Disusun oleh:
Nama NPM TUGAS
Aisyah Tri Mulyani 260110170074 Data Pengamatan
Dwi Yuri Arista 260110170075 Data Pengamatan
Abed Nego 260110170076 Tujuan, Prinsip, Teori Dasar
Felix Sitorus 260110170077 Pembahasan
Maretty Erwanta E R 260110170078 Tujuan, Prinsip, Teori Dasar
Dewi Ria Oktavia 260110170079 Pembahasan
Wulan Intani 260110170080 Pembahasan
Afifah Tri Ambarwati 260110170081 Prosedur, Alat dan Bahan
Erica Willy 260110170082 Editor
II. Prinsip
4.2 Bahan
a. Agar miring dengan plumbum asetat
b. Agar miring sitrat dengan bromtimol biru
c. Agar tegak
d. Kaldu glukosa (MR-VP)
e. Kaldu glukosa dengan merah fenol
f. Kaldu laktosa dengan merah fenol
g. Kaldu maltosa dengan merah fenol
h. Kaldu manosa dengan merah fenol
i. Kaldu sakarosa dengan merah fenol
j. Kaldu urea dengan merah fenol
k. Reagen Barritt A (Alfa-Naftol)
l. Reagen Barritt B (Kalium Hidroksida)
m. Reagen Kovac
n. Reagen Metil Merah
o. Sampel Bakteri
V. Data Pengamatan
d. Diamati perubahan
yang terjadi setelah
inkubasi.
2. Uji Fermentasi
Karbohidrat
a. Disiapkan 5 tabung reaksi
Sakarosa
yang telah berisi media cair
dan terdapat tabung durham
Bakteri memakan
yang berisi kaldu yang
nutrisi pada agar
masing masing terdapat
sehingga terjadi
glukosa, laktosa, manosa, Sakarosa
perubahan warna
maltose, sakarosa.
pada media dan
b. Dioleskkan sampel
terdapat
bakteri menggunakan hose
gelembung gas di
ke dalam tabung reaksi.
tabung durham
c. Inkubasi selama 24 jam
dan amatilah biakan dalam
tabung durham berisi gula Glukosa (+g) Glukosa
gula tersebut dengan Bakteri memakan
indicator merah fenol. nutrisi pada agar
sehingga terjadi
perubahan warna
pada media dan
terdapat
gelembung gas di
tabung durham Laktosa
Laktosa (-)
Tidak terjadi
perubahan warna
padamedia,
sehingga hasil
dinyatakan Maltosa
negative
Maltosa (+g)
Bakteri memakan
nutrisi pada agar
sehingga terjadi
perubahan warna
Manosa
pada media dan
terdapat
gelembung gas di
tabung durham
Manosa (+g)
Bakteri memakan
nutrisi pada agar
sehingga terjadi
perubahan warna
pada media dan
terdapat
gelembung gas di
tabung durham
3. Uji MR
a. Disiapkan tabung reaksi
Hasil uji : Positif
yang telah terisi media cair.
Terjadi perubahan
b. Ditambahkan sampel
warna dari bening
kedalam media tersebut
menjadi merah
menggunakan hose
saat diteteskan
c. Sampel diinkubasi selama
reagen merah
24 jam.
metih
d. Hasil dari inkubasi di
tambahkan indicator 3-4
tetes merah metal
e. Diamati perubahan yang
terjadi.
4. Uji VP
a, Disiapkan tabung reaksi
Hasil Uji: Negatif
yang telah terisi media cair.
b. Ditambahkan sampel ke Tidak terjadi
dalam media tersebut perubahan warna
menggunakan hose ketika
c. Sampel diinkubasi selama penambahan
24 jam. reagen VPa dan
d. Hasil dari inkubasi di VPb sebanyak
tambahkan dengan indicator masing-masing 1-
10 tetes barrit, lalu kocok tetes
dengan kuat selama 20-30
detik.
e. Diamati perubahan yang
terjadi
5. Uji Urea
a. Disiapkan tabung reaksi
Hasil uji: positif
yang telah berisi kaldu
Terjadi perubahan
urea
warna pada media
b. Ditambahkan sampel ke
setelah masa
dalam media tersebut
inkubasi
dengan hose
c. Sampel diinkubasi
selama 24 jam.
d. Diamati perubahan yang
terjadi setelah inkubasi.
6. Uji TSIA
Fe2+ membentuk FeS berwarna hitam dan mengendap). Media TSIA berisi
tiga macam karbohidrat, bagian bawah (butt) glukosa, dan bagian atas (slant)
atau bagian lereng berisi laktosa dan sukrosa. Kedalam media juga
ditambahkan indikator fenol merah dan FeSO4. Hasil yang didapatkan adalah
hanya bagian atas media saja yang berwarna kuning, dan bagian bawahnya
tidak berubah warna. Hal ini kemungkinan besar bukan karena sampel bakteri
hanya dapat memfermentasi laktosa dan sukrosa saja, tetapi lebih dikarenakan
bakteri yang belum terlalu banyak tumbuh saat diinkubasi, dikarenakan bahan
makanan pada permukaan media masih banyak, sehingga baktei belum butuh
untuk mengambil makanan dari bagian bawah media (dibuktikan saat dalam
media glukosa murni sampel bakteri dapat melakukan fermentasi).
Berdasarkan percobaaan yang dilakukan ternyata sampel bakteri tidak dapat
menghasilkan H2S dari proses fermentasi, karena warna bagian bawah media
tidak berubah menjadi hitam.
Lalu yang selanjutnya ada uji MR (Metil Red). Dimana uji MR ini
merupakan suatu pengujian untuk mengetahui kemampuan suatu
mikroorganisme dalam mengoksidasi glukosa dan juga dalam menstabilkan
konsentrasi asam yang tinggi sebagai suatu produk akhir. Kegunaan indikator
merah metil dalam pengujian ini adalah sebagai penanda bahwa terjadi
perubahan dalam pengujian dimana warna berubah menjadi merah. Hasil yang
didapatkan dari pengujian MR pada praktikum ini terbentuknya warna merah
pada media yang digunakan. Hal tersebut terjadi karena organisme –
organisme tersebut memfermentasi glukosa didalam medium MR, sehingga
menghasilkan asam laktat, asetat, suksinat, dan juga format disamping CO2,
H2 dan etanol. Dimana pada saat bakteri – bakteri tersebut memfermentasi
glukosa pH akan turun sampai ± 0,5, hal ini mengakibatkan pada saat
ditambahkan indikator merah metil akan berubah warna menjadi merah.
Uji VP (Voges – Proskauer) merupakan pengujian yang memiliki tujuan
untuk menunjukkan kemampuan dari mikroorganisme dalam menghasilkan
produk akhir non asam atau netral. Reagen barrit berfungsi untuk mendeteksi
senyawa 2,3 – butandiol, metode ini tidak dapat dilakukan secara langsung
sehingga harus melalui prekursor yaitu asetoin, dimana apabila terdapat
asetoin dalam media tersebut maka akan terjadi perubahan warna menjadi
merah muda. Namun dalam hasil yang kita dapatkan tidak terjadi perubahan
warna pada media yang telah ditambahkan reagen barrit. Hal tersebut berarti
bakteri yang terdapat pada media tidak mengandung asetoin didalamnya
sehingga menghasilkan hasil yang negatif.
Uji Simon Sitrat merupakan uji yang dilakukan untuk melihat apakah
suatu bakteri menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan
sumber nitrogennya berasal dari garam amonium dan bukan asam amino.
Media yang digunakan yaitu media padat Pada percobaan hasilnya negatif
karena media yang berwarna hijau (mengandung indikator biru bromtimol)
tidak berubah menjadi biru dimana keadaan menjadi alkalin.
Kemudian dilakukan uji urea dengan menggunakan bahan kaldu urea
untuk mengetahui suatu bajkteri memiliki enzim urease yang dpat melepaskan
amoniak dari molekul urea. Medium yang digunakan untuk uji mengandung
merah fenol sebgai indikator pH. Tanda suatu bakteri memiki enzim urease
medium akan mengalami perubahan warna dari kuning menjadi merah
keunguan. Hasil yang didapat dari percobaan negatif dimana tidak terjadi
perubahan warna. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan terhadap
sampel maka kemungkinan bakteri dalam sampel yaitu Escherichia coli.
VII. Kesimpulan
Anggraini, Rika, Dwinna Aliza, Siska Mellisa. 2016. Identifikasi Bakteri Aeromonas
Hydrophila Dengan Uji Mikrobiologi Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) Yang Dibudidayakan Di Kecamatan Baitussalam Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah.
Volume 1, No. 2: 270-286.
Campbell, N. A., Jane B. R., dan Lawrence G. M. 2003. Biologi Edisi 5 Jilid II.
Jakarta : Erlangga
Elvira, I., Sri W., dan Nur A. 2016. Karakteristik Sifat Biokimia Isolat bakteri Asam
Laktat yang Dihasilkan Dari Proses Fermentasi Wikau Maombo. Jurnal Sains
dan Teknologi Pangan. Vol. 1 no. 2 hal. 121 – 124
Ganesan R, Muthuchelian K. 2009. Molecular identification of bacterial species
in Gundaru river basin of Thirumangalam, Madurai District, South India :
J Pure Appl Microbiol 3:289–294.
Jutono, Udarsono, Hartadi, Suhadi, Susanto. 1980. Pedoman Mikrobiologi Umum
(Untuk Perguruan Tinggi). Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Lestari, N., Rodesia M. R., dan Atria M. 2014. Analisis Fisiologi Bakteri
Lignoselulolitik dan Aktinomisetes Selulolitik dan Ligninolitik Dari
Tanah Gambut Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar Sebagai Agen
Biokompos. JOM FMIPA. Vol. 1 no. 2 hal. 571 – 580
Murwani, S. 2015. Dasar – Dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang : UB Press.