Anda di halaman 1dari 5

MENENTUKAN STRATEGI PERAWATAN

DIAGRAM STRATEGI PERAWATAN DAN PERBAIKAN KAPAL

Gbr. Stretegi Perawatan dan Perbaikan

Pilihan pertama untuk menentukan suatu strategi perawatan adalah antara :


“Perawatan Insidentil” atau “Perawatan Berencana”
1. Perawatan Insidentil (Breakdown Repair)
Perawatan insidentil artinya kita membiarkan mesin bekerja terus-menerus sampai
rusak (Down time), baru kemudian dilaksanakan perawatan dan perbaikan (Break down
repair).
Jika kita ingin menghemat biaya perawatan dengan cara ini, maka suatu saat kita
akan mengeluarkan biaya yang jauh sangat besar untuk mempertahankan kapal tidak
keluar dan “operasi (down time/delay), yaitu dengan terjadinya perbaikan besar
(overhaul) dan waktu kerusakan kapal yang sulit diprediksi (Corrective Maintenance).
Dalam prakteknya perawatan insidetil ini tidak dapat menekan biaya perawatan, bahkan
sering terjadi pembengkakan anggaran biaya perbaikan (total maintenance cost).
Strategi perawatan insidentil dalam teorinya tidak disarankan, namun dalam
kenyataannya sering terjadi di kapal, karena berbagai alasan antara lain :
a. Kronologi perawatan tidak dicacat secara sistimatis, sehingga tidak terdapat
kesinambungan dalam kegiatan perawatan selanjutnya.
b. Tidak mengacu standar perawatan dan perbaikan kapal (PMS) sesuai dengan Manual
Instruction Book.
c. Tidak adanya kepedulian/kepekaan para pengawas terhadap ketidak-teraturan
pelaksanaan pekerjaan perawatan.
d. Tidak adanya bukti-bukti terjadinya kerusakan-kerusakan, kekurangan sebelumnya,
kapal menganggur (delay/down time) dan kerugian-kerugian lainnya.
e. Tidak tersedianya suku cadang yang cukup untuk setiap pesawat/mesin, sehingga
menghambat waktu operasi kapal pada saat menunggu pengadaan suku cadang
tersebut.
f. Banyak data-data yang dilaporkan dari kapal ke darat (kantor), namun sedikit saja
yang diproses untuk manfaat perawatan dan perbaikan kapal.
g. Nakhoda dan anak buah kapal yang tidak berkwalitas dan tidak professional
dibidangnya.

Perawatan insidentil adalah suatu perawatan yang tidak mempunyai rencana apa-
apa, perawatan dan perbaikan dilakukan apabila terjadinya kerusakan saja, mesin atau
peralatan dibiarkan bekerja secara terus-menerus sampai ada kelainan/kerusakan, baru
dilaksanakan perbaikan.

Sistim perawatan mempersiapkan suku-cadang yang sangat diperlukan saja, atau


yang sering dilakukan penggantian material, sehingga apabila terjadi kerusakan yang
memerlukan suku-cadang yang cukup, sering tidak siap sehingga mengakibatkan
terganggunya operasi (delay) kapal.

Perawatan Insidentil, sangat beresiko tinggi terhadap kerusakan-kerusakan yang


lebih besar dan kerugian-kerugian waktu, material, commission days.
2. Perawatan Pencegahan (Prevention Maintenance).
Pengertian Pencegahan lebih baik dari pada menunggu kerusakan yang lebih
berat, adalah merupakan suatu pemahaman yang harus benar-benar tertanam pada setiap
orang yang bertanggung-jawab atas suatu perawatan.
Perawatan Pencegahan adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan perawatan
berencana yang bertujuan untuk :
a. Memantau perkembangan yang terjadi pada hasil pekerjan perawatan secara terus
menerus sampai batas nilai-nilai yang diijinkan.
b. Menemukan kerusakan dalam tahap yang lebih dini, sehingga masih ada kesempatan
untuk merencanakan pelaksanaan waktu perawatan.
c. Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan, yang dapat
mengakibatkan terhentinya operasi kapal.
d. Suatu tugas yang perlu dilakukan agar kita dapat menelusuri jalannya kerusakan
terhadap nilai keselamatan dan nilai ekonomis kapal.
Untuk maksud tersebut diatas, maka setiap pesawat/mesin diatas kapal perlu
diadakan perawatan pencegahari, sehingga setiap tanda-tanda yang akan menimbulkan
kerusakan dapat lebih awal diatasi, diperbaiki.

3. Perawatan dan Perbaikan (Repair & Maintenance).

Perawatan dan perbaikan adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan perawatan


berencana yang bertujuan untuk :

a. Memperbaiki setiap kerusakan yang terpantau, walaupun belum waktunya


dilaksanakan perbaikan.
b. Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan yang lebih besar.
c. Suatu tugas yang perlu dilakukan agar kita dapat mempertahankan kondisi

Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka sebelumnya perlu dilakukan
persiapan-persiapan yang matang, meliputi semua peralatan, semua suku cadang yang
ada dan siapa yang akan memperbaikiinya dan waktu kapan akan dilaksanakan
perbaikan tersebut.
Pertimbangan membuat suatu rencana perawatan dan perbaikan mesin, ialah :

d. Tahun pembuatan mesin dan kondisi mesin sudah berapa lama jam-kerja (running
hours).
e. Kapan terakhir melakukan “General Overhaul” pada mesin tersebut dan
material/suku cadang apa saja sudah diganti baru?
f. Berapa lama mesin lagi mesin (kapal) akan dipertahankan untuk dioperasikan
g. Bagaimana menjalankan sistim perawatan dan perbaikan sebelumnya ?
h. Berapa anggaran yang disediakan guna menjalankan PMS tersebut ?
i. Urgensi perawatan dan perbaikan terhaddap tiap-tiap mesin ?

4. Perawatan Periodik (Period Maintenance)


Perawatan Periodik adalah bagian darri pelaksanaan pekerjaan perawatan
pencegahan yang dilakukan secara periodik berdasarkan waktu kalender atau jam kerja
(running Hours) dengan mengacu kepada Manual Instruction Book, yaitu :
Perawatan yang dilaksanakan seccara waktu kalender :
 Perawatan secara harian (daily)
 Secara mingguan (weekly)
 Secara bulanan (monthly)
 Secara tiga bulan (quarterly)
 Secara tahunan (yearly/annual survey) dan
 Secara lima tahunan (speccial survey)

Perawatan yang dilaksanakan secara Jam Kerja : Perawatan setiap 250 Jam sekali,
Setiap 500 Jam, setiap 1000 jam, 2000 jam, 4000 jam, 8000 jam, 10.000 jam, dan
seterusnya, terhitung setelah selesai perbaikan (overhaul).

Dalam kenyataannya Perawatan periodik ini juga disesuaikan dengan waktu


keberadaan kapal, dengan pertimbangan tidak menggangu operasi kapal.
Perawatan periodik merupakan salah satu sistim perawatan yang banyak dilakukan
oleh banyak perusahaan pelayaran yang sudah “maju/modern” dan dengan tetap
mengutamakan optimasi operasi kapal.
Macam-macam rencana kerja guna perawatan dan perbaikan permesinan, yaitu :
a. Rencana kerja berdasarkan kondisi mesin yang sudah memerlukan perawatan dan
perbaikan, misal : mesin-mesin yang sudah dalam kondisi rusak, sedangkan yang
masih bekerja baik belum dirawat (Rencana kerja warisan).
b. Rencana kerja berdasarkan prioritas pada mesin-mesin yang penting, yang
langsung berkaitan dengan operasi kapal, misal : Mesin Induk, Genset, Mesin
kemudi, Ketel Uap, dll. (Rencana kerja prioritas).
c. Rencana kerja berdasarkan Jam-kerja yang sudah waktunya untuk dilakukan
perawatan dan perbaikan, walaupun mesin masih bekerja baik namun sudah
waktunya harus di-overhaul, mencegah terjadinya kerusakan (Rencana kerja
terencana).
d. Rencana Kerja berdasarkan kondisi suku-cadang yang masih ada diatas kapal,
yaitu hanya mesin-mesin yang mempunyai suku-cadang yang cukup saja yang
mendapatkan perawatan dan perbaikan (Rencana kerja kondisi).
e. Rencana kerja menunggu apabila terjadi kerusakan, baru dilaksanakan perawatan
dan perbaikan, walaupun kapal harus mengalami penundaan operasi (Rencanaa
kerja insidentil).
f. Pengukuran Terus-menerus (Contiuous Measurement).
Pengukuran terus-menerus adalah pemantauan kondisi yang dilakukan dengan
pengukuran secara terus-menerus dan dicatat dalam kronologi mesin dan Pengukuran
Periodik (Period Maintenance).

Anda mungkin juga menyukai