Anda di halaman 1dari 49

RAHASIA

PUSAT KESENJATAAN INFANTERI Lampiran III KeputusanDanpusdikif


PUSAT PENDIDIKAN INFANTERI Nomor Kep /46 / VII / 2017
Tanggal 18 Juli 2017

PATROLI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum. Persenjataan dan perlengkapan yang mutakhir sementara


mempertinggi kemampuan seorang komandan untuk mendapatkan informasi dan
menimbulkan kerugian-kerugian pada musuh. Namun demikian patroli tetap tinggi
nilainya, meskipun dibatasi oleh kecakapan dalam penggunaan dan keterampilan serta
agresifitas anggotanya. Agar pelaksanaan patroli dapat berhasil dengan baik maka
satuan-satuan yang akan melaksanakan tugas patroli harus dilatih melaksanakan patroli
secara benar, dengan jalan memberikan pelajaran secara teori maupun praktek yang
meliputi teknik dan taktik yang dilakukan baik pada siang maupun malam hari serta pada
berbagai bentuk medan yang ada. Latihan diberikan pada medan dan skenario yang
disimulasikan sesuai dengan lingkungan operasi yang akan dihadapi serta dilaksanakan
dengan realisme semaksimal mungkin.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Penyusunan Naskah Departemenini untuk dijadikan salah satu


bahan ajaran bagi pendidikan Dikcabpaif.

b. Tujuan. Agar Perwira siswa memahami tentang Patroli dan mampu


melaksanakan Pattai dan Patpur sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di
satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata urut. Naskah Naskah Sekolah Sementaraini memuat
tentang pokok-pokok masalah yang berkenaan dengan patroli, baik perencanaan maupun
persiapan patroli, yang disusun dengan menggunakan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Patroli Pengintaian.
c. Patroli Pertempuran.
d. Evaluasi Akhir Pelajaran.
e. Penutup.

RAHASIA
2

BAB II
PATROLI PENGINTAIAN

4. Umum. Patroli Intai harus dapat mencari keterangan yang akurat tentang
musuh dan medan untuk diberikan kepada komandan satuan yang mengeluarkan patroli
atau kepada Staf Intelijen tepat pada waktunya.Informasi tersebut sangat penting bagi
Komandan Pasukan untuk membuat rencana dan keputusan taktis. Keterangan yang
diperoleh harus dapat menjawab tentang medan, cuaca dan musuh. Untuk memberikan
gambaran ada beberapa hal yang perlu dijawab dalam pelaksanaan Patroli Intai antara
lain :

a. Pertanyaan tentang musuh.

1) Dimana tempat kedudukan musuh ?


2) Berapa kekuatan pada tiap-tiap kedudukan ?
3) Bagaimana perlengkapannya ?
4) Apa saja kegiatannya ?
5) Dan lain sebagainya sesuai dengan keperluan taktis.

b. Pertanyaan tentang medan.

1) Berapa dalamnya sungai yang ada ?


2) Berapa lebarnya sungai yang ada ?
3) Apakah jembatan yang ada dapat dilalui oleh kendaraan ?
4) Seberapa terjal tebing yang ada ?
5) Dan lain sebagainya sesuai dengan keperluan taktis.

Pertanyaan diatas hanya dapat dijawab bila tugas Patroli Pengintaian


dapat dilaksanakandengan berhasil.

5. Perencanaan dan Persiapan Patroli. Salah satu faktor keberhasilan


suatu paroli adalah tergantung kepada perencanaan, pengintaian, latihan pendahuluan
dan persiapan yang baik. Dalam tugas patroli sebagaimana halnya dengan tugas-tugas
yang lain, kegiatan perencanaan dan persiapan dari seorang komandan adalah
melaksanakan kegiatan prosedur pimpinan pasukan.Dalam patroli, prosedur tersebut
lebih dikenal dengan langkah-langkah perencanaan dan persiapan patroli.Langkah ini
harus dilakukan secara berurutan oleh Komandan patroli walau dalam keadaan
keterbatasan waktu sekalipun. Oleh karenanya, latihan yang intensif dan benar sangat
diperlukan agar setiap komandan dapat mencapai tingkat keterampilan yang diperlukan
untuk melaksanakan tugasnya. Adapun langkah-langkah perencanaan dan persiapan
patroli yang harus dilaksanakan oleh pejabat Komandan Patroli, adalah sebagai berikut :

a. Menerima dan mempelajari tugas.

b. Merencanakan penggunaan waktu.

c. Mempelajari medan dan situasi.

d. Membuat rencana sementara.


3

e. Mengorganisasi patroli.

f. Memilih anggota, senjata dan perlengkapan.

g. Mengeluarkan perintah peringatan.

h. Koordinasi( Berlanjut ).

i. Pengintaian.

j. Melengkapi rencana.

k. Mengeluarkan perintah patroli.

l. Pemeriksaan.

m. Latihan pendahuluan.

a. Menerima dan Mempelajari Tugas :

1) Penerimaan Tugas. Komandan Patroli yang telah ditunjuk, tepat pada


waktu dan tempat yang ditentukan harus sudah hadir untuk menerima
perintah.Pada saat menerima perintah ia harus mencatat hal-hal yang
penting yang sehubungan dengan tugasnya, antara lain :

a) Keterangan tentang musuh.


b) Keterangan tentang medan terutama pada bagian medan
dimana patroli akan melaksanakan seluruh kegiatanya.
c) Keterangan tentang cuaca yang akan terjadi pada kurun waktu
pelaksanaan tugasnya.
d) Keterangan tentang satuan kawan, terutama yang sangat
berpengaruh pada pelaksanaan tugasnya.
e) Tugas pokok yang harus dilaksanakan.
f) Alat kendali yang ditentukan.
g) Logistik yang mendukung serta prosedur administrasi harus
dilaksanakan.
8) Instruksi lain yang berpengaruh terhadap pencapaian tugas
pokok.

2) Mempelajari Tugas. Komandan Patroli harus mempelajari


tugas pokoknya secara benar. Dengan mengerti tugas pokok yang harus
dilaksanakan, berarti ia telah mengerti salah satu faktor TUMMPAS sebagai
dasar penyusunan organisasi, penentuan alat peralatan dan perlengkapan
yang akan dibawa dalam pelaksanaan tugasnya.

b. Rencana Penggunaan Waktu.

1) Rencana Waktu. Langkah kedua dalam perencanaan dan


persiapan patroli adalahmerencanakan penggunaan waktu yang
tersedia.Waktu yang direncanakan mulai meninggalkan sasaran (saat
kembali/mundur) sampai saat waktu selesai penerimaan perintah dengan
cara (Backword planning/rencana surut).
4

Contoh pembuatan Rencana Waktu:

Rencana penggunaan waktu dari Komandan Patroli yang dikerjakan


rencana kebelakang (Backword Planning).

24.30 Pemunduran.
24.00 Penyergapan sasaran.
23.45 Masuk kedudukan penyergapan.
23.00 Pengintaian unsur pimpinan.
22.45 Tiba di TB sasaran.
19.45 Meninggalkan daerah kawan.
19.30 Bergerak kedaerah pemberangkatan.
19.15 - 19.30 Pemeriksaan akhir.
18.15 - 19.15 Latihan pendahuluan malam.
17.30 - 18.15 Makan sore.
16.30 - 17.30 Latihan pendahuluan siang.
16.15 - 16.30 Pemeriksaan.
15.45 - 16.15 Pengeluaran perintah patroli.
14.45 - 15.45 Melengkapi rencana.
13.45 - 14.45 Melakukan pengintaian.
13.30 - 13.45 Mengeluarkan perintah peringatan.
- Memilih anggota, senjata dan perlengkapan.
- Mengorganisasi patroli.
- Mempelajari medan dan situasi.
- Membuat rencana waktu.
- Mempelajari tugas.
05.00 Selesai menerima Perintah Patroli.

Catatan : Mulailah dengan jam meninggalkan sasaran dan berjalan


mundur kepenerimaan perintah patroli.

c. Mempelajari Medan dan Situasi.

1) Pelajari medan.Pelajari medan dari peta dimana patroli akan


dilaksanakan. Disini diperlukan kemampuan baca peta dan orientasai
medan. Hal-hal yang perlu dipelajari antara lain; sasaran, kedudukan
pasukan, TB, Route perjalanan, rintangan-rintangan kampung yang dilalui.

2) Mempelajarai situasi. Pelajari situasi lawan dan kawan yang


mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan tugas.Misalnya; kedudukan,
kekuatan, kemampuan dan lain-lain, faktor tersebut yang nantinya akan
mempengaruhi dalam pemeliharaan route, penentuan kekuatan, organisasi,
persenjataan dan perlengkapan.

d. Membuat Rencana Sementara. Dari hasil mempelajari tugas, peta


dan situasi maka Komandan Patroli secara utuh telah mendapatkan elemen-
elemen dari faktor TUMMPAS. Dengan demikian Komandan Patroli sudah dapat
merumuskan rencana sementaranya. Rencana ini meliputi cara bertindak ( CB ) di
sasaran dan di perjalanan, organisasi, senjata, alat peralatan, perlengkapan yang
diperlukan dan logistik yang mendukung terselenggaranya tugas pokok secara
maksimal.
5

e. MenyusunOrganisasi Patroli. Dalammenyusunorganisasi


patrolipertimbangan utama didasarkan kepada faktor TUMMPAS. Secara umum
patroli terdiri dari beberapa unsur dan unsur terdiri dari beberapa kelompok.
Penentuan anggota dan alat peralatan yang tepat akan sangat mendukung
keberhasilan tugas pokok dengan sempurna.
1) Patroli Intai. Ada tiga bentuk organisasi dalam patroli intai antara lain :

a) Bila kekuatan patroli kecil (2 s/d 6 orang).

POKKO

POKTAI POKPAM

(1) Kelompok komando hanya selama dalam perjalanan.


(2) Pada pelaksanaan kegiatan di sasaran kelompok
komando berfungsi sebagai kelompok pengintai.
(3) Digunakan dalam tugas patroli intai titik.

b) Bila kekuatan patroli satu regu.

POKKO

UNSUR TAI UNSUR


PAM

POK POK POK POK POK


TAI-A TAI-B PAM-A PAM-B PAM-C

- Kelompok komando terpisah hanya dalam perjalanan.

(1) Pada pelaksanaan kegiatan di sasaran berfungsi


sebagai salah satu kelompok pengaman.
(2) Digunakan dalam tugas patroli intai titik dan
pengamatan suatu daerah yang sempit.

c) Bila kekuatan patroli lebih dari setengah peleton.

POKKO

UNSUR UNSUR UNSUR


TAI-1 TAI-2 TAI-3

POK POK POK POK POK POK POK POK POK


PAM PAM PAM PAM PAM PAM PAM PAM PAM
A
+TAI B
+TAI C
+TAI D
+TAI E
+TAI F
+TAI G
+TAI H
+TAI I
+TAI
6

a) Kelompok komando terpisah hanya dalam perjalanan.


b) Pada pelaksanaan kegiatan di sasaran berfungsi
sebagai salah satu kelompok pengaman dan pengintai.
c) Digunakan dalam patroli intai daerah maupun
pengamatan daerah yang luas.
d) Jumlah unsur pengintai tergantung dari luasnya daerah
yang diintai.

2. Patroli Tempur.Secara umum ada dua bentuk organisasi patroli


tempur.

a) Terdiri dari satu kelompok bantuan.

POKKO

UNSUR UNSUR
PAM PENYERANG

PAM-1 PAM-1 PAM-1 POK POK POK POK


BU BAN TWN DLL

b) Terdiri dari dua atau lebih kelompok bantuan.

POKKO

UNSUR UNSUR UNSUR


PAM BAN PENYERANG

POK POK POK POK POK POK POK POK


PAM PAM PAM BAN BAN BU TWN DLL

Unsur-unsur pada patroli tempur terdiri dari kelompok


komando, unsur pangaman, unsur penyerang. Dapat juga terdiri dari
kelompok komando, unsur pengaman, unsur penyerang dan unsur
bantuan. Hal yang membedakan kedua bentuk organisasi ini adalah
bahwa pada pengorganisasian patroli tempur dimana unsur bantuan
berdiri sendiri dilaksanakan bila pada pelaksanaan tugas patroli,
senjata yang ada pada unsur bantuan tidak dapat dikendalikan
langsung oleh seorang komandan kelompok bantuan. Pada
prinsipnya dalam suatu patroli tempur harus ada kelompok bantuan,
kelompok penyerbu dan kelompok pengamanan. Sedangkan
kelompok yang lainnya dibentuk berdasarkan tugas pokok
patroli.Contoh;kelompok yang bertugas membawa tawanan disebut
kelompok tawanan, kelompok yang bertugas menghancurkan
sasaran disebut kelompok penghancur dan lain-lain.
7

f. Memilih Anggota, Senjata dan Perlengkapan.

1) Memilih Anggota. Pemilihan anggota terbatas organik yang


dipimpin Komandan Patrolikecuali anggota yang mempunyai
kualifikasi/kemampuan khusus (jaupan, ahli ranjau, ahli peledak, ahli bahasa
dll) jangan memilih anggota yang diperkirakan akan menggangu
pelaksanaan tugas sakit, dll.

2) Memilih Senjata.Memilih senjata harus di dasarkan kepada jenis


senjata yang di perlukan untuk pelaksanaan tugas.Jumlah dan jenis senjata
yang memerlukan angkutan harus dipertimbangkan masalah pengangkutan.
3) Memilih Perlengkapan.Secara umum ada lima macam pemilihan
perlengkapan yaitu :

a) Dalam perjalanan. Peralatan yang membantu kemudahan


mencapai sasaran yaitu peta, kompas, teropong, tali penolong,
kawat, amunisi dan sebagainya.
b) Alat kendali. Radio, peluit, lampu senter, pistol isyarat dan
sebagainya.
c) Makanan dan minuman. Tiap anggota membawa minum
masing-masing dan bekal makan di bawa jika gerakan akan
melampaui waktu makan.
d) Didaerah sasaran perlengkapan yang digunakan di sasaran
seperti alat peledak, tali pengikat tawanan, lampu senter dan
sebagainya.
e) Perlengakapan rutin/perorangan dasar meliputiponco, kaos
kaki,kaos tangan,obat-obatan dan sebagainya.

g. Pengeluaran Perintah Peringatan. Patroli memerlukan waktu untuk


persiapan,oleh karena itu perintah peringatan harus secepat mungkin disampaikan
kepada semua anggota patroli termasuk yang di perbantukan. Bila hal ini tidak
memungkinkan maka perintah peringatan di berikan kepada komandan bawahan
(kelompok) dan mereka akan meneruskan kepada anggotanya.

- Contoh : Bentuk perintah peringatan Komandan Patroli.


1) Tugas. Tim kita (Tim Kala) akan melaksanakan tugas
penyergapan ke Fatoahi CO.5850 3060 tidak ada gerakan sebelum pukul
13.00
2) Instruksi umum.

a) Organisasi.
(1) Pokko : 3 orang (Lettu Badri, Serda
Andi,Prada Amir)
(2) Pok Pam 1 : 3orang (SerdaKomar, Prada
Marijo,Praka Marwah).
(3) Pok pam 2 : 2 orang (Koptu Warijo, Praka Udin).
(4) Pok Pam 3 : 3 orang (Kopda Kabul, Praka
Damak,PratuUjo).
(5) Pok Penyerbu : 8 orang (Serda Waroka, Kopda
Bahrun,Pratu Udin, Pratu Mukti,
Pratu Sopar,Pratu Irwansyah, Pratu
Wagino, PratuAnwar).
8

(6) Pok Bantuan : 4 orang (Kopda Supar, Praka


Darsono, Pratu Sudi, Pratu
Sihombing).
(7) Pok Matsas : 2 orang (Kopral Juki,KopralPoltak).
(8) Pok Tawanan : 2 orang (Pratu Ida bagus, Pratu
Korobo).

b) Pakaian dan perlengkapan.

(1) Pakaian. Seluruh Anggota Gunakan PDL tanpa


lokasi dengan topi rimba.
(2) Perlengkapan. Perlengkapan perorangan tiap
kelompok gunakan 1 ransel, surat pengenal tinggal di BO.

c) Persenjataan Munisi dan Peralatan.


(1) Persenjataan dan munisi.
SS-1 =23 pucuk dengan munisi Butir/cuk.
Minimi =2 pucuk dengan munisi 400 butir/cuk.
(2) Peralatan. Tiap kelompok membawa 1 tali tubuh

d) Rantai Komando dan Jabatan.

JABATAN JABATAN
NO NAMA PANGKAT NRP ALKAPSUS
DIPERJALANAN DISASARAN
1 2 3 4 5 6 7

1. Badri Lettu 27008 Danpat Danpat Pistol


isyarat,peta,k
ompas,pluit,s
enter
2. Andi Serda 35763 Wadan pat Dan unsur
pam di TB
sas

3. Waroka Serda 38732 Dan pok bu Dan Pok Bu Kompas

4. Komar Serda 364521 Pembawa Dan Pok


kompas Pam 1

5. Warijo Koptu 364321 Dan Pok Pam Dan pok Pam


2 2

6. Supar Kopda 341367 Dan Pok Bant Dan Pok Kompas


Bant

7. Juki Kopda 867508 Dan Pok Dan Pok


Matsas Matsas

8. Ida Bagus Praka 234098 Penghitung Dan Pok Teropong


langkah tawanan
9

e) Rencana kegiatan di BO.

NO WAKTU KEGIATAN TEMPAT OLEH

1. 13.30 Prin ingat Di BO Dan Pat.

2. 13.45 Makan pagi dan persiapan BO Semua.

3. 15.45 Pengeluaran Printah Patroli Di maket Dan Pat.

4. 16.15 Pemeriksaan Awal BO Wadan Pat.

5. 16.30 Latihan Pendahuluan Medan yang Dan Pat.


telah ditentukan
6. 19.15 Pemeriksaan Akhir BO Dan Pat.

7. 19.30 Bergerak Titik Semua


Pemberangkata
n

f) Waktu, tempat, pakaian dan perlengkapan untuk menerima


perintah patrol.

Waktu :
Tempat :Didepan maket
Pakaian dan perlengkapan :PDL I membawa senjata

3) Instruksi khusus. (Hanya berisi instruksi dalam rangka perencanaan


dan persiapan )

a) Wadan Pat siapkan maket.


b) Serda Waroka siapkan tempat untuk latihan pendahuluan.
c) Kopda Supar bagi amunisi sesui rencana.
d) Prada Amir adakan pengecekan radio dan sesuaikan
canelnya.
e) Kopral Juki siapkan peta, kompas dan teropong.
f) Serda Komar, Prada Amir bersama saya nanti melaksanakan
patrol intai.
g) Pedomani rencana kegiatan di BO yang saya buat ada di
sana.

h. Koordinasi (Berlanjut).Lakukan koordinasi sebanyak mungkin sebelum


meninggalkan tempat penerimaan perintah. Koordinasi dapatdi lakukan sebelum
atau setelahpengeleuaran perintah patroli dan secara terus-menerus selama
memungkinkan.Adapun koordinasi yang harus dilakukan :

1) Gerakan didaerah kawan. Satuan-satuan yang akan dilalui oleh


patroli, perlu diberitahu supaya tidak membahayakan atau merintangi yang
tidak perlu.

2) Keluar masuk daerah kawan. Petunjuk jalan diperlukan, terutama


bila akan melalui lapangan ranjau atau kawat berduri.
10

3) Bantuan tembakan. Perhatikan lima kepentingan bantuan tembakan:

a) Menimbulkan korban pada musuh.


b) Mengalihkan perhatian musuh.
c) Melindungi gerakan dengan asap.
d) Memberi penerangan dengan cahaya.
e) Membentuk pemeliharaan arah dan menentukan kedudukan.

i. Pengintaian.

1) Idealnya Komandan Patrol melaksanakan pengintaian di medan yang


sebenarnya. Pada umumnya, bilamana situasi tidak memungkinkan maka
pengintaian dilaksanakan di atas peta maupun foto udara.

2) Dalam keadaan tertentu jika ada fasilitas pesawat maka pengintaian


dilaksanakan dari udara untuk meneliti route, perubahan benda-benda
medan dan kegiatan musuh.

3) Jika kekuatan patroli tempur cukup besar sedangkan jaraknya jauh


dan waktu kurang dan patroli intai tidak dapat kembali ke basis operasi,
maka Danpat menentukan suatu tempat daerah penyelaman/titik temu untuk
bertemu patroli. Di tempat itulah info hasil pengintaian akan di berikan
kepada Danpat, walaupun demikian pengintaian komandan dari TB Sas
tetap dilaksanakan sebagai pengintaian terakhir sebelum melibatkan seluruh
patroli. Pada situasi seperti ini, kegiatan melengkapi Rensem di BO tidak
menunggu patroli intai tiba. Dalam perintah patroli tetap menjelaskan
rencananya dengan berpedoman pada peta dan informasi yang sudah ada,
dengan menyampaikan (sewaktu-waktu rencana dapat berubah jika telah
ada informasi yang lebih jelas dari pengintai yang akan bertemu di daerah
penyelaman/titik temu.

4) Hal-hal yang di intai antara lain :

a) Titik pemberangkatan.
b) Rute dan kemungkinan formasi yang di gunakan.
c) Rencana TB jal.
d) TB Sas.
e) Sasaran dan rencana penempatan kelompok di sasaran.
f) Daerah bahaya dan rintangan.
g) Titik masuk ke daerah kawan.
h) TB akhir.

j. Menyempurnakan Rencana Sementara. Setelah pengintaian


dilaksanakan, Komandan Patrolisegera menyempurnakan dan melengkapi
rencananya dengan memasukan ke dalam format perintah patroli. Komandan
Patroli harus yakin bahwa seluruh kegiatannya akan berjalan dengan baik dan
efektif. Hal-hal yang perlu di sempurnakan adalah :

1) Tugas-tugas khusus bagi unsur-unsur kelompok dan perorangan.

2) Route berangkat dan kembali.


11

3) Pelaksanaan Patroli. Rencana dengan cermat tiap-tiap tindakan


yang akan dilaksanakan :

a) Formasi dan perintah gerakan.


b) Keluar masuk daerah kawan.
c) TB dan kegiatan di TB.
d) Tindakan bila kontak dengan musuh.
e) Tindakan di daerah bahaya.
f) Tindakan di sasaran.

4) Tanda-tanda isyarat dan sandi.


5) Kedudukan Komandan Patroli.

k. Mengeluarkan Perintah Patroli. Sebelum anggota dikumpulkan oleh


Wadan Patroli, maka terlebih dahulu menjelaskan bentuk maket kepada Komandan
Patroli. Wadan Patroli mengumpulkan anggota dan menyusun tiap kelompok
mengelilingi maket yang telah dibuat untuk memudahkan Komandan Patroli dalam
memberikan perintah. Tepat pada waktu yang telah ditentukan Wadan Patroli lapor
kepada Danpat bahwa anggota telah siap menerima perintah.

1) Cara memberikan perintah patroli :

a) Berbicara harus tegas, jelas dan singkat kepada semua


anggota.
b) Laksanakan orientasi model, jelaskan model yang telah dibuat
dihadapkan medan yang sebenarnya, berikan kesempatan bertanya
kepada anggota kusus mengenai model setelah orientasi selesai.
c) Memulai perintah. Sebelum masuk kepada perintah Komandan
Patroli harus menyampaikan bahwa anggota tidak boleh bertanya
sebelum perintah seluruhnya selesai.

2) Pengeluaran perintah dengan urutan format yang telah ditentukan.

Contoh : Perintah Patroli.

1) Keadaan.

a) Musuh. Cuaca, medan, tanda pengenal, kedudukan


kegiatan dan kekuatan satuan musuh.
b) Pasukan kawan. Tugas kesatuan satu tingkat lebih atas,
kedudukan dan rencana gerakan pasukan, tetangga, bantuan
tembakan untukpatroli, tugas route patroli lain.
c) Pemberian dan penerimaan BP.

2) Tugas pokok. Sebutkan tugas pokok patroli yang harus


dilaksanakan dengan pedoman formulasi tugas yaitu SIABIDIME.
3) Pelaksanaan.

a) Konsep Operasi. Rencana penggunaan unsur/kelompok dan


anggota patroli selama gerakan ke sasaran, kegiatan di sasaran dan
kembali dari sasaran.
12

b) Tugas-tugaskelompok. Tugas-tugas khusus dari unsur-


unsur, kelompok-kelompok, perorangan baik selama di perjalanan,
kegiatan di sasaran maupun kembali dari sasaran.
c) Instruksi koordinasi.

(1) Waktu berangkat dan kembali.


(2) Formasi dan perintah gerakan.
(3) Route berangkat,route kembali dan route cadangan.
(4) Meninggalkan dan memasuki kembali daerah kawan.
(5) TB dan tindakan-tindakan di TB.
(6) Tindakan bila kontak dengan musuh.
(7) Tindakan di daerah berbahaya.
(8) Kegiatan di sasaran.
(9) Latihan pendahuluan.
(10) Laporan Patroli (Briefing).

4) Administrasi dan logistik.

a) Makanan (ransum).
b) Senjata dan munisi.
c) Pakaian dan perlengkapan (menyatakan anggota-anggota
yang akan membawa dan menggunakan).
d) Cara merawat orang luka dan tawanan.

5) Komando dan Perhubungan.

a) Perhubungan.

(1) Tanda-tanda yang digunakan dalam patroli.


(2) Hubungan dengan atasan, tanda panggilan radio,
frekwensi utama dan cadangan, waktu laporan dan tanda-
tanda khusus yang digunakan.
(3) Sandi suara.

b) Komando.

(1) Urutan pimpinan/rantai komando.


(2) Tempat Komandan Patroli dan Wadan Patroli selama
gerakan di daerah bahaya dan di sasaran.

l. Pemeriksaan. Sangat penting dan harus dilaksanakan sehingga


memungkinkan untuk melaksanakan persiapan yang sempurna.Pemeriksaan
menentukan tingkat kesiapan mental dan fisik. Pemeriksaan dilakukan, yaitu :

1) Pemeriksaan Awal. Dilaksanakan sebelum latihan


pendahuluan/setelah perintah patroli dikeluarkan. Tujuannya untuk
memeriksa kelengkapan dari perlengkapan dan peralatan yang akan di
bawa tugas nantinya tidak ada yang terlupakan dan siap untuk digunakan
serta pengetahuan akan tugas. Bila patroli kekuatannya kecil dapat di
lakukan langsung oleh Danpat atau Wadanpat, para komandan unsur dan
komandan kelompok bagi patroli yang kekuatanya besar (Kompi ke atas).
Setiap anggota harus menerima kritik dan saran rekan-rekanya dan
13

memperbaiki/melengkapi sebelum pemeriksaan akhir. Komandan harus


membuat catatan atas kekurangan anggotanya.

2) Pemeriksaan Akhir. Kegiatan ini dilaksanakan setelah latihan


pendahuluan sesaat sebelum patroli bergerak. Tujuannya adalah
melaksanakan pengecekan akhir terhadap semua kekurangan pada waktu
pemeriksaan awal sudah seharusnya tidak terlihat lagi apabila masih ada
sesuai waktu yang ada segera dilengkapi/diperbaiki.

m. Latihan Pendahuluan. Latihan pendahuluan memberikan


keyakinan,kecakapan beroperasi dari patroli. Bila patroli akan dilaksanakan malam
hari, maka latihan diadakan siang dan malam hari.Bila mungkin gunakan medan
yang menyerupai medan daerah tugas. Semua gerakan harus dilatihkan, bila
waktu kurang cukup bagian-bagian penting saja.Pelaksanaan latihan pendahuluan
adalah sebagai berikut :
1) Pelaksanaan latihan Komandan Patroli menjelaskan masing-masing
dan urut-urutan kegiatan.
2) Ulangi latihan, kali ini tanpa suara, cukup dengan tanda-tanda isyarat.
3) Ulangi sekali lagi latihan pada keadaan yang hampir menyerupai
keadaan sebenarnya (malam hari).

6. Macam-macam Patroli Pengintaian.

a. Patroli Pengintaian Titik. Adalah suatu patroli yang bertugas mencari


keterangan tentang suatu kedudukan khusus atau suatu medan yang relatif sempit,
pelaksanaan tugas tersebut dilaksanakan dengan mengintai, mengamati atau
menyelidiki secara cermat terhadap kedudukan dimaksud.

b. Patroli Pengintaian Daerah. Adalah suatu patroli yang bertugas


mencari keterangan pada suatu daerah yang relatif luas atau untuk mendapatkan
keterangan pada beberapa kedudukan yang berada pada suatu daerah yang luas.
Pelaksanaan tugas dilaksanakan dengan cara pengintaian, pengamatan atau
dengan cara melakukan pengintaian beberapa titik di tempat yang telah ditentukan
berada dalam satu daerah.

c. Patroli Pengintaian Route. Komandan mungkin menghendaki


informasi tetang musuh, rintangan, kondisi dan medan kritik disepanjang dan
disekitar route.

7. Dasar-dasar Patroli Pengintaian. Dasar-dasar berikut ini dapat digunakan


untuk berbagai bentuk Patroli Intai, adapun dasar tersebut adalah :

a. Dapatkan seluruh keterangan yang diperlukan.

b. Hindari pendeteksian atau usaha pendeteksian musuh.

c. Lakukan tindakan pengamanan secara terus menerus, baik disepanjang


route maupun selama kegiatan di sasaran.

8. Pelaksananan Kegiatan Patroli Pengintaian. Dalam pelaksanaan pengintaian


titik, ada beberapa cara yang dapat dilaksanakan. Namun satu hal yang harus diingat
14

adalah bahwa pelaksanaan pengintaian baru dapat dilaksanakan setelah pengintaian


komandan.
a. Pengintaian tunggal mengelilingi sasaran.

1) Patroli bergerak dari titik berkumpul (TB) menuju titik pencar (TP).
2) Kelompok pengaman menempatkan diri pada kedudukan yang telah
ditentukan.
3) Bila kelompok pengaman telah menempatkan kedudukannya maka
kelompok pengintai segera bergerak mengelilingi sasaran.
4) Cara mengelilingi sasaran dapat dilakukan baik searah dengan jarum
jam maupun berlawanan dengan arah jarum jam.
5) Pada kedudukan dimana ia dapat mengamati sasaran secara jelas ia
harus berhenti, mengompas ke sasaran dan menentukan perkiraan jaraknya
ke sasaran, kemudian mencatat apa yang dilihatnya dari kedudukan
tersebut serta mencantumkan saat pengintaian tersebut dilakukan.
6) Begitu terus menerus dilaksanakan sampai ia dapat mengelilingi
sasaran dan mendapatkan informasi tentang sasaran dan membuat bagan
tentang sasaran termasuk kedudukan musuh yang ada di sasaran tersebut.
7) Bila pengintaian telah selesai dilaksanakan, seluruh kelompok
kembali ke titik berkumpul sasaran.
8) Kelompok pengaman mundur ke titik berkumpul sasaran setelah
kelompok pengintai mundur.

PENGINTAIAN TITIK TGGL MENGELILINGI SASARAN PAM PASIF

SAS

KET :

: ROUTE PENGINTAIAN
: ARAH KOMPAS DAN JARAK TP
: KDDK PENGINTAIAN
: KDDK PENGAMAN

TB
SAS
15

PENGINTAIAN TITIK TGGL MENGELILINGI SASARAN PAM AKTIF

SAS

KET :

: ROUTE PENGINTAIAN
: ARAH KOMPAS DAN JARAK TP
: KDDK PENGINTAIAN
: KDDK PENGAMAN

TB
SAS

b. Pengintaian Rangkap Mengelilingi Sasaran:

1) Patroli bergerak dari titik berkumpul sasaran ke titik pencar (TP).


2) Patroli berhenti di titik pencar (TP). Kelompok pengaman masuk
kedudukan.
3) Setelah kelompok pengaman masuk kedudukan, pengintaian
dilaksanakan.
4) Kelompok pengintai-1 bergerak ke kiri dan kelompok pengintai-2
bergerak ke kanan.
5) Pada tiap kedudukan dimana kelompok pengintai dapat mengamati
dengan jelas maka mereka harus mengompas dan membuat perkiraan jarak
ke sasaran kemudian mencatatnya termasuk apa yang dilihat di sasaran
serta mencantumkan saat pengintaian tersebut dilaksanakan.
16

6) Begitu seterusnya dilaksanakan sampai kedua kelompok pengintai


tersebut bertemu pada suatu titik temu.

7) Setelah mereka bertemu di titik temu kemudian mundur ke titik


berkumpul sasaran.
8) Kelompok pengaman mundur ke titik berkumpul sasaran
dilaksanakan setelah kelompok pengintai mundur.

PENGINTAIAN RANGKAP MENGELILINGI SAS PAM AKTIF

TT

SAS

KET :

: ROUTE PENGINTAIAN
: ARAH KOMPAS DAN JARAK TP
: KDDK PENGINTAIAN
: KDDK PENGAMAN

TB
SAS
17

PENGINTAIAN RANGKAP MENGELILINGI SASPAM PASIF

TT

SAS

KET :

: ROUTE PENGINTAIAN
: ARAH KOMPAS DAN JARAK TP
: KDDK PENGINTAIAN
: KDDK PENGAMAN

TB
SAS

c. Pengamatan Jarak Jauh. Pengamatan jarak jauh adalah pengamatan


terhadap sasaran yang dilaksanakan dari suatu titik yang cukup jauh dari sasaran,
namun dapat mengamati sasaran dengan baik. Pertimbangan cara ini adalah bila
pengintaian dari dekat tidak memungkinkan. Namun cara ini adalah cara yang
paling banyak dan sering dilakukan.Kelompok pengaman menempatkan diri dari
suatu kedudukan dan harus dapat mengamankan kelompok pengintai. Bila dari
suatu titik tidak dapat dilakukan pengumpulan keterangan secara lengkap maka
dapat ditetapkan beberapa titik sebagai tempat untuk melakukan pengamatan.

d. Pengamatan Jarak Dekat. Yang dimaksud pengamatan jarak dekat


adalah suatu pengamatan ke sasaran yang dilakukan dari suatu kedudukan dalam
18

jarak tembakan efektif senjata ringan musuh. Pertimbangan penggunaan cara ini
adalah bila keadaan medan dan aktifitas musuh memungkinkan bagi Patroli Intai.
Cara yang dilaksanakan sama dengan pengamatan jarak jauh dimana kelompok
pengaman ditempatkan pada suatu kedudukan yang dapat melindungi kegiatan
kelompok pengintai.

9. Evaluasi.

a. Sebutkan langkah-langkah perencanaan dan persiapan dalam patroli !

b. Sebutkan bentuk organisasi dalam patroli intai !

c. Dalam perencanaan dan persiapan patroli ada tahap mengeluarkan perintah


patroli. Jelaskan cara mengeluarkan perintah patroli tersebit !

d. Jelaskan pelaksanaan latihan pendahuluan dalam patroli !

e. Sebutkan dasar-dasar patroli pengintaian !

f. Sebutkan macam-macam patroli pengintaian !

g. Jelaskan pelaksanaan pengintaian tunggal mengelilingi sasaran !

h. Jelaskan pengintaian rangkap mengelilingi sasaran !

BAB III
PATROLI PERTEMPURAN

10. Umum. Salah satu faktor keberhasilan suatu paroli adalah tergantung kepada
perencanaan, pengintaian, latihan pendahuluan dan persiapan yang baik. Dalam tugas
patroli sebagaimana halnya dengan tugas-tugas yang lain, kegiatan perencanaan dan
persiapan dari seorang komandan adalah melaksanakan kegiatan prosedur pimpinan
pasukan.Dalam patroli, prosedur tersebut lebih dikenal dengan langkah-langkah
perencanaan dan persiapan patroli.Langkah ini harus dilakukan secara berurutan oleh
Komandan patroli walau dalam keadaan keterbatasan waktu sekalipun. Oleh karenanya,
latihan yang intensif dan benar sangat diperlukan agar setiap komandan dapat mencapai
tingkat keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Adapun langkah-
langkah perencanaan dan persiapan patroli yang harus dilaksanakan oleh pejabat
Komandan Patroli.

11. Patroli Keamanan. Suatu patroli disusun dan dibentuk untuk dapat
melaksanakan kegiatan di sasaran dengan hasil yang maksimal. Perencananan,
persiapan dan latihan pendahuluan ditujukan untuk keberhasilan kegiatan di sasaran.
Kegagalan pada kegiatan di sasaran berarti kegagalan melaksanakan tugas pokok bagi
patroli tersebut.

a. Organisasi Tugas. Organisasi patroli keamanan dapat disusun dalam


kelompok-kelompok seperti halnya Patroli Tempur yang lain atau dapat juga
disusun dalam formasi regu organik. Dasar pertimbangan yang paling utama dalam
19

penyusunan organisasi tugas adalah ada atau tidaknya keterangan tentang musuh
yang diketahui dan kemungkinan kontak dengan musuh.

b. Macam-macam Patroli Keamanan. Patroli keamanan dapat dikenal


dalam dua peristilahan:

1) Patroli keamanan yang bergerak bersama induk pasukan.

2) Patroli keamanan yang dikeluarkan oleh induk pasukan/satuan yang


tidak bergerak. Patroli keamanan yang bergerak bersama induk pasukan
tidak dikatagorikan sebagai patroli yang dibahas dalam buku ini. Patroli
tersebut ialah nama satuan yang dikeluarkan oleh kawal depan dalam
rangka melindungi gerak maju induk pasukan yang lebih besar.
Pengorganisasian seperti ini terdapat pada bagian dari operasi serangan
yaitu pemindahan pasukan. Kegiatan satuan “Patroli Pelopor” dalam tugas
ini tidaklah sama dengan apa yang dimaksud oleh kegiatan Patroli Tempur
lainnya (periksa definisi tentang patroli). Oleh karena itu, jenis “patroli”

a) Patroli keamanan dengan tugas pembersihan daerah (patroli


mencari dan menghancurkan musuh).
b) Patroli keamanan dengan tugas mencari penembak Runduk.
c) Patroli keamanan dengan tugas pengamanan daerah.

c. Perlengkapan.

a. Patroli keamanan dipersenjatai dan dilengkapi sesuai dengan situasi


musuh dan macam kontak dengan musuh yang akan terjadi.

b. Komunikasi dengan Satuan Atas sangat penting oleh karenanya radio


yang dibawa adalah radio yang mampu melaksanakan hubungan terhadap
seluruh daerah yang menjadi tanggungjawabnya.

d. Formasi. Dalam pelaksanaan tugasnya seluruh formasi yang ada dalam


patroli pada umumnya dapat dipergunakan. Oleh karena tugas yang dilaksanakan
pada umumnya adalah mengamankan daerah serta mencari dan menghancurkan
musuh yang mana kekuatan dan kedudukan musuh tidak jelas maka formasi yang
digunakan hendaknya dapat menjawab kepentingan pelaksanaan tugas tersebut.
Formasi “Telur” (Oval) adalah formasi yang paling ideal, baik untuk patroli
keamanan dengan tugas pengamanan daerah maupun patroli keamanan dengan
tugas mencari dan menghancurkan musuh. Patroli ini baik untuk di perjalanan
maupun pada medan terbuka atau tertutup yang masih dapat dilalui, kerugian
adalah sulit dalam pengendalian. Dengan formasi telur maka dapat menjamin
kekenyalan patroli terhadap serangan baik dari depan, samping dan belakang.
20

GAMBAR FORMASI OVAL

Pam

Kompas

Danpat
Ban Rang
Tung kah

Pam Wadanpat Pam

Rang Ban
Pam

Catatan :

1) Jika personel bergerak ke kanan maka kelompok komando langsung


bergeser ke belakang kelompok pengaman kanan, sehingga pengaman
kanan akan menjadi pengaman depan dan seterusnya.
2) Pengesan jejak, khusus jika diperlukan dapat ditempatkan di depan
pengaman depan dengan jarak  ½ sampai dengan 1 meter dari pengaman
depan. Jika tidak diperlukan berada di belakang kelompok komando.
3) Pada prinsipnya kelompok-kelompok yang merupakan suatu
kesatuan yang terdiri dari kelompok pengaman, kelompok bantuan dan
kelompok penyerang yang bergerak baik di depan, di kanan di kiri maupun
di belakang akan bertindak sebagai unsur pangkal tembak bila musuh yang
menyerang dari arah yang paling berdekatan dengan kelompok tersebut.
Sedang sisa patroli merupakan unsur yang akan melambung atau
meningkar terhadap ke dudukan musuh.

e. Prinsip-prinsip.

a. Sekali patroli keamanan kontak dengan musuh, patroli harus


berusaha menghancurkannya, bila tidak mampu ia harus mengikat dan
melaporkannya.
b. Wakil Komandan Patroli biasanya memimpin unsur pengikat,
Komandan Patroli selalu memimpin unsur yang melambung.

f. Patroli Keamanan Dengan Tugas Pembersihan Daerah.

a. Pada umumnya pelaksanaan patroli keamanan dilaksanakan dengan


cara mencari dan menghancurkan musuh, oleh karena itu mencari musuh
harus dilaksanakan secara maksimal. Usaha ini dapat dilakukan dengan
cara mencari jejak dan bekas-bekas musuh, menggunakan penduduk
setempat yang telah di bina dan benar-benar dapat dipercaya atau dengan
menggunakan anjing pelacak. Medan kritik yang akan dilalui harus diintai
21

terlebih dahulu dan selanjutnya dikuasai sebelum dilewati. Apabila patroli


harus melalui lembah maka ketinggian-ketinggian yang ada di sekitar
lembah harus diintai dan dikuasai lebih dahulu dan di amankan.
b. Pengorganisasian patroli keamanan dalam rangka pembersihan
daerah ini sama dengan pengorganisasian patroli tempur yang lain. Unsur-
unsur keamanan dan unsur penyerang disusun dalam kelompok-kelompok
menurut kebutuhan. Kelompok bantuan tembakan, kelompok tawanan dan
sebagainya, dapat disusun bila diperlukan.
c. Pada suatu medan tertutup maka pembersihan daerah dapat
dilaksanakan dengan lima cara, yaitu dengan cara : “Kipas”, cara “Garu”,
cara “Kembang”, cara “Menyusuri sungai” dan cara “Sapu”. Dalam suatu
operasi lawan insurjensi maka pencarian dan penghancuran insurjen pada
suatu daerah tertentu dapat menggunakan kelima cara ini.
1) Cara Kipas.

BASIS
OPERASI

42

2) Cara Garu.
P

D Q

C Z

B R

A
S
K X
L BASIS
OPERASI
M N
22

3) Cara Kembang :

BASIS
OPERASI

4) Cara Sapu

a b c d p q r s
500 m 50 m
s/d s/d
1000 m 100 m

A B C D P Q R S

5) Cara Menyusuri Sungai

BASIS
OPERASI
23

Pelaksanaan pembersihan daerah dengan kelima cara ini adalah


dengan cara menggerakan satu atau beberapa patroli dari suatu basis
operasi/suatu poros tertentu. Bila hanya satu patroli yang digerakan maka
pelaksanaan pembersihan tidak boleh melebihi 1 Km persegi per hari.

d. Tindakan bila kontak dengan musuh:

1) Patroli lebih dahulu melihat musuh dimana musuh sedang bergerak


ke arah patroli.

a) Anggota yang melihat musuh segera memberikan tanda


isyarat bahwa musuh datang ke arahnya.
b) Patroli dihentikan oleh Komandan Patroli, Komandan Patroli
meyakinkan keterangan tersebut.
c) Komandan Patroli segera memberikan isyarat untuk
melaksanakan penghadangan gopoh.
d) Dengan cepat kelompok-kelompok mensejajarkan diri dengan
kelompok pengaman dengan ujung kanan dan kiri dari patroli adalah
kelompok pengaman lainnya.
e) Kelompok bantuan yang ada di belakang dan kelompok
pengaman belakang dipimpin oleh Wakil Komandan Patroli
melaksanakan pengawasan belakang.
f) Perintah buka dan hentikan tembakan diberikan oleh
Komandan Patroli.
g) Bila waktu memungkinkan maka penghadangan gopoh ini
dilakukan dari samping arah gerakan musuh.

2) Patroli lebih dahulu melihat musuh dimana musuh tidak sedang


bergerak (beristirahat).

a) Patroli secara rahasia mendekat kekedudukan musuh yang


telah diketahui.
b) Kelompok pengaman digunakan untuk menutup jalan keluar
masuk dan mengisolasi musuh.
c) Serangan dilakukan secara mendadak dan agresif (seperti
patroli penyergapan).

3) Patroli dan musuh sama-sama melihat (dari depan).

a) Kelompok pengaman dan kelompok bantuan yang ada di


depan membentuk formasi bersaf menduduki kedudukan yang
terlindung menjadi unsur pangkal tembakan yang akan dipimpin oleh
Wakil Komandan Patroli.
b) Sisa patroli menyerang dari lambung atau dari punggung
musuh di bawah pimpinan komandan patroli (dengan tetap
mensiagakan satu kelompok pengaman untuk mengamankan
punggung).
c) Bila medan tidak memungkinkan untuk melambung maka
serangan dilaksanakan secara frontal dengan cara tembak dan gerak.

4) Patroli terlihat oleh musuh dan ditembak lebih dahulu.


24

a) Saat patroli di tembak musuh maka seluruh anggota langsung


berteriak “kontak depan/kontak kanan/kontak kiri atau kontak
belakang”.
b) Bagian patroli yang terdekat dengan musuh langsung menjadi
pangkal tembak, sambil berusaha mencari kedudukan untuk
membalas menembak.
c) Sementara itu kelompok yang lain mengambil kedudukan pada
sektornya masing-masing sehingga seperti kedudukan dalam
pertahanan keliling (Wakil Komandan Patroli yang meng-
koordinasikan).
d) Komandan Patroli melaksanakan perkiraan cepat dan
menentukan arah dan cara serangan.
e) Selama pelambungan dilaksanakan maka unsur yang
melaksanakan pangkal tembakan dipimpin oleh Wakil Komandan
Patroli.

g. Patroli Keamanan Dengan Tugas Mencari Penembak Runduk. Patroli


yang bertugas mencari penembak runduk biasanya berkekuatan kurang dari satu
regu, bergerak dalam kelompok dua orang atau lebih. Dua kelompok bekerja sama.
Satu kelompok bergerak di depan dan kelompok yang lain melindunginya. Patroli
ini harus bergerak secara perlahan, karena lawan kemungkinan menduduki
beberapa tempat yang tersembunyi dan siap untuk menembak. Patroli harus
bergerak dengan teliti pada suatu daerah yang telah ditentukan, terutama waspada
terhadap pohon besar. Tiap kedudukan yang dicurigai sebagai tempat penembak
runduk harus diperiksa dengan teliti. Bila diketahui kedudukan penembak runduk,
maka kelompok yang satu harus mengikat dari depan dan kelompok yang lain
mengepung dari samping atau belakang. Teknik kelompok tersebut bergerak
adalah:

1) Jika kemungkinan kecil untuk bertemu dengan musuh menggunakan


tehnik “Bergerak Tetap”.

20 S.D 100 METER


A B

a) Jarak antara kelompok tergantung pada medan, yang penting


adalah tiap kelompok dapat saling mengawasi, melindungi dan
memberi tanda isyarat. Jarak perorangan  5 s/d 20 meter (dalam
kelompok).
b) Kelompok depan akan bergantian dengan kelompok belakang
setelah beberapa waktu lamanya agar tidak terlalu tegang.
c) Kelompok depan akan mengikat sedangkan kelompok
belakang melakukan perlindungan.
25

2) Jika ada kemungkinan ketemu dengan musuh menggunakan teknik


“Ulat Kilan”.

50 M A(3) A(4)
A(2) 50 M
A(1) B(2) B(3)
B(1)
50 M

a) Kelompok depan akan diganti dengan kelompok belakang


setelah beberapa waktu lamanya agar tidak selalu tegang.
b) Kelompok belakang akan bergerak mendekati kelompok depan
yang sedang berhenti sambil berlindung dan mengamati medan di
depan. Selanjutnya setelah kelompok belakang berada di sekitar
kelompok depan dan telah mengambil kedudukan untuk mengamati
medan depan, kelompok depan bergerak maju ke depan ( 50 meter)
untuk selanjutnya berhenti dan mengamati medan depan, kemudian
memberi tanda agar kelompok belakang maju lagi dan seterusnya.

3) Jika besar kemungkinan untuk ketemu dengan musuh menggunakan


teknik “Lompat Katak”.

40 S.D 100 M
A A B
B
40 S.D 100 M

h. Patroli Keamanan dengan Tugas Pengamanan Daerah. Ada kalanya


suatu satuan mendapat tugas untuk mengamankan suatu daerah tertentu.Dalam
suatu operasi lawan Insurjen maka tugas pengamanan suatu daerah tertentu dapat
dilaksanakan oleh satuan setingkat Peleton atau Kompi, tergantung luas atau
sempit daerah tersebut, dominan atau tidaknya daerah tersebut. Guna
melaksanakan tugasnya, maka satuan tersebut harus menyelenggarakan patroli
keamanan dengan tugas pengamanan daerah.

1) Tugas. Tugas yang harus dilaksanakan oleh patroli keamanan


jenis ini antara lain:

a) Mencegah infiltrasi musuh.


b) Menghancurkan infiltrasi musuh yang memasuki daerah
tanggung jawabnya.
26

b. Tujuan. Tujuan penyelenggaraan patroli keamanan dengan


tugas pengamanan daerah ini adalah:

a) Agar penduduk yang berada di sekitar daerah tersebut/yang


diduduki merasa aman dari ancaman Insurjen sehingga dapat
melaksanakan pekerjaan rutinnya dalam rangka menunjang
kehidupan sehari-hari.
b) Agar penduduk timbul rasa kepercayaan kepada aparat
pemerintahan setempat.

c. Organisasi dan Formasi. Sesuai dengan tugas yang harus


dilaksanakan dan kemungkinan kontak yang terjadi dengan musuh maka
kekuatan patroli ini sebaiknya minimal satu regu dan maksimal satu peleton
dengan diorganisasikan seperti patroli keamanan dengan tugas
pembersihan daerah. Formasi yang dapat digunakan selama pelaksanaan
patroli juga seperti dalam formasi patroli keamanan dengan tugas
pembersihan daerah.

d. Pelaksanaan. Gerakan patroli jenis ini biasanya diawali dari


suatu basis operasi, mengelilingi daerah tanggungjawabnya dan kembali ke
basis operasi. Tindakan yang harus dilakukan bila kontak dengan musuh
pada prinsipnya harus dapat menghancurkannya, menggunakan teknik
seperti pada patroli keamanan dengan tugas pembersihan daerah.

12. Patroli Penyergapan.

a. PengertianPenyergapan adalah suatu serangan pendadakan pada kedudukan


atau instalasi musuh dengan tidak bermaksud mendudukinya tetapi bertujuan
untuk :

1) Menghancurkan, menawan personel atau merebut perlengkapan musuh.

2) Membebaskan tawanan.

3) Menghancurkan instalasi musuh.

Tugas ini harus direncanakan secara tepat dengan keterangan tentang sasaran yang
jelas dan teliti serta sebaiknya dilaksanakan oleh satuan yang relatif kecil namun
memungkinkan untuk tugas tersebut. Kekuatan dan organisasinya didasarkan pada
faktor TUMMPAS.

a. Perencanaan. Dalam perencanaan, hal yang perlu dipertimbangkan


antara lain :

1) Saat pelaksanaan serbuan. Sebaiknya pada saat yang rawan (saat


pergantian siang dan malam, hujan, kabut atau tengah malam).

2) Serbuan.Serbuan diarahkan pada bagian medan dimana musuh tidak


dapat melaksanakan pelolosan.

3) Route gerakan baik menuju maupun kembali dari sasaran.


27

4) Pengunduran cepat yang terencana.

b. Tindakan di Sasaran.

1) Penempatan unsur pengaman.

a) Pada bagian medan dekat sasaran yang dapat mengamankan


kegiatan di sasaran.
b) Di titik berkumpul sasaran.

2) Tugas unsur pengaman.

a) Memberikan peringatan/berita cepat atas datangnya


musuh/bala bantuannya ke sasaran.
b) Menutup jalan pendekat musuh maupun jalan pelolosan
dengan tembakan.
c) Melindungi pengunduran unsur penyerang ke titik berkumpul
sasaran.

3) Kekuatan kelompok pengaman pada suatu kedudukan minimal dua


orang.

4) Saat masuk kedudukan.

a) Unsur pengaman dapat masuk kedudukan selama pengintaian


komandan berlangsung.Hal ini berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut :

(1) Perlu pengaman selama proses pengintaian komandan.


(2) Terdapat aktivitas musuh yang dapat menggagalkan
pengintaian komandan.
(3) Medan di sekitar sasaran kurang menguntungkan
pelaksanaan pengintaian.

b) Komandan Patroli dapat juga menempatkan kelompok


pengaman pada kedudukannya sebelum unsur penyerang bergerak
dari titik berkumpul sasaran. Hal yang harus diperhatikan adalah
bahwa lamanya kelompok pengaman masuk kedudukan ditentukan
oleh Komandan Patroli berdasarkan perkiraan waktu yang dibutuhkan
untuk menempati kedudukan tersebut.

5) Kegiatan unsur pengaman.

a) Selama gerakan unsur penyerang memasuki kedudukannya,


ia harus dapat memberikan informasi tentang musuh.
b) Ia menembak hanya bila diketahui musuh atau atas perintah
Komandan Patroli.
c) Setelah serbuan dimulai, kelompok pengaman menutup jalan
keluar masuk daerah sasaran dan mencegah perkuatan musuh serta
melindungi pemunduran.
28

d) Mundur ke titik berkumpul sasaran atas perintah atau tanda


isyarat yang telah ditentukan.

6) Unsur penyerang.

a) Kelompok bantuan.

(1) Saat masuk kedudukan.Kelompok bantuan masuk


kedudukan bersama kelompok dan unsur penyerang
lainnya.Kelompok ini bergerak dari titik berkumpul sasaran ke
titik pencar (TP) paling depan.
(2) Kedudukan.

(a) Cukup dekat ke sasaran untuk dapat menguasai


sasaran secara efektif.
(b) Bila tidak terdapat kedudukan yang
menguntungkan hendaknya dipertimbangkan
penempatannya pada kelompok penyerbu.

(3) Arah tembakan pokok senapan mesin maupun senjata


kelompok yang lain harus ditentukan oleh Komandan Patroli
pada saat pengintaian komandan.
(4) Pelaksanaan buka tembakan dan hentikan ataupun
alihkan tembakan atas perintah dari Komandan Patroli,
menggunakan tanda isyarat yang telah ditentukan.
(5) Biasanya, sesaat sebelum mengundurkan diri ia
melindungi kelompok penyerbu dan kelompok khusus
mengundurkan diri. Segera setelah mereka mundur baru ia
mundur ke titik berkumpul sasaran.

b) Kelompok penyerbu.

(1) Selama bergerak dari titik berkumpul sasaran ke titik


pencar (TP), kelompok ini berada di belakang kelompok
bantuan.
(2) Saat masuk kedudukan bersama-sama dengan
kelompok bantuan dimana ia berpencar dengan kelompok
tersebut di titik pencar (TP).
(3) Kedudukan kelompok penyerbu:

(a) Sebaiknya berbentuk huruf “L” (90) terhadap


kelompok bantuan.
(b) Kelebaran penempatan kelompok penyerbu
sebaiknya selebar sasaran yang dihadapi, sehingga ia
dapat menutup/meliput seluruh sasaran.

(4) Saat pelaksanaan penyergapan.

(a) Setelah isyarat buka tembakan diberikan,


kelompok penyerbu menembak secara serentak
bersama kelompok bantuan. Tujuannya adalah untuk
29

mendapatkan pendadakan secara maksimal dan


keunggulan tembakan, sehingga sasaran dapat
dilumpuhkan.

(b) Ada kalanya penyergapan dimulai dengan


penyergapan senyap oleh kelompok senyap terhadap
kelompok musuh atau kelompok bantuan membuka
tembakan, sedangkan unsur penyerang bergerak
secara merayap mendekat ke sasaran. Bila tembakan
dihentikan/dialihkan segera kelompok penyerbu
menyerbu masuk ke sasaran.

(c) Bila dengan jalan pertama sasaran belum


berhasil dilumpuhkan maka ia meminta bantuan senjata
lintas lengkung yang ada padanya melalui peninjau
depan (kalau memang dilengkapi).

(d) Bila sampai batas waktu yang telah ditentukan


sasaran tetap belum berhasil dilumpuhkan, maka
Komandan Patroli dapat memerintahkan atau
memberikan isyarat serbuan untuk melaksanakan
serbuan. Serbuan dilaksanakan dengan agresif dan
cepat dengan menggunakan tembak gerak serta
merangkak/merayap sampai ke sasaran. Gerakan
penyerbuan dilakukan dengan cara berlari, merangkak
dan merayap mulai dari hubungan 2 atau 3 orang
sampai dengan perorangan dan dari suatu perlindungan
ke perlindungan yang lain. Hal ini dilakukan jika sekitar
sasaran masih ada tempat untuk berlindung. Pada
situasi dimana di sekitar sasaran sama sekali tidak ada
lindung tembak dan tinjau maka kelompok penyerbu
menyerbu secara serentak dengan secepat-cepatnya
sambil melepaskan tembakan terarah dengan rentetan
pendek ke arah musuh.

(e) Bila musuh pada saat dimulai serbuan telah


berhasil dilumpuhkan, maka serbuan dilaksanakan
dengan cepat ke sasaran dengan tetap memelihara
kewaspadaan sekeliling.

(f) Konsolidasi yang bersifat sementara


dilaksanakan oleh kelompokpenyerbu di tepi jauh
sasaran, sekaligus melaksanakan pengamanan
setempat dalam rangka melindungi kelompok khusus
melaksanakan tugasnya.

(g) Bila tugas penyergapan adalah penghancuran


instalasi musuh, maka kelompok penyerbu setelah
menyerbu dan membinasakan personel musuh serta
melindungi kelompok khusus melaksanakan tugasnya
dari tepi jauh sasaran, maka mereka harus kembali ke
kedudukan awal serbuan. Hal ini dilakukan setelah
30

kelompok penghancur yang menyiapkan peledakan


sasaran melaporkan kepada Komandan Patroli
“PELEDAKAN SIAP”.Pada malam hari kelompok
penghancur yang berada di sasaran dan kelompok
pengamat sasaran harus mengarahkan gerakan
kelompok penyerbu. Tujuan kelompok penyerbu
kembali ke kedudukan awal serbuannya adalah untuk
menghindari akibat penghancuran dan meyakinkan
bahwa tidak ada anggota yang berada di dekat instalasi
yang akan dihancurkan.

(h) Bila tugas penyergapan bukan penghancuran


suatu instalasi maka setelah tanda isyarat pengunduran
diberikan, kelompok penyerbu langsung mundur ke titik
pencar dan titik berkumpul sasaran.

(5) Pelaksanaan pengunduran.

(a) Atas perintah Komandan Patroli atau dengan


tanda isyarat yang telah ditentukan sebelumnya,
kelompok penyerbu mundur secara cepat.
(b) Pengunduran dilaksanakan dari kedudukan awal
serbuan bila sasaran tersebut harus dihancurkan dan
dari kedudukan konsolidasi sementara di tepi jauh
sasaran bila sasaran tidak harus
dihancurkan/diledakkan.

c) Kelompok khusus. Yang dimaksud dengan kelompok khusus


ini adalah kelompok yang melaksanakan tugas khusus di sasaran
seperti halnya kelompok penghancur, kelompok tawanan, kelompok
tandu dan lain-lain.
(1) Gerakan dari titik berkumpul sasaran ke sasaran.
Kelompok khusus ini bergerak ke sasaran dari titik berkumpul
sasaran di belakang kelompok penyerbu.
(2) Penempatan di sasaran. Penempatan kelompok khusus
ini biasanya di belakang kelompok penyerbu.
(3) Pelaksanaan kegiatan di sasaran. Kelompok ini
melaksanakan tugasnya di sasaran atas petintah Komandan
Patroli setelah kelompok penyerbu berhasil melaksanakan
konsolidasi sementara di tepi jauh sasaran.
(4) Pelaksanaan pengunduran.Pelaksanaan pengunduran
dilaksanakan bersama kelompok penyerbu atas perintah
Komandan Patroli.
d) Kelompok penghancur.
(1) Bila di sekeliling sasaran terdapat rintangan kawat
harmonika atau rintangan yang sejenis, tugas kelompok
penghancur harus membuka rintangan tersebut pada saat
isyarat buka tembakan diberikan oleh Komandan Patroli atau
sebelumnya asalkan dapat menjaga kerahasiaan.
(2) Bila patroli penyergapan bertugas untuk
menghancurkan instalasi musuh maka tugas kelompok
penghancur selain meng-hancurkan sasaran adalah
31

mengarahkan kelompok penyerbupada saat kelompok


penyerbu kembali ke kedudukan awal, agar alat peledakan
yang telah disiapkan tidak rusak/terganggu.
(3) Peledakan dilaksanakan atas perintah Komandan
Patroli.

e) Kelompok senyap. Kelompok ini dapat dibentuk bila diketahui


bahwa sasaran dijaga ketat oleh pos penjaga musuh. Tujuan
pembentukan kelompok ini adalah untuk membunuh secara senyap
pos musuh yang akan membahayakan pelaksanaan
penyergapan.Biasanya pembunuhan senyap dilakukan sebelum
kelompok dari unsur penyerang masuk kedudukannya. Pelaksanaan
senyap harus dilaksanakan secara rahasia dimana tidak boleh
menggagalkan tugas pokok. Kemungkinan kegagalan ini harus
menjadi pertimbangan Komandan Patroli. Selesai melaksanakan
tugasnya, ia dapat bergabung dengan kelompok khusus lainnya atau
dengan kelompok penyerbu. Jika personel patroli terbatas, maka
kelompok senyap dapat dirangkap oleh kelompok penyerbu atau
kelompok khusus lainnya.

f) Kelompok pengamat sasaran.

(1) Pada saat pelaksanaan pengintaian komandan,


kelompok pengamat sasaran ini biasanya selalu dibawa dan
ditempatkan pada suatu tempat/kedudukan setelah titik pencar
(TP) dan berada pada suatu bagian medan yang dapat
mengamati musuh di sasaran. Komandan Patroli sebaiknya
menentukan cara hubungan antara dirinya dan kelompok
pengamat sasaran.
(2) Kelompok pengamat sasaran ditarik dari kedudukannya
oleh Komandan Patroli setelah kelompok dari unsur penyerang
dihentikan, oleh Komandan Patrolidi titik pencar (TP).
(3) Bila tugas patroli penyergapan adalah tugas
penghancur instalasi maka kedudukannya selama kegiatan di
sasaran adalah bagian paling kanan dan paling kiri dari
kelompok penyerbu. Tugas pokoknya adalah menuntun
kelompok penyerbu mundur ke kedudukannya sebelum
penghancur dilaksanakan. Pada malam hari ia pun menuntun
dengan cara menggunakan senter yang kacanya telah diberi
warna merah. Senter ini dinyalakan pada kedudukannya
sebagai batas kiri dan kanan dari kelompok penyerbu.
(4) Bila tugas patroli penyergapan bukan tugas penghancur
instalasi maka ia dapat memperkuat kelompok penyerbu pada
saat serbuan ke sasaran dilaksanakan.

g) Kelompok tawanan. Kelompok ini dibentuk bila tugas patroli


harus membuat tawanan. Ia melaksanakan tugasnya bersama
kelompok khusus lainnya. Jika personel terbatas maka kelompok
tawanan ini dapat dirangkap oleh kelompok lainnya yang ada pada
unsur penyerang.
h) Unsur Bantuan. Pelaksanaannya tugas unsur bantuan
disasaran sama dengan kelompok bantuan.
32

c Tindakan di Titik Berkumpul Sasaran Setelah Kegiatan di


Sasaran.Tindakan yang dilaksanakan, antara lain:
1) Penempatan kembali kedudukan semula dalam titik berkumpul
sasaran oleh Komandan Patroli dibantu Wakil Komandan Patroli.
2) Pengambilan perlengkapan yang ditinggalkan selama kegiatan di
sasaran.
3) Laporan konsolidasi masing-masing kelompok kepada Komandan
Patroli.
4) Penyebar luasan keterangan bila keadaan memungkinkan.
5) Siap melanjutkan gerakan ke daerah penyeleman (DL) atau kembali
ke basis operasi/ke daerah kawan.

POK POK
PAM PAM

SAS

POK
MATSAS

TP

TB
SAS
33

POK
BU

POK POK
PAM PAM

SAS

POK
BAN

TP

TB
SAS

13. Patroli Penghadangan.PengertianPanghadangan adalah suatu serangan


mendadak dari suatu kedudukan yang bersembunyi terhadap sasaran yang bergerak atau
sasaran yang berhenti dalam waktu yang singkat.Hal ini dapat dilakukan hanya dengan
tembakan saja atau dengan menyerbu dan menghancurkannya.

a. Tujuan.

1) Penghancuran. Hal ini adalah merupakan tujuan utama.Ini


dilakukan dengan menempatkan unsur penyerang dekat/rapat ke daerah
penghancuran untuk mempercepat penyerbuan. Penghadangan untuk
penghancuran biasanya dilakukan pada medan yang tertutup dimana
gerakan musuh sangat terbatas dan keunggulan daya tempur ada pada kita.

2) Mengganggu. Hal ini merupakan tujuan yang kedua. Meskipun


penghadangan ini tidak/kurang menimbulkan kerugian secara fisik, akan
tetapi sangat penting artinya dari segi moril dan psikologis. Apabila
penghadangan sering dilakukan, maka akan memaksa musuh untuk segan
melakukan patroli, melakukan konvoi atau membawa perbekalan.
Penghadangan yang berhasil manyebabkan musuh menjadi kurang agresif
dan lebih suka bertahan, enggan untuk melakukan patroli, konvoi atau
bergerak dalam kelompok yang kecil, panik dan akhirnya inisiatif dan daya
tempurnya menurun.

b. Istilah.
34

1) Daerah penghadangan.Adalah suatu bagian medan dimana peng-


hadangan dilakukan.

2) Kedudukan penghadangan.Adalah suatu bagian medan di daerah


penghadangan yang diduduki secara phisik oleh penghadang.

3) Daerah penghancuran.Adalah bagian dari daerah penghadangan


dimana tembakan dipusatkan untuk menjebak, mengisolasi dan
menghancurkan musuh.

4) Unsur penyerang. Adalah bagian dari patroli yang bertugas untuk


menembak dan menyerbu ke daerah penghancuran.

5) Unsur pengaman. Adalah bagian dari patroli yang bertugas


mengamankan dan memberikan peringatan awal kepada patroli.

6) Unsur bantuan.Adalah bagian dari patroli yang memberikan


tembakan kepada unsur penyerang dengan mangerahkan tembakannya
pada arah sekitar daerah penghancuran.

c. Penghadangan Titik.

1) Penghadangan titik adalah suatu penghadangan yang dilaksanakan


dengan menempatkan pasukan penghadang pada suatu tempat pada route
pendekat musuh yang diharapkan.Penghadangan ini dapat berdiri sendiri
atau merupakan bagian dari patroli penghadangan daerah.

2) Formasi penghadangan titik.

a) Formasi Garis. Unsur penyerang biasanya ditempatkan


sejajar dengan gerakan musuh yang dapat berupa aliran sungai, jalan
setapak atau jalan besar. Kedudukan unsur penyerang sejajar
sepanjang daerah penghancuran menghadapi sasaran pokok.
Besarnya sasaran yang dapat dijebak di daerah penghancuran
dibatasi oleh daerah yang mana unsur penyerang secara efektif
dapat menutup dengan tembakan yang terpusat. Sasaran dapat
disekat dengan rintangan alam, ranjau, bahan peledak dan tembakan
langsung ataupun tidak langsung.Formasi ini sangat efektif untuk
digunakan pada penghadangan di medan yang tertutup dimana
sasaran sulit bermanuver atau di medan terbuka dimana salah satu
lambungnya dibatasi rintangan alam atau dibatasi oleh ranjau dan
jebakan yang lain. Keuntungan formasi ini adalah mudah dalam
pengendalian dalam berbagai kondisi.
35

PADA BAGIAN LAMBUNG SEBAIKNYA DIBATASI DENGAN RANJAU JEBAKAN ORANG ATAU KOMB

XXXXXXXXXXXXXXXX

DAERAH PENGHANCURAN

POK POK
PAM PAM
UNSUR
PENYERANG

TP

TB SAS
POK PAM

b) Formasi ”L”. bentuk formasi ini adalah variasi dari bentuk


garis. Unsur penyerang ditempatkan dua bagian yaitu kelompok
penyerbu ditempatkan sejajar dengan daerah penghancuran dan
kelompok bantuan membentuk sudut 90 terhadap kelompok
penyerbu atau penempatan unsur penyerang sejajar dengan daerah
penghancuran dan penempatan unsur bantuan membentuk sudut 90
terhadap unsur penyerang. Formasi ini dapat digunakan pada jalan
atau sungai yang lurus atau pada suatu tikungan jalan/sungai yang
tajam.

DAERAH PENGHANCURAN

JALAN YANG UNSUR POK


CUKUP BESAR SAS BANTUAN

UNSUR/POK
PENYERANG/
PENYERBU

c) Formasi Z. Formasi ini juga merupakan variasi yang lain dari


formasi garis. Unsur/kelompok penyerang ditempatkan sejajar
dengan daerah penghancuran dan unsur/kelompok bantuan
36

membentuk sudut 90 terhadap unsur/kelompok bantuan pada kedua


ujungnya. Bentuk ini digunakan untuk:

(1) Mencegah musuh lari atau mencegah musuh


memperkuat.
(2) Menutup daerah penghancuran.
(3) Membatasi/ menutup lambung.
(4) Mencegah pendadakan khususnya dari lambung.

DAERAH PENGHANCURAN

JALAN YANG POK


CUKUP BESAR BANTUAN
SAS

UNSUR/POK
PENYERANG

POK
BAN

d) Formasi T. Dalam formasi T, unsur penyerang dan unsur


bantuan ditempatkan melintang terhadap kemungkinan gerakan
musuh. Formasi ini dapat digunakan siang maupun malam hari dan
baik untuk melaksanakan penghadangan di daerah terbuka seperti di
sawah, daerah bertegal dan tempat penyeberangan.

(1) Pasukan yang kecil dapat menggunakan formasi ini


untuk mengganggu, memperlambat dan mendisorganisasikan
gerakan musuh yang lebih besar. Ranjau, jebakan dan
rintangan dipasang pada sisi-sisi daerah penghancuran dari
pasukan yang dihadang, kelompok penyerangan dan
kelompok bantuan memusatkan tembakan pada daerah
penghancuran dan segera mundur tanpa terlibat pertempuran
yang menentukan.
(2) Formasi ini dapat digunakan untuk mencegah kelompok
musuh yang bergerak di medan terbuka pada siang maupun
malam hari. Bentuk formasi ini cukup efektif untuk mencegah
infiltrasi.
(3) Kerugian dari formasi ini ialah bila menghadapi musuh
yang kuat yang bergerak tersebar.Oleh karena itu formasi ini
sebaiknya digunakan bila cara bergerak dan arah datangnya
musuh telah yakin diketahui.
37

KEMUNGKINAN
GERAKAN MUSUH

S
A
S

POK
UNSUR
POK PAM
PENYERANG
PAM

(4) Penghadangan dengan menggunakan formasi ini jika


dilakukan di medan terbuka (sawah) harus betul menjaga
kerahasiaan dan pendadakan dengan cara semua anggota
tiarap/bersembunyi dan muncul dengan tiba-tiba setelah
musuh berada di daerah penghancuran.

e) Formasi “V”. Vormasi ini sangat baik bila digunakan pada


medan terbuka tetapi juga dapat digunakan pada medan tertutup.
Unsur penyerang ditempatkan pada kedua sisi route gerakan sasaran
sehingga membentuk huruf “V”.Pengamanan arah tembakan harus
benar-benar diyakini untuk mencegah tembakan dari suatu kelompok
mengarah ke kelompok yang lain.
Bila digunakan pada medan tertutup salah satu unjung dari kelompok
penyerang yang membentuk huruf V harus dapat dan membuka
tembakan hanya pada jarak dekat.

POK PAM POK PAM

POK BU &PAM
POK BU &BAN

S
A
S
38

f) Formasi segi tiga. Formasi segi tiga pada prinsipnya


digunakan jika arah gerakan musuh belum jelas dan hanya bisa
dilakukan oleh patroli penghadang dengan kekuatan satu peleton
atau lebih. Formasi segi tiga ini dapat dibagi menjadi dua macam,
yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam penggunaan dan
pelaksanaannya.
(1) Segi tiga tertutup. Formasi ini digunakan pada jalan
yang bercabang atau pertigaan jalan.Unsur penyerang dibagi
menjadi dua kelompok yang masing-masing menduduki pada
sisi segi tiga yang dekat/sejajar dengan jalan. Unsur bantuan
dibagi menjadi empat kelompok yang kedudukannya berada
pada ujung segi tiga dan di tengah segi tiga (khusus kelompok
mortir). Unsur pengamanan dibagi menjadi empat kelompok
yang menduduki tempat sebelah luar dari kelompok SO dan
pada salah satu sisi segi tiga yang tidak dekat/sejajar dengan
jalan. Unsur pengaman yang berada pada ujung segi tiga juga
berfungsi sebagai peringatan awal/dini/cepat (Early Warning)
selain untuk mengamankan dan menutup jalan keluar masuk
daerah pengamanan. Daerah penghancuran disiapkan pada
dua tempat yaitu di jalan yang berhadapan dengan kalompok
penyerbu.
(a) Keuntungan dan kerugian.
i) Keuntungan dari penghadangan dengan
formasi segi tiga tertutup adalah :
(i) Dapat menghadang musuh yang
datang dan menuju arah maupun.
(ii) Pengamanan ke segala jurusan.
(iii) Pengendalian mudah.
ii) Kerugiannya adalah rawan terhadap
tembakan lintas lengkung musuh dan tidak
memanfaatkan semua kekuatan  satu pertiga
bagian saja.
(b) Pelaksanaan. Pada saat musuh muncul,
kelompok pengaman yang paling dekat dengan arah
datangnya musuh memberi isyarat. Kemudian
Komandan Patroli memberi petunjuk agar semuanya
siap. Setelah musuh masuk ke daerah penghancuran,
Komandan Patroli memerintahkan buka tembakan yang
akan didahului oleh tembakan dari kelompok bantuan
pada kedua ujung sisi itu, kemudian kelompok
penyerang/penyerbu menyusul menembak dengan
padat dan agresif. Jika ada granat tangan, maka dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.Pada saat pelaksanaan
penghadangan tersebut kelompok penyerbu, bantuan
dan pengaman yang tidak terlibat tetapi siap dan
waspada pada sektornya sambil menunggu perintah
dari Komandan Patroli.Jika diperlukan kelompok-
kelompok tersebut dapat dilibatkan untuk
39

membantu/memberi perkuatan. Kelompok pengaman


selalu memperhatikan arah keluar masuk daerah
penghadangan.
Setelah Komandan Patroli merasa bahwa musuh
sebagian besar telah dilumpuhkan, maka ia akan
memerintahkan untuk meng-hentikan tembakan dan
kelompok penyerbu melaksanakan serbuan.Selanjutnya
patroli akan konsolidasi dan segera tinggalkan daerah
penghadangan.

(c) Hal-hal yang perlu diperhatikan.


i) Kelompok-kelompokdalam menyiapkan
kedudukan penghadangan harus memperhatikan
bahwa kedudukannya tidak saja hanya terlindung
dari arah sektornya saja, melainkan juga harus
terlindung dari arah sektor kelompok lainnya.
ii) Prinsip penghadangan lain tetap harus
diperhatikan dan dilaksanakan.

(2) Formasi segitiga terbuka. Formasi ini hanya dilakukan


dalam tugas gangguan. Formasi ini digunakan oleh satuan
yang kekuatannya relatif kecil untuk memberikan kerugian
yang besar bagi pasukan musuh yang kuat. Unsur penyerang
dibagi dalam tiga kelompok yang masing-masing kelompok
mempunyai tiap sudut dari suatu bentuk segitiga yang memuat
daerah penghadangan.Bila musuh masuk daerah peng-
hancuran, kelompok penyerang yang berada di front depan,
membuka tembakan terhadap sasaran. Bila musuh membalas
menyerang, kelompok tersebut mulai mengundurkan diri dan
kelompok penyerang yang berada di sisi/samping mulai
menembak. Bila kelompok penyerang yang disamping
tersebut diserang maka kelompok penyerang yang berada di
sisi lain mulai menembak. Proses tersebut diulangi sampai
sasaran atau musuh tersebut menderita kerugian yang besar.
(a) Segitiga terbuka. (penghadangan untuk
penghancuran). Unsur penyerang juga dibagi menjadi
tiga kelompok menempati titik sudut dari segi tiga
dengan jarak  200 s/d 300 meter.Daerah peng-
hancuran terletak di dalam segi tiga tersebut.Bila musuh
mulai masuk daerah penghancuran, kelompok
penyerang yang terdekat mulai menembak musuh.
Selanjutnya satu atau dua kelompok penyerbu secara
langsung menyerang untuk menghancurkan musuh
tersebut, formasi tersebut diatas sangat tepat bila
dilakukan oleh Peleton atau lebih.

(b) Kerugian dari formasi ini antara lain :

(1) Kesulitan pengendalian didalam


melakukan serangan.Perlu koordinasi yang teliti
untuk meyakinkan bahwa serangan atau
40

manuver tidak akan tertembak oleh kelompok


lain.
(2) Tempat penghadangan harus merupakan
medan yang dapat memberikan perlindungan
bagi pasukan penyerang.

FORMASI SEGITIGA TERTUTUP

KEMUNGKINAN ARAH MUSUH

RAH
CUR POK RAH
BAN CUR
PAM

POK SERBU/
POK SERBU/ RANG
RANG POK
BAN

POK
POK
BAN / PAM
POK PAM BAN / PAM

KEMUNGKINAN ARAH MUSUH KEMUNGKINAN ARAH MUSUH

FORMASI SEGI TIGA TERBUKA

Musuh dikepung satu


Kelompok membuka tembakan Musuh

Musuh menyerang, kelompok


Yang membuka tembakan mundur,
Kelompok yang kedua membuka
tembakan

Musuh menyerang, kelompok


ketiga buka tembakan
Kelompok kedua mundur
41

Musuh menyerang, kelompok


ketiga mundur

Musuh terpecah dan mende-


rita kerugian, sedangkan
pasukan penghadang meng-
hindari pertempuran yang
menentukan

g) Formasi segi empat. Formasi segi empat pada


prinsipnya sama dengan penghadangan menggunakan formasi segi
tiga terbuka.

FORMASI SEGI EMPAT TERBUKA

Jarak antara kelompok


200 – 300 meter DAERAH
PENGHANCURAN

Musuh masuk daerah penghancuran, SAS


kelompok yang terdekat membuka
tembakan.

Musuh mencoba untuk manuver, atau lolos


lari, kelompok lain yang dekat dengan
sasaranmenembak.
sas

Selanjutnya kelompok lain juga menembaki


musuh yang mencoba manuver atau
mencoba meloloskan diri.
sas

Satu kelompok atau lebih dapat


melakukan manuver, untuk menghancurkan sas
musuh.
42

Jarak antara kelompok


DAERAH
200 – 300 meter. PENGHANCURAN

Musuh masuk daerah penghancuran,


kelompok yang lain terdekat membuka sas
tembakan.

Musuh mencoba manuver, atau lari maka


kelompok yang terdekat mulai menembak.

Kelompok yang lain mulai menembak bila


musuh mencoba manuver atau lari dekatnya.

Satu kelompok atau lebih dapat menyerang


bersama sama atau menyerang menghancurkan
musuh.

d. Prinsip prinsip. penyerbu. Hal tersebut adalah :

1) Kelompok Pengaman. Kelompok ini sebaiknya diorganisasikan


dan diperlengkapi untuk dapat memberikan peringatan awal/dini. Tugas
kelompok pengaman dalam kegiatan di sasaran dapat merupakan sebagian
atau keseluruhan dari hal-hal sebagai berikut :

a) Mengamankan lambung.
b) Memberikan peringatan awal kepada Komandan Patroli bila
musuh datang.
43

c) Menutup ujung daerah penghancuran untuk mencegah


pelolosan maupun perkuatan musuh.
d) Mencegah usaha musuh untuk mengepung kedudukan
penghadangan.
e) Melindungi pemunduran unsur penyerang.

Kelompok ini memasuki kedudukan penghadangan sebelum


kelompok lain masuk kedudukkan. Mereka harus dapat mengawasi dan
melaporkan gerakan musuh sementara kelompok bantuan dan kelompok
penyerbu masuk kedudukan. Kelompok pengaman menembak hanya bila
diketahui oleh musuh atau atas perintah Komandan Patroli. Setelah
penghadangan dimulai, kelompok pengaman menutup kedudukan
penghadangan, melindungi pengunduran dan mundur atas perintah atau
berdasarkan koordinasi yang telah ditentukan.

2) Kelompok Bantuan. Kelompok ini dapat terdiri dari senjata


kelompok baik senapan mesin, mortir maupun senjata lawan tank.
Kedudukan kelompok bantuan juga harus mempunyai perlindungan yang
baik dari daerah penghancuran. Kedudukan senjata otomatis harus
mempunyai lapangan tembak yang membabat ke arah daerah
penghancuran. Bila akan dilaksanakan penyerbuan ke daerah
penghancuran, Komandan Patroli harus memberikan tanda hentikan
tembakan atau alihkan tembakan kepada kelompok bantuan, hendaknya
dipertimbangkan penempatannya pada kelompok penyerbu.

3) Kelompok Penyerbu. Kelompok ini diorganisasikan untuk


menembak dan menyerbu musuh di daerah penghancuran. Untuk tugas
penghadangan dimana harus menghancurkan sasaran, dapat dibentuk
kelompok penyerbu dan kelompok penghancur. Tugas kelompok
penghancur ini adalah untuk menghancurkan sasaran setelah berhasil
diserbu oleh kelompok penyerbu. Kelompok penyerbu masuk kedudukan
setelah kelompok pengaman dan kelompok bantuan masuk pada
kedudukannya. Bila penghadangan telah dimulai maka kelompok bantuan
dan kelompok penyerbu membuka tembakan secara serentak ke arah
daerah penghancuran sampai ada tanda hentikan atau alihkan tembakan.
Atas perintah Komandan Patroli kelompok penyerbu menyerbu ke sasaran
dan melaksanakan pengamanan di tepi jauh sasaran. Kelompok khusus
melaksanakan tugasnya di sasaran dilindungi oleh kelompok penyerbu.
Kelompok-kelompok tersebut adalah :

a) Kelompok penghancur menyiapkan peledakan pada sasaran


yang telah ditentukan.
b) Kelompok tawanan mencari tawanan.
c) Kelompok pencari dokumen mencari dokumen.

4) Isyarat/perintah buka tembakan. Dalam penghadangan hanya


dilakukan oleh Komandan Patroli. Penentuan teknik isyarat buka tembakan
ini ditentukan oleh Komandan Patroli pada perintah patrolinya. Selain isyarat
utama juga harus ditentukan isyarat cadangan yang akan diberikan apabila
isyarat utama tidak berfungsi. Hal ini sangat penting ditentukan dan
diketahui oleh seluruh anggotanya, karena kunci penghadangan selain
44

terletak pada faktor kerahasiaan juga terletak pada pendadakan.


Pendadakan dapat diperoleh secara maksimal dengan sasaran yang
sempurna dan juga dengan isyarat buka tembakan yang tepat, maka
seluruh kelompok bantuan dan penyerbu dapat membuka tembakan secara
serentak, dimana antara isyarat dan tembakan yang dihasilkan oleh isyarat
tidak terdapat selang waktu. Hal ini bertujuan agar tidak memungkinkan
musuh untuk menghindarkan diri dari daerah penghancuran atau membalas
tembakan dengan baik.

5) Pemilihan kedudukan penghadangan. Kedudukan ini dapat pada


tempat tertentu disepanjang jalan yang digunakan musuh.Kedudukan
penghadangan sebaiknya :

a) Medan yang mempunyai dominasi terhadap usaha anti


penghadangan.
b) Mempunyai lapangan tembak yang baik.
c) Tersembunyi untuk memperoleh pendadakan.
d) Terdapat rintangan alam atau buatan yang dapat digunakan
untuk mengurung di daerah penghancuran serta mencegah
pelolosan.

e. Cara Masuk Kedudukan Penghadangan. Saat memasuki kedudukan


adalah suatu saat yang rawan dalam penghadangan. Oleh karenanya keterangan
tentang musuh sangat penting. Untuk mengurangi kerawanan adalah dengan cara
melaksanakan urutan masuk kedudukan dengan benar dan tepat. Urutan tersebut
adalah :

1) Gerakan dari titik berkumpul sasaran ke titik pencar (TP). Dalam


gerakan ini urutan formasi yang dilaksanakan adalah kelompok pengaman,
kelompok bantuan, kelompok penyerbu dan kelompok khusus. Satu
kelompok pengaman harus ditinggalkan di titik berkumpul sasaran untuk
mengamankan di titik berkumpul sasaran. Patroli dihentikan di titik pencar.

2) Gerakan dari titik pencar (TP).

a) Kelompok pengaman memasuki kedudukan, segera setelah


patroli sampai di titik pencar (TP).
b) Bila kelompok pengaman diperkirakan telah pada
kedudukannya maka kelompok berikutnya yang memasuki
kedudukan adalah kelompok bantuan dan kemudian di ikuti kelompok
penyerbu dan kelompok khusus.
c) Penempatan kelompok bantuan sebaiknya di sebelah kiri dan
kanan kelompok penyerbu serta kelompok khusus berada di
belakang kelompok penyerbu di bawah pengawasan Wakil
Komandan Patroli dengan menunjuk beberapa orang untuk
menghadap ke arah belakang bersama wakil Komandan Patroli untuk
melindungi punggung.

3) Kegiatan sebelum siap dalam kedudukan.

a) Pemasangan tali komunikasi dikoordinasikan oleh Wakil


Komandan Patroli dibantu oleh anggota kelompok khusus. Tali
45

komunikasi ini harus dapat menghubungkan kelompok pengaman,


anggota yang di depan, Komandan Patroli dan Wakil Komandan
Patroli. Pemasangan tali ini terutama dilakukan bila penghadangan
berlanjut sampai malam hari.
b) Segera setelah masuk kedudukan maka senapan mesin yang
ada di kelompok bantuan menghadap/mengarah keluar daerah
penghancuran untuk melindungi kegiatan yang dilaksanakan dalam
kedudukan.
c) Kelompok pengaman harus menempatkan pos untuk
mencegah adanya pendadakan.
d) Tiap senapan harus memasang patok sektor tembakan. Untuk
anggota yang bersenjata senapan memasang patok dua buah,
masing-masing sebagai batas kiri dan kanan sektornya sedang
senapan mesin yang adadi kelompok bantuan harus memasang
empat buah patok untuk sektor kearah daerah penghancuran. Patok
ini akan sangat berguna bila penghadangan berlanjut sampai malam
hari dan sebaiknya disiapkan semenjak di basis operasi (dibawa dari
basis operasi ).
e) Samaran kedudukan harus dilaksanakan semaksimal
mungkin. Wakil Komandan Patroli harus melaksanakan pemeriksaan
atas pelaksanaannya.

4) Penghadang siap dalam kedudukan.

a) Bila penghadangan telah siap maka seluruh anggota harus


sudah siap pada kedudukannya untuk menunggu musuh datang.
b) Begitu saat penghadangan siap diisyaratkan oleh Komandan
Patroli maka senapan mesin yang berada di kelompok bantuan yang
berada di kiri dan kanan kelompok penyerbu segera mengarahkan
senjata ke daerah penghancuran.
c) Tidak satupun anggota boleh makan, minum dan lain-lainnya
yang dapat menimbulkan kecurigaan pada musuh.
d) Kegiatan selanjutnya adalah menunggu musuh.

f. Pelaksanaan Penghadangan.

1) Tanda/isyarat yang dapat diberikan antara lain:

a) Isyarat datangnya musuh, diberikan oleh kelompok pengaman,


biasanya dengan tali komunikasi yang telah dipasang.
b) Isyarat buka tembakan. Dilakukan oleh Komandan Patroli
setelah musuh masuk dalam daerah penghancuran. Biasanya dapat
menggunakan ranjau yang diledakan secara elektrik atau tembakan
otomatis.
c) Tanda hentikan tembakan. Dilakukan oleh Komandan Patroli,
dimana biasanya menggunakan peluit atau tanda pirotehnik.
d) Tanda mundur. Dilakukan oleh Komandan Patroli, biasanya
menggunakan peluit atau berupa perintah yang telah disandi.

2) Disiplin tembakan. Ini adalah kunci keberhasilan panghadangan.


Tembakan harus dilakukan segencar-gencarnya sampai isyarat hentikan
46

tembakan diberikan, dimana senapan mesin kelompok bantuan harus


segera menghadap ke luar daerah penghancuran.

3) Serbuan. Serbuan dilaksanakan dengan agresif ke arah sasaran


oleh kelompok penyerbu atas perintah Komandan Patroli.Kelompok khusus
memberikan kedalaman kepada kelompok penyerbu sasaran. Setelah
serbuan dilaksanakan, kelompok penyerbu melaksanakan pengamanan
setempat di tepi jauh daerah penghancuran (waspada terhadap rintangan
dan ranjau sendiri). Sementara Komandan Patroli mengeluarkan perintah
kepada kelompok khusus untuk melaksanakan tugasnya yang harus
dilaksanakan dengan cepat. Pada malam hari senter yang telah diberi filter
merah pada kacanya dapat digunakan oleh kelompok penghancur.
Sementara Wakil Komandan Patroli menggulung tali komunikasi yang telah
dipasang.

g. Pengunduran. Setelah tanda mundur diberikan oleh Komandan Patroli,


dengan cepat kelompok penyerbu, bantuan dan kelompok khusus mundur ke titik
berkumpul sasaran dengan dilindungi oleh kelompok pengaman. Kelompok
pengaman mundur setelah kelompok dari unsur penyerang mundur. Bila tujuan
penghadangan hanya mengganggu, maka mundur dilakukan dari kedudukannya
tanpa melaksanakan serbuan.

h. Kegiatan di Titik Berkumpul Sasaran. Setelah patroli sampai di titik


berkumpul sasaran maka tugas Wakil Komandan Patroli adalah menghitung jumlah
anggota dan mengkoordinasikan pengambilan perlengkapan anggota yang
ditinggal di titik berkumpul sasaran. Laporan hasil konsolidasi kepada Komandan
Patroli oleh para komandan kelompok yang meliputi personel, munisi, korban dan
hasil. Segera setelah laporan konsolidasi selesai, kegiatan selanjutnya adalah
penyebar luasan keterangan dengan cepat bila keadaan memungkinkan.

14. Pengakhiran. Dalam setiap selesaikegiatan melaksanakan Patroli,


Komandan Patroli melaksanakan kegiatan pengakhiran yaitu debriefing dan membuat
laporan patroli. Debriefing harus dilakukan dihadapan komandan satuan yang
mengeluarkan / memerintahkan patroli tersebut atau dihadapan Perwira yang ditunjuk
( kepala seksi atau Perwira lain )

15. Tata cara debriefing.

a. Sebelum pelaksanaan debriefing, Komandan Patroli harus


mempersiapanlaporan patrolinya, segala informasi yang berhasil dikumpulkan
harus dituliskan, berikut sket/bagan tentang sasaran (khusus Patroli Intai)

b. Komandan Patroli beserta anggota patroli harus hadir ditempat yang telah
ditentukan.

c. Komandan Patroli memberikan laporan patrolinya dan ia sebaiknya


memberikan laporan tersebut secara lisan walaupun laporan tertulis telah diberikan
kepada komandan atau perwakilan yang ditunjuk.
47

d. Seluruh anggota patroli berkwajiban menambahkan keterangan yang telah


dilaporkan oleh komandan patroli, bila ternyata terdapat kekurangan-kekurangan
berdasarkan yang telah dialaminya selama melaksanakan patroli.

e. Komandan Patroli dan seluruh anggota wajib menjawab pertanyaan yang


diberikan oleh Perwira debriefing berdasarkan hasil yang diperolehnya / dialaminya
selama pelaksanaan patroli.

16. Bentuk Laporan Patroli.

Macam Patroli :......................................................Tanggal .............................

Daerah : .....................................................

Peta : .....................................................

1. Kekuatan dan Komposisi.

Patoli : .....................................................

2. Tugas : ..............................................................

3. Waktu berangkat :............................................

4. Waktu kembali :............................................

5. Route ( Berangkat dan kembali berbeda ) :.........

6. Medan : Uraian tentang keadaan medan, berawa, hutan, kelebaran


hutan, daerah berkarang, kedalaman jurang dan legokan, kondisi jembatan (bentuk
ukuran, modelnya, kekuatan dan pengaruh terhadap berba)

7. Musuh : Kekuatan, kedudukan, kondisi pertahanan, perlengkapan,


persenjataan, semangat, moril, kedudukan yang pasti, gerakan dan
kemungkinan pindah kedudukan serta kegiatan yang dilakukan.

8. Koreksi Peta :.......................................................

9. Macam Informasi :.............................................

10. Hasil Pertempuran dengan musuh : Kedudukan musuh tanda-tanda (ciri-ciri)


musuh yang mati / luka-luka. Rampasan dokumen, perlengkapan dan tawanan.

11. Keadaan Patroli :............................................

12. Kesimpulan dan saran : Meliputi seberapa luas pekerjaan / tugas


dilaksanakan serta saran-saran tentang perlengkapan dan taktik Patroli.

Tanda tangan :....................................................


Nama :....................................................
Pangkat / NRP :...................................................
Kesatuan :...................................................
13. Tambahan Penjelasan
48

Dari Pemeriksa :...............................................

Tanda tangan :...............................................

Nama :...............................................

Pangkat / NRP :................................................

Kesatuan :................................................

17. Evaluasi.

a. Sebutkan cara pembersihan daerah di medan tertutup !

b. Sebutkan tehnik ulat kilan pada patroli keamanan apabila kemungkinan


ketemu dengan musuh !

c. Jelaskan tindakan dititik berkumpul sasaran setelah kegiatan disasaran !

d. Jelaskan bagaimana proses penghadangan titik pada formasi “V” !

e. Sebutkan kegiatan Komandan Patroli dalam proses pengakhiran setelah


melaksanakan kegiatan patroli !

f. Sebutkan tata cara debrifing dalam kegiatan proses pengakhiran dalam


patroli !

g. Jelaskan bentuk laporan dalam patroli !

BAB IV
EVALUASI AKHIR PELAJARAN

( Bukan Naskah Ujian )

18. Evaluasi Akhir.

a. Sebutkan langkah-langkah perencanaan dan persiapan dalam patroli !

b. Jelaskan rencana kegiatan di basis operasi !

c. Sebutkan dasar-dasar patroli pengintaiandalam patroli intai !

d. Dalam perencanaan dan persiapan di langkah ke perintah dan peringatan


ada instruksi umum dan isntruksi khusus jelaskan instruksi khusu tersebut !

e. Jelaskan pelaksanaan latihan pendahuluan dalam patroli !


49

f. Sebutkan macam-macam patroli pengintaian !

g. Jelaskan pelaksanaan pengintaian tunggal mengelilingi sasaran !

h. Jelaskan pengintaian rangkap mengelilingi sasaran !

i. Sebutkan prinsip-prinsip patrol keamanan

j. Sebutkan tehnik ulat kilan pada patroli keamanan apabila kemungkinan


ketemu dengan musuh !

k. Jelaskan tindakan dititik berkumpul sasaran setelah kegiatan disasaran !

l. Jelaskan bagaimana cara pemilihan kedudukan penghadangan!

m. Sebutkan kegiatan Komandan Patroli dalam proses pengakhiran setelah


melaksanakan kegiatan patroli !

n. Sebutkan tata cara debrifing dalam kegiatan proses pengakhiran dalam


patroli !

o. Jelaskan bentuk laporan dalam patroli !

BAB V
PENUTUP

19. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusunsebagai bahan ajaranuntuk


pedoman bagi Gadik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar Patroli pada
pendidikan Dikcabpaif.

Komandan Pusat Pendidikan Infanteri,

Joseph Robert Giri, S.I.P, M.Si.


Kolonel Inf NRP 1900004890668

Anda mungkin juga menyukai