Anda di halaman 1dari 10

1.

Idiil/Pancasila sebagai ideologi negara, falsafah & pandangan hidup bangsa


Indonesia yg mengandung nilai-nilai moral, etika, & cita-cita luhur bangsa
Indonesia.
2. Konstitusional/UUD NRI 1945 merupakan hukum dasar tertulis NKRI, memuat dasar
dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.
3. Visional/Wawasan Nusantara adalah nilai ajaran utk mewujudkan semangat
persatuan & kesatuan dlm kemajemukan (daerah,suku, agama, bahasa, adat, budaya)
serta menumbuhkan sikap kepedulian utk mewujudkan daya perekat & pengendalian
diri yang kuat.
4. Konsepsional/Ketahanan Nasional kondisi dinamis yg berisi keuletan &
ketangguhan suatu bangsa yg tercermin dalam astagatra (geografi, demografi,
sumber kekayaan alam, ipoleksosbudhankam) sebagai daya tahan bangsa yg
dihadapkan berbagai ancaman yg timbul sebagai dampak banglingstra.
5. Operasional. Ketentuan hukum nasional dalam berbagai bentuk peraturan
perundang-undangan serta ketentuan hukum internasional seperti Piagam PBB (UN
Charter), Hukum Humaniter Internasional, dan Hak Asasi Manusia (HAM).
6. TNI dibentuk untuk menyelenggarakan tugas negara di bidang pertahanan dalam
menghadapi berbagai ancaman & gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
7. Sejarah singkat Kelahiran TNI : TNI lahir dari kancah perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pembentukan TNI berawal dari adanya
pembentukan :
a. BKR pada 23 Agustus 1945
b. TKR pada 5 Oktober 1945
c. TRI pada 26 Januari 1946
d. TNI pada 3 Juni 1947 dan disepakati hari lahir TNI adalah hari Lahir TKR
8. Jati diri TNI adalah sebagai :
a. Tentara Rakyat. Tentara Rakyat yaitu tentara yang anggotanya berasal dari
warga negara Indonesia, yang berdasarkan sejarah berasal dari rakyat bersenjata
yang berjuang melawan penjajah untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan pada perang kemerdekaan tahun 1945-1949 dengan semboyan
“Merdeka atau mati”.
b. Tentara Pejuang. Tentara Pejuang yaitu tentara yang berjuang dengan tidak
mengenal menyerah demi tetap tegaknya NKRI.
c. Tentara Nasional. Tentara Nasional yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang
bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, atau
golongan agama.
d. Tentara Profesional. Tentara Profesional yaitu tentara yang terlatih, terdidik,
diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin
kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip
demokrasi, supremasi sipil, HAM, ketentuan hukum nasional, dan hukum
internasional yang telah diratifikasi.
9. Karakter Prajurit TNI
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945;
c. bermoral dan tunduk pada hukum serta peraturan perundang-undangan;
d. berdisiplin serta taat kepada atasan; dan
e. bertanggung jawab dan melaksanakan kewajibannya sebagai tentara.
10. Peran. TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam
menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
11. Fungsi. Sebagai alat pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai:
a. Penangkal setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata baik yang
datang dari luar maupun dari dalam negeri yang mengancam kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa;
b. Penindak setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud di atas yang sudah
masuk ke wilayah kedaulatan NKRI; dan
c. Pemulih terhadap kondisi negara yang terganggu akibat perang atau akibat
kekacauan keamanan.
12. Tugas Pokok TNI ada 2 yakni :
a. OMP merupakan pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI untuk melawan
ancaman berupa kekuatan militer negara lain yang melakukan agresi
terhadap Indonesia dan/atau dalam konflik bersenjata dengan suatu negara
lain atau lebih, yang didahului dengan adanya pernyataan perang dan tunduk
pada hukum perang internasional; dan
b. OMSP merupakan pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI untuk melawan
atau menghadapi ancaman selain kekuatan militer suatu negara baik ancaman
itu menggunakan senjata maupun tidak bersenjata; serta untuk mendukung
kepentingan nasional.
13. Perbedaan Ancaman Militer dan Ancaman Bersenjata :
Ancaman Militer adalah Ancaman yang dilakukan oleh Militer suatu negara kepada
Negara Lainnya, sementara Ancaman Bersenjata adalah ancaman yang datangnya dari
gerakan kekuatan bersenjata.
14. Gangguan adalah setiap upaya, kegiatan, dan/atau kejadian baik dari pihak lain
maupun alam yang dinilai mengganggu kepentingan nasional yang berdampak
terhadap upaya pemerintah dalam mendukung terwujudnya antara lain: perdamaian
dunia; dawilhan; kelancaran tugas pemerintah di daerah; kamdagri; keselamatan
jiwa; atau terhadap keamanan pelayaran & penerbangan dari pembajakan,
perompakan, dan penyelundupan.
15. Faktor Berpengaruh terhadap Ganguan :
a. Perkembangan Lingkungan Strategis
b. Kepentingan Negara Lain
c. Konstelasi Geografis Indonesia
d. Geo Ekonomi
e. Geopolitik
f. Perkembangan IPTEK
16. Kebijakan dan strategi diperlukan oleh TNI untuk menghadapi ancaman dan
gangguan terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa. Dimana dalam Kebijakan Penggunaan dlm menghadapi gangguan/ancaman
adalah dengan mengatasinya secara bertahap sesuai fungsi TNI.
Sementara Kebijakan dalam konteks pembinaan meliputi kegiatan- kegiatan
membangun, menyiapkan, dan menyiagakan Postur TNI
17. Asas yang digunakan TNI dalam OMP dan OMSP adalah :
a. Pegang Teguh Tujuan
b. Inisiatif
c. Kesatuan Komando
d. Pemusatan Serangan
e. Pendadakan
f. Moril Tinggi
g. Efektif dan Effisien
h. Kekenyalan
i. Kerahasiaan
j. Manfaat
k. Keterpaduan
l. Interoperability
m. Well Informed
n. Pertahanan Berlapis
o. Kewilayahan dan Kesemestaan
p. Tidak Mengenal Menyerah
q. Legal
r. Sustainability

18. Petunjuk Referensif adalah petunjuk-petunjuk bersifat referensi yang diperlukan baik
dalam konteks pembinaan maupun penggunaan. Jukref dimaksud antara lain terkait:
tata tulis militer, sasaran kemampuan TNI (Capability Requirement), stratifikasi
doktrin, ketentuan penyusunan aturan pelibatan, ketentuan koordinasi TNI dengan
K/L terkait, serta jukref lainnya sesuai kebutuhan namun terkait erat dengan doktrin
induk ini
19. Doktrin TNI Tridek adalah Doktrin Induk bagi TNI yang berada pada strata strategi
militer dan merupakan turunan dari atau setingkat di bawah doktrin dasar (Doktrin
Hanneg). Doktrin TNI Tridek ini menjadi pedoman yang mengikat bagi doktrin-
doktrin turunannya.
20.

DOKTRIN TNI AL

21. Hubungan Antara Doktrin TNI AL dan Kepentingan Nasional adalah Doktrin
merupakan ajaran dasar yang berasal dari sejarah dan pengalaman tugas, kebijakan
negara, serta menjadi pedoman dalam menyusun strategi. Bila strategi yang
diterapkan berhasil, maka menunjukkan doktrin yang digunakan memiliki kredibilitas
yang tinggi, sehingga berpengaruh pada penguatan doktrin agar dapat
diimplementasikan dalam bentuk strategi yang tepat, dalam rangka mencapai
tujuan dan kepentingan nasional yang ditetapkan tersebut.
22. Karakter Kekuatan AL
a. Kekuatan Militer yang Selalu Siap siaga (A Ready Force). Wujudnya
kehadiran di laut (naval presence), baik pada masa damai maupun masa
krisis atau perang, di dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, serta
melindungi kepentingan nasional Indonesia dari segala ancaman dan
gangguan.
b. Kekuatan Militer, yang Lenturl Fleksibel (A Flexible Force). Kapal perang
yang secara fisik sama, baik pada masa damai, krisis maupun perang, namun
dapat dengan cepat melaksanakan tugas sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
c. Kekuatan Militer yang Mandiri (A Self Sustaining Force). Kekuatan laut
memiliki berbagai jenis kapal yang melaksanakan beragam fungsi asasi yang
terintegrasi. Salah satu fungsi adalah fungsi dukungan logistik, termasuk
fasilitas kesehatan dan perbaikan, membawa dukungan perbekalan untuk
dirinya sendiri, atau untuk digunakan sebagai unsur dukungan logistik mobil.
d. Kekuatan Militer dengan Mobilitas Tinggi (A Mobile Force). Kekuatan AL
memiliki mobilitas strategis dan taktis yang tinggi yang memiliki kemampuan
untuk memantau situasi secara pasif, tetap berada di suatu posisi untuk
periode tertentu, namun dapat dengan cepat menanggapi krisis yang
terjadi, termasuk manuver dalam pertempuran.
23. Kepentingan Nasional di Laut
a. Laut bebas dari tindak kekerasan. Tindakan kekerasan di laut dapat berupa
ancaman pembajakan (piracy) & perompakan (sea robbery) di laut, termasuk
terorisme di laut oleh kekuatan non-state actor yg bersenjata.
b. Laut bebas dari bahaya navigasi. Beberapa wilayah perairan Indonesia
memiliki kepadatan yang tinggi seperti di Selat Malaka yang dilewati lebih
dari 70.000 kapal per tahun, sehingga memiliki risiko yang tinggi terhadap
tubrukan kapal dan kandas. Gangguan terhadap ancaman bahaya navigasi
dapat bersumber dari faktor alamiah (kedangkalan) dan faktor perbuatan
manusia (pencurian dan perusakan sarana bantu navigasi baik di laut maupun
di darat, serta tindakan lain yang dapat mengganggu navigasi kapal-kapal yang
berlayar di perairan Indonesia).
c. Laut bebas dari kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh berbagai faktor penyebab, dapat membawa dampak pada penurunan
SDA di laut. Ancaman perusakan lingkungan yang akan berdampak pada
kelangsungan ekosistem laut. seperti pencemaran lingkungan oleh bahan
berbahaya, perusakan terumbu karang, penggunaan bahan peledak, gelombang
akustik bawah air, alat tangkap yang merusak.
d. Laut bebas dari pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum di laut dapat
berupa, penyelundupan termasuk penyelundupan narkoba, senjata (arms
smuggling), amunisi &handak, atau bahan lain yg dapat membahayakan
keselamatan bangsa, pelanggaran pelayaran, imigrasi, perikanan, pencemaran,
illegal survey, pencurian kekayaan laut dan penyalahgunaan ALKI, serta
tindakan lain yang dapat merugikan negara, mapun pihak lain yang dilakukan
di laut
24. Gelar Kekuatan TNI AL
a. Gelar Permanen. merupakan gelar kekuatan yang bersifat tetap yg menjadi
basis kekuatan untuk mengantisipasi pores ancaman. Gelar permanen ini
mencakup Mabes, Kotama, Pangkalan beserta dengan struktur orgas & unsurs
pendukungnya.
b. Gelar Manuver. merupakan gelar kekuatan dinamis dalam rangka
melaksanakan OMP & OMSP, serta tugas-tugas TNI AL lainnya. Gelar manuver
melibatkan SSAT secara dinamis, baik sendiri maupun bersama-sama,
mengikuti poros gerakan ancaman pada mandala operasi sesuai perkiraan
intelijen, dengan kekuatan yg mampu menghancurkan/menetralisir kekuatan
lawan. Gelar manuver :
1) Kehadiran di Laut (Forward Presence). Dalam konteks penangkalan,
melalui kehadiran di laut, A L dapat membawa dan menyampaikan
pesan-pesan secara implisit dan eksplisit. Kehadiran di laut tidak
semata-mata dilakukan dalam bentuk operasi laut sehari-hari,
perubahan bentuk dan pola kehadiran secara psikologis akan
meningkatkan perhatian pihak lain. Kehadiran di laut juga untuk
meningkatkan kemampuan respon terhadap kontinjensi yang terjadi.
2) Pengendalian Laut (Sea Control). adalah kondisi dimana terdapat
kebebasan dalam menggunakan ruang laut untuk kepentingan sendiri
pada satu rentang waktu & bila perlu, mencegah penggunaannya untuk
kepentingan lawan. Pada spektrum konflik yg paling rendah,
pengendalian harus mampu menjamin kebebasan navigasi kapal-kapal
niaga dari ancaman lawan dengan menggelar kekuatan laut tertentu
sebagai penangkal. Pada spektrum konflik yang tertinggi harus mampu
menggelar kekuatan tempur laut terbesarnya untuk mengeliminasi
kemampuan tempur laut lawan.
3) Pencegahan Penggunaan Laut (Sea Denial). dilakukan pada saat salah
satu pihak yang bermusuhan ingin tetap dapat menguasai suatu
wilayah maritim tanpa perlu melakukan pengendalian dan pengawasan
secara penuh atau terus menerus. Contoh klasik adalah dalam bentuk
kegiatan penyebaran ranjau atau penempatan artileri rudal pantai.
4) Penangkalan (Deterrence). adalah upaya untuk membangun sikap
mental pihak lawan untuk tidak melakukan tindakan tertentu yang
tidak diharapkan. Penangkalan pada hakikatnya merupakan usaha untuk
tujuan perdamaian. lmplementasi penangkalan adalah meyakinkan
musuh bahwa tindakannya yang menjurus ke arah kekerasan
merupakan pilihan terlburuk, karena kerugian yang akan diderita atau
resiko yang akan ditanggungnya sangat tidak sebanding dengan hasil
yang akan diperoleh. Elemen penangkalan adalah kapabilitas, kredibilitas
dan komunikasi.
5) Proyeksi Kekuatan (Force Projection). adalah kemampuan memindahkan
atau memanuver kekuatan dari satu daerah ke daerah lain untuk
melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam rangka mendukung
tupok. Proyeksi kekuatan yang bersifat ofensif bertujuan untuk
mengambil inisiatif atau mengambil keuntungan posisi. Sedangkan
yang bersifat defensif bertujuan untuk merebut kembali atau menarik
kekuatan melalui pantai atau juga untuk tugas operasi evakuasi
kemanusiaan.
25. Karakter Peperangan di Laut ada 7 bentuk :
a. Dimensi Medan Tempur. Laut merupakan medium dengan dimensi yang luas
meliputi ruang tempur di bawah permukaan, permukaan laut, dan ruang udara
di atasnya, dimana setiap ruang tempur ini memiliki kekhasan tersendiri.
b. Daerah Tempur. Laut merupakan medan yang terbuka dan saling terhubung.
Untuk dapat menyusun rencana manuver diperlukan susunan daerah tempur
dengan berpedoman pada arah datangnya ancaman.
c. Garis tempur. Garis tempur di laut tidak dapat diidentifikasi secara jelas
sebagaimana di darat. Hal ini disebabkan karena wilayah laut saling terhubung
satu dengan yang lain dan juga memiliki interaksi yang erat dengan wilayah
daratan.
d. Intensitas ancaman. Ancaman dapat berasal dari berbagai ruang laut dengan
potensi yang sama dan bersifat acak serta sulit diprediksi.
e. Manuver. Satuan operasi AL memiliki sifat sangat mobil karena akses yang
terbuka di laut, sehingga memiliki tingkat kemampuan manuver yang tinggi.
f. Pelibatan. Tingginya aktivitas di laut memungkinkan terlibatnya kapal-kapal dari
negara yang tidak ikut berperang secara langsung.
g. Perlindungan. Perlindungan satuan operasi yang bertugas di laut relatif sulit
karena luasnya wilayah perairan dan ruang multidimensi kemungkinan ancaman.
26. Yang dimaksud dengan Metode Pertahan Berlapis Adalah Pertahanan berlapis yang
disusun ke dalam mandala luar, mandala utama, dan mandala dalam yang ditata
dalam lapis pertahanan sebagai berikut :
a. Medan Pertahanan Penyanggah.
b. Medan Pertahanan Utama
c. Medan Perlawanan

27. Aturan Pelibatan dibagi menjadi 2 jenis yaitu :


a. ROE bersifat tetap (Standing). Aturan Pelibatan yang bersifat tetap meliputi
semua instruksi yang berkaitan dengan aturan tentang hak bela diri unsur
dalam menghadapi ancaman. Dengan adanya perkembangan teknologi
kesenjataan khususnya peluru kendali, maka Aturan Pelibatan yang bersifat
tetap, memuat petunjuk-petunjuk praktis menyangkut aksi apa saja yang
diperbolehkan dalam menghadapi Niat Permusuhan (Hostile Intent) & Tindakan
Permusuhan (Hostile Act).
b. ROE bersifat khusus (Particular). Aturan Pelibatan yang bersifat khusus lebih
merupakan instruksi pengendalian dari Komando Alas, yang harus
dimutakhirkan mengikuti perkembangan situasi konflik di lapangan.
28. Asas Asas perang khusus TNI Meliputi :
a. Asas Kesemestaan.
b. Asas Perlawanan Teratur Secara Terus Menerus (Asas Perlawanan Secara
Berlanjut).
c. Asas Tidak Kenal Menyerah.
d. Asas Keutuhan dan Kesatuan Ideologi dan Politik.
e. Asas Kekenyalan dalam Pikiran dan Tindakan.

SOAL TEST DIKREG SESKOAL 2017


Doktrin TNI/TNI AL
1. Jelaskan tentang Tingkatan Konflik
- Normal: damai, Hakekat penangkalan: beri keyakinan kpd lawan potensial, bhw
gun aksi militer tdk akan beri keuntungan apa-apa.
- Rendah : Low level conflict, Aksi penangkalan perlu ditingkatkan, Ruling pos,
daerah ops & Tujuan ops terbatas, serta mrpk subyek dr kam berkaitan dg HI
- Tinggi : Higher level conflict, Terjadi secara tiba2/insiden/sdh direncanakan
sebelumnya.
- Perang Umum, Klimaks dr eskalasi konflik dan karakteristiknya gun senjata utama
yg diandalkan.
2. Jelaskan Arti perang Simetris Asimetris dan Proxy
a. Perang Simetris.
Perang simetris dpt dipandang sbg pertikaian antara dua pihak yg bersifat
konvensional dengan melibatkan kekuatan militer yang seimbang dalam
pertempuran-pertempuran yg hebat & sengit dgn melibatkan kekuatan militer yg
mirip dlm perang kekuatan-lawan-kekuatan. Contoh : PD I, PD II, Perang Dingin,
Perang Teluk, dan perang sejenisnya.
b. Perang Asimetris
Perang asimetris adalah perang yang dilakukan oleh aktor negara atau aktor
bukan negara yang dalam aksinya, menggunakan cara-cara dan senjata yang tidak
biasa seperti senjata Nuklir, Biologi dan Kimia, Rudal Balistik Jarak Jauh serta
bentuk-bentuk serangan cyber. Perang yang dilancarkan untuk menghadapi lawan
yang kekuatannya jauh lebih besar dan tidak sebanding, sehingga peperangan
dilakukan dengan cara-cara yang tidak lazim apabila dibandingkan dengan perilaku
perang simetris.
c. Perang Proxy (Proxy War). Perang Proxy adalah perang yang dilakukan
antara negara-negara dengan memanfaatkan aktor negara atau non-negara untuk
melawan atas nama mereka, serta memanfaatkan negara lain sebagai arena
perang. Setidaknya satu dari mereka menggunakan pihak ketiga untuk melawan
atas namanya. Jenis dukungan yang diberikan oleh negara-negara yang terlibat
dalam perang proxy akan bervariasi namun dukungan keuangan dan logistik
biasanya selalu disediakan. Contoh : Perang Vietnam dan Perang Korea.
3. Jelaskan Arti ancaman dan bentuknya
Ancaman adlh segala sesuatu yang mengancam atau membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah NKRI & keselamatan bangsa Indonesia (merupakan Kepentingan
Keamanan Nasional), baik dari segi sumber ancaman (ancaman dr dlm negeri, luar
negeri & azimutal), dari segi macam ancaman (ancaman militer/non milter), maupun
dari segi aktor ancaman (ancaman suatu neg/bukan negara).
Bentuk Ancaman :
 Ancaman Militer Tradisional: adalah ancaman yg dilakukan oleh militer suatu negara
kpd negara lain yaitu berupa pengerahan kekuatan militer secara konvensional oleh satu
atau beberapa negara yang ditujukan untuk menyerang NKRI :
a. Agresi : gun kuat senjata oleh neg lain thd daulat neg, keutuhan wil &
keselamatan bangsa, dgn cara invasi, bombardemen, blokade, serangan unsure
AB negara lain, pengiriman tentara bayaran oleh negara lain, dan ancaman yg
ditetapkan oleh Presiden.
b. Pelanggaran Wilayah
c. Pemberontakan bersenjata
d. Sabotase
e. Spionase
 Ancaman Militer Non-Tradisional Ancaman militer Non-Tradisional mrpkn
ancaman yg sumbernya tdk hanya berasal dr kekuatan militer negara lain, dpt pula
berupa separatisme bersenjata, radikalisme bersenjata, konflik komunal bersenjata,
terorisme bersenjata, pembajakan, perompakan, bersenjata, penyelundupan senjata dan
amunisi, pemberontakan bersenjata, Penangkapan scr illegal/pencurian kekayaan laut,
kejahatan terorganisir lintas negara yang dilakukan oleh aktor-aktor non-negara dengan
memanfaatkan kondisi dlm negeri yg tdk kondusif, atau juga dari faktor fenomena alam.
 Ancaman Non Militer: mrpkan ancaman yg menggunakan faktor’s non-militer yg
dinilai mempunyai kemampuan membahayakan atau berimplikasi mengancam kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah Negara & keselamatan segenap bangsa. Ancaman Non-Militer
dpt berasal dari luar negeri atau dpt pula bersumber dari dlm negeri. Ancaman Non-
Militer digolongkan dlm ancaman yg berdimensi ipoleksosbud, info & teknologi. Ancaman
Non-Militer kedepan dpt berupa aksi separatis ideologi & politik, konflik komunal,
Kerusuhan sosial skala besar & berlarut (revolusi sosial), demo anarkis (pembangkangan
massal), bencana, wabah penyakit, pencurian ikan (ilegal fishing), pencurian kayu (ilegal
logging), penambangan gelap (ilegal mining), penyelundupan, perdagangan manusia,
pengungsi luar negeri, kejahatan komputer (cyber crime), kemiskinan, kebodohan, krisis
pangan, krisis energi, narkoba, korupsi dan pencucian uang.
4. Penjelasan Landasan Paradigma yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Doktrin TNI
a. Paradigma Nasional.
Merupakan landasan fundamental bagi segenap komponen bangsa Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD
NRI 1945, Wanus dan Ketahanan Nasional.
1. Ideologis : Pancasila. Sbg dasar negara, PS mrpkn sumber hukum dasar
nasional. Sbg ideologi negara, PS mrpkn falsafah & pandangan hidup bangsa
Indonesia yg mengandung nilai-nilai moral, etika & cita-cita luhur serta tujuan
yg hendak dicapai bangsa Indonesia.
2. Konstitusional
- UUD 1945. Sebagai hukum dasar tertulis Negara RI, UUD NRI Tahun 1945 mrpk
dasar & garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.
- UU RI No 3 2002 ttg Hanneg dan UU RI No 34 2004 ttg TNI. Kedua uu ini atur ttg
penyelenggaraan hanneg, pengelolaan sishanneg serta pembinaan & penggunaan
kekuatan TNI.
3. Visional: Wawasan Nusantara.
Konsepsi Wanus mrpkn nilai ajaran utk wujudkan semangat persatuan &
kesatuan dlm pluralitas (daerah, suku, agama, bahasa, adat, budaya & lainnya)
utk bertahan dlm dinamika perubahan serta menumbuhkan sikap kepedulian
utk mewujudkan daya perekat & pengendalian diri yg kuat. Berfungsi sbg
penggerak & pendorong serta rambu’s penunjuk arah & pedoman segala
kebijaksanaan & keputusan oleh para penyelenggara di tingkat pusat &
daerah.
4. Konsepsional : Ketahanan Nasional. merupakan aspirasi atau cita-cita
nasional yang dilandasi falsafah hidup bangsa Indonesia. hannas mrpk kondisi
dinamis suatu bangsa, berisi keuletan & ketangguhan yg mengandung puan
mengembangkan kekuatan nas, di dlm hadapi & atasi segala A G H T yg datang dr
luar/dlm, langsung/tdk langsung bahayakan integritas, indentitas kelangsungan
hidup bangsa & negara serta perjuangan capai tujuan nasional.
b. Paradigma Internasional.
Doktrin TNI jg hrs selaras & tdk bertentangan dgn Paradigma Internasional yg
meliputi Piagam PBB (UN Charter), Hukum Sengketa Bersenjata (Law of The Armed
Conflict/LOAC), Hukum Perang/Humaniter (International Humanitarian Law), San
Remo Manual, UNCLOS 1982, Konvensi Chicago 1944 dan HAM (Human Rights).
5. Jelaskan Makna penting Laut bagi Bangsa Indonesia
a. Media Pemersatu Bangs, laut bukanlah pemisah,melainkan mrpkan satu
kesatuan yg utuh antara daratan dan pulau(sesuai deklarasi Juanda 1957).
b. Media Perhubungan laut sebagai media perhubungan merupakan urat nadi
perekonomian nasional. Keberhasilan pembangunan sarana perhubungan akan
memperlancar pemerataan pembangunan di seluruh wilayah nusantara
c. Media Penggalian SDA, Pemanfaatan sumber daya alam di laut disamping
untuk memnuhi kebutuhan pangan, enerji dan bahan baku, juga untuk
perluasan lapangan verja dan peningkatan devisa negara
d. Media Pertahanan, Sbg mandala pertahanan, untuk Mencegah & meniadakan
setiap bentuk kerawanan dan gangguan kam di laut serta Utk membangun
pengaruh thd negara lain melalui peningk dampak penangkalan.
b) Apabila komunikasi blm terjalin, untuk memberikan perintah berhenti sbb:
(1) Mengibarkan bendera Ans “L” (pd bts cuaca yg dapat dilihat) atau,
(2) Megaphone (pada batas yang dapat didengar).
(3) Isyarat Gauk
c) Jika permintaan untuk berkomunikasi gagal, mk diberikan peringatan:
(1) Tembakan meriam peluru hampa atau
(2) Peluru tajam dgn senjata kaliber kecil (senapan laras panjang, pistol)
d) Jika peringatan ini juga tidak diindahkan, laksanakan tembakan dengan senjata
kaliber kecil (senapan laras panjang, pistol) atau meriam ke arah air laut di sekitar
kapal pada sisi lambung kanan, lambung kiri, haluan & di buritan kpl.

CONTOH SOAL LAIN......

DOKTRIN TNI
1. Jelaskan Tentang Tugas Pokok TNI Dalam Doktrin TNI.
a. Tugas Pokok TNI merupakan penjabaran Tugas Negara (State Mission) yang
menjadi Tugas Pemerintah RI sesuai dengan Alinea IV Pembukaan UUD NRI NRI
1945 yaitu: “ Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”
b. Berdasarkan Tugas Pemerintah RI tersebut, maka TNI menjabarkan tugas
pokoknya sebagai berikut : “TNI menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945, menjaga dan
mempertahankan keutuhan wilayah Republik Indonesia, melindungi keselamatan
segenap bangsa Indonesia, dan ikut serta dalam usaha pemeliharaan
ketertiban/perdamaian dunia”.
c. Rumusan Tugas Pokok TNI ini masih perlu dijabarkan melalui proses ATP
(Mission Analysis) untuk menemukan Tugas Pokok TNI yang dinyatakan kembali
(Restated Mission). ATP adalah proses menemukan Tugas Khusus (Specified Task),
Tugas Terkandung (Implied Task) dan Tugas yang diutamakan (Essential Task).
Proses ATP merupakan kegiatan analisa untuk menemukan Tugas-Tugas (Tasks)
yang tidak/belum ditentukan pada tugas pokok yang dilimpahkan. Doktrin juga
mengajarkan selain ada tugas limpahan dari Komando Atas, ada tugas yang dicari
sendiri berdasarkan analisa komando tersebut terhadap perkembangan situasi
dan kondisi yang terjadi atau berdasarkan atas perkembangan kondisi dimasa lalu,
perkembangan sutuasi saat ini dan kemungkinan perkembangan situasi dimasa
yang akan datang (future forecasting).
2. Sebutkan Dasar Peran TNI dan Jelaskan.
Berdasarkan Pasal 30 UUD NRI 1945, TNI berperan sebagai alat negara untuk
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya selalu berdasarkan kebijakan dan keputusan politik
negara, yaitu kebijakan dan keputusan politik yang dilakukan oleh Pemerintah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dan dirumuskan melalui mekanisme hubungan kerja
antara Pemerintah dan DPR, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Sebutkan dan Jelaskan Fungsi Utama TNI.
a. Penangkal. Kekuatan TNI harus mampu mewujudkan daya tangkal
terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman non-militer, baik yang
datang dari luar maupun dari dalam negeri yang mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Fungsi penangkal ditujukan agar
kekuatan nyata TNI berdampak psikologis dan diperhitungkan lawan, sehingga
mengurungkan dan mencegah niat lawan yang akan mengancam kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa Indonesia.
b. Penindak. Kekuatan TNI harus mampu digerakkan untuk menghancurkan
kekuatan musuh yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan bangsa Indonesia.
c. Pemulih. Kekuatan TNI bersama dengan instansi pemerintah lainnya
membantu fungsi pemerintah untuk mengembalikan kondisi keamanan negara
yang telah terganggu akibat kekacauan keamanan karena perang,
pemberontakan, konflik komunal, huru-hara, terorisme dan bencana alam.
Fungsi pemulih dalam hubungan internasional, TNI turut berperan aktif untuk
mewujudkan perdamaian dunia di bawah mandat PBB, sebagai bagian dari politik
luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai