LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
”Memelihara kapal agar selalu dalam keadaan yang siap operasional dan dapat
memenuhi jadwal pelayaran kapal yang telah ditentukan tepat pada waktunya”
Situmorang (2000 : 4)
8
2) Tahap – Tahap Perawatan
Kelancaran peralatan muat bongkar dipengaruhi oleh cara perawatan
kapal yang dijalankan. Adapun tahap-tahap yang efisien dalam perawatan
adalah :
a) Pengukuran besar dan lama waktu bekerja.
b) Perencanaan dan penjadwalkan : menentukan dalam urutan yang
bagaimana oleh siapa pekerjaan akan dilaksanakan.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian (1970 : 114) menjelaskan bahwa :
“perencanaan sebagai langkah dalam perawatan adalah keselurahan
proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang
akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan”.
Perencanaan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik melalui
beberapa cara, diantaranya :
(1) Mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri rencana yang baik.
(2) Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian
perencanaan yang harus dijawab dengan memuaskan.
(3) Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus
dipecahkan dengan mempergunakan tehnik-tehnik ilmiah.
(4) Perawatan pencegahan, penjadwalan awal, pekerjaan yang selalu di
ulang-ulang.
(5) Perawatan korektif, melakukan perancangan komponen peralatan
berdasarkan pengalaman dari kerusakan berulang.
(6) Lamanya waktu operasi yang menurun akan bergantung atas
tersedianya suku cadang dan jasa penunjang.
9
Perawatan Terencana (PMS) adalah sistem perawatan yang dilakukan
terhadap pesawat-pesawat permesinan dan peralatan lainnya di kapal
secara terencana dan bersinambungan, menurut petunjuk Makernya
masing-masing untuk menghindari terjadinya kerusakan (breakdown)
yang dapat menghambat kelancaran beroperasinya kapal.
10
d) Perawatan dan perbaikan sesuai dengan Continuous Machinery Survey
(CMS) yang dikeluarkan cleh Biro Klasifikasi dimana kapal
diregistrasikan (sesuai bendera kapal).
Ketentuan Biro Klasifikasi menghamskan agar minimum 1/5 dari
komponen pesawat permesinan dan perlengkapan kapal yang termasuk
dalam daftar CSM harus dioverhaul untuk perawatan dan pemeriksaan
oleh Surveyor dari Biro Klasifikasi dimana kapal diregtstrasi.
f) Breakdown Maintenance
Dengan berlakunya ISM Code dimana diutamakan pengoperasian kapal-
secara aman dan pemeriksaan rutin oleh Port State Conrol Officer
dipelabuhan manapun kapal berada, maka system perawatan ini tidak
sesuai lagi. Hal ini dikarenakan PMS, CMS, Rutine Safety Check List dan
Iain-lain selalu mendapat perhatian Port State Control Officer ketika
memeriksa kapal di pelabuhan manapun kapal berada.
11
4) Tujuan Perawatan
Setiap Perusahaan tentunya telah merumuskan dan menetapkan suatu
rencana perawatan (PMS) sesuai tuntutan dalam ISM Code elemen 10, dan
mereka dapat dipastikan mempunyai tujuan menekan resiko kerusakan
kapal-kapalnya, kelancaran operasional kapal-kapalnya dan pada akhirnya
mendatangkan keuntungan semaksimal mungkin bagi perusahaan tersebut.
Berikut ini penulis uraikan beberapa tujuan kegiatan perawatan
menurut NSOS (2006:25), yaitu :
a) Untuk memperoleh pengoperasian kapal yang teratur dan lancar serta
meningkatkan keselamatan anak buah kapal dan perlengkapannya.
b) Untuk membantu para perwira kapal dalam merencanakan dan menata
kegiatan dengan lebih baik yang berarti meningkatkan kemampuan kapal
dan membantu mereka mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh
manajer operasi.
c) Memelihara peralatan dalam rangka untuk mencapai target voyage yang
telah ditentukan.
d) Untuk meminimumkan waktu nganggur (down time) dari kemungkinan
terjadi kerusakan.
e) Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu
tingkat keuntungan yang diperoleh sebaik mungkin dengan total biaya
serendah mungkin.
f) Memperhatikan jenis-jenis pekerjaan yang paling mahal yang
menyangkut perawatan dapat dilaksanakan secara teliti sehingga dapat
mengendalikan biaya perawatan secara efisien.
g) Sebagai informasi umpan balik yang akurat bagi kantor pusat dalam
meningkatkan pelayanan.
12
c) Menetapkan skala prioritas.
d) Menetapkan parameter untuk pengukuran performansi.
e) Menetapkan rencana jangka pendek dan juga jangka panjang.
f) Sosialisasi perencanaan terhadap bagian-bagian yang terkait.
g) Implementasi perencanaan.
h) Laporan berkala.
i) Pemeriksaan kemajuan secara rutin.
Alat bantu bongkar muat diartikan sebagai alat bantu yang dapat dipakai
untuk kelancaran kegiatan membongkar barang dari kapal ke darat atau
sebaliknya. Dengan pemakaian alat bantu bongkar muat yang sesuai dengan
jenis barang yang akan dibongkar atau dimuat, maka kinerja akan lebih efektif
dan efisien.
1) Ramp door
Alat ini umumnya terdapat pada kapal jenis RORO (Roll On Roll Out),
merupakan jenis kapal yang diperuntukkan untuk mengangkut berbagai
jenis kendaraan. Fungsi dari Ramp Door ini adalah sebagai jembatan
penghubung antara dermaga dan kapal. Ramp door umumnya terletak
pada haluan atau buritan kapal, saat merapat di dermaga ramp door akan
membuka kebawah layaknya gerbang benteng pertahanan zaman ksatria
13
berkuda. Saat ramp door terbuka, maka kendaraan akan keluar dari
lambung kapal, layaknya anak-anak arwana yang baru menetas keluar
dari mulut induknya.
3) Hook crane
Hook terletak pada ujung kabel crane, dan berfungsi untuk dikaitkan
pada beban atau muatan.
4) Jala-jala kapal
Fungsinya tidak kalah penting dalam proses bongkar muat barang. Jala-
jala kapal berfungsi dalam kegiatan bongkar muat bag cargo, box cargo,
dsb. Jala-jala di hamparkan kemudian cargo diletakkan diatas jala-jala,
lalu jala-jala ditutup dan dikaitkan pada hook crane.
5) Spreader
14
b. Kelengkapan alat bantu muat bongkar di pelabuhan
3. Crane
15
membuat kerusakan pada alat-alat crane seperti putusnya wire dan
jatuhnya barang yang mengakibatkan terluka atau kematian pada
manusia. Heave up atau mengarea secara tiba-tiba akan membuat gaya
yang tidak biasa pada crane dan akan mempengaruhi ke seluruh bagian
pada crane seperti mesin, kawat baja (wire), boom dan lain-lain.
3) Pengoperasian keselamatan
Dalam kegiatan muat bongkar, jika barang terjatuh atau bergoyang,
kecelakaan serius mungkin terjadi. Melihat berat dan ukuran dari muatan
atau hal-hal yang terlibat dalam pengoperasian, harus mengoperasikan
crane dengan hati-hati. Untuk menjaga crane dari kerusakan harus
mengadakan meeting atau pengawasan antara pekerja dengan operator.
Menggerakan crane dengan tidak hati-hati bisa mencelakai para pekerja.
16
Jangan mengoperasikan crane secara kasar atau melampaui batas
kemampuan crane, tapi operasikan secara hati-hati, maka secara tidak
langsung telah merawat kerusakan pada crane. Hindari pengoperasian
dengan muatan penuh dan kecepatan penuh atau keseringan dalam
menghidupkan atau mematikan mesin. Operator harus waspada pada
suara, getaran, dan panas yang tidak normal.
17
B. KERANGKA PEMIKIRAN
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Adanya wire crane putus saat pemuatan berlangsung.
2. Kurang optimalnya perawatan yang dilakukan terhadap alat muat bongkar yang sesuai
prosedur.
3. Kurangnya pengawasan yang bertugas jaga terhadap penggunaan crane.
BATASAN MASALAH
Kurang optimalnya perawatan yang dilakukan Kurangnya pengawasan yang bertugas jaga
terhadap alat muat bongkar yang sesuai terhadap penggunaan crane.
prosedur.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mengoptimalkan perawatan Apakah kerusakan wire crane disebabkan oleh
alat muat bongkar crane guna menunjang kurangnya pengawasan dan perawatan
kelancaran proses muat bongkar peralatan muat bongkar?
ANALISA DATA
Kerusakan peralatan Cara merawat Route pelayaran yang Kurangnya
muat bongkar peralatan bongkar dilalui relatif singkat, ketersediaan
disebabkan karena muat yang baik sehingga perawatan suku cadang
kurangnya perawatan agar peralatan peralatan bongkar muat di atas kapal.
terhadap peralatan muat tersebut selalu siap terabaikan dan kurang
bongkar. digunakan. diperhatikan.
PEMECAHAN MASALAH
Melakukan perencanaan Melakukan Membuat koordinasi pada Mualim I
perawatan muat bongkar pemberian bagian-bagian organisasi Mempersiapkan
secara terjadwal, dengan pemahaman kepada dalam melakukan daftar-daftar
crew kapal menurut pembagian 2 (dua) suku cadang
mengikuti daftar
PMS/ Planed kelompok pada kegiatan yang penting
checklist perawatan Maintenance System perawatan peralatan muat guna untuk
yang telah ditentukan ( sistem perawatan bongkar atau perawatan mengantisipasi
oleh pihak menejemen yang terencana ) lainnya agar dapat terjadi
kapal. untuk merawat berjalan dengan baik kerusakan.
peralatan bongkar sesuai dengan job
muat description.
OUT PUT
Dengan membuat perencanan perawatan muat bongkar secar terjadwal, kordinasi melakukan
pembagian 2 (dua) kelompok pada kegiatan perawatan
18 peralatan muat bongkar atau perawatan
lainnya agar dapat berjalan dengan baik dan mempersiapkan daftar suku cadang untuk
mengantisipasi terjadinya kerusakan alat muat bongkar crane.
Berdasarkan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada tinjauan
daftar pustaka, bahwa perawatan itu sangatlah penting dan diperlukan suatu
perawatan dan pelaksanaan pengawasan untuk mencapai hasil yang baik dan
maksimal.
19