BATALYON SISWA-2
PENDAHULUAN
Sistem pertahanan semesta yang digunakan bangsa Indonesia bertumpu
pada kekuatan TNI sebagai komponen utama serta Sumber Daya Nasional sebagai
komponen cadangan dan komponen pendukung. Selanjutnya untuk mewujudkan
potensi sumber daya nasional agar dapat ditingkatkan menjadi kekuatan pertahanan
perlu dilaksanakan Pembinaan Teritorial yang melibatkan seluruh komponen
bangsa. Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa didalam
merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI, Pembinaan Teritorial senantisa
mendasarkan diri kepada kesemestaan perjuangan yang didorong oleh perasaan
senasib dan sepenanggungan, saling pengertian serta bahu membahu antara rakyat
dengan TNI.
PEMBAHASAN
Binter sebagai salah satu fungsi utama TNI AD mengatur dan memberikan
batas-batas ruang lingkup yang terkait dengan apa yang harus dilaksanakan oleh
satuan non kowil dalam melaksanakan binter. Untuk kejelasan berbagai hal terkait
dengan binter, agar pelaksanaannya bisa dipahami secara benar sesuai peraturan
perundang-undangan, maka perlu adanya pedoman tentang binter satuan non kowil
yang berisi tujuan, sasaran, sifat, pengorganisasian, tugas dan tanggung jawab,
metoda dan teknik, alat peralatan, objek pembinaan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi. Untuk mewujudkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh
serta kemanunggalan TNI-Rakyat di wilayah-wilayah sekitar pangkalan, daerah
latihan, daerah penugasan dan daerah operasi serta wilayah-wilayah yang
ditentukan/dikoordinasikan dengan satkowil setempat.
2
Secara garis besar ada dua analisa harus dilakukan dalam penyusunan
RTRW Hanrat yaitu: (1) analisa data untuk menggambarkan kondisi tata ruang
wilayah Hanrat: dan (2) analisis potensi dan masalah pengembangan Hanrat
berdasarkan kondisi tata ruang wilayah Hanrat. c) melaksanakan kegiatan
perumusan konsep
4
RTRW Hanrat: (1) pengelolaan RTRW Hanrat; (2) perencanaan wilayah
pertahanan: (a) perencanaan ruang wilayah pertahanan; (b) penyusunan RT/RW
Hanrat; (c) penataan ruang kawasan pertahanan; (d) pemanfaatan ruang wilayah
pertahanan; (e) arah pemanfaatan wilayah pertahanan;
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari keseluruhan uraian tersebut di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa memahami pentingnya pembinaan teritorial guna memantapkan ketahanan
wilayah dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah positif terhadap
penyelenggaraan pembinaan teritorial dengan menggunakan methode bhakti TNI
dengan pendataan dan KKS , pembinaan ketahanan wilayah dengan persuasif,
pragmatif , komunikatif serta komunikasi sosial dengan diskusi , dialog yang
dilaksanakan secara terpadu meliputi bidang geografi, demografi dan kondisi sosial
guna mewujudkan ketahanan wilayah yang mantap serta penataran , latihan
lapangan pada latihan dalam satuan guna meningkatkan kemampuan Aparat
Teritorial pada tingkat Dan Ramil serta Babinsa .
SARAN
Dari upaya yang dibahas di atas, penulis dapat menyarankan beberapa hal,
Untuk mendukung terselenggaranya pembinaan teritorial serta mengoptimalkan
pembinaan teritorial guna memantapkan ketahanan wilayah di darat maka perlu
disarankan hal-hal sebagai berikut: Pertama. Melaksanakan sosialisasi secara
berkesinambungan kepada seluruh komponen bangsa tentang hal-hal yang meliputi
penyelenggaraan pembinaan teritorial yang berhubungan dengan aspek geografi,
demografi, dan kondisi sosial secara formal maupun non formal. Kedua. Dengan
perkembangan otonomi daerah saat ini perlu adanya konsep penanganan
mekanisme kerja antara TNI dengan pemerintah daerah yang baku meliputi
penerapan pelaksanaan pembinaan teritorial guna meningkatkan ketahanan wilayah
melalui keputusan bersama antara Menteri Pertahanan, Panglima TNI dan Menteri
Dalam Negeri agar TNI memiliki legalitas hukum dalam melaksanakan dan
REFERENSI:
1. https://tniad.mil.id.
2. Keputusan Danpusterad No. Kep/30/VI/2020 tanggal 10 Juni 2020.
Arie Purnomo
Wiradhika Madya No. Capa 638