Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan yang ada
di Puskesmas Tanjung Wangi. Penelitian ini mengacu pada teori Zeithaml et al
bahwa kualitas pelayanan dapat diukur dengan indikator berwujud, ketanggapan
dan empati.
Penelitian ini mengkaji dan menganalisis mengenai Kualitas Pelayanan
Puskesmas Tanjung Wangi. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan belum
optimalnya dokter umum di Puskesmas Tanjung Wangi dan kompetensi perawat
ASN juga belum optimal serta sarana dan prasarana untuk ruang UGD dan ruangan
tindakan belum memadai.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kecamatan/kabupaten yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja. Pengertian
puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu.
Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif, yang bertujuan untuk
mencari, menganalisis dan mengelola dari peristiwa langsung dilapangan dengan
memahami interaksi sosial dengan wawancara dan observasi tentang Kualitas
Pelayanan Puskesmas Tanjung Wangi Kabupaten Subang.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kualitas Pelayanan Puskesmas
Tanjung Wangi masih belum optimal dikarenakan puskesmas tanjung wangi masih
memerlukan evaluasi dari segi SDM, dokter umum, perawat ASN, peralatan medis
dan sikap sopan satun. Oleh karena itu harus adanya sebuah perbaikan dari semua
aspek untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanjung
Wangi kabupaten subang.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kualitas pelayanan yang baik adalah upaya yang dapat digunakan oleh
perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam bidang jasa yang erat kaitannya
harus memikirkan bagaimana kualitas pelayanan yang baik pada saat ini dapat terus
berkembang demi kelancaran dimasa yang akan datang. Upaya peningkatan mutu
tujuan sehari-hari, mulai dari pimpinan puncak atau direktur sampai dengan para
sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen
1
2
berakhir pada persepsi konsumen. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik
bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan
berdasarkan sudut pandang dan persepsi konsumen. Jika pelayanan yang diterima
kualitas pelayanan yang baik atau ideal. Tapi jika pelayanan yang diterima lebih
rendah dari pada harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,
biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap individu atau masyarakat dapat
Kondisi sanitasi rumah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor sosial,
faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, serta 2 faktor sikap dan
kondisi rumah dan menentukan apakah rumah tersebut memenuhi syarat kesehatan
atau tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi rumah yang tidak memenuhi syarat
3
seperti penyakit TBC, ISPA, penyakit kulit, menyebabkan kecelakaan atau cidera,
serta menyebabkan penyakit akibat binatang atau paktor penyakit seperti DBD.
keadaan sehat yang utuh baik secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya
keadaan bebas dari sakit, penyakit atau kecacatan yang memungkinkan setiap orang
dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Untuk mencapai keadaan yang
sehat maka perlu dilakukan upaya – upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah
(IAI, 2012). Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam upaya kesehatan meliputi
manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta
puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau
oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta
gigi dan mulut, pelayanan TB paru & kusta, pelayanan MTBS, pojok laktasi,
Kabupaten Subang Kualitas Pelayana belum optimal, hal ini dapat dilihat dari
3. Belum memadainya saran dan prasarana untuk ruang UGD dan ruangan
tindakan.
dasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
Wangi.
• Kegunaan Teoritis
ilmu Administrasi Negara, serta sebagai referensi penelitian dengan tema atau
• Kegunaan Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
Pelayanan publik adalah istilah untuk layanan yang disediakan oleh pemerintah.
maupun tidak langsung. Istilah ini dikaitkan bahwa layanan tertentu harus tersedia
untuk semua kalangan tanpa memandang perbedaan baik ras, suku, agama, jenis
yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah ditetapkan. Berdasarkan penjelasan tersebut, pelayanan dapat
pemberian jasa, baik oleh pemerintah, maupun oleh swasta, atau pihak swasta atas
nama pemerintah atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa
pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau
7
8
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
Pelayanan publik menurut Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004 adalah segala
dasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang dihasilkan,
yaitu (1) pelayanan administratif, (2) pelayanan barang, (3) pelayanan jasa.
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasil tidak terikat
memenuhi kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk barang maupun jasa publik
rakyat, pelayanan publik merupakan salah satu unsure penting. Pelayanan dapat
yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang ditentukan. Pelayanan Publik menjadi sorotan utama dalam
(2) usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan / uang.
(3) kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.
publik atau pelayanan umum adalah : Pelayanan Publik atau pelayanan umum
dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik
dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan
warga negara dan penduduk untuk mendapatkan pelayanan atas barang, jasa
pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan
jasa pelayanan dalam bentuk barang dan jasa. Pelayanan publik yang dimaksud
dalam penelitian ini termasuk dalam segala bentuk pelayanan pada masyarakat
bermacam-macam bentuknya.
penyediaan tenaga listrik, penyediaan air bersih. Pelayanan jasa adalah pelayanan
masyarakat terdapat tiga jenis yaitu pelayanan administratif, pelayanan barang, dan
dan keimigrasian.
12
lainnya.
3. Pelayanan utilitas adalah jenis pelayanan yang terkait dengan utilitas bagi
seperti penyediaan beras, gula, minyak, gas, tekstil dan perumahan murah.
5. Pelayanan kemasyarakatan adalah jenis pelayanan yang dilihat dari sifat dan
penjara, rumah yatim piatu, dan lainnya. Dari kedua pendapat tersebut, jenis
sekelompok dan/ organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi
kebutuhan. Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
dalam segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu
tugas dan fungsi administrasi negara. Menurut Albercht dalam Lovelock, 1992
13
yang menjadi kualitas pelayanan yang diterima pengguna jasa, sebagai kekuatan
bentuk kegiatan pelayanan dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka upaya
dan Atik Septi Winarsih 2013:2) pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian
aktivitaas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang tejadi sebagai
akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal- hal lain yang
adalah sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah
terikat pada suatu produk secara fisik. Agung Kurniawan (dalam Harbani Pasolong
pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Definisi pelayanan publik menurut Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004 adalah
ciri dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang dihasilkan, yaitu (1) pelayanan
Pelayanan publik adalah pemberian jasa, baik oleh pemerintah, pihak swasta
atas nama pemerintah, ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa
masyarakat adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dan atau kelompok orang
atau instansi tertentu untuk memberi bantuan dan kemudahan kepada masyarakat
Jenis pelayanan administratif adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk lahir
berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin- ijin, rekomendasi, keterangan dan lain-
Jenis pelayanan barang adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
Jenis pelayanan jasa adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berdasarkan suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti Produk akhirnya berupa
jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis
terpakai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pelayanan angkutan darat, laut dan
pemadam kebakaran.
Standar pelayanan publik menurut Keputusan Menteri PAN Nomor 63/ KEP/
a. Prosedur pelayanan.
b. Waktu penyelesaian.
c. Biaya pelayanan.
d. Produk pelayanan.
(masyarakat). Minimal yang sesuai dengan standar pelayanan ( cepat, tepat, akurat,
a. Keramahan.
b. Kredibilitas.
16
c. Akses.
d. Penampilan fasilitas.
c. Pelayanan prima bila melebihi standar, atau sama degan standar. Bila belum
ada standar, pelayanan yang terbaik dapat diberikan, pelayanan yang mendekati
apa yang dianggap pelayanan standar, dan pelayanan yang dilakukan secara
maksimal.
ditempuh melalui:
a. Implementasi visi misi pelayanan pada semua tingkat yang terkait dengan
mutu layanan publik di suatu lembaga penyedia layanan publik. Mutu sebenarnya
tidak dapat diukur karena merupakan hal yang maya jadi bukan suatu besaran yang
terukur. Oleh sebab itu, perlu dibuat indikator yang merupakan besaran yang
pada dasarnya merupakan kata yang menyandang arti relatif bersifat abstrak,
kualitas dapat digunakan untuk menilai atau menentukan tingkat penyesuaian suatu
hal terhadap persyaratan atau spesifikasinya. Bila persyaratan atau spesifikasi itu
terpenuhi berarti kualitas suatu hal yang dimaksud dapat dikatakan baik, sebaliknya
jika persyaratan tidak terpenuhi maka dapat dikatakan tidak baik. Dengan demikian,
merupakan hasil rancangan yang tidak tertutup kemungkinan untuk diperbaiki atau
ditingkatkan.
pelayanan merupakan suatu metode yang diturunkan secara empiris yang dapat
dirasakan oleh pelanggan. Ini diukur dari persepsi kualitas layanan bagi organisasi
adalah tingkatan layanan yang diberikan oleh pemberi layanan untuk memenuhi
diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas apa yang
diharapkan dan apa yang dirasakan. Apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan jasa
yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Demikian
sebaliknya, apabila jasa yang dirasakan jelek atau kurang memuaskan atau tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan negatif atau
buruk. Maka baik atau tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan
pasar. Ketika perusahaan telah mampu menyediakan produk berkualitas maka telah
Goetsch dan Davis (1994) yang dikutip oleh Tjiptono (2012:152), kualitas dapat
diartikan sebagai “kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber
daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
19
Berdasarkan definisi ini, kualitas adalah hubungan antara produk dan pelayanan
atau jasa yang diberikan kepada konsumen dapat memenuhi harapan dan kepuasan
konsumen.
(Abubakar& Siregar, 2010 : p.2) Tjiptono dan Sunyoto (2012) mengatakan bahwa
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.”
Sunyoto (2012) menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu ukuran untuk menilai
bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna seperti yang dikehendaki
atau dengan kata lain suatu barang atau jasa dianggap telah memiliki kualitas
apabila berfungsi atau mempunyai nilai guna seperti yang diinginkan. Dari
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah unsur yang
memenuhi harapan pelanggan. Kualitas tidak hanya menekankan pada hasil akhir,
yaitu produk dan jasa tetapi menyangkut kualitas manusia, kualitas proses, dan
kualitas lingkungan. Dalam menghasilkan suatu produk dan jasa yang berkualitas
Menurut Garvin (1984) yang dikutip oleh Tjiptono (2012:143), setidaknya ada lima
1. Transcendental Approach
sesuatu yang secara intuitif dapat dipahami, namun nyaris tidak mungkin
2. Product-Based Approach
komponen atau atribut objektif yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur.
unsur atau atribut yang dimiliki produk. Semakin banyak atribut yang dimiliki
bersangkutan.
3. User-Based Approach
Perspektif ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang
kebutuhan dan keinginan masing-masing yang berbeda satu sama lain, sehingga
dirasakan.
4. Manufacturing-Based Approach
bersifat operation-driven.
5. Value-Based Approach
Perspektif ini memandang kualitas dari aspek nilai (value) dan harga (price).
sepadan dengan harga yang dibayarkan. Kualitas dalam perspektif ini bersifat
relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling bernilai adalah barang
Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebagai suatu
usaha untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Sedangkan menurut Moenir (2010 : 26) pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materi melalui
sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan
Ratminto dan Atik (2005:2) pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai
akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
penampilan, tidak terwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada
dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengonsumsi
jasa tersebut. Menurut Philip Kotler dalam Supranto (2006:228) karakteristik jasa
1. Intangible (tidak terwujud) Suatu jasa memiliki sifat tidak berwujud, tidak dapat
(dihasilkan) dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh
seseorang untuk diserakan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap
siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.
4. Perishability (tidak tahan lama) Daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi
Sinambela (2011:5) pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin
pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang maupun sekelompok orang
untuk memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan prosedur dan sistem yang
A. Bentuk-Bentuk Pelayanan
Pelayanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu: layanan dengan lisan,
yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah
tetapi juga dari segi peranannya. Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan
tulisan cukup efisien terutama layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar
layanan dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal
dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat
pelayanan
Jadi kualitas pelayanan adalah Kualitas pelayanan publik merupakan tolak ukur
layanan publik. Mutu sebenarnya tidak dapat diukur karena merupakan hal yang
maya jadi bukan suatu besaran yang terukur. Oleh sebab itu, perlu dibuat indikator
yang merupakan besaran yang terukur demi untuk menentukan kualitas baik produk
maupun jasa.
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan
Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
A. Fungsi Puskesmas
puskesmas.
wilayah kerjanya.
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Oleh karenanya Negara, dalam hal ini
Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 28 H, ayat (1) yang menyatakan bahwa
setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, pasal 34 ayat (3) yang
Menurut zeithaml et al. (1990), kualitas pelayanan dapat diukur dari 5 dimensi,
e. Empathy (Empati) terdiri atas indikator: petugas melayani dengan sikap ramah,
pemohon / pelanggan.
29
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan
METODE PENELITIAN
kualitatif, yang bertujuan untuk mencari, menganalisis dan mengelola dari peristiwa
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat, yang digunakan untuk meneliti
pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif lebih menekan pada
mendeskripsikan fenomena atau obyek penelitian melalui aktivitas sosial, sikap dan
persepsi orang secara individu atau kelompok, karena penelitian untuk mengetahui
kualitas pelayanan.
wawancara yang baik dan wawasan yang luas dalam lingkungan sosial yang terjadi
dan berkembang. Jika peneliti kurang menguasai metode kualitatif maka peneliti
akan sulit dalam komunikasi khususnya interaksi sosial. Pendekatan kualitatif ini
peneliti harus mengexplor dari kasus yang diteliti dari waktu wawancara,
pengumpulan data lainnya dalam menyelidiki kasus atau fenomena dari sumber-
terjadi.
30
31
3.2 Informan
Informan adalah orang-orang yang paham atau pelaku yang terlibat langsung
1. Kepala puskesmas
3. Masyarakat
Masyarakat juga andil dan ikutserta dalam merasakan kualitas pelayanan yang
yang ada sekarang berdasarkan data-data. Pendekatan ini juga bersifat kualitatif
32
merekomendasikan alat (instrument), jadi peneliti harus memahami segala hal yang
berakibat pada kualitas penelitian yang dilakukannya. Dalam tahap ini peneliti
yang disusun pada saat dilakukan observasi dilapangan yang dapat membantu untuk
1. Wawancara Sistematis
Wawancara adalah tanya jawab secara langsung dengan informasi yang telah
masing. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh
melalui obsevasi.
33
2. Telaah Dokumen
maupun peraturan atau pasal yang berhubungan dengan penelitian yang penulis
3. Observasi
penelitian, data peneltian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa
data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. Didalam melakukan analisis data penelitian mengacu kepada beberapa tahapan
diharapkan.
untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan
bentuk naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan mempertajam
secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan
➢ Triangulasi Data
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, Triangulasi data yang peneliti
gunakan hanya dua saja yaitu: triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
35
1. Triangulasi sumber
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
dan mana yang spesifik dari sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis
Sehubungan dengan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka
yang menjadi unit analisis adalah kualitas pelayanan puskesmas tanjung wangi.
Kabupaten Subang.
36
Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan lebih mudah
untuk jangkauan informasi dan pengumpulan data, serta dianggap perlu untuk
Kabupaten Subang.
BAB IV
ketinggian 500 – 700 meter di permukaan laut. Luas wilayah kerja puskesmas
Tanjungwangi+ 917,065 km, sebagian besar adalah sawah, kebun rakyat, kehutanan
dan kebun atau hutan lindung, masih banyak wilayah yang sulit untuk dilalu
roda empat. Jarak tempuh ke Puskesmas ±20 menit dari Kantor Kepala Desa
• Desa Gunungtua, karakter tanah dan hunian Hampir sama dengan desa. Jarak
tempuh ke puskesmas ±10 menit dari kantor Kepala desa dan 60 menit dari
wilayah terjauh dengan memakai kendaraan roda 2,terdiri dari 4 dusun,9 rw,30
37
38
• Desa Bantarsari, terdiri dari pegunungan dan sawah, jarak antara hunian satu ke
hunian lain cukup jauh, jarak tempuh dari Puskesmas ke wilayah Desa
Bantarsari±60 menit, sebagian daerah hanya bisa dilalui oleh roda 2,terdiri dari
• Desa Sukahurip, Sama halnya dengan desa yang lainya, jarak tempuh ke
GAMBAR 4.1
PETA WILAYAH KERJA
➢ Pengertian Puskesmas
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan
Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
➢ Fungsi Puskesmas
puskesmas.
wilayah kerjanya.
2. Aman : Puskesmas Tanjung wangi bekerja secara seksama, cermat, tepat dan
benar sehingga aman dalam bertindak.
3. iNovatif : Puskesmas tanjung wangi selalu berusaha menghasilkan solusi dan
gagasan baru dalam memecahkan permasalahan kesehatan.
4. TerpercayA : Puskesmas Tanjung wangi terdiri dari orang-orang profesional
dibidang kesehatan yang akan melayani masyarakat sesuai dengan kompetensi
dan standar pelayanan kesehatan yang sudah ditetapkan.
41
Tujuan Khusus:
Tanjungwangi.
➢ Landasan Hukum
6. Upaya Pengobatan
1. Kunjungan Puskesmas
2. Pelayanan Umum
➢ Kebijakan
Tahun 2018.
HIV/AIDS
12. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.1239 tahun 2001 tentang registrasi dan
praktik Keperawatan
➢ Strategi
berkualitas.
masyarakat.
pelatihan.
Subang maka dibuatlah Visi UPTD Puskesmas Tanjung wangi MITRA bagi
Untuk mencapai Visi tersebut di atas ditetapkan Misi Puskesmas Tanjung wangi
adalah:
terkait kesehatan.
➢ Jumlah Penduduk
laki dan perempuan disertai klasifikasi umur, hal ini merupakan faktor penting
karena dapat diketahui berapa jumlah penduduk usia produktif yang ada di wilayah
Tanjungwangi adala 25.830 Jiwa dengan rincian sebagai berikut yang bejenis
TABEL 4.1
DISTRIBUSI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN
DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS TANJUNG WANGI TAHUN 2019
No Desa L P JML
1. Tanjungwangi 3459 3398 6857
2. Gunung Tua 3386 3326 6712
3. Cijambe 2996 2944 5940
4. Bantarsari 1860 1928 5940
5. Sukahurip 1328 1305 2633
Jumlah 13.029 12.801 25.830
Sumber : Puskesmas Tanjung Wangi 2019
46
TABEL 4.2
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS TANJUNGWANGI TAHUN 2019
Jumlah
Keluarga Jumlah Kepala Keluarga Menurut
Jumlah Menurut Status Status Pendidikan
WUS Pekerjaan
Desa
(15-49
Tidak Tamat
tahun) Beker Tidak Tamat Tamat
Tamat SD-
ja Bekerja SMP AK/PT
SD SMP
Tanjungwangi 1,932 5.940 2.560 0 674 369 69
Gunungtua 1,891 6.857 1.195 0 570 312 66
Cijambe 1,674 4.632 2.080 0 365 201 39
Bantarsari 1,039 4.268 1.672 0 896 491 92
Sukahurip 742 2.265 368 0 279 153 30
Dari tabel 2.2 tampak bahwa jumlah WUS terbanyak WUS di desa Tanjungwangi,
SD-SMP yaitu 2.784 dan sebanyak 23.962 yang mempunyai pekerjaan sehingga
TABEL 4.3
KK Miskin
NO Desa
Jumlah %
1. Tanjungwangi 2795 41%
2. Gunungtua 2548 38%
47
Jumlah 9183
tetentu yag mempunyai sasaran dari penduduk miskin, misalnya program gizi yang
mempunyai kegiatan PMT bagi balita gizi buruk dari keluarga miskin.
TABEL 4.4
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN
DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS TANJUNGWANGI TAHUN 2019
Pegawai Lain-
NO Nama Desa Petani Buruh Wiraswasta
PNS Swasta Lain
1. Tanjungwangi 679 204 163 136 176
2. Gunungtua 1.040 312 249 208 271
3. Cijambe 836 251 201 167 217
4. Bantarsari 1.740 523 417 348 452
5. Sukahurip 1.133 340 272 227 293
JUMLAH 5428 1630 1302 1086 1409
Sumber : puskesmas tanjung wangi 2019
Dari tabel 2.4 tampak bahwa mata pencaharian di wilayah UPTD Puskesmas
Tanjungwangi 2019 adalah Petani sebagian besar ada pada desa Gunungtua,
Bantarsari, Sukahurip.
48
TABEL 4.5
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KELOMPOK RENTAN
DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS TANJUNGWANGI TAHUN 2019
Tanjun
2505 199 189 84 96 634 718 1352 321 364 685 101 115 216
gwangi
Gunun
1991 158 150 67 76 504 571 1074 255 289 544 81 91 172
gtua
Cijamb
1762 140 133 60 67 446 505 951 226 256 482 71 81 152
e
Bantars
1094 87 83 37 42 277 313 590 140 159 299 44 50 94
ari
Sukahu
781 60 59 26 30 198 224 422 100 113 214 32 36 67
rip
ini merupakan kelompok sasaran dari program pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh Puskesmas. Dari data ini dapat diketahui jumlah wanita usia subur, pasangan
usia subur, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi balita, siswa sekolah dan usila.
Diman kelompok ini merupakan indikator keberhasilan yang dilihat dari jumlah
TABEL 4.6
DATA PEGAWAI DAN ANALISA KEBUTUHAN PEGAWAI
UPTD PUSKESMAS TANJUNGWANGI TAHUN 2019
Keadaan / Status Kepegawaian
Kebutuhan Kekurangan
No Jenis Pegawai PNS/ Ket
PTT Sukwan Total Minimal Minimal
CPNS
1 Dokter Umum 1 0 0 1 2 1
2 Dokter Gigi 1 0 0 1 1 0
3 Apoteker 0 1 0 1 1 0
Promkes /
Tenaga
4 1 0 0 1 1 0
Kesehatan
Masyarakat
Bidan/Bidan
5 11 0 10 21 7 0
Desa
6 Perawat 7 0 5 12 8 0
7 Perawat Gigi 0 1 0 1 1 0
8 Sanitarian 1 0 0 1 1 0
Nutrisionis/Ahli
9 1 0 0 1 1 0
Gizi
10 Laboratorium 1 0 0 1 1 0
11 Asisten
0 0 0 0 2 2
Apoteker/SMF
Pekarya
12 2 0 0 2 1 0
Kesehatan
13 Pelaskana Sopir 0 0 0 0 1 1
Pelaksana
14 0 0 1 1 1 0
Kebersihan
15 Rekam Medis 0 0 0 0 1 1
Jumlah 26 2 16 44 30 5
Sumber : Puskesmas Tanjung Wangi 2019
praktek jaga yang sudah memiliki atau mengikuti pelatihan ATLS/ACLS yang ada
saat ini masih ada 1 dokter umum yangmasih merangkap sebagai dokter umum
ada kelebihan tenaga pada Perawat dan Bidan dikarenakan tidak dilakukan analisa
TABEL 4.7
DAFTAR NAMA KARYAWAN DAN TUGAS POKOK
DI UPTD PUSKESMAS TANJUNGWANGI TAHUN 2019
Jml Jabatan
Tenaga Nama
Orang Keterangan
Ka.Puskesmas 1 H. Dadang Hermawan, PNS/ Plt. Kepala Puskesmas
S.Kep
Tata Usaha 1 Asep Wahyudin PNS/ Ka.Subag Tata Usaha
dr.Umum 1 dr. Fitri Sumiyati PNS/ Penanggung Medis
Dokter Gigi 1 drg.Mutia Destary PNS/ Dokter Gigi
Bidan 20 Fatimah Ratna Dewi, PNS/ Bidan Koordinator
A.Md.Keb
Enung Dedeh K, S.ST PNS/ Bidan Puskesmas
Herawati, A.Md.Keb PNS/ Bidan Desa Tanjungwangi
Uun Unayah,S.ST PNS/ Bidan Desa Gunungtua
Edah Sarmanah, S.ST PNS/ Bidan Desa Cijambe
Tuti Maendra, A.Md.Keb PNS/ Bidan Desa Sukahurip
Nicke Uriant, A.Md.Keb PNS/ Bidan Desa Bantarsari
Rosidah, A.Md.Keb PNS/ Bidan Puskesmas
Sri Susliyawati, PNS/ Bidan Puskesmas
S.ST.,M.Kes
Noneng Karsiti, A.Md.Keb PNS/ Bidan Puskesmas
Devi Oktaviana, A.Md.Keb PNS/ Bidan Puskesmas
Nita Mardiana, A.Md.Keb Sukwan/ Bidan Puskesmas
51
1 Puskesmas 1
2 Rumdin dokter 1
3 Rumdin perawat 2
4 Motor 4
5 Mobil Pusling 1
6 Polindes Gunungtua 1
7 Pustu Cijambe 1
8 Pustu Bantarsari 1
Dari tabel diatas terdapat sarana kesehatan yang dalam keadaan rusak diantaranya
Rumah Dinas Dokter, Rumah Dinas Perawat, Polindes Gunungtua, dan Polindes
Cijambe.
Sunda dan masih menjungjung tinggi adat istiadat seperti Ruat Bumi, Upacara
53
oleh kondisi geografis Kecamatan Cijambe yang terdiri dari areal pegunungan,
adalah Petani, tetapi ada pula masyarakat yang merantau ke kota kota besar sebagai
wiraswasta serta sebagian kecil menjadi Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri.
➢ Lingkungan Fisik
memiliki lahan yang cukup luas untuk itu tidak dapat dilakukan perluasan bangunan
sehubungan dengan letak bangunan puskesmas berada di dataran tinggi dan curam.
➢ Mitra
➢ UKM esensial