Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELISTRIKAN OTOMOTIF

BATERAI ( AKI / ACCUMULATOR )


Drs. C. Sudibyo, M.T.

Disusun Oleh:
ADHI SATRIA L : K2512007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

1. BAB I PENDAHULUAN

2. BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Baterai ( Aki )

B. Konstruksi Baterai ( Aki )

C. Jenis Jenis Baterai ( Aki )

11

D. Prinsip Kerja Baterai ( Aki )

14

E. Metode Charging ( Pengisian Baterai )

16

F. Perawatan Baterai ( Aki )

24

3. BAB III PENUTUP

28

A. Kesimpulan

28

B. Saran - saran

28

DAFTAR PUSTAKA

29

BAB I
PENDAHULUAN
2

Berawal dari penemuan artifak kuno yang ternyata berupa baterai


sederhana di Baghdad pada tahun 1930, membuat perhatian dunia tertuju pada
berbagai penelitian untuk pengembangan baterai serta pembuatan baterai.
Penemuan artifak di Baghdad tersebut menunjukkan bahwa awal mula
ditemukannya baterai adalah di Baghdad di mana ilmuwan Islamlah yang
mempunyai kontribusi terbesar pada sejarah awal perkembangan baterai. Namun,
yang tercatat secara pasti dalam sejarah adalah yakni jenis-jenis baterai awal yang
dibuat oleh manusia yakni sel Daniell, sel Leclanche, dan sel aki.
Kajian-kajian mendalam mengenai konsep dasar yang dikembangkan
dengan penelitian berkelanjutan akhirnya menuju pada suatu hal yang semakin
maju seperti yang kita rasakan sekarang. Konsep-konsep dasar itu antara lain
hantaran

elektrolit,

oksidasi-reduksi,

dan

sel

elektrokimia. Hantaran

elektrolit mencakup kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik akibat


dicelupnya dua buah elektroda (katoda dan anoda). Oksidasi-reduksi adalah suatu
konsep untuk menyatakan kemampuan suatu sel elektrokimia untuk mengadakan
serah-tertima elektron. Adapun sel elektrokimia adalah sel yang mampu mengubah
energi listrik menjadi energi kimia atau sebaliknya serta terdiri dari dua buah
elektroda (katoda dan anoda) yang dicelupkan pada suatu larutan elektrolit dengan
atau tanpa jembatan garam.
Di era yang penuh teknologi seperti sekarang ini, banyak sekali hal-hal
baru ataupun hasil dari produk teknologi yang sering bahkan wajib kita gunakan
untuk menunjang aktivitas kita. penciptaan alat-alat baru selalu memenuhi unsurunsur fleksibel dan memiliki mobilitas tinggi atau portable. Salah satunya adalah
alat-alat kelistrikan, alat-alat ini secara langsung ataupun tidak langsung dapat
memberikan pengaruh positif yang sangat besar dalam memaksimalkan dan
merealisasikan tujuan dari kegiatan kita, alasan efisiensi waktu adalah tajuk utama
mengapa alat-alat kelistrikan digunakan.

Dari banyak alat-alat kelistrikan tersebut, baterai merupakan komponen


penyimpan energi listrik yang bersifat portable dan dapat menahan energi listrik
sedemikian rupa melalui proses kimia sehingga energy listrik dapat digunakan di
waktu yang lain. penggunaan dan pemanfaatan baterai tidak mungkin dilepaskan
dari aktivitas manusia di era sekarang ini, handphone, laptop, dan peralatan
elektronik lainyabahkan kendaraan bermotor sekalipun tidak mungkin terlepas
dari peran sebuah baterai.
Dalam kehidupan sehari hari sering kita jumpai pada kendaraan
bermotor untuk mulai start biasanya menggunakan baterai (aki). Aki terdiri dari
dua macam, yaitu aki basah dan aki kering. Aki merupakan salah satu elemen
penting di motor karena menjadi sumber energi listrik. Khususnya pada motor
yang menggunakan electric starter, pastinya kamu akan kewalahan bila aki sedang
bermasalah.
Pada umumnya aki yang diperdagangkan di Indonesia memiliki masa
pakai sekitar 2 tahun. Sedangkan jenis aki kering dapat dipakai hingga 5 tahun.
Jenis ini tidak memerlukan perawatan, tetapi harganya berlipat ganda. Untuk aki
biasa (aki basah yang umum digunakan) memerlukan perawatan untuk
medapatkan masa pakai maksimal. Perawatan secara benar akan menjamin tak
mudah terganggunya sistem kelistrikan.
Oleh karena alasan tersebut, maka dalam penulisan makalah ini, penulias
akan mengangkat judul yakni Baterai Pada Mobil ( AKI/Accumulator).

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BATERAI
Baterai

adalah

pengisian/cas/charge

suatu

energi

proses
listrik

kimia
diubah

listrik,
menjadi

dimana

pada

saat

kimia

dan

saat

pengeluaran/discharge energi kimia diubah menjadi energi listrik. Baterai atau aki,
atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung
proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang
tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah di dalam
baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses
pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian
kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai,
Baterai (dalam hal ini adalah aki; aki mobil/motor) terdiri dari sel-sel
dimana tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor
yang memiliki tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V = 6
x 2 V) sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 V memiliki 3 sel yang dipasang
secara seri (6 V =3x2V).
Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat
yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan
karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah
antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes).
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik
dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan)
listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen
kelistrikan lainnya.

B. KONTRUKSI BATERAI
Di dalam baterai mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif
dan negatif dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau berasa dari timah.
5

Karena itu baterai tipe ini sering disebut baterai timah. Ruangan dalamnya dibagi
menjadi beberapa sel (biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan di dalam masingmasing sel terdapat beberapa elemen yang terendam dalam elektrolit.
Elektrolit baterai ialah arutan asam sulfat dengan air sulingan. Berat jenis
elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan pnuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada
temperatur 20 C). Perbedaan ini disebabkan perbandingan antara air sulingan
dengan asam sulfat pada masing-masing tipe berbeda. Elektrolit yang berat
jenisnya 1,260 mengandung 65% air sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan
elektrolit yang berat jenisnya 1,380 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam
sulfat.
Larutan elektrolit adalah larutan senyawa dalam air yang dapat
menghantarkan arus listrik dan menghasilkan ion-ion positif dan negatif. Larutan
asam belerang (H2SO4) adalah elektrolit yang digunakan pada aki. Larutan H2SO
4 di dalam air dapat menghasilkan ion positif hidrogen (2H+) dan ion negatif
sulfat (SO 4) .
Berat jenis larutan H2SO4 yang dibutuhkan untuk pengisian ke dalam sel
aki adalah 1,190 gr/cm pada temperatur 15C (59F). Berat jenis (BD) larutan
H2SO4 dalam sel aki kondisi terisi penuh adalah antara 1,205 sampai dengan
1,215 gr/cm pada temperatur 15C (59F).
Untuk membuat larutan asam belerang dengan berat jenis tertentu adalah
dengan cara memasukkan air destilator (air aki ) ke dalam bejana yang terbuat dari
kaca atau plastik dengan volume tertentu. Selanjutnya campuran tersebut diaduk
sampai larut dengan sempurna dengan menggunakan pengaduk plastik atau kayu
yang bersih.

1. Pembatas Dinding Sel


Pembatas dinding sel dari sel-sel baterai, baik sel baterai positif
maupun sel baterai negatif dengan tujuan agar tidak terjadi hubungan singkat
di antara sel-sel baterai tersebut dan juga untuk menjembatani antara sel 1
hingga sel 6 yang mempunyai nilai tegangan masing-masing sel yaitu 2 Volt
2. Kotak Baterai
Kotak baterai umumnya terbuat dari bahan karet atau plastik yang
dikeraskan, kotak ini di desain secara baik oleh pabrik pembuatnya dengan
tujuan untuk melindungi dan menghindari benturan atau gangguan yang datang
dari luar baterai semisal bentuk kejatuhan dari ketinggian secara tak sengaja,
ataupun tertimpa sebuah alat semacam dongkrak. namun demikian sbaik
apapun kotak baterai ini di buat terkadang mempunyai umur pemakaian yang
tidak maksimal semisal ketika jatuh dari ketinggian tertentu terkadang kotak
baterai langsung pecah dan cairan elektrolitnyapun langsung berhamburan.
3. Terminal Baterai

Terminal baterai berfungsi sebagai tempat mengikat kabel-kabel


terminal baterai yang akan menuju kepada terminal-terminal lain semisal
terminal pada kunci kontak, desain terminal baterai secara kasat mata tidak
mempunyai perbedaan yang berarti namun bila kita perhatikan secara seksama
sebenarnya kedua terminal tersebut mempunyai diameter yang berbeda antar
terminal (+) dengan terminal (-). umumnya perbedaan tersebut terletak pada
terminal (+) yang mempunyai diameter terminalnya lebih besar dari diameter
terminal (-). Hal ini di desain dengan sengaja dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan pemasangan oleh teknisi mesin ketika melihat tanda-tanda (+) dan
(-) yang tercetak dengan bentuk reflika timbul pada baterai telah mengalami
keruskan atau keausan.
4. Tutup Baterai
Tutup baterai terbuat dari bahan plastik yang tahan panas dan zat
kimia, pada bagian bawahnya terdapat ulir yang akan terkait pada tutup kotak
baterai dan berbentuk segi empat memanjang sedangkan di bagian atas dari
tutup baterai tersebut terdapat lubang-lubang ventilasi.
5. Lubang Ventilasi
Lubang ventilasi yang terdapat pada bagian atas dari kepala tutup
baterai mempunyai fungsi untuk membuang gas hasil destilasi cairan elektrolit
ketika baterai di berikan beban pemakaian tegangan listrik yang mengalir
dalam rangkaian-rangkaian seperti ; sistem starter, sistem pengapian maupun
sistem penerangan. mengingat gas yang keluar malalui tutup baterai sangat
berbau, jangan di hirup karena akan mengganggu kesehatan tubuh
6. Tutup Kotak Baterai
Tutup kotak baterai berada di bagian atas yang menjadi penutup dari
sebuah kotak baterai yang berfungsi melindungi komponen-komponen baterai

bagian dalam dari kejatuhan partikel kotoran dan debu yang beterbangan di
dalam bengkel.
7. Penghubung Sel
Penghubung sel berfungsi untuk menghubungkan sel-sel dari tiaptiap sel baterai agar tiap sel baterai saling bersinergi menjadi nilai tegangan
yang maksimal. Tiap-tiap sel yang saling dihubungkan mempunyai nilai 2 Volt
bila setiap sel dari tiap sel tersebut terdapat 6 berarti nilai tegangan dari baterai
tersebut kurang lebih 12 Volt.
8. Pembatas Antara
Pembatas antara tutup kotak baterai dengan kotak baterai itu
sendiri biasanya direkatkan sangat kuat agar penutup baterai tidak lepas ketika
di angkat atau dipindahkan kedalam ruang mesin oleh teknisi bengkel.
9. Sel (-)
Sel baterai terdiri dari gabungan plat positif dan plat negatif yang
disekatkan oleh separator antara plat yang satu dengan plat yang lainnya,
Jumlah dan ukuran plat adalah dua faktor yang menentukan kapasitas amperjam nominal dari sel. Setiap grup plat positif dan setiap grup plat negatif
masing-masing di satukan oleh pemegang platnya sendiri. Pada setiap sel
jumlah plat negatif lebih banyak satu dari pada plat positif, sehingga sisi luar
plat sel adalah negatif. Bahan aktif plat (-) adalah timah murni (simbol kimia
Pb) berwarna Abu-abu.
10. Sel (+)
Bahan aktif plat (+) adalah timah peroksida (simbol kimia PbO2)
yang berbentuk kristal dengan butir-butir yang sangat kecil dan berwarna
kecoklat-coklatan.
11. Alas Baterai
9

Alas baterai mempunyai fungsi sebagai kedudukan dan penumpu


berat dari totalitas berat baterai, oleh karena ketika membongkar atau
memasang baterai hendaknya hati-hati agar kondisi baterai tidak jatuh yang
dapat menyebabkan pecah atau retak pada bagian alas baterai sehingga cairan
elektrolit pada baterai dapat merembes keluar (bocor baterai).
12. Separator
Bahan lembaran tipis yang memisahkan antara plat (-) dan plat (+)
yang mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan energi yang
tersimpan, dibuatnya ruruk-rusuk pada sisi permukaan plat (+) separattor
bertujuan agar volume asam sulfat lebih banyak beredar pada daerah
permukaan plat (+) sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan fasilitas
sirkulasi asam dalam sel. Terdapat bermacam-macam separator yaitu ; kayu,
karet atau plastik yang berlubang, lembaran berlubang dari silica dan fiber
glass.
13. Ruang Endapan
Ruang endapan merupakan ruang yang terdapat dibagian alas
baterai yang berfungsi untuk mengendapkan butiran-butiran atau serpihanserpihan halus yang berasal dari plat-plat baterai ketika baterai sedang di
gunakan (di beri beban) yang dapat menyebabkab korosi/ pelepasan serpihan
sel.

C. JENIS JENIS BATERAI


Aki merupakan salah satu jenis baterai yang menggunakan Asam
Timbal (Lead Acid) sebagai bahan kimianya. Aki banyak sekali jenisnya seiring
banyaknya penemuan-penemuan baru baik dari jenis bahan kimianya maupun
konstruksinya, sehingga penggunaannya pun berbeda-beda. Jika kita salah dalam
penerapannya berakibat perangkat kita tidak berfungsi dengan baik, bisa jadi lebih
10

fatal, dapat merusak aki itu sendiri dan perangkat kita juga rusak karenanya.
Sebagai contoh, aki buat mobil tidak bisa kita gunakan untuk menggantikan aki
buat kursi roda elektrik atau sebaliknya. Karena aki untuk mobil berbeda fungsi
dan karakteristiknya dengan aki untuk kursi roda elektrik walau mungkin
tegangannya sama.

Secara umum ada dua jenis aki (Lead Acid Battery), yaitu:
1. Starting Battery.
Merupakan jenis aki yang dirancang
mampu menghasilkan energi (arus listrik) yang
tinggi dalam waktu singkat sehingga dapat
menyalakan mesin seperti mesin kendaraan.
Dengan kata lain untuk menghidupkan mesin
dibutuhkan arus listrik yang tinggi. Setelah
mesin hidup aki istirahat sambil dicas kembali oleh dinamo (alternator). Jadi aki
akan selalu penuh terisi arus listrik tidak pernah sampai habis. Jika aki sering
terpakai sampai habis aki jenis ini akan cepat rusak.
Konstruksinya menggunakan banyak pelat tipis secara paralel agar
resistansinya rendah dengan permukaan yang lebih luas agar dapat melepas arus

11

listrik yang tinggi saat dibutuhkan. Aki jenis ini banyak digunakan pada
kendaraan untuk menyalakan mesin.
2. Deep Cycle Battery.
Kebalikan

dari

jenis Starting

Battery, Deep Cycle Batterydirancang untuk


menghasilkan energi (arus listrik) yang stabil
(tidak sebesar Starting Battery) namun dalam
waktu yang lama. Aki jenis ini tahan terhadap
siklus pengisian - pengosongan aki yang berulang-ulang (Deep Cycle) karenanya
konstruksinya menggunakan pelat yang lebih tebal seperti terlihat pada gambar.
Aki Deep Cycle banyak digunakan pada peralatan yang menggunaan motor listrik
seperti kursi roda, forklift, mobil golf. Jenis ini juga banyak digunakan pada
proyek energi alternatif untuk menyimpan arus listrik seperti pada pembangkit
listrik ternaga surya, pembangkit listrik tenaga angindan pembangkit listrik tenaga
air.
Terlepas dari dua jenis aki di atas, aki juga digolongkan sebagai:
1. Flooded Lead Acid Battery (FLA).
Jenis ini desebut juga Wet Cell atau Flooded Battery. Di pasaran,
aki ini dikenal dengan aki basah. Maksudnya sel-sel di dalam aki harus
terendam cairan elektrolit dan jika level cairannya kurang harus ditambah.
Ciri-cirinya setiap sel ada katup untuk pengisian cairan elektrolitnya. Jenis
ini paling banyak di sekitar kita.
2. Valve-Regulated Lead Acid Battery (VLRA).
Jenis
ini
sering
juga

disebut Sealed

Lead

Acid battery atau Sealed Maintenance Free battery. Secara fisik aki jenis
ini terlindung / tertutup rapat, yang nampak dari luar hanya terminal (+)
positif dan (-) negatif. Didesain agar cairan elektrolit tidak berkurang
karena bocor atau penguapan. Aki jenis ini memiliki katup ventilasi yang
hanya terbuka pada tekanan yang ekstrem untuk pembuangan gas hasil
reaksi kimianya. Tidak ada katup untuk isi ulang cairan elektrolitnya,
12

karenanya dikenal dengan aki bebas perawatan (Maintenance Free


Battery).
Aki VRLA dibagi menjadi 2 kenis berdasarkan konstruksi
internalnya, yaitu:
2.1. Gel Cells.
Aki jenis ini, cairan elektrolitnya dicampur dengan pasir
silica sehingga menjadi kental seperti jelly (agar-agar atau
puding). Kemudian jelly ini berfungsi seperti halnya cairan
elektrolit. Aki jenis ini sebaiknya jangan digunakan pada
perangkat yang membutuhkan suplai arus listrik yang tinggi
(discharging) atau di cas dengan arus yang tinggi pula (charging).
Kalau tidak jelly-nya akan cepat robek atau rusak sehingga aki
tidak dapat digunakan lagi.
2.2. Absorbent Glass Mat Battery (AGM).
Aki jenis ini memiliki separator (pemisah) yang terdiri
dari fiberglass yang diletakkan di antara pelat-pelat selnya yang
bertujuan menyerap cairan elektrolit agar tersimpan di pori-pori
fiberglass. Fungsi fiberglass ini mirip seperti handuk yang
menyerap air ketika salah satu ujung handuknya dicelupkan ke
dalam ember yang berisi air.
Diantara
kelebihan

AGM

baterry

adalah:

- Hampir semua aki AGM sistim pengecasannya sama seperti


pengecasan aki pada umumnya. Tidak memerlukan syaratsyarat dan alat pengecas (charger) yang khusus.
- Dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa harus dicas ulang
karena self-discharge nya sangat rendah (1% - 3% per bulan).
(Self-discharge = penurunan kapasitas / tegangan aki pada
kondisi tanpa beban karena adanya resistansi internal).
- Karena resistansi internal-nya sangat rendah, aki tidak akan
kepanasan walau digunakan pada beban yang membutuhkan
arus yang besar atau saat di-cas ulang dengan arus listrik yang
tinggi.
- Bebas perawatan, anti penguapan, anti bocor dan tetap
beroperasi walaupun dalam cuaca sangat dingin, bahkan walau

13

casing akinya retak atau pecah akan tetap beroperasi dengan


baik.
Sedangkan kekurangannya, sejauh ini harganya yang (masih)
mahal.

D. PRINSIP KERJA BATERAI


Pada aki basah terjadi proses
elektrokimia yang bersifat reversible
(dapat

berbalikan)

yaitu

proses

pengisian dan proses pengosongan.


Setiap molekul cairan elektrolit asam
sulfat (H2SO2) akan terurai menjadi
ion positif hidrogen (2H+) dan ion
negatif

sulfat

(SO4 ). Tiap

ion

negatif sulfat akan bereaksi dengan


katoda (Pb) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron. Dua
ion hidrogen (2H+) akan bereaksi dengan anoda (PbO 2) menjadi timah sulfat
(PbSO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan atom oksigen
membentuk H2O (mokekul air). Pengambilan dan pelepasan elektron dalam
proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial antara katoda
(kutub negatif) dan anoda (kutub positif).
Proses kimia di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
PbO2 + Pb + 2H2SO 4 > PbSO 4 + PbSO 4 + 2H2O
(sebelum pengosongan)

(setelah pengosongan)

Proses kimia ini terjadi dalam proses pengosongan aki atau pada saat aki melayani
beban. Setelah proses pengosongan, kedua plat negatif dan plat positif menjadi
timah sulfat (PbSO4) dan cairan elektrolitnya menjadi cair (H2O), sehingga berat
jenisnya akan berkurang.

14

Setelah mengalami pengosongan, agar dapat dipakai melayani beban maka aki
harus diisi lagi dengan dialiri arus listrik DC. Pada proses pengisian aki dapat
dirumuskan sebagai berikut :
PbSO 2 + PbSO 4 + 2H2O > PbO 2 + Pb + 2H2SO4
Setelah proses pengisian, berat jenis cairan elektrolit aki akan bertambah besar.
Berat jenis larutan asam sulfat (asam belerang) H2SO4 sebelum pengisian adalah
1,190 gr/cm pada temperatur 15 C (59F). Setelah diisi penuh berat jenis
elektrolitnya (asam sulfat) antara 1,205 1,215 gr/cm.
Alat untuk mengukur berat jenis suatu larutan disebut hidrometer. Cara
menggunakan hidrometer adalah dengan mencelupkan ujung pipa kacanya ke
dalam larutan yang akan diukur berat jenisnya, kemudian dengan menekan bola
karet dan kemudian melepaskannya, maka sejumlah larutan akan masuk ke dalam
pipa kaca. Dengan demikian pelampung akan melayang dalam cairan dan
besarnya berat jenis larutan tersebut sama dengan angka yang tepat terlihat pada
permukaan larutan.

E. METODE CHARGING
Mengisi baterai merupakan mengalirkan energi listrik dari luar sehingga
terjadi reaksi pada elektrolit dan sel-sel baterai. Pengisian baterai dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu:
1) Pengisian Normal
2) Pengisian Cepat
1. Pengisian Normal
Pengisian normal adalah pengisian dengan besar arus yang
normal, besar arus pengisian normal sebesar 10 % dari kapasitas
baterai. Contoh baterai 50 AH maka besar arus pengisian 50 x 10/100
= 5 A. Lama pengisian tergantung hasil pengukuran berat jenis

15

elektrolit baterai saat diukur, karena dari berat jenis dapat diketahui
berkurangnya kapasitas baterai.
Contoh: Hasil pengukuran baterai dengan kapasitas 50 AH
menunjukan berat jenis 1,18 pada temperature 20 C. Dari data
tersebut bila dibandingkan dengan grafik hubungan berat jenis dengan
kapasitas diketahui bahwa pada saat itu energi yang hilang dan perlu
perlu diisi sebesar 40 %. atau sebesar: 40 % x 50 AH, yaitu sebesar 20
AH. dengan demikian besar arus: 10 % x kapasitas = 10/100 x 50 = 5
Amper waktu pengisian: Kapasitas kekosongan : arus pengisian = 20 :
5 = 4 jam.
2.

Pengisian cepat
Pengisian cepat adalah pengisian dengan arus yang sangat besar.
Besar pengisian tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas baterai,
dengan demikian untuk baterai 50 AH, besar arus pengisian tidak
boleh melebihi 25 A. Prosedur pengisian cepat sebenarnya sama
dengan pengisian normal, yang berbedah adalah besar arus pengisian
yang diatur sangat besar. Selain itu juga factor resiko yang jauh lebih
besar, sehingga harus dilakukan dengan ektra hati-hati. Contoh saat
pengisian normal sumbat baterai tidak dilepas tidak menimbulkan
masalah yang serius sebab temperature pengisian relative rendah
sehingga uap elektrolit sangat kecil, berbedah dengan pengisian cepat
dimana arus yang besar menyebabkan temperature elektrolit sangat
tinggi sehingga penguapan sangat besar, bila sumbat tidak dilepas
kotak baterai dapat melengkung akibat tekanan gas dalam sel baterai
yang tidak mampu keluar akibat lubang ventilasi kurang.
Pengisian cepat sering dilakukan untuk membantu kendaraan
yang mogok atau sedang dalam proses perbaikan, sehingga baterai
tidak diturunkan dari kendaraan. Pada kasus pengisian cepat di atas
kendaraan yang perlu diingat adalah lepas kabel baterai negatip

16

sebelum melakukan pengisian, hal ini disebabkan saat pengisian cepat


tegangan dari battery charging lebih besar dari pengisian normal,
kondisi ini potensial merusak komponen elektronik dan diode pada
alternator.

A. Pengisian Satu Baterai


1) Buka sumbat bateri tempatkan sumbat pada wadah khusus agar tidak
tercecer. Pelepasan sumbat ini dengan tujuan untuk sirkulasi uap yang
dihasilkan elektrolit saat pengisian, dan menghindarai tekanan pada sel
baterai akibat gas yang dihasilkan
2) Hubungkan kabel positip baterai dengan klem positip battery charger dan
terminal negatip dengen klem negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik,
bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak,
pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana
bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
3) Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220 V
4) Pilih selector tegangan sesuai dengan tegangan baterai, misal baterai 12 V
maka selector digerakan kearah 12 V.
5) Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas
baterai, missal : baterai 50 AH pengisian normal sebesar 5 A.
6) Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging yang
dilengkapi timer), bila tidak dilengkapi maka catat waktu mulai proses
pengisian.
7) Bila pengisian sudah selasai, maka matikan battery charger,
8) Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip
dahulu, klem jangan dilepas saat battery charge masih hidup, sebab akan

17

terjadi percikan api pada terminal sat dilepas dan menimbulkan ledakan
pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas hydrogen
yang mudah terbakar dan mudah meledak. Perhatian: Merokok dan
kesalahan pemasangan kabel battery charging potensi menimbulkan
ledakan pada baterai

B. Pengisian Lebih Dari Dua Baterai


Pengisian baterai yang lebih dari satu buah dapat dilakukan dengan dua
metode, yaitu :
1) Merangkai secara Seri
2) Merangkai secara Paralel
1. Rangkaian Seri 2 baterai
1) Buka sumbat bateri tempatkan
sumbat pada wadah kusus agar
tidak

tercecer.

Pelepasan

sumbat ini dengan tujuan untuk


sirkulasi uap yang dihasilkan
elektrolit saat pengisian, dan menghindarai tekanan pada sel baterai
akibat gas yan dihasilkan. Gambar. Pengisian 2 baterai secara seri
2) Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan terminal positip baterai 2
kemudian hubungkan dengan klem positip battery charger. Demikian
pula untuk termianal negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila
terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak,
pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator,
dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
3) Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220 V

18

4) Pilih selector tegangan sesuai dengan total tegangan baterai, misal 2


baterai 12 V dirangkai seri maka tegangan menjadi 24 V maka selector
digerakan kearah 24 V.
5) Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas
baterai yang paling kecil. Misalkan besar untuk mengisi dua baterai 50
AH dibutuhkan arus pengisian sebesar 10% x 50 = 5 A., mengisi
baterai 50 AH dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar yang
digunakan 10 % x 40 AH = 4 A.
6) Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging
yang dilengkapi timer), bila tidak dilengkapi maka catat waktu mulai
proses pengisian. Waktu yang diperlukan sesuai dari hasil pengukuran
berat jenis elektrolit masingmasing baterai.
7) Bila pengisian sudah selasai, maka mematikan battery charger,
8) Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal
negatip dahulu, klem jangan dilepas saat battery charge masi hidup,
sebab akan terjadi percikan api pada terminal saat dilepas dan
menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap
baterai adalah gas hydrogen yang mudah terbakar dan mudah
meledak.
Kelebihan rangkaian seri:
1) Mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yang mengalir ke
tiap baterai, sehingga dapat menentukan waktu pengisian dengan tepat
2) Arus listrik yang dialirkan besarnya sama untuk semua baterai,
sehingga muda ditentukan waktu pengisiannya.

19

3) Besar arus pengisian normal berdasarkan kapasitas baterai yang paling


kecil, sehingga arus pengisian kecil dan kabel maupun klem buaya
yang digunakan untuk pengisian dapat dengan ukuran lebih kecil.
Kelemahan rangkaian seri:
1) Tegangan pengisian merupakan total tegangan baterai yang diisi, misal
4 baterai 12V, berarti tegangan pengisian sebesar 48 V.
2) Tidak tepat digunakan untuk baterai yang kapasitasnya bervariasi,
sebab harus mengikuti arus pengisian baterai yang kapasitas kecil,
sehingga untuk baterai yang kapasitasnya besar waktu pengisian terlalu
lama, dan bila mengikuti baterai kapasitas besar maka pada baterai
yang kapasitasnya kecil akan mengalami over charging sehingga
baterai cepat rusak. Dengan demikian metode ini kurang tepat untuk
baterai dengan kapasitas yang jauh berbeda.
2. Rangkaian Paralel 2 baterai
1)

Buka
tempatkan

sumbat
sumbat

bateri
pada

wadah khusus agar tidak


tercecer. Pelepasan sumbat
ini

dengan

tujuan

untuk

sirkulasi uap yang dihasilkan elektrolit saat pengisian, dan


menghindarai tekanan pada sel baterai akibat gas yang dihasilkan
Gambar. Pengisian 2 baterai secara parallel
2) Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan terminal positip baterai 2
kemudian hubungkan dengan klem positip battery charger. Demikian
pula untuk terminal negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila
terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak,
pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator,
dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
20

3) Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220 V


4) Pilih selector tegangan sesuai dengan tegangan baterai, misal baterai
12 V maka selector digerakan kearah 12 V.
5) Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas
baterai
6) Besar arus merupakan jumlah arus yang dibutuhkan untuk baterai 1
dan baterai 2. misalnya untuk mengisi dua baterai 50 AH dibutuhkan
arus pengisian sebesar 10% x(2 x50)) = 10 A., mengisi baterai 50 AH
dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar 10 % x (40+50) = 9 A.
7) Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging
yang dilengkapi timer), bila tidak dilengkapi maka catat waktu mulai
proses pengisian. Waktu yang diperlukan sesuai dari hasil pengukuran
berat jenis elektrolit masingmasing baterai.
8) Bila pengisian sudah selasai, maka mematikan battery charger,
9) Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal
negatip dahulu, klem jangan dilepas saat battery charge masi hidup,
sebab akan terjadi percikan api pada terminal sat dilepas dan
menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap
baterai adalah gas hydrogen yang mudah terbakar dan mudah
meledak.
Kelebihan utama pengisian dengan parallel adalah:
1) tegangan pengisian rendah yaitu 12 V, sehingga rancangan trafo yang
digunakan lebih sederhana.
2) Tetap aman meskipun kapasitas baterai tidak sama
Kelemahan:

21

1) Tidak mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yang


mengalir ke tiap baterai, sehingga sulit menentukan waktu pengisian
yang tepat
2) Arus listrik yang dialirkan merupakan arus total pengisian, sehingga
arusnya yang mengalir cukup besar sehingga kabel maupun klem
buaya untuk pengisian harus berukuran besar.
Terdapat bermacam-macam metode charging yang bisa digunakan untuk
rangkaian charging. Metode tersebut berbeda dalam cara pemberian energi listrik
dari catu daya ke accumulator atau batteray. Metode-metode tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Constant voltage
Pada dasarnya adalah berupa DC power supply biasa. Terdiri dari
transformator

step

down

dengan

rangkaian

penyearah

untuk

memberikan tegangan DC yang digunakan untuk mengisi batteray.


Metode seperti ini sering digunakan pada pengisi daya pada aki mobil
murah. Selain itu, batteray Lithium-Ion juga menggunakan metode
constant voltage walaupun sering ditambahkan rangkaian yang
kompleks untuk melindungi batteray dan penggunanya.
b. constant current
Metode constant current memvariasikan nilai tegangan sehingga
didapatkan besarnya arus yang konstan. Metode ini biasanya digunakan
untuk mengisi daya pada nikel-cadmiun dan nikel-metal hibrida atau
biasa disebut baterai.
c. Taper current
Metode taper current mengisi daya batteray dari sumber tegangan
konstan. Arus akan berkurang seiring dengan terbentuknya ggl (gaya
gerak listrik) pada tegangan sel. Ada bahaya serius yaitu kerusakan sel

22

jika pengisian dilakukan berlebihan. Untuk menghindari hal ini, laju


pengisian dan durasi pengisian diberi batasan. Metode ini hanya cocok
untuk baterai SLA.
d. Pulsed charged
Metode ini bekerja dengan mengirimkan arus listrik berbentuk
pulsa pada baterai. Tingkat pengisian (berdasarkan rata-rata arus) dapat
tepat dikendalikan dengan memvariasikan lebar pulsa, biasanya sekitar
satu detik. Selama proses pengisian, terdapat jeda kosong kira-kira
sebesar

20

sampai

30

milidetik.

Jeda

ini

diberikan

untuk

memungkinkan terjadinya reaksi kimia pada baterai untuk menstabilkan


elektroda. Waktu jeda tersebut juga dapat menghindarkan proses
pengisian dari efekefek yang tidak diinginkan seperti timbulnya
gelembung gas, timbulnya kristal dan passivasi.

Gambar 3. Pulsa Arus Pada Metode Pulsed Charged dan Burp Charging
e. Burp Charging
Metode ini merupakan kebalikan dari metode pulsed charged.
Pengisian terjadi dengan menggunakan pulsa negatif pada batterai.
f. Trickle charge

23

Metode ini dirancang untuk mengimbangi debit daripada baterai.


Tingkat pengisian disesuaikan dengan frekuensi debit baterai yang akan
diisi. Metode ini tidak cocok untuk beberapa jenis baterai yang rentan
akan kerusakan akibat pengisian yang berlebihan, misalnya NiMh dan
Lithium.

F. PERAWATAN BATERAI
Baterai yang terawat dengan baik dapat berfungsi sampai beberapa tahun,
sebaliknya jika tak terawat, baterai bisa diganti kurang dari satu tahun! Pemegang
baterai yang longgar bisa menyebabkan baterai tak tahan lama, kabel starter yang
rusak dapat mengakibatkan hubungan singkat sehingga baterai cepat rusak, dan
baterai yang kotor dapat menyebabkan arus hilang terutama pada kondisi cuaca
yang lembab.
Pelat-pelat baterai harus selalu terendam cairan elektrolit, sebaiknya
tinggi cairan elektrolit 4 - 10 mm diatas bagian tertinggi dari pelat. Bila sebagian
pelat tidak terendam cairan elektrolit maka bagian pada pelat yang tidak terendam
tersebut akan langsung berhubungan dengan udara akibatnya bagian tersebut akan
rusak dan tak dapat dipergunakan dalam suatu reaksi kimia yang diharapkan,
contoh, sulfat tidak bisa lagi menempel pada bagian dari pelat yang rusak, sebab
itu bisa ditemukan konsentrasi sulfat yang sangat tinggi dari ruang sel yang
sebagian pelatnya sudah rusak akibat sulfat yang sudah tidak bisa lagi bereaksi
dengan bagian yang rusak dari pelat. Oleh karena itu kita harus memeriksa tinggi
cairan elektrolit dalam baterai kendaraan bermotor setidaknya 1 bulan sekali
(kalau perlu tiap 2 minggu sekali agar lebih aman) karena senyawa dari cairan
elektrolit bisa menguap
terutama akibat panas yang terjadi pada proses pengisian (charging),
misalnya pengisian yang diberikan oleh alternator. Bagaimana jika cairan terlalu
tinggi? Ini juga tidak baik karena cairan elektrolit bisa tumpah melalui lubang lubang sel (misalnya pada saat terjadi pengisian) dan dapat merusak benda-benda

24

yang

ada

disekitar

baterai

akibat

korosi,

misalnya

sepatu

kabel,

penyangga/dudukan baterai, dan bodi kendaraan akan terkorosi, selain itu proses
pendinginan dari panasnya cairan elektrolit baterai oleh udara yang ada dalam sel
tidak efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di dalam sel, dan juga asam
sulfat akan berkurang karena tumpah keluar; bila asam sulfat berkurang dari
volume yang seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan maksimal karena
proses kimia yang terjadi tidak dalam keadaan optimal sehingga tenaga/kapasitas
yang bisa diberikan akan berkurang, yang sebelumnya bisa menyuplai
( katakanlah ) 7 ampere dalam satu jam menjadi kurang dari 7 ampere dalam satu
jam, yang sebelumnya bisa memberikan pasokan tenaga sampai ( katakanlah ) 1
jam kini kurang dari 1 jam isi/tenaga baterai sudah habis.
TIPS MERAWAT AKI
1. Matikan komponen kelistrikan ketika mesin mati.
Selesai berkendara matikan dulu komponen kelistrikan sebelum
mematikan mesin, agar muatan listrik pada aki tidak berkurang, dan pada
saat dihidupkan kembali beban aki mampu memenuhi kebutuhan sistem
starter.
2. Panaskan mesin kendaraan.
Kendaraan yang jarang digunakan dapat memperpendek umur aki.
Untuk kendaraan yang jarang digunakan sebaiknya secara rutin
memanaskan mesin secukupnya atau dapat pula melepas terminal negatif
aki.
3. Periksa level air aki.
Permukaan air aki harus dipertahankan antara batas atas dan batas
bawah, oleh karena itu peru diperiksa secara rutin minimal satu bulan
sekali. Jika air yang terdapat di dalam aki berada di batas bawah,
sementara aki tersebut terus digunakan bisa menyebabkan kerusakan pada

25

aki. Pengisian yang melewati batas atas (berlebihan) airnya bisa meluap
dan merusak bagian kendaraan. Untuk menambah air aki yang berkurang
gunakan air yang biasa jangan gunakan air zuur, karena zuur hanya
digunakan untuk aki baru yang belum dipakai. (Catatan: air aki biasa = air
murni/air suling; accu zuur = campuran air murni dan asam sulfat H2SO4)
4. Periksa Terminal Aki.
Kondisi kendor dan karat pada terminal aki dapat mengakibatkan
aliran arus listrik tidak sempurna, hingga dapat menimbulkan ledakan pada
aki akibat percikan api pd bagian yang tersambung. Jika sambungan
terminal kendor tinggal di kuatkan saja, namun jika terminal aki kotor atau
berkarat maka harus dibersihkan menggunakan sikat kawat.
5. Periksa pengikat Aki.
Pastikan aki diikat kuat atau tidak bergeser pada posisinya bila
mobil berjalan. Aki yang sering terguncang umurnya jadi lebih pendek.
Namun jika diikat terlalu kencang juga akan mengakibatkan kerusakan
fisik (pecah/belah) pada badan aki itu sendiri.
6. Periksa apakah ada kebocoran pada Aki.
Berhati-hatilah pada area yang diketemukan kebocoran dari bagian
badan aki, segera keringkan dan bersihkan area tersebut dan kuatkan
penutup sumbat pada aki. Apabila terjadi kebocoran pada badan aki, segera
ganti aki dengan yang baru.
7. Periksa berat jenis Aki.
Jika Aki telah diisi ulang, cek berat jenis aki dengan menggunakan
hydrometer ( biasa terdapat di bengkel). Jika beratnya dibawah ukuran dari
aki tersebut. Maka gantiah dengan aki baru.
8. Pemasangan dan Pelepasan Aki.
26

Untuk memasangkan Aki, pastikan tidak ada benda-benda asing di


sekitar dudukan aki. Hubungkan kabel positif pada terminal positif aki,
kencangkan bautnya kemudian hubungan kabel negatif pada terminal
negatif. Untuk melepaskan aki pertama-tama matikan instrumen yang
bermuatan listrik dan tentunya dipastikan kendaraan dalam kondisi mesin
mati. Pada saat melepaskan kabel. lepaskan kabel negatif dulu baru positif.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik
ke sistem starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen
kelistrikan lainnya. Baterai terdiri dari beberapa komponen, yaitu : elemen
baterai, elektrolit, kotak baterai, dan sumbat ventilasi, Dll.
Reaksi kimia yang terjadi saat baterai digunakan adalah Pb02 + Pb +
2H2S04 -----> 2PbS04 + 2H20. Sedangkan reaksi kimia yang terjadi pada
baterai saat di charging adalah 2PbS04 + 2H20 ----> PbO2 + Pb + 2H2S02.

B. Saran
27

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Untuk Keselamatan :

Tidak boleh menyalakan api dekat aki, seperti menyalakan korek, merokok
dan lain sebagainya, karena aki mengandung hydrogen yang mudah
meledak.

Jauhkan dari jangkauan anak, karena komponen aki terbuat dari bahan
kimia yang berbahaya.

Gunakan kacamata pelindung pada saat memasang atau memperbaiki aki


karena air aki sangat berbahaya.

Hati-hati dengan accu zuur, karena dapat merusak kulit dan membutakan
mata.

Jika accu zuur mengenai mata Anda, basuhlah segera dengan air bersih
dan segera pergi ke dokter. Jika accu zuur mengenai kulit Anda, basuhlah
bagian yang terkena accu zuur dengan saksama. Jika Anda merasa sakit
dan terbakar, segera minta pertolongan dokter.

Daftar Pustaka
http://dunia-otomotif-mobil.blogspot.com/2013/04/pengertian-bateraiaccu-aki-mobil.html
http://fathurrahmanbima.blogspot.com/2012/08/makalah-tentangbaterai.html
http://ki-tapunya.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-fungsi-bateraiaki.html
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/08/pengisian-bateraimobil.html
http://otomotifdasar.blogspot.com/2012/10/sistem-pengapian_30.html

28

http://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/Lead-Acid-BatteryMengenal-jenis-jenis-aki.html
http://teknikmesin-antonjepry.blogspot.com/2013/02/makalahbaterai_5.html
http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2010/12/26/baterai-padamobil-328822.html
http://www.toyota.co.id/toyota-true-friend/education-media/detail/tipsmerawat-aki/

29

Anda mungkin juga menyukai