18. Petunjuk Referensif adalah petunjuk-petunjuk bersifat referensi yang diperlukan baik
dalam konteks pembinaan maupun penggunaan. Jukref dimaksud antara lain terkait:
tata tulis militer, sasaran kemampuan TNI (Capability Requirement), stratifikasi
doktrin, ketentuan penyusunan aturan pelibatan, ketentuan koordinasi TNI dengan
K/L terkait, serta jukref lainnya sesuai kebutuhan namun terkait erat dengan doktrin
induk ini
19. Doktrin TNI Tridek adalah Doktrin Induk bagi TNI yang berada pada strata strategi
militer dan merupakan turunan dari atau setingkat di bawah doktrin dasar (Doktrin
Hanneg). Doktrin TNI Tridek ini menjadi pedoman yang mengikat bagi doktrin-
doktrin turunannya.
20.
DOKTRIN TNI AL
21. Hubungan Antara Doktrin TNI AL dan Kepentingan Nasional adalah Doktrin
merupakan ajaran dasar yang berasal dari sejarah dan pengalaman tugas, kebijakan
negara, serta menjadi pedoman dalam menyusun strategi. Bila strategi yang
diterapkan berhasil, maka menunjukkan doktrin yang digunakan memiliki kredibilitas
yang tinggi, sehingga berpengaruh pada penguatan doktrin agar dapat
diimplementasikan dalam bentuk strategi yang tepat, dalam rangka mencapai
tujuan dan kepentingan nasional yang ditetapkan tersebut.
22. Karakter Kekuatan AL
a. Kekuatan Militer yang Selalu Siap siaga (A Ready Force). Wujudnya
kehadiran di laut (naval presence), baik pada masa damai maupun masa
krisis atau perang, di dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, serta
melindungi kepentingan nasional Indonesia dari segala ancaman dan
gangguan.
b. Kekuatan Militer, yang Lenturl Fleksibel (A Flexible Force). Kapal perang
yang secara fisik sama, baik pada masa damai, krisis maupun perang, namun
dapat dengan cepat melaksanakan tugas sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
c. Kekuatan Militer yang Mandiri (A Self Sustaining Force). Kekuatan laut
memiliki berbagai jenis kapal yang melaksanakan beragam fungsi asasi yang
terintegrasi. Salah satu fungsi adalah fungsi dukungan logistik, termasuk
fasilitas kesehatan dan perbaikan, membawa dukungan perbekalan untuk
dirinya sendiri, atau untuk digunakan sebagai unsur dukungan logistik mobil.
d. Kekuatan Militer dengan Mobilitas Tinggi (A Mobile Force). Kekuatan AL
memiliki mobilitas strategis dan taktis yang tinggi yang memiliki kemampuan
untuk memantau situasi secara pasif, tetap berada di suatu posisi untuk
periode tertentu, namun dapat dengan cepat menanggapi krisis yang
terjadi, termasuk manuver dalam pertempuran.
23. Kepentingan Nasional di Laut
a. Laut bebas dari tindak kekerasan. Tindakan kekerasan di laut dapat berupa
ancaman pembajakan (piracy) & perompakan (sea robbery) di laut, termasuk
terorisme di laut oleh kekuatan non-state actor yg bersenjata.
b. Laut bebas dari bahaya navigasi. Beberapa wilayah perairan Indonesia
memiliki kepadatan yang tinggi seperti di Selat Malaka yang dilewati lebih
dari 70.000 kapal per tahun, sehingga memiliki risiko yang tinggi terhadap
tubrukan kapal dan kandas. Gangguan terhadap ancaman bahaya navigasi
dapat bersumber dari faktor alamiah (kedangkalan) dan faktor perbuatan
manusia (pencurian dan perusakan sarana bantu navigasi baik di laut maupun
di darat, serta tindakan lain yang dapat mengganggu navigasi kapal-kapal yang
berlayar di perairan Indonesia).
c. Laut bebas dari kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh berbagai faktor penyebab, dapat membawa dampak pada penurunan
SDA di laut. Ancaman perusakan lingkungan yang akan berdampak pada
kelangsungan ekosistem laut. seperti pencemaran lingkungan oleh bahan
berbahaya, perusakan terumbu karang, penggunaan bahan peledak, gelombang
akustik bawah air, alat tangkap yang merusak.
d. Laut bebas dari pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum di laut dapat
berupa, penyelundupan termasuk penyelundupan narkoba, senjata (arms
smuggling), amunisi &handak, atau bahan lain yg dapat membahayakan
keselamatan bangsa, pelanggaran pelayaran, imigrasi, perikanan, pencemaran,
illegal survey, pencurian kekayaan laut dan penyalahgunaan ALKI, serta
tindakan lain yang dapat merugikan negara, mapun pihak lain yang dilakukan
di laut
24. Gelar Kekuatan TNI AL
a. Gelar Permanen. merupakan gelar kekuatan yang bersifat tetap yg menjadi
basis kekuatan untuk mengantisipasi pores ancaman. Gelar permanen ini
mencakup Mabes, Kotama, Pangkalan beserta dengan struktur orgas & unsurs
pendukungnya.
b. Gelar Manuver. merupakan gelar kekuatan dinamis dalam rangka
melaksanakan OMP & OMSP, serta tugas-tugas TNI AL lainnya. Gelar manuver
melibatkan SSAT secara dinamis, baik sendiri maupun bersama-sama,
mengikuti poros gerakan ancaman pada mandala operasi sesuai perkiraan
intelijen, dengan kekuatan yg mampu menghancurkan/menetralisir kekuatan
lawan. Gelar manuver :
1) Kehadiran di Laut (Forward Presence). Dalam konteks penangkalan,
melalui kehadiran di laut, A L dapat membawa dan menyampaikan
pesan-pesan secara implisit dan eksplisit. Kehadiran di laut tidak
semata-mata dilakukan dalam bentuk operasi laut sehari-hari,
perubahan bentuk dan pola kehadiran secara psikologis akan
meningkatkan perhatian pihak lain. Kehadiran di laut juga untuk
meningkatkan kemampuan respon terhadap kontinjensi yang terjadi.
2) Pengendalian Laut (Sea Control). adalah kondisi dimana terdapat
kebebasan dalam menggunakan ruang laut untuk kepentingan sendiri
pada satu rentang waktu & bila perlu, mencegah penggunaannya untuk
kepentingan lawan. Pada spektrum konflik yg paling rendah,
pengendalian harus mampu menjamin kebebasan navigasi kapal-kapal
niaga dari ancaman lawan dengan menggelar kekuatan laut tertentu
sebagai penangkal. Pada spektrum konflik yang tertinggi harus mampu
menggelar kekuatan tempur laut terbesarnya untuk mengeliminasi
kemampuan tempur laut lawan.
3) Pencegahan Penggunaan Laut (Sea Denial). dilakukan pada saat salah
satu pihak yang bermusuhan ingin tetap dapat menguasai suatu
wilayah maritim tanpa perlu melakukan pengendalian dan pengawasan
secara penuh atau terus menerus. Contoh klasik adalah dalam bentuk
kegiatan penyebaran ranjau atau penempatan artileri rudal pantai.
4) Penangkalan (Deterrence). adalah upaya untuk membangun sikap
mental pihak lawan untuk tidak melakukan tindakan tertentu yang
tidak diharapkan. Penangkalan pada hakikatnya merupakan usaha untuk
tujuan perdamaian. lmplementasi penangkalan adalah meyakinkan
musuh bahwa tindakannya yang menjurus ke arah kekerasan
merupakan pilihan terlburuk, karena kerugian yang akan diderita atau
resiko yang akan ditanggungnya sangat tidak sebanding dengan hasil
yang akan diperoleh. Elemen penangkalan adalah kapabilitas, kredibilitas
dan komunikasi.
5) Proyeksi Kekuatan (Force Projection). adalah kemampuan memindahkan
atau memanuver kekuatan dari satu daerah ke daerah lain untuk
melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam rangka mendukung
tupok. Proyeksi kekuatan yang bersifat ofensif bertujuan untuk
mengambil inisiatif atau mengambil keuntungan posisi. Sedangkan
yang bersifat defensif bertujuan untuk merebut kembali atau menarik
kekuatan melalui pantai atau juga untuk tugas operasi evakuasi
kemanusiaan.
25. Karakter Peperangan di Laut ada 7 bentuk :
a. Dimensi Medan Tempur. Laut merupakan medium dengan dimensi yang luas
meliputi ruang tempur di bawah permukaan, permukaan laut, dan ruang udara
di atasnya, dimana setiap ruang tempur ini memiliki kekhasan tersendiri.
b. Daerah Tempur. Laut merupakan medan yang terbuka dan saling terhubung.
Untuk dapat menyusun rencana manuver diperlukan susunan daerah tempur
dengan berpedoman pada arah datangnya ancaman.
c. Garis tempur. Garis tempur di laut tidak dapat diidentifikasi secara jelas
sebagaimana di darat. Hal ini disebabkan karena wilayah laut saling terhubung
satu dengan yang lain dan juga memiliki interaksi yang erat dengan wilayah
daratan.
d. Intensitas ancaman. Ancaman dapat berasal dari berbagai ruang laut dengan
potensi yang sama dan bersifat acak serta sulit diprediksi.
e. Manuver. Satuan operasi AL memiliki sifat sangat mobil karena akses yang
terbuka di laut, sehingga memiliki tingkat kemampuan manuver yang tinggi.
f. Pelibatan. Tingginya aktivitas di laut memungkinkan terlibatnya kapal-kapal dari
negara yang tidak ikut berperang secara langsung.
g. Perlindungan. Perlindungan satuan operasi yang bertugas di laut relatif sulit
karena luasnya wilayah perairan dan ruang multidimensi kemungkinan ancaman.
26. Yang dimaksud dengan Metode Pertahan Berlapis Adalah Pertahanan berlapis yang
disusun ke dalam mandala luar, mandala utama, dan mandala dalam yang ditata
dalam lapis pertahanan sebagai berikut :
a. Medan Pertahanan Penyanggah.
b. Medan Pertahanan Utama
c. Medan Perlawanan
DOKTRIN TNI
1. Jelaskan Tentang Tugas Pokok TNI Dalam Doktrin TNI.
a. Tugas Pokok TNI merupakan penjabaran Tugas Negara (State Mission) yang
menjadi Tugas Pemerintah RI sesuai dengan Alinea IV Pembukaan UUD NRI NRI
1945 yaitu: “ Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”
b. Berdasarkan Tugas Pemerintah RI tersebut, maka TNI menjabarkan tugas
pokoknya sebagai berikut : “TNI menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945, menjaga dan
mempertahankan keutuhan wilayah Republik Indonesia, melindungi keselamatan
segenap bangsa Indonesia, dan ikut serta dalam usaha pemeliharaan
ketertiban/perdamaian dunia”.
c. Rumusan Tugas Pokok TNI ini masih perlu dijabarkan melalui proses ATP
(Mission Analysis) untuk menemukan Tugas Pokok TNI yang dinyatakan kembali
(Restated Mission). ATP adalah proses menemukan Tugas Khusus (Specified Task),
Tugas Terkandung (Implied Task) dan Tugas yang diutamakan (Essential Task).
Proses ATP merupakan kegiatan analisa untuk menemukan Tugas-Tugas (Tasks)
yang tidak/belum ditentukan pada tugas pokok yang dilimpahkan. Doktrin juga
mengajarkan selain ada tugas limpahan dari Komando Atas, ada tugas yang dicari
sendiri berdasarkan analisa komando tersebut terhadap perkembangan situasi
dan kondisi yang terjadi atau berdasarkan atas perkembangan kondisi dimasa lalu,
perkembangan sutuasi saat ini dan kemungkinan perkembangan situasi dimasa
yang akan datang (future forecasting).
2. Sebutkan Dasar Peran TNI dan Jelaskan.
Berdasarkan Pasal 30 UUD NRI 1945, TNI berperan sebagai alat negara untuk
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya selalu berdasarkan kebijakan dan keputusan politik
negara, yaitu kebijakan dan keputusan politik yang dilakukan oleh Pemerintah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dan dirumuskan melalui mekanisme hubungan kerja
antara Pemerintah dan DPR, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Sebutkan dan Jelaskan Fungsi Utama TNI.
a. Penangkal. Kekuatan TNI harus mampu mewujudkan daya tangkal
terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman non-militer, baik yang
datang dari luar maupun dari dalam negeri yang mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Fungsi penangkal ditujukan agar
kekuatan nyata TNI berdampak psikologis dan diperhitungkan lawan, sehingga
mengurungkan dan mencegah niat lawan yang akan mengancam kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa Indonesia.
b. Penindak. Kekuatan TNI harus mampu digerakkan untuk menghancurkan
kekuatan musuh yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan bangsa Indonesia.
c. Pemulih. Kekuatan TNI bersama dengan instansi pemerintah lainnya
membantu fungsi pemerintah untuk mengembalikan kondisi keamanan negara
yang telah terganggu akibat kekacauan keamanan karena perang,
pemberontakan, konflik komunal, huru-hara, terorisme dan bencana alam.
Fungsi pemulih dalam hubungan internasional, TNI turut berperan aktif untuk
mewujudkan perdamaian dunia di bawah mandat PBB, sebagai bagian dari politik
luar negeri.