Anda di halaman 1dari 89

1

MARKAS BESAR
TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT
DIREKTORAT TOPOGFARI

I. PENDAHULUAN

1. Umum.
a. Ilmu medan adalah ilmu yamg mempelajari keadaan medan untuk
kepentingan tugas-tugas militer.
b. Ilmu medan merupakan pengetahuan dasar kemiliteran yang harus
dikuasai oleh setiap prajurit, karena dimanapun bertugas selalu berhadapan
dengan keadaan medan.
c. Kecepatan dan ketepatan menilai keadaan medan merupakan keharusan
sehingga dapat menentukan suatu cara bertindak yang terbaik dalam pelaksanaan
tugas nantinya.
d. Informasi keadaan medan dapat diperoleh dengan cara peninjauan /
pengamatan langsung dilapangan dan atau dengan cara mempelajari / membaca
peta, foto udara maupun laporan medan.

2. Tujuan. Naskah ini disusun sebagai pedoman prajurit dalam mempelajari


keadaan medan baik dengan peninjauan / pengamatan maupun dengan cara membaca
peta atau foto udara.

3. Ruang lingkup. Ruang lingkup naskah ini meliputi pengetahuan medan dan
petunjuk cara mempelajari medan dilapangan, pada peta dan foto udara dengan tata urut
sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Medan
c. Pengetahuan peta
d. Kompas, protraktor dan GPS
e. Teknik menggunakan peta
f. Membuat bagan medan
g. Pengetahuan foto udara
h. Penutup

4. Referensi.
a. Buku petunjuk teknik Angkatan Darat tentang membaca peta dan foto
udara, Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep / 746 /10 /1969 tanggal 30 – 10 –
1969.
b. Naskah Sekolah TNI AD tentang Ilmu medan Edisi II Nnomor : 00 – 04 –
130 Surat Keputusan Danjen Kobangdiklat TNI AD Nomor : 98 / I / 1982 tanggal
26 – 01 – 1982.

/ II. MEDAN ….
2

II MEDAN

5. Umum.

a. Medan adalah bagian muka bumi dengan segala benda yang tidak
bergerak diatasnya, baik benda alam maupun benda buatan manusia yang
dipergunakan dalam operasi-operasi militer.

b. Keadaan medan memberikan pengaruh yang sangat besar dan bersifat


memaksa terhadap tindakan / cara bertindak dalam tugas militer.
Contoh :

1) Tindakan taktis.
a) Dalam tugas patroli, medan berpengaruh antara lain
terhadap pemilihan route patroli, titik tinjau dan tempat
perlindungan.
b) Dalam tugas serangan, medan berpengaruh antara lain
terhadap pemilihan DP, PS, GA dan tempat konsolidasi, serta
formasi dan cara bergerak menuju sasaran - sasaran tersebut.
c) Dalam tugas pertahanan, medan berpengaruh antara lain
terhadap pemilihan daerah kedudukan, pos peninjauan.

2) Tindakan administratif, antara lain :


Dalam tugas pembekalan, keadaan medan berpengaruh terhadap
penentuan alat angkut, titik bekal dan route pembekalan

3) Tindakan Komando dan Perhubungan di daerah yang tertutup dan


terpotong-potong lebih sulit dari pada di daerah terbuka dan tidak
terpotong- potong.

c. Oleh karena itu setiap prajurit mutlak harus mahir menilai keuntungan dan
kerugian yang diberikan oleh keadaan medan dihadapkan dengan tugasnya.

d. Penilaian terhadap medan.


1) Medan dikatakan menguntungkan atau baik, apabila medan itu
memberikan kemudahan dalam pelaksanaan tugas operasi.
2) Medan dikatakan merugikan atau kurang menguntungkan, apabila
medan itu menghambat tindakan dalam pelaksanaan tugas operasi.
3) Nilai menguntungkan dan merugikan yang diberikan oleh keadaan
medan tergantung kepada :
a) Tujuan yang dikehendaki :
Serangan, Pertahanan,Patroli,Pengintaian.

/ b) Jumlah …..
3

b) Jumlah pasukan yang menggunakan medan:


Perorangan, Kelompok, Regu, Peleton, Kompi, Batalyon.
c) Jenis pasukan yang menggunakan medan, Infanteri
Kavaleri, Zeni, Angkutan, dan lain-lain
d) Jenis pasukan musuh yang mungkin dihadapi :
Infanteri, Kavaleri, Artileri, dan sebagainya.

e. Hubungan Ilmu medan dengan Taktik dapat digambarkan sebagai berikut:

ILMU MEDAN TAKTIK


Mempelajari medan untuk Menilai keadaan medan dengan
Mendapatkan informasi ten cepat dan tepat untuk digunakan
tang keadaan medan sebaik-baiknya dalam tindakan
taktik.

6. Tanda Medan

a. Tanda medan adalah bagian-bagian dari permukaan bumi dan benda


buatan yang melekat/ terikat padanya.

b. Tanda medan di lapangan dapat dibedakan :


1) Tanda Medan Alam ( Bagian Medan ), yaitu bagian-bagian dari
permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah. Contoh : Bukit, Gunung,
Lembah, Sungai, dan Danau.
2) Tanda Medan Buatan ( Benda Medan ), yaitu benda buatan
manusia yang melekat/ terikat pada permukaan bumi. Contoh :
Jalan raya, Jembatan, Jalan Kereta Api, Perkampungan, Irigasi, Pal Km,
Tugu Triangulasi.

c. Titik Tanda. Titik Tanda adalah tanda medan alam dan tanda medan
buatan yang karena sekelilingnya, sehingga mudah dikenal. Contoh : Pohon
terkenal.

7. Bentuk Medan

a. Bentuk medan adalah perpaduan beberapa tanda medan yang secara


keseluruhan mewujudkan keadaan medan tertentu yang berbeda dari keadaan
medan lainnya. Bentuk medan yang pokok dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Bentuk medan yang berhubungan dengan ketinggian dan
kerendahan.
2) Bentuk medan yang berhubungan peninjauan / pandangan.
3) Bentuk medan yang berhubungan dengan kemampuan dilalui/
dilintasi.
/ b. Bentuk …..
4

b. Bentuk medan yang berhubungan dengan ketinggian dan kerendahan.


1) Medan Datar. Medan dikatakan datar apabila peralihan
antara bagian medan yang tinggi dan bagian medan yang rendah tidak
nampak jelas, sudut tanjakan tidak melebihi 1½°. Bila medan ini
terbuka, bagian yang tinggi tidak menghalangi peninjauan darat dan
tembakan datar. Bagian medan menaik dan menurun dalam medan datar
disebut medan bergelombang.
2) Medan Tidak Datar. Medan dikatakan terbuka apabila pada
medan itu terdapat tanda medan buatan manusia dan atau penumbuhan
yang menghalangi pandangan/ peninjauan darat.

c. Bentuk medan yang berhubungan dengan pandangan / peninjauan.


1) Medan Terbuka. Medan dikatakan terbuka apabila pada medan
itu tidak terdapat tanda medan dan buatan manusia dan penumbuhan yang
menghalangi pandangan / peninjauan darat.
2) Medan Tertutup. Medan dikatakan tertutup apabila pada medan itu
terdapat tanda medan buatan manusia dan atau penumbuhan yang
menghalangi pandangan / peninjauan darat.

d. Bentuk medan yang berhubungan kemampuan yang dilalui / dilintasi.


1) Medan terpotong-potong. Medan dikatakan terpotong- potong
apabila pada medan itu terdapat tanda medan yang merintangi gerakan
seperti : sungai, pagar/ bangunan tembok,danau, rawa, jurang, tebing terjal
dan lain- lain.
2) Medan tidak terpotong-potong. Medan dikatakan tidak
terpotong-potong apabila pada medan itu tidak terdapat tanda medan yang
merintangi atau menghambat gerakan.

8. Cara mempelajari medan


a. Mempelajari medan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk
memperoleh imformasi tentang keadaan medan.

b. Mempelajari medan dapat dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :


1) Ilmu medan sebenarnya
2) Ilmu membayangkan medan.
3) Ilmu pengintaian.

c. Ilmu medan sebenarnya


1) Ilmu medan sebenarnya adalah segala usaha pekerjaan dan
kegiatan untuk mempelajari bentuk, ukuran, bagian-bagian dan susunan
serta nama-nama yang digunakan untuk itu.
2) Ilmu medan sebenarnya antara lain :
a) Geologi.
(1) Mempelajari lapisan kulit bumi.

/ (a) Batuan …..


5

(a) Batuan. Merupakan bahan induk


sebagai dasar pembentukan suatu daerah / medan
yang ditentukan adanya proses alam yang terjadi
diwaktu lampau.
- Jenis batuan
= Batuan Beku. Merupakan
batuan hasil proses pembekuan
material gunung berapi yang berupa
magma dan lava.
= Batuan Sedimen. Merupakan
batuan hasil proses pengendapan /
sedimentasi dari campuran batuan
beku / metamorf dan batuan hasil
pelapukan.
(b) Tanah. Merupakan hasil pelapukan
batuan dengan segala faktor ynag mempengaruhi
seperti iklim, organisme / jasad hidup, material
induk, topografi dan dapat untuk tumbuh tanaman
dalam jangka waktu tertentu, terdiri dari beberapa
jenis tanah antara lain :
- Tanah lempung / liat, merupakan
hasil pelapukan batuan yang mempunyai
ukuran lempung atau tidak mempunyai
butiran. Ciri-cirinya
= Tidak meloloskan air
= Apabila dipegang akan
membentuk gumpalan
= Dapat dibentuk / lentur
- Tanah lempung pasir, merupakan
hasil pelapukan batuan dimana ukuran pasir
atau butirannya lebih banyak dari pada
ukuran lempung. Ciri-cirinya
= Dapat meloloskan air
= Apabila dipegang / dipilin
ukuran butir dapat lepas-lepas
= Tidak dapat dibentuk
- Tanah pasir, merupakan hasil
pelapukan batuan dimana semua batuan
berukuran pasir. Ciri-cirinya
= Meloloskan air
= Apabila dipegang terasa
kasar karena ukuran pasir lebih besar
= Tidak dapat dibentuk

/ TABEL …..
6

TABEL PENGARUH TANAH


JENIS TANAH SIFAT KET
Tanah pasir / butiran Apabila basah agak sampai tidak licin dan tidak
kasar lengket

Lempung gembur Apabila basah akan bersifat agak sampai dengan


sangat licin, dan agak lengket sampai dengan
lengket

Lempung berpasir / Apabila basah akan bersifat licin sampai dengan


biasanya berwarna hitam sangat licin dan agak lengket sampai dengan
lengket

Lempung berdebu dan Apabila basah akan bersifat agak licin sampai
berpasir dengan licin dan lengket

(2) Geologi militer penting bagi kesenjataan zeni


dalam mempelajari keadaan tanah guna penentuan
kontruksi instalasi atau pengancuran instalasi.

b) Geomorfologi.
(1) Mempelajari bentuk dan sifat permukaan bumi.
(2) Bentuk dan sifat permukaan bumi sangat penting
bagi militer baik Satpur, Satbanpur,Satbanmin maupun
Koter.

c) Hydrografi.
(1) Mempelajari tentang perairan, baik air permukaan
( sungai, danau, laut )maupun air tanah (sumur, sumber
mata air ) .
(a) Sungai, merupakan bumi yang lebih rendah
dibandingkan dengan daerah sekitar sehingga
menjadi tempat mengalirnya air.
- Jenis aliran sungai. Jenis-jenis
aliran sungai yang ditinjau dari segi debit
dan sumber air adalah sebagai berikut :

/ SUNGAI …..
7

SUNGAI

DEBIT AIR SUMBER AIR

SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI


PERMANEN MUSIMAN HUJAN GLETSER/SALJU CAMPURAN

Penjelasan :
= Sungai Permanen : Sungai-sungai besar seperti di Jawa, Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi
= Sungai Musiman : Sungai-sungai seperti di Jawa dan Nusa Tenggara Timur
= Sungai Hujan : Hampir semua sungai di Indonesia
= Sungai Gletser/Salju : Sungai-sungai di daerah salju
= Sungai Campuran : Sungai Digul dan Membramo ynag merupakan sungai
gletser dari Puncak Jayawijaya yang bercampur dengan sungai hujan dari anak-anak
sungai dibawahnya.
- Besar aliran ( Debit Air ), adalah
besarnya volume air yang mengalir pada
suatu tempat tertentu dan waktu tertentu
yang dinyatakan dalam m³/dt atau liter/dtk

- Kecepatan aliran, adalah kecepatan


air yang mengalir pada suatu tempat dan
waktu tertentu yang dinyatakan dalam m/dtk
- Tinggi aliran, adalah kedalaman air
sungai pada suatu tempat yang dinyatakan
dalam meter
- Bentuk penampang sungai, adalah
bentuk potongan melintang aliran sungai
pada suatu tempat. Bentuk penampang di
daerah hulu biasanya berupa huruf “V”
sedangkan di daerah hilir membentuk huruf
“U”.
- Lebar sungai, adalah jarak
penampang melintang aliran sungai yang
diukur dari tepi jauh ke tepi dekat sungai
(b) Danau dan Rawa.
- Danau, merupakan sebuah cekungan
dipermukaan bumi yang digenangi air tawar
maupun air asin

/ Rawa …..
8

- Rawa, merupakan daerah yang selalu


tergenang oleh air dan didalamnya sering
terdapat tumbuhan air.
(2) Pengetahuan tentang perairan sangat penting bagi
kehidupan pada umumnya dan bagi kepentingan operasi
militer pada khususnya.
d) Topografi.
(1) Ilmu yang menguraikan dan menggambarkan/
melukiskan keadaan daerah/ medan.
(2) Uraian dan gambaran/ lukisan keadaan daerah
sangat penting bagi militer maupun instansi sipil.

d. Ilmu membayangkan medan.


1) Ilmu membayangkan medan adalah ilmu yang mempelajari
alat-alat/ media untuk mendapatkan bayangan medan sebenarnya.
2) Ilmu membayangkan medan ini juga disebut Topografi
praktis yang berarti uraian tentang suatu tempat/ daerah.
3) Untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan
penggunaan peta dan penggunaan alat lain misalnya : Kompas,
GPS, busur derajat, protraktor, penggaris, curvemeter.

e. Ilmu pengintaian.
1) Ilmu pengintaian adalah ilmu yang mempelajari cara
menilai medan, menguntungkan / tidak untuk menentukan cara
bertindak terhadap suatu daerah tertentu.
2) Menurut kepentingannya, maka pengintaian tidak dapat
terlepas dari pegetahuan dan keterampilan penggunaan peta
Topografi di samping pengetahuan dan keterampilan menilai
medan dengan cara pengamatan langsung di lapangan.
3) Berdasarkan kepentingannya, maka pengintaian dapat
dibagi menjadi 2 bagian :
Pengintaian umum.
(1) Bertujuan untuk mengumpulkan keterangan
tentang keadaan suatu daerah atau tempat yang akan
dijadikan pertimbangan dalam tindakan tugas yang
akan datang.
(2) Dilakukan dalam keadaan damai, secara
diam-diam dan jangka waktu yang lama. Ada
hubungannya dengan strategi.
Pengintaian khusus.
(1) Bertujuan untuk mendapatkan keterangan
tentang keadaan suatu daerah dalam waktu yang
cepat untuk segera digunakan.

/ (2) Luas …..


9

(2) Luas daerahnya terbatas, dan hanya


mengenai hal-hal yang sangat mempengaruhi
tindakan-tindakan pertempuran di daerah itu.
(3) Dilakukan di dalam keadaan peperangan/
pertempuran.
(4) Ada hubungan dengan taktis, dan dibahas
dalam pelajaran taktis dan dinas staf.

f. Bagan cara mempelajari Medan.

CARA MEMPELAJARI MEDAN

MENGENAL MEDAN MEMBAYANGKAN MEDAN MENGINTAI MEDAN

NAMA-NAMA GAMBAR URAIAN UMUM KHUSUS

PETA TOPOGRAFI

PENGERTIAN PETA / MODEL STRATEGI TAKTIS


BUATAN SENDIRI

ILMU MEDAN ILMU MEMBAYANGKAN MEDAN ILMU


SEBENARNYA PENGINTAIAN
a. GEOLOGI a. MENGUKUR a. UMUM
b. GEOMORFOLOGI b. MENGURAIKAN b. KHUSUS
c. HIDROGRAFI c. MEMBUAT
d. TOPOGRAFI d. MENGGAMBAR

III. PENGETAHUAN PETA

9. Pengertian Peta. Peta adalah gambar seluruh atau sebagian permukaan bumi
diatas bidang datar, dalam ukuran yang diperkecil bersifat selektif dan dipertanggung
jawabkan baik secara visual maupun matematis.
/ 10. Macam …..
10

10. Macam dan jenis Peta


a. Peta Topografi .
1) Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan posisi
horizontal dan vertikal dari permukaan bumi dan benda-benda tidak
bergerak diatasnya.
2) Dibuat berdasarkan Survey yang teliti dan proses pengolahan data
survey secara matematis.
3) Peta Topografi menyajikan informasi keadaan medan mengenai
a) Relief (bentuk tinggi rendah muka bumi, misalnya gunung,
lembah ).
b) Perairan ( misalnya, sungai, danau, laut ).
c) Tumbuh-tumbuhan ( misalnya, hutan, semak-semak dan
bambu).
d) Benda budaya tidak bergerak ( misalnya : bangunan,jalan,
jembatan,kuburan ).

b. Peta Topografi Bagan.

1) Peta Topografi bagan adalah peta yang menggambarkan posisi


horizontal dan vertikal dari permukaan bumi dan benda-benda tidak
bergerak diatasnya.
2) Dibuat berdasarkan data tidak teliti, dari berbagai instansi atau atas
dasar pengamatan.
3) Peta Topografi bagan juga menyajikan unsur relief,perairan dan
penumbuhan dan benda budaya manusia, tapi ketepatan posisi mendatar
dan vertikal tidak diukur.
Gambarnya terdiri dari garis putus-putus.

c. Bagan Topografi.
1) Bagan topografi adalah gambar coretan medan.
2) Pembuatannya tidak teliti.
3) Menyajikan data medan yang dianggap perlu saja.

d. Bagan Pemandangan.
1) Gambar medan secara panorama ( perspektif )
2) Tidak teliti.

e. Oleat Medan.
1) Gambar diatas tembus cahaya dari sebagian data medan suatu
daerah yang tidak tercantum dalam peta topografi.
2) Dibuat dengan cara tehnik membagan.
3) Isi oleat medan adalah tanda medan yang penting, tapi tidak
terdapat dalam peta topografi sistimatis.

11. Peta …..


11

11. Peta proyeksi.


a. Proyeksi peta adalah usaha untuk menyatakan bentuk bola bumi ke bentuk
bidang datar ( peta ) dengan syarat-syarat :
1) Bentuk harus berdasarkan skala.
2) Luas permukaan harus tetap berdasarkan skala.
2) Jarak satu titik dan titik lainnya harus tetap berdasarkan skala.

b. Bidang proyeksi peta ada 3 yaitu :


1) Bidang datar disebut proyeksi azimuthal.
2) Bidang kerucut disebut proyeksi kerucut.
3) Bidang silinder atau tabung, disebut proyeksi silinder.

Proyeksi azimuthal.

/ Proyeksi kerucut …..


12

Proyeksi kerucut

Proyeksi Sillinder

c. Proyeksi Peta Topografi Indonesia :

1) Proyeksi Kerucut Polyeder.


2) Proyeksi Kerucut Lambert Conical Orthomorphic ( LCO )
3) Proyeksi Silinder Tranverse Mercator ( TM ) Besarnya sudut arah
dan jarak datar dari satu tempat ke tempat yang lain sama, pada peta
proyeksi Polyeder, LCO dan TM praktis sama.

/ Contoh …..
Contoh :
13

Titik A dan B.
Sudut peta A-B pada peta Proyeksi Poleder =30° maka
sudut peta A-B pada peta proyeksi LCO dan TM pun
adalah 30°.

Jarak datar A-B pada peta proyeder = 10 km maka jarak A-


B pada peta proyesi LCO dan TM pun adalah 10 km.

Proyeksi Polyeder

Pararel tepi UP

Pararel baku

Pararel tepi

Proyeksi LCO

Pararel tepi UP

Pararel baku

Pararel tepi

/ Proyeksi …..
14

Proyeksi Transverse Mercator

KU

KS

12. Skala/ Kedar.

a. Pengertian.
1) Skala peta adalah perbandingan jarak antara 2 titik di peta
dengan jarak mendatar 2 titik tersebut di medan.
2) Makin besar angka pembagi skala, maka peta itu makin
kecil skalanya. Demikian sebaliknya makin kecil angka pembagi
skala, maka peta itu makin besar skalanya :
Contoh : Skala 1: 100.000 lebih kecil dari pada
skala 1: 50.000 skala 1: 25.000 lebih besar
dari pada skala 1 : 50.000.
3) Peta skala besar memberikan informasi tanda medan lebih
banyak/ lebih lengkap dan lebih tepat posisinya, sebaiknya peta
skala kecil memberikan informasi tanda medan kurang lengkap
dan kurang tepat posisinya.

b. Cara menyatakan skala.


1) Perkataan : 1 cm sama dengan 500 meter.
2) Perbandingan atau pecahan 1 : 50.000 atau 1
50.000
3) Garis skala.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 cm

0 1 2 3 4 5 km

Menentukan …..
15

c. Menentukan skala peta.

Rumus skala peta K= JP JP = Jarak Peta


JM JM = Jarak Datar Medan
Caranya :
1) Ukur jarak antara 2 titik di peta ( JP )
Usahakan 2 titik tersebut ada di daerah/ medan yang datar.
2) Ukur jarak antara 2 titik tersebut di medan ( JM )
3) Skala peta K= JP
JM
Contoh :
Jarak peta = 1cm.
Jarak datar medan 100 meter.
Skala = JP = 1cm = 1

JM 100 meter 10.000


Jadi skala peta = 1: 10.000
d. Menentukan jarak medan diatas peta.

1) Ukur jarak di peta dengan menggunakan salah satu alat


dibawah ini :
a) Penggaris
b) Benang yang dibasahkan
c) Curvemeter
d) Kertas ( pinggir kertas mengikuti belokan garis
peta yang akan diukur )
2) Gunakan rumus K = JP
JM
3) Hitung jarak medan sebenarnya dengan memperhitungkan
beda tinggi antara dua titik tersebut.
4) Contoh :
a) Tentukan 2 titik di peta, misalnya A dan B
b) Ukur jarak di peta antara A dan B misalnya : 5 cm.
c) Perhatikan skala peta, misalnya 1 : 50.000.
d) Hitung beda tinggi antara A dan B misalnya 400
meter.
e) Hitung jarak datar medan dengan cara :
K = JP
JM
1 = 5 cm
50.000 JM
JM = 5 cm x 50.000 = 250.000 cm = 2,5 km
f) Hitung jarak miring medan sebenarnya = gunakan
rumus Pitagoras.
JM² = 2,5² + 0,4²
= 6,25 + 0,16
16

= 6,41 / JM = V 6,41 …..


JM = V 6,41
= 2,532 km
Contoh : Menghitung beda
tinggi antara titik : A dan B
dilakukan dengan cara
menghitungkan banyaknya
garis ketinggian antara titik A
dan B.
Bila titik A dan B tidak
terletak tepat pada garis
ketinggian, maka tingginya
dicari dengan cara
interpolasi.

13. Penomoran Helai Peta Topografi Indonesia.

a) Nomor helai peta adalah nomor dalam satu rangkaian seri peta,
untuk menyambungkan helai peta yang satu dengan yang lainnya.
b) Penomoran Peta Proyeksi Polyeder dan LCO.
1) Nomor Helai Peta Skala : 1 : 100.000.
a) Tiap- tiap jarak 20' dimulai dari 12° Barat Meridian
Jakarta = 94° 48' 27,79" ke Timur sampai 141° berturut-
turut diberi angka Arab 1; 2 ; 3 dan seterusnya sampai
dengan 139.
b) Tiap-tiap jarak 20' dimulai dari 6° LU ke Selatan
sampai 11° LS berturut-turut diberi nomor angka Romawi
I, II, III dan seterusnya sampai dengan LI.
c) Cara menuliskan nomor helai peta 1 : 100.000
adalah Angka Arab garis miring angka Romawi. Contoh :
3 / III. Ukuran gambaran muka peta adalah 20' x 20' =
37 cm x ± 37 cm.
2) Nomor Helai Peta Skala 1 : 50.000
a) Tiap-tiap helai peta peta skala 1 : 100.000 di bagi
menjadi 4 helai peta skala 1 : 50.000 yang berukuran 10' x
10' = ± 37 cm x ±37 cm.
b) Tiap-tiap helai diberi nomor huruf besar A; B; C; D
dengan urutan seperti membaca buku ( dari kiri ke kanan )
c) Cara menuliskan nomor helai peta 1 : 50.000
adalah Angka Arab, garis miring Angka Romawi, garis
datar huruf besar.
Contoh : 3 / III - B.
3) Nomor helai peta skala 1 : 25.000
a) Tiap-tiap helai peta 1 : 100.000 di bagi menjadi 16
helai peta skala
1 : 25.000 yang berukuran 5' x 5' = 37 mc x 37 cm.
17

/ b) Tiap-tiap …..
b) Tiap-tiap helai di beri nomor huruf kecil a, b, c, d, e,
f, g, h, j, k, l, m, n, o, p, q, tanpa huruf i dengan urutan
seperti membaca buku ( dari kiri ke kanan )
c) Cara menuliskan nomor helai peta 1 : 25.000
adalah Angka Arab, garis miring Angka Romawi, garis
datar, huruf kecil.Contoh : 3 / III – d.

PENOMORAN HELAI PETA PROYEKSI POLYEDER DAN LCO

94°48’27,79” BT. G 141° BT. G

6° LU 1 2 3 139
I

III

NO. 3 / III
SEKALA 1 : 100.000
20’ X 20’
37 CM X 37 CM =
37 KM X 37 KM=
20’

XLIX
LI
11° LS

1 : 100.000 1 : 50.000
Ukuran Peta
A B 1 : 50.000 =
20’ 10’ 10’ x 10’ =
3/III No 3 / III-B + 37 cm x 37 cm
C D Ukuran medan
+ 18,5 km x 18,5 km
18

/ 1 : 100.000 …..

1 : 100.000 1 : 25.000
Ukuran Peta
d
1 : 25.000 =
No 3 / III - d ,5’ x 5’ =
20’ 3 / III 5’ + 37 cm x 37 cm
Ukuran medan
+ 9,25 km x 9,25 km

Keterangan : Panjang lingkaran Ekuator = 360° = 40. 078 km


Maka 1° = 111,111 km, 20' = + 37 km
10' = 18,5 km; 5' = ± 9,25 km

a. Penomoran Peta Topografi Indonesia Proyeksi TM


1) Nomor Helai Peta skala 1 : 100.000
a) Tiap-tiap jarak 30' dimulai dari 94° BT Gr ke Timur sampai
141° BT Gr diberi nomor 2 angka Arab 01, 02, 03, smpai dengan
36.
b) Tiap-tiap jarak 30' dimulai dari 12° LS ke Utara sampai 6°
LU diberi nomor 2 angka Arab 01, 02, 03, sampai dengan 93.
c) Cara menuliskan nomor helai peta 1 : 100.000 adalah 2
angka Arab Barat- Timur, diikuti 2 Angka Arab Selatan- Utara.
Contoh : 04 34. Ukuran muka peta 30' x 30' = ± 56 cm x ± 56
cm.
2) Nomor Helai Peta skala 1 : 50.000
a) Tiap-tiap helai peta skala 1 : 100.000 dibagi menjadi 4
helai peta skala 1 : 50.000 berukuran 15 ' x 15 ' = ± 56 cm.
b) Tiap-tiap helai diberi nomor angka Romawi I, II, III, IV
mulai kanan atas menurut jalan putaran jarum jam.
c) Cara menuliskan nomor helai peta 1 : 50.000 adalah 2
Angka Arab Barat-Timur, 2 angka Arab Selatan – Utara, garis
datar, Angka Romawi. Contoh 0434-I.
3) Nomor Helai Peta skala 1 : 25.000
a) Tiap-tiap helai peta skala 1 : 25.000 dibagai menjadi 4
helai peta skala 1 : 50.000 yang berukuran 7½ x 7½ = ± 56 cm x
± 56 cm.
b) Tiap-tiap helai peta diberi nomor huruf kecil a, b, c, d
dimulai dari helai kanan atas menurut jalan putaran jarum jam .
c) Cara menuliskan nomor helai peta 1 : 25. 000 adalah 2
angka Arab barat Timur, 2 Angka Arab Selatan-Utara,garis
datar,angka Romawi, garis datar, huruf kecil
19

/ Contoh …..
Contoh : 0434 – I - b

1 : 100.000 1 : 50.000
Ukuran Peta
IV I 1 : 50.000 =
30’ 0434 15’ 15’ x 15’ =
III II No. 0434 - I + 55,5 cm x 55,5 cm
Ukuran medan
+ 27,77 km x 27,77 km

1 : 100.000 1 : 25.000

d a d a Ukuran Peta
IV I 1 : 25.000 =
30’ c b c b 7,5’ x 7,5’ =
7,5’ + 55,5 cm x 55,5 cm
d a d a No. 0434 - I
III II Ukuran medan
c b c + 13,88 km x 13,88 km

Keterangan : Panjang lingkaran Ekuator : 360° = 40.068 km


Maka 1° = 111,111km : 30’ = + 55,555 km
15’ = + 27,77 km : 7,5’ = + 13,888 km

b. Cara menyambung Helai Peta.

1) Perhatikan nomor helai peta yang tercantum pada ketarangan tepi


atas sebelah kanan dari lembaran peta yang dihadapi.

2) Perhatikan petunjuk letak peta yang tercantum pada keterangan


tepi bawah sebelah kiri lembaran peta.

3) Cocokan Nomor Helai peta yang dihadapi dengan nomor kotak


tengah pada petunjuk letak peta.

4) Susun lembar-lembar peta yang bersambung dengan lembaran


peta yang dihadapi sesuai dengan susunan nomor helai peta yang
ditunjukan oleh petunjuk letak peta.
20

/ 5) Contoh …..

5) Contoh.
No 3 / III – B I = Ruang muka Peta
II = Ruang keterangan tepi Peta
No. 3 / III – B = Nomor helai lembar peta
I Yang bersangkutan terletak diatas kanan
PETUNJUK LETAK PETA =
- Terletak di kiri bawah
- Menunjukan sambungan helai peta
yang dihadapai dengan helai peta
lainnya
- Nomor helai peta yang dihadapi
terletak di tengah-tengah ( biasanya
II
di arsir )

5°30’ LU
3/II-C 3/II-D 4/II-C

5°20’
3/III-A 3/III-B 4/III-A

5°10’
3/III-C 3/III-D 4/III-C

5°00
11°20’ 11°10’ 11°00 11°50’ B dari Jakarta.

14. Sistem Grid Peta Topografi Indonesia.

a. Grid peta adalah sistem dua pasang garis sejajar yang saling memotong
tegak lurus satu sama lainnya digambarkan pada peta dan digunakan sebagai
sistem Kordinat bujur sangkar untuk menunjukan kedudukan suatu titik atau
tempat pada peta.

b. Sistem Grid Kilometer Fiktif.

1) Dipergunakan pada peta Topografi proyeksi Polyeder.


2) Titik potong absis (x) dan kordinat (y) adalah titik potong antara 9°
LS dengan 2° Barat Meridian Jakarta. Titik potong ini diberi harga
X = 0m dan Y=0m.
3) Grid KM fiktif pada peta. Skala 1: 100.000
a) Luas daerah adalah 20 ' x 20 ', ukuran muka peta + 37 cm.
21

/ b) Muka …..
b) Muka peta ini dibagi sama besar menjadi 36 bagian x 36
bagian, sehingga terjadi kotak-kotak bujur sangkar grid yang
masing-masing berukuran + 1 1/36 cm x + 1 1/36 cm, maka + 1
1/36 cm dipeta = + 1 1/36 x 100.000 cm dilapangan = 102777,7
cm = 1,028 m = 1km + 28 m.

4) Grid Km Fiktif pada peta skala 1 : 50.0000.

a) Luas daerah adalah 10' x 10 ', ukuran muka peta = + 37


cm x + 37 cm.
b) Muka peta ini dibagi sama besar menjadi 18 bagian x 18
bagian, sehingga terjadilah kotak-kotak bujur sangkar grid yang
masing-masing berukuran + 2 1/18 cm x + 2 1/18 cm, maka
2 1/18 cm dipeta = 2 1/18 x 50.000 cm dilapangan

= 102777,7 cm
= 1028 m
= 1 km + 28 m

5) Grid Km Fiktif pada Peta skala 1 : 25.000,

a) Luas daerah adalah 5' x 5 ', ukuran muka peta + 37 cm x +


37 cm.

b) Muka peta ini dibagi sama besar menjadi 9 bagian,


sehingga terjadilah kotak-kotak bujur sangkar grid yang masing-
masing berukuran + 4 1/9 cm x + 4 1/9 cm, maka + 4 1/9 cm
dipeta = + 4 1/9 x 25.000 cm dilapangan.

= 102777,7 cm
= 1028 m
= 1 km + 28 m.

6) Tiap-tiap garis kotak grid dianggap 1 km x I km pada hal


kenyataannya selalu ada lebihnya yaitu + 28 m equator dan + 24 m
didaerah Pulau Jawa.
Oleh karena itu sistem grid ini disebut grid km fiktif.

7) Untuk mendapatkan jarak datar Barat Timur yang benar, maka


tiap-tiap jarak antara grid dengan grid sama dengan 1 km ditambah dengan
angka koreksi yang tercantum di keterangan tepi peta sebelah kiri,
sedangkan jarak datar utara – selatan yang benar, maka tiap-tiap jarak
antara grid sama dengan 1 km ditambah dengan angka koreksi sebesar +
24 m.
22

/ c. Sistim …..
c. Sistim Grid Inggris.

1) Dipergunakan pada peta Topografi proyeksi LCO.


2) Wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 zone, tiap-tiap zone satu sama
lain berbeda.
3) Wilayah Khatulistiwa ( zone equador).
a) Titik pusat (original) pada 110° BT dan 0° / khatulistiwa 9
sebelah timur Pontianak).
b) koordinat semu (False Goord) titik pusat :
X (mendatar) = 3.900.000 meter (Timur)
Y (tegak) = 900.000 meter (Utara)
4) Wilayah Selatan ( Southern Zone)
a) Titik pusat (original) pada 110° BT dan 80° LS
(Selatan Purworejo)
b) Koordinat Semu (False Coord) titik pusat :
X (mendatar) = 550.000 meter (Timur)
Y (tegak) = 400.000 meter (Utara)
Warna garis grid “ Merah”.
5) Wilayah New Guini Selatan (Zone Irian Selatan).
a) Titik pusat (Original pada 150° BT dan 8° LS (sebelah
selatan Pulau New Britania ).
b) Koordinat semu (False Coord ) titik pusat :
X ( mendatar ) = 3.000.000 meter ( timur )
Y ( tegak ) = 1.000.000 meter ( utara)
c) Warna garis grid “ unggu”
6) Kearah timur dan utara : angka grid membesar sedangkan kearah
barat dan selatan : angka grid mengecil.
7) Jarak antara garis-garis grid pada peta skala 1 : 100.000 = 1 cm,
pada peta skala 1 : 50.000 = 2 cm dan pada peta skala 1 : 25.000 = 4 cm
diukur dimulai dari titik pusat koordinat semu.
Dengan demikian jarak antara garis - garis grid adalah 1 km sebenarnya
( tanpa angka koreksi sebenarnya ).

d. Sistem Grid UTM

1) Dipergunakan pada peta topografi proyeksi Transverse Mercatour.


2) Wilayah Indonesia dibagi menjadi 9 zone. Tiap-tipa zone meliputi
6 ° garis bujur dengan kelebaran 18 ° garis lintang.
3) Tiap-tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri-sendiri sebagai
ordinat (Y) yaitu 93 °, 99 °, 105°, 111 ° 117°,123 °, 129°, 135° dan 141 °
BT. Grenwicht yang diberi harga 500.000 meter. Equator merupakan absis
(X) diberi harga 0 meter untuk belahan utara dan 10.000.000 meter untuk
belahan bumi selatan.
23

/ 4) Jarak …..
4) Jarak antara garis grid pada peta skala 1 : 100.000 = 1 cm, pada
peta skala 1 : 50.000 = 2 cm, peta skala 1 : 25 .000 = 4 cm diukur mulai
dari titik pusat koordinat. Penomoran angka garis-garis grid kearah timur
dan kearah utara dari titik pusat koordinat semu membesar, sedangkan
kearah barat dan selatan mengecil dalam satuan km. Dengan demikian
jarak antara garis grid adalah 1 km sebenarnya (tanpa tambahan koreksi
sebenarnya).

12° LS EQ 6° LU

93°
500.000 Meter
96°
Meridian Tengah
99°
500.000 Meter
102°
Meridian Tengah
105°
500.000 Meter
108°
Meridian Tengah
111°
500.000 Meter
114°
Meridian Tengah
117°
500.000 Meter
120°
Meridian Tengah
123°
500.000 Meter
126°
Meridian Tengah
129°
500.000 Meter
132°
Meridian Tengah
135°
500.000 Meter
138°
Meridian Tengah
141°
10 m 0m
24

/ e. Penunjukkan …..
e. Penunjukkan tempat dengan Koordimat GRID (Ki Ka Ba Tas)

1) Karvak/Bujur sangkar (Kv/Bs)


a) Tentukan garis grid tegak sebelah barat/kiri yang terdekat
dari titik/tempat yang ditujuk. Kemudian baca/catat angka
puluhan dan satuan km dari garis grid tersebut.
b) Tentukan garis grid datar sebelah selatan/bawah yang
terdekat dari titik/tempat yang ditunjukan. Kemudian baca catat
angka puluhan dan satuan km dari garis grid tersebut.
c) Angka grid tegak dan angka grid datar digabungkan.

d) Contoh.
01 02 03 04 05
18
Cileunyi = KV. 0116
Cikeruh Cikeruh = KV. 0317
17 Rancaekek = KV. 0314
Bab Astana
Cileunyi
16
Cipacing KV. 0215 = Cipacing
KV. 0316 = Bab Astana
15
Rancaekek

14

2) Koordinat 6 angka.
a) Langkah I
(1) Tentukan garis grid tegak sebelah barat/kiri yang
terdekat dari titik / tempat yang ditunjuk. Baca / catat
angka puluhan dan satuan km dari grid tersebut.
(2) Bagilah garis grid datar antara garis tegak sebelah
barat dan sebelah timur terdekat dari titik yang ditujukan
menjadi 10 bagian.
Hitung jarak titik yang ditunjuk dari garis grid tegak
sebalah barat. Pembacaan koordinat X dari titik tersebut
adalah garis pembagian terdekat dengan titik tersebut.
b) Langkah II.
(1) Tentukan garis grid datar sebelah selatan / bawah
terdekat dari titik / tempat yang ditujuk. Baca /
catat angka puluhan dan satuan km dari grid datar
tersebut.
25

/ (2) Bagilah …..


(2) Bagilah garis grid tegak antara grid datar sebelah
selatan dan utara terdekat dari titik yang ditunjuk menjadi
10 bagian.
Hitung jarak titik yang ditunjuk dari garis grid datar
sebelah selatan. Pembacaan koordinat Y dari titik tersebut
adalah garis pembagian terdekat dengan titik tersebut.

c) Langkah III.

Tiga angka yang didapat pada langkah II digabungkan


dengan 3 angka yang didapat pada langkah I.

89 90 91 92 93
15
Buah Dua KO 891146 = Buah Dua
T 10 KO 914143 = T 10
14 668 668
KQ 197 KO 898138 = KQ 197
13 1368 1368

Ciganitri Ciganitri = KO 907122


12

Cikoneng Cikoneng = KO 895114


11

3) Koordinat 8 angka.
Langkah-langkah koordinat 8 sama dengan langkah-langkah
koordinat 6 angka. Pada koordinat 8 angka : Garis grid datar antara garis
tegak sebelah barat dan sebelah timur serta garis grid tegak antara garis
grid datar.
26

/ Nyublek …..
92 93 94 95
21

Nyublek
Sindanglaya

20

19

18
Nyublek = KO 92292040

Sindanglaya = KO 93262055

4) Garis Tegak dan garis Datar


Penunjukan tempat dengan garis tegak dan garis datar digunakan
apabila luas daerah tersebut melebihi satu bujur sangkar.

95 96 97 98
20 Ujungberung
Ujungberung Garis tegak 95 sampai 97
Garis datar 18 sampai 20
19

18
27

/ 5) Koordinat …..
5) Koordinat Goegrafi.
a) Tentukan garis grid tegak sebelah barat / timur ( kanan /
kiri ) yang terdekat dari titik/tempat yang ditujuk. Kemudian
baca/catat angka derajat Geografinya ( Bujur )
b) Tentukan garis grid datar sebelah selatan / utara ( bawah /
atas ) yang terdekat dari titik/tempat yang ditunjukan. Kemudian
baca catat angka derajat Geografinya ( Lintang )
c) Letakan protraktor geografi pada titik tersebut dan
membaca angka menitnya kemudian di tambah / dikurang
tergantung dimana letak titik tersebut
c) Derajat geografi bujur dan derajat geografi lintang
digabungkan.

105° 105° 15’ BT


5° LU

105° 3’ BT 4° 57’ LU

4° 45’

15. Simbol Peta.

a. Simbol peta disebut juga tanda peta adalah gambar pengganti yang
mewakili tanda medan.
b. Letak simbol peta yang dibentuk denah menunjukan letak sebenarnya dari
tanda medan dilapangan, seolah-olah dilihat dari atas, misalnya kampung,sawah,
sedangkan simbol peta yang tidak terbentuk denah, maka pangkal simbol
menunjukan letak tanda medan dilapangan, misalnya simbol tugu km, simbol titik
trianggulasi.
c. Simbol peta dapat dibedakan menurut bentuk dan warna.
28

/ d) Keterangan Tepi Peta …..


d. Keterangan Tepi Peta.
1) Keterangan tepi peta adalah semua tulisan huruf angka, gambar /
diagram yang terdapat di luar muka peta, Keterangan tepi peta memberi
petunjuk, pejelasan dan cara menggunakan peta.

A A = Batas kertas peta


I
B B = Garis batas peta

I = Keterangan tepi peta atas

IV II II = Keterangan tepi peta kanan


MUKA PETA
III = Keterangan tepi peta bawah

KETERANGAN TEPI PETA IV = Keterangan tepi peta kiri


III

2) Pengelompokan Keterangan Tepi Peta


a) Kelompok Petunjuk
a) Kelompok arti simbol peta
b) Kelompok singkatan
c) Kelompok penjelasan

3) Kelompok Petunjuk
a) Wilayah Propinsi. Untuk mengetahui bahwa peta itu
berada di Propinsi yang disebut.

b) Judul Peta. Untuk mengetahui nama tempat/daerah yang


tersebesar atau terkenal pada peta itu.

c) Nama Instalasi pembuat, pencetak dan tahun.


Memberitahukan tingkat kepercayaan dan kemutahiran informasi
medan pada peta yang bersangkutan.

d) Nomor helai peta dan petunjuk Letak Peta. Memberikan


petunjuk untuk menyambungkan helai peta yang satu dengan helai
peta yang lainnya.

e) Diagram indeks magnit dan titik P. Memberikan tempat


untuk menggambarkan ikhtilaf UPUM.

f) Grid declination pada peta ICO cetakan Amerika Serikat.


Memberitahukan ikhtilaf US-UP pada pinggir kiri dan kanan peta.
29

/ g) Angka …..
g) Angka grid dan petunjuk pembacaan Grid.
Memberitahukan jarak garis Grid dari titik koordinat semu.
Angka Grid dipergunakan untuk menunjukan koordinat
titik/tempat pada peta.

h) Diagram ikhtilaf atau diagram deklinasi.


Menunjukan ikhtilaf US-UP; US-UM dan variasi magnit selama 5
tahun. Diagram ini berguna untuk menghitung sudut Kompas
menjadi sudut peta atau sebaliknya.

j) Pembagian Daerah. Untuk mengetahui batas wilayah


administrasi pemerintahan sipil pada peta itu.

k) Skala. Untuk menghitung jarak datar dilapangan.

l) Selang garis sama tinggi : 25 m. Memberitahukan bahwa


beda tinggi antara 2 garis ketinggian yang berurutan adalah 25
meter.

4) Kelompok Arti Simbol Peta.

Bentuk dan warna Arti Bentuk dan warna Arti


symbol Simbol
1) Relief
Titik tinggi garis Batu Budur = Batu
sama tinggi bantuan. parang : batu keras
Garis sama tinggi dari kerak bumi
biasa. yang menonjol,
Garis sama tinggi biasanya nampak
kelipatan 10 lapisannya.
30

Bentuk dan warna Arti Bentuk dan warna Arti


symbol Simbol
Lekuk = bagian
muka bumi yang Garis pantai air
turun karena pasang rata-rata
depresi, termasuk
kawah.
Garis pantai air
surut.
Susur curam =
permukaan batuan
yang sangat curam Gosong pasir selalu
kelihatan.
Guguk = Kumpulan
bukit-bukit kecil, Gosong pasir hanya
yang tingginya kelihatan waktu air
kurang dari 25 m. surut

Pasir/ kerakal, Beting karang


hampir rata, tidak
ada penumbuhan.

Pecahan Ombak
Bukit pasir yang
dasarnya berbentuk
sabit Terumbu = Batuan
yang menonjok di
Gua = lubung laut, selalu kelihatan
ruangan dibawah
tanah Terumbu hanya
terlihat waktu air
Sumber gas = gas surut.
yang keluar dari
tanah. Danau = tempat air
alam di pedalaman.
Timbunan tanah
dari daerah lain. Empang / Tambak

Tempat yang di gali

Bentuk dan warna Arti Bentuk dan warna Arti


symbol Simbol
31

Parit yang dalamnya


lebih 2 m. Penggaraman

Tanggul yang
dalamnya lebih 2 m.
Hutan pasang =
Rawa selalu Hutan bakau di
tergenag air, pantai berlumpur.
tanahnya asam.
Bendungan dengan
pintu air.
Tanah bencah =
rawa yang menjadi Bendungan Tanpa
kering pada musim pintu air
kemarau.
Pengepung =
Bangunan penahan
tanah dari gempuran
Sungai arus air.

Pusat pembangkit
listrik (Air, Uap,
Diesel)
Sungai bawah tanah

Sawah
Gosong pasir dalam
sungai

Air terjun
Tegalan
Jeram = Perubahan
kecepatan aliran
yang tiba-tiba tapi
belum air terjun.

Pusaran air = arus


air berputar karena
rinrangan Tanaman teratur

Bentuk dan warna Arti Bentuk dan warna Arti


symbol Simbol
32

Hutan belantara =
Sungai yang dapat Hutan hujan tropis
dilayari. tinggi pohon antara
10 – 30 m.

Mata air Belukar, tinggi


pohon kuarang dari
10 m.
Terusan = Sungai
buatan untuk irigasi,
lebar lebih 10 m. Pohon ciri terkenal.

Saluran air = irigasi


di daerah
persawahan, lebar Padang rumput.
kurang dari 10 m.

Padang alang-alang.
Bangunan terpencil
diluar kota.

Padang gelagah. Sekolah bangunan =


sekumpulan
bangunan yang
letaknya terpencil
Sabana = padang diluar kota.
rumput, yang
diselang seling Kampung
pohon.

Damar
Rumah terpencar.

Pagar batu
Bakau

Pagar besi

Bentuk dan warna Arti Bentuk dan warna Arti


33

symbol Simbol

Palem Pagar kayu.

Pagar tanaman

Cemara
Mesjid

Bambu Gereja

Jati
Kelentang

Sagu
Pura dan puri

Kelapa

Candi
Kelapa sawit
Kuburan umat Islam

Palem-palem lain Kuburan umat


Kristen

Karet Kuburan Cina

Kina Kuburan Bali

Kopi Tugu monumen


peringatan.
Teh
Sumur = tempat
Agave mengambil air.

Sumur jara, tempat


Lada mengambil air
secara mekanis.

.
Bentuk dan warna Arti Bentuk dan warna Arti
simbol Simbol
34

Jalan yang dibangun


Cengkeh setelah ditinggikan.

Jalan dibangun
Waduk air dari batu setelah digali.

Jalan yang sangat


Tonggak batas terjal.

Lubang tambang Tonggak km

Jembatan besi
Tambang mati

Jembatan besi
Menera jau = tempat
alat pengeboran.
Jembatan kayu

Stasiun Radio
Jembatan bambu

Urung-urung
Tangki Minyak

Lapangan terbang Jembatan tidak bisa


darurat. dilalui mobil.

Lapangan terbang Margantara jalan


darurat. melintasi diatas
jalan lain.

Jalan raya kelas I Jalan, sungai/irigasi


dan II. melintasi jalan.

Jalan raya dua jalur Jalam kerata api


35

rangkap

Jalan raya kelas III,


III a dan IV.

Jalan keras lain-lain

Jalan keras mobil Jalan kerata api


hanya musin tunggal.
kemarau.

Jalan kuda Jalan trem/lori

Tempat
Jalan setapak pemerintahan

5) Kelompok Singkatan.
G = Gunung ; PR = Pasir ; St = Stasiun ; S = Sungai.
6) Kelompok Penjelasan.
a) Lembar Negara tahun 1912 No. 600 memberitahukan
antara lain peta berklasifikasi Rahasia.
b) Sumber data. Untuk mengetahui dari mana dan dengan
cara apa data imformasi medan dalam peta tersebut.
c) Pataka Topografi TNI AD ; Likhita Bhutala Yudha Karya
artinya mencatat / menggambar permukaan bumi untuk keperluan
perang ( pertahanan keamanan ) dan pembangunan.
d) Penjelasan untuk pemutakhiran peta yang berbunyi “ Jika
terdapat perubahan – perubahan detail dan sebagainya dalam peta
ini diharap memberitahukan kepada Direktorat Topografi
TNI AD.

16. Garis Ketinggian / Garis Sama Tinggi.


a. Pengertian. Garis Ketinggian / garis sama tinggi, adalah garis pada peta
( berwarna coklat ), yang menghubungkan titik – titik yang mempunyai harga
tinggi sama dari permukaan air laut.

b. Maksud garis ketinggian.


1) Untuk mengetahui suatu titik / tempat pada peta Topografi.
Contoh ( lihat gambar hal. )
Semua titik – titik yang berada digaris ketinggian nomor 2 tingginya
adalah 50 meter.
/ 2) Memberikan …..
2) Memberikan gambaran ketidak rataan suatu medan di atas peta.
36

3) Untuk membayangkan keadaan bentuk medan.yang sebenarnya.

c. Macam garis ketinggian :

1) Garis tipis.

2) Garis tebal.

3) Garis terputus – putus.

d. Sifat garis ketinggian :

1) Perbedaan tinggi antara dua garis ketinggian yang berurutan, bila


tidak ada keterangan lain adalah 1/2000 x angka skala dinyatakan dalam
meter.
Contoh : Skala Peta 1 : 50.000 maka perbedaan tinggi antara 2 garis
ketinggian berurutan adalah :
1/2000 x 50.000 = 25 meter.

2) Garis ketinggian yang lebih rendah selalu mengalilingi garis


ketinggian yang lebih tinggi, kecuali Kawah / Depresi.

3) Garis ketinggian yang menjorok kedalam merupakan suatu lembah


( bagian yang rendah ).

4) Garis ketinggian yang menjorok keluar merupakan punggung.

5) Garis ketinggian kesepuluh, kedua puluh dan seterusnya


(kelipatan 10 ) pada umumnya digambarkan dengan garis ketinggian tebal.

6) Garis ketinggian terputus – putus menyatakan ketinggian yang


tingginya setengah dari ketinggian biasa.

7) Garis –garis ketinggian yang satu dengan yang lainya tidak akan
berpotongan, kecuali pada suatu lembah yang sangat curam dimana
biasanya terdapat adanya air terjun.

8) Garis ketinggian yang rapat berarti daerahnya terjal sedang garis


ketinggian yang jarang berarti daerahnya landai sampai datar.

/ e. Perhitungan …..

e. Perhitungan Tinggi Bentuk Medan.


37

A - B = curah ( lembah )
C - D = punggung

/ 1) Garis …..
38

1) Garis sama tinggi pertama adalah garis sama tinggi setelah garis
pantai. Garis sama tinggi pertama sudah mempunyai nilai tinggi. Dalam
peta topografi 1: 50.000 ; garis sama tinggi pertama adalah 25 meter
diatas air laut rata-rata.

2) Pebedaan tinggi antara 2 garis ketinggian adalah :


a) Garis ketinggian No. 1 = 25 meter ( = ketinggian pertama
dari permukaan air laut ).
b) Garis ketinggian No. 2 = 25 m + 25 m = 50 meter.
c) Garis ketinggian No. 3 =50 m + 25 m = 75 meter dan
seterusnya.
3) Keterangan.
a) Garis katinggian 25 meter, mengelilingi garis ketinggian 50
meter.
b) Garis ketinggian 50 meter mengelilingi garis ketinggian 75
meter dan seterusnya.
c) Garis ketinggian menjorok kedalam ( A – B ) merupakan
lembah dan mengalir suatu sungai / kali kearah B ( anak panah ).
d) Garis ketinggian yang menjorok keluar ( C – D )
merupakan punggung suatu gunung.
e) Garis ketinggian No. 10 di gambar dengan garis tebal, yaitu
garis ketinggian 250 meter.
f) Garis ketinggian No. 12 merupakan garis penolong yang
mempunyai nilai 250 m + 25 m + 12,5 m = 287,5 meter.
g) Tinggi puncak gunung P lebih tinggi dari 287,5 meter dan
kurang dari 300 meter.
h) Titik / tempat yang mempunyai lebih dari setengah garis
ketinggian diatas peta tidak dapat dilihat di peta.

17. Titik Ketinggian / Titik Pasti.


a. Titik ketinggian / titik pasti.
Titik ketinggian / titik pasti adalah titik yang menerangkan letak pasti dan tinggi
sebenarnya.
b. Macam – macam titik ketinggian / titik pasti,
1) 540
Artinya : - Titik ketinggian Biasa
- Tingginya 540 meter dari permukaan air laut.
- Di medan tidak ada titik tanda.
2) P.14
3120
Artinya : - Titik pasti Primer ( golongan I )
- Nomor Registrasi : 14
- Tingginya 3120 dari permukaan air laut.
- Tanda di lapangan berupa pilar / tugu dari beton dengan
ukuran : 0,5 m x 0,5 m x 1,5 meter. di atas tanah.
/ 3) S. 217 …..
39

3) S. 217
2040
Artinya : - Titik pasti Secunder ( Golongan II ) .
- Nomor Registrasi 217.
- Tingginya 2040 meter dari permukaan air laut.
- Tanda di lapangan berupa tugu pilar dari beton dengan
ukuran : 0,5 m x 0,5 m x 1,5 m di atas tanah.
4) T. 151
2090
Artinya : - Titik Pasti Tertier ( Golongan III )
- Nomor Regestrasi 151.
- Tingginya 2090 meter dari permukaan air laut.
- Tanda di lapangan berupa tugu pilar dari beton dengan
ukuran : 0,5 m x 0,5 m x 0,5 meter di atas tanah.
5) Q. 701
1290
Artinya : - Titik pasti Quarter ( Golongan IV )
- Nomor Registrasi 701
- Tingginya 1290 m dari permukaan air laut.
- Tanda di lapangan berupa tugu pilar dari beton dengan
ukuran : 0,15 m x 0,15 m x 0,5 meter diatas tanah.
6) KQ. 1212
Artinya : - Titik Pasti Kadaster Quarter
- Nomor Registrasi 1212
- Tingginya 1965 m dari permukaan air laut.
- Tanda di lapangan berupa tugu / patok dari beton
dengan ukuran 0,20 m x 0,20 meter x 0,8 di tanah.
7) K. 131
Artinya : - Titik Pasti Kadester.
- Nomor Registrasi 131.
- Tingginya 1250 m dari permukaan air laut.
- Tanda di lapangan berupa tugu / beton dengan ukuran :
0,15 m x 0,15 m x 0,60 meter diatas tanah.
8) TP. 92
1260
Artinya : - Titik Pasti Antara ( Tussen Point )
- Nomor Registrasi 92.
- Tingginya 1260 meter dari permukaan air laut.
- Tanda di lapangan berupa tugu / patok dari beton
dengan ukuran 0,4 m x 0,4 m x 0,4 m di atas tanah.
9) AS
Artinya : - Titik Astronomi.
- Untuk patokan menentukan koordinat geografi.
- Tanda di lapangan berupa pilar beton berukuran : 0,5 m
x 1,5 m diatas tanah.
/ 18. Membayangkan …
40

18. Membayangkan Bentuk Medan

a. Bentuk / Pola Rangkaian Garis Ketinggian.


Dengan memperhatikan bentuk / pola rangkaian garis ketinggian maka bentuk
medan sebenarnya dapat di bayangkan di atas peta.
b. Cara menggambarkan Bentuk Medan.
1) Tarik garis lurus yang memotong rangkaian garis ketinggian yang
di kehendaki.
2) Buat garis-garis sejajar dengan garis lurus tadi, sebanyak garis
ketinggian yang dipotong oleh garis lurus tadi jarak antara garis- garis
sejajar di buat sama,
3) Dari titik potong antara garis ketinggian dengan garis lurus, ditarik
garis tegak lurus kepada garis sejajar sampai berpotongan.
4) Hubungkan titik-titik perpotongan ini satu sama lain, maka
tergambar irisan dari bentuk medan tersebut diatas.
f. Contoh. Pola rangkaian garis ketinggian yang dilalui garis I – IV.

a) Pola rangkaian garis ketinggian antara I dan II satu arah,


jarak antara garis ketinggian renggang, dan kerenggangannya
sama. Pola demikian menunjukkan bentuk lereng landai.
b) Pola rangkaian garis ketinggian antara II dan titik tinggi A
satu arah, kerenggangannya sama, tetapi jarak antara garis
ketinggian lebih dekat / rapat.
Pola demikian menunjukkan bentuk lereng terjal.
/ c) Pola …..

I
41

c) Pola rangkaian garis ketinggian antara titik tinggi A dan


titik tinggi B terdiri dari 2 arah yang saling bertolak belakang,
jarak antara garis ketinggian agak renggang. Pola demikian
menunjukkan bentuk sadel.
d) Pola rangkaian garis ketinggian antara titik B dan III satu
arah, jarak antara garis ketinggian tidak sama, mula-mula renggang
kemudian makin rapat kearah garis ketinggian yang
mengelilinginya. Pola demikian menunjukkan bentuk lereng
cembung.
e) Pola rangkaian garis ketinggian antara III dan IV satu arah,
jarak antara garis ketinggian tidak sama, mula-mula rapat
kemudian renggang ke arah garis ketinggian yang mengelilinginya.
Pola demikian menunjukan bentuk lereng cekung.
Pola rangkaian garis ketinggian pada kawah atau Depresi.
1) Sifat “ garis ketinggian yang lebih rendah selalu
mengelilingi garis ketinggian yang lebih tinggi “ tidak
berlaku. Sifat rangkaian garis ketinggian pada kawah atau
depresi adalah garis ketinggian yang lebih rendah di
kelillingi oleh garis ketinggian oleh garis ketinggian yang
lebih tinggi.

2) Contoh :

/ 3) Garis …..
42

3) Garis ketinggian No. 1 mengelilingi garis


ketinggian No.2 ; No. 2 mengelilingi No. 3, No. 3
mengelilingi No. 4 dan seterusnya No. 10 mengelilingi No.
11.
4) Perhatikan bentuk lengkungan tumpul-melebar dari
garis-garis ketinggian No. 1 sampai dengan No.10 dan
angka harga dari titik tinggi.
a) Harga garis ketinggian No. 1 < No. 2 < No.3
< No. 4 < No.5 < No. 6 tetapi harga garis ketinggian
No. 6 > No. 7 < No.8 < No.9 > No.10 > No.11.
b) Harga titik tinggi A < B < C tetapi harga
tinggi C > D > E.

19. Sudut Tanjakan / Sudut Lereng.

a. Sudut tanjakan atau sudut lereng adalah besarnya sudut yang


menunjukkan perbandingan beda tinggi dan jarak datar antara 2 tempat.
b. Sudut tanjakan perlu diketahui oleh Komandan, karena sudut tanjakan
berpengaruh terhadap :
1) Gerakan pasukan baik taktis ( jalan kaki dan kendaraan ), maupun
administrasi ( personil dan logistik )
2) Tembakan.
c. Cara menyatakan sudut tanjakan :
1) Perbandingan tinggi dan alas.
2) Prosenan.
3) Peribuan.
4) Derajat.
d. Perbandingan antara tinggi dan alas.
Rumus sudut tanjakan = Tinggi : Alas = ( T )
A
dalam satuan yang sama.

B
Beda tinggi
A dan B
=25m
Jarak miring

Sudut tanjakan
A
Jarak datar = 1000 m

Beda tinggi A dan B = 25


Jarak datar A dan B = 1000 m
Sudut tanjakan = T
A
43

/ = 25 …..
= 25
1000

= 1
40

e. Prosen. Perbandingan tinggi dengan alas dikalikan 100 %.


Rumus : Sudut tanjakan = T x 100 %
A
= 25 x 100 %
1000
= 2,5 %
f. Peribuan.
Perbandingan tinggi dengan alas dikalikan permil.
Rumus : Sudut tanjakan = T x 1000 %
A
= 25 x 1000 %
1000
atau = 25 x 1000 % = 25 %
1000

g. Derajat. Perbandingan tinggi dengan alas dikalikan dengan derajat


yaitu faktor 57,3 °.

Rumus :Sudut tanjakan = T x 57,3 °


A
= 25 x 57,3°
1000
= 1 x 57,3 °
40
= 1°25,6
Catatan :
Hasil semua perhitungan tersebut diatas untuk lereng-lereng yang menurun
dinyatakan dengan tanda minus ( - ).

/ DAFTAR …..
44

DAFTAR SUDUT TANJAKAN DAN PENGARUH PADA GERAKAN

NO SUDUT BEDA TINGGI NAMA PENGARUH


TANJAKAN : TANJA TANJAKAN PADA
DERA PERIBU JARAK KAN GERAKAN
JAT AN DATAR
1 2 3 4 5 6
1 1°30’ 9 1 : 115 Tanjakan Gerakan psk jl kaki
ringan dlm segala formasi
tidak mengalami
kesulitan

Gerakkan berjalan
2 5°01’ 87 1 : 11 Tanjakan kaki dalam formasi
agak berbanjar rapat sudah
berat sukar psk berkuda
masih dapat berlari
mendaki gunung.

3 7°30’ 132 1 : 7,6 Tanjakan Arteleri gunung yang


berat dipikul telah
menemui kesukaran-
kesukaran, Arteleri
lapang GS tidak
dapat dipakai

Gerakan pasukan
4 10°0’ 176 1 : 5,7 Tanjakan jalan kaki dalam
sangat formasi banjar masih
berat bias naik. Beberapa
pasukan kuda dgn
susah masih biisa
bergerak mendaki
Arteleri gunung
hanya dapat bergerak
dengan susah payah,
Arteleri tarik sulit
bergerak mendaki
45

1 2 3 4 5 6
6 45°0’ 1000 1:1 Tanjakan Hanya Prajurit
sangat terjal yang sangat
sekali terlatih dapat
menaiki tanjakan
ini dengan cara
merangkak, mem-
pergunakan
penunjang semak-
semak, pohon alat
-alat bantuan.
Tanjakan yang
lebih terjal dari
45° hanya bias
didaki dengan alat
alat khusus.

20. Ikhtilaf. Ikhtilaf adalah besarnya sudut penyimpangan antara arah Utara
peta dan utara magnit terhadap arah Utara sebenarnya.
a. Arah Utara.
1) Utara peta (UP) adalah arah utara yang ditunjukan oleh garis grid
tegak peta UP disebut juga Utara Grid = UG
2) Utara Magnit (UM) adalah arah dari suatu titik ke Kutub Magnit.
Arah Utara Magnit ditunjukan oleh arah jarum Kompas.
3) Utara sebenarnya (US) adalah arah dari suatu titik ke kutub Utara
Bumi. Arah US ditunjukan oleh Meridian/bujur pada bola bumi.

UP

Utara Peta Utara Magnit Utara Sebenarnya


4) Sudut-sudut yang dibentuk oleh garis UP, UM dan US pada suatu
titik disebut ikhtilaf. Diagram ikhtilaf US-UP, US – UM, UP – UM.
Diagram Ikhtifal tercantum pada keterangan tepi peta bawah sebelah kiri.
Garis yang tegak adalah garis UP
46

/ 5) Perhitungan …..
5) Perhitungan sudut ikhtilaf dipergunakan untuk merobah sudut peta
menjadi sudut kompas dan sebaliknya merubah sudut kompas menjadi
sudut peta.
a Kutub bumi

Kutub magnit b
c

UP

UP - UM Ekuator

US - UP

Keterangan :

a. Kutub Bumi Utara : Ikhtilaf US-UP Timur


b. Kutub Magnit Utara : Ikhtilaf UP-UM Barat
c. Utara Sebenarnya (US) : Ikhtilaf UP-UM Barat
d. Utara Magnit (UM)
e. Utara Peta (UP)

b. Ikhtilaf Peta ( Ikh – US –UP).


1) Ikhtilaf Peta ( Ikh – US – UP ) adalah besarnya sudut penyimpanan
UP terhadap US. Sumbu pokok adalah US, sedangkan dalam membuat
diagram ikhtilaf maka UP digambarkan sebagai garis tegak.
Contoh : a) Ikhtilaf peta 30’ Barat : Berarti garis UP berada
disebelah barat / kiri dari garis US, tetapi garis UP
digambarkan sebagai garis tegak.

Besar sudut US – UP = 30’

b) Ikhtilaf peta 30’ Timur, berarti :


- Garis UP berada di sebalah Timur/kanan
dari garis US, tetapi garis UP digambar sebagai
garis tegak.

- Besar sudut US –UP = 30’


47

UP UP

30’
30’

IKHTILAF PETA 30’ BARAT IKHTILAF PETA 30’ TIMUR

2) Mencari ikhtilaf peta ( Ikh, US –UP ).


Ikhtilaf US-UP dapat diketemukan pada :
a) Diagram ikhtilaf yang tercantum pada keterangan tepi
bawah sebelah kiri dari lembaran peta.
b) Keterangan tepi peta kiri dan kanan dari lembaran peta,
pada tulisan “ Grid Declination “. Ikhtilaf US –UP pusat lembar
peta adalah jumlah Grid declination kiri dan grid declination kanan
dibagi 2.
Contoh : Peta Bandung No 39/XXXIX –c
Grid Declination tepi kiri = 0 ° 16 ' W
Grid Declination tepi kanan = 0 ° 18 ' W
Maka ikhtilaf US-UP pusat peta =
0 ° 16 ' + 0 ° 18 ' W = 0 ° 17 '
2
c) Buku tebal Deklinasi Magnit yang dikeluarkan oleh Dittop
TNI AD.
d) Perhitungan letak pusat peta terhadap origin dengan
menggunakan rumus = C =…….., dimana …….= besar sudut
antara origin dan pusat peta.
….. = Lintang pusat peta.

3) Ikhtilaf tiap-tiap lembar peta dari tahun ke tahun tidak berubah.


4) Peta topografi dalam sistem grid km Fiktif tidak mempunyai
ikhtilaf US-UP sebab UP berimpit dengan US.

c. Ikhtilaf Magnit (Ikhtilaf US-UM)


1) Ikhtilaf Magnit adalah besarnya sudut penyimpangan arah UM
terhadap US. Sumbu pokok adalah US.
Contoh :
a) Ikhtilaf magnit 40 ° Barat, berarti :
- Garis UM berada disebelah barat/kiri dari grid US
- Besar sudut US – UM = 40 °
- Garis UM berada di sebelah disebelah timur/kanan dari
garis US
48

- Besar Sudut US = UM = 40 °

40’
40’

IKHTILAF MAGNIT 40’ BARAT IKHTILAF MAGNIT 40’ TIMUR

2) Mencari Ikhtilaf Magnit ( US-UM)


Ikhtilaf US-UM dapat diketemukan pada :
a) Diagram iktilaf yang tercantum pada keterangan tepi bawah
sebelah kiri dari lembaran peta.
Diagram ikhtilaf dan variasi magnit hanya berlaku selama tahun
Epoch pencantuman Diagram. Pemakaian peta diluar tahun
Epoch tersebut, maka diagram deklinasi dan variasi magnit yang
tercantum tidak berlaku, tetapi harus diperhitungkan lagi
berdasarkan tahun Epoch pemakain peta.
b) Buku Tabel Deklinasi Magnit yang dikeluarkan oleh
Dittopad tiap 5 tahun sekali.
c) Peta Deklinasi magnit tahun Epoch pemakaian peta.

d. Ikhtilaf UP-UM
1) Ikhtilaf UP-UM adalah besarnya sudut penyimpangan arah UM
terhadap UP sumbu pokok adalah UP
Contoh :
a) Ikhtilaf UP-UM 45 ' Barat, berarti
- Garis UM berada di sebelah barat/kiri dari UP
- Besarnya sudut UP-UM = 45 '
b) Ikhtilaf UP-UM = 45 'Timur, berarti
- Garis UM berada di sebelah timur/kanan dari UP
- Besar sudut UP-UM = 45 '

UP UP

45’
45’

IKHTILAF UP-UM 45’ BARAT IKHTILAF UP-UM 45’ TIMUR


49

/ 2) Menghitung …..
2) Menghitung ikhtilaf UP-UM
a) Bila garis US berada di antara garis UP dan garis UM maka
ikhtilaf UP-UM = ikhtilaf US – UM + ikhtilaf US-UP.
b) Bila garis UP berada diantara garis US dan garis UM maka ikhtilaf
UP-UM = ikhtilaf US-UM-ikhtilaf US-UP.
c) Bila garis UM berada di antara garis US dan garis UP maka
ikhtilaf UP – UM = ikhtilaf US-UP-ikhtilaf US-UM.

UP UP UP UP

IKH UP-UM=IKH (US-UP)+(US-UM) IKH UP-UM=IKH(US-UM)- (US-UP)

UP UP

IKH UP-UM=IKH (US-UP)-(US-UM)

3) Hubungan sudut kompas dengan sudut peta


a) Sudut kompas adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis yang
ditarik dari satu titik masing-masing ke UM dan ke sasaran
b) Sudut Peta adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis yang ditarik
dari satu titik masing-masing ke UP dan ke sasaran.
c) Back Azimut (Azimut belakang) adalalah sudut arah.
4) Cara menghitung
a) Bila ikhtilaf UP-UM Timur :
(i) Sudut Kompas = sudut peta ikhtilaf UP-UM
(ii) Sudut Peta = sudut kompas + ikhtilaf UP-UM
50

/ b) Bila ikhtilaf …..


b) Bila ikhtilaf UP-UM Barat.
(i) Sudut kompas = Sudut peta + ikhtilaf UP-UM
(ii) Sudut Peta = Sudut kompas – ikhtilaf UP-UM

UP UP

SAS SAS
a c a c

b b

Sudut kompas = sudut peta - Ikh Sudut kompas = sudut peta + Ikh
(UP-UM) (UP-UM)
b=c–a b=c+a
Sudut peta = sudut kompas + Ikh Sudut peta = sudut kompas - Ikh
(UP-UM) (UP-UM)
c=b+a c=b-a

Contoh merubah sudut kompas menjadi sudut Peta.


(iii) Diketahui :
(a) Bacaan kompas 45°
(b) Digram ikhtilaf Epoch 80-85 menunjukan :
deklinasi magnit = 2° 48' T
variasi magnit pertahun 0° 3' T.
US – UP = 1° T.
(c) Peta dipergunakan tahun 1984.

(iv)Ditanya : Tentukan sudut peta kesasaran


(v) Jawab
(a) Hitung ikhtilaf US – UM 1984.
= 2° 48' T + ( 84-80) x 0° 3' T.
= 2° 48' T + 0° 12' T.
= 3° T
(b) Hitung ikhtilaf UP – UM
= ikthilaf US – UM - ikthilaf US – UP
= 3° - 1°
= 2° T
c) Lukis ikthilaf US –UP, ikthilaf US –UM tahun 1984 dan sudut
kompas ke sasaran
51

/ d) Karena …..

UP

3’ ? = 45°2’ SAS

1’ 45°
2’

d) Karena ikthilaf UP – UM = Timur sebesar 2’ maka sudut Peta =


sudut Kompas + ikthilaf UP – UM .
= 45° + 2’
= 45°2’

e. Azimut.
1) Azimut adalah sudut horizontal yang diukur dari arah utara
menurut arah jarum jam .
2) Macam – macam Azimut :
a) Azimut sebenarnya ialah sudut Horizontal yang diukur dari
US ke arah garis yang dikehendaki.
b) Azimut Peta ialah sudut Horizontal yang diukur dari UP ke
arah garis yang dituju.
c) Azimut belakang ( Back Azimut ) adalah sudut arah dari
suatu garis dilihat menurut arah kebalikannya .
Cara perhitungan adalah menambah dengan 180° apabila azimut ke
muka lebih kecil dari sudut 180° dan mengurangi 180° bila azimut
kemuka lebih besar dari 180° .

IV. KOMPAS, PROTAKTOR DAN GPS


.
21. Kompas prisma. Kompas prisma adalah kompas yang dilengkapi dengan
prisma dan minyak jernih, dimana lingkaran kompas berputar didalam minyak jernih.
Dengan pertolongan prisma kita dapat membaca derajat sambil membidik pada satu
sasaran, sedang minyak jernih membuat gerakan lingkaran kompas menjadi halus
(tenang). Juga berfungsi untuk mempercepat menghentikan putaran lingkaran kompas.

a. Bagian-bagian dari kompas prisma.


1) Kotak kompas dengan pembagian arah mata angin dan cicin karet.
2) Kaca kompas dengan pembagian derajat, dapat diputar. Angka
menunjukkan puluhan, titik-titik menunjukkan limaan.
52

/ 3) Pelat …..
3) Pelat bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut dibawah kaca.
4) Garis petunjuk bercahaya diatas kaca.
5) Lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas yang
bercahaya.
6) Tepi kaca dari tembaga.
7) Tutup dengan kaca, garis rambut, garis tanda yang bercahaya dan bibir
pelindung dengan takik.
8) Pelindung kaca.
9) Sekrup pengapit.
10) Prisma yang dapat diatur (disetel) dengan lubang untuk melihat dan
cicin jempol bertakik.

Gambar:

Sumbu pokok kompas adalah garis yang melalui takik pada cicin ibu jari, tengah
–tengah prisma, garis rambut di bawah kaca kompas, garis tanda pada pelat
bercahaya, garis rambut pada kaca penutup, garis tanda bercahaya pada lidah
pelindung dan takik pada pelindung.

b. Pengaruh Logam Terhadap Kompas. Pengaruh benda metal terhadap


kompas akan menunjukkan penyimpangan ikhtilaf. Jarak minimal yang perlu
diperhatikan pada saat menggunakan kompas
1) Senjata berat. = 60 meter
2) Senjata sedang / kawat listrik / telegraf = 40 meter
3) Pagar kawat = 10 meter
4) Senjata ringan Infantri dan topi baja = 3 meter

c. Menentukan koreksi Kesalahan Jarum kompas.

1) Koreksi jarum kompas adalah bilangan yang harus ditambahkan


kepada angka hasil bacaan kompas, sehingga sudut kompas itu menjadi
benar.
/ 2) Langkah …..
53

2) Langkah-langkah :

a) Cari dua titik yang ada di peta dan di medan misalnya


titik A dan titik B.
b) Bidik kompas dari titik A ke titik B, misal bacaan sudut
kompas 45º .
c) Ukur sudut peta pada peta yang digunakan dengan
protraktor, misalnya 44º.
d) Hitung ikhtilaf UP-UM sesuai dengan Diagram
Declinasi yang terdapat pada peta untuk tahun sekarang. Misal
terdapat 30’ Timur.
e) Hitung sudut kompas dari sudut peta.
Sudut peta = 44°,Ikhtilaf UP-UM = 30’ Timur,Sudut
kompas hasil perhitungan = 44 + 30’ = 44° 30’ Perbedaan
sudut kompas ( hasil perhitungan ) dengan sudut kompas hasil
bidikan adalah 44 30’ – 45° = -0 30’. Angka –0 30’ ini disebut
koreksi kompas
f) Perbedaan sudut kompas tersebut dituliskan pada
kompas dengan tanda + ( plus ), - ( minus ) dengan pedoman angka
bacaan dikurangi angka perhitungan.

3) Metoda lainya dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Gunakanlah kompas yang sudah distandarisasi.


b) Arahkan kompas yang standard ke suatu titik ( titik A ),
catat sudut kompasnya.
c) Arahkan kompas-kompas yang akan distandarisasi ke
titik A tersebut diatas. Catat sudut / angka yang ada pada kompas.
d) Angka bacaan kompas yang dikoreksi dikurangi angka
bacaan kompas standard. Hasilnya plus (+) atau minus (-) ditulis
pada kompas yang dikoreksi.
Catatan :
Pada saat menggunakan kompas bertanda + 30’ maka sipengguna harus
menambah bacaan sudut kompas dengan 30’, begitu juga jika bertanda –
30’ maka sipengguna harus menambah hasil bacaan sudut kompas dengan
angka –30’.

d. Penggunaan kompas pada siang hari .

1) Buka tutup kompas sehingga kompas dengan tutupnya berbentuk


siku-siku.
2) Setelah dinyatakan baik, kendorkan sekrup pengapit dan putar
kaca kompas sehingga angka 36 berimpit dengan garis tanda pada pelat
bercahaya, kemudian kencangkan sekrup pengapit.
54

/ 3) Letakkan …..
3) Letakkan prisma di atas kaca kompas
4) Masukkan jempol ke dalam cincin yang bertakik kemudian
bidikan kompas kesasaran.

c. Penggunaan kompas pada malam hari.

1) Buka tutup kompas sampai sejajar dengan kompas kemudian


periksa peralatan apakah baik atau tidak
2) Kendorkan sekrup pengapit.
3) Putar kaca kompas sedemikian rupa sehingga angka sudut kompas
yang diminta berimpit / segaris dengan garis tanda pada pelat bercahaya.
4) Kencangkan sekrup pengapit.
5) Pegang kompas yang terbuka setinggi dada.
6) Badan beserta kompas berputar, sehingga garis – penunju
7) Bercahaya diatas kaca berimpit dengan jarum kompas yang
bercahaya.
8) Arah gerakan adalah garis tanda pada pelat bercahaya kearah
garis tanda bercahaya pada lidah pelindung.
9) Bila mungkin tetapkan titik tanda yang mencolok, kemudian
pergi ketempat tersebut.

e. Berjalan Kompas terhalang Rintangan.

Bila berjalan mengikuti arah kompas kemudian terhalang bangunan atau tanda
medan lainya yang tidak bisa dilintasi, maka gerakan dilanjutkan dengan merubah
sudut ke kiri 270° atau ke kanan 90° jarak sepanjang berubah arah harus
diperhatikan dengan langkah.

Gambar :

RINTANGAN
RR

Sudut kompas 70° Sudut kompas 70°

42 Langkah 160° 340° 42 Langkah

70°

/ 22. Protraktor …..


55

22. Protraktor.

a. Bentuk Protraktor. Protraktor berbentuk segi empat, didalamnya terdapat


1) Pembagian derajat
2) pembagian peribuan
3) Skala koordinat 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 : 25.000.

Catatan :

1. Titik Pusat pembagian derajat dan peribuan


adalah titik potong pada tengah-tengah
protraktor.

2. Tanda indeks untuk skala koordinat adalah kaki


segitiga siku-siku.
Gambar:

Protraktor Grid

Protraktor Geografi
56

Cara menggunkaan protraktor.


1) Menentukan sudut peta dari satu titik ke titik lainya dengan peta.
a) Buat garis yang menghubungkan ke dua titik tersebut ( titik
A dan titik B )
b) Tempatkan titik pusat protraktor pada titik perpotongan
antara A-B dengan garis tegak peta, sehingga garis tegak pada titik
pusat protraktor berimpit dengan garis tegak peta
c) Baca angka pembagian peribuan / derajat pada protraktor
itulah sudut peta dari titik tersebut.
2) Menggambar garis arah dari sebuah titik dari sudut peta yang
diketahui ;
a) Tarik garis tegak dan garis datar melalui titik yang
diketahui.
b) Letakkan titik pusat Protraktor pada titik tersebut
sedemikian rupa sehingga garis tegak dan garis datar protraktor
berimpit dengan garis tegak dan garis datar pada titik tersebut.
c) buat tanda pada peta sesuai angka peribuan / derajat yang
diketahui.
e) Tarik garis dari titik tersebut ke tanda yang dibuat di peta
danangka pembagian peribuan / derajat.
a) Itulah garis arah yang dikehendaki dan angka dalam
pembagian peribuan / derajat, merupakan sudut peta yang
diketahui.

/ 23. GPS. …..


23. Global Position System ( GPS )
57

a. Pengertian. GPS adalah alat untuk menentukan posisi suatu tempat


secara teliti dengan bantuan satelit yang ada dan dapat digunakan untuk
melaksanakan navigasi.

b. Menghidupkan dan mematikan alat


1) Menghidupkan
a) Tekan tombol Merah ( Ber gambar
lampu ) sehingga akan muncul layar
seperti gambar

b) Jika alat belum dapat menjejak


sinyal Satelit, maka akan keluar layar
konfigurasi angkasa berupa gambar dua
lingkaran dan beberapa tanda nomor
satelit

c) Tunggu sampai alat akan


memunculkan layar inisial (CHOOSE
INIT)

d) Pilih country, tekan Enter daftar


negara akan muncul, lalu dengan tombol
besar,panah ke atas dan ke bawah, pilih
Indonesia tekan enter kemudian tunggu

/ e) Layar …..
58

e) Layar status satelit akan muncul dan


alat sedang mencari sinyal satelit yang
nomornya tergambar dilayar

f) Tunggu sampai sinyal – sinyal dapat


terjejak dengan tanda diagram batang diatas
nomor – nomor yang ada. Sinyal satelit yang
terjejak ditandai dengan diagram batang,
makin kuat sinyal makin tinggi batang
tergambar

Keterangan :
Status pengamatan Ketelitian horizontal

Indikator baterai Tanyangan posisi satelit

Kekuatan sinyal

g) Setelah jumlah minimum sinyal


satelit dapat terjejak, maka alat akan
menampilkan layar posisi seperti gambar

/ 2) Mematikan alat …..


59

2) Mematikan alat
a) Tekan tombol merah (gambar
lampu) sampai pesawat akan padam
sendiri

c. Penyetelan alat. Hidupkan alat dengan


menekan tombol merah, tekan PAGE beberapa kali
sehingga muncul layar berjudul MAIN MENU,
turunkan tanda hitam mengggunakan tombol besar
sehingga terpilih SETUP MENU.

Tekan Enter sehingga muncul layar berjudul


SETUP MENU. Menu ini terdiri dari 7 Sub
menu yang memprogram cara bekerja alat

1) System Setup
a) Mode adalah menu untuk
mengatur mode operasi alat
b) Normal mode untuk navigasi
sebenarnya
c) Simulator mode sebagai latihan
dalam pengoperasian alat. Caranya
adalah memilih mode tersebut dengan
menekan tombol besar keatas atau ke
bawah

b) Setup Hari dan Jam. Dengan


menekan tombol Enter pada
penunjukan OFFSET dan mengatur
penambahan jam dan dari waktu UTC
(GMT), serta mengatur periode waktu
24 jam atau 12 jam

c) Kekontrasan layar. Dengan


menekan enter pada penunjukan
CONTRAST dan mengaturnya melalui
tombol besar ke kiri / kanan
d) Pencahayaan. Pengaturan
waktu pencahayaan pada penunjukan
LIGHT dalam waktu satuan detik
60

/ e) Tone …..

e) Tone. Penyetelan bunyi bip pada


waktu operasi alat diatur pada penujukan
TONE dengan 3 pilihan.
(1) None. Tidak ada bunyi
pada operasi alat
(2) MGS only ; bunyi bip jika
ada pesan / alarm.
(3) MGS, Key ; bunyi bip
jika ada pesan / alarm atau jika
menekan tombol

f) Navigation Setup
(1) Position Format.
Penyetelan awal adalah MGRS.
Setelan ini dapat dirubah menjadi
koordinat geografi (L,B) dalam
derajat, menit dan detik, atau
dalam berbagai macam koordinat
proyeksi. Alat ini dilengkapi juga
dengan koordinat proyeksi untuk
Indonesia yaitu Indo So
LCO.Caranya adalah dengan
menekan Enter pada penunjukan
POSITION FRMT dan memilih
koordinat dengan menekan
tombol besar ke atas / bawah

.
61

c) Map Datum. Pada penunjukan Map


Datum, dapat dipilih berbaggai macam
Datum yang ada di dunia, termasuk WGS
84 dan Jakarta. Caranya adalah dengan / c) Map Datum …..
menekan Enter pada penunjukan Map
Datum dan memilih koordinat dengan
menekan tombol besar ke atas / bawah
d) CDI, adalah penyetelan jangkauan
indicator penyimpangan yang tertera di
layar. Ada 4 pilihan yaitu + o,o2, 0,25,
1,25 dan 5,0 mil atau km. Caranya adalah
menekan Enter pada penunjukan CDI dan
memilih koordinat dengan menekan
tombol besar ke atas / bawah.

e) Angle, adalah penyetelan satuan


pengukur suduut kompas. Ada 2 pilihan
yaitu derajat (Degree) dan mils. Caranya
adalah dengan menekan Enter pada
penunjukan ANGLE dan memilih
koordinat dengan menekan tombol besar ke
atas / bawah.

f) Units, adalah penyetelan satuan


pengukuran jarak. Ada 3 pilihan yaitu :
Metric, statue dan nautical. Caranya adalah
dengan menekan Enter pada penunjukan
UNITS dan memilih koordinat dengan
menekan tombool besar ke atas / bawah.

g) Heading, adalah penyetelan


penunjukan arah Utara kompas. Ada 3
pilihan yaitu : True arah utara sebenarnya,
Grid arah utara magnit, User arah utara
oleh pemakai dan Auto utara otomatis
62

h) Track Log, menunjukan penyetelan


jumlah titik atau rute yang disimpan.
1) Record : tersedia 2 pilihan, jika
Yes, maka titik yang dilalui akan
disimpan dalam memori alat, jika No
maka titik yang ditandai tidak disimpan.
/ h) Track Log ……
2) Criteria : tersedia 2 pilihan, secara
Automatic atau Time Interval,
menunjukan selang waktu penyimpanan
koordinat titik yang dilalui
3) Memory Used ; menunjukan
jumlah memory yang dipakai terhadap
yang disediakan atau ditulis dalam %

4) Clear Log ? : menanyakan apakah


titik yang disimpan perlu dihapus atau
tidak.
5) Trackback ? : menanyakan
apakah titik – titk terakhir yang dilalui
perlu dihapus atau tidak.

j) Map. Menekan enter pada Map di Setup


menu akan menampilkan layar MAP SETUP
yang mempunyai menu ;
1) Orientation, menunjukan pilihan
orietasi peta paada layar, apakah searah
rute (Track Up), searah Utara (North Up)
atau searah rute yang diinginkan (DTK
Up)
63

2) Plotted Items, adalah pilihan Ya


(Yes) dan tidak (No) pada tampilan
layar
(a) Rings : lingkaran jarak
(b) Route : Gambar rute
(c) Nearest : Nama titik
terrdekat
(d) Track log : menunjukan
beberapa titik maksimum yang
perlu ditampilkan dilayar

k) Interface. Jika menekan enter pada


tanda Interface di setup menu, maka alat akan
menyetel format hubungan antara alat dengan
alat lainnya. Ada 5 pilihan yaitu : GRMN
/GRMN, None/None, None/NMEA,
RTCM/None dan RTCM/NMEA. Caranya / 2) Plotted Items …..
adalah dengan menekan enter pada penunjukan
baris pertama, sedangkan pada baris kedua
adalah pilihan sebagai penerima data (Host)
atau sebagai pengirim data (Send)

l) User Grid. Pada pilihan User Grid di


setup Menu, maka layar akan menampilkan
layar User Grid yaitu :
1) Longitude Origin : masukan
harga Bujur awal pada sistim
koordinat.
2) Scale : masukan harga
perbesaran.
64

m) User Datum. Pada pilihan User


Datum di Setup Menu, jika Enter ditekan,
maka layar akan menampilkan User Datum
dengan beberapa pilihan isian untuk DX,
DY, DZ, DA dan DF yaitu besarnya harga
pergeseran datum pemakaian alat terhadap
WGS 84 (dalam satuan meter)

d. Menentukan Posisi. ( Contoh : Camp )


1) Hidupkan alat dengan menekan tombol
merah
2) Tunggu layar berubah menampilkan halaman
posisi seperti terlihat pada gambar. Posisi terlihat
pada kotak yang berjudul POSITION
3) Tekan tombol Mark maka layar akan
berubah menjadi layar MARK POSITION
4) Tekan tombol besar kebawah sekali untuk
menggeser tanda pilihan ‘Save’ kebaris atas untuk
memberi nama Waypoint

5) Tekan Enter, maka kursor akan berkedip


dihuruf pertama.
6) Masukan nama Waypoint dengan menekan
tombol besar keatas / bawah beberapa kali sehingga
/ m) User Datum …..
muncul huruf ‘C’

7) Geser kursor kekanan dengan tombol besar


lalu pilih lagi huruf ‘A’ dengan menekan tombol
besar keatas / bawah
8) Lakukan hal yang sama sehingga nama
Waypoint menjadi CAMP
9) Tekan Enter untuk menyudahi
pemasukan nama
65

/ 10) Tekan …..


66

10) Tekan tombol besar kebawah beberapa kali


menuju ‘SAVE’.
11) Tekan Enter untuk menyimpan
Waypoint dengan nama ‘CAMP’

e. Melihat Waypoint.
1) Hidupkan alat dengan menekan
tombol merah
2) Jika layar telah berubah menjadi layar
konfigurasi angkasa, tekan tombol PAGE
beberapa kali sehingga muncul layar MAIN
MENU.
3) Pilih NEAREST WPTS, tekan Enter, maka
akan muncul daftar titik-titik (Wpts) terdekat dari
posisi setempat, dalam arah dan jarak.

4) Jika salah satu titik dipilih dan tekan enter,


maka posisi titik tersebut akan ditampilkam dan
waktu pengambilan posisinya
5) Pada layar tersebut juga diberi pilihan,
apakah titik tersebut akan dihapus, ganti nama atau
membuat posisi baru

6) Jika pada MAIN MENU dipilih


WAYPOINT LIST, dan tekan enter maka layar
akan menampilkan daftar titik (Waypoint) menurut
susunan abjad.
7) Jika salah satu titik dipilih dan tekan enter
maka posisi titik tersebut akan ditampilkan dan
waktu pengambilannya

8) Untuk membuat posisi titik atau Waypoint


maka pada MAIN MENU pilih Waypoints lalu
tekan enter sehingga akan muncul layar Waypoint.
9) Turunkan kursor menggunakan tombol
besar sampai tanda NEW?. Tekan enter.

/ 10) Layar …..


67

10) Layar akan memberikan isian untuk nama


titik serta koordinatnya
11) Untuk mengisi nama titik pilih huruf yang
diinginkan dengan tombol besar keatas / bawah
dan untuk menggeser kursor gunakan panah
kekiri / kanan.

12) Jika nama titik selesai, tekan enter lalu isi


koordinatnya dengan cara yang sama
13) Setelah pengisian selesai turunkan kursor
sampai tanda ‘DONE?’ lalu tekan enter, maka
Waypoint tersebut telah disimpan dalam memori
alat.

f. Menuju ke sasaran.
1) Hidupkan alat dan tentukan posisi
setempat.
2) Jika posisi setempat sudah diperoleh, tekan
tombol GOTO, maka layar akan menampilkan
daftar Waypoints.

3) Pilih salah satu titik / WPT yang hendak


dituju, lalu tekan enter, maka alat akan
menampilkan layar kompas dengan penunjukan
nama titik yang hendak dituju, azimut arah dan
jarak, serta gambar anak panah yang menunjukan
ke arah sasaran.

4) Layar ini juga menampilkan arah


perjalanan yang sedang dilakukan dan
kecepatannya diatas tanah, serta grafik skala yang
menunjukan jauhnya penyimpangan arah dari arah
yang seharusnya.

/ 5) Agar …..
68

5) Agar penyimpangan arah perjalanan tidak


terlalu jauh dari arah sebenarnya, kendalikan
perjalanan berdasarkan arah panah sehingga garis
tegak pada skala tetap berada di tengah-tengah.

6) Tekan enter untuk melihat layar sasaran


dan pergeseran arah perjalanan dari arah
sebenarnya.
7) Tekan tombol QUIT untuk kembali ke
layar sebelumnya
8) Jika perjalanan sudah dekat dengan tujuan,
maka alat akan menampilkan layar berkelip dan
menimbulkan suara bip (pesan).

9) Tekan tombol PAGE untuk melihat pesan /


alarm dari alat dan tekan PAGE kembali jika
pesan tersebut telah dibaca.
10) Untuk melihat peta perjalan, tekan tombol
PAGE beberapa kali sampai terlihat gambar rute
perjalanan dari titik awal sampai titik terakhir /
sasaran.

11) Layar peta ini dilengkapi juga dengan titik


yang telah dilalui (jika ditandai), fasilitas untuk
memperbesar layar, dan fasiliitas untuk menggeser
layar sesuai dengan posisi kursor yang
dikehendaki.

12) Pada layar peta, tekan tombol panah


sampai tanda titik tertentu, lalu tekan enter maka
informasi posisi titik tersebut akan ditampilkan.
Sedangkan jika menekan enter pada tanda panah
maka layar akan bergeser sesuai dengan perintah
dari anak panah pada tombol besar.

13) Untuk memperbesar layar maka tekan enter


dan geser anak panah sehingga tanda terletak pada
angka Km di tengah layar, dengan menggeser
kursor panah, maka layar akan membesar atau
mengecil sesuai dengan angka yang tertera pada
layar (dalam jangkauan Km).

/ V. TEHNIK …..
V. TEHNIK MENGGUNAKAN PETA
69

24. Orientasi Peta. Mengorientasi peta adalah kegiatan untuk meletakan peta dimana
posisi US dari peta itu menunju ke arah Kutub Utara Bumi.

25. Orientasi Peta dengan Alat. Langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perhatikan diagram magnit ( Diagram Ikhtilaf ) pada peta yang diorientasi.


b. Hitung Ikhtilaf UP-UM yang berlaku pada waktu itu.
c. Apabila dipeta tidak terdapat P. Point ( titik P ).
1) Putar kaca Kompas sehingga angka 36 berhimpit dengan garis
tanda pada pelat bercahaya.

2) Putar kaca Kompas ke kiri bila UP-UM Barat, atau ke kanan bila
UP-UM Timur dengan ketentuan :

1 klik = 0% - 19% = ± 1°26’


2 klik = 20% - 39% = ± 2°52’
3 klik = 40% - 59% = ± 4°18’
4 Klik = 60% - 79% = ± 5°44’
1° = 17,777 %

3) Letakkan kompas pada Jaring Peta ( Grid ) sedemikian rupa


sehingga takik pada cincin jempol – garis rambut dan takik tutup kompas
berimpit dengan grid tegak.

4) Putarkan peta beserta kompas sedemikian rupa sehingga plat


bercahaya pada kaca kompas berimpit dengan jarum kompas (plat
bercahaya pada lingkaran kompas )

5) Peta sudah terorientasi dengan tepat.

d. Apabila di peta terdapat P Point ( titik P )


1) Tarik garis dari titk P kearah INDEKS UTARA MAGNIT ( sesuai
dengan pehitungan UP-UM yang berlaku. )

2) Putar kaca kompas sehingga angka 36 berimpit dengan garis tanda


pada pelat bercahaya.

3) Letakkan kompas diatas garis yang ditarik dari P ke Indeks Utara


Magnit, sedemikian rupa sehingga takik pada cincin jempol – garis rambut
– takik pada lidah tutup kompas berimpit dengan garis dari titik P ke
Indeks Utara Magnit.

/ 4) Putar …..
70

4) Putar Peta beserta Kompas sedemikian rupa sehingga tanda


bercahaya pada kaca berimpit dengan jarum kompas ( Tanda bercahaya
pada lingkaran kompas ).

Peta sudah terorientasi dengan tepat

26. Orientasi Peta tanpa menggunakan Alat

a. Jika kedudukan sendiri di peta telah diketahui :

1) Cari tanda Peta yang jelas, dan jelas pula dimedan.


2) Tarik garis yang menghubungkan titik tempat berdiri dengan tanda
peta yang jelas tadi di peta.
3) Putar Peta sedemikian rupa sehingga garis tersebut menuju ke titik
tanda medan yang ditetapkan.

b. Jika kedudukan sendiri pada peta tidak diketahui .

1) Cari dua titik yang jelas di medan dimana dua titik tersebut jelas
pula di peta.
2) Tarik garis yang menghubungkan kedua titik tersebut di atas peta.
3) Putar peta sedemikian rupa sehingga garis tersebut sejajar dengan
garis khayal antara kedua titik yang sama di medan.

c. Dengan pertolongan Matahari

1) Tanggal 21 Maret dan 23 September matahari terbit dari timur dan


terbenam di barat.
2) Antara tanggal 21 Maret s/d 23 september :
Pukul 09.00 di timur laut = terbit
Pukul 12.oo di utara = tengah hari
Pukul 15.00 di barat laut = terbenam
3) Antara tanggal 23 september dan maret pukul 09.00 ditenggara
pukul 12.00 di selatan, pukul 15.00 di barat daya.

d. Dengan pertolongan letak bintang.

1) Bintang Biduk. Garis melalui bintang yang terletak paling jauh


dari “tangkai” berjalann pada bintang Biduk terletak di utara.

/ 2) Bintang Pari …..


71

Garis Cakrawala
UTARA

2) Bintang Pari / Bintang Layang. Perpanjang garis melalui dua


bintang yang satu dengan yang lainya yang terletak paling berjauhan
memotong cakrawala di selatan.

Garis Cakrawala
UTARA

3) Bintang Belantik. Dilihat dari pulau Jawa, bintang Belantik terbit


dari Timur dan terbenam di Barat.

SELATAN

UTARA

e. Dengan jarum jam tangan.

1) Untuk daerah yang berada di sebelah utara khatulistiwa, jarum


pendek diarahkan ke matahari maka arah garis bagi sudut antara jarum
pendek dan angka 12 menunjukkan arah selatan.
/ Gambar : …..
72

Gambar :

U
33 4
5

12 6

7
8
9

2) Untuk daerah yang berada di sebelah selatan Khatulistiwa, angka


12 diarahkan ke matahari, maka arah garis bagi sudut antara angka 12 dan
jarum pendek menunjukkan arah utara.

2
10 3

f. Kuburan Islam. Kuburan orang islam membujur/ memanjang utara –


selatan. Bagian kepala yang biasanya ada tulisan nama orang yang dikubur
terletak di bagian utara.
/ g. Mesjid …..
g. Mesjid. Ruang / bagian mesjid tempat imam memimpin sembayang
terletak dibagian barat dari mesjid.
73

h. Lumut. Bagian batang yang berlumut, menunjukkan bagian barat dari


pohon itu.

27. Menentukan Tempat di Peta

a. Yang dimaksud dengan menentukan tempat di Peta adalah menetapkan


letak tempat yang ditunjukan dimaden pada peta.
b. Tempat-tempat yang ditentukan letaknya di Peta tersebut dapat merupakan
Tempat kita berada maupun tempat-tempat diluar kita berada.
c. Menentukan tempat di peta digunakan dalam memberikan perintah, berita
atau laporan, agar tidak terjadi kesalah pahaman pemberi dan penerima perintah,
berita atau laporan tersebut.
d. Menentukan letak tempat di peta dapat dilakukan dengan cara :

1) Mencocokan symbol Peta ( tanda peta ) dengan tanda-tanda


medan.
2) Silang kebelakang ( Resection )
3) Silang kemuka ( Intersection )
4) Titik Pangkal ( TP ) dan Garis Pangkal ( GP ).

28. Menentukan Tempat di Peta dengan Mencocokan Simbol Peta dengan Tanda
Medan

a. lakukan Orientasi Peta ( Ingat pelajaran orientasi peta tanpa kompas ).


b. Amati simbol peta ( tanda peta ) bagian demi bagian dan cocokan dengan
tanda-tanda medan terutama :

1) Amati tanda-tanda medan yang berupa rangkaian garis ketinggian.


a) Apakah bentuk punggung atau lembah.
b) Apakah puncak berupa kerucut tunggal atau rangkaian
kerucut memanjang.
c) Apakah lereng yang melandai merata, cembung, atau
lereng yang curam. Kemudian cocokan dengan bentuk medan
sebenarnya di lapangan.

2) Amati tanda-tanda peta mengenai perairan : Sungai, rawa, danau,


sawah, saluran irigasi dan lain-lain, Kemudian cocokan dengan keadan
perairan sebenarnya dilapangan.

/ 3) Amati …..
3) Amati tanda-tanda peta mengenai tumbuh-tumbuhan: Hutan
74

belantara, kebun karet, hutan bakau, semak belukar, alang-alang dan


sebagainya.
4) Amati tanda-tanda peta mengenai benda-benda budaya :
Perkampungan, jalan, jembatan, mesjid, gereja, jalan kereta api, dan
sebagainya. Kemudian cocokan dengan keadaan benda-benda budaya yag
sebenarnya di lapangan.

c. dari hasil pengamatan tersebut kemudian ambil kesimpulan dan tetapkan


diatas peta dimana kita berada. Begitu pula tempat-tempat lain disekitar kita yang
kita perlukan.
d. Selanjutnya tunjukkan tempat –tempat tersebut dengan koordinat.

29. Silang Kebelakang. ( Resection )

a. Silang kebelakang ( Resection ) adalah menentukan tempat kita berada


pada peta dengan pertolongan dua titik atau lebih yang dikenal di peta dan
dimedan.

b. Caranya :

1) Dengan menggunakan kompas.


2) Tanpa menggunakan kompas.

c. Silang Kebelakang ( resection ) dengan kompas.

1) Pilih dua titik tanda atau lebih yang dikenal baik di medan maupun
di peta. Usahakan sudut ditempat kita berdiri ke titik-titik tanda yang
dipilih membentuk sudut antara 30° sampai dengan 150°, agar
persilangannya tegas. Titik-titik tanda tersebut misalnya titik tanda A & B.
2) Bidikan Kompas ke titik tanda A dan B, dan catat sudut
kompasnya ( azimutnya ).
3) Rubah sudut kompas ( azimuth ) ke arah titik A dan B menjadi
sudut peta ( ingat perhitungan UP-UM yang berlaku saat itu ).
4) Hitung azimuth belakang ( back azimuth ) ke arah titik A dan B.
a) Bila azimuth kurangnya dari 180° maka azimuth belakang
= azimuth kemuka ditambah 180°.

Contoh :
- Azimuth A = 40°
- Maka azimuth belakangnya = 40° + 180°
= 220° .
/ b) Bila …..
75

b) Bila azimuthnya lebih dari 180°, maka azimuth belakang =


azimuth ke muka di kurangi 180°.
Contoh :
- Azimuth B = 300°
- Maka azimuth belakang = 300° - 180°
= 120°

5) Lukis azimuth belakang A dititik A dan azimuth belakang B di


titik B.
6) Titik Silang dari dari garis-garis yang dilukis dari titik A dan B tadi
adalah titik tempat kita berada.
7) Tunjukkan titik tempat kita berada dengan koordinat. Amati tanda
peta yang ada di sekitar titik tersebut, kemudian cocokan dengan tanda-
tanda medan sebenarnya di lapangan.
Gambar : UP
UP

Back AzimutB
Back Azimut A
A B
Bidikan
Bidikan UP

Sudut peta B

Bidikan Lukisan

C Sudut peta A

d. Silang ke belakang ( Resection ) tanpa kompas.

1) Pilih tiga tanda yang dikenal baik di medan maupun di peta seperti
yang dilakukan pada resection dengan kompas (Misalnya titik A, B & C ).
2) Gunakan sehelai kertas bening ( kira-kira seluas1/2 folio ), dan
letakkan kertas bening pada bidang datar ( papan atau buku yang tebal ).
3) Tusukkan sebuah jarum kira-kira ditengah kertas bening yang
sudah diletakkan di atas bidang tadi.
4) Bidik melalui tempat kita berada melalui jarum ke arah titik A, B
dan C secara bergantian dan tarik garis lurus dari jarum kearah titik A, B,
dan C tadi sehingga kita mendapatkan tiga garis pada kertas bening yang
berpangkal pada jarum. Selama membidik dan menggaris, kertas bening
tidak boleh bergeser.
/ 5) Cabut …..
76

5) Cabut jarum dan angkat kertas kertas bening kemudiann letakkan


kertas bening tadi diatas peta dan geser-geserkan sedemikian rupa
sehingga ketiga garis yang tergambar di kertas bening tadi berimpit
dengan ketiga titik tanda A, B dan C di peta.
6) Tusukkan jarum melalui bekas lobang jarum pada kertas bening
sampai menembus Peta.
7) Angkat jarum dan kertas bening dari peta .
8) Bekas tusukkan jarum pada peta itulah tempat kita berada di peta.
9) Tunjukkan tempat kita berada itu dengan koordinat. Amati tanda
peta disekitar titik tersebut, kemudian cocokkan dengan tanda-tanda
medan sebenarnya di lapangan.

Gambar :

Di medan Di lembar peta

Jembatan B

B
Jarum
a A
C
A a

Pertigaan
Gereja C
a = Kertas Bening

30. Silang Kemuka ( Intersection )

a. Silang kemuka ( Intersection ) adalah menentukan letak tempat di peta


yang terletak diluar tempat kita berada dari dua titik tempat kita berada yang
dikenal baik di peta maupun di medan.

b. Caranya :

1) Dengan menggunakan kompas .


2) Tanpa menggunakan kompas.

/ c. Silang …..
c. Silang kemuka (Intersection) dengan menggunakan kompas.
77

1) Pilih dua titik tanda yang nantinya akan kita tempati yang dikenal
baik di medan maupun di peta, misalnya A da B. Dari titik A dan B dapat
melihat ke tempat yang akan ditentukan letaknya di peta. Usahakan titik-
titik tanda tadi membentuk sudut antara 30° sampai 150° tempat yang
akan ditentukan letaknya di peta ( misalnya titik yang akan ditentukan
letaknya di peta adalah C ).
2) Dititik A membidik ke arah titik C. baca dan catat sudut
kompasnya, kemudian rubah menjadi sudut peta ( ingat ikhtilaf UP-UM )
Lukis sudut peta tersebut di titik A pada peta.
3) Pindahlah ke titik B dan dan bidik ke arah titik C. Baca dan catat
sudut kompasnya, kemudian rubah menjadi sudut peta ( ingat ikhtilaf UP-
UM ). Lukis sudut peta tersebut di titik B pada peta.
4) Titik persilangan antara garis –garis yang dilukis dari titik-titik A
dan B adalah titik C. ( tempat yang kita tentukan letaknya di peta ).
5) Tunjukkan koordinat tempat yang kita tentukan itu.

Gambar :

UP C UP

Bidikan Lukisan
Lukisan
Sudut peta Bidikan

Sudut peta

d. Silang kemuka ( Intersection ) tanpa kompas.

1) Pilih dua titik tanda seperti yang dilakukan pada silang kemuka
dengan kompas misalnya, titik yang dikenal : A dan B, sedang titik yang
akan ditentukan adalah C. dari titik A bisa melihat B dan C, dan dari titik
B dapat melihat ke titik B dan C.
2) Gelarkan Peta pada bidang datar ( papan alas ). Peta diorientasi.
Sesudah diorientasi, peta tidak boleh bergeser lagi.
3) Letakkan kertas bening diatas peta sedemikian rupa sehingga dapat
diperkirakan titik yang akan kita tentukan masuk pada lembaran kertas
bening.
/ 4) Tarik …..
4) Tarik garis antara A dan B peta pada kertas bening.
5) Tusukkan jarum pada titik A pada kertas bening beserta petanya.
6) Bidik dan tarik garis melalui jarum di titik A ke arah titik C medan
78

dengan pertolongan garisan.


7) Pindahkan ke titik B. Peta diorientasi . Atur letak kertas bening,
sehingga titik A dan titik B di kertas bening berimpit dengan titik A dan B
di Peta.
8) Tusukkan jarum dititik B pada kertas bening beserta petanya.
Perhatikan garis B-Adi kertas bening dan peta harus sejajar/berimpit
dengan garis khayal B-A dilapangan. Dalam posisi demikian peta beserta
kertas bening tidak boleh bergeser.
9) Bidik dan terik garis yang melalui jarum titik B ke arah C di
medan dengan pertolongan garisan.
10) Titik silang antara garis yang dibuat dari titik A dan titik B adalah
tempat yang kita tentukan arahnya di peta.
11) Tunjukkan tempat yang ditentukan letaknya di peta itu dengan
koordinat.
Gambar :

a = Kertas bening
C

I B
A DIMEDAN

A’ C Kertaas bening
II
B’ = B

C
Kertas bening A

/ A = Kertas …..

A = Kertas bening
79

I = Jarum di titik A membidik ke B dan C


II I = pindah dari A ke B
II = Jarum dititik B membidik ke A dan C
Titik C ditentukan tempat di Peta

31. Titik pangkal dan garis pangkal ( TP / GP ).


a. U m u m.

1) Menetukan tempat di peta dengan cara TP/GP digunakan dengan


tujuan untuk menjamin kerahasiaan dalam penyampaian berita atau
perintah.
2) Biasanya digunakan oleh kesatuan tingkat kompi keatas.
3) Titik Pangkal ( TP ) dan Garis Pangkal ( GP ) harus sering diganti-
ganti untuk mencegah kebocoran / penyadapan pemberitahuan oleh
musuh.

b. Titik Pangkal ( TP ).

1) TP ditentukan pada peta oleh Dan Atasan yang bersangkutan,


dengan menggunakan koordinat 6 atau 8 angka. TP dapat juga ditentekan
pada persilangan garis tegak dan garis datar grid peta.
2) Menentukan tepat dengan TP pada dasarnya adalah menentukan
suatu tempat yang terletak :

a) Disebelah Timur-Selatan atau disebelah Timur-Utara dari


TP, atau
b) Disebelah Barat-Selatan atau disebelah Barat-Utara dari
TP.
3) Cara penyebutan dari TP kearah mendatar ( Timur/Barat ) terlebih
dahulu, selain selanjutnya kearah tegak ( Utara/Selatan ). T = Timur, B =
Barat, U = Utara, S = Selatan.
4) Pemberitahuan jarak dari TP menggunkan satua Km / satuan M.
a) Satuan Km ( cara 3 angka ).
Angka pertama = Puluhan Km
Angka kedua = Satuan Km
Angka ketiga = Persepuluhan Km.
Contoh :
206 berarti 20,6 Km
080 berarti 8 Km
095 berarti 9,5 Km
/ b) Satuan …..
b) Satuan M ( cara 4 angka ).

Angka pertama = Ribuan Meter


Angka Kedua = Ratusan Meter
Angka Ketiga = Puluhan Meter
80

Angka Keempat = Satuan Meter

Contoh :

3225 berarti 3225 meter


0750 berarti 750 meter
0090 berarti 90 meter
4080 berarti 4080 meter

5) Contoh perintah / berita penentuan tempat menggunakan Titik


Pangkal(TP).

a) Pete Lembaran No: 39 / XXXIX –C, Kedar 1 : 50.000.


b) Titik Pangkal : 820240
c) Dari kedudukan sekarang supaya pindah ke B 1400 dan S 0500.
d) Pada pukul …… harus sudah berada di tempat yang baru.

Cara mengerjakan I:

a) Tentukan TP Koordina 820240 di peta.


b) Hitung jarak Peta (Sesuai Kedar).
B 1400 ----------- 2,8 cm
S 0500 ---------- 1 cm
c) ukur dari TP kearah Barat (sejajar dengan garis
datar) sejauh 2,8 cm.
d) kemudian dari titik ujung pengikuran kearah tadi ukur ke arah
selatan ( sejajar dengan garis tegak ) sejauh 1 cm.
e) Tunjukkan tempat tersebut dengan koordinat
(820240).

Cara mengerjakan II :

a) 820240 berarti Angka Grid tegak 82000 dan Angka Grid Datar
24000 m.
b) Koordianat tempat baru dapat langsung ditentukan dengan cara :
82000 – 1400 = 80600 meter.
24000 - 500 = 23500 meter.
Jadi koordinat tempat baru : 806235.

80 81 82 83
25

2,8 cm
81

24
1 cm

Cara I
23

22

80 81 82 83
25

806
24
235

Cara II
23

22

c. Garis Pangkal ( GP ).
1) GP ditentuka pada Peta oleh Dan Atasan yang bersangkutan,
dengan menentukan titik G dan P dengan menggunakan koordinat 6 atau 8
angka.
2) Menentukan tempat dengan GP pada dasarnya adalah menentukan
suatu tempat yang terletak :
a) Kearah Maju (MA) atau Mundur (MU) pada garis pangkal,
dengan patokan :
(1) Maju (MA) berarti dari titik G maju kearah titik
P sepanjang GP dan perpanjanganya.
(2) Mundur (MU) berarti dari titik G mundur menjauhi
titik P ke arah perpanjangan PG. Jadi MA atau Mu selalu
mulai dari titik G.

/ b) Kearah kanan ……
b) Kearah kanan (KA) atau kiri (KI) dari garis pangkal,
dengan patokan :

(1) Kanan (KA) berarti tegak lurus atau 90° pada GP


dan perpanjangannya ke sebelah kanan.
82

(2) Kiri (KI) berarti tegak lurus atau 90° pada GP dan
perpanjangannya ke sebelah kiri.

c) Cara penyebutanya dimulai dari MA atau MU lebih dahulu,


baru kemudian KA atau KI.

3) Penentuan jarak MA/MU dan KA/KI dari GP menggunakan satuan


Km atau satuan M sama seperti ketentuan dalam Titik Pangkal.

4) Contoh perintah / berita penentuan tempat menggunakan garis


pangkal. (GP).

a) Peta : Lembaran No: 39/XXXIX – CKedar : 1 : 50.000


b) Garis Pangkal = 8150.2160-8300.2350
c) Dari kedudukan sekarang supaya pindah ke :
- MA 015
- KA 025
d) Segera lapor setelah sampai di tempat baru.

Cara pengerjakanya :

a) Tentukan titik G koordinat 8150.2160 dan titik P koordinat


8300.2350 di peta.
b) Hubungkan P dan G dengan garis tipis.
c) Hitung jarak Peta ( sesuai kedar ).
MA 015 -------------- = 3 cm
KA 025 ------------- = 5 cm
d) Ukur dari titik G maju kearah titik P sejauh 3 cm.
e) Kemudian dari titik pengukuran sejauh 3 cm tersebut,
ditarik garis tegak lurus GP ke kanan dan ukurkan sejauh 5 cm.
f) Kedudukan baru ditentukan. Tunjukkan tempat tersebut
dengan koordinat ( 8440, 2125 )

/ Gambar …..
Gambar :

81 82 83 84 85 86
25
83

24

P
23

3 cm 5 cm
22
G

21

32. Berjalan dengan petunjuk Peta (Jalan Peta ).

Menentukan tempat di peta dengan cara TP/GP umumnya digunakan


untuk memberikan perintah kepada satuan bawahan untuk pindah dari kedudukan
sekarang ke kedudukan baru.

a. Setelah kedudukan baru tersebut di temukan di peta pada koordinat


tertentu, satuan tersebut harus segera berangkat ke kedudukan baru dengan
petunjuk peta ( Jalan Peta ).

b. Dalam berjalan dengan Petunjuk Peta ( Jalan Peta ) urutan


kegiatan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan di kedudukan lama ( tempat pemberangkatan )


a) Lapisi bagian muka dan belakang peta dengan plastik tipis
yang tembus cahaya, agar tidak rusak, tidak kotor dan tidak kena
keringat/air.
b) Pelajari medan mulai kedudukan lama sampai kedudukan
baru, kemudian tentukan poros gerakan dan arah/route gerakan,
dengan dasar pertimbangan faktor tumpas dan waktu yang tersedia.
c) Tunjuk dan catat koordinat tempat pemberangkatan, tempat
tujuan dan titik-titik yang menonjol sepanjang route ( Titik
Kontrol ) misalnya, ketinggian, pertigaan, kampung, sungai,
perkebunan dan lain-lain.
/ d) Catat …..
d) Catat waktu pemberangkatan dan waktu yang tersedia
untuk menuju pemberangkatan yang baru,serta rencanakan waktu
untuk mencapai tempat-tempat menonjol sepanjang perjalanan.
Usahakan untuk mengingat Peta, agar tidak setiap saat melihat
Peta.
84

2) Kegiatan selama diperjalanan :

a) Peta hanya dibuka/dilihat pada saat sampai pada titik-titik


kontrol atau tempat-tempat yang menimbulkan keraguan.
b) Amati dan cocokan tanda-tanda peta dengan keadaan
medan sebenarnya dilapangan, terutama titik kontrol dan tempat-
tempat yang memerlukan pengamatan khusus.
c) Cocokkan waktu tiba yang sebenarnya dengan waktu yang
direncanakan untuk mencapai tempat-tempat menonjol yang
ditentukan.
d) Buat catatan singkat mengenai keadaan medan yang
penting untuk keperluan taktis dan keadaan medan yang
memerlukan penjelasan serta tanda-tanda medan yang tidak
terdapat dalam peta
e) Buat bagan medan yang dianggap perlu untuk bahan
laporan.

3) Kegiatan ditempat tujuan ( kedudukan baru ).

a) Cocokkan waktu tiba sebenarnya dengan waktu tiba yang


direncanakan.
b) Periksa keadaan Peta.
c) Amati dan cocokkan tanda-tanda peta disekitar kedudukan
baru dengan keadaan medan sebenarnya di lapangan.
d) Perbaiki catatan dan bagan medan yang dibuat selama
perjalanan.
e) Laporkan kepada Atasan telah sampai ke kedudukan baru.

33 Melengkapi Tanda Peta.

Dalam pelaksanaan tugas seringkali peta yang digunakan sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan sebenarnya di lapangan yang diakibatkan oleh hasil budaya manusia
( persawahan, bangunan, jalan baru ), maupun karena bencana alam ( tanah longsor, alur
sungai baru).

a. Tujuan.

1) Melengkapi atau menyempurnakan peta.


2) Bahan informasi ke satuan atasan.
/ b. Pelaksanaan. …..
b. Pelaksanaan.

1) Lakukan Orientasi Peta ( ingat pelajaran orientasi peta ).


2) Tentukan tempat kita berdiri dan tempat-tempat di sekitarnya di
atas peta. ( Ingat pelajaran penentuan tempat di Peta ).
85

3) Pasangkan kertas bening di atas peta yang telah diorientasi


sedemikian rupa , sehingga bagian muka yang telah dilengkapi dengan
tanda medan yang baru dapat tertutup.
4) Buat 2 tanda silang pada kertas bening sesuai dengan garis dan
nomor karvak pada peta.
5) Isikan perubahan tanda medan yang baru sesui dengan simbol-
simbol peta yang lazim.

a) Arah jurusan ke tanda medan yang diukur dengan


menggunakan kompas dan jaraknya diukur dengan langkah atau
perkiraan jarak.
b) Penggambaran tanda medan yang baru di atas peta
menggunakan protraktor atau busur derajat untuk sudut jurusan,
dan menggunakan garisan atau protractor untuk jarak setelah
disesuikan dengan sekala peta.

6) Lengkapi dengan catatan bila diperlukan.


7) Tulis nama, pangkat, NRP, tanggal dan tanda tangan pembuat.

VI. MEMBUAT BAGAN MEDAN.

34. Pengertian.

Bagan Medan adalah gambar sebagian permukaan bumi dengan tanda-tanda


medan yang dianggap penting-penting saja dan dibuat tanpa alat-alat khusus.

35. Tujuan.

Tujuan membuat bagan medan adalah untuk melengkapi tanda medan yang tidak
terdapat (tidak tergambar) dalam peta topografi untuk mendapatkan penyajian informasi
tentang keadaan medan suatu daerah bila peta topografi daerah tersebut tidak ada.

36. Alat Peralatan.


a. Kompas
b. Protraktor atau busur derajat.
c. Garisan
d. Pensil dan kertas
e. Papan Alas

/ 41. Langkah …..


37. Langkah-langkah membuat Bagan Medan.

a. Tentukan Garis Dasar


86

1) Garis dasar dimulai dari dan diakhiri pada tanda medan yang jelas
di peta di medan seperti pertigaan jalan, sudut kampung, tugu Km, atau
tugu trianggulasi.
2) Garis dasar dipergunakan sebagai patokan ( ikatan ) tanda medan
baik pada waktu pengukuran maupun pada waktu penggambaran.
3) Tentuka arah garis dasar di lapangan dengan kompas, dan
gambarkan arah garis datar pada kertas dengan protraktor atau busur
derajat.
4) Tentukan panjang ( jarak ) garis dasar dengan langkah, kemudian
hitung ke dalam jarak kedar.

b. Tentukan Skala Bagan.


Bila tidak ditentukan oleh atasan, maka angka pembagi skala bagan
sebaiknya dibuat kelipatan 600 untuk pria dan kelipatan 400 untuk wanita.Oleh
karena jarak medan diukur dengan langkah, sedangkan satu langkah pria kira-kira
60 cm dan satu lankah wanita kira-kira 40 cm, sehingga 10 langkah pria ( 600 )
= 1 cm pada bagan dan 10 langkah wanita ( 400 ) = 1 cm pada bagan.

c. Tentukan letak tanda-tanda medan yang diperlukan pada kertas bagan


dengan cara melakukan silang kemuka ( Intersection ) dari 2 titik atau lebih, yang
ada sepanjang garis batas. Sebaiknya intersection tanpa kompas, supaya lebih
tepat

d. Perkirakan beda tinggi antara titik-titik baik titik disepanjang garis datar
maupun titik-titik diluar garis datar. Gambarkan beda tinggi itu dengan garis
ketinggian. ( Ingat ketinggian yang lebih tinggi di kelilingi oleh garis ketinggian
yang lebih rendah, garis ketingian yang menjorok runcing adalah lembah
sedangkan yang lengkung lebar keluar adalah punggung).

e. Cantumkan tempat, tanggal, nama, pangkat, NRP, jabatan dan tanda


tangan pembuat bagan.

VII. PENGETAHUAN FOTO UDARA

38. Pengertian. Foto udara adalah gambaran sebagian permukaan bumi yang
dipotret dari udara. Foto udara dipergunakan untuk melengkapi informasi medan dalam
peta atau sebagai pengganti peta, bila daerah itu tidak ada petanya.

/ 39. Macam …..


39. Macam foto udara.
a. Foto udara tegak, adalah foto udara dimana saat pemotretan sumbu
kamera tegak lurus dengan medan.
87

b. Foto udara miring, adalah foto udara dimana saat pemotretan sumbu
kamera miring terhadap medan.
Beda foto udara dengan peta.

Faktor pembeda Foto udara Peta Untung rugi

Skala Tidak tetap Tetap Peta lebih mengun-


Tungkan karena peta
teliti
Gambar sesuai dengan apa adanya selektif, foto udara lebih me-
Di medan tidak se- nguntungkan, karena
mua kea- menyajikan informasi
daan me- keadaan medan apa
dan ter- adanya
gambarkan
Waktu pembuatan Singkat Lama Foto udara lebih me-
nguntungkan, karena
waktu pembuatan ce-
pat
Keterangan / sangat terbatas lengkap peta lebih mengun-
Legenda tungkan ada penjela-
san penggunaan peta
Grid tidak ada ada peta lebih mengun-
tungkan karena mu-
dah menunjukan tem-
pat dengan koordinat
grid

40. Keterangan / Petunjuk pada foto Udara.


a. Gambar Fiducial Mark. Adalah tanda yang terletak di tengah-tengah
garis batas gambar foto, tanda ini berguna untuk menentukan pusat foto.
b. Gambar titik potong garis silang. Adalah tanda yang terletak di sudut
foto, yang berguna untuk menentukan titik pusat foto.
c. Gambar Nivo / gelembung udara. Adalah petunjuk yang menjelaskan
posisi mendatar dari pada kamera, supaya sumbu kamera tegak lurus dengan
medan.
d. Gambar Jam. Adalah tanda yang menjelaskan waktu / saat pemotretan.
Keterangan waktu ini diperlukan untuk menetapakn arah dan panjang bayangan
tanda medan pada foto udara. Dengan menghitung panjang bayangan terhadap
tinggi matahari pada saat pemotretan, maka tinggi tanda medan dapat ditentukan.

/ e. Gambar …..
e. Gambar Altimeter. Adalah tanda untuk mendapatkan informasi tentang
tinggi terbang pada pemotretan. Tanda ini berguna untuk menghitung sekala foto
yaitu focus kamera (f) dibagi tinggi terbang (H).
f. Gambar nomor kamera, nomor foto dan panjang focus.
88

1) Kode nomor foto berguna untuk menyusun foto udara satu dengan
yang lainnya dalam satu jalur terbang.
2) Kode panjang focus berguna untuk menentukan sekala foto udara.
g. Keterangan tambahan. Adalah tulisan yang tercantum dalam
gambar foto dibagian kiri bawah yang menjelaskan antara lain tempat / daerah
yang dipotret, jurusan terbang, tanggal pemotretan, nomor urut foto / jalur

41. Informasi keadaan medan dalam foto udara.


a. Informasi langsung. Adalah informasi mengenai tanda medan yang
secara langsung dapat dilihat.
1) Unsur relief, misalnya bukit, lembah dan lereng
2) Unsur perairan, misalnya sungai, danau dan waduk
3) Unsur penumbuhan, misalnya kelapa, pisang, cemara / pinus dan
beringin.
4) Unsur benda / budaya manusia, misalnya jalan raya, jalan kereta
api, pemukiman ( kota, kampung ), sawah, pabrik dan lapangan terbang.
b. Informasi tidak langsung. Adalah informasi mengenai keadaan medan
yang secara langsung tidak dapat dilihat, tetapi dapat diperoleh dengan cara
menganalisa tanda medan yang dilihat secara langsung.
1) Dari macam tanaman, dapat diperoleh informasi tentang jenis
tanah.
2) Dari bentuk sungai, dapat diperoleh informasi tentang batuan yang
ada di daerah tersebut.
c. Untuk memperoleh informasi keadaan medan dari foto udara diperlukan
pengetahuan penunjang antara lain :
1) Pengetahuan tentang bentang alam.
2) Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan
3) Pengetahuan tentang pola-pola budaya manusia.

42. Kunci Untuk mengenal medan pada foto udara.


a. Derajat warna gambar ( Tone ). Derajat warna gambar dalam foto
udara disebabkan oleh sedikit banyaknya sinar matahari yang dipantulkan oleh
tanda medan tersebut misalnya :
1) Pasir, atap bangunan, permukaan jalan pada umumnya
menunjukan derajat warna terang.
2) Permukaan air, jalan kereta api, tanaman berdaun kecil, permukaan
tanah yang basah pada umumnya menunjukan derajat warna gelap.
b. Bayangan ( shadow ). Bayangan tanda medan yang tergambar dalam foto
udara memberikan informasi tentang bentuk tanda medan itu. Misalnya bayangan
pohon tinggi terpencil, cerobong asap, menara, bangunan tinggi dan jembatan.

/ c. Kasar …..
c. Kasar / Halusnya gambar ( Tekstur ). Misalnya tumbuhan kelapa lebih
kasar dari pada bambu, kebun karet lebih kasar dari Pada kebun jati. Dalam foto
udara sekala besar tekstur gambar tanda medan nampak lebih jelas.
89

d. Susunan ( Pattern ). Adalah hubungan antara satu tanda medan dengan


tanda medan lainnya. Misalnya perumnas lebih teratur dari pada rumah
perkampungan, perkebunan karet pemerintah lebih teratur dari pada kebun karet
rakyat.
e. Bentuk ( Shape ). Bentuk tanda medan tergamabar / terekam apa
adanya, namun dalam pengenalannya harus dihubungkan dengan bentuk tanda-
tanda medan lainnya, misalnya bentuk jalan kereta api, bentuk jalan raya dan
bentuk irigasi harus diperhatikan dengan bentuk tanda medan lainnya.
f. Ukuran besar ( Size ). Pengetahuan tentang ukuran besar tanda-tanda
medan sangat menolong untuk pengenalan tanda medan pada foto udara.
Misalnya ukuran rumah lebih kecil dari pada pabrik, ukuran lapangan terbang
lebih basar dari pada lapangan sepak bola.
g. Situasi Topografi setempat. Hubungan satu tanda dan tanda medan
sekitarnya. Misalnya gambar bangunan yang merapat / menutup jalan kereta api
adalah stasiun, hutan bakau hanya ada dipantai, sedangkan kebun teh ada di
daerah pegunungan.

VIII. PENUTUP

43. Demikian naskah ilmu medan ini disusun untuk mendapatkan suatu kesamaan
dalam mempelajari ilmu medan bagi TNI AD.

Jakarta, Pebruari 2003

DIREKTUR TOPOGRAFI

BUDI TRIARSO, S. IP.


BRIGADIR JENDERAL TNI

Anda mungkin juga menyukai