Anda di halaman 1dari 86

RAHASIA

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpussenif Kodiklat TNI AD
PUSAT KESENJATAAN INFANTERI Nomor Kep / / / 2015
Tanggal 2015

TAKTIK REGU SENAPAN DALAM OPERASI LAWAN INSURJEN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Operasi lawan Insurjen adalah operasi yang melibatkan satuan tempur,


teritorial, Kepolisian, Pemerintah daerah dan rakyat setempat. Operasi ini
merupakan tindakan militer yang terencana untuk memenangkan atau
merebut hati dan pikiran penduduk setempat yang dilanjutkan secara fisik
mencari dan menghancurkan Insurjen dengan aksi dan pertempuran lawan
Insurjen.

b. Pertempuran lawan Insurjen pelaksanaannya bersifat mobil dan sangat


efektif apabila dilancarkan oleh satuan kecil setingkat regu atau peleton.
Berkaitan dengan hal tersebut maka kemampuan operasi lawan Insurjen
mutlak diberikan kepada Prajurit Infanteri sebagai pelaksana tempur di
lapangan.

c. Untuk memberikan pembekalan kemampuan yang berkaitan dengan


Regu Senapan dalam Operasi Lawan Insurjen tersebut dibutuhkan bahan
ajaran naskah sekolah sementara yang disesuaikan dengan Kurikulum hasil
revisi guna pelaksanaan tugas dan mewadahi kegiatan proses belajar
mengajar.

2. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud. Agar Naskah ini dapat dijadikan sebagai bahan ajaran pada
Pendidikan Pembentukan Bintara TNI AD tahap II Kecabangan Infanteri di
Rindam.
2

RAHASIA

b. Tujuan. Untuk digunakan sebagai pedoman bagi Tenaga Pendidik


dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pelajaran yang telah
ditetapkan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup bahan ajaran Regu Senapan
dalam OLI ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Pokok-pokok OLI.
c. Rupan sebagai Pasukan Kerangka.
d. Rupan sebagai Pasukan Pemukul.
e. Rupan sebagai Pasukan Cadangan.
f. Rupan dalam Pertempuran Perjumpaan.
g. Rupan dalam Lawan Penghadangan.
h. Prosedur dan Disiplin Lapangan.
i. Bantuan Udara.
j. Evaluasi.
k. Penutup.

BAB II

POKOK-POKOK OLI

4. Umum. Operasi Lawan Insurjensi sebagai operasi Militer yang terencana


dan terorganisir melibatkan satuan tempur, Teritorial, Kepolisian dan Pemda serta
rakyat setempat. Operasi ini bertujuan memenangkan, merebut hati dan pikiran
rakyat dan dilanjutkan secara fisik mencari dan menghancurkan Insurjen.

5. Organisasi.

a. Satuan tempur. Peleton senapan merupakan bagian dari Kompi


Senapan sebagai Satuan tempur dalam operasi lawan gerilya dapat berfungsi
sebagai satuan Pemukul atau sebagai cadangan.
3

b. Satuan wilayah/badan-badan yang melaksanakan Binter. Satwil


adalah satuan yang disusun dilengkapi dan dilatih secara khusus untuk
melaksanakan tugas Ter dan badan-badan Koter terdiri dari Koramil, Kodim
dan Korem.

6. Klasifikasi Daerah Tipe-A

D Keterangan :
C
B A : Daerah penghancuran
A B : Daerah konsolidasi
C : Daerah stabilisasi
D : Daerah
belakang

a. Daerah penghancuran.

1) Daerah yang sepenuhnya dikuasai gerilya.

2) Disekitar daerah ini, diorganisir perembesan untuk membentuk


jaringan intelijen.

3) Daerah penghancuran gerilya biasanya sukar dicapai karena


medan dan tidak adanya jalan komunikasi, maka untuk memberikan
tekanan dan membatasi gerak gerilya diorganisir garis-garis mobil dari
pasukan gerilya berupa patroli tempur dengan kekuatan relatif besar.

b. Daerah konsolidasi.

1) Daerah yang dikuasai oleh kedua belah pihak, kegiatan tempur


dan non tempur harus disinkronisasikan sedemikian rupa sehingga
dapat menarik simpati rakyat.

2) Dalam daerah ini dapat ditempatkan basis-basis tetap dengan


kekuatan yang cukup agar mampu menghadapi serangan gerilya.
3) Ditempatkan posko mobil Kompi.

4) Manfaat adanya basis-basis :

a) Menimbulkan rasa aman bagi penduduk.


4

b) dapat membantu operasi teritorial secara riil.


c) Frekuensi patroli mempertinggi kewaspadaan dan
mempersempit ruang gerak gerilya.

c. Kerugugian adanya basis.


1) Kegiatan intelijen dan lawan intelijen harus betul-betul efektif
demi keamanan dan keselamatan basis-basis.
2) Basis menjadi sasaran gerilya bila lengah.
3) sifat taktis biasanya pos/basis disekitarnya akan menempatkan
rakyat untuk berlindung.

d. Organisasi teritorial membantu dengan tugas-tugas yang sifatnya


defensif.

7. Daerah Stabilisasi.

a. Daerah yang bebas dari pengaruh gerilya.


b. Sisa Kipan ditempatkan sebagai cadangan.
c. Daerah ini disamakan dengan fungsinya dengan daerah belakang,
dimana persoalan administrasi dan logistik dilaksanakan.
d. Tempat posko mobil satuan atas.

8. Daerah Belakang. Kegiatan didaerah ini adalah untuk pembinaan wilayah


merealisir kesejahteraan dan Hankam.

9. Azas-azas Lawan Geriya :

a. Hadapi gerilya dengan taktik dan teknik pertempuran yang bersifat


gerilya pula.
b. Seranglah pertama-tama konsentrasi-konsentrasi kekuatan gerilya
didaerah pangkalannya.
c. jangan menguasai daerah diluar kemampuan.
d. Lindungi rakyat dari teror pihak gerilya.
e. Selenggarakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) dari
kegiatan intelijen, teritorial dan tempur.
f. Adakan pemisahan kemudian isolasi terhadap gerilya selanjunya
dihancurkan.
5

10. Dasar-dasar Taktik Lawan Gerilya.

a. Bertempurlah agresif, dan cepat dalam volume tembakan yang


dahsyat.
b. Berilah tekanan dengan serangan-serangan dan patroli-patroli
pertempuran secara terus-menerus.
c. Rahasiakan arah dan tujuan gerakan untuk mencegah penghadangan
dan menciptakan pendadakan, dan kedudukan harus dirahasiakan untuk
mencegah penyergapan.
d. Perhatikan selalu tindakan-tindakan keamanan terutama di medan-
medan kritik dengan berprinsip : lebih baik mandi keringat dari pada mandi
darah.
e. Batasi sistem pertahanan statis dan laksanakan pertahanan aktif.
f. Adakan perembesan dengan operasi gerilya dan hancurkan potensi
gerilya dari dalam.

BAB II
RUPAN SEBAGAI PASUKAN KERANGKA

11. Umum. Regu senapan dalam melaksanakan tugas sebagai pasukan


kerangka menduduki daerah dalam hubungan Peleton di medan yang mempunyai
nilai taktis. Daerah yang diduduki ini merupakan sebagian dari basis operasi depan
(BOD) yang diduduki Kompi, regu merupakan bagian dari peleton yang menguasai
sebagian dari daerah peleton. Daerah yang diduduki bukan daerah yang
dipertahankan tetapi hanya digunakan sebagai basis dan dipertahankan selama
tugas masih memerlukannya. Bagian BOD yang diduduki oleh regu ditentukan oleh
Danton dengan memilih daerah yang memenuhi persyaratan dan dapat diterapkan
prinsip operasi pertahanan. Tugas Regu sebagai pasukan kerangka adalah:

a. Pengamanan dan pertahanan daerah yang dikuasai.


b. Pengepungan dan penggeledahan untuk mencari Insurjen.
c. Pengepungan dan pencarian untuk mencari senjata, munisi dan
dokumen.
d. Turut serta mengawasi dan melindungi penduduk.
6

e. Turut serta mengawasi bahan makanan dan sumber logistik lainya.


12. Pertahanan Basis Operasi Depan (BOD).

a. Syarat basis operasi depan. Danton menentukan kedudukan regu di


basis operasi, dengan memperhatikan syarat sebagai berikut :

1) Relatif bebas dari gangguan musuh.


2) Mudah dipertahankan.
3) Cukup luas untuk kedudukan pasukan.
4) Dapat didatangi lewat darat apabila mungkin.
5) Terdapat tempat pendaratan Helly Kopter.

b. Kegiatan rutin. Kegiatan rutin regu pada daerah BOD hampir sama
dengan pertahanan konvensional antara lain adalah :

1) Melaksanakan Patroli Opensif.


2) Kesiap siagaan regu dalam menghadapi perubahan situasi.
3) Memperbaiki kedudukan pertahanan.
4) Melaksanakan bekal ulang dan pengamanan selama
pelaksanaan bekal ulang terutama bila menggunakan Helikopter.

c. Tugas-tugas regu. Kompi atau Peleton dapat memberikan tugas


kepada regu untuk melaksanakan patroli keamanan disekeliling BOD.
Kompi/Peleton juga dapat bertindak sebagai pos tetap (pos pengaman) untuk
memberikan peringatan secara dini terhadap infiltrasi musuh atau adanya
perkuatan musuh, pos tetap ditempatkan siang dan malam di jalan pendekat
ke BOD. Disamping tugas tersebut regu juga efektif untuk melaksanakan
patroli pengintaian jauh ke depan di daerah musuh untuk mengumpulkan
keterangan tentang musuh dan medan yang sangat berguna dalam membuat
rencana serta perkiraan tentang kegiatan musuh.

d. Kedudukan regu di BOD harus dikoordinasikan dengan regu lain untuk


melaksanakan pertahanan kesegala arah dan menghindari pendadakan dari
Insurjen. Jalan pendekat yang tersembunyi harus diberi alat pemberi syarat,
ranjau maupun “Booby Trap”.
7

e. Jika musuh sering melaksanakan operasi malam hari, maka regu


melaksanakan patroli siang dan malam hari, dengan lebih dulu melaksanakan
koordinasi dengan Danton serta regu tetangga. Dalam kondisi tertentu di
kampung terdekat dapat diadakan jam malam untuk memudahkan pasukan
kita melaksanakan tugas dalam mendeteksi gerakan pihak lawan.

f. Tindakan pengamanan. Beberapa penekanan tindakan pengamananan


antara lain adalah :
1) Adakan perpindahan atau gerakan penduduk menuju daerah
yang dipertahankan.
2) Pekerja lokal atau penduduk (tenaga bantuan operasi/TBO jika
digunakan harus disaring secara teliti dan selalu diawasi).
3) Waktu dan cara berpatroli pertukaran penjagaan dan lain-lain
harus diadakan variasi (waktu dan tempat ).
4) Apabila mungkin penjaga atau pos pengaman dan patroli
dilengkapi dengan anjing.

g. Urut-urutan regu di basis operasi depan. Pada dasarnya urutan


pekerjaan yang dilakukan di daerah basis operasi depan maupun di basis
tempur adalah sama. Pekerjaan ini dapat dimulai setelah pos pengaman tiap
regu sudah ditempatkan. Langkah-langkah pekerjaan tersebut adalah :

1) Langkah pertama.
a) Pembersihan lapangan tembak (jangan tebang pohon).
b) Menentukan garis lingkaran BOD.
c) Pemasangan ranjau dan rintangan buatan.
d) Pembersihan kedudukan petembak.
e) Danru mengawasi seluruh pekerjaan yang dilakukan.

2) Langkah ke dua.
a) Pembersihan daerah lingkaran dalam dan jalan ke
kelompok dalam regu dan jalan dari regu ke Pokko Ton.
b) Pemasangan tali penghubung Regu dengan Pokko Ton.
c) Penggalian lubang penembakan di luar lingkaran (pos)
d) Pergantian pos pengaman.
e) Penggalian lubang perlindungan.
8

3) Langkah ke tiga.

a) Persiapan tempat tidur.


b) Penyamaran lubang-lubang penembakan.
c) Penggalian kakus dan tempat sampah.
d) Danru lapor kepada Danton bahwa pekerjaan selesai.

4) Langkah ke empat. Merupakan kerja rutin di BOD. Pekerjaan


tersebut antara lain :

a) Membersihkan senjata secara bergiliran.


b) Masak, makan dan istirahat.
c) Mengatur atau merapihkan Alkap.
d) Danru periksa anggota dan laporan kekuatan ke Danton.
e) Kerja rutin berhenti 10 menit sebelum siaga penuh pada
akhir senja.

5) Langkah ke lima (menjelang gelap).

a) Pos tinjau/pengaman ditarik masuk.


b) Pemasangan ranjau.
c) Kaleng-kaleng dipasang ditali yang tersedia (sebagai
deteksi).
d) Semua anggota memakai perlengkapan tempur.
e) Pelihara kerahasiaan dengan disiplin suara dan sinar/api.

6) Langkah ke enam. Siaga penuh biasanya + 30 menit (perubahan


siang/malam).
7) Langkah ke tujuh. Kendorkan siaga dan mulai dengan kegiatan
rutin diwaktu malam, kecuali beberapa orang tetap siaga atau jaga
malam yang diatur secara bergantian.
8) Langkah ke delapan. Menjelang matahari terbit siaga penuh
diberlakukan + 30 menit.

h. Hal-hal yang harus diperhatikan. Selain ketentuan dan kegiatan di atas,


hal yang harus diperhatikan selama membentuk dan menduduki BOD adalah:
9

1) Memanfaatkan medan secara tepat dengan menentukan hal


sebagai berikut :

a) Kedudukan tembak. Tempatkan senjata sedemikian rupa,


sehingga dapat digunakan secara penuh untuk menghadapi
lawan, saling menutup dan melindungi serta ada kedudukan
cadangan dan pengganti.
b) Ruang tembak. Dalam memilih kedudukan perhatikan
lintasan peluru dari senjata yang digunakan sehingga aman
untuk pasukan sendiri tetapi dapat menguasai dan menembak
seluruh sektor dengan tembakan terbidik maupun membabat.
c) Perlindungan dan samaran. Medan terdapat perlindungan
maupun samaran alam. Jika tidak ada dibuat perlindungan dan
samaran buatan.
d) Rintangan. Memanfaatkan secara penuh rintangan alam
untuk menghambat dan menyalurkan musuh bila menyerang,
selain rintangan alam perlu membuat rintangan buatan.
e) Medan kritik. Medan kritik yang dominan terhadap
kedudukan harus dikuasai atau diduduki, medan kritik yang tidak
dapat diduduki harus dikuasai dengan tembakan.
f) Jalan pendekat. Gunakan semua jalan pendekat yang
ada untuk mempertahankan semua kegiatan. Jalan pendekat
menuju ke daerah sendiri (kebelakang) harus terlindung,
sedangkan jalan pendekat dari arah musuh sebaiknya dipasangi
rintangan atau dapat ditutup dengan tembakan.

2) Keamanan yang meliputi :

a) Keamanan perintah. Gunakan kata sandi mungkin dalam


menyampaikan perintah atau berita terutama pada hal yang
sangat penting untuk dirahasiakan.
b) Keamanan gerakan. Dalam gerakan selalu diperhatikan
tindakan untuk mendukung lancarnya gerakan dengan
mengeluarkan pengaman depan, lambung dan belakang.
10

c) Keamanan penghadangan. Setiap gerakan harus selalu


memperhatikan kemungkinan penghadangan musuh, sehingga
jauh sebelumnya dapat diambil tindakan untuk mengatasi
penghadangan tersebut.
d) Keamanan kegiatan. Pada saat pasukan melaksanakan
kegiatan, perlu diadakan pengamanan atau menghindari
pasukan dari kemungkinan pendadakan musuh.
e) Keamanan tempat pendaratan Helly Kopter. Hellykopter
harus diamankan secara maksimum untuk menjamin pendaratan
maupun pada saat tinggal landas.
f) Sistim peringatan awal. Sistim ini digunakan untuk dapat
memberitahukan atau mengetahui kedatangan musuh sedini
mungkin. Biasanya dengan menempatkan pos tinjau di depan
pertahanan/sekitar kedudukan.
g) Sistim keadaan darurat. Pengaman dengan sistim ini
biasanya dengan menggunakan alat-alat yang sederhana
seperti pemasangan kawat dan kaleng-kaleng didepan
kedudukan pasukan kita.
h) Lain-lain yang berkaitan dengan keamanan.

3) Tindakan responsife. Cari keterangan dan pelajari kegiatan


musuh dengan cepat dan tentukan tindakan untuk menghadapi
tindakan musuh.

4) Tindakan ofensif. Tindakan ofensif dapat dilaksanakan dengan :

a) Tembakan terarah kedudukan musuh yang dicurigai.


b) Regu berdiri sendiri atau bagian dari Peleton, berupa
patroli keamanan, penyergapan dan patroli penghadangan.

5) Penyebaran pasukan. Penyebaran pasukan bertujuan untuk


menghadapi segala ancaman musuh yang datang dari semua jurusan
sehingga mereka dapat diarahkan menuju daerah penghancuran yang
telah disiapkan, kedudukan harus saling bantu dan pimpinan terpusat.
11

6) Selama di BOD. Setiap prajurit harus memperhatikan dan


melaksanakan disiplin lapangan.

13. Pengepungan Kampung dan Penggeledahan Rumah. Insurjen selalu


berusaha dekat dan hidup bersama penduduk agar hidupnya terjamin sebab sumber
hidupnya ada pada penduduk dan lingkungannya, banyak Insurjen yang
bersembunyi diantara penduduk. Untuk itu diperlukan kemampuan teknik
pengepungan kampung dan penggeledahan rumah.

a. Dasar-dasar penggeledahan. Penggeledahan dilakukan berdasarkan


informasi atau karena tugas rutin bersifat prefentif. Jika tugas penggeledahan
dilakukan atas dasar informasi yang detail maka keuntungannya adalah ;

1) Jumlah rumah yang digeledah tidak akan terlalu banyak.


2) Jumlah orang yang tidak bersalah tidak banyak dirugikan.
3) Jumlah pasukan penggeledah relatif lebih sedikit.

b. Tujuan.

1) Menangkap personel/simpatisan Insurjen.


2) Mencari dan merampas Senjata, munisi, bahan peledak,
dokumen, logistik dan lain-lain.

c. Waktu. Pengepungan sebaiknya dilaksanakan tanpa pengetahuan


penduduk setempat, biasanya malam hari. Sedangkan penggeledahan
dilaksanakan pada siag hari.

d. Organisasi.

1) Pengepungan dan penggeledahan dilakukan oleh Peleton ke


atas. Kekuatan tergantung luas daerah dan banyaknya rumah.
Kampung kecil dengan rumah di bawah 10 dan tidak terpencar
dilakukan oleh Peleton, Regu merupakan bagian dari peleton yang
bertugas pengepungan dan penggeledahan.

2) Organisasi pengepungan dan penggeledahan Peleton senapan:

a) Unsur Komando
12

b) Unsur penyerang.
(1) Kelompok penggeledahan.
(2) Kelompok cadangan.
(3) Kelompok pembawa tawanan.
(4) Tim sekrining / pemeriksa.
c) Unsur pengaman.
(1) Kelompok pengaman lingkaran luar.
(2) Kelompok pengaman lingkaran dalam.
(3) Kelompok penutup jalan utama.
e. Susunan dan pembagian Regu.

1) Susunan disesuaikan dengan :


a) Kekuatan musuh.
b) Bentuk dan lebar rumah.
c) Padatnya rumah.
d) Keadaan medan.

2) Bila regu bertindak sebagai unsur penyerang maka susunannya


dibagi dalam empat kelompok yaitu :

a) Kelompok penggeledahan. Kekuatan ± satu regu dipimpin


Danru, kelompok ini dibagi menjadi beberapa sub kelompok
(tergantung jumlah rumah yang digeledah).
b) Kelompok cadangan.
(1) Wadanru.
(2) Kurang lebih empat Tabakpan dari anggota Rupan.
(3) Penembak Mortir 5.
(4) Pembantu penembak Mortir 5.
c) Kelompok pembawa tawanan ± 2 Tabakpan.
d) Tim skrining/pemeriksa terdiri personel Intel/Pom/Polisi.

3) Bila regu bertindak sebagai unsur pengaman, maka unsur


pengaman ini dibagi 3 kelompok dan biasanya diperkuat dari Pokko
Ton. Kelompok tersebut adalah :
a) Kelompok pengaman lingkungan luar.
(1) Beberapa personel Rupan dipimpin Danru.
13

(2) Penembak RL (dari kelompok Komando Peleton).


(3) Pembantu penembak RL (dari Pokko Ton).

b) Kelompok pengamanan lingkaran dalam. Beberapa


personel Rupan pimpinan salah seorang Wadanru.

c) Kelompok penutup jalan utama. Disesuaikan dengan


jalan yang ada di sasaran. Terdiri dari pasukan/Provoost/Pom
atau polisi yang ada di Pokko Ton.
f. Tugas dan tanggung jawab.

1) Unsur penyerang. Bila regu bertugas sebagai unsur penyerang


maka kelompok dari unsur ini melaksanakan tugas sebagai berikut :

a) Kelompok penggeledah. Menggeledah rumah penduduk


untuk mendapatkan Insurjen, senjata, munisi, bahan peledak,
dokumen dan lainnya.
b) Kelompok cadangan.
(1) Melindungi kelompok penggeledah.
(2) Selalu siap membantu kelompok lainnya.
c) Kelompok pembawa tawanan. Membawa tawanan dan
menyerahkan pada tim skrining.
d) Tim skrining (pemeriksa). Mengindentifikasi orang yang
dicurigai dan dicari serta melakukan pemeriksaan.

2) Unsur pengamanan. Tugas masing-masing kelompok adalah:

a) Kelompok pengaman lingkaran luar. Bertugas mencegah


penyusupan dari daerah luar dan sebagai penutup kalau ada
yang melarikan diri.
b) Kelompok pengaman lingkaran dalam. Mencegah orang
keluar masuk daerah penggeledahan dan menangkap personel
yang lari dari rumah yang digeledah.
c) Kelompok penutup jalan utama. Menghentikan lalu lintas
yang mencoba memasuki daerah isolasi selama penggeledahan
berlangsung.
14

g. Beberapa keharusan dalam tahap perencanaan/persiapan.


1) Aparat intel harus memberikan informasi akurat dan tepat waktu.
2) Perintah Komandan harus berisi antara lain :
a) Sasaran yang jelas.
b) Tempat dan waktu di titik kumpul.
c) Kapan pasukan pengaman mengambil posisi.
d) Penentuan pembagian tugas yang jelas.
e) Penentuan daerah pertanggung jawaban.
f) Route yang harus ditempuh menuju posnya.
g) Susunan dalam perjalanan.
h) Penentuan tempat tahanan.
i) Tindakan darurat.

3) Pemberian perintah.
a) Perintah langsung diberikan oleh Danton, Komandan
Unsur/Danru dapat memperjelas perintah Danton secara lebih
terperinci.
b) Setiap Prajurit harus mengetahui rencana keseluruhan,
terutama peran serta dalam operasi yang akan dilaksanakan.

h. Pelaksanaan.
1) Kelompok pengamanan. (Bila regu sebagai unsur pengaman).
a) Pok Pam lingkaran luar bergerak ke kedudukan waktu
hari masih gelap secara diam-diam, aman dan terlindung.
Penempatan pada jalan keluar masuk kampung dan medan
kritik yang mempunyai lapang tinjau dan tembak yang luas ke
arah kampung maupun keluar kampung. Jarak antara kelompok
pengaman bisa saling menutup dan mengawasi.
b) Pok Pam lingkaran dalam masuk kedudukan bersama
kelompok penggeledah, penempatannya pada sudut luar rumah
yang digeledah, tugasnya menangkap atau menembak Insurjen
yang melarikan diri dari rumah yang digeledah kelompok.
15

c) Kegiatan bagi kelompok lainnya. Kelompok lain


(kelompok penutup jalan utama, tim skrining) masuk kedudukan
sesaat sebelum penggeledahan dimulai, melaksanakan
kegiatan sesuai tugasnya.

2) Unsur penyerang dan Komando peleton.

a) Danton bersama beberapa anggota datang ke Kepala


Desa untuk memberi tahu rencana penggeledahan, juga
meminta bantuan personel Hansip atau Wanra yang dapat
dilibatkan, Kepala Desa dapat mengumumkan rencana tersebut
pada warga, tetapi bila diperlukan kerahasiaan, pengumuman
tidak dilakukan.
b) Danton bersama Kepala Desa dan keamanan desa
menuju rumah yang akan digeledah. Pengaman lingkaran dalam
dan kelompok cadangan telah siap di tempat tersebut.
Kelompok pembawa tawanan mengikuti kelompok penggeledah.
Gambar:

Pam lingkaran luar


Pam lingkaran luar
Pam tup jln utama

Pam tup jln utama

Pam tup jln utama

Pam lingkaran luar Pam lingkaran luar


16

c) Setelah semua kelompok siap di posisinya, Kepala desa


menyampaikan rencana penggeledahan pada Kepala Keluarga,
dengan sopan, Jika kepala keluarga keberatan untuk digeledah,
penggeledahan harus tetap dijalankan dengan lebih waspada.
Urutan penggeledahan adalah sebagai berikut :

(1) Kelompok penggeledah dari unsur penyerang


mengumpulkan anggota keluarga pada suatu ruangan
atau di luar, jika dicurigai lakukan penggeledahan tubuh.
secara sopan, satu atau dua orang anggota kelompok
cadangan ditugaskan mengawasi anggota keluarga.
(2) Sebelum melakukan penggeledahan, Danru dapat
memeriksa anggota penggeledah, begitu juga setelah
selesai penggeledahan agar meyakinkan bahwa tidak ada
barang yang diambil anggota penggeledah.
(3) Selama penggeledahan kepala keluarga dibawa
serta tetapi tetap diawasi, akan lebih baik kepala
keluarga yang membuka lemari untuk memudahkan.
(4) Barang yang digeser dari tempatnya setelah
penggeledahan dikembalikan ke tempat semula.
(5) Kelompok penggeledah melakukan
penggeledahan secara pasangan.
(6) Penggeledahan harus sistimatis mulai dari satu
kamar ke kamar lainnya, mulai dari kiri ke kanan atau
searah jarum jam ditiap ruangan mulai lantai ke loteng.
(7) Tempat-tempat yang harus digeledah adalah :
(a) Loteng.
(b) Ruangan atau kamar.
(c) Kamar mandi.
(d) Dapur.
(e) Tangga naik.
(f) Tempat-tempat lain.
17

(8) Jika terdapat barang yang dicurigai segera


serahkan pada pok pembawa tawanan untuk diserahkan
kepada tim sekrining.
(9) Jika terdapat personel yang tidak terdaftar sesuai
yang ada di aparat desa segera serahkan kepada tim
sekrining untuk diusut.
(10) Setelah selesai kerusakan akibat penggeledah
segera diperbaiki dan ucapkan terima kasih kepada
pemilik rumah.

(11) Untuk penggeledahan rumah lainnya, prosedurnya


sama.

URUT-URUTAN PENGGELEDAHAN RUMAH

RUANG TIDUR RUANG TAMU

RUANG
TIDUR RUANG
MAKAN

KAMAR
MANDI DAPUR
18

i. Pencarian dan pembersihan. Dilaksanakan di hutan, perkebunan/


ladang sekitar pemukiman untuk mencari senjata, peluru, bahan peledak,
dokumen dan bahan makanan atau logistik yang disembunyikan oleh Insurjen.

1) Waktu. Dilakukan pada siang hari.


2) Alat peralatan.
a) Alat penyembur air.
b) Alat pencari ranjau (jika ada).
c) Cangkul.
d) Penusuk.
e) Dll yang dianggap perlu.

3) Organisasi.

a) Dilaksanakan oleh Peleton dapat dibantu polisi,


hansip/wanra serta anjing pelacak, Regu merupakan bagian dari
Peleton, merupakan unsur penyerang dan unsur pengaman.
b) Peleton dibagi menjadi 3 unsur yaitu :
(1) Unsur Komando.
(2) Unsur penyerang.
(a) Pok pembersih.
(b) Pok cadangan.
(c) Pok pembawa hasil.
(3) Unsur pengaman.
c) Regu sebagai unsur penyerang:
(1) Pok pembersih. Berkekuatan + 10 s.d 15 orang.
(2) Pok cadangan. Berkekuatan 1 regu.
(3) Pok pembawa hasil berkekuatan + 4 s.d 5 orang.
d) Regu sebagai unsur pengaman. Dibentuk beberapa
kelompok beranggotakan + 3 s.d 4 orang.

4) Tugas dan tanggung jawab.


a) Unsur penyerang.
(1) Pok pembersih. Melaksanakan pembersihan untuk
mencari senjata, peluru, bahan peledak, dokumen dll.
19

(2) Pok cadangan.


(a) Memberikan kedalaman pembersihan.
(b) Siap membantu kelompok pembersih.

(3) Kelompok pembawa hasil.


(a) Menerima hasil dari kelompok pembersih.
(b) Menyerahkannya pada yang berwenang.

b) Unsur pengaman.

(1) Mengamankan unsur penyerang waktu melakukan


pembersihan.
(2) Selama bergerak berada di depan dan di belakang
unsur penyerang.

5) Pelaksanaan. Pembersihan dilaksanakan dengan beberapa


cara yaitu cara sapu, kipas, kembang, menyusuri sungai dan cara garu.

Pencarian dan pembersihan dengan cara “Sapu”.

a b c d p q r s

50
500 m
s/d
s/d 1000
100
m
m
A B C D P Q R S

Catatan: 4 pok bergerak dari titik A, B, C, D, sampai dititik a, b, c, d semuanya


berpindah ke titik p, q, r, s, selanjutnya melakukan pembersihan ke dua
menuju ke titik P, Q, R, S.
20

Pencarian dan pembersihan dengan cara “Kipas”.

BASIS
OPERASI
DEPAN

Catatan : Cara kipas digunakan saat pasukan baru saja menduduki BOD.
Jumlah kelompok pembersih dari unsur penyerang tergantung kekuatan
pasukan yang melaksanakan pembersihan.

Pencarian dan pembersihan dengan cara “Kembang”.

BASIS
OPERASI
DEPAN

Catatan: Cara kembang digunakan sebagai lanjutan dari cara kipas, cara
kembang lebih teliti karena gerakan dari kelompok pembersih dilakukan saling
menutup.
21

Pencarian dan pembersihan dengan cara “Menyusuri Sungai”.

SUNGAI

BASIS
OPRASI
DEPAN

Catatan : Menyusuri sungai ini dilakukan dengan kewaspadaan yang tinggi


karena medan di kiri kanan sungai merupakan koridor yang panjang, formasi
yang digunakan tergantung keadaan medan.

Pencarian dan pembersihan dengan cara “Garu”.

D P

C Z

R
Y

K
L
X M
SUNGAI N
22

Catatan :
1) Lima pok bergerak dari titik X menuju A B Y D, kumpul dititik Y
menuju P Q Z R S, kumpul dititik z menuju K L X M N.

2) Cara garu digunakan untuk membersihkan daerah terbatas dan


harus ada perlindungan terhadap unsur pembersih. Titik berkumpul
sebagai alat kendali, bila salah satu kelompok pembersih kontak
dengan musuh, kelompok yang lain menghentikan gerakan dan monitor
kejadian, kelompok di kiri atau kanan siap membantu bila diperlukan.

3) Jika mendapat hasil, serahkan kepada Pok pembawa hasil.


4) Pok cadangan di belakang Pok pembersih, siap dikerahkan.
5) Pembersihan dapat menggunakan formasi paruh lembing/bersyaf
(tergantung dari keadaan medan) kelompok pengaman bergerak paling
depan dan belakang.

j. Pengawasan dan perlindungan penduduk. Dalam OLI penguasan


penduduk adalah penting dan harus menjadi perhatian utama, penduduk
adalah “sasaran yang harus diperebutkan” sehingga penduduk perlu “diambil
hati dan pikirannya “agar tidak membantu Insurjen. Supaya penduduk mau
membantu harus diberikan perlindungan.

1) Perlindungan penduduk merupakan tanggung jawab pemerintah


sipil, militer, Polri dan penduduk itu sendiri. Regu bila merupakan
bagian dari peleton dapat melindungi secara langsung dan tidak
langsung.

a) Regu melindungi penduduk secara langsung:

(1) Patroli keamanan, pembersihan daerah, mencari


Bakduk dan patroli keamanan daerah.
(2) Penghadangan pada jalan keluar/masuk pemuki-
man.
(3) Pengawalan penduduk pada waktu mencari
makanan, periksa penduduk yang meninggalkan tempat,
berikan batas gerak maju untuk mencegah sergapan
musuh serta komunikasi antara penduduk dengan lawan.
23

(4) Tempatkan pos tinjau/dengar disekitar pemukiman.


(5) Tempatkan gudang, instalasi disekitar pemukiman.
(6) Penempatan pos disekeliling perkampungan.

b) Regu melindungi penduduk secara tidak langsung:

(1) Melatih penduduk membuat lubang pertahanan/


perlindungan, membuat alarm, menggunakan senjata api
dan senjata pembunuh lainnya.
(2) Melatih penduduk melakukan patroli keamanan
terbatas, ronda atau siskamling
(3) Membantu dan melatih membuat rencana
pertahanan kampung, masuk kedudukan pertahanan.
(4) Dan lain-lain

2) Pengawasan penduduk. Regu sebagai bagian dari pasukan


kerangka melakukan pengawasan penduduk agar penduduk tidak
membantu Insurjen. Peleton senapan dapat diberi tugas secara berdiri
sendiri untuk membantu unsur Teritorial, Polisi atau Pemda. Tugas–
tugasnya adalah :

a) Pendataan penduduk (sensus). Anggota Rupan dapat


membantu sensus penduduk sebagai pengamanan petugas
sensus.
b) Pemeriksaan KTP, kartu keluarga secara periodik
ataupun mendadak.
c) Penegakkan peraturan wajib lapor dan pengawasan
pelaksanaannya.
d) Pengawasan pelaksanaan jam malam.
e) Pelaksanaan penjagaan pintu masuk/keluar kampung.
f) Mengawasi tempat berkumpul, hiburan, ibadah dan
pasar.
g) Membantu menertibkan keributan.
h) Dan lain-lain
24

k. Pengawasan dan pengendalian bahan makanan. Apabila daerah


berada dalam pengaruh Insurjen maka Insurjen tidak akan mengalami
kesulitan mendapatkan logistik. Regu senapan dapat ditugaskan pengawasan
dan pengendalian makanan setempat baik perorangan atau kelompok/satuan.
Penanggung jawab dari pelaksanaan tugas ini biasanya adalah pejabat
teritorial/sipil.

1) Tujuan. Untuk menjamin penggunaan bahan makanan secara


tepat guna sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh Insurjen.

2) Obyek pengawasan:
a) Pengawasan tanaman daerah bercocok tanam.
b) Pengawasan hasil panen.
c) Pengawasan penyimpanan makanan.
d) Pengawasan penyaluran makanan.

3) Pengendalian. Tugas pengendalian makanan oleh Rupan


sebagai pasukan kerangka terbatas pada :

a) Melakukan pemusnahan ladang/tanaman yang tidak


dimanfaatkan penduduk agar tidak dimanfaatkan oleh Insurjen.
b) Mengatur penduduk dalam mengambil/mencari makanan
di luar daerah.
c) Membantu pembatasan tanaman. Hasil panen yang
berlebihan akan dimanfaatkan oleh Insurjen.
d) Membantu mengendalikan harga di pasar.
e) Membantu mengendalikan dan mengawasi pengolahan
tanah pertanian dan peternakan di daerah perbatasan musuh.

14. Tugas Pengamanan. Pengamanan instalansi adalah kegiatan untuk


mencegah dan mengatasi sabotase, penyergapan dan serangan musuh terhadap
instalasi yang berupa bangunan proyek, pabrik, jembatan, lapangan terbang dll.
a. Macam pengamanan.
1) Pengamanan prefentif.
a) Penempatan pasukan.
b) Pengumpulan keterangan.
25

c) Pemasangan ring tangan.


d) Prosedur tetap.
2) Pengamanan represif.
a) Penggunaan pasukan.
b) Pertahanan.
c) Serangan balas.
d) Pengejaran.

b. Hal yang perlu diperhatikan.

1) Luas, besar maupun vitalnya instalansi yang perlu diamankan.


2) Medan sekitar instalansi.
3) Kekuatan, kemampuan musuh.
4) Perlengkapan, peralatan yang tersedia.
5) Tindakan bila musuh berhasil mengadakan sabotase.
6) Tindakan bila musuh melaksanakan penyergapan.

c. Peranan regu senapan.

1) Rupan melaksanakan pengamanan (PAM) instalansi secara


berdiri sendiri, bila instalansi tersebut tidak begitu besar.

Gambar : Pengamanan instalasi.

Pos Jaga Pos Jaga

Rumah
Jaga

Pos Jaga

Pos Jaga Pos Jaga

Catatan :
26

a) Rumah jaga instalansi Pok Penjaga dan Pok Komando.


b) Letak dan jarak cadangan dan Pok Ban dengan instalasi
adalah tempat yang dapat memberikan bantuan secara cepat.
c) Rupan melaksanakan pengamanan instalansi dalam
hubungan Peleton bila instalansi tersebut cukup besar dan
ancaman musuh cukup kuat.

2) Pengorganisasian. Peleton dibagi dalam unsur-unsur sebagai


berikut :
a) Pokko.
b) Unsur pengaman dengan tugas pengamanan secara fisik.
c) Unsur cadangan, dengan tugas membantu unsur Pam.
d) Unsur bantuan, bertugas memberikan bantuan tembakan
pada unsur Pam jika diperlukan.

4) Bila regu bertindak sebagai unsur pengaman.


a) Unsur dibagi beberapa kelompok sesuai dengan instalasi
dan keadaan medan serta kemungkinan musuh.
b) Regu yang melaksanakan pengamanan, personelnya
diperkuat diambil dari regu lain.
c) Penempatan pos pengaman tidak berjauhan, pergantian
jangan selalu pada jam yang sama
d) Bila melihat musuh, beri tanda agar semua kelompok dan
unsur lainnya bersiap siap.

5) Bila regu bertugas sebagai unsur cadangan.

a) Merupakan tenaga pemukul Peleton bila dapat gangguan.


b) Kedudukan tidak jauh dari unsur Pam dan tersembunyi.
c) Biasanya Pok cadangan diperkuat dari regu lainnya.
d) Membuka tembakan atau serbuan atas perintah Danton.

6) Bila regu sebagai unsur bantuan.

a) Kedudukan berdekatan dengan unsur cadangan.


b) Bertugas memberi bantuan tembakan kepada unsur Pam.
27

c) Anggotanya dari Pokko Ton, penembak dan pembantu


penembak MO.5 serta penembak dan pembantu penembak RL.

15. Regu dalam Kegiatan Kewilayahan. Regu senapan sebagai bagian dari
pasukan kerangka bertugas di pemukiman selalu berhubungan dengan penduduk
setempat. Karena Insurjen pada hakekatnya adalah perang untuk memperebutkan
hati dan pikiran penduduk maka salah satu alat utama untuk mencari tujuan tersebut
adalah melalui pendekatan teritorial.

a. Perencanaan. Berdasarkan rencana operasi Koter, Komandan pasukan


membuat perencanaan pelaksanaan untuk satuan pelaksana meliputi satuan
yang dilibatkan, sarana, susunan tugas, administrasi, daerah operasi dan
waktu pelaksanaan, rencana ini disampaikan kepada Danru.
b. Pelaksanaan. Melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
1) Pembangunan/perbaikan prasarana fisik berupa sarana ibadah,
sekolah jalan, selokan, jembatan, saluran irigasi pertanian, MCK.
2) Melaksanakan penghijauan/reboisasi pada lahan-lahan kritis,
pembukaan hutan untuk persiapkan lahan trasmigrasi.
3) Melatih baris berbaris, mengatasi tuna aksara, taktik dan teknik
mengatasi kerusuhan, pengepungan kampung dll.

16. Pengamanan RPU. Pengamanan RPU/konvoi adalah pengamanan langsung


bagi pemindahan pasukan atau pengiriman logistik/bekal atau keduanya dari suatu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Tindakan pengamanan
konvoi dilaksanakan oleh Rupan berdiri sendiri (BS) maupun sebagai bagian dari
Tonpan. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara berjalan kaki dan
berkendaraan atau kombinasi dari cara tersebut.
a. Hal yang perlu diketahui oleh Komandan Regu adalah:
1) Penyampaian prosedur tetap perjalanan.
b) Pos pengaman route perbekalan utama (RPU) dan tanda
pengenal.
c) Jalan/route yang akan dilalui dan tujuan perjalanan
d) Rencana waktu, kecepatan dan selang waktu
e) Susunan kendaraan atau pasukan, perkuatan Pam (Panser).
f) Komandan dari tiap bagian
28

g) Tindakan bila melalui daerah berbahaya/kontak dengan musuh.


h) Komunikasi dan koordinasi

b. Pelaksanaan.

1) Setelah menerima perintah Danru membuat perencanaan dan


persiapan, meliputi :
a) Pengorganisasian, penempatan dan pembagian pasukan.
b) Komunikasi/kodal dengan para Komandan bawahan
selama perjalanan dan saat mengatasi gangguan.
c) Mempelajari medan sepanjang perjalanan dan
kemungkinan kedudukan musuh dan kawan.
d) Prosedur tetap yang berlaku.
e) Perencanaan melewati daerah bahaya, mengamankan
barang bawaan dan cara bertindak jika dihadang.
2) Memberikan perintah kepada para Komandan bawahan. Isi
perintah Komandan Regu antara lain :
a) Situasi musuh dan kawan serta BP perkuatan Pam.
b) Tugas Regu.
c) Pelaksanaan.
d) Administarsi yang diperlukan/berpengaruh dalam tugas.
e) Tanda perkenalan, isyarat komunikasi, dan kedudukan
Danton dan Danru.
3) Melakukan persiapan dan perlengkapan (Munisi dll).
4) Jika ada waktu, melakukan latihan pendahuluan tentang
tindakan bila dihadang.
5) Memeriksa alat komunikasi.
6) Memberi petunjuk pada pengemudi khususnya bila konvoi
dihadang.

c. Pengorganisasian :
1) Kelompok komando.
2) Unsur penyerang.
3) Unsur pengikat/perlindungan.
4) Kelompok bantuan.
29

d. Kedudukan pasukan pengaman pada konvoi.


1) Semua Pok Pam berada didepan konvoi menggunakan
beberapa kendaraan pengawal (pengawalan depan).
2) Pok Pam dibagi 3 yaitu di depan, tengah dan belakang konvoi.
3) Pok Pam dibagi 2 yaitu pengawalan depan dan belakang.

e. Teknik pengamanan selama gerakan adalah dengan cara :


1) Berhenti dan pembersihan.
2) Bergerak dengan cara loncat ganti.
3) Bergerak dengan cara ulat kilan.
4) Bergerak tetap.
17. Evaluasi.
a. Sebutkan syarat BOD dan kegiatan rutin apa saja ?
b. Sebutkan kegiatan Regu di BOD dalam 8 langkah !
c. Jelaskan tujuan dari pengepungan Kampung dan penggeledahan
rumah !
d. Jelaskan urut-urutan penggeledahan rumah !
e. Jelaskan tugas pengamanan yang bersifat prefentif dan refresif !
f. Jelaskan yang anda ketahui kegiatan Regu dalam kegiatan
kewilayahan.
g. Jelaskan pengorganisasian Regu dalam pengamanan RPU !

BAB IV
RUPAN SEBAGAI PASUKAN PEMUKUL

18. Rupan dalam Basis Tempur.

a. Basis tempur adalah kedudukan di daerah tempur dimana suatu regu


lawan Insurjen dapat melancarkan operasi. Basis tempur dapat bersifat tetap
maupun sementara tergantung pada tugas yang dihadapi.

b. Bentuk kedudukan basis tempur. Regu menduduki sebagian sektor


basis tempur Peleton, bentuk basis tempur sebagai berikut :
30

1) Bentuk lingkaran. Bentuk ini digunakan untuk menghadapi


musuh yang relatif kurang agresif.
2) Bentuk segi tiga.

a) Digunakan untuk menghadapi musuh yang lebih agresif.


Kedudukan ini dapat dimanfaatkan sebagai penghadangan pada
jalan/medan yang memungkinkan. Cara menempati kedudukan
basis tempur adalah seperti halnya daerah penyelaman (DL)
lihat Juklap Patroli.

b) Regu-regu ditempatkan pada tiap sisi segi tiga dengan


sektor tembakan kearah luar, senjata otomatis ditempatkan pada
tiap sudut segi tiga tersebut, pembagian sektor regu ditentukan
dengan menunjukan jam, misalnya: Regu 1 dari jam 10 – jam 2.
Regu 2 dari jam 2 – jam 6. dst. Pokko Ton ditempatkan di
tengah, bila perlu senjatanya ditempatkan di garis depan
bersama regu.
c) Penempatan kelompok dalam regu. Komandan regu
beserta 2 pengintai berada di tengah, kelompok senjata
otomatis dan kelompok senapan disebelah kanan/kiri Danru.
Gambar :

Keterangan.
= Kelompok regu
= Kelompok senjata otomatis.
= Kelompok senapan.
31

19. Penghadangan. Dilaksanakan untuk menghancurkan musuh dengan cara


menunggu di daerah tertentu yang telah dipersiapkan. Secara teknis sama dengan
penghadangan patroli. Untuk jelasnya periksa Juklap Patroli.

20. Penyergapan. Penyergapan adalah suatu serangan pendadakan terhadap


kedudukan instalasi musuh dengan tidak bermaksud untuk mendudukinya. Tujuan
penyergapan adalah untuk :

a. Menghancurkan, menawan atau merampas perlengkapan musuh.


b. Membebaskan personel sendiri yang ditawan musuh.
c. Menghancurkan instalasi musuh.

Pelaksanaan sama dengan penyergapan yang dilakukan oleh patroli


penyergapan. Regu-regu dapat ditugasi sebagai unsur penyerang dan unsur
pengaman. Sedangkan kelompok RL, Mortir 50 dan beberapa pucuk senjata
otomatis pada regu senapan dapat membentuk unsur bantuan yang dipimpin oleh
Danru. Penjelasan lebih terperinci lihat patroli penyergapan pada Juklap Patroli.

21. Pengamanan.

a. Umum. Patroli keamanan adalah patroli yang dikeluarkan untuk


melaksanakan tugas pengamanan terhadap personel, material dan
daerah/medan. Patroli keamanan ada yang bersifat pasif artinya ia bergerak
tidak sengaja mencari musuh dan aktif yaitu melaksanakan tugas pengamanan
dengan bergerak untuk mencari dan menghancurkan musuh.

b. Organisasi tugas. Organisasi patroli keamanan dapat disusun dalam


kelompok-kelompok seperti halnya patroli tempur yang lain atau dapat juga
disusun dalam formasi regu organik. Dasar pertimbangan yang paling utama
dalam penyusunan organisasi tugas adalah ada atau tidaknya keterangan
tentang musuh yang diketahui dan kemungkinan kontak dengan musuh.

c. Macam-macam patroli keamanan.

1) Patroli keamanan yang bergerak bersama induk pasukan.


2) Patroli keamanan yang dikeluarkan oleh Induk Pasukan.
32

a) Patroli keamanan dengan tugas pembersihan daerah


(patroli mencari dan menghancurkan).
b) Patroli keamanan dengan tugas mencari penembak
runduk.
c) Patroli keamanan dengan tugas pengamanan daerah.

22. Evaluasi.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Basis Tempur !
b. Sebutkan dan jelaskan bentuk kedudukan Basis Tempur !
c. Jelaskan tujuan dari penyergapan !

BAB V
RUPAN SEBAGAI PASUKAN CADANGAN

23. Umum. Pasukan cadangan merupakan salah satu unsur lawan Insurjen
yang pengerahan dan Kodal berada pada Komandan Operasi. Dalam keadaan
tertentu pengerahan dan kodal dapat disentralisasikan pada Komandan bawahan.
Pasukan cadangan pada umumnya adalah pasukan yang mempunyai mobilitas
tinggi dan kenyal. Penyiapan dan tempat siaga pasukan cadangan berada pada
daerah yang relatif aman dekat dengan daerah pertempuran. Daerah persiapan
dapat juga berada di daerah belakang (sebagai cadangan umum). Tugas yang
dapat diberikan pada pasukan cadangan adalah :

a. Tugas ekploitasi/memperbesar hasil.


b. Tugas pembersihan.
c. Tugas aksi ofensif seperti pasukan pemukul (cadangan mobil).
d. Tugas pengamanan dan pengawalan.
e. Tugas lain untuk mendukung kekenyalan bertindak Komandan operasi.

24. Tugas-tugas pembersihan. Regu senapan sebagai pasukan cadangan


dapat melaksanakan tugas pembersihan sabagai lanjutan dari operasi ofensif yang
dilaksanakan oleh pasukan pemukul. Tujuan pembersihan adalah untuk :

a. Membersihkan kembali sisa Insurjen yang masih tertinggal dan


bersembunyi di daerah yang telah “dibersihkan “ oleh pasukan.
33

b. Mencari dan menemukan alat perlengkapan, senjata, munisi, obat-


obatan, bahan makanan dan lain-lain yang disembunyikan dalam rangka
memperpanjang perang berlanjutnya.
c. Teknik/cara melaksanakan pembersihan sama dengan teknik/cara
melakukan penggeledahan dan pencarian oleh pasukan kerangka dan
pencarian dan pembersihan oleh pasukan pemukul.

25. Tugas-tugas pengamanan.

a. Umum. Tugas pengamanan yang dilakukan oleh pasukan cadangan


meliputi pengamanan : Vip, Instalasi, RPU, konvoi, penduduk, daerah dan
lain-lain. Tugas tersebut dapat dilakukan oleh satuan lawan Insurjen lainnya
seperti pasukan kerangka, Satkowilhan, Hansip/Wankamra atau Kepolisian.

b. Regu Senapan dalam Pengamanan Konvoi.

1) Pengertian. Pengamanan konvoi adalah tindakan pasukan


dalam melaksanakan pengamanan langsung pemindahan pasukan
atau pengiriman logistik/bekal dari suatu tempat ke tempat lain dengan
kendaraan. Tindakan pengamanan konvoi dilaksanakan Rupan baik
berdiri sendiri (BS) maupun sebagai bagian dari Tonpan.
2) Pelaksanaan pemindahan tergantung dari faktor TUMMPAS
terutama pada faktor jarak dan waktu yang harus ditempuh, keadaan
medan yang akan dialui, faktor perlawanan musuh dan jumlah pasukan
serta fasilitas angkutan yang ada. Regu Senapan yang ditugaskan
untuk pengamanan konvoi hanya terlibat pada teknik pelaksanaan
pengamanan saja perencanaan dan administrasi perjalanan/
pemindahan bukan merupakan tanggung jawab Danru.

3) Hal yang perlu diketahui oleh Danru adalah:


a) Penyampaian prosedur tetap perjalanan.
b) Pos pengaman route perbekalan utama (RPU) dan tanda
pengenal.
c) Jalan/route yang akan dilalui.
d) Tujuan perjalanan, rencana waktu, kecepatan dan selang
waktu
34

e) Susunan kendaraan/pasukan dan perkuatan pengaman.


f) Tindakan bila melalui daerah berbahaya.
g) Tindakan bila kontak dengan musuh.
h) Komunikasi (khususnya dengan pasukan kawan yang di
lewati).

4) Sedangkan untuk para anggota hanya terbatas pada :


a) Prosedur tetap perjalanan.
b) Tanda-tanda pasukan kawan.
c) Lokasi pasukan kawan.
d) Tindakan bila melalui daerah berbahaya.
e) Pembagian kendaraan.
f) Letak/kedudukan Komandan peleton.
g) Instruksi koordinasi dalam penyerbuan (jika akan
mengatasi kontak).
h) Hal-hal yang harus diperhatikan selama perjalanan.

5) Pelaksanaan. (Dengan menggunakan kendaraan bermotor).

a) Setelah menerima perintah Danru membuat perencanaan


dan persiapan secara lengkap dan teliti. Rencana tersebut
meliputi :

(1) Pengorganisasian.
(2) Penempatan pasukan dalam kendaraan.
(3) Cara berkomunikasi/Kodal selama perjalanan dan
saat mengatasi gangguan.
(4) Mempelajari medan kritik disepanjang perjalanan.
(5) Mempelajari situasi dan kedudukan musuh dan
kawan.
(6) Cara bertindak jika dihadang.
(7) Perencanaan melewati daerah berbahaya.
(8) Cara mengamankan barang yang dibawa.
(9) Prosedur tetap yang berlaku.
35

b) Danru memberikan perintah kepada Komandan bawahan.


Isi perintah Danru antara lain :

(1) Situasi musuh, kawan, BP dan perkuatan


pengamanan.
(2) Tugas regu.
(3) Pelaksanaan:

(a) Kedudukan dalam kendaraan dan urut-


urutan kendaraan.
(b) Tugas masing-masing kelompok.
(c) Daerah kawan yang dilewati.
(d) Daerah berbahaya dan tindakan pada waktu
melewatinya.
(e) Tindakan bila dihadang.
(f) Tindakan mengatasi gangguan.
(g) Hal-hal yang diperlukan.

(4) Administrasi yang diperlukan yang berpengaruh


dalam tugas.
(5) Tanda-tanda perkenalan, isyarat komunikasi dan
letak/ kedudukan-kedudukan Danton dan Danru.

c) Persiapan setelah mengeluarkan perintah adalah :

(1) Melakukan persiapan pasukan dan perlengkapan


(munisi dan lain-lain).
(2) Latihan pendahuluan tentang tindakan bila
dihadang.
(3) Memeriksa alat komunikasi.
(4) Memberi petunjuk pada pengemudi khususnya bila
konvoi dihadang.

d) Pengorganisasian.

(1) Kelompok komando.


(2) Unsur penyerang.
36

(3) Unsur pengikat/pelindung.


(4) Kelompok bantuan.

e) Kedudukan pasukan pengaman pada konvoi. Pengaman


selama perjalanan dapat dilakukan dengan :

(1) Semua kelompok pengaman berada di depan


konvoi pada jarak tertentu menggunakan beberapa
kendaraan pengawal (pengawalan depan).
(2) Kelompok pengaman dibagi 3 yaitu 1/3 di depan,
samping dan belakang konvoi.
(3) Kelompok pengaman di bagi menjadi 2 kelompok
pengawalan yaitu pengawalan depan dan belakang.
f) Teknik pengamanan selama gerakan.
(1) Berhenti dan pembersihan.
(2) Bergerak dengan cara loncat ganti.
(3) Bergerak dengan cara ulat kilan.
(4) Bergerak tetap.

26. Evaluasi.
a. Jelaskan tugas yang dapat diberikan pada pasukan cadangan !
b. Regu Senapan sebagai pasukan cadangan antara lain dapat diberikan
tugas pembersihan. Jelaskan tujuan dari pembersihan tsb !
c. Jelaskan tugas pengamanan yang dilakukan oleh pasukan cadangan
meliputi apa saja !

BAB VI
RUPAN DALAM PERTEMPURAN PERJUMPAAN

27. Umum. Untuk bisa berhasil dengan baik dalam melaksanakan pertempuran
perjumpaan, ketentuan berikut haruslah dipedomani :

a. Prinsip-prinsip :

1) Pertempuran perjumpaan harus dilakukan dengan suatu


tindakan seketika.
37

2) Dalam pertempuran perjumpaan harus.


a) Membuka tembakan dengan cepat dan terarah.
b) Cepat mengambil keputusan.
c) Cepat bergerak dan agresif.
d) Mempunyai ketegasan bertindak oleh seluruh anggota.
e) Mempunyai ketenangan dalam keadaan apapun.

b. Guna dapat melaksanakan tindakan seketika, maka harus ada :


1) Ketepatan reaksi.
2) Kekompakan kelompok.
3) Tembakan yang gencar.
4) Kodal yang terpusat.
5) Aksi yang agresif.

c. Tujuan dari tindakan seketika adalah :


1) Mengatasi tembakan musuh.
2) Merubah formasi kelompok sesuai dengan situasi yang ada.
3) Menempati kedudukan dan formasi serangan.
4) Mengambil kedudukan untuk pangkal tembakan.
5) Melaksanakan serangan atau tindakan selanjutnya.
6) Mengurangi korban tempur pasukan sendiri.

d. Organisasi. Jika regu bergerak dalam rangka patroli maka


organisasinya adalah sesuai dengan organisasi patroli (lihat Juklap Patroli).
Jika regu bergerak bertindak sebagai patroli, maka menggunakan organisasi
regu organik, dengan membagi anggotanya dalam 3 kelompok yaitu :

1) 2 orang sebagai pengintai depan (jika Komandan regu bersama


pengintai depan maka kelompok ini disebut kelompok regu).
2) 3 orang yaitu penembak senjata otomatis atau SO pembantu
penembak SO dan Wakil Komandan regu sebagai kelompok SO.
3) 3 orang penembak senapan dengan seorang penembak tabung
pelontar yang nantinya dipimpin oleh Komandan regu sebagai
kelompok senapan. Jika tanpa Komandan regu maka yang memimpin
adalah penembak tabung pelontar.
38

e. Formasi. Jika dalam rangka patroli maka formasi patroli. Jika regu
bergerak dalam hubungan organik, formasi regu adalah sebagai berikut :

1) Formasi paruh lembing. Formasi ini digunakan pada medan


yang setengah terbuka dan kedudukan yang pasti dari musuh telah
diketahui :
Formasi paruh lembing kelompok senjata otomatis kanan.

Pok Regu

Kelompok SO

Kelompok
Senapan

Formasi paruh lembing kelompok senjata otomatis kiri.

Pok Regu

Kelompok
Kelompok SO Senapan

Catatan :
a) Jarak antara perorangan + 5 s/d 20 m (tergantung medan
dan pandangan).
20 Jarak antara kelompok + 10 s/d 50 m (tergantung medan
dan kepentingan pengendalian/pengawasan).
39

2) Formasi berbanjar. Formasi ini digunakan pada medan


tertutup dimana memungkinkan menggunakan formasi lain.

Gambar : Formasi berbanjar

Pok SO

Kelompok
Senapan

Catatan :
a) Jarak antara perorangan + 5 s/d 20 m (tergantung medan
dan pandangan).
b) Jarak antara kelompok + 10 s/d 50 m (tergantung medan
dan kepentingan pengendalian/pengawasan).

3) Formasi bersyaf. Formasi ini digunakan pada saat serbuan,


yaitu jarak serbuan.

Gambar - 21

Kelompok
Kelompok Senapan Kelompok Regu Senjata Otomatis

Keterangan : Bersyaf dengan senjata otomatis kanan.


40

Gambar - 22

Kelompok
Senjata Otomatis Kelompok Senapan
Kelompok Regu

Keterangan : Bersyaf dengan senjata otomatis kiri.

Catatan :
a) Jarak antara perorangan + 5 s/d 20 m (tergantung medan
dan pandangan).
b) Jarak antara kelompok + 10 s/d 50 m (tergantung medan
dan kepentingan pengendalian/pengawasan).

28. Cara Mengatasi Gangguan. Apabila regu bergerak di medan tertutup,


karena terbatasnya pandangan maka kemungkinan kontak dengan musuh adalah
pada jarak yang cukup dekat. Cara mengatasi gangguan ini adalah jika regu
bergerak dengan formasi berbanjar. Apabila medan relatif terbuka (kebun, semak,
hutan, perkebunan). Maka formasi yang digunakan adalah paruh lembing. Dalam hal
yang seperti ini, selalu perjumpaan diawali dengan kontak tembak antara pengintai
dengan personel depan musuh. Menghadapi situasi ini cara bertindak yang diambil
adalah :

a. Kelompok pengintai tersebut segera beraksi dengan cepat, dengan


melaksanakan :

1) Tembakan yang padat kearah musuh.


2) Teriak tentang arah kontak, contohnya “kontak depan”, (yang
mendengar mengulangi teriakan).
3) Segera mengambil perlindungan.
4) Menentukan kedudukan musuh secara pasti.

b. Komandan regu dengan cepat maju ke depan untuk membuat


perkiraan keadaan taktis dan medan.
41

c. Pada waktu yang bersamaan kelompok senjata otomatis maju ke


depan, mengambil kedudukan di sebelah kanan dari kelompok pengintai,
sedangkan kelompok senapan maju ke depan, mengambil kedudukan di
sebelah kiri kelompok pengintai. Kedudukan ini dapat berubah sesuai
keadaan medan atau atas pertimbangan Komandan regu.

d. Tindakan selanjutnya disesuaikan dengan hasil perkiraan keadaan


taktis dan medan Komandan regu guna melaksanakan serangan apabila
yakin menang. Bila musuh yang dihadapi kuat maka regu tersebut segera
memutuskan kontak dengan musuh (teknik memutuskan kontak lihat
Petunjuk Lapangan Patroli).

e. Regu mampu menyerang musuh. Apabila hasil perkiraan keadaan


taktis dan medan dari Komandan regu menghasilkan bahwa regu tersebut
mampu menyerang musuh maka tindakan yang diambil adalah

Gambar : Formasi regu berbanjar sebelum kontak.

Kelompok Kelompok Kelompok


Senapan Sejata Otomatis Regu Musuh
42

Gambar : Formasi kontak awal.

Kelompok
Senapan 30-50 m lebar Front
(sesuaikan medan)
Sejata Otomatis

Kelompok
Kelompok Sejata Otomatis
Senapan

Kelompok
Regu
Musuh

Kelompok
Sejata Otomatis

Gambar : Formasi sebelum kontak.

Pok Regu

Kelompok
Senapan
43

Gambar : Formasi kontak awal.

Musuh

Kelompok SO

Kelompok Regu

Kelompok Senapan
Kelompok SO

1) Menggunakan teknik tembak gerak. Jarak gerakan dari satu


kedudukan ke kekedudukan berikutnya dan posisi tembak tergantung
dari keadaan medan, sedangkan gerakannya adalah :

a) Kelompok senapan bergerak ke depan dengan dilindungi


kelompok senjata otomatis dan kelompok regu sampai ditempat
segera membuka tembakan.

b) Kelompok senjata otomatis bergerak ke depan


mengambil kedudukan segaris dengan kelompok senapan.
Setibanya di kedudukan yang baru, maka membuka tembakan.

c) Kelompok regu bergerak ke depan dengan dilindungi oleh


kelompok senapan dan kelompok senjata otomatis. Sampai
dikedudukan yang baru, membuka tembakan (lihat gambar 27).
44

Gambar : Regu melaksanakan tembak gerak

Kelompok
1 4
Senapan

Kelompok Regu
3 6
Musuh

Kelompok SO
2 5

d) Apabila Komandan regu melihat musuh mulai berusaha


memutuskan “kontak tembak” dan akan mengundurkan diri
maka Komandan regu segera memerintahkan penembak
senapan untuk pasang sangkur, sementara kelompok senjata
otomatis tetap menembak kearah kedudukan musuh, sehingga
tidak terjadi kekosongan tembakan.

e) Segera setelah penembak senapan selesai memasang


sangkurnya, maka Komandan regu memerintahkan “tembakan
serbuan maju tembak”.

Lihat gambar : Kedudukan regu pada saat konsolidasi.

Kelompok
Senapan

Musuh yg telah Komandan


dihancurkan Regu

Kelompok SO
Kelompok
Pengintai
45

f) Pada aba-aba itu seluruh anggota Regu berdiri dari


kedudukannya dengan cepat bergerak maju (lari) sambil
menembak (serbuan cepat).

g) Konsolidasi dilaksanakan bila seluruh musuh yang berada


disasaran telah yakin dapat dihancurkan. Setelah itu Komandan
regu melaporkan kepada Komandan atasan atau melaksanakan
tugas selanjutnya.

h) Jika tidak memungkinkan untuk melakukan serbuan maka


regu akan terus bergerak dengan tembak gerak sampai masuk
kedudukan musuh. Dalam hal ini tembak gerak dilakukan dalam
hubungan kelompok, selanjutnya dalam hubungan perorangan
dimana satu dengan yang lain saling melindungi.

i) Khusus untuk personel/anggota yang berada paling kiri


atau kanan, di samping melaksanakan tugas pada sektornya,
sekali-kali harus melihat kearah lambung dan belakang dari
sektor regu.

2) Melaksanakan pelambungan kanan / kiri.

29. Evaluasi.
a. Jelaskan prinsip-prinsip pertempuran perjumpaan !
b. Pertempuran perjumpaan harus dilakukan dengan suatu tindakan
seketika. Jelaskan tujuan dari tindakan seketika tersebut !
c. Jika regu organik bergerak dalam patroli, dengan membagi
anggotanya dalam 3 (tiga) pok. Sebutkan 3 (tiga) pok tersebut dan formasi
apa saja ?
46

BAB VII
RUPAN DALAM LAWAN PENGHADANGAN

30. Lawan Penghadangan Berjalan Kaki.

a. Umum. Setiap gerakan dari pasukan hendaknya dilancarkan dengan


seteliti mungkin dan bagi satuan yang melaksanakan tugas harus senantiasa
siap untuk menghadapi penghadangan dari musuh pada setiap tempat dan
waktu, dengan cara memperperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Menguasai medan dengan baik.


2) Gerakan-gerakan, kebiasaan yang rutin agar terhindari.
3) Bila tidak terpaksa, agar penggunaan jalan dan pematang
terhindari.
4) Tingkatkan kerahasiaan dan keamanan.
5) Gerakan penipuan agar selalu direncanakan.
6) Bergerak dengan cara lompat katak.
7) Setiap gerakan yang dilaksanakan agar selalu membuat
perkiraan keadaan medan yang dilalui.
8) Agar menentukan titik berkumpul di sepanjang rute gerakan
untuk tempat reorganisasi setelah dihadang.

b. Tindakan regu apabila dihadang.

1) Sebagian regu masuk daerah penghadangan.

a) Hanya kelompok regu yang dihadang (bagian depan),


tindakannya
(1) Kelompok regu membalas tembakan dan
berlindung.
(2) Komandan regu melaksanakan perkiraan keadaan
taktis dan keadaan medan secara singkat.
(3) Kelompok senjata otomatis, senapan berlindung
dan mengadakan pengamanan setempat.
47

(4) Apabila Komandan regu melaksanakan


pelambungan langkah-langkahnya sebagai berikut :
(a) Komandan regu memberi isyarat kepada
Komandan kelompok bahwa regu akan
melaksanakan pelambungan.
(b) Komandan regu memerintahkan kepada
Wakil Komandan regu untuk memimpin kelompok
senjata otomatis dan anggota kelompok regu
sebagai pangkal tembakan.
(c) Komandan regu membawa kelompok
senapan untuk melambung kanan/kiri dengan
terlebih dahulu memerintahkan untuk pasang
sangkur.
(d) Setelah sampai pada jarak serbuan
kelompok senapan segera membuka tembakan
dipimpin oleh Komandan regu.
(e) Apabila ada tanda dari musuh akan
melarikan diri, maka Komandan regu memberi
isyarat kepada Wakil Komandan regu untuk
mengendalikan tembakan. Dalam waktu yang
bersamaan Komandan regu memerintah kelompok
senapan untuk melaksanakan serbuan.
(f) Setelah sasaran direbut maka seluruh regu
melaksanakan konsolidasi. Kelompok senjata
otomatis dan anggota pengintai dalam
melaksanakan konsolidasi sambil mengadakan
pembersihan sasaran dipimpin oleh Wakil
Komandan regu.
(g) Setelah konsolidasi selesai Komandan regu
melaporkan hasilnya kepada Komandan peleton
atau melaksanakan tugas / melaksanakan tugas
selanjutnya.
48

(5) Apabila regu melaksanakan serangan secara


frontal, langkahnya komandan regu memberi isyarat
kepada komandan kelompok bahwa regu akan
melaksanakan serangan secara frontal.

Gambar : Posisi awal pada saat dihadang.

Musuh

Gambar : Kelompok senjata SO dan kelompok regu sebagai


pangkal operasi

Musuh
49

Gambar : Kelompok senapan melaksanakan pelambungan.

Musuh

b) Hanya kelompok senjata otomatis yang dihadang bagian


tengah dari regu, Tindakannya :
(1) Kelompok senjata otomatis segera membalas
tembakan dan berlindung.
(2) Komandan regu melaksanakan perkiraan keadaan
taktis dan keadaan medan secara singkat.
(3) Kelompok regu dan kelompok senapan berlindung
dan melaksanakan pengamanan setempat.
(4) Langkah selanjutnya seperti pada pasal 35, b, 1),
a) ad (4).
Gambar : Posisi awal pada saat dihadang.

Musuh
50

Gambar.

Kelompok senjata otomatis dan kelompok Regu sebagai pangkal


tembakan.

Musuh

Gambar : Kelompok senapan melaksanakan pelambungan.

Musuh
51

c) Hanya kelompok senapan yang dihadang, (bagian


belakang dari regu), tindakannya :

(1) Kelompok senapan segera membalas tembakan


dan berlindung.

(2) Kelompok regu melaksanakan perkiraan keadaan


taktis dan keadaan medan secara singkat
(3) Kelompok regu dan kelompok SO berlindung dan
pengamanan setempat.
(4) Apabila Komandan regu memutuskan untuk
melambung kanan/kiri, langkahnya sebagai berikut :

(a) Komandan regu memberi isyarat kepada


Komandan kelompok bahwa regu akan
melaksanakan pelambungan.
(b) Komandan regu memerintahkan kepada
wakil komandan regu untuk memimpin kelompok
senjata otomatis dan anggota kelompok regu
sebagai pangkal tembakan.
(c) Komandan regu memerintahkan kelompok
senapan untuk keluar dari daerah penghadangan
dengan dilindungi oleh kelompok senjata otomatis
dan anggota kelompok regu.
(d) Komandan regu membawa kelompok
senapan untuk melambung kanan atau kiri
dengan terlebih dahulu memerintahkan untuk
pasang sangkur.
(5) Apabila regu melaksanakan secara frontal langkah
selanjutnya lihat gambar di bawah ini.
52

Gambar : Posisi awal pada saat awal pada waktu


dihadang.

Musuh
53

Gambar : Kelompok senjata otomatis dan kelompok


regu sebagai pangkal tembakan.

Musuh

Musuh
54

2) Seluruh regu masuk daerah penghadangan musuh.


Tindakannya adalah sebagai berikut :

a) Apabila regu tidak mampu untuk melaksanakan


serangan terhadap kedudukan musuh maka langkah yang
diambil adalah segera memutuskan kontak dengan musuh.
Teknik memutuskan kontak lihat Buku Juklap Patroli.

b) Apabila regu mampu menyerang musuh, maka langkah


yang diambil, sebagai berikut :

(1) Seluruh anggota regu membalas tembakan dan


berlindung.
(2) Komandan regu melaksanakan perkiraan kedaan
taktis dan keadaan medan secara singkat.
(3) Regu dapat melaksanakan pelambungan.
(4) Regu dapat melaksanakan serangan secara
frontal.

31. Lawan Penghadangan Berkendaraan.

a. Umum. Kecuali melakukan penghadangan terhadap pasukan yang


berjalan kaki, musuh juga melakukan penghadangan terhadap pasukan kita
yang melakukan kendaraan bermotor. Pasukan yang bergerak dengan naik
kendaraan relatif rawan dan menjadi sasaran penghadangan musuh.
Biasanya kewaspadaan anggota kurang, sehingga musuh sering
menghadang pasukan yang sedang bergerak di atas kendaraan ini.

b. Persiapan kendaraan. Setiap kendaraan yang akan digunakan harus


dipersiapkan dengan baik agar :

1) Memberikan perlindungan yang maksimal kepada para


penumpang dan pengemudi.
2) Memudahkan penggunaan senjata.
3) Memudahkan bagi pasukan untuk turun dari kendaraan, untuk
melaksanakan tindakan selanjutnya.
4) Mencegah gangguan teknis kendaraan pada waktu gerakan.
55

c. Persiapan anggota. Sebelum naik kendaraan telah ditentukan tempat


duduk dan tugasnya. Hal ini dilaksanakan agar anggota mengetahui tugasnya
apabila sewaktu-waktu tugasnya, susunan tempat duduk dan tugas masing-
masing adalah sebagai berikut :

1) Anggota penembak senapan yang dapat mengemudikan


kendaraan duduk disamping pengemudi dengan tugas :

a) Memberikan perlindungan kepada pengemudi bila


dihadang.
b) Membantu pengemudi sewaktu Peleton membalas
tembakan musuh.
c) Apabila pengemudi tersebut luka/gugur maka ia segera
menggantikan tugas pengemudi.

2) Pengawal kendaraan. Ditiap kendaraan ditempatkan empat


anggota yang masing-masing kedudukannya pada sudut kendaraan.
3) Komandan kendaraan. Dijabat oleh Komandan regu.
Tempatnya dibelakang pengemudi sehingga ia mempunyai pandangan
yang luas.
4) Pelempar granat asap. 2 orang di belakang pengawal yang ada
di depan (jika ada).
5) Penembak senjata mesin ringan. Dilayani oleh pengawal
kendaraan untuk memberikan tambahan yang padat kearah musuh.
6) Susunan dalam kendaraan seperti pada gambar
Gambar : 27 Peleton dalam 2 kendaraan a’ 5 ton.
56

Gambar : Peleton dalam 3 kendaraan a’ 2 ½ ton.

Keterangan :
- Pengemudi - Bintara peleton - Pelayan radio
- Penembak senapan - Komandn regu - Penembak lempar
- Pembantu pengemudi - Mortir ringan - Roket
- Pengawal - Komandna peleton - Penembak roket
- Anggota senapan - Penembak senjata otimatis - Longser
- Pelempar granat asap - Sektor pengawasan - Wadanru

d. Konvoi. Apabila bergerak dengan 1 peleton lengkap, hendaknya


disediakan 3 kendaraan 2 ½ ton atau 2 kendaraan 5 ton (tidak boleh kurang
dari ini).

e. Kedudukan para Komandan.

1) Komandan peleton bertindak sebagai Komandan konvoi,


berada di kendaraan yang paling belakang.

2) Bintara peleton selaku sebagai wakil Komandan konvoi, berada


di kendaraan paling depan.

3) Komandan regu selaku Komandan kendaraan, walaupun


komandan peleton dan bintara peleton ikut dikendaraan mereka dalam
57

hal ini Komandan peleton dan Bintara peleton sebagai pengawas


pengendali konvoi secara keseluruhan dan memimpin peletonnya
apabila peleton tersebut dihadang oleh musuh, (kecuali kalau peleton
menggunakan 2 kendaraan).

f. Perencanaan.

1) Analisa tentang medan. Sebelum pasukan bergerak dengan


menggunakan kendaraan maka Komandan Peleton hendaknya
menganalisa medan yang akan dilalui sebagai berikut :

a) Keadaan medan dan jalan yang akan dilalui.


b) Kemungkinkan tempat yang akan digunakan musuh untuk
mengadakaan penghadangan.
c) Sasaran tembakan senjata mortir dan artileri sepanjang
perjalanan.
d) Medan kritik.
e) Tempat kritis.
f) Garis berita.

2) Gerakan konvoi. Komandan konvoi memberikan petunjuk


kepada Komandan kendaraan tentang :

a) Kecepatan kendaraan tidak boleh lebih dari 50 Km / jam.


b) Jarak antara kendaran dengan kendaraan adalah antara
50 s/d 100 m.
c) Urutan gerakan tindakan kendaraan sebagai berikut :

(1) Apabila kendaraan berhenti untuk istirahat, maka


seluruh anggota turun kendaraan dan melaksanakan
keamanan keliling.
(2) Apabila kendaraan dalam perjalanan ada yang
rusak, maka kendaraan lainnya berhenti, anggota turun
kendaraan dan melaksanakan keamanan keliling,
bergerak setelah perbaikan dilaksanakan.
58

g. Bantuan/bawah perintah.

1) Mortir dan Altereli agar dikoordinasikan untuk penentuan


sasaran masing-masing, sehingga satuan sasaran tidak ditembaki oleh
2 atau lebih senjata.

2) Kavaleri. Apabila mendapat bantuan kavaleri, maka penempatan


seluruh satuan itu dapat di depan, di tengah, atau di belakang untuk
memberikan bantuan tembakan sewaktu peleton melakukan lawan
penghadangan terhadap musuh serta untuk mengacaukan posisi
penghadangan musuh.

3) Helly Kopter. Dapat memberikan bantuan sebagai berikut :

a) Pengintaian terhadap kedudukan musuh selama peleton


belum bergerak.
b) Radio relay.
c) Pos tinjau udara bagi Altireli atau Mortir.
d) Evaluasi korban tempur.
e) Bantuan tembakan (khusus hely kopter bersenjata).

h. Cara-cara bergerak.

1) Berhenti dan pembersihan. Sebelum pasukan sampai kesuatu


tempat yang diperlukan sebagai tempat penghadangan musuh, maka
kendaraan berhenti dan pasukan turun dari kendaraan berhenti
dengan melaksanakan kegitan sebagai berikut :

a) Satu Regu melaksanakan pembersihan sejauh + 100


meter kedepan dan pada medan yang dicurigai.
b) 2 regu tetap ditempat untuk bertindak menghadapi segala
kemungkinan yang mungkin terjadi apabila daerah tersebut telah
dibersihkan, maka pasukan meneruskan ke tempat tujuan.

2) Bergerak dengan cara loncat ganti. Yang dimaksud dengan cara


ini adalah: Satu kendaraan bergerak, sementara kendaraan yang lain
melindungi. Cara ini dilaksanakan sampai ke tempat tujuan.
59

Contoh seperti di bawah ini.

a) Kendaraan pertama bergerak ke depan sampai pada


jarak 200 s/d 300 meter (dan sebatas aman) berhenti. Anggota–
anggota turun dari kendaraan dan melaksanakan pengamanan
keliling untuk melindungi kendaraan di belakangnya yang
sedang bergerak ke depan.

Gambar :

Naik kendaraan
dan teruskan Naik kendaraan
perjalanan dan teruskan
perjalanan

Ru depan (member-
sihkan daerah yang
dicurigai)

Ru tengah
(melindungi)

Ru belakang
(keamanan kendaraan)

Berhenti dan pembersihan.


60

b) Kedaran kedua terus maju kedepan melewati kendaran


pertama sejauh jarak yang sama seperti di atas, kemudian
berhenti dan anggota turun seperti di atas.
c) Seterusnya kendaraan ketiga akan berjalan melewati
kendaraan pertama dan kedua yang sedang berhenti tadi dan
langsung maju ke depan lagi sejauh jarak seperti di atas.
d) Selanjutnya kendaraan yang pertama tadi akan berjalan
pulang melewati kendaraan kedua dan ketiga serta berhenti lagi
di depan. Kegiatan ini dilaksanakan terus sampai ke tempat
tujuan.

Gambar : Bergerak dengan Loncat Ganti

Arah yang dituju

1 1
2

2 3

2 3

3 1
1 2 3

Berhenti turun
Berhenti turun Lindungui 3 dan 1 Berhenti turun
Lindungui 1 dan 2 Lindungui 2 dan 3

3) Ulat kilan. Pada umumnya hampir sama dengan cara ad 2) (di


atas), kecuali kendaraan yang berhenti di depannya. Contoh berikutnya
seperti pada gambar A dan B.
a) Kendaraan pertama berhenti, turun dan mengambil
tindakan pengamanan keliling melindungi kendaraan ke dua.
61

b) Apabila kendaraan kedua sampai, tindakan yang sama


diambil untuk menunggu kendaraan ke tiga. Selanjutnya
kendaraan pertama akan berjalan lagi ke depan sejauh 200–300
meter dan berhenti kembali.
c) Apabila kendaraan ketiga sampai ketempat kendaraan
kedua, tindakan yang sama diambil. Kendaraan kedua
seharusnya berjalan lagi menuju ketempat dimana kendaraan
pertama tadi di depan.
d) Lanjutkan kegiatan ini diteruskan ketempat yang dituju.

4) Bergerak tetap. Cara ini adalah yang paling mudah tidak perlu
berhenti dan tidak akan memakan waktu pendek. Kerugiannya adalah
relatif lebih rawan dibandingkan dengan cara-cara terdahulu. Cara ini,
bila bergerak bersama Kavaleri akan lebih menguntungkan.
Gambar : Bergerak secara ulat kilan.

2
3
1 1

Berhenti lagi disini 1 Berhenti turun dan lindungi


Kendaraan kedua tunggu 2, kalau 2 sampai 1, naik
Kembali dan jalan.

Kendaraan pertama menunggu


Kendaraan kedua.

2 2
3

1
2 Berhenti tunggu 3
Apabila 3 sampai , 2 berjalan
lagi menuju 1 dst-nya
62

j. Penghadangan oleh Musuh.

1) Pemilihan daerah penghadangan. Biasanya musuh akan


memilih medan yang jalannya berliku-liku, mendaki atau mempunyai
tebing yang curam dikiri kanannya dan sukar untuk didaki, namun
biasanya musuh tidak terpaku dengan pemilihan daerah tersebut.
Mereka mungkin juga memilih daerah yang relatif datar yang tidak
diperkirakan sebelumnya yang penting, dalam pemilihan daerah
penghadangan ini bagi musuh adalah suatu tempat yang mempunyai
ruang tembak yang baik dan tempat dimana keadaannya akan
memaksa kendaraan tersebut merapat secara berturut-turut.

2) Menghadang. Cara musuh mulai menghadang dengan :

a) Merintangi jalan dengan menghalangi gerakan dengan


pohon-pohon yang ditebang.
b) Ranjau yang dikendalikan (jenis ranjau listrik).
c) Tembakan gencar ke pengemudi kendaraan depan.

3) Rintangan tembakan. Tembakan gencar ditujukan ke kabin


pengemudi, juga belakang kendaraan dimana anggota melompat turun.

4) Ranjau dan Bobby Trap. Medan permati dan daerah dimana


pasukaan akan menggunakannya sebagai tempat perlindungan dan
untuk bertindak selanjutnya akan dipasang ranjau dan Bobby Trap.

k. Perintangan jalan. Jalan yang akan dilalui pasukan, kemungkinan


terhalang oleh pohon rubuh, tanah longsor dan sebagainya. Rintangan ini
mungkin diakibatkan oleh alam maupun musuh. Tindakan yang diambil untuk
membersihkan jalan yang terhalang adalah :

1) Kendaraan depan berhenti sejenak. Bintara peleton yang berada


di kendaraan paling depan melihat macam rintangan tersebut.
Kendaraan yang lain juga berhenti dengan jarak antara kendaraan
tidak terlalu rapat. Atas perintah Komandan kendaraan seluruh anggota
turun dari atas kendaraan dengan kewaspadaan penuh.
63

2) Bintara peleton melapor kepada Komandan konvoi tentang


situasi yang dihadapi.
3) Anggota dari kendaraan depan atas perintah Komandan konvoi
turun dari kendaraan melaksanakan pembersihan sebelah kiri dan
kanan jalan menuju ke tempat rintangan tersebut dan daerah
sekelilingnya. Setelah diperiksa dan bila ternyata tidak ada ranjau atau
Bobby Trap maka rintangan yang ada digeser, disingkirkan dari jalan.
4) Bila rintangan tersebut besar, maka Komandan kendaraan
depan dapat meminta bantuan kepada Komandan konvoi yang
berada di belakangnya.
5) Selanjutnya teruskan perjalanan.

l. Tindakan lawan pengahadangan.

1) Tindakan jika dihadang. Apabila salah satu kendaraan dihadang,


maka tindakan yang diambil adalah :

a) Pengemudi dengan segera mempercepat kendaraan


untuk keluar dari daerah penghadangan. Bila pengemudi
terkena tembakan maka penembak senapan yang ada
disampingnya segera mengambil alih tugas mengemudi.
b) Pengawal dan anggota-anggota lain melepaskan
tembakan yang gencar ke arah musuh.
c) Anggota yang bertugas untuk melempar granat segera
melemparkan/menembakan granatnya untuk memberikan tabir
terhadap gerakan kendaraan, agar pandangan musuh terhadap
kita tertutup dan sebagai tanda kepada kendaraan lainnya
bahwa tempat tersebut merupakan posisi penghadangan dari
musuh.
d) Apabila kendaraan sudah keluar daerah penghadangan
atau terpaksa berhenti karena mesin mati, Komandan
kendaraan memerintahkan anggota melompat kekiri/kanan
berlawanan arah penghadangan dan menunjukkan tempat
berkumpul.
64

e) Setelah pasukan sampai ketempat yang relatif aman,


kelompok ini menyusun perlawanan terhadap musuh.
2) Kendaraan depan yang dihadang.

a) Kendaraan yang ada di belakangnya berhenti dan seluruh


anggota meloncat keluar di sebelah jalan yang sama dari posisi
penghadangan musuh.
b) Komandan konvoi memerintahkan Komandan kendaraan
tengah menyerbu dari lambung, Komandan Konvoi dengan
anggotanya melingkar ke kanan menutup musuh yang melarikan
diri dan segera melaksanakan serbuan dari arah ini.
c) Serbuan dilaksanakan dgn tembakan dan tembak gerak.

Gambar. Tindakan kendaraan depan dihadang.

1
Lari keluar
Berhenti mengambil
Kedudukan sebagai
pangkal tembakan

Musuh
1

Balas tembakan

Serbuan lambung

3
Serbuan melingkar
65

3) Kendaraan tengah dihadang.


a) Kendaraan yang di depan dan belakang berhenti dan
Komandan kendaraan memerintahkan seluruh anggotanya
untuk meloncat dari kendaraan dan segera mengambil
kedudukan yang baik. Jarak kedudukan regu depan dengan
posisi penghadangan tergantung kepada keadaan medan.
Dalam hal ini Bintara peleton langsung memimpinnya.

b) Komandan konvoi akan memimpin langsung regu yang


dibawanya untuk menyerbu musuh dari lambung dengan tembak
gerak.

Gambar : Tindakan kendaraan tengah dihadang.

Menutup

2 Lari keluar

Musuh

Balas Tembakan

Serangan melambung

3
66

4) Kendaraan belakang dihadang.

a) Kendaraan depan dan tengah berhenti secepatnya


seluruh anggota keluar dari kendaraan untuk menyerbu dari
lambung musuh.
b) Bintara peleton memerintahkan Komandan kendaraan
tengah untuk menyerbu dari lambung sedangkan Baton akan
memimpin serbuan melingkar dari sebelah kiri musuh.
c) Kelompok Mortir memberikan tembakan ke kedudukan
musuh, kelompok penyerbu melaksanakan serangan.
Saat serbuan, maka tembakan mortir ringan dialihkan.

Gambar : Tindakan kendaraan belakang dihadang.

Serangan Melingkar
1

Serangan Melambung
2

Berhenti, turun,
ambil kedudukan
sebagai pangkal 3
tembakam.
Musuh

Balas Tembakan
67

32. Evaluasi.

a. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghadapi


penghadangan dari musuh?

b. Jelaskan persiapan kendaraan yang akan digunakan tentang


kemungkinan dilaksanakannya lawan penghadangan kendaraan !

c. Berapa kendaraan yang diperlukan bila melaksanakan konvoi bergerak


dengan satu Peleton lengkap ?

d. Seorang penembak senapan yang dapat mengemudi ditugaskan duduk


disamping pengemudi, apa tugas-tugasnya ?

BAB VIII

PROSEDUR DAN DISIPLIN LAPANGAN

33. Umum. Dalam suatu pertempuran seringkali terjadi peristiwa dimana


diperlukan tindakan yang cepat dan tepat. Ketidak tepatan tindakan serta tidak
disiplinnya anggota dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar yang seharusnya
tidak perlu terjadi. Kerugian ini, disebabkan karena tidak terlatihnya ataupun
ketidaktahuan tentang cara melakukan tindakan tersebut dengan benar. Suatu
persedur dalam pertempuran yang memuat urutan dan cara melakukan dan cara
melakukan suatu tindakan teknis ataupun taktis tertentu sangatlah perlu bagi satuan
kecil yang harus cepat mengambil keputusan dan beroperasi jauh dari induk
pasukan. Dalam bab ini akan dijelaskan beberap prosedur penting bagi Regu
Senapan dan penekanan bagi Prajurit dan satuan dalam melaksanakan penerapan
disiplin didaerah pertempuran (Disiplin Lapangan).

34. Prosedur mengatasi Ranjau dan Bobby Trap. Ranjau dan Bobby Trap
adalah senjata Defensif yang biasa digunakan baik dalam operasi konvensional
maupun dalam operasi lawan insurjensi, yang penggunaannya pada perinsipnya
sama. Insurjensi biasanya menempatkan ranjau dan bobby trap sedemikian rupa
pada tempat yang tidak terduga sehingga sering tidak diketahui oleh pasukan yang
68

sedang bergerak. Hal ini karena ranjau dan bobby trap dapat dipasang secara
tersebar dan tidak beraturan, dapat disamar dan ataupun ditutupi oleh barang yang
biasanya terdapat dilapangan ataupun perlengkapan militer (khusus bobby trap),
serta dapat dipasang pada tempat yang tidak terduga.

a. Tujuan. Tujuan musuh menggunakan ranjau dan bobby trap adalah :

1) Untuk menimbulkan korban dipihak kita tanpa secara langsung


melihatkan diri mereka.
2) Untuk melemahkan semangat tempur kita.
3) Memperlambat gerak maju kita.
4) Memberikan peringatan awal kepada pasukan insurjensi tentang
kehadiran/kedatangan pasukan kita.

b. Bahan pembuatan ranjau dan bobby trap. Ranjau dan bobby trap yang
biasa digunakan insurjensi biasanya dibuat secara improvisasi dan
kanibalisasi dari:
1) Granat tangan.
2) Kaleng makan, kaca dan paku.
3) Geranat mortir, altileri serta ranjau yang tidak meledak.
4) Ranjau buatan dari bambu atau besi/pipa (Tradisional)
5) Ranjau anti tank dan anti personel.

c. Tempat-tempat pemasangan ranjau dan bobby trap. Tempat-tempat


pemasangan ranjau yang sering digunakan insurjen adalah :

1) Pematang-pematang yang berada di bukit.


2) Jalan setapak dan lereng.
3) Pohon kayu yang sering digunakan untuk bersandar.
4) Akar-akar yang merintangi jalan setapak.
5) Tempat yang memenuhi syarat untuk berlindung dari tembakan
musuh.
6) Tempat pendaratan.
7) Tempat penyeberangan suangai.
8) Sekitar sumber air.
9) Pintu, Jendela, anak tangga, dan lain-lain (khusus bobby trap).
69

10) Perlengkapan militer (khusus bobby trap).


11) Barang-barang (Khusus bobby trap)
d. Tanda-tanda adanya ranjau. Tanda-tanda yang digunakan insurjen
untuk memberitahu tentang daerah ranjau kepada sesamanya adalah :

1) Tanda huruf X, O dengan cat, kayu, ranting dan sebagainya,


serta penunjukan arah dengan tanda panah.
2) Tengkorak dan tulang.
3) Rumput-rumput, tumbuh tumbuhan dan kayu kecil yang
diikatkan.
4) Kayu, ranting atau bambu yang dijolokkan sampai mengenai
daunnya, batang atau cabang pohon.
5) Susunan batu berbentuk anak panah.
6) Ranting kayu yang dipatahkan yang menunjukan arah atau
tempat.

e. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menghindari ranjau dan bobby


trap.
1) Pelajari kebiasaan insurjen tentang penggunaan ranjau dan
bobby trap.
2) Pelajari tanda-tanda dan bekas –bekas yang dijumpai.
3) Perhatikan hal yang ganjil dan tidak semestinya.
4) Jangan melalaikan kesiapsiagaan tempur.
5) Selalu beranggapan bila menemukan suatu ranjau, berarti masih
ada yang lainnya.
6) Jangan terbiasa mengambil barang yang ditemukan di
sepanjang jalan.
7) Jangan terburu-buru menolong anggota yang cedera karena
ranjau dan bobby trap.
8) Jangan beristirahat disembarang tempat, bila tempat tersebut
belum dibersihkan dari kemungkinan adanya ranjau dan bobby trap.
9) Tiap-tiap anggota harus mengerti tentang ilmu medan, membaca
jejak serta harus mempunyai disiplin tentang ilmu tersebut.
70

10) Apabila menemukan tentang tanda adanya ranjau maka segera


minta bantuan kepada anggota tim zeni atau anggota yang ahli tentang
itu.
f. Cara-cara bertindak.

1) Daerah yang dicurigai. Apabila menemukan daerah yang


dicurigai sebagai tempat / daerah ranjau/bobby trap, maka pasukan
berhenti dan berlindung. Selanjutnya anggota mundur ke belakang
dari daerah yang dicurigai tersebut. Setelah sampai ± 100 m dari
daerah yang dicurigai tadi, catat sudut kompas daerah tersebut dan
buat tanda-tanda tentang letak daerah yang dicurigai itu. Selanjutnya
pasukan melanjutkan perjalanan dengan menyerong kiri/kanan sejauh
± 100 m lanjutkan perjalanan sesuai rute yang telah ditentukan.

2) Apabila menginjak ranjau didaerah yang telah dipersiapkan.


Prosedur dalam satuan tingkat regu, urutan kegiatan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Komandan Regu berteriak “ Ranjau..!” jangan bergerak.


b) Setiap anggota regu langsung diam / tidak bergerak dan
mengulangi teriakan “ Ranjau, jangan bergerak..!” sambil
mengamati daerah sekeliling.
c) Setelah itu masing-masing anggota membersihkan
daerah disekitar tempat mereka sendiri dengan sangkur.
Biasanya cara yang digunakan adalah dengan jalan sangkur
dipasang pada senjata atau sangkur langsung dipegang dengan
tangan (tergantung situasi pada saat itu), kemudian menusuk-
nusukan sangkur didaerah sekitarnya tempatnya dengan tangan
kiri sedangkan tangan kanan memegang senjata siap untuk
menembak. Daerah yang dibersihkan termasuk daerah
sepanjang jangkauan lengan.
d) Komandan Regu menentukan garis pokok. Pada saat
yang sama Komandan Regu memerintahkan kepada salah satu
71

anggotnya yang terdekat dengan korban untuk segera


memberikan pertolongan pertama pada korban. Dengan
jalan membersihkan dahulu tempat yang akan dilaluinya yaitu
menusuk-nusukan sangkur seperti yang di atas tadi, anggota
tersebut terus bergerak menuju ketempat korban. Sesampainya
ditempat korban, ia segera mengeluarkan alat Long Malap dan
segera mengadakan pertolongan pertama pada korban.
e) Setelah komandan regu menentukan garis pokok maka
setiap anggota menuju ke arah garis pokok.
f) Setelah semua anggota sampai di tempat garis pokok
(yang merupakan garis lurus) maka ransel dilepas dan
diletakkan sebelah kanan pada daerah yang telah bebas ranjau.
( gambar 38 ) Selanjutnya masing – masing anggota bergerak
ke depan sampai ke tempat ransel berikutnya dengan cara yang
sama seperti di atas. Pada kegiatan ini pengintai depan dan
senjata otomatis tetap mengamankan.
g) Selanjutnya komandan regu bisa menunjuk beberapa
orang untuk membantu mengevakuasi korban kebelakang.
h) Jalur pada garis pokok tersebut sebagai jalur untuk
mengevakuasi korban kebelakang.
i) Setelah korban dievakuasi kebelakang maka patroli
segera bergerak untuk keluar dari lapangan ranjau tersebut,
bergerak secara berurutan dari depan kebelakang dan saling
melindungi. Jalan yang dipakai untuk bergerak ke belakang
adalah garis pokok.

Catatan :
(1) Apabila yang digunakan pada saat itu formasi
berbanjar maka komandan regu tidak begitu sulit untuk
mencantumkan garis pokok.
(2) Apabila ada pembantu lainnya misalnya: tali, pita
dan lain sebagainya, maka bisa digunakan sebagai alat
penolong untuk garis pokok.
72

(3) Cara di atas hanya jika insurjen mempunyai


kemampuan membuat lapangan ranjau dan tidak ada
tanda-tanda musuh.

3) Keharusan setiap anggota dilokasi ranjau :

a) Tempat lokasi ranjau harus diberi tanda.


b) Ranjau jangan disentuh atau diangkat.
c) Sebagian ranjau harus dibersihkan supaya bisa nampak
dengan jelas jenis ranjau tersebut.

4) Pada satuan yang berkekuatan setingkat peleton pada


prinsipnya sama dengan prosedur dalam regu hanya kelompok depan
yang masuk dalam lapangan ranjau melaksanakan prosedur seperti di
atas dan sisa peleton yang tidak masuk dalam lapangan ranjau
mengadakan pengamanan keliling. Kegiatan pengamanan keliling,
antara lain :

GARIS POKOK

PENGINTAI DEPAN

PENGINTAI DEPAN

KOMAND
AN REGU

KELOMPOK SENAPAN
KELOMPOK SENJATA BANTUAN
73

: ANGGOTA YANG KENA RANJAU


: GARIS POKOK YANG DITENTUKAN DANRU
: RUTE ANGGOTA KE GARIS POKOK

a) Membersihkan jalan sesuai garis pokok dari orang yang


paling belakang dari kelompok depan yang masuk dalam
lapangan ranjau, sampai kedudukan pengamanan keliling.
b) Jika perlu mengajukan permohonan evakuasi ke satuan
atas.
c) Komandan peleton mengatur penempatan kelompok
senjata bantuan kepada yang masuk ke lapangan ranjau.
d) Pengintaian untuk rencana pengunduran.
e) Dan kegiatan lain yang perlu.

35. Prosedur Evakuasi Korban Tempur. Dalam melaksanakan operasi


tempur, resiko jatuhnya korban dipihak sendiri sudah harus diperhitungkan.
Ketidaktahuan mengatasi atau melaksanakan evakuasi korban dengan benar akan
mengakibatkan berlipat gandanya kecelakaan yang dialami. Berikut adalah
penjelasan tentang evakuasi korban tempur yang mencakup tentang prosedur
evakuasi serta tata cara pembuatan alat pengusung, cara pembawaan dalam
kelompok dan cara mengambil korban. Pasal ini hanya membahas tentang hal-hal
tersebut di atas bagi peleton yang sedang bergerak. Bagian yang jatuh pada saat
peleton berada di basis operasi, tindakannya adalah sama dengan ketentuan yang
berlaku di daerah pangkalan.

a. Prosedur.

1) Bila seorang anggota luka ringan di daerah rawan, ia dapat


dikirimkan ke induk pasukan (sendiri atau dikawal seorang anggota
yang lain ) atau diobati oleh anggota kesehatan yang ada.

2) Bila seseorang anggota luka ringan jauh di depan daerah kawan


(di daerah musuh). Komandan regu harus tetap melanjutkan tugas
pokoknya, Wadanru mengatur pembawaan perlengkapan anggota
yang sakit tersebut. Evakuasi melalui udara sebaiknya hanya
74

dilakukan bila keadaan luka / sakitnya anggota tersebut bertambah


berat dimana akan mempengaruhi tugas pokok. Bila korban
dievakuasikan maka perlengkapan satuan/kelompok (radio dll) harus
tetap di bawa, perlengkapan yang ikut dievakuasikan hanya
perlengkapan perorangan.

3) Bila terdapat anggota yang luka berat di depan daerah kawan,


maka ia harus dievakuasikan ke kedudukan kawan yang terdekat
dengan cara yang memungkinkan (ditandu atau digendong).
Komandan Regu menentukan apakah anggota yang mengevakuasikan
perlu ditunggu atau tidak. Bila tidak ditunggu ditinggalkan maka
perlengkapan satuan/kelompok tersebut tidak boleh dibawa oleh
kelompok tersebut khususnya apabila perlengkapan itu diperlukan
untuk regu.

4) Bila terdapat anggota yang sakit berat dan jauh dari daerah
kawan maka ada 3 kemungkinan yang dapat dilakukan :

a) Dibawa, dengan catatan tugas pokok harus tetap dapat


dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan. Dalam hal
seperti ini maka Komandan regu sebaiknya membentuk
kelompok POL (Pengangkut orang luka).
b) Ditinggalkan untuk diambil oleh satuan atasan/kawan.
Bila langkah ini harus diambil maka Komandan Regu harus
menentukan minimal seorang anggota untuk mengawalnya.
Komandan Regu harus mencatat koordinat 8 angka dari
kedudukan ini dan melaporkannya kepada satuan atasan untuk
dijemput.
c) Dievakuasikan melalui udara, langkah ini dapat dilakukan
bila mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok dan hellykopter
tersedia.

5) Bila anggota gugur ada 3 kemungkinan yang dapat dilakukan :


75

a) Bila memungkinkan, dievakuasikan ke daerah belakang


melalui udara atau darat, namun situasi dan tugaslah yang akan
menentukan.
b) Dibawa, dengan catatan jangan sampai keadaan jenazah
mempengaruhi pelaksanaan tugas (Jenazah yang telah
membusuk).
c) Dimakamkan ditempat. Cara ini dilakukan bila waktu
personel dan fasilitas yang tersedia tidak memungkinkan untuk
melakukan tindakan yang pertama dan kedua. Pemakaman
darurat dapat dilakukan dengan membungkus jenazah anggota
tersebut dengan ponco. Hal yang penting untuk dilakukan
adalah menghilangkan bekas galian pemakaman namun
komandan regu harus menentukan tanda-tanda tertentu yang
sudah dikenal. Kedudukan makam dan tanda yang diberikan
harus dilaporkan jelas kekomandan atasan dengan
menggunakan koordinat 8 angka. Dalam penguburan, barang
pribadi sikorban dikeluarkan/dilepaskan (kecuali pakaian, sepatu
dan tanda-tanda khusus), untuk dikumpulkan pada suatu tempat
(dibungkus ) disamping jenazah. Perlengkapan militer seperti
senjata, munisi dan sangkur jangan sampai terkubur untuk
mencegah jenazah digali oleh binatang dan menghilangkan bau
maka lubang kuburan digali jangan kurang dari 1 meter. Jika
memungkinkan (ada personel yang mengerti) dalam
pemakaman darurat ini dilengkapi dengan doa pemakaman.

b. Alat pengusung.

1) Alat pengusung dapat diimvrovisasikan dengan perlengkapan


anggota, antara lain :
a) Tali togel ( jika ada).
b) Ponco/pakaian PDL/sarung/goni.
c) Tali nilon untuk pengikat.
d) Dua batang kayu bambu.
76

2) Sebagai alat pengangkat dapat menggunakan kayu keras yang


ada disekitar, dengan ukuran garis tengan + 5 cm dan panjang 2 meter
2 batang kayu yang berukuran sama, selebar ponco dibagi 2 )
digunakan sebagai alat penguat pusungan pada bagian kaki dan
kepala.

c. Cara pembawaan dalam kelompok.

1) Jika tidak ada anggota regu tandu maka kelompokm khusus


dapat ditentukan untuk melaksanakan tugas ini.

2) Kelompok pengaman harus tetap melaksanakan tugasnya


mengamankan regu selama dalam perjalanan.

3) Penggantian pengusung dikoordinir oleh wadanru pada


kelompok khusus yang dibentuk dari anggota regu.

d) Teknik mengambil korban. Tindakan yang harus dilakukan pada saat


ada anggota regu yang tertembak adalah sebagai berikut :

1) Jika telah diketahui ada anggota yang kena maka secara


berbisik/estapet berita ini disampaikan kepada Komandan Regu
selanjutnya Komandan Regu akan mengambil keputusan yang dapat
berupa salah satu dari tindakan di bawah:

a) Tetap membiarkan anggota yang kena dan


memerintahkan beberapa anggota untuk melindunginya
sedangkan yang lain diperintahkan untuk menghadapi/
mengatasi gangguan musuh.
b) Memerintahkan beberapa anggota untuk segera
menyeret korban ketempat yang aman sambil dilindungi oleh
anggota yang lain.
c) Tanpa memperdulikan korban, Komandan Regu segera
memerintahkan seluruh anggota melakukan serbuan terhadap
musuh. Korban akan ditolong setelah pasukan berhasil
menyelesaikan gangguan musuh.
77

d) Segera memerintah seluruh anggota untuk mundur


dengan tetap membiarkan korban ditempat. Dari keempat
tindakan ini yang paling tidak disarankan adalah tindakan sesuai
butir d) sedangkan yang terbaik (terlepas dari TUMMPAS)
adalah tindakan sesuai butir a) untuk tindakan sesuai butir b)
dapat menimbulakn korban lebih banyak lagi yaitu sipenolong,
sebab musuh masih berada pada tempatnya dan secara logika
ia masih tetap bisa menembak, kearah korban yang jatuh
pertama. Tindakan sesuai butir adalah baik untuk taktis tetapi
dapat merugikan jiwa dan material korban.

2) Komandan Regu mengetahui ada angota yang tertembak,


segera melakukan PKT cepat. Kemudian ia akan memerintahkan
seperti butir a) beberapa anggota untuk melindungi korban, dan
anggota lain di bawah pimpinannya segera bertindak untuk mengatasi
gangguan musuh.

3) Anggota yang melindungi korban, sambil melindungi korban


dapat berteriak kepada korban untuk segera mencari perlindungan
(kalau korban masih sadar dan dapat bergerak) sambil berguling,
merangkak atau merayap.

4) Setelah korban berada di tempat yang aman baru korban


diobati.

5) Jika korban tidak sadar, maka jangan terburu-buru untuk


menyeret korban atau mendekati korban. Jika korban sadar tetapi
tidak dapat bergerak, sebaiknya korban memberi tanda dengan
memegang kepalanya(tidak digerak-gerakan). Jika memungkinkan,
kelompok pelindung korban segera melempar geranat asap (kalau ada)
membuat tabir asap antara musuh dan korban. Kemudian segera
bergerak dengan cepat untuk menyeret korban ketempat aman. Jika
ada tali, kelompok pelindung dapat meleparkan tali pada korban,
78

kemudian dengan berpegang pada tali (dililitkan pada lengannya)


korban akan ditarik ke tempat aman untuk diberikan pertolongan.

36. Evaluasi.

a. Jelaskan 3 macam tempat-tempat pemasangan ranjau dan bobby trap !


b. Coba sebutkan beberapa bahan pembuatan ranjau dan bobby trap ?
c. Jelaskan 3 kemungkinan yang dapat dilakukan bila ada anggota gugur!

BAB IX

BANTUAN UDARA

37. Umum. Yang dimaksud dengan bantuan udara adalah bantuan yang dapat
diberikan oleh pesawat TNI AU atau Penerbad guna membantu operasi di darat.
Sedangkan yang dibahas di dalam bantuan udara disini adalah kegiatan yang dapat
dilakukan oleh Regu Senapan dalam memudahkan penggunaan bantuan udara
tersebut dan pengetahuan tentang Operasi Mobil Udara.

38. Operasi Mobud.


a. Umum. Operasi Mobud adalah : Suatu bentuk operasi dimana
pasukan tempur dan perlengkapannya diangkat dengan helly kopter Penerbad
ke sekitar daerah tempur di bawah pengendalian komandan pasukan darat
untuk dilibatkan dalam suatu pertempuran di darat. Biasanya digunakan
dalam operasi pengejaran dan pendadakan. Biasanya operasi Mobud ini
dilaksanakan oleh pasukan cadangan atau reaksi mobil/cepat.

b. Ciri- ciri Operasi Mobud.


1) Daya kejut.
2) Kekenyalan.
3) Daya Manuver.
4) Ketepatan Waktu.
5) Kecepatan pelaksanaan.
79

c. Prinsip operasi Mobud. Dalam perencanaan harus diperhitungkan


masak-masak karena :

1) Operasi Mobud sangat rawan, baik dari segi material maupun


personel.
2) Mahal dalam pengoperasiannya.
3) Operasi Mobud dipilih bila operasi itu besar kemungkinan untuk
berhasil dan/atau tidak ada jalan lain. Oleh sebab itu sebelum
melaksanakan Operasi Mobud, terlebih dahulu harus diyakinkan
bahwa :
a) Tugas tersebut sangat penting dan menentukan tugas
operasi selanjutnya.
b) Tugas itu tidak dapat dilaksanakan dengan berhasil jika
memakai jalan lain.
c) Bantuan logistik dapat membantu operasi tersebut.
d) Bantem cukup untuk memberikan perlindungan pada
waktu penerbangan, pendaratan dan penarikan ke luar.

4) Tuags-tugas. Tugas-tugas operasi Mobud dalam operasi lawan


insurjensi diantaranya adalah:

a) Menyerang daerah belakang dan lambung musuh.


b) Menutup pengunduran musuh.
c) Meluaskan pengaruh di daerah operasi.
d) Melakukan pengejaran.

39. Pasukan darat (Ru Senapan).

a. Persiapan pasukan darat. Untuk keselamatan dan keamanan


pelaksanaan pengangkutan pasukan Infanteri dengan helykopter, maka perlu
diperhatikan dan diikuti ketentuan di bawah ini :

1) Tindakan taktis di daerah pemuatan.


a) Bagi daerah pemuatan yang masih rawan (adanya
ancaman musuh), harus diadakan kegiatan pengamanan baik
sebelum maupun selama pemuatan. Unsur yang ditunjuk
untuk mengamankan daerah muat ini berkoordinasi dengan tim
80

pandu undara tentang rencana pengamannya, melaksanakan


pengintaian medan dan dilanjutkan dengan penempatan
pasukan secara taktis. Senapan mesin ditempatan pada
kemungkinan jalan pendekat musuh dan senjata Hanud
diarahkan pada ancaman udara lawan. Unsur senapan lainnya
ditetapkan sedemikian rupa hinggga siap menghadapi
kemungkinan serangan lawan dari segala arah.
b) Apabila tidak ada unsur pengaman khusus yang
dikeluarkan oleh Dansatgas Mobud maka satuan yang diangkut
terakhir dapat diberi tugas untuk melaksanakan tugas
pengamanan tersebut.
2) Persiapan pengamanan.

a) Dengan baju dipanjangkan (jangan digulung).


b) Helm (topi baja) dipakai dengan tali dipasang erat.
c) Senjata terkunci, dan untuk mendekati masuk ke
pesawat, senjata ini dibawa dengan laras menuju ke bawah.
d) jangan membuang sampah atau kotoran lain disekitar
pemuatan.
e) Pakailah antena radio yang pendek, kecuali yang dapat
dilipat, boleh dari 30 cm.
f) Setiap pasukan menjaga dan mengawasi perlengkapan
masing-masing.
g) Setiap pasukan harus selalu dalam kelompoknya, agar
sewaktu-waktu telah siap untuk berangkat naik pesawat.
Catatan : Untuk keperluan pribadi seperti buang air kecil dll
harus dikerjakan sebelum mendekati waktu pesawat datang.

3) Persiapan kelompok. Posisi siap siaga tiap kelompok sesuai


dengan Chalk Number pada jam 3 atau jam 9 dari titik pendaratan
pesawat kira-kira berjarak 15 s.d 20 m disesuaikan dengan medan
setempat yang terlindung dari pandangan (diluar tempat pendaratan)
setiap kelompok harus bergerak dengan segera pada posisi 1, 10 menit
sebelum jam pemuatan sesuai tercatum dalam pemuatan setelah
pesawat mendarat.
81

Catatan: Yang dimaksud dengan posisi 1 adalah posisi jam 3 atau jam
9 bergerak 5-10 m dari pesawat, dimana pasukan siap dalam gerakan
naik ke pesawat.

4) Cara mendekati dan masuk pesawat:

a) Mendekati pesawat lewat bagian medan yang lebih


rendah untuk medan miring, dan menghindari daerah ekor
pesawat.
b) Masuk mendekati pesawat dengan badan membongkok
lewat kedua pintu pesawat atau sesuai posisi tiarap siaga
sebelumnya.
c) Membawa senjata/peralatan maksimun setinggi pinggang
(jangan sampai mencuat di atas bahu).
d) Mendekati pesawat dari arah depan pesawat sehingga
dapat dilihat oleh penerbang (pilot).
Catatan :
(1) Pasukan darat mulai bergerak mendekati pesawat
secara otomatis setelah pesawat berhenti di tanah.
(2) Dalam keadaan dimana ada keraguan dari
pasukan darat untuk mendekati pesawat, lambaian
tangan dari penrbang diperlukan sebagai isyarat untuk
mulai mendekati pesawat.

b. Susunan dan posisi duduk dalam pesawat. Dalam pelaksanaan


pengangkatan Infanteri, dikenal beberapa macam dan posisi duduk bagi
pasukan darat dalam pesawat terbang.
1) Menurut persiapan pesawat, maka dikenal 2 macam cara
duduk :
a) Dengan kursi dan tali pengikat.
Contoh cara duduk dengan kursi (Bell 205 A1)

P P
2 1

1 2 6 7

3 4 9 8

5 1
0
82

Keterangan gambar : (susunan regu senapan).


P1 : Penerbang 1 ( komandan pesawat ).
P2 : Penerbang 2 ( kopilot ).
No 1 sampai dengan No 10 pasukan darat ( penembak
senapan).
Arah tanda panah menunjukkan arah menghadap dalam sikap
duduk.
b) Tanpa kursi (dilantai pesawat) dengan pengikat.
Contoh susunan dan posisi duduk tanpa kursi. Duduk dengan
kaki berselunjur ke bawah (A) dan dengan kaki dilipat (B)

A B

PP PP P P
22 11 2 1

1 2 3
1 6
2 7
6 7 8
3 8

4 9 4 9

5 1
5 1
0 0

2) Dari beberapa contoh posisi susunan dan cara duduk


mempunyai keuntungan dan kekurangan masing-masing. Dengan
kata lain setiap cara duduk, mempnyai maksud dan tujuan sendiri-
sendiri.
83

a) Cara duduk dengan kursi:

(1) Untuk pasukan darat lebih enak duduknya,


sehingga cara ini cocok untuk gerakan udara yang jauh.
(2) Karena tempat duduk dibuat dari kain dan kering
beradu dengan benda keras/runcing (senjata) maka
tempat duduk tersebut mudah rusak (tidak tahan lama).

b) Cara duduk tanpa kursi dengan kaki julur:

(1) Mudah dalam gerakan sehingga mempercepat


pelaksanaan masuk dan keluar pesawat.
(2) Untuk pasukan yang belum terlatih/biasa dengan
pesawat akan merasa takut, terutama posisi yang
dipinggir.
(3) Bisa menampung 10 pasukan (no. 1 dan no. 6
cukup longgar karena posisi no. 2 dan no.7 bisa sedikit
bergeser ke kiri/ ke kanan). Cara ini cukup untuk pasukan
yang telah berlatih dan untuk jarak pendek/kecepatan
terbang yang rendah.

c) Cara duduk tanpa kursi dengan kaki dilipat.

(1) Dibanding dengan kaki menjulur maka cara ini


sedikit kurang rasa takut bagi pasukan darat.
(2) Tetapi cara ini sedikit ada kesulitan bagi pasukan
darat yang agak gemuk atau besar perut, maka merasa
tidak enak duduk karena perut tertekan kaki yang dilipat.
Catatan: Untuk cara duduk tanpa kursi tidak cocok untuk
komando bagi penembak RL dan MO 5 atau senjata yang
semacamnya, sangat sempit tempatnya (terlalu dipinggir).
Untuk ini dapat di atasi dengan hanya mengangkat 7 s.d.
8 orang.

c. Selama dalam pesawat.

1) Tali pengikat harus selalu dalam keadaan terpasang dan


kencang (tidak boleh kendor).
2) Jangan memegang atau membenturkan senjata atau benda
keras lainnya pada bagian pesawat yang mudah rusak (kaca plastik)
tempat duduk kursi dan lain-lainnya.
84

3) Senjata dipegang (tangkai senjata dilantai) dan unjung laras


menghadap ke atas dan ke luar. Untuk posisi yang memungkinkan
maka senjata di dalam sikap menembak.

d. Keadaan darurat. Apabila terjadi dalam ke adaan darurat ikuti


ketentuan sebagai berikut :

1) Periksa sekali lagi bahwa tali pengikat dalam keadaan terpasang


dan kencang, harus tetap tenang dan setiap gerakan atas perintah
awak pesawat.
2) Jangan berbuat sesuatu yang bukan-bukan yang dapat
membahayakan diri sendiri.
3) Pada pesawat sudah akan mendarat.
a) Letakan senjata di lantai dan diijak di samping badan bagi
pasukan yang duduk mengahadap ke depan atau ke belakang
dan ditaruh di depan atau di belakang, bagi pasukan yang duduk
dilantai menghadap ke samping pesawat atau bagi pasukan
yang duduk di kursi.
b) Kepala ditundukan sedekat mungkin dengan paha.
c) Tangan yang satu lagi melindungi muka dan kepala.
d) Keluar dari pesawat dari pesawat setelah ada perintah
dari awak pesawat.
e) Setelah turun dan berada di luar daerah bahaya dari
pesawat, usaha mengambil tiarap sampai ada perintah dari
komando satuan darat selanjutnya.

e. Teknik pendaratan di daerah pendaratan.


1) cara pendaratan di daerah pendaratan yang diutamakan adalah
faktor kecepatan sehingga diperlukan teknik pendaratan formasi
dengan jarak yang sedekat mungkin antar pesawat. Waktu yang
standar untuk penurunan pasukan di daerah pendaratan sekitar 1
menit.
2) Sesaat sebelum mendarat pasukan darat sudah dapat dimulai
dengan membuka tali pengikat. Pada waktu pesawat melakukan
approach, sudah dapat membaca medan dan merencanakan sasaran
daratnya.
Catatan: Apabila komandan pasukan darat diikutkan pada saat
diadakan pengamanan dan penyilidikan udara, maka akan dapat lebih
membantu dan tidak hanya membuang waktu untuk merencanakan
dan melaksanakan serangan darat.
85

f. Pasukann darat turun dari pesawat.


1) Setelah mendapatkan aba-aba atau isyarat dari penerbang,
pasukan segera turun, keluar dari peswat setelah melepas tali
pengikat.
Catatan: Untuk turun dari pesawat yang sedang hover harus perlahan
jangan meloncat karena ini menyebabkan pesawat goyang. Tetapi
bila ada perintah dari penerbang maka dibenarkan meloncat.
2) Setelah berada di luar pesawat jangan melewati ekor pesawat,
kemudian tiarap siaga disekitar pesawat pada jarak 10 – 15 m sampai
pesawat lepas landas lagi.
3) Setelah pesawat lepas landas, pasukan darat mengikuti
komando dari Komandan pasukan darat.
RAHASIA
85

40. Evaluasi.

a. Sebutkan 2 cara mendekati dan masuk pesawat ?


b. Sebutkan 2 cara duduk tanpa kursi dengan kaki julur ?

BAB X
EVALUASI AKHIR PELAJARAN

41. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan pengertian OLI !


b. Sebutkan dasar-dasar teknik OLI !
c. Sebutkan syarat-syarat BOD !
d. Sebutkan 8 langkah masuk BOD !
e. Sebutkan urut-urutan penggeledahan rumah !
f. Jelaskan pengertian konvoi !
g. Sebutkan bentuk-bentuk kedudukan basis tempur !
h. Jelaskan tugas yang dapat diberikan pada pasukan cadangan !
i. Jelaskan prinsip-prinsip pertempurana perjumpaan !
j. Jelaskan tindakan yang harus dilakukan bila salah satu Ran dihadang !
86

BAB XI
PENUTUP

42. Penutup. Demikian naskah sekolah sementara ini direvisi untuk digunakan
sebagai bahan ajaran pada Pendidikan Pembentukan Bintara TNI AD Tahap II
Kecabangan Infanteri dan sebagai pedoman bagi Tenaga Pendidik dalam proses
belajar mengajar.

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri,

Hinsa Siburian
Mayor Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai