Anda di halaman 1dari 41

PENGENDALIAN

SENGKETA BERSENJATA

T O T
2 0 1 9
PRIYAMBODO, SH.
KOLONEL LAUT (KH) NRP.11812/P
KDS.
RIWAYAT PENDIDIKAN
UMUM : S-1
: KUMLATER

MILITER : SEPA PK 1994/1995; DIKLAPA II/04


DIKREGSESKOAL 49/2011.

RIWAYAT JABATAN :

1. KASI KUMLATER DISKUM LANTAMAL V (SBY)’95


2. KASUBDIS DARGAKKUM DISKUM LANTAMAL X (JPR)’2000
3. KASUBDIS BANKUM DISKUM LANTAMAL V (SBY) 2003
4. KASIDARGAKKUM DISKUM ARMATIM “2004
5. KAMAHKUM AAL (SBY)’2009
6. KASUBDEPKUMLA DEPOPS SESKOAL (JKT)’11
7. KADISKUM LANTAMAL IV TPI (2013-2016)
8. KABAGUM KODIKLATAL (2016-2017)
9. KASUBDIS PENYULUHAN /BAKAMLA ( 2017 -2019)
1. Tindakan Persiapan Sebelum Perang

a. Tindakan strategis.

➢ Tindakan persiapan dalam sengketa bersenjata


menurut HHI.

➢ Langkah menciptakan situasi damai

kumlater.diskumal@gmail.com
Tindakan Pencegahan untuk:
1. Menghindarkan pecahnya sengketa bersenjata

2. Menghindarkan suatu sengketa keluar wilayah dari negara


yang bersengketa .
3 Tindakan Menyelesaikan Sengketa Secara Damai

1. Negosiasi

2. Kerja sama dengan badan penengah, mediasi, konsiliasi, atau jasa- jasa
penyelidikan.

3. Penyelesaian Arbitrase atau Mahkamah Internasional.


Contoh

> Setiap negara membutuhkan perundang-undangan nasional yang dapat menjamin


diterapkannya HHI
> Instruksi dan perintah harus diberikan tidak boleh bertentangan dengan HHI

> Prajurit harus dilatih agar mampu memahami penerapan HHI


➢ Penasehat hukum militer memberikan nasehat kepada para komandan militer
mengenai tingkat penerapan HHI
➢ Biro Informasi Nasional (National Information Bureau) menerima dan meneruskan
keterangan yang berkaitan dengan tawanan perang serta orang asing
B. Tindakan Administratif dan Eksekutif. Ditujukan untuk

1. HHI dipahami prajurit militer(Perang darat)


dan penduduk sipil

2. Menjamin penerapan HHI (Perang laut)

(Tawanan perang)

(Orang sipil)

Kapten Chk Achmad Fadilah, S.H., M.Hum


➢ Badan Pendaftaran Kematian (Graves Registration Service) untuk mencatat tempat
kematian dan kuburan serta tempat penyimpanan abu jenazah.

➢ kriteria dan tanggung jawab untuk mengatur pemulangan orang dan obyek
yang dilindungi, pemberian tanda pembeda terhadap orang dan obyek yang
dilindungi serta penentuan tentang penggunaan tanda pembeda

➢ Mengidentifikasi tawanan perang dan interniran sipil (misalnya kartu penahanan,


kartu interniran, surat keterangan kematian, surat keterangan repatriasi, kartu
korespondensi).

➢ Tawanan perang diberi kartu identitas. Kartu tersebut harus berukuran 6,5 X 10 cm
rangkap dua
2. Tindakan Selama Berlangsung Sengketa Bersenjata.
a. Evolusi Suatu Sengketa.

Sengketa bersenjata dimulai adanya:

1) Pernyataan perang atau pernyataan serupa lainnya

2) Ultimatum dengan pernyataan perang bersyarat.


Sengketa Bersenjata Non Internasional harus memenuhi syarat:

1) Level Intensitas Kekerasan.

2) Organisasi Militer
Operasi-operasi militer boleh meluas:
1) Ke dalam ruang udara nasional dari negara yang bersengketa
2) Ke dalam wilayah laut bebas dan ruang udara di atasnya

Operasi-operasi militer tidak boleh meluas:


1) Ke dalam ruang udara nasional dari negara netral yang tidak terlibat
2) Ke dalam wilayah daerah lain yang tunduk pada aturan Internasional
b. Tindakan Strategis.

Sejak dimulainya sengketa, para pihak yang berperang harus:

1) Berupaya memulihkan perdamaian

2) Berupaya menjamin penghormatan HHI

3) Berupaya mengendalikan sengketa bersenjata


Kebijaksanaan Keamanan Nasional harus ditujukan untuk:

1) Menghindari meningkatnya sengketa

2) Mengendalikan meningkatnya sengketa

Kebijakan tersebut memperhatikan Prinsip Proporsionalitas


c. Tindakan Administrasi dan Eksekutif.

dibuat persetujuan khusus antara pihak yang bersengketa atau dengan negara netral.

Contoh:

> Menjaga daerah tertentu berada jauh dari daerah operasi militer

> Menunda atau menghentikan sengketa untuk sementara waktu di daerah tertentu
d. Badan-badan Penengah.
Sengketa bersenjata mempengaruhi hubungan tertentu yang terbentuk pada waktu damai ,
pemutusan hubungan diplomatik, pemutusan batas wilayah, penutupan hak lintas dan
telekomunikasi. Kekosongan-kekosongan yang terbentuk akibat hal tersebut dapat diisi melalui
tindakan dari badan-badan penengah

“Kuasa Pelindung”
Pihak netral yang ditunjuk dan telah disetujui melaksanakan fungsi yang ditugaskan
bagi Kuasa Pelindung menurut HHI.
Kuasa Pelindung tugas :

1) Mengunjungi dan memeriksa kamp-kamp, tawanan perang dan interniran sipil

1) Mengawasi dan bila perlu melakukan tindakan-tindakan dalam hal


> Penginterniran orang-orang sipil asing.

> Penuntutan pidana terhadap tawanan perang dan orang sipil warga
negara asing.

3) Memeriksa persediaan bahan makanan di daerah yang diduduki.

4) Membuat pernyataan dan penyelidikan mengenai pelanggaran atas perlindungan


benda-benda budaya.

5) Memberikan jasa-jasa baiknya dalam hal terdapat ketidaksepakatan yang berkaitan


dengan penerapan HHI
3. Daerah Operasi Pihak Yang Bersengketa.
Negara netral tidak perlu menerima semua zona eksklusif dan zona sejenisnya yang
dideklarasikan oleh pihak-pihak yang bersengketa. Kapal dan pesawat udara netral
yang berada di laut atau udara di atas laut bebas, harus menghindari daerah operasi
militer.

4. Tindakan Pihak Yang Bersengketa


Kebijakan netralitas dari suatu pihak yang bersengketa harus menjamin
penghormatan terhadap daerah netral, terutama bahwa angkatan bersenjata tidak
boleh memasuki daerah tersebut

5. Aksi-aksi Pertempuran di Daerah Netral.


Setiap aksi pertempuran dari angkatan bersenjata pihak yang bersengketa di daerah netral
merupakan suatu pelanggaran terhadap hukum kenetralan.
6. Menginternir Angkatan Bersenjata Pihak Yang Berperang.
Negara netral dapat menerima satuan-satuan serta anggota-anggota
angkatan bersenjata dari pihak yang bersengketa ke dalam wilayahnya.
Anggota angkatan bersenjata dari pihak-pihak yang bersenjata yang
tertangkap di wilayah netral harus diinternir dengan cara yang sama seperti
mereka yang masuk ke wilayah netral

7. Akses Sementara Pada Daerah Netral.


Negara netral dapat mengizinkan orang yang luka dan sakit dari pihak
yang bersengketa untuk melintasi daerah teritorialnya dengan syarat
mereka tidak membawa kombatan atau peralatan militer.
8. Tindakan Setelah Sengketa Bersenjata.
a. Berakhirnya Sengketa Bersenjata.
Suatu operasi militer dapat dihentikan dengan cara mengadakan persetujuan
gencatan senjata

b. Pemulihan Kembali Pada Keadaan Normal.


Memulihkan kembali keadaan normal bagi penduduk sipil

c. Repatriasi dan Pelepasan Orang dan Obyek.


Tawanan perang harus dilepaskan dan direpatriasi

d. Penanganan Orang Yang Hilang dan Meninggal Dunia.


KOMANDO DAN KENDALI
DALAM SENGKETA
BERSENJATA

T O T
2 0 1 9
1. Komando Dalam Sengketa Bersenjata

a. Tanggung Jawab Komandan.


Komandan dapat dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh prajurit yang berada di bawah komandonya

b. Kerja Sama Dengan Penguasa Sipil.

Untuk mengurangi resiko terhadap orang dan sasaran sipil yang


disebabkan oleh operasi militer, para Komandan harus mengupayakan
kerja sama yang erat dengan penguasa sipil.

kumlater.diskumal@gmail.com
c. Pencarian informasi tuk mengtahui
1. Organisasi dan lokasi musuh
2. Peralatan perang musuh
3. Taktik musuh.
4. Lingkungan operasi

Permasalahan pokok yang harus mendapatkan perhatian adalah:


1. Pembedaan Kombatan, non kombatan dan orang sipil
2. Tindakan yang sesuai prosedur/aturan
3. Perencanaan dan pengorganisasian berbagai jalur evakuasi.
4. Pengorganisasian sistem logistik,
5. Pelatihan yang cukup sebelum melakukan operasi militer yang sesungguhnya.
Pelaksanaan Komando
- Tugas pokok sesuai dengan situasi militer
- Tugas pokok tersebut harus konsisten HHI
- Aspek HHI harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan

Tugas pokok harus dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip HHI,


sehingga dalam pelaksanaan prajurit bawahan mempunyai
kepatuhan dan tidak bertentangan dengan tata tertib dan
disiplin
Unsur-unsur dalam Pengambilan Keputusan

1) Informasi mengenai segala sesuatu


(Perang darat)
2) Mempertimbangkan tindakan dan kehati-hatian sesuai HHI

3) Menganalisa situasi taktis (Perang laut)

(Tawanan perang)

(Orang sipil)

Kapten Chk Achmad Fadilah, S.H., M.Hum


Melalui data intelijen, seorang Komandan harus dapat:
1) Membuat penilaian yang benar dan akurat

2) Menentukan posisi obyek dan instalasi yang dilindungi

Tindakan pencegahan dalam merencanakan suatu operasi


militer bertujuan untuk meminimalkan korban dan kerugian
bagi penduduk sipil, serta akibat yang berlebihan.

Komandan dalam menganalisa situasi taktis mempertimbangkan


keadaan khusus termasuk pertimbangan kemanusiaan dan
pertimbangan kepentingan militer
Pengambilan Keputusan :
1. Hambatan tugas pokok
2. Tindakan pencegahan berdasarkan HHI.
3. Perkiraan resiko

Tugas yang dibebankan kepada prajurit bawahan harus memuat


rincian tindakan tertentu untuk menjamin penghormatan terhadap
HHI

Pengawasan Pelaksanaan Komando adalah untuk menjamin


pelaksanaan perintah sesuai dengan instruksi Komandan yang
dituangkan dalam tugas pokok.
Pelaksanaan Perang

Dua prinsip utama pembatasan tentang cara melakukan pertempuran yaitu:

1. Prinsip pembatasan penggunaan sarana/alat dan metode


tidak tak terbatas.

2. Prinsip proporsionalitas .
a. Larangan-larangan.
1) Menyerang penduduk sipil, obyek sipil, benda budaya, tempat ibadah dan
pesawat/kapal sipil dengan sengaja

2) Memaksa warga negara musuh untuk ikut serta dalam operasi melawan negara
mereka sendiri

3) Menyerang atau membom kota, desa, tempat tinggal atau bangunan yang tidak
dipertahankan

4) Melakukan penjarahan .

5) Melakukan tindakan balasan terhadap orang-orang yang dilindungi

6) Membuat penduduk kelaparan


7. Menyebarkan teror .

8. Memberikan perintah untuk menghabisi semua orang

9. Melakukan serangan terhadap obyek-obyek yang sangat


penting bagi kelangsungan hidup.

10. Menggunakan metode berperang yang secara khusus.

11. Menyerang waduk, pembangkit tenaga nuklir atau bendungan

12. Melakukan serangan secara membabi buta.


Perlindungan Harta Benda
Dilarang menghancurkan atau menyita barang-barang milik musuh
kecuali keperluan/kepentingan militer mengharuskan hal itu dilakukan

Tanda-tanda Perlindungan Lain


Huruf-huruf PW/POW ( Prisoner of War )
PG (Prisonnier de Guerre ) (tawanan perang)
Bendera putih semata-mata dimaksudkan sebagai suatu kehendak untuk
melakukan perundingan dengan musuh.

Tanda Silang Diagonal (oblige) berwarna merah di atas dasar putih


dapat digunakan untuk menunjukkan rumah sakit dan zona-zona
keselamatan.
Tindakan Pembalasan (Reprisal) dapat dilakukan apabila :

1) Tindakan tersebut dimaksudkan untuk menegakkan cara-cara


berperang yang sah.

2) Pemberian peringatan telah diberikan sebelumnya.

3) Bersifat proporsional (seimbang) terhadap pelanggaran HHI

4) Diprioritaskan pada suatu tingkat atau level pimpinan tinggi dan


tindakan tersebut dilakukan hanya terhadap para kombatan dan sasaran
militer.
Gencatan Senjata
Seorang Perwira memiliki kewenangan untuk mengatur suatu gencatan
senjata yang bersifat sementara untuk tujuan khusus dan terbatas

1. Evakuasi.

2. Jalur lintas bebas untuk mendatangkan bantuan

3. Kesejahteraan anak-anak

4. Berita-berita keluarga
Daerah dan Zona Yang Berada di Bawah Perlindungan Khusus

1. Zona Rumah Sakit dan Zona Keselamatan


2. Daerah yang tidak dipertahankan.
3. Zona Demiliterisasi persyaratan:

1. Semua kombatan, senjata dan peralatan militer yang bergerak


harus dievakuasi.
2. Instalasi militer yang bersifat tetap atau peralatannya tidak lagi
digunakan untuk bertempur.
3. Tidak ada lagi tindakan permusuhan yang dilakukan oleh para
penguasa atau penduduk sipil.
4. Setiap kegiatan yang berhubungan dengan militer harus dihentikan.
4. Zona Yang Dinetralisir

Zona ini difungsikan sebagai tempat berlindung dari akibat peperangan :

a) Para kombatan atau non kombatan yang luka dan sakit.


b) Orang-orang sipil yang tidak ikut dalam pertempuran dan ketika dia
berada di dalam zona-zona tersebut tidak bekerja untuk kepentingan
militer.

5. Penandaan (pemberian tanda).


Cara Melakukan Serangan
Serangan hanya dapat ditujukan kepada sasaran tertentu yang harus
diindentifikasi sebagai sasaran militer, dimana secara jelas serangan akan
ditujukan dan diarahkan semata-mata kepada obyek tersebut

Tanggung jawab untuk menentukan sasaran yang tepat:

1. Tergantung pada akibat yang ditimbulkan oleh senjata atau sistem


yang dipilih.
2. Terletak pada Komandan yang mempunyai kewenangan untuk
menentukan senjata atau sistem senjata apa yang akan dipakai untuk
menembak suatu sasaran.
Cara Melakukan Pertahanan
Pertahanan harus diorganisas. Orang-orang dan obyek sipil harus
dipindahkan dari sasaran militer

Bilamana terdapat suatu pilihan yang memungkinkan diantara


sejumlah posisi pertahanan musuh untuk mendapat suatu
keuntungan militer yang serupa, maka posisi musuh yang dipilih
untuk diserang harus posisi yang mengakibatkan bahaya paling
kecil terhadap orang-orang atau obyek sipil
Pergeseran Satuan dan Daerah Operasi
Satuan-satuan militer kecuali satuan kesehatan harus berpindah
tempat atau ditempatkan di luar daerah yang padat penduduk

Satuan yang terdapat di dalam atau di dekat daerah padat penduduk,


harus ditempatkan sedemikian rupa agar menimbulkan sedikit
mungkin bahaya terhadap daerah sipil
Pesawat Udara Asing
Pesawat udara asing, kecuali pesawat udara militer musuh tidak boleh
diserang dan harus mematuhi larangan dan pembatasan keluar masuk
ruang udara nasional.

Pesawat udara sipil asing dapat diserang bila:

1. Dikawal oleh pesawat militer musuh.


2. Melakukan penerbangan sendiri tanpa ijin.

Pesawat sipil asing yg menolak untuk merubah rutenya, atau menolak


untuk mendarat atau mengapung di perairan, maka pesawat tersebut
dapat diserang setelah diberi peringatan terlebih dahulu
Kapal Asing
kapal laut yang merupakan sasaran militer yang boleh diserang:
1. Kapal yang melaksanakan konvoi untuk kepentingan militer.
2. Kapal yang membawa barang bernilai militer.
3. Kapal yang mengangkut tentara angkatan bersenjata musuh.
4. Kapal yang melanggar blokade.

Kapal-kapal berikut ini tidak dapat ditangkap atau diserang:


1. Kapal rumah sakit termasuk sekocinya.
2. Perahu penyelamat pantai.
3. Kapal kartel, yaitu kapal yang berlayar berdasarkan persetujuan khusus.
4. Kapal yang melintas dengan tugas penyelamatan (safe conduct pass).
5. Perahu nelayan kecil di pantai.
6. Kapal dalam misi keagamaan dan keilmuan.
7. Kapal lainnya yang tidak mempunyai nilai militer.
Kapal Rumah Sakit
Para pihak yang bersengketa harus mengumumkan nama kapal-kapal rumah sakit
beserta kapal-kapal penolong pantai serta penjelasannya, meliputi:
1. Nomor pendaftaran,
2. Tonage,
3. Panjang,
4. Jumlah tiang dan cerobong kapal.
5. Permukaan luar kapal rumah sakit harus dicat putih dengan palang merah
berwarna merah tua atau bulan sabit merah atau kristal merah,
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai