Anda di halaman 1dari 11

BUPATI JEMBRANA

PERATURAN BUPATI JEMBRANA


NOMOR I5 TAHUN 2006

TENTANG
RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) NEGARA
KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA,

Menimbang a. bahwa Kota Negara merupakan ibu kota Kabupaten Jembrana, jantung
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang demikian komplek
mengandung berbagai keinginan atau ekspansi usaha. Ekspansi ini
menimbulkan adanya pertentangan kepentingan, dan perebutan
penggunaan lahan yang dapat merugikan semua pihak;
b. bahwa berkenaan dengan perkembangan kawasan industri,
pemukiman, perkantoran pemerintah dan swasta, komersial dan
peruntukan kegiatan lainnya perlu diantisipasi dengan
mcngendalikannya agar adanya kesesuaian dan keseimbangan dalam
pemanfaatan ruang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b, dipandang perlu
menetankan Peraturan Bupati tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota
(RDTRK) Negara;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-


daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang ..
4. Undang-Undang Nomor JO Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak


dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat
Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3660);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun I 997 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Norn or 3721);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun I 999
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3838);
I 0. Peraturan Penierintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54.
Tambahan Lembaran Negara Rcpublik Indonesia Nomor 3952);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);

12. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990 ten tang Kawasan Industri;
13. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1993 tentang Koordinasi
Pengelolaan Tata Ruang Nasional;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1982 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana dan Pengendalian Pembangunan di
Daerah;

15. Peraturan Menteri .


15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kota;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata
Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang
Di Daerah;

I 8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Nomor 640/KTPS/1986


tentang Perencanaan Tata Ruang;
I 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi Dati I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Dati II;
20. lnlruksi Menteri Dalam Negeri Nomor I 4 Tahun \ 998 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan;

21. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 2005
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Bali (Lembaran Daerah
Propinsi Bali Tahun 2005 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah
Propinsi Bali Nomor 5);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 7 Tahun 2002 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jembrana
(Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2002 Nomor 45.
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 7).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA DETAIL TATA


RUANG KOTA (RDTRK) NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

BAB!
PENGERTIAN
Pasal I

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :

I. Daerah adalah Daerah Kabupaten Jembrana.


2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jembrana.

3. Bupati adalah......................
3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Jembrana

4. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jembrana.


5. Tri Hita Karana adalah tiga unsur keseimbangan hubungan antara manusia dengan
Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam lingkungannya yang dapat
mendatangkan kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia.
Ketiga unsur tersebut adalah : filosofi yang menyangkut Parahyangan, tempat umat
manusia untuk menghubungkan diri dengan Tuhan; Pawongan, tempat umat manusia
untuk menghubungkan diri dengan sesama manusia, Palemahan, tempat umat manusia
menghubungkan diri dengan alam lingkungannya.
6. Ruang, adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahkluk lainnya hidup dan
melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidup.

7. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan
maupun tidak
8. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
9. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan
aspek fungsional.
IO. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) adalah rencana tata ruang wilayah
Kabupaten untuk mewujudkan keterkaitan antara kegiatan yang memanfaatkan ruang
dan kebijakan-kebijakan mengenai kawasan yang dilindungi, pengembangan kawasan
budidaya, sistim pemukiman, sistim kegiatan pembangunan, jaringan prasarana, dan
wilayah-wilayah yang diprioritaskan pengembangannya dalam waktu rencana.
I • Kawasan adalah wilayah yang mempunyai fungsi utama tertentu.

12. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kclestarian hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

13. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
budidaya atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan
sumber daya buatan.
[4. Kawasan Pedesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan
ckonomi,

5. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

I 6. Kawasan Prioritas .
16. Kawasan Prioritas adalah kawasan yang dianggap perlu diprioritaskan
pengembangannya atau penanganannya serta memerlukan dukungan penataan ruang
segera dalam kurun waktu rencana.
17. Kota adalah pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas wilayah
administrasi yang diatur dalam peraturan perUndang-Undangan serta pemukiman yang
telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan.
18. l'crkotaan adalah suatu kumpulan pusat-pusat pemukiman yang berperan didalam
satuan wilayah pengembangan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa.

19, Rencana Kota adalah rencana pengembangan kota yang disiapkan secara teknis dan non
teknis, baik yang ditetapkan pcmerintah pusat maupun pemerintah daerah yang
merupakan rumusan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kota termasuk
ruang diatas dan dibawahnya serta pedoman pengarahan dan pengendalian bagi
pelaksanaan pembangunan kota.
20. Rencana Detail Tata Ruang Kota selanjutnya disebut RDTRK adalah rencana
pemanfaatan ruang kota secara terinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang
dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan kota.
21. Rencana Teknik Ruang Kota selanjutnya disebut RTRK adalah rencana geometris
pemanfaatan ruang kola yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang kota dalam
rangka pelaksanaan proyek pembangunan kola.
22. Wilayah Perencanaan adalah wilayah yang diarahkan pemanfaatan ruangnya sesuai
dengan masing-masing jenis rencana kota.
23. Bagian Wilayah Kota adalah satu kesatuan wilayah dari kota yang bersangkutan yang
merupakan wilayah terbentuk secara fungsional dan administratif dalam rangka
pencapaian daya guna pelayan~n fasilitas umum kota.
4 I adalah tvaerate ri yang diorallan dengan tenaaa ietril melali jarinoan ietrik
sepanjang jalur jalan.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN, SAS~RAN DAN MANFAAT

Pasal 2
Maksud Rencana Detail Tata Ruang Kota Negara adalah untuk mewujudkan peningkatan
kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan yang lebih baik dalam mencapai
kesejahteraan masyaarakat kota serta dapat menjalankan fungsinya sebagai pusat pelayanan
/ pusat pertumbuhan regional.

.Pasal 3 ..
Pasal 3

Tujuan Rencana Detail Tata Ruang Kola Negara adalah membantu Pemerintah Kabupaten
Jembrana dalam memecahkan permasalahan kehidupan dan penghidupan warga kota agar
menjadi aman, tertib, lancar dan sehat melalui :

a. Perwujudan pemanfaatan ruang kota yang serasi dan seimbang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan daya dukung pertumbuhan dan perkembangan kola.
b. Perwujudan pemanfaatan ruang kota yang sejalan dengan kebijaksanaan pembangunan
daerah.

Pasal 4

Sasaran dalam kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Negara Kabupaten
Jembrana adalah:
a. Penataan fisik ruang kota dengan fungsi-fungsi kotanya, seperti bangunan dan prasarana
lingkungan baik berupa bangunan pemerintah (perkantoran), swasta, banguanan umum,
dan perumahan.
b. Memudahkan peran para pelaku pembangunan dalam hal ini pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam pembangunan kota.
e. Memudahkan dalam melakukan pemantauan, pengendalian dan pengambilan keputusan
dalam pemanfaatan lahan, dan tertib pembangunan dalam ruang kota.

Pasal 5
Manfaat Rencana Detail Tata Ruang Kota Negara adalah :
a. Terwujudnya Kora Negara sebagai kota dengan tingkat kehidupan dan penghidupan
yang sejahtera, aman, serasi, berkualitas dimana fungsi kola saling menunjang satu

b. Merupakan dokumen yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam penataan lahan,
ruang, bangunan dan lingkungan.
c. Guna mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

BAB III
RENCANA STRUKTUR TA TA RU ANG KA WASAN

Pasal 6

Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Kola Negara dibagi atas 4(empat) bagian, meliputi:
a. Rencana Pengembangan Penduduk
b. Rencana Struktur Tingkat Pelayanan
c. Kawasan-kawasan Kegiatan Ekonomi
d. Struktur Jaringan Transportasi
BAB IV......so.oooo
BAB IV
SISTEMATIKA
Pasal 7

Sistematika RDTR Kota Negara terdiri dari:


a. BAB I Pendahuluan
b. BAB II Pengcrtian, Visi dan Misi, dan Konsep RDTR Kota Negara
c. BAB III Kebijaksanaan RDTRK
d. BAB JV Potensi dan Permasalahan Perencanaan
e. BAB V Jdentifikasi dan Skenario
f. BAB VI Rencana Detail Tata Ruang Kota
g. BAB VII Pengelolaan Rencana

Pasal 8
Buku RDTR Kota Negara, buku Fakta dan Analisa RDTR Kota Negara, Album Peta Kota
Negara scbagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9

Dalam upaya untuk mewujudkan visi RDTR Kota Negara, maka misi RDTR Kota Negara
schagai berikut:

I. Struktur Tata Ruang Kota


Struktur tata ruang kota dikembangkan atas bagian-bagian kota dimana setiap bagian-
bagian kota dengan penekanan utama fungsi bagian kota. Didalamnya terdapat struktur
ruang bagian kora, sampai unit-unit terkecil pembentuk bagian-bagian kota secara
integrated. Bagian-bagian kota terdiri dari bagian Utara, Timur, Selatan, Barat dan
Tengah terkait dengan 5 (lima) arah (Papincer Bhuana), sedangkan struktur bagian-
bagian kota dilengkapi dengan fasilitas pendukung utama bagian kota dan fasilitas
bagian kota seperti: pendidikan. ibadah, kesehatan, rekreasi, olah raga dan lainnya,
implementasinya dengan mengacu fasilitas sebagai berikut :
a. Pendidikan
I. Dengan mempertahankan dan memantapkan sekolah yang ada (TK,SD, SMP,
SMA) yang nanti pengembangannya diarahkan pada bagian-bagian pusat
pelayanan ruang sesuai dengan rencana bagian kota.
2. Untuk tingkat akademi dan uni vcrsitas dicanangkan lokasinya diarahkan ke
daerah transisi dan tetap mendukung struktur tata ruang kota.

b. Jbadah .
b. lbadah
I. Mcmpertahankan tempat ibadah yang telah ada, dan pengembangan baru di
pusat-pusat pelayanan bagian kola.
2. Mempertahankan kawasan suci, jalur prosesi ritual serta merevitalisasi tempat-
tempat yang disucikan.
c. Kesehatan
Mempertahankan fasilitas kesehatan yang telah ada, dan pengembangannya
diarahkan pada pusat-pusal pelayanan.
d. Rekreasi
Pengembangan pada pusat-pusat bagian kota, dan sub pusat pelayanan sesuai
dengan besaran dan kebutuhannya
2. Sistem Transportasi
Sistem transportasi dengan memandang kota sebagai pemukiman skala besar dimana
sistem transportasi mayor berada pada bagian nista. Sistem transportasi ini sebagai
bagian jalan utama masuk menuju kota yang dicerminkan dalam entrance gate
sedangkan untuk masuk kola dibuatkan ruang terbuka antara sebagai pendukung
gerbang (gate) kola. Sistem transportasi dengan menetapkan, mengubah atau
menambah transportasi baru sehingga menjadi linkage kota yang berpola dan terpadu.
Arah pengembangan sislem lransportasi dengan mengarahkan lalu lintas seefektif
mungkin, dengan langkah-langkah yang dilakukan adalah :
a. Membuka dan merangsang perkembangan dan pertumbuhan pemukiman
b. Mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan
c. Tidak terjadi konflik antar kendaraan-kendaraan antar kota dan dalam kota
d. Menciptakan integrated tranportation (transportasi terpadu antara mobil dan KRL)
3. Sektor Kegiatan Kota
Serktor kegiatan kota yang kompleks akan disesuaikan dengan fungsi dan kegiatan
bagian-bagian kota. Kegiatan utama kota dengan menekankan jasa dan industri,
dimana jasa dibidang perdagangan sebagai kota grosir dengan terminal kargo untuk
Bali, sedangkan industri dengan menckankan pada industri kecil dan rumah tangga.
Dengan demikian sektor kegiatan kota diarahkan pada:
a. Perdagangan
I. Pengembangan perdagangan yang baru di arahkan pada bagian-bagian nista atau
diluar kawasan suci kola. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban pusat
kota, disamping untuk memberikan dorongan perkembangan bagi daerah-daerah
baru, serta mengurangi degradasi kawasan suci.
3. Pengembangan terminal kargo dimaksudkan untuk memberikan kebebasan
transaksi yang tidak berpengaruh pada kegiatan bagian-bagian kota.

b. T ransportasi .
b.Transportasi
Pengembangan jaringan baik primer maupun skunder serta penyediaan sarana
terminal umum terpadu untuk berbagai jenis kendaraan mobi I dan kemungkinan
keberadaan KRL di masa mendatang.
4. Sumber Daya Manusia
Dalam pengembangan sumber daya manusia masyarakat Kota Negara melalui
peningkatan kesejahteraan, ekonomi rakyat, stabilitas, penegakan hukum, kepribadian
dan budaya, penyelenggaraan sistem pemerintahan secara dinas dan adat dengan cara
sebagai berikut:
a. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia untuk
mcningkatkan kescjahteraan masyarakat,
b. Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian dan
mcmiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama yang toleran dan
damai,
c. Memberdayakan ekonomi rakyat dengan meningkatkan dan mengembangkan sektor
pertanian dalam arti luas untuk menunjang sektor pariwisata, industri dan
perdagangan disamping sektor lainnya,
d. Mewujudkan stabilitas daerah yang mantap dan terkendali melalui penegakan
kedaulatan rakyat dalam setiap aspek kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara serta memberdayakan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial dan
politik,
e. Mewujudkan supremasi hukum bagi setiap masyarakat yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 serta menjujung tinggi hak azasi manusia,
f. Mengembangkan sistem administrasi pemerintah dan pembangunan yang efektif,
efesien dan tranparan serta menciptakan aparatur yang bersih dan berwibawa serta
senantiasa mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 10

Kawasan Pembentuk Struktur Tata Ruang Kota Negara meliputi:

I. Kawasan Pusat Perdagangan Regional berfungsi sebagai perdagangan skala regional


dalam kota, berlokasi di Kelurahan Dauhwaru dengan wilayah pelayanan untuk skala
regional, skala Kabupaten Jembrana dan skala Kota Negara.

2. Kawasan Terminal Kota berfungsi sebagai terminal antar kota/dalam Kabupaten


Jembrana dan Kota Negara serta angkutan pedesaan, berlokasi di Kelurahan Pendem
dengan wilayah pelayanan skala Kabupaten dan Kota Negara.

3. Kawasan Industri, berfungsi sebagai industri kecil dan aneka industri, berlokasi di
Kelurahan Lelateng, Baler Bale Agung, Loloan Timur. Loloan Barat, Dauhwaru dan
Desa Dangin Tukadaya, dengan wilayah pelayanan skala Kaupaten Jembrana, dan
Kota Negara.

4. Kawasan Permukiman......................

------------ ------ -- -------------- ----- ------ -


4. Kawasan Pemukiman Campuran berfungsi sebagai perurnahan. perdagangan dan jasa
(Ruko dan Rukan) berlokasi di Kelurahan Lelateng, Baler Bale Agung, Loloan Timur.
Loloan Barat, Banjar Tengah, Dauhwaru dan Sangkaragung dengan wilayah pelayanan
untuk skala Kabupaten Jembrana dan Kata Negara.

5. Kawasan Militcr berfungsi sebagai fungsi Militer dan Polisi (TNI da POLRI),
berlokasi di Kelurahan Pendem dan Dauhwaru dengan wilayah pelayanan untuk skala
Kabupaten Jembrana dan Kata Negara.

6. Kawasan Pusat Pariwisata dan Pendidikan. berfungsi sebagai pemerintahan Kabupaten


Jembrana, Kantor Pos dan Giro, Sekolah, berlokasi di Kelurahan Dauhwaru, Baler
Bale Agung, Pendem dan Lelateng, dengan wi!ayah pelayanan untuk skala Regional,
Ka bu paten Jembrana dan Kota Negara.
7. Kawasan Pelayanan Kesehatan, berfungsi sebagai Rumah Sakit Umum, Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan dan Apotik, berlokasi di Kelurahan
L.elateng, Baler Bale Agung, Loloan Timur, Loloan Barat, Banjar Tengah, Dauhwaru,
angkaragung dan Desa Dangin Tukadaya.

8. Kawasan Pusat Perdagangan Kota dan Bagian Kota, berfungsi sebagai Ruko dan jasa,
berlokasi di Kelurahan Baler Bale Agung, Pendem, Dauhwaru, dan Desa Dangin
Tukadaya, dcngan wilayah pelayanan untuk skala Pusat Kota dan Bagian Wilayah
Kota.

9. Kawasan Peribadatan, berfungsi sebagai Pura, Masjid, Gereja, Wihara/Kelenteng,


berlokasi secara terdistribusi, dengan wilayah pelayanan untuk skala Kabupaten
Jembrana dan Kota Negara.

I 0. Kawasan Kebudayaan dan tempat rekreasi, berfungsi sebagai Gedung Pertemuan,


Gedung Serbaguna, Bioskop dan Gedung Kesenian, berlokasi di Kelurahan Banjar
Tengah dan Lelateng, dengan wilayah pelayanan unluk skala Kabupaten Jembrana dan
Kota Negara.

H. Kawasan Sarana Olah Raga dan Ruang Terbuka Hijau Kola (RTHK), berfungsi
sebagai Lapangan Olah Raga, Kuburan/ Taman Makarn Pahlawan. Sawah. Tegalan dan
Hutan Kata, berlokasi secara terdistribusi, dengan wilayah pelayanan untuk skala
Kabupaten Jembrana dan Kota Negara.
12. Kawasan Terminal Regional (Angkutan Penumpang) berfungsi sebagai angkutan antar
kola dan antar propinsi, berlokasi di Desa Kaliakah, dengan wilayah pelayanan untuk
skala Kabupaten Jembrana dan Kata Negara

3. Kawasan Terminal Angkutan Barang, berfungsi sebagai Angkutan Barang antar


kota/propinsi, berlokasi di Desa Baluk, dengan wilayah pelayanan untuk skala
Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali, dan Antar Propinsi.
14. Kawasan Terminal Kota, berfungsi sebagai angkutan penumpang dalam, kota,
berlokasi di Kelurahan Pendem, dengan wilayah pelayanan untuk skala Kata Negara.

BAB YI.. .
BAB VI
PENUTUP
Pasal 1L
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Jembrana.

Ditetapkan di : Negara
pada tanggal : 20 Juni 2006

BUPATIJEMBRANA,

I GEDE WINASA

pada tanggal : 20 Juni 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA,

I GDE SUINAYA

(BERITA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2006 NOMOR 15 )

Anda mungkin juga menyukai