Anda di halaman 1dari 9

JAWABAN - UAS

TEKNIK SUNGAI

BENNY HAMDI RHOMA P


0707120097
KELAS : C
1. Describe phenomenon of helicoidal's force?

Aliran helicoidal adalah gerakan spiral air sungai yang menyebabkan terkikisnya sisi luar
sungai dan pengendapan pada sisi dalam sungai. Besarnya kecepatan arus melintang berkisar
antara 10-15% dari kecepatan pada arah utama aliran dengan cirri bahwa di dekat
permukaan, arus melintang bergerak kearah belokan dalam. Helicoidal aliran adalah
cockscrew (spiral) gerakan yang menyebabkan perpindahan air sungai sehingga terjadi
kikisan akibat beban dari luar ke tepi sebuah sungai. Pada belokan sungai, biasanya
terjadinya gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal pada belokan akan menyebabkan timbulnya
arus melintang sungai, dan bersama-sama dengan aliran utama membentuk aliran helicoidal.

Erosi dan endapan sungai karena aliran helicoidal ini menyebabkan terbentuknya liku sungai.
Dampak utama akibat aliran helicoidal ini adalah terjadinya serangan pada tebing sungai
pada sisi luar belokan, serta pengendapan atau sedimentasi pada dasar sungai di dekat sisi
dalam belokan.

Gaya yang bekerja dan skema aliran helicoidal yaitu:

1.
2.

Persamaan aliran di sisi tengah aliran (midstream channel) menurut Rozovskii (1957):

Dengan:

R = jari-jari belokan rerata (m)

H = kedalaman air rerata (m/detik)

Vmean = kecepatan yang mewakili tampang = Q/A


k = konstanta Kappa = 0,4

C = koefisien Chezy =

n adalah angka kekasaran manning dan R adalah radius hidraulik (m)

2. Jelaskan fungsi dan jenis bangunan pada sungai

a. Sudetan
Sudetan adalah saluran terbuka yang berfungsi untuk memindahkan atau membagi aliran sungai.
Pada umumnya sudetan terjadi pada sungai yang berbelok-belok sehingga alirannya dapat
diluruskan.
Berdasarkan cara pembentukan, sudetan terbagi dua:
1. Sudetan Alam
2. Sudetan Buatan

Sudetan alam adalah sudetan yang terbentuk karena proses fenomena alam, seperti:
a. Arus besar, antar belokan luar berjarak dekat
b. Gerusan pada belokan luar sangat besar
c. Belokan dalam terjadi pengendapan yang intensif
d. Terjadi perubahan arah alur secara horizontal dan vertikal

Bangunan sudetan adalah sudetan yang sengaja dibangun dengan fungsi memindahkan atau
membagi aliran sungai untuk menghindari luapan atau banjir.
Hal ini dikarenakan:
1. Gerusan pada belokan luar sangat meningkat
2. Kerusakan terjadi pada tebing sungai
3. Adanya ancaman kerusakan kaki tanggul
4. Pengendapan yang intensif belokan dalam
5. Alur sungai menjadi lebih panjang
6. Adanya gangguan kelancaran aliran banjir.
b. Tanggul
Tanggul disepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling penting
dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap genangan-genangan
yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang). Atau dalam kata lain tanggul
merupakan upaya struktural untuk mengatasi masaalah banjir,
Fungsi Tanggul
 Menaikkan elevasi pinggiran sungai
 Penahan luapan air dari sungai
 Memperbesar kapasitas debit sungai
 Mencegah banjir akibat luapan sungai
 Melindungi tebing sungai dari erosi
 Sarana jalan darat
c. Krib
• Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai ke arah tengah guna
mengatur arus sungai yang bertujuan untuk :
1. Mengatur arah arus sungai
2. Mengurangi kecepatan arus sungai
3. Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai
4. Mengkonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan
d. Perkuatan Lereng
Perkuatan lereng adalah bangunan yang ditempatkan pada permukaan suatu lereng guna
melindungi suatu tebing alur sungai atau permukaan lereng tanggul.
Fungsi perkuatan lereng Berdasarkan lokasinya perkuatan lereng terdiri atas 3 jenis yaitu:
1. Perkuatan lereng tanggul dibangun pada lereng tanggul yang gunanya untuk
melindungi terhadap gerusan arus sungai
2. Perkuatan lereng sungai dibangun pada tebing alur sungai gunanya untuk
mencegah proses meander pada alur sungai
3. Perkuatan lereng menerus dibangun pada lereng tanggul dat tebing sungai secara
menerus.
3. Jelaskan fenomena pertemuan sungai

Pada satu catchment area terdiri dari induk sungai dan anak sungai. Pertemuan antara dua aliran
disebut junction, pertemuan dua junction merupakan river stretch. Lokasi anak sungai dalam
suatu daerah pengaliran ditentukan oleh keadaan daerahnya. Ada sungai mempunyai dua anak
sungai yang mengalir bersama-sama dan bertemu setelah mendekati muara yang disebut sungai
tipe sejajar. Sebaliknya ada pula sungai-sungai yang anak-anak sungainya mengalir menuju suatu
titik pusat yang disebut dengan tipe kipas. Pada river stretch banyaknya air mengalir sama
dengan air yang berasal dari hulu dan air yang berasal dari surface run off dan ground water
drainage yang ditambahkan pada stream sepanjang sungai.

4. Apa yang anda lakukan dalam proses perencanaan bangunan pengendali banjir

Yang dilakukan dalam merencanakan bangunan pengendali banjir :

1. Melakukan survey alam untuk mengetahui kondisi alam setempat


2. Mengumpulkan data hidrologi setempat
3. Menseleksi gagasan bangunan air yang tepat untuk mengatasi banjir
4. Menghitung studi kelayakan
5. Pelaksanaan

5. Describe various types of configuration riverbeds that produce various types of river
flow.

Dalam interpretasi pola aliran dapat mudah dilakukan dengan pemanfaatan data penginderaan
jauh baik citra foto ataupun non foto sangat terlebih lagi apabila data penginderaan jauh yang
stereoskopis (foto udara) dengan menampakkan 3 dimensional, sehingga hasil yang didapatkan
akan maksimal. Citra satelit yang paling baik digunakan untuk mengetahui pola aliran adalah
citra radar (ifsar) yang menghasilkan kenampakan tiga dimensi yang paling baik. Pola aliran
mempunyai berbagai jenis pola, diantaranya ialah dendritic, paralel, radial, trelis, rectangular,
centripetal, angular dan multibasinal. Gambar 3. merupakan jenis-jenis pola aliran sungai dalam
DAS.
Pola Aliran Sungai

1. Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut
yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur,
umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan
batuan kristalin yang homogen.
2. Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya
membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada
daerah rekahan dan patahan.
3. Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-
sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng
yang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar
dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
4. Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai
utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit
dengan litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.
5. Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang
arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian
bawah.
6. Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang pada
vulkan atau dome.
7. Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di
kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
8. Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir
tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.
9. Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk
sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang
lerengnya terjal.
10. Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama,
melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst.

Morisawa (1985) menyebutkan pengaruh geologi terhadap bentuk sungai dan jaringannya
adalah dinamika struktur geologi, yaitu tektonik aktif dan pasif serta lithologi (batuan).
Kontrol dinamika struktur diantaranya pensesaran, pengangkatan (perlipatan) dan kegiatan
vulkanik yang dapat menyebabkan erosi sungai. Kontrol struktur pasif mempengaruhi arah
dari sistem sungai karena kegiatan tektonik aktif. Sedangkan batuan dapat mempengaruhi
morfologi sungai dan jaringan topologi yang memudahkan terjadinya pelapukan dan
ketahanan batuan terhadap erosi

Anda mungkin juga menyukai