PIONIR
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. Satu contoh, Suatu jembatan yang kita jadikan salah satu poros komunikasi
utama, pada hari ini masih dalam keadaan utuh/bisa dilewati, tetapi keesokan
harinya sudah tidak ada lagi karena di Bom oleh musuh, sehingga putuslah
komunikasi tersebut. Demikian juga misalnya pada hari ini kita ketahui bahwa
medan yang akan kita lalui masih bersih dari ranjau-ranjau/rintangan-rintangan,
ternyata pada malam harinya musuh telah menanam/memasang ranjau-ranjau/
rintangan-rintangan dengan penuh keahlian dan keberanian dimedan tersebut.
Tidak jarang pula terjadi, kita harus melakukan suatu operasi barhari-hari dimana
kita harus mengadakan perkemahan. Untuk mengatasi semua hal-hal seperti
tersebut diatas dan untuk tercapainya tujuan operasi, maka dibutuhkan suatu team
khusus yang betul-betul ahli dalam bidang pekerjaan tersebut dan harus mampu
menyelesaikannya dalam waktu yang relatif singkat, tepat dan sesuai dengan
rencana operasi. Pekerjaan ini disebut dengan “PEKERJAAN PIONIR”.
a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran bagi Dikbabakduk.
a. Pendahuluan.
b. Tali Temali.
c. Kedudukan Tembak.
d. Penutup.
RAHASIA
2
4. Pengertian Pionir.
a. Pionir adalah Perintis atau pelopor, merupakan unsur yang terdepan yang
bertugas unuk meratakan atau menyiapkan jalan bagi unsur-unsur dinamis yang
bergerak mengikutinya dibelakang.
BAB II
TALI TEMALI
5. Umum. Tali temali adalah salah satu pekerjaan pionir yang berhubungan
dengan tali, juga berhubungan dengan bambu/kayu yang dapat dipergunakan untuk
kepentingan latihan atau pada saat menjalankan operasi.
Pada dasarnya pekerjaan tali-temali ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar ialah :
a. Simpul.
b. Jerat.
c. Ikatan.
6. Simpul.
1) Simpul Sosok.
Gambar 1
2) Mata.
Gambar 2
3
3) Simpul Biasa/Mati.
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
8) Simpul Gelung. Untuk tali pengaman.
4
Gambar 8
7. Jerat.
b. Macam-macam jerat.
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
6) Jerat sauh.
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
8. Ikatan.
b. Macam-macam Ikatan.
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19
d) Ikatan Susut/Puntir. Digunakan untuk mengikat 2 batang kayu/bambu
atau lebuh dengan menggunakan kayu pemuntir.
7
Gambar 20
BAB III
KEDUDUKAN TEMBAK
10. Umum. Sebagian dari usaha prajurit agar tetap aman didalam pertempuran
dan dapat membinasakan musuh sebanyak-banyaknya adalah dengan jalan memilih
kedudukan tembak yang terlindung, baik perlindungan alam maupun buatan. Biasanya
perlindungan buatan lebih baik dari perlindungan alam karena sudah dipersiapkan lebih
baik. Apalagi kalau keduanya dikombinasikan dengan baik.
Gambar 21
11.
Kedudukan
Tembak.
8
12. Samaran. Samaran adalah merupakan usaha, pekerjaan kegiatan dan tindakan
untuk menyembunyikan, perlengkapan dan kedudukan terhadap peninjauan musuh dapat
menggunakan bahan-bahan dari alam atau buatan.
2) Kedudukan.
a) Kedudukan
harus berada
ditempat yang
tidak diduga oleh
musuh. seperti pada
sisi/lereng bukit, jauh dari pertigaan jalan dan bangunan-bangunan
terpencil, dll.
b) Pelajari medan dan tumbuh-tumbuhan disekitarnya, susunan
rumput-rumputan, dedaunan dan jangan memasang cabang-cabang
di daerah yang terbuka.
c) Gunakan bahan sesuai kebutuhan jangan berlebihan, karena
justru akan menunjukkan kedudukan kita karena terlihat tidak
sewajarnya/alami.
d) Perhatikan waktu mengambil rerumputan atau dedaunan
jangan dari satu tempat, karena akan meninggalkan jejak.
e) Tutup tanah galian baru karena kelihatan menonjol dan
menutupnya jangan berlebihan.
f) Setelah selesai menyamar kedudukan, diperiksa dari arah
peninjauan datangnya musuh, bila belum sempurna disempurnakan.
g) Disiplin samaran dipegang teguh karena samaran sudah
sempurna tetapi gerakan di daerah kedudukan akan tertinjau oleh
musuh.
Gambar 22
Gambar 23
4) Sinar/cahaya.
Gambar 24
5) Warna Samaran.
11
(1) Rangsel.
(2) Ikat pinggang yang mengkilat, senjata, pakaian.
(3) Samaran dapat menggunakan rerumputan, kain loreng
atau samaran yang terbuat dari karung goni, dicat sobekan
kain dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk
menyamar.
(4) Bagian kulit badan yang terlihat disamar seperti muka,
leher, tangan disamping pakaian yang dipakai loreng.
Gambar 25
3) Dalam 45 cm.
4) Tebal tanggul 15 cm (dengan senjata tanpa magazen).
5) Tebal 30 cm (bila dengan senjata bermagazen).
6) Lebar tanggul 90 cm.
7) Jarak sandaran tangan dari lobang ketanggul 30 cm.
C
B 15 cm
Sepanjang Tubuh Ditambah 10 cm 30 cm
90 cm
45 cm A
Gambar 26
C
30 cm B 15 cm
90 cm
Sepanjang Badan Berlutut
75 cm
40 cm
A
Gambar 27
C
30 cm B 15 cm
90 cm
Setinggi Ketiak + 10 cm
60 cm
40 cm
A
Gambar 28
BAB IV
PENUTUP
14. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini di susun sebagai pedoman bagi
tenaga pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar Pionir pada
Dikbabakduk.
RAHASIA