2. Corrective maintenance,
3. Breakdown maintenance,
4. Scheduled maintenance,
5. Predictive maintenance.S
6. TPM
Menurut Ebeling (1997), preventive maintenance atau
pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang dilakukan
secara terstruktur. Pada umumnya pemeliharaan dilakukan
secara periodik, di mana sejumlah kegiatan seperti inspeksi dan
perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan, penyesuaian,
dan dilakukan penyamaan agar sama.
Menurut Patrick (2001), corrective maintenance adalah kegiatan
perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas produksi
mengalami kerusakan atau gangguan sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, corrective maintenance sering
disebut dengan kegiatan reparasi atau perbaikan,
breakdown maintenance adalah suatu kebijakan perawatan
dengan cara menggunakan mesin/alat secara terus-menerus
hingga rusak sampai tidak bisa dipakai, kemudian setelah itu
baru diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Sayangnya,
kebijakan maintenance ini kurang baik karena dapat
menimbulkan biaya yang besar.
Perawatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan atau perawatannya dilakukan secara
periodik dalam kurun waktu tertentu. Rentang
waktu perawatan dapat ditentukan berdasarkan
pengalaman, data-data yang telah disimpan, dan
rekomendasi dari pabrik pembuat alat/mesin yang
bersangkutan.
Jenis maintenance adalah predictive maintenance, di mana
perawatan ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan
pencegahan. Artinya, perawatan dilakukan secara rutin untuk
mengetahui adanya kendala pada alat/mesin, sehingga
keselamatan kerja dapat terjamin lebih baik.
Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu aktivitas
perawatan yang mengikut sertakan semua elemen dari
perusahaan, yang bertujuan untuk menciptakan suasana
kritis (critical mass) dalam lingkungan industri guna mencapai
zero defect dan zero accident (Kurniawan, 2013).
TPM adalah suatu metode yang bertujuan untuk
memaksimalkan efeisiensi penggunaan peralatan, dan
memantapkan sistem perawatan preventif yang dirancang
untuk keseluruhan peralatan dengan mengimplementasikan
suatu aturan dan memberikan motivasi kepada seluruh
bagian yang berada dalam suatu perusahaan tersebut,
melalui peningkatan kompenenisipasi dari seluruh anggota
yang terlibat mulai dari manejemen puncak sampai kepada
level bawah.
Tentunya ada tujuan kenapa suatu alat atau mesin dilakukan maintenance.
Berikut ini tujuan utama dari maintenance menurut Corder dan Assauri:
a) Memperpanjang usia kegunaan aset
b) Menjamin ketersediaan peralatan dan kesiapan operasional
perlengkapan serta peralatan yang dipasang untuk kegiatan produksi
c) Membantu mengurangi pemakaian atau penyimpangan di luar batas
serta menjaga modal yang ditanamkan selama waktu yang ditentukan
d) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu
e) Menekan tingkat biaya perawatan serendah mungkin dengan
memaksimalkan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien
f) Memenuhi kebutuhan produk dan rencana produksi tepat waktu
Meningkatkan keterampilan para supervisor dan operator melalui
kegiatan pelatihan yang diadakan
g) Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
Untuk melakukan maintenance tidak bisa dilakukan secara sembarangan, sebab
ada berbagai alur maintenance agar alat/mesin tetap berjalan baik.
1. Identifikasi Masalah
Mencari sumber masalah apa yang dialami pada alat/mesin. Jangan sampai
kamu salah mengidentifikasi kerusakan, nantinya alat tersebut bukannya malah
benar malah semakin rusak dan tidak bisa dipakai.
2. Periksa Alat
Jika sudah menemukan masalahnya, cek kembali alat yang rusak tersebut. Bila
terjadi kerusakan kecil, maka besar dan parah, maka alat/mesin harus
diperbaiki oleh orang yang ahli atau diganti dengan sparepart baru.
Sasaran PM :
MENCEGAH terjadinya kerusakan
MENDETEKSI kerusakan yang terjadi
MENEMUKAN kerusakanyang tersembunyi.
Program PM harus dimulai dari tahap perancangan (design) hingga
tahap penyediaan spare parts, diantaranya adalah :
a) Design dari alat / mesin yang digunakan harus memperhatikan
beban, kondisi lingkungan kerja pemakaian alat/masin dan
sebagainya.
b) Dibentuknya repair team.
c) Pengadaan perlengkapan, perencanaan dan penjadwalan perbaikan
fasilitas.
d) Inspeksi / pemeriksaan secara periodic.
e) Arsipkan data-data tentang pemeliharaan sebagai riwayat hidup.
f) Pengadaan suku cadang.
Dalam pelaksanaannya ada 4 tindakan yang dapat dilakukan :
a) Time directed yang bertujuan pencegahan langsung pada
sumber kerusakan. Seperti tindakan over haul dan penggantian
suku cadang.
b) Condition directed yang bertujuan untuk mendeteksian
kerusakan atau gejala-gejala kerusakan.
c) Failure finding yaitu menemukan kerusakan tersembunyi dengan
pemeriksaan berkala.
d) Run to failure yaitu peralatan / fasilitas dipakai sampai rusak
karena tidak ada tindakan ekonomis dapat dilakukan untuk
pencegahan kerusakan.
Definisi PM dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Direct PM adalah pekerjaan preventive maintenance yang memberikan efek pada
kondisi peralatan secara langsung seperti pembersihan, lubrikasi, penggantian
suku cadang secara rutin. Aktifitas ini diukur dengan satuan waktu yang
diperlukan untuk melakukan perbaikan. Produser ini sering disebut Fixed Time
Maintenance (FTM) karena semua kegiatan ini dikontrol dengan satuan waktu.