Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

VARIABILITAS DAN PERUBAHAN IKLIM


“Kajian Pola Arus Permukaan di Selat Bali Menggunakan Data Model”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

Alifficionaldo Agpri Putra (11.17.0037)

Bedi Hursepuny (11.17.0044)

Davisal Fikri (11.17.0046)

Priscellia Tati Bernard (11.17.0061)

Puteri Sunitha Aprisani Corputty (11.17.0062)

METEOROLOGI 5B

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan malakah
yang berjudul : “Kajian Pola Arus Permukaan di Selat Bali Menggunakan data Model
dan ADCP ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan
mata kuliah Variabilitas dan Perubahan Iklim (VPI) .

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


kepada pihak-pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini agar kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Tangerang Selatan, 12 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ 4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 6
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ 8
2.2. Dasar Teori ................................................................................................................. 8

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian....................................................................................................... 8
3.2. Lokasi Penelitian ........................................................................................................ 8
3.3. Data dan Alat.............................................................................................................. 9
3.4. Teknik Pengolahan Data
3.4.1 Pengolahan Data Menggunakan ODV ........................................................... 12
3.4.2 Perhitungan Nilai Rata-rata Kecepatan dan Arah Arus ................................. 12
3.4.3 Pengolahan Data Menggunakan ArcGIS ....................................................... 12
3.5. Diagram Alir Penelitian ........................................................................................... 11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pola dan Kecepatan Arus Periode DJF .................................................................... 14
4.2. Pola dan Kecepatan Arus Periode MAM ................................................................. 18
4.3. Pola dan Kecepatan Arus Periode JJA ..................................................................... 21
4.4. Pola dan Kecepatan Arus Periode SON ................................................................... 23
4.5. Analisis Pola Arus Permukaan Selat Bali ................................................................ 23

BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 26
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arus Lintas Indonesia (Sprintall, J, dkk., 2009).......................................... 14


Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 17
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 17
Gambar 4.1.1 Peta Kecepatan Arus Permukaan Periode DJF ........................................ 18
Gambar 4.1.2 Current Rose Periode DJF ........................................................................ 18
Gambar 4.2.1 Peta Kecepatan Arus Permukaan Periode MAM ..................................... 18
Gambar 4.2.2 Current Rose Periode MAM .................................................................... 18
Gambar 4.3.1 Peta Kecepatan Arus Permukaan Periode JJA ......................................... 18
Gambar 4.3.2 Current Rose Periode JJA ........................................................................ 18
Gambar 4.4.1 Peta Kecepatan Arus Permukaan Periode SON ....................................... 18
Gambar 4.4.2 Current Rose Periode SON ...................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selat Bali adalah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa (di sebelah barat)
dengan Pulau Bali (di sebelah timur). Selat Bali dihubungkan dengan layanan kapal
ferry dengan Pelabuhan Gilimanuk (di Bali) dan Pelabuhan Ketapang (di Jawa). Selat
Bali ialah salah satu Selat yang memiliki dinamika pergerakan air yang sangat
kompleks karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di batas Selatan dan
berhubungan dengan perairan Selat Madura di bagian utara.
Perairan Selat Bali merupakan daerah yang menarik untuk dikaji karena lokasinya
yang mendapat pengaruh dari beberapa fenomena oseanografi diantaranya sistem arus
permukaan laut, Arus Lintas Indonesia (Arlindo), juga pengaruh dari pola pergerakan
angin muson. Selain itu, perairan Selat Bali memiliki produktivitas yang tinggi akibat
adanya fenomena upwelling yang terjadi secara musiman yang berhubungan dengan
Samudera Hindia. Adanya variasi interanual seperti Indian Ocean Dipole Mode
(IODM) di Perairan Samudera Hindia secara tidak langsung berpengaruh terhadap
kondisi suhu permukaan laut di perairan Selat Bali.
Arus adalah gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan oleh tiupan angin,
perbedaan densitas, atau pergerakan gelombang panjang. Pada masa sekarang ini arus
laut banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang menunjang kehidupan
manusia. Akan tetapi, penelitian tentang arus laut itu sendiri masih sedikit dilakukan
terutama di wilayah perairan Indonesia.
Penellitian tentang arus permukaan pernah dilakukan oleh Sudarto dkk.,
(2013) melakukan Penelitian arus permukaan di perairan pantai Desa Tateli Weru,
Sulawesi Utara, Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kondisi perairan pantai
lebih didominasi oleh arus pasang surut dengan kecepatan bervariasi antara 62.7
cm/det dan 141cm/det dan mengarah ke timur dan tenggara.

Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua, yaitu arus atas dan arus bawah.
Arus atas adalah arus yang bergerak dipermukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah
arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Faktor pembangkit aruspermukaan
disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Tenaga angin memberikan
pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri.
Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makinbertambahnya kedalaman
perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter
(Bernawis,2000).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hasil pemetaaan
pola arus permukaan di Selat Bali menggunakan data model?

1.3 . Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum pola arus di lapisan
permukaan sekitar selat Bali menggunakan data model. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat membantu penelitian-penelitian lainnya yang berkaitan dengan
Kajian Pola Arus Permukaan di Selat Bali.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Berbagai penelitian terkait arus permukaan di perairan telah dilakukan di
berbagai belahan negara didunia. Havis dan Yunita (2017) melakukan penelitian di
Laut Indonesia menggunakan data OSCAR untuk menganalisis pergerakan dan
kecepatan arus permukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan arus
mencapai 2,6 m/s. Daerah dekat khatulistiwa memiliki kecepatan tertinggi sedangkan
kecepatan terendah ditunjukkan di Laut Arafura selama satu tahun penuh.

Semba dkk., 2019 melakukan penelitian di Selat Pemba, Tanzania


menggunakan data drifter global periode 1986 sampai 2017 untuk estimasi arus
permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perbedaan arus permukaan di
Selat Pemba pada musim yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan kecepatan arus
permukaan rata-rata relatif lebih tinggi selama musim hujan tenggara (Mei dan
September) dibandingkan dengan periode timur laut (November hingga Maret) dan
antar musim (April dan Oktober). Hasil ini membuktikan bahwa arus permukaan dari
drifter dapat digunakan untuk itu melihat pola sirkulasi permukaan bahkan di daerah
yang tidak terdapat pengukuran in-situ.

Sudarto dkk., (2013) melakukan Penelitian arus permukaan di perairan pantai


Desa Tateli Weru, Sulawesi Utara, Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Metode Lagrangian untuk mengetahui kondisi arus permukaan. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa kondisi perairan pantai lebih didominasi oleh arus
pasang surut dengan kecepatan bervariasi antara 62.7 cm/det dan 141cm/det dan
mengarah ke timur dan tenggara.

Gerdha Muhamad Yogaswara., (2016) melukakun penelitian Pola Arus


Permukaan di Perairan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada
Musim Peralihan (Maret-Mei), dalam penellitian ini Metode pengukuran data arus di
lapangan menggunakan metode lagrange. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode deskriptif pada pengukuran data arus dan metode permodelan
matematik pada permodelan hidrodinamika. Data survei lapangan yang diperoleh
akan digunakan sebagai verivikasi hasil model matematis yang dibuat. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh bahwa pola pergerakan arus di Perairan Tidung di
pengaruhi oleh pasang surut. Kecepatan arus permukaan berkisar antara 0,0341 –
0,277 m/det dengan arah dominan ke tenggara dan barat laut.

2.2 Dasar Teori

Arus adalah gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan oleh tiupan
angin, perbedaan densitas, atau pergerakan gelombang panjang. Arus permukaan laut
umumnya digerakan oleh stress angin yang bekerja pada permukaan laut. Angin
cenderung mendorong lapisan air di permukaan laut dalam arah gerakan angin. Tetapi
karena pengaruh rotasi bumi atau pengaruh gaya Coriolis, arus tidak bergerak searah
dengan arah angin tetapi dibelokan ke arah kanan dari arah angin di belahan bumi
utara dan arah kiri di belahan bumi selatan. Jadi angin dari selatan (di belahan bumi
utara) akan membangkitkan arus yang bergerak ke arah timur laut. Arus yang
dibangkitkan angin ini kecepatannya berkurang dengan bertambahnya kedalaman dan
arahnya berlawanan dengan arah arus di permukaan (Azis, 2006).

Arus Lintas Indonesia (Arlindo) adalah arus samudra yang penting bagi iklim
global karena memungkinkan air tawar hangat bergerak dari Samudra Pasifik ke
Samudra Hindia di garis lintang rendah. Arus ini berperan sebagai cabang tertinggi
dalam sabuk pengangkut panas global.

Gambar 2.1 Arus lintas Indonesia (Sprintall, J, dkk. , 2009)


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data arus
menggunakan microsoft excel, ODV (Ocean Data View), serta ArcGIS menjadi
produk berupa grafik dan peta model arus musiman.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di Selat Bali pada koordinat 7°30’ sampai 9°0’ Lintang
Selatan dan 114°00’ sampai 115°30’ Bujur Timur,

Gambar 3.1 Lokasi penelitian

3.3 Data dan Alat


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data arah dan kecepatan arus
yang diambil dari situs resmi marine Copernicus. Data yang digunakan dalam
penelitian dibatasi pada wilayah selat Bali dan pada periode mulai 1 Desember 2018
sampai dengan 30 November 2019. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Microsoft excel 2016
2. ODV (Ocean Data View)
3. ArcGIS 10.3

3.4 Teknik Pengolahan


Adapun teknik pengolahan data yang dilakukan adalah:
3.4.1 Perhitungan Nilai Rata-rata Kecepatan dan Arah Arus
Perhitungan terhadap nilai rata-rata dilakukan dengan menggunakan
Microsoft Excel 2016. Nilai rata-rata yang diambil adalah nilai rata-rata setiap 3
bulan (DJF, MAM, JJA, SON), dan format table nilai rata-rata untuk 1 tahun
pengamatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Contoh format table nilai rata-rata data arus
Longitude Latitude Kecepatan Arah
DJF Lon1 Lat1 ff1 dd1
MAM Lon2 Lat2 Ff2 dd2
JJF Lon3 Lat3 Ff3 dd3
SON Lon4 Lat4 Ff4 dd4

Keterangan :
Data longitude
Data latitude
Data kecepatan
Data arah

3.4.2 Pengolahan Data Menggunakan ODV


Pengolahan data pada ODV menggunakan data nilai rata-rata kecepatan dan
arah arus. Data tersebut diolah menjadi produk grafik rata-rata arus per-tiga bulan
selama satu tahun di Selat Bali.
3.4.3 Pengolahan Data Menggunakan ArcGIS
Pengolahan data pada ArcGIS menggunakan data nilai rata-rata kecepatan dan
arah arus. Data tersebut diolah menjadi produk peta rata-rata arus per-tiga bulan
selama satu tahun di Selat Bali.
3.5 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data

Data Arus Copernicus

Microsoft Excel

ODV

Data

Pemetaan (ArcGIS)

DJF MAM JJA SON

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pola dan Kecepatan Arus Periode DJF

Gambar 4.1.1 Peta kecepatan arus periode DJF

Berdasarkan hasil pengolahan data


arus laut di wilayah penelitian yang
ditunjukkan oleh Gambar 4.1.1, kecepatan
arus laut dilambangkan dengan warna
kemerahan. Secara umum kecepatan arus laut
pada periode DJF (Desember-Januari-
Februari) berkisar antara 0,07 – 0,65 m/s
dengan arah dominan menuju ke tenggara dari
Banyuwangi ke Pulau Bali.
Gambar 4.1.2 menunjukkan rata-rata
arah arus dominan menuju ke tenggara pada
periode DJF (Desember-Januari-Februari).
Hal ini mendukung pola arus yang
ditunjukkan di Gambar 4.1.1.
Gambar 4.1.2 Current Rose periode DJF
4.2 Pola dan Kecepatan Arus Periode MAM

Gambar 4.2.1 Peta kecepatan arus periode MAM

Berdasarkan hasil pengolahan


data arus laut di wilayah penelitian
yang ditunjukkan oleh Gambar 4.2.1,
kecepatan arus laut dilambangkan
dengan warna kemerahan. Secara
umum kecepatan arus laut pada periode
MAM (Maret-April-Mei) tahun 2019
berkisar antara 0,66 – 0,82 m/s dengan
arah dominan menuju ke selatan.

Gambar 4.2.2 menunjukkan


arah arus dominan menuju selatan pada
periode MAM (Maret-April-Mei). Hal
ini mendukung pola kecepatan arus
yang ditunjukkan di Gambar 4.2.1.

Gambar 4.2.2 Current Rose periode MAM


4.3 Pola dan Kecepatan Arus Periode JJA

Gambar 4.3.1 Peta kecepatan arus periode JJA

Berdasarkan hasil pengolahan


data arus laut di wilayah perairan Selat
Bali yang ditunjukkan oleh Gambar
4.3.1, kecepatan arus laut dilambangkan
dengan warna kemerahan. Secara
umum kecepatan arus laut pada periode
JJA (Juni-Juli-Agustus) tahun 2019
berkisar antara 0,02 – 2,34 m/s dengan
arah dominan menuju ke barat daya.

Gambar 4.3.2 menunjukkan


arah arus dominan menuju barat daya
pada periode JJA (Juni-Juli-Agustus).
Hal ini mendukung pola kecepatan arus
yang ditunjukkan di Gambar 4.3.1.

Gambar 4.3.2 Current Rose periode JJA


4.4 Pola dan Kecepatan Arus Periode SON

Gambar 4.4.1 Peta kecepatan arus periode SON

Berdasarkan hasil pengolahan


data arus laut di wilayah perairan Selat
Bali yang ditunjukkan oleh Gambar
4.4.1, kecepatan arus laut dilambangkan
dengan warna kemerahan. Secara umum
kecepatan arus laut pada periode SON
(September-Oktober-November) tahun
2019 berkisar antara 0,02 – 2,33 m/s
dengan arah dominan menuju ke barat
daya.
Gambar 4.4.2 menunjukkan arah
arus dominan menuju barat daya pada
periode SON (September-Oktober-
November). Hal ini mendukung pola
kecepatan arus yang ditunjukkan di
Gambar 4.4.1.

Gambar 4.4.2 Current Rose periode SON


4.5 Analisis Pola Arus Selat Bali
Berdasarkan hasil pengolahan data arus laut di wilayah perairan Selat Bali
yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1.1, Gambar 4.2.1, Gambar 4.3.1, dan Gambar
4.4.1, perairan Selat Bali memiliki pola arus permukaan yang cenderung berbeda
dibandingkan perairan yang ada di sekitarnya. Disamping pola arus permukaan yang
berbeda, kecepatan arus permukaan rata-rata tiap periodenya pun cenderung lebih
tinggi dibanding perairan di sekitarnya.
Pada periode DJF (Desember-Januari-Februari), secara umum pada wilayah
penelitian menunjukkan pola arus permukaan yang dominan menuju arah tenggara.
Namun lain halnya dengan pola arus permukaan di wilayah Selat Bali yang
menunjukkan dominasi arah menuju barat daya. Kecepatan arus permukaan di
wilayah Selat Bali berkisar 0,4 – 0,5 m/s dimana nilai ini lebih tinggi dari kecepatan
arus umum di wilayah penelitian yang berkisar 0,1 – 0,3 m/s.
Pada periode MAM (Maret-April-Mei), secara umum pada wilayah penelitian
menunjukkan pola arus permukaan yang dominan menuju arah selatan. Pada periode
ini, tidak ada perbedaan antara pola arus di wilayah Selat Bali dengan pola arus
wilayah perairan di sekitarnya. Kecepatan arus di wilayah Selat Bali berkisar 0,65 –
0,8 m/s.
Pada periode JJA (Juni-Juli-Agustus), secara umum pada wilayah penelitian
menunjukkan pola arus permukaan yang dominan menuju arah barat daya. Namun
lain halnya dengan pola arus permukaan di wilayah Selat Bali yang menunjukkan
dominasi arah menuju tenggara. Kecepatan arus permukaan di wilayah Selat Bali
berkisar 0,9 – 2,3 m/s dimana nilai ini lebih tinggi dari kecepatan arus umum di
wilayah penelitian yang berkisar 0,02 – 0,6 m/s.
Pada periode SON (September-Oktober-November), secara umum pada
wilayah penelitian menunjukkan pola arus permukaan yang dominan menuju arah
barat daya. Namun lain halnya dengan pola arus permukaan di wilayah Selat Bali
yang menunjukkan dominasi arah menuju tenggara. Kecepatan arus permukaan di
wilayah Selat Bali berkisar 0,9 – 2,3 m/s dimana nilai ini lebih tinggi dari kecepatan
arus umum di wilayah penelitian yang berkisar 0,02 – 0,6 m/s.
Dari uraian di atas, dapat diperoleh bahwa pola arus permukaan di wilayah
Selat Bali cenderung berbeda dari pola arus permukaan pada umumnya di wilayah
penelitian. Kecepatan arus nya pun terlihat bahwa pada periode DJF dan MAM
memiliki kecepatan arus yang lebih lambat dibandingkan pada periode JJA dan SON.
Hal ini dikarenakan pada periode DJF, massa air di Laut Jawa berasal dari
Laut Cina Selatan melewati Selat Karimata mempunyai suhu yang tinggi (Qu dan
Lukas 2003; Qu et al. 2004). Selain itu juga arus dari Laut Jawa yang memasuki Laut
Bali mengalami resirkulasi akibat eksistensi dari pulau Bali. Resirkulasi arus di Laut
Bali ini berputar searah jarum jam. Menurut Stewart (2002) arus yang berputar searah
jarum jam memiliki inti pusaran yang lebih dingin dibandingkan sekitarnya.
Pada musim peralihan I (Maret, April, Mei), tepatnya pada bulan April dan
Mei, di tengah Laut Bali bagian utara terlihat adanya pusaran suhu yang lebih hangat
dibandingkan sekitarnya. Pada musim ini, kecepatan arus dari Selat Makassar
semakin tinggi sedangkan arus dari Laut Jawa mengalami pelemahan. Hal ini
disebabkan karena berubahnya arah angin muson dari barat laut menjadi tenggara
(Wyrtki 1961). Menurut Wyrtki (1961) pada musim timur di Laut Jawa bagian
selatan merupakan wilayah upwelling yang menyebabkan suhu di Laut Jawa bagian
selatan sangat rendah. Pada musim timur juga mulai terbentuk resirkulasi arus di Laut
Bali yang berputar berlawanan arah jarum jam yang memiliki inti lebih hangat
dibandingkan sekitarnya. Menurut Stewart (2002) arus yang berputar berlawan arah
jarum jam memiliki inti pusaran yang lebih hangat dibandingkan sekitarnya.
Kekuatan arus dari Selat Makassar pada musim timur semakin meningkat
hingga 0.5 m/s yang secara kontinu bergerak keluar melalui Selat Lombok dan
sebagian berbelok menuju Laut Flores bagian timur. Arus utama yang bergerak pada
musim timur mempunyai laju yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ketika
musim barat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Gordon dan Susanto (2003) serta
Sprintall et al. (2009) bahwa laju transpor tertinggi terjadi pada musim timur (Juni-
Agustus), sedangkan aliran lintasan terendah terjadi pada musim barat (Desember-
februari). Pada musim peralihan II (September, Oktober, November. Hal ini
disebabkan berubahnya arah angin muson dari tenggara menuju barat laut (Wyrtki
1961). Resirkulasi arus di Laut Bali masih terlihat hingga musim peralihan II
berakhir.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil olahan data arus permukaan di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
 Pada periode DJF, secara umum pola arus permukaan di wilayah penilitian
dominan menuju ke arah tenggara dengan kecepatan arus 0,07 – 0,65 m/s.
 Pada periode MAM, secara umum pola arus permukaan di wilayah penilitian
dominan menuju ke arah selatan dengan kecepatan arus 0,03 – 0,82 m/s.
 Pada periode JJA, secara umum pola arus permukaan di wilayah penilitian
dominan menuju ke arah barat daya dengan kecepatan arus 0,02 – 2,34 m/s.
 Pada periode SON, secara umum pola arus permukaan di wilayah penilitian
dominan menuju ke arah barat daya dengan kecepatan arus 0,02 – 2,33 m/s.
 Pola arus permukaan di daerah Selat Bali mempunyai perbedaan jika
dibandingkan pola arus pada umumnya. Hal ini dikarenakan arus dari Laut
Jawa mengalami resirkulasi pada saat memasuki Laut Bali akibat eksistensi
dari adanya Pulau Bali. Resirkulasi ini berputar searah jarum jam pada
periode DJF dan berlawanan arah jarum jam pada periode JJA.
 Kekuatan arus pada perairan Selat Bali pun lebih kuat dibandingkan perairan
di sekitarnya. Pada periode DJF – MAM, terdapat aliran arus yang kuat dari
Selat Makassar yang mendominasi aliran arus dari Laut Jawa. Aliran ini
disebabkan adanya angin muson barat. Pada periode JJA – SON, kekuatan
aliran arus utama lebih kuat dibanding periode DJF – MAM, menyebabkan
kekuatan arus yang lebih kuat. Hal ini disebabkan oleh adanya peralihan angin
muson dari yang semula bertiup dari barat laut menjadi bertiup dari tenggara
(angin muson timur).

5.2 Saran
 Untuk penelitian selanjutnya, dalam menyortir data, ada baiknya untuk
menggunakan interval < 0,25 untuk longitudenya, agar didapatkan data yang
lebih rapat dan representatif.
 Untuk penelitian selanjutnya, apabila terdapat peralatan pengukur arus laut di
wilayah penelitian, ada baiknya untuk membuat korelasi data arus laut dari
website resmi dengan data peralatan tersebut, agar didapatkan data yang lebih
representatif.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarto, Patty, W., Dan Tarumingkeng A., 2013, Kondisi arus permukaan di perairan
pantai: pengamatan dengan metode Lagrangian
Yogaswara ,G., Indrayanti , E., Dan Setiyono, H., 2016, Pola Arus Permukaan di
Perairan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu
Azis, M., 2006, Gerak Air di laut, Oseana, 31,4, 9-21.
Sprintall, J.,Wijffels, S.E., Molcard, R., and Jaya, I., 2009, Direct estimates of the
Indonesian Throughflow entering the Indian Ocean: 2004-2006, Journal of
Geophysical Research-Oceans, 114, 19.
Feistel, R., and Hagen, E., 2015 Water Systems (Oceans), Environmental Systems,1.
Willmott, J., Cort., dan Matsuura, Kenji., 2005, Advantages of The Mean Absolute
Error (MAE) Over The Root Mean Square Error (RMSE) in Assessing
Average Model Performance., Center for Climatc Research, Departement of
Geography, University of Delaware, USA.
Havis M.I., dan Yunita. N.F., 2017, Surface Currents in Indonesia Sea Based on
Ocean Surface Currents Near – Realtime (Oscar) Data., Fakultas Teknologi
Kelautan, ITS, Surabaya.
Semba, M., Lumpkin, R., Kimirei I., Shaghude, Y., Nyandwi, N., 2019, Seasonal and
spatial variation of surface current in the Pemba Channel, Tanzania.

Daftar Pustaka dari akses Online


NOAA,http://oceanexplorer.noaa.gov/technology/tools/acoust_doppler/acoust_doppl
er.html/ /, diakses pada 14 Desember 2019.
Marine Copernicus, http://marine.copernicus.eu/services-portfolio/access-to-products/
, diakses pada 5 Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai