TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENATAAN WILAYAH
PERTAHANAN NEGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Wilayah . . .
www.regulasip.com
-2-
2. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
Pasal 2 . . .
www.regulasip.com
-3-
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB II
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
(2) Wilayah . . .
www.regulasip.com
-4-
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
(3) Setelah . . .
www.regulasip.com
-5-
(3) Setelah Wilayah Pertahanan ditetapkan sebagai kawasan
strategis nasional, disusun rencana tata ruang kawasan
strategis nasional.
Bagian Kedua
Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional dari
Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan
Pasal 9
Tata cara penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3)
dilakukan oleh pemangku kepentingan tingkat nasional
dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Pasal 10
(1) Proses penyusunan rencana tata ruang kawasan
strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dilakukan melalui tahapan:
a. persiapan penyusunan, meliputi:
1. penyusunan kerangka acuan kerja;
2. penentuan metodologi;
3. penganggaran; dan
4. pelibatan unsur TNI.
b. pengumpulan data, paling sedikit meliputi:
1. data wilayah administrasi;
2. data fisiografis;
3. data kependudukan;
4. data kondisi sosial;
5. data ekonomi dan keuangan;
6. data ketersediaan prasarana dan sarana dasar;
7. data penggunaan lahan;
8. data peruntukan ruang;
9. data sumber daya alam dan lingkungan hidup;
dan
10. peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang
dibutuhkan.
c. pengolahan data dan analisis, paling sedikit meliputi
teknik analisis yang terkait dengan nilai strategis
kawasan yang dimilikinya.
d. perumusan konsepsi rencana, paling sedikit harus:
1. mengacu pada:
a) Rencana Tata Ruang wilayah nasional;
b) RWP;
c) kebijakan umum pertahanan negara;
d) kebijakan . . .
www.regulasip.com
-6-
d) kebijakan penyelenggaraan pertahanan
negara; dan
e) pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang
penataan ruang dan pertahanan.
2. memperhatikan:
a) Rencana Tata Ruang pulau atau kepulauan;
b) Rencana Tata Ruang wilayah provinsi
dan/atau Rencana Tata Ruang wilayah
kabupaten/kota setempat;
c) rencana pembangunan jangka panjang
nasional; dan
d) rencana pembangunan jangka menengah
nasional;
3. memuat:
a) tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan
kawasan strategis nasional; dan
b) konsep pengembangan kawasan strategis
nasional.
(2) Proses penyusunan Rencana Tata Ruang kawasan
strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 11
Rencana Tata Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
BAB III
Bagian Kesatu
Perencanaan Wilayah Pertahanan
Paragraf 1
Umum
Pasal 12
www.regulasip.com
-7-
Pasal 13
Paragraf 2
Rencana Wilayah Pertahanan
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
(2) RWP . . .
www.regulasip.com
-8-
(2) RWP yang memuat lokasi Wilayah Pertahanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d sampai
dengan huruf h ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Paragraf 3
Rencana Rinci Wilayah Pertahanan
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
(1) RRWP berlaku selama 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau
kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2) RRWP dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun dalam hal terjadi:
a. bencana berskala nasional;
b. perubahan batas territorial yang ditetapkan dengan
Undang-Undang; dan/atau
c. perubahan kebijakan nasional di bidang pertahanan.
Bagian Kedua . . .
www.regulasip.com
-9-
Bagian Kedua
Pemanfaatan Wilayah Pertahanan
Paragraf 1
Umum
Pasal 20
Pasal 24
Paragraf 3 . . .
www.regulasip.com
- 10 -
Paragraf 3
Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Pertahanan
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
(1) Daerah latihan militer disediakan untuk satuan TNI pada
skala nasional, skala provinsi, dan skala kabupaten.
(2) Pada skala nasional, daerah latihan militer paling sedikit
terdiri atas 3 (tiga) daerah latihan gabungan TNI.
(3) Pada skala provinsi, daerah latihan militer paling sedikit
terdiri atas 1 (satu) daerah latihan gabungan TNI
setingkat:
a. batalyon TNI Angkatan Darat;
b. gugus . . .
www.regulasip.com
- 11 -
Paragraf 4
Penyiapan dan Penggunaan Daerah Latihan Militer
Bersifat Sementara atau Tidak Tetap
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
Bagian Ketiga . . .
www.regulasip.com
- 12 -
Bagian Ketiga
Pengendalian Pemanfaatan Wilayah Pertahanan
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
(2) Dalam . . .
www.regulasip.com
- 13 -
(2) Dalam hal pemanfaatan di sekitar daerah uji coba
peralatan dan persenjataan militer berpotensi tidak
mendukung dan tidak menjaga kepentingan pertahanan,
pemanfaatannya harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39 . . .
www.regulasip.com
- 14 -
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
BAB IV . . .
www.regulasip.com
- 15 -
BAB IV
ALIH FUNGSI
Pasal 44
(1) Wilayah Pertahanan hanya dapat dialihfungsikan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. berdasarkan penilaian tidak efektif dan tidak efisien
untuk kepentingan pertahanan; dan/atau
b. terdapat kepentingan pembangunan nasional yang
lebih besar.
(2) Penilaian tidak efektif dan tidak efisien sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan oleh Menteri
setelah berkoordinasi dengan Panglima TNI dan Kepala
Staf Angkatan.
(3) Kepentingan pembangunan nasional yang lebih besar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan
oleh Presiden.
(4) Alih fungsi Wilayah Pertahanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan syarat telah disiapkan
wilayah pengganti yang memenuhi kriteria sebagai
Wilayah Pertahanan.
(5) Alih fungsi Wilayah Pertahanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua
ketentuan peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan
penataan Wilayah Pertahanan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti berdasarkan Peraturan
Pemerintah ini.
Pasal 46
Agar . . .
www.regulasip.com
- 16 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Agustus 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 Agustus 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
www.regulasip.com
26 Maret 2012
Rupat Ditkum Strahan
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan karakteristik sebagai negara
kepulauan yang berciri Nusantara merupakan kesatuan wadah yang
meliputi ruang darat, laut, dan udara, termasuk ruang di dalam bumi,
dengan isinya. Ruang dan segala isinya tersebut perlu dikelola
pemerintah dengan berpedoman pada ketentuan dan peraturan
perundang-undangan sehingga keberadaan kawasan-kawasan dalam tata
ruang nasional dapat ditegakkan dan terjaga kesinambungannya.
Salah satu upaya dalam pengelolaan wilayah adalah melalui Penataan
Ruang Nasional yang diselenggarakan secara terencana dan terpadu oleh
pemerintah dengan melibatkan segenap masyarakat dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Penataan ruang nasional pada
hakikatnya mencakup aspek yang saling terkait satu sama lain, yakni
aspek pertahanan dan aspek kesejahteraan yang berkelanjutan.
Dari aspek pertahanan, penataan ruang terkait langsung dengan strategi
pertahanan negara, bahkan berpengaruh terhadap keberhasilan
penyelenggaraan fungsi pertahanan. Dalam lingkup fungsi pertahanan
negara, konteks penataan ruang dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pertahanan melalui Penataan Wilayah Pertahanan.
Penataan Wilayah Pertahanan sangat diperlukan untuk kepentingan
pertahanan. Untuk menghindari terjadinya benturan dengan fungsi-
fungsi pembangunan nasional lainnya, maka diperlukan peraturan
perundang-undangan yang secara jelas mengatur tentang Penataan
Wilayah Pertahanan.
Penataan Wilayah Pertahanan memerlukan penanganan secara khusus,
yang pelaksanaannya berbeda dengan penataan wilayah untuk fungsi-
fungsi pembangunan lainnya. Hal tersebut sejalan dengan amanat
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa
dalam hal mengatur tentang tata ruang yang berkaitan dengan fungsi
pertahanan sebagai sub sistem rencana tata ruang wilayah perlu diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
II. PASAL . . .
www.regulasip.com
-2-
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “masa damai” adalah suatu kondisi
ketika kehidupan masyarakat serta roda pemerintahan dan
pembangunan nasional berjalan normal.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “kepentingan daerah” adalah
kepentingan yang tertuang dalam rencana tata ruang wilayah
provinsi dan/atau rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
beserta rencana rincinya.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 6
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pangkalan militer atau kesatrian”
adalah kantor, asrama, atau perumahan yang menjamin fungsi
tempat bekerja, tempat berlatih, dan tempat tinggal sehingga
mempunyai kesiapsiagaan yang tinggi.
Pangkalan militer atau kesatrian untuk satuan TNI Angkatan
Darat satuan setingkat Koramil ke atas, untuk satuan TNI
Angkatan Laut satuan setingkat Posal ke atas, dan untuk
satuan TNI Angkatan Udara satuan setingkat Posau ke atas.
Huruf b . . .
www.regulasip.com
-3-
Huruf b
Yang dimaksud dengan “daerah latihan militer” adalah wilayah
yang disiapkan/digunakan untuk meningkatkan kemampuan
perorangan dan/atau satuan dalam rangka menghadapi
kemungkinan ancaman musuh.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “instalasi militer” adalah instalasi yang
digunakan untuk kepentingan mendukung kegiatan militer,
seperti instalasi radar, instalasi komunikasi dan elektronik,
depo perbekalan, dan logistik.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “daerah uji coba peralatan dan
persenjataan militer” adalah wilayah yang disiapkan atau
digunakan untuk melakukan uji coba Alat Utama Sistem
Senjata atau peralatan pertahanan lainnya oleh instansi yang
berwenang melakukan uji coba dan telah dijamin keamanannya.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “daerah penyimpanan barang explosif
dan berbahaya lainnya” adalah wilayah yang disiapkan atau
digunakan sebagai tempat penyimpanan serta pemeliharaan
bahan peledak dan berbahaya lainnya sesuai dengan kriteria
teknis yang ditentukan oleh Mabes TNI/Angkatan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “daerah disposal amunisi dan peralatan
pertahanan berbahaya lainnya” adalah suatu tempat yang
disiapkan/digunakan untuk memusnahkan amunisi atau
peralatan pertahanan berbahaya lainnya yang ditetapkan oleh
Mabes TNI/Angkatan dan dijamin keamanannya.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “obyek vital nasional yang bersifat
strategis” adalah meliputi kawasan/lokasi, bangunan/instalasi
dan/atau usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
kepentingan negara dan/atau sumber pendapatan negara, yang
memiliki nilai strategis dari aspek pertahanan, antara lain istana
negara dan industri strategis pertahanan.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “kepentingan pertahanan udara”
meliputi daerah terbatas (restricted area), daerah terlarang
(prohibited area), dan zona identifikasi pertahanan udara (air
defence identification zone/ADIZ).
Pasal 7 . . .
www.regulasip.com
-4-
Pasal 7
Ayat (1)
Lampiran Wilayah Pertahanan merupakan daftar satuan untuk
satuan TNI Angkatan Darat pada tingkat Kodim/Batalyon ke
atas, satuan TNI Angkatan Laut tingkat Lanal tipe B ke atas,
dan satuan TNI Angkatan Udara pada tingkat Lanud tipe D ke
atas, daerah militer, dan instalasi militer.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan”
dalam ketentuan ini antara lain peraturan perundang-undangan
di bidang tata ruang.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Yang dimaksud “kondisi sosial” adalah suatu kondisi
yang tekait dengan kehidupan sosial masyarakat di
wilayah tertentu yang meliputi ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Angka 5
Cukup jelas.
Angka 6 . . .
www.regulasip.com
-5-
Angka 6
Yang dimaksud “prasarana dan sarana dasar” yaitu
antara lain jaringan prasarana transportasi, jaringan
prasarana energi, jaringan prasarana telekomunikasi,
dan jaringan prasarana sumber daya air.
Angka 7
Cukup jelas.
Angka 8
Cukup jelas.
Angka 9
Cukup jelas.
Angka 10
Cukup jelas.
Huruf c
Teknik analisis yang terkait dengan nilai strategis kawasan
yang dimilikinya ditinjau dari segi kepentingan pertahanan
dan keamanan.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kebijakan dan strategi pertahanan
negara” adalah pedoman yang dijadikan acuan dalam rangka
pembinaan, pengembangan, dan penggunaan seluruh kekuatan
dalam rangka menjaga, melindungi, dan memelihara
kepentingan nasional.
Huruf b . . .
www.regulasip.com
-6-
Huruf b
Yang dimaksud dengan “sistem pertahanan negara” adalah
sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional
lainnya, serta disiapkan secara dini oleh Pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut
untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Penggambaran pangkalan militer dan/atau kesatrian pada peta
1:1.000.000 merupakan penggambaran satuan TNI Angkatan
Darat pada tingkat Kodim/Batalyon ke atas, satuan TNI
Angkatan Laut pada tingkat Lanal tipe B ke atas, dan satuan
TNI Angkatan Udara pada tingkat Lanud tipe D ke atas, daerah
latihan militer, dan instalasi militer.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “RRWP darat” adalah jabaran
secara rinci dari perencanaan Wilayah Pertahanan yang
mengindikasikan lokasi Wilayah Pertahanan statis dan
dinamis matra darat.
Huruf b . . .
www.regulasip.com
-7-
Huruf b
Yang dimaksud dengan “RRWP laut” adalah jabaran secara
rinci dari perencanaan Wilayah Pertahanan yang
mengindikasikan lokasi Wilayah Pertahanan statis dan
dinamis matra laut.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “RRWP udara” adalah jabaran
secara rinci dari perencanaan Wilayah Pertahanan yang
mengindikasikan lokasi Wilayah Pertahanan statis dan
dinamis matra udara.
Pasal 18
Ayat (1)
Yang dimaksud “masing-masing Kepala Staf Angkatan” adalah
Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Kepala Staf TNI Angkatan Laut,
dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pemanfaatan Wilayah Pertahanan di
luar fungsi pertahahan” antara lain penggunaan bersama
pangkalan udara dengan PT. Angkasa Pura, pelatihan dasar
kemiliteran, dan kegiatan kepramukaan.
Ayat (3) . . .
www.regulasip.com
-8-
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Yang dimaksud dengan “bersifat sementara atau tidak tetap” adalah
daerah latihan yang penggunaannya dibatasi oleh ruang dan waktu,
atas perijinan pemerintah daerah dan/atau instasi yang berwenang.
Daerah latihan yang bersifat sementara dan tidak tetap antara lain
tempat latihan penerjunan, pendaratan pantai, anti teror, dan
latihan gabungan TNI.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1)
Pemanfaatan wilayah yang harus mendukung dan menjaga
fungsi pangkalan militer atau kesatrian, antara lain:
a. untuk daerah sekitar kesatrian/pangkalan angkatan darat,
yaitu kegiatan yang tidak menimbulkan bahaya bagi
operasional mobilitas pasukan untuk kepentingan
pertahanan, antara lain pertanian, perkebunan, atau
perikanan.
b. untuk daerah sekitar kesatrian/pangkalan angkatan laut,
yaitu kegiatan yang tidak menimbulkan bahaya bagi
operasional pelayaran untuk kepentingan pertahanan,
antara lain wisata bahari atau olah raga bahari.
c. untuk daerah sekitar pangkalan angkatan udara, yaitu
kegiatan yang tidak menimbulkan bahaya bagi operasional
penerbangan untuk kepentingan pertahanan, antara lain
kegiatan pertanian, perkebunan, atau perikanan.
Ayat (2) . . .
www.regulasip.com
-9-
Ayat (2)
Kegiatan yang berpotensi tidak mendukung dan tidak menjaga
fungsi pangkalan militer atau kesatrian dalam ketentuan ini,
antara lain pembangunan industri bahan kimia atau
pembangunan industri bahan peledak.
Pasal 33
Ayat (1)
Pemanfaatan wilayah di sekitar daerah latihan militer yang
harus mendukung dan menjaga fungsi daerah latihan militer,
antara lain pemanfaatan untuk kegiatan budi daya hutan
produksi atau hutan tanaman rakyat.
Ayat (2)
Pemanfaatan yang berpotensi tidak mendukung fungsi daerah
latihan militer, diperbolehkan dengan syarat untuk kegiatan
pemanfaatan wilayah di sekitar daerah latihan militer antara
lain pemanfaatan untuk budidaya pemukiman padat penduduk,
infrastruktur minyak dan gas, listrik tegangan tinggi dengan
memenuhi ketentuan jarak keamanan.
Pasal 34
Ayat (1)
Pemanfaatan wilayah di sekitar instalasi militer yang harus
mendukung dan menjaga fungsi instalasi militer, antara lain
hutan produksi atau hutan tanaman rakyat.
Ayat (2)
Pemanfaatan yang berpotensi tidak mendukung dan tidak
menjaga fungsi instalasi militer, diperbolehkan dengan syarat
untuk kegiatan pemanfaatan di sekitar instalasi militer, antara
lain pemanfaatan untuk depo bahan bakar atau industri kimia
dengan memenuhi ketentuan jarak keamanan.
Pasal 35
Ayat (1)
Pemanfaatan wilayah di sekitar daerah uji coba peralatan dan
persenjataan militer yang harus mendukung dan menjaga
fungsi daerah uji coba peralatan dan persenjataan militer,
antara lain pemanfaatan jaringan jalan yang dapat dilewati
kendaraan berat untuk alutsista.
Ayat (2)
Pemanfaatan yang berpotensi tidak mendukung dan tidak
menjaga daerah uji coba peralatan dan persenjataan militer,
diperbolehkan dengan syarat untuk kegiatan pemanfaatan
wilayah di daerah sekitar uji coba peralatan dan persenjataan
militer antara lain pariwisata.
Pasal 36 . . .
www.regulasip.com
- 10 -
Pasal 36
Ayat (1)
Pemanfaatan wilayah di sekitar daerah penyimpanan barang
eksplosif dan berbahaya lainnya yang harus mendukung dan
menjaga fungsi daerah penyimpanan barang eksplosif dan
berbahaya lainnya, antara lain pemanfaatan untuk hutan
produksi atau hutan tanaman rakyat.
Ayat (2)
Pemanfaatan yang berpotensi tidak mendukung dan tidak
menjaga daerah penyimpanan barang eksplosif dan berbahaya
lainnya, diperbolehkan dengan syarat untuk kegiatan
pemanfaatan wilayah di sekitar daerah penyimpanan barang
eksplosif dan berbahaya lainnya, antara lain pemanfaatan
kegiatan untuk pariwisata, pemukiman dengan kepadatan
rendah.
Pasal 37
Ayat (1)
Pemanfaatan wilayah di sekitar daerah disposal amunisi dan
peralatan pertahanan berbahaya lainnya yang harus
mendukung dan menjaga fungsi daerah disposal amunisi dan
peralatan pertahanan berbahaya lainnya, antara lain
pemanfaatan untuk jaringan jalan yang dapat dilewati
kendaraan berat untuk alutsista.
Ayat (2)
Pemanfaatan yang berpotensi tidak mendukung dan tidak
menjaga daerah disposal amunisi dan peralatan pertahanan
berbahaya lainnya, diperbolehkan dengan syarat untuk kegiatan
pemanfaatan wilayah di sekitar daerah disposal amunisi dan
peralatan pertahanan berbahaya lainnya, antara lain
pemanfaatan untuk kegiatan pariwisata.
Pasal 38
Ayat (1)
Pemanfaatan wilayah di sekitar objek vital nasional yang bersifat
strategis yang harus mendukung dan menjaga fungsi objek vital
nasional yang bersifat strategis, antara lain kegiatan
pemanfaatan untuk infrastruktur jalan, pelabuhan, dan
bandara.
Ayat (2)
Pemanfaatan yang berpotensi tidak mendukung dan tidak
menjaga objek vital nasional yang bersifat strategis,
diperbolehkan dengan syarat untuk kegiatan pemanfaatan
wilayah di sekitar objek vital nasional yang bersifat strategis,
antara lain pemanfaatan untuk budidaya sentra ekonomi.
Pasal 39 . . .
www.regulasip.com
- 11 -
Pasal 39
Ayat (1)
Pemanfaatan wilayah di sekitar wilayah pertahanan udara yang
harus mendukung dan menjaga fungsi wilayah pertahanan
udara, antara lain pemanfaatan fasilitas yang mutlak
diperlukan untuk operasi penerbangan.
Ayat (2)
Pemanfaatan yang berpotensi tidak mendukung dan tidak
menjaga wilayah pertahanan udara, diperbolehkan dengan
syarat untuk kegiatan di sekitar wilayah pertahanan udara
antara lain pemanfaatan untuk bantuan bencana alam dan
keadaan darurat lainnya.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
www.regulasip.com
LAMPIRAN II
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 68 TAHUN 2014
TENTANG
PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA
31 GARTAP . . .
www.regulasip.com
-2-
70 YONZIPUR . . .
www.regulasip.com
-3-
109 KOREM . . .
www.regulasip.com
-4-
148 YONIF . . .
www.regulasip.com
-5-
187 YONIF . . .
www.regulasip.com
-6-
226 YONIF . . .
www.regulasip.com
-7-
265 KODIM . . .
www.regulasip.com
-8-
304 KODIM . . .
www.regulasip.com
-9-
343 KODIM . . .
www.regulasip.com
- 10 -
382 KODIM . . .
www.regulasip.com
- 11 -
421 YONIF . . .
www.regulasip.com
- 12 -
459 KODAM . . .
www.regulasip.com
- 13 -
497 YONIF . . .
www.regulasip.com
- 14 -
535 KODIM . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 15 -
574 YONIF . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 16 -
614 LANAL . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 17 -
654 LANAL . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 18 -
694 LANUD . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 19 -
732 LANUD . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 20 -
761 RAHLAT . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 21 -
788 RAHLAT . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 22 -
815 RAHLAT . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 23 -
838 RAHLAT . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 24 -
862 RAHLAT . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 25 -
888 PUSLATPUR . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 26 -
921 RAHLAT . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 27 -
950 BENGPUSHUB . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 28 -
991 BANGPAL . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 29 -
1030 SATRAD . . .
www.bphn.go.id
www.regulasip.com
- 30 -
ttd.
www.bphn.go.id
www.regulasip.com