Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI

NOMOR 11 TAHUN 2002


TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA DUMAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALIKOTA DUMAI,

Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kota Dumai dengan


memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna,
serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan,
perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar


sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah
merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan
Pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;

c. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun


1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan
ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, maka selanjutnya
Rencana Tata Ruang Wilayah tersebut perlu dijabarkan ke dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kab/Kota;

d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, huruf b, dan


huruf c, serta sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang, dipandang perlu menetapkan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Dumai dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507);

2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan


Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3829);

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi


Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3373);

-1-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
5. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan
Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3660);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Tata Ruang


Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3721);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta


Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3934);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan


Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54);

9. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan


Kawasan Lindung;

10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik


Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dan bentuk Rancangan
Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan
Keputusan Presiden (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 70);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang


Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

12. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 2 Tahun 2001 tentang


Pembentukan Pemekaran Kelurahan Bintan, Bumi Ayu, Bukit Batrem,
Ratu Sima, Simpang Tetap DI, Bagan Keladi, Mekar Sari, Tanjung
Penyembal, Kayu Kapur, dan Gurun Panjang

13. Peraturan Derah Kota Dumai Nomor 3 Tahun 2001 tentang


Pembentukan Kecamatan Medang Kampai dan Kecamatan Sungai
Sembilan

14. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 Tahun 2001 tentang Pola
Dasar Pembangunan Kota Dumai Tahun 2001 – 2005;

15. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 1 Tahun 2002 tentang Program
Pembangunan Daerah Kota Dumai Tahun 2001 – 2005;

16. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 3 Tahun 2002 tentang


Rencana Strategis Pembangunan Kota Dumai Tahun 2001 – 2005.

DENGAN PERSETUJUAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DUMAI
-2-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI TENTANG RENCANA TATA


RUANG WILAYAH KOTA DUMAI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kota Dumai;
2. Walikota adalah Walikota Dumai;
3. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara
sebagai kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan
kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.
4. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan
maupun tidak.
5. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
7. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek
fungsional.
8. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi lindung atau budidaya.
9. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumber daya
buatan.
10. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
dan sumberdaya buatan.
11. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susun fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Daerah tentang Tata Ruang Wilayah Kota Dumai ini mencakup
strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Kota Dumai sampai dengan batas ruang
daratan, ruang lautan, dan ruang udara menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 3

Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi :

-3-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
a. Tujuan pemanfaatan ruang wilayah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan keamanan yang diwujudkan melalui strategi pelaksanaan pemanfaatan
ruang wilayah untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas;
b. Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah;
c. Rencana umum tata ruang wilayah;
d. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.

BAB III

ASAS, TUJUAN DAN STRATEGI

Bagian Pertama
Asas dan Tujuan

Pasal 4

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 disusun
berasaskan :
a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan
berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan;
b. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum.

Pasal 5

Tujuan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a yaitu :
a. Terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup serta kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah;
b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi
daya, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu yang ada di daerah;
c. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
d. Terwujudnya pemanfaatan ruang yang selaras imbang dengan daya tampung dan daya
dukung lingkungan tempatan.
e. Terwujudnya pola penguasaan, pengelolaan ruang sebagai sumberdaya agraria yang
seimbang antara dunia usaha dan masyarakat.

Bagian Kedua
Strategi Pelaksanaan

Pasal 6

(1) Untuk mewujudkan tujuan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada
Pasal 5 ditetapkan strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah.

(2) Strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
a. Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya;
b. Pengelolaan kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu yang berlokasi di daerah;
c. Sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perkotaan;
d. Sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana
pengelolaan lingkungan;

-4-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
e. Penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan
sumber daya alam lainnya.

Pasal 7

(1) Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya diselenggarakan untuk :


a. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan.
b. Mewujudkan keseimbangan antara kepentingan kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan keamanan.

(2) Pengelolaan kawasan perkotaan diselenggarakan untuk :


a. Mencapai tata ruang kawasan perkotaan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang dalam pengembangan kehidupan manusia.
b. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Mewujudkan keseimbangan antara kepentingan kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan keamanan.

(3) Sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perkotaan :


a. Meningkatkan fungsi sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman
perdesaan serta sistem permukiman perkotaan.
b. Mewujudkan tata ruang wilayah yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang dalam
pengembangan kehidupan manusia.
c. Mengatur dan meningkatkan kemakmuran masyarakat dan mencegah serta
menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan
d. Mewujudkan keseimbangan antara kepentingan kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan keamanan

BAB IV

RENCANA STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH

Bagian Pertama
Umum

Pasal 8

(1) Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 huruf b diwujudkan berdasarkan sistem kegiatan pembangunan dan sistem
permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 huruf c serta prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolaan lingkungan
sistem sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 Huruf d.

(2) Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi permukiman perkotaan, dan prasarana.

Bagian Kedua
Sistem Permukiman Perkotaan
-5-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
Pasal 9

Sistem permukimam perkotaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf c
yaitu :
1. Kawasan Permukiman penduduk yang disediakan untuk pemanfaatan ruang terdiri dari
:
a. Permukiman terencana yang berlokasi di Kecamatan Dumai Barat dan Kecamatan
Bukit kapur berfungsi sebagai daerah tempat tinggal yang khusus dibangun oleh
pihak ketiga;
b. Permukiman campuran yang berlokasi di Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan
Dumai Barat berfungsi sebagai daerah pusat perekonomian dan tempat tinggal;
c. Permukiman biasa yang berlokasi diseluruh kecamatan Kota Dumai sebagai daerah
tempat tinggal tanpa melihat faktor ekonomi;
d. Permukiman Dumai Baru (Kota Baru dalam Kota) seluas lebih kurang 12.657 ha di
Kecamatan Bukit Kapur;
e. Permukiman pertanian yang berlokasi di Kecamatan Dumai Barat, Kecamatan Bukit
Kapur dan Kecamatan Sungai Sembilan berfungsi sebagai daerah tempat tinggal
yang khusus dibangun untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani;

2. Kawasan pemerintahan yang disediakan untuk pemanfaatan ruang terletak di


Kecamatan Bukit Kapur dan Kecamatan Dumai Timur;

3. Kawasan perdagangan dan jasa yang disediakan untuk pemanfaatan ruang terdiri dari
:
a. Kawasan Pelabuhan samudera indonesia di kelurahan Dumai Kota, Buluh Kasap,
dan Laksamana seluas lebih kurang 79 Ha;
b. Kawasan Pengembangan Pelabuhan di kelurahan Tanjung Palas dan kelurahan
Mundam seluas lebih kurang 231 Ha;
c. Kawasan Perdagangan di kelurahan Simpang Tetap, Rimba Sekampung,
Pangkalan Sesai, Guntung, Teluk Makmur, Mekar Sari, Bukit Timah, Bagan Besar,
dan kelurahan Bukit kapur seluas lebih kurang 1.827 Ha;

4. Kawasan industri yang disediakan untuk pemanfaatan ruang terdiri dari :


a. Kawasan industri Lubuk Gaung di kelurahan Tanjung Penyembal seluas lebih
kurang 1.475 Ha;
b. Kawasan pengembangan terpadu Dock Yard di kelurahan Pangkalan sesai seluas
lebih kurang 300 Ha;
c. Kawasan industri Selinsing/Pelintung di kelurahan Pelintung seluas lebih kurang
3.000 Ha;
d. Kawasan industri Bukit Kapur di kelurahan Kayu Kapur seluas lebih kurang 500 Ha.

Pasal 10

Bentuk-bentuk prasarana wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf d
yaitu :
1. Rencana pengembangan sistem fasilitas transportasi, yaitu:
- Perluasan kawasan pelabuhan samudera;
- Mengembangkan terminal penumpang dan pelabuhan rakyat di Kecamatan Dumai
Barat serta terminal barang di Kecamatan Dumai Timur.

2. Rencana pengembangan jaringan listrik , yaitu ;


- Perbaikan pada sistem jaringan distribusi;
- Pemeliharaan mesin-mesin pembangkit listrik yang ada;
- Penambahan dan perbaikan sistem pelayanan sambungan ke rumah- rumah.
-6-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
3. Rencana pengembangan air bersih, yaitu :
- Penambahan IPA (instalasi pengolahan air bersih);
- Mencari alternatif pengembangan sumber air baku.

4. Rencana pengembangan telepon, yaitu :


- Penambahan jaringan telepon.

5. Rencana jaringan drainase, yaitu :


- Merancang sistem penampungan air (waterpond) di kawasan Dock Yard.

6. Rencana pengembangan sistem persampahan, yaitu :


- Lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) direncanakan di kelurahan Gurun Panjang.

Bagian Ketiga
Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah

Pasal 11

Rencana pola pemanfataan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf b
menggambarkan sebaran kawasan lindung dan kawasan budi daya.

Pasal 12

Jenis-jenis kawasan lindung yang ditetapkan dalam rencana pola pemanfaatan ruang
wilayah meliputi hal - hal sebagai
berikut :
1. Hutan suaka margasatwa dialokasikan ruang seluas lebih kurang 7.915 Ha di kelurahan
Batu Teritip.
2. Hutan wisata dialokasikan lahan seluas lebih kurang 4.713 Ha di kelurahan Bukit Timah,
Bumi Ayu dan Bukit Datuk,Bukit Batrem, Tanjung Palas dan Bagan Besar,.
3. Kawasan sempadan sungai diamankan sepanjang, yaitu :
a. Sungai utama diamankan sepanjang sungai dan selebar 50 meter kiri kanan sungai;
b. Anak sungai diamankan selebar 30 meter kiri kanan sungai;
c. Sungai-sungai di kawasan permukiman ditetapkan kawasan lindung selebar 20
meter kiri dan kanan sungai.
4. Kawasan pantai hutan bakau ditetapkan sebagai kawasan lindung yang berlokasi di
kelurahan Batu Teritip, Basilam Baru, Bangsal Aceh, Purnama, dan kelurahan
Pelintung seluas lebih kurang 2.507 Ha.
5. Kawasan Hutan lindung gambut lebih dalam dari 3 meter dialokasikan ruang seluas
lebih kurang 15.337 Ha yang terdapat di kelurahan Batu Teritip, Basilam Baru, dan
kelurahan Tanjung Penyembal.

Pasal 13

Jenis-jenis kawasan budidaya yang ditetapkan dalam rencana pola pemanfataan ruang
wilayah meliputi :
1. Kawasan hutan gambut 2 – 3 meter dialokasikan lahan seluas lebih kurang 76.654 Ha
di kelurahan Batu Teritip,Basilam Baru, Tanjung Penyembal, Lubuk Gaung, Pelintung,
Gurun Panjang dan kelurahan Guntung.
-7-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
2. Kawasan sektor primer (pertanian,perkebunan, peternakan dan perikanan)
a. Kawasan perkebunan dan pertanian ditempatkan :
- Kelurahan Batu Teritip, Basilam Baru,Tanjung Penyembal,Bangsal Aceh,Bagan
Keladi,Mundam,Teluk Makmur, Mekar Sari,Bukit Batrem, Lubuk Gaung,
Pelintung, Guntung, Purnama, Bukit Timah, Bukit Kapur,Gurun Panjang,Bagan
Besar, dan kelurahan Tanjung Palas dengan total luas lebih kurang 74.088 Ha;
b. Kawasan perikanan di tempatkan di kelurahan Batu Teritip, Basilam Baru, Lubuk
Gaung, Bangsal Aceh, Purnama dan kelurahan Bagan Besar seluas lebih kurang
6.547 Ha;
c. Kawasan Peternakan di tempatkan di kelurahan Tanjung Palas dialokasikan seluas
lebih kurang 100 Ha.

3. Kawasan sektor sekunder (pelabuhan, perdagangan dan zona industri) terdiri dari :
a. Kawasan pelabuhan samudera di kelurahan Dumai Kota, Buluh Kasap,dan
kelurahan Laksamana seluas lebih kurang 79 Ha;
b. Kawasan pengembangan pelabuhan di kelurahan Tanjung Palas, dan kelurahan
Mundam seluas lebih kurang 231 Ha;
c. Kawasan Pengembangan Bandara di Kelurahan Bukit Batrem, Tanjung Palas, dan
Kelurahan Bagan Besar seluas lebih kurang 1.176 Ha;
d. Kawasan Perdagangan regional dan grosir terpadu di kelurahan Simpang Tetap,
Pangkalan Sesai, Rimba Sekampung, Purnama, Guntung, Teluk Makmur,Bukit
Timah, Mekar sari, Bagan Besar dan kelurahan Bukit Kapur seluas lebih kurang
1.827 Ha;
e. Kawasan Industri di kelurahan Pelintung, Kayu Kapur, Lubuk Gaung,dan pangkalan
Sesai seluas lebih kurang 5.275 Ha.

4. Kawasan sektor tersier (perkantoran, Ruang Terbuka Hijau, pariwisata, dan


pengembangan lainnya) terdiri dari :
a. Kawasan Ruang Terbuka Hijau di kelurahan Bukit Datuk,Bukit Timah,Bukit
Batrem,Bagan Besar,Kayu Kapur, Gurun Panjang dan Bukit Kapur dialokasikan
ruang seluas lebih kurang 3.893 Ha;
b. Kawasan Pengembangan lainnya di kelurahan Pelintung dan kelurahan Guntung
dialokasikan ruang seluas lebih kurang 7.647 Ha;
c. Kawasan Pariwisata di Kelurahan Teluk Makmur dan Bukit Batrem dialokasikan
ruang seluas lebih kurang 70 Ha.

5. Kawasan permukiman perkotaan, permukiman pertanian dan pengembangan Dumai


Baru di Kota Dumai dialokasikan ruang, yaitu :
a. Kawasan permukiman perkotaan di kelurahan Pangkalan Sesai, Laksamana,
Simpang Tetap, Dumai Kota, Buluh Kasap, Jaya Mukti, Bintan, Teluk Binjai,
Sukajadi,Rimba Sekampung,Tanjung Palas,Mundam, Bukit Datuk, Mekar Sari,
Bukit Timah, Teluk Makmur, Bumi Ayu, Bukit Batrem, dan Kelurahan Guntung
seluas lebih kurang 6.109 Ha;
b. Kawasan permukiman pertanian di kelurahan Purnama,Rimba Sekampung,Bagan
Keladi,Mekar Sari,Bukit Timah,Bangsal Aceh, dan kelurahan Bagan Besar seluas
lebih kurang 3.293 Ha;

c. Kawasan pengembangan Dumai Baru di kelurahan Bagan Besar, Bukit kapur,


Gurun Panjang dan kelurahan Kayu Kapur seluas lebih kurang 12.657 Ha.

6. Kawasan Militer di kelurahan Guntung, Teluk Makmur dan dialokasikan ruang seluas
lebih kurang 117 Ha.

-8-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
7. Kawasan Objek Vital Negara di kelurahan Jaya Mukti, Bumi Ayu, Buluh Kasap, dan
kelurahan Tanjung palas dialokasikan ruang seluas lebih kurang 464 Ha.

BAB V

RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH

Bagian Pertama
Umum

Pasal 14

(1) Rencana umum tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf c
diwujudkan berdasarkan rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana
dimaksud pada Bagian Pertama Bab IV dan rencana pemanfaatan ruang wilayah
sebagaimana dimaksud pada Bagian Kedua Bab IV.

(2) Untuk mewujudkan rencana umum tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1). Ditetapkan penetapan lokasi dan pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah.

Bagian Kedua
Penetapan Lokasi

Pasal 15

Penetapan lokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) meliputi :

I. Kawasan Lindung terdiri dari :


(1) Hutan Suaka Margasatwa Harimau Sumatera yang berlokasi di Kelurahan Batu
Teritip Kecamatan Sungai Sembilan direncanakan untuk :
a. Pemanfaatan ruang sebagai perlindungan harimau sumatera yang hampir punah;
b. Pemanfaatan ruang sebagai obyek wisata;
c. Pemanfaatan ruang sebagai penilitian kehutanan.

(2) Hutan Wisata yang berlokasi di Kelurahan Bukit Batrem, Bumi Ayu, Tanjung Palas,
Bukit Datuk, Bukit Timah, dan Bagan Besar direncanakan untuk :
a. Pemanfaatan ruang sebagai obyek wisata;
b. Pemanfaatan ruang sebagai paru - paru kota;
c. Pemanfaatan ruang sebagai menjaga kawasan air tanah

(3) Kawasan sempadan sungai yang terdapat di sepanjang sungai utama direncanakan
untuk :
a. Pemanfaatan ruang sebagai penjagaan debit air sungai;
b. Menghindarkan terjadinya abrasi tanah dipinggiran sungai.

(4) Kawasan pantai Hutan Bakau (mangrove) yang terdapat di pesisir pantai direncanakan
untuk :
a. Menjaga kekuatan tanah;
b. Memberikan kelangsungan hidup terhadap biota laut.

(5) Kawasan Hutan lindung gambut > 3 meter direncanakan untuk :


-9-
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
a. Pemanfaatan ruang sebagai kawasan hutan konversi;
b. Pemanfaatan ruang sebagai kawasan hutan penyangga dan batas administratif.

II. Kawasan Budidaya terdiri dari :


(1) Kawasan hutan gambut 2 – 3 meter yang terdapat di Kecamatan Medang Kampai,
Kecamatan Bukit kapur dan Kecamatan Sungai Sembilan direncanakan untuk :
a. Pemanfaatan ruang sebagai kawasan hutan konversi;
b. Pemanfaatan ruang sebagai kawasan hutan penyangga dan batas administratif.

(2) Kawasan sektor primer (pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan) yang
terdapat di Kecamatan Medang Kampai, Sungai Sembilan, Bukit kapur, Dumai Barat
dan Dumai Timur direncanakan untuk kegiatan perekonomian yang langsung
mengandalkan nilai ekonomis dari potensi sumber daya alam.

(3) Kawasan sektor sekunder (pelabuhan, perdagangan dan zona industri) yang terdapat
di pesisir laut kota Dumai direncanakan untuk kegiatan perdagangan yang langsung
mengandalkan nilai ekonomis dari potensi jasa, industri dan perdagangan.

(4) Kawasan sektor tersier (perkantoran, Ruang Terbuka Hijau, pariwisata dan
pengembangan lainnya) yang terdapat di dalam kota Dumai direncanakan untuk :
a. Kegiatan perkantoran yang akan ditempatkan di Kecamatan Bukit Kapur dapat
memberikan suatu koordinasi dan sistem pelayanan satu atap;
b. Kegiatan Ruang terbuka Hijau yang dapat memberikan fungsi sebagai ruang
interaksi masyarakat dan paru- paru kota;
c. Kegiatan pariwisata yang ditempatkan di Kec. Dumai Timur dan Kecamatan
Medang Kampai dapatmemberikan nuansa historis budaya melayu kota Dumai dan
mendatangkan devisa.

(5) Kawasan permukiman yang ditempatkan di dalam Kota Dumai direncanakan untuk
kegiatan tempat tinggal masyarakat.

(6) Kawasan militer yang terletak di kecamatan Medang Kampai direncanakan untuk
pemanfaatan ruang dalam menegakkan pertahanan dan keamanan dalam dan luar
Kota Dumai

(7) Kawasan Objek Vital Negara di kecamatan Dumai Timur dan Dumai Barat ditetapkan
sebagai pusat permukiman terencana dan kegiatan industri pengolahan minyak.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Daerah

Pasal 16

Pelaksanaan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2)


diselenggarakan berdasarkan sistem kegiatan pembangunan, pengelolaan kawasan serta
penatagunaan.

Pasal 17

Prioritas dan tahapan pembangunan dalam pemanfaatan ruang meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1. Pengembangan struktur jaringan internal lokal dan regional, yaitu :
a. Peningkatan dan perbaikan jalan internal kota;
- 10 -
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
b. Peningkatan dan perbaikan jaringan jalan lingkar dalam dan luar kota;
c. Pembangunan jalan tol Dumai - Pekanbaru;
d. Pengembangan jaringan rel kereta api lintas sumatera.

2. Pengembangan kawasan permukiman terutama mengembangkan permukiman kota


baru di Kecamatan Bukit kapur.

3. Pengembangan fasilitas transportasi, prasarana dan sarana lainnya.

4. Pengembangan kawasan perkantoran.

BAB VI

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 18

(1) Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 3


huruf d didasarkan atas pengelolaan kawasan dan penatagunaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17.

(2) Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada kawasan
lindung, kawasan budi daya, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu dilaksanakan
melalui kegiatan pengawasan dan penertiban dalam pemanfaatan ruang, termasuk
terhadap penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber
daya alam lainnya.

Pasal 19

(1) Kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang berfungsi untuk menjaga kesesuaian


pemanfaatan ruang dengan fungsi tata ruang yang telah ditetatapkan dalam rencana
tata ruang.

(2) Kegiatan penertiban pemanfaatan ruang berfungsi sebagai upaya pengambilan,


tindakan berupa pengenaan sanksi.

Pasal 20

(1) Tahapan kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang meliputi, yaitu :


a. Pelaporan pelaksanan pemanfaatan ruang
b. Memantau pelaksanaan pemanfaatan ruang
c. Mengevaluasi konsitensi pelaksanaan rencana tata ruang

(2) Penertiban pemanfaatan ruang di Kota dilakukan melalui penertiban lansung dan
penertiban tidak langsung.

(3) Penertiban langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui
pemberian sanksi administrasi, sanksi pidana dan sanksi perdata.

BAB VII

HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

- 11 -
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
Pasal 21

Dalam kegiatan penataan ruang wilayah Kota Dumai masyarakat berhak :


a. berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
b. mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai, rencana tata
ruang kawasan;
c. menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari
penataan ruang;
d. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.

Pasal 22

(1) Untuk mengetahui rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Perlu
dilakukan Sosialisasi tata Ruang Wilayah Kota Dumai.

(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketahui masyarakat dari
penempelan/pemasangan peta rencana tata ruang yang bersangkutan pada tempat-
tempat umum dan kantor-kantor yang secara fungsional menangani rencana tata ruang
tersebut.

Pasal 23

(1) Dalam menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 huruf c pelaksanaannya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau kaidah yang
berlaku.

(2) Untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumber daya alam yang terkandung
di dalamnya, menikmati manfaat ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
dapat berupa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dilaksanakan atas dasar
pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan ataupun dan kebiasaan yang berlaku atas ruang pada
masyarakat setempat.

Pasal 24

(1) Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status
semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Dumai diselenggarakan dengan cara musyawarah antara pihak
yang berkepentingan.

(2) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 25

Dalam kegiatan penataan ruang wilayah Kota Dumai, masyarakat wajib :


a. berperan serta dalam memelihara kualitas ruang;
- 12 -
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
b. berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;
c. mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan

Pasal 26

(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud


dalam pasal 24 dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku
mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan.

(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat secara turun
temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung
lingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat
menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.

Pasal 27

Dalam pemanfaatan ruang di daerah, peran serta masyarakat dapat berbentuk :


a. pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara berdasarkan peraturan
perundang-undangan, agama, adat, atau kebiasaan yang berlaku;
b. bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenan dengan wujud struktural dan pola
pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan;
c. penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota
Dumai;
d. konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya untuk
tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas;
e. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Dumai ;
f. pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan ruang; dan/atau kegiatan
menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Pasal 28

(1) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang di daerah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 26 dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasi oleh Kepala Daerah termasuk pengaturannya pada Tingkat Kecamatan
sampai dengan Kelurahan.

(3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertib
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai

Pasal 29

Dalam pengendalian pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat dapat berbentuk:


a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah Kota Dumai, termasuk pemberian
informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang; dan/atau
- 13 -
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
b. bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban kegiatan pemanfaatan ruang
dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang.

Pasal 30

Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan di
daerah disampaikan secara lisan atau tertulis mulai dari Tingkat Kelurahan ke Kecamatan
kepada Kepala Daerah dan pejabat yang berwenang.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 31

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan
selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebesar-besarnya Rp. 5.000.000.- (lima
juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB IX

PENYIDIKAN

Pasal 32

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan penyidikan terhadap
pelanggaran Peraturan Daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berwenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan;
c. menyuruh berhenti seseorang Tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka
d. melakukan penyitaan benda dan atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret Tersangka;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai Tersangka atau saksi
g. mendatangkan orang ahli dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik
bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak
pidana dan selanjutnya melalui Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada
Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya;
i. melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan dalam hal ;
a. pemeriksaan tersangka;
b. pemasukan rumah;
c. penyitaan barang;
d. pemeriksaan saksi;
- 14 -
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
e. pemeriksaan tempat kejadian.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 33

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 digambarkan
pada peta wilayah Kota Dumai seperti terlampir dalam Peraturan Daerah ini dengan tingkat
ketelitian minimal berskala 1 : 400.000, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Pasal 34

Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 berfungsi sebagai
matra ruang dari Pola Dasar Pembangunan Daerah untuk penyusunan Rencana
Pembangunan Lima Tahun Daerah pada periode berikutnya.

Pasal 35

Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 digunakan sebagai
pedoman bagi :
a. perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah Kota Dumai ;
b. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah Kota Dumai serta keserasian antar sektor ;
c. penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau masyarakat di Kota
Dumai ;
d. penyusunan rencana rinci tata ruang di Kota Dumai ;
e. pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan.

Pasal 36

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
pembangunan.

Pasal 37

Ketentuan mengenai penataan ruang lautan dan ruang udara akan diatur lebih lanjut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 38

Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 dapat dilakukan minimal 5 (lima) tahun sekali.

Pasal 39

Apabila terdapat pengaturan lebih lanjut mengenai batas-batas antara wilayah Kota Dumai
dengan daerah-daerah lain, maka arahan Kawasan yang terletak pada perbatasan akan
disesuaikan dengan pengaturan batas-batas tersebut.
- 15 -
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai
BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 40

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua rencana tata ruang
kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan di daerah, dan sektoral yang berkaitan dengan
penataan ruang di daerah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Rencana
Tata ruang Wilayah Kota Dumai sesuai dengan Peraturan Daerah ini.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

Pasal 42

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini


dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Dumai

Ditetapkan di Dumai
pada tanggal 19 November 2002
WALIKOTA DUMAI,

Cap/dto

H. WAN SYAMSIR YUS

Diundangkan di Dumai
pada tanggal 20 November 2002
SEKRETARIS DAERAH KOTA DUMAI,

Cap/dto

MUSTAR EFFENDI
PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 420002673

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2002 NOMOR 24 SERI D

- 16 -
CD Himpunan Peraturan Daerah Kota Dumai 1999 – 2003
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Dumai

Anda mungkin juga menyukai