Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 7 HUMANITER I CASE 3

Anggota :
1. Ahmad Yusuf (E0022020)
2. Andina Ertaridha (E0022044)
3. Dzaki Aji Fadillah (E0022132)
4. M Ilham Bintang (E0022314)
5. M Wildan (E0022326)
6. Zahwa Nolla M (E0022473)

Case 3
Ketika invasi Negara A ke Negara B berlangsung, Negara A menguasai jalur transportasi
Selat Anai yang sangat penting bagi jalur perdagangan internasional. Komandan Pasukan
Negara A mengeluarkan perintah yang termaktub dalam rules of engagement mereka bahwa
semua kapal perang yang melintasi wilayah itu harus dihancurkan, semua kapal dagang yang
melintas wajib melapor negara A, semua kapal yang tidak beridentitas harus dihancurkan dan
semua kapal yang tertutup patut dicurigai membawa roket dan amunisi persenjataan lawan
sehingga wajib untuk dihancurkan.

Analisis

● Prinsip-prinsip HHI yang dilanggar dalam Case 3


1. Prinsip Proporsionalitas (Proportionality)
Setiap serangan dalam operasi militer harus didahului dengan tindakan yang
memastikan bahwa serangan tersebut tidak akan menyebabkan korban ikutan dipihak
sipil yang berupa kehilangan nyawa, luka-luka, ataupun kerusakan harta benda
berlebihan dibandingkan keuntungan militer yang diharapkan langsung dari serangan
tersebut.

Alasan : Dalam kasus ini, Komandan Pasukan Negara A melanggar Prinsip


Proportionality tentang adanya korban ikutan di pihak sipil dan kerusakan harta benda
berlebihan yang tidak sebanding dengan keuntungan militer. Karena adanya perintah
untuk menghancurkan semua kapal yang melintas di wilayah tersebut, tanpa
mempertimbangkan apakah mereka membawa pasukan bersenjata, amunisi
persenjataan lawan atau tidak, karena bisa saja kapal tersebut milik warga sipil dan
tidak terlibat dalam perang.

2. Prinsip Pembedaan (Distinction)


Prinsip yang mengharuskan pihak yang sedang berperang untuk bisa membedakan
mana yang berpartisipasi dalam berperang dan mana yang tidak. Pihak yang
berperang dilarang menargetkan serangan pada objek sipil dan warga sipil yang tidak
terlibat.

Alasan : Negara A melanggar prinsip ini karena serangan mereka ditujukan pada
siapapun yang melewati Selat Anai yang merupakan jalur perdagangan internasional
yang mana siapapun bisa melewatinya. Mereka tidak membedakan apakah kapal yang
melintas termasuk dalam pihak yang berperang atau bukan, tanpa mempertimbangkan
nyawa warga sipil dan kerusakan yang ditimbulkan.

3. Prinsip Kemanusiaan (Humanity)


Prinsip paling penting dalam HHI dimana menekankan pada pentingnya menjaga dan
memperhatikan Hak Asasi Manusia yang mengecam seluruh kekerasan yang
melampaui batas dan tidak diperlukan dalam mencapai tujuan perang.

Alasan : Negara A melanggar prinsip kemanusiaan karena menghancurkan setiap


kapal yang melewati Selat Anai tanpa adanya pertimbangan kemanusiaan dan
menimbulkan kerusakan yang tidak perlu dalam tujuan perang. Hal ini juga termasuk
dalam kekerasan yang melampaui batas.

● Konvensi- konvensi Jenewa yang dilanggar dalam case 3 :


1. Konvensi Jenewa IV
Konvensi Jenewa IV mengatur tentang perlindungan warga sipil waktu perang.
penyerangan warga dan harta benda sipil dilarang, serangan yang dilakukan secara
membabi-buta juga dilarang.

Alasan : Negara A melanggar Konvensi Jenewa IV terbukti dengan tindakan mereka


yang membabi-buta, menghancurkan kapal yang tidak beridentitas dan semua kapal
yang tertutup. Selain itu juga tidak menutup kemungkinan dimana kapal yang
dihancurkan terdapat warga sipil yang tidak ikut serta atau tidak ada kaitannya dengan
perang yang ada.
● Protokol Tambahan yang dilanggar dalam case 3 :
1. Protokol Tambahan 1 (Additional Protocol 1)
Protokol Tambahan 1 tahun 1977 mengatur tentang perlindungan korban sengketa
bersenjata internasional.

Alasan: Negara A melanggar Protokol Tambahan 1 karena negara A menginvasi


negara B dalam artian konflik antar dua negara atau termasuk ke dalam sengketa
bersenjata internasional. Selain itu, tindakan negara A yang membabi buta dengan
menghancurkan kapal yang tidak beridentitas dan tertutup yang dimana tidak menutup
kemungkinan terdapat warga sipil di dalamnya baik dari negara B atau warga sipil
dari negara lain yang tidak ada kaitannya dengan perang. Sehingga, warga sipil bisa
menjadi korban perang akibat tindakan dari negara A.

Anda mungkin juga menyukai