Seorang pria usia 76 tahun ( BB : 61 kg ), perokok, memiliki riwayat hipertensi, BPH dan
nyeri punggung bagian bawah. Tiga minggu yang lalu, ia mengeluh nyeri dada yang
disertai dengan dyspnea, dan menjalar ke kedua lengan disertai dengan mual dan keringat
dingin. Keluhan tersebut dirasakan 4-5 kali sehari, dan menghilang jika dibawa istirahat.
Ia belum pernah dilakukan pemeriksaan EKG sebelumnya. Hari ini ia terbangun karena
mengeluh nyeri dada skala 7/10 dan pergi ke IGD RS yang 2 jam kemudian. Obat yang
biasa dikonsumsi di rumah adalah : aspirin 80 mg/hari, doxazosin 2 mg/hari dan
ibuprofen 800 mg 3x/hari. Tanda vital : TD : 104/48 mmHg; nadi : 42x/menit ( sinus
bradikardia ). Hasil laboratorium : ureum : 45 mg/dl; creatinine : 2,5 mg/dl dan Troponin
1,5 mcg/L ( < 0,1 mcg/L ). Hasil EKG menunjukkan ST-segment elevation 3 mm. Saat di
IGD , pasien mendapat terapi aspirin, ticagrelor dan sublingual nitroglisein. Rumah sakit
terdekat yang memiliki fasilitasi kateterisasi mesti ditempuh selama 2,5 jam karena
berada di daerah terpencil. Rekomendasi terapi yang dapat disarankan adalah
Jawab:
S:
- Os nyeri dada skala 7/10 + dyspnea menjalar ke kedua lengan
- Mual, keringat dingin
- Keluhan dirasakan 4-5x sehari
- Riw. Hipertensi, BPH, dan nyeri punggung bawah
- Obat yang biasa dikonsumsi : Aspirin 80 mg 1x1
Doxasozin 2mg 1x1
Ibu profen 800 mg 3x1
O:
- TD : 104/48 mmHg
- Nadi : 42x/menit (sinus bradikardia)
- Hasil Laboratorium : ureum : 45 mg/dl
Kreatinine : 2,5 mg/dl
Troponin 1,5 mcg/L ( < 0,1 mcg/L )
- Hasil EKG : St-segment elevation 3 mm
A:
- TD : 104/48 mmHg nilai diastolic rendah (Hipotensi)
- Nadi : 42x/menit (sinus bradikardia) Normalnya 60-100 x. Mengalami syok
kardiogenik
- Hasil Laboratorium : ureum : 45 mg/dl (Pria dewasa : Normal 8-24 mg/dl)
Kreatinine : 2,5 mg/dl (Normalnya <1,5 mg/dl)
Troponin 1,5 mcg/L ( < 0,1 mcg/L ) Penyebab : Gagal jantung
- Hasil EKG : St-segment elevation 3 mm Mengalami St. elevasi MI (Miokardia
Infarction)
Hitung nilai klirens :
ClCr : 140-70/72x2,5 mg/dl = 23,72 % (termasuk gagal ginjal berat Stadium G4).
P:
Obat yang memungkinkan menyebabkan terjadinya nyeri dada dan MI ialah Doxazosin.
Doxasozin antagonis alfa adrenergic Generasi 2 memiliki Efek Samping pada gangguan
Kardiovaskular. Dapat meningkatkan resiko terjadi gagal jantung dan menyebabkan
hipotensi (TD rendah)
Rekomendasi terapi :
1. Sebaiknya pasien menghentikan penggunaan obat Doxazosin yang dapat berpengaruh
pada terhadap system kardiovaskular yaitu menyebabkan serangan jantung (MI) dan
menyebabkan hipotensi yang dapat memperparah kondisi pasien dapat mengalami Syok
jika terus mengkonsumsi obat Doxazosin.
2. Mengganti obat BPH menjadi golongan lain. Misal mengganti dengan obat golongan 5-
alpha Reductase Inhibitors yaitu DUTASTERIDE. Dutasteride tidak memiliki efek
kardiovaskular sehingga tidak memperparah keadaan pasien yang mengalami gagal
jantung tsb. Selain itu juga dutasteride tidak menyebabkan hipotensi dan tidak diperlukan
penyesuaian dosis untuk pasien gagal ginjal. Namun penggantian obat BPH teresebut
harus dilakukan pemeriksaan/pengukuran kelenjar prostat oleh dokter. Agar mendapat
pilihan terapi obat yang tepat. Jika memang pasien mengalami BPH dengan stadium
moderate-berat maka dustasteride menjadi pilihan terapi yang tepat
3. Dutasteride diberikan 1 kali sehari dengan dosis 0,5 mg .
2. Seorang pria usia 48 tahun masuk ke ruang ICU dengan Myocardial infarction (MCI
akut). Ia memiliki riwayat DM tipe2, hipertensi dan perokok. Terapi yang rutin
digunakan termasuk metformin 500 mg 2x sehari 1 tablet, Lisinopril 20 mg 1x sehari 1
tablet dan aspirin 80 mg/hari. Sebelum masuk RS, fungsi ginjalnya normal (creatinine : 1
mg/dl ), dan selama 24 jam, fungsi ginjalnya mengalami penurunan (ureum : 20 mg/dl;
creatinine : 2,1 mg/dl ). Analisis urin menunjukkan adanya sedimen dan pasien
mengalami anuria selama 6 jam dan tekanan darah saat ini adalah 110/70 mmHg. Pasien
dengan edema dan emboli paru. Lakukan evaluasi mengenai kondisi pasien saat ini.
Jawab :
3. Seorang wanita usia 29 tahun dengan tinggi 162 cm dan BB : 63 kg memiliki riwayat
DVT namun lainnya dalam kondisi sehat dan ia berencana untuk hamil. Ia sedang
menkonsumsi warfarin dengan dosis 3 mg/hari. Lakukan evaluasi terapi pada pasien ini
4. Seorang pria usia 69 tahun dengan hipertensi dan BPH masuk RS pasca kecelakaan tunggal. Ia
mengalami luka yang cukup serius dan bagian lutut sampai betis sebelah kiri harus diamputasi
dan dia mengalami pembedahan serta pemulihan 2 minggu pasca pembedahan. Obat rutin yang
digubakan adalah tamsulosin 0,4 mg 1x sehari, atenolol 25 mg 1x sehari, amlodipine 10 mg 1x
sehari, oxycodone controlled release 10 mg setiap 12 jam dan hydromorphone 4 mg setiap 3 jam
jika perlu ( digunakan 1-2x/hari ). Tekanan darah 155/88 mmHg; nadi : 84x/menit; PVR volume
400 ml , setelah pengeluaran 110 ml. Riwayat penyakit dahulu tidak tercatat kecuali hipertensi,
BPH dan GERD. Intervensi apa yang tepat pada pasien ini ?
Riwayat pengobatan :
- Glurenorm 30 mg tablet : 1-1-1/2
- Trajenta 1x 5 mg tablet
- Exforge 1x 5/80 mg tablet
- Neurobion 1x sehari 1 tablet
- Forxiga 1x 5 mg tablet
- Donepezil SR 1x 23 mg tablet
- Abixa 1x 10 mg tablet
- Abilify 1x2,5 ml sirup
- Risperidone 1x 1 mg tablet
Lakukan evaluasi terapi pada pasien ini