II. PENDAHULUAN
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk
spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia,
radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006). Sterilisasi adalah proses pemanasan
yang dilakukan untuk mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi
biasanya dikombinasi dengan pengemasan
hermetis
untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud pengemasan hermetis adalah pengemasan
yang sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara
(Purnawijayanti, 2001).
Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu 211oC selama
beberapa waktu tertentu. Tujuan pemanasan adalah memusnahkan bakteri patogen dan spora
bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya. Metode sterilisasi yang paling umum dilakukan
adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack (Yuyun dan Gunaisa, 2011) Sterilisasi
dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil
akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme
hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada
keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya tetap menjaga kualitas
hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis perlu dijaga terus mengingat risiko
kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama pada saat akan digunakan dalam tindakan
medis (Darmadi, 2008).
Metode Sterilisasi.
Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia. Metode fisik didasarkan pada
tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi ternal kering atau sterilisasi ternal basah),
iradiasi (irradiasi-
ƴ), atau pada pemisahan
secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup sterilisasi gas dengan etilen oksida atau
gas lainnya dan menyampurkan agens pensteril (misalnya glutalardehid) pada larutan desinfektan
(Pruss,
et al
., 2002). Sterilisasi dengan panas kering dilakukan dengan menggunakan oven. Sterilisasi dengan
panas kering sering kali digunakan untuk mensterilkan perangkat kaca. Dalam keadaan kering,
struktur protein bersifat lebih sabil dan tidak mudah rusak sehingga untuk mematikan organism
diperlukan suhu panas kering yang jauh lebih tinggi dan lebih lama bila dibandingkan dengan
suhu pada pemanasan lembap (Gunawan A. W, 2008). Metode sterilisasi steam yaitu dengan
cara penguapan dalam tekanan meresap kedalam benda yang permeabel dan menyebabkan
koagulasi protein selular, yang dapat mematikan mikroba dan spora. Dan metode sterilisasi
kimiawi caranya yaitu dengan menghentikan metabolisme protein seluler sehingga mematikan
mikroba dan spora (Baradero,
et al.,
2009). Sterilisasi dengan tekanan, metode sterilisasi yang biasa dilakukan untuk semua kirgi dan
instrumen genggam adalah menggunakan autoklaf uap atau kimia. Instrument yang telah
dibungkus kasa diautoklafkan selama 20 menit pada
suhu 121ºC dan tekanan 15 psi. Ini akan membunuh semua bakteri, spora, dan virus (Walton
dan Torabinejad, 2008).
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yg telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, bahwa Pemilihan
metode sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan .Metode sterilisasi
antara lain Autoklaf ( cara panas basah ), Oven ( cara panas kering), Radiasi sinay y,
elektron dipercepat ( cara dingin) cairan kimia, gas etilen, Gas etilen oksida (cara
dingin ) dan Filtrasi ( removal bakteri )
VIII. SARAN
Diharapkan pada praktikum yang akan datang alat dan bahan tersedia , Sehingga
memudahkan praktikan dalam menentukan metode yg digunakan pada alat dan bahan
yang tersedia