Anda di halaman 1dari 22

Kegiatan Belajar 3:

APLIKASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA

a. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Memahami Dasar Dasar Analog

b. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


1) Mengenal rangkaian penyearah
2) Mengenal rangkaian penguat

c. Tujuan Pembelajaran Mata Kegiatan


1) Peserta dapat menerapkan komponen elektronika analog pada rangkaian penyearah
2) Peserta dapat menerapkan komponen elektronika analog pada rangkaian penguat

d. Pokok-Pokok Materi
1) Rangkaian penyearah
2) Rangkaian penguat

Uraian Materi
a. Rangkaian Penyearah
Penyearah setengah gelombang
Dioda semikonduktor banyak digunakan sebagai penyearah. Penyearah yang
paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang, yaitu yang terdiri dari sebuah
dioda. Melihat dari namanya, maka hanya setengah gelombang saja yang akan
disearahkan. Gambar 3.1 menunjukkan rangkaian penyearah setengah gelombang.

Gambar 3.1. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang


Gambar 3.2. Bentuk Gelombangan Tegangan Skunder Trafo

Gambar 3.3.Bentuk Gelombang Tegangan setelah dioda

Rangkaian penyearah setengah gelombang mendapat masukan dari skunder


trafo yang berupa sinyal ac berbentuk sinus, Vi = Vm Sin wt (Gambar 3.1). Dari
persamaan tersebut, Vm merupakan tegangan puncak atau tegangan maksimum.
Harga Vm ini hanya bisa diukur dengan CRO yakni dengan melihat langsung pada
gelombangnya. Sedangkan pada umumnya harga yang tercantum pada skunder trafo
adalah tegangan efektif. Hubungan antara tegangan puncak Vm dengan tegangan
efektif (Veff) atau tegangan rms (Vrms) adalah:

= = = 0,707
√2
Tegangan (arus) efektif atau rms (root-mean-square) adalah tegangan (arus)
yang terukur oleh voltmeter (amper-meter). Karena harga Vm pada umumnya jauh lebih
besar dari pada Vg (tegangan cut-in dioda), maka pada pembahasan penyearah ini Vg
diabaikan.Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat sinyal
input berupa siklus positif maka dioda mendapat bias maju sehingga arus (i) mengalir ke
beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal inputberupa siklus negatif maka dioda mendapat
bias mundur sehingga tidak mengalir arus. Bentuk gelombang tegangan input (vi)
ditunjukkan pada Gambar 3.2 dan arus beban (i) pada Gambar 3.3.

Arus dioda yang mengalir melalui beban RL (i) dinyatakan dengan:


i = Im Sin wt , jika 0 < wt <πà (siklus positif)
i=0 , jika p < wt < 2à (siklus negatif)

dimana:

=
+

Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf, yang umumnya
nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias mundur) resistansinya
besar sekali atau dalam pembahasan ini dianggap tidak terhingga, sehingga arus dioda
tidak mengalir atau i = 0.
Arus yang mengalir ke beban (i) terlihat pada Gambar 3.1. (c) bentuknya sudah
searah (satu arah) yaitu positif semua. Apabila arah dioda dibalik, maka arus yang
mengalir adalah negatif. Frekuensi sinyal keluaran dari penyearah setengah gelombang
ini adalah sama dengan frekuensi input (dari jalajala listrik) yaitu 50 Hz. Karena jarak
dari puncak satu ke puncak berikutnya adalah sama.
Bila diperhatikan meskipun sinyal keluaran masih berbentuk gelombang, namun
arah gelombangnya adalah sama, yaitu positif (Gambar 3.1.(c)). Berarti harga rata-
ratanya tidak lagi nol seperti halnya arus bolak-balik, namun ada suatu harga tertentu.

Tegangan keluaran dc yang berupa turun tegangan dc pada beban adalah:

Vdc = Idc.RL

Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, yang berarti Rf bisa diabaikan, maka:

Vm = Im.RL

Sehingga:
.
=
= = 0,318

Dari gambar 3.3 terlihat gelombang keluaran penyearah yang tidak bagus,
karena ada bagian yang kosong. Untuk memperbaiki gelombang tersebut maka perlu
ditambahkan kapasitor seperti pada gambar 3.4 berikut:

Gambar 3.4. Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan kapasitor

Rangkaian akan memberikan energi pada kapasitor melalui dioda sampai


tegangan maksimum, dan akan melepaskan energi saat tegangan minus.Bentuk
tegangan keluaran penyearah setelah ditambah kapasitor diperlihatkan pada gambar
3.5.

Gambar 3.5. Gelombang keluaran penyerah setelah ditambah kapasitor.

Dalam perencanaan rangkaian penyearah yang juga penting untuk diketahui


adalah berapa tegangan maksimum yang boleh diberikan pada dioda. Tegangan
maksimum yang harus ditahan oleh dioda ini sering disebut dengan istilah PIV (peak-
inverse voltage) atau tegangan puncak balik. Hal ini karena pada saat dioda mendapat
bias mundur (balik) maka tidak arus yang mengalir dan semua tegangan dari skunder
trafo berada pada dioda. Bentuk gelombang dari sinyal pada dioda dapat dilihat pada
Gambar 3.2. PIV untuk penyearah setengah gelombang ini adalah:
=

Gambar 3.6. Bentuk gelombang sinyal pada dioda

Bentuk gelombang sinyal pada dioda seperti Gambar 3.6 dengan anggapan
bahwa Rf dioda diabaikan, karena nilainya kecil sekali dibanding RL. Sehingga pada saat
siklus positif dimana dioda sedang ON (mendapat bias maju), terlihat turun tegangannya
adalah nol. Sedangkan saat siklus negatif, dioda sedang OFF (mendapat bias mundur)
sehingga tegangan puncak dari skunder trafo (Vm) semuanya berada pada dioda.

Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT


Rangkaian penyearah gelombang penuh ada dua macam, yaitu dengan
menggunakan trafo CT (center-tap = tap tengah) dan dengan sistem jembatan. Gambar
3.7 menunjukkan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan trafo
CT.Terminal skunder dari Trafo CT mengeluarkan dua buah tegangan keluaran yang
sama tetapi fasanya berlawanan dengan titik CT sebagai titik tengahnya. Kedua
keluaran ini masing-masing dihubungkan ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat
sinyal siklus positif maka D1 mendapat sinyal siklus negatif, dan sebaliknya. Dengan
demikian D1 dan D2 hidupnya bergantian. Namun karena arus i1 dan i2 melewati
tahanan beban (RL) dengan arah yang sama, maka iL menjadi satu arah (Gambar 3.7).
Gambar 3.7. Rangkaian Penyerah Gelombang Penuh dengan Trafo CT

Gambar 3.8. Gelombang Sinyal Input Trafo

Gambar 3.9Gelombang Arus masing masing Dioda dan Arus Beban

Terlihat dengan jelas bahwa rangkaian penyearah gelombang penuh ini


merupakan gabungan dua buah penyearah setengah gelombang yang hidupnya
bergantian setiap setengah siklus. Sehingga arus maupun tegangan rata-ratanya adalah
dua kali dari penyearah setengah gelombang. Dengan cara penurunan yang sama,
maka diperoleh:
2.
= = 0.636.

dan
2 .
= . =

Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, maka Rf bisa diabaikan, sehingga:
2
= = 0,636.

Tegangan puncak inverse yang dirasakan oleh dioda adalah sebesar 2Vm.
Misalnya pada saat siklus positif, dimana D1sedang hidup (ON) dan D2 sedang mati
(OFF), maka jumlah tegangan yang berada pada dioda D2 yang sedang OFF tersebut
adalah dua kali dari tegangan sekunder trafo. Sehingga PIV untuk masing-masing dioda
dalam rangkaian penyearah dengan trafo CT adalah:
= 2.

Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan


Penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan ini bisa menggunakan
sembarang trafo baik yang CT maupun yang biasa, atau bahkan bisa juga tanpa
menggunakan trafo. rangkaian dasarnya adalah seperti pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10. Rangkaian Penyearah Gelobang Penuh dengan Jembatan


Gambar 3.11. Ilustrasi aliran dan gelombang arus beban saat siklus positif

Gambar 3.12. Ilustrasi aliran dan gelombang arus beban saat siklus negatif

Gambar 3.13. Gelombang Tegangan Keluaran penyearah sistem jembatan

Gambar 3.14. Gelombang tegangan keluaran penyearah sistem jembatan dengan


kapasitor
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan dapat
dijelaskan melalui Gambar 3.10 - 3.13. Pada saat rangkaian jembatan mendapatkan
bagian positif dari siklus sinyal ac, maka (Gambar 3.11) :
- D1 dan D3 hidup (ON), karena mendapat bias maju
- D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus i1 mengalir melalui D1, RL, dan D3.
Sedangkan apabila jembatan memperoleh bagian siklus negatif, maka (Gambar 3.12):
- D2 dan D4 hidup (ON), karena mendapat bias maju
- D1 dan D3 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus i2 mengalir melalui D2, RL, dan D4.
Arah arus i1 dan i2 yang melewati RL sebagaimana terlihat pada Gambar 3.11 dan
3.12adalah sama, yaitu dari ujung atas RL menuju ground. Dengan demikian arus yang
mengalir ke beban (iL) merupakan penjumlahan dari dua arus i1 dan i2, dengan
menempati paruh waktu masing-masing (Gambar 3.10 - 3.13). Besarnya arus rata-rata
pada beban adalah sama seperti penyearah gelombang penuh dengan trafo CT, yaitu:
Idc = 2Im/π = 0.636 Im. Untuk harga Vdc dengan memperhitungkan harga Vg adalah:
= 0,636( −2 )

Harga 2Vg ini diperoleh karena pada setiap siklus terdapat dua buah dioda yang
berhubungan secara seri.
Disamping harga 2Vg ini, perbedaan lainnya dibanding dengan trafo CT adalah harga
PIV. Pada penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan ini PIV masing-
masing dioda adalah:
=

Penyearah Terkendali (Konverter)


Rangkaian penyearah terkendali (konverter) merupakan rangkaian yang
mengubah sumber tegangan AC menjadi sumber tegangan DC yang dapat
dikendalikan/diatur. Komponen semikonduktor daya yang digunakan umumnya berupa
SCR yang beroperasi sebagai sakelar, pengubah, dan pengatur.
Rangkaian konverter satu fasa ditunjukkan pada Gambar 3.14. Nilai tegangan
keluaran dapat diatur dengan melakukan pengaturan waktu konduksi atau sudut
pemicuan (α) dari SCR, yaitu dengan cara memberi arus picu pada terminal gate.
Tegangan masukan dari konverter ini dapat berbentuk tegangan arus bolak-balik satu-
fasa maupun tiga-fasa. Selanjutnya, proses penyearahan dapat dibedakan dalam tiga
jenis proses, yaitu konverter setengah gelombang (halfwave), konverter gelombang
penuh (fullwave), dan semikonverter.
Gambar 3.14 merupakan rangkaian konverter satu fasa setengah gelombang.
Ditinjau dari tegangan luaran yang dihasilkan, terdapat dua jenis komponen tegangan,
yaitu : (1) tegangan searah rerata (Vo,dc) dan tegangan searah efektif (root mean
square-rms), Vo, rms:

Gambar 3.15. Rangkaian Konverter 1 Fasa Setengah Gelombang

Gambar 3.16. Bentuk gelombang tegangan penyearah terkendali 1 fasa setengah


gelombang
Jika tegangan masukan (input), Vs.
Vs = Vm sin ωt = VMAX sin ωt
Tegangan luaran (output) rerata, Vo,DC dan Arus luaran rerata, Io,DC :
2
, = = (1 + cos )
2
,
, =

Tegangan luaran (output) efektif, Vo,rms dan Arus luaran efektif, Io,rms :

− sin 2
, = = +
4 8
,
, =
b. Rangkaian Penguat
Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah rangkaian komponen elektronika
yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio,
amplifier akan menguatkan signal suara berbentuk analog dari sumber suara yaitu
memperkuat signal/gain arus (I) dan tegangan (V) listrik berbentuk sinyal AC dari
inputnya menjadi arus listrik AC dan tegangan yang lebih besar, juga dayanya akan
menjadi lebih besar di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan
istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain
power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari signal input.
Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di
bagian inputnya (Pin) dalam bentuk bentuk frekuensi listrik AC. Ukuran dari gain (G) ini
satuannya adalah decibel (dB). Dalam bentuk rumus dinyatakan sebagai berikut:

G(dB)=10log(Pout/Pin)).

Pout adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian
inputnya.
Sebelum dayanya dikuatkan pada Power Amplifier ada bagian pengatur suara
yaitu biasanya terdiri dari Volume, Bass, Trible, balance, loudness. Dalam bagian
rangkaian Power Amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua
kelompok bagian penting yaitu bagian penguat signal tegangan (V) disebut driver
kebanyakan menggunakan susunan transistor darlington, dan bagian penguat arus atau
penguat daya susunannya transistor paralel, masing-masing transisistor berdaya besar
dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas ke udara, sekarang ini
banyak yang menggunakan transistor simetris komplementer.

Penguat Operasional

Penguat operasional (bahasa Inggris: operational amplifier) atau yang biasa


disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan (bahasa
Inggris: coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa
Inggris: gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat
operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling
banyak digunakan adalah seri 741.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba
guna.Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga
dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan
distorsi rendah.
Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang
mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang
terdapat di dalamnya. Karakteristik penguat operasional ideal adalah:
a. Bati tegangan tidak terbatas.
b. Impedansi masukan tidak terbatas.
c. Impedansi keluaran nol.
d. Lebar pita tidak terbatas.
e. Tegangan offset nol (kondisi ketika masukan sebesar nol).

Sejarah penguat operasional


Awal dari penggunaan penguat operasional adalah tahun 1940-an, ketika sirkuit
elektronika dasar dibuat dengan menggunakan tabung vakum untuk melakukan operasi
matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integral, dan
turunan. Istilah penguat operasional itu sendiri baru digunakan pertama kali oleh John
Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan pada tahun
1947. Kutipan bersejarah dalam karya tulis tersebut adalah:
"As an amplifier so connected can perform the mathematical operations of
arithmetic and calculus on the voltages applied to its inputs, it is hereafter termed
an operational amplifier." (Ragazzini, et.al, 1947) (dalam bahasa Indonesia:
"Oleh karena penguat dapat dihubungkan untuk melakukan operasi matematika
dan kalkulus terhadap tegangan yang dikenakan terhadap masukannya, maka
digunakan istilah penguat operasional.")

Penguat operasional yang tersedia secara komersial untuk pertama kalinya


adalah K2-W yang diproduksi oleh Philbrick Researches, Inc. dari Boston antara tahun
1952 hingga awal 1970-an. Penguat operasional tersebut harus dijalankan pada
tegangan +/- 300 V dan memiliki berat 85 g dan berukuran 3,8 cm x 5,4 cm x 10,4 cm
dan dijual seharga US$22.
Saat ini penguat operasional tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan tidak lagi
menggunakan tabung vakum, melainkan menggunakan transistor. Dalam suatu sirkuit
terpadu penguat operasional umumnya terdapat lebih dari 25 transistor beserta resistor
dan kapasitor yang diperlukan hanya dalam satu cip silikon. Hasilnya, penguat
operasional modern hanya membutuhkan tegangan listrik +/- 18 V, bahkan beberapa
jenis seperti LM324 dapat berjalan pada tegangan hanya +/- 1,5 V. Penguat operasional
KA741 dari Fairchild Semiconductor yang banyak digunakan bahkan hanya berukuran
5,7 mm x 4,9 mm x 1,8 mm dan tersedia di pasaran dengan harga hanya Rp3.500
(US$0,37).

Notasi Sirkuit

Gambar 3.17. Simbol penguat operasional pada gambar sirkuit listrik.

Simbol penguat operasional pada rangkaian seperti pada gambar di samping, di


mana:
V+ : masukan non-pembalik
V− : masukan pembalik
V out : keluaran
VS+ : catu daya positif
VS− : catu daya negatif
Catu daya pada notasi penguat operasional seringkali tidak dicantumkan untuk
memudahkan penggambaran rangkaian

Aplikasi sirkuit
Terdapat banyak sekali penggunaan dari penguat operasional dalam berbagai
jenis sirkuit listrik. Di bawah ini dipaparkan beberapa penggunaan umum dari penguat
operasional dalam contoh sirkuit:
1) Komparator (pembanding)

Gambar 3.18. Komparator

Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan batas simpal terbuka


(bahasa Inggris: open-loop gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis
penguat operasional khusus yang memang difungsikan semata-mata untuk
penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum
disebut juga dengan komparator (bahasa Inggris: comparator).
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah
keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.
>
=
<
dimana VS adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di
antara +VS dan −VS.

2) Penguat pembalik

Gambar 3.19. Penguat pembalik.

Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik


dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal
keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai
keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati
keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.

=−

Di mana,
- Zin = Rin(karena V−adalah bumi maya (bahasa Inggris: virtual ground)
- Sebuah resistor dengan nilai Rf || Rin≜Rf Rin / (Rf + Rin), ditempatkan di antara
masukan non-pembalik dan bumi.
Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini mengurangi galat karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:

=−
Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari
masukan. Contohnya jika Rf adalah 10.000 Ω dan Rin adalah 1.000 Ω, maka nilai
bati adalah -10.000Ω / 1.000Ω, yaitu -10.

3) Penguat non-pembalik

Gambar 3.20. Penguat non-pembalik.

Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut:


+
=

atau dengan kata lain:

= 1+

Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki bati minimum bernilai 1.


Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada
penguat operasional maka impedansi masukan bernilai Zin≈ ∞.

4) Penguat diferensial

Gambar 3.21. Penguat diferensial.


Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang
telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu

sebesar untuk R1 = R2 dan Rf = Rg. Penguat jenis ini berbeda dengan

diferensiator.Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

+
= −
+
Sedangkan untuk R1 = R2dan Rf = Rgmaka bati diferensial adalah:

= ( − )

5) Penguat penjumlah

Gambar 3.22. Penguat penjumlah.

Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan


persamaan sebagai berikut:

=− + + ⋯+

Saat R1 = R2 = ⋯ = Rn, dan Rfsaling bebas maka:

=− ( + +⋯+ )

Saat R1 = R2 = ⋯ = Rn = Rf, maka:

= −( + +⋯+ )
Keluaran adalah terbalik.
Impedansi masukan dari masukan ke-n adalah Zn = Rn (di mana V- adalah bumi
maya)

6) Integrator

Gambar 3.23. Integrator.

Penguat ini mengintegrasikantegangan masukan terhadap waktu, dengan


persamaan:
1
=− +

di mana t adalah waktu dan Vmuladalah tegangan keluaran pada t = 0


Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat
digunakan untuk rangkaian tapis aktif.

7) Diferensiator

Gambar 3.24. Diferensiator.

Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan


persamaan:

=−

di mana Vindan Vout adalah fungsi dari waktu.


Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara
mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor
yang mahal dan bentuknya yang besar.Diferensiator dapat juga dilihat sebagai tapis
pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.
Rangkuman
1) Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwapada saat sinyal input
berupa siklus positif maka diodamendapat bias maju sehingga arus (i) mengalir ke
beban(RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus negatif maka dioda mendapat
bias mundur sehingga tidak mengalirarus.
2) Rangkaian penyearah gelombang penuh ada dua macam,yaitu dengan menggunakan
trafo CT (center-tap = taptengah) dan dengan sistem jembatan.
3) Rangkaian penyearah terkendali (konverter) merupakan rangkaian yang mengubah
sumber tegangan AC menjadi sumber tegangan DC yang dapat dikendalikan/diatur.
4) Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah rangkaian komponen elektronika yang
dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum).
5) Penguat operasional (bahasa Inggris: operational amplifier) atau yang biasa disebut op-
amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan (bahasa Inggris:
coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa Inggris:
gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada
umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan
adalah seri 741.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Modul Elektronika Analog dan Digital.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. 2003

Istanto W. Djatmiko, M.Pd. Elektronika Daya. Ebook. www.bacaebook.com

Daniel Adam Steck. Analog and Digital Electronics. Department of Physics 1274 University
of Oregon Eugene, Oregon 97403-1274 dsteck@uoregon.edu. 2015

Michael Tooley, BA. Rangkaian Elektronik, Prinsip dan Aplikasi. Penerbit Erlangga. 2003.

https://id.wikipedia.org/wiki/Penguat

https://id.wikipedia.org/wiki/Penguat_operasional
LINK VIDEO:

https://www.youtube.com/watch?v=ToiHHjee1TE
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ToiHHjee1TE"
frameborder="0" allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen></iframe>
https://www.youtube.com/watch?v=PfWmIQfYIRI
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/PfWmIQfYIRI"
frameborder="0" allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen></iframe>
https://www.youtube.com/watch?v=-LLJMWZTrBM
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/-LLJMWZTrBM"
frameborder="0" allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen></iframe>
https://www.youtube.com/watch?v=7FYHt5XviKc
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/7FYHt5XviKc"
frameborder="0" allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen></iframe>

Anda mungkin juga menyukai