Anda di halaman 1dari 33

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

RSUD KABUPATEN KEDIRI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jl. Pahlawan Kusuma Bangsa No. 1 Pare Kediri (64213)
Telp. (0354) 391718, 391169 Fax. 391833

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEDIRI
Nomor : 445/

/418.67/2011

TENTANG
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS)
RSUD KABUPATEN KEDIRI

DIREKTUR RSUD KABUPATEN KEDIRI

Menimbang

: a.

Bahwa dalam upaya pelayanan kesehatan dan


untuk memberikan pedoman dasar dan norma tertulis
bagi pengelola, tenaga medis, paramedis, tenaga non
medis, pasien, pengunjung dan semua pihak yang
berhubungan dengan tugas dan fungsi rumah sakit,
perlu disusun dan ditetapkan peraturan internal rumah
sakit (hospital by laws).

b.

Bahwa untuk memenuhi pertimbangan huruf "a" di


atas pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan
Direktur.

Mengingat

: 1.

Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009,


tentang Kesehatan;

2.

Undang-Undang Kesehatan Nomor 44 TAHUN 2009

tentang RS;
3. Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
4. Undang-undang Nomor RI 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
5.

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor

436/MENKES/SK/V/1993, tentang berlakunya Standar


Pelayanan Rumah Sakit dan Standart Pelayanan Medis
di Rumah Sakit;
6.

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor:

1197/

MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Standar Pelayanan


Farmasi di Rumah Sakit.
7.

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor

129/Menkes/SK/II /2008 tentang Standar Pelayanan


Minimal Rumah Sakit.
8. Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah. ( Lembaran
Negara RI tahun 2007 Nomor 89, Lembaran Negara RI
Nomor 5165.
9. Peraturan
Nomor

Menteri

Kesehatan

RI

1045/MENKES/PER/XI/2006 Tentang Pedoman


Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan.
10. Keputusan Bupati Kediri Nomor :
188.48/344/418.32/2010 tentang Penetapan Penerapan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Bupati Kediri Nomor 33 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kediri;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS)


DI RSUD KABUPATEN KEDIRI.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :


(1) Daerah adalah Daerah Kabupaten Kediri.
(2)Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Kediri.
(3)Pemilik Rumah Sakit adalah Pemerintah Kabupaten Kediri.
(4)Direktur adalah Direktur RSUD Kabupaten Kediri.
(5)Pejabat Struktural adalah Pejabat Struktural RSUD Kabupaten Kediri.
(6)Dewan Pengawas Rumah Sakit adalah Unit Non Struktural yang
dibentuk dengan keputusan Bupati, yang bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan rumah sakit.
(7)Peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) adalah suatu
aturan dasar yang berlaku di lingkungan Rumah Sakit.
(8)Instalasi adalah instalasi RSUD Kabupaten Kediri.
(9)Satuan Pengawas Internal adalah staf rumah sakit yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh Direktur RSUD Kabupaten Kediri untuk melakukan
kegiatan pengawasan secara internal terhadap program yang
dijalankan.
(10)
Komite adalah wadah tenaga non struktural di RSUD
Kabupaten Kediri.
(11)
Komite Medis

adalah

kelompok

Kabupaten Kediri.

tenaga

medis

RSUD

(12)

Komite Keperawatan adalah kelompok tenaga keperawatan

RSUD Kabupaten Kediri.


(13)
Staf Medis Fungsional adalah kelompok dokter di RSUD
Kabupaten Kediri.
(14)
Staf Keperawatan Fungsional adalah kelompok perawat di
RSUD kabupaten Kediri
(15)
Tenaga Kesehatan adalah tenaga yang tercantum dalam
Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tengan Kesehatan dan Peraturan
Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
(16)
Panitia adalah panitia yang ditetapkan oleh Direktur RSUD
Kabupaten Kediri untuk menunjang program/ kegiatan rumah sakit.
(17)
Tenaga Kontrak adalah tenaga kontrak RSUD Kabupaten
Kediri.
(18)
Pasien adalah orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan yang diperlukan, baik
secara langsung maupun tidak langsung di RSUD Kab. kediri

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

Tujuan Penyusunan Peraturan Internal Rumah Sakit adalah :


(1)Menjadi pedoman dasar dan pernyataan tertulis tentang tugas,
kewenangan, tanggung jawab dan hubungan fungsional antara
Pemilik (Pemkab Kediri), Pengelola (Direktur dan Staf Struktural) ,
tenaga medis, dan tenaga keperawatan.
(2)Menjadi norma dasar perlindungan hukum bagi Pemilik (Pemerintah
Kabupaten Kediri), Pengelola (Direktur dan Staf Struktural) dan
Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya.
(3)Menjadi norma dasar perlindungan hukum untuk menghormati hak
dan

kewajiban

Pemilik,

Pengelola,

Tenaga

Medis,

Tenaga

Keperawatan dan Non Keperawatan, Pasien dan Pengunjung Rumah


Sakit.

BAB III
KEDUDUKAN RUMAH SAKIT
Pasal 3

Rumah

Sakit

Umum

Daerah

(RSUD)

adalah

unsur

penunjang

penyelenggaraan Pemerintah Daerah setingkat Satuan Kerja Perangkat


Daerah (SKPD) yang menyelenggarakan sebagaian urusan Rumah Tangga
di bidang pelayanan kesehatan.

BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4
Rumah sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna

Pasal 5
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya sebagaimana diatur dalam
pasal 5, Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit

2. Pemeliharaan

dan

peningkatan

kesehatan

perorangan

melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga


sesuai kebutuhan medis
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampauan dan pemberian pelayanan
kesehatan
4. Penyelenggaraan
penaspisan

dan

teknologi

penelitian
di

bidang

dan

pengembangan

kesehatan

dalam

serta
rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika


ilmu pengetahuan bidang kesehatan

BAB V
IDENTITAS RUMAH SAKIT
Pasal 6

1.
2.
3.
4.

Nama
Jenis/ Type
Pembiayaan
Alamat

:
:
:
:

RSUD kabupaten Kediri


Rumah Sakit Umum Daerah Type B
Swadana (Mandiri)
Jln. Pahlawan Kusuma Bangsa No. 1 Pare Kediri

(64213)
5.
6.
7.
8.

Telp. (0354) 391718, 391169 Fax. 391833


Dasar Pendirian : SK MENKES RI Nomor 447/MENKES/SK/V/1997
Tanggal diresmikan :
1997
Pemilik
: Pemerintah Kabupaten Kediri
Bangunan di atas tanah seluas 22.890 m2 dan luas bangunan 9.209.59

m2.
9. Perbatasan dengan Kabupaten lain sebagai berikut :
a. Sebelah Utara
: Kabupaten Jombang dan Kabupaten Nganjuk
b. Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Nganjuk
c. Sebelah Barat: Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Tulungagung
d. Sebelah Timur
: Kabupaten Jombang dan Kabupaten Malang
Pasal 7
RSUD Kabupaten Kediri mempunyai lambang yang berbentuk lingkaran
dan bermakna sesuai dengan Surat Keputusan Direktur RSUD Kabupaten
Kediri Tahun 1997.

Arti dari logo RSUD Kabupaten Kediri sebagai berikut:


1. Bentuk Lingkaran
Menggambarkan bahwa upaya peningkatan kualitas layanan yang
dilakukan "secara terus menerus tiada henti (continuous improvement)
dengan visi dan misi RSUD Kabupaten Kediri.
2. Tulisan :
a. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah merupakan rumah sakit
Pemerintah Daerah.
b. Kabupaten Kediri: Merupakan trade mark
c. Pare: Menggambarkan bahwa RSUD Kabupaten Kediri berlokasi di
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
d. Dasar berwarna putih: Melambangkan kesucian dan ketulusan hati.
RSUD Kabupaten Kediri untuk memberikan pelayanan PRIMA bidang
kesehatan untuk semua lapisan masyarakat dan seluruh pelanggan
rumah sakit. Kepuasan pelanggan kebanggaan kami (MOTTO).
3. Gambar patung GANESHA: melambangkan kekuatan yang besar,
Rumah Sakit Unggulan yang menjadi pilihan utama masyarakat di
wilayah Kediri dan sekitarnya. Segenap Dokter, Perawat dan seluruh
karyawan Rumah Sakit berkeyakinan bekerja keras, jujur, kerjasama
dan empati focus pada pelanggan dan percaya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Gambar bunga berwarna kuning: melambangkan keharumann dan
keagungan RSUD Kabupaten Kediri dalam memberikan pelayanan,
memperjuangkan dan mengupayakan kesembuhan dan kesehatan
secara terus menerus sampai akhir zaman.
5. Gambar palang hijau melambangkan kebijakan mutu yaitu Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri bertekad untuk memenuhi
harapan pelanggan di semua unit pelayanan dengan memberikan
pelayanan yang bermutu, didukung sumber daya manusia yang
professional
internasional

dan

berkompeten

untuk

serta

peningkatan

berkesinambungan.
Pasal 8

peralatan

berstandar

pelayanan

yang

(1)Di RSUD Kabupaten Kediri ditentukan satu macam stempel yaitu


stempel RSUD Kabupaten Kediri.
(2)Stempel RSUD Kabupaten Kediri digunakan pada surat yang
ditandatangani oleh Direktur dan jajarannya sesuai ketentuan yang
berlaku.
(3)Direktur bertanggung jawab atas keamanan dan penggunaan
stempel.
(4)Penggunaan stempel RSUD Kabupaten Kediri diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Direktur.

BAB VI
ORGANISASI RUMAH SAKIT
Pasal 9

Organisasi Rumah Sakit sebagai berikut:


(1)Direktur
(2)Wakil Direktur Umum dan Keuangan
(3)Wakil Direktur Pelayanan
(4)Kepala Bagian
(5)Kepala Bidang
(6)Kepala Sub Bagian
(7)Kepala Seksi

Pasal 10

(1)Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.


(2)Direktur
mempunyai
tugas
memimpin,

membina,

mengkoordinasikan dan mengawasi serta melakukan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan rumah sakit.

Pasal 11

(1)Wakil Direktur Umum dan Keuangan, diangkat dan diberhentikan


Bupati.
(2)Wakil Direktur Umum dan Keuangan, bertugas membantu Direktur
dalam mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi
umum, keuangan, perencanaan dan kegiatan pelayanan di instalasi
non medis.

Pasal 12

(1)Wakil Direktur Pelayanan, diangkat dan diberhentikan Bupati;


(2)Wakil Direktur Pelayanan, bertugas membantu Direktur dalam
mengkoordinasikan

kegiatan

pelayanan

dan

perawatan

serta

kegiatan di Instalasi Medis dan Penunjang Medis.

Pasal 13

(1)Kepala Bagian Umum, diangkat dan diberhentikan Bupati;


(2)Kepala Bagian Umum mempunyaiu tugas melaksanakan tugas
ketatausahaan, kepegawaian dan rumah tangga;
(3)Kepala Bagian Umum membawahi Kepala Sub Bagian Tata Usaha,
Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Kepala Sub Bagian Rumah
Tangga.

Pasal 14

(1)Kepala Bagian Keuangan, diangkat dan diberhentikan Bupati;

(2)Kepala Bagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan


untuk menyusun anggaran, pengelolaan keuangan dan mobilisasi
dana;
(3)Kepala Bagian Keuangan membawahi Kepala Sub Bagian Anggaran
dan Verifikasi, Kepala Sub Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi
dan Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana.

Pasal 15

(1)Kepala Bagian Perencanaan Program dan Rekam Medis, diangkat


dan diberhentikan Bupati;
(2)Kepala Bagian Perencanaan Program dan Rekam Medis mempunyai
tugas mengkoordinasikan kegiatan penyusunan rencana kerja,
pelaksanaan,

evalausi,

perundang-undangan,

pelaporan
pelayanan

dan

rekam

informasi

medis,
dan

naskah

hubungan

masyarakat serta perpustakaan.


(3)Kepala Bagian Perencanaan Program dan Rekam Medis, membawai
Kepala Sub Bagian Perencanaan Program dan Diklat, Kepala Sub
Bagian

Rekam

Medis,

serta

Kepala

Sub

Bagian

Kehumasan,

Pemasaran dan Promkes.

Pasal 16

(1)Kepala Bidang Pelayanan diangkat dan diberhentikan Bupati;


(2)Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas mengkoordinasikan
semua kegiatan/ kebutuhan pelayanan medis dan penunjang medis,
melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas,
serta penerimaan dan pemulangan pasien;
(3)Kepala Bidang Pelayanan, membawahi Kepala Seksi Pelayanan
Medis, dan Kepala Seksi Penunjang Medis.

10

Pasal 17

(1)Kepala Bidang Keperawatan, diangkat dan diberhentikan Bupati;


(2)Kepala Bidang Keperawatan mempunyai tugas mengkoordinasikan
kegiatan/

kebutuhan

asuhan

keperawatan,

kebutuhan

tenaga,

perlengkapan dan fasilitas keperawatan, pembinaan dan bimbingan


asuhan keperawatan, etika dan mutu keperawatan .
(3)Kepala Bidang Keperawatan, Bagian Pelayanan, membawahi Kepala
Seksi Pelayanan Mutu

Keperawatan dan Kepala Seksi Perbekalan

Kesehatan.

BAB VII
UNIT NON STRUKTURAL DI RUMAH SAKIT
Pasal 18

(1)Unit Non Struktural di Rumah Sakit terdiri dari :


a. Komite Medis
b. Komite Keperawatan
c. SPI
d. Dewan pengawas
e. Instalasi
(2)

Komite

medis

membantu

adalah

Direktur

kelompok

dalam

Tenaga

menyusun

Medis

program

yang

bertugas

dan

kegiatan,

menyusun standart pelayanan medis, memantau pelaksanaannya,


melaksanakan pembinaan profesi, mengatur kewenangan profesi
anggota

staf

medis

fungsional

dan

mengembangkan

program

pelayanan.
(3) Staf Medis Fungsional adalah kelompok dokter yang mempunyai tugas
melakukan
peningkatan

diagnose,
dan

pengobatan,

pemulihan

pencegahan

kesehatan,

akibat

penyuluhan

penyakit,
kesehatan,

pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.

11

(4) Komite keperawatan adalah kelompok tenaga perawat yang bertugas


membantu direktur dalam menyusun program dan kegiatan, menyusun
standar

pelayanan

keperawatan,

memantau

pelaksanaanya,

melaksanakan pembinaan profesi, mengatur kewenangan profesi


anggota staf keperawatan fungsional dan mengembangkan program
pelayanan
(5)

Staf

Keperawatan

Fungsional

adalah

kelompok

perawat

yang

mempunyai tugas dalam memberikan asuhan keperawatan


(6) Satuan pengawas internal, yaitu satuan pengawas yang dibentuk oleh
direktur yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
sumber daya rumah sakit
(7) Instalasi di rumah sakit terdiri atas:
a.

Instalasi Medis yaitu Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan,


Instalasi

Rawat

Inap,

Instalasi

Perawatan

Intensif,

Instalasi

Rehabilitasi Medik dan Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Hemodialisa


serta Instalasi Kedokteran Kehakiman.
b.

Instalasi Penunjang Medis, terdiri atas Instalasi Laboratorium,


Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi, Instalasi Sterilisasi;

c.

Instalasi Non Medis, terdiriatas Instalasi Gizi, Instalasi Pemeliharaan


Sarana Rumah Sakit, Instalasi Sanitasi

BAB VIII
TIM PENDUKUNG PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
Pasal 19

(1)Untuk mendukung pelayanan di Rumah Sakit, Direktur membentuk


Tim atau Panitia , yang bertugas membantu Direktur dalam
mengkoordinasikan dan menindaklanjuti program dan kegiatan yang
telah direncanakn;

12

(2)Tim dimaksud pada butir (1) antara lain tim K-3, Tim Keselamatan
Pasien (Pasien Safety) , Tim Infeksi Nosokomial, Tim Perinatal Resiko
Tinggi, Tim Medikolegal, Tim Mutu dan Etik.

BAB IX
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT
BAGIAN PERTAMA
VISI, MISI, TUJUAN DAN KEYAKINAN DASAR DAN MOTTO
Pasal 21

(1)Visi : Rumah Sakit Unggulan yang menjadi pilihan utama masyarakat


di Wilayah Kediri dan sekitarnya.
(2)Misi:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang baik, bermutu,
professional dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
b. Menyelenggarakan
system
management
keuangan
dan
pengelolaan sumber daya secara efektif, efisien, transparan dan
akuntabel.
c. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan pelayanan sumber daya manusia dan IPTEK di
bidang kesehatan.
(3)Tujuan :

13

a. RSUD Kabupaten Kediri mampu membuka pelayanan prima


dalam bidang kesehatan untuk semua lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan dan melengkapi pelayanan dan peralatan
penunjang medik canggih agar sesuai dengan perkembangan
IPTEK sehingga menjadi rujukan bagi Rumah Sakit dan Institusi
sekitarnya.
(4)Keyakinan Dasar: Bekerja dengan giat fokus pada pelanggan,
kerjasama dan empati.
(5)Nilai Dasar: Kejujuran, kerja keras dan integritas.
(6)Motto: Pelayanan RSUD Pare Kepuasan pelanggan, kebanggaan
kami.

BAGIAN KEDUA
HAK DAN KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
Pasal 22

Rumah Sakit berhak:


(1)Membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakit.
(2)Membuat persyaratan-persyaratan yang harus ditaati oleh pasien.
(3)Membuat persyaratan-persyaratan bahwa pasien harus menaati
segala instruksi yang diberikan dokter rumah sakit.
(4)Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah sakit melalui
panitia kredensial.
(5)Menuntut pihak-pihak yang melakukan wan prestasi termasuk
pasien dan pihak ketiganya.
(6)Mendapat perlindungan hukum.

Pasal 22

Rumah sakit mempunyai kewajiban:


1) Mematuhi peraturan perundang-undangan baik yang dikeluarkan
oleh Pemerintah maupun Legislatif;

14

2) Memberikan pelayanan kepada pasien tanpa membedakan suku,


agama dan rasa, seks serta status sosial pasien;
3) Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membeda-bedakan
kelas perawatan (duty of care);
4) Menjaga mutu perawatan dengan

tidak

membedakan

kelas

perawatan (quality of care).


5) Memberikan pertolongan pengobatan di unti gawar dadrurat tanpa
meminta jaminan terlebih dahulu;
6) Menyediakan sarana dan peralatan medis sesuai dengan standart
yang berlaku.
7) Menyediakan sarana dan peralatan umum yang diperlukan.
8) Menjaga sarana dan peralatan agar senantiasa siap digunakan;
9) Merujuk pasien kepada rumah sakit lain bila tidka memiliki sarana,
prasarana, peralatan dan tenaga yang diperlukan;
10)
Mengusahakan adanya system, sarana

dan

prasarana

pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;


11)
Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan
hukum bila dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapat
perlakukan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau
keluarganya;
12)
Mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang
bekerja di rumah sakit;
13)
Membuat standard dan prosedur tetap baik untuk pelayann
medis, penunjang medis dan non medis.

BAGIAN KETIGA
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
Pasal 23

Hak-hak pribadi Pasien Rumah Sakit adalah:


(1)Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit;
(2)Pelayanan manusiawi, adil dan jujur;
(3)Pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standart profesi
kedokteran, kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi;
(4)Memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan;

15

(5)Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan peraturan yang


berlaku di rumah sakit;
(6)Memperoleh perawatan dari dokter yang secara bebas menentukan
pendapat klinis dan pendapat etiknya tanpa campur tangan pihak
luar;
(7)Meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
terhadap penyakit yang dideritanya sepengetahuan dokter yang
merawat;
(8)Memperoleh privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya
termasuk data-data medisnya;
(9)Mendapat informasi tentang penyakti yang diderita, tindakan medis
yang dilakukan, kemungkinan penyulit yang timbul dan tindakan
mengatasinya,

alternatif

pengobatan;
(10)
Menyetujui

atau

terapi

lainnya

mengijinkan

atas

dan

perkiraan

tindakan

biaya

yang

akan

dilakukan dokter sehubungan penyakit yang dideritanya;


(11)
Menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawabnya
sendiri

sesudah

memperoleh

informasi

yang

jelas

tentang

penyakitnya;
(12)
Didampingi oleh keluarganya dalam keadaan kritis;
(13)
Menjalankan ibadah selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya.
(14)
Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya

selama

perawatan di rumah sakit;


(15)
Mengajukan saran perbaikan atas perlakuan rumah sakit atas
dirinya;
(16)
Menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.

Pasal 24

Kewajiban pasien (dan keluarganya) di rumah sakit adalah:


(1)Mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit;
(2)Mematuhi
segala
instruksi
dokter
dan
perawat

dalam

pengobatannya;
(3)Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya mengenai
penyakit yang dideritanya kepada dokter yang merawat;
(4)Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan di rumah sakit;

16

(5)Memenuhi hal-hal yang sudah disepakati atau perjanjian yang telah


dibuatnya.

Pasal 25

Disamping kewajiban sebagaimana tersebut pada pasal 24, untuk


kelengkapan proses administrasi di rumah sakit pasien diwajibkan:
(1)Membawa kartu identintas (KTP/SIM/KK) bagi pasien yang baru
pertama kali berkunjung.
(2)Pasien yang sudah terdaftar di rumah sakit, untuk pengobatan
berikutnya hendaknya:
a) Membawa Kartu ASKES,dan surat rujukan

bagi pasien peserta

ASKES;
b) Membawa Kartu Jamkesmas atau Jamkesda dan surat rujukan, bagi
pasien kelompok Gakin;
c) Membawa Kartu Berobat, bagi pasien umum:
(3)Mengikuti alur pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
rumah sakit.

BAGIAN KEEMPAT
JENIS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
Pasal 26

Pelayanan di Rumah Sakit, meliputi:


(1)Pelayanan Medis, meliputi Rawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap,
Bedah

Sentral,

Perawatan

Intensif,

Rehabilitas

Medik

Hemodialisa, serta Kedokteran Kehakiman;


(2)Pelayanan Penunjang Medis, meliputi Laboratorium,

dan

Radiologi,

Farmasi, Sterilisasi Alat, Bank Darah.


(3)Pelayanan Non Medis, meliputi pelayanan Gizi Pasien Rawat Inap,
Loundry, Pengolahan Limbah, Pemeliharaan Sarana dan Diklat.

17

Pasal 27

Poliklinik, untuk memberikan pelayanan kepada Pasien Rawat Jalan,


pelayanan mulai pukul 07.30 sampai selesai.
Untuk pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap, loket pendaftaran
pasien ditetapan sebagai berikut:
(1)Loket pendaftaran Pasien Rawat Jalan, hari Senin s/d Kamis, mulai
pukul 07.00 s.d 12.00. Hari Jum'at loket pelayanan mulai pukul 07.00
s/d 11.00 WIB;
(2)Loket pelayanan untuk Pasien Rawat Inap, buka setiap hari 24 jam.

Pasal 28

Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Radiologi, Instalasi


Laboratorium,

Instalasi

Bedah

Sentral,

Instalasi

Perawatan

Intensif,

Instalasi Kedokteran Kehakiman dan Instalasi Farmasi, memberikan


pelayanan setiap hari, 24 jam.

Poliklinik dan Instalasi Rehabilitas Medis, memberikan pelayanan kepada


Pasien Rawat Jalan, mulai pukul 07.30 WIB sampai selesai.

Pasal 29

Instalasi Hemodialisa, memberikan pelayanan setiap hari, selama 16 jam.

18

Pasal 30
(1) Instalasi Gizi, Instalasi Loundry, Instalasi Sterilisasi dan Instalasi
Pemeliharaan Sarana, memberikan pelayanan untuk mendukung
kegiatan di Instalasi Medis dan Penunjang Medis.
(2) Pelayanan diberikan setiap hari sesuai dengan tugas dan fungsi
instalasi.

Pasal 31

(1)Instalasi Penyehatan Lingkungan, disamping memberikan pelayanan


untuk mendukung kegiatan instalasi lainnya, juga memberikan
pelayanan kepada pusat pelayanan kesehatan dalam pembakaran
sampah medis dengan terlebih dahulu menandatangani kerjasama
dengan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri..
(2)Pelayanan pembakaran sampah medis dari luar rumah sakit
dilakukan setiap hari pada jam kerja.

BAGIAN KELIMA
ALUR PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
Pasal 32

Alur pelayanan di rumah sakit, dikelompokkan berdasarkan kelompok


pengguna atau pasien yang dilayani, yaitu:

19

(1)Pasien umum
(2)Pasien Askes, Jamsostek dan Lembaga-lembaga yang bekerjasama
dengan rumah sakit.
(3)Pasien Jamkesmas dan jamkesda.

Pasal 33

Alur pelayanan sebagiamana dimakud

pada pasal 34 seperti terlampir

dalam keputusan ini.

Pasal 34

Untuk

pusat

pelayanan

kesehatan

yang

memerlukan

pelayanan

pembakaran sampah medis, pelayanan dilakukan langsung di Instalasi


Penyehatan Lingkungan.

BAGIAN KEENAM
INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT
Pasal 35

(1)Indikator Pelayanan Bedah:


a) Angka Infeksi Luka Operasi,
b) Angka Komplikasi Pasca Bedah;
c) Waktu Tunggu Sebelum Operasi Elektif;
d) Angka Apendik Normal
(2)Indikator Pelayanan Non Bedah:
a) Angka pasien dengan dikubitus
b) Angka kejadian infeksi dengan jarum infus
c) Angka kejadian penyulit/ infeksi karena transfusi darah.
d) Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medik

20

e) Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat


(3)Indikator Pelayanan Ibu Bersalin dan Bayi
a) Angka kematian Ibu karena Eklampsia
b) Angka kematian Ibu karena pendarahan
c) Angka kematian Ibu karena Sepsis
d) Angka perpanjangan waktu rawat inap ibu melahirkan
e) Angka kematian bayi dengan BB lahir < 2000 gram
f) Angka Sektio Cesaria

BAGIAN KETUJUH
FORMULA INDIKATOR PELAYANAN
Pasal 38

Untuk

mendapatkan

angka

yang

menunjukkan

mutu

keperawatan/

pelayanan bedah, mutu pelayanan medis/ bedah, mutu administrasi


keperawatan/ medis dan angka tingkat kompetensi/ mutu dokter bedah
umum, formula indikator untuk mengukut kinerja pelayanan bedah,
sebagai berikut:
(1)Angka Infeksi Luka Operasi, formula indikatornya adalah Infeksi
Luka Operasi Bersih Per Bulan dibagi Total Operasi Bersih
Bulan tersebut dikalikan 100%.
(2)Angka

Komplikasi

Pasca

Bedah,

formula

indikatornya

adalah

Banyaknya Komplikasi pasca bedah elektif selama 1 bulan


dibagi

total

pembedahan

elektif

pada

bulan

tersebut

dikalikan 100%.
(3)Angka

masa

tunggu sebelum operasi berakhir masa, formla

indikatornya adalah jumlah pasien dengan masa tunggu > 24


jam per bulan dibagi jumlah pasien yang dioperasi elektif
bulan tersebut kali 100%.
(4)Angka Apendik Normal, formula indikatornya adalah Jumlah Pasien
Pasca Appendektomi dengan Hasil PA Normal dibagi Jumlah
Pasien Appendektomi kali 100%.

Pasal 39

21

Untuk mendapatkan angka khsuus yang menunjukkan tinggi rendahnya


mutu pelayanan keperawatan, mutu pelayanan gabungan antara bank
darah dan ruang rawat inap, mutu administrasi dokter dan perawat, mutu
pelayanan gawat darurat, formula indikatornya untuk pelayanan non
bedah sebagai berikut:
(1)Angka

pasien

dengan

Dikubitus,

indikator

formulanya

adalah

Banyaknya Pasien dengan Dikubitus per bulan dibagi dengan


Total Pasien tirah baring bulan itu kali 100%.
(2)Angka Infeksi karena jarum infus, indikator formulanya adalah
Jumlah kejadian infeksi karena jarum infus (AIKJ) dibagi
dengan

jumlah

kejadian

pemasangan

infus

pada

bulan

tersebut dikalikan 100%.


(3)Angka kejadian penyulit/ infeksi karena transfuse darah, indikator
formulanya adalah Jumlah kejadian infeksi/ penyulit karena
transfusi darah per bulan dibagi total pemasangan transfusi
darah pada bulan tersebut dikalikan 100%.
(4)Angka ketidaklengkapan Pengisian Catatan

Medis,

indikator

formulanya adalah Angka Ketidaklengkapan Pengisian Catatan


Medis dibagi dengan Total Catatan Medis yang masuk pada
bulan tersebut dikalikan 100%.
(5)Angka keterlambatan pelayanan pertama Gawat Darurat, formula
indikatornya adalah Banyaknya penderita Gawat Darurat yang
dilayani 15 menit per bulan dibagi dengan Jumlah Penderita
Gawat Darurat pada bulan tersebut kali 100%.

Pasal 40

Untuk mendapatkan angka khusus yang menunjukkan mutu/ kompetensi


dokter kebidanan rumah sakit, pelayanan ibu melahirkan dan mutu
pelayanan unit neonatal, serta mutu di bagian kebidanan, formula
indikator Pelayanan Ibu Bersalin dan Bayi Neonatal, sebagai berikut:
(1)Angka kematian ibu karena Eklampsia, formula indikatornya adalah
Jumlah Ibu yang meninggal karena Eklampsia per bulan

22

dibagi dengan jumlah ibu dengan eklampsia pada bulan itu


dikalikan 100%.
(2)Angka kematian ibu karena pendarahan, formula indikatornya
adalah

Jumlah

ibu

bersalin

yang

meninggal

karena

pendarahan per bulan dibagi dengan jumlah ibu bersalin


dengan pendarahan pada bulan tersebut dikalikan 100%.
(3)Angka kematian ibu karena sepsis, formula indikatornya adalah
Jumlah ibu melahirkan meninggal karena sepsis per bulan
dibagi dengan jumlah ibu melahirkan dengan sepsis pada
bulan tersebut dikalikan 100%.
(4)Angka perpajangan masa rawat

ibu

melahirkan,

formula

indikatornya adalah Jumlahibu sehat yang melahirkan dengan


LOS

>

Standar

dibagi

dengan

jumlah

ibu

sehat

yang

melahirkan pada bulan tersebut dikalikan 100%.


(5)Angka kematian Bayi dengan BB < 2.000 gram, formula indikatornya
adalah Jumlah kematian bayi baru lahir dengan BB < 2.000
gram per bulan dibagi dengan Jumlah bayi dengan BB < 2000
gram bulan tersebut dikalikan 100%.
(6)Angka sektio cesaria, formula indikatornya

adalah

Jumlah

persalinan dengan Sektio Cesaria dibagi dengan Jumlah


Persalinan dikalikan 100%.

BAB X
SUMBER DAYA RUMAH SAKIT
BAGIAN PERTAMA
PENDAPATAN DAN BIAYA
Pasal 41

(1)Pendapatan Rumah Sakit bersumber dari :


a. Jasa Pelayanan
b. Hibah terkait dan hibah tidak terkait
c. Hasil kerjasama dengan pihak lain
d. APBD
e. APBN
f. Lain lain pendapatan Rumah Sakit yang sah

23

(2)Pendapatan

yang

bersumber

dari

APBN,

proses

pengelolaan

keuangan diselenggarakan secara terpisah, berdasarkan ketentuan


yang berlaku;
(3)Seluruh pendapatan Rumah Sakit, kecuali yang berasal dari hibah
terkait, dapat dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran
Rumah Sakit sesuai Rencana Bisinis Anggaran;
(4)Seluruh pendapatan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pasal 41,
Ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf f, dilaporkan kepada BPKAD
setiap triwulan;
(5)Tarif pelayanan Rumah Sakit diusulkan oleh direktur kepada kepala
daerah untuk ditetapkan dengan peraturan kepala daerah;
(6)Untuk menyusun tarif pelayanan Rumah Sakit, direktur membentuk
Tim Tarif dengan keputusan direktur.

BAGIAN KEDUA
SARANA PRASARANA RUMAH SAKIT
Pasal 42

(1)Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Rumah Sakit


memiliki sejumlah sarana dan prasarana, baik sarana medis,
penunjang medis dan non medis;
(2)Sarana dan prasarana rumah sakit diperoleh melalui pengadaandari
sumber dana APBN dan APBD Propinsi, APBD Kabupaten Kediri serta
hibah;
(3)Kerjasama Operasional (KSO) dengan pihak ketiga diatur dengan
Perjanjian Kerja Sama dan dikethaui oleh Bupati Kediri.

BAGIAN KETIGA
SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 43

24

(1)Sumber Daya Manusia Rumah Sakit dikelompokkan atas Tenaga Non


Fungsional dan Tenaga Fungsional.
(2)Tenaga Non Fungsional, terdiri atas Pejabat Struktural dan staf Non
Fungsional.
(3)Tenaga Fungsional Rumah Sakit, terdiri atas Tenaga Medis, Tenaga
Keperawatan dan Non Keperawatan.
(4)Status ketenagaan di RSUD Kabupaten Kediri terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil, dan Tenaga Kontrak.
(5)Pejabat struktural diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.
(6)Pengadaan CPNS Rumah Sakit diatur dan ditetapkan

oleh

Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku


(7)Kenaikan Pangkat Pegawai ditetapkan Bupati.
(8)Kenaikan pangkat tenaga fungsional, berdasarkan angka kredit
kumulatif yang diperoleh sesuai dengan jenis jabatan dan jenjang
kepangkatannya.
(9)Pejabat Penetap Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan adalah
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri;
(10)
Penugasan pegawai pada unit-unit kerja di rumah sakit,
ditetapkan oleh Direktur.
(11)
Direktur mengangkat Kepala Instalasi dan Kepala Ruang untuk
membantu pelaksanaan tugas pokoknya.
(12)
Untuk membangu tugas pokok Direktur dan menindaklanjuti
program dan kegiatan yang telah ditetapkan Direktur membentuk
tim-tim kerja sesuai dengan kebutuhan.
(13)
Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil, diatur dan ditetapkan
oelh pemerintah sesuai dengan peraturan yang berlaku

BAB XI
KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
Pasal 44

(1)Rumah sakit dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga


(perusahaan, lembaga penjamin pelayanan kesehatan dan pusatpusat pelayanan kesehatan) dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
(2)Kerjasama dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku dan dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang
ditandatangani di atas materai oleh kedua belah pihak.

25

(3)Kerjasama Rumah Sakit dengan pihak ketiga dilaporkan kepada


Bupati.

BAB XII
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK
BAGIAN PERTAMA
STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 45

(1)Staf medis adalah tenaga kesehatan kategori dokter (dokter umum,


dokter spesialis, dokter gigi serta dokter gigi spesialis yang
bergabung

dengan

rumah

sakit

untuk

melaksanakan

upaya

kesehatan di rumah sakit;


(2)Untuk dapat bergabung dengan rumah sakit, maka dokter tersebut
harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan, memiliki surat izin
praktek sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sehat
jasmani, rohani, mental, spiritual, perilaku dan moral serta etika
yang baik;
(3)Staf medik yang bergabung di rumah sakit merupakan staf rumah
sakit purna waktu atau jika diperlukan adanya dokter paruh waktu
ataupun

dokter

tamu

yang

diatur

sesuai

perjanjian

kontrak

kerjasama dan peraturan yang berlaku.


(4)Keanggotaan Staf Medis Fungsional sesuai dengan kompetensi/
keahlian masing-masing.
(5)Ketua dan anggota staf medis fungsional diangkat dan ditetapkan
oleh Direktur RSUD Kabupaten Kediri.
(6)Staf Medis Fungsional berperan mengatur

kegiatan

profesi,

mengkoordinasikan pengembangan staf medis dan menjaga agar


kualitas

pelayanan

sesuai

standart

pelayanan

atau

standart

operating prosesudr (SOP) yang berlaku;


(7)Staf Medis Fungsional tergabung di dalam Komite Medis Rumah
Sakit.

26

BAGIAN KEDUA
HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA MEDIS
Pasal 46

Dokter yang bekerja di Rumah Sakit berhak:


1)

Memperoleh kesejahteraan sesuai peraturan yang berlaku, yang

terdiri atas:
a) Penghasilan yang layak serta tidak melanggar ketentuan yang
ditetapkan
b)
c)
d)
e)
f)

oleh

Pemerintah

dan

atau

pemilik

rumah

sakit

(Pemerintah Kabupaten Kediri).


Penghasilan setelah pensiun sesuai ketentuan yang berlaku;
Status kepegawaian yang jelas dan pasti;
Kenaikan pangkat sesuai ketentuan yang berlaku;
Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan;
Pengembangan karier sesuai kemampuan individu dan ketentuan

yang berlaku.
g) Memperoleh hak cuti sesuai ketentuan yang berlaku;
h) Lingkungan kerja yang sehat dan perlindungan dari kecelakaan
kerja;
i) Perlindungan hukum sesuai peraturan yang berlaku.
2) Menggunakan fasilitas rumah sakit untuk memberikan pelayanan
kesehatan dengan standart mutu yang tinggi;
3) Meminta konsultasi dari dokter lain sesuai kompetensinya;
4) Memperoleh hak lain/ penghargaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Pasal 47

Kewajiban dokter yang bekerja di Rumah Sakit adalah:


(1)Wajib mentaati semua peraturan perundangan yang berlaku;
(2)Wajib mentaati peraturan internal rumah skit (hospital by laws);
(3)Wajib mentaati etika rumah sakit, etika kedokteran, etika
keperawatan;

27

(4)Wajib memberikan layanan medic kepada pasien yang menajadi


tanggung jawabnya serta bersedia dipanggil dan dihubungi setiap
saat apabila kondisi pasien yang bersangkutan dalam keadaan
emergensi;
(5)Wajib menjaga citra rumah sakit serta berperilaku sopan kepada
pemilik rumah sakit, pengelola rumah sakit, mitra kerja/ profesi lain
di rumah sakit, pasien, keluarga pasien dan pengunjung lainnya;
(6)Wajib menyelesiakan semua kewajiban administrasi sesuai
peraturan yang berlaku;
(7)Wajib hadir dalam rapat-rapat yang diadakan oleh pemilik Rumah
sakit,

pengelola

rumah

sakit

atau

panitiaan

lainnya

sesuai

undangan;
(8)Wajib menunjukkan loyalitas dan komitmennya kepada Rumah Sakit;
(9)Wajib membantu rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan;
(10)
Wajib meningkatkan ilmu dan ketrampilannya (up date) ilmu
sesuai

perkembangan

pendidikannya;
(11)
Wajib mentaati
pemerintah,

pihak

teknologi
kewajiban

manajemen

kedokteran

dan

lain

diterapkan

yang

maupun

pemilik

kompetensi
oleh

(Pemerintah

Kabupaten Kediri).

Pasal 48

Dalam melaksanakan pelayanan, staf medis mempunyai kewajiban


terhadap pasien yang ditanganinya untuk:
(1)Melakukan

upaya

kesehatan

dengan

sungguh-sungguh

dan

profesional sesuai standart mutu tinggi atau standar operating


prosedur yang telah ditetapkan;
(2)Segera menjalankan kebijakan medis yang benar, layak dan tidak
menyalahi aturan (medical error atau medication error);
(3)Melakukan tindakan medis seoptimal mungkin dan

segera

berkonsultasi dengan tenaga medis yang berkompeten untuk suatu


tindakan lebih lanjut. Ataupun melakukan rujukan ke tenaga medis
atau fasilitas lain sesuai aturan yang berlaku jika diperlukan;
(4)Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pasien atau
keluarganya;

28

(5)Menjalin kerjasama yang harmonis dengan tenaga kesehatan


lainnya.
(6)Memenuhi apa yang menurut etika dan hukum yang menjadi hak
pasien seperti informed consent dsb;
(7)Menghormati kepentingan pasien yang lain;
(8)Menghormati kerahasiaan (konfidensialitas) medik pasien;
(9)Memberikan penjelasan dan informasi kepada pasien dengan jujur
dengan tetap mempertimbangkan aspek psikologis pasien.

Pasal 49

Karena sesuatu hal yang menyebabkan tenaga medis tidak dapat


melaskanakan kewajibannya menangani pasien, maka untuk sementara
waktu dokter tersebut harus meminta izin kepada Direktur rumah sakit
(sesuai hierarkhi) serta wajib menunjuk dokter pengganti (yang kompeten/
sebidang) dan disetujui oleh pasien.

BAGIAN KETIGA
SANGKSI TERHADAP TENAGA MEDIS
Pasal 50

Tenaga medis baik berstatus purna waktu maupun tamu yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang berlaku termasuk
etika rumah sakit dan etika kedokteran dapat diberikan sanksi atau
hukuman sesuai dengan berat ringannya pelanggaran dan diteapkan
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 51

29

(1)Pemberian

sanksi

dapat

dilakukan

oleh

Direktur

setelah

mendapatkan pertimbangan dari unsur terkait seperti Komite Medik,


Panitia Etik ataupun terkait pelanggaran kepegawaian dengan tetap
mempertimbangkan kadar kesalahan, yang bentuknya berupa:
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Sanksi administrasi atau sanksi lain sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
(2)Terkait pelanggaran hukum yang dilakukan oleh tenaga medis (baik
bersifat pidana maupun perdata) , direktur bersama komite medik
melaksanakan audit untuk selanjutnya ditindak lanjuti

sesuai

dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 52

Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Direktur.

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 53

30

(1)Keputusan ini berlaku di semua unit kerja RSUD Kabupaten Kediri


sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali sesuai dengan
ketentuan yang berlaku bila terjadi kesalahan dalam penetapan;
(2)Menyampaikan keputusan ini kepada semua pihak untuk dilakukan
dan dilaksanakan.

Ditetapkan di
Pada tanggal

: Kediri
: 5 Juli 2011

PLT DIREKTUR RSUD


KABUPATEN KEDIRI

dr.

HERMAWAN

CHRISDIONO,

SP.P
Pembina
NIP. 19600412 198801 1 003

31

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD


KABUPATEN KEDIRI
NOMOR : 445/5699/418.67/2011

PERATURAN INTERNAL RUMAH


SAKIT
(HOSPITAL BY LAWS)

32

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
KABUPATEN KEDIRI
TAHUN 2011

33

Anda mungkin juga menyukai