Pertanyaan.
1. Bagaimana konsep Pasis sebagai Dandim dalam merencanakan dan menyiapkan
Wilhan guna mewujudkan Sishaneg pada masa damai dan perang di masing-masing
wilayah Pasis bertugas ?
Jawab :
Menurut Naskah Hanjar MK. Studi Wilhan, Seskoad, Desember 2023, hal. 90,
dijelaskan bahwa Perencanaan Wilayah adalah suatu agenda atau rancangan antara
manusia dengan lingkungan yang dengan sengaja dibuat untuk menambah, mengurangi,
memperbaiki ataupun melengkapi sesuatu dengan harapan memperoleh hasil maksimal
dan efisien meliputi masalah ekonomi dan pembangunan wilayah. Berdasarkan pasal 22
ayat (2) undang-undang nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan pasal 17
ayat (7) undang-undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada 19 Agustus 2014 lalu telah menandatangani Peraturan
Pemerintah Nomor 68 Tahun 2014 tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara.
Penataan wilayah pertahanan negara yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah (PP)
ini adalah meliputi perencanaan wilayah pertahanan, pemanfaatan wilayah pertahanan
dan pengendalian pemanfaatan wilayah pertahanan. “Sebagian atau seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan pertahanan negara, baik pada masa damai maupun dalam keadaan
perang,” bunyi Pasal 3 ayat (1) PP ini. PP ini menyebutkan bahwa pada masa damai
wilayah digunakan untuk kepentingan pembangunan dan pembinaan kemampuan
pertahanan sebagai perwujudan daya tangkal bangsa. Sementara dalam keadaan perang,
wilayah digunakan sebagai wilayah pertahanan untuk kepentingan perang yang terdiri
atas pangkalan militer atau kesatrian, daerah latihan militer, dan nstalasi militer. Tata
ruang wilayah pertahanan sebagai proses perencanaan penataan, pengendalian dan
pemanfaatan ruang yang merupakan satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan.
Sebagai Dandim (Komandan Kodim), tugas utama saya adalah untuk
merencanakan dan menyiapkan wilayah pertahanan guna mewujudkan sistem
pertahanan negara baik pada masa damai maupun perang. Berikut adalah langkah-
langkah rinci dalam melaksanakan tugas tersebut :
a. Analisis Wilayah. Langkah pertama adalah melakukan analisis menyeluruh
terhadap wilayah yang menjadi tanggung jawab Kodim. Analisis ini mencakup
identifikasi potensi ancaman, kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang
ada di wilayah tersebut. Dengan analisis ini, kami dapat memahami dengan lebih
baik bagaimana wilayah kami berperan dalam sistem pertahanan nasional.
`1
1 Naskah Hanjar MK. Studi Wilhan, Seskoad, Desember 2022, hal. 345
`3
2
Ibid, hal. 387
`4
Melalui pendekatan yang terencana, kolaboratif, dan adaptif, saya berharap dapat
menghadapi permasalahan penentuan daerah pangkal perlawanan dengan efektif dan
memastikan wilayah tugas Kodim selalu siap menghadapi berbagai tantangan keamanan
dan konflik yang mungkin terjadi.
`5
3. Bagaimana proses pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari wilayah Indonesia? Pasis
sebagai Dandim di wilayah perbatasan yang memiliki pulau-pulau kecil terluar, bagaimana
upaya untuk mengantisipasi kemungkinan hal yang sama terjadi ?
Jawab :
Proses Pulau Sipadan dan Ligitan Lepas dari Wilayah Indonesia dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Setiap negara di dunia ini tentu memiliki batas-batas wilayahnya yang
termasuk di dalamnya Indonesia. Kita sudah mengetahui bahwa Indonesia adalah
negara maritim, dimana 2/3 luas wilayah Indonesia adalah lautan. Jadi tidaklah
mengherankan jika batas-batas wilayah laut Indonesia berhubungan dengan
sepuluh negara sedangkan perbatasan wilayah darat hanya berhubungan dengan
tiga negara. Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia, tepatnya di sebelah
utara Pulau Kalimantan. Malaysia merupakan satu dari tiga negara yang
berbatasan langsung dengan wilayah darat Indonesia. Meskipun Indonesia dan
Malaysia bertetangga dan satu rumpun, akan tetapi tidak jarang terjadi konflik
akibat permasalahan pemahaman terhadap batas-batas negara. Salah satu berita
yang menggemparkan dunia adalah persengketaan pulau Sipadan Ligitan yang
dahulu merupakan pulau terluar Indonesia sekaligus batas Indonesia sebelah
utara. Sekarang pulau Sipadan dan Ligitan adalah bagian dari negara Malaysia, hal
ini berdasarkan kesepakatan di Mahkamah Internasional. Wilayah laut Indonesia
sebelah utara berbatasan langsung dengan laut lima negara, yaitu Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina. Batas-batas wilayah laut seringkali tidak
jelas dan membuat sedikit ketegangan di lapangan, utamanya adalah Indonesia-
Malaysia dan Indonesia-Singapura diperairan Malaka (Selat Malaka). Sudah
sering rasanya kita melihat berita penangkapan petugas Indonesia terhadap
nelayan Malaysia, atau sebaliknya. Untuk perbatasan laut Indonesia dengan tiga
negara lainnya, yaitu Thailand, Vietnam, dan Filipina jarang sekali ada
permasalahan, hal ini antara lain dikarenakan secara geografis letak Indonesia
dengan tiga negara tersebut cukup jauh. 3
b. Proses pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari wilayah Indonesia terjadi pada
tahun 2002 setelah diputuskan oleh Mahkamah Internasional (International Court of
Justice - ICJ) yang menetapkan kedua pulau tersebut sebagai bagian dari wilayah
Malaysia. Proses ini melibatkan berbagai aspek hukum internasional dan diplomasi
yang kompleks.
3
Ibid, hal. 90
`6
c. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Pulau Sipadan dan Ligitan lepas
dari wilayah Indonesia. Pertama, kedua pulau tersebut tidak dihuni oleh penduduk
Indonesia. Kedua, Indonesia tidak pernah melakukan kegiatan administrasi di
kedua pulau tersebut. Ketiga, Malaysia telah melakukan kegiatan administrasi di
kedua pulau tersebut sejak tahun 1967.
DAFTAR PUSTAKA