Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 10 AC

Nur Afifah Pulungan 11161020000016


Millatul Amalia 11161020000020
Kamila Firdausy Khalidin 11161020000056
Ulfa Salsabila Rahma 11161020000068
Tri Yuliana A 11161020000074
Kasus 1

K, pria usia 55 tahun

Diagnosa :
Positif H. phylori

Hasil endoskopi :
Positif kronik inflamasi.

Jelaskan rekomendasi tatalaksana pengobatan dan target


pengobatan pada pasien tersebut
Definisi Tukak Peptik

Penyakit tukak peptik merupakan gangguan tukak
pada saluran pencernaan bagian atas yang
pembentukannya memerlukan asam dan pepsin. Tiga
bentuk umum dari tukak peptik adalah ulcer yang
disebabkan oleh Helicobacter pylori, obat anti inflamasi
non steroid (NSAID) dan kerusakan mukosa yang
berhubungan dengan stres

 Tanda Subyektif : Pasien berumur 55 tahun.
 Tanda Obyektif : Hasil dari endoskopi menunjukan positif kronik
inflamasi.

 Target terapi peptic ulcer


-Menghilangkan nyeri tukak
-Mengobati ulkus
-Mencegah kekambuhan
-Mengurangi komplikasi yang berkaitan dengan tukak

 Tujuan terapi H. Pylori positif


-Mengatasi mikroba
-Menyembuhkan penyakit dengan obat yang efektif secara ekonomi.
Pengobatan Non Farmakologi

 Pasien harus mengurangi stres dan merokok apabila
merokok
 Pasien juga harus menghindari untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman yang
menyebabkan dispepsia atau menyebabkan penyakit
tukak semakin parah seperti makanan pedas, kafein
dan alkohol
Pengobatan Farmakologi
Nama Obat, Dosis, Waktu pemberian, Efektivitas Efek Ikatan Komplik
dan Durasi pemberian obat asi


Klaritromisin 500mg 2x1 hari, Baik sampai Rendah Sering
Amoksisilin 1 g 2x1 hari, dan PPI 2x1 sangat baik sampai
hari. Digunakan selama 10- 14 hari sedang

Klaritromisin 500 mg 2x1 hari, Baik sampai Sedang Sering


metronidazol 500mg 2x1 hari, PPI 2x1 sangat baik
hari. Digunakan selama 10-14 hari

Amoksisilin 500mg 2x1 hari, Baik Sedang Sering


metronidazole 500 mg 2x1 hari, PPI 2x1
hari. Digunakan selama 10-14 hari
Klaritromisin 500 mg 2x1 hari, Baik sampai Sedang Sering
metronidazol 500 mg 2x1 hari, RBC sangat baik
400 mg 2x1 hari. Digunakan selama
14 hari

Amoksisilin 1 g 2x1 hari, klaritromisin Baik Sedang Sering
500 mg 2x1 hari, RBC 400mg 2x1
hari. Digunakan selama 14 hari

Klaritromisin 500 mg 2x1 hari, Baik sampai Sedang Sering


tetrasiklin 500 mg 2x1 hari, RBC 400 sangat baik
mg 2x1 hari. Digunakan selama 14
hari
Pengobatan Farmakologi
 Pengobatan Farmakologi dengan regimen 4 obat
Nama Obat, Dosis, Waktu pemberian, dan
Durasi pemberian obat  Efektivitas Efek ikatan Komplikasi

BSS 500mg 4x1 hari, Metronidazol 250-500mg Baik sampai Sedang sampai Tidak
4x1 hari, Tetrasiklin 500mg 4x1 hari, H2RA atau sangat baik tinggi sering
PPI 2x1 hari. Digunakan selama 14 hari
Pemilihan Inhibitor
Pompa Proton

 Dibandingkan dengan antagonis H2, inhibitor pompa
proton lebih cepat dalam meredakan gejala dan
menyembuhkan ulkus pada tukak. Semua inhibitor
pompa proton menyembuhkan lebih dari 90% tukak
lambung dalam 6-8 minggu.
 Untuk tukak yang berkaitan dengan H pylori, terdapat
dua tujuan pengobatan : untuk menyebuhkan tukak dan
membasmi organisme.
 Inhibitor pompa proton mendorong eradikasi H pylori
melalui beberapa mekanisme: sifat antimikroba langsung
(minor) dan –dengan meningkatkan Ph- menurunkan
konsentrasi hambat minimal antibiotik terhadap H pylori.
Katzung

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18679668
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3548122/table/T1/
Jadi obat yang digunakan untuk pasien pada kasus 1
adalah sebagai berikut:

No Nama Obat Dosis


 Aturan Pakai Keterangan

4x1 hari, setelah


Bismuth 500 mg
1. makan
subsalisilat

250 -
4x1 hari, setelah
2. Metronidazol 500 mg
makan
Digunakan
4x1 hari, setelah selama 14
3. Tetrasiklin 500 mg makan hari

2x1 hari, diminum 30


menit sebelum makan
Lansoprazol 30 mg
4. agar terjadi
penyerapan yang
sempurna

 Dalam kasus ini, inhibitor pompa proton yang dipilih adalah
lansoprazole karena memiliki nilai AUC (Area Under Curve)
yang cukup tinggi.
 Nilai AUC merupakan ukuran untuk bioavailabilitas suatu
obat. AUC dapat digunakan untuk membandingkan kadar
masing-masing plasma obat bila penentuan kecepatan
eliminasinya tidak mengalami perubahan.
 Meskipun nilai AUC pantoprazole juga tinggi, tetapi dilihat
dari segi ekonomi, lansoprazole tersedia dalam harga yang
lebih murah daripada pantoprazole.
 Selain itu, lansoprazol memiliki t-max (waktu untuk
mencapai konsentrasi plasma maksimum) yang cepat
sehingga akan memberikan efek terapi yang cepat.

Epidemiologi Peptic Ulcer

 Prevalensi ulkus gaster berkisar 11- 14 % pada pria dan 8-11 % pada
wanita.
 Jumlah kemunculan ulkus mengalami penurunan pada pria usia
muda, khususnya untuk ulkus duodenum, dan jumlah meningkat
pada wanita usia tua
 Data WHO menyebutkan bahwa kematian akibat ulkus gaster di
Indonesia mencapai 0,99 persen yang didapatkan dari angka kematian
8,41 per 100,000 penduduk
Kasus 2
R, wanita 44 tahun
Resep :
Keluhan :
Rasa tidak enak diperut
 R/Prevacid 20 mg no xx
Napas terasa sesak S-1-0-1 pc
R/ disflatyl 40 mg xx
Kembung S-1-1-1 pc
Lemas R/ sesden 30 mg xx
S-1-1-1 pc
Hasil endoskopi : R/ enzyplex 1 xx
Negative H-pylori S-1-1-1 pc
Tidak ada ulkus. a.Jelaskan pendapat saudara
terhadap obat yang diberikan
Diagnosa : b. Jelaskan aturan pakai masing masing
Dyspepsia obat
Kondisi gastrointestinal functional disorder c. Edukasi yang diberikan pada pasien
Gastrointestinal Function Disorder

Gastrointestinal Function Disorder adalah gangguan
dimana saluran pencernaan terlihat normal tetapi tidak
berfungsi dengan baik.
https://my.clevelandclinic.org/health/article/7040-gastrointestinal-disorders

Gejala gastrointestinal function disorder:


 Nyeri perut
 Rasa kenyang dini
 Mual
 Kembung
 BAB tidak lancar
https://medscape.com/viewarticle/717346_3
Tata laksana

https://gi.org/guideline/management-of-dyspepsia-2/
a. Prevacid (Lansoprazole)
Indikasi Dosis Efek samping Interaksi
Tukak lambung
dan tukak
duodenum, tukak
• Eradikasi h

pylori  30 mg
2x1
Sakit kepala, diare,
ruam, gatal,
pusing, urtikaria,
-Dysfatyl :
Tidak ditemukan
interkasi
duodenum atau tablet/kaplet mual muntah,
gastritis karena h sehari konstipasi, -Sesden :
pylori, gerd, • Dispepsia kembung, nyeri Tidak ditemukan
dispepsia karena karena asam abdomen,edema interkasi
asam lambung 15-30 perifer, perubahan
mg sehari hematologik
selama 2-4
minggu
Analisa pcne
Nama obat Kode Keterangan Solusi

Prevacid (Lansoprazole) P1
 Pengobatan
kurang efektif

C3 Dosis Dosis
pemakaian pemakaian
dalam sehari dalam sehari
terlalu banyak dikurangi
menjadi satu
kali dalam
sehari
I3 Intervensi
akan
dilakukan
pada tahap
obat

• Aturan pakai:
Lansoprazole 15-30 mg sehari pada pagi hari selama 2-4 minggu
• edukasi:
Pasien disarankan menggunakan pada pagi hari sekitar 15-30
menit sebelum sarapan
Bila pasien tidak bisa menelan kapsul maka granul tersebut dapat
dicampur dalam jus apel atau dimasukan dalam jus jeruk
b. Disflatyl (Dimetikon)
Indikasi Dosis Efek samping Interaksi
Mengurangi 1-2 tablet Reaksi alergi bisa terjadi - Prevasid :


penimbunan gas dalam perhari dengan pada orang-orang yang tidak
saluran cerba perasaan cara dikunyah rentan; berupa iritasi ditemukan
penuh pada epigastrum, sebelum kulit, gatal-gatal ruam interkasi
meteorismus sementara makan dan kulit, kemerahan, - Sesden :
dan pasca operasi , sebelum tidur kesulitan bernafas, tidak
sindrom gastrokardiak , pembengkakan, dan ditemukan
persiapan pemeriksaan nyeri dada, dan interaksi
dengan sinar X dan pembengkakan pada
sebelum gastroskopi wajah, lidah bibir atau
tenggorokan. Efek
samping yang umum
termasuakit kepala, mual,
muntah, sembelit, diare
dan kram perut.
Analisa pcne
Nama obat Kode Keterangan Solusi
Disflatyl P 1.3 Efek terapi tidak optimal Dihapuskan
(Dimetikon)
C 1.6 
Terlalu banyak obat yang
diresepkan untuk satu
Dihapuskan karena sudah
menggunakan obat lain yang
indikasi memiliki efek terapi yang
sama
C 3.2 Dosis obat terlalu tinggi. Sebaiknya obat digunakan 1-
Seharusnya 2 kali sehari tetapi 2 tablet sebelum makan atau
diberikan 3 kali sehari sebelum tidur
C 5.1 Waktu penggunaan obat yang Harusnya diberikan sebelum
tidak sesuai makan dengan cara dikunyah
bukan setelah makan
I 3.5 Pemberhentian oba Obat tidak dikonsumsi lagi

O 0.0 Tidak diketahui Follow up kepada dokter


apakah hasil intervensinya
dipakai atau tidak

Jadi, obat disflatyl tidak digunakan karena didalam obat
enzyplex yang digunakan sudah memiliki zat aktif yang
sama dengan disflatyl.
c. Sesden (Timepidium Bromide)


indikasi Dosis Efek Samping Interaksi Obat
Nyeri spasme 1 kapsul 3 Jarang: - Prevacid :
otot halus yang kali/hari fotofobia, tidak
disebabkan diberikan mulut kering, ditemukan
gastritis, tukak sebelum atau kemerahan, interkasi
lambung, sesudah lelah,
duodenum, makan. konstipasi, - Dysflatyl :
ulkus vertigo, tidak
peptikum, palpitasi, ditemukan
pankreatitis, gangguan GI, interkasi
penyakit hipersensitivita
kandung dan s, disuria
duktus
empedu.
Analisa PCNE


d. Enzyplex
Nama Indikasi Dosis Kandungan Interak Efek
Obat si Samping
Enzyplex Suplemen 1-2 tablet Vitamin B1 10mg Tidak Mual,
pencernaan
harian. waktu makan
3xsehari pada Vitamin B25 5mg
Vit B6 5mg
ada
interak
muntah,
dan diare
Gangguan atau sesudah Vi B12 5mcg si (jarang
pencernaan makan. Niacinamide 10mg terjadi).
seperti Desoxycholic acid
kembung, 30 mg
begah dan Calcium
rasa tidak pantothenate 5mg
nyaman Dimethylpolysiloa
dalam perut. xane 25 mg
Amylase 10,000
unit
Protoase 9,000 unit
Analisis PCNE

Nama Obat Kode Keterangan

Enzyplex P3.3  Masalah/keluhan kurang


jelas. Klarifikasi lebih
lanjut diperlukan

C8.3 Tidak ada penyebab yang


jelas

I1.0 Tidak ada intervensi

A1.1 Intervensi diterima dan


dilaksanakan sepenuhnya

O1.1 Masalah terselesaikan


sepenuhnya

Enzyplex tetap digunakan dalam kasus ini, karena
enzyplex tidak memiliki efek samping yang dapat
memperburuk keadaan pasien. Kekurangan enzim
pencernaan adalah salah satu penyebab dipepsia
fungsional. Enzim pencernaan utama dalam tubuh
adalah protoase, amilase dan lipase. Maka dari itu
enzyplex dapat digunakan dan kandungan enzim
yang terkandung dalam enzyplex dapat membantu
mengurangi gejala perut kembung yang terdapat
pada keluhan pasien.
http://dx.doi.org/10.18203/2319-2003.ijbcp20171653
Rekomendasi pengobatan

a. Prevasid (lansoprazol)
Dosis : 15g 1xsehari selama 14hari
Aturan pakai : 30-60 menit sebelum makan pertama

b. Enzyplex
Dosis : 1-2 tablet 3xsehari
Aturan pakai : Dengan atau setelah makan

Epidemiologi Dipepsia

 Berdasarkan data World Health Organization (WHO) kasus


dispepsia didunia mencapai 13–40 % dari total populasi setiap tahun.

 Hasil studi menunjukkan bahwa di Eropa, Amerika Serikat dan


Oseania, prevalensi dispepsia bervariasi antara 5-43 % (WHO, 2010)

 Menurut penelitian Oshima, dkk di Asia pada tahun 2015 didapatkan


hasil bahwa prevalensi dispepsia ialah 5.35-20.4 %.5

 Menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011, dispepsia


termasuk dalam 5 besar penyakit rawat inap di rumah sakit tahun 2010
Angka kejadian kasus sebesar 18.807 (39,8%) pada pria dan 28.497
(60,2%)pada wanita.
M, 50 th Kasus 3

8 minggu yg lalu mengeluhkan
-Rasa panas didada
-Regurgitasi
-Dysphagia

Diagnosa
GERD dengan errosive esophagitis.

Pasien tersebut direspkan lansoprazole 30 mg sekali sehari selama


2 bulan.

Pada M melaporkan perbaikan kondisnya .


Apa rekomendasi saudara untuk maintenans terapi M?
GERD adalah Suatu kondisi yang berkembang ketika refluks isi lambung
menyebabkan gejala dan / atau komplikasi yang menyusahkan
American College of Clinical Pharmacy (ACCP). 20013.


Tujuan pengobatan utama pada pasien dengan penyakit
refluks gastroesofageal adalah menghilangkan gejala,
pencegahan kekambuhan gejala, penyembuhan
esophagitis erosif, dan pencegahan komplikasi
esofagitis.
https://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1311.html#afp20031001p1311-b14
Tatalaksana GERD

https://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1311.html#afp20031001p1311-b14
Long Term Management dengan PPI (lansoprazol)
Terapi pemeliharaan harus
diberikan untuk pasien
GERD yang memiliki
komplikasi seperti erosive
esophagitis 
Mencegah kekambuhan
erosif dan memelihara
kesembuhan mukosa

PPI lebih efektif


dibandingkan dengan H2RA
dalam menyembuhkan
esofagitis dan American Gastroenterological Association,20008
menghilangkan gejala
American Gastroenterological Association,20008

Tidak ada perbedaan • Dosis Lansoprazol : 15mg 1 kali sehhari


signifikan antara obat-obat
golongan PPI untuk • Aturan pakai : 30-60 menit sebelum
menyembuhkan reflux makan pertama
esofagitits(https://www.aafp.org/afp/200
3/1001/p1311.html#afp20031001p1311-b14)
Efek Samping Penggunaan Jangka Panjang Lansoprazol
 RISIKO OSTOPENIA, OSTEOPOROSIS DAN DENGAN METABOLISME TULANG
PPI mengubah mekanisme vakuolar osteoklastik yang dapat mengurangi penyerapan tulang
dan dengan demikian benar-benar mengurangi risiko OP. Peningkatan risiko ini tergantung
pada durasi dan dosis penggunaan kronis PPI . PPI tidak memiliki efek buruk yang diketahui
pada penyerapan atau metabolisme vitamin D.

 PENGGUNAAN PPI DAN DEFICIENSI BESI DAN VITAMIN B12
• Besi
PPI mengurangi keasaman lambung, penyerapan duodenum besi organik dan non-organik
dapat dikurangi . Namun efek ini kecil, dan PPI tidak berhubungan dengan peningkatan
risiko defisiensi besi laten atau defisiensi besi
• Vitamin B12
PPI mengurangi keasaman lambung, yang diperlukan untuk mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin untuk melepaskan vitamin B12 dari makanan yang mengandung B12.
Penggunaan PPI jangka panjang tidak menyebabkan kekurangan vitamin B12, kecuali
mungkin pada orang tua atau orang dengan ZES yang menggunakan PPI dosis tinggi untuk
periode waktu yang lama.
 Infeksi
Hipotesis untuk mekanisme aksi adalah bahwa sekresi asam lambung bertindak sebagai
mekanisme pertahanan terhadap bakteri enterik, dan peningkatan pH lambung selama
penggunaan PPI memungkinkan kolonisasi mikroba oportunistik.
Peningkatan bakteri Clostridium difficile yang merupakan penyebab pneumonia
Terapi Non Farmakologis
(Modifikasi Gaya Hidup yang Disarankan untuk Pasien dengan GERD)

 Hindari makan besar. 


 Hindari makanan asam (produk berbasis jeruk dan tomat), alkohol,
minuman berkafein, cokelat, bawang, bawang putih, dan peppermint.
 Kurangi asupan lemak makanan.
 Hindari berbaring dalam waktu tiga hingga empat jam setelah makan.
 Hindari obat-obatan yang dapat mempotensiasi gejala GERD, termasuk
penghambat saluran kalsium, agonis beta, agonis alfa-adrenergik, teofilin,
nitrat, dan beberapa obat penenang.
 Tinggikan kepala tempat tidur 10 hingga 20 cm (4 hingga 8 inci).
 Hindari mengenakan pakaian yang ketat di pinggang.
 Menurunkan berat badan.
 Berhenti merokok

https://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1311.html#afp20031001p1311-b14
Prevelensi GERD di Asia lebih rendah
Epidemiologi GERD dibandingkan di negara-negara barat,
terdapat kecenderungan peningkatan
prevelensi GERD di Asia.

 • Asia Timur 5,2-4,8% (2005-2010)


Sementara pada sebelum tahun
2005 sebesar 2,5-4,8%
• Asia Tengah dan Asia Selatan
6,3018,3%.
• Asia Barat 20%
• Singapura 10,5%
• Malaysia 9%

Indonesia
Data epidemiologi tidak tercatat dengan jelas.
• 30 dari 127 pasien (22.8%) yang menjalani endoskopi gastrointestinal atas dengan
indikasi dispepsia mengalami esofagitis. (Lelosutan SA,dkk. 2001)

• Angka kejadian esofagitis meningkat dari 5.7% menjadi 25,18% dari tahun 1997-
2002 dengan rata-rata kasus per tahun 13.13%. (Syam AF,dkk. 2003)
Daftar pustaka
American College of Clinical Pharmacy (ACCP). 20013. Interprofessional education : Principle and application, a
framework for clinical pharmacy. Pharmacotherapy,

Anonim, 2017, Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, Jakarta: Isfi Penerbitan vol: 51.


Anonim. Enzyplex. Diakses pada tanggal 12 Maret 2019 pukul 20.43 WIB. https://www.mims.com/indonesia
/drug/info/enzyplex

BPOM RI. 2015. pusat informasi obat nasional, badan pom RI. diakses pada tanggal 11 maret 2019 melalui
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/12-antispasmodik-dan-obat-obat-lain-yang-
mempengaruhi-motilitas

Iltz, Black, Modlin, Jhonson, Schoenfeld, & Allen. (2008). AmericanGastroenterological Association Medical
Position Stetment On TheManagement Of Gastroesophageal Reflux Disease.Journal ofGastroenerology.

Lelosutan SA, Manan C, MS BMN. The Role of Gastric Acidity and Lower Esophageal Sphincter Tone on
Esophagitis among Dyspeptic Patients. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive
Endoscopy 2001;2:6-11.

PCNE, 2006, Classification for Drug Related Problems, Pharmaceutical Care Network European Foundation,
Zuidlaren.

Sukandar, E. Y., et al, 2008, ISO Farmakoterapi, Jakarta: PT. ISFI Penerbitan

Syam AF, Abdullah M, Rani AA. Prevalence of reflux esophagitis, Barret’s esophagus and esophageal cancer in
Indonesian people evaluation by endoscopy. Canc Res Treat 2003;5:83.

Medscapes Genersl zmedicine. 1999. Functional Gastrointestinal Disorders. Diakses pada
tanggal 20 Maret 2019 melalui https://my.clevelandclinic.org/health/article/7040-
gastrointestinal-disorders
Cleveland Clinic. 2016. Gastrointestinal Disorders. Diakses pada tanggal 20 Maret 2019 melalui
https://my.clevelandclinic.org/health/article/7040-gastrointestinal-disorders

Swami, Ongkar C., & Neel J. Shah. (2003). Functional Dyspepsia and The Role of Digestive
Enzymes Supplement in its Therapy. Internationa Journal of Basic & Clinical
Pharmacology,6(5),1035-1041. doi: http://dx.doi.org/10.18203/2319-2003.ijbcp20171653
Shin, Jai Moo dan Kim, Nayoung. (2013). Pharmacokinetics and
Pharmacodynamics of the Proton Pump Inhibitors. 19(1): 25–35. diakses
melalui https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3548122/
Katzung, Bertram G. Et al. 2015. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12.
jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai