Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN PASIEN

DIABETES MELITUS DALAM PEMBERIAN INJEKSI INSULIN DI RSUD


KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

Ilda Fitriyani Sy
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 2019

Abstrak
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok gangguan metabolic dengan karakteristik
hiperglikemia terjadi karena adanya masalah pada kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. Kurangnya pengetahuan DM menyebabkan pasien sulit mengambil keputusan dalam
menggunakan insulin. Tujuan penelitian ini menghubungkan tingkat pengetahuan dengan
kecemasan pasien diabetes mellitus dalam pemberian injeksi insulin di RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Teknik pengambilan sampel
menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 43 responden. Alat
pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan dan tingkat kecemasan. Analisa data
menggunakan uji spearman rank. Analisa univariat pengetahuan 29 responden (67,4%) mengalami
pengetahuan baik dan tingkat kecemasan 25 responden (58,1%) mempunyai kecemasan ringan
pasien diabetes melitus. Analisa bivariat hasil penelitian menunjukan bahwa p value sebesar 0,003
< 0,05, sehingga H0 ditolak yang berarti Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan
pasien diabetes mellitus dalam pemberian injeksi insulin di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
Dengan ρ value sebesar 0,003 (0,001 < 0,005). Diharapkan penelitian ini dapat memberikan
penjelasan lebih tentang bagaimana asuhan keperawatan pada pasien DM guna meningkatkan
pengetahuan serta menurunkan kecemasan yang dialami oleh pasien diabetes melitus

Kata kunci : Diabetes mellitus, Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan,


Pustaka : 22 buku, 15 jurnal, 2 situs web

PENDAHULUAN panjang sehingga menyebabkan kegagalan


Lewis et all, 2011 dalam Fajriyah, beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,
2018, menyatakan bahwa penyakit diabetes saraf, jantung dan pembuluh darah
melitus merupakan masalah kesehatan yang (Hermayudi dan Ayu putri ariani 2017, h ; 18).
serius diseluruh dunia dan prevalensinya Diabetes Melitus (DM) telah menjadi
meningkat cepat. Diabetes Melitus (DM) masalah kesehatan utama di dunia dengan
merupakan kelompok gangguan metabolik angka kejadian dan kematian yang masih
dengan karakteristik hiperglikemia terjadi sangat tinggi. Menurut World Health
karena adanya masalah pada kelainan sekresi Organization (WHO) (2017) menyatakan
insulin, kerja insulin atau keduanya. bahwa angka kejadian diabetes melitus
Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus sebanyak 108 juta pada tahun 1980 menjadi
berhubungan dengan kerusakan jangka 422 juta pada tahun 2014. Pada tahun 2015

1
diabetes melitus merupakan penyakit rumah tetapi pasien tidak melakukan injeksi
mematikan ke-6 di dunia dengan angka 1,6 insulin sendiri, pasien masih dibantu oleh
juta orang tiap tahunnya dalam 15 tahun keluarga karena pasien takut, dan pasien kedua
terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh merasakan cemas, sedangkan 4 pasien berada
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) di rawat jalan, 2 pasien berani melakukan
menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus injeksi insulin sendiri, 2 lainnya dibantu oleh
di Indonesia berdasarkan diagnosis atau gejala keluarga karena pasien merasakan takut dan
sebanyak 2,1% dari keseluruhan penduduk. cemas saat melakukan injeksi sendiri.
Prevalensi diabetes melitus di Jawa Insulin adalah suatu hormon yang
Tengah pada tahun 2016 menempati urutan ke- diproduksi oleh sel beta dari pulau langerhans
2 setelah penyakit hipertensi ada 2 jenis kelenjar pankreas. Insulin mempunyai
diabetes melitus yaitu diabetes tipe I dan tipe beberapa pengaruh terhadap jaringan tubuh.
II, hasil pengkajian data diabetes tipe I Insulin menstimulasi pemasukan asam amino
didapatkan data dengan presentase 16,42 % kedalam sel dan kemudian meningkatkan
atau sebanyak 154.972, diabetes melitus tipe I penyimpanan lemak dan kemudian
sebanyak 35.572 orang sedangkan diabetes meningkatkan sintesa protein. Insulin
melitus tipe 2 sebanyak 119.400 orang. Angka meningkatkan penyimpanan lemak dan
kejadian diabetes melitus tipe I tertinggi mencegah penggunaan lemak sebagai bahan
berada di Kota Magelang ada 6.107 orang, energi. Adapun insulin endogen adalah insulin
peringkat kedua Kabupaten Pemalang 5.633 yang dihasilkan oleh pankreas, sedangkan
orang, peringkat ke tiga Kabupaten Demak insulin eksogen adalah insulin yang
sebanyak 3.541 orang, pada Kabupaten disuntikkan dan merupakan produk farmasi,
Pekalongan ada 69 orang dan kota pekalongan (Sidartawan dkk 2011, h ; 112).
ada 197 orang yang menderita diabetes tipe I Menurut Tarwoto dkk (2016, h ; 167,
sehingga peneliti tertarik mengetahui kejadian 196), pemberian insulin dengan pasien
di Kabupaten Pekalongan(Profil Kesehatan diabetes melitus tipe I tidak mampu
Dinkes Jateng, 2016). memproduksi insulin dalam tubuhnya,
Berdasarkan hasil dari studi sehingga sangat tergantung pada pemberian
pendahuluan yang saya dapatkan dari RSUD insulin. Berbeda dengan DM tipe II yang tidak
Kraton Kabupaten Pekalongan, jumlah pasien tergantung dengan insulin, tetapi
diabetes melitus rawat inap tahun 2017 ada memerlukannya sebagai pendukung untuk
506 pasien, tahun 2018 ada 503 pasien, data menurunkan glukosa darah dalam
yang terbaru pada tahun 2019 bulan januari – mempertahankan kehidupan, terapi insulin
mei ada 167 pasien dan jumlah pasien diabetes digunakan untuk mengontrol glukosa darah
melitus rawat jalan tahun 2017 ada 2.776 pada pasien dengan diabetes tipe I dan
pasien tahun 2018 ada 1.179 pasien, data yang digunakan juga diabetes tipe II yang
terbaru pada tahun 2019 bulan januari - mei mengalami kegagalan dengan terapi diet,
ada 167 pasien yang dirawat jalan. Pada olahraga dan terapi oral anti-hiperglikemia.
tanggal 4 Maret 2019 peneliti melakukan studi Terapi ini juga digunakan untuk mengontrol
pendahuluan terhadap 6 pasien diabetes gula darah pasien DM tipe II yang mengalami
melitus 2 pasien berada di rawat inap stres dan sakit berat, adapun tiga cara
mengatakan mendapatkan terapi insulin di pemberian insulin dengan benar yaitu dengan

2
jarum suntik (syringe), menggunakan pen, dan Nindyasari , 2010). Perubahan dalam hidup
melalui pompa (pump).Teguh (2013, h ; 22) yang membuat penderita DM menunjukan
berdasarkan cara kerja insulin ada insulin kerja beberapa reaksi psikologis yang negatif salah
cepat, insulin kerja menengah, dan insulin satunya kecemasan yang meningkat.
kerja panjang (premix). Penelitian yang sudah dilakukan oleh
Menurut Soegondo dkk (2011), (Nindyasari, 2010) membahas tentang
indikasi pemberian insulin semua orang “Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada
dengan DM tipe I memerlukan insulin eksogen Penderita Diabetes Melitus (DM) Tipe I
karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada dengan Diabetes Melitus Tipe II” didapatkan
atau hampir tidak ada, pada DM tipe II akan hasil DM tipe I lebih cemas, seperti halnya
membutuhkan insulin bila terapi jenis lain penderita DM tipe I pada penderita DM tipe I
tidak dapat mencapai target pengendalian ini penderita tergantung pada insulin, rentan
kadar glukosa darah, dan keadaan stress berat terhadap ketosis, dan tampak lebih kurus
seperti pada infeksi berat, tindakan (Mufidasari dalam Nindyasari Nike Dwi,
pembedahan, infark miokard akut atau stroke, 2010).Kecemasan adalah reaksi emosional
pengobatan sindroma hiperglikemi terhadap persepsi adanya bahaya, baik nyata
hipersomoloar non-ketotik. DM yang maupun hanya dibayangkan, kecemasan dan
mendapat nutrisi parenteral memerlukan ketakutan sering digunakan dengan arti yang
suplemen tinggi kalori, yang memenuhi sama tetapi ketakutan sendiri biasanya
kebutuhan energi terus meningkat, secara merujuk akan adanya ancaman yang tidak
bertahap akan memerlukan insulin eksogen spesifik (Brunner & Suddart 2013 dalam
untuk mempertahankan kadar glukosa darah Saputri dkk , 2015). Kecemasan juga memiliki
mendekati normal selama periode resistensi pengaruh terhadap pendidikan seseorang
insulin atau ketika terjadi peningkatan terutama pada pola hidup seseorang dalam
kebutuhan insulin. memotivasi diri sendiri untuk menghilangkan
Menurut Setiati, Dkk (2015, h ; 2338), traumatik individu baik krisis perkembangan
didalam pengobatan DM dibagi menjadi dua maupun situasional sehingga menyebabkan
yaitu terapi nonfarmakologi dan farmakologi. kecemasan (Donsu 2017, h ; 157).
Terapi nonfarmakologi pada dasarnya Gangguan kecemasan merupakan
mengakibatkan perubahan gaya hidup yang perasaan yang tidak menyenangkan meliputi
mencakup mengatur pola makan yang sering perasaan takut, khawatir dan was-was
disebut sebagai terapi nutrisi medis, latihan menimbulkan gangguan terhadap sesuatu yang
fisik dan edukasi, terapi nonfarmakologi ini belum terjadi dapat mempengaruhi aktivitas
dilakukan terus menerus mendampingi terapi pada penderita DM merupakan sesuatu
farmakologi. Sedangkan terapi farmakologi metabolisme secara genetis dan klinis
adalah memberikan obat-obatan baik oral termasuk heterogen dengan manifestasi berupa
maupun dalam bentuk injeksi yaitu insulin hilangnya toleransi karbohidrat, sehingga
yang menyebabkan penderita DM mengalami terdapat hiperglikemi dan glukosuria (Amidah,
banyak perubahan dalam hidupnya, dari mulai 2002 dalam Nindyasari, 2010)
pengaturan pola makan, olahraga, kontrol gula Pengetahuan atau kognitif adalah
darah, dan lain-lain yang harus dilakukan dominan sangat penting untuk membentuk
sepanjang hidupnya, (Shahab, 2006 dalam tindakan seseorang. Menurut teori world

3
Health Organization (WHO) dikutip Tujuan Umum pada penelitian ini untuk
Notoatmodjo (2007) dalam Wawan dan Dewi mengetahui tentang hubungan tingkat
(2010, h ; 12) merupakan salah satu bentuk pengetahuan dengan kecemasan pasien
objek kesehatan yang dapat dijabarkan oleh diabetes melitus dalam pemberian injeksi
pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman insulin
sendiri, pengetahuan sendiri memiliki faktor
internal seperti pendidikan yang diberikan METODE PENELITIAN
seseorang terhadap perkembangan orang lain Penelitian yang dilakukan merupakan
(Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan A dan penelitian kuantitatif dengan jenis desain
Dewi (2014, h ; 16). penelitian analitik dengan pendekatan cross-
Pengetahuan pemberian insulin pada sectional adalah penelitian yang bertujuan
pasien yang diberikan insulin sebagian besar untuk mencari adanya hubungan antar variabel
pasien menolak walaupun sudah disarankan dimana pengambilan data terhadap beberapa
untuk menggunakan insulin, kurangnya variabel penelitian dilakukan pada satu waktu
pengetahuan DM menyebabkan pasien sulit (Dharma, 2011 h 74). Penelitian ini bertujuan
mengambil keputusan dalam menggunakan untuk mengetahui adanya hubungan tingkat
insulin (Singal Grasela, Dkk 2017). Dalam pengetahuan dengan kecemasan pasien
Saturnus, dkk (2015), fenomena yang terjadi diabetes melitus dalam pemberian injeksi
pada saat ini, tindakan pemberian injeksi insulin di RSUD Kraton Kabupaten
insulin ini masih menjadi suatu masalah yang Pekalongan.
cukup besar karena banyak diantaranya pasien POPULASI DAN SAMPEL
dengan DM tipe 2 tidak patuh dalam Populasi dalam penelitian ini adalah
pemberian insulin dalam kehidupan sehari- semua pasien diabetes melitus di RSUD
hari. Penelitian yang dilakukan Lestari (2013) Kraton Kabupaten Pekalongan berdasarkan
hasil penelitian memperlihatkan data yang diperoleh pada tahun 2019 dari
kecenderungan penolakan insulin dilakukan bulan januari – mei didapatkan jumlah total
oleh pasien yang memiliki penegetahuan pasien diabetes mellitus di RSUD Kraton
rendah, sehingga tidak bisa menggunakan Kabupaten Pekalongan sebanyak 1,380 pasien.
insulin sendiri. Sampel dalam penelitian ini adalah
Alasan di atas menjadikan peneliti sampel diambil dari responden atau kasus yang
tertarik melakukan penelitian tentang kebetulan ada di suatu tempat atau keadaan
“Hubungan tingkat pengetahuan dengan tertentu yang berada di RSUD Kraton
kecemasan pasien diabetes melitus dalam Kabupaten Pekalongan. Pekalongan. pada
pemberian injeksi insulin di RSUD Kraton penelitian yang telah dilakukan saat responden
Kabupaten Pekalongan” . tersebut masuk kriteria inklusi. Responden
Berdasarkan latar belakang yang telah yang termasuk dalam kriteria eksklusi tidak
diuraikan di atas maka dapat dirumuskan suatu diikutsertakan dalam penelitian ini
permasalahan yaitu apakah ada hubungan Pengambilan sampel menggunakan teknik
tingkat pengetahuan dengan kecemasan pasien accidental sampling
diabetes melitus dalam Pemberian injeksi Etika penelitian terdiri dari 1) Informed
insulin. Consent, 2) Anonimity, 3) Confidentiality.

4
Alat pengumpulan data dalam penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ini menggunakan kuesioner dengan teknik Hasil Penelitian
angket. Pengolahan data melalui langkah- 1. Karakteristik Responden
langkah editing, coding, processing dan
cleaning (Notoatmodjo, 2012, hh. 176-177).
Penelitian ini menggunakan analisis
data univariat yang menghasilkan distribusi
frekuensi dalam bentuk prosentase. Analisa
univariate dalam penelitian ini menghasilkan
dukungan keluarga dan tingkat kecemasan dan
analisa bivariat pada penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dengan kecemasan pasien
diabetes melitus dalam pemberian injeksi
insulin

5
6
Hasil Pembahasan oleh Notoatmodjo (2007) dalam
1. Gambaran Karakteristik Responden Wawan A dan Dewi M (2014 h 11).
Berdasarkan hasil penelitian Karakteristik pekerjaan
didapatkan menunjukan karakteristik didapatkan hasil , 18 responden(41,9%)
responden berdasarkan umur sebanyak mempunyai pekerjaan Ibu rumah
21 responden (48,8%) berumur 45–54 tangga. Thomas yang dikutip oleh
tahun. semakin cukup umur, tingkat Nursalam (2003) dalam Wawan A dan
kematangan dan kekuatan seseorang Dewi M (2014 h 17) pekerjaan adalah
akan lebih matang dalam berfikir dan keburukan sehingga harus dilakukan
bekerja. Dari segi kepercayaan untuk menunjang kehidupannya dan
masyarakat seseorang akan lebih kehidupan keluarga. Pekerjaan bukan
dipercaya karena kedewasaanya sumber dari kesenangan, tetapi lebih
berbeda dengan yang belum tinggi banyak mencari nafkah yang
kedewasaanya sehingga untuk lebih menimbulkan kebosanan berulang dan
percaya belum bisa. Hal ini sebagai banyak tantangan pada seseorang,
pengalaman dan kematangan jiwa sedangkan bekerja merupakan kegiatan
(Smeltzer, 2009).. yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-
Karakteristik pendidikan ibu akan mempengaruhi kehidupan
didapatkan 16 responden (37,2%) keluarga. Seseorang yang tidak
berpendidikan sekolah dasar. mempunyai pekerjaan akan
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi menimbulan kebosanan karena tidak
oleh faktor pendidikan formal, dimana dapat melakukan aktifitas yang dapat
pendidikan yang tinggi maka orang berguna untuk kesibukan sehari – hari.
tersebut akan semakin luas Karakteristik jenis kelamin 25
pengetahuanya, akan tetapi perlu responden (58,1%) berjenis kelamin
diingatkan bahwa seseorang perempuan. Pada jenis kelamin laki –
berpendidikan rendah bukan berarti laki lebih rentan terkena diabetes
pengetahuanya rendah juga, hal ini disebabkan dari kebiasaan hidup yang
mengingat bahwa peningkatan tidak sehat yang seperti merokok,
pengetahuan tidak bisa diperoleh dari minim kopi, alcohol dan kebiasaan
pendidikan formal saja, akan tetapi bisa yang tidak sehat sehingga berdampak
diperoleh melalui pendidikan non diri responden (Smeltzer, 2009). dan
formal. Pengetahuan pada seseorang Karakteristik waktu pemberian 21
tentang suatu objek memiliki dua aspek responden ( 48,8%) melakukan waktu
yaitu aspek positif dan aspek negatif. pemberian insulin sebelum makan.
Kedua aspek tersebut menentukan Pada penyuntikan insulin reguler yang
sikap seseorang, semakin banyak aspek merupakan satu-satunya insulin jernih
positif dan objek yang diketahui, maka atau biasanya dikatakan larutan insulin,
akan menyebabkan sikap yang semakin sementara yang lainnya adalah
positif terhadap objek tertentu. World suspensi. Insulin reguler cara
Health Organization (WHO) dikuti pemberian melalui intravena, insulin
jenis ini diberikan 30 menit sebelum

7
makan, mencapai puncak setelah 1-3 militus, serta responden banyak yang
macam dan efeknya dapat bertahan sudah mengetahui tentang pengetahuan
sampai 8 jam, sehingga penyuntikan Responden mengenai diabetes militus
sebelum makan sangat efisien untuk yaitu penyebab, akibat, dan
dapat mempertahan kan efek yang penanganan yang perlu dilakukan.
cukup lama Responden terkadang masih ada yang
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan belum mengerti dan tidak paham
Pasien diabetes melitus dalam tentang bagaimana penanganan dan
pemberian injeksi insulin cara menyuntikan insulin pada pasien
Berdasarkan hasil penelitian diabetes.
didapatkan nilai pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian ini
ditunjukkan pada tabel didapatkan pengetahuan responden tentang
sebagian besar 29 responden (67,4%) pengetahuan Responden mengenai
mengalami pengetahuan baik pasien diabetes miletus dengan hasil yang
diabetes melitus dalam pemberian baik. Hal ini sejalan dengan penelitian
injeksi insulin. dan 14 responden yang dilakukan oleh Noor Fitriardi
(32,6%) responden mengalami Ishab tahun 2016 Gambaran Tingkat
pengetahuan cukup pasien diabetes Pengetahuan Pasien Diabetes melitus
melitus dalam pemberian injeksi dalam pemberian injeksi insulin
insulin. Pengetahuan adalah Tentang Penyakit Diabetes melitus
merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi dalam pemberian injeksi insulin Di
setelah orang mengadakan Rsud Dr H Soewondo Kendal.
penginderaan terhadap suatu objek sebanyak 60% responden mempunyai
tertentu. Penginderaan terhadap objek pengetahuan yang kurang tentang
terjadi melalui panca indera manusia diabetes mellitus. Dari 5 responden
yakni penglihatan, pendengaran, sebanyak 3 responden atau 60%
penciuman, rasa dan raba dengan berpengetahuan kurang, 1 responden
sendiri.(Wawan & Dewi, 2010, h.11). sedang dan 1 responden baik tentang
Pengetahuan cukup disebabkan pengetahuan diabetes mellitus.
adanya masalah kurang pemahaman Pada hasil penelitian
yang terjadi pada individu dan keluarga didapatkan hasil karakteristik
di suatu keluarga yang membutuhkan responden pada kategori usia yang
penanganan dari praktisi dari tenaga berpengetahuan baik 14 responden dan
kesehatan. Fenomena yang ada, cukup 7 responden pada usia 45 – 54
Responden terkadang tidak mengetahui tahun, kategori pendidikan 12
tentang diabetes militus serta responden bverpengetahuan baik pada
bagaiaman hal yang perlu dilakukan pendidikan SD dan 5 responden
dalam penyuntkan insulin berpendidikan cukup pada pendidikan
(Notoatmojo, 2010). Hasil penelitian SMP. Kategori pekerjaan
yang peneliti dapatkan di lapangan berpengetahuan baik 12 responden dan
bahwasanya responden kebanyakan 6 responden berpengetahuan cukup
sudah mengetahui tentang diabetes pada pekerjaan ibu rumah tangga.

8
Kategori jenis kelamin berpengetahuan telah datang kepadamu pelajaran dari
baik 17 respondenn dan tuhan mu dan penyembuh –
berpengetahuan cukup 8 responden dan penyembuh bagi penyakit – penyakit (
karakteristik waktu pemberian insulin yang berada) dalam dada dan petunjuk
berpengetahuan baik 13 responden dan rahmat bagi orang – orang yang
pada saat sebelum tidur dan 8 beriman. surat ini menunjukan bahwa
responden berpengetahuan cukup allah SWT telah memberikan petunjuk
sebelum tidur. tentang bagaimana pengetahuan dalm
Hal ini disebabkan Umur hal ini mencegah dan menghindari penyakit –
sebagai pengalaman dan kematangan penyakit yang ada dalam dunia ini
jiwa yang belum siap. Pengetahuan itu seperti pengetahuan yang di punyai
sendiri dipengaruhi oleh faktor dapat kita gunakan untuk mencegah
pendidikan formal, dimana pendidikan terjadin nya penyakit dan unsur – unsur
yang tinggi maka orang tersebut akan yang akan menunjukan seseorang akan
semakin luas pengetahuanya, akan mengalami gangguan pada diri yang
tetapi perlu diingatkan bahwa mengakibatkan tanda dan gejala
seseorang berpendidikan rendah bukan gangguan kesehatan. Pengetahuan
berarti pengetahuanya rendah juga. berpengaruh penting dalam
Pekerjaan seseorang yang tidak kemampuan untuk mengaplikasikan
mempunyai pekerjaan akan materi yang telah dipelajari pada
menimbulan kebosanan karena tidak situasi ataupun kondisi yang
dapat melakukan aktifitas yang dapat sebenarnya (Wawan,Dewi 2010 h.13)
berguna untuk kesibukan sehari – hari 3. Gambaran Tingkat kecemasan pada
sehingga mengurangi pengetahuan. pasien diabetes melitus dalam
jenis kelamin laki – laki lebih rentan pemberian injeksi insulin
terkena diabetes disebabkan dari Hasil kategori tingkat
kebiasaan hidup yang tidak sehat kecemasan didapatkan data sebanyak
Pengetahuan baik dketahui 25 responden (58,1%) mempunyai
setelah pemahaman yang terjadi pada kecemasan ringan pasien diabetes
individu dan keluarga di suatu keluarga melitus dalam pemberian injeksi
yang membutuhkan penanganan dalam insulin di RSUD Kraton Kabupaten
menyikapi pengobatan dan Pekalongan , 25 responden ( 58,1%)
penatalaksaaan pasien diabetes. memiliki kecemasan normal/tidak
Fenomena yang ada, Responden cemas pasien diabetes melitus dalam
terkadang sudah mengerti tentang pemberian injeksi insulin di RSUD
diabetes militus serta bagaiaman hal Kraton Kabupaten Pekalongan dan 3
yang perlu dilakukan dalam responden (7%) memiliki kecemasan
penyuntkan insulin (Notoatmojo, sedang pasien diabetes melitus dalam
2010). Pentingnya pengetahuan pemberian injeksi insulin di RSUD
terhadap perilaku mengetahui penyakit Kraton Kabupaten Pekalongan.
diabetes dalam Surat Yunus ayat 57 Hasil penelitian ini sesuai
yaitu “ hai, manusia, sesungguhnya dengan penelitian Atika Widya

9
Syari‟ati Tahun 2015 Hubungan persepsinya. Contohnya responden
Kecemasan Dengankadar Gula Darah yang akan menghadapi proses
Penderita Diabetes melitus dalam pengobatan dan menghadapi rasa tidak
pemberian injeksi insulin Tipe 2 Di nyaman saat akan dilakukan
Rsudsalatiga disimpulkan Sampel yang pengobatan serta mengalami efek
digunakan adalah 40 orang dan 75% samping setelah dilakukan pengobatan.
dari sampel tersebut mengalami Pada hasil penelitian
kecemasan. didapatkan karakteristik usia 7
Kecemasan merupakan responden tidak cemas, 12 responden
pengalaman individu yang bersifar cemas ringan, 2 responden cemas
subjektif, yang sering bermanifestasi sedang berumur 45 – 54 tahun.
sebagai perilaku disfungsional yang Kategori pendidikan tidak cemas
diartikan sebagai perasaan “kesulitan” berpendidikan SD sebanyak 5
dan kesusahan terhadap kejadian yang responden dan 10 responden cemas
tidak diketahui dengan pasti ringan sedangkan 2 responden
(Varcarolis, 2007 (dikutip dalam berpendidikan SMA dengan cemas
Donsu, 2017)). Jadi kecemasan bisa sedang. Kategori pekerjaan dengan
diartikan sebagai perasaan yang tidak tidak cemas 6 responden mempunyai
nyaman dengan suatu ancaman bagi pekerjaan ibu rumah tangga dan 11
kehidupan yang ditandai oleh beberapa responden cemas ringan dengan
gejala baik geala fisik, kognitif, pekerjaan ibu rumah tangga sedangkan
emosional ataupun tingkah laku, 1 responden cemas sedang pada
kecemasan bersifat subjektif antara pekerjaan ibu rumah tangga, tani, dan
satu orang dengan orang lain berbeda wiraswasta. Katagori jenis kelamin
(suart, 1995 (dikutip dalam Direja, perempuan sebanyak 8 responden tidak
2017) ; Varcarolis, 2007 (dikutip dalam cemas, 15 responden cemas ringan dan
Donsu, 2017)). 2 responden cemas sedang. Kategori
Kecemasan normal/ tidak waktu pemberian 7 responden tidak
cemas dimana perasaan ketakutan atau cemas pada waktu sebelum dan
kekhawatiran yang mendalam sehingga sesudah tidur sedangkan 12 responden
tidak mengalami gangguan dalam cemas ringan dan 3 responden cemas
menilai realistis (reality testing sedang pada waktu sebelum makan.
Ability), masih baik sehingga Umur hal ini sebagai
kepribadian masih tetap utuh (tidak pengalaman dan kematangan jiwa yang
mengalami (spillinting personality) belum siap. Kecemasan itu sendiri
atau keretakan pribadi, perilaku masih dipengaruhi oleh faktor pendidikan
dalam batas normal (Manurung formal, dimana pendidikan yang tinggi
Nixson, 2016 h 1). Tingkat kecemasan maka orang tersebut akan semakin luas
ringan disebabkan dengan ketegangan kecemasanya, akan tetapi perlu
dalam kehidupan sehari-hari dan diingatkan bahwa seseorang
menyebabkan seseorang menjadi berpendidikan rendah bukan berarti
waspada dan meningkatkan lahan kecemasanya rendah juga. Pekerjaan

10
seseorang yang tidak mempunyai melitus dalam pemberian injeksi
pekerjaan akan menimbulan kebosanan insulin Di RSUD Kraton Kabupaten
karena tidak dapat melakukan aktifitas Pekalongan
yang dapat berguna untuk kesibukan Hasil uji statistik spermant
sehari – hari sehingga mengurangi yang didapat menunjukkan p value =
kecemasan. jenis kelamin laki – laki 0,003 (0,003<0,005) sehingga Ho
lebih rentan terkena diabetes ditolak, berarti ada hubungan Tingkat
disebabkan dari kebiasaan hidup yang pengetahuan dengan kecemasan pasien
tidak sehat diabetes melitus dalam pemberian
Semakin seseorang yang injeksi insulin di RSUD Kraton
mengalami kecemasan pada dirinya Kabupaten Pekalongan.
maka akan menggangu pikiran dan Hasil penelitian ini sesuai
proses penyembuhan responden dengan penelitian Rolly Rondonuwu
sehingga menimbulkan pencetus Tahun 2014 Hubungan pengetahuan
sebagai stimulus yang dipersepsikan Dengan Tingkat kecemasan Pada klien
oleh individu sebagai tantangan, Pre Operasi Katarak di balai Kesehatan
ancaman dan tuntutan yang Matamasyarakat(Bkmm) Manado
memerlukan energi ekstra untuk dengan hasil mempunyai Hubungan
koping. Stresor pencetus dapat berasal pengetahuan Dengan Tingkat
dari sumber internal dan eksternal yang kecemasan Pada klien Pre Operasi
dapat menjadikan responden menjadi Katarak di balai Kesehatan
cemas dalam melakukan tindakan Matamasyarakat(Bkmm) Manado
selanjutnya (Donsu,2017) . dengan p value 0,001
Kecemasan akan menjadi Menurut hasil pengamatan
sedang dimana kondisi seseorang peneliti, pasien diabetes melitus dalam
untuk memusatkan pada masalah pemberian injeksi insulin yang
yang penting dan mengesampingkan memiliki Tingkat kecemasan ringan
yang lain sehingga seseorang (30,4%) cenderung mengalami tingkat
mengalami perhatian yang selektif, pengetahuan cukup. Tingkat
namun dapat melakukan sesuatu yang pengetahuan adalah bagian dari
terarah. Kecemasan pada tahap ini penyembukan dan perbaikan.
responden sudah hanya memikirkan Mencapai tingkat pengetahuan yang
bagaimana responden besok baik penting untuk kesehatan sama
menghadapi penyakitnya dan sudah halnya dengan sembuh dari penyakit
tidak memikirkan masalah – masalah (Shepard, 2013 (dikutip dalam
lain yang ada pada hidupnya. Dampak Archentari & Siswati, 2013).. Tingkat
pada tahap ini respon individu hanya pengetahuan yang tinggi dapat
memikikan kesembuhannya serta tidak menghasilkan perasaan tenang pada
memikirkan hal lain selain pengobatan tingkat keimanan seseorang terhadap
(Salmawati, 2010). kebenaran ajaran agama, terutama
4. Hubungan Tingkat pengetahuan terhadap ajaran-ajaran fundamental dan
Dengan Kecemasan Pasien diabetes dogmatic (El-Menouar, 2014).

11
Hal tersebut terbukti dari apabila aku sakit, Dialah yang
pengamatan peneliti bahawa pasien menyembuhkan aku, dan yang akan
yang memiliki tingkat kecemasan mematikan aku, kematian akan
normal responden memiliki menghidupkan aku (kembali)
pengetahuan baik mampu Ayat di atas menjelaskan bahwa
mempersiapkan pola hidup yang lebih Allah SWT akan memberikan
baik kedepannya dan berkeyakinan kesembuhan pada kaumnya jika
dapat sembuh dari penyakitnya. mereka mau berusaha dan Allah juga
Sedangkan responden yang mendapat memberikan penyembuh disetiap
Tingkat kecemasan sedang dalam pada penyakit yang ada. Berdasarkan
pasien diabetes melitus dalam pengamatan peneliti kesungguhan dari
pemberian injeksi insulin cenderung pasien diabetes melitus dalam
mengalami Tingkat pengetahuan pemberian injeksi insulin dapat dilihat
cukup. Hal ini sesuai dengan Tingkat dari hasil pengobatan dan kepatuhan
pengetahuan yang cukup didapatkan dalam menjalani pengobatan. s.
Dalam Saturnus, Hasneli, Jumaini 1. Simpulan
(2015), fenomena yang terjadi pada Berdasarkan hasil penelitian
saat ini, tindakan pemberian injeksi dapat diambil beberapa kesimpulan
insulin ini masih menjadi suatu sebagai berikut:
1. Gambaran Karakteristik responden
masalah yang cukup besar karena
karakteristik umur sebanyak 21
banyak diantaranya pasien dengan DM responden (48,8%) berumur 45 – 54
tipe 2 tidak patuh dalam pemberian tahun, 16 responden (37,2%)
insulin dalam kehidupan sehari-hari. berpendidikan sekolah dasar, 18
Penelitian yang dilakukan Lestari responden(41,9%) mempunyai
(2013) hasil penelitian memperlihatkan pekerjaan Ibu rumah tangga, 25
kecenderungan penolakan insulin responden (58,1%) berjenis kelamin
perempuan dan 21 responden
dilakukan oleh pasien yang memiliki
(48,8%) melakukan waktu
penegetahuan rendah, sehingga tidak pemberian insulin sebelum makan.
bisa menggunakan insulin sendiri. 2. Gambaran Tingkat pengetahuan
Oleh karena itu, diperlukan tingkat pada pasien diabetes melitus dalam
pengetahuan yang baik dan tingkat pemberian injeksi insulin
kecemasan yang sedang dari pasien didapatkan sebagian besar 29
diabetes untuk memperpanjang usia responden (67,4%) mengalami
pengetahuan baik pasien diabetes
sehingga kesehatan dapat diperolehnya. melitus dalam pemberian injeksi
Hal ini sesuai dengan firman Allah insulin. dan 14 responden (32,6%)
SWT yang dijelaskan dalam Al Qur‟an responden mengalami pengetahuan
surat Asy Syu‟ara ayat 78 - 81 sebagai cukup pasien diabetes melitus
berikut : dalam pemberian injeksi insulin.
Yaitu Tuhan yang telah 3. Gambaran Kecemasan pada pasien
diabetes melitus dalam pemberian
menciptakan aku, maka dialah yang
injeksi insulin didapatkan data
menunjukan aku dan tuhanku yang Dia sebanyak 25 responden (58,1%)
memberikan dan minum kepadaku dan mempunyai kecemasan ringan

12
pasien diabetes melitus dalam DAFTAR PUSTAKA
pemberian injeksi insulin di RSUD Archentari, 2014 “Hubungan Antara
Kraton Kabupaten Pekalongan , 15 Religiusitas dengan Kecemasan
responden (58,1%) memiliki Terhadap Kematian pada Individu Fase
kecemasan normal/tidak cemas Dewasa Madya di PT Tiga Serangkai
pasien diabetes melitus dalam Group” , Semarang
pemberian injeksi insulin di RSUD Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Kraton Kabupaten Pekalongan dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
3 responden (7%) memiliki Cipta
kecemasan sedang pasien diabetes Brunner & Suddarth, 2012 “ Texbook of
melitus dalam pemberian injeksi medical surgical nursing”. Lippiincot:
insulin di RSUD Kraton Kabupaten Williams & Wilknis.
Pekalongan. Dahlan Sopiyudin, 2012 “Langkah-Langkah
4. Ada Hubungan Tingkat pengetahuan Membuat Proposal Penelitian Bidang
Dengan kecemasan Pasien diabetes Kedokteran dan Kesehatan Seri 3 Edisi
melitus dalam pemberian injeksi 2”, Jakarta; Sagung Seto.
insulin Di RSUD Kraton Kabupaten Dharma Kelana Kusuma, 2013 “ Metodologi
Pekalongan dengan p value 0,003. Penelitian Keperawatan Panduan
A. Saran Melaksanakan dan Menerapkan Hasil
1. Bagi profesi keperawatan Penelitian”, Jakarta; Trans Info Media.
Diharapkan penelitian ini Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016
dapat menjadi bahan masukan bagi “Profil Kesehatan Provinsi Jawa
profesi keperawatan untuk Tengah Tahun 2016”
menerapkan atau www.dinkesjatengprov.go.id
mengimplementasikan serta Donsu Jenita Doli Tine, 2017 “ Psikologi
menginformasikan mengenai Keperawatan Aspek-Aspek Psikologi
tingkat pengetahuan dan Konsep Dasar Psikologi Teori Perilaku
kecemasan pada pasien diabetes Manusia”, Yogyakarta; Pustaka Baru
melitus dalam pemberian injeksi Press.
insulin El-Menouar, 2014 “The Five Dimensions of
2. Bagi Institusi Pendidikan Muslim Religiosity, Results of an
Diharapkan penelitian ini Empirical Study” 12 Agustus 2019
dapat dijadikan referensi bagi pukul 09:17 WIB
mahasiswa lain terkait Fajriyah Nuniek Nizmah, 2018 “ Jurnal Study
pembelajaran mengenai tingkat Deskriptif Deteksi Dini Kaki Diabetisi
pengetahuan dan kecemasan pada Di Puskesmas Kabupaten Pekalongan”
pasien diabetes melitus dalam Stikes Muhammadiyah Pekalongan.
pemberian injeksi insulin Hastono Sutanto Priyo, 2016 “ Analisis Data
3. Bagi peneliti lain pada Bidang Kesehatan”, Jakarta;
Penelitian selanjutnya di Rajagrafindo Persada.
harapkan dapat meneliti tentang Hermayudi dan Ayu Putri Ariani, 2017
variebel lain seperti kepatuhan “Metabolik Endokrin” Yogyakarta;
dalam pengobatan dan respon nyeri Nuha Media.
dalam pemberian suntik injeksi Hidayat A. Aziz Alimul, 2009 “ Metode
insulin yang dapat mengetahui Penelitian Keperawatan dan Teknik
lebih dalam tentang pasien diabetes Analisi Data”, Jakarta; Salemba
melitus dalam pemberian injeksi Medika.
insulin .

13
Isgiyanto Awal, 2015. Teknik Pengambilan Distres pada Pasien Diabetes Melitus
Sampel Pada Penelitian Non- di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”
Eksperimental. Yogyakarta : Mitra Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Cendikia. Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Ishab Noor Fitriardi, Chandra Prasetiya Hadi, Riyanto Agus (2017). Aplikasi Metodologi
2016 “Gambaran Tingkat Pengetahuan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta;
Pasien Diabetes Melitus Tentang Nuha Medika
Penyakit Diabetes Melitus di RSUD dr Riwidikdo Handoko, 2015 “ Statistik
H Soewondo Kendal”, Akper Widya Kesehatan Belajar Mudah Teknik
Husada Semarang Analisis Data Dalam Penelitian
Keliat Budi Anna, Akemat Pawiro Wiyono, Kesehatan (Plus Aplikasi Software
Herni Sutanti, 2015 “ Manajemen SPSS)”, Yogyakarta; Mitra Cendikia
Kasus Gangguan Jiwa CMHN Press
(Intermediate Course)”, Jakarta; Rondonuwu Rolly, Lucia Moningka,
Kedokteran EGC. Ramandha Patani, 2014 “Hubungan
Lewis Dirksen Heitkemper Dan Bucher 2014. Pengetahuan dengan Kecemasan pada
Manurung Nixson, 2016 “Terapi Klien Pre Operasi Katarak dibalai
Reminiscence Solusi Pendekatan Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)
Sebagai Upaya Tindakan Keperawatan Manado”, Manado
dalam Menurunkan Kecemasan, Stress Salmawati, 2010 “Faktor-faktor yang
dan Depresi”, Jakarta; Trans Info Mempengeruhi Tingkat Kecemasan
Media. pada Pasien Hemodialisis di Rumah
Nindyasari Dwi Nike, 2010 “Perbedaan Sakit Dr.Wahidin Sudirohusodo
Tingkat Kecemasan pada Penderita Makassar”, Makassar
Diabetes Melitus (DM) Tipe 1 dengan Saputri Belladina Tiya, Atiek Murhayati,
Diabetes Melitus Tipe II”, Fakultas Galih Setia Adi, 2017 “Hubungan
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Antara Tingkat Pengetahuan dengan
Surakarta. Kecemasan Pasien Diabetes Melitus
Notoatmodjo Soekidjo, 2010 “Metodologi Tipe 2 di RSUD Kabupaten
Penelitian Kesehatan”, Jakarta; Rineka Karanganyar”, Surakarta
Cipta. Setiadi, 2013 “ Konsep dan Praktik Penulisan
Padilla, 2018 “Buku Ajar: Keperawatan Riset Keperawatan Edisi 2”,
Medikal Bedah Dilengkapi Asuhan Yogyakarta; Graha Ilmu.
Keperawatan Pada Sistem Cardio, Setiati Siti, Dkk, 2015 “Buku Ajar Ilmu
Perkemihan, Integumen, Persyarafan, Penyakit Dalam jilid II Edisi VI”,
Gastrointestinal, Muskuloskeletal, Jakarta; Interna publishing.
Reproduksi, dan Respirasi”, Singal Grasela, Mario E. Katuuk, Yolanda
Yogyakarta; Nuha Medika. B.Bataha “Hubungan Pengetahuan
Pramita Zenia, Lisa Aditama, “ Efektivitas Tentang Terapi Insulin dengan Insiasi
Edukasi Terapi Insulin Terhadap Insulin pada Pasien Diabetes Melitus
Pengetahuan dan Perbaikan Glikemik Tipe 2 di Rumah Sakit Pancaran Kasih
Pasien Diabetes Melitus”, Volume 2, GMIM Manado” e-journal
Nomor 4, Desember 2013. Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor
Prasetyono Dwi Sunar,2012 “Daftar Tanda 1, Mei 2017.
dan Gejala Ragam Penyakit”, Jakarta; Syari‟ati Atika Widya, 2015 “Hubungan
FlashBooks. Kecemasan dengan Kadar Gula Darah
Riyambodo Berdy, 2017 “ Hubungan Antara Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di
Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat RSUD Salatiga”, Surakarta; Fakultas

14
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Soegondo Sidartawan, Pradana Soewondo dan
Imam Subekti, 2011 “Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu Edisi
Kedua”, Jakarta; Balai Penerbit FKUI.
Susila & Suyanto, 2015 “Metodologi
Penelitian Cross Sectional” Klaten:
Boss Script
Sutanto Teguh, 2013 “Diabetes Deteksi
Pencegahan, Pengobatan” Yogyakarta;
Buku Pintar.
Tarwoto, Wartonah, Ikhsan Taufiq dan Lia
Mulyadi, 2016 “ Keperawatan Medikal
Bedah Gangguan Sistem Endokrin”,
Jakarta; Trans Info Media.
Wahdah Nurul, 2011 “ Menaklukan Hipertensi
dan Diabetes (Mendeteksi, Mencegah
dan Mengobati dengan Cara Medis dan
Herbal)”, Yogyakarta; Multipress.
Wawan A dan Dewi M, 2014 “ Teori dan
Pengukuran, Pengetahuan dan Sikap
Perilaku Manusia”, Yogyakarta; Nuha
Medika.
World Health Organization. (2017). „The Top
10 Causes of Death‟, diakses pada
tanggal 2 Februari 2017 di
http://www.who.int/mediacentre/factsh
eets/fs310/en/#.WMA7G_W0_Dc.
facebook

15

Anda mungkin juga menyukai