Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS KONSENTRASI EKSTRAK METANOL DAUN MANGGA

(Mangifera indica L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR


Trichophyton rubrum METODE DIFUSI

Muhammad1), Supriyanto1), Sugito2)


1)
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
Email : sandi.lafeboy.12@gmail.com

ABSTRAK
Ekstrak bahan alami dari daun mangga (Mangifera indica L) memiliki potensi sebagai
antijamur. Salah satu jamur yang menyebabkan infeksi dermatofitosis yaitu Trichophyton rubrum.
Bagian daun tanaman mangga arumanis dapat dimanfaatkan sebagai anti jamur dengan
memanfaatkan kandungan senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, polifenol dan steroid di dalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konsentrasi ekstrak metanol daun mangga
arumanis terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum metode difusi. Metode penelitian
yang digunakan adalah eksperimental semu dengan teknik pengambilan sampel Purposive
Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah daun mangga harum manis yang dibuat ekstrak
dengan menggunakan pelarut metanol. Sampel yang digunakan adalah ekstrak daun manga
arumanis dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% 35%, 40%, 45%, dan 50%.
Berdasarkan hasil penelitin didapatkan konsentrasi efektif yaitu pada konsentrasi 50% dengan
diameter zona hambat sebesar 18,00 mm. rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh
ekstrak metanol daun mangga arumanis pada konsentrasi 5% yaitu sebesar 5,83 mm, konsentrasi
10% sebesar 7,50 mm, konsentrasi 15% sebesar 9,50 mm, konsentrasi 20% sebesar 11,50 mm,
konsentrasi 25% sebesar 12,00 mm, kosnsentrasi 30% sebesar 12,33 mm, konsentrasi 35%
sebesar 14,50 mm, konsentrasi 40% sebesar 15,50 mm, konsentrasi 45% sebesar 16,67 mm, dan
konsentrasi 50% sebesar 18,00 mm. Hasil analisis statistik uji Regresi linier didapatkan p value =
0,000 < α 0,05 sehingga dinyatakan terdapat efektifitas konsentrasi ekstrak metanol daun mangga
terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum metode difusi. Hasil R Square uji regresi
linear yaitu 0,963 artinya kontribusi efektifitas yang dihasilkan oleh ekstrak metanol daun mangga
sebesar 96,3%.
Kata Kunci : Daun Mangga, Trichophyton rubrum, Metode Difusi.

The mango leaves (Mangifera indica L) extract had antifungal actifity. Trichophyton
rubrum is one causes of dermatophytosis. The part of the mango leaves can be used as an
antifungal by utilizing the contents of flavonoids, tannins, alkaloids, polyphenols and steroids in
it. This study aims to determine the effectiveness of the concentration of methanol extract from
arumanis mango leaves on the growth of the Trichophyton rubrum fungus diffusion method. The
research method that used was quasi-experimental with purposive sampling technique. The
population in this study was arumanis’ leaves, by extract using methanol solvent. The sample used
was arumanis mango leaves extract with a concentration of 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% 35%,
40%, 45%, and 50%. Based on the results of the study, the effective concentration was obtained
at a concentration of 50% with a diameter of inhibition zone of 18.00 mm. the average inhibition
zone diameter produced by methanol extract of arumanis mango leaf at a concentration of 5%.
that is equal to 5.83 mm, 10% concentration of 7.50 mm, 15% concentration of 9.50 mm,
concentration 20% of 11.50 mm, concentration of 25% of 12.00 mm, concentration of 30% of
12.33 mm, concentration of 35% of 14.50 mm, concentration of 40% of 15.50 mm, concentration
of 45% of 16, 67 mm, and 50% concentration of 18.00 mm. The results of the statistical analysis
of linear regression obtained p value = 0,000 < α 0,05 so that it meaned that the concentration of
methanol extract from mango leaves was found to be effective on the growth of the Trichophyton
rubrum fungus diffusion method. R Square results of linear regression test which is 0.963 means
that the contribution of effectiveness produced by methanol extract of mango leaves is 96.3%.
Keywords : Mango Leaves, Trichophyton rubrum, Diffusion Method.
PENDAHULUAN daun mudanya juga dapat dijadikan lalap
Tanaman obat adalah jenis tanaman atau sayuran (Swastika, 2014). Selain
yang sengaja dibudidayakan di sekitar digunakan sebagai lalapan daun mangga juga
pekarangan rumah karena memiliki fungsi digunakan sebagai obat herbal di masyarakat
sebagai tanaman obat sehingga bisa contohnya untuk obat luka bakar, disentri,
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan menormalkan tekanan darah dan
obat-obatan keluarga dengan cara menghentikan cegukan. Daun mangga juga
pengolahan atau peracikan yang dilakukan dapat digunakan sebagai obat antijamur,
secara sederhana. Tanaman obat memang salah satunya adalah jamur Candida
awalnya hanya dapat dimanfaatkan untuk albicans. Sesuai dengan penelitian (Ningsih,
pemenuhan kebutuhan obat dalam Zusfahair dan Mantari, 2017) yaitu senyawa
lingkungan keluarga. Namun, seiring dengan yang terkandung pada daun mangga yaitu:
perkembangannya pemanfaatan tanaman alkaloid, flavonoid, stereoid, polifenol dan
obat kini merambah ke masyarakat dengan tanin memiliki aktivitas sebagai antijamur.
jumlah produksi yang lebih banyak dan Suatu penyakit yang disebabkan oleh
bernilai jual sehingga bisa menambah jamur atau fungi yaitu disebut dengan
penghasilan keuangan keluarga mikosis. Salah satu infeksi pada kulit yang
(Gendrowati, 2018). Salah satu contoh disebabkan oleh fungi yaitu infeksi
tanaman yang banyak ditanam di pekarangan dermatofitosis. Dermatofitosis merupakan
rumah adalah tanaman mangga. infeksi jamur dermatofita (spesies
Menurut data yang diambil dari Dinas microsporum, trichophyton dan
Kesehatan Kota Pontianak Provinsi epidermophyton) yang menyerang epidermis
Kalimatan Barat. Dapat diketahui jumlah bagian superfisial, kuku dan rambut. Jamur
atau total penyakit kulit alergi seperti Trichophyton rubrum merupakan jamur yang
penyakit gatal-gatal pada kulit atau alergi sering menyebabkan dermatofitosis kronis.
kulit termasuk kedalam 10 penyakit Dermatofitosis terdiri dari tinea kapitis, tinea
terbanyak yang diperiksakan warga ke barbae, tinea kruris, tinea pedis, tinea
Puskesmas Pontianak dari tahun 2015 unguium dan tinea korporis (Mozer et al.,
mencapai 15.996, 2016 mencapai 15.641 2015).
orang yang terinfeksi penyakit kulit, salah Lingkungan Indonesia yang beriklim
satunya yang disebabkan oleh jamur. tropis mempunyai daya dukung untuk
Tanaman mangga (Mangifera indica pertumbuhan dan perkembangan
L) merupakan tanaman yang berasal dari mikroorganisme yang sangat baik, baik yang
India yang persebarannya sudah hampir menguntungkan maupun yang merugikan.
menjangkau seluruh Negara. Di Indonesia Salah satu mikroorganisme yang merugikan
penyebarannya menjangkau ke seluruh adalah jamur yang pada keadaan lembab
wilayah, bahkan di tiap-tiap daerah memiliki dapat tumbuh dengan baik. Jamur dapat
istilah penyebutannya masing-masing seperti tumbuh di bagian tubuh tertentu pada
palem (Jawa Tengah dan Jawa Timur), pao manusia dan akan menimbulkan penyakit
(Madura), Mampalam (Aceh), mangga (Jawa yaitu Tinea pedis. Penyakit ini disebabkan
Barat/Sunda), ampelm (Bali), maga (Nias), oleh jamur dermatofita terutama
taipa (Sulawesi Selatan), kawiley Trichophyton rubrum dan Trichophyton
(Minahasa), mampalang (Maluku), mentagrophytes yang menyebabkan atau
(Permadi, 2016). menyerang bagian kulit, kuku maupun
Tanaman mangga (Mangifera indica rambut. Penyakit ini merupakan penyakit
L) adalah salah satu tumbuhan yang biasanya infeksi dermatofita yang sering terjadi
ditanam di pekarangan rumah sebagai (Ningsih, Zusfahair dan Mantari, 2017).
tanaman obat. Pohon mangga (Mangifera Berdasarkan hasil penelitian Dian
indica L) yang satu ini mungkin khasiat Riana Ningsih dkk, 2017 Ekstrak methanol
daunnya jarang diketahui, tapi khasiatnya daun mangga terbukti dapat menghambat
tidak bisa diremehkan (Nuraini, 2014). Tidak pertumbuhan C. albicans pada kosentrasi
hanya dapat dimanfaatkan daging buahnya, 1000 ppm dengan zona hambat sebesar 8,12
mm. Konsentrasi hambat tumbuh minimum Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Hasil
(KHTM) ekstrak metanol daun mangga ekstraksi yang diperoleh dari 2,5 kilogram
terhadap C. albicans yaitu pada konsentrasi daun mangga adalah 116,80 gram ekstrak
65 ppm dengan zona hambat 0.64 mm kental. Kemudian ekstrak diencerkan dengan
(Ningsih, Zusfahair dan Mantari, 2017). DMSO (Dimethyl sulfoksida) 15% kemudian
Dari uraian di atas peneliti tertarik diujikan pada jamur Trichophyton rubrum
melakukan penelitian dengan judul dengan metode difusi. Pemeriksaan
Efektifitas Konsentrasi Ekstrak Metanol dilakukan dengan menggunakan sampel
Daun Mangga (Mangifera indica L) ekstrak daun mangga yang dibuat
Terhadap Pertumbuhan Jamur konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%,
Trichophyton rubrum Metode Difusi. 35%, 40%, 45% dan 50% dengan replikasi 3
kali pada masing-masing konsentrasi
METODE PENELITIAN sehingga jumlah total sampel yang diuji
Penelitian yang dilakukan berbentuk adalah sebanyak 30. Ekstrak daun mangga
penelitian eksperimen semu (Quasi pada masing-masing konsentrasi dibuat disk
Eksperiment) adalah eksperimen yang antijamur dengan cara meletakkan blank disk
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak ke dalam ekstrak daun mangga selama 15
dapat berfungsi sepenuhnya untuk menit, kemudian ditiriskan sampai blank disk
mengontrol variabel-variabel luar yang tersebut kering. Media yang digunakan
mempengaruhi eksperimen. Desain dalam adalah media Potato Dextrose Agar (PDA).
penelitian ini adalah eksperimental semu Media Potato Dextrose Agar (PDA) dibuat
(Siswanto, Susila dan Suyanto, 2017). sebanyak 15 ml tiap konsentrasi, kemudian
Populasi pada penelitian ini adalah Daun ditanami jamur dan blank disk diletakkan di
Mangga (Mangifera indica L) yang dibuat atas media yang sudah ditanami jamur
ekstrak terdapat di daerah Parit H. Husein 1, dengan posisi tengah. Setelah itu diinkubasi
Kecamatan Pontianak Tenggara, Kalimantan pada suhu 37oC selama 96 jam kemudian
Barat. Sampel yang digunakan adalah diamati zona hambat dan diukur.
Ekstrak Daun Mangga (Mangifera indica L) Pembacaan hasil dilakukan dengan
dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, mengukur diameter zona hambatan jamur
25%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan 50% Trichophyton rubrum yang tumbuh pada
menggunakan Dimetyl Sulofoksida 15% media PDA yang telah diinkubasi selama 96
sebagai pengencer. Teknik pengambilan jam dengan mengunakan penggaris dengan
sampel yang digunakan adalah purposive satuan milimeter (mm).
sampling, yaitu teknik penentuan sampel Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria ekstrak metanol daun mangga (Mangifera
tertentu (Sujarweni, 2014). Penelitian ini indica L) terhadap pertumbuhan jamur
dilakukan pada bulan November 2018 Trichophyton rubrum dengan metode difusi
sampai dengan bulan Maret 2019. Penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Tabel 1. Hasil Pengukuran Zona Hambat
Politeknik Kesehatan Kementerian Zona Hambat Setelah Inkubasi
Kesehatan Pontianak. Kons. Rata-Rata
DMa DMb DMc
5% 5,00 6,50 6,00 5,83
HASIL DAN PEMBAHASAN 10% 7,00 7,50 8,00 7,50
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 22 15% 10,00 9,00 9,50 9,50
November 2018 – 15 Maret 2019 di 20% 11,00 11,50 12,00 11,50
Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes 25% 12,50 11,50 12,00 12,00
Pontianak. Pembuatan ekstrak daun mangga 30% 13,50 11,50 12,00 12,33
(Mangifera indica L) dilakukan di 35% 15,00 14,00 14,50 14,50
Laboratorium Farmasi STIKES Yayasan 40% 16,00 15,00 15,50 15,50
Rumah Sakit Islam Pontianak pada tanggal 45% 17,50 16,50 16,00 16,67
12 Desember 2018. Bahan penelitian didapat 50% 18,50 17,50 18,00 18,00
di daerah Jalan Parit H. Husein 1, Kota
Tabel 2. Deskriptif Statistik Efektifitas Tabel 4. Hasil ANOVA Uji Regresi Efektifitas
Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun
Mangga (Mangifera indica L) Terhadap Mangga (Mangifera indica L) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Trichophyton Pertumbuhan Jamur Trichophyton
rubrum Metode Difusi. rubrum Metode Difusi.

Descriptive Statistics ANOVAb


Std. Sum of Mean
N Min Max Mean
Deviation Model Squares df Square F Sig.
Zona Hambat 1 Regression 412.445 1 412.445 734.579 .000a
Trichophyton 30 5.00 18.50 12.33 3.84244 Residual 15.721 28 .561
rubrum
Valid N Total 428.167 29
30
(listwise)
Berdasarkan Tabel 2. deskriptif Berdasarkan Tabel 4, menjelaskan
statistik efektifitas konsentrasi ekstrak apakah terdapat efektifitas yang nyata
metanol daun mangga (Mangifera indica L) (signifikan) antara variabel bebas (ekstrak
terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton metanol daun mangga) terhadap variabel
rubrum metode difusi didapatkan nilai rata- terikat (zona hambat jamur Trichophyton
rata zona hambat jamur Trichophyton rubrum). Berdasarkan tabel tersebut dapat
rubrum yaitu 12,33 mm dengan jumlah diketahui bahwa F hitung sebesar 734,579
sampel 30 sampel, zona hambat terbesar dengan tingkat signifikansi p sebesar 0,000 <
yaitu 18,50 mm, zona hambat terkecil yaitu 𝛼 0,05 yang menyatakan bahwa Ha diterima,
5,00 mm dengan nilai standar deviasi sebesar artinya terdapat efektifitas yang signifikan
3,84244. antara variabel bebas (ekstrak metanol daun
mangga) terhadap variabel terikat (zona
Tabel 3. Hasil R Square Uji Regresi Efektifitas
Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun
hambat jamur Trichophyton rubrum) metode
Mangga (Mangifera indica L) Terhadap difusi.
Pertumbuhan Jamur Trichophyton Berdasarkan hasil pada uji diskriptif
rubrum Metode Difusi. yaitu dapat diketahui nilai minimumn
Model Summary sebesar 5,00, maksimum sebesar 18,50, rata-
Model R R Square
Adjusted Std. Error of rata (mean) sebesar 12,33 dan standar deviasi
R Square the Estimate
sebesar 3,84244. Besar zona hambat yang
1 .981a .963 .962 .74931
dihasilkan sesuai dengan uji deskriptif
Berdasarkan Tabel 3, diketahui R didapatkan hasil yang berbeda- beda pada
Square (R2) menyatakan seberapa besar setiap konsentrasi. Perbedaan zona hambat
konstribusi konsentrasi ekstrak metanol daun yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi
mangga dalam menghambat pertumbuhan ekstrak daun mangga yang diberikan.
jamur Trichophyton rubrum. Nilai R Square Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun
(R2) yang sebesar 0,963 menunjukkan bahwa mangga yang diberikan maka semakin tinggi
besarnya konstribusi konsentrasi ekstrak pula zona hambat yang dihasilkan terhadap
metanol daun mangga dalam mempengaruhi pertumbuhan jamur trichophyton rubrum
zona hambat jamur Trichophyton rubrum karena pada setiap peningkatan konsentrasi
adalah sebesar 96,3% dipengaruhi oleh ekstrak maka senyawa antijamur yang
konsentrasi ekstrak metanol daun mangga terkandung dalam ekstrak juga akan
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor meningkat.
lain contohnya seperti suhu, lamanya Hasil uji R Square (R2) regresi linear
perendaman disk, pH dan senyawa-senyawa sederhana yaitu 0,963 artinya kontribusi
zat aktif lainnya yang terkandung di dalam efektifitas yang dihasilkan oleh ekstrak
ekstrak metanol daun mangga. metanol daun mangga sebesar 96,3%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain.
Kandungan senyawa aktif yang
terdapat dalam ekstrak metanol daun mangga
yang telah dilakukan uji skrining fitokimia
yaitu flavonoid, tanin, alkaloid, polifenol dan Steroid merupakan senyawa turunan
steroid. (derivat) lipid yang tidak terhidrolisis
Flavonoid merupakan senyawa senyawa yang termasuk turunan senyawa
metabolit sekunder yang memiliki struktur steroid, misalnya kolesterol, ergosterol dan
inti C6-C3-C6 yaitu dua cincin aromatik yang estrogen. Pada umumnya steroid berfungsi
dihubungakan dengan 3 atom C, biasanya sebagai hormon. Secara sederhana steroid
dengan ikatan atom O yang berupa ikatan dapat diartikan sebagai kelas senyawa
oksigen heterosiklik. Senyawa ini dapat organik bahan alam dan biasanya
dimasukan sebagai senyawa polifenol karena penggunaan senyawa ini mempunyai efek
mengandung 2 atau lebih gugus hidroksil, fisiologis tertentu (Illing, Safitri dan Erfiana,
bersifat agak asam sehingga dapat larut 2017).
dalam basa (Hanani, 2017). Senyawa Pada penelitian ini, hasil penelitian
flavonoid memiliki mekanisme antijamur pada beberapa replikasi bersifat ekstrim
dengan mengganggu homeostasis (terlalu rendah atau terlalu tinggi). Hal ini
mitokondria dan juga dengan mengganggu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara
integritas membran sel jamur (Christoper, lain :
Natalia and Rahmayanti, 2017). 1. Suhu yang digunakan oleh peneliti yaitu
Tanin merupakan suatu senyawa suhu 37oC. Namun pada proses penelitian
polifenol yang tersebar luas dalam tegangan listrik yang tidak stabil serta
tumbuhan, dan pada beberapa tanaman pintu inkubator sering dibuka tutup tidak
terdapat terutama dalam jaringan kayu dapat dikendalikan. Sehingga suhu dapat
seperti kulit batang, dan jaringan lain, yaitu berubah-ubah, menyebabkan hasil zona
daun dan buah. Beberapa pustaka hambat bersifat ekstrim yaitu terlalu
mengelompokan tanin dalam senyawa rendah.
golongan fenol. Tanin memiliki aktivitas 2. Waktu yang digunakan oleh peneliti
antijamur dengan cara menghambat sintesis dalam perendaman kertas cakram yaitu 15
kitin yang digunakan untuk pembentukan menit. Namun pada proses penelitian,
dinding sel pada jamur dan merusak peneliti tidak dapat dengan cepat
membran sel sehingga pertumbuhan jamur menempelkan kertas cakram ke dalam
terhambat (Christoper, Natalia and media sehingga ada kertas cakram yang
Rahmayanti, 2017) terendam lebih lama atau lebih dari 15
Alkaloid merupakan senyawa menit menyebabkan hasil zona hambat
metabolit sekunder mengandung unsur bersifat ekstrim yaitu terlalu tinggi.
nitrogen (N) biasanya pada cincin Berdasarkan hasil ANOVA uji regresi
heterosiklis dan bersifat basa. Alkaloid linear menunjukan bahwa nilai signikansi
memiliki aktivitas sebagai antijamur dengan sebesar 0,000 <  (0,05) dan dinyatakan
cara merusak dinding sel mikroba (Ningsih, bahwa Ha diterima artinya terdapat
Zusfahair dan Mantari, 2017). efektifitas konsentrasi ekstrak metanol daun
Polifenol merupakan sekelompok mangga terhadap pertumbuhan jamur
metabolit sekunder yang mempunyai cincin Trichophyton rubrum metode difusi.
aromatik yang terikat dengan satu atau lebih Penelitian ini diperkuat dengan adanya
substituent gugus hidroksil yang berasal dari penelitian dari Dian Riana Ningsih,
jalur metabolisme asam sikimat dan fenil Zusfahair dan Diyu Mantari pada tahun 2017
propanoid (Illing, Safitri dan Erfiana, 2017). dari Universitas Jenderal Soedirman yang
Fenol mempunyai efek antijamur dengan menyatakan bahwa ekstrak metanol daun
cara menyebabkan kerusakan pada mangga terbukti dapat menghambat
mitokondria yang akan menyebabkan pertumbuhan C. albicans pada konsentrasi
penimbunan ROS, mekanisme antijamur lain 1000 ppm dengan zona hambat sebesar 8,12
dari fenol adalah bekerja dengan mm. Konsentrasi hambat tumbuh minimum
menghambat sintesis kitin yang penting (KHTM) ekstrak metanol daun mangga
untuk pembentukan dinding sel (Christoper, terhadap C. albicans yaitu pada konsentrasi
Natalia dan Rahmayanti, 2017). 65 ppm dengan zona hambat 0,64 mm.
PENUTUP Ashari, S. (2017) Mangga (Dulu, Kini dan
Berdasarkan hasil penelitian efektifitas Esok). Malang: UB Press.
konsentrasi ekstrak metanol daun mangga Balouiri, M., Sadiki, M. dan Ibnsouda, S. K.
arumanis (Mangifera indica L) terhadap (2016) ‘Methods for in vitro
zona hambat jamur Trichophyton rubrum evaluating antimicrobial activity: A
dengan metode difusi dapat disimpulkan review’, Journal of Pharmaceutical
sebagai berikut: Analysis. Elsevier, 6(2), pp. 71–79.
Konsentrasi efektif ekstrak metanol Brooks, G. F. et al. (2014) Mikrobiologi
daun mangga arumanis (Mangifera indica L) Kedokteran Jawetz, Melnick, &
terhadap zona hambat jamur Trichophyton Adelberg. 25th edn. Jakarta: EGC.
rubrum yaitu pada konsentrasi 50% karena Christoper, W., Natalia, D. and Rahmayanti,
pada konsentrasi ini nilai rata-rata zona S. (2017) ‘Artikel Penelitian Uji
hambat dari ekstrak metanol daun mangga Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol
mempunyai zona hambat sebesar 18,00 mm. Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
Pada penelitian ini diperoleh rata-rata americana (Aubl) Merr. Ex K.
diameter zona hambat yang dihasilkan oleh Heyne) Terhadap Trichophyton
ekstrak metanol daun mangga arumanis mentagrophytes secara In Vitro’,
(Mangifera indica L) pada konsentrasi 5% Jurnal Kesehatan Andalas, pp.
yaitu sebesar 5,83 mm, konsentrasi 10% 685–689.
sebesar 7,50 mm, konsentrasi 15% sebesar Dewi, A. P. et al. (2017) ‘Uji Aktivitas
9,50 mm, konsentrasi 20% sebesar 11,50 Antibakteri Ekstrak Etanol Biji
mm, konsentrasi 25% sebesar 12,00 mm, Mahoni (Swietenia mahagoni)
kosnsentrasi 30% sebesar 12,33 mm, Terhadap Shigella dysenteriae’,
konsentrasi 35% sebesar 14,50 mm, Journal Of Pharmacy & Science, 1,
konsentrasi 40% sebesar 15,50 mm, pp. 15–21.
konsentrasi 45% sebesar 16,67 mm, dan Dinas Kesehatan Kota Pontianak. (2015)
konsentrasi 50% sebesar 18,00 mm. Penyakit Kulit Infeksi. Pontianak
Terdapat efektifitas ekstrak metanol Dinas Kesehatan Kota Pontianak. (2016)
daun mangga arumanis terhadap Penyakit Kulit Infeksi. Pontianak.
pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum Farmakope (2014) ‘Farmakope Indonesia
yang dibuktikan dengan menggunakan uji Edisi V’.
regresi linear yang diolah menggunakan Gendrowati, F. (2018) Tanaman Ajaib.
program SPSS dengan nilai (p = 0,00 < 0,05) Edited by Geulis. Jakarta: Pustaka
maka terdapat pengaruh ekstrak metanol Makmur.
daun mangga (Mangifera indica L) terhadap Hanani, E. (2017) Analisis Fitokimia. Edited
pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum by T. V. D. Hadinata dan A. Hanif.
dengan metode difusi. Hasil uji R Square Jakarta: EGC.
(R2) regresi linear sederhana yaitu 0,96300 Illing, I., Safitri, W. dan Erfiana (2017) ‘Uji
artinya kontribusi efektifitas yang dihasilkan Fitokimia Ekstrak Buah Dengen’,
oleh ekstrak metanol daun mangga sebesar Dinamika, 08(1), pp. 66–84.
96,3%. Irianto, K. (2014) Bakteriologi Medis,
Mikologi Medis, dan Virologi Medis
DAFTAR PUSTAKA (Medical Bacteriology, Medical
Anggita, D., Abdi, D. A. dan Desiani, V. Micology, dan Medical Virology).
(2018) ‘Efektifitas Ekstrak Daun Bandung: Alvabeta.
dan Getah Tanaman Jarak Cina Kamienski, M. dan Keogh, J. (2015)
(Jatropha Multifida L.) Sebagai Farmakologi Demystified. 1st edn.
Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Edited by A. Sahala. Yogyakarta:
Bakteri Staphylococcus aureus Rapha Publising.
Secara In Vitro’, Window of Health, KEMENKES (2014) Prosedur Pemeriksaan
1(1), pp. 29–33. Bakteriologi Klinik. Jakarta:
KEMENKES.
Kumoro, A. C. (2015) Teknologi Ekstraksi Roosheroe, I. G., Sjamsuridzal, W. dan
Senyawa Bahan Aktif dari Tanaman Oetari, A. (2014) Mikologi: Dasar
Obat. Yogyakarta: Plantaxia. dan Terapan. 2nd edn. Jakarta:
Leba, M. A. U. (2017) Ekstraksi dan Real Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Kromatografi. Yogyakarta: CV Salim, F. S. (2010) Efek Antifungi Ekstrak
Budi Utama. Etanol Daun Lidah Buaya (Aloe
Maharani, A. (2015) Penyakit Kulit, vera L) Terhadap Pertumbuhan
Perawatan, Pencegahan & Trichophyton rubrum Secara In
Pengobatan. Edited by Mona. Vitro. Skripsi. Universitas Sebelas
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Maret Surakarta.
Available at: Siregar, S. (2014) Metode Penelitian
https://eprints.uns.ac.id/5198/1/k.p Kuantitatif: Dilengkapi
df. Perbandingan Perhitungan Manual
Misnadiarly dan Djajaningrat, H. (2014) & SPSS. 1st edn. Jakarta: Kencana.
Mikrobiologi Untuk Klinik dan Siswanto, Susila dan Suyanto (2017)
Laboratorium. Jakarta: Rineka Metodologi Penelitian Kombinasi
Cipta. Kualitatif Kuantitatif Kedokteran &
Mozer, H. et al. (2015) Uji Aktifitas Kesehatan. Klaten: Penerbit
Antifungi Ekstrak Etanol 96% Kulit Bossscript.
Batang Kayu Jawa (Lannea Sri Harti, A. (2015) Mikrobiologi Kesehatan.
coromandelica) Terhadap Yogyakarta: Penerbit Andi.
Aspergillus niger, Candida Sugiyono (2017) Metode Penelitian
albicans, dan Trichophyton rubrum. Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Bandung: Alfabeta.
Jakarta. Sujarweni, W. (2014) Metodologi Penelitian
Ningsih, D. R., Zusfahair dan Mantari, D. Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit
(2017) ‘Ekstrak Daun Mangga Gava Media.
(Mangifera indica L.) Sebagai Swastika, A. (2014) Kitab Khasiat Buah dan
Antijamur Terhadap Jamur Candida Sayur Tumpas Segala Penyakit.
albicans dan Identifikasi Golongan Yogyakarta: Shira Media.
Senyawanya’, Jurnal Kimia Riset, 2 Syahdrajat, T. (2015) Panduan Menulis
No. 1, pp. 61–68. Tugas Akhir Kedokteran &
Nuraini, D. N. (2014) Aneka Daun Kesehatan. Jakarta: Prenadamedia
Berkhasiat untuk Obat. Yogyakarta: Group.
Penerbit Gava Media. Toy, T. S. S. et al. (2015) ‘Uji Daya Hambat
Permadi (2016) Panen Jutaan Rupiah Dari Ekstrak Rumput Laut Gracilaria sp
Usaha Budidaya Mangga. Depok: Terhadap Pertumbuhan Bakteri
PT. Palapa. Staphylococcus aureus’.
Priyono (2016) Metode Penelitian Waluyo, E. dan Kusuma, B. (2017)
Kuantitatif. Edited by T. Chandra. Keamanan Pangan Produk
Sidoarjo: Zifatama Publishing. Perikanan. Malang: UB Press.
Putra, W. S. (2013) 68 Buah Ajaib Penangkal
Ajaib. Edited by R. KR.
Yogyakarta: Kata Hati.
Ritiasa, K. et al. (2015) Info Obat Indonesia.
Edited by M. A. Karniani et al.
Jakarta: Parama Abhipraya.
Rohman, A. (2018) Analisis Obat Dalam
Sediaan Farmasi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai