Anda di halaman 1dari 28

TENTARA NASIONAL INDONESIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

BUKU PETUNJUK TEKNIK

tentang

PENGAMANAN RUTE

PT : INF – TAKTIK BERTEMPUR


Disahkan dengan Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat
Nomor Perkasad/ / VII /2010 Tanggal Juli 2010
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

BUKU PETUNJUK TEKNIK

tentang

PENGAMANAN RUTE

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pertempuran lawan Insurjensi adalah pertempuran yang mobil, yang sangat


efektif apabila dilancarkan oleh satuan kecil. Keberhasilan operasi lawan
Insurjensi selain ditentukan oleh penerapan yang tepat sikap mental keprajuritan
TNI juga sangat ditentukan oleh agresifitas, kamahiran berpatroli dan aksi taktis
lainnya yang bersifat offensif dari satuan setingkat peleton dan regu serta
kemampuan satuan tersebut memenangkan dan merebut hati penduduk.
Walapun pada kenyataannya patroli adalah jawaban yang paling tepat untuk
menghadapi Insurjens, ini bukan berarti bahwa patroli adalah satu-satunya
kegiatan untuk tugas tersebut. Satuan kecil yag melaksanakan
pertahanan/pengamanan disuatu daerah yang telah diduduki, seperti pengamanan
pemukiman, pengamanan instalasi maupun pengamanan rute dengan melakukan
aksi yang bersifat offensif dapat mengatasi dan menekan kegiatan Insurjen.

b. Mengingat sifat-sifat Insurjensi yang sangat mobil, cepat menghilang, tidak


membuka pertempuran apabila tidak yakin akan menang serta akan menghindari
pertempuran yang menentukan. Salah satu sasaran insurjen yang memilki peluang
untuk menghancurkan pasukan kita adalah melaksanakan penghadangan pada
rute-rute yang dilewati oleh kafilah. Juga dengan mengganggu dan menghadang
rute-rute ini insurjen dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan logistik dengan
cara menghadang logistik yang lewat pada rute tersebut.
c. Untuk menghadapi kemungkinan gangguan insurjen pada rute-rute yang
akan dilewati kafilah yang dapat menghancurkan pasukan kita dan dapat dijadikan
sumber logistik insurjen, maka perlu suatu taktik bertempur untuk mengatasinya
yaitu taktik bertempur pengamanan rute.
2

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Buku Petunjuk Teknik Pengamanan Rute ini dibuat untuk


dijadikan sebagai pedoman bagi satuan di seluruh jajaran TNI AD dalam
melaksanakan latihan pengamanan route guna mendukung keterampilan dan
kemampuan yang harus dimiliki prajurit.

b. Tujuan. Agar diperoleh kesamaan persepsi dan keseragaman teknik


melakukan gerakan dalam latihan pertempuran di daerah bangunan, khususnya
teknik pengamanan rute.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Naskah ini membahas tentang teknik
pengamanan rute, yang disusun dengan menggunakan tata urut sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan.
b. Bab II Ketentuan umum.
c. Bab III Perencanaan dan persiapan.
d. Bab IV Pelaksanaan.
h. Bab V Penutup.

4. Referensi.

a. Bujuklap tentang Batalyon Infanteri Dalam Operasi (Skep 413/XI/2000)

b. Bujuklap tentang Peleton Senapan dalam Operasi Lawan Insurjensi


(Skep / 26/I/1986 Tgl 9 Januari 1986)

c. Bujuklap TNI-AD tentang Patroli (Skep/191/III/1986 Tgl 3 Maret 1986).

d. Dasar-dasar Perang Kota oleh Letjen TNI JS. Prabowo. tahun 2009.
3

BAB II
KETENTUAN UMUM

5. Umum. Peleton senapan dalam kegiatatan pengamanan rute, diharapkan


dapat melaksanakan tugas dalam berbagai situasi dan kondisi, sehingga perlu
mempedomani beberapa ketentuan yang harus dipahami dengan baik.

6. Tujuan Pengamanan Rute. Mencegah dan mengatasi kemungkinan usaha


musuh untuk menghambat, memutuskan atau menguasai lalulintas pasukan atau kafilah
yang menggunakan rute tersebut.

7. Dasar-dasar dalam Pengamanan Rute. Dalam Pengamanan Rute, terdapat


beberapa pertimbangan dasar yang harus dijadikan pedoman dalam perencanaan,
persiapan dan pelaksanaannya.

a. Faktor TUMMPAS

1) Tugas. Tugas yang diberikan dari satuan atas berupa rute yang
harus diamankan yang diberikan.

2) Medan.

a) 5 aspek medan.

b) Karakteristik daerah (hutan/pemukiman/perkotaan).

c) Karakteristik bangunan.

d) Tipe konstruksi.

e) Dimensi medan tempur di daerah bangunan.

3) Musuh. Disposisi, komposisi, dan kekuatan musuh.


4) Pasukan Sendiri

a) Disposisi pasukan sendiri dan pasukan kawan.

b) Komposisi pasukan sendiri dan pasukan kawan.

c) Kekuatan pasukan sendiri dan pasukan kawan.

b. Faktor Khusus.
1) Waktu. Sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan
persiapan.
4

2) Penduduk.
a) Daerah kosong (tidak berpenghuni), hutan, pemukiman atau
perkotaan.
b) Keadaan ideologi dan politik penduduk (pro atau kontra NKRI).

c. Medan di daerah pemukiman atau perkotaan.


1) Karakteristik Daerah Pemukiman.
a) Kampung biasa berpenduduk dibawah 300 orang.
b) Daerah “ Strip “ yaitu daerah pemukiman di sepanjang jalan
raya.
c) Kota kecil berpenduduk mencapai 100.000 orang.
d) Kota besar yang berpenduduk mencapai jutaan orang.
e) Kota Metropolitan yang berpenduduk mencapai puluhan juta
orang.
2) Karakteristik Daerah Perkotaan.
(a) Medan kritik berupa bangunan, gedung maupun instalasi.
(b) Memiliki banyak bangunan.
(c) Memiliki banyak jalan pendekat yang terlindung.
(d) Lapangan tinjau dan lapangan tembak terbatas.
(e) Memiliki banyak lindung tinjau dan lindung tembak.
(f) Memiliki medan dengan lima dimensi atau lebih yaitu depan,
belakang, kiri, kanan, atas dan bawah.
(g) Efektifitas alkomlek kurang.
(h) Penggunaan senjata lintas lengkung terbatas.
3) Karakteristik Bangunan.
a) Daerah tempat pemukiman yang terpencar pada daerah
tertentu.
b) Daerah tempat pemukiman yang padat penduduk.
c) Kawasan industri.
d) Daerah gedung pencakar langit.
e) Pusat kota.
f) Jalur daerah perdagangan atau pusat pertokoan.
4) Tipe Konstruksi.
a) Bangunan Berkerangka:
(1) Bangunan yang berkerangka besi dan balok besi.
(2) Bangunan yang berkerangka campuran lapisan beton
berat.
5
(3) Bangunan yang berkerangka campuran lapisan pipa.
b) Bangunan Tanpa Rangka besi.
c) Bangunan Semi permanen.
d) Bangunan Tidak permanen.

5) Dimensi Medan Tempur.


a) Dimensi pertama: medan yang ada pada permukaan bumi
( jalan-jalan, taman, halaman dan lain-lain ) .
b) Dimensi kedua ( Atas ): benda-benda medan yang dapat
digunakan untuk kepentingan militer yang terletak di atas dimensi
yang pertama ( lantai atas dari bangunan tingkat, menara dan lain-
lain ).
c) Dimensi ketiga ( bawah ): benda-benda medan yang dapat
digunakan untuk kepentingan militer yang terletak di bawah dimensi
yang pertama ( basement, jalan bawah tanah, lorong dan lain-lain ).
d) Dimensi keempat ( depan ): benda-benda medan yang dapat
digunakan utk kepentingan militer yang terletak di depan dimensi yg
pertama.
e) Dimensi kelima ( belakang ): benda-benda medan yang dapat
digunakan untuk kepentingan militer yang terletak di belakang
dimensi yg pertama.
f) Dimensi keenam ( samping kaki ): benda-benda medan yang
dapat digunakan untuk kepentingan militer yang terletak samping
kanan atau kiri dimensi yang pertama.

d. Pemilihan Daerah Pengamanan Rute.


1) Mempunyai perlindungan dominan dengan menggunakan medan
atau bangunan.
2) Mempunyai lapangan tembak yg baik.
3) Kerahasiaan dan tersembunyi untuk memperoleh pendadakan
terhadap sasaran.
4) Memiliki jalan pendekat yang menghubungkan antar kelompok dan ke
belakang terutama pada daerah bangunan.
5) Menempati sepanjang rute, dengan kelebaran dan panjang route
berdasarkan pertimbangan kemampuan dalam mengawasi sektor
pengamanan.
6
6) Keamanan bagi pasukan sendiri. Keamanan dari ancaman musuh
dan dari tembakan pasukan sendiri.

8. Alat Kendali. Di samping pengendalian oleh komandan pasukan terhadap


anggotanya, diperlukan alat kendali yang digunakan oleh satuan yang melaksanakan
pengamanan rute.

a. Basis Operasi. Kedudukan satuan atau pasukan sebagai pangkal


gerakan dalam pelaksanaan penghadangan.

b. Titik Berkumpul Sasaran. Adalah suatu titik berkumpul di dekat


sasaran pembersihan sepanjang rute yang akan diamankan, yang digunakan oleh
satuan yang melaksanakan pengamanan untuk melakukan persiapan akhir
kegiatan di sasaran. Dapat juga digunakan untuk berkumpul kembali, reorganisasi
dan penyebarluasan keterangan setelah melaksanakan kegiatan pengamanan.

c. Titik Pencar.Suatu tempat di medan yang digunakan sebagai titik pencar


setelah melaksanakan kegiatan pembersihan sepanjang ruote yang akan
diamankan untuk masuk ke kedudukan pengamanan.

d. Komunikasi.

1) Radio,merupakan alat komunikasi yang baik, dengan pertimbangan


penggunaannya ditentukan oleh jarak dan kemampuan radio, dengan
memperhatikan faktor kerahasiaan serta kemungkinan deteksi musuh.
2) Cara pengiriman dengan kode pengiriman sederhana dan teratur
dapat menghemat waktu dan mengurangi kemungkinan disadap musuh.

e. Titik - titik Berkumpul.


1) Berkumpul dan melakukan reorganisasi bila terpencar,oleh musuh,
medan, atau cuaca.
2) Berhenti sebentar untuk mempersiapkan kegiatan di sasaran.
3) Berhenti sementara untuk mempersiapkan memasuki kedudukan
pengamanan.
f. Kedudukan pengamanan adalah kedudukan kelompok pengaman dan
kelompok pelindung di sepanjang rute yang dipertanggungjawabkan.

BAB III
PERENCANAAN DAN PERSIAPAN

9. Umum. Salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan tugas


tergantung kepada perencanaan, pengintaian, latihan pendahuluan dan persiapan yang
baik. Kegiatan perencanaan dan persiapan dari seorang komandan pasukan adalah
melaksanakan prosedur pimpinan pasukan dengan mempertimbangkan hal-hal mendasar
dalam Pengamanan Rute (Faktor TUMMPAS dan Faktor Khusus serta prinsip
Kerahasiaan, Keamanan dan Pendadakan)

10. Perencanaan dan Persiapan.

a. Menerima dan mempelajari tugas. Pada saat menerima perintah, hal-


hal yang penting sehubungan dengan tugas, antara lain :
1) Keterangan tentang musuh.
2) Keterangan tentang medan terutama terkait dengan karakteristik
medan, bangunan, tipe kontsruksi dan dimensi medan tempur.
3) Keterangan tentang cuaca yang akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan tugas.
4) Keterangan tentang satuan kawan, termasuk Apter dan Apintel.
5) Tugas pokok yang akan dilaksanakan.
6) Alat kendali yang ditentukan
7) Logistik serta prosedur administrasi yang berlaku.
8) Instruksi lain yang berpengaruh terhadap pencapaian tugas pokok.

b. Rencana Penggunaan Waktu. Rencana Waktu menggunakan rencana


waktu mundur kebelakang, dimulai dari waktu ”pengamanan siap di kedudukan”
sampai dengan saat menerima perintah. Dengan rencana waktu ini diharapkan
semua kegiatan baik perencanaan, persiapan maupun pelaksanaan dapat berjalan
dengan baik.

c. Mempelajari medan dan situasi.


1) Mempelajari Medan. Dapat dilaksanakan dengan menggunakan peta
maupun foto udara, dengan memperhatikan lima aspek medan di sasaran
dan sepanjang rute, dimensi medan tempur, karakteristik pemukiman,
karakteristik bangunan, dan tipe bangunan sehingga dapat menentukan
8

jumlah kelompok/personil ( organisasi ) yang dibutuhkan, alat perlengkapan


yang digunakan, penempatan kelompok kelompok, cara melaksanakan
pembersihan, rencana kegiatan di sasaran dan lain-lain.
2) Mempelajari situasi. Mempelajari situasi baik insurjen, cuaca maupun
penduduk/masyarakat disekitar route. Keterangan sebanyak mungkin akan
memberikan kejelasan tentang situasi yang dihadapi sehingga memudahkan
langkah yang dilaksanakan mulai tahap perencanaan, persiapan dan
pelaksanaan.
a) Kebiasaan Insurjen, kekuatan, persenjataan, perlengkapan,
moril, kemampuan dan identitas insurjen.
b) Keadaan cuaca seperti hujan, lembab, kemarau atau kering.
b) Aktifitas penduduk termasuk sikap penduduk terhadap
insurjen.

d. Membuat rencana sementara. Dari hasil mempelajari tugas, medan dan


situasi selanjutnya merumuskan rencana sementara yang meliputi :
1) Rencana waktu. Rencana waktu dihadapkan dengan kondisi medan
dan jauhnya jarak atau luasnya route yang harus diamankan.
2) Rencana manuver. Dimulai dari gerakan peleton dari Basis Operasi
melalui rute yang direncanakan menuju sasaran sasaran yang harus
dibersihkan yang merupakan medan kritik dan selanjutnya menuju
kedudukan pasukan pengamanan.
3) Rencana Banpur. Dihadapkan dengan faktor TUMMPAS.
a) Bantuan Zeni. Bantuan Zeni diperlukan untuk mengatasi
kemungkinan ranjau dan rintangan yang dipasang musuh.
b) Bantuan Perhubungan. Bantuan Perhubungan diperlukan
untuk mengatasi kemungkinan sulitnya komunikasi yang diakibatkan
oleh adanya gedung gedung tinggi yang dapat mengganggu sarana
komunikasi yang tersedia.
4) Rencana Bantuan tembakan.
a) Bantem Armed. Bantem Armed dapat diberikan untuk
menutup pelarian musuh dan melindungi pasukan yang
menggunakan rute dari kemungkinan gangguan musuh yang karena
luasnya daerah tidak terkaver untuk dibersihkan oleh pasukan.

Dalam hal ini Bantem Armed harus memperhitungkan seteliti mungkin


sasaran tembakannya. Khusus daerah perkotaan pertimbangan
tentang sulitnya memberikan Bantem Armed karena banyaknya
bangunan dan penduduk.
b) Bantem Kavaleri. Bantem Kavaleri diperlukan untuk
membantu mengatasi kemungkinan gangguan musuh terhadap
pasukan Pam rute maupun kafilah yang menggunakan rute, yang
karena luasnya daerah tidak terkaver untuk dibersihkankan oleh
pasukan.

e. Menyusun organisasi. Organisasi Pam Route pada dasarnya


disesuaikan dengan faktor TUMMPAS dengan unsur-unsur antara lain sebagai
berikut :
1) Unsur komando.
2) Unsur pengaman, dengan tugas pengamanan secara fisik terdiri dari
kelompok kelompok pengaman dengan kekuatan 3 sampai 5 orang.
3) Unsur pelindung, dengan tugas melindungi unsur pengaman dalam
melaksanakan tugasnya. Unsur ini terdiri dari kelompok-kelompok
pelindung yang bersenjata otomatis (SO) dan Tabung Pelontar (TP)
disesuaikan dengan kebutuhan untuk dapat melindungi kelompok
pengaman. Unsur ini juga bertugas sebagai pemberi tanda pada unsur
pengaman jika terlihat adanya musuh yang mendekat.

f. Memilih personil dan Perlengkapan. Personil dan perlengkapan


disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan.
1) Pemilihan anggota tidak hanya terbatas pada organik yang dipimpin
oleh Komandan ( Kompi / Peleton ) tetapi dapat melibatkan anggota lain
yang memiliki kemampuan khusus, seperti anggota dari satuan Zeni untuk
mengatasi ranjau maupun rintangan.
2) Memilih senjata. Pada intinya senjata yang digunakan adalah
senjata organik yang dimiliki dan standart kecuali dalam pelaksanaan tugas
mendapat dukungan senjata khusus sesuai yang diperlukan seperti senjata
penembak runduk dan senjata lainnya.

10

3) Memilih perlengkapan. Secara umum pemilihan perlengkapan yang


diperlukan dihadapkan pada aspek tugas dikelompokkan sebagai berikut :
a) Perlengkapan Umum/Rutin. Perlengkapan perorangan dasar
yang meliputi : perlengkapan yang melekat ( yang dipakai ), ransel
( bila dimungkinkan ransel serbu ) , Rompi anti peluru, helm, obat-
obatan dan lain sebagainya.
b) Perlengkapan dalam perjalanan. Peralatan pendukung untuk
memberi kemudahan mencapai sasaran, contoh : Peta, GPS, kompas
dan lain-lain.
c) Perlengkapan lain yang mendukung diantaranya : tali sandang
tempur, samaran sesuai karakteristik daerah tugas, tali penolong dan
lain-lain
d) Alat komunikasi yang dibutuhkan disesuaikan dengan
kebutuhan nyata dilapangan.
e) Logistik pendukung. Logistik disesuaikan dengan jangka waktu
pelaksanaan pengamanan dan bersifat fleksibel.

g. Pengeluaran Perintah Peringatan. Secara garis besar isi perintah


peringatan yang harus disampaikan sebagai berikut:
1) Tugas. Tugas yang diberikan oleh satuan atas, rencana waktu dan
kegiatan pererencanaan dan persiapan yang akan dilaksanakan secara
umum.
2) Instruksi Umum. Instruksi yang bersifat umum untuk disampaikan
meliputi :
a) Pengorganisasian penyergapan. Dijelaskan organisasi yang
dibentuk dan ditentukan personelnya sesuai dengan kebutuhan
organisasi penyergapan.
b) Pakaian dan perlengkapan. Disampaikan dan ditegaskan
perlengkapan-perlengkapan yang harus dibawa dan digunakan
sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan tugas pengamanan serta
perlengkapan yang tidak boleh dibawa yang dapat dimanfaatkan oleh
musuh apabila ditawan ( dompet, dokumen-dokumen dll ).

11

c) Persenjataan, Munisi dan Peralatan yang digunakan.


Menentukan jenis senjata, jumlah dan jenis munisi tiap senjata serta
peralatan umum maupun khusus yang harus dibawa.
d) Rantai komando. Perlu ditentukan dan disampaikan rantai
komando yang berlaku.
e) Rencana kegiatan di Basis. Rencana waktu dan kegiatan yang
bersifat persiapan harus disampaikan dan dijelaskan kepada
anggota yang ditunjuk, dapat juga ditulis dengan menggunakan
ponco dan ditempatkan pada suatu tempat sehingga diketahui dan
dipedomani oleh seluruh anggota.
f) Disampaikan waktu, tempat, pakaian dan perlengkapan untuk
menerima perintah patroli.
3) Instruksi Khusus. Yang perlu disampaikan pada instruksi khusus,
antara lain :
a) Penunjukkan anggota untuk pembuatan model. Model yang
dibuat sebagai berikut:
(1) Model secara umum mencakup seluruh aspek yang ada
dalam perintah meliputi : BO, titik pemberangkatan, rute
berangkat dan rute kembali, TB Sas, TB Jal, Sas, TB Akhir,
kemungkinan titik pencar dan lain-lain.
(2) Model secara khusus memuat tentang kemungkinan
kedudukan pengamanan dan rute.
b) Penunjukkan anggota untuk mengambil perlengkapan dan
peralatan khusus yang diperlukan.
h. Koordinasi. Dilaksanakan secara terus menerus mulai tahap perencanaan,
persiapan dan sampai dengan pelaksanaan pengamanan. Pokok materi
koordinasi meliputi:
1) Gerakan di daerah kawan. Satuan-satuan yang akan dilalui perlu
diberitahu supaya tidak membahayakan pelaksanaan tugas.
2) Keluar masuk di daerah kawan. Khususnya diperlukan apabila ada
lapangan ranjau maupun rintangan yang digunakan satuan kawan.
3) Bantuan Tembakan. Pelaksanaan koordinasi bantuan tembakan agar
bantuan tembakan dapat dilaksanakan secara optimal.
12

4) Dalam situasi tertentu perlu melaksanakan koordinasi dalam rangka


menentukan Titik berkumpul penduduk bila diperlukan untuk menampung
penduduk bila terjadi kontak dengan insurjen.

i. Pengintaian. Pengintaian dilaksanakan di atas peta. Hal-hal yang diintai


antara lain:

1) Titik pemberangkatan.

2) Rute berangkat dan kembali.

3) Titik berkumpul perjalanan.

4) Titik berkumpul sasaran.

5) Sasaran dan rencana penempatan kelompok di sasaran.

6) Daerah pembersihan.

7) Daerah bahaya dan rintangan.

8) Titik berkumpul akhir.

9) Titik pencar dan lain-lain.

j. Menyempurnakan rencana sementara. Penyempurnaan rencana


disesuaikan dengan hasil pengintaian dan keterangan keterngan lainnya.
k. Mengeluarkan perintah.
l. Melaksanakan pemeriksaan awal. Kegiatan pemeriksaan dilaksanakan
sebelum latihan pendahuluan setelah perintah patroli dikeluarkan. Adapun tujuan
dan teknik pemeriksaan sebagai berikut :
1) Untuk memeriksa kelengkapan dari perlengkapan dan peralatan serta
pengetahuan akan tugas.

2) Agar perlengkapan/peralatan yang akan dibawa tugas tidak ada yang


terlupakan dan siap pakai.

3) Meyakinkan komandan bahwa anggota telah siap dan paham akan


tugas masing-masing.

4) Teknik pemeriksaan dapat dilaksanakan oleh Dan secara langsung


atau oleh Baton/wadan, maupun unsur para komandan bawahan serta Dan
pok.

13

5) Komandan harus membuat catatan atas kekurangan anggotanya


dalam pemeriksaan.

6) Dalam pemeriksaan awal jika terdapat perlengkapan/peralatan


yang rusak atau tidak ada maka yang bersangkutan segera
meminta/memperbaiki perlengkapan/peralatan melalui prosedur, adapun
hal – hal yang perlu di- periksa adalah :

a) Kelengkapan perorangan termasuk senjata.

b) Kelengkapan perlengkapan kelompok.

c) Kesehatan personel.

d) Perbekalan yang akan/telah disiapkan.

e) Persediaan munisi yang akan digunakan.

f) Perlengkapan khusus dan alat komunikasi.

g) Menanyakan kepada anggota, apakah ia telah mengerti :

(1) Rencana pengamanan rute yang akan dilaksanakan.

(2) Hal-hal yang harus dan bilamana dilakukan.

(3) Hal-hal yang harus dilakukan oleh anggota lain bila ia


sedang melaksanakan tugasnya.

(4) Sandi dan kode yang digunakan

(5) Rute gerakan dan formasi serta tehnik bergerak

(6) Panggilan radio dan frekuensi utama serta cadangan


(7) Dan lain-lain yang terkait dengan tugas.

m. Latihan Pendahuluan. Latihan pendahuluan dilaksanakan untuk


meyakinkan kemampuan dan kecepatan dalam pelaksanaan tugasnya,
pelaksanaanya harus diatur dengan baik dan realistis, sehingga anggota akan
mengerti benar apa yang akan dilaksanakan. Titik berat latihan adalah apa bila
terjadi kontak dengan musuh.

n. Pemeriksaan akhir dan berangkat.


1) Pemeriksaan akhir dilakukan setelah melaksanakan latihan
pendahuluan sesaat sebelum pasukan bergerak.
14

2) Untuk mengecek kesiapan pasukan. Seluruh anggota hadir dengan


membawa seluruh alat perlengkapan dengan formasi bersaf dan telah
menyamar.
3) Baton/Wakil Komandan pengamanan route memeriksa komandan
peleton/pengaman rute dalam hal samaran, keamanan, dan
kerahasiaan.Kemudian komandan penghadangan memeriksa seluruh
anggota, untuk pasukan dengan jumlah yang besar dapat dengan
memeriksa wakil komandan, komandan unsur dan kelompok yang kemudian
dilanjutkan memeriksa anggota masing-masing.
15

BAB IV
PELAKSANAAN

11. Umum. Pelaksanaan pengamanan rute oleh peleton senapan dimulai dari
berangkat dari basis operasi menuju TB Sasaran dan selanjutnya menempati kedudukan
pengamanan.

12. Pelaksanaan.

a. Kegiatan Selama di Basis Operasi. Melaksanakan perencanaan dan


persiapan sampai dengan pasukan siap berangkat setelah pemeriksaan akhir.

b. Gerakan dari basis operasi menuju titik berkumpul sasaran.

1) Prinsip-prinsip gerakan:

a) Memiliki anggota yang mahir dalam memelihara arah dan


bernavigasi.
b) Hindari pendeteksian musuh (termasuk penduduk demi
menjaga kerahasiaan).
c) Pemeliharaan keamanan. Dilaksanakan oleh seluruh anggota
selama kegiatan.
d) Perencanaan Penggunaan Bantuan Tembakan.
Merencanakan rute gerakan termasuk kemungkinan daerah rawan
selama gerakan dan merencanakan penggunaan bantuan tembakan
dari pasukan kawan (sesuai prosedur permintaan bantuan tembakan
kepada satuan atas) selama gerakan.
2) Formasi gerakan dari basis operasi ke titik berkumpul sasaran
menggunakan formasi patroli keamanan, sesuai kelompok-kelompok dan
keadaan bentuk medan sepanjang rute perjalanan.
3) Melaksanakan prosedur masuk ke TB Sas.

c. Kegiatan di TB Sasaran. Melaksanakan pengecekan akhir sebelum


masing masing kelompok melaksanakan pembersihan sektor masing masing.
Setelah melaksanakan pembersihan sektor bisa kembali ke TB Sasaran atau
menentukan TB akhir sebelum masuk kedudukan pengamanan.

16

d. Kegiatan Sebelum masuk kedudukan pengamanan.


1) Sebelum masuk kedudukan adakan pembersihan daerah dengan
cara melaksanakan Patkam, pembersihan harus saling menutup antara
pengaman dan pelindung yang satu dengan yang lain. Pada saat
melaksanakan pembersihan bertemu/kontak dengan musuh maka dengan
segera kelompok yang lain mendekat untuk menghancurkan musuh. Radius
pembersihan tergantung dari medan, tersedianya pasukan dan waktu.
Dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan sampai jarak 1 Km dari tepi
jalan rute. Selama pembersihan komandan peleton dapat memimpin salah
satu kelompok yang dianggap paling kritis.
2) Apabila pasukan mendapat perkuatan kendaraan berlapis baja, maka
pelaksanaan pembersihannya dikombinasikan antara kelompok pengaman,
pelindung dengan kendaraan berlapis baja.
3) Pengamanan rute di daerah pemukiman dan perkotaan, pelaksanaan
pembersihannya menggunakan teknik pertempuran di daerah bangunan
( Purrahbang) dan teknik pertempuran jarak dekat (PJD) untuk
membersihkan ruangan.

e. Cara masuk ke kedudukan pengamanan.

1) Dari Titik Berkumpul Sasaran / Titik Berkumpul Akhir ke Titik Pencar


(TP). Setalah selesai melaksanakan pembersihan daerah. Gerakan dari Titik
Berkumpul(TB) Sasaran/ Titik Berkumpul Akhir ke Titik Pencar(TP)
bergerak dengan urutan Pok Pam dan Pok pelindung. Apa bila
menggunakan kendaraan berlapis baja maka kendaraan berlapis baja
berada paling depan.

2) Kegiatan di TP.

a) Pok Pelindung segera masuk kedudukan setelah sampai di


TP, mengarah kearah luar dari route yang akan diamankan.

17
b) Setelah Pok Pelindung masuk kedudukan, berikutnya diikuti
Pok pengaman, mengarah kearah dalam dari rute yang akan
diamankan.
c) Komandan peleton pengaman rute mengambil kedudukan
pada tempat harus mana mudah untuk mengendalikan atau ikut
salah satu kelompok pengaman.
d) Apa bila menggunakan kendaraan berlapis baja maka
tempatkan terlebih dahulu kendaraan berlapis baja pada kedudukan
yang paling menguntungkan.

3) Kegiatan setelah masing masing kelompok masuk kedudukan.


Masing masing komandan kelompok memerintahkan beberapa anggotanya
( 2 s.d 3 orang) untuk turun ke jalan dan memeriksa jalan tersebut secara
fisik terhadap kemungkinan adanya ranjau. Jika menemukan ranjau segera
beri tanda, kemudian laporkan kepada komandan peleton. Danton
memerintahkan anggota Zeni yang diperbantukan untuk mengamankan
ranjau dan apabila Danton tidak mempunyai personel yang ahli maka
segera laporkan kepada satuan atas. Setelah ranjau dapat diatasi maka
Danton segera laporan kepada satuan atas. Sektor pemeriksaan adalah
sektor tanggung jawab yang diberikan. Setelah semua kegiatan selesai
dilaksanakan dan masing-masing personel berada pada posisinya,
komandan peleton/pengaman rute melaporkan kepada satuan atas yang
memerintahkan pengamanan rute dengan sandi yang telah ditentukan,
tentang kesiapan pengamanan rute. Untuk penempatan kedudukan pasukan
pengaman di daerah perkotaan adalah pada medan kritik perkotaan seperti
pertigaan dan perempatan ataupun lorong lorong. Untuk gedung gedung
bertingkat harus bisa diawasi dari kedudukan pasukan pengaman.

4) Pengamanan Siap.
a) Masing masing kelompok siap dikedudukan masing masing
mengawasi sektornya terhadap kemungkinan datangnya insurjen
yang akan mengganggu route yang digunakan.
b) Pada saat tertentu dilaksanakan patroli oleh pasukan
cadangan terhadap daerah-daerah yang tidak terkaver oleh
pengawasan kelompok-kelompok, seperti lorong lorong atau gang

18

gang sempit, dengan melaksanakan koordinasi secara ketat, agar


tidak terjadi salah lirik.
c) Apabila menggunakan kendaraan berlapis baja maka
kendaraan berlapis baja digunakan untuk melaksanakan patroli
sepanjang rute.
d) Jika terlihat ada tanda-tanda kehadiran lnsurjen tindakan
peleton pengaman rute adalah melaporkan kepada komandan satuan
atas untuk diteruskan kepada kafilah yang akan lewat. Selanjutnya
atas pertimbangan komandan Pam rute, pasukan pengaman route
dapat bertindak sesuai rencana yaitu penyerangan atau tetap siaga
ditempat.

e. Kegiatan selesai melaksanakan pengamanan.


1) Setelah kegiatan pengamanan dinyatakan selesai maka masing
masing kelompok kembali ke titik berkumpul akhir dengan urut urutan
kelompok pengaman, kelompok komando, kelompok pelindung dan
kendaraan berlapis baja.
2) Selanjutnya di titik berkumpul akhir dilaksanakan pengecekan dan
debrifing.
19

Teknik pembersihan

TB
SAS

Keterangan :
Rute Patroli pembersihan.
20

Kedudukan pasukan dalam Pam Rute

Keterangan :
Rute pembersihan jalan raya.
Kedudukan kelompok pengaman.
Kedudukan kelompok pelindung.
21

Teknik pembersihan Rute di daerah pemukiman

TB
SAS
Keterangan :
Rute Patroli pembersihan.

22

Kedudukan pasukan dalam Pam RPU di daerah pemukiman

Keterangan :
Rute pembersihan jalan raya.
Kedudukan kelompok pengaman.
Kedudukan kelompok pelindung.

23

Teknik pembersihan Rute di daerah perkotaan

TB
SAS
Keterangan :
Rute Patroli pembersihan.

24

Kedudukan pasukan dalam Pam Rute di daerah perkotaan

Keterangan :
Rute pembersihan jalan raya.
Kedudukan kelompok pengaman.
Kedudukan kelompok pelindung.

25

BAB V
PENUTUP

13. Penutup. Demikian Buku Petunjuk teknik pengamanan rute ini disusun
sebagai pedoman dalam melaksanakan latihan taktik bertempur, hal-hal yang dipandang
perlu dan berkaitan dengan adanya perkembangan, tuntutan dan kebutuhan bagi
penyempurnaan Buku Petunjuk Teknik ini agar disarankan kepada Kasad melalui
Danpussenif Kodiklat TNI AD

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal Juli 2010

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri

Soenarko
Mayor Jenderal TNI
i
DAFTAR ISI

Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/ / VII / tanggal Juli 2010
tentang Petunjuk Teknik tentang Pengamanan Rute.

BAB I PENDAHULUAN
Halaman
1. Umum…………................………………………………………… 1
2. Maksud dan tujuan ………................………………………………… 2
3. Ruang lingkup dan Tata Urut …………...........................…….. 2
4. Referensi ………………….................................…………………... 2

BAB II KETENTUAN UMUM


5. Umum ……………………..............………………..……….. 3
6. Tujuan Pengamanan Rute......…………...........………………..….. 3
7. Dasar dasar Pengamanan Rute....... ………..........…………..……. 3
8. Alat kendali..............................…………………………….…………... 6

BAB III PERENCANAAN DAN PERSIAPAN


9. Umum....... ………………………………………………….….…… 7
10. Perencanaan dan Persiapan …………………………….……….. 7

BAB IV PELAKSANAAN
11. Umum ……......……………………………..……………..... 15
12. Pelaksanaan.............……........……………………..…….…….... 15
BAB V PENUTUP
13. Penutup…………….......………………………….………………. 25

Anda mungkin juga menyukai