Anda di halaman 1dari 30

BOOKLET

KETAHUI TENTANG
TERAPI HEMODIALISA

By Al Created_Mastalia
ANATOMI DAN FISIOLOGI
GAGAL GINJAL KRONIK

Ginjal terletak di belakng peritoneum yang melapisi rongga abdomen


(retroperitoneal). Kedua ginjal terle Ginjal terletak di belakng peritoneum
yang melapisi rongga abdomen (retroperitoneal). Kedua ginjal terletak di
sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di
bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian
atas ginjal terlindungi oleh iga kesebelas dan dua belas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal)
yang membantu meredam goncangan. Ureter menghubungkan antara
ginjal dengan kandung kemih. Di dalam kandung kemih urine terkumpul
dan siap untuk dikeluarkan setelah mencapai votume tertentu.

Bila sebuah ginjal kita iris


memanjang, akan tampak
bahwa ginjal terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian
kulit (korteks), sumsum
ginjal (medula), dan
bagian rongga ginjal
(pelvis renalis).
Arti dari gagal
Ginjal Kronik......

fungsi ginjal progresif dan


irrversibel dimana terjadi
kegagalan kemampuan tubuh
untuk mempertahankan
keseimbagan metabolik, cairan
dan elektrolit yang
mengakibatkan uremia atau
azotemia.

Hasil akhir dari kehilangan fungsi


ginjal secara bertahap. Jarang
menunjukkan gejala hingga
kerusakan filtrasi glomerulus
lebih dari 75% yang memburuk
siring penurunan fungsi ginjal.
DATA GAGAL GINJAL
KRONIK

Berdasarkan data dari


Data dari studi Global
RISKESDAS (2018),
menunjukkan bahwa proporsi Burden of Disease yang
pernah/sedang cuci darah telah dilaksanakan World
pada penduduk berumur ≥15 Health Organization pada
tahun yang pernah didiagnosis tahun 2015,
penyakit gagalginjal kronis memperkirakan 1,2 juta
menurut provinsipada tahun orang meninggal karena
2018 sebanyak 19,3%. gagal ginjal, meningkat
Prevalensi gagalginjal kronis 32% sejak tahun 2005
yang terdiagnosis tertinggi dan sekitar 1,7 juta orang
terdapat di Daerah DKI Jakarta setiap tahunnya
sebesar 38,7% dan terendah diperkirakan meninggal
terdapat pada daerah Sulawesi karena gagal ginjal kronik.
Utara sebanyak 2%.
APA PENYEBABNYA.......?????

Diabetes tipe 1 atau tipe 2


Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Glomerulon
efritis, peradangan pada ginjal
Gangguan ginjal polikistik
Obstruksi saluran kemih berkepanjangan
Refluks Vesicoureteral, suatu kondisi yang menyebabkan
urin kembali ke ginjal Anda.
Infeksi ginjal berulang, juga disebut pielonefritis
Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang,
seperti ibuprofen dan aspirin
PATOFISIOLOGI

Penurunan aliran darah renal,penyakit renal


primer,kerusakan dari penyakit lain,sumbatan aliran urin

Penata Transplantasi
laksanaan
ginjal
masalah yang
mendasari

BUN Filtrasi glomerulus Serum kreatinin

Hyponatrenia
Hipertrofi Nefron Tersisa

Kehilangan NA Dalam
Dilute poliury Ketidak Mampuan Untuk
Urin
Mengkonsentrasikan Urine

Dealisi
Dehidrasi

Kehilangan Nefron lebih lanjut


Kehilangan Fungsi Ekresi
Renal

Gangguan Sistem Libido


Kehilangan
Reproduksi
Fungsi Non
Infertilitas
Ekresi Renal
Gangguan sistem imun
Penyembuhan Luka Tertunda

Infection
Produksi lemak
Ateroskeloris Yang Lebih Parah
Aktifitas Insulin
Kadar glukosa darah tidak teratur
Melemah

Gagal Memproduksi Anemia


Eritropentin pallor
osteodistrofi

Gagal Mengubah Absorpsi


Kalsium Menjadi Bentuk kalsium
Aktif hypokalsemia
Ketahui Fungsinya......

Menyaring Darah Membentuk Urine


Konsumsi makanan yang kita Proses pembentukan urin terdiri dari
makan setiap hari sebagai tiga tahap yaitu filtrasi, reabsorpsi,
penghasil energi setelah melalui dan augmentasi. Semuanya terbentuk
proses pencernaan pastilah akan di dalam ginjal tepatnya di bagian
menghasilkan banyak zat sisa dan nefron. Urine adalah salah satu hasil
limbah serta racun atau toksin. dari sistem ekskresi pada manusia
Zat-zat tersebutlah yang akan yang merupakan hasil penyaringan
dikeluarkan oleh ginjal karena darah oleh ginjal. Urine mengandung
jika tidak maka akan sangat zat-zat berbahaya yang harus
dikeluarkan oleh tubuh. Berikut
berbahaya bagi tubuh kita.
adalah 3 proses pembentukan urine

Menjaga Keseimbangan Air dalam Tubuh

Ginjal setiap hari mengeluarkan sekitar 2 liter air dari dalam tubuh.
Sebagian air dikeluarkan supaya tidak terjadi kelebihan air di dalam
darah. Jika kelebihan, maka darah akan mengencer dan sangat berbahaya
bagi tubuh. Tubuh menjaga keseimbangan air dengan mempertahankan
tekanan osmotik ekstraseluler (di luar sel). Jika tekanan tersebut
berlebihan, maka akan dikeluarkan dari tubuh salah satunya melalui
ginjal.
Gejala Gejala
Gagal Ginjal Kronik

Perubahan
Berkemih

Pusing Sesak Nafas

Bengkak
pada kaki Sering Lelah
Gejala Gagal
Ginjal Kronik

Sering Mual
Coma & Muntah

Hilang
kesadaran Nyeri Dada
sesaat
PENATALAKSAAN

 Deteksi dini dan terapi infeksi.


Pasien uremia harus diterapi sebagai
pasien imuosupresif dan diterapi
 kalori dan tinggi kalori lebih ketat.
menghilangkan gejala rendah  Modifikasi terapi obat dengan fungsi
proteinDiet rendah protein (20-40 ginjal. Banyak obat-obatan yang
g/hari) dan anoreksia dan nausea harus diturunkan dosisnya karena
dari uremia, menyebabkan metabolitnya toksik dan dikeluarkan
penurunan ureum dan perbaikan oleh ginjal. Misalnya digoksin,
gejala. Hindari masukan aminoglikosid, analgesic opiat,
berlebihan dari kalium dan garam. amfoterisin dan alupurinol. Juga
 Optimalisasi dan pertahankan obat-obatan yang meningkatkan
keseimbangan cairan dan garam. katabolisme dan ureum darah,
 Persiapan dialysis dan program misalnya tetrasiklin, kortikosteroid
transplantasi. Segera dipersiapkan dan sitostatik.
setelah gagal ginjal kronik  Deteksi dan terapi komplikasi. Awasi
dideteksi. Indikasi dilakukan denagn ketat kemungkinan
dialysis biasanya adalah gagal ensefelopati uremia, perikarditis,
ginjal dengan klinis yang jelas neurepati perifer, hiperkalemia yang
meski telah dilakukan terapi meningkat, kelebihan cairan yang
konservatif atau terjadi meningkat, infeksi yang mengancam
komplikasi.Komplikasi jiwa, kegagalan untuk bertahan,
sehingga diperlukan dialysis.
Pencegahan Pada Gagal Ginjal Kronik

Menangani penyakit yang


mendasari.Bila seseorang
memiliki kondisi kesehatan
jangka panjang yang dapat
menyebabkan penyakit
ginjal kronik, seperti
diabetes dan tekanan darah
tinggi, sangat penting untuk
memastikan bahwa kondisi
kesehatan tersebut
terkontrol

Melakukan aktivitas
fisik rutin. Aktivitas
fisik dapat menjaga
agar tekanan darah
tetap stabil dan
dengan ini
menurunkan risiko
terjadinya penyakit
ginjal kronik
Pencegahan Pada Gagal Ginjal Kronik

Menghindari merokok.
Merokok meningkatkan
risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular, termasuk
serangan jantung dan
stroke, yang dikaitkan
dengan risiko penyakit
ginjal kronik yang lebih
tinggi.

Diet sehat.
Mengonsumsi gizi
seimbang dapat
menurunkan risiko
penyakit ginjal dengan
mengontrol tekanan
darah dan kadar
kolesterol dalam tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi
nutrien

NOC NIC

1). Nutritional Status: Food and Nutrition Management


Fluid Intake 1) Kaji status nutrisi klien dan
kemampuan untuk pemenuhan
2) Self-Care: Eating
nutrisi klien.
3) Weight: Body Mass
2) Identifikasi klien tentang riwayat
Kriteria Hasil: alergi makanan dan kaji makanan
kesukaan klien.
1) Intake makanan per oral
(spontan/naso feeding) adekuat. 3) Instruksikan kepada klien tentang
cara pemenuhan kebutuhan nutrisi
2) Intake cairan (per oral/ parenteral) yang optimal (misalnya dengan
adekuat. pelaksanaan diet sesuai anjuran).
3) Nutrisi parenteral adekuat. 4) Hitung kebutuhan kalori klien
4) Menyatakan nafsu makan baik. setiap hari dan sediakan aneka
ragam makanan sesuai keinginan
5) Menyiapkan makanan dengan baik klien.

6) Menyantap makanan dengan 5) Ciptakan lingkungan yang nyaman


maksimal dan mengunyahnya untuk mendukung nafsu makan
dengan baik. klien.

7) Menghabiskan porsi makanan


tanpa adanya gangguan.

8) Tidak ada gangguan selama proses


makan (mual/muntah).

9) Berat badan ideal.


INTERVENSI
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan
status cairan, perubahan turgor, kondisi ketidakseimbangan
nutrisi, penurunan sirkulasi

NOC
NIC
1) Hemodialysis Access
Dialysis Access Maintenance
2) Tissue Integrity: Skin and Mucous
1) Monitoring posisi kateter dialisis.
Membranes

Kriteria Hasil:
2) Monitoring kondisi akses dialisis
(kemerahan, edema, demam,
1) Suhu permukaan normal perdarahan, hematoma dan
penurunan sensasi rasa).
2) Sensasi perifer, elastisitas,status
hidrasi, kelembaban, tekstur, perfusi 3) Gunakan teknik sterilitas tinggi
jaringan, pertumbuhan rambut kulit
saat memasang kateter dialisis dan
dan integritas kulit dalam kondisi
merawat kulit sekitar.
baik.

3) Tidak ada pigmentasi abnormal, lesi, 4) Monitoring patensi AV-Shunt


lesi pada membran mukosa, jaringan secara periodik (palpasi thrills dan
parut, kanker, eritema, nekrosis, auskultasi adanya bunyi bruit).
abrasio dan penebalan kulit.
5) Berikan heparin pada saat
4) Aliran darah pada akses hemodialisis memasukkan kateter dialisis dan
(shunt) lancar. ulangi pemberian setiap 72 jam.
5) Warna kulit sekitar akses tidak ada 6) Hindari kompresi/ penekanan pada
kemerahan (rubor). akses dialisis.
6) Suhu disekitar akses tidak ada
peningkatan (kalor).
7) Tidak ada bunyi bruit dan thrill
pada akses.
8) Pulsasi perifer distal adekuat.
Tidak ada pembekuan darah
(emboli) di sekitar akses.
INTERVE NSI
Defisiensi pengetahuan yang berhubungan dengan
keterbatasarn kognitif, salah interpretasi informasi.

NOC NIC

1) Knowledge: Chronic Disease Teaching: Disease Process


Management 1) Nilai tingkat pengetahuan klien
2) Knowledge: Kidney Disease
mengenai proses penyakitnya.
Management
Kriteria Hasil: 2) Terangkan kepada klien tentang
proses terjadinya penyakit pada
1) Mampu menjelaskan faktor
dirinya dengan bahasa yang mudah
penyebab penyakit dan proses
dimengerti.
penyakit.
2) Mampu menyebutkan tanda dan 3) Evaluasi tingkat pengetahuan
gejala dari penyakitnya. pasien dengan menanyakan
3) Mampu menjelaskan komplikasi kembali seputar penyakitnya.
dari penyakitnya.
4) Mampu menjelaskan strategi 4) Sediakan informasi yang adekuat
untuk mencegah komplikasi. untuk akses pengetahuan klien.
5) Mampu menjelaskan strategi
untuk menyeimbangkan antara 5) Diskusikan dengan pasien terkait
aktifitas dan istirahat. dengan terapi yang akan diberikan.
6) Mampu menjelaskan strategi
6) Dorong pasien untuk memberikan
dalam mengatasi nyeri.
pendapat atau keputusan pada
Mampu melaksanakan terapi
setiap tindakan.
medis dengan benar (minum
obat).

7) Mampu menjelaskan efek


farmakologis pengobatan dan
efek samping terapeutik.
8) Mengikuti perintah diet sesuai
anjuran.
9) Mengikuti perintah diet sesuai
anjuran.
HEMODIALISA

Hemodialisis adalah sebuah terapi


medis. Kata ini berasal dari kata
haemo yang berarti darah dan
dilisis yang berarti dipisahkan.
Hemodialisis merupakan salah satu
dari Terapi Pengganti Ginjal, yang
digunakan pada penderita dengan
penurunan fungsi ginjal, baik akut
maupun kronik.
Hemodialisis dapat dikerjakan
untuk sementara waktu (misalnya
pada Gagal Ginjal Akut) atau
dapat pula untuk seumur hidup
(misalnya pada Gagal Ginjal
Kronik).

Hemodialisis berfungsi
membuang produk-produk sisa
metabolisme atau racun tertentu
dari peredaran darah manusia
seperti air, natrium, kalium,
hydrogen, urea, kreatinin, asam
urat, potassium dan zat-zat lain
melalui membran semi terminal
sebagai pemisah darah dan cairan
pada ginjal buatan/ dialyzer
dimana terjadi difusiosmosis dan
ultra filtrasi setelah darah itu
bersih dikembalikan ke dalam
tubuh.
ALAT ALAT HEMODIALISA

Arterial Blood Line ( ABL ) suatu alat dimana proses


Adalah tubing tubing/line dialisis terjadi terdiri dari 2
plastic yang menghubungkan ruang / kompartemen,yaitu:
darah dari tubing akses
Kompartemen darah yaitu
vaskular tubuh pasien
ruangan yang berisi darah
menuju dialiser, disebut Inlet
Kompartemen dialisat yaitu
ditandai dengan warna
ruangan yang berisi dialisat
merah.
Venouse Blood Line Kedua kompartemen
Adalah tubing/line plastic dipisahkan oleh membran
yang menghubungkan darah semipermiabel. Dialiser
dari dialiser dengan tubing mempunyai 4 lubang yaitu
akses vascular menuju tubuh dua ujung untuk keluar
pasien disebut outlet ditandai masuk darah dan dua
dengan warna biru. samping untuk keluar masuk
dialisat.

Arterial – Venouse
Blood Line (AVBL) Dializer / Ginjal
Buatan
ALAT ALAT HEMODIALISA

system pengaturan larutan Dialisat adalah larutan yang


dilisat, system pemantauan mengandung elektrolit
mesin terdiri dari blood dalam komposisi tertentu.
circuit dan dillisat circuit dan Dipasaran beredar dua
bebagai monitor sebagai macam dialisat yaitu
deteksi adanya kesalahan. dialisat asetat dan dialisat
Dan komponen tambahan bicarbonate.. Bentuk
seperti heparin pump, bicarbonate ada yang
tombol bicarbonate, control powder, sehingga sebelum
ultrafiltrasi, program dipakai perlu dilarutkan
ultrafiltrasi, kateter vena, dalam air murni/air water
blood volume monitor. treatment sebanyak 9,5 liter
dan ada yang bentuk cair
(siap pakai).
Blood Pump

Bibag / Dialisat
ALAT ALAT HEMODIALISA

Selang infus ini fungsinya AV fistula adalah koneksi, yang


untuk jalan masuk cairan. dibuat oleh seorang ahli bedah
sesuai namanya infus set vaskular, dari arteri ke vena.
Arteri membawa darah dari
digunakan untuk khusus
jantung ke tubuh, sementara
cairan infus kalau transet
vena membawa darah dari
gunanya untuk tranfusi. tubuh kembali ke jantung. . AV
infus set tidak bisa fistula menyebabkan tekanan
digunakan untuk transet ekstra dan darah ekstra
dan transet bisa digunakan mengalir ke dalam vena,
untuk infus set, sehingga tumbuh besar dan
perbedaanya di saringnya kuat. Vena yang lebih besar
menyediakan akses yang
kalau transet ada
mudah sehingga dapat
saringanya kalau infus set
diandalkan untuk pembuluh
tidak ada. gambar darah. Tanpa akses semacam
disamping adalah infus ini, sesi hemodialisis reguler
set. tidak akan mungkin dilakukan

Infus Set
AV Fistula
Kapan harus cuci darah ?

Cuci darah dilakukan jika:

a. Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)

b. Perikarditis (Peradangan kantong jantung)

c. Asidosis (peningkatan keasaman darah)


yang tidak memberikan respon terhadap
pengobatan lainnya.

d. Gagal Jantung

e. Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat


tinggi dalam darah)
KEUNGGULAN
HEMODIALISA

a. Proses dialysis peritoneal ini tidak menimbulkan rasa sakit.

b. Membutuhkan waktu yang singkat, terdiri dari 3 langkah.

1) Pertama, masukkan dialisat berlangsung selama 10 menit.

2) Kedua, cairan dibiarkan dalam rongga perut untuk selama


periode waktu tertentu (4-6 jam).

3) Ketiga, pengeluaran cairan yang berlangsung selama 20


menit.

c. Ketiga proses diatas dilakukan beberapa kali tergantung


kebutuhan dan bisa dilakukan oleh pasien sendiri secara
mandiri setelah dilatih dan tidak perlu ke rumah sakit.
Tekanan darah menurun (hipotensi)
merupakan salah satu efek samping
tersering dari hemodialisis.Tekanan
darah yang rendah dapat
menyebabkan rasa mual dan pusing.

Adanya penumpukan fosfor


akibat hemodialisis bisa
menyebabkan kulit menjadi
gatal..

kram otot selama


hemodialisis dilakukan
biasanya dapat terjadi.
KOMPLIKASI HEMODIALISA

DEMAM

Reaksi anafilaksis yang berakibat fatal


(anafilaksis)

Gangguan irama jantung

Tekanan darah rendah


DUKUNGAN KELUARGA

Dukungan instrumental

Dukungan informasional

Dukungan emosional

Dukungan pada harga diri

Dukungan dari kelompok sosial


DUKUNGAN KELUARGA PADA
HEMODIALISA

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi keputusan inisiasi hemodialisis.
Hemodialisis merupakan terapi bagi penderita penyakit
ginjal kronik yang membutuhkan biaya besar, tidak
cukup dalam waktu 1-2 bulan saja tetapi butuh waktu
yang lama. Penderita tidak bisa melakukan terapi
hemodialisis sendiri, mengantar ke pusat hemodialisis
dan melakukan kontrol ke dokter. Tanpa adanya
dukungan keluarga mustahil program terapi
hemodialisis bisa dilakukan sesuai jadwal.
SELF EFFICACY / AFIKASI DIRI
ADALAH PERSEPSI MENGENAI
KONTROL YANG DIMILIKI ATAS
KEHIDUPAN YANG DAPAT
MENGENDALIKAN KEJADIAN
DAN DAPAT MEWUJUDKAN
MASA DEPAN YANG
DIINGINKAN.

Yang Memiliki Keyakinan Rendah Merasa tak


berdaya

Tidak mampu
mengendalikandiri
nya

Cepat
menyerah

Mereka percaya semua


usaha yang mereka
lakukan tidak ada
gunanya
Percaya Mereka Dapat
Yang Memiliki Keyakinan Tinggi
Menghadapi Kejadian Dan Situasi
Secara Efektif.

Memiliki Keyakinan
Yang Tinggi

Selalu Positif Thingking

Memandang Kesulitan
Sebagai Tantangan

Self-efficacy tinggi mengurangi rasa


takut gagal, meningkat aspirasi,
dan meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah dan berpikir
analisis.

KOMPETENSI
SITUASI
SOSIAL

FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
SELF AFFICACY

KEPRIBADIAN
PENGALAMAN
Kenyakinan (efikasi diri) Pasien
Menjalani Hemodialisa
Manajemen diri pada pasein Manajemen diri adalah
gagal ginjal kronik stadium kemampuan untuk
akhir memiliki hubungan mengelola hidup dengan
positif dengan hasil penyakit kronis, yang
kesehatan. Efikasi diri terkait melibatkan pemantauan
penyakit yang dirasakan oleh kondisi, mengikuti
pasien penting untuk perawatan dan
mengelola penyakit kronis. menanggapi
Pasien hemodialisis dengan mempertahankan kualitas
peningkatan efikasi diri hidup. Pada penyakit ginjal
dengan program kronis, manajemen diri
pemberdayaanmenunjukkan melibatkan pemantauan
kemungkinan lebih besar retensi cairan, mengelola
untuk terlibat dalam obat dan memodifikasi diet,
manajemen diri. Pasien yang olahraga, dan kebiasaan
efikasi dirinya lebih tinggi cairan. Manajemen diri
telah akan mendapatkan yang efektif meningkatkan
kualitas hidup yang tinggi hasil kesehatan,
pula karena tingkat memperlambat
kerjasama yang lebih tinggi, perkembangan penyakit
perawatan diri baik, dan menunda terapi
komunikasi yang, dan penggantian ginjal.
LAMANYA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
MENJALANI HEMODIALISA

Lamanya hemodialisis berkaitan erat


dengan efisiensi dan adekuasi
hemodialisis, sehingga lama
hemodialisis juga dipengaruhi oleh
tingkat uremia akibat progresivitas
perburukan fungsi ginjalnya dan faktor-
faktor komorbiditasnya, serta
kecepatan aliran darah dan kecepatan
aliran dialisat. Semakin lama proses
hemodialisis, maka semakin lama darah
berada diluar tubuh, sehingga makin
banyak antikoagulan yang dibutuhkan,
dengan konsekuensi sering timbulnya
efek samping

Pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis


mengalami banyak perubahan fisik, psiologis, dan social yang
dikaitkan dengan proses penyakit dan kemampuan pasien
untuk beradaptasi dengan perubahan. Penyakit ginjal kronik
dengan hemodialisis berhubungan dengan gejala fisik dan
komplikasi. Misalnya penyakit jantung, anemia, gangguan tidur
yang dapat disebabkan oleh uremia, durasi terapi dialisis, dan
sakit kronis.Selain itu, juga menyebabkan ganggun neurologis
dan gangguan gastrointestinal yang memberikan dampak bagi
kualitas hidup penderita. Masing-masing perubahan fisik
memiliki potensial untuk menurunkan kualitas hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, V. R. (2016). Hubungan Antara Efikasi diri Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronis. Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1
Psikologi. Retrieved from http://hdl.handle.net/123456789/2532
Barbosa et al. (2017). Quality of life and duration of hemodialysis in patients with chronic
kidney disease ( CKD ): a cross-sectional study, 30(4), 781–788.
Chan, Y. M., Zalilah, M. S., & Hii, S. Z. (2012). Determinants of Compliance Behaviours
among Patients Undergoing Hemodialysis in Malaysia, 7(8), 1–7.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0041362

Indriyanti, D., & Asmuji, &. (2014). Buku ajar Keperawatan Maternitas (Upaya Promotif
Dan Preventif dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi). Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Kutlu, A. K., & Eren, G. (2014). Effects of music on complications during hemodialysis for
chronic renal failure patients, 777–784. https://doi.org/10.1111/hdi.12161
Luyckx, V. A., & Stanifer, J. W. (2018). & practice The global burden of kidney disease and
the sustainable development goals. Bulletin of the World Health Organization, Volume
96,(April), 414–422.

Marbun, H. I. M. (2016). Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik. Skripsi Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/62594S
Morton, R. L., Mbchb, P. S., Mbbs, A. C. W., Rose, J., Mbbs, R. M., Mbbs, D. W. J., &
Howard, K. (2012). Factors influencing patient choice of dialysis versus conservative
care to treat end-stage kidney disease Rachael, 184(5), 277–283.

Mousa, et al. (2018). Dialysis-related factors affecting self- efficacy and quality of life in
patients on haemodialysis : a cross-sectional study from Palestine, 1–12.

Rahman, M., Kaunang, T., & & Elim, C. (2016). Hubungan antara lama menjalani
hemodialisis dengan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di Unit
Hemodialisis, 4.
Rendy, M. C., & Margareth., &. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Schultz, D. P. & Schultz, S. E. (2016). Teori Kepribadian. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai