Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM IV

“ MENGENAL METODE STERILISASI “

I. TUJUAN PRAKTIKUM, Agar:


 Mahasiswa dapat memahami metode sterilisasi

II. PENDAHULUAN

Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk
spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat  berupa pemanasan, pemberian zat kimia,
radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006). Sterilisasi adalah proses pemanasan
yang dilakukan untuk mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi
biasanya dikombinasi dengan pengemasan
 hermetis
untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud  pengemasan hermetis adalah pengemasan
yang sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara
(Purnawijayanti, 2001).

Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu 211oC selama
beberapa waktu tertentu. Tujuan pemanasan adalah memusnahkan  bakteri patogen dan spora
bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya. Metode sterilisasi yang paling umum dilakukan
adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack (Yuyun dan Gunaisa, 2011) Sterilisasi
dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil
akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme
hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada
keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya tetap menjaga kualitas
hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis perlu dijaga terus mengingat risiko
kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama pada saat akan digunakan dalam tindakan
medis (Darmadi, 2008).
 
Metode Sterilisasi.
Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia. Metode fisik didasarkan pada
tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi ternal kering atau sterilisasi ternal basah),
iradiasi (irradiasi-
ƴ), atau pada pemisahan
secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup sterilisasi gas dengan etilen oksida atau
gas lainnya dan menyampurkan agens pensteril (misalnya glutalardehid) pada larutan desinfektan
(Pruss,
et al 
., 2002). Sterilisasi dengan panas kering dilakukan dengan menggunakan oven. Sterilisasi dengan
panas kering sering kali digunakan untuk mensterilkan  perangkat kaca. Dalam keadaan kering,
struktur protein bersifat lebih sabil dan tidak mudah rusak sehingga untuk mematikan organism
diperlukan suhu panas kering yang jauh lebih tinggi dan lebih lama bila dibandingkan dengan
suhu pada  pemanasan lembap (Gunawan A. W, 2008). Metode sterilisasi steam yaitu dengan
cara penguapan dalam tekanan meresap kedalam benda yang permeabel dan menyebabkan
koagulasi protein selular, yang dapat mematikan mikroba dan spora. Dan metode sterilisasi
kimiawi caranya yaitu dengan menghentikan metabolisme protein seluler sehingga mematikan
mikroba dan spora (Baradero,
et al.,
 2009). Sterilisasi dengan tekanan, metode sterilisasi yang biasa dilakukan untuk semua kirgi dan
instrumen genggam adalah menggunakan autoklaf uap atau kimia. Instrument yang telah
dibungkus kasa diautoklafkan selama 20 menit pada
  suhu 121ºC dan tekanan 15 psi. Ini akan membunuh semua bakteri, spora, dan virus (Walton
dan Torabinejad, 2008).

III. ALAT DAN BAHAN


a) Alat
b) Bahan

IV. CARA KERJA

Buatlah pembagian metode sterilisasi menurut pembagian nya

Buatlah pembagian metode sterilisasi sesuai tabel berikut

Metode sterilisasi Kondisi


Autoklaf (cara panas basah) Suhu 121°C selama 15 menit, 134°C
selama 3 menit
...........dst

Buatlah pembahasan dan kesimpulan dari hasil yang di peroleh


V. HASIL PENGAMATAN

NO Metode sterilisasi Kondisi / keterangan


1. Autoklaf ( cara panas basah ) Suhu 126°C selama 10 menit,
Suhu 134°C selama 3 menit,
Suhu 115°C selama 25 menit,
Suhu 121°C selama 15 menit,
(zaulid, 2010) diambil dari jurnal
mikrobiologi vol.1 no 1
2. Oven ( cara panas kering) Suhu 160°C selama 120 menit,
Suhu 170°C selama 60 menit,
Suhu 180°C selama 30 menit.
3. Radiasi sinay y, elektron dipercepat ( Cobalt 60 dengan dosis 25 kgy,
cara dingin) cairan kimia, gas etilen cairan kimia dan gas etilen tidak
digunakan karena memiliki
efektoksik
4. Gas etilen oksida (cara dingin ) 800-1200mg / L 45-63°C, RH 30-70
% 1-4 jam
5. Filtrasi ( removal bakteri ) Membran filter steril dengan pori ≤
0,22

VI. PEMBAHASAN

Dari praktikum kali ini yang telah di lakukan,pengenalan metode sterilisasi


golongkan menjadi dua, yaitu metode sterilisasi dengan cara panas dan sterilisasi
dengan cara dingin Menurut Waluyo , pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi Pemilihan menggunakan
mekanisme sterilisasi yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan sifat bahan yang
akan disterilkan. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan,
penggunaan sinar UV, sinar X, dan sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang
pendek. Menurut Ratna, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan mengunakan gas
atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan. Dari
hasil pengamatan kelompok kami,metode yang kami dapat terdiri dari metode
sterilisasi menggunakan autoklaf (cara panas basah),oven (cara panas kering), radiasi
sinary, electron di percepat (cara dingin, gas etilen oksida (cara dingin), filtrasi
(removal/bakteri) dan menggunakan cairan kimia.
1. Metode sterilisasi dengan menggunakan autoklaf (cara panas basah)
Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan dan membunuh mikroba kontaminan pada alat
atau bahan yang akan di gunakan. Pada sterilisasi panas basah menggunakan autoklaf
merupakan proses sterilisasi ternal menggunakan uap jenuh di bawah tekanan
berlangsung pada suatu bejana, metode ini paling banyak di gunakan. Suatu siklus
autoklaf yang di tetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15
menit pada suhu 121o C kecuali di nyatakan lain. Adapun alasan di gunakan nya suhu
121oC adalah di sebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoklaf
dapat mempertahankan suhu 121o C kurangl ebih 2,0o C di lengkapi dengan
thermometer, pengukur tekanan lubang ventilasi, rak yang cukup untuk manampung
wadah uji di atas permukaan air dan sistem pendingin air yang akan mendinginkan wadah
uji sampai suhu lebih kurang 20o. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk
mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air (misalnya minyak) dan tidak
rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110oC dan 121oC Prinsipnya
dasar dari autolkaf adalah udara di dalam bejana sterilisasi di ganti dengan uap jenuh dan
hal di capai dengan menggunakan alat pembuka atau penutup khusus. Bahan-bahan yang
biasa nya disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling,
peralatan laboratorium, biakan yang dibuang, medium yang tercemar, dan bahan-bahan
dari karet.
Ada 4 halutama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah:
1. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-
betul dari ruang sterilisator.
2. Semua bagian bahan yang disterilkan haru sterkena uap, karena itu tabung
dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap
di dasarnya.
3. Bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cairharu spermeabel
terhadap uap.
4. Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121oC dan
dipertahankan setinggi itu selama 15 menit.

2. Metode sterilisasi menggunakan oven (cara panas kering)


Pemanasan kering sering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas di
laboratorium. Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang sering disterilkan adalah pipet,
tabungreaksi, cawan petri darikaca, dan barang-barang pecah belah lainnya. Bahan-bahan
yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau
menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven. Sebelum melakukan sterilisasi udara panas kering ini terlebih
dahulu membungku salat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil, karena
alumulium foil bersifat menghantar kan panas dan panas dari oven tidak langsung
mengenai alat yang dapat menyebabkan pecahnya alat, setelah itu atur pengatur suhu
oven menjadi 160oC dan alat disterilkan selama 2 jam.

3. Metode sterilisasi menggunakan radiasi (cara dingin)


Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gamma (sinar UV
kadang juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah)
namun penggunaannya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan
biaya tinggi.

4. Metode sterilisasi menggunakan gas etilen (cara dingin)


Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikro organisme dan sporanya. Cara ini diterapkanp ada suhu kamar selama 2-18
jam tergantung pada bahan kimianya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dapat
sterilisasi gas antara lain:
1) Lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk menghilangkan
semua sisa bahan kimia yang digunakan.
2) Daya bahan bakar yang bersangkutan.
3) Persyaratan peralatan.
4) Biaya pelaksanaan.
5. Metode sterilisasi menggunakan filtrasi
Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium
laboratorium dan larutan yang dapat mengalami kerusakan jika di panaskan.
Penyaringan dengan ukuran pori-pori 0,45 mikron atau kurang akan
menghilangkan jasa drenik yang terdapat di dalam larutan tersebut. Penyaring
yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter, selulsa dan asbestos atau
penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring tersebut berkisar antara 0,22 sampai
10 mikron. Pori-pori yang lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan
sebelum digunakan pori-pori yang lebih halus, sehingga tidak terjadi
penyumbatan. Penyaring yang biasa digunakan untuk bakteri tidak dapat
menahan atau menyaring virus atau mikoplasma.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yg telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, bahwa Pemilihan
metode sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan .Metode sterilisasi
antara lain Autoklaf ( cara panas basah ), Oven ( cara panas kering), Radiasi sinay y,
elektron dipercepat ( cara dingin) cairan kimia, gas etilen, Gas etilen oksida (cara
dingin ) dan Filtrasi ( removal bakteri )

VIII. SARAN
Diharapkan pada praktikum yang akan datang alat dan bahan tersedia , Sehingga
memudahkan praktikan dalam menentukan metode yg digunakan pada alat dan bahan
yang tersedia

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai