5.1. Pendahuluan
Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan
dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber
utama energi listrik yang digunakan pada kendaraan. Sebagai catatan bahwa baterai
tidak menyimpan listrik, tetapi menampung zat kimia yang dapat menghasilkan energi
listrik. Dua bahan timah yang berbeda berada di dalam asam yang bereaksi untuk
menghasilkan tekanan listrik yang disebut tegangan. Reaksi elektrokimia ini
mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
Hal-hal yang disyaratkan untuk baterai adalah ukurannya harus kecil, ringan
dan tahan lama, tahan terhadap gunjangan dan mudah dikontrol, mempunyai
kapasitas yang besar dan harganya cukup murah. baterai harus bisa mensuplai arus
listrik ke seluruh peralatan listrik yang ada pada kendaraan. Apabila alternator
mengalamai kerusakan, baterai harus bisa dipakai sebagai sumber listrik pada saat
kendaraan melaju. Baterai harus dapat mengatur kesimbangan antara output dari
alternator dan beban pemakaian. Namun begitu, baterai bukanlah merupakan sumber
utama untuk peralatan listrik yang ada pada kendaraan.
Pada kondisi mesin hidup, hampir semua kebutuhan energi listrik pada sistem
kelistrikan kendaraan dipenuhi oleh sistem pengisian.
1. Kotak baterai. Bagian ini berfungsi sebagai penampung dan pelindung bagi
semua komponen baterai yang ada di dalamnya, dan memberikan ruang untuk
endapan-endapan baterai pada bagian bawah. Bahan kotak baterai ini biasanya
transparan untuk mempermudah pengecekan ketinggian larutan elektrolit pada
baterai.
2. Tutup baterai. Bagian ini secara permanen menutup bagian atas baterai (gambar
5.3), tempat dudukan terminal-terminal baterai, lubang ventilasi, dan untuk
perawatan baterai seperti pengecekan larutan elektrolit atau penambahan air.
3. Plat baterai. Plat positif dan plat negatif mempunyai grid yang terbuat dari
antimoni dan paduan timah. Plat positif terbuat dari bahan antimoni yang dilapisi
dengan lapisan aktif oksida timah (lead dioxide, PbO2) yang berwarna coklat dan
plat negatif terbuat dari sponge lead (Pb) yang berwarna abu-abu. Jumlah dan
ukuran plat mempengaruhi kemampuan baterai mengalirkan arus. Baterai yang
mempunyai plat yang besar atau banyak dapat menghasilkan arus yang lebih
besar dibanding baterai dengan ukuran plat yang kecil atau jumlahnya lebih
sedikit.
Gambar 5.4. Plat positif dan negatif baterai dalam satu sel
4. Separator atau penyekat. Penyekat yang berpori ini ditempatkan di antara plat
positif dan plat negatif. Pori-pori yang terdapat pada penyekat tersebut
memungkinkan larutan elektrolit melewatinya. Bagian ini juga berfungsi mencegah
hubungan singkat antar plat.
Separator disisipkan diantara pelat positif dan negatif untuk mencegah agar
tidak terjadi hubungan singkat antara kedua plat tersebut. Apabila pelat
mengalami hubung singkat karena kerusakan separator, maka energi yang
dihasilkan akan bocor. Bahan yang dipakai untuk separator adalah resin fiber
yang diperkuat, karet atau plastik. Permukaan separator yang berpori menghadap
ke plat positif untuk melindungi karat dari plat positif agar tidak berhamburan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh separator adalah bukan konduktor, harus
cukup kuat, tidak mudah berkarat oleh elektrolit, dan tidak menimbulkan bahaya
terhadap elektroda.
5. Sel. Satu unit plat positif dan plat negatif yang dibatasi oleh penyekat di antara
kedua plat posotif dan negatif disebut dengan sel atau elemen. Sel-sel baterai
dihubungkan secara seri satu dengan lainnya, sehingga jumlah sel baterai akan
menentukan besarnya tegangan baterai yang dihasilkan. Satu buah sel di dalam
baterai menghasilkan tegangan kira-kira sebesar 2,1 volt, sehingga untuk baterai
12 V akan mempunyai 6 sel.
9. Tutup ventilasi. Komponen ini terdapat pada baterai basah untuk menambah atau
memeriksa air baterai. Lubang ventilasi berfungsi untuk membuang gas hidrogen
yang dihasilkan saat terjadi proses pengisian.
10. Larutan elektrolit, yaitu cairan pada baterai merupakan campuran antara asam
sulfat (H2SO4) dan air (H2O). Secara kimia, campuran tersebut bereaksi dengan
bahan aktif pada plat baterai untuk menghasilkan listrik. Baterai yang terisi penuh
mempunyai kadar 36% asam sulfat dan 64% air. Larutan elektrolit mempunyai
berat jenis (specific gravity) 1,270 pada 200C (680F) saat baterai terisi penuh.
Berat jenis merupakan perbandingan antara massa cairan pada volume tertentu
dengan massa air pada volume yang sama. Makin tinggi berat jenis, makin kental
zat cair tersebut. Berat jenis air adalah 1 dan berat jenis asam sulfat adalah
1,835. Dengan campuran 36% asam dan 64% air, maka berat jenis larutan
elektrolit pada baterai sekitar 1,270.
menyatakan waktu (dalam menit) suatu baterai yang terisi penuh untuk mengalirkan
arus sebesar 25 A dan tegangan pada tiap sel dipertahankan 1,75 V atau 10,5 V
untuk enam sel pada baterai 12 V. Besarnya nilai RC berkisar antara 55 sampai 115
menit.
Dasar sel dari sebuah baterai terdiri dari beberapa komponen, yaitu plat positif,
plat negatif, elektrolit, dan kotak sel. Kedua plat terendam dalam larutan elektrolit
campuran antara asam sulfat dan air. Plat positif terbuat dari bahan yang berwarna
merah kecoklatan yang disebut dioksida timah (lead dioksida, PbO2) sedangkan plat
negatif terbuat dari timah (Pb) yang berwarna abu-abu. Apabila sebuah penghantar
dan sebuah beban (gambar 5.11) dihubungkan dengan kedua plat tersebut, maka
akan terjadi aliran arus dari plat positif ke plat negatif dan menyebabkan lampu
menyala. Proses pengeluaran isi (discharging) ini akan terus berlangsung sampai
kedua logam itu menjadi sama (PbSO4) dan seluruh asam sudah termanfaatkan
sehingga cairan yang ada hanya berupa air (H2O). Dalam kondisi seperti ini maka sel
(baterai) tersebut dikatakan kosong (discharged) dan tidak dapat menghasilkan arus
listrik lagi. Kondisi sel yang sudah kosong ini dapat dikembalikan seperti keadaan
semula (terisi penuh, charged) dengan memberikan arus listrik ke kedua plat pada sel
tersebut dan secara berangsur-angsur akan terisi kembali.
Baterai yang berada dalam kondisi terisi penuh, plat positif baterai tersebut
adalah PbSO4 sedangkan plat negatifnya adalah Pb. Larutan elektrolit yang ada pada
baterai tersebut merupakan campuran dari asam sulfat (H2SO4) dan air (H2O).
Proses pengeluaran arus seperti dijelaskan pada gambar 5.13, dalam jangka
yang lama akan menyebabkan plat positif dan negatif menjadi PbSO4 dan larutan
elektrolit hanya berupa air saja (menjadi H2O). Dalam kondisi seperti ini maka tidak
akan terjadi reaksi kimia antara plat baterai dan cairan di dalam baterai. Jika pada
kedua terminal baterai diberi sebuah lampu, maka lampu tidak akan menyala karena
tidak ada arus listrik yang dihasilkan.
Gambar 5.16. Hubungan berat jenis elektrolit dengan tingkat kekosongan baterai
Jika baterai yang sudah kosong tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama,
maka elektroda bisa menjadi lead sulfate (PbSO4) secara permanen atau timbul
kerusakan pada plat baterai, sehingga baterai tidak dapat digunakan lagi. Jika berat
jenisnya adalah 1.200 (200 Celcius), baterai harus diisi ulang. Jika baterai disimpan
dalam jangka waktu yang lama, maka baterai tersebut harus diisi kembali sedikitnya
satu kali untuk 15 hari. Perubahan temperatur akan mempengaruhi berat jenis
elektrolit. Hal ini disebabkan karena volume asam sulfat (elektrolit) bisa menyusut atau
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
107
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
mengembang karena temperatur, sehingga berat per satuan volume berubah. Oleh
sebab itu, jika temperatur naik, berat jenis elektrolit akan turun, dan jika temperatur
turun, maka berat jenis elektrolit akan naik. Gambar berikut ini memperlihatkan
pengaruh temperatur elektrolit terhadap berat jenis elektrolit.
9. Bersihkan permukaan klem terminal dengan alat pembersih yang sesuai. Ganti
kabel dan klem terminal yang rusak (Bila terjadi masalah pada baterai, lakukan
pemeriksaan-pemeriksaan baterai seperti dijelaskan pada bagian pemerisaan
baterai).
10. Pasang kembali baterai ke dalam mobil.
11. Hubungkan kabel terminal baterai, pastikan kabel terminal masuk ke dalam
dengan aman.
12. Kencangkan baut terminal dengan benar.
13. Setelah dikencangakan, lapisi semua sambungan dengan gemuk (light mineral
grease).
PERHATIAN: saat baterai sedang diisi, maka akan keluar gas yang mudah terbakar di
antara tutup selnya. Jangan merokok di area tempat baterai sedang atau baru saja
diisi. Jangan melepas penjepit chager dari terminal baterai yang sedang diisi karena
akan menimbukan percikan api yang dapat menyebabkan terbakarnya gas hidrogen
yang dihasilkan pada proses pengisian.
3. Periksa karat pada terminal, kotoran, atau elektrolit pada permukaan baterai.
Bersihkan terminal dan tutup bagian atas dengan campuran air dan baking soda.
Sikat kawat khusus untuk baterai dapat digunakan jika terdapat banyak karat
pada terminal-terminal baterai.
4. Periksa pemegang baterai yang kendor, atau klem baterai yang kendor.
Bersihkan dan kencangkan jika diperlukan.
5. Baca angka pada skala yang ditunjukkan oleh pelampung. Yakinkan bahwa
pelampung terapung dengan bebas, tidak bergesekan dengan bagian samping
dan atas tabung hidrometer. Bungkukkan badan agar saat membaca hasil
pengukuran posisi mata dan hidrometer dalam keadaan lurus.
Jika isi baterai kurang dari 75%, maka perlu dilakukan pengisian ulang
sebelum melaksanakan tes beban berat. Jika dalam kondisi kurang dari 75%
dilakukan pengujian, maka pengujian akan gagal karena baterai akan segera habis
atau kosong. Variasi hasil pembacaan berat jenis antara tiap sel tidak boleh lebih dari
0,050. Variasi dalam hal ini adalah perbedaan antara berat jenis sel yang terendah
dan yang tertinggi. Jika perbedaan tersebut melebihi 0,050 baterai sebaiknya tidak
digunakan lagi. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh hasil pembacaan berat jenis
elektrolit. Pembacaan berat jenis yang paling tinggi adalah sel 1 sebesar 1,260 dan
terendah adalah sel 5 sebesar 1,190. Perbedaan harga antara keduanya adalah
0,070. Berdasarkan hasil tersebut maka sel 5 sudah tidak bagus sehingga sebaiknya
baterai diganti.
Perbedaan harga pada tiap sel ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
misalnya kualitas air yang ditambahkan ke dalam sel, elektrolit sudah menjadi air
sehingga pembacaan berat jenis rendah. Pengisian baterai dengan laju pengisian
lambat (5A) dapat mengurangi variasi harga berat jenis elektrolit dan dilakukan untuk
memulihkan kondisi baterai dan memperpanjang umur baterai.
Tindakan Pengambil
Item Trouble Penyebab
Perbaikan Keputusan
Kurang perawatan Pemilik Bengkel
Terminal baterai Kabel baterai dan
rusak terminal kurang Ganti v
kencang
Permeriksaan Kurang
Tutup bocor v
Visual penanganan
Elektrolit bocor
Kurang
Tutup rusak Ganti v
penanganan
Perapat tutup rusak
Perapat rusak Ganti v
Sel hubung singkat
Tinggi elektrolit
Penguapan yang
antar sel lebih dari ganti v v
Pemeriksaan disebabkan
10 mm
jumlah temperatur luar
elektrolit Kehilangan
Elektrolit habis elektrolit karena Ganti v
over-charge
Periksa
Tegangan baterai >
Overcharge sistem v
13,2
pengisian
Tegangan baterai
Normal
antara 12,5 – 12,9 V
Tegangan baterai Lakukan
Under-charge v
Pemeriksaan antara 12,0 – 12,4 V tes beban
tegangan Kerusakan dalam
Tegangan < 11,0 V v
baterai
Gangguan
v
pengisian
Tegangan baterai
Baterai dibiarkan
11,0 V
terlalu lama tidak v
dipakai
Gambar 5.26. Pengukuran penurunan tegangan pada terminal baterai dan klem
Charger baterai secara umum terbagi menjadi dua, yaitu charger otomatis dan
charger manual. Charger saat melakukan pengisian, charger akan mengalirkan arus
ke baterai untuk mengisi kembali baterai, aksi kimia akan dikembalikan seperti
semula. Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO4) akan
lepas dari plat positif dan plat negatif dan beraksi kembali dengan hidrogen (H2) dan
membentuk asam sulfat (H2SO4). Oksigen (O2) bereaksi dengan timah (Pb) pada plat
positif dan membentuk PbO2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati
terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat
positif terbentuk oksigen.
c. Jika baterai diisi dalam keadaan masih terpasang pada kendaraan, lepas
kedua kabel positif dan negatif baterai.
2. Tentukan arus pengisian dan waktu untuk pengisian cepat: beberapa charger
mempunyai alat penguji untuk menentukan arus pengisian dan waktu yang
diperlukan. Jika tidak ada alat tersebut pada charger, lihat tabel untuk menentukan
arus dan waktu pengisian.
3. Menggunakan charger:
a. yakinkan saklar utama dan timer berada pada posisi OFF dan diatur pada
posisi minimum.
b. Hubungkan kabel positif charger ke terminal positif baterai dan kabel negatif
charger ke terminal negatif baterai.
c. Hubungkan kabel power charger ke sumber listrik.
d. Set saklar pengatur tegangan ke besarnya tegangan baterai yang benar.
e. Geser saklar utama ke posisi ON.
f. Setel timer ke waktu yang diinginkan dan setel arus pengisian sesuai dengan
yang telah ditentukan.
4. Setelah timer OFF, periksa hasil pengisian dengan voltmeter. Pembacaan
voltmeter harus 12,6 V atau lebih. Jika tegangan tidak naik atau jika tidak muncul
gelembung-gelembung gas berapa lamapun diisi, kemungkinan ada masalah
pada baterai, misalnya hubungan singkat di bagian dalam baterai.
5. Apabila tegangan sudah mencapai tegangan yang disyaratkan,
a. Posisikan saklar arus ke posisi minimum
b. Matikan saklar charger.
c. Lepas kabel-kabel baterai dari terminal-terminal baterai.
d. Bersihkan kotak baterai jika ada asam yang tercecer.
Baterai yang sudah habis atau kosong tidak dapat digunakan untuk
menghidupkan mesin melalui sistem starter. Untuk membantu mengaktifkan sistem
starter diperlukan baterai lain untuk membantu memberikan arus listrik. Penambahan
baterai ini harus dihubungkan secara paralel sehingga tegangan yang ada tetap sama
namun arus yang dikeluarkan baterai dapat lebih besar. Untuk melakukan jamper
diperlukan kabel baterai warna merah dan hitam. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Siapkan baterai bantuan dan kabel baterai warna merah dan hitam yang ujungnya
mempunyai penjepit.
2. Sambungkan kabel warna merah ke terminal positif baterai kosong dan ujung
kabel lainnya ke terminal positif baterai bantuan.
3. Sambungkan kabel baterai berpenjepit warna hitam ke terminal negatif baterai
bantuan dan ujung kabel lainnya ke bodi mesin atau rangka yang terhubung baik
dengan massa. Hindari kabel negatif ini langsung ke terminal negatif baterai
kosong untuk mengurangi resiko percikan api yang dapat menimbulkan ledakan.
4. Jika dijumper dari baterai mobil yang lain, hidupkan dulu mesin mobil tersebut dan
set di putaran 1500 rpm selama beberapa menit. Saat mesin hidup, start mobil
yang baterainya kosong tersebut
5.9. Ringkasan
Baterai berfungsi sebagai sumber arus untuk semua sistem kelistrikan pada
kendaraan. Pada saat mesin belum hidup, baterai memberikan energi listrik untuk
sistem penerangan atau sistem lampu-lampu dan aksesoris. Pada baterai tipe timah-
asam (lead acid), suatu logam (timah) direndam dalam suatu larutan elektrolit.
Tegangan atau energi listrik dihasilkan dari reaksi kimia antara logam dan larutan
elektrolitnya. Baterai terdiri dari beberapa, yaitu tipe berventilasi, baterai tipe rapat
(sealed baterai) yang menggunakan juga timah-asam tetapi tidak mempunyai tutup
yang dapat dilepas untuk mengecek elektrolit atau menambah elektrolit, dan baterai
bebas perawatan. Pada baterai jenis ini larutan elektrolit tidak dapat ditambahkan
sehingga tidak diperlukan perawatan baterai secara khusus.
Kapasitas baterai dinyatakan dalam beberapa macam, yaitu CCA (cold
cranking ampere, arus starter dingin), RC (reserve capacity, kapasitas cadangan), AH
(amper-hour, amper-jam), dan Power atau daya (Watt). Apabila sebuah baterai diberi
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
121
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
beban, misalnya lampu, dihubungkan dengan terminal positif dan negatif baterai,
larutan elektrolit akan bereaksi dengan plat-plat baterai sehingga menghasilkan arus
listrik dan lampu akan menyala. Elektrolit terbagi menjadi hidrogen (H2) dan sulfat
(SO4). Hidrogen (H2) bereaksi dengan oksigen (O) dari plat positif baterai dan
menghasilkan air (H2O). Sulfat (SO4) bereaksi dengan Pb pada plat negatif dan plat
positif dan menghasilkan PbSO4.
Pengisian baterai bertujuan untuk mengembalikan kondisi baterai supaya
kembali terisi penuh. Pada proses ini aksi kimia akan dikembalikan seperti semula.
Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO4) akan lepas
dari plat positif dan plat negatif dan beraksi kembali dengan hidrogen (H2) dan
membentuk asam sulfat (H2SO4). Oksigen (O2) bereaksi dengan timah (Pb) pada plat
positif dan membentuk PbO2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati
terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat
positif terbentuk oksigen.
Pemeriksaan baterai terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pemeriksaan secara
visual, pemeriksaan berat jenis elektrolit dengan hidrometer atau refraktometer (jika
temperatur bervariasi, maka hasil pembacaan hidrometer harus dikoreksi), pengujian
tegangan rangkaian terbuka (open circuit voltage test), pengujian penurunan tegangan
pada terminal dan klem kabel baterai, dan pengujian beban berat.
Pengisian baterai ada dua macam, yaitu pengisian cepat dan pengisian
lambat. Jika ada cukup banyak waktu, sebaiknya pengisian baterai dilakukan secara
lambat. Dalam pengisian baterai ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar proses
pengisian aman, dan selalu baca petunjuk pengisian pada alat atau berdasarkan
manual penggunaan alat pengisi (charger). Jika dalam keadaan darurat suatu baterai
tidak mampu memberikan arus yang cukup untuk menghidupkan sistem starter, dapat
dilakukan jumper dengan bantuan baterai yang bagus yang dihubungkan secara
paralel.