Anda di halaman 1dari 61

1

RAHASIA

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT


PUSAT PENDIDIKAN TOPOGRAFI
Lampiran III
Keputusan Danpusdiktop
Nomor Kep / / VI / 2015
Tanggal Juni 2015

ILMU MEDAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Ilmu medan merupakan ilmu yang mempelajari keadaan medan


beserta aspek - aspeknya yang berpengaruh terhadap kepentingan tugas
operasi militer. Aspek - aspek yang berpengaruh meliputi aspek cuaca dan
medan. Aspek cuaca terdiri dari suhu, angin, cahaya dan endapan.
Sedangkan aspek medan antara lain terdiri dari relief, perairan, tanah dan
batuan serta flora dan fauna.

b. Dalam rangka untuk suksesnya pelaksanaan tugas operasi militer,


setiap prajurit pelaksana perlu dibekali pengetahuan tentang ilmu medan.
Penguasaan ilmu medan yang memadai akan mempercepat proses
pengambilan keputusan antisipatif yang berkaitan dengan rencana operasi,
sehingga akan berdaya guna dan berhasil guna.

c. Naskah Departemen ini menguraikan tentang cuaca dan medan serta


navigasi. Dengan mempelajari hal - hal tersebut, diharapkan Pasis akan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang ilmu medan dan akan dapat
menambah wawasan dalam menilai setiap keadaan medan, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan, sehingga dapat lebih berhasil
dalam setiap pelaksanaan tugas operasi militer.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun untuk dijadikan pegangan


oleh Gadik/Pelatih dan Peserta didik pada Diklapa II TNI AD.

RAHASIA
2

b. Tujuan. Agar Pasis mengerti tentang ilmu medan dengan baik dan
benar.

3. Ruang Lingkup dan Tata urut. Naskah ini menjelaskan tentang Tipologi,
Unsur Cuaca (Suhu, angin, udara dan endapan) serta Aplikasi Ilmu medan dengan
tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan
b. Tipologi
c. SACE
d. Aplikasi Ilmu Medan
e. Evaluasi.
f. Penutup.

BAB II
TIPOLOGI

4. Umum. Tipologi wilayah atau bentuk medan adalah bentukan pada


permukaan bumi sebagai hasil dari perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses
- proses yang bekerja di permukaan bumi, yaitu menyangkut perubahan fisis
maupun khemis yang terjadi di permukaan bumi oleh tenaga - tenaga yang berasal
dari dalam bumi (endogen).

5. Relief. Tinggi rendah muka bumi disebut relief muka bumi, relief muka
bumi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu relief daratan dan dasar laut.
a. Relief Daratan. Secara garis besar relief daratan adalah sebagai
berikut :
1) Pegunungan dan Gunung. Pada umumnya pegunungan
merupakan suatu jalur memanjang yang menghubungkan antara
puncak yang satu dengan yang lainnya. Kepulauan Indonesia
termasuk dalam sistim Pegunungan Mediteran dan Pegunungan
Sirkum Pasifik. Gunung yang berbentuk kerucut atau kubah pada
3

umumnya berdiri sendiri atau bersambungan dengan gunung lain,


menunjukan bagian yang jelas terpisah dari bagian yang lain.
2) Dataran Tinggi dan Dataran Rendah. Suatu daerah dataran
rendah merupakan hasil sedimentasi pantai yang berhadapan dengan
laut dangkal. Di Dataran rendah mengalir sungai berliku liku
membentuk Meander dan disana sini terdapat sungai mati sebagai
akibat pemenggalan aliran sungai. Di Dataran rendah sedimentasi
lebih kuat daripada erosi, hal ini dikarenakan tenaga indogen
mengangkat dataran rendah ke atas permukaan air laut dan sampai
pada ketinggian yang cukup tinggi, dataran seperti itu menjadi dataran
tinggi atau Pluto. Karena letaknya itu tenaga eksogen mulai bekerja
lagi, bagian batuan yang lunak akan terkikis terlebih dahulu,
sedangkan yang keras akan bertahan pada ketinggian diatas
sekitarnya. Dataran tinggi bercirikan sekumpulan puncak yang sama
tinggi dipisahkan oleh lembah - lembah hasil erosi.
3) Peneplain. Adalah dataran rendah setinggi permukaan air laut
yang miring menurun sangat landai ke arah laut, dan disana sini
terdapat sisa erosi berbentuk tonjolan batu pejal yang dinamakan
monadnok.
4) Pantai. Perbatasan antara daratan dan lautan dinamakan
pantai, bentuk daratan di pantai mengalami perubahan akibat
sedimentasi dari darat ataupun dari laut atau akibat pengikisan air laut.

b. Relief Dasar Laut. Bentuk Relief dasar laut yang penting, antara lain
sebagai berikut :
1) Teras Benua (Continental terrace) ; Adalah bagian dasar laut di
tepi benua, berelief lemah, dan lebarnya bermacam - macam. Teras
kontinen tersebut terdiri atas dua bagian, yaitu dangkalan benua dan
lereng benua, kedalaman dangkalan benua 0 - 200 meter dan lebar 0 -
1200 km terhitung dari garis pantai.
2) Lereng Kontinen; Adalah bidang miring yang membatasi
dangkalan benua, kemiringannya 1° - 35° mulai dari tepi dangkalan
benua ke arah laut lepas, kedalamannya 200 meter sampai dengan
1800 meter.
4

6. Klasifikasi Tipologi. Berdasarkan skema relief orde permukaan bumi


tersebut, diketahui bahwa relief permukaan bumi terdiri atas 3 tingkatan orde, yaitu
orde I, II dan III yang memiliki hirarki orde relief III mengisi orde relief II dan orde
relief II mengisi orde relief I. Atas dasar hirarki atau sistematika tersebut maka
pengelompokan atau penggolongan bentuk medan kedalam klas - klas, masing -
masing perlu dianut sistematika tertentu. Tipologi wilayah atau bentuk medan adalah
bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil dari perubahan bentuk permukaan
bumi oleh proses - proses yang bekerja di permukaan bumi, yaitu menyangkut
perubahan fisis maupun khemis yang terjadi di permukaan bumi oleh tenaga-tenaga
yang berasal dari dalam bumi (endogen). Dengan demikian, berdasar skema relief
orde permukaan bumi, Tipologi digolongkan dalam relief orde - II, yang berdasarkan
relief / konfigurasi permukaan, ketinggian, kemiringan lereng dan proses yang
bekerja, diklasifikasi kan sebagai berikut :

a. Tipologi Dataran. Tipologi ini mempunyai ciri - ciri :


1) Dataran Pantai
2) Dataran Rendah / Dataran.
3) Dataran Tinggi.
b. Tipologi Bergelombang. Tipologi ini mempunyai ciri - ciri :
1) Relief agak datar.
2) Ketinggian 25 - 75 meter.
3) Kemiringan lereng 8 -13 %.
4) Proses yang bekerja adalah proses pengendapan/fluvial dan
sebagian proses erosional.
c. Tipologi Berombak. Ciri - ciri Tipologi ini adalah:
1) Relief agak datar.
2) Ketinggian 50 - 200 meter.
3) Kemiringan lereng 14 - 20 %.
4) Proses yang bekerja adalah proses pengendapan / fluvial dan
sebagian proses erosional.
d. Tipologi Berbukit/Perbukitan. Ciri - ciri Tipologi ini adalah :
1) Relief berbukit.
2) Ketinggian 200 - 500 meter.
3) Kemiringan lereng 21 - 55 %.
5

4) Proses yang bekerja adalah proses erosional atau denudasional


dan proses pelarutan/solusional (Perbukitan Karst).
e. Tipologi Bergunung/Pegunungan. Tipologi ini mempunyai ciri - ciri :
1) Relief bergunung.
2) Ketinggian lebih dari 500 meter.
3) Kemiringan lereng lebih dari 55 %.
4) Proses yang bekerja proses erosional atau denudasional dan
proses vulkanik (Gunung api).

7. Identifikasi Tipologi. Langkah - langkah pelaksanaan identifikasi Tipologi


dengan metode interpretasi peta topografi.
a. Menyiapkan peta topografi daerah yang akan disurvei.
b. Melakukan Map Reading (membaca peta) topografi, yaitu :
1) Detection (deteksi). Langkah ini yaitu menemukan bahwa
sesuatu ada di peta topografi artinya di dalam peta topografi terdapat
kenampakan Tipologi yang akan diidentifikasi.
2) Recognition (pengenalan). Pengenalan dilakukan dengan
melalui pola kontur yang tergambar pada peta topografi, suatu obyek
tertentu dapat dikenali dengan pola kontur tertentu. Pengenalan obyek
akan sempurna apabila diikuti dengan pengetahuan dan pengalaman
dibidang geografi. Beberapa contoh pengenalan obyek / Tipologi
berdasar pola konturnya, sebagai berikut :

Lembah Sungai (Lereng Perbukitan)


6

Lembah Sungai dengan proses


erosi (Lereng Perbukitan)

Pola Kontur Bukit

Igir Pegunungan
7

Tipologi Dataran

Tipologi Berombak

Tipologi Pegunungan
8

3) Identification (identifikasi). Yaitu mengidentifikasi suatu obyek


beserta pemberian nama sesuai dengan karakteristik obyek tersebut,
misalnya untuk pengenalan Tipologi harus diketahui kenampakan
reliefnya, tingginya, interpretasi kemiringan lerengnya, prediksi proses
yang bekerja pada obyek tersebut.

Bersama - sama dengan keadaan iklim setempat, bentuk muka bumi


tersebut berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi termasuk dalam
kehidupan militer. Setiap wilayah dengan karakteristik bentuk muka bumi
yang dimiliki memberikan keuntungan dan kerugian bagi kegiatan operasi
militer.

8. Medan.

a. Medan adalah bagian dari bumi dengan segala sesuatu yang tampak di
permukaan bumi, baik bentuk kehidupan, kenampakan permukaan bumi
dengan segala gejala - gejalanya maupun faktor-faktor yang
mempengaruhinya, seperti benda - benda di angkasa dan benda-benda di
9

dipermukaan bumi maupun dalam bumi yang digunakan atau berpengaruh


dalam operasi-operasi militer.
b. Keadaan medan memberikan pengaruh yang sangat besar dan
bersifat memaksa terhadap tindakan dalam tugas militer, contoh :
1) Tindakan Taktis antara lain :
a) Dalam tugas patroli, medan berpengaruh terhadap
pemilihan route patroli, tempat dan cara meninjau, tempat
berlindung dan lain - lain.
b) Dalam tugas serangan, medan berpengaruh terhadap
pemilihan DP, GA, JS, Sasaran dan tempat konsolidasi serta
informasi dan cara bergerak menuju tempat-tempat tersebut.
c) Dalam tugas pertahanan, medan berpengaruh terhadap
pemilihan tempat kedudukan dan pos peninjau.
2) Tindakan Administrasi antara lain dalam tugas pembekalan
medan berpengaruh terhadap penentuan alat - alat angkut dan route
pembekalan.
3) Tindakan komando dan perhubungan dimedan yang tertutup
dan terpotong - potong lebih sulit dari pada didaerah terbuka dan tidak
terpotong - potong.
c. Oleh karena itu setiap prajurit mutlak harus mahir menilai keuntungan
dan kerugian yang diberikan oleh keadaan medan dihadapkan dengan
tugasnya.
d. Penilaian terhadap medan.
1) Medan dikatakan menguntungkan atau baik, apabila medan itu
memberikan kemudahan dan memberikan dukungan dalam
pelaksanaan tugas operasi.
2) Medan dikatakan merugikan atau buruk, apabila medan itu
menghambat tindakan dan menjadi musuh dalam pelaksanaan tugas
operasi.
e. Hubungan ilmu medan dengan taktik dapat digambarkan sebagai
berikut :
10

ILMU MEDAN TAKTIK

Mempelajari medan diatas Menilai medan dengan


peta untuk mendapatkan cepat, untuk digunakan
keterangan tentang suatu sebaik-baiknya terhadap
medan. taktik yang akan digunakan.

f. Salah satu sumber keterangan yang dapat memberikan informasi


obyektif dan praktis tentang keadaan medan adalah peta dan foto udara.

9. Membayangkan Bentuk Medan. Dari Bentuk / Pola rangkaian garis


ketinggian kita dapat membayangkan Bentuk medan. Dengan memperhatikan
bentuk / pola rangkaian garis ketinggian maka bentuk medan sebenarnya dapat di
bayangkan di atas peta dengan cara menggambarkan Bentuk Medan.

a. Tarik garis lurus yang memotong rangkaian garis ketinggian yang di


kehendaki.

b. Buat garis-garis sejajar dengan garis lurus tadi, sebanyak garis


ketinggian yang dipotong oleh garis lurus tadi jarak antara garis- garis sejajar
di buat sama,

c. Dari titik potong antara garis ketinggian dengan garis lurus, ditarik garis
tegak lurus kepada garis sejajar sampai berpotongan.

d. Hubungkan titik - titik perpotongan ini satu sama lain, maka tergambar
irisan dari bentuk medan tersebut diatas.
Contoh. Pola rangkaian garis ketinggian yang dilalui garis I – IV.
11

10. Evaluasi
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan medan, ilmu medan ?
b. Sebutkan langkah - langkah identifikasi Tipologi dengan metode
interpretasi peta topografi !
c. Coba jelaskan tehnik dalam membayangkan bentuk medan yang siswa
ketahui !
d. Bagaimana cara orientasi peta yang dilakukan dengan tanpa alat ?
e. Apa yang dimaksud dengan reseksi dan interseksi, jelaskan !
f. Apa yang dimaksud dengan bagan peta dan jelaskan langkah -
langkah membagan !
g. Apa yang dimaksud dengan cuaca dan iklim?
h. Bagaimana cara mengetahui suhu udara dalam sehari?
i. Bila diketahui temperatur laut = 33º C, Jakarta ketinggiannya 10 m di
atas muka air laut. Berapa tempeatur rata-rata kota Jakarta, Berapa
temperatur buan terdingin dan bulan terpanas?
12

BAB III
SUHU ANGIN CAHAYA DAN ENDAPAN

11. Umum. Cuaca dan medan sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasi
militer yang menjadi syaat mutlak bagi setiap prajurit untuk memahami karakter
tersebut. Karakteristik cuaca dipengaruhi oleh unsur unsur cuaca diantaranya adalah
suhu udara, kecepatan angin, cahaya sinar matahari dan endapan (kelembaban
udara) di suatu daera yang merupakan parameter penting yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan cara bertindak. Pemahaman yang baik
terhadap karakter tersebut akan memperbesar peluang pencapaian sasaran.

12. Suhu. Keadaan suhu sangat penting dalam kegiatan kehidupan manusia
terutama bagi prajurit yang sedang atau akan melaksanakan kegiatan lapangan.
Suhu udara suatau tempat sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca atau iklim di
daerah tersebut.

a. Cuaca dan Iklim. Cuaca adalah keadaan atmosfer di daerah tertentu


dan waktu tertentu. Contoh : Cuaca di Jakarta cerah belum tentu di Bandung
cerah. Iklim adalah keadaan rata - rata dari variasi elemen cuaca dalam waktu
yang lama. Faktor yang membedakan cuaca dan iklim adalah faktor waktu
dan cakupan areal. Kalau cuaca waktunya singkat dan arealnya relatif sempit
sedangkan iklim waktunya lama dan arealnya luas. Wilayah - wilayah
dipermukaan bumi mempunyai letak lintang dan elevasi (ketinggian) yang
berbeda - beda, Selain letak lintang, ketinggian tempat juga berpengaruh
terhadap kehidupan. Berdasarkan ketinggian tempat, di Indonesia terdapat 5
(lima) kelompok cuaca/ iklim yaitu :
1) Zona Iklim panas, bercirikan : pada ketinggian antara 0 - 700 m,
suhu rata - rata tahunannya lebih dari 22 °C, zona ini cocok untuk
tanaman padi, jagung, tebu, dan kelapa.
2) Zona Iklim sedang, bercirikan : pada ketinggian antara 700 -
1500 m, suhu rata-rata tahunan antara dari 15° - 22 °C, zona ini cocok
untuk tanaman perkebunan, seperti teh, kopi, kina, karet.
3) Zona Iklim sejuk, bercirikan : pada ketinggian antara 1500 –
2500 m, suhu rata - rata tahunan antara dari 11° - 15 °C, zona ini
13

cocok untuk tanaman pinus, sayuran, bunga - bungaan, buah-buahan,


atau disebut hortikultura.
4) Zona Iklim dingin, bercirikan : pada ketinggian antara 2500 -
4000 m, suhu rata - rata tahunan kurang dari 11 °C, zona ini ditumbuhi
lumut.
5) Zona Iklim salju tropis, bercirikan : pada ketinggian lebih dari
4000 m dari permukaan laut.

b. Suhu udara. Suhu udara merupakan panas dinginnya udara pada


suatu tempat dan waktu tertentu. Cara menentukan suhu udara disuatu
tempat. Menurut teori CEP BROOK, pada permukaan air laut di daerah tropis
suhu udara berkisar 26.3 0C setiap naik 1000 meter, suhu udara akan turun 6
0
C. Apabila kita mengetahui gradien vertikal suhu udara air laut tersebut
maka kita dapat memprediksi besarnya suhu udara disuatu tempat diwilayah
tropis dengan rumus sebagai berikut :

6ºCxh
T = 26.3 º C –
1000
Dimana :
T = temperatur tempat yang dicari
26.3 ºC = temperatur rata - rata dipantai
daerah tropis
6 ºC = konstante (Gradien Temperatur
Vertikal)
(Dilapisan Troposfer daerah tropis setiap
kenaikan 1000 meter suhu turun 6 0C)
h = ketinggian tempat dalam meter
Contoh : Peg. Dieng tinggi rata - rata 2000 m.

6 ºC x 2000
T = 26.3 º C -
1000
= 26.3 º C - 6 ºC x 2
= 26.3 º C - 12 ºC
= 14.3 º C
14

Jadi temperatur rata - rata daerah Dieng sebesar 14.3


ºC.
(3) Cara menentukan suhu udara dengan tabel :
(a) Hitung ketinggian tempat yang akan
ditentukan suhunya.
(b) Lihat tabel Penentuan Suhu.
(c) Tarik garis lurus dari angka ketinggian
lokasi ke aras garis tegak suhu.
(d) Tentukan suhunya.

o
meter C

2500 11,3
Skala perbandingan antara
2000 14,3 ketinggian dengan suhu

1500 17,3

1000 20,3

500 23,3

100 25,7

Pantai 26,3

1) Perbedaan suhu udara. Suhu udara tertinggi di muka


bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke
kutub, makin dingin. Suhu udara di daerah ekuator sekitar 27
ºC dan didaerah kutub mencapai beberapa derajat dibawah nol.
Pada waktu kita mendaki gunung suhu udara terasa makin
dingin jika ketinggian bertambah, tiap kenaikan 100 m suhu
udara turun/berkurang 0,6 ºC, penurunan suhu semacam ini
disebut gradien temperatur vertikal atau lapse rate pada udara
kering besar lapse rate adalah 1 ºC. Faktor yang
mempengaruhi tinggi rendah suhu udara suatu daerah adalah
pergerakan atau posisi matahari, sebagai berikut :
15

a) Sudut datang sinar matahari. Makin tegak sinar


matahari udara makin panas.
b) Keadaan cuaca. Pada saat cuaca cerah suhu
udara panas, sedangkan pada saat cuaca mendung
(berawan) suhu udara lebih dingin.
c) Letak lintang. Makin dekat dengan ekuator, suhu
udara lebih panas dan makin dekat dengan kutub, suhu
udara makin dingin.
d) Ketinggian tempat. Di pantai, suhu udara panas
dan makin tinggi tempat suhu makin dingin.
Garis di peta yang menghubungkan tempat yang memiliki suhu udara
sama disebut garis Isoterm. Isoterm yang terpenting adalah isoterm bulan Juli
dan Januari.

21 Juni
23 ½º LU

22 September

21 Maret

23 ½º LS
22 Desember

2) Cara mengukur suhu udara ; Udara menjadi panas karena mendapat


pemanasan matahari, alat untuk mengukur suhu udara adalah
termometer.Untuk mengetahui suhu udara dalam sehari dapat dilakukan
dengan cara :

Waktu/ Jam Suhu (°C ) Keterangan


1 2 3
1 24,5 Suhu tertinggi = 31,1 °C
2 24,0 Suhu terendah = 21,8 °C
3 23,5 Amplitudo = 9,3 °C
4 23,1
5 22,8
6 21,8
16

7 23,0
8 25,8
9 27,6
10 29,1
11 30,3
12 30,7
13 31,1
14 30,8
15 29,6
16 28,1
17 27,3
18 26,5
19 26,4
20 26,1
21 25,8
22 25,4
23 25,1
24 24,9
Jumlah 634,1

Rata-rata 26,42

Cara I : Jumlah suhu udara setiap jam dalam sehari


dibagi 24, sehingga 634,1 °C = 26,42 °C
24
Jadi suhu udara di kota , tanggal 17 Agustus 2000 adalah
26,42 °C.

Cara II : Suhu tertinggi ditambah suhu terendah dibagi


dua.
= suhu tertinggi + suhu terendah
2

= 31,1 °C + 21,8 °C
2
= 26,45 °C.

Cara III : Suhu udara pukul 07:00 ditambah suhu


udara pukul 13:00 ditambah suhu udara pukul 18:00
dikalikan dua dibagi enam.
= 2 x ( suhu pkl 07.00 + suhu pkl 13.00 + suhu pkl 18.00
6
17

= 2 x ( 23 °C + 3,1 °C + 26,5 °C
6
= 26,86 °C.
Berdasarkan cara I, suhu udara di Kota X tanggal 17-8-
2000 adalah 26,42 °C .
Berdasarkan cara II, suhu udara di Kota X tanggal 17-8-
2000 adalah 26,45 °C .
Berdasarkan cara III, suhu udara di Kota X tanggal 17-8-
2000 adalah 26,86 °C .
Suhu tertinggi disebut suhu maksimum dan suhu
terendah disebut suhu minimum, suhu maksimum terjadi
pukul 13:00 bukan pukul 12:00, artinya suhu maksimum
terjadi setelah matahari berada di atas kepala (setelah
berkulminasi). Suhu terendah terjadi pada saat matahari
terbit. Selisih antara suhu terendah dan suhu tertinggi
disebut amplitudo.

13. Angin. Udara yang bergerak disebut angin. Udara bergerak karena
perbedaan tekanan. Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut
anemometer, sedangkan alat untuk mengetahui arah angin disebut panah
angin atau kantong angin. Pada dasarnya angin di permukaan bumi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu angin tetap dan angin lokal.
a. Angin tetap.Angin tetap adalah angin yang bergerak terus
menerus sepanjang tahun dengan arah yang tetap. Contohnya : angin
pasat, angin barat dan angin timur. Angin pasat adalah angin yang
bertiup dari daerah maksimum subtropika menuju ke daerah minimum
ekuator.

+ Maks
subtropi Angin Angin
k pasat pasat

Min
- ekuator

Maks
+ - +
subtropik
+ Maks A Min B Maks
subtropik ekuator subtropik
18

Pada awalnya angin pasat bergerak tegak lurus dari daerah


maksimum subtropis menuju ke minimum ekuator, akan tetapi karena
bumi berputar (berotasi) dari barat ke timur maka angin pasat
disebelah selatan ekuator berbelok ke kiri, sedangkan angin pasat di
sebelah utara ekuator berbelok ke kanan. Oleh karena itu angin pasat
disebelah utara ekuator menjadi angin pasai timur laut, sedangkan
angin pasat di sebelah selatan ekuator angin pasat menjadi angin
pasat tenggara. Hal ini sesuai dengan hukum Buys Ballot yang
menyatakan akibat rotasi bumi maka angin dibelahan bumi utara
berbelok ke kanan dan angin di belahan bumi selatan berbelok ke kiri

b. Angin lokal; Adalah angin yang hanya terjadi di daerah tertentu.


Contohnya : Angin muson dan angin bohorok, angin darat dan angin
laut, angin lembah, angin gunung dan angin fohn. Indonesia dilalui oleh
garis khatulistiwa, sebagian wilayahnya berada di belahan utara
khatulistiwa dan sebagian yang lain berada di sebelah selatan
khatulistiwa. Wilayah Indonesia secara keseluruhan terletak di antara
6º LU - 11º LS dan diapit oleh Benua Asia dan Australia.
1) Angin muson adalah angin yang bertiup setiap tahun
sekali berganti arah yang berlawanan. Pada bulan Oktober –
April angin ini berhembus dari Asia Tengah (Gurun Gobi)
menuju Australia. Di wilayah Indonesia angin ini sebelah utara
khatulistiwa bertiup dari arah timur laut, setelah melewati
khatulistiwa, angin ini berubah arah (berbelok) ke kiri sehingga
menjadi angin muson barat laut. Pada tengah tahun berikutnya
angin berhembus dari benua Australia (Gurun Australia) menuju
ke Benua Asia, diwilayah Indonesia angin muson ini disebelah
selatan khatulistiwa bertiup dari arah tenggara dan setelah
melewati khatulistiwa berubah arah (berbelok) ke kanan
sehingga menjadi angin barat daya.
Angin muson yang bertiup pada bulan Oktober – April
berhembus dari Benua Asia, sebelum sampai ke Indonesia telah
melewati lautan luas antara lain Samudra Pasifik , karena telah
melewati lautan yang luas angin tersebut telah banyak
19

membawa uap air, akibatnya setelah tiba di Indonesia banyak


membawa hujan dan di Indonesia terjadi musim Penghujan.
Angin muson barat laut ini terlebih dahulu melewati Indonesia
bagian barat sehingga menyebabkan curah hujan di Indonesia
bagian barat lebih tinggi daripada Indonesia bagian timur.

Angin muson bulan Oktober - April

Angin muson yang berhembus dari Benua Australia, umumnya


terjadi pada bulan Mei – Oktober, pada saat melewati Indonesia,
angin tersebut belum melewati lautan yang luas, oleh karena itu
angin muson tenggara ini belum banyak membawa uap air
sehingga Indonesia terjadi musim kemarau. Di beberapa
wilayah Indonesia terjadi penyimpangan, misalnya di pantai
barat Sumatra dan Aceh, angin telah melewati Samudra Hindia
sehingga membawa banyak uap air, akibatnya angin muson
tenggara tersebut juga mendatangkan hujan bagi pantai barat
Sumatra dan Aceh.

Angin muson bulan Mei - Oktober


20

2) Angin bohorok; Angin jatuh disebut juga angin fohn, yaitu


angin kering yang bergerak menuruni lereng pegunungan,
ketika mendekati gunung angin ini mendapatkan uap air, karena
mengalami proses kondensasi uap air itu akhirnya jatuh sebagai
hujan. Setelah melewati puncak gunung angin sudah tidak
membawa uap air itu menuruni lereng, oleh karena itu angin
tersebut bersifat kering dan lebih panas dari daerah yang
didatangi. Contoh angin jatuh yang terjadi di daerah Deli
dinamakan angin bohorok. Angin merupakan jenis angin jatuh
yang bersifat kering dan panas. Angin ini timbul atau
berkembang di bagian bawah atau bagian belakang gunung
atau pegunungan. Angin ini disebabkan oleh udara yang
dipaksa secara mekanik menaiki dan melewati puncak gunung
dan kemudian menuruni lereng bagian belakang gunung atau
pegunungan. Syarat terjadinya angin ini adalah adanya angin
regional atau sirkulasi sekunder, misalnya muson yang tertiup
dalam arah yang tepat untuk menghasilkan dorongan mekanik
yang diperlukan. Oleh karena itu angin fohn hanya timbul
selama periode waktu tertentu. Angin lokal ini mempunyai sifat
panas, kering, kencang, ribut, mempengaruhi cuaca lokal, dan
menimbulkan berbagai kerusakan dan kerugian didaerah
tersebut. Karena kecepatannya angin ini dapat merobohkan
rumah dan menumbangkan pohon, rendahnya kelembaban
nisbi dan tingginya suhu udara dapat mengeringkan tanaman,
lahan dan membuat daerah gersang.

Nama angin ini berbeda - beda di beberapa daerah seperti :


NAMA DAERAH KETERANGAN
Bohorok Deli (Sumut)
Kumbang Cirebon (Jabar)
Gending Probolinggo (Jatim)
Brubu Sulawesi Selatan
Wambraw Biak (Papua)
Mistral Prancis Angin jatuh kering, dingin
21

2.500 m Angin fohn

± 29º C

3) Kecepatan angin. Angin adalah pergerakan udara dari


tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan
rendah. Pergerakan udara sangat berpengaruh pada perubahan
cuaca. Kecepatan angin dinyatakan dalam Km/Jam. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kecepatan angin adalah :
a) Besar kecilnya gradien barometrik, gradien
barometrik adalah angka yang menunjukan perbedaan
tekanan udara pada isobar pada jarak lurus 111.1 Km
(angka 111.1 Km diambil jarak bujur di equator )
10 Bujur = 1/3600 X keliling bumi.
= 1/3600 X 40.000 Km.
= 111.1 Km.
b) Ketinggian angin bertiup dari permukaan tanah.
Makin tinggi angin bertiup makin tinggi kecepatanya
karena sedikit penghalang.
c) Faktor Topografi. Bentuk relief bumi yang
bergelombang akan menghambat kecepatan angin.
d) Vegetasi Penumbuhan yang tinggi akan
menghambat pergerakan angin.
Kecepatan angin diukur dengan instrumen yang disebut
Anemometer, namun demikian kecepatan angin dapat
diukur melalui pengamatan visual atas penelitian seorang
Laksamana berkebangsaan Inggris bernama Beafort,
sehingga kita kenal dengan Skala Beafort.
22

KEKUATAN ANGIN MENURUT SKALA BEAFORT.

TINGKAT SIFAT AKIBAT KEKUATAN KECEPATAN


ANGIN
M /Detik KM/Jam
1 2 3 4 5
0 SUNYI TIDAK ADA ANGIN,ASAP LURUS KEATAS 0 – 0,2 <1
1 SEPOI ARAH ANGIN TERLIHAT PADA ARAH ASAP, 0,3 – 1,5 1–5
BENDERA ANGIN (WINSHOT)
2 SANGAT TERASA DIMUKA KITA,DAUN DAUN RINGAN 1,6 – 3,3 6 – 11
LEMAH BERGERAK
3 LEMAH DAUN DAN RANTING KECIL TERUS MENERUS 3,4 –5,4 12 – 19
BERGERAK
4 SEDANG DEBU DAN KERTAS-KERTAS YANG TERTIUP 5,5 – 7,9 20 – 28
BERGERAK,BEGITU JUGA CABANG
5 AGAK KUAT POHON-POHON KECIL BERGERAK 8,0 – 10,7 29 – 38
6 KUAT POHON BESAR BERGERAK,SUARA 10,8 – 13,8 39 – 49
MENDESIR TERDENGAR KUAT
7 KENCANG DAHAN SELURUHNYA BERGERAK 13,9 – 17,1 50 – 61
,PERJALANAN TERGANGGU(KITA JALAN
TERASA TERTAHAN)
8 SANGAT RANTING-RANTING POHON PATAH, KITA 17,2 – 20,7 62 – 74
KUAT BERJALAN MELAWAN ARAH ANGIN BERAT
10 BADAI KUAT POHON-POHON TUMBANG,KERUSAKAN 24,5 – 28,4 89 – 102
BESAR PADA RUMAH
11 RIBUT KERUSAKAN BESAR DI SELURUH SEKTOR 28,5 – 32,6 103 -117
12 TOPAN POHON-POHON BESAR ROBOH,BANGUNAN >32,7 118
DAHSYAT RUSAK BERAT

4) Arah angin. Arah angin adalah pergerakan udara yang


bertekanan tinggi ketempat yang bertekanan rendah,dibelahan
bumi utara angin bertiup dibelokan kekanan ( Timur ), dibelahan
bumi selatan angin bertiup dibelokan kiri (Barat). Ini disebabkan
oleh efek dari rotasi bumi pada porosnya jika bumi datar.Karena
permukaan bumi memiliki relief sehingga pergerakan angin
diwilayah tertentu akan berbeda.

Pergerakan angin bermanfaat bagi kegiatan prajurit salah satunya


dalam bernavigasi pada waktu menentukan arah tanpa alat, serta manfaat –
manfaat lain yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan penugasan satuan
militer. Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap kerahasiaan pasukan,
23

angin akan memberikan tanda - tanda tentang keberadaan pasukan baik


melalui penciuman, pendengaran maupun gerakan - gerakan. Kecepatan
angin juga akan mempengaruhi terhadap suatu kegiatan prajurit seperti bagi
seorang penembak runduk kecepatan angin sangat menentukan dalam
ketepatan target tembakan. Kecepatan angin, arah angin dapat dimanfaatkan
dalam melaksanakan atau mengembangkan taktik di lapangan.

c. Tekanan Udara. Udara yang menyelubungi bumi adalah benda gas


yang mempunyai massa, oleh karena itu di udara akan terjadi sebagai berikut
:
1) Di muka bumi terjadi tumpukan massa udara. Udara di bagian
atas menindih (menekan) udara dibawahnya. Tekanan ini disebut
tekanan udara.
2) Massa udara terpengaruh gravitasi bumi sehingga udara makin
dekat dengan permukaan bumi, makin mampat dan makin ke atas
makin renggang. Akibat selanjutnya, makin dekat dengan permukaan
bumi tekanan udara makin besar dan makin ke atas makin berkurang.
3) Udara apabila terkena panas memuai dan apabila mengalami
pendinginan akan menyusut. Alat untuk mengukur tekanan udara
adalah barometer dan barometer yang dapat mencatat sendiri disebut
barograf. Besarnya tekanan udara di permukaan bumi adalah 76 cmHg
atau 760 mmHg atau satu atmosfer. Satuan yang digunakan untuk
mengukur tekanan udara adalah milibar (mb). Tekanan udara 76 cmHg
sama dengan 1013 mb. Angka tersebut diperhitungkan dengan
kerapatan air raksa pada temperatur 0º C, yaitu 13,6 dan percepatan
gravitasi = 0,980265, maka 1 atmosfer adalah :

1 atmosfer = 76 cmHg
= 76 x 13,6 x 0,9802650
= 1013,21
= 1013 mb (dibulatkan)
24

Tekanan udara antara tempat yang satu dan tempat yang lain di
muka bumi berbeda-beda, hal ini terutama karena perbedaan
pemanasan.

+ +
-

C A B

Tekanan udara akan mempengaruhi aktivitas manusia (Prajurit)


dalam melaksanakan kegiatan. Sehingga dalam setiap kegiatan militer
harus memperhitungkan keadaan tekanan udara karena akan
berpengaruh terhadap kemampuan/daya tahan personel maupun
meteriil. Setiap melaksanakan suatu kegiatan terutama operasi
keadaan medan suatu tempat harus diperhitungkan.

14. Cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, yaitu


gelombang yang getarannya adalah medan listrik dan medan magnet. Berdasarkan
jenisnya, cahaya dibedakan menjadi cahaya yang tampak dan cahaya yang tidak
tampak.
a. Cahaya tampak adalah cahaya yang jika mengenai benda maka benda
tersebut akan dapat dilihat oleh manusia, contoh cahaya matahari. Cahaya
tak tampak adalah cahaya yang bila mengenai benda tidak akan tampak lebih
terang atau masih sama sebelum terkena cahaya. Contoh cahaya tak tampak
adalah sinar inframerah dan sinar x. Cahaya tampak dibagi menjadi 2 yaitu
monokromatik dan polikromatik. Monokromatik adalah satu cahaya yang
terdiri dari satu warna, contohnya merah. Sedangkan polikromatik adalah satu
cahaya yang terdiri dari beberapa warna, contohnya ungu, merupakan
kombinasi antara merah dan biru.
25

baik secara kasat mata maupun tidak. Karenanya cahaya merupakan


gelombang, antara lain : Dalam suatu medium homogen (contoh: udara),
cahaya merambat lurus. Perambatan cahaya disebut juga sebagai sinar.
Pada bidang batas antara dua medium (contoh: bidang batas antara udara
dan air), cahaya dapat mengalami pemantulan atau pembiasan. Benda yang
dapat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya.

b. Penyinaran Matahari. Matahari merupakan pengatur iklim di bumi


yang sangat penting dan menjadi sumber cahaya utama di bumi. Energi
matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.

Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi antara lain oleh :

1) Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh


permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil
sudut datang sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh
bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus.
2) Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari
bersinar, semakin banyak panas yang diterima bumi.
3) Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat
menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat
lautan kebalikan dari sifat daratan.
4) Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas
yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin
sedikit panas yang diterima bumi.

c. Radiasi . Penerimaan radiasi di bumi sangat bervariasi menurut


tempat dan waktu. Menurut tempat disebabkan perbedaan lintang dan dalam
skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima.
Menurut waktu perbedaan radiasi terjadi dalam sehari, maupun secara
musiman untuk sebagian besar wilayah indonesia sebagai berikut:

1) Antara tanggal 21 Maret s/d 23 September :


Pukul 09.00 di timur laut = terbit
26

Pukul 12.00 di utara = tengah hari


Pukul 15.00 di barat laut = terbenam
2) Antara tanggal 23 September dan Maret :
Pukul 09.00 di tenggara = terbit
Pukul 12.00 di selatan, = tengah hari
Pukul 15.00 di barat daya. = terbenam

d. Lama Penyinaran Matahari. Lamanya penyinaran matahari di


khatulistiwa sebenarnya diukur selama 12 jam sejak matahari terbit hingga
terbenam. Namun, dengan adanya faktor penghalang misalnya pohon dan
bangunan tinggi, pengukuran tersebut sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu,
di Indonesia lamanya penyinaran matahari diukur selama 8 jam mulai dari
pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00. Lamanya penyinaran matahari
biasanya dinyatakan dalam satuan jam dan persen (%). Dengan demikian
lamanya penyinaran matahari = 100% jika matahari menyinari suatu daerah
selama 8 jam dan berarti di daerah tersebut langit cerah atau tidak tertutup
awan.
Lamanya penyinaran matahari diukur dengan menggunakan alat Campbell
Stokes/Heliograf. Campbell Stokes/Heliograf dipasang dengan ketinggian 125
cm di atas permukaan tanah. Campbell Stokes/Heliograf terdiri atas bola
gekas padat dengan diameter 4 inchi (10,1 cm) yang dipasang di dalam
bidang lengkung. Dengan demikian sinar matahari dapat dikumpulkan pada
satu titik. Sinar itu akan membakar kertas pias yang dipasang pada alat
tersebut sehingga membentuk tanda yang menunjukkan lamanya penyinaran
matahari.

15. Endapan. Endapan (Kelembaban udara) adalah jumlah uap air yang terdapat
di udara. Kelembaban udara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : Kelembaban absolut
/ mutlak. Merupakan masa uap air yang terkandung dalam masa udara atau
disebut juga kepadatan uap air Density of water vapour, kelembaban absolut
dinyatakan dalam Gram per Meter kubik (Gr/M3). Kelembaban relatif / nisbi.
Merupakan perbandingan antara masa uap air yang nyata dari suatu sempel dengan
masa uap air maximum yang dapat dikandung masa udara dalam volume dan suhu
yang sama, kelembaban relatif dinyatakan dalam persen ( % ).Contoh :1 M 3 udara
27

yang bersuhu 23º C terdapat 15 gram uap air.Jika dalam suhu yang sama masa
udara tersebut mampu menampung 20 gr uap air,maka kelembaban relatifnya
adalah 15/20 X 100 % = 75 %. Pengaruh kelembaban udara makin tinggi maka
kepada manusia akan mengakibatkan sesak nafas, kepada peralatan logam akan
menyebabkan cepat karatan.Endapan sangat berpengaruh terhadap daya tahan
personel dan material terutama berpengaruh terhadap perlengkapan militer yang
terbuat dari logam, kelembaban udara akan mempengaruhi daya tahan dari alat
peralatan. Untuk menjamin efektifitas dan optimalitas perlengkapan kelembaban
udara adalah faktor yang harus dikuasai terlebih dahulu.

a. Awan. Udara yang telah jenuh jika mendapat tambahan uap air atau
mendapat pendinginan akan mengalami proses kondensasi dan terbentuklah
titik-titik air. Titik-titik air yang melayang - layang di udara disebut awan. Awan
yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. Awan memiliki banyak
nama atau jenis yang dapat dibedakan berdasarkan morfologi, ketinggian,
dan material pembentukannya.
1) Menurut morfologinya (Bentuknya). Berdasarkan morfologinya
awan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu cumulus, stratus, dan
cirkus. Jika beberapa awan tersebut bergabung akan terbentuk
morfologi gabungan.
28

2) Berdasarkan Ketinggiannya. Berdasarkan ketinggiannya, awan


dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu awan rendah, sedang, dan
tinggi.
(a) Awan rendah adalah awan yang terdapat pada ketinggian
kurang dari 2000 m.
(b) Awan sedang adalah awan yang terdapat pada
ketinggian 2000 - 7000 m.
(c) Awan tinggi adalah awan yang terdapat pada ketinggian
lebih dari 7000 m

3) Berdasarkan Material pembentukannya. Berdasarkan material


pembentukannya awan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu awan
cair, es dan campuran.
(a) Awan cair; adalah awan yang seluruhnya terdiri atas
bahan cair.
(b) Awan es; adalah awan yang seluruhnya terdiri dari kristal
- kristal es.
(c) Awan campuran; adalah awan yang terdiri atas bahan
cair dan kristal es.
29

b. Curah Hujan (Presipitasi). Curah hujan adalah banyaknya air hujan


atau kristal es yang jatuh hingga permukaan bumi. Alat yang digunakan untuk
mengukur curah hujan disebut ombrometer. Berdasarkan proses terjadinya ,
hujan dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Hujan orografis; adalah hujan yang terjadi karena udara
mendaki pegunungan.
2) Hujan konveksi; adalah hujan yang terjadi karena adanya
gerakan udara vertikal (konveksi). Hujan ini sering disebut hujan
zenithal.
3) Hujan front; adalah hujan yang terjadi di daerah front. Front
adalah bidang batas dua massa udara yang saling bertumbukan.

16. Analisis Cuaca dan Iklim

a. Cuaca.
1) Mentukan arah dengan angin. Angin tetap adalah angin yang
bergerak terus menerus sepanjang tahun dengan arah yang tetap.
a) Pada bulan Oktober sampai April di Wilayah Indonesia
bertiup angin dari utara ke selatan
30

b) Pada bulan Mei sampai Oktober di Wilayah Indonesia


bertiup angin dari utara ke selatan

Contoh : menentukan arah secara umum dengan Angin :


Posisi Base Camp Tim A berada pada :
Lintang : 06º 40’ 30” LS
Bujur : 106º 41’ 10” BT
Sekarang bulan Juni 2009.
Jawab :
- Posisi Base camp Tim A terletak di sebelah selatan
Ekuator.
- Bulan Juni bergerak angin tetap dari arah selatan ke
Utara.
Maka : Arah utara adalah searah dengan gerakan
angin

b. Iklim. Menentukan zona iklim dan suhu udara berdasarkan ketinggian.


1) Menentukan zona iklim secara umum pada suatu wilayah yang
sempit berdasarkan kontur di Peta :
Perhatikan Peta dibawah ini :
Antara 106° 41’ BT - 106° 46’ BT dan 06° 42’ LS - 06° 45’ LS
a) Kontur terendah adalah 700 meter
b) Kontur tertinggi adalah 1800 meter
31

Zona iklim sedang suhu udara antara 15º - 22º C


dengan ketinggian 700 - 1500 m.
Zona Iklim sejuk, suhu rata - rata 11°C - 15° C
dengan ketinggian 1500 - 2500 m.

2) Menurut teori CEP BROOK , pada permukaan air laut di daerah


tropis suhu udara berkisar 26.3 0 C setiap naik 1000 meter, suhu udara
akan turun 60 C.

6ºCxh
T = 26.3 º C –
1000

Titik T. 302 mempunyai ketinggian 2019 meter diatas


permukaan air laut. Maka suhu udara di titik tersebut adalah :
32

Titit T. 302 = 26,3° C – ( 6° x 2019): 1000


= 26,3° C – 12,114° C
= 14,1° C (dibulatkan)
3) Hubungan ketinggian tempat dengan suhu udara.

6,2 – 11,1 0C
2500 m

11,1 – 17,1
0
C
1500 m

17,1 – 22,0
0
C
700 m

22,0 – 26,0
0
C

17. Evaluasi
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan medan, ilmu medan ?
b. Sebutkan langkah - langkah identifikasi Tipologi dengan metode
interpretasi peta topografi !
c. Coba jelaskan tehnik dalam membayangkan bentuk medan yang siswa
ketahui !
d. Bagaimana cara orientasi peta yang dilakukan dengan tanpa alat ?
e. Apa yang dimaksud dengan reseksi dan interseksi, jelaskan !
f. Apa yang dimaksud dengan bagan peta dan jelaskan langkah -
langkah membagan !
g. Apa yang dimaksud dengan cuaca dan iklim?
h. Bagaimana cara mengetahui suhu udara dalam sehari?
i. Bila diketahui temperatur laut = 33º C, Jakarta ketinggiannya 10 m di
atas muka air laut. Berapa tempeatur rata - rata kota Jakarta, Berapa
temperatur buan terdingin dan bulan terpanas?
33

BAB IV
APLIKASI ILMU MEDAN

18. Umum. Navigasi adalah bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan tepat dan tidak kehilangan arah dan posisi baik di medan maupun di atas
peta. Setiap prajurit harus mampu berpindah tempat dengan memperhitungkan
keadaan medan sehingga keamanan dan kerahasiaan dapat terjaga dengan baik.
Maka setiap prajurit dituntut harus mampu melaksanakan bernavigasi secara
benar dalam pelaksanaan tugas dilapangan untuk menciptakan unsur pendadakan
dan kerahasiaan

19. Orientasi Peta. Mengorientasi peta adalah kegiatan untuk mencocokan letak
peta/meletakan peta dimana posisi US dari peta itu menunju kearah Kutub Utara
Bumi, untuk memudahkan pencarian tanda - tanda medan didalam peta atau
medan. Peta itu telah cocok apabila Utara sebenarnya (US) di Peta sejajar atau
berimpit menuju ke Kutub utara, garis antara 2 titik di peta sejajar atau berimpit
dengan garis antara 2 titik yang sama di Medan. Orientasi peta dapat dilakukan
dengan alat dan tanpa alat.
a. Orientasi Peta dengan Alat.
1) Perhatikan diagram magnit (Diagram Ikhtilaf) pada peta yang
diorientasi.
2) Hitung Ikhtilaf UP - UM yang berlaku pada waktu itu.
3) Apabila dipeta tidak terdapat P. Point ( titik P ).
a) Putar kaca Kompas sehingga angka 36 berhimpit dengan
garis tanda pada pelat bercahaya.
b) Putar kaca Kompas ke kiri bila UP - UM Barat, atau ke
kanan bila UP-UM Timur dengan ketentuan :
1 klik = 0% - 19% = ± 1°26’
2 klik = 20% - 39% = ± 2°52’
3 klik = 40% - 59% = ± 4°18’
4 Klik = 60% - 79% = ± 5°44’
1° = 17,777 %
34

c) Letakkan kompas pada Jaring Peta ( Grid ) sedemikian


rupa sehingga takik pada cincin jempol - garis rambut dan takik
tutup kompas berimpit dengan grid tegak.
d) Putarkan peta beserta kompas sedemikian rupa sehingga
plat bercahaya pada kaca kompas berimpit dengan jarum
kompas (plat bercahaya pada lingkaran kompas)
e) Peta sudah terorientasi dengan tepat.
4). Apabila di peta terdapat P Point (titik P)
a) Tarik garis dari titk P kearah INDEKS UTARA MAGNIT
(sesuai dengan perhitungan UP - UM yang berlaku)
b) Putar kaca kompas sehingga angka 36 berimpit dengan
garis tanda pada pelat bercahaya.
c) Letakkan kompas diatas garis yang ditarik dari P ke
Indeks Utara Magnit, sedemikian rupa sehingga takik pada
cincin jempol – garis rambut – takik pada lidah tutup kompas
berimpit dengan garis dari titik P ke Indeks Utara Magnit.
d) Putar Peta beserta Kompas sedemikian rupa sehingga
tanda bercahaya pada kaca berimpit dengan jarum kompas
(Tanda bercahaya pada lingkaran kompas).
Peta sudah terorientasi dengan tepat
b. Orientasi Peta tanpa menggunakan Alat.
1) Jika kedudukan sendiri di peta telah diketahui :
a) Cari tanda Peta yang jelas, dan jelas pula dimedan.
b) Tarik garis yang menghubungkan titik tempat berdiri
dengan tanda peta yang jelas tadi di peta.
c) Putar Peta sedemikian rupa sehingga garis tersebut
menuju ke titik tanda medan yang ditetapkan.
2) Jika kedudukan sendiri pada peta tidak diketahui .
a) Cari dua titik yang jelas di medan dimana dua titik
tersebut jelas pula di peta.
b) Tarik garis yang menghubungkan kedua titik di atas peta.
c) Putar peta sedemikian rupa sehingga garis tersebut
sejajar dengan garis khayal antara kedua titik yang sama di
medan.
35

c. Menentukan arah dengan benda buatan dan lumut.

1). Kuburan Islam. Kuburan orang islam membujur/ memanjang


utara – selatan. Bagian kepala yang biasanya ada tulisan nama orang
yang dikubur terletak di bagian utara.
2). Mesjid. Ruang / bagian mesjid tempat Imam (pemimpin
Sholat) terletak dibagian barat dari mesjid.
3) Lumut. Bagian batang yang berlumut, menunjukkan bagian
barat dari pohon itu.

20. Menentukan Kedudukan. Kedudukan kita dimedan pada saat tertentu


perlu dilaporkan kepada komando atas dalam rangka kepentingan operasi
militer.Untuk memberikan laporan tentang kedudukan sendiri yang akurat dalam
suatu system koordinat maka tehnik yang paling sederhana untuk mencapai maksud
tersebut adalah dengan melaksanakan tehnik Reseksi , interseksi , GP dan TP

a. Reseksi. Silang kebelakang (Reseksi) adalah menentukan tempat kita


berada pada peta dengan pertolongan dua titik atau lebih yang dikenal di peta
dan dimedan.

1) Dengan menggunakan kompas.


a) Tentukan dua titik A dan B dimedan yang mudah
ditentukan dipeta.
b) Minimal mempunyai sudut 30°, maksimal 150° dari
kedudukan kita.
36

c) Tentukan sudut kompasnya terhadap kedua titik tersebut


(titik A dan B).
d) Rubahlah sudut Kompas ke A dan B kedalam sudut peta
setelah diperhitungkan besar Ikhtilaf UP – UM yang berlaku
pada saat itu.
e) Tentukan sudut baliknya / back Azimuth.
f) Buatlah garis dengan pinsil diatas peta sesuai dengan
perhitungan yang ada.
g) Titik persilangan kedua garis tersebut adalah kedudukan
yang dimaksud.
h). Selanjutnya tentukan koordinatnya
Reseksi dengan kompas

33
213 (+/ - UP UM )

78
B
C 258 ( +/ - UP – UM )
37

2) Tanpa menggunakan kompas.


a) Cari tiga titik benda – benda di medan yang mudah
dikenal dan terdapat dipeta.
b) Umpamanya saja A, B, C, yang masing-masing besar su-
dutnya minimal 30° dan maksimal 150°.
c) Gunakanlah sehelai kertas bening, letakkan diatas tanah
dengan landasan rata selanjutnya tusukan sebuah jarum pada
suatu titik (umpama titik Q).
d) Buatlah garis dari titik Q masing-masing menuju benda-
benda dimedan yang telah ditentukan (Titik A, B, C).
e) Lepaskan kertas bening dari tusukan jarum diatas tanah
selanjutnya letakkan kertas bening tersebut diatas peta
sedemikian rupa, sehingga tiga garis tersebut lurus yang secara
berturut-turut tadi menunjukan arah A – B dan C yang terdapat
dipeta setelah ketiga garis tersebut berimpit maka tusuklah
dengan jarum titik Q pada kertas bening sehingga menembus
peta.
f) Tempat tusukan jarum dipeta (Titik Q) adalah kedudukan
kita (yang dicari) selanjutnya tentukan koordinatnya.

Reseksi tanpa kompas

Jembatan Batu LEMBAR PETA

UP

KERTAS BENING
Q
a Q 74 c
Tusukan
Q Jarum

Pertigaan
Jalan
Tugu Q 74
38

b. Interseksi. Silang kemuka (Interseksi) adalah menentukan letak


tempat di peta yang terletak diluar tempat kita berada dari dua titik tempat kita
berada yang dikenal baik di peta maupun di medan.

1) Dengan menggunakan Kompas.


a) Tentukan dua titik dimedan yang dapat kita temukan
dipeta.
b) Dari kedua titik tersebut kita tentukan sudut kompasnya
kesasaran yang akan kita cari dipeta.
c) Rubahlah kedua sudut kompas tadi menjadi sudut peta
setelah diperhitungkan besar ikhtilaf UP - UM yang berlaku saat
itu.
d) Buatlah garis dengan pinsil diatas peta dari titik-titik yang
ditentukan kearah sasaran yang akan dicari/sesuai perhitungan
yang ada.
e) Titik persilangan kedua garis tersebut adalah titik yang
kita cari.
f) Selanjutnya tentukan koordinatnya.

Contoh : Interseksi Dengan menggunakan Kompas.


39

Penjelasan :
C
- Dari titik A dipeta
1 1 digambarkan sudut
petanya 29°
30
- Dari titik B dipeta
dapat digambarkan sudut
petanya 324°
325
- Titik silang (C) adalah
A B
titik yang dicari

Dari A ke C Dari B ke C
- Sudut kompas 30° - Sudut kompas 325°
- Ikht.UP-UM 1° - Ikht.UP-UM 1° B
- Sudut Peta 30° - 1° = 29° - Sudut Peta 325° - 1° = 324°

2) Tanpa menggunakan Kompas.


a) Pertama-tama tentukan dua buah titik (A dan B) yang
terdapat pada peta atau medan, gambarkan kedua titik tersebut
pada kertas bening dan hubungkan satu sama lain dengan
sebuah garis poros.
b) Pada titik A letakan kertas bening yang beralas diatas
tanah, dari titik ini dibidik ke titik B untuk membuat garis poros
dan ketitik C (sasaran) untuk membuat garis lurus pada kertas
bening tersebut.
c) Kemudian pindahkan ketitik B setelah meletakkan kertas
dengan kedudukan yang sama seperti dititik B untuk membuat
garis poros dan ke titik C (sasaran) untuk membuat garis lurus
pada kertas bening tersebut.
d) Letakkan kertas bening tersebut diatas peta sampai ke
titik A dan B persis pada tempat yang telah kita pilih sebelumnya
dipeta.
e) Tusukan jarum pada titik permukaan kedua garis tersebut
sampai menusuk pada peta dan tempat tusukan tersebut
merupakan titik sasaran (titik C) yang kita cari dan tentukan
koordinatnya.
40

Contoh : Interseksi Tanpa menggunakan Kompas.

C C

B B

A A

Kertas bening Kertas bening


(Sebelum ditempel dipeta) (Sesudah ditempel dipeta)

Penjelasan :
Titik A, B dan C adalah benda-benda dimedan yang dapat dilihat dari
masing-masing tempat (A, B dan C) dan terdapat diatas peta.

21. Garis Pangkal.


a. Ditentukan oleh Dansat yang bersangkutan pada peta dengan
menentukan titik G dan P dengan menggunakan koordinat 6 atau 8 angka.
b. Hubungkan titik G dan P dengan garis tipis di Peta.
c. Perpanjangan garis antara titik G dan P kedepan dan ke belakang.
d. Pengukuran/penunjukan jarak - jarak mempergunakan satuan KM atau
meter dengan cara :
1) Dengan KM, jarak-jarak dibulatkan sampai persepuluhan KM.
a) Menggunakan tiga sebagai berikut :
(1) Angka Pertama = Puluhan Kilo Meter (KM).
(2) Angka Kedua = Satuan Kilo Meter (KM).
(3) Angka Ketiga = Persepuluhan Kilo Meter (KM).
b) Contoh :
(1) 105 berarti 10,5 KM.
(2) 030 berarti 3 KM.
(3) 027 berarti 2,7 KM.
41

2) Dengan Meter.
a) Menggunakan empat angka sebagai berikut :
(1) Angka Pertama = Ribuan Meter.
(2) Angka Kedua = Ratusan Meter.
(3) Angka Ketiga = Puluhan Meter.
(4) Angka Keempat = Satuan Meter.
b) Contoh :
(1) 2125 berarti 2125 meter.
(2) 0075 berarti 750 meter.
(3) 2050 berarti 2050 meter.
3) Cara menyampaikan berita atau menjalankan perintah atau
memberikan perintah harus dengan menggunakan kata - kata :
a) Maju dengan singkatan MA.
b) Mundur dengan singkatan MU.
c) Kanan dengan singkatan KA.
d) Kiri dengan singkatan KI.
4) Kata - kata maju (MA) artinya arah garis dari titik G - P (G ke P).
5) Kata - kata mundur (MU) artinya arah garis perpanjangan dari G
kebelakang jadi baik MA maupun MU mulailah dari titik G
6) Kata - kata Kanan/Kiri (KA/KI) artinya kekanan/kekiri dari G - P
dengan sudut 90

P
P

G
KA 200m
MA = 200 m KI 200m
MA = 200 m MU = 200 m
K A = 200 m MU = 200 m
K I = 200 m
G

7) Contoh : Memberikan perintah / pemberitaan dilakukan sbb


a) Lembaran Peta : 39 / XXXIX - C
42

b) Garis Pangkal : Koordinat 8145 2350, 8360 2580


c) Penunjukan dalam KM.
d) Dari kedudukan sekarang supaya pindah ke MA 015 KA
034.
e) Petunjuk instruksi lain :
(1) Pada jam ..... sudah harus berada ditempat baru.
(2) Atau segera lapor setibanya ditempat baru.
f) Cara laporan kedudukan baru, sama dengan menen-
tukan tempat diatas peta dengan menggunakan koordinat

22. Titik Pangkal.

a. Ditentukan oleh Dan Atasan yang bersangkutan pada peta


menentukan titik pangkal dengan menggunakan koordinat 6 atau 8 angka.
b. Titik Pangkal dapat juga ditentukan pada persilangan garis tegak dan
datar jaring - jaring lembaran peta.
c. Pengukuran / penunjukan jarak mempergunakan satuan KM atau
meter dengan cara :
1) Dengan KM sama dengan perhitungan pada Garis Pangkal
(GP).

2) Dengan meter sama dengan perhitungan pada Garis Pangkal


(GP).

3) Cara pemberitaan atau menjalankan perintah harus


menggunakan kata :
a) Barat dengan singkatan B
b) Timur dengan singkatan T
c) Utara dengan singkatan U
d) Selatan dengan singkatan S

4) Cara menyebutkan harus dilakukan dari jarak mendatar /


melintang (Barat / Timur) lebih dahulu, selanjutnya jarak tegak (Utara
atau Selatan).
43

UTARA

T = 0800
TIMUR
BARAT TP
S = 0700
T = 0800
S = 0700

SELATAN

UTARA

U = 600

BARAT TIMUR
TP

B = 0900
B = 900 U = 600

SELATAN

5) Contoh memberikan perintah / pemberitaan dilakukan sebagai


berikut :
a) Lembaran Peta : 39 / XXXIX - C
b) Titik Pangkal : Koordinat 820 420
c) Penunjukan dalam Meter.
d) Dari kedudukan sekarang supaya pindah ke B 1400, S
0500.
e) Petunjuk instruksi lain :
(1) Pada jam ... sudah harus berada ditempat baru.
(2) Atau segera lapor setibanya ditempat baru.
f) Cara laporan kedudukan baru, sama dengan no.6
tentang Garis Pangkal (GP)
44

23. Jalan peta.

a. Kegiatan di Daerah Persiapan (DP)

1) Lapisi bagian muka dan belakang peta dengan plastik tipis yang
tembus cahaya, agar tidak rusak, tidak kotor dan tidak kena
keringat/air.

2) Pelajari medan mulai kedudukan lama sampai kedudukan baru,


kemudian tentukan poros gerakan dan arah / route gerakan, dengan
dasar pertimbangan faktor tumpas dan waktu yang tersedia.

3) Tunjuk dan catat koordinat tempat pemberangkatan, tempat


tujuan dan titik - titik yang menonjol sepanjang route (Titik Kontrol)
misalnya, ketinggian, pertigaan, kampung, sungai, perkebunan dan
lain-lain.

4) Catat waktu pemberangkatan dan waktu yang tersedia untuk


menuju pemberangkatan yang baru,serta rencanakan waktu untuk
mencapai tempat - tempat menonjol sepanjang perjalanan. Usahakan
untuk mengingat Peta, agar tidak setiap saat melihat Peta.

b. Kegiatan selama diperjalanan :


1) Peta hanya dibuka/dilihat pada saat sampai pada titik-titik
kontrol atau tempat - tempat yang menimbulkan keraguan.
2) Amati dan cocokan tanda - tanda peta dengan keadaan medan
sebenarnya dilapangan, terutama titik kontrol dan tempat-tempat yang
memerlukan pengamatan khusus.
3) Cocokkan waktu tiba yang sebenarnya dengan waktu yang
direncanakan untuk mencapai tempat-tempat menonjol yang
ditentukan.
4) Buat catatan singkat mengenai keadaan medan yang penting
untuk keperluan taktis dan keadaan medan yang memerlukan
penjelasan serta tanda - tanda medan yang tidak terdapat dalam peta
5) Buat bagan medan yang dianggap perlu untuk bahan laporan.

c. Kegiatan ditempat tujuan (kedudukan baru).


1) Cocokkan waktu tiba sebenarnya dengan waktu tiba yang
direncanakan.
45

2) Periksa keadaan Peta.


3) Amati dan cocokkan tanda-tanda peta disekitar kedudukan baru
dengan keadaan medan sebenarnya di lapangan.
4) Perbaiki catatan dan bagan medan yang dibuat selama
perjalanan.
5) Laporkan kepada Atasan telah sampai ke kedudukan baru.

d. Rencana gerakan diatas Peta. Sebelum melaksanakan gerakan harus


membuat rencana gerakan/rute di atas peta, rencana gerakan ini harus
dihapalkan, cara menghapalkannya dibagikan kepada setiap prajurit, rencana
ini tidak boleh dibawa dalam perjalan untuk menghindari jatuh ketangan
musuh.
1) Perencanaan Gerakan sebagai berikut :
a) Tentukan Daerah Persiapan berupa Koordinat dan
Karvak di Peta.
b) Tentukan sudut petanya dari DP ke titik (sasaran/ceck
point) yang akan dilalui.
c) Rubah tiap - tiap sudut petanya menjadi sudut kompas.
d) Hitung jarak dari titik ke titik berikutnya.
e) Hitung waktu perkiraan perjalanan.
f) Hitung panjang langkah terutama anggota yang
ditugaskan menghitung jarak.
g) Kenali bentuk medan dan tanda-tanda medan yang akan
dilalui dan sekitarnya.
h) Apabila rencana tidak memakai arah kompas tetapi
mengikuti sungai atau jalan tuliskan dan diingat - ingat.

2) Perencanaan Gerakan sebagai berikut :


a) Berangkatlah menuju titik star yang direncanakan di peta
dan cari di medan.
b) Ukur sudut kompas ke arah titik / sasaran pertama yang
akan dilalui setelah star sesuai rencana.
c) Berjalanlah menggunakan kompas dan hitung langkah.
d) Setelah sampai titik yang dimaksud adakan orientasi peta
dan medan.
46

e) Berangkatlah menuju titik selanjutnya dengan terlebih


dahulu menyesuaikan sudut kompas sesuai rencana yang telah
dibuat.
f) Begitu seterusnya sampai tujuan dengan tetap menjaga
kerahasiaan dan mengindari peninjauan dari musuh.
g) Sampai tujuan adakan orientasi medan apakah sudah
benar/sesuai dengan posisi yang ada di peta.

RENCANA GERAKAN
NO DARI KE SUDUT SUDUT JARAK JUMLAH WAKTU BENTUK
CO CO PETA KOMPAS (M) LANGKAH (MENIT) MEDAN
1 6420.9335 6550.9490 45° 46° 1500 15 x 145 30 Punggung

2 6550.9490 6600.9495 88° 89° 500 5 x 145 15 Punggung

3 6600.9495 6625.9451 170° 171° 600 6 x 145 20 Punggung

4 6625.9451 6575.9395 265° 266° 600 6 x 145 20 Ketinggian

5 6575.9395 6710.9335 110° 111° 1200 12 x 145 25 Punggung

64 65 66 67
96

95 SAS SAS
1 2

SAS
94
3
SAS
4
D TB
P AKHIR
93

92
47

24. Membagan. Bagan Medan adalah gambar sebagian permukaan bumi


dengan tanda - tanda medan yang dianggap penting-penting saja dan dibuat tanpa
alat-alat khusus, dengan tujuan adalah untuk melengkapi tanda medan yang tidak
terdapat (tidak tergambar) dalam peta topografi untuk mendapatkan penyajian
informasi tentang keadaan medan suatu daerah bila peta topografi daerah tersebut
tidak ada. Langkah - langkah membagan adalah sebagai berikut :
a. Tentukan Garis Dasar
1) Garis dasar dimulai dari dan diakhiri pada tanda medan yang
jelas di peta dan di medan seperti pertigaan jalan, sudut kampung,
tugu Km, atau tugu trianggulasi.
2) Garis dasar dipergunakan sebagai patokan (ikatan) tanda medan
baik pada waktu pengukuran maupun pada waktu penggambaran.
3) Tentukan arah garis dasar dilapangan dengan kompas, dan
gambarkan arah garis datar pada kertas dengan protraktor atau busur
derajat.
4) Tentukan panjang (jarak) garis dasar dengan langkah,
kemudian hitung ke dalam jarak kedar.
b. Tentukan Skala Bagan. Bila tidak ditentukan oleh atasan, maka
angka pembagi skala bagan sebaiknya dibuat kelipatan 600 untuk pria dan
kelipatan 400 untuk wanita. Oleh karena jarak medan diukur dengan langkah,
sedangkan satu langkah pria kira - kira 60 cm dan satu langkah wanita kira-
kira 40 cm, sehingga 10 langkah pria ( 600 ) = 1 cm pada bagan dan 10
langkah wanita ( 400 ) = 1 cm pada bagan.
c. Tentukan letak tanda-tanda medan yang diperlukan pada kertas bagan
dengan cara melakukan silang kemuka (Intersection) dari 2 titik atau lebih,
yang ada sepanjang garis batas. Sebaiknya intersection tanpa kompas,
supaya lebih tepat
d. Perkirakan beda tinggi antara titik-titik baik titik disepanjang garis datar
maupun titik-titik diluar garis datar. Gambarkan beda tinggi itu dengan garis
ketinggian. (Ingat ketinggian yang lebih tinggi dikelilingi oleh garis ketinggian
yang lebih rendah, garis ketinggian yang menjorok runcing adalah lembah
sedangkan yang lengkung lebar keluar adalah punggung).
e. Cantumkan Identitas. Cantumkan tempat, tanggal, nama, pangkat,
NRP, jabatan dan tanda tangan pembuat bagan.
48

25. Navigasi di Sungai dan Rawa. Sebelum kita melintasi / menyusuri sungai
atau Rawa terlebih dahulu kita harus menguasai medan (sungai/rawa) yang akan
kita lintasi, dengan mengetahui tehnik - tehnik penguasaan medan baik kedalaman,
arus maupun penguasaan medan di sungai dan rawa yang memaksa kita menjadi
terbatas dalam bergerak di sungai dan rawa. Sebelum kita melaksanakan navigasi di
sungai kita perlu melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Mengukur Kecepatan Arus. Kecepatan arus sungai akan sangat
mempengaruhi kecepatan perjalanan perahu untuk itu sebelum melakukan
perjalanan kita harus mengetahui kecepatan rata - rata dari arus sungai yang
akan kita jalani, untuk mengukur kecepatan arus dapat dilaksanakan dengan
cara yang sederhana langsung dilapangan. Contoh : cara mengukur
kecepatan arus sungai secara sederhana.
1) Tentukan Jarak di tepi sungai dengan menggunakan langkah
sepanjang 100 meter.
2) Beri tanda dengan menggunakan tongkat ditancapkan ditepi
sungai

3) Cari benda terapung bisa potongan kayu kering atau daun


kering.

4) Siapkan Jam/pengukur waktu.


5) Letakan benda terapung tadi di patok/tongkat pertama dari hulu
dan mulai menghitung waktu sampai ke tongkat kedua hitung
waktunya, lakukan minimal 3 x dan hitung waktu rata-ratanya misalnya
5 menit.

6) Jadi kecepatan arus adalah : 100 m : ( 5x60 ) = 1 meter per 3


detik

Contoh : Waktu perjalanan 15 menit


Jarak di lapangan = { (15 x 60) : 3 } x 1m = 300 m
b. Menentukan Kedalaman Sungai. Cara menentukan kedalaman sungai
secara langsung di lapangan antara lain dengan cara :
1) Menggunakan tongkat/galah.
a) Tentukan panjang tongkat dan beri tanda 50 cm, 100 cm
dst
49

b) Masukan kedalam sungai dan tandai batas permukaan


air sungai.
c) Baca panjang tongkat yang terendam.
d) Lakukan pengukuran dibeberapa tempat memotong garis
sungai.
e) Hitung rata - rata kedalaman sungai tersebut.
1) Menggunakan tali yang di banduli batu.
a) Tentukan panjang tali dan beri tanda 50 cm, 100 cm dst.
b) Masukan ke dalam sungai dan tandai batas permukaan
air sungai.
c) Baca panjang tali yang terendam.
d) Lakukan pengukuran dibeberapa tempat memotong garis
sungai.
e) Hitung rata - rata kedalaman sungai tersebut.

2) Menggunakan perhitungan cepat rambat suara dalam air.


txv
Rumus : S= 2
Keterangan :
S = Kedalaman sungai
t = Jangka waktu antara pelepasan suara dan bunyi pantul
v = Cepat rambat bunyi dalam air
Contoh :
t = 0.25 detik
v = 1440 m/dt

txv 0.25 x 1440


S= S =
2 2

=S180 360
= meter
2

3) Tabel Rambat suara.

KECEPATAN
No. NAMA ZAT
RAMBAT BUNYI (m/dt)
1 2 3
1 Gas Karbon 267
2 Udara pada suhu 0ºC 332
50

1 2 3
3 Udara pada suhu 15ºC 340
4 Udara pada suhu 25ºC 347
5 Gabus 500
6 Alkohol 1213
7 Hidrogen (H) pada suhu Udara pada suhu 0ºC 1261
8 Timbul 1300
9 Air pada suhu 15ºC 1440
10 Emas 2030
11 Aluminium 5000
12 Baja 5100
13 Besi 5120

c. Menaksir jarak. Menaksir jarak dapat dilakukan dengan beberapa cara


baik menggunakan Alat - alat khusus maupun tanpa alat khusus.
Kemampuan menaksir jarak sangat penting dikuasai oleh prajurit dilapangan
terutama di sungai karena dengan pengaruh permukaan air dalam menaksir
jarak sering tertipu, seolah olah terlihat dekat tetapi sebenarnya adalah jauh.
Tehnik menaksir jarak ada beberapa cara yaitu :
1) Dengan menggunakan teropong pandang : yaitu dengan
Persamaan Kedar/skala sebagai berikut :

UKURAN JARAK YANG DIKETAHUI DENGAN BENAR


JARAK = X 1000 M (INCH)
ANEKA PADA JARAK

(Penggunaan meter, yard, atau kaki/feet, tergantung dari benda apa yg


ingin dipersamakan).
Dalam penggunaan jarak, perlu dicatat bahwa 0 ditandai dengan garis
tanpa nomor, ukuran suatu objek dari angka 0 pada dasar diatas. Jika
objek terlalu besar, untuk bagian positip dari skala dan nilai dibawah 0
baca diatas dari objek angka pada skala dapat juga diartikan sebagai
ukuran objek (dalam meter, yard atau kaki) pada jarak 1000 meter,
yard atau kaki.

5 meter
51

Contoh :
 Ukuran jarak yang diketahui dengan benar (Mobil) = 5 meter
 Aneka pada jarak = 10 mils
 Maka jarak antara posisi kita dengan objek adalah :
5
Jarak = x 1000 m = 500 meter
10

1) Dengan perbandingan segitiga : Dilapangan biasanya


menggunakan peralatan sebagai bantuan yang dibawa seperti
pulpen/pensil atau sangkur yang sudah diketahui panjangnya,
serta benda atau tanda medan dilapangan yang diketahui
dengan pasti

d
a c
b

a : b =c : d

2) jarak/ukuran yang sebenarnya dirangkaikan menjadi segitiga


sebagai berikut :
Contoh :
a = Panjang tangan ( ± 65 cm)
b = Jarak yang dicari
c = Sangkur ( ± 30 cm)
d = Tiang listrik 8 meter

a :b = c : d
0.65 : b = 0.30 : 8
(0.30 x b) = (0.65 x 8)
(0.65 x 8)
b = = 17.5 meter
0.30
52

d. Menentukan Kecepatan Perjalanan Perahu. Dalam menentukan


kedudukan/posisi pada waktu perjalanan di sungai kita berpedoman pada
lamanya waktu perjalanan, waktu perjalanan dipengaruhi oleh kecepatan arus
sungai untuk itu kita harus punya pedoman waktu perjalanan yang ditentukan
dan diukur sebelum melaksanakan perjalanan. Cara mengukur kecepatan
perjalanan perahu dilapangan secara sederhana :
1) Tentukan Jarak di tepi sungai dengan menggunakan langkah
sepanjang 100 meter.
2) Beri tanda dengan menggunakan tongkat ditancapkan di tepi
sungai
3) Mulai dari tongkat pertama yang berada di bagian hulu dengan
seluruh anggota di perahu bergerak dengan kecepatan biasa ke arah
hilir dan waktunya dihitung sampai ke tongkat yang ke dua di hilir.
4) Setelah itu arah dirubah ke arah hulu dan waktunya dihitung
sampai tongkat ke satu yang berada di hulu.
5) Waktu pertama dari hulu ke hilir dan yang kedua dari hilir ke
hulu di jumlahkan dan dibagi dua maka itulah kecepatan rata-rat
perjalanan.
Contoh :
R = Kecepatan perjalanan
t1 = 4 menit ( waktu perjalanan dari hulu ke hilir)
t2 = 8 menit ( waktu perjalanan dari hilir ke hulu )

(t1 + t 2) : 2
R=
100

{(4 + 8) : 2} 6 menit 6 x 60 360


R= 100 meter
100 100 100
= = =

Kecepatan perjalanan = (1 meter = 3,6 detik)

e. Membuat Tabel Perjalanan dan Organisasi Perahu.


1) Tabel perjalanan. Tabel perjalanan merupakan pedoman dalam
menentukan posisi kita diatas peta, karena di sungai sulit untuk
melaksanakan orientasi maka penentuan posisi hanya berdasarkan
perhitungan waktu perjalanan dan jarak dari posisi yang telah diketahui
53

pada waktu berangkat, tabel perjalanan dibuat oleh Komandan


Perahu/Navigator.
Contoh : Tabel Perjalanan
TABEL PERJALANAN
TANDA MEDAN
NO WAKTU WAKTU WAKTU ARAH JARAK POSISI
BERANGKAT PERJALANAN SEBENARNYA KOMPAS (METER) (CO) KI KA
(MENIT) (DERAJAT)
1 0800 65203050 JEMBATAN -
2 10 0810 45 200 65403460 POHON PERTIGAAN
SAGU SUNGAI
3 ORIENTASI 5 0815 - - 65403460
4 0815 15 0830 60 250 65703350 BATU RUMPUN
BESAR BAMBU
dst

2) Organisasi Perahu / Perjalanan. Pengorganisasian didalam


Perahu menyesuaikan pada organisasi Satuan yang berlaku Kalau
satuan tersebut Regu maka Danru sebagai Komandan Perahu yang
bertugas sebagai Navigator dan Wadanru bertugas mengendalikan
anggota pendayung dalam mengendalikan kecepatan perjalanan dan
selalu mempedomani kecepatan dengan waktu sesuai dengan
perhitungan kecepatan rata - rata hasil penentuan awal, jangan lupa
perhatikan perubahan arus

26. Orientasi dan Menentukan Posisi di Sungai. Yang dimaksud dengan


menentukan tempat di Peta adalah menetapkan letak tempat yang ditunjukan
dimedan pada peta. Dalam melaksanakan orientasi dan menentukan kedudukan di
sungai tidak seperti di daratan sehingga pedoman kedudukan awal perhitungan
waktu dan jarak sangatlah menentukan dalam orientasi dan menentukan kedudukan
di Peta, cara orientasi dan menentukan posisi di sungai sebagai berikut :
a. Dari mulai kedudukan/posisi awal selama bergerak peta harus selalu
mengarah ke utara walaupun arah garis sungai yang diikuti tidak mengarah
ke utara.
b. Setiap 100 meter dengan perhitungan waktu perjalanan, kecepatan
perahu dan arah bergerak beri tanda di peta.
c. Setiap ada tanda medan di lapangan dan ada di peta adakan orientasi
dan cocokan waktu sebenarnya sebagai koreksi jarak.
54

d. Laksanakan Reseksi (silang kebelakang)

27. Cara Menentukan Posisi / Kedudukan di lapangan :


a. Sasaran 1 Pohon Sagu sebelah kiri sungai
b. Buat Garis ke Sasaran 1 Arah Kompas 135º
c. Waktu Perjalanan 15´
d. Kecepatan perjalanan 1/4"
e. Maka Jarak dari Titik Star = x 1 m = x 1 m = 225 meter

(15´ x 60 (900" )
) 4" = = 15’
4"
f. Ukur dengan Kedar pada peta jarak 225 meter dari titik awal dan di plot
di peta baca koordinatnya di peta.
g. Cari detail/tanda medan di sisi lain/tepi sungai sebelah kanan dan baca
arah kompasnya gambar di peta

28. Mengukur Jarak dengan Langkah di Rawa. Panjang langkah di rawa akan
lebih pendek dibandingkan dengan panjang langkah di darat, untuk panjang langkah
prajurit pria ± 40 cm dan prajurit wanita (Kowad) ± 35 cm dalam menghitung jarak
dengan menggunakan langkah adalah sebagai berikut :
a. Ukur jarak di rawa dengan menggunakan tali yang sudah di beri
ukuran sepanjang 100 m.
55

b. Lalu ujung pertama diberi tanda dengan tongkat pertama dan ujung ke
dua diberi tanda dengan tongkat ke dua.
c. Berjalan dari tongkat pertama menuju tongkat ke dua dengan
menghitung jumlah langkah dari tongkat pertama sampai ke tongkat ke dua.
d. Misal jumlah langkah 250 langkah dalam 100 meter.

e. Maka panjang langkah adalah 100 meter x 100 cm = 40 cm


250
Contoh : Panjang langkah di rawa.

29. Mengukur Kecepatan Berjalan di Rawa.


Dalam menentukan kedudukan / posisi pada waktu perjalanan di rawa kita
berpedoman pada lamanya waktu perjalanan dan panjang langkah waktu perjalanan
dipengaruhi oleh keadaan dan kedalaman rawa untuk itu kita harus punya pedoman
waktu perjalanan yang ditentukan dan diukur sebelum melaksanakan perjalanan.
Cara mengukur kecepatan perjalanan di rawa secara sederhana adalah sebagai
berikut :
a. Tentukan Jarak di rawa dengan menggunakan tali sepanjang 100
meter.

b. Beri tanda dengan menggunakan tongkat ditancapkan di masing –


masing ujung tali.

c. Mulai dari tongkat pertama yang berada di ujung tali berjalan dengan
kecepatan biasa dan waktunya dihitung sampai ke tongkat yang ke dua atau
ke ujung tali berikutnya.

d. Setelah itu arah dirubah ke arah mulai star dan waktunya dihitung
sampai tongkat ke ujung tali.
56

e. Waktu perjalanan bolak balik dibagi dua maka itulah kecepatan rata-
rata perjalanan.
R = Kecepatan perjalanan
t = Waktu perjalanan
d = Jarak
t:2
R= d

Contoh : Kecepatan perjalanan (R) ?


Waktu perjalanan (t) = 10 menit
Jarak (d) = 100 meter

10 : 2 5 menit 1
R= = =
100 100 meter 20

Kecepatan perjalanan = (1 menit = 20 meter)

30. Tehnik bernavigasi di Sungai dan Rawa. Navigasi Sungai / Ekspedisi


Sungai adalah bergerak menyelusuri sungai searah aliran sungai atau sebaliknya
dengan menggunakan sarana Perahu atau Kapal dengan tetap memelihara arah
dan posisi di peta dan di lapangan atau tetap mengetahui posisi di peta serta arah
tujuan perjalanan.
57

31. Navigasi dengan Peta dan Kompas di Sungai pada Siang Hari. Tehnik
bernavigasi dengan Peta dan Kompasdi Sungai siang hari adalah sebagai berikut :

a. Tentukan/ukur kecepatan arus. sesuai tehnik mengukur kecepatan


arus, untuk mendapatkan kecepatan perjalanan.

b. Mengukur jarak dan waktu perjalanan.


1) Mengukur jarak dari start sampai tujuan.
a) Mengukur jarak di Peta gunakan benang atau kurve
meter ikuti garis sungai yang akan di telusuri.
b) Setelah ketemu jaraknya, cari waktu perkiraan tempuh
(bila tidak berhenti), gunakan rumus :
Jarak
Waktu perkiraan tempuh = = ...... menit
Kecepatan perjalanan

2) Mengukur jarak pada saat berjalan / navigasi, pedomani tabel


perjalanan.

c. Buat daftar tikungan, ketinggian dan tanda - tanda medan di sungai


yang akan dilewati, dan beri tanda apabila sudah dilewati.
d. Orientasi. Setiap saat adakan orientasi waspadai tikungan yang ada
dilapangan belum tentu ada di Peta setiap orientasi berhenti dan adakan
tindakan keamanan.
1) Berapa waktu perjalanan jadikan waktu tersebut menjadi jarak,
waktu orientasi dicatat dan dimasukan dalam tabel perjalanan.
2) Mengukur jarak gunakan tali atau kurve meter.
3) Letakan tali sesuai rute perjalanan sesuai perhitungan jarak tadi
lalu beri tanda titik di Peta dan baca koordinatnya dengan
menggunakan protraktor.
4) Cek posisi, adakan orientasi sekeliling apakah benar ada di
posisi sesuai dengan di Peta, cocokan dengan tanda-tanda medan
yang ada kalau perlu adakan reseksi.
5) Tentukan lagi tempat tersebut secara pasti. Dalam berorientasi
gunakan bantuan daftar ketinggian dan tikungan. Berapa tikungan dan
ketinggian yang sudah dilewati serta adakah anak-anak sungai kecil
58

yang ditemui. Adakan selalu orientasi sehingga perjalanan anda


sampai tujuan dengan baik dan selamat.

32. Navigasi dengan Peta dan Kompas di Sungai pada Malam Hari. Tehnik
bernavigasi dengan Peta dan Kompas di Sungai malam hari sama dengan
pelaksanaan navigasi dengan Peta dan Kompas di sungai pada siang hari di atas
perahu dengan beberapa kekhususan sebagai berikut :
a. Dimalam hari keadaan gelap perlu adanya penerangan diwaktu akan
membaca peta, kompas dan lain - lain sehingga keamanan dan kerahasiaan
perlu dijaga benar - benar dengan cara memanfaatkan ponco dan gunakan
medan-medan yang terlindung dari pengamatan malam hari.
b. Untuk menghitung kecepatan arus sungai dilaksanakan pada siang
hari.
c. Perhatikan perbedaan antara gunung/bukit dengan pohon-pohon besar
yang menyerupai bukit.
d. Harus ditentukan orang yang membaca peta di dalam ponco juga
sebagai pencatat tanda - tanda medan yang ada dipeta (ketinggian, tikungan
sungai arah sungai, dll).
e. Harus ditentukan dan disepakati kode yang menyatakan ketinggian
maupun tikungan kepada orang yang didalam ponco dengan cara mencubit
dibahu kiri untuk ketinggian di kiri dan bahu kanan untuk ketinggian sebelah
kanan serta mencubit kaki kiri untuk tikungan ke arah kiri dan kaki kanan
untuk tikungan sebelah kanan, serta kode lain yang harus disepakati karena
yang didalam ponco tidak dapat melihat keluar.
f. Berbicara pelan akan kurang jelas/efektif karena riak air dan
pandangan terbatas.
g. Pelaksanaan kegiatan bernavigasi dimalam hari sama dengan pada
waktu siang hari meliputi kegiatan - kegiatan sebagai berikut :
1) Ukur kecepatan arus pada siang hari.
2) Ukur jarak dengan benang atau kurve meter.
3) Buat tabel perjalanan dan tabel tikungan, ketinggian, anak
sungai dll.
59

4) Adakan orientasi setiap saat sehingga tidak kehilangan arah/posisi.


Contoh Rute Navigasi sungai

33. Evaluasi
a. Apa yang dimaksud dengan navigasi dan kapan navigasi digunakan?
b. Jelaskan cara orientasi peta dengan dan tanpa alat !
c. Jelaskan macam - macam cara untuk menentukan arah utara minimal 6
cara yang anda ketahui !
d. Apa yang siswa ketahui tentang reseksi dan interseksi, serta bagaimana
melaksanakan reseksi dan interterseksi tanpa kompas. Jelaskan !
e. Apa yang dimaksud dengan garis pangkal, titik pangkal dan beri contoh
cara memberikan persoalan dan cara pelaksanaannya dilapangan !
f. Jelaskan dengan benar cara siswa melaksanakan jalan peta !
g. Apa yang dimaksud dengan membagan dan jelaskan cara membagan di
lapangan !
h. Bagaimana cara menentukan kecepatan arus sungai Mahakam secara
sederhana yang siswa ketahui. Jelaskan !
i. Bagaimana cara siswa melaksanakan pengukuran jarak dengan langkah
di rawa dan bagaimana cara mengukur kecepatannya !

BAB IV
EVALUASI AKHIR PELAIARAN
(Bukan Naskah Ujian)

34. Evaluasi Akhir

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan medan, ilmu medan ?


b. Sebutkan langkah - langkah identifikasi Tipologi dengan metode
interpretasi peta topografi !
c. Coba jelaskan tehnik dalam membayangkan bentuk medan yang siswa
ketahui !
d. Bagaimana cara orientasi peta yang dilakukan dengan tanpa alat ?
60

e. Apa yang dimaksud dengan reseksi dan interseksi, jelaskan !


f. Apa yang dimaksud dengan bagan peta dan jelaskan langkah -
langkah membagan !
g. Apa yang dimaksud dengan cuaca dan iklim?
h. Bagaimana cara mengetahui suhu udara dalam sehari?
i. Bila diketahui temperatur laut = 33 ºC, Jakarta ketinggiannya 10 m di
atas muka air laut. Berapa tempeatur rata - rata kota Jakarta, Berapa
temperatur buan terdingin dan bulan terpanas?
j. Apa yang dimaksud dengan navigasi dan kapan navigasi digunakan?
k. Jelaskan cara orientasi peta dengan dan tanpa alat !
l. Jelaskan macam - macam cara untuk menentukan arah utara minimal 6
cara yang anda ketahui.
m. Apa yang siswa ketahui tentang reseksi dan interseksi, serta
bagaimana melaksanakan reseksi dan interterseksi tanpa kompas. Jelaskan !
n. Apa yang dimaksud dengan garis pangkal, titik pangkal dan beri contoh
cara memberikan persoalan dan cara pelaksanaannya dilapangan.
o. Jelaskan dengan benar cara siswa melaksanakan jalan peta!
p. Apa yang dimaksud dengan membagan dan jelaskan cara membagan di
lapangan !
q. Bagaimana cara menentukan kecepatan arus Sungai Mahakam secara
sederhana yang siswa ketahui. Jelaskan !
r. Bagaimana cara siswa melaksanakan pengukuran jarak dengan langkah
di rawa dan bagaimana cara mengukur kecepatannya !
s. Jelaskan tentang menentukan kecepatan perjalanan perahu pada waktu
perjalanan di sungai dan rumus matematisnya menggunakan pedoman apa !
t. Mengapa kita harus mengetahui kecepatan arus sungai, perahu dan apa
yang kita lakukan seberapa benar keakuratannya ?
u. Apa kegunaan kita membuat tabel perjalanan perahu yang siswa ketahui?
RAHASIA
61 Lampiran III
Keputusan Danpusdiktop
Nomor Kep / / VI / 2015
Tanggal Juni 2015

BAB V
PENUTUP

35. Penutup. Demikian Naskah Departemen Ilmu Medan disusun sebagai


pedoman bagi tenaga pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar Ilmu
Medan pada Diklapa II TNI AD.

Komandan Pusat Pendidikan Topografi

Drs. Sugiyono
Kolonel Ctp NRP. 32122

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai