dengan anode Ag+ 2) Anoda dari
Platina (Pt) (Bahan Inert) 4
 
Tujuan :

 Untuk mengetahui proses penyepuhan

 Untuk mengetahui hubungan penyepuhan dengan elektrolisis

 Untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi dalam penyepuhan

 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Adaptor (12V) Air Hujan (pH Netral) Toples atau wadah larutan Air Bersih Sikat/bross Putas
(Pottasium) Cincin Perak Detergen/Pembersih/Buah tandikir Kabel Positif dan Negatif Alat
Pembakar

 Cara Kerja 1) Cincin perak yang berwarna putih dibersihkan dari kotoran-kotorannya serta
diluruskan dengan menggunakan alat pengikis.

 
Laporan Kimia Penyepuhan Page 5
2) Cincin perak yang telah dibersihkan kemudian dibakar dan didinginkan sebentar. 3)
Selanjutnya cincin yang telah dibakar itu direndam di dalam air hujan yang telah dimasukkan
putas, agar logam perak menjadi bersih. 4) Setelah itu, cincin perak dibersihkan di air bersih dan
disikat dengan sikat. Lalu dikikis agar lebih mengkilat.
 
5) Kemudian kabel yang telah dililitkan dengan keping emas (muatan positif) dimasukkan ke
dalam larutan putas dan dijepit agar tidak terlalu tenggelam. Sedangkan kabel satunya (muatan
negatif) dililitkan ke logam yang akan disepuh(cincin perak) juga dimasukkan ke dalam air putas
dan dibiarkan selama + 5 menit. 6) Setelah 5 menit, cincin perak dibersihkan dengan air bersih
untuk menghilangkan larutan putas yang bersifat racun. Lalu cincin perak dimasukkan kembali
ke dalam larutan putas agar lapisan emas lebih merata.
7) Cincin diangkat dan dibersihkan kembali. Lalu cincin perak yang tadinya berwarna putih akan
berubah menjadi cincin yang berlapis emas.

 
PEMBAHASAN
Proses penyepuhan adalah proses elektrolisis, yaitu proses perubahan Energilistrik menjadi
Energi kimia. Proses ini melibatkan Elektroda (logam-logam yangdihubungkan dengan sumber
listrik) dan Elektrolit (cairan tempat logam-logam tadidicelupkan)Penyepuhan berguna untuk
melapisi logam untuk perhiasan, atau juga untuk pencegahan karat/korosi, seperti pada pipa atau
besi, yang dilapisi oleh campuran besi(Fe) dan Seng (Zn), yang disebut proses galvanisasi. Pada
penyepuhan, logam yang disepuh (cincin) dijadikan katode sedangkan logam penyepuhnya
(emas) dijadikan anode. Kedua elektrode itu dicelupkan dalam larutan pottasium dari logam
penyepuh (AuCl3). Pada katode, akan terjadi pengendapan emas, sedangkan pada anode, emas
terus-menerus larut. Konsentrasi ion Au3+ dalam larutan AuCl3 tidak berubah. Dalam reaksi
tersebut terlihat bahwa pada katoda terjadi proses reduksi yang menghasilkan endapan emas (Au
(s)), sehingga terlihat jelas bahwa cincin perak yang pada awalnya berwarna putih berubah
menjadi kuning keemasan dan menjadi cincin berlapis emas. Pada anode (emas penyepuh), yang
berkadar lebih tinggi melepas elektron yang nantinya bergerak atau berpindah ke katode
sehingga lapisan emas akan melapisi cincin perak yang disepuh. Menurut narassumber dan
pengamatan saya, yang menjadi penyebab berpindahnya lapisan emas menuju cincin perak
adalah akibat dari larutan pottasium yang menjadi larutan elektrolit. Waktu yang digunakan saat
merendam cincin perak di larutan pottasium (penyepuhan) adalah + 5 Emas (Anode) :
Au(s)  Au3+(aq) + 3e- (Oksidasi) Cincin (Katode) : Au3+(aq) + 3e-  Au(s) (Reduksi)

 
Laporan Kimia Penyepuhan Page 9
menit. Jika terlalu lama, maka emas akan terus melapisi cincin perak. Hal inilah yang
menyebabkan penyepuh tidak mencelupkan emas murni pada larutan terlalu lama. Dari kegiatan
ini, dapat ditentukan bahwa :

 Anoda : logam penyepuh (emas)

 Katoda : Logam yang akan disepuh (cincin perak)

 Elektrolit ion anode : Larutan penyepuh (larutan pottasium)

 
Laporan Kimia Penyepuhan Page 10
KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan Dari pengamatan penyepuhan emas ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

 Penyepuhan merupakan suatu proses pelapisan emas pada logam kecuali stailess steel

 Penyepuhan menggunakan arus DC

 Larutan yang digunakan adalah larutan Pottasium

 Penyepuhan terjadi karena ion yang bertemu dengan elektron dari arus listrik DC, sehingga
mengendap pada katoda.

 Penyepuhan bertujuan untuk melindungi logam dari korosi

 Saran Dalam melakukan penyepuhan dibutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi
kekeliriuan yang berakibat fatal bagi penyepuh karena larutan pottasium yang bersifat racun.
Dalam laporan ini, saya membutuhkan saran dan kritik untuk membuat laporan ini menjadi lebih
baik lagi.

1. 2. Menyiapkan emas yang akan disepuh Merebus perhiasan emas yang akan disepuh dengan
air potassium sampai mendidih. Tujuannya untuk menghilangkan lemak-lemak pengotor pada
perhiasan emas.
3. Setelah mendidih, menyikat perhiasan dalam air rendaman buah rerek. Dimana buah rerek
berfungsi sebagai pembersih alami.
4. Setelah selesai, merebus air campuran serbuk emas dan potassium kemudian kutub katoda
(kutub negative pada baterai) melilitkan perhiasan emas denan kawat yang ada pada katoda. 7
5. Sedangkan kutub anodanya yang berisi emas murni 24 karat (kutub positif pada baterai)
direndam dalam air potassium
6. Setelah air emas mendidih, segera memasukkan perhiasan yang akan disepuh dan lempengan
emas murni kedalam air emas
7. Setelah beberapa saat lempengan emas murni diangkat sedangkan perhiasan emas yang
disepuh dibiarkan di dalam larutan lebih lama
8. Setelah perhiasan menunjukkan warna berkilau (sudah terlapis emas), mengeluarkan perhiasan
tersebut.
9. Lalu mengeringkan perhiasan yang sudah disepuh dengan menggunakan api, hal ini bertujuan
untuk mempertahankan lapisan emas pada perhiasan yang sudah disepuh agar awet.

Anda mungkin juga menyukai