LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 11 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENYUSUNAN, PENINJAUAN KEMBALI,
REVISI, DAN PENERBITAN PERSETUJUAN
SUBSTANSI RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI, KABUPATEN, KOTA, DAN RENCANA
DETAIL TATA RUANG
1. Persiapan
Kegiatan persiapan, meliputi:
a. penyusunan kerangka acuan kerja, meliputi:
a) pembentukan tim penyusun RTRW Kabupaten beranggotakan:
a) organisasi perangkat daerah Kabupaten yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang penataan ruang, lingkungan
hidup, serta organisasi perangkat daerah terkait lainnya;
b) Kantor Badan Pertanahan Nasional;
c) tim ahli yang diketuai oleh profesional perencanaan wilayah dan
kota yang bersertifikat, memiliki pengalaman di bidang
perencanaan wilayah minimal 10 tahun dan memiliki pengalaman
berpraktik di wilayah kabupaten tersebut, dengan anggota
profesional pada bidang keahlian yang paling kurang terdiri atas:
(1) sistem informasi geografis;
(2) survei dan pemetaan;
(3) ekonomi wilayah;
(4) infrastruktur;
(5) transportasi;
(6) lingkungan;
(7) kebencanaan:
(8) kependudukan;
(9) sosial dan budaya;
(10) ilmu tanah;
(11) hukum; dan
(12) bidang keahlian lainnya sesuai karakteristik wilayah
kabupaten, antara lain:
(a) pengelolaan pesisir;
(b) oseanografi;
(c) geologi pantai;
(d) perikanan;
(e) kehutanan;
(f) pariwisata;
(g) antropologi budaya;
(h) konservasi lingkungan;
- 81 -
1
Citra satelit yang digunakan harus berumur tidak lebih dari satu tahun pada saat penyusunan
rencana dengan resolusi 10 m – 15 m.
- 83 -
2
Daerah Fungsional Perkotaan atau FUA adalah/ kumpulan atau aglomerasi desa-desa yang secara
fungsional telah memiliki ciri kehidupan perkotaan. Daftar dan peta sebaran desa-desa yang telah
memiliki ciri kehidupan perkotaan beserta data lengkapnya dapat diperoleh pada Biro Pusat Statistik
(BPS) atau Kantor Statistik di masing-masing kabupaten.
- 88 -
Hasil kegiatan pengolahan data dan analisis ini akan menjadi bahan
untuk menyusun alternatif konsep rencana, akan didokumentasikan
dalam Buku Fakta dan Analisis.
4. Perumusan Konsepsi
a. Kegiatan penyusunan konsep RTRW Kabupaten, terdiri atas:
1) penyusunan alternatif konsep rencana, yang berisi:
a) rumusan tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan
wilayah kabupaten; dan
b) konsep pengembangan wilayah kabupaten (berupa sketsa
spasial yang mempertimbangkan skenario dan asumsi).
Penyusunan alternatif konsep rencana ini berdasarkan prinsip
optimasi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten (ruang darat, ruang
laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi) sesuai dengan
analisis lingkungan hidup dan/atau mempertimbangkan
rekomendasi perbaikan hasil pelaksanaan KLHS.
2) pemilihan konsep rencana.
3) perumusan rencana terpilih menjadi muatan RTRW Kabupaten,
disertai pembahasan antarsektor yang dituangkan dalam berita
acara.
Bagan tata cara penyusunan RTRW Kabupaten tercantum dalam Gambar II.1.
- 90 -
GAMBAR II. 1
TATA CARA PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
- 91 -
3
Hirarki adalah hubungan antara pusat kegiatan dengan pusat kegiatan lain yang lebih tinggi atau
lebih rendah.
4
Jejaring adalah hubungan antar pusat kegiatan yang setingkat.
- 93 -
4) sistem jaringan sumber daya air yaitu prasarana sumber daya air,
meliputi:
a) sistem jaringan irigasi, meliputi:
(1) jaringan irigasi primer;
(2) jaringan irigasi sekunder;
(3) jaringan irigasi tersier; dan/atau
(4) jaringan irigasi air tanah.
b) sistem pengendalian banjir meliputi:
(1) jaringan pengendalian banjir; dan/atau
(2) bangunan pengendalian banjir.
c) bangunan sumber daya air.
d) Instansi Pelaksana
Instansi pelaksana program utama meliputi pemerintah (sesuai
dengan kewenangan masing-masing pemerintahan), dan dapat
melibatkan pihak swasta serta masyarakat.
e) Waktu Pelaksanaan
Usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu
perencanaan 5 (lima) tahun pertama dirinci ke dalam program
utama tahunan.
2) Indikasi program jangka menengah 5 (lima) tahun kedua sampai
dengan 5 (lima) tahun keempat, diuraikan dalam bentuk narasi yang
akan menjelaskan program-program utama untuk perwujudan
struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis dalam wilayah
kabupaten.
TABEL II.1.
CONTOH TABEL INDIKASI PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN RTRW KABUPATEN
Waktu Pelaksanaan
Sumber Instansi
No Program Lokasi Tahun ke - Tahun ke - Tahun ke - Tahun ke -
Pendanaan Pelaksana Tahun ke -1
2 3 4 5
A. Perwujudan Struktur Ruang
1. Sistem Pusat Permukiman
1.1. ………..
1.2. ………..
2. Sistem Jaringan Transportasi
*Contoh: Peningkatan Kecamatan A APBD Dinas
kualitas terminal Perhubungan
penumpang
3. Sistem Jaringan Energi
3.1. ………..
3.2. ………..
B. Perwujudan Pola Ruang
1. Kawasan Lindung
1.1. Kawasan yang
memberikan
perlindungan
kawasan
bawahannya
*Contoh: Kecamatan A APBN, Kementerian
Pengembalian fungsi dan Kecamatan APBD Lingkungan
lindung hutan lindung B Hidup dan
dengan rehabilitasi dan Kehutanan,
reboisasi Dinas
Kehutanan
2. Kawasan Budidaya
2.1. ………..
2.2. ………..
C. Perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten
1.1. ………..
1.2. ………..
- 111 -
4) ketentuan insentif
a) insentif merupakan perangkat untuk memotivasi, mendorong,
memberikan daya Tarik, dan/atau memberikan percepatan
terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang memiliki nilai tambah
pada zona yang perlu didorong pengembangannya;
b) ketentuan insentif disusun berdasarkan:
(1) rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah
kabupaten dan kawasan strategis kabupaten;
(2) ketentuan umum zonasi kabupaten; dan
(3) peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.
c) ketentuan insentif berupa:
(1) insentif fiskal berupa pemberian keringanan pajak, retribusi,
dan/atau penerimaan bukan pajak; dan/atau
(2) insentif non fiskal berupa pemberian kompensasi, subsidi,
imbalan, sewa ruang, urun saham, fasilitasi Persetujuan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang, penyediaan
sarana dan prasarana, penghargaan, dan/atau publikasi
atau promosi.
d) ketentuan insentif meliputi:
(1) dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah daerah
lainnya dapat berupa:
(a) pemberian kompensasi;
(b) pemberian penyediaan sarana dan prasarana;
(c) penghargaan; dan/atau
(d) publikasi atau promosi daerah.
(2) dari pemerintah kabupaten kepada masyarakat dapat
berupa:
(a) pemberian keringanan pajak dan/atau retribusi;
(b) subsidi
(c) pemberian kompensasi;
(d) imbalan;
(e) sewa ruang;
(f) urun saham;
(g) fasilitasi persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan
ruang;
(h) penyediaan sarana dan prasarana;
(i) penghargaan; dan/atau
(j) publikasi atau promosi.
- 116 -
5) ketentuan disinsentif
a) disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah dan/atau
memberikan Batasan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang
sejalan dengan RTR dalam hal berpotensi melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan;
b) ketentuan disinsentif disusun berdasarkan:
(1) rencana struktur ruang, rencana pola ruang wilayah
kabupaten dan kawasan strategis kabupaten;
(2) ketentuan umum zonasi kabupaten; dan
(3) peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.
c) ketentuan disinsentif berupa:
(1) disinsentif fiskal berupa pengenaan pajak dan/atau retribusi
yang tinggi; dan/atau
(2) disinsentif non fiskal berupa:
(a) kewajiban memberi kompensasi atau imbalan;
(b) pembatasan penyediaan sarana dan prasarana;
dan/atau
(c) pemberian status tertentu.
d) ketentuan disinsentif meliputi:
(1) dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah daerah
lainnya, dapat berupa pembatasan penyediaan sarana dan
prasarana.
(2) dari pemerintah kabupaten kepada masyarakat, dapat
berupa:
(a) pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi;
(b) kewajiban memberi kompensasi atau imbalan;
dan/atau
(c) pembatasan penyediaan sarana dan prasarana.
d. Arahan sanksi
1) arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa
saja yang melakukan pelanggaran ketentuan kewajiban pemanfaatan
ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.
C. Format Penyajian
Konsep RTRW Kabupaten disajikan dalam dokumen sebagai berikut:
1. Materi Teknis RTRW Kabupaten, terdiri atas:
a. Buku Fakta dan Analisis yang dilengkapi dengan peta-peta dan alternatif
konsep rencana;
b. Buku Rencana yang disajikan dalam format A4 sekurang-kurangnya
memuat pendahuluan (dasar hukum, profil wilayah, isu strategis, peta
terkait profil wilayah); tujuan; kebijakan; dan strategi pengembangan
wilayah; rencana struktur ruang; rencana pola ruang; kawasan strategis;
arahan pemanfaatan ruang; dan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang; dan
c. Album Peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala 1:50.000 yang
dicetak dalam kertas ukuran A1 dan dilengkapi dengan peta digital yang
mengikuti ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh
lembaga yang berwenang. Sistematika penyajian album peta sebagaimana
tercantum pada Tabel II.2.
2. Naskah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang RTRW Kabupaten
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang sekurang-
kurangnya terdiri atas:
a. Raperda yang merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana
sebagaimana dimaksud pada angka 1.b; dan
b. Lampiran yang terdiri atas peta rencana struktur ruang, peta rencana pola
ruang, dan peta kawasan-kawasan strategis kabupaten, serta tabel indikasi
program utama.
TABEL II.2
SISTEMATIKA PENYAJIAN ALBUM PETA RTRW KABUPATEN
2. Peta Rencana Pola a. Skala 1:50.000, bila tidak dapat disajikan secara utuh
Ruang dalam 1 lembar kertas, peta disajikan dalam beberapa
lembar. Pembagian lembar penyajian peta harus
mengikuti angka bujur dan lintang geografis yang
berurutan, seperti halnya pada peta rupa bumi;
b. Pada setiap lebar peta harus dicantumkan peta indeks
dan nomor lembar peta yang menunjukkan posisi
lembar peta yang disajikan di dalam wilayah kabupaten
secara keseluruhan;
c. Kandungan peta, meliputi:
1) Delineasi rencana peruntukan pemanfaatan ruang
sesuai dengan klasifikasi pola ruang wilayah
kabupaten;
2) Sungai, jaringan kolektor primer dan lokal primer;
3) Rel kereta api; dan
4) Nama-nama tempat (kecamatan, kelurahan/desa).
ttd.
SOFYAN A. DJALIL