ABSTRAK
Ekstrak bahan alami dari daun mangga (Mangifera indica L) memiliki potensi sebagai
antijamur. Salah satu jamur yang menyebabkan infeksi dermatofitosis yaitu Trichophyton rubrum.
Bagian daun tanaman mangga arumanis dapat dimanfaatkan sebagai anti jamur dengan
memanfaatkan kandungan senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, polifenol dan steroid di dalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konsentrasi ekstrak metanol daun mangga
arumanis terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum metode difusi. Metode penelitian
yang digunakan adalah eksperimental semu dengan teknik pengambilan sampel Purposive
Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah daun mangga harum manis yang dibuat ekstrak
dengan menggunakan pelarut metanol. Sampel yang digunakan adalah ekstrak daun manga
arumanis dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% 35%, 40%, 45%, dan 50%.
Berdasarkan hasil penelitin didapatkan konsentrasi efektif yaitu pada konsentrasi 50% dengan
diameter zona hambat sebesar 18,00 mm. rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh
ekstrak metanol daun mangga arumanis pada konsentrasi 5% yaitu sebesar 5,83 mm, konsentrasi
10% sebesar 7,50 mm, konsentrasi 15% sebesar 9,50 mm, konsentrasi 20% sebesar 11,50 mm,
konsentrasi 25% sebesar 12,00 mm, kosnsentrasi 30% sebesar 12,33 mm, konsentrasi 35%
sebesar 14,50 mm, konsentrasi 40% sebesar 15,50 mm, konsentrasi 45% sebesar 16,67 mm, dan
konsentrasi 50% sebesar 18,00 mm. Hasil analisis statistik uji Regresi linier didapatkan p value =
0,000 < α 0,05 sehingga dinyatakan terdapat efektifitas konsentrasi ekstrak metanol daun mangga
terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum metode difusi. Hasil R Square uji regresi
linear yaitu 0,963 artinya kontribusi efektifitas yang dihasilkan oleh ekstrak metanol daun mangga
sebesar 96,3%.
Kata Kunci : Daun Mangga, Trichophyton rubrum, Metode Difusi.
The mango leaves (Mangifera indica L) extract had antifungal actifity. Trichophyton
rubrum is one causes of dermatophytosis. The part of the mango leaves can be used as an
antifungal by utilizing the contents of flavonoids, tannins, alkaloids, polyphenols and steroids in
it. This study aims to determine the effectiveness of the concentration of methanol extract from
arumanis mango leaves on the growth of the Trichophyton rubrum fungus diffusion method. The
research method that used was quasi-experimental with purposive sampling technique. The
population in this study was arumanis’ leaves, by extract using methanol solvent. The sample used
was arumanis mango leaves extract with a concentration of 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% 35%,
40%, 45%, and 50%. Based on the results of the study, the effective concentration was obtained
at a concentration of 50% with a diameter of inhibition zone of 18.00 mm. the average inhibition
zone diameter produced by methanol extract of arumanis mango leaf at a concentration of 5%.
that is equal to 5.83 mm, 10% concentration of 7.50 mm, 15% concentration of 9.50 mm,
concentration 20% of 11.50 mm, concentration of 25% of 12.00 mm, concentration of 30% of
12.33 mm, concentration of 35% of 14.50 mm, concentration of 40% of 15.50 mm, concentration
of 45% of 16, 67 mm, and 50% concentration of 18.00 mm. The results of the statistical analysis
of linear regression obtained p value = 0,000 < α 0,05 so that it meaned that the concentration of
methanol extract from mango leaves was found to be effective on the growth of the Trichophyton
rubrum fungus diffusion method. R Square results of linear regression test which is 0.963 means
that the contribution of effectiveness produced by methanol extract of mango leaves is 96.3%.
Keywords : Mango Leaves, Trichophyton rubrum, Diffusion Method.
PENDAHULUAN daun mudanya juga dapat dijadikan lalap
Tanaman obat adalah jenis tanaman atau sayuran (Swastika, 2014). Selain
yang sengaja dibudidayakan di sekitar digunakan sebagai lalapan daun mangga juga
pekarangan rumah karena memiliki fungsi digunakan sebagai obat herbal di masyarakat
sebagai tanaman obat sehingga bisa contohnya untuk obat luka bakar, disentri,
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan menormalkan tekanan darah dan
obat-obatan keluarga dengan cara menghentikan cegukan. Daun mangga juga
pengolahan atau peracikan yang dilakukan dapat digunakan sebagai obat antijamur,
secara sederhana. Tanaman obat memang salah satunya adalah jamur Candida
awalnya hanya dapat dimanfaatkan untuk albicans. Sesuai dengan penelitian (Ningsih,
pemenuhan kebutuhan obat dalam Zusfahair dan Mantari, 2017) yaitu senyawa
lingkungan keluarga. Namun, seiring dengan yang terkandung pada daun mangga yaitu:
perkembangannya pemanfaatan tanaman alkaloid, flavonoid, stereoid, polifenol dan
obat kini merambah ke masyarakat dengan tanin memiliki aktivitas sebagai antijamur.
jumlah produksi yang lebih banyak dan Suatu penyakit yang disebabkan oleh
bernilai jual sehingga bisa menambah jamur atau fungi yaitu disebut dengan
penghasilan keuangan keluarga mikosis. Salah satu infeksi pada kulit yang
(Gendrowati, 2018). Salah satu contoh disebabkan oleh fungi yaitu infeksi
tanaman yang banyak ditanam di pekarangan dermatofitosis. Dermatofitosis merupakan
rumah adalah tanaman mangga. infeksi jamur dermatofita (spesies
Menurut data yang diambil dari Dinas microsporum, trichophyton dan
Kesehatan Kota Pontianak Provinsi epidermophyton) yang menyerang epidermis
Kalimatan Barat. Dapat diketahui jumlah bagian superfisial, kuku dan rambut. Jamur
atau total penyakit kulit alergi seperti Trichophyton rubrum merupakan jamur yang
penyakit gatal-gatal pada kulit atau alergi sering menyebabkan dermatofitosis kronis.
kulit termasuk kedalam 10 penyakit Dermatofitosis terdiri dari tinea kapitis, tinea
terbanyak yang diperiksakan warga ke barbae, tinea kruris, tinea pedis, tinea
Puskesmas Pontianak dari tahun 2015 unguium dan tinea korporis (Mozer et al.,
mencapai 15.996, 2016 mencapai 15.641 2015).
orang yang terinfeksi penyakit kulit, salah Lingkungan Indonesia yang beriklim
satunya yang disebabkan oleh jamur. tropis mempunyai daya dukung untuk
Tanaman mangga (Mangifera indica pertumbuhan dan perkembangan
L) merupakan tanaman yang berasal dari mikroorganisme yang sangat baik, baik yang
India yang persebarannya sudah hampir menguntungkan maupun yang merugikan.
menjangkau seluruh Negara. Di Indonesia Salah satu mikroorganisme yang merugikan
penyebarannya menjangkau ke seluruh adalah jamur yang pada keadaan lembab
wilayah, bahkan di tiap-tiap daerah memiliki dapat tumbuh dengan baik. Jamur dapat
istilah penyebutannya masing-masing seperti tumbuh di bagian tubuh tertentu pada
palem (Jawa Tengah dan Jawa Timur), pao manusia dan akan menimbulkan penyakit
(Madura), Mampalam (Aceh), mangga (Jawa yaitu Tinea pedis. Penyakit ini disebabkan
Barat/Sunda), ampelm (Bali), maga (Nias), oleh jamur dermatofita terutama
taipa (Sulawesi Selatan), kawiley Trichophyton rubrum dan Trichophyton
(Minahasa), mampalang (Maluku), mentagrophytes yang menyebabkan atau
(Permadi, 2016). menyerang bagian kulit, kuku maupun
Tanaman mangga (Mangifera indica rambut. Penyakit ini merupakan penyakit
L) adalah salah satu tumbuhan yang biasanya infeksi dermatofita yang sering terjadi
ditanam di pekarangan rumah sebagai (Ningsih, Zusfahair dan Mantari, 2017).
tanaman obat. Pohon mangga (Mangifera Berdasarkan hasil penelitian Dian
indica L) yang satu ini mungkin khasiat Riana Ningsih dkk, 2017 Ekstrak methanol
daunnya jarang diketahui, tapi khasiatnya daun mangga terbukti dapat menghambat
tidak bisa diremehkan (Nuraini, 2014). Tidak pertumbuhan C. albicans pada kosentrasi
hanya dapat dimanfaatkan daging buahnya, 1000 ppm dengan zona hambat sebesar 8,12
mm. Konsentrasi hambat tumbuh minimum Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Hasil
(KHTM) ekstrak metanol daun mangga ekstraksi yang diperoleh dari 2,5 kilogram
terhadap C. albicans yaitu pada konsentrasi daun mangga adalah 116,80 gram ekstrak
65 ppm dengan zona hambat 0.64 mm kental. Kemudian ekstrak diencerkan dengan
(Ningsih, Zusfahair dan Mantari, 2017). DMSO (Dimethyl sulfoksida) 15% kemudian
Dari uraian di atas peneliti tertarik diujikan pada jamur Trichophyton rubrum
melakukan penelitian dengan judul dengan metode difusi. Pemeriksaan
Efektifitas Konsentrasi Ekstrak Metanol dilakukan dengan menggunakan sampel
Daun Mangga (Mangifera indica L) ekstrak daun mangga yang dibuat
Terhadap Pertumbuhan Jamur konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%,
Trichophyton rubrum Metode Difusi. 35%, 40%, 45% dan 50% dengan replikasi 3
kali pada masing-masing konsentrasi
METODE PENELITIAN sehingga jumlah total sampel yang diuji
Penelitian yang dilakukan berbentuk adalah sebanyak 30. Ekstrak daun mangga
penelitian eksperimen semu (Quasi pada masing-masing konsentrasi dibuat disk
Eksperiment) adalah eksperimen yang antijamur dengan cara meletakkan blank disk
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak ke dalam ekstrak daun mangga selama 15
dapat berfungsi sepenuhnya untuk menit, kemudian ditiriskan sampai blank disk
mengontrol variabel-variabel luar yang tersebut kering. Media yang digunakan
mempengaruhi eksperimen. Desain dalam adalah media Potato Dextrose Agar (PDA).
penelitian ini adalah eksperimental semu Media Potato Dextrose Agar (PDA) dibuat
(Siswanto, Susila dan Suyanto, 2017). sebanyak 15 ml tiap konsentrasi, kemudian
Populasi pada penelitian ini adalah Daun ditanami jamur dan blank disk diletakkan di
Mangga (Mangifera indica L) yang dibuat atas media yang sudah ditanami jamur
ekstrak terdapat di daerah Parit H. Husein 1, dengan posisi tengah. Setelah itu diinkubasi
Kecamatan Pontianak Tenggara, Kalimantan pada suhu 37oC selama 96 jam kemudian
Barat. Sampel yang digunakan adalah diamati zona hambat dan diukur.
Ekstrak Daun Mangga (Mangifera indica L) Pembacaan hasil dilakukan dengan
dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, mengukur diameter zona hambatan jamur
25%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan 50% Trichophyton rubrum yang tumbuh pada
menggunakan Dimetyl Sulofoksida 15% media PDA yang telah diinkubasi selama 96
sebagai pengencer. Teknik pengambilan jam dengan mengunakan penggaris dengan
sampel yang digunakan adalah purposive satuan milimeter (mm).
sampling, yaitu teknik penentuan sampel Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria ekstrak metanol daun mangga (Mangifera
tertentu (Sujarweni, 2014). Penelitian ini indica L) terhadap pertumbuhan jamur
dilakukan pada bulan November 2018 Trichophyton rubrum dengan metode difusi
sampai dengan bulan Maret 2019. Penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Tabel 1. Hasil Pengukuran Zona Hambat
Politeknik Kesehatan Kementerian Zona Hambat Setelah Inkubasi
Kesehatan Pontianak. Kons. Rata-Rata
DMa DMb DMc
5% 5,00 6,50 6,00 5,83
HASIL DAN PEMBAHASAN 10% 7,00 7,50 8,00 7,50
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 22 15% 10,00 9,00 9,50 9,50
November 2018 – 15 Maret 2019 di 20% 11,00 11,50 12,00 11,50
Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes 25% 12,50 11,50 12,00 12,00
Pontianak. Pembuatan ekstrak daun mangga 30% 13,50 11,50 12,00 12,33
(Mangifera indica L) dilakukan di 35% 15,00 14,00 14,50 14,50
Laboratorium Farmasi STIKES Yayasan 40% 16,00 15,00 15,50 15,50
Rumah Sakit Islam Pontianak pada tanggal 45% 17,50 16,50 16,00 16,67
12 Desember 2018. Bahan penelitian didapat 50% 18,50 17,50 18,00 18,00
di daerah Jalan Parit H. Husein 1, Kota
Tabel 2. Deskriptif Statistik Efektifitas Tabel 4. Hasil ANOVA Uji Regresi Efektifitas
Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun
Mangga (Mangifera indica L) Terhadap Mangga (Mangifera indica L) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Trichophyton Pertumbuhan Jamur Trichophyton
rubrum Metode Difusi. rubrum Metode Difusi.