Anda di halaman 1dari 25

ATURAN RE-SELEKSI

MORBIDITAS
ATURAN RESELEKSI KODING MORBIDITAS

- Yang bertanggungjawab menentukan kondisi utama


dan kondisi lain yang akan di-kode adalah praktisi
medis ybs.
- Pd bbrp kondisi, adanya informasi ttt dlm dok RM
mengindikasi adanya ketidaksesuaian prosedur →
klarifikasi
- Bila tdk dpt klarifikasi → reseleksi kondisi utama
yang akan di-kode, tnp merubah penulisan Dx.
Sebelum dilakukan proses reseleksi, koder perlu
memperhatikan hal-hal sbb :
1. Memastikan bahwa seluruh dokumen telah
dilengkapi oleh semua pemberi layanan yang
terlibat dalam perawatan pasien
2. Melakukan analisis terhadap dokumen klinis untuk
menentukan alasan utama pasien datang dan
kondisi apa yang dirawat.
3. Kode yang terpilih hanya yang disertai dokumentasi
yang lengkap dan sesuai oleh dokter. Berdasarkan
pedoman koding, kode tidak diberikan tanpa
dokumentasi pendukung dari provider.
Cassidy, Bonnie. Defining The Core Clinical Documentation Set for Coding Compliance. Editor : Anne
Zender. AHIMA Thought Leadership Series : 2012
Permenkes No 76 th 2016
Rule MB 1. Bila kondisi minor tercatat
sebagai ‘diagnosis utama’. Sedangkan kondisi
yang lebih signifikan direkam sebagai
‘diagnosis lain’

• Bilamana suatu kondisi minor atau yang sudah lama


terjadi, atau masalah yg bersifat insidental, tercatat
sebagai ‘diagnosis utama’ sedangkan kondisi yg lebih
signifikan, lebih relevan terhadap pengobatan yang
diberikan atau spesialisasi yg merawat pasien tercatat
sebagai diagnosis lain, maka reseleksilah kondisi yang
terakhir tadi sebagai ‘diagnosis utama’
Contoh 15 :

Diagnosis Utama : Sinusitis akut


Diagnosis Lain : Carcinoma endocervix uteri
Hipertensi
Tindakan : Histerektomi totalis
Spesialisasi : Ginekologi (pasien dirawat
inap di RS selama 3 minggu)

→ lakukan reseleksi dengan memilih carcinoma


endocervix sebagai kondisi utama, dengan kode C53.0
Contoh 16 :

Diagnosis Utama : Arthritis reumatoid


Diagnosis Lain : Diabetes mellitus
Hernia femoralis strangulata
Arteriosklerosis generalisata
Tindakan : Herniorraphy
Spesialisasi : Bedah (pasien dirawat inap
selama 2 minggu)

→ lakukan reseleksi dengan memilih hernia femoralis


strangulata sebagai ‘kondisi utama’ dan dikode sebagai K41.3
Contoh 17 :

Diagnosis Utama : Gagal Jantung Kongestif


Diagnosis Lain : Fraktur collum femoris akibat jatuh
dari tempat tidur selama dirawat inap
Pasien dirawat inap selama 4 minggu
Prosedur : Fiksasi internal pada fraktur
Spesialisasi : Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam
selama 1 minggu lalu dipindah ke
bedah ortopedi untuk pengelolaan
fraktur
Reseleksi fraktur collum femoris (fracture of neck of femur)
sebagai diagnosis utama dan beri kode S72.0
Rule MB 2. Jika beberapa kondisi sekaligus terekam
sebagai ‘diagnosis utama’
Jika beberapa kondisi yang tidak dapat dikode jadi
satu (kombinasi) tercatat sebagai ‘diagnosis utama’
sedangkan rincian lain dalam dokumen mengacu pada
salah satu diantaranya sebagai ‘diagnosis utama’ di
mana pasien menerima perawatan untuk itu, maka
reseleksi-lah kondisi tersebut (sebagai diagnosis
utama).
Atau pilih saja kondisi yang pertama kali disebutkan.
Catatan : perhatikan pedoman koding kondisi multipel dan kode kombinasi
PMK No
76 th 2016
Contoh 18 :

Diagnosis Utama : Katarak


Meningitis Stafilokokkal
Penyakit Jantung Iskemik
Diagnosis Lain :-
Spesialisasi : Neurologi (pasien dirawat
di RS selama 5minggu)

→ Pilihlah meningitis stafilokokkal sebagai kondisi


utama dengan nomor kode G00.3
Contoh 19 :

Diagnosis Utama : Bronchitis Kronik Obstruktif


Hipertrofi prostat
Psoriasis vulgaris
Diagnosis Lain :-
Spesialisasi : Dermatologi (Kulit &
Kelamin), rawat jalan

→ Pilih Psoriasis vulgaris sebagai kondisi utama dengan


kode L40.0
Contoh 20 :

Diagnosis Utama : Gastritis kronik


Malignancy sekunder
pada limfonodi axillar
Carcinoma mammae
Diagnosis Lain :-
Prosedur : Mastectomy

→ Reseleksi lah malignant neoplasm of breast sebagai


‘diagnosis utama’ dan di kode C50.9
Rule MB 3. Kondisi-kondisi yang direkam sebagai
‘diagnosis utama’ menunjukkan
gejala dari kondisi yang di-diagnosis dan dirawat.

Bilamana suatu gejala atau tanda (yg umumnya


terklasifikasi pada Bab XVIII), atau suatu masalah yg
terklasifikasi pada Bab XXI, dicatat sebagai ‘diagnosis
utama’ sedangkan hal tsb jelas menunjukkan tanda,
gejala atau permasalahan dari kondisi yg telah di-
diagnosis dan diberikan perawatan terhadapnya,
maka reseleksi-lah kondisi terdiagnosis tadi sebagai
‘diagnosis utama’ untuk di-kode
Contoh 21 :

Diagnosis Utama : Hematuria


Diagnosis Lain : Varices VenaTungkai Bawah
Papillomata pada dinding
belakang kandung kencing
Tindakan : Eksisi diatermi dari
papillomata
Spesialisasi : Urologi

→ Reseleksi papillomata pada dinding belakang


kandung kencing sebagai kondisi utama (D41.4)
Permenkes No 76 th 2016
Contoh 22 :

Diagnosis Utama : Nyeri abdomen


Diagnosis Lain : Appendicitis akut
Tindakan : Appendectomy
Spesialisasi : Bedah digestif

→ lakukan reseleksi dengan memilih appendicitis akut


sebagai kondisi utama dan dikode K35.9
Contoh 23 :

Diagnosis Utama : kejang demam (febrile convulsion)


Diagnosis lain : anemia
Tdk ada informasi tentang terapi-nya.

Tetap pilih febrile convulsion sebagai diagnosis utama


dan di-kode R56.0.
Rule MB 3 tidak berlaku karena diagnosis utama yg
dilaporkan, bukan merupakan gejala dari diagnosis
lain yang juga dilaporkan.
Rule MB 4. Spesifisitas
Bilamana diagnosis yang terekam sebagai ‘diagnosis
utama’ menggambarkan suatu kondisi secara
umum, sedangkan terminologi yang memberikan
informasi lebih presisi tentang lokasi maupun sifat
dasar dari kondisi tersebut terekam di bagian lain,
maka reseleksi yang terakhir ini sebagai ‘diagnosis
utama’ yg di-kode.
• Contoh 24 :
Diagnosis Utama : Penyakit Jantung Bawaan
Diagnosis Lain : Defek Septum Ventrikel
→ reseleksi Defek Septum Ventrikel sebagai kondisi
utama dan dikode Q21.0

• Contoh 25 :
Diagnosis Utama : Distocia
Diagnosis Lain : Hydrocephalic fetus
Fetal Distress
Tindakan : Sectio Caesarea
→ lebih spesifik jika dikode sbg Obstructed labour due to
other abnormalities of fetus, dengan kode O66.3.
Permenkes No 76 th 2016
Rule MB 5. Diagnosis Utama Alternatif
Bilamana suatu gejala atau tanda terekam sebagai
‘diagnosis utama’ dengan indikasi disebabkan oleh
salah satu atau lebih kondisi lain, maka pilih gejala tsb
sbg ‘diagnosis utama’. Adapun bila terdapat dua atau
lebih kondisi yang terekam sebagai pilihan diagnosis
untuk ‘diagnosis utama’, pilihlah kondisi yang pertama
kali disebutkan.
• Contoh 26 :
Diagnosis Utama : Nyeri kepala yang mungkin
disebabkan oleh stres dan
ketegangan atau akibat
sinusitis akut
→ seleksi Nyeri kepala sebagai kondisi utama (R51)

• Contoh 27 :
Diagnosis Utama : Gastroenteritis yang mungkin
disebabkan oleh Infeksi lama
atau akibat keracunan
makanan
Diagnosis Lain :-
→ seleksi Gastroenteritis infeksius sebagai kondisi utama.
Permenkes No 76 th 2016

Anda mungkin juga menyukai