UTAMA (MB1-MB5)
Sugiharto, SKM, MH
ATURAN RESELEKSI KETIKA KONDISI
UTAMA SALAH TERCATAT
Kondisi utama & Kondisi lain yg relevan harus
dicatat oleh dokter, dan koder memberi kode pd
kondisi tsb.
Bila kondisi pencatatan utama sudah tidak
konsisten atau salah dicatat, harus
dikembalikan utk penjelasan.
Bila gagal mendapatkan klarifikasi peraturan
MB1 s/d MB5 akan menolong koder.
RULE MB1
Kondisi minor tercatat sebagai ‘kondisi
utama’, sedangkan kondisi yang lebih
berarti dicatat sebagai ‘kondisi lain’.
Ketika kondisi minor atau yang telah
berlangsung lama, atau masalah insidental,
tercatat sebagai ‘kondisi utama’, sedangkan
kondisi yang lebih berarti, relevan dengan
pengobatan yang diberikan dan/atau spesialisasi
perawatan, tercatat sebagai ‘kondisi lain’, maka
yang terakhir ini dipilih sebagai ‘kondisi utama’.
3
CONTOH PENGGUNAAN RULE MB1
Contoh 1
Kondisi utama : Sinusitis akut.
Kondisi lain : Karsinoma endoserviks,
Hipertensi, Pasien di rumah
sakit selama tiga minggu
Prosedur : Histerektomi total
Spesialisasi : Ginekologi
Kode : Karsinoma endoserviks(C53.0)
4
Contoh 2
Kondisi utama : Arthritis rematoid
Kondisi lain : Diabetes mellitus, Hernia
femoralis terpuntir
Arteriosklerosis generalisata,
pasien di rumah sakit tiga
minggu
Prosedur : Herniorrhaphy
Spesialisasi : Bedah umum
Kode : Strangulated femoral hernia
(K41.3) 5
Contoh 3
Kondisi utama : Epilepsy
Kondisi lain : Otomikosis
Spesialisasi : Telinga, hidung dan tenggorok
Kode : Otomikosis (B36.9† dan
H62.2*)
6
Contoh 4
Kondisi utama : Kegagalan jantung kongestif
Kondisi lain : Fraktur leher femur karena
jatuh dari tempat tidur waktu
dirawat pasien di rumah sakit
selama empat minggu
Prosedur : Fiksasi fraktur internal
Spesialisasi : Penyakit Dalam 1 minggu,
transfer ke ortopedi untuk fraktur
Kode : Fraktur leher femur (S72.0)
7
Contoh 5
Kondisi utama : Dental caries
Kondisi lain : Rheumatic mitral stenosis
Prosedur : Pencabutan gigi
Spesialisasi : Kedokteran gigi
Kode : Dental caries (K02.9); Rule MB1
tidak berlaku walaupun
rheumatic mitral stenosis lebih
bermakna. Penyakit ini bukanlah
kondisi yang diobati.
8
Contoh 6
Kondisi utama : Hipertensi
Kondisi lain : Infark serebral
Prosedur : MSCT Kepala, fisioterapi
Spesialisasi : Neurologist
Kode : Infark serebral (I63.9)
9
RULE MB2
Beberapa kondisi dicatat sebagai kondisi
utama.
Kalau beberapa kondisi yang tidak bisa dikode
bersamaan tercatat sebagai ‘KU’, dan catatannya
menunjukkan bahwa satu di antaranya adalah
kondisi utama pada asuhan pasien, pilihlah
kondisi tersebut. Kalau tidak, pilih kondisi yang
pertama kali disebutkan.
10
CONTOH PENGGUNAAN RULE MB2
Contoh 7
Kondisi utama : Katarak
Meningitis stafilokokus
Penyakit jantung iskemik.
Kondisi lain :-
Pasien di rumah sakit selama
lima minggu
Spesialisasi : Neurologi
Kode : Meningitis stafilokokus(G00.3)
11
Contoh 8
Kondisi utama : Bronkitis obstruktif kronis
Hipertrofi prostat
Psoriasis vulgaris
Spesialisasi : Pasien rawat jalan dokter Ahli
Kulit
Kode : Psoriasis vulgaris (L40.0)
12
Contoh 9
Kondisi utama : Stenosis mitral
Bronkitis akut
Arthritis rheumatoid
Spesialisasi : Kedokteran umum - tak ada
informasi tentang pengobatan
Kode : Stenosis mitral (I05.0), karena
yang pertama disebutkan.
13
Contoh 10
Kondisi utama : Gastritis kronis
Keganasan sekunder di nodus
limfe axilla
Karsinoma mammae
Kondisi lain :-
Prosedur : Mastektomi
Kode : Neoplasma ganas mammae
(C50.9)
14
Contoh 11
Kondisi utama : Ketuban pecah dini
Presentasi sungsang
Anemia
Prosedur : Kelahiran spontan
Kode : Premature rupture of
membranes (O42.9), pertama
disebutkan.
15
Contoh 12
Kondisi utama : DM tipe 2
Varices Esophagus
Hematemesis
Kondisi lain :-
Prosedur : EGD + ligasi
Spesialisasi : Gastroenterologist
Kode : Varices esophagus dengan
perdarahan (I85.0)
16
RULE MB3
Kondisi yang dicatat sebagai ‘kondisi
utama’ ternyata merupakan gejala dari
kondisi yang telah didiagnosis dan diobati.
Kalau suatu gejala atau tanda (biasanya bisa
diklasifikasikan pada Bab XVIII), atau suatu
masalah yang bisa diklasifikasikan pada Bab
XXI, dicatat sebagai ‘KU’, dan ini jelas
merupakan tanda, gejala atau masalah dari
kondisi yang telah didiagnosis di tempat lain dan
telah dirawat, pilihlah kondisi yang didiagnosis
tersebut sebagai ‘KU’
17
CONTOH PENGGUNAAN RULE MB3
Contoh 13
Kondisi utama : Hematuria
Kondisi lain : Varises vena tungkai,
Papilomata dinding belakang
bladder
Pengobatan : Eksisi diatermi papillomata
Spesialisasi : Urologi
Kode : Papilomata dinding belakang
bladder (D41.4)
18
Contoh 14
Kondisi utama : Koma
Kondisi lain : Penyakit jantung iskemik,
Otosklerosis, Diabetes mellitus
insulin dependent
Spesialisasi : Endokrinologi
Perawatan : Penentuan dosis insulin yang tepat
Kode : Diabetes mellitus, insulin
dependent (E10.0). Koma
disebabkan oleh diabetes mellitus,
dan dilibatkan karena 19
memodifikasi pengkodean.
Contoh 15
Kondisi utama : Nyeri perut
Kondisi lain : Appendisitis akut
Prosedur : Appendikektomi
Kode : Appendisitis akut (K35.9).
20
Contoh 16
Kondisi utama : Epigastric pain
Kondisi lain : Gastritis akut
Prosedur :-
Spesialisasi : Gastroenterologist
Kode : Gastritis akut (K29.1)
21
Contoh 17
Kondisi utama : Kejang demam
Kondisi lain : Anemia, Tidak ada informasi
terapi
Kode : Kejang demam (R56.0).
Rule MB3 tidak berlaku
karena ‘KU’ bukan gejala yang
mewakili ‘kondisi lain’.
22
RULE MB4
Spesifisitas.
Kalau diagnosis yang tercatat sebagai ‘kondisi
utama’ menguraikan suatu kondisi secara
umum, sedangkan suatu istilah yang
memberikan informasi yang lebih khusus
mengenai tempat atau bentuk kondisi tersebut
tercatat di tempat lain, pilihlah yang terakhir ini
sebagai ‘KU’.
23
CONTOH PENGGUNAAN RULE MB4
Contoh 18
Kondisi utama : Cerebrovascular accident
Kondisi lain : Diabetes mellitus, Hipertensi,
Perdarahan otak
Kode : Perdarahan otak (I61.9).
24
Contoh 19
Kondisi utama : Penyakit jantung bawaan (PJB)
Kondisi lain : Defek septum ventrikel
Kode : Ventricular septal defect (Q21.0).
25
Contoh 20
Kondisi utama : Enteritis
Kondisi lain : Penyakit Crohn ileum
Kode : Crohn’s disease of ileum (K50.0).
26
Contoh 21
Kondisi utama : Dystocia
Kondisi lain : Hydrocephalic fetus, fetal distress
Prosedur : Seksio Sesar
Kode : Obstruksi persalinan akibat
kelainan lain janin (O66.3).
27
Contoh 22
Kondisi utama : Gizi buruk (Malnutrisi)
Kondisi lain : Marasmus
Prosedur :-
Kode : Marasmus (E41)
28
RULE MB5
Diagnosis Utama Alternatif.
Kalau suatu gejala atau tanda dicatat sebagai
‘kondisi utama’ dengan suatu petunjuk bahwa
mereka bisa disebabkan oleh suatu kondisi atau
kondisi lain, pilihlah gejala tersebut sebagai
‘kondisi utama’. Kalau dua kondisi atau lebih
tercatat sebagai pilihan diagnostik untuk kondisi
utama, pilihlah kondisi pertama yang tercatat.
29
CONTOH PENGGUNAAN RULE MB5
Contoh 23
Kondisi utama : Sakit kepala karena stress atau
tegangan otot atau sinusitis akut
Kondisi lain :-
Kode : Sakit kepala (R51)
Contoh 24
Kondisi utama : Kholesistitis akut atau pankreatitis
akut
Kondisi lain :-
30
Kode : Kholesistitis akut (K81.0)
Contoh 25
Kondisi utama : Perdarahan saluran cerna karena
gastritis erosive atau varices
esophagus
Kondisi lain :-
Kode : Perdarahan saluran cerna
(K92.2)
31
Contoh 26
Kondisi utama : Gastroenteritis akibat infeksi
atau keracunan makanan
Kondisi lain :-
Kode : Infectious gastroenteritis (A09)
32
TERIMA KASIH