Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT


NOMOR 52 TAHUN 2001

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

Menimbang :
a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten dengan memanfaatkan
ruang Wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan
berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, Daerah,
dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan lokasi
investasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, Masyarakat, dan atau Dunia
Usaha;
c. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Propinsi Jambi, maka Rencana Tata Ruang Wilayah tersebut perlu
dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, huruf b,dan huruf c, serta
sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, dipandang perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dengan Peraturan Daerah.

Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung dengan mengubah
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kabupaten di Propinsi Sumatera Tengah ( Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor
50);
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3507);
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
4. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3903);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi
Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3373);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanan Hak dan
Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3660);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3721);
8. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolahan Kawasan
Lindung;
9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan, Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden( Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 70);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai
Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah;
11. Peraturan Daerah Tingkat I Propinsi Jambi Nomor 9 Tahun 1993 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Propinsi Jambi.

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN


TANJUNG JABUNG BARAT

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


a. Pemerintah adalah Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
b. Bupati adalah Bupati Tanjung Jabung Barat;
c. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara
sebagai satu kesatuan Wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan
melakukan kegiatan serta memeliharan kelangsungan hidupnya;
d. Tata Ruang adalah wujud struktural dari pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan
maupun yang tidak direncanakan, dan pengendalian ruang;
e. Penataan Ruang adalah proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian ruang;
f. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional;
g. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi lindung atau budidaya;
h. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan;
i. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi;
j. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;
k. Kawasan Tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai
nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan;
l. Lingkungan Hidup adalah kesatuan yang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan dari kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
m. Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah upaya dasar dan berencana dalam
menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan
yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup;
n. Dampak Penting adalah perubahan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh
suatu kegiatan;
o. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat;

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2
Ruang Lingkup Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat ini mencakup strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang Wilayah
Kabupaten sampai dengan batas ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dilihat dari aspek Wilayah, materi,
dan jangka waktu perencanaan.

Pasal 3
Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:
a. Tujuan pemanfaatan ruang Wilayah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan pertahanan keamanan yang diwujudkan melalui strategi pelaksanaan
pemanfaatan ruang Wilayah untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas;
b. Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Wilayah;Rencana tata ruang
Wilayah;
c. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang Wilayah;

BAB III
AZAS, TUJUAN DAN STRATEGIS
Bagian Pertama
Azas dan Tujuan

Pasal 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 disusun berazaskan :
a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan
berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan;
b. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum.

Pasal 5
Tujuan pemanfaatan ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a
yaitu:
a. Terwujudnya rencana tata ruang Wilayah yang berkualitas, serasi dan optimal sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung lingkungan;
b. Terwujudnya rencana pemanfaatan ruang yang sesuai dengan kebijaksanaan
Pembangunan Nasional dan Daerah;
c. Memberi kepastian hukum dalam hal pemanfaatan ruang;
d. Memberikan rangsangan partisipasi masyarakat ( Investor ) untuk melaksanakan
Investasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
e. Untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan yang
berdasarkan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
f. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan
budi daya di kawaan perkotaan, kawasan perdesaan, dan kawasan tertentu yang
ada di Daerah.

Bagian Kedua
Strategi Pelaksanaan

Pasal 6
(1) Untuk mewujudkan tujuan pemanfaatan ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada
Pasal 5 ditentukan Strategi Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Wilayah.
(2) Strategi Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi :
a. Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya;
b. Pengelolaan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu
yang berlokasi di Daerah;
c. Sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan dan
perkotaan;
d. Sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan
prasarana pengelolahan lingkungan;
e. Penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan
penatagunaan sumber daya alam lainya.

Pasal 7
Wilayah Perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
meliputi Wilayah Administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang secara geografis
Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak pada 00°.45' – 01°.27', Lintang Selatan dan
102°.38' – 103°.34' Bujur Timur dengan luas Wilayah berdasarkan data terakhir adalah
548.900 ha untuk luas daratan dan 3.340 ha luas perairan/laut.

Pasal 8
Sesuai dengan Hierarki dan Jenis Rencana, maka Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Barat disusun meliputi :
a. Penetapan kawasan berfungsi lindung, yaitu penentuan kawasan lindung
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990;
b. Arahan pengembangan kawasan budidaya, yaitu kebijaksnaan pemanfaatan
kawasan budidaya;
c. Penetapan pola pengembangan sistem pusat-pusat atau sistem kota-kota yang akan
memberikan pelayanan terhadap Wilayah yang terkait dengan kawasan perdesaan
(hinterland).
d. Penetapan pola pengembangan sistem prasarana Wilayah menurut fungsi dan
tingkat pelayanannya yang antara lain meliputi prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi dan pengairan;
e. Arahan pengembangan Wilayah kawasan yang akan diperioritaskan
pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan;

BAB IV
RENCANA STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN
RUANG WILAYAH
Bagian Pertama
Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah
Umum

Pasal 9
Rencana Struktur Tata Ruang merupakan rencana pengaturan pemanfaatan dan
pengembangan Wilayah Kabupaten secara optimal dan terpadu, sehingga diperoleh
keseimbangan dan keserasian pertumbuhan serta perkembangan Wilayah Kabupaten
secara menyeluruh.

Sistem Pemukiman

Pasal 10
Rencana Struktur Tata Ruang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terbagi atas :
a. Pengaturan Sistem pusat-pusat/kota-kota yang terdiri dari :
1. Sistem kota yang meliputi pertimbangan kesatuan ekologi, perkembangan
fisik/ruang yang terjadi, identifikasi kota-kota dan kebijaksanaan pengembangan
kota.
2. Hirarki kota yang terdiri dari :
Kota Hirarki I : Kota yang berfungsi sebagai Ibukota Kabupaten.
Kota Hirarki II A : Kota-kota yang berfungsi sebagai pusat Wilayah
Pembangunan, kota - kota yang memiliki perkembangan
cukup pesat dan kota-kota yang akan dipacu
perkembangannya.
Kota Hirarki II B : Kota-kota yang berfungsi sebagai Ibukota Kecamatan.
Kota Hirarki III : Kota-kota yang berfungsi sebagai simpul-simpul
produksi dan pusat-pusat Kecamatan
Kota Hirarki IV : Semua pusat-pusat Desa/Kelurahan.
3. Pusat dan Jangkauan Pelayanan.
4. Sistem Perwilayahan yang terdiri dari Wilayah Pembangunan (WP) :
a. Wilayah Pembangunan A, yang terletak di bagian Timur dengan pusat
pembangunan kota Kuala Tungkal yang cakupan Wilayahnya meliputi
Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Betara, dan Kecamatan Pengabuan
dengan luas wilayah 231.100 ha.
b. Wilayah Pembangunan B yang terletak di bagian barat dengan pusat
pembangunan kota Pelabuhan Dagang yang cakupan wilayahnya meliputi
keseluruhan Kecamatan Tungkal Ulu dan Kecamatan Merlung dengan luas
Wilayah 317.800 ha.

Bagian Kedua
Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wialayah

Pasal 11
(1) Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf b diwujudkan berdasarkan sistem kegiatan pembangunan dan sistem
permukiman perdesaan serta sistem permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 8 huruf c serta prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
pengairan, dan prasarana pengelolahan lingkungan sistem sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf d.
(2) Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
meliputi permukiman perdesaan, permukiman perkotaan, dan prasarana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan berdasarkan potensi Wilayah dan
kecenderungan perkembangan dimasa yang akan datang, maka arahan
pengembangan Wilayah sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf e terbagi atas :
a. Fungsi utama yang terdiri dari pertanian dan perkebunan, industri pengolahan
hasil hutan dan perkebunan, dan pengembangan pesisir pantai;
b. Fungsi penunjang yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, pendukung sistem
transportasi, dan pendukung kawasan lindung;

Pasal 12
Rencana pemanfaatan ruang terdiri atas :
a. Kawasan hutan lindung seluas 17.120 ha terletak di Kecamatan Tungkal Ulu dan
Kecamatan Pengabuan;
b. Kawasan hutan lindung produksi tetap , seluas 105.130 ha terletak di Kecamatan
Tungkal Ulu, Kecamatan Merlung dan Kecamatan Betara;
c. Kawasan hutan produksi terbatas seluas 36.750 ha terletak di Kecamatan Merlung
dan Kecamatan Tungkal Ulu;
d. Kawasan Budi Daya Pertanian dan Non Pertanian seluas 389.900 ha terletak di
Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan Merlung, Kecamatan Betara, Kecamatan
Tungkal Ilir dan Kecamatan Pengabuan;
BAB V
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
Bagian Pertama
Umum

Pasal 13
(1) Rencana Tata Ruang Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c
diwujudkan berdasarkan Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah
sebagaimana dimaksud pada Bagian Pertama Bab IV dan Rencana Pola
Pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada Bagian Kedua Bab IV.
(2) Untuk mewujudkan rencana umum tata ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ditetapkan penetapan lokasi dan pelaksanaan pemanfaatan ruang Wilayah.

Bagian Kedua
Rencana Kependudukan

Pasal 14
Rencana Kependudukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terbagi atas :
a. Penyebaran dan kepadatan penduduk;
b. Ketenagakerjaan;

Bagian Ketiga
Rencana Transportasi

Pasal 15
Rencana Transportasi terdiri atas :
a. Transportasi darat dan sungai yang meliputi :
1. Jaringan jalan
2. Angkutan sungai
b. Transportasi laut, yang meliputi :
1. Pelayaran rakyat
2. Pelayaran lokal

Bagian Keempat
Rencana Pengembangan Fasilitas
Pasal 16
Rencana pengembangan fasilitas terdiri dari :
a. Fasilitas pendidikan;
b. Fasilitas kesehatan;
c. Fasilitas peribadatan;
d. Fasilitas perdagangan;
e. Fasilitas Perhubungan;

BAB VI
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 17
(1) Pelaksanaan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d
didasarkan atas pengelolaan kawasan dan penatagunaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6;
(2) Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di kawasan
lindung, kawasan budidaya, kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan
tertentu dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban dalam
pemanfaatan ruang, termasuk terhadap penguasaan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainya.

Pasal 18
(1) Pengendalian dan pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten guna
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran rencana sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 4 dan Pasal 5 dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bupati
Tanjung Jabung Barat.
(2) Keterpaduan pelaksanaan pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dikoordinasikan oleh Bupati Tanjung Jabung Barat melalui
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Pasal 19
(1) Pengendalian pembangunan fisik di kawasan perencanaan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui kewenangan perizinan yang ada
pada Instansi Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Pelaksanaan tindakan penertiban dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat berdasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
(3) Pemantauan dan pencegahan segala kegiatan pembangunan yang bertentangan
dengan Peraturan Daerah ini menjadi wewenang Bupati Tanjung Jabung Barat.
(4) Upaya pemecahan terhadap permasalahan, penyelenggaraan pembangunan
berdasarkan ketentuan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) di atas, dilakukan oleh Bupati .

Pasal 20
Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah ini,
dinyatakan batal olah Bupati.

BAB VII
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 21
Dalam kegiatan penataan ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, masyarakat
berhak :
a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
b. Mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, rencana tata ruang kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan;
c. Menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari
penataan ruang;
d. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

Pasal 22
(1) Untuk mengetahui rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
selain masyarakat mengetahui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, dari Lembaran Daerah Kabupaten, masyarakat mengetahui rencana
tata ruang yang telah ditetapkan melalui pengumuman atau penyebarluasan oleh
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tempat-tempat yang
memungkinkan masyarakat mengetahui dengan mudah.
(2) Pengumuman atau penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketahui
masyarakat dari penempelan/ pemasangan peta rencana tata ruang yang
bersangkutan pada tempat-tempat umum dan kantor-kantor yang secara fungsional
menangani rencana tata ruang tersebut.

Pasal 23
(1) Dalam menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, pelaksanaannya dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau kaidah yang berlaku.
(2) Untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumberdaya alam yang
terkandung di dalamnya, menikmati manfaat ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dapat berupa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dilaksanakan
atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan kebiasaan
yang berlaku atas ruang pada masyarakat setempat.

Pasal 24
(1) Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status
semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat diselenggarakan dengan cara
musyawarah antara pihak yang berkepentingan.
(2) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka penyelesaiannya dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 25
Dalam kegiatan penataan ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, masyarakat
wajib:
a. Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang ;
b. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang ;
c. Mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

Pasal 26
(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah,
baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat secara turun
temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung
lingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat
menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.

Pasal 27
Dalam pemanfaatan ruang di Daerah, peran serta masyarakat dapat berbentuk :
a. Pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara berdasarkan peraturan
perundang-undangan, agama, adat, atau kebiasaan yang berlaku;
b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan wujud struktural dan pola
pemanfaatan ruang di kawasan perdesaan dan perkotaan;
c. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
d. Konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya untuk
tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas;
e. Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
f. Pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan ruang, dan/atau kegiatan
menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hudup;

Pasal 28
(1) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang di Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasi oleh Bupati Tanjung Jabung Barat termasuk pengaturannya pada
tingkat Kecamatan sampai dengan Desa/Kelurahan.
(3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
tertib sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.

Pasal 29
Dalam pengendalian pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat dapat berbentuk :
a. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang
dan/atau;
b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban kegiatan pemanfaatan
ruang dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang.

Pasal 30
Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang Wilayah dan kawasan
di Daerah disampaikan secara lisan atau tertulis mulai dari tingkat Desa/Kelurahan ke
Kecamatan kepada Bupati Tanjung Jabung Barat dan pejabat yang berwenang.

BAB VIII
KETENTUAN PIDANA

Pasal 31
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal-pasal pada Bab IV Peraturan Daerah ini
diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan dan/atau denda
sebesar-besarnya Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB IX
PENYIDIKAN

Pasal 32
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan penyidikan terhadap
pelanggaran Peraturan Daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak
pidana;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan;
c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
d. Melakukan penyitaan denda dan atau surat;
e. Mengambil sidik jari dan memotret tersangka;
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
g. Mendatangkan orang ahli dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat pentujuk dari penyidik
bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan
tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut
kepada Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya;
i. Melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawaban.

BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 33
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
digambarkan pada peta Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan tingkat
ketelitian minimal berskala 1:100.000, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 34
Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berfungsi sebagai
matra ruang dari Pola Dasar Pembangunan Daerah kabupaten untuk penyusunan
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Kabupaten pada periode berikutnya.

Pasal 35
Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan
sebagai pedoman bagi :
a. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di Wilayah Kabupaten;
b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
Wilayah Kabupaten serta keserasian antar sektor;
c. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau masyarakat di
Kabupaten;
d. Penyusunan rencana rinci tata ruang di Kabupaten;
e. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatan ruang bagi kegiatan
pembangunan.

Pasal 36
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat menjadi dasar untuk
penerbitan perizinan lokasi pembangunan.

Pasal 37
Ketentuan mengenai penataan ruang lautan dan ruang udara akan diatur lebih lanjut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 38
Peninjauan Kembali dan atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dilakukan minimal 5 (lima) tahun sekali.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 39
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua rencana tata ruang
kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan di Daerah, dan sektoral yang berkaitan
dengan penataan ruang di Daerah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung sesuai dengan Peraturan
Daerah ini.
Pasal 40
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :
a. Kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan dan berada pada kawasan
perencanaan dapat diteruskan sejauh tidak menggangu fungsi lindung dan kawasan
jalur hijau;
b. Kegiatan pembangunan yang sudah ada di kawasan perencanaan dan dinilai
mengganggu fungsi lindung dan kawasan jalur hijau, harus segera dicegah
perkembangannya.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41
Jangkauan waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
adalah 10 (sepuluh) tahun sejak Peraturan Daerah ini digunakan.

Pasal 42
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Tanjung Jabung
Barat.

Pasal 43
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Ditetapkan di Kuala Tungkal


Pada tanggal 19 Oktober 2001

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

Ttd

USMAN ERMULAN

Diundangkan di Kuala Tungkal


Pada tanggal 26 Nopember 2001
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT

ttd

H.M. YAMIN, SH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT


TAHUN 2001 NOMOR 62

Anda mungkin juga menyukai