Anda di halaman 1dari 1

Goresan Hitam Si Penunjang Laba

Dalam setiap perusahaan baik yang berbasis makro dan mikro di berbagai sektor pasti
memiliki sekian banyak pekerja, yang biasa disebut buruh. Buruh terbagi menjadi dua ada yang
profesional, bisa disebut kerah putih menggunakan tenaga otak dalam berkerja dan kasar, bisa
disebut kerah biru menggunakan tenaga otot dalam bekerja. Mereka adalah orang-orang yang
berkerja untuk mendapatkan balasan berupa materi/gaji dari tempat ia berkerja. Berkat
kehadiranya di sebuah perusahaan dapat berjalan sesuai apa yang direncanakan, semakin besar
perusahaan semakin besar pula sumber daya manusia yang dibutuhkan, namun terkadang berkat
kehadiran teknologi yang semakin canggih, eksitensi mereka sedikit terganggu, seperti contoh:
dahulu sebelum adanya satelit, jaringan listrik kabel dan wireless. Orang-orang berkomunikasi
masih menggunakan surat, kala itu masih membutuhkan adanya tenaga manusia dalam proses
penyampaian surat. Namun sekarang disaat teknologi semakin berkembang, dalam penyampaian
surat sudah terinjeksi ke pemakaian digital bahkan visual, tidak membutuhkan tenaga manusia
dalam proses penyampainya, hanya manusianya yang menjadi pelaku tunggal dalam
berkomunikasi.

Itu hanyalah satu contoh lama dari berbagai macam kasus mengenai dampak buruk
perkembangan teknologi terhadap jumlah lapangan kerja bagi manusia. Belum lagi adanya
peraturan dari berbagai perusahaan yang dapat menyempitkan ruang gerak bagi seorang buruh,
seperti contoh: adanya peraturan ketat terhadap jam kerja dengan jumlah gaji yang bakal ia
dapat, artinya begini “Time is money” bagi buruh itu menjadi pakem dalam patokan sistem
penggajian, ketika ia telat maka boleh jadi gaji atau upah yang ia dapat akan dipotong, belum
lagi adanya SP atau surat peringatan menyangkut hal-hal semacam itu, yang dianggap sebuah
pelanggaran bagi perusahaan, serta adanya diskriminasi, pelecehan seksual, dsb. Hal tersebut
jelas sebuah tantangan sekaligus ironi bagi seorang buruh. Ironi selanjutnya yang seringnya
banyak menimpa buruh, ialah masalah advokasi dari seorang buruh untuk memperjuangkan
haknya. Seringnya hukum lebih berat kepada pihak perusahaan, padahal buruhlah yang menjadi
kunci dari keuntungan perusahaan. Maraknya eksplotiasi buruh dan upah yang tidak setimpal
dengan melihat rasio dari keuntungan yang didapat perusahaan, dan rasio biaya hidup di daerah
tersebut. Momok ini adalah hal yang sering terjamah dinegara berkembang seperti Indonesia, hal
semacam ini merupakan tugas negara agar tidak terjadi ketimpangan sosial dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai